Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

26
FILIPINA DAN HUBUNGANNYA DENGAN INDONESIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bisnis Internasional Dosen Pembimbing : Prof. Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D Disusun oleh: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Bisnis Internasional CE PROGRAM STUDI AKUNTANSI

description

tugas binter

Transcript of Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

Page 1: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

FILIPINA DAN HUBUNGANNYA

DENGAN INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bisnis Internasional

Dosen Pembimbing : Prof. Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D

Disusun oleh:

Meriatul Qibtiyah

125020302111004

Bisnis Internasional CE

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014/2015

Page 2: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ 1

GAMBARAN SEKILAS TENTANG FILIPINA............................................................... 2

Letak Geografis Filipina................................................................................. 2

Aspek Ekonomi............................................................................................... 3

Aspek Pendidikan............................................................................................ 4

Aspek Sistem Pemerintahan ......................................................................... 6

Aspek Sosial dan Budaya................................................................................. 6

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN FILIPINA.......................................8

Bidang Ekonomi........................................................................................................ 8

Investasi Asing................................................................................................. 10

Bidang Sosial, Budaya, dan Pariwisata antara Indonesia dan Filipina..................... 11

EKSPOR IMPOR FILIPINA DAN INDONESIA................................................................ 13

NERACA PERDAGANGAN FILIPINA............................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16

1

Page 3: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

GAMBARAN SEKILAS TENTANG FILIPINA

Filipina atau Republik Filipina (Republika ng Pilipinas) adalah sebuah negara

republik di Asia Tenggara, sebelah utara Indonesia dan Malaysia. Negara Filipina berbentuk

Republik dan beribukota Manila City. Negara Filipina Merdeka pada tanggal 4 Juli 1946.

Filipina adalah negara paling maju di Benua Asia setelah Perang Dunia II, namun sejak saat

itu telah tertinggal di belakang negara-negara lain akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah,

penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh

neo-kolonial. Meskipun begitu, saat ini Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi yang

moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh pekerja-pekerja Filipina di

luar negeri dan sektor teknologi informasi yang sedang tumbuh pesat. Serta dii Filipina,

masyarakatnya menggunakan jeepney sebagai kendaraan umum. Anda akan terasa pengap

apabila menaiki kendaraan ini sebab, setiap kali menaiki jeepney pasti senantiasa penuh sesak

dengan orang banyak yang berdesak-desakan untuk turut menaikinya.

Letak Geografis Filipina

Filipina merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Lingkar Pasifik Barat,

negara ini terdiri dari 7.107 pulau. Selama ribuan tahun, warga kepulauan Filipina yang

bahagia dan pekerja keras ini telah mengembangkan sistem cocok tanam Padi yang sangat

maju, yang menyediakan makanan pokok bagi masyarakatnya.

Wilayah Filipina terletak di antara 5 derjat dan 21 derjat Lintang Utara serta 117

derjat dan 126 derjat Bujur Timur. Batas-batasannya, sebelah utara berbatasan dengan Laut

Cina dan Pulau Formosa (Taiwan), Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah laut

Kepulauan Indonesia, sebelah Timur berbatasan dengan Samudera Pasifik, dan sebelah Barat

2

Page 4: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Filipina memiliki kurang lebih 7.107 pulau besar dan

kecil, dengan perkiraan luas wilayahnya sekitar 300.000 kilometer persegi. Pulau terbesar

di antara ribuan pulau tersebut adalah: Pulau Luzon, Pulau Mindanao, Pulau Samar, Pulau

Panay, Pulau Mindoro, Pulau Negros, Pulau Visayan, Pulau Palawan, Pulau Leyte, Pulau

Bohol, dan Pulau Masbate. Kota metropolitan Manila yang menjadi Ibu kota

Republik Filipina terletak di wilayah Selatan Pulau Luzon. Kota terpenting lainnya di Filipina

antara lain seperti Zamboanga, Davao, Tarlac, San Pablo, Batangas, Legaspi, Iloilo, Ormoc,

Naga, dan kota Calbayong.

Aspek Ekonomi

Ekonomi Filipina merupakan keempat terbesar di Asia Tenggara dan ketiga puluh

enam didunia berdasarkan PDB. Filipina menganut sistem ekonomi campuran dengan

industri utama bergerak pada bidang pengelolaahan makanan, tekstil, elektronik, dan

otomotif. Pusat industri utama bergerak pada bidang pengolahan makanan, tekstil, elektronik

dan otomotif. Pusat industri umumnya berada di daerah Metro Manila dan Metro Cebu.

Agrikultur masih memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi di Filipina.

Amerika Serikat dan Jepang telah menjadi mitra ekspor utama Filipina. Selain itu, RRC,

Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan Jerman juga menjadi mitra ekspor terbesar

Filipina. Sebagian besar ekspor berupa barang komponen elektronik dan semi konduktor,

disamping itu hasil alam seperti gas alam, minyak kelapa dan buah - buahan menjadi andalan

utama bidang ekspor hasil alam. Filipina tergabung dalam beberapa forum ekonomi

internasional seperti ASEAN, WTO dan APEC. Jumlah penduduk Filipina yang banyak

sudah mulai dikelola dengan baik oleh pemerintah, meskipun membutuhkan proses yang

tidak singkat. Kondisi SDA tiap wilayah yang heterogen juga mulai dioptimalkan, sehingga

kegiatan eksport semakin berkembang.

Filipina terkenal dengan pertanian padi bukitnya, yang diperkenalkan kira-kira 2.000

tahun lalu oleh suku Batad. Padi-padi bukit tersebut terletak di lereng-lereng Gunung

Ifugao dan berada di ketinggian 5.000 kaki dpl. Luasnya mencakup 4.000 mil² serta

diusahakan secara tradisional tanpa penggunaan pupuk. Ia dinyatakan sebagai Warisan Dunia

oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) pada

tahun 1995. Pada 1998 ekonomi Filipina, sebuah campuran dari pertanian, industri ringan,

dan jasa pendukung; mengalami kemunduran sebagai akibat dari krisis finansial Asia dan

cuaca yang buruk. Pertumbuhan jatuh ke 0,6% pada 1998 dari 5% pada 1997, tetapi kembali

ke sekitar 3% pada 1999, dan 4% pada 2000. Pemerintah telah menjanjikan untuk terus

3

Page 5: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

mereformasi ekonominya untuk membantu Filipina setanding dengan perkembangan negara

industri Asia Timur. Hutang besar ("public debt" sekitar 77% dari PDB), menghambat

perbaikan situasi ekonomi. Alokasi dana untuk hutang lebih tinggi dari pada untuk

Departemen Pendidikan dan militer digabungkan.

Strategi yang dilakukan termasuk peningkatan infrastruktur, merombak

sistem pajak untuk menambah pendapatan pemerintah, juga deregulasi dan penswastaan

ekonomi, dan meningkatkan integrasi perdagangan di wilayah sekitar. Prospek masa depan

sangat tergantung dari performa ekonomi dari dua partner dagang utama, Amerika

Serikat dan Jepang, dan administrasi yang lebih tepercaya dan kebijakan pemerintah yang

konsisten.

Aspek Pendidikan

Filipina menetapkan bahwa pendidikan wajib yang mesti di tempuh para siswa dan

siswi di negara itu adalah 13 tahun. Kebijakan itu diambil sebagai salah satu kunci

mengurangi angka kemiskinan. Selama ini sistem pembelajaran di Filipina hanya mengenal

enam tahun belajar di Sekolah Dasar serta empat tahun di Sekolah Menengah. Dengan

undang-undang yang baru, siswa wajib masuk taman kanak-kanak selama satu tahun sebelum

duduk di bangku SD. Selanjutnya, pemerintah juga meminta pengelola sekolah menengah

menambah waktu belajar, dari empat tahun menjadi enam tahun. Siswa harus mengikuti

pendidikan tambahan jika akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Presiden Filipina Aquino

mengatakan sistem wajib belajar di Filipina masih jauh dari sempurna. Hal ini menyebabkan

para siswa di sana berada di posisi kurang menguntungkan untuk dapat bersaing di dunia

pekerjaan atau persaingan lain.

Di Filipina ada beberapa tingkat pendidikan yaitu : dasar, menengah, teknik dan kejuruan,

dan tersier.

1. Pendidikan dasar

Sekolah dasar juga disebut SD (Filipina : Mababang Paaralan). Terdiri dari enam tingkat,

dengan menambahkan beberapa sekolah tingkat tambahan (Tingkat 7). Tingkat

dikelompokkan menjadi dua subdivisi utama, Primer-tingkat, yang meliputi tiga tingkat

pertama, dan tingkat Intermediate, yang meliputi tiga atau empat tingkat.

4

Page 6: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah di Filipina sebagian besar didasarkan pada sistem pendidikan Amerika

itu sampai kedatangan komprehensif sekolah tinggi di Amerika Serikat pada pertengahan

abad terakhir. DepEd menetapkan kurikulum wajib untuk semua sekolah tinggi, negeri

maupun swasta. Tahun pertama sekolah menengah memiliki lima mata pelajaran inti, Aljabar

I, Integrated Science, Bahasa Inggris I, Filipina I, dan Filipina tahun Kedua I. Sejarah telah

Aljabar II, Biologi, Bahasa Inggris II, Filipina II, dan Asian History. Tahun ketiga telah

Geometri, Kimia, Filipina III, dan World Sejarah dan Geografi. Tahun keempat telah

Kalkulus, Trigonometri, Fisika, Filipina IV, Sastra, dan Ekonomi. Minor subyek mungkin

termasuk Kesehatan, Musik, Seni, Teknologi dan Home Ekonomi, dan Pendidikan Jasmani.

3. Teknis dan Pendidikan Kejuruan

Teknis dan pendidikan kejuruan yang ditawarkan untuk meningkatkan siswa di lembaga-

lembaga keterampilan praktis biasanya terakreditasi dan disetujui oleh TESDA. Lembaga

pemerintah dapat dioperasikan, sering oleh pemerintah provinsi, atau swasta. Mayoritas

dioperasikan secara pribadi dan paling menyebut diri perguruan tinggi.

Mereka mungkin menawarkan program-program dalam durasi mulai dari beberapa minggu

untuk program diploma dua tahun. Teknologi program dapat kursus seperti teknologi

otomotif, teknologi komputer, dan teknologi elektronik; layanan kursus seperti pengasuh,

perawat ajudan, manajemen hotel dan restoran dan perdagangan kursus seperti listrik, tukang

ledeng, tukang las, montir otomotif, diesel mekanik, operator kendaraan berat . Setelah lulus

dari sebagian besar kursus ini, siswa dapat mengambil ujian dari TESDA untuk memperoleh

sertifikat atau diploma relevan.

4. Pendidikan Tersier

Pendidikan tersier di Filipina semakin kurang kosmopolitan. Banyak siswa yang datang ke

korea Filipina untuk belajar bahasa Inggris selama 6 bulan atau lebih, kemudian transfer ke

luar negeri untuk Australia, di Amerika Serikat, atau negara lain untuk derajat. Beberapa

Korea menyelesaikan pendidikan tersier di Filipina, terutama dalam iklim dari Baguio, di

Cordillera dataran tinggi.

Mengenai rendahnya kualitas pendidikan di Filipina, pada bulan Juni 2009 presiden FAAP

dikutip Komisi Kongres Pendidikan (EDCOM) meratapi penurunan mutu pendidikan di

negara ini. Dia mengatakan hal ini disebabkan oleh empat faktor utama: a) salah urus sistem

pendidikan, b) tidak berinvestasi bijaksana dalam pendidikan, c) kurangnya manajemen

5

Page 7: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

kompetensi, dan d) korupsi sistemik. Alasan lain mengapa Filipina bukan merupakan

pemasok utama pendidikan tinggi bagi siswa asing di daerah tersebut adalah karena 3

semester dari masing-masing 8 semester sarjana dituntut untuk sepenuhnya ditujukan untuk

subyek dimandatkan pemerintah.

Aspek Sistem Pemerintahan

Berlaku peralihan sistem pemerintahan tahun 1950-1960-an yaitu demokrasi, 1960-

1970-an yaitu ketenteraan, tahun 1990-2000-an yaitu demokrasi tetapi sekarang sistem

pemerintahan Filipin yaitu presidensial.

Aspek Sosial dan Budaya

  Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang melaksanakan fungsi sosial dan budaya

mempunyai tugas meningkatkan hubungan, kerjasama dan promosi social dan budaya antara

Indonesia dengan Negara Penerima dan/ atau Organisasi Internasional. Fungsi Sosial dan

Budaya merupakan unit kerja yang memiliki cakupan kerja terkait dengan people-to-people

contact, khususnya antara Pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan masyarakat di

negara akreditasi. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan hubungan

bilateral Indonesia dengan negara akreditasi, khususnya dalam tataran hubungan antar

masyarakat kedua negara. Kegiatan-kegiatan dalam cakupan wilayah tugas Sosial dan

Budaya KBRI Manila antara lain adalah : kegiatan promosi budaya dan pariwisata Indonesia,

penanganan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, kepemudaan,

kesehatan, dan berbagai bidang tugas terkait, serta menerima kunjungan ataupun permintaan

audiensi dari pelajar/masyarakat setempat yang berkunjung ke KBRI Manila, yang terkait

dengan masalah sosial-budaya.

 

Selain itu, Fungsi Sosbud juga mengemban tugas penerangan, khususnya terkait

dengan pengolahan website /situs resmi KBRI Manila, serta akun jaringan sosial lainnya

untuk proses penyebaran informasi kepada masyarakat Indonesia di Filipina dan negara

akreditasi serta masyarakat setempat. Terkait hal ini, Fungsi Sosial dan Budaya KBRI Manila

juga menangani penyampaian berita maupun press release terkait berbagai informasi yang

perlu disampaikan kepada media-media setempat di Filipina. Fungsi Sosial dan Budaya

KBRI Manila juga menerima berbagai pertanyaan dan permintaan informasi yang masuk

melalui sarana telekomunikasi elektronik maupun surat tentang Indonesia, khususnya tentang

tempat-tempat wisata di Indonesia serta berbagai hal terkait hal tersebut. Dalam hubungannya

6

Page 8: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

dengan Republik Palau, KBRI Manila senantiasa mengirimkan pejabatnya untuk menghadiri

undangan peringatan hari kemerdekaan negara tersebut, sebagai wujud dari dukungan dan

upaya untuk membina hubungan bilateral yang erat dan akrab dengan Palau. Dalam hal ini,

pada tahun 2012, KBRI Manila mengupayakan untuk mulai mengirimkan misi budaya ke

Palau untuk berpartisipasi dalam Festival of Art tahunan di negara tersebut. Hal ini

dilaksanakan tidak hanya dalam upaya untuk menghormati dan mendukung pelaksanaan

festival tersebut, namun juga untuk mempererat jalinan people-to-people contact dengan

masyarakat setempat. 

Dalam kerjasama bilateral Indonesia – Filipina di bidang Sosial dan Budaya

khususnya bidang pariwisata, Indonesia dan Filipina memiliki potensi besar untuk

mengembangkan kerjasama di bidang pariwisata tersebut. Kedua negara telah

menandatangani MoU on Tourism pada 12 November 2001. Di bawah kerangka kerjasama

tersebut kedua negara menempuh langkah-langkah promosi dan pemasaran bersama. Untuk

memfasilitasi peningkatan arus wisatawan, bisnis danpeople-to-people contacts, RI dan

Filipina perlu membuka lebih banyak jalur perhubungan udara dan laut. Di bawah kerangka

kerjasama tersebut kedua negara menempuh langkah-langkah promosi dan pemasaran

bersama. Untuk memfasilitasi peningkatan arus wisatawan, bisnis dan people-to-

people contacts, RI dan Filipina perlu membuka lebih banyak jalur perhubungan udara dan

laut. Selain jalur penerbangan yang ada, tahun 2011 ini direncanakan akan dibuka jalur

penerbangan langsung Jakarta- Manila menggunakan Indonesia Air Asia, Manila- Bali

menggunakan Cebu Pasific, serta Manila-Surabaya menggunakan Philippines airlines.

 

7

Page 9: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN FILIPINA

1. Bidang Ekonomi

Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang melaksanakan fungsi ekonomi mempunyai

tugas meningkatkan hubungan dan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Negara

Penerima dan/ atau Organisasi Internasional serta lembaga-lembaga resmi lainnya. Dalam

kerjasama bilateral Indonesia – Filipina khususnya di bidang ekonomi berbagai perjanjian

bilateral di bidang ekonomi telah dibuat dan perjanjian-perjanjian ini memberikan landasan

yang kuat bagi berlangsungnya hubungan dan kerjasama ekonomi Indonesia dan Filipina.  Ini

ditandai dengan ditandatanganinya delapan perjanjian bilateral di bidang ekonomi pada

tanggal 30 Mei 1969 yaitu: Basic Agreement On Economic and Technical Cooperation,

Trade Agreemet, Agreement on Technical and Scientific Cooperation, Agreement on

Processing Arrangements and Utilization of Excess Capacity in Certain Industries,

Agreement on Coconut and Coconut Products, Agreement on Forestry, Agreement on

Fisheries, dan Agreement on Shipping Matters.Langkah ini kemudian diikuti dengan berbagai

perjanjian bilateral lainnya dan yang terakhir adalah MoU on Marine and Fihseries

Cooperation yang ditandatangani pada 23 Februari 2006.  Dengan berlandaskan pada

berbagai perjanjian bilateral di bidang ekonomi tersebut hubungan dan kerjasama ekonomi

kedua negara menunjukan peningkatan.  

Perbandingan Beberapa Indikator Ekonomi Dasar,

Indonesia dan Beberapa Negara Lain

Negara Pendapatan per

Kapita (1993, US$)

Pertumbuhan

PpK per Tahun

1980-93

Indonesia

Filipina

Thailand

Malaysia

Singapura

Brunai

Darussalam

India

RRC

Amerika Serikat

Jepang

740

850

2.110

3.140

19.850

...

300

490

24.740

31.490

4.2%

-0.6%

6.4%

3.5%

6.1%

...

3.0%

8.2%

1.7%

3.4%

8

Page 10: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

Selain itu kedua negara juga melakukan pertemuan secara periodik Komisi Bersama

RI-Filipina. Dalam pertemuan Komisi Bersama RI-Filipina tersebut antara lain menyepakati

penguatan berbagai bidang kerjasama ekonomi, khususnya di sektor energi, perikanan,

pertanian, dan kehutanan. Kedua negara sepakat untuk terus mendorong kerjasama ekonomi

bilateral terutama pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama seperti pada aspek

perdagangan, investasi, pertanian, energi dan mineral, perikanan dan tenaga kerja.  Pertemuan

Komisi Bersama berikutnya diharapkan akan diselenggarakan di Filipina.

Sementara itu di bidang investasi kedua negara telah menyetujui perjanjian yang

ditandatangani pada tanggal 12 November 2001 mengenai promosi dan perlindungan

terhadap investasi  yang dilakukan oleh/ dan di kedua negara.  Dalam hal ini kedua negara

setuju untuk mempromosikan, mendorong, dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif

melalui undang-undang dan peraturan yang menguntungkan bagi investor untuk melakukan

investasi di masing-masing negara. Selama tahun 2006-2010, BKPM telah memberikan

persetujuan kepada 19 perusahaan Filipina untuk melakukan investasi di Indonesia senilai

US$5,800,000.00 Sementara investasi yang berasal dari Indonesia bergerak dalam hal obat-

obatan, ikan tuna, produk-produk mie instan, dan makanan yang telah diproses. 

Salah satu perusahaan Indonesia yang menanam modal di  Filipina, yaitu PT Citra

Lantoro Gung Persada (PT Citra) telah membentuk joint venture dengan Philippine National

Constructioni Corporation pada tanggal 27 November 1995 untuk membangun jalan tol

layang Metro Manila Skyway dan kemudian mengoperasikan jalan tol tersebut.  Beberapa

perusahaan Indonesia yang diketahui berada di Filipina adalah  Monde Denmark Nissin

Biscuit Corporation, Maphilindo International Trading Inc, Citra Metro Manila Tollways

Corporation, TPL Trading Inc. (PT GS Battery), Extra Joss Phils, Health All Development,

PT. Kalbe Farma Phils, Matahari Trading Inc, Gentle Supreme Phil (Wings), Inbisco

Philippines (Kopiko) dan Orangtua Group.

Berdasarkan data terakhir Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi

investasi Filipina pada periode Januari-Maret 2011 berada pada peringkat ke-38 dengan nilai

US$100 ribu, dalam 1 proyek.  Sedangkan untuk data tahun 2010, investasi Filipina di

Indonesia bernilai US$49,6 juta dalam 9 proyek. Berdasarkan data terkahir dari Board of

Investment (BoI) Filipina mengenai Approved Foreign Direct Investment (FDI) 2004-2009,

tercatat investasi Indonesia sebesar 11 juta peso.

Dalam bidang ekonomi ada 10 produk Ekspor utama Indonesia ke Filipina antara lain

coal, copper concentrates, motor cars of a cylinder capacity of 2,500cc, bitominous coal, parts

& accessories of machines/other, urea, whether or not in aqueous solution, motor cars of

9

Page 11: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

cylinder capacity of 1,800, new, parts & accessories, of motorcycles, other, crude petroleum

oil dan other prepared foods. Sedangkan impor Indonesia dari Filpina ntara lain parts &

accessories of motor vehicles heading 8701-8705, other lights vessel, fire-float, other vesser,

other parts, gear boxes, of motor vehicles, milk & Cream, in powder form, ammonium

nitrate, whether or not in aqueous solution, centrifugal sugar, electric & electronic machinery,

parts, other semi-conductor devices, other products manufactured from materials, consign

dan good returned to the country whence imp/exported.

2. Investasi Asing

Pertumbuhan ekonomi Filipina yang pesat selama dua tahun terakhir ini telah memacu

bertumbuhnya pengusaha-pengusaha baru di Filipina. Tetapi di sisi lain, investasi Filipina ke

Indonesia masih relatif kecil, hanya sekitar US$ 6 juta pada tahun 2012, jauh tertinggal

dibandingkan investasi dari negara-negara besar ASEAN lainnya. Terdorong oleh hal

tersebut, KBRI Manila berinisiatif mengadakan promosi potensi investasi yang ada di

Indonesia kepada kalangan bisnis di Manila.

Promosi yang dikemas dalam bentuk diskusi berjudul “Exploring Investment and Business

Opportunities in Indonesia” tersebut diselenggarakan pada tanggal 25 September 2013 di

Ruang Nusantara, KBRI Manila.  Diskusi yang dihadiri sekitar 70 orang peserta tersebut

dibuka oleh Dubes RI Manila, Y. Kristiarto S. Legowo yang dalam kata sambutannya antara

lain menyampaikan mengenai pentingnya  peningkatan kerjasama ekonomi antara Indonesia

dan Filipina, khususnya menyambut ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Dubes RI

juga mengharapkan para pengusaha dan investor Filipina dapat menggunakan kesempatan

diskusi ini untuk memperoleh informasi yang memadai yang akan membuka jalan bagi

pengembangan bisnis mereka di Indonesia.

Pesan yang sama juga disampaikan oleh Presiden Philippine Chamber of Commerce and

Industry (PCCI), Miguel B. Varela. Dalam kata sambutannya pada diskusi tersebut, Valera

menekankan pentingnya pengusaha Filipina memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan dari

keberadaan AEC 2015, termasuk di antaranya mengembangkan kerjasama bisnis dan

investasi dengan pengusaha Indonesia.

10

Page 12: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

 

Diskusi menghadirkan lima orang pembicara, yaitu M. Harri Santoso, Direktur Indonesian

Investment Promotion Center, Singapura; Ambassador Donald G. Dee, Wakil Ketua

PCCI, dan tiga orang perwakilan dari BKPM Propinsi, masing-masing Putu Gde Suwartaya

dari Propinsi Bali, Diah Ayu Ermawati dari Propinsi Jawa Timur dan Junita Palit dari

Propinsi Sulawesi Utara. Para peserta diskusi terdiri dari berbagai sektor usaha,

seperti  komunikasi, real estate, perhotelan, energi, infrastruktur, konsultan bisnis, dan lain-

lain. Dalam sesi Tanya Jawab, para peserta diskusi antara lain menanyakan mengenai peluang

bisnis dan investasi di Indonesia antara lain di bidang transportasi, pertambangan, energi, dan

lain-lain. Mereka juga menanyakan kiat-kiat bagi pengusaha Filipina yang ingin memulai

bisnis di Indonesia. Khusus untuk bidang transportasi, perwakilan dari PCCI cabang Davao

menyampaikan perkembangan rencana mereka untuk meluncurkan kapal Roll on - Roll

off (RoRo)  yang mendukung peningkatan konektivitas antara Indonesia dan Filipina.

Penyelenggaraan diskusi ini merupakan salah satu upaya KBRI Manila dalam mendorong

peningkatan investasi Filipina di Indonesia dan kerjasama bisnis antara pengusaha Indonesia

dan Filipina. Diharapkan melalui diskusi ini akan terdiseminasi informasi yang cukup

mengenai peluang dan potensi investasi yang tersedia di Indonesia sehingga dapat membuat

lebih banyak pengusaha Filipina tertarik untuk menanamkan modal atau mengembangkan

bisnisnya di Indonesia.

3. Bidang Sosial, Budaya, dan Pariwisata antara Indonesia dan Filipina

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi

Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri

11

Page 13: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan

kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah

bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok

sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 240 juta orang dimana

mereka tersebar di 33 propinsi, menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan populasi

penduduknya terbesar keempat dunia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-

agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga

memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di

Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara

paralel. Filipina atau Republik Filipina adalah sebuah negara republik di Asia Tenggara,

sebelah utara Indonesia dan Malaysia. Filipina merupakan sebuah negara kepulauan. Negara

ini terdiri dari 7.107 pulau. Filipina seringkali dianggap sebagai satu-satunya negara Asia

Tenggara di mana pengaruh budaya Barat terasa sangat kuat. Filipina adalah negara paling

maju di Asia setelah Perang Dunia II, namun sejak saat itu telah tertinggal di belakang

negara-negara lain akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang

dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Saat ini

Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat, yang banyak disumbangkan dari

pengiriman uang oleh pekerja-pekerja Filipina di luar negeri dan sektor teknologi informasi

yang sedang tumbuh pesat.

Kerjasama Bidang Sosial, Budaya, dan Pariwisata antara Indonesia dan Filipina

Republik Indonesia dan Filipina memiliki potensi besar untuk mengembangkan

kerjasama di bidang pariwisata. Untuk itu kedua negara telah menandatangani MoU on

Tourism pada 12 November 2001. Di bawah kerangka kerjasama tersebut kedua negara

menempuh langkah-langkah promosi dan pemasaran bersama. Untuk memfasilitasi

peningkatan arus wisatawan, bisnis dan people-to-people contacts, Indonesia dan Filipina

perlu membuka lebih banyak jalur perhubungan udara dan laut.

Dalam kerjasama di bidang informasi, Indonesia-Filipina memiliki MoU on Bilateral

Cooperation in the Field of Information pada tahun 1996. Kedua pihak berupaya

memperbaharui kesepakatan tersebut dengan memasukkan unsur-unsur kerjasama yang lebih

luas. Indonesia dan Filipina juga menjalin kerjasama di bidang pengembangan SDM. Hal ini

ditempuh dengan penyusunan MoU on Cooperation in the Field of Education and Training.

12

Page 14: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

Filipina juga berkeinginan mengembangkan kerjasama antara institusi pendidikan tinggi,

khususnya di kawasan yang berbatasan antara kedua negara seperti Mindanao dan sekitarnya.

EKSPOR IMPOR FILIPINA DAN INDONESIA

Perkembangan hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Filipina yang terjalin

selama ini sangatlah erat. Dengan demikian perlu ditingkatkan lagi, guna mengidentifikasi

peluang-peluang yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.Berdasarkan data UN-

Comtrade, nilai ekspor Indonesia ke Filipina pada 2008 tercatat sebesar USD1,03 juta, namun

menurun signifikan pada 2009 menjadi USD58 ribu. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2008

berada di posisi kedua di bawah Thailand yang nilai ekspornya ke Filipina mencapai USD3,4

Juta. Pada tahun 2009 nilai ekspor Indonesia sangat jauh di bawah Korea Selatan dengan nilai

USD1,6 Juta, Thailand USD408 ribu, dan China Taipei USD227 ribu.

Hubungan kerjasama di bidang politik Indonesia-Filipina selama ini berjalan baik. Di

antara kedua negara terdapat saling pengertian yang cukup tinggi dalam penyelesaian

mengenai berbagai masalah, baik dalam konteks bilateral, regional maupun internasional.

Pemeliharaan hubungan tersebut diperkuat dengan kegiatan saling kunjung antarpemimpin

kedua negara. Pemimpin kedua negara juga mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela

forum regional dan multilateral. Kunjungan terakhir PresidenYudhoyono ke Filipina adalah

pada 10-14 Januari 2007, dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-14 di Cebu.

Nilai total perdagangan Indonesia-Filipina pada 2008 mencapai US$ 2,8 milyar,

dengan surplus sebesar US$ 1,29 milyar bagi Indonesia. Angka tersebut merupakan

peningkatan 27 persen dari total perdagangan pada 2007 senilai US$ 2,2 milyar. Sementara

dalam kurun Januari-April 2009, tercatat total perdagangan sebesar US$ 759 juta, dengan

13

Page 15: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

surplus sebesar US$ 525 juta bagi Indonesia. Posisi kedua negara yang berada di daerah

tropis dan subtropis menjadikan kerjasama di bidang pertanian dan kehutanan sebagai salah

satu sektor andalan. Kesamaan beberapa produk pertanian dan kehutanan merupakan

komoditi penting dalam perdagangan kedua negara. Kedua negara juga mengembangkan

kerjasama di bidang perikanan, pertanian. Untuk semester pertama tahun 2011, realisasi

ekspor ke Filipina sudah mencapai 2,68 juta juta dollar AS dengan volume barang diekspor

mencapai 9,28 juta kilogram. Terbesar diekspor ke Filipina, yakni produk kopra

menghasilkan devisa sebesar 1,44 juta dollar AS, disusul bungkil kopra 782,75 ribu dollar,

bungkil sawit 244,2 ribu dollar AS,ikan beku 122,15 ribu dollar AS dan arang tempurung

97,1 ribu dollar AS. Realisasi dan Neraca Perdagangan luar negeri Filipina dengan Dunia dan

Indonesia.

Total perdagangan 2009 sejumlah US$ 30,072 milyar namun mengalami penurunan

dari periode yang sama tahun 2008 sebesar US$ 45,312 milyar, atau turun 33,63%. Impor

Migas Filipina dari dunia bulan Januari – Mei 2009 sejumlah US$ 2,270 milyar dan

meningkat dari periode yang sama tahun 2008 sebesar US$ 5,165 milyar, atau menurun

56,04%. Sedangkan Impor Migas Filipina dari Indonesia bulan Januari - Mei 2009 berjumlah

US$ 36 juta atau naik sebesar 26.404,44%. Impor Non-Migas Filipina dari dunia bulan

Januari – Mei 2009 sejumlah US$ 13,987 milyar namun mengalami penurunan dari periode

yang sama tahun 2008 sebesar US$ 19,062 milyar, atau turun 26,63%. Sedangkan Impor

Non-Migas Filipina dari Indonesia bulan Januari – Mei 2009 berjumlah US$ 594 juta atau

naik 26,30%. Indonesia adalah peringkat ke 14 tujuan ekspor Filipina. Indonesia adalah

peringkat ke 9 asal impor Filipina. (Sumber KBRI Manila, data BPS, Kemenlu, data diolah F.

Hero K. Purba).

14

Page 16: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

NERACA PERDAGANGAN FILIPINA

Filipina mengimpor barang senilai $ 5,711 miliar pada bulan September yang meningkat 7,2 persen pada periode yang sama dari tahun sebelumnya seperti yang dilaporkan Kantor Statistik Nasional Filipina. Dan selama bulan tersebut juga nilai ekspor barang mencapai $ 10,756 miliar selama bulan tersebut , mewakili peningkatan 6,1 persen dari tahun lalu. Selama ini ekspor telah  tumbuh 4,9 persen per tahun . Dengan demikian , defisit neraca perdagangan Filipina bertambah menjadi $ 666.000.000 , yang lebih tinggi dari $ 516.000.000 defisit pada periode yang sama tahun lalu.

Rata-rata  defisit neraca perdagangan Filipina dari tahun 1957 hingga 2013 mencapai $ 23,75 miliar dari data  Neraca Perdagangan di Filipina dilaporkan oleh Kantor Statistik Nasional Filipina.  Defisit Neraca Perdagangan di Filipina mencapai tertinggi $11,45 miliar September 1999 dan rekor rendah $1,658 miliar pada bulan November 2011. Defisit perdagangan reguler terjadi karena tingginya impor bahan baku dan barang setengah jadi dimana impor utama adalah : bahan bakar ( 25 persen ) , produk elektronik ( 25 persen ) , peralatan transportasi ( 7 persen ) dan mesin industri ( 5 persen ).

Filipina merupakan  eksportir terkemuka kelapa , nanas , abaca dan produk elektronik seperti prosesor , chip dan hard drive ( lebih dari 40 persen dari total ekspor ) . Mitra dagang utama negara ini yaitu Jepang ( 28 persen dari total ekspor dan 11 persen impor ) , Amerika Serikat ( 15 persen ekspor dan 11 persen impor ) dan China ( 12 persen ekspor dan 11 persen impor ). Sebagai informasi sebelumnya defisit perdagangan Filipina bulan Agustus 2013,  menyempit menjadi $ 961 juta dari USD 1,374 miliar pada  tahun sebelumnya. Meskipun ekspor mencatat pertumbuhan tercepat untuk tahun ini, namun impor meningkat dengan kecepatan terbaik mereka dalam lebih dari dua tahun.

15

Page 17: Meriatul Qibtiyah 125020302111004 Binter

DAFTAR PUSTAKA

http://www.riswanto.com/2012/10/letak-geografi-dan-keadaan-alam-filipina.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Filipina

http://wsantoso.tripod.com/filipina.html

http://www.kemlu.go.id/manila/Pages/Divisions.aspx?IDP=3

http://www.indonesianembassy.org.ph/news/09252013.html

http://prabowo-womanizer.blogspot.com/2013/05/perbedaan-budaya-indonesi-dan-filipina.html

http://heropurba.blogspot.com/2012/02/potensi-pengembangan-kerjasama-ekspor.html

http://primsacc12.blogspot.com/2012/03/sistem-ekonomi-indonesia-dan-pendapatan.html

http://vibiznews.com/2013/11/26/defisit-neraca-perdagangan-filipina-bertambah/

16