Mesin Fluida
Transcript of Mesin Fluida
i
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
(LKPP)
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Pengembangan Modul Pendukung Learning Strategy untuk Mata
Kuliah Mesin Fluida pada Program Studi Teknik Sistem Permesinan
Kapal Jurusan Perkapalan
Oleh
BAHARUDDIN ST. MT
NIP. 132 205 948
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Februari 2008
JURUSAN PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2008
ii
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Judul : Pengembangan Modul Pendukung Learning Strategy untuk
Mata Kuliah Mesin Fluida pada Program Studi Teknik
Sistem Permesinan Kapal Jurusan Perkapalan.
Nama Lengkap : Baharuddin ST., MT
N I P : 132 205 948
Pangkat/Golongan : Lektor / III C
Jurusan : Perkapalan
Fakultas/Universitas : Teknik/Hasanuddin
Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) Bulan
Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008
Biaya : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah)
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin Sesuai
dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor:
469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Februari 2008
Makassar 4 Februari 2008
Mengetahui
Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Dekan, Pembuat Modul,
Prof. Dr.Ir.H.Muh.Saleh Pallu. MEng Baharuddin ST., MT
Nip. 131 287 807 Nip. 132 205 948
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sang pencipta, berkat ijin
beliau penyusunan modul pembelajaran mata kuliah Mesin Fluida telah rampung kami
selesaikan. Sebagai pengalaman pertama dalam membuat modul pembelajaran, kendala
yang dihadapi menjadi tantangan tersendiri dan membuat kami semakin bersemangat
untuk menyelesaikannya.
Materi dalam modul ini merupakan kompilasi dari berbagai sumber yang kami
rangkum, baik dari buku-buku referensi maupun dari buku-buku elektronik yang kami
peroleh dari internet.
Kami menyadari bahwa modul yang kami buat masih mempunyai kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik membangun senantiasa kami harapkan untuk
penyempurnaan pada pembuatan modul-modul pembelajaran berikutnya.
Terima kasih kami haturkan kepada Universitas Hasanuddin, khususnya kepada
LKPP sebagai penyelenggara kegiatan pelatihan “transformasi dari teaching learning
centered ke student learning centered” yang sekaligus membiayai dalam pembuatan
modul ini.
Wassalam
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Kedudukan mata kuliah Mesin Fluida dalam keseluruhan program pembelajaran
di program studi Teknik Sistem Permesinan Kapal dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
SEMESTER I SEMESTER II SEMESTER III SEMESTER IV SEMESTER V SEMESTER VI SEMESTER VII SEMESTER VIII
002UU2
Pendidikan Agama
2 SKS
012UU2
Bahasa Indonesia
2 SKS
102AM3
Kalkulus I
3 SKS
102AF3
Fisika Dasar I
3 SKS
111TY3
Teknologi Mekanik
3 SKS
112TP2
Menggambar Teknik
2 SKS
114TY2
Ilmu Bahan
2 SKS
114TP2
Pengantar Teknologi
Kelautan
2 SKS
001UU2
Pancasila
2 SKS
011UU2
Bahasa Inggris
2 SKS
152AM3
Kalkulus II
3 SKS
152AF3
Fisika Dasar II
3 SKS
121TY2
Elemen Mesin
2 SKS
122TY3
Mekanika Teknik
3 SKS
123TY3
Teori Bangunan Kapal
3 SKS
124TY2
Mekanika Fluida
2 SKS
008UU2
Kewarganegaraan
2 SKS
231TY3
Matematika Teknik I
3 SKS
236TY2
Ekonomi Teknik
2 SKS
233TY3
Thermodinamika
3 SKS
234TY3
Tahanan Kapal
3 SKS
232TY2
Konstruksi Kapal
2 SKS
235TY3
Mesin Fluida
3 SKS
XXXUU2
Sosial Budaya Bahari
2 SKS
242TY2
Statistik Teknik
2 SKS
244TY2
Analisa Numerik dan
Pemrog. Komputer
2 SKS
241TY3
Matematika Teknik II
3 SKS
248TY3
Perpindahan Panas
3 SKS
245TY3
Propulsi Kapal I
3 SKS
246TY3
Permesinan Kapal I
3 SKS
243TY2
Sistem Pembangkit
Kelistrikan
2 SKS
247TY2
Pembangkit Daya/
Energi Alternatif
2 SKS
357TY3
Perancangan Kapal
3 SKS
352TY2
Sistem dan Instalasi
Perpipaan
2 SKS
354TY3
Pengaturan Udara &
Sistem Pendingin
3 SKS
351TY2
Propulsi Kapal II
2 SKS
355TY3
Permesinan Bantu
3 SKS
353TY2
Sist. Inst. Listrik dan
Elektronika Kapal
2 SKS
356TY3
Permesinan Kapal II
3 SKS
366TY2
Alat dan
Perlengkapan Kapal
2 SKS
361TY3
Sistem Pengendalian
3 SKS
365TY3
Keandalan/Reliability
3 SKS
363TY3
Perencanaan
Permesinan Kapal I
3 SKS
362TY2
Marine Safety
2 SKS
364TY3
Reparasi Permesinan
Kapal
3 SKS
36XTY2
Pilihan I
2 SKS
474TY3
Getaran Sistem
Permesinan Kapal
3 SKS
479TY2
CAD/CAM
2 SKS
471TY3
Sistem Transmisi
Permesinan
3 SKS
475TY3
Perencanaan
Permesinan Kapal II
3 SKS
473TY2
Metodologi Penelitian
2 SKS
477TY3
Kerja Praktek
3 SKS
47XTY2
Pilihan II
2 SKS
482TY1
Seminar
1 SKS
481TY1
Seminar Tugas
Merancang
1 SKS
499UU4
Kuliah Kerja Nyata
4 SKS
19 SKS 20 SKS 20 SKS 20 SKS 19 SKS 19 SKS 18 SKS 11 SKS
Pilihan I : Pilihan II ;
1. Riset Operasi 1. Sistem Pengendalian
Lanjut
2. Ketel Uap 2. Pencemaran Laut
3. Korosi 3. Kewirausahaan
483TY5
Skripsi
5 SKS
v
Sedangkan peta kedudukan modul sebagaimana gambar di bawah ini;
vi
RINGKASAN
Mata kuliah Mesin Fluida merupakan mata kuliah wajib yang disajikan pada
semester III (tiga) di Program Studi Teknik Sistem Permesinan Kapal Jurusan
Perkapalan Fakultas Teknik Unhas. Materi yang bahas dalam mata kuliah ini yakni
berbagai jenis dan sistem mesin-mesin fluida seperti pompa, fan, blower, kompresor.
Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah pendukung untuk mencapai
kompetensi pembelajaran di Program Studi Teknik Sistem Perkapalan dimana
disebutkan bahwa alumni program studi teknik sistem permesinan kapal akan ditujukan
untuk menghasilkan tenaga profesional yang mampu dan terampil dalam merekayasa
dan merancang sistem-sistem instalasi perpipaan di kapal dan bangunan kelautan
lainnya yang ramah lingkungan, serta alumni yang berkemampuan merekayasa serta
merancang sistem permesinan, kelistrikan dan perpipaan dalam pekerjaan teknik yang
relevan.
Modul pembelajaran Mesin Fluida terdiri atas 5 (lima) modul yakni;
Modul I : Pengantar Mesin Fluida
Modul II : Karakteristik Sistem Pemompaan
Modul Iii : Prinsip Pompa dan sistem pemompaan
Modul IV : Fan Dan Blower
Modul V : Kompresor dan Sistem Udara Tekan
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan umum di atas kapal, peranan pompa,
fan, blower dan kompresor sangat penting. Sebagai contoh, pompa sebagai salah satu
pesawat bantu berfungsi sebagai sarana untuk memindahkan zat cair dari satu tempat ke
tempat lainnya. Untuk melaksanakan fungsi itu masih diperlukan perangkat tambahan
lainnya sehingga peran sebagai sarana pemindah zat cair dapat dilaksanakan dengan
baik. Adapun perangkat tambahan yang dimaksud adalah sistem perpipaan sebagai
sarana atau tempat mengalirnya cairan dari satu tempat ke tempat lainnya di atas kapal.
Dalam melaksanakan fungsi transfer atau perpindahan zat cair/fluida, maka pompa
harus mampu mengatasi sejumlah tahanan dari jaringan pipa hendak yang dilaluinya.
Tahanan (head) ini terbagi menjadi head stasis dan head karena friksi. Sebagai patokan
dalam merencanakan pompa, maka titik kinerja pompa ditentukan berdasarkan
pertemuan antara kurva kinerja pompa dengan kurva sistem yang selanjutnya disebut
dengan titik operasi pompa.
vii
Dalam beberapa kasus, efektifitas sebuah sistem perpipaan dan pemompaan
dapat ditentukan oleh jenis pompa yang digunakan. Dalam modul ketiga ini akan
dibahas berbagai jenis pompa yang paling sering digunakan. Jenis pompa dapat
dibedakan berdasarkan cara kerja dan bagian-bagian yang menyusun pompa tersebut.
Dalam pemilihan sebuah pompa, hal yang tak kalah penting adalah mekanisme
penggerak pompa tersebut. Sistem penggerak pompa biasanya sudah terintegrasi dengan
pompa itu sendiri, namun untuk pompa dengan kapasitas yang besar hal ini biasanya
terpisah.
Penggunaan fan blower di kapal sangat umum dan cukup luas pemakaiannya,
mulai dari sistem pengkondisian udara pada ruangan penumpang dan akomodasi,
sampai untuk mensuplai kebutuhan udara di kamar mesin. Fungsi penyediaan udara
bersih ini disuplai oleh alat yang dinamakan fan dan blower. Penentuan daya dan
pemilihan jenis fan dan blower sangat ditentukan oleh karakteristik yang dikehendaki
pada ruangan tersebut. Tingkat kerumitan instalasi juga ditentukan oleh jenis kapal dan
tata letak ruangan yang hendak disuplai udaranya, terutama pada jenis kapal yang
membutuhkan volume udara dan ruangan yang cukup banyak seperti pada kapal
penumpang. Penyediaan udara kering pada kamar mesin untuk melangsungkan operasi
mesin sangat dibutuhkan keberadaan fan blower.
Penggunaan kompresor untuk pelayanan udara bertekanan tinggi di kapal sangat
penting mengingat diantara berbagai jenis mesin fluida yang ada, kompresor memiliki
tekanan kerja yang tertinggi dibanding dengan jenis-jenis mesin fluida bertekanan
lainnya. Kebutuhan udara bertekanan tinggi di atas kapal pada umumnya untuk
pelayanan sistem penyalaan mesin, sistem bejana tekan, pada pompa hydrophone, dan
untuk keperluan bersih-bersih di kamar mesin. Kompresor yang digunakan bisa dari
jenis portable maupun jenis mesin penggerak kompresor yang di power share dengan
mesin induk. Pada salah satu cabang kompresor biasanya dihubungkan ke sistem
manifold air laut di kapal untuk membersihkan sisa kotoran dari air laut selama
pelayanan sistem pendinginan mesin di kapal.
viii
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Peta Kedudukan Modul iv
Ringkasan vi
Daftar Isi viii
Modul I : Pengantar Mesin Fluida I-1/9
Modul II : Dasar-Dasar Mesin Fluida II-1/9
Modul III : Jenis-Jenis dan Cara Kerja Pompa III-1/11
Modul IV : Fan dan Blower IV-1/18
Modul V : Kompresor dan Sistem Udara Tekan V-1/20
Lampiran :
Rancangan Pembelajaran Berbasis SCL ix
MODUL I I - 1
MODUL I
PENGANTAR MESIN FLUIDA
MINGGU KE : 1
MODUL I I - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan transfer atau perpindahan semua jenis zat cair yang
terdapat di atas kapal, apakah bahan bakar, air tawar, air laut dan minyak pelumas
fungsi dari pompa dan sistem pendukungnya sangat mempunyai peranan penting. Untuk
memindahkan sejumlah bahan bakar dengan jumlah yang sangat besar tidaklah mudah.
Salah satu ciri aktivitas di atas kapal adalah setiap pekerjaan hendaknya dilakukan
seefektif mungkin sehingga penggunaan waktu yang tepat selalu diperhitungkan. Dapat
kita bayangkan jika memindahkan sejumlah bahan bakar, air tawar dan minyak pelumas
dikerjakan secara manual atau dengan kata lain menggunakan tenaga manusia, ini
tentunya memerlukan waktu yang lama sehingga efektivitas yang telah dicanangkan
tidak akan tercapai.
B. Ruang Lingkup Isi
Modul ini merupakan pengantar mesin fluida dimana di dalamnya membahas
tentang teori dasar mesin-mesin fluida, perhitungan energi, serta hal-hal apa saya yang
perlu dipertimbangkan dalam penyeleksian mesin – mesin fluida.
C. Kaitan Modul
Untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, pada
masing-masing butir bagian akan selalu dijumpai uraian materi, rangkuman dan bahan
latihan.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa dapat memahami dasar-dasar serta
prinsip kerja mesin fluida.
MODUL I I - 3
BAB II
PENGANTAR MESIN FLUIDA
2.1 PENDAHULUAN
Prinsip utama dan mendasar dengan digunakannya pompa dan sistem
perpipaannya di atas kapal dalam hal memindahkan sejumlah zat cair memberikan
keuntungan yang besar dalam hal pemanfaatan tenaga manusia. Dengan
demikian perlakuan terhadap unit pesawat bantu tersebut sangatlah diperlukan. Hal-hal
yang diperlukan adalah sikap setiap awak kapal bagian mesin untuk melaksanakan
perawatan dan perbaikan sesuai standar yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan
ketentuan tersebut maka usia pakai dari pompa dan sistem perpipaannya dapat
diperpanjang.
2.2 PRINSIP DASAR MESIN FLUIDA
Prinsip utama dan mendasar dengan digunakannya pompa dan sistem
perpipaannya di atas kapal dalam hal memindahkan sejumlah zat cair memberikan
keuntungan yang besar dalam hal pemanfaatan tenaga manusia. Dengan demikian
perlakuan terhadap unit pesawat bantu tersebut sangatlah diperlukan. Hal-hal yang
diperlukan adalah sikap setiap awak kapal bagian mesin untuk melaksanakan perawatan
dan perbaikan sesuai standar yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan ketentuan
tersebut maka usia pakai dari pompa dan sistem perpipaannya dapat diperpanjang.
Sebelum menjelaskan tentang instalasi serta kelengkapan mesin fluida terlebih
dahulu akan dijelaskan hal-hal atau bagian yang ada hubungannya dengan persoalan
tersebut
1. Mesin Fluida
Mesin fluida yang sering juga disebut mesin hidrolika adalah mesin yang dibuat
atau direncanakan untuk tujuan memindahkan energi baik dari fluida maupun ke
fluida.
Apabila energi mekanik dari luar dipindahkan ke suatu fluida dimana fluida
adalah cairan, maka alat itu disebut pompa, sedang apabila fluida itu merupakan
gas maka alat itu disebut kompresor.
MODUL I I - 4
Bila energi fluida atau energi dimasukkan ke dalam suatu fluida, macam-macam
gas ataupun diambilkan dari cairan dan dipindahkan oleh mesin dalam bentuk
energi mekanik, maka mesin itu adalah mesin hidrolika maupun turbin (turbin
gas ataupun turbin cairan).
2. Perhitungan Energi
Akibat dari gerak fluida maka dapat menimbulkan atau menghasilkan terutama
energi mekanik yaitu sebagai akibat dari kecepatan fluida (energi kinetis) dan
dari tekanannya (energi potensial dari tekanan) dan elevasi (energi potensial dari
elevasi). Dalam mekanik fluida terutama bila memperhatikan sifat-sifat fluida
dengan mengabaikan compressibility, maka akan didapatkan energi spesifik atau
energi persatuan berat fluida (E), sebagai berikut:
2
2.
v pE E
g γ= + + (1)
dimana,
( )
1.
A
v u dAa
= ∫ = merupakan kecepatan rata-rata pada luas penampang A pada
aliran melalui penampang dengan kecepatan distribusi tidak terbagi merata
U = distribusi kecepatan (velocity distribution)
A = luas penampang pipa
dA = bagian luas yang diambil sejarak r dari pusat pipa
2.3 PEMILIHAN DAN PERENCANAAN MESIN FLUIDA
Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang
akan dipompa. Agar pompa dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami kavitasi, perlu
direncanakan besarnya tekanan minimum yang tersedia pada inlet pompa yang
terpasang pada instalasinya. Dengan dasar tersebut maka putaran pompa dapat
ditentukan. Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat diketahui seperti diatas.
Tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar (khususnya perubahan kapasitas
dan head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan dipilih harus ditentukan dengan
memperhitungkan hal tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
pompa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
MODUL I I - 5
Tabel 1. Data yang Diperlukan untuk Pemilihan Pompa
No. Data yang
Diperlukan Keterangan
1. Kapasitas Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas
maksimum dan minimum
2. Kondisi Isap
(suction)
Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa.
Tinggi fluktuasi permukaan air isap. Tekanan yang
bekerja pada permukaan air isap. Kondisi pipa isap.
3. Kondisi Keluar
(discharge)
Tinggi permukaan air keluar ke level pompa. Tinggi
fluktuasi permukaan air keluar. Besarnya tekanan pada
permukaan air keluar. Kondisi pipa keluar.
4. Head total pompa Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi di atas
5. Jenis zat cair Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),
temperatur, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat.
6. Jumlah pompa
7. Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam kerja
seluruhnya dalam setahun
8. Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap.
9. Poros tegak atau
mendatar
Hal ini kadang ditentukan oleh pabrik pompa yang
bersangkutan berdasarkan instalasinya.
10. Tempat instalasi Pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian di atas
permukaan air, di luar atau di dalam gedung, fluktuasi
suhu.
Sumber : Pompa dan kompresor; pemilihan, pemakaian dan pemeliharaan.
Jika laju aliran keseluruhan telah ditentukan maka kapasitas pompa dapat
dihitung dengan membagi laju aliran total tersebut dengan jumlah pompa yang akan
digunakan. Dalam penentuan jumlah pompa yang akan digunakan, harus
memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Pertimbangan ekonomis;
Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi awal
pembangunan instalasi (Capitol cost) maupun biaya operasional dan perawatan
(maintenance).
- Biaya awal instalasi; umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya
keseluruhan untuk pembangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama
meskipun menggunakan jumlah pompa yang berbeda. Atau dengan kata lain
jumlah biaya untuk fasilitas mekanis kurang lebih proporsional terhadap laju
aliran asalkan head, NPSH tersedia, model dan jenis pompa tetap sama. Tetapi
jika jumlah pompa yang digunakan sedemikian rupa hingga memungkinkan
MODUL I I - 6
dipakainya pompa standar yang murah, maka biaya keseluruhan untuk fasilitas
mekanis kadang-kadang dapat lebih rendah.
- Biaya operasional dan perawatan; komponen biaya terbesar adalah untuk daya
listrik. Tapi biaya ini dapat ditekan dengan beberapa cara :
a. Apabila kebutuhan berubah-ubah, maka beberapa pompa dengan kapasitas
sama yaitu sebesar atau hampir sebesar konsumsi minimum harus dipakai.
Atau dapat juga menggunakan pompa dengan kapasitas berbeda.
b. Jika kapasitas pompa menjadi besar, efisiensi pompa juga menjadi lebih
tinggi, sehingga penggunaan daya menjadi lebih ekonomis.
Agar biaya operasional dan perawatan dapat ditekan, jumlah pompa yang
digunakan tidak boleh terlalu banyak. Selain itu sedapat mungkin pompa yang
dipakai sama agar dalam hal suku cadangnya dapat saling dipertukarkan. Hal ini
mempermudah dalam perawatan.
2. Batas Kapasitas Pompa; batas atas kapasitas suatu pompa tergantung beberapa hal :
- berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
- Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkatannya.
- Jenis penggerak dan cara mentransmisikan daya dari penggerak ke
pompa.
- Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang digunakan untuk
pengerjaan bagian-bagian pompa.
- Pembatasan pada performansi pompa (seperti kavitasi, dll).
3. Pembagian Resiko; penggunaan hanya satu pompa untuk melayani laju aliran
keseluruhan dalam suatu instalasi yang penting adalah besarnya resiko. Instalasi
tidak akan berfungsi jika satu-satunya pompa yang ada rusak. Jadi untuk
mengurangi resiko, perlu dipakai 2 pompa atau lebih, tergantung pentingnya suatu
instalasi. Selain itu, untuk meningkatkan keandalan instalasi, perlu disediakan
sedikitnya satu pompa cadangan, tergantung pada kondisi kerja dan pentingnya
instalasi.
MODUL I I - 7
BAB III
PENUTUP
3.1. RANGKUMAN
a. Mesin fluida yang sering juga disebut mesin hidrolika adalah mesin yang dibuat
atau direncanakan untuk tujuan memindahkan energi baik dari fluida maupun ke
fluida.
b. Akibat dari gerak fluida maka dapat menimbulkan atau menghasilkan terutama
energi mekanik yaitu sebagai akibat dari kecepatan fluida (energi kinetis) dan dari
tekanannya (energi potensial dari tekanan) dan elevasi (energi potensial dari
elevasi). ]
c. Pemilihan suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus diketahui
kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan
dipompa.
d. Agar pompa dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami kavitasi, perlu
direncanakan besarnya tekanan minimum yang tersedia pada inlet pompa yang
terpasang pada instalasinya.
3.2. MODEL DAN PROSES PEMBELAJARAN SCL
3.2.1 Modul Pegangan Dosen
a) Kegiatan Dosen
- Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa.
- Menjelaskan rumusan kompetensi mata kuliah.
- Menjelaskan rancangan pembelajaran berbasis KBK.
- Menjelaskan evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran.
- Menjelaskan materi dalam Modul I
- Mengevaluasi hasil pembelajaran
MODUL I I - 8
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
I Kontrak pembelajaran
Pengantar Mesin Fluida
Kuliah Interaktif,
Baharuddin ST.
MT
c) Strategi Pembelajaran
Materi kuliah ini menggunakan metode Kuliah interaktif untuk
memperkenalkan/ menguraikan tentang peranan mesin fluida sebagai komponen
pendukung sistem dalam kapal.
d) Daftar Nama Nara Sumber
No Nama Dosen /
Asisten
Kepakaran Telepon HP
1
2
Baharuddin ST. MT
Syerly Klara, ST. MT
Tutor
Tutor
490310
554611
6125395
081355823265
3.2.2 Modul Pegangan Mahasiswa
a) Kegiatan Mahasiswa
- Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen
- Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang
diberikan.
- Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar
(Bahan Ajar, Jurnal, referensi, dan lain-lain), baik yang sudah
disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan.
- Mahasiswa harus mengikuti tes tulis
- Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh
prosentase nilai dari kompetensi ini.
- Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis
yang telah dilakukan.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
kesatu Kontrak pembelajaran
Pengantar Mesin
Fluida
Kuliah Interaktif,
Pre test
Baharudin ST. MT
MODUL I I - 9
c) Lembar Kerja Mahasiswa
1. Jelaskan pengertian mesin fluida?
2. Jelaskan mekanisme kerja/prinsip kerja mesin fluida?
3. Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan suatu
pompa!
4. Jelaskan fenomena kavitasi dalam instalasi perpipaan!
3.2.3 Modul Assessment SCL
Form Penilaian Pertemuan/Minggu kesatu
Pertanyaan
No Stambuk
Nama
Mahasiswa 1
(25%)
2
(25%)
3
(25%)
4
(25%)
Result
(100%)
1
2
3
4
5
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietzel, F. Sriyono D, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Erlangga, Jakarta.
2. Govinda Rao, “Fluid Flow Machine”
3. Wiranto Aismunandar, “Pompa dan Kompresor”
4. Vasandani, “Hydraulics Machines: Theory & Design”
5. Cahyo Hardo Priyoasmoro, “Cara Mengkaji Piping dan Instrument Diagram”, UNEP
2006
6. Larry Bachus and Angel Custidio, “Know and Understand Centrifugal Pump”,
Elsevier.
7. Vals L. Lubanov, “Centrifugal Pump and Application”, Butterworth.
8. Karasik, I.J., “Centrigugal Pumps, Selection, Maintenance and Application”, New
York: Mc.Graw-Hil
9. Church A., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”, New York: Mc.Graw-Hill.
10. Steffanof., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”. New York: Mc.Graw-Hill.
MODUL II II - 1
MODUL II
KARAKTERISTIK
SISTEM PEMOMPAAN
MINGGU KE - 2
MODUL II II - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan fungsi transfer atau perpindahan zat cair/fluida, maka
pompa harus mampu mengatasi sejumlah tahanan dari jaringan pipa hendak yang
dilaluinya. Tahanan (head) ini terbagi menjadi head stasis dan head karena friksi.
Sebagai patokan dalam merencanakan pompa, maka titik kinerja pompa ditentukan
berdasarkan pertemuan antara kurva kinerja pompa dengan kurva sistem yang
selanjutnya disebut dengan titik operasi pompa.
B. Ruang Lingkup Isi
Modul ini membahas pengetahuan head dan cara menentukan titik operasi
pompa. Demikian pula dipaparkan bagaimana menilai kinerja dari sebuah pompa, titik
operasi pompa serta penentuan NPSH.
C. Kaitan Modul
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-jenis
head pada sistem, dan mampu menjelaskan bagaimana menentukan titik operasi pompa.
Dalam memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan pembelajaran maka pada
bagian akhir modul ini akan dijumpai rangkuman dan bahan latihan.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa memiliki kemampuan untuk
menjelaskan pengertian head, jenis-jenis head, mampu menentukan titik operasi pompa
serta menilai kinerja hisapan pompa.
MODUL II II - 3
BAB II
KARAKTRISTIK
SISTEM PEMOMPAAN
2.1 TAHANAN SISTEM (HEAD)
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju tertentu,
tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, tahanan sistem ini juga
disebut dengan “head”. Head total merupakan jumlah dari head statik dan head
gesekan/friksi.
a) Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang
dipompakan (lihat Gambar 2a). Head statik merupakan aliran yang independen
(lihat Gambar 2b). Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan
dan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Tekanan (psi) X 2,31
Head (dalam feet) =
Specific gravity
Head statik terdiri dari:
• Head hisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif
terhadap garis pusat pompa. hS nilainya positif jika ketinggian cairan di atas
garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada di bawah garis
pusat pompa (juga disebut “ pengangkat hisapan” )
• Head pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan
permukaan cairan dalam tangki tujuan.
MODUL II II - 4
Gambar 2a. Head Statik Gambar 2b. Head Statik Versus Aliran
b) Head gesekan/ friksi (hf)
Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk
mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini tergantung pada ukuran,
kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari
cairan. Head gesekan/ friksi sebanding dengan kuadrat debit aliran seperti
diperlihatkan dalam gambar 3. Loop tertutup sistem sirkulasi hanya menampilkan
head gesekan/ friksi (bukan head statik).
Gambar 3. Head Gesekan/Friksi versus Aliran
Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistem merupakan gabungan antara
head statik dan head gesekan seperti diperlihatkan dalam gambar 4a dan 4b.
MODUL II II - 5
Gambar 4a. Sistem dengan Head Statik Gambar 4b. Sistem dengan Head
Rendah Statik Tinggi
2.2 KURVA KINERJA POMPA
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa yang secara grafis
ditunjukkan dalam Gambar 5 sebagai kurva kinerja atau kurva karakteristik pompa.
Gambar memperlihatkan kurva pompa sentrifugal dimana head secara perlahan turun
dengan meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan sistem, head juga akan
naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan akhirnya
mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat diterima untuk jangka pendek tanpa
menyebabkan pompa terbakar.
Gambar 5. Kurva Kinerja Sebuah Pompa
MODUL II II - 6
2.3 TITIK OPERASI POMPA
Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat
dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva
sistem dengan kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6.
Gambar 6. Titik Operasi Pompa (US DOE, 2001)
2.4 KINERJA HISAPAN POMPA (NPSH)
Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung di bagian dalam
pompa. Hal ini dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih
rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya
adalah jika fluida semakin cepat dalam kran pengendali atau di sekitar impeler pompa.
Penguapan itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan
berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga
pengaruh yang tidak dikehendaki:
• Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.
• Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan bearing
menjadi lebih pendek
• Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan
dalam kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.
Head Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available
(NPSHA) menandakan jumlah hisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan
merupakan karakteristik rancangan sistem. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah
hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan
karakteristik rancangan pompa.
MODUL II II - 7
BAB III
PENUTUP
3.1. RANGKUMAN
a) Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan
yang dipompakan dan aliran yang independen.
b) Head friksi ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi
tahanan untuk mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini
tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan,
debit aliran, dan sifat dari cairan.
c) Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistem dengan kurva
pompa.
d) Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung di bagian dalam
pompa. Hal ini dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi
lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya).
3.2. MODEL DAN PROSES PEMBELAJARAN SCL
3.2.1 Modul Pegangan Dosen
a) Kegiatan Dosen
- Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa pada minggu kedua.
- Mengulangi rumusan kemampuan akhir yang diharapkan pada pertemuan
kedua.
- Melakukan umpan balik kepada mahasiswa mengenai materi pada
pembelajaran minggu kesatu.
- Menjelaskan materi pembelajaran pada pertemuan/minggu kedua.
- Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapi/
mempertanyakan bagian materi pembelajaran yang kurang jelas.
- Mengevaluasi hasil pembelajaran minggu kedua, dengan mengajukan
pertanyaan dan jawaban langsung dari mahasiswa.
MODUL II II - 8
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
Ke 2 Karakteristik sistem
pemompaan
Kuliah Interaktif
Baharudin ST. MT
c) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah interaktif untuk
memperkenalkan/ menguraikan berbagai istilah yang digunakan dalam
memahami karakteristik sistem pemompaan.
d) Daftar Nama Nara Sumber
No Nama Dosen /
Asisten
Kepakaran Telepon HP
1
2
Baharuddin ST. MT
Syerly Klara, ST.
MT
Tutor
Tutor
490310
554611
6125395
081355823265
3.2.2 Modul Pegangan Mahasiswa
a) Kegiatan Mahasiswa
- Mahasiswa mengikuti penjelasan kuliah dari dosen.
- Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang
diberikan.
- Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar
(Bahan Ajar, jurnal, referensi, dan lain-lain), baik yang sudah
disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan.
- Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh
nilai prosentase nilai dari kompetensi ini.
- Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis
yang telah dilakukan.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen Ruang
Kuliah
Kedua Karakteristik sistem
pemompaan
Kuliah
Interaktif
Baharudin ST.
MT
HL 104
MODUL II II - 9
c) Lembar Kerja Mahasiswa
1. Jelaskan pengertian head statik dan gesekan/friksi?.
2. Gambar dan jelaskan kurva kinerja pompa?.
3. Jelaskan bagaimana menentukan titik operasi pompa?.
4. Jelaskan pengertian hisapan pompa (NPSH)?.
3.2.3 Modul Assessment SCL
Form Penilaian Pertemuan/Minggu kedua
Pertanyaan
No Stambuk
Nama
Mahasiswa 1
(25%)
2
(25%)
3
(25%)
4
(25%)
Result
(100%)
1
2
3
4
5
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietzel, F. Sriyono D, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Erlangga, Jakarta.
2. Govinda Rao, “Fluid Flow Machine”
3. Wiranto Aismunandar, “Pompa dan Kompresor”
4. Vasandani, “Hydraulics Machines: Theory & Design”
5. Cahyo Hardo Priyoasmoro, “Cara Mengkaji Piping dan Instrument Diagram”, UNEP
2006
6. Larry Bachus and Angel Custidio, “Know and Understand Centrifugal Pump”,
Elsevier.
7. Vals L. Lubanov, “Centrifugal Pump and Application”, Butterworth.
8. Karasik, I.J., “Centrigugal Pumps, Selection, Maintenance and Application”, New
York: Mc.Graw-Hil
9. Church A., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”, New York: Mc.Graw-Hill.
10. Steffanof., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”. New York: Mc.Graw-Hill.
MODUL III III - 1
MODUL III
PRINSIP POMPA
DAN SISTEM PEMOMPAAN
MINGGU KE: 3 - 4 - 5 dan 6
MODUL III III - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa kasus, efektifitas sebuah sistem perpipaan dan pemompaan
dapat ditentukan oleh jenis pompa yang digunakan. Dalam modul ketiga ini akan
dibahas berbagai jenis pompa yang paling sering digunakan. Jenis pompa dapat
dibedakan berdasarkan cara kerja dan bagian-bagian yang menyusun pompa tersebut.
Dalam pemilihan sebuah pompa, hal yang tak kalah penting adalah mekanisme
penggerak pompa tersebut. Sistem penggerak pompa biasanya sudah terintegrasi dengan
pompa itu sendiri, namun untuk pompa dengan kapasitas yang besar hal ini biasanya
terpisah.
B. Ruang Lingkup Isi
Modul ini akan membahas pengetahuan tentang pembagian jenis-jenis pompa
berdasarkan prinsip operasinya, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan bagian-
bagian dari masing-masing jenis pompa tersebut.
Modul ketiga ini diperuntukkan untuk pertemuan pada minggu ketiga, keempat
dan kelima. Minggu ketiga dan keempat masih diisi dengan metode kuliah interaktif,
sedangkan pada minggu kelima dengan metode small group discussion. Topik materi
yang akan didiskusikan ditampilkan pada bagian akhir modul.
C. Kaitan Modul
Diharapkan setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
berbagai jenis-jenis pompa berdasarkan prinsip kerjanya, serta dapat menjelaskan
bagian-bagian pompa dan fungsi masing-masing bagian pompa. Seperti pada modul
sebelumnya, maka pada modul ketiga ini juga dijumpai latihan dan lembar kerja untuk
mahasiswa.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa memiliki kemampuan untuk
menjelaskan jenis-jenis pompa dan mengenal bagian-bagiannya.
MODUL III III - 3
BAB II
PRINSIP POMPA
DAN SISTEM PEMOMPAAN
2.1 PENGERTIAN POMPA
Pompa adalah suatu alat yang fungsi untuk memindahkan zat cair dari low
pressure zone ke high pressure zone.
Gambar 1. Keseimbangan Tekanan Fluida
Gambar 2. Pompa dan Keseimbangan Tekanan Fluida
Tanpa pompa dalam sistem ini, fluida akan bergerak ke arah berlawanan karena
adanya perbedaan tekanan. Pompa juga digunakan untuk memindahkan dari tempat
rendah ke tempat yang lebih tinggi, dan juga untuk memindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Pompa juga digunakan untuk menambah kecepatan aliran fluida dalam
pipa.
MODUL III III - 4
2.2 JENIS-JENIS POMPA
Pompa dapat dijumpai dalam berbagai ukuran untuk penggunaan yang luas.
Pompa-pompa dapat digolongkan menurut prinsip operasi dasarnya seperti pompa
dinamik atau pompa pemindahan positif (Gambar 3).
Gambar 3. Berbagai Jenis Pompa
Pada prinsipnya, cairan apapun dapat ditangani oleh berbagai rancangan pompa.
Jika berbagai rancangan pompa digunakan, pompa sentrifugal biasanya yang paling
ekonomis diikuti oleh pompa rotary dan reciprocating. Walaupun, pompa perpindahan
positif biasanya lebih efisien daripada pompa sentrifugal, namun keuntungan efisiensi
yang lebih tinggi cenderung diimbangi dengan meningkatnya biaya perawatan.
Berdasarkan jenis maka pompa dapat dibagi atas:
(a). Pompa yang bergerak bolak-balik disebut juga dengan pompa torak dan plunyer.
(b). Pompa yang bergerak berputar disebut juga pompa sentrifugal dan pompa ulir.
2.3 CARA KERJA BERBAGAI JENIS POMPA
(1). Pompa Torak
Berdasarkan langka toraknya, maka pompa torak dibagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Pompa torak kerja tunggal.
b. Pompa torak kerja ganda.
Adapun cara kerja pompa torak kerja tunggal adalah sebagai berikut, bila plunyer
naik (1) maka ruang di bawah plunger bertambah besar, sehingga tekanan menjadi
MODUL III III - 5
turun (vakum). Akibat dari hal tersebut air akan terhisap masuk ke dalam silinder
melalui katup isap (5). Bilamana plunyer bergerak turun, air akan tertekan melalui
katup tekan (6) dan keluar melalui pipa (10). Pompa plunyer merupakan sebuah
pompa kerja tunggal yaitu hanya terdapat satu langka naik dan satu langka turun
yang artinya terdapat satu langka isap dan satu langka tekan.
Sedang pompa torak kerja ganda adalah pompa dimana langka isap dan langka tekan
terjadi, baik waktu langka naik maupun waktu langka turun, yang artinya adalah tiap
satu langka naik dan satu langka turun terjadi 2 kali mengisap dan 2 kali menekan.
(2). Pompa Sentrifugal
Adapun cara kerja pompa sentrifugal adalah sebagai berikut, pompa sentrifugal
bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yaitu bahwa benda yang bergerak
secara melengkung akan mengalami gaya yang arahnya keluar dari titik pusat
lintasan yang melengkung tersebut. Besarnya gaya sentrifugal yang timbul
tergantung dari masa benda, kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung
lintasannya.
(3). Pompa Cincin Air.
Adapun cara kerja dari pompa cincin air adalah sebagai berikut, pompa cincin air
terdiri atas sebuah impeller dan rumah pompa yang terletak eksentris terhadap
impeller. Pada rumah pompa dibuat saluran tekan dan saluran isap. Apabila impeller
berputar dan dimasukkan air ke dalam rumah pompa, maka air akan ikut berputar
dengan impeller. Akibat putaran ini maka cairan akan berusaha menempel pada
dinding rumah pompa dan membentuk semacam cincin air.
(4). Pompa Ulir.
Adapun cara kerja dari pompa ulir adalah sebagai berikut, pompa ulir terdiri atas 2
buah ulir, yaitu ulir (I) dan ulir (II) yang masing-masing mempunyai ulir kanan dan
ulir kiri. Poros-poros dari masing-masing ulir ini dipasang sedemikian rupa sehingga
gigi ulir kanan masuk pada ruang antara gigi-gigi dari ulir kiri. Kedua ulir tadi
dipasang dalam satu rumah. Ulir (I) digerakkan
MODUL III III - 6
BAB III
PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
a) Pompa adalah suatu alat yang fungsi untuk memindahkan zat cair dari low
pressure zone ke high pressure zone.
b) Berdasarkan jenisnya pompa dapat dibagi atas:
• Pompa yang bergerak bolak-balik disebut pompa torak dan plunyer.
• Pompa yang bergerak berputar disebut juga pompa sentrifugal dan
pompa ulir.
3.2. MODEL DAN PROSES PEMBELAJARAN SCL
3.2.1 Modul Pegangan Dosen
a) Kegiatan Dosen
- Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa pada minggu ketiga dan keempat.
- Menyampaikan rumusan kemampuan akhir yang diharapkan pada
pertemuan ketiga dan keempat.
- Melakukan umpan balik kepada mahasiswa mengenai materi pada
pembelajaran minggu kedua.
- Menjelaskan materi pembelajaran pada pertemuan/minggu ketiga dan
keempat.
- Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapi/menanyakan
bagian materi pembelajaran yang kurang jelas pada pertemuan sebelumnya.
- Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan
langsung ke beberapa mahasiswa.
MODUL III III - 7
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Fasilitator
Ketiga Jenis-Jenis pompa Kuliah
Interaktif
Baharudin ST. MT
Keempat Bagian-Bagian Pompa Kuliah
Interaktif
Baharudin ST. MT
Kelima Tugas paper :
Head Pompa, NPSH,
Kavitasi, Hukum
Persamaan Aliran, dan
Efisiensi Pompa
Small Group
Discussion/Probl
em Based
Learning
Baharudin ST. MT
Keenam Tugas paper :
Kurva Kinerja Pompa,
Kurva Kinerja Sistem,
Pompa dan Motor
Aligment
Small Group
Discussion/
Problem Based
Learning
Baharudin ST. MT
c) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah interaktif pada
minguu ketiga dan keempat, sementara memasuki mnggu keenam dan ketujuh
dengan metode Small Group Discussion.
Pembagian grup diskusi dilakukan pada minggu ketiga, sehingga praktis
mahasiswa memiliki waktu 2 minggu untuk menyelesaikan tugas membuat
paper.
d) Daftar Nama Nara Sumber
No Nama Dosen /
Asisten
Kepakaran Telepon
1
2
Baharuddin ST. MT
Syerly Klara, ST. MT
Tutor
Tutor
490310
554611
3.2.2 Modul Pegangan Mahasiswa
a) Kegiatan Mahasiswa
- Mahasiswa mengikuti penjelasan kuliah dari dosen/fasilitator.
- Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang
diberikan.
- Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh
nilai prosentase nilai dari kompetensi ini.
MODUL III III - 8
- Mahasiswa yang mendapat giliran ditanya akan memberikan jawaban dan
dinilai oleh dosen.
- Memperhatikan jadwal pembagian kelompok yang diberikan dosen.
- Mencari referensi materi tugas. Dan mengerjakan tugas pembuatan paper.
- Pada minggu kelima dan keenam, secara bergantian tiap kelompok
mempresentasikan
b) Jadwal Kegiatan
Minggu
Topik
Bahasan
Metode
Pembelaja
ran
Dosen
Ruang
Kuliah
Ketiga Jenis-jenis
Pompa
Kuliah
Interaktif
Baharudin ST. MT HL 104
Keempat Bagian-bagian
pompa
Kuliah
Interaktif
Baharudin ST. MT HL 104
Kelima Tugas paper :
Head Pompa,
NPSH, Kavitasi,
Hukum
Persamaan
Aliran, dan
Efisiensi Pompa
Small
Group
Dicussion
Baharudin ST. MT HL 104
Keenam Tugas paper :
Kurva Kinerja
Pompa, Kurva
Kinerja Sistem,
Pompa dan Motor
Aligment
Small
Group
Dicussion
Baharudin ST. MT HL 104
c) Lembar Kerja Mahasiswa
• Minggu Ketiga
1. Jelaskan fungsi pompa dalam sebuah instalasi perpipaan!
2. Jelaskan komponen penukung sistem pemompaan lainnya!
3. Gambar dan jelaskan perbedaan antara pompa torak, pompa sentrifugal,
pompa cincin air, dan pompa ulir!
• Minggu Keempat
1. Jelaskan masing-masing prinsip kerja pompa torak dan pompa sentrifugal!,
2. Jelaskan masing-masing prinsip kerja pompa cincin air dan pompa ulir!.
• Minggu kelima dan keenam
1. Persentase tugas dam diskusi kelompok
MODUL III III - 9
3.2.3 Modul Assessment SCL
Form Penilaian Pertemuan/Minggu kelima dan keenam
Pertanyaan
No NIM Nama
Mahasiswa 1
(25%)
2
(25%)
3
(50%)
1
2
3
4
Pembagian Kelompok Grup Diskusi
Untuk Diskusi Minggu Kelima dan Keenam
Kelompok No NIM
Nama
Mahasiswa A B C D
1
2
3
4
MO
DU
L II
I
I
II -
10
Form
Pen
ilaia
n K
iner
ja M
ah
asi
swa
(Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
)
Mem
aham
i pri
nsi
f das
ar p
emo
mp
aan d
an s
iste
m p
emo
mp
aan
, j
enis
-jen
is d
an k
lasi
fikas
i
po
mpa,
ser
ta m
amp
u m
eren
can
aan u
kura
n-u
kura
n u
tam
a dar
i ber
bag
ai j
enis
-jen
is p
om
pa
dan
sis
tem
pem
om
paa
n.
Penguasaan
Materi
Kepemimpinan
Kerjsama
kelompok
Keaktifan
Inisiatif
Ketepatan
skedul
penyelesaian
Ketepatan
pemilihan
metode
penyelesaian
Kerjsama tim
Originalitas ide
pemecahan
masalah
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Sm
all
Gro
up D
iscu
ssio
n (
20
%)
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
MODUL III III - 11
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietzel, F. Sriyono D, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Erlangga, Jakarta.
2. Govinda Rao, “Fluid Flow Machine”
3. Wiranto Aismunandar, “Pompa dan Kompresor”
4. Vasandani, “Hydraulics Machines: Theory & Design”
5. Cahyo Hardo Priyoasmoro, “Cara Mengkaji Piping dan Instrument Diagram”, UNEP
2006
6. Larry Bachus and Angel Custidio, “Know and Understand Centrifugal Pump”,
Elsevier.
7. Vals L. Lubanov, “Centrifugal Pump and Application”, Butterworth.
8. Karasik, I.J., “Centrigugal Pumps, Selection, Maintenance and Application”, New
York: Mc.Graw-Hil
9. Church A., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”, New York: Mc.Graw-Hill.
10. Steffanof., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”. New York: Mc.Graw-Hill.
MODUL IV IV - 1
MODUL IV
FAN DAN BLOWER
MINGGU KE: 7 - 8 - 9 dan 10
MODUL IV IV - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan fan blower di kapal sangat umum dan cukup luas pemakaiannya,
mulai dari sistem pengkondisian udara pada ruangan penumpang dan akomodasi,
sampai untuk mensuplai kebutuhan udara di kamar mesin.
Fungsi penyediaan udara bersih ini disuplai oleh alat yang dinamakan fan dan
blower. Penentuan daya dan pemilihan jenis fan dan blower sangat ditentukan oleh
karakteristik yang dikehendaki pada ruangan tersebut. Tingkat kerumitan instalasi juga
ditentukan oleh jenis kapal dan tata letak ruangan yang hendak disuplai udaranya,
terutama pada jenis kapal yang membutuhkan volume udara dan ruangan yang cukup
banyak seperti pada kapal penumpang.
Penyediaan udara kering pada kamar mesin untuk melangsungkan operasi mesin
sangat dibutuhkan keberadaan fan blower.
B. Ruang Lingkup Isi
Modul ini akan membahas pengetahuan tentang jenis-jenis fan dan blower,
menilai karakteristiknya, serta menilai kerjanya yang dituangkan dalam grafik efisiensi
atau grafik kinerja fan dan blower.
C. Kaitan Modul
Diharapkan setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
berbagai jenis-jenis fan dan blower hingga pada akhirnya mahasiswa akan mampu
membedakan berdasarkan prinsip kerjanya.
Seperti pada modul sebelumnya, maka pada modul ketiga ini juga dijumpai
latihan dan lembar kerja untuk mahasiswa.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Memahami teori dasar dan pengoperasian fan dan blower, serta mampu
membedakan berbagai jenis fan dan blower.
MODUL IV IV - 3
BAB II
FAN DAN BLOWER
2.1 PENDAHULUAN
Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan
untuk proses industri yang memerlukan aliran udara. Fan penting untuk menjaga
pekerjaan proses industri, dan terdiri dari sebuah fan, motor listrik, penggerak, saluran
atau pemipaan, peralatan pengendali aliran, dan peralatan penyejuk udara (filter,
kumparan pendingin, penukar panas, dll.). Contoh digambarkan dalam Gambar 1.
Fan, blower dan kompresor dibedakan oleh metode yang digunakan untuk
menggerakkan udara, dan oleh tekanan operasinya. The American Society of
Mechanical Engineers (ASME) menggunakan rasio spesifik, yaitu rasio tekanan
pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefinisikan fan, blower, dan kompresor
(lihat Tabel 1).
Tabel 1: Perbedaan antara Fan , Blower dan Kompresor (Ganasean)
MODUL IV IV - 4
Gambar 1. Komponen Fan (US DOE, 1989)
2.2 ISTILAH DAN DEFINISI
Sebelum dijelaskan tentang jenis fan dan blower, penting untuk mengerti
terlebih dahulu tentang istilah dan definisi.
2.2.1 Karakteristik Sistem
Istilah “resistansi” digunakan bila mengacu tekanan statis. Resistansi
merupakan jumlah kehilangan tekanan statis dalam . Resistansi merupakan fungsi pola
susunan saluran, pengambilan, lengkungan dan penurunan tekanan yang melintasi
peralatan, sebagai contoh bag filter atau siklon. Resistansi bervariasi terhadap
kuadrat volume aliran udara ya ng memasuki . Untuk volume udara tertentu, fan
dalam dengan saluran sempit dan banyak tikungan dengan radius pendek akan bekerja
lebih keras untuk mengatasi resistansi yang lebih besar daripada dalam dengan saluran
yang lebih besar dan dengan lebih sedikit jumlah belokan dan panjang. Saluran
panjang yang sempit dengan banyak bengkokan dan tikungan akan memerlukan lebih
banyak energi untuk menarik udara untuk melaluinya. Sebagai akibatnya, untuk
MODUL IV IV - 5
kecepatan fan yang sama, fan akan mampu menarik lebih sedikit melalui ini daripada
yang melalui pendek tanpa ada belokan. Dengan begitu maka resistansi meningkat
secara substansial jika volume udara yang mengalir ke meningkat; kuadrat aliran udara.
Sebaliknya, resistansi berkurang jika alirannya berkurang. Untuk menentukan berapa
volume fan yang akan dihasilkan, penting untuk mengetahui karakteristik resistansi .
Pada yang ada, resistansi dapat diukur.
Gambar 2. Kurva Fan dan Pengaruhnya pada Resistansi (US DOE, 1989)
2.2.2 Karakteristik Fan
Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan. Kurva fan
merupakan kurva kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi yang spesifik.
Kurva fan merupakan penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling
terkait. Biasanya sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulan kondisi yang
diberikan termasuk: volume fan, tekanan statis , kecepatan fan, dan tenaga yang di
perlukan untuk menggerakkan fan pada kondisi yang diketahui. Beberapa kurva fan
MODUL IV IV - 6
juga akan melibatkan kurva efisiensi sehingga desainer akan mengetahui kondisi pada
kurva fan dimana fan akan beroperasi (lihat Gambar 3).
Gambar 3. Kurva Efisiensi Fan (BEE India, 2004)
2.2.3 Karakteristik dan Kurva Fan
Pada berbagai fan, resistansi terhadap aliran udara (tekanan) jika aliran udara
meningkat. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, resistansi ini bervariasi dengan ku
adrat aliran. Tekanan yang diperlukan oleh pada suatu kisaran aliran dapat ditentukan
dan “ kurva kinerja a ” dapat dikembangkan (ditunjukkan sebagai SC) (lihat Gambar 4).
MODUL IV IV - 7
Gambar 4. Kurva Kinerja Fan (BEE India, 2004)
2.2.4 Hukum Fan
Fan beroperasi di bawah beberapa hukum tentang kecepatan, daya dan
tekanan. Perubahan dalam kecepatan (putaran per menit atau RPM) berbagai fan akan
memprediksi perubahan kenaikan tekanan dan daya yang diperlukan untuk
mengoperasikan fan pada RPM yang baru.
2.3 JENIS-JENIS FAN
Terdapat dua fan yakni;
2.3.1 Fan sentrifugal
Fan sentrifugal meningkatkan kecepatan aliran udara dengan impeler berputar.
Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung blades dan kemudian diubah ke tekanan.
Fan ini mampu menghasilkan tekanan tinggi yang cocok untuk kondisi operasi yang
kasar, seperti dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab, dan handling bahan.
2.3.2 Fan Aksial
Fan aksial (Gambar 10) menggerakkan aliran udara sepanjang sumbu fan. Cara
kerja fan seperti impeler pesawat terbang: blades fan menghasilkan pengangkatan
aerodinamis yang menekan udara.
MODUL IV IV - 8
2.4 JENIS-JENIS BLOWER
Blower dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi daripada fan, sampai 1,20
kg/cm2. Dapat juga digunakan untuk menghasilkan tekanan negatif untuk vakum di
industri. Blower sentrifugal dan blower positive displacement merupakan dua jenis
utama blower, yang dijelaskan di bawah.
2.4.1 Blower sentrifugal
Blower sentrifugal terlihat lebih seperti pompa sentrifugal daripada fan.
Impelernya gerakan oleh gir dan berputar 15.000 rpm. Pada blower multi -tahap, udara
dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower tahap tunggal, udara tidak mengalami
banyak belokan, sehingga lebih efisien.
2.4.2 Blower Jenis Positive-Displacement
Blower jenis positive displacement memiliki rotor, yang "menjebak" udara
dan mendorongnya melalui rumah blower. Blower ini menyediakan volume udara
yang konstan bahkan jika tekanan nya bervariasi. Cocok d digunakan untuk yang
cenderung terjadi penyumbatan, karena dapat menghasilkan tekanan yang cukup
(biasanya sampai mencapai 1,25 kg/cm2.) untuk menghembus bahan -bahan yang
menyumbat sampai terbebas. Mereka berputar lebih pelan daripada blower sentrifugal
(3.600 rpm) dan seringkali digerakkan dengan belt untuk memfasilitasi perubahan
kecepatan.
2.5. PENGKAJIAN TERHADAP FAN DAN BLOWER
Bagian ini men jelaskan tentang cara mengevaluasi kinerja fan, yang dapat
juga diterapkan pada blower.
2.5.1 Kinerja/Efisiensi Fan
Efisiensi fan adalah perbandingan antara daya yang dipindahkan ke aliran udara
dengan daya yang dikirimkan oleh motor ke fan. Daya aliran udara adalah hasil dari
tekanan dan aliran, dikoreksi untuk konsistensi unit. Istilah lain untuk efisiensi yang
sering digunakan pada fan adalah efisiensi statis, yang menggunakan tekanan statis
dari tekanan total dalam memperkirakan efisiensi. Ketika mengevaluasi kinerja fan,
penting untuk mengetahui istilah efisiensi apa yang digunakan.
Efisiensi fan tergantung pada jenis fan dan Impelernya. Dengan meningkatnya laju
aliran, efisiensi meningkat ke ketinggian tertentu (“ efisiensi puncak” ) dan kemudian
MODUL IV IV - 9
turun dengan kenaikan laju alir lebih lanjut. Kinerja fan biasanya diperkirakan dengan
menggunakan sebuah grafik yang memperlihatkan berbagai tekanan yang dihasilkan
oleh fan dan daya yang diperlukannya. Pabrik pembuat umumnya menyediakan kurva
kinerja fan tersebut. Grafik ini penting untuk dimengerti dalam merancang, mencari
sumber, dan mengoperasikan fan dan merupakan kunci bagi pemilihan fan yang
optimal.
2.5.2 Metodologi Pengkajian Kinerja Fan
Sebelum efisiensi fan dapat dihitung, sejumlah parameter operasi harus diukur,
termasuk kecepatan udara, head tekanan, suhu aliran udara pada fan dan input kW
listrik dari motor. Dalam rangka mendapatkan gambaran operasi yang benar harus
diyakinkan bahwa:
• Fan dan komponennya beroperasi dengan benar pada kecepatannya
• Operasi berada pada kondisi stabil; suhu, berat jenis, resistansi yang stabil dll.
2.6 KESULITAN DALAM MENGKAJI KINERJA FAN DAN BLOWER
Dalam prakteknya akan dihadapi kesulitan-kesulitan pada saat mengkaji kinerja fan
an blower, beberapa diantaranya diterangkan di bawah ini:
• Ketidaktersediaan data spesifikasi fan:
Data spesifikasi fan (lihat Lembar Kerja 1) penting dalam mengkaji kinerja fan.
Hampir semua industri tidak menyimpan data tersebut secara statis atau tidak
memilikinya sama sekali. Dalam kasus tersebut, hubungan persentase
loading/beban fan dengan aliran atau tekanan tidak dapat diperkirakan secara
memuaskan. Data spesifikasi fan harus didapatkan dari data orisinal pabrik/
Original Equipment Manufacturer (OEM) dan didokumentasikan.
• Kesulitan dalam pengukuran kecepatan: Pengukuran kecepatan aktual menjadi
tugas yang sulit dalam pengkajian kinerja fan. Dalam banyak kasus lokasi
saluran sangat sulit untuk di lakukan pengukuran dan pada kasus lainnya tidak
mungkin melintasi saluran pada kedua arah ujungnya. Dalam kasus ini, maka
tekanan kecepatan dapat diukur di tengah saluran dan dikoreksi dengan
mengalikan dengan faktor 0,9.
• Kalibrasi tabung pitot, manometer, anemometer & instrumen-instrumen
pengukuran yang tidak benar: Seluruh instrumen dan instrumen pengukur daya
MODUL IV IV - 10
lainnya harus dikalibrasi dengan benar untuk menghindari pengkajian fan dan
blower yang salah. Pengkajian sebaiknya tidak dilakukan dengan penggunaan
faktor koreksi.
• Variasi parameter proses selama pengujian: jika terdapat perbedaan besar
dalam pengukuran parameter proses pada saat pengujian, maka pengkajian
kinerja menjadi tidak dapat dipercaya.
2.7 PELUANG EFISIENSI ENERGI
Bagian ini menjelaskan tentang peluang efisiensi energi yang paling penting
untuk fan dan blower.
2.7.1 Memilih Fan yang Benar
Pertimbangan penting ketika memilih fan adalah (US DOE, 1989):
• Kebisingan
• Kecepatan perputaran
• Karakteristik aliran udara
• Kisaran suhu
• Variasi dalam kondisi operasi
• Ketidakleluasaan ruang dan tata letak
• Harga pembelian, biaya operasi (ditentukan oleh efisiensi dan perawatan)
• dan umur operasi
Namun, sebagai aturan umum, penting untuk diketahui bahwa untuk
memperbaiki kinerja fan secara efektif, perancang dan operator juga harus mengerti
bagaimana fungsi komponen lain. “Pendekatan” membutuhkan pengetahuan tentang
interaksi antara fan, peralatan yang mendukung operasi fan, dan komponen yang
dilayani oleh fan . Penggunaan “pendekatan” dalam proses pemilihan fan akan
menghasilkan yang lebih tenang, lebih efisien, dan lebih handal.
Masalah yang umum adalah bahwa perusahaan membeli fan yang kebesaran
kapasitasnya. Fan tersebut tidak akan beroperasi pada titik efisiensi terbaiknya (BEP)
dan dalam kasus yang ekstrim fan tersebut mungkin beroperasi pada kondisi yang tidak
stabil disebabkan titik operasi pada kurva aliran udara tekanan fan. Fan yang kebesaran
mengakibatkan kelebihan aliran energi, menyebabkan tingginya kebisingan aliran udara
dan meningkatkan stress pada fan dan . Sebagai akibatnya, fan yang kebesaran tidak
MODUL IV IV - 11
hanya mahal harganya dan pengoperasiannya, tetapi juga menciptakan masalah kinerja
yang sebetulnya dapat dihindarkan. Penyelesaian yang mungkin adalah mengganti
fan, mengganti motor, atau menggunakan motor penggerak variasi kecepatan/variable
speed drive.
Kurva resistansi dan kurva fan dijelaskan dalam bagian 1.2. Fan beroperasi
pada titik dimana kurva resistansi dan kurva fan saling berpotongan. Resistansi
memiliki peran utama dalam menentukan kinerja dan efisiensi fan. Resistansi juga
berubah tergantung pada proses. Contoh, pembentukan lapisan/ erosi lapisan dalam
saluran, agak mengubah resistansi. Dalam beberapa kasus, perubahan peralatan,
modifikasi saluran, secara drastis menggeser titik operasi, mengakibatkan makin
rendahnya efisiensi (lihat Gambar 2). Dalam kasus tersebut, untuk mencapai efisiensi
seperti sebelumnya, fan harus diganti. Jadi resistansi harus diperiksa secara berkala,
untuk kemungkinan dilakukan modifikasi atau tindakan lainnya untuk operasi fan yang
efisien.
2.7.2 Mengoperasikan mendekati BEP
Hal ini sudah dijelaskan sebelumnya bahwa efisiensi fan meningkat ketika
aliran meningkat ke titik tertentu dan setelah itu berkurang. Titik dimana efisiensi
maksimum dicapai dinamakan efisiensi puncak atau “Titik Efisiensi Terbaik” (BEP).
Biasanya, titik ini lebih dekat ke kapasitas fan pada kecepatan dan resistansi yang
dirancang khusus. Penyimpangan dari BEP akan mengakibatkan meningkatnya
kehilangan dan ketidakefisiensian.
2.7.3 Memelihara fan secara teratur
Perawatan fan secara teratur adalah penting untuk mendapatkan tingkat
kinerjanya. Kegiatan perawatan meliputi (US DOE, 1989):
• Pemeriksaan berkala seluruh komponen
• Pelumasan dan penggantian bearing
• Pengencangan dan penggantian belt
• Perbaikan atau penggantian motor
• Pembersihan fan
MODUL IV IV - 12
2.7.4 Mengendalikan Aliran Udara Fan
Biasanya, fan terpasang beroperasi pada kecepatan konstan. Namun beberapa
situasi mungkin menghendaki perubahan kecepatan, sebagai contoh lebih banyak aliran
udara mungkin diperlukan dari fan ketika ada tambahan sebuah saluran baru, atau
mungkin diperlukan aliran udara yang sedikit jika fannya kebesaran. Terdapat banyak
cara untuk menurunkan atau mengendalikan aliran udara fan.
MODUL IV IV - 13
BAB III
PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
a) Fan dan adalah salah satu jenis mesin fluida dimana penggunaannya cukup luas
terutama untuk industri yang membutuhkan pengkondisian udara dalam
prosesnya.
b) Perbedaan antara fan dan blower terletak pada tekanan kerjanya, dimana blower
memiliki tekanan lebih tinggi dibandingkan fan.
c) Kurva fan merupakan kurva kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan
kondisi yang spesifik. Sebuah kurva akan dikembangkan untuk sekumpulan
kondisi yang diberikan termasuk: volume fan, tekanan statis , kecepatan fan,
dan tenaga yang di perlukan untuk menggerakkan fan pada kondisi yang
diketahui.
d) Blower dapat dibedakan atas blower sentrifugal dan blower positif displacement.
e) Efisiensi fan adalah perbandingan antara daya yang dipindahkan ke aliran udara
dengan daya yang dikirimkan oleh motor ke fan. Efisiensi fan sangat
ditentukan oleh jenis dan Impelernya. Sedangkan Kinerja fan biasanya
diperkirakan dengan menggunakan sebuah grafik yang memperlihatkan berbagai
tekanan yang dihasilkan oleh fan dan daya yang diperlukannya.
f) Pertimbangan dalam pemilihan fan ditentukan oleh; kebisingan, kecepatan
perputaran, karakteristik aliran udara, kisaran suhu, variasi dalam kondisi
operasi, ketidakleluasaan ruang dan tata letak, harga pembelian, biaya operasi
(ditentukan oleh efisiensi dan perawatan) dan umur operasi.
3.2. MODEL DAN PROSES PEMBELAJARAN SCL
3.2.1 Modul Pegangan Dosen
a) Kegiatan Dosen
- Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa pada minggu ketujuh sampai dengan minggu kesepuluh.
- Menyampaikan rumusan kemampuan akhir yang diharapkan pada
pertemuan setiap pertemuan.
MODUL IV IV - 14
- Melakukan umpan balik kepada mahasiswa mengenai materi pada
pembelajaran pada minggu sebelumnya.
- Menjelaskan materi pembelajaran.
- Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapi / menanyakan
bagian materi pembelajaran yang kurang jelas pada pertemuan sebelumnya.
- Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan
langsung ke beberapa mahasiswa.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
Ketujuh Fan, jenis-jenis fan
dan karakteristik fan
Kuliah
Interaktif
Baharudin ST. MT
Kedepalan Penggunaan Fan pada
Instalasi Kapal
Small group
discussion
Baharudin ST. MT
Kesembilan Blower, jenis-jenis fan
dan karakteristik fan
Kuliah
Interaktif
Ir. Syerly Klara. MT
Kesepuluh Penggunaan Blower
pada Instalasi Kapal
Small group
discussion
Ir. Syerly Klara. MT
c) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah interaktif untuk
memperkenalkan/ menguraikan berbagai istilah yang digunakan dalam
memahami karakteristik fan blower.
d) Daftar Nama Nara Sumber
No Nama Dosen /
Asisten
Kepakaran Telepon HP
1 Baharuddin ST. MT Tutor 490310 6125395
2 Ir. Syerly Klara MT Tutor 554 611 081355823265
3.2.2 Modul Pegangan Mahasiswa
a) Kegiatan Mahasiswa
- Mahasiswa mengikuti penjelasan kuliah dari dosen/fasilitator.
- Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang
diberikan.
- Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh
nilai prosentase nilai dari kompetensi ini.
MODUL IV IV - 15
- Mahasiswa yang mendapat giliran ditanya akan memberikan jawaban dan
dinilai oleh dosen.
- Memperhatikan jadwal pembagian kelompok yang diberikan dosen.
- Mencari referensi materi tugas.
- Mengerjakan tugas pembuatan paper.
- Pada minggu kelima dan keenam, secara bergantian tiap kelompok
mempresentasikan di depan kelas.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen Minggu
Ketujuh Fan, jenis-jenis
fan dan
karakteristik fan
Kuliah
Interaktif
Baharudin ST.
MT
Ketujuh
Kedepalan Penggunaan Fan
pada Instalasi
Kapal
Small
group
discussion
Baharudin ST.
MT
Kedepalan
Kesembilan Blower, jenis-
jenis fan dan
karakteristik fan
Kuliah
Interaktif
Ir. Syerly Klara.
MT
Kesembilan
Kesepuluh Penggunaan
Blower pada
Instalasi Kapal
Small
group
discussion
Ir. Syerly Klara.
MT
Kedepalan
c) Lembar Kerja Mahasiswa
1. Jelaskan perbedaan tekanan kerja antara fan, blower dan kompresor!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis dan dan blower, dan apa perbedaan antara
masing-masing jenis tersebut!
3. Bagaimanakah menilai kinerja sebuah fan dan blower?
4. Sebutkan dan jelaskan penggunaan dan fungsi spesifik fan dan blower di
kapal.
3.2.3 Modul Assessment SCL
Form Penilaian Pertemuan/Minggu ktujuh dan kedelapan
Pertanyaan
No NIM Nama
Mahasiswa 1
(25%)
2
(25%)
3
(50%)
1
2
3
4
MODUL IV IV - 16
Pembagian Kelompok Grup Diskusi
Untuk Diskusi Minggu Kesembilan dan Kesepuluh
Kelompok No NIM
Nama
Mahasiswa A B C D
1
2
3
4
MO
DU
L IV
I
V -
17
Form
Pen
ilaia
n K
iner
ja M
ah
asi
swa (
Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
Min
ggu
kes
emb
ilan
dan
kes
epu
luh
Mem
aham
i te
ori
das
ar d
an
pen
gop
eras
ian f
an d
an b
low
er, se
rta
mam
pu m
emb
edak
an
ber
bag
ai j
enis
fan
dan
blo
wer
.
Penguasaan
Materi
Kepemimpinan
Kerjsama
kelompok
Keaktifan
Inisiatif
Ketepatan
skedul
penyelesaian
Ketepatan
pemilihan
metode
penyelesaian
Kerjsama tim
Originalitas ide
pemecahan
masalah
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Sm
all
Gro
up D
iscu
ssio
n (
20
%)
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
MODUL IV IV - 18
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietzel, F. Sriyono D, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Erlangga, Jakarta.
2. Govinda Rao, “Fluid Flow Machine”
3. Wiranto Aismunandar, “Pompa dan Kompresor”
4. Vasandani, “Hydraulics Machines: Theory & Design”
5. Cahyo Hardo Priyoasmoro, “Cara Mengkaji Piping dan Instrument Diagram”, UNEP
2006
6. Larry Bachus and Angel Custidio, “Know and Understand Centrifugal Pump”,
Elsevier.
7. Vals L. Lubanov, “Centrifugal Pump and Application”, Butterworth.
8. Karasik, I.J., “Centrigugal Pumps, Selection, Maintenance and Application”, New
York: Mc.Graw-Hil
9. Church A., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”, New York: Mc.Graw-Hill.
10. Steffanof., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”. New York: Mc.Graw-Hill.
MODUL V V - 1
MODUL V
KOMPRESOR DAN
SISTEM UDARA TEKAN
MINGGU KE : 11, 12, 13, 14, 15, dan 16
MODUL V V - 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kompresor untuk pelayanan udara bertekanan tinggi di kapal sangat
penting mengingat diantara berbagai jenis mesin fluida yang ada, kompresor memiliki
tekanan kerja yang tertinggi dibanding dengan jenis-jenis mesin fluida bertekanan
lainnya.
Kebutuhan udara bertekanan tinggi di atas kapal pada umumnya untuk
pelayanan sistem penyalaan mesin, sistem bejana tekan, pada pompa hydrophone, dan
untuk keperluan bersih-bersih di kamar mesin. Kompresor yang digunakan bisa dari
jenis portable maupun jenis mesin penggerak kompresor yang di power share dengan
mesin induk. Pada salah satu cabang kompresor biasanya dihubungkan ke sistem
manifold air laut di kapal untuk membersihkan sisa kotoran dari air laut selama
pelayanan sistem pendinginan mesin di kapal.
B. Ruang Lingkup Isi
Modul ini akan membahas pengetahuan tentang prinsip kerja kompresor, jenis-
jenis kompresor, dan bagaimana menilai efektifitas kompresor maupun sistem yang
menggunakannya.
C. Kaitan Modul
Diharapkan setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat mengetahui
berbagai jenis-jenis kompresor hingga mahasiswa akan mampu membedakan
berdasarkan prinsip kerjanya.
Seperti pada modul sebelumnya, maka pada modul kelima ini juga dijumpai
latihan dan lembar kerja untuk mahasiswa untuk dikerjakan di rumah atau di kelas
setelah proses pembelajaran berakhir.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Memahami teori dasar, jenis-jenis kompresor, penilaian efektifitas, dan
memahami beberapa istilah yang sering digunakan pada kompresor
MODUL V V - 3
BAB II
KOMPRESOR DAN
SISTEM UDARA TEKAN
2.1. PENDAHULUAN
Sistem udara tekan terdiri dari dua bagian yakni bagian pemasokan dan bagian
permintaan. Bagian pemasokan meliputi kompresor dan perlakuan udara, sedangkan
bagian permintaan meliputi sistem distribusi, penyimpanan dan peralatan pemakai
akhir. Bagian pemasokan yang dikelola dengan benar akan menghasilkan udara bersih,
kering, stabil yang dikirimkan pada tekanan yang dibutuhkan dengan biaya yang efektif.
Bagian permintaan yang dikelola dengan benar akan meminimalkan udara terbuang dan
penggunaan udara tekan untuk penerapan yang tepat. Perbaikan dan pencapaian puncak
kinerja sistem udara tekan memerlukan bagian sistem pemasokan dan permintaan dan
interaksi diantara keduanya.
2.2 Komponen Utama Sistem Udara Tekan
Sistem udara tekan terdiri dari komponen utama berikut: Penyaring udara
masuk, pendingin antar tahap, after-coolers, pengering udara, traps pengeluaran kadar
air, penerima, jaringan pemipaan, penyaring, pengatur dan pelumasan (lihat Gambar 1).
• Filter Udara Masuk: Mencegah debu masuk kompresor; Debu menyebabkan
lengketnya katup/kran, merusak silinder dan pemakaian yang berlebihan.
• Pendingin antar tahap: Menurunkan suhu udara sebelum masuk ke tahap
berikutnya untuk mengurangi kerja kompresi dan meningkatkan efisiensi.
Biasanya digunakan pendingin air.
• After-Coolers: Tujuannya adalah membuang kadar air dalam udara dengan
penurunan suhu dalam penukar panas berpendingin air.
• Pengering Udara: Sisa-sisa kadar air setelah after-cooler dihilangkan dengan
menggunakan pengering udara, karena udara tekan untuk keperluan
instrumen dan peralatan pneumatik harus bebas dari kadar air. Kadar air
dihilangkan dengan menggunakan adsorben seperti gel silika/ karbon aktif, atau
pengering refrigeran , atau panas dari pengering kompresor itu sendiri.
MODUL V V - 4
• Traps Pengeluaran Kadar Air: Trap pengeluaran kadar air digunakan untuk
membuang kadar air dalam udara tekan . Trap tersebut menyerupai steam traps.
Berbagai jenis trap yang digunakan adalah kran pengeluaran manual, klep
pengeluaran otomatis atau yang berdasarkan waktu dll.
• Penerima: Penerima udara disediakan sebagai penyimpan dan penghalus denyut
keluaran udara – mengurangi variasi tekanan dari kompresor.
Gambar 1. Jenis Komponen Kompresor (US DOE, 2003)
2.3 JENIS KOMPRESOR
Seperti terlihat pada Gambar 2, terdapat dua jenis kompresor dasar : positive-
displacement dan dinamik. Pada jenis positive-displacement, sejumlah udara atau gas
di-trap dalam ruang kompresi dan volumenya secara mekanik menurun, menyebabkan
MODUL V V - 5
peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar. Pada kecepatan konstan, aliran
udara tetap konstan dengan variasi pada tekanan pengeluaran. Kompresor dinamik
memberikan energi kecepatan untuk aliran udara atau gas yang kontinyu menggunakan
impeller yang berputar pada kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan berubah
menjadi energi tekanan karena pengaruh impeller dan volute pengeluaran atau
diffusers. Pada kompresor jenis dinamik sentrifugal, bentuk dari sudu -sudu impeller
menentukan hubungan antara aliran udara dan tekanan (head) yang dibangkitkan.
Gambar 2. Jenis Kompresor (US DOE, 2003)
2.3.1 Kompresor Positive Displacement
Kompresor ini tersedia dalam dua jenis: reciprocating dan putar/ rotary.
2.3.1.1 Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating paling banyak digunakan untuk
mengkompres baik udara maupun refrigeran. Prinsip kerjanya seperti pompa sepeda
dengan karakteristik dimana aliran keluar tetap hampir konstan pada kisaran tekanan
pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas kompresor proporsional langsung terhadap
kecepatan. Keluarannya, seperti denyutan.
Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi; terdapat empat
jenis yang paling banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal balance-
opposed, dan tandem. Jenis kompresor reciprocating vertical digunakan untuk kapasitas
antara 50-150 cfm. Kompresor horisontal balance opposed digunakan pada kapasitas
MODUL V V - 6
antara 200-5000 cfm untuk desain multi tahap dan sampai 10.000 cfm untuk desain satu
tahap (Dewan Produktivitas Nasional, 1993). Kompresor udara reciprocating biasanya
merupakan aksi tunggal dimana penekanan dilakukan hanya menggunakan satu sisi
dari piston. Kompresor yang bekerja menggunakan dua sisi piston disebut sebagai aksi
ganda. Sebuah kompresor dianggap sebagai kompresor satu tahap jika keseluruhan
penekanan dilakukan menggunakan satu silinder atau beberapa silinder yang parallel.
Untuk keperluan praktis sebagian besar plant kompresor udara reciprocating
di atas 100 horsepower/ Hp merupakan unit multi tahap dimana dua atau lebih tahap
kompresor dikelompokkan secara seri Udara biasanya didinginkan diantara masing-
masing tahap untuk menurunkan suhu dan volume sebelum memasuki tahap berikutnya
(Dewan Produktivitas Nasional, 1993). Kompresor udara reciprocating tersedia untuk
jenis pendingin udara maupun pendingin air menggunakan pelumasan maupun tanpa
pelumasan, mungkin dalam bentuk paket, dengan berbagai pilihan kisaran tekanan dan
kapasitas.
2.3.1.2 Kompresor Putar/Rotary
Kompresor rotary mempunyai rotor dalam satu tempat dengan piston dan
memberikan pengeluaran kontinyu bebas denyutan . Kompresor beroperasi pada
kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran yang lebih tinggi
dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah, bentuknya kompak,
ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangat popular di industri.
Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai 150 kW.
Jenis dari kompresor putar adalah:
• Kompresor lobe (roots blower)
• Kompresor ulir (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar jantan dan betina
bergerak berlawanan arah dan menangkap udara sambil mengkompresi dan
bergerak ke depan (lihat Gambar 5)
• Jenis baling-baling putar/ baling-baling luncur, ring cairan dan jenis gulungan.
Kompresor ulir putar menggunakan pendingin air. Jika pendinginan sudah
dilakukan pada bagian dalam kompresor, tidak akan terjadi suhu operasi yang ekstrim
pada bagian-bagian yang bekerja. Kompresor putar merupakan kompresor kontinyu,
dengan paket yang sudah termasuk pendingin udara atau pendingin air. Karena
desainnya yang sederhana dan hanya sedikit bagian-bagian yang bekerja, kompresor
MODUL V V - 7
udara ulir putar mudah perawatannya, mudah operasinya dan fleksibel dalam
pemasangannya. Kompresor udara putar dapat dipasang pada permukaan apapun yang
dapat menyangga berat statisnya.
2.3.2 Kompresor Dinamis
Kompresor udara sentrifugal (lihat Gambar 6) merupakan kompresor dinamis,
yang tergantung pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor melakukan
pekerjaan ini dengan mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini dirubah
menjadi tekanan tertentu dengan penurunan udara secara perlahan dalam difuser statis.
Kompresor udara sentrifugal adalah kompresor yang dirancang bebas minyak pelumas.
Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak terpisah dari udara dengan pemisah yang
menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis.
Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja kontinyu, dengan sedikit bagian yang
bergerak; lebih sesuai digunakan pada volume yang besar dimana dibutuhkan bebas
minyak pada udaranya.
Kompresor udara sentrifugal menggunakan pendingin air dan dapat berbentuk paket.;
khususnya paket yang termasuk after-cooler dan semua control. Kompresor ini dikenal
berbeda karakteristiknya jika dibandingkan dengan mesin reciprocating. Perubahan
kecil pada rasio kompresi menghasilkan perubahan besar pada hasil kompresi dan
efisiensinya. Mesin sentrifugal lebih sesuai diterapkan untuk kapasitas besar di atas
12,000 cfm.
2.4. PENGKAJIAN KOMPRESOR DAN SISTEM UDARA TEKAN
2.4.1 Kapasitas Kompresor
Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan di alirkan
pada kondisi suhu total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk kompresor. Debit
aliran yang sebenarnya, bukan merupakan nilai volume aliran yang tercantum pada data
alat, yang disebut juga pengiriman udara bebas/free air delivery (FAD) yaitu udara
pada kondisi atmosfir di lokasi tertentu. FAD tidak sama untuk setiap lokasi sebab
ketinggian, barometer, dan suhu dapat berbeda untuk lokasi dan waktu yang berbeda.
2.4.2 Pengkajian Kapasitas Kompresor
Kompresor yang sudah tua, walaupun perawatannya baik, komponen bagian
dalamnya sudah tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai
MODUL V V - 8
rancangan. Kadangkala, faktor lain seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas
yang kotor dan pengaruh ketinggian juga cenderung mengurangi FAD nya. Untuk
memenuhi kebutuhan udara, kompresor yang tidak efisien mungkin harus bekerja
dengan waktu yang lebih lama, dengan begitu memakai daya yang lebih dari yang
sebenarnya dibutuhkan. Pemborosan daya tergantung pada persentase penyimpangan
kapasitas FAD. Sebagai contoh, kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan
kapasitas kompresor sebanyak 20 persen. Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD
untuk setiap kompresor harus dilakukan untuk memeriksa kapasitas yang sebenarnya.
Jika penyimpangannya lebih dari 10 persen, harus dilakukan perbaikan.
2.4.3 Metode Sederhana Pengkajian Kapasitas pada Ruang Kerja
• Tutup semua aliran keluar kompresor yang menuju ke sistem pengguna dengan
menutup rapat kran pemisah untuk pengujian dari sistem udara tekan utama.
• Buka kran penguras air dan kuras habis airnya dan kosongkan receiver dan pipa
saluran. Pastikan bahwa jalur water trap ditutup rapat sekali lagi untuk memulai
pengujian.
• Mulai nyalakan kompresor dan aktifkan stopwatch.
• Catat waktu yang digunakan untuk mencapai tekanan operasi normal P2 (dalam
receiver) dari tekanan awalnya P1.
• Hitung kapasitas dengan formula di bawah ini (Konfederasi Industri India):
2.5 EFISIENSI KOMPRESOR
Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah: efisiensi
volumetrik, efisiensi adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik. Efisiensi
adiabatik dan isotermal dihitung sebagai daya isotermal atau adiabatik dibagi oleh
konsumsi daya aktual . Gambar yang diperoleh menunjukkan efisiensi keseluruhan
kompresor dan motor penggerak.
2.5.1 Efisiensi Isotermal
Perhitungan daya isotermal tidak menyertakan daya yang diperlukan untuk
mengatasi gesekan dan biasanya memberikan efisiensi yang lebih rendah dari efisiensi
adiabatis. Nilai efisiensi yang dilaporkan biasanya efisiensi isotermal . Hal ini
merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam memilih kompresor berdasarkan
nilai efisiensi yang dilaporkan.
MODUL V V - 9
2.5.2 Efisiensi Volumetrik
Dalam prakteknya, panduan yang paling efektif dalam membandingkan
efisiensi kompresor adalah konsumsi daya spesifik, yaitu kW/volume debit aliran,
yang dapat digunakan untuk berbagai kompresor.
2.6 PENGKAJIAN KINERJA TERHADAP KEHILANGAN DISTRIBUSI
DALAM SISTEM UDARA TEKAN
2.6.1 Kebocoran dan akibatnya
Sistem pipa dan pengatur distribusi membawa udara tekan dari plant pusat
kompresor ke area proses. Sistem ini terdiri dari berbagai kran pemisah, traps fluida,
tangki penyimpan sementara, dan juga pemanasan pada pipa dalam jumlah kecil untuk
mencegah terjadinya pengembunan atau pembekuan pada jalur yang terbuka ke udara
luar. Kehilangan tekanan pada distribusi biasanya dikompensasikan dengan tekanan
yang lebih tinggi di bagian pengeluaran kompresor. Pada titik penggunaan udara tekan,
sebuah pipa pengumpan dilengkapi dengan kran pemisah aliran, saringan, dan
regulator, mengalirkan udara tekan ke pipa untuk memasok ke peralatan proses atau
pneumatik.
Kebocoran dapat menjadi sumber yang signifikan dari energi yang terbuang
dalam sistem udara tekan di industri, kadang-kadang memboroskan 20 hingga 30 persen
dari keluaran kompresor. Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik mungkin akan
memiliki laju kebocoran setara 20 persen dari kapasitas produksi udara tekan total.
Pendeteksian dan perbaikan kebocoran secara pro-aktif dapat mengurangi kebocoran
kurang dari 10 persen dari keluaran kompresor.
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistem, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah:
• Kopling, pipa, tabung, dan sambungan
• Pengatur tekanan
• Traps kondensat terbuka dan kran untuk mematikan
• Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
2.6.2 Penentuan jumlah kebocoran
Untuk kompresor yang memiliki pengendali start/stop atau load/unload,
terdapat suatu cara yang mudah untuk memperkirakan jumlah kebocoran dalam sistem.
Metode ini meliputi penyalaan kompresor pada saat tidak ada kebutuhan pada sistem
MODUL V V - 10
(seluruh peralatan pengguna akhir yang dioperasikan dengan udara dimatikan).
Sejumlah pengukuran dilakukan untuk menentukan waktu rata-rata yang digunakan
pada saat load dan unload pada kompresor; kompresor akan menyala pada saat load,
kemudian akan mati pada saat unload. Kompresor akan load dan unload karena adanya
kebocoran udara akan menyebabkan terjadinya siklus menyala dan mati pada
kompresor, karena kompresor akan menyala/ load ketika tekanannya turun karena
lolosnya udara melalui kebocoran.
Kebocoran akan dinyatakan dalam istilah persentase kehilangan dari kapasitas
kompresor. Persentase kehilangan kebocoran harus kurang dari 10 persen dalam sistem
yang terawat dengan baik. Sistem yang perawatannya buruk dapat memiliki kehilangan
setinggi 20 hingga 30 persen dari daya dan kapasitas udaranya.
2.6.3 Tahapan metoda sederhana penghitungan jumlah kebocoran pada ruang
kerja
Metode untuk pengukuran pada ruang kerja yang sederhana untuk
“Penghitungan Jumlah Kebocoran” dari sistem udara tekan adalah sebagai berikut:
• Matikan operasi peralatan yang menggunakan udara (atau lakukan pengujian
ketika tidak ada peralatan yang sedang menggunakan udara tekan).
• Jalankan kompresor untuk mengisi sistem untuk mengatur tekanan operasinya.
• Catat waktu yang dipakai untuk siklus “ Load” dan “ Unload” kompresor.
Untuk hasil yang lebih teliti, lakukan untuk ON/ HIDUP & OFF/ MATI
berkali-kali sampai 8 – 10 kali siklus secara terus menerus (t). Kemudian
hitung tot al waktu ON dan waktu OFF.
• Gunakan data di atas untuk menghitung jumlah kebocoran dalam sistem. Jika Q
merupakan udara bebas aktual yang dipasok selama percobaan (m3/menit),
maka kebocoran sistem (m3/menit) adalah:
2.6 PELUANG EFISIENSI ENERGI
2.6.1 Lokasi Kompresor
Lokasi kompresor udara dan kualitas udara yang ditarik oleh kompresor akan
memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap jumlah energi yang digunakan. Kinerja
kompresor sebagai mesin yang bernafas akan meningkat dengan udara yang dingin,
bersih dan kering pada saluran masuknya.
MODUL V V - 11
2.6.2 Suhu Udara pada Aliran Masuk
Pengaruh udara masuk pada kinerja kompresor tidak boleh diremehkan. Udara
masuk yang tercemar atau panas dapat merusak kinerja kompresor dan menyebabkan
energi serta biaya perawatan yang berlebihan. Jika kadar air, debu, atau bahan pencemar
lain terdapat dalam udara masuk, maka bahan pencemar tersebut dapat terkumpul pada
komponen bagian dalam kompresor, seperti kran, fan, rotor dan baling-baling.
Kumpulan pencemar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan dini dan menurunkan
kapasitas kompresor.
2.6.3 Penurunan Tekanan dalam Saringan Udara
Saringan udara masuk pada kompresor harus dipasang, atau membawa udara
dari lokasi yang bersih dan dingin. Pabrik pembuat kompresor biasanya memasok, atau
merekomendasikan, saringan udara masuk dengan kualitas khusus yang dirancang
untuk melindungi kompresor. Semakin baik penyaringan pada saluran masuk
kompresor, maka akan semakin rendah biaya perawatan kompresornya. Walau
demikian, penurunan tekanan yang melintas saringan udara harus dijaga minimum
(ukuran dan perawatannya) untuk mencegah pengaruh penyumbatan dan penurunan
kapasitas kompresor. Alat pengukur perbedaan tekanan merupakan salah satu peralatan
yang terbaik untuk memantau kondisi saringan pada saluran masuk. Penurunan tekanan
yang melintas saringan baru pada saluran masuk tidak boleh lebih dari 3 pound per inci
kuadrat (psi).
2.6.4 Ketinggian
Ketinggian memiliki dampak langsung terhadap efisiensi volumetrik kompresor.
Pengaruh ketinggian pada efisiensi volumetrik diberikan dalam Tabel 6. Jadi jelas
bahwa kompresor yang terletak pada tempat yang lebih tinggi akan mengkonsumsi
daya yang lebih besar untuk mencapai tekanan tertentu dibandingkan yang berada pada
permukaan laut, dimana rasio kompresinya lebih tinggi.
2.7 INTER DAN AFTER-COOLERS
Hampir kebanyakan kompresor multi tahap menggunakan pendingin
antara/intercoolers, yang merupakan alat penukar panas yang membuang panas
kompresi diantara tahap-tahap kompresi. Pendinginan antara ini mempengaruhi
efisiensi mesin keseluruhan.
MODUL V V - 12
2.8 PENGATURAN TEKANAN
Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai lebih banyak daya pada
tekanan yang lebih tinggi. Kompresor tidak boleh beroperasi di atas tekanan operasi
optimumnya sebab bukan hanya akan memboroskan energi, tetapi juga akan
mengakibatkan pemakaian y ang berlebihan, juga mengakibatkan pemborosan energi.
Efisiensi volumetrik kompresor juga menjadi lebih kecil pada tekanan pengiriman yang
lebih tinggi.
2.8.1 Menurunkan tekanan pengiriman
Jika satu titik pengguna atau kelompok kecil pengguna memerlukan tekanan
yang lebih besar daripada plant lainnya, perlu dipertimbangkan untuk mengoperasikan
sistem tersendiri atau menambahkan paket penguat/booster pada titik pengguna,
sehingga dapat menjaga sistem yang lebih besar beroperasi pada tekanan yang lebih
rendah. Pengoperasian sebuah kompresor pada tekanan 120 PSIG dibandingkan 100
PSIG misalnya, memerlukan energi 10 persen lebih besar dan juga meningkatkan laju
kebocoran. Setiap upaya harus di lakukan untuk menurunkan tekanan sistem dan
kompresor ke tingkat yang serendah mungkin.
2.8.2 Pengaturan kompresor Dengan Penyetelan tekanan optimum
Sangat sering dalam sebuah industri, kompresor yang berlainan jenis, kapasitas
dan pembuatan dihubungkan ke jaringan distribusi yang umum. Dalam keadaan yang
demikian, pemilihan kombinasi kompresor yang benar dan pengaturan optimal dari
kompresor-kompresor yang berbeda dapat menghemat energi.
Jika lebih dari satu kompresor digunakan untuk mengumpan sebuah header, maka
2.8.3 Memisahkan Permintaan Tekanan Rendah & Tinggi
Jika kebutuhan udara dengan tekanan rendah cukup banyak, disarankan untuk
membangkitkan udara bertekanan rendah dan tinggi secara terpisah dan
mengumpankannya ke bagian masing-masing daripada menurunkan tekanan melalui
kran penurun tekanan, yang dapat memboroskan energi.
2.8.4 Rancangan untuk Penurunan Tekanan yang Minimum pada Jalur Distribusi
Penurunan tekanan/ pressure drop merupakan sebuah istilah yang digunakan
untuk penurunan tekanan udara dari keluaran kompresor aktual ke titik pengguna.
Penurunan tekanan terjadi jika udara mengalir melalui sistem pengelolaan dan
distribusi. Sistem yang dirancang dengan benar harus memiliki penurunan tekanan
MODUL V V - 13
kurang dari 10 persen dari tekanan pengeluaran kompresor, diukur dari keluaran tangki
penerima ke titik penggunaan.
Makin panjang dan makin kecil diameter pipa maka akan semakin besar
kehilangan karena gesekannya. Untuk mengurangi penurunan tekanan secara efektif,
dapat digunakan sebuah sistem loop dengan aliran dua arah. Penurunan tekanan yang
diakibatkan oleh korosi dan komponen -komponen sistem itu sendiri merupakan isu- isu
penting.
2.9 MEMINIMALKAN KEBOCORAN
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, kebocoran udara tekan bertanggung
jawab terhadap pemborosan daya yang sangat mendasar. Dikarenakan kebocoran udara
hampir sangat tidak mungkin untuk terlihat, suatu metode harus digunakan untuk
menentukan lokasi kebocoran tersebut. Cara terbaik untuk mendeteksi kebocoran adalah
dengan menggunakan pendeteksi akustik ultrasonik (lihat gambar 9), yang dapat
mengenali suara desisan berfrekuensi tinggi karena adanya kebocoran udara.
2.10. PENGAMBILAN KONDENSAT
Setelah udara tekan meninggalkan ruang kompresi, after-cooler kompresor
menurunkan suhu udara keluar di bawah titik embunnya (untuk hampir seluruh kondisi
ambien) dan oleh karena itu sejumlah besar uap terembunkan. Untuk menghilangkan
kondensasi ini, hampir seluruh kompresor yang sudah menggunakan after-coolers,
dipasang pemisah-trap kondensat.
2.11 PENGGUNAAN UDARA TEKAN YANG TERKENDALI
Sistem udara tekan yang sudah tersedia di pabrik dapat menggoda engineer
pabrik untuk memanfaatkan udara tekan yang sudah ada untuk digunakan pada alat-
alat bertekanan rendah seperti pengadukan, pneumatic conveying atau udara
pembakaran. Padahal penggunaan sebuah blower untuk operasi tekanan lebih rendah
akan membutuhkan biaya dan energi yang jauh lebih kecil dibandingkan untuk
pembangkitan udara tekan.
2.12 PENGENDALIAN KOMPRESOR
Kompresor udara menjadi tidak efisien bila alat tersebut dioperasikan di bawah
kapasitasnya. Untuk menghindari kompresor tetap menyala ketika tidak diperlukan,
dipasang sebuah alat kontrol otomatis yang dapat mematikan dan menyalakan
MODUL V V - 14
kompresor sesuai kebutuhan. Hal lainnya, jika tekanan sistem udara tekan dijaga
serendah mungkin maka efisiensi akan meningkat dan kebocoran udara berkurang.
2.13 PERAWATAN
Praktek perawatan yang baik dan benar akan secara dramatis meningkatkan
efisiensi kinerja sistem kompresor. Berikut adalah beberapa tip untuk operasi dan
perawatan yang efisien bagi sistem udara tekan di industri:
• Pelumasan: Tekanan minyak pelumas kompresor harus secara visual diperiksa
setiap hari, dan saringan minyak pelumasnya diganti setiap bulan.
• Saringan Udara: Saringan udara masuk sangat mudah tersumbat, terutama pada
lingkungan yang berdebu. Saringan harus diperiksa dan diganti secara teratur.
• Traps Kondensat: Banyak sistem memiliki traps kondensat untuk
mengumpulkan dan (untuk traps yang dipasang dengan sebuah kran apung)
menguras kondensat dari sistem. Traps manual harus secara berkala dibuka dan
ditutup kembali untuk menguras fluida yang terakumulasi, traps otomatis harus
diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran udara tekan.
• Pengering Udara: Udara kering merupakan energi yang intensif. Untuk
pengering yang didinginkan, periksa dan ganti saringan awal secara teratur
karena pengering tersebut seringkali memiliki lintasan kecil di bagian dalamnya
yang dapat tersumbat oleh bahan pencemar. Pengering regeneratif memerlukan
sebuah penyaring penghilang minyak pada saluran masuknya, karena mereka
tidak dapat berfungsi dengan baik jika minyak pelumas dari kompresor
membalut bahan penyerap airnya. Suhu pengeringan yang baik harus dijaga di
bawah 100° F untuk menghindari peningkatan pemakaian bahan penyerap
airnya, yang harus diganti lagi setiap 3–4 bulan tergantung pada laju
kejenuhan.
MODUL V V - 15
BAB III
PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
a) Sistem udara tekan terdiri dari dua bagian yakni bagian pemasokan dan bagian
permintaan. Bagian pemasokan meliputi kompresor dan perlakuan udara,
sedangkan bagian permintaan meliputi sistem distribusi, penyimpanan dan
peralatan pemakai akhir.
b) Prinsip kerjanya seperti pompa sepeda dengan karakteristik dimana aliran keluar
tetap hampir konstan pada kisaran tekanan pengeluaran tertentu.
c) Pada kompresor jenis rotary, kberoperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya
menghasilkan hasil keluaran yang lebih tinggi dibandingkan kompresor
reciprocating.
d) Dalam pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah: efisiensi
volumetrik, efisiensi adiabatik, efisiensi isotermal, dan efisiensi mekanik.
Efisiensi adiabatik dan isotermal dihitung sebagai daya isotermal atau adiabatik
dibagi oleh konsumsi daya aktual . Gambar yang diperoleh menunjukkan
efisiensi keseluruhan kompresor dan motor penggerak.
e) Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistem, tetapi area
permasalahan yang paling umum adalah pada; kopling, pipa, tabung, dan
sambungan, pengatur tekanan, traps kondensat terbuka dan kran untuk
mematikan serta pada Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
3.2. MODEL DAN PROSES PEMBELAJARAN SCL
3.2.1 Modul Pegangan Dosen
a) Kegiatan Dosen
- Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan
kepada mahasiswa pada setiap minggunya.
- Menyampaikan rumusan kemampuan akhir yang diharapkan pada setiap
pertemuan.
- Melakukan umpan balik kepada mahasiswa mengenai materi pada
pembelajaran minggu kedua.
- Menjelaskan materi pembelajaran pada pertemuan/minggu ketiga.
MODUL V V - 16
- Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapi/menanyakan
bagian materi pembelajaran yang kurang jelas pada pertemuan sebelumnya.
- Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan
langsung ke beberapa mahasiswa.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
Sepuluh Pengertian
kompresor dan
berbagai jenis
kompresor, penilaian
Kinerja dan
kehilangan tekanan
distribusi pada
sistem udara tekan
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
Sebelas Peluang efisiensi
energi, inter dan
after cooler,
pengaturan tekanan.
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
Keduabelas Penggunaan udara
tekan yang
terkendali. dan
perawatan.
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
keempatbelas Penggunaan
kompresor di kapal
Small group
discussion
Syerly klara ST. MT
Kelimabelas Efisiensi dan
perawatan
kompresor
Small group
discussion
Syerly klara ST. MT
Keenambelas Ujian kompetensi
mata kuliah
Ujian/Tes
tertulis
Syerly klara ST. MT
c) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode kuliah interaktif
dikombinasikan dengan small group discussion.
d) Daftar Nama Nara Sumber
No Nama Dosen /
Asisten
Kepakaran Telepon HP
1 Baharuddin ST. MT Tutor 490310 6125395
2 Ir. Syerly Klara. MT Tutor 554 611 081355823265
MODUL V V - 17
3.2.2 Modul Pegangan Mahasiswa
a) Kegiatan Mahasiswa
- Mahasiswa mengikuti penjelasan kuliah dari dosen.
- Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian pembelajaran
- Mahasiswa yang mendapat giliran ditanya akan memberikan jawaban dan
dinilai oleh dosen.
b) Jadwal Kegiatan
Minggu Topik
Bahasan
Metode
SCL
Dosen
Sepuluh Pengertian
kompresor dan
berbagai jenis
kompresor, penilaian
Kinerja dan
kehilangan tekanan
distribusi pada
sistem udara tekan
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
Sebelas Peluang efisiensi
energi, inter dan
after cooler,
pengaturan tekanan.
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
Keduabelas Penggunaan udara
tekan yang
terkendali. dan
perawatan.
Kuliah
Interaktif
Syerly klara ST. MT
keempatbelas Penggunaan
kompresor di kapal
Small group
discussion
Syerly klara ST. MT
Kelimabelas Efisiensi dan
perawatan
kompresor
Small group
discussion
Syerly klara ST. MT
Keenambelas Ujian kompetensi
mata kuliah
Ujian/Tes
tertulis
Syerly klara ST. MT
c) Lembar Kerja Mahasiswa
1. Jelaskan berbagai fungsi kompresor yang sering anda temui dalam sehari-
hari, dan mengapa digunakan?
2. Jelaskan jenis-jenis kompresor dan prinsip kerja masing-masing jenis
tersebut.
3. sebutkan dan jelaskan penggunaan kompresor di kapal dan untuk keperluan
apa?
MODUL V V - 18
3.2.3 Modul Assessment SCL
Form Penilaian Pertemuan/Minggu kesebelas dan keduabelas
Pertanyaan
No NIM Nama
Mahasiswa 1
(25%)
2
(25%)
3
(50%)
1
2
3
4
Pembagian Kelompok Grup Diskusi
Untuk Diskusi Minggu Kesembilan dan Kesepuluh
Kelompok No NIM
Nama
Mahasiswa A B C D
1
2
3
4
MO
DU
L V
V -
19
Form
Pen
ila
ian
Kin
erja
Mah
asi
swa (
Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
)
Min
ggu
kes
emb
ilan
dan
kes
epu
luh
Mem
aham
i te
ori
das
ar d
an
pen
gop
eras
ian f
an d
an b
low
er, se
rta
mam
pu m
emb
edak
an
ber
bag
ai j
enis
fan
dan
blo
wer
.
Penguasaan
Materi
Kepemimpinan
Kerjsama
kelompok
Keaktifan
Inisiatif
Ketepatan
skedul
penyelesaian
Ketepatan
pemilihan
metode
penyelesaian
Kerjsama tim
Originalitas ide
pemecahan
masalah
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Sm
all
Gro
up D
iscu
ssio
n (
20
%)
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
MODUL V V - 20
DAFTAR PUSTAKA 1. Dietzel, F. Sriyono D, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Erlangga, Jakarta. 2. Govinda Rao, “Fluid Flow Machine” 3. Wiranto Aismunandar, “Pompa dan Kompresor” 4. Vasandani, “Hydraulics Machines: Theory & Design” 5. Cahyo Hardo Priyoasmoro, “Cara Mengkaji Piping dan Instrument Diagram”, UNEP
2006 6. Larry Bachus and Angel Custidio, “Know and Understand Centrifugal Pump”,
Elsevier. 7. Vals L. Lubanov, “Centrifugal Pump and Application”, Butterworth. 8. Karasik, I.J., “Centrigugal Pumps, Selection, Maintenance and Application”, New
York: Mc.Graw-Hil 9. Church A., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”, New York: Mc.Graw-Hill. 10. Steffanof., “Centrifugal and Axial Flow Pumps”. New York: Mc.Graw-Hill.
ix
LAMPIRAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS SCL
1. K
OM
PE
TE
NS
I L
UL
US
AN
PR
OG
RA
M S
TU
DI
: T
EK
NIK
SIS
TE
M P
ER
ME
SIN
AN
KA
PA
L
EL
EM
EN
KO
MP
ET
EN
SI
KE
LO
MP
OK
KO
MP
ET
EN
SI
NO
R
UM
US
AN
KO
MP
ET
EN
SI
a
b
c d
e
1
Men
ghas
ilk
an
ten
aga
pro
fesi
onal
y
ang
mam
pu
mer
anca
ng
si
stem
pen
gg
erak
kap
al
dan
m
am
pu
men
gko
mu
nik
asik
anny
a dal
am
pro
ses
pro
duksi
dan
pen
gin
stal
asia
n al
at-a
lat
pen
gger
ak,
dan
al
at-a
lat
ban
tu
seca
ra e
fekti
f dan
efi
sien
√
√
√
√
√
2
Men
ghas
ilk
an
tenag
a pro
fesi
onal
y
ang
mam
pu
dan
tera
mp
il d
alam
mer
ekay
asa
dan
mer
anca
ng
sis
tem
-sis
tem
inst
alas
i p
erpip
aan
di
kap
al
dan
ban
gunan
kel
auta
n
lain
ny
a y
ang r
amah
lin
gkungan
√
√
√
√
K
OM
PE
TE
NS
I
UT
AM
A
3
Men
ghas
ilk
an
ten
aga
pro
fesi
onal
y
ang
mam
pu
men
gid
enti
fikas
i d
an
men
ang
ani
sist
em
pem
elih
araa
n
dan
per
awat
an
ko
mp
onen
per
mes
inan
k
apal
, si
stem
inst
alas
i p
erpip
aan
, d
an s
iste
m p
erle
ngkap
an k
apal
ser
ta
ban
gun
an k
elau
tan l
ain
ny
a
√
√
√
√
4
Men
ghas
ilk
an
ten
aga
yan
g
mam
pu
dal
am
mer
anca
ng
kap
al d
an b
ang
unan
kel
auta
n l
ainny
a
√
√
√
5
Men
ghas
ilk
an te
nag
a y
ang
ber
kem
ampu
an
mer
ekay
asa
sert
a m
eran
cang
sist
em
per
mes
inan
, kel
istr
ikan
d
an
per
pip
aan d
alam
pek
erja
an t
ekn
ik y
ang r
elev
an
√
√
√
6
Mam
pu
men
ggunak
an
apli
kas
i ko
mp
ute
r untu
k
dis
ain
dal
am
bid
ang
tekn
ik
sist
em
per
kap
alan
m
aupun
pek
erja
an t
eknik
yan
g r
elev
an
√
√
√
KO
MP
ET
EN
SI
PE
ND
UK
UN
G
7
Men
jun
jung
tin
ggi
no
rma,
tat
a-n
ilai
, m
ora
l, a
gam
a, e
tik
a
&
tanggu
ng
jaw
ab
pro
fesi
onal
se
rta
mam
pu
ber
ko-
mu
nik
asi
seca
ra e
fek
tif
den
gan
ora
ng l
ain
dal
am b
idan
g
pek
erja
an
teknik
si
stem
p
erkap
alan
d
an
ban
gunan
k
e-
lau
tan m
aup
un d
eng
an l
ingkungan
mas
yar
akat
sek
itar
ny
a
√
√
√
EL
EM
EN
KO
MP
ET
EN
SI
KE
LO
MP
OK
KO
MP
ET
EN
SI
NO
R
UM
US
AN
KO
MP
ET
EN
SI
a
b
c d
e
8
Men
ghas
ilk
an
tenag
a pro
fesi
onal
y
ang
mam
pu
dan
tera
mp
il m
enan
gan
i ap
likas
i st
atis
tik
dal
am p
emec
ahan
mas
alah
an
alis
is d
ata
dar
i su
atu p
enel
itia
n/
pen
gam
atan
terh
adap
pem
aham
an
has
il
suat
u
pen
gukura
n,
mam
pu
men
ingk
atk
an m
akn
a d
ata
ters
ebut
dan
mel
alui
beb
erap
a
ranca
ng
an
eksp
erim
en
jaw
aban
at
as
pem
ecah
an
pen
elit
ian y
ang d
ilak
uk
an
√
√
√
√
KO
MP
ET
EN
SI
LA
INN
YA
9
Men
ghas
ilk
an
ten
aga
pro
fesi
onal
y
ang
mam
pu
men
ang
ani
rek
ayas
a nil
ai s
uat
u f
ung
si h
asil
pro
duk
/jas
a
dan
m
enin
gk
atk
anny
a se
mak
sim
al
mu
ngkin
at
as
das
ar
efek
tifi
tas
fungsi
√
√
EL
EM
EN
KO
MP
ET
EN
SI
:
a.
Lan
das
an k
epri
bad
ian
;
b.
Pen
guas
aan i
lmu
dan
ket
eram
pil
an;
c.
Kem
amp
uan
ber
kar
ya;
d.
Sik
ap d
an p
rila
ku d
alam
ber
kar
ya
men
uru
t ti
ngk
at k
eah
lian
ber
dsa
rkan
ilm
u d
an k
eter
amp
ilan
yan
g d
ikuas
ai;
e.
Pem
aham
an k
aid
ah b
erkeh
idup
an b
erm
asy
arak
at s
esuai
den
gan
pil
ihan
kea
hli
an d
alam
ber
kar
ya
2. R
EN
CA
NA
PE
MB
EL
AJ
AR
AN
MA
TA
KU
LIA
H
MA
TA
KU
LIA
H
:
ME
SIN
FL
UID
A
SK
S
:
3
SE
ME
ST
ER
:
III
DE
SK
RIP
SI
SIN
GK
AT
:
Mat
a kuli
ah i
ni
mem
bah
as b
erb
agai
jen
is d
an s
iste
m m
esin
-mes
in f
luid
a se
per
ti p
om
pa,
fan
, b
low
er, ko
mpre
ssor,
PR
AS
YA
RA
T :
Mah
asis
wa
tela
h m
emp
elaj
ari
sifa
t-si
fat
alir
an f
luid
a.
KO
MP
ET
EN
SI
YA
NG
DIH
AR
AP
KA
N
1.
Mah
asis
wa
mam
pu d
an t
eram
pil
dal
am m
erek
ayas
a d
an m
eran
cang s
iste
m-s
iste
m i
nst
alas
i p
erpip
aan d
an k
om
ponen
pen
dukun
gny
a
bai
k d
i k
apal
mau
pun
ban
gunan
kel
auta
n l
ainny
a y
ang r
amah
lin
gkung
an.
(kom
pet
ensi
uta
ma k
edu
a d
ari
Pro
di)
2.
Mah
asis
wa
mam
pu m
erek
ayas
a se
rta
mer
anca
ng
sis
tem
per
mes
inan
, k
elis
trik
an d
an p
erpip
aan d
alam
pek
erja
an t
ekn
ik y
ang
rele
van
.
(kom
pet
ensi
pen
du
kun
g k
edua d
ari
Pro
di)
MIN
GG
U
KE
KE
MA
MP
UA
N A
KH
IR
YA
NG
D
IHA
RA
PK
AN
MA
TE
RI
PE
MB
EL
AJA
RA
N
BE
NT
UK
PE
MB
EL
AJA
RA
N
KR
ITE
RIA
PE
NIL
AIA
N
BO
BO
T
NIL
AI
(%)
1
2
3
4
5
6
1
Mem
aham
i te
ori
das
ar
mes
in f
luid
a dan
dap
at
Kontr
ak K
uli
ah
Pen
gan
tar
mes
in f
luid
a
(Mod
ul
I)
P
rin
sip D
asar
Mes
in F
luid
a
P
emil
ihan
Mes
in F
luid
a
Kuli
ah
2-6
Mem
aham
i pri
nsi
f das
ar
pem
om
paa
n d
an s
iste
m
pem
om
paa
n, j
enis
-jen
is
dan
kla
sifi
kas
i po
mp
a,
sert
a m
amp
u m
eren
can
aan
ukura
n-u
kura
n u
tam
a d
ari
ber
bag
ai j
enis
-jen
is p
om
pa
dan
sis
tem
pem
om
paa
n.
Kara
kte
rist
ik S
iste
m P
emom
paan
(Mod
ul
II)
- T
ahan
an S
iste
m
- K
urv
a K
iner
ja
- T
itik
Oper
asi
Po
mp
a
- K
iner
ja H
isap
an P
om
pa
Pri
nsi
p P
om
pa d
an
Sis
tem
Pem
om
paan
(Mod
ul
III)
- P
enger
tian
Po
mpa
- Je
nis
-Jen
is P
om
pa
- P
rinsi
p K
erja
po
mp
a
- T
ekan
an A
tmosf
ir (
AT
M)
- T
ekan
an A
bso
lut
(Psi
a)
- H
ead P
om
pa
- N
PS
H
- K
avit
asi
- H
uku
m P
ersa
maa
n A
lira
n
- E
fisi
ensi
Po
mp
a
- Je
nis
-Jen
is P
om
pa
- K
urv
a K
iner
ja P
om
pa
- K
urv
a K
iner
ja S
iste
m
- P
om
pa
dan
Moto
r A
lig
men
t
Kuli
ah
Kuli
ah
Sm
all
gro
up
dis
cuss
ion
Sm
all
gro
up
dis
cuss
ion
- p
engu
asaa
n m
ater
i
- k
epem
imp
inan
- k
erja
sam
a
k
elo
mp
ok
- k
eak
tifa
n
- In
isia
tif
- k
etep
atan
wak
tu
p
eny
eles
aian
- k
etep
atan
dal
am
P
emel
ilih
an
m
etod
e
pen
yel
esai
an
p
roje
ct b
ased
- k
erja
sam
a ti
m
- o
rigin
alit
as i
de
P
emec
ahan
20
%
20%
7-1
0
Mem
aham
i te
ori
das
ar d
an
pen
gop
eras
ian
fan
dan
blo
wer
, se
rta
mam
pu
mem
bed
akan
ber
bag
ai
jen
is f
an d
an b
low
er.
Fan
dan
Blo
wer
(Mod
ul
IV)
- P
endah
ulu
an
- Je
nis
-Jen
is F
an d
an B
low
er
- P
rinsi
f K
erja
Fan
dan
Blo
wer
Kuli
ah
Kuli
ah
Sm
all
Gro
up
- K
arak
teri
stik
Sis
tem
- K
arak
teri
stik
Fan
- K
arak
teri
stik
Sis
tem
dan
Fan
- H
uku
m F
an
- K
iner
ja/E
fisi
ensi
Fan
dan
Blo
wer
- M
etod
e P
engkaj
ian F
an d
an B
low
er
- P
eluan
g E
fisi
ensi
En
ergi
Dis
cuss
ion
Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
- p
engu
asaa
n m
ater
i
- k
epem
imp
inan
- k
erja
sam
a
k
elo
mp
ok
- k
eak
tifa
n
- In
isia
tif
20%
11-1
6
Mem
aham
i te
ori
das
ar d
an
pen
gop
eras
ian
ko
mpre
sor
sert
a m
amp
u m
eran
can
g
ber
bag
ai j
enis
ko
mpre
sor.
Kom
pre
sso
r d
an
Sis
tem
Ud
ara
Tek
an
(Mod
ul
V)
- P
endah
ulu
an
- K
om
pon. U
tam
a S
iste
m U
dar
a T
ekan
- Je
nis
-Jen
is C
om
pre
ssor
�
Ko
mp
ress
or
Posi
tiv
e D
ispla
cem
ent
�
Ko
mp
ress
or
Din
amis
- P
engkaj
ian K
om
pre
ssor
dan
Sis
tem
Udar
a T
ekan
�
Kap
asit
as K
om
pre
ssor
�
Efi
sien
si K
om
pre
ssor
�
Keh
ilan
gan
Tek
anan
Dis
trib
usi
�
Keb
oco
ran d
an A
kib
atn
ya
�
Pen
entu
an J
um
lah K
ebo
cora
n
- P
eluan
g E
fisi
ensi
En
ergi
�
Lokas
i K
om
pre
ssor
�
Suh
u U
dar
a pad
a A
lira
n M
asuk
�
Pen
uru
nan
Tek
anan
Sar
ingan
�
Inte
r dan
Aft
er I
nte
rcoo
ler
�
Pen
gat
ura
n T
ekan
an
�
Mem
inim
alkan
Keb
oco
ran
- P
enggunaa
n U
dar
a T
ekan
Ter
ken
dal
i
Kuli
ah
Kuli
ah
Kuli
ah
Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
Sm
all
Gro
up
Dis
cuss
ion
- p
engu
asaa
n m
ater
i
- k
epem
imp
inan
- k
erja
sam
a
k
elo
mp
ok
- k
eak
tifa
n
- In
isia
tif
- k
etep
atan
wak
tu
p
eny
eles
aian
- k
etep
atan
dal
am
P
emel
ilih
an
m
etod
e
p
eny
eles
aian
p
roje
ct b
ased
- k
erja
sam
a ti
m
- o
rigin
alit
as i
de
P
emec
ahan
20%
20
%
3. T
AB
EL
RE
NC
AN
A P
EN
ILA
IAN
KIN
ER
JA
MA
HA
SIS
WA
Mem
aham
i pri
nsi
f das
ar p
emo
mp
aan d
an s
iste
m p
emo
mp
aan, j
enis
-jen
is d
an k
lasi
fikas
i
po
mpa,
ser
ta m
amp
u m
eren
can
aan u
kura
n-u
kura
n u
tam
a dar
i ber
bag
ai j
enis
-jen
is p
om
pa
dan
sis
tem
pem
om
paa
n
Penguasaan
Materi
Kepemimpinan
Kerjsama
kelompok
Keaktifan
Inisiatif
Ketepatan
skedul
penyelesaian
Ketepatan
pemilihan
metode
penyelesaian
Kerjsama tim
Originalitas ide
pemecahan
masalah
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Sm
all
Gro
up D
iscu
ssio
n (
20
%)
Pro
ject
Base
Lea
rnin
g (
20
%)
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
5
D33106005
6
D33106006
7
D33106007
4. T
AB
EL
RE
NC
AN
A P
EN
ILA
IAN
KIN
ER
JA
MA
HA
SIS
WA
(sa
mb
un
gan
)
Mam
pu m
eren
can
akan
sis
tem
yan
g m
elib
atk
an f
an d
an b
low
er.
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Pen
guasa
an
Mate
ri
Kep
emim
pin
an
Ker
jsam
a
kel
om
pok
Kea
ktif
an
Inis
iati
f
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
5
D33106005
6
D33106006
7
D33106007
5. T
AB
EL
RE
NC
AN
A P
EN
ILA
IAN
KIN
ER
JA
MA
HA
SIS
WA
(sa
mb
un
gan
)
Mem
aham
i te
ori
das
ar d
an pen
gop
eras
ian k
om
pre
sor
sert
a m
amp
u m
eran
cang b
erb
agai
jen
is k
om
pre
sor.
Penguasaan
Materi
Kepemimpinan
Kerjsama
kelompok
Keaktifan
Inisiatif
Ketepatan
skedul
penyelesaian
Ketepatan
pemilihan
metode
penyelesaian
Kerjsama tim
Originalitas ide
pemecahan
masalah
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Sm
all
Gro
up D
iscu
ssio
n (
20
%)
1
D33106001
2
D33106002
3
D33106003
4
D33106004
5
D33106005
6
D33106006
7
D33106007
6. L
EM
BA
RA
N P
EN
ILA
IAN
IN
DIK
AT
OR
PE
NC
AP
AIA
N K
OM
PE
TE
NS
I
No.
Sta
mb
uk
N
am
a M
ah
asi
swa
Kom
pet
ensi
1 :
Mah
asis
wa
mam
pu d
an t
eram
pil
dal
am m
erek
ayas
a dan
mer
anca
ng
sist
em-s
iste
m i
nst
alas
i p
erp
ipaa
n d
an
ko
mponen
pen
dukungny
a b
aik d
i
kap
al m
aup
un b
angun
an k
elau
tan
lain
ny
a y
ang r
amah
lin
gkungan
.
Kom
pet
ensi
2 :
Mah
asis
wa
mam
pu m
erek
ayas
a se
rta
mer
anca
ng
sis
tem
per
mes
inan
,
kel
istr
ikan
dan
per
pip
aan d
alam
pek
erja
an t
eknik
yan
g r
elev
an.
1
D33106020
2
D33106021
3
D33106022
4
D33106023
5
D33106024
6
D33106025
7
D33106026
8
D33106027
9
D33106028
10
D33106029
11
D33106030