Metabolisme Karbohidrat.docx
-
Upload
andri-saputra -
Category
Documents
-
view
56 -
download
4
description
Transcript of Metabolisme Karbohidrat.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara biokimia karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul
air.[3] Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan
ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular
untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi
sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino
dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya
kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian
(kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Memenuhi tugas matakuliah biokimia
2. Mengetahui pengertian karbohidrat
3.Mengetahui metabolism karbohidrat
1
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau senyawa
yang dihidrolisis dari keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen,
dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen memiliki perbandingan 2 : 1 seperti molekul
air misalnya glukosa 12 : 6 atau 2 : 1; sukrosa 12 : 11 atau 2 : 1. Karena perbandingan tesebut
orang dulunya menduga karbohidrat merupakan penggabungan dari “karbon” dan “hidrat
atau air” sehingga molekul ini disebut karbohidrat. Walaupun penamaan ini tidak tepat,
molekul ini tetap dinamakan karbohidrat hingga sekarang.
Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain
yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat. Karbohidrat
yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama energi yang
dikonsumsi oleh kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen,
karbohidrat berfungsi sebagai penyedia sementara glukosa. Karbohidrat dapat juga berfungsi
sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada jaringan pengikat
dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat jenis lain dapat berperan sebagai pelumas
sendi kerangka, sebagai perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifitas biologi pada
permukaan sel hewan.
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang dimilikinya, seperti
gugus –OH, gugus aldehida dan gugus keton. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa karena adanya gugus aldehida atau keton
bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini dapat digunakan untuk identifikasi karbohidrat
dan tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu ++dan ion Ag+.
Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi katabolisme
dan anabolisme. Tujuan katabolisme karbohidrat adalah untuk mendapatkan energi yang
tersimpan dalamm senyawanya. Energi yang dihasilkan biasanya disimpan lagi dalam
senyawa energi tinggi sebelum digunakan. Sementara anabolisme karbohidrat bertujuan
untuk memasok karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrien utama yang
dibuat dari senyawa-senyawa yang amat sederhana seperti CO2 atau senyawa lainnya.
2
2.2. Biokimia Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari beberapa senyawa yang sangat melimpah di alam. Senyawa yang
termasuk dalam biomolekul ini dapat digolongkan dalam berbagai macam. Penggologan
karbohidrat dapat dilakukan berdasarkan bentuk cincin sikliknya, yaitu golongan furanosa,
bila karbohidrat tersebut mempunyai cincin beranggota 5 dan firanosa, bila mempunyai
cincin beranggota 6. Atom karbon suatu molekul gula dinomori mulai dari ujung yang paling
dekat dengan aldehid atau keton.
Struktur Furan dan Piran
Sebagai suatu molekul polimer seperti asam nukleat dan protein maka karbohidrat dapat juga
digologkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, ada 3 jenis karbohidrat berdasarakan
penggolongan ini yaitu: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat
dihidrolisis lagi. Beberapa molekul monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur.
Monosakarida mempunyai rumus kimia (CH2O)n dimana n=3 atau lebih. Jika gugus karbonil
pada ujung rantai monosakarida turunan aldehida maka monosakarida ini disebut aldosa. Dan
bila gugusnya merupakan turunan keton maka monosakarida tersebut dinamakan ketosa.
Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah gliseraldehida, sedangkan monosakarida
ketosa yang paling sederhana adalah dihidroksiaseton.
Kedua monosakarida sederhana tersebut masing-masing mempunyai 3 atom karbon (triosa).
Monosakarida lain mempunyai 4 atom karbon (tetrosa) dan 5 atom karbon (pentosa) dan 6
atom karbon (heksosa). Heksosa, zat manis dan berbentuk kristalin adalah salah satu
monosakarida terpenting. Beberapa contoh heksosa sehari-hari adalah: gula tebu, gula
gandum, gula susu, pati, dan selulosa. Pentosa yang umum adalah ribosa yaitu salah satu unit
penyusun mononukleotida asam nukleat.
Kelompok aldoheksosa penting misalnya glukosa (dekstrosa, gula anggur, gula darah).
Fungsi utama glukosa adalah sumber energi dalam sel hidup. Di alalm glukosa banyak
3
terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Monosakarida ini mengandung 5 gugus
hidroksilia dan sebuah gugus aldehida yang di lekatkan pada rantai 6 karbon.
Struktur Glukosa Siklik
Senyawa kelompok ketoheksosa misalnya fruktosa (levulosa, gula buah). Fruktosa
mengandung 5 gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2 dari rantai enam-karbon.
Molekul ini kebanyakan berada dalam bentuk siklik.
Struktur Fruktosa Siklik
Oligosakarida
Karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh monosakarida digolongkan dalam
kelompok oligasarida. Termasuk kelompok oligosakarisa adalah disakarida, trisakarida, dan
seterusnya sesuai dengan satuan monosakarudanya. Molekul ini terdiri atas dua satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Disakarida yang dikenal diantaranya
adalah sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum), laktosa (gula susu), dan selobiosa.
Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama (C12H22O11) tetapi struktur
molekulnya berbeda.
Maltosa terbentuk melalui ikatan glikosida α antara atom karbon nomor satu dari glukosa satu
dengan atom karbon nomor empat dari glukosa yang lain. Maltosa merupakan unit ulangan
dalam amilosa pati. Selobiosa juga tersusun dari dua monosakarida glukosa berikatan
glikosida β antara karbon satu dengan karbon empat. Selobiosa merupakan unit ulangan
dalam selulosa. Laktosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon nomor 1 pada galaktosa
4
dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Laktosa merupakan hdrat utama dalam air susu
hewan. Sukrosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon nomor 1 pada glukosa dengan
karbon nomor 2 pada fruktosa.
Struktur Beberapa Disakarida
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat bentuk polimer dari satuan monosakarida yanng sangat
panjang. Polisakarida berfungsi sebagai: bahan bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat
spesifik. Contoh polisakarida bahan bangunan adalah selulosa yang memberikan kekuatan
pada kayu dan dahan bagi tumbuhan dan kitin, komponen struktur kerangka luar serangga.
Polisakarida nutrisi yang lazzim adalah pati (starch pada padi dan kentang) dan dlikogen pada
hewan. Contoh polisakarida zat spesifik adalah heparin yang berfungsi mencegah koagulasi
darah.
Struktur Amilosa
5
Strukur Amilopektin
Rumus kimia Polisakarida adalah (C6H10O5)n. Molekul ini dapat digolongkan menjadi
polisakarida struktural seperti selulosa, asam hialuronat dan sebagainya. Dan polisakarida
nutrien seperti amilum (pada tumbuhan dan bakteri), glikogen (hewan), dan paramilium
(jenis protozoa).
Amilum terdiri atas dua macam polisakarida, yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua-duanya
merupkan polimer glukosa. Amilosa terdiri atas 250-3000 unit D-glukosa. Sedangkan
amilopektin terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Unit glokosa amilosa dirangkaikan
dalam bentuk linier dalalm bentuk ikatan glikosida α(1→4). Amilosa mempunyai ujung
nonreduksi dan ujung reduksi. Berat molekulnya bervariasi dari beberapa ratus sampai
150.000. amilopektin adalah polisakarida bercabang. Dalam molekul ini, rantai pendek dari
rangkaian glikosida α(1→4) unit glukosa digabungkan dengan rangkaian glikosida lain
melalui ikatan glikosida α(1→6).
Selulosa adalah polisakarida yang tersusun dari unit-unit glukosa yang dirangkaikan melalui
ikatan glikosida β(1→4). Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk
dinding sel. Dalam tubuh manusia selulosa tidak dapat dicernakan karena tidak ada enzzim
pencerna selulosa. Meskipun demikian selulosa yang berbentuk serat tumbuhan seperti
sayuran atau buah-buahan, dapat digunakan sebagai senyawa pelancar pencernaan makanan.
6
Struktur Selulosa
Asam hialuronik merupakan mukopolisakarida (heteropolisakarida) yaitu suatu senyawa
gelatin dengan berat molekul tinggi. Asam hialuronik disusun oleh unit asam glukuronik dan
asetil-glukosamin. Dua monosakarida berbeda tersebut dirangkaikan oleh ikatan β(1→3).
Unntuk membentuk disakarida yang terikat β(1→4) dengan unit ulangan berikutnya.
Selain itu polisakarida dapat digolongkan berdasarkan pada penyusun monomer polisakarida
tersebut. Bila monomer dari polisakarida identik maka polisakarida ini digolongkan ke dalam
homopolisakarida. Dan sebaliknya juga monosakaridanya berbeda, maka disebut
heteropolisakarida. Contoh homopolisakarida adalah selulosa dan khitin. Sedangkan
heteropolisakarida misalnya asam mukopolisakarida, glikoprotein, glikolipid, peptidoglikan.
Glikogen adalah bentuk cadangan glukosa pada sel-sel hewan. Pada tumbuhan terdapat
cadangan glukosa bentuk lain seperti amilosa, amilopektin atau selulosa. Perbedaan antara
polisakarida ini adalah glikogen merupakan α-1 dari glukosa dan umumnya mempunyai
ikatan cabang α-1,6 untuk setiap satuan glukosa.
Struktur Glikogen
Amilosa yaitu polimer glukosa yang tidak bercabang dan terikat satu dengan yang lain
melalui ikatan α-1,4 ; amilopektin adalah polimerglukosa yang berhubungan melalui ikatan
7
α-1,4 dan mengandung cabang yang lebih sedikit dari glikogen. Sedangkan glukosa adalah
polimer glukosa yang mempunyai ikatan glikosida β-1,4. Amilosa dan amilopektin dapat
dicernakan oleh manusia sedangkan selulosa tidak dapat dicernakan oleh manusia dan
sebagian besar binatang lain.
Polisakarida lain yanng dihasilkan oleh sel-sel eukariot adalah glikoprotein, protoeglikan dan
glikosaminoglikan. Glikoprotein adalah protein yang mengandung polisakarida. Karbohidrat
ini terikat pada protein melalui ikatan glikosidik ke serin, treonin, hidroksilisin atau
hidroksipolin. Preteoglikan atau mukopolisakarida terdiri atas rantai protein dengan
polisakarida berulang. Sedangkan glikosaminoglikan adalah satuan berulang polisakarida
proteoglikan tanpa rantai proteinnya.
Gugus karbonil yang ada pada semua karbohidrat sangat reaktif dan dapat membentuk
hemiasetal atau asetal degan senyawa lain (XOH).
Sifat struktur cincin karbohidrat dibawa melalui reaksi gugus karbonil dengan gugus alkohol
kedua pada C-4 atau C-6 yang menghasilkan hemiasetal antar molekul, dimana XOH
bertindak sebagai sisa molekulnya. Gugus hidroksil baru pada C-1 cukup reaktif, pada
kondisi yang baik gugus tersebut dapat ftergabung dengan gugus hidroksil gula yang lain,
dengan kehilangan air untuk membentuk ikatan glikosida (-O-) dan terbentuk molekul
disakarida.
2.3. Katabolisme Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat mulai dari mulut dengan menggunakan katalis enzim amilase atau
ptialin. Di mulut karbohidrat terurai dengan putusnya ikatan α-1,4, glikosida menjadi
karbohidrat sederhana dan oligosakarida serta glukosa dekstran terbatas. Dekstran merupakan
glukosa bercabang karena memiliki ikatan glikosida α-1,6. Enzim amilase tidak dapat
mendegradasi molekul ini.
Di dalam lambung enzim amilase tidak berfungsi karena suasana asam lambung. Reaksi
degradasi dilanjutkan di dalam usus dengan katalis amilase-α pankreas. Produksi degradasi
ini adalah karbohidrat sederhana dan oligosakarida seperti produk amilase-α dalam mulut.
Kemudian enzim khas lain mencernakan substrat tersebut lebih lanjut sampai terbentuk
monosakarida berupa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan monosakarida lainnya yang dapat
diserap dan masuk ke dalam darah.
8
2.4. Katabolisme Oligosakarida
Penguraian karbohidrat dalam proses pencernaan menghasilkan beberapa oligosakarida dan
monosakarida. Oligosakarida tidak dapat dicernakan pada proses di atas karena mulut tidak
memiliki enzim untuk memecah ikatan β-1,4. Oligosakarida ini akan diproses lebih lanjut
menjadi monosakarida sebelum memasuki usus halus dan siklus glikolisis. Reaksi yang
terpenting dalam tahap ini adalah pemecahan disakarida seperti sukrosa, laktosa dan maltosa.
Reaksi penguraian disakarida ini menghasilkan unit-unit heksosanya.
2.5. Katabolisme Monosakarida (Glikolisis)
Di dalam sel, katabolisme monosakarida glukosa, fruktosa dan galaktosa pertama kali
dilakukan oleh enzim-enzim glikolisis yang larut dalam sitoplasma. Glikolisis (Gluko =
glukosa; lisis = penguraian) adalah proses penguraian karbohidrat (glukosa) menjadi piruvat.
Reaksi penguraian ini terjadi dalam keadaan ada atau tanpa oksigen. Bila ada oksigen, asam
piruvat akan dioksidasi lebih lanjut menjadi CO2 dan air misalnya pada hewan, tanaman dan
banyak sel mikroba yang berada pada kondisi aerobik. Bila tanpa oksigen, asam piruvat akan
diubah menjadi etanol (fermentasin alkohol) pada ragi atau menjadi asam laktat pada otot
manusia yang berkontraksi.
Penguraian glukosa secara umum dibagi dalam dua tahap yaitu tahap glukosa diuraikan
menjadi gliseraldehida 3-fosfat dan tahap gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 3-
fosfogliseroil fosfat. Tahap pertama merupakan pemotongan rantai heksosa, sedangkan tahap
kedua adalah reaksi penyimpanan energi.
Proses glikolisis awalnya dilakukan melalui fosforilasi glukosa menjadi glukosa-6-fosfat
dengan enzim heksokinase. Kemudian glukosa-6-fosfat diisomerasi menjadi fruktosa-6-fosfat
oleh enzim fosfoglukoisomerase, melibatkan pergeseran oksigen karbonil dari atom karbon
nomor satu ke atom karbon nomor 2.
Fosforilasi fruktosa-6-fosfat merupakan reaksi selanjutnya. Proses ini dikatalis oleh enzim
ffosforuktokinase. Kebalikan dengan reaksi tidak dapat balik yang berfungsi sebagai bagian
pengontrol kedua proses glikolisis.
Fruktosa-1,6-difosfat lalu diuraikan menjadi triosa fosfat yaitu gliseraldehida-3fosfat dan
dihidokroksiaseeton fosfat dengan katalis aldolase fruktosa difosfat (adolase). Reaksi ini
9
berjalan dalam dua arah. Dihidroksiaseeton fosfat secara tepat di ubah menjadi
gliseraldehida-3-fosfat dengan enzim isomerase triosa fosfat. Selanjutnya adalah
interkonfersi gliseral dehida-3-fosfat menjadi 3-fosfogliseroil fosfat. Reaksi ini adalah tahap
adlah tahap awal dalam reaksi penyimpanan energy dalam bentuk ATP. Enzim yang
mengkatalis reaksi ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat.
Kemudian dengan enzim kinase fosfogliserat terjadi pemindahan fosfat dari 3-fosfogliseroil
fosfat ke ADP membentuk ATP dan 3-fosfogliserat. Kedua reaksi awal tahap kedua ini
bersama-sama menyusun suatu proses yang berkaitan dengan energi. Pengubahan 3-
fosfoggliserat menjadi 2-fosfogliserat merupakan reaksi berikutnya. Enzim yang mengkatalis
reaksi ini adalah fosfogliserat mutase. Istilah mutase menunjukkan enzim yang berperan
dalam mengkatalis pergeseran intramolekul gugus fungsional.
Tahap Glikolisis Anaerobik
Dehidrasi 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat dikatalis oleh enolase. Pada reaksi
sebelumnya melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dalam molekul substrat,
sedangkan reaksi dehidrasi ini menyebabkan pemindahan dapat balik molekul air dari 2-
fosfogliserat.
Tahap terakhir glikolisis adalah pemindahan gugus fosfat dari fosfoenolpiruvat ke ADP
membentuk ATP dan enolpiruvat. Reaksi ini dikatalis oleh enzim kinase piruvat dan bersifat
mutlak tidak dapat balik pada kondisi intrasel. Enolpiruvat biasanya secara nonenzimatik
tersusun kembali menjadi ketopiruvat sebagai bentuk piruvat utama pada pH 7,0.
10
2.6. Katabolisme Monosakarida Lain
Selain glukosa yang diolah dalam jalur glikolisis, galaktosa, fruktosa, dan glikogen, juga
diubah menjadi heksosa dan memasuki jalur glikolisis tersebut pada tahap-tahap tertentu.
Glikogen dipecah untuk membantu mempertahankan glukosa dalam darah dan untuk
memenuhi kebutuhan energi melalui proses glikogenolisis (pembelahan glikogen). Reaksi
glikogenolisis dimulai dengan memfosforilasi glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dengan
katalis fosforilase. Kemudian hasil ini diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomutase. Produk ini selanjutnya dapat memasuki jalur glikolisis
Fruktosa dalam jaringan lemak mengalami fosforilasi dan membentuk fruktosa 6-fosfat
dengan katalis heksokinase. Produk reaksi ini kemudian memasuki jalur glikolisis. Dalam
hati, usus, dan ginjal, fruktosa mengalami fosforilasi menjadi fruktosa 1-fosfat dengan katalis
fruktokinase. Kemudian fruktosa 1-fosfat dipecah dengan bantuan enzim aldolase menjadi
gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Dihidroksi aseton fosfat diubah kembali
menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan memasuki jalur glikolisis. Sedangkan gliseraldehid hasil
kerja enzim fruktosa 1-fosfatase dioksidasi kembali menjadi gliserat. Produk akhir ini dapat
mengalami fosforilasi menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan ADP. 2-fosfogliserat ini
kemudian memasuki jalur glikolisis.
Fosforilasi galaktisa oleh enzim galaktosakinase menghasilkan galaktosagalaktosa 1-fosfat.
Hasil ini bereaksi dengan DUP-glukosa menghasilkan glukosa 1-fosfat dan UDP-galaktosa.
UDP-galaktosakemudian mengalammi epimerisasi pada kedudukan 4 membentuk UDP
glukosa dengagen enzim 4-epimerisase. Sedangkan glukosa 1-fosfat segera diubah menjadi
glukosa-6-fosfat oleh fosfoglukomutase dan masuk ke dalam jalur glikolisis.
2.7. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah reaksi pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa bukan
karbohidrat yang umum terjadi pada hewan dan manusia. Proses pembentukan glukosa ini
bukan merupakan tahap kebalikan dari glikolisis. Hal ini disebabkan oleh adanya 3 reaksi
likolisis yang tidak dapat balik karena enzim yang digunakan berbeda. Ke tiga treaksi
tersebuat adalah 1). Reaksi pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa dengan menggunakan
ATP dan enzim heksokinase. 2). Reaksi pembentukan fruktosa-1,6-difosfat dari fruktosa-6-
fosfat dan ATP oleh enzim fosfofruktokinase. Dan 3). Reaksi pembentukan asam piruvat dari
fosfoenolpiruvat dan ADP dengan enzim piruvat kinase.
11
Reaksi Glukoneogenesis
Reaksi pembentukan glukosadari piruvat atau gliserol dimulai dalam mitokondria.
Pembentukan glukosa dengan sumber piruvat di awali dengan karboksilasi piruvat oleh
piruvat karboksilasi menghasilkan oksaloasetak. Kemudian produk ini mengalami reaksi
transaminasi dan menghasilkan aspartat. Aspartat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma
dan mengalami transaminsasi kembali untuk membentuk oksaloasetat. Selanjutnya
dekarboksilase dan fosforilasi oksalosasetat oleh fosfoenolpiruvat karboksilase membentuk
fosfoenolpiruvat. Produk ini diubah berturut-turut diubah menjadi 2-fosfogliserat dan 3-
fosfogliserat. Produk ini ini diubah kembali menjadi gliseraldehid 3-fosfat yang berada
dalam kesetimbangan dengan dihidroksiaseton fosfat, yang berkondensasi menghasilkan
fruktosa 1,6 difosfat.
Kemudian fruktosa 6-fosfat dibentuk dari fruktosa 1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh
enzim fruktosa 1,6-difosfatase. Dan dengan bantuan enzim-enzim glikolisis, fruktosa 6-fosfat
diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfatase merupakan enzim terakhir pada
pembentukan glukosa dari piruvat. Enzim ini membebaskan glukosa dari ikatan fosfat.
Glukoneogenesis dengan sumber piruvat ini umumnya terjadi pada usus, trombosit, hati, dan
ginjal.
Pembentukan glukosa dari gliserol terjadi dalam hati dan ginjal. Mula-mula gliserol
mengalami fosforilasi, membentuk gliserol 3-fosfat dengan katalis gliserol kinase. Kemudian
senyawa ini dioksidasi oleh NAD menjadi dihidroksiaseton fosfat dengan enzim gliserol
fosfat dehidroginase. Dihidroksiaseton fosfat selanjutnya diproses seperti pada reaksi
glukoneogenesis dari piruvat.
12
Asetat dan Asetil Ko-A dapat menjadi substrat glukoneogenesis melalui pemecahan dua
karbon yang melewati siklus krebs. Dlam reaksi dengan molekul ini tidak terjadi penambahan
jumlah atom karbon sehingga tidak ada peningkatan dalam substrat glukoneogenesis.
2.8. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat menggunakan energi matahari yang ditangkap
melalui reaksi kompleks dan melibatkan banyak molekul mikro dan makro. Proses ini
merupakan cara tumbuhan membuat makanan. Karbohidrat terbentuk dari molekul kecil dari
persamaan dasar sebagai berikut:
cahaya matahari
H2O + CO2 (CH2O) + O2
Selain karbohidrat proses ini juga menghasilkan oksigen sehingga mencapai keseimbangan
oksigen di alam.
Fotosintesis memainkan peran penting dalam menyambung siklus karbon dan oksigen dengan
cara mereduksi karbon yang telah dioksidasi dalam respirasi. Fotosntesis pada organisme
prokariot terjadi pada membrane yang berlapis sedangkan pada eukariot terjadi pada organel
kloroplas. Kedua system memiliki klorofil untuk menyerap cahaya tampak.
Fotosintesis yang dilakukan oleh bakteri terjadi dalam spesies hijau dan ungu. Kedua spesies
memanfaatkan enrgi cahaya dengan bantuan klorofil dan karotenoid (sebagai donor elektron).
Bakteri ada yang memanfaatkan belerang seperti penggunaan oksigen dalam tanaman. Reaksi
fotosintesis yang dilakukan oleh bakteri adalah:
cahaya matahari
2H2S + CO2 (CH2O) + H2O + 2S
Proses fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi terbagi dalam dua reaksi utama, yaitu reaksi
gelap dan reaksi terang. Kedua proses tersebut terpisah tetapi saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Pada reaksi terang, energi matahari ditangkap oleh perangkat fotosistem dan
diubah menjadi NADPH (tenaga pereduksi) dan ATP ( energi kimia). Atom H dari molekul
H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Sedangkan O2 dilepaskan sebagai
hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini dirangkaikan dengan reaksi pembentukan ATP
13
dari ADP dan Pi. Pada reaksi gelap prosesnya tidaksakarid langsung menggunakan cahaya
matahari. Reaksi pada tahap ini merupakan reaksi pembentukan karbohidrat (monosakarida)
melalui reduksi CO2, dengan menggunakan ATP dan NADPH yang diperoleh pada reaksi
terang. Monosakarida ini dapat mengalami polimerisasi membentuk gula (disakarida),
selulosa dan lain-lain.
Reaksi dalam Fotosintesis
Glukosa disintesis dari CO2 melalui siklus Calvin-Bassham atau siklus C3. Selain itu reaksi
ini dengan beberapa modifikasi terjadi juga melalui siklus C4 atau siklus Hatch-Slack. Calvin-
Bassham dan Hatch-Slack adalah empat orang pertama yang menemukan reaksi sintesis
glukosa pada beberapa golongan tumbuhan. Sedangkan C3 menunjukkan golongan senyawa
berkarbon tiga (3-fosfogliserat) yang terbentuk pada: buah-buahan, sayur-sayuran, padi-
padian, dan kacang-kacangan. Dan C4 menunjukkan golongan senyawa berkarbon empat
(oksaloasetat) yang terbentuk pada tumbuhan tropik , dan tumbuhan asli daerah sedang
sampai tropic seperti jagung, tebu, dan sorgum.
Reaksi awal pada siklus Calvin-Bassham merupakan fiksasi CO2 dari udara. Selanjutnya CO2
berkondensasi dengan ribulosa 1,5-difosfat (RuDP), membentuk molekul asam 3-
fosfogliserat (3GP) dengan katalis karboksilase ribulosa 1,5-difosfat. Kemudian 3GP diubah
menjadi 1,3 difosfogliserat dengan bantuan ATP, NADPH, H+ dan katalis kinase
fosfogliserat. Produk ini kemudian diubah menjadi 3-fosfogliseraldehida (G3P) dengan enzim
14
dehidrogenase 3-fosfogliserildehida dan NADP+ serta ADP. Selanjutnya G3P melalui reaksi
kompleks dengan berbagai enzim diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat, fruktosa 6-fosfat
(F6P) dan lain-lain. Gliseraldehid 3-sofat dengan bantuan enzim triosafosfat isomerase
membentuk dihidroksiaseton fosfat (DHAP). G3P bereaksi dengan DHAP dengan katalis
fruktosadifosfat aldolase membentuk fruktosa 1,6 difosfat (FDP). Selanjutnya FDP dengan
katalis heksosadifosfat membentuk fruktosa 6-fosfat (F6P). Dan F6P dengan bantuan katalis
glukosafosfat isomerase dapat membentuk glukosa 6-fosfat (G6P). Produk ini dengan katalis
glukosa 6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa dan fosfat (Pi).
F6P yang bereaksi dengan G3P dapat membentuk silulosa 5-fosfat (X5P) dan eritrosa 4-fosfat
(E4P) dengan katalis transketolase. Selanjutnya E4P bereaksi dengan DHP dengan bantuan
katalis fruktosadifosfat aldolase membentuk sedoheptulosa 1,7-disfosfat (SDP).Salah satu
gugus fosfat dari produk ini kemudian dilepaskan dengn katalis heksodifosfat menjadi
sedoheptulosa 7-fosfat (S7P). Selanjutnya dengan katalis transketolase S7P bereaksi dengan
G3P membentuk ribose 5-fosfat (R5P) dan silulosa 5-fosfat (X5P). Kemudian R5P dengan
enzim ribosafosfat isomerase diubah menjadi ribulosa 5-fosfat (Ru5P). Demikian juga
dengan X5P diubah menjadi Ru5P dengan katalis ribulosafosfat 3-epimerase. Dan Ru5P
dengan bantuan ATP dan enzim fosforibulokinase kembali RuDP untuk kemudian melakukan
reaksi seperti semula.
Pada siklus C4 terdapat beberapa tambahan jalur metabolic. Siklus C4 ini membantu siklus
Calvin-Bassham dalam mebawa CO2 dari udara menuju riblosa 1,5-difosfat sehingga dapat
diproses dengan cara yang sama melalui siklus C3 atau siklus Calvin. Perbedaan yang penting
dengan tumbuhan C3 adalah lintas C4 didahului oleh tahap-tahap tambahan untuk fiksasi awal
CO2 ke dalam senyawa empat karbon (oksaloasetat), sebelum CO2 digabungkan ke dalam
fosfogliserat.
Senyawa fruktosa 6-fosfat yang terbentuk pada siklus Calvin selanjutnya dapat memasuki
berbagai jalur biosintetik glukosa dan lain-lain. Senyawa fruktosa 6-fosfat dapat diubah
menjadi glukosa 6-fosfat melalui reaksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian
glukosa 6-fosfat menjadi precursor untuk tiga jenis karbohidrat tumbuhan seperti sukrosa,
pati dan selulosa yang tidak dihasilkan oleh hewan.
Secara ringkas proses fotosintesis yang melibatkan reaksi terang dan reaksi gelap tersebut
dapat digambarkan dalam 2 bagian reaksi, sebagai berikut :
15
Reaksi total fotosintesis mempunyai perubahan energy bebas positif sehingga harus ada
energy matahari agar reaksi ini dapat berjalan. Bilamana tumbuhan tidak menggunakan
oksigen yang terbentuk maka bakteri anaerobic berwarna ungu, dengan pengaruh belerang
(H2S) dapat memanfaatkan unsur belerang yang terbentk untuk memanfaatkan reaksi
fotisintesis.
Sejumlah kecil bakteri lain dapat memanfaatkan molekul-molekul organik tertentu sebagai
donor electron, sebagai ganti air atau H2S.
Hewan dan organisme heterotropik umumnya tidak dapat melangsungkan redusi bersih CO2
untuk membentuk glukosa “baru” seperti yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan dan
organisme fotosintetik ini.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau senyawa
yang dihidrolisis dari keduanya. Unsur utama penyusun karbohidrat adalah karbon, hidrogen,
dan oksigen. Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme
fotosintetik lain yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan
karbohidrat. Karbohidrat dapat juga berfungsi sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri
dan tanaman serta pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat
jenis lain dapat berperan sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai perekat diantara sel, dan
senyawa pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel hewan.
Metabolisme karbohidrat seperti halnya metabolisme lainnya terdiri dari reaksi katabolisme
dan anabolisme.Tujuan katabolisme karbohidrat adalah untuk mendapatkan energi yang
tersimpan dalamm senyawanya. Energi yang dihasilkan biasanya disimpan lagi dalam
senyawa energi tinggi sebelum digunakan. Sementara anabolisme karbohidrat bertujuan
untuk memasok karbohidrat pada makhluk hidup sebagai salah satu nutrien utama yang
dibuat dari senyawa-senyawa yang amat sederhana seperti CO2 atau senyawa lainnya.
3.2.Saran
Dari pembahasan makalah tentang jenis-jenis mikroorganisme, kami menyampaikan agar
kiranya kita memahami tentang metabolism karbohidrat. Sehingga dapat mengambil manfaat
untuk lebih memahami pelajaran biokimia ini.
17
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Hamid A.Toha, Abdul, 2001. Biokimia : Metabolisme Biomolekul, Alfabeta.Manokwari.
Wirahadikusumah, M., 1985 . Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. ITB.
Bandung.
Schumm, D.E., 1992. Intisari Biokimia . Binarupa Aksara . Jakarta .
mhanafi123.files.wordpress.com/.../metabolisme-karbohidrat-d3.pdf
wawan-junaidi.blogspot.com
http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/reaksi-terang-gelap-fotosintesis.html
18