Merancang Put Option Dalam Sistem Resi Gudang Sebagai...
Transcript of Merancang Put Option Dalam Sistem Resi Gudang Sebagai...
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 641
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG
SEBAGAI ELEMEN PASAR LELANG FORWARD AGRO
Hari Sunarto1
FEB Univ. Kristen Satya Wacana, Salatiga
ABSTRAK
Salah satu unsur pasar lelang komoditas agro (PLKA) yang penting dan masih menjadi
kendala dalam pengembangan PLKA adalah tersedianya komoditas agro dengan kualitas yang standar,
jumlah yang mencukupi dan gudang serah yang jelas melalui wadah sistem resi gudang (SRG). Pasar
lelang komoditas Agro di Indonesia telah berdiri sejak tahun 2003 dan SRG baru berkembang tahun
2008, namun integrasi PLKA dan SRG belum terjadi sehingga salah satu program Bappebti tiga tahun
kedepan melakukan integrasi keduanya. Pengembangan pasar lelang di Indonesia telah menuju kearah
yang benar melalui program revitalisasi yang digerakkan oleh Departemen Perdagangan melalu
Bappebti. Negara yang maju, bukan saja mampu menghasilkan komoditas agro tetapi juga
kemampuan membangun Pasar Komoditas.
Negara tetangga seperti Singapore, Malaysia, Thailand telah memiliki pasar komoditas yang
lebih maju dari Indonesia. Bahkan, RRC yang jauh lebih lambat masuk dalam WTO dari Indonesia
ternyata telah mengembangkan pasar komoditas lebih dahulu dan lebih maju dari Indonesia. Tidak
ketinggalan, India yang dahulu menghadapi masalah pangan, kini mampu berproduksi gandum dan
beras untuk ekpor telah mengembangkan PLKA. Pengembangan PLKA tanpa mengembangan SRG
akan berjalan tersendat. Secara ideal, resi gudang dapat diperdagangankan lebih likuit di PLKA
sekaligus mengangkat harga tingkat petani. Pemerintah telah menciptakan insentif dalam bentuk
investasi milyaran rupiah untuk gudang SRG dan menyediakan subsidi. Persoalan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah, bagaimana menciptakan instrument keuangan (put option) bagi petani
yang cenderung ingin kepastian harga dan menelusuri secara spesifik unsur unsur penghalang baik
yang telah diidentifikasi Bappebti maupun yang belum teridentifikasi. Dengan demikian, percepatan
(revitalisasi) PLKA dapat tercapai dalam rangka meningatkan daya saing sektor pertanian dalam
menghadapi masyarakat ekonomi asean 2015. Dari sisi pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis
berada pada aspek pengembangan kelembagaan ekonomi khususnya pasar dengan dasar memperkecil
biaya transaksi dan meningkatkan pendapatan petani.
Keywords: Put Option, warehouse receipt, commodity Exchange , transaction cost)
1 Dosen FEB UKSW, E-mail:[email protected]. Secara khusus, saya mengucapkan kepada Kepala Disperindag Jateng, Bpk H. Soendoro, Ketua Tim Promotor, Bpr Soegeng Wardoyo, Sekr Tim Promotor, dan anggota lainnya. Demikian juga terima kasih kepada Bpk Dharmayugo dkk, Bappeti sehingga, saya sebagai peneliti bisa lebih mendalami permasalahan revitalisasi PLKA Indonesia pada umumnya dan PLKA Jateng secara khusus.
642 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Latar belakang
Mengembangkan pasar komoditas (commodity Exchange) adalah mengembangkan
unsur daya saing bangsa dalam ekonomi globlal. Komunitas pelaku bisnis bersama
komunitas akademisi bidang ekonomi dan bisnis sebagian besar tidak mengetahui bahwa
pasar modal (capital market), pasar berjangka (future market), pasar valuta asing (forex
market) berakar dari pasar komoditas pertanian Chicago Board of Trade atau CBOT
(bergabung dengan : Chicago Merchantile Exchange, 27 Juli 2007) yang dikenal kalangan
pelaku pasar modal dan pasar valuta asing sebagai tempat lahirnya pasar forward, future dan
pasar opsi modern2 pada abad 19 (th 1957) untuk komoditas pertanian (agro). Disamping
komoditas agro, CBOT berkembang ke perdagangan derivatif untuk komoditas lainnya
seperti produk Opsi Finansial modern th 1973, sehingga CBOT membuka Chicago Board
Options Exchange (CBOE). Kini komoditas yang diperdagangkan termasuk komoditas enerji,
metal, valutas asing dll. CBOT ternyata diawali dengan perdagangan komoditas pertanian
yaitu gandum tahun 1848 yang disusul dengan komoditas lainya: jagung, kedelai, dan produk
turunannya, dan produk komoditas agro lainnya (Poitras 2008).
Negara yang maju dan makmur ternyata memiliki pasar komoditas (commodity
Exchange), khususnya pasar lelang komoditas agro (PLKA) yang maju pula. Sayang,
Indonesia yang dominan dalam kamoditas berbasis sumber daya alam(SDA), pengembangan
kelembagaan PLKA Indonesia relatif ketinggalan dengan beberapa negara tetangga, seperti
Singapore, Malaysia, dan Thailand. Tahun 2015 adalah era pasar bebas ASEAN dimana pasar
sebagai salah satu aktivitas ekonomi, tak terkecuali dalam aktivitas sektor pertanian. Daya
saing diukur dari kemampuan pelaku ekonomi dalam mengikuti aturan main pasar global.
Persoalan ini menjadi faktor strategis dalam mempersiapkan daya saing ekonomi nasional.
Dari berbagai dimensi, Indonesia masih ketinggalan jauh dalam mengembangkan
institusi pasar. Indonesia sebagai produsen CPO terbesar didunia, tetapi acuan harga (price
reference) menggunakan harga yang terbentuk di pasar komoditas di luar negeri misalnya
pasar komoditas di Malaysia atau Rotterdam. Pasar komoditas untuk CPO di Indonesia masih
relatif sangat muda yaitu PT. ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) yang
baru berdiri tgl 23 Juni 2009.
RRC adalah negara sosialis, ternyata bisa mengembangkan pasar komoditas yang
maju sehingga bisa memasuki pasar global dengan lebih cerdas. Sebenarnya Cina baru
bergabung di WTO tgl 11 Desember 2001, sementara Indonesia telah menjadi anggota WTO
tgl 1 Januari 1995 atau tujuh tahun lebih dulu dari Cina. WTO adalah wajah pasar global.
Kategori pasar yang sangat berperan dalam pasar global adalah pasar kategori kedua :
commodity exchange dan capital market. Beberapa bursa komoditas Cina antara lain
Zhengzhou Commodity Exchange berawal tahun 1988, dan secara formal beroperasi penuh tgl
28 Mei 1993 di lantai bursa 120.000 m2untuk komoditas Gandum, Jagung, Kedelai, Kacang
Hijau dan Wijen dihasilkan 1.854 kontrak. Tahun 2006 dapat mencatat 29,4 juta kontrak.
Pasar komoditas lainnya, yaitu Dalian Commodity Exchange, Kunming International Flora
2 Pasar komoditas dengan kontrak transaksi forward dan option kuno sudah terjadi di Antwerp Bourse - Belgia (abad 16, dibuka 153-gulung tikar 1571), di Amsterdam Bourse-Holland (Pertengahan abad 17, dengan Tulipmania 1634-7), dan London’s Exchange Alley (UK) pada akhir abad 17 (Poitras:2008).
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 643
Auction (sejak 2003). Thailand sebagai eksportir beras terbesar di dunia memiliki AFET
(Agricultural Future Exchange Thailand) dengan barang yang diperdagangan adalah produk
ekspor seperti (1) beras, (2) karet dan (3) tapioka. AFET berdiri th 1979 dan kini menjadi
acuan harga khususnya harga beras bagi pemerintah Thailand. AFET telah memberi
kontribusi besar dalam industri beras di Thailand dengan memberi manfaat kepada
penggilingan padi, pedagang, eksportir dan pengelola gudang serta pemerintah. Korea
Selatan yang merdeka hampir bersamaan dengan Indonsia juga memiliki pasar komoditas
yang unggul (Samtana-Boado 2006). Sejumlah negara Afika yang dahulu sebagai benua yang
dilanda kelaparan, kini makin makmur setelah melengkapi diri pasar komoditas. Salah satu
komponen pasar komoditas agro yang penting adalah sistem resi gudang (SRG). Salah satu
program Bappebti yang terutuang dalam roadmap 2011-2014 adalah melakukan integrasi
PLKA dengan SRG. Niat baik dan mulya dari Departemen Perdagangan untuk ikut
meningkatkan pendapatan petani tidak diragukan, karena melalui SRG, petani diharapkan
dapat menghindari harga gabah yang rendah saat panen dan meningkat beberapa bulan setelah
panen. Di Kendal, saat panen harga gabah mencapai titik terendah yaitu Rp.230 ribu/kwintal
(Suara Merdeka, 19 Feb 2011). Beberapa kasus yang diangkat oleh Bappebti, bahwa dengan
menunda jual para petani akan memperoleh keuntungan yang berarti, yaitu : (1) kelompok
tani “Jaya Tani” Indramayu memperoleh keuntungan sebesar Rp.615/kg, (2) Kelompok tani
“wargo tani” Banyuwangi memperoleh keuntungan sebesar Rp.287,38/kg, dan (3) Koperasi
KSU Annisa Subang memperoleh keuntungan Rp.380/kg. Keuntungan tersebut diperoleh
dari nilai penjualan dikurangi biaya pengelola resi gudang Rp70-80,-/kg dan Rp.12/kg untuk
bunga dan pembebangan hak tanggungan(Edi 2011). Di Zambia, terjadi gejala yang sama,
saat panen harga rendah dan sekitar 3 bulan kemudian harga komoditas jagung (satuan per
ton)naik, sebagai contoh tahun 2001 periode Juli dan Oktober naik dari US$100 menjadi
US$135 di Lusakan (ibu kota), naik dari US$60 menjadi US$ 90 di Patauke (kota kabupaten),
dan dari US$35 menjadi US$54 di Chief Mumbi (desa). Tanpa melalui resi gudang, petani
hanya menjual dengan harga sekitar 50% dari harga puncak (Onumah 2007). Kenaikan harga
ini mestinya menjadi insentif yang besar bagi petani, tetapi kondisi ini belum memiliki daya
tarik yang besar kepada petani dan PLKA belum terintegrasi dengan resi gudang karena
komoditas yang ada di SRG berlum dijual di PLKA Jawa Tengah (Sunarto et al. 2008). Pada
tahu 2009, pemerintah menciptakan insentif lagi bagi petani melalui kredit bersubsidi hingga
7%, karena petani hanya membayar 6% dari beban kredit komersial 13%.
Sistem resi gudang telah diluncurkan sejak 2006 saat lahirnya UU No.9/2006 tentang
Sistem Resi Gudang. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Perdagangan telah berusaha
keras mewujudkan sistem resi gudang, dengan memulai investasi dalam gudang melalui
stimulus fiskal sebanyak 34 unit, dengan dana APBN-P 2010 sejumlah 11 unit dan melalui
DAK 2011 sebanyak 15 unit (Edi 2011). Berbagai sosialisasi telah dilaksanakan di berbagai
daerah, termasuk Jawa Tengah oleh Pengelola Gudang seperti PT. Petindo Daya Mandiri dan
Bappebti dan di Jawa Tengah telah terdapat 8 gudang SRG (Suwignyo 2008b; Edi 2011).
Tetapi masih banyak hambatan implementasi Sistem Resi Gudang dan Integrasi Sistem Resi
Gudang kedalam Pasar Berjangka Komoditas Agro (Commodity Exchange) di Indonesia. UU
No.9/2011 tentang perubahan UU9/2006, memberi peluang pengembangan produk derivatif
Resi Gudang (RG) seperti kontrak berjangka RG, opsi RG, indeks RG, diskonto RG, unit RG
dll. Penelitian awal Sistem Resi Gudang ini membahas tentang peluang merancang Put
644 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Option untuk Resi Gudang berdasarkan sejumlah data dan promosi SRG dari Bappebti dalam
rangka integrasi dan sinergi dengan revitalisasi pasar lelang forward komoditas agro
(indonesian commodity exchange). Pasar lelang ini adalah pasar riel sedangkan JFX (Jakarta
Futures Exchange) adalah pasar derivatif yang sebagian menggunakan acuan komoditas yang
diperdagankan di pasar komitas (Commodity Exchange) negara maju (misalnya London,
Amsterdam, New York).
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk melakukan kajian skema call
option dalam resi gudang, agar pentani dapat memperoleh hasil lebih (2) melakukan ekplorasi
proses peningkatan daya tarik SRG dalam rangka Integrasi ke PLKA, dan (3) tanpa
mengabaikan upaya yang telah dilakukan oleh Bappebti dan Disperindang melalui tim
Promotor PLKA, penelitian ini secara khusus untuk menyumbankan gagasan model kebijakan
yang lebih tajam dan operasional.
STUDI PUSTAKA
Pasar Lelang selayang pandang.
Istitusi pasar dengan pembetukan harga (price discovery) terjadi mekanisme tawar
menawar melalui lelang (auction market) dikenal dengan pasar komoditas (commodity market
atau commodity exchange) dan pasar modal atau bursa efek (capital market). Pasar komoditas
diatur melalui UU No.32/1997, peraturan pemerintah No.9/1999 dan kemudian muncul
peraturan Bappebti No.01/BAPPEBTI/PER-PL/2010 tentang pasar lelang agro. Bursa Efek
Indonsesia, berdiri 1977, yang kemudian kukuhkan dengan Undang-Undang No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal. Kategori pasar ini sebagai pasar yang paling terorganisir dan hanya
dikenal oleh komunitas terbatas namun mempunyai dampak ekonomi yang luas. Masih ada
institusi pasar lainnya, tetapi bukan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Indonesia
masih ketinggalan jauh dalam mengembangkan institusi pasar komoditas. Indonesia sebagai
produsen CPO terbesar didunia, tetapi acuan harga (price reference) menggunakan harga
yang terbentuk di pasar komoditas di luar negeri misalnya pasar komoditas di Malaysia atau
Rotterdam. Pasar komoditas untuk CPO di Indonesia masih relatif sangat muda yaitu PT.
ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) yang baru berdiri tgl 23 Juni 2009.
Perlu dicatat bahwa cikal bakal pasar komoditas modern yaitu CBOT (Chicago Board of
Trade) yang berdiri tanggal 3-April 1848 di Amerika dan dibuka dengan transaksi spot
gandum. CBOT didirikan oleh 83 merchants (pedagang profesional) dengan barang
dagangan pertama gandum.Tahun 1857 ditingkatkan jenis barang yaitu berbagai biji bijian
baik gandum maupun jagung, kedelai dan produk turunannya, dengan transaksi spot dan
future. Pada tahun 1973, CBOT sebagai bursa pertama di dunia yang menawarkan bukan saja
biji bijian (cereals) tetapi juga produk derivatif. Saat ini transaksi CBOT dengan kombinasi
80% finansial dan 20% barang fisik biji bijian. CBOT sebagai panutan pasar komoditas di
berbagai belahan dunia. Ethiopia Commodity Exchange atau ECX (dibuka tgl 24 April 2008 )
dengan komoditas antara lain Jagung dan kopi berkiblat ke CBOT. ECX berdiri dan
berkembang didukung dengan tim peneliti dan pengembangan yang kuat sejak persiapan
pendirian dengan donor Bank Dunia(World Bank 2008).
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 645
Varian pasar komoditas lain yang besar adalah Aalsemeer Flower Auction, Holland (
berdiri 1890) dengan inisiatif para anggota koperasi bunga. Kunming International Flora
Auction Trading Center (KIFA) di provinsi Yunan, Cina merupakan duplikat pasar lelang
bunga dengan kiblat Aalsmeer. Pemerintah daerah sudah menyatakan akan mebuat KIFA
sebagai pasar lelang terbesar kedua di dunia. Revolusi pasar komoditas sedang berkembang di
kawasan Asia, bahkan juga melanda Afrika. Komoditas meliputi tetapi tidak terbatas pada
hasil pertanian (termasuk produk turunannya), tetapi juga meliputi produk tambang dan juga
derivativenya. Pengembangan pasar komoditas di negara lain, seperti Amerika (e.g. CBOT)
diawali dengan produk pertanian : gandum, berkembang pada produk biji bijian (cereal)
seperti jagung, kedelai, dll., kemudian berkembang pada turunanya: tepung gandum, tepung
kedelai atau minyak kedelai dll. Dalam perkembangan instrumen pedagangan dari produk
pertanian ke derivatif dan pasar saham. Di Indonesia berjalan sebaiknya, mula mula pasar
derivative, yaitu pada tgl 19 Agustus 1999 : PT. Bursa Berjangka Jakarta. Pendiri awal
adalah 4 perkebunan sawit, 7 penyulingan sawit, 8 eksportir kopi, 8 perusahaan pialang pasar
modal. Sejak terbitnya peraturan tentang pasar lelang agro forward tahun 1997, berdirilah
pasar komoditas yang dikelola swasta yaitu tgl 26 Nov 2008 berdiri PT iPasar Indonesia
(Jakarta) – sebuat pasar komoditas fisik berbasis internel dan disusul ICDX (Indonesia
Commodity & Derivative Exchange) yang baru berdiri tgl 23 Juni 2009
Pasar Lelang Komoditas Agro dan Resi Gudang
Pasar lelang komoditas agro di Ethiopia (Ethiopia Commodity Exchange, ECX),
merupakan duplikat Chicago Board of Trade (CBOT),yang baru saja berdiri tahun 2008.
CBOT sudah berdiri lebih dari seratus tahun yang lalu yaitu 1848 sebagai salah satu pasar
lelang komoditas agro tertua di dunia.
Faktor pendorong berdirinya ECX , antar lain, adalah adanya bencana kelaparan
bertahun-tahun ternyata karena produksi yang berlimpah disuatu wilayah tidak tersalurkan ke
wilayah lain. Disamping itu untuk meningkatkan pendapatan petani produsen komoditas
melalui pasar terorganisir yang bisa menjangkau pembeli internasional.Salah satu solusi yang
diciptakan adalah ECX. Pengembangan EXC di Ethiopia didukung oleh lembaga
Internasional seperti Bank Dunia dan IFRI. Resi gudang telah terintegrasi dalam ECX (Gabre-
Madhin 2001; Gabre-Madhin† & Goggin 2005). PLKA atau commodity exchange yang lebih
maju dari Ethiopia juga terintegrasi dengan Sistem Resi Gudang (SRG). Berkaitan hal
tersebut, maka konsep PLKA ideal di Indonesia dapat di tuangkan dalam sketsa sbb:
646 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Grafik 1 : Gambar Sketsa (ilustrasi) Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA) ideal di
Indonesia beserta Lembaga Lembaga Pendukung.
PenyelenggaraCommodity Exchange
Anggota
Bursa
Bank/
Lembaga
KeuanganPenyedia
Transportasi
BAPPEBTI
INFORMASI PASAR
ICTLembaga Pendukung
Sucofindo, Pusat
Registrasi
Perguruan Tinggi, dll
Arbitrase
KONSUMEN
Eksportir
DomestikWholesale, Retailer,
Processor
Sistem Resi
Gudang
Petani
(Individu, Koperasi,
Perkumpulan)
Instansi PemerintahDinas Perdagangan, Dinas
Pertanian
Dinas Koperasi & UKM
Bank Indonesia,dll.
Infoharga.bappebti.go.id
Meskipun sampai saat ini Sistem Resi Gudang di Indonesia belum terintegrasi dalam PLKA,
Sistem Resi Gudang telah memiliki dasar hukum yang cukup (sejak 2006) dan sedang
berkembang seperti tertuang dalam
Tabel dan Tabel 3 di atas. SRG memiliki unsur unsur kelembangaan yang saling tindak
(terkait), yaitu : (1) Badan Pengawas SRG (Bappebti), (2) Pengelola Gudang sebagai unsur
sentral dalam SRG karena sebagai badan yang menympan barang di gudang dan menerbitkan
resi gudang, (3) Lembaga Penilain Kesesuaian, (4) pusat Registrasi RG, (5) Lembaga
Asuransi, (6) Bank/Lembaga Keuangan dan (7) sarara dan prasarana seperti: gudang, unit
pengeringan dan transportasi, serta yang tidak boleh dilupakan adalah (8) petani atau pemilik
padi.
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 647
Grafik 2: Gambar alternatif Sketsa (ilustrasi) Sistem Resi Gudang ideal di Indonesia
GUDANG
(terdaftar)
Manajemen Pergudangan
PERUSAHAAN
SERTIFIkASIPERUSAHAAN
ASURANSI
PETANI,
PROSESOR,
EKSPORTIR
REGISTRASI RG
PENGELOLAAN RISIKO
PENJAMIN
PENYELESAIAN
LEMBAGA PENJAMIN
PENYELESAIAN
PEMBELI
BANK/KREDITUR
BRIDGING FINANCE
Penerbitan
Resi Gudang
bergaransi
Pemberian
pinjaman
Pe
ny
alu
ran
pin
jam
an
Pe
lun
as
an
pin
jam
an
Re
si G
ud
an
g
Standar mutu
terjaminFidelity &General
Diasuransikan
Pembayaran
Komoditi
Pengam
bilan
komoditi
Pen
yim
pana
n
kom
oditi
Sumber: Bappebti (http://www.bappebti.go.id/pll/modelind.asp (Juli 2008)
Cara menggambarkan SRG berbeda beda, gambar tersbut hanya salah satu
representasi interaksi elemen dalam sistem resi gudang. Dengan demikian SRG
merupakan interaksi dari berbagai elemen sistem dalam rangka penerbitan resi gudang yang
berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Resi
Gudang. RESI GUDANG (Warehouse Receipt) merupakan dokumen/surat bukti
kepemilikan barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang
tertentu (harus mendapatkan persetujuan dari Bappebti) dalam jangka waktu tertentu.
Resi Gudang dan Put Option
Ada beberapa cara sesorang melakukan transaksi di pasar baik sebagai penjual maupun
pembeli, yaitu :(1) transaksi tunai, (2) spot, (3) forward dan future, serta (4) opsi. Pasar lelang
komoditas agro di Indonesia diarahkan dengan transaksi forward. Sebelum membahas put
option, perlu diuraikan terlebih dahulu tentang mengapa pentingnya produk put option dalam
rangka meningkatkan implementasi resi gudang di Indonesia
Dengan asumsi bahwa petani lebih menyukai kepastian harga penjualan, maka petani
memiliki pilihan menjual saat setelah panen dimana harga lebih pasti dari pada harus
648 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
menunggu beberapa bulan kemudian. Fakta juga menujukkan kebijakan publik secara implisit
pemerintah berasumsi para petani memperoleh jaminan harga gabah, sehingga pemerintah
melaui Bulog menjamin pembelian gabah dengan harga beli terendah (floor price) pada saat
panen. Misi sitem resi gudang adalah mulya, petani dapat menunda penjualan gabahnya
dengan cara menyimpan di pengelola resi gudang, karena secara umum baik pemerintah,
petani, peneliti/akademisi yakin harga akan naik beberapa bulan setelah panen. Namun
persoalannya, seberapa besar harga akan naik dan apakah pemerintah atau ada pihak yang
berani memberi jaminan kepada petani dengan harga jual tertentu?. Dengan kata lain,
dapatkah petani memperoleh hak untuk menjual dengan harga tertentu. Hak untuk menjual
dengan harga yang telah ditetapkan pada saat panen berarti ada fihak yang wajib membeli
dengan harga yang ditetapkan. Kontrak semacam ini sebagai put option contract, dimana
petani sebagai pembeli put sementara pemerintah atau fihak tertentu sebagai penjuan put
(atau put writer).
Suatu call option merupakan suatu kontrak yang memberi hak (bukan kewajian) untuk
membeli (call option) atau hak menjual (put option) suatu barang dengan harga tertentu
(exercise price, atau strike price) pada sebelum atau saat yang telah ditetapkan (jatuh tempo).
Opsi yang memberi hak membeli atau menjual pada saat sebelum s/d saat jatuh tempo sebagai
opsi gaya Amerika dan penggunaan hak jual atau beli pada saat jatuh tempo sebagai opsi gaya
eropa (Watanabe 2007).
Jika petani, kelompok tani, koperasi berada pada fihak yang membeli call option, dengan
harga jual yang pasti dan fihak pemerinah, misalnya melalui Bulog sebagai penjual pul
option (put seller writter), maka Bulog harus menetapkan Execise Price.
Grafik 3: Gambar alternatif Sketsa (ilustrasi) Sistem Resi Gudang ideal di Indonesia
Kontrak CALL Option Kontrak PUT Option
Call Buyer
(Call owner)
Call Seller
(call writer)
HAK untuk MEBELI suatu aset
WAJIB untuk MENJUAL aset
Put Buyer
(Put owner)
Put Seller
(Put writer)
HAK untuk MENJUALI suatu aset
WAJIB untuk MEMBELI aset
Rp. 2.000
Rp.2.000
Nilai
Call
Harga
Aset
Rp. 2.500
Rp. 2.500
Nilai
Put
Harga
Aset
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 649
CBOT memiliki intrument Agriculture option yang ditawarkan kepada anggota bursa,
dengan sistematika yang sama dengan option lainnya, dengan empat pilihan posisi (Business
Development 2004) sbb:.
Posisi Call Option Put Option
Option buyer Pays premium
Right to buy
Pays premium;
Right to sell
Option Seller Collect premium;
Obligation to sell
Collect premium;
Obligation to buy
Jika dalam kontrak future harga adalah komponen yang dapat dilakukan tawar menawar,
dimana jenis barang, kualitas, kuantitas, tempat dan waktu pengiriman sudah ditetapkan,
maka dalam option hanya premium yang dapat ditawar dalam proses pembentukan harga.
Petani, kelompok tani, koperasi atau pemilik komoditas (penjual) di gudang SRG lainnya
dapat berperan sebagai pembeli opsi put. Premi (atau premium) mencerminkan biaya
maksimun atau sejumlah dana yang mungkin hilang atau rugi . Sementara itu, premium
merupakan keuntungan terbesar bagi penjual opsi, dengan kerugian sebesar selisih exercise
price dengan harga riel di pasar. Dengan instrumen ini, akan menambah insentif bagi peserta
pasar lelang khususnya pedagang. Namun demikian, sejauh mana petani bisa menerima
kerugian tersebut masih menjadi misteri yang akan diungkap dari hasil penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini sebenarnya berdasarkan Participatory Action Research (PAR) karena
penelitia terlibat dalam proses pembentukan PLKA yang diharapkan dikelola swasta, sebagai
anggota Tim Promotor PLKA Jateng, dengan Ketua H. Soendoro (Mantan Ketua Kadin
Jateng), dengan SK Tim Promotor dari Kepala Disperindag Jateng sejak 2009.Namun
banyaknya kendala didalam proses implementasi, PLKA swasta belum juga berjalan, bukan
saja di Jateng tetapi di provinsi lainnya. Salah satu kendala yang menjadi perhatian Bappebti
(Kementrian Perdagangan) adalah integrasi SRG dan PLKA seperti yang terjadi di negara
maju atau negara berkembang yang Pasar Komoditasnya sudah maju. Oleh karena itu, yang
menjadi obyek penelitian adalah Pelaksanaan SRG – dengan pengamatan di Rawalo,
Banyumas dan di Demak dari tahun 2008-2011. Disamping itu, dikumpulkan data harga
gabah (barang utama yang kini menjadi obyek SRG Jateng) baik di BPS maupun instansi
terkait di Kabupaten dan Pusat.
Analisis dan Bahasan
Upaya Integrasi PLKA dan SRG : Sebuah Cita-cita.
Jawa Tengah terpilih sebagai salah satu dari lima daerah percontohan Revitalisasi
PLKA (Pasar Lelang Komoditas Agro) karena volume perdagangan rata-rata diatas rata-rata
650 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Rp.120 milyar, dukungan kuat dari Pemda (Bappebti 2011 : 83) dan berdiri (beroperasi)
dalam kategori awal, tahun 2003.
Th beroperasi Lokasi Pasar Lelang Jumlah
2003 Jabar, Jateng 1, Jatim 3
2004 Sulsel, Sulut, Jakarta, Barlingmas (Jateng 2),
Sumut
5
2005 Bali, NTB, Jambi, Kab. Agam, Riau, 5
2006 Lampung, Kalbar, Kaltim, Sulteng, Sumbar,
Benkulu
6
Meskipun Jateng sebagai bagian dari tiga provinsi tertua yang menjalankan PLKA,
hampir 10 tahun, persoalannya masih relatif sama yaitu (a) penyelenggaraan masih sangat
tergantung dukungan APBD dan APBN, (b) transaksi lelang masih banyak yang ditengarai
semu – karena belum ada pemantauan penyelesaian kontrak forward yang handal, (c) PLKA
dan SRG belum terintegrasi. Khusus butir (c), Bappebti dan Pemda/Disperindag telah
menetapkan kebijakan : percepatan revitalisasi pasar lelang yang lebih mandiri – tidak
tergantung anggaran Pemda/Dinperindag dan mempersiapkan pasar lelang agro online (Tim
Asistensi 2011) menetapkan tujuan revitalisasi sbb:
1. Integrasi pasar lelang dengan Sistem Resi Gudang dan Perdagangan Berjangka
Komoditi
2. Menciptakan sistem perdagangan yang baik melalui mekanisme pembentukan harga
yang transparan
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas perdagangan
4. Mencukupi kebutuhan antar daerah, menciptakan intensif bagi peningkatan mutu
produksi
Namun demikian secara umum terdapat kendala yang dihadapi di lapangan versi
Bappebti (Edi 2011) adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman dan Komitmen Masyarakat Kurangnya Pemahaman dan
Komitmen Masyarakat, Pelaku Usaha, dan Dunia Perbankan Terhadap Mekanisme
Sistem Resi Gudang.
2. Fasilitas Pergudangan di Daerah Pada Umumnya Belum Memadai atau Masih
Kurang & Pemanfaatan Gudang Belum Optimal.
3. Masih Kurangnya Peralatan (Alat Pengering , Alat Pengukur Kadar Air, Mesin
Perontok, Alat Sortasi).
4. Kualitas Produk Belum Sepenuhnya Memenuhi Standard Mutu Yang Diharapkan
5. Sinergi Antar Instansi Terkait, Pemda & Sektor Swasta Serta Pelaku SRG
Belum Maksimal.
6. Banyak komoditas daerah yang berpotensi diresigudangkan, sehingga perlu dikaji
jenis dan kapasitas pasar untuk masing-masing komoditas.
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 651
7. Belum ada kesepahaman dalam proses pelaksanaan SRG di lapangan sehingga proses
pencairan kredit relatif lebih lama
Bisa diduga bahwa kendala tersebut tidak seragam untuk masing masing SRG yang
tersebar di 10 propinsi, sehingga pemetaan dan pengelompokan permasalahan dapat dilakukan
untuk memberi solusi yang spesifik. Bappebti memiliki resep tersendiri dalam mengurai
kendala tersebut.
Upaya keras dari Bappebti dalam mengurai benang kusut tersebut dengan upaya yang
lengkap yang meliputi (Edi 2011), tetapi tidak terbatas pada :
1. Sosialisasi dan pertemuan teknis dengan para petani, pelaku usaha, pemerintah
daerah, kalangan perbankan (Bank Indonesia, bank BUMN dan Swasta) serta instansi
lain yang terkait.
2. Penyediaan Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) bagi petani, kelompok tani,
gapoktan dan koperasi tani;
3. Pembangunan 41 gudang (35 flat & 6 silo) di 34 kabupaten melalui Dana Stimulus
Fiskal DEPDAG TA 2009;
4. Kerjasama dengan kementerian dan instansi terkait dalam melakukan penyediaan
peralatan pasca panen, peningkatan Mutu Hasil Pertanian, sosialisasi SRG serta hal-
hal lain terkait Percepatan Pelaksanaan SRG;
5. Pelatihan, Bimbingan Teknis dan penyusunan Standard Operasional Baku bagi
calon Pengelola Gudang dan UKM;
6. Penyediaan Sistem Informasi Resi Gudang, Sistem Informasi Harga dan Sistem
Informasi Pengawasan SRG;
7. Pelatihan bagi Tenaga Inspektor Badan Pengawas (Bappebti) di dalam dan luar negeri;
Kerjasama Teknis dengan IFC-World Bank
Persoalan yang kini masih belum terselesaikan adalah : (1) komoditas yang masuk SRG
(antara lain: gabah) tidak atau belum menjadi komoditas (antara lain beras) dalam PLKA, (2)
petani /kelompok tani masih banyak yang belum “tertarik” dengan SRG. Pada saat ini,
prioritas penyelesaian masalah baru pada butir (2) menciptakan daya tarik petani dan
kelompok tani menggunakan SRG. Put option diharapkan menjadi instrumen pelengkap untuk
menciptakan daya tarik petani menggunakan SRG.
Sistem Resi Gudang Menguntungkan?
Sudah menjadi aksioma bagi Pemerintag (cq. Bappebti, Disperindag, Dispertan, dll) dan
Pengeloa Resi Gudang misalnya Suwignyo, U.(2008a) bahwa : (1) saat panen- harga pasar
gabah cenderung lebih rendah (2) daya serap Bulog hanya sekitar 10% dari total surplus
gabah dari petani, sementara itu (3) saat paceklik harga lebih tinggi, tetapi gabah telah terjual
pada saat panen, dan (4) SRG dapat dipakai sebagai jaminan kredit. Maka menunda jual
adalah tindakan bijaksana bagi petani dan kelompok tani, karena berpeluang dapat menjual
dengan harga tinggi. Untung Suwignyo, sebagai Dirut PT. Petindo Daya Mandiri merupakan
652 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
perintis Pengelolaan Resi Gudang swasta pertama di Indonesia yang berada di Desa Rawalo,
tiga dari delapan lokasi pengeloaan SRG (Tabel 1) .
Tabel 1: Daftar Lokasi Gudang dan Pengelola Gudang SRG di Provinsi Jawa Tengah.
No Lokasi Gudang Pengelola Gudang SRG
1 Jl Raya Jepara-Kudus Km 11, ds Rengging, kec Pecangaan,
Kab Jepara
PT. Pertani (Persero)
2 Jl. Gemolong-Karanggede, dk Kwangen, ds Negmbat
Padas, Kec. Gemolong, Kab Sragen
PT. Pertani (Persero)
3 Ds Dempet, Kec Dempet, Kab Demak PT. Pertani (Persero)
4 Jl Raya Demak-Jepara Km 10, ds Mulyorejo, Kec Demak,
Kab Demak
PT. Pertani (Persero)
5 Jl raya Singosari 9, Kajen, Kab Pekalongan PT. Pertani (Persero)
6 Jl Raya Jatilawang Rawalo, ds Menganti RT 1/RW 3, Kec
Rawalo, Kab Banyumas
PT. Petindo Daya
Mandiri
7 Jl Raya Randu Muktiwaren RT 01/RW 01, ds Muktiwaren,
Bojong, Kab Pekalongan
PT. Petindo Daya
Mandiri
8 Jl Raya Solo – Tawangmangu Km 9, Puri Niaga, Kab
Karanganyar
PT. Petindo Daya
Mandiri
Sumber : Bappebti, September 2011
Meskipun sosialisasi baik dari Bappebti, Disperindag, dan Pengelola Resi Gudang
yang coba meyakinan bahwa para petani berpeluang untung besar jika melakukan tunda jual,
namuni tingkat penerimaan (adoption rate) masih relatif rendah. Padahal pangsa pasar petani
calon pengguna SRG besar, misalnya kapasitas Gudang yang dikelola PT. Petindo Mandiri di
Rawalo, Banyumas adalah 1.500 ton, dengan hasil panen di Kab Banyumas adalag 40.000 ton
(Berjangka 2007). Jika dilihat dari perkembangan adopsi SRG di seleuruh Indonesia selama
periode 2008-2010, baik dari volume komoditas dan jumlah kredit yang dimanfaatkan dengan
jaminan SRG masih relatif kecil jika dibandingkan kapasitas tampung (
Tabel 2). Meskipun demikian, jika dilihat dari segi proses adopsi suatu yang baru
(“inovasi”) merupakan langkah kemajuan. Pengguna SRG (Petani/Kelompok Tani)
memperoleh kredit 70% nilai RG, dengan tenor maksimum 6 bulan, tidak termasuk
perpanjangan. Hanya berlaku kepada debitur yang belum meperoleh fasilitas kredit program
pemerintah (eg. KKPE, KUPS). Debitur-peserta SRG tidak dikenakan biaya provisi kredit
tetapi tetap dibebani biaya administrasi kredit dan biaya lainya sesuai ketentuan bank yang
berlaku (Divisi Kredit Bank Jateng 2011).
Tabel 2:Perkembangan Resi Gudang yang diterbitkan selama 2008-2010 di seluruh Indonesia
No Th
RG Komoditas PEMBIAYAAN
Jml Vol(ton) Nlai (Rp
jt)
Jml
SRG Nilai (Rp jt) Lembaga Keuangan
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 653
1 2008 16 508.83 1,431.62 6
313.90
BPRS Bina Amanah, BRI,
Bank Jatim
2 2009 13 214.11 552.96 5
136.80 BRI
3 2010 57 2,299.94
8,678.73 35
4,216.02
BRI, Bank Jatim, Bank
BJB, Bank Kalsel, OKBL
KBI, LPBD
4 2011 103 3,976.20
16,163.57 75
8,788.30
LPBD, Bank Jatim, Bank
BJB, Bank Kalsel, PKBL
KBI
Jumlah 189 6,999.08
26,826.88 121
13,455.02
Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, BAPPEBTI, 25 April 2011
Berdasarkan distribusi Lembaga keuangan pemberi kredit
Tabel 2 ternyata Bank Jateng ketinggalan dengan Bank Jabar, Bank Kalsel dan Bank
Jatim, karena hingga tahun 2010, Bank Jateng belum memberi kredit kepada pemilik resi
gudang. Mungkin karena Bank Jateng (Divisi Kredit 2011) baru menerbitkan ketentuan kredit
dengan jaminan resi gudang agak lambat (SK Direksi 0725/HT.01.01/2010) dan telah
menetapkan ketentuan skema kredit bersubsidi dengan jaminan rsi gudang (SE Direksi
0005/HT 01 01/2011, tgl 10 Januari 2011). Sementara itu BRI telah lebih dahulu dua tahun
(Utomo 2008). Bank swasta karena melalui BUMN, insentif subsidi bunga disalurkan ke
petani/kelompok tani melalu BUMN, tidak melalui Bank Swasta. Subsidi bunga dari
pemerintah adalah sebesar: (Bunga LPS+5%) – bunga kredit, dalam hal ini suku bunga kredit
6%. Bisa saja diturunkan jika suku bunga di pasar keuangan turun.
Tabel 3:Distribusi Pembiayaan Resi Gudang Berdasarkan
Lembaga Keuangan (2010)
Lembaga Keuangan Jml Rp. Juta
1 BRI 9
1,072.29
2 Bank Jabar 24
2,192.21
3 Bank Kalsel 7
188.97
4 Bank Jateng 0
0
5 Bank Jatim 16
1,650.42
6
BPRS Bina Amanah
Satria 3
130.00
7 LPDB Kem KUKM 11
3,910.28
654 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
8 PKBL PT KBI 17
1,568.38
Jumlah 87
10,712.55
Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, BAPPEBTI, 25 April 2011
Dari
Tabel 2 dan Tabel 3 memberi bukti bahwa Insentif bunga telah mendorong sebagian
petani/kelompok tani untuk memanfaatkan SRG. Beban bunga tersebut harus tertutup dengan
dengan kenaikan harga komoditas SRG misalnya gabah, bahkan harus ada tambahan
keuntungan. Petani menunggu bukti keuntungan diatas suku bunga pinjaman. Bappebti
memberi “bukti” perhitungan dengan salah satu kasus berkut
Tabel 4: Perhitungan Laba (Rugi) Penjualan Gabah Dengan Sistem Resi Gudang (Tunda
Jual)
Pemilik Barang : Kelompok Tani "Pucang Anom I" Bantul
Gudang Menyimpanan : Stimulus Fiskal Nitikan-Bantul
Masa Simpan : 3 bulan
Jenis Barang : Gabah IR64
Jumlah Barang : 12 ton
Biaya Gudang RG : Rp 80 /3 bulan
Harga Pasar GKG/KA 14% :
Saat masuk : 26-Feb-2011 : Rp 3,400.0/kg
Saat Keluar : 24-Mei-2011 : Rp 4,000.0 /kg
Bunga bank : 6% p.a.
PERHITUNGAN LABA DARI TUNDA JUAL
I. Pendapatan
Rp.48,000,000.0
II. Biaya
1. Harga Gabah
Rp.40,800,000.0
2. Bunga Bank
Rp. 428,400.0
3. Ongkos Sewa dan RG
Rp. 960,000.0
Jumlah Biaya
Rp.42,188,400.0
III. Laba
Rp. 5,811,600.0
Laba %
14.24% (Versi
Bappebti=13,7%)
Sumber: Bappebti, Kementrian Perdagangan RI, 2011
Apakah perhitungan tersebut realistis?. Berikut ini akan dibandingkan dengan pergerakan
harga pasar gabah dalam siklus satu tahun dalam grafik yang disajikan Bappebti Grafik 4 dan
grafik data harga pasar gabah di tingkat petani dari BPS (Grafik 5)
Perhitungan tersebut menggunakan titik awal simpan Februari dan titik penjualan bulan
Mei Harga meningkat dari Rp.3.400 (Februari) menjadi Rp.4.000,-,(Mei) dimana tren harga
tersebut bertentangan dengan Grafik 4 (a) dan (b) justru menunjukan tren menurun.
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 655
Grafik 4: Perkembangan (flutuasi) Harga Beras dan Gabah tahun 2010-2011 untuk dua Varitas
Padi Ciherang dan IR 64 di Indonesia
a. Ciherang b. IR 64
Sumber: Bappebti, Kementrian Perdagangan RI 2011
Untuk memperkuat bukti, digunakan data harga padi di tingkat petani (GKP: Gabah
Kering Panen), seperti dalam Grafik 5 berikut ini.
Grafik 5: Perkembangan (flutuasi) Harga Gabah tahun 2010-2011 untuk dua Varitas IR 64 di
Indonesia periode 2008 -2012 (Oktober).
3,878
3,314
3,018
3,1943,286
3,365
3,590
3,732 3,760
3,920 3,929
4,082
4,406
4,156
3,621
3,726
3,835
3,861
3,885 3,862 3,911 3,930
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2008 2009 2010 2011 2012
1
2
656 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Sumber: BPS, 2012.
Grafik 5 tersebut nampak adanya tren menurun (seperti garis 1 dan 2), yang secara
kuantitatif rata rata (5 tahun :2008-2012) harga GKP bulan Februari Rp. 3.621/kg menjadi
Rp.3.373,-/kg. Sehingga terjadi penurunan rata rata 7,4% selama tiga bulan. Grafik 5 ini
berbicara berlawanan dari perhitungan laba dari jual tunda melalui resi gudang dalam Tabel
4 tersebut
Ramalan harga menjadi penting untuk mengambil keputusan. Pergerakan harga karena
faktor musim (seasonality) panen-paceklik (masa tanam) sangat dominan, tren indikatif lima
tahun tersebut nampak nyata. Contoh ramalan yang cukup akurat oleh Ketua Umum Kontak
Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, yang mengatakan kenaikan harga gabah
diperkirakan terjadi pada Oktober 2011-Januari 2012 sebesar 10% yang berkisar Rp4.800 per
kg untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan (bandingkan Grafik 5).
Perkiraanya relatif tepat jika dibandingkan dengan data BPS rata-rata GKG per Januari
Rp.4,776.9/Kg. Penyebab kenaikan harga gabah karena panen sudah mulai habis, sehingga
memasuki musim paceklik pada Oktober 2011-Januari 2012 saat petani mulai melakukan
tanam kembali (Zuhri 2011).
Merancang Put Option
Seperti tersebut diatas, bahwa petani atau kelompok tani lebih suka menjual saat panen
meskipun ada harapan harga akan naik saat paceklik dan tersedia SRG dan kredit bersubsidi
karena secara implisit petani tidak suka dengan risiko ketidak pastian harga saat paceklik,
yang berarti petani tidak pasti seberapa besar keuntungan dan seberapa besar kerugiannya.
Ketidak pastian harga saat paceklik dapat diatasi jika petani memperoleh hak untuk menjual
dengan harga yang pasti, dan hal ini dapat diakomodasi jika petani membeli Put Option –
yaitu hak menjual dengan harga tertentu yang dijamin oleh inisiator (misalnya Disperindag,
atau pengusaha atau fund manajer). Petani harus membeli hak itu (option premium) dari
penjual opsi, seperti skema berikut ini.
Posisi Put Option
Option buyer Pays premium;
Right to sell
PETANI/
KELOMPOK TANI
Option Seller Collect premium;
Obligation to buy
Inisiator Disperindag,
Diteruskan Fund Manager
Dari sisi manajemen risiko, lindung nilai (hedging) pasar future atau forward dengan
opsi seperti membeli asuransi untuk melindungi dari turunnya harga bagi penjual komoditas
(petani) atau terhadap naiknya harga bagi pembeli. Put Option memberi peluang bagi penjual
untuk menentukan harga dasar atau floor price (Johnson et al. 2009). Berbeda dengan harga
dasar dari pemerintah yang dipakai Bulog untuk memberi gabah petani bersifat kaku tidak
mudah menyesuaikan situasi, sementara put option disini adalah harga dasar yang lebih
adaptif. Petani atau kelompok tani akan keluar biaya sebesar premi opsi, tetapi akan
MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG...(Hari Sunarto) 657
memperoleh keuntungan menjual sebesar harga yang diperjanjikan (strike price atau exercise
price) jika harga pasar jatuh, dan mereka rugi hanya sebesar premi opsi jika harga naik. Jadi
memberi jaminan kerugian terbatas tetapi keuntungan yang tak terbatas. Keuntungan petani
sebesar selisih strike price dengan premi opsi. Persoalan yang masih menghadang adalah
seberapa besar premi opsi. Di sejumlah pasar komoditas internasional (CBOT, CMEX, New
York Cotton Exchange, dll), premi ditetapkan berdasarkan perdagangan terbuka di lantai
bursa komoditas (Johnson et al. 2009).Oleh karena itu, dalam pertemuan tim Promotor Pasar
Lelang di seluruh Indonesia dengan Bappebti, perlu membahas tentang hal ini disertai dengan
data harga yang lebih rinci bukan data rata rata bulanan seperti yang ada saat ini serta
melakukan simulasi.
Implikasi dan Keterbatasan
Put Option memberi peluang bagi penjual untuk menentukan harga dasar atau floor price
untuk komoditas agro (Johnson et al. 2009). Put Floor Price option ini lebih pro pasar yang
dinamis yang telah menjadi bagian hidup para petani/kelompok tani. Agar put option menjadi
kenyataan, Tim Promotor pasar lelang bersama Bappebti dan Disperindag berkumpul besama
mempelajari dan memutuskan instrumen ini menjadi pelengkap pasar lelang, karena sistem
insentif subsidi sebenarnya kurang mendidik dan menjadikan beban APBN dan APBD.
Untuk mempersiapkan finanlisasi rancangan put option dan simulasi put option sekaligus
sosialisasi perlu diawali dengan pengumpulan data harian harga gabah di beberapa lokasi Resi
Gudang, melalui pengelola SRG, Dispertan Kabupaten, Disperindag. Namun demikian untuk
menghemat anggaran rapat, acara ini dapat disisipkan saat acara Pasar Lelang.
Ilustrasi perhitungan Laba (Rugi) dari Bappebti dengan acuan tunda jual bisa makin
realistis ketika memperhatikan fluktuasi harga gabah harian ditingkat petani (GKP) atau
GKG, sehingga tidan menimbulkan kesan kontradiksi. Bisa saja perhitungan Bappebti benar,
namun dengan adanya kontradiksi dengan data harga dengan fluktuasi musiman BPS bisa
membingungan. Bila ada penjelasan kontradiksi, ata argumen yang membenarkan perhitungan
akan lebih meyakinkan para petani/kelompok tani.
Keterbatasan Penelitian ini adalah kurangnya data harian harga gabah untuk berbagai
jenis varietas yang potensi masuk dalam resi gudang. Untuk itu, peluang untuk menliti SRG
dengan memperhatikan fluktuasi harga akan memberi kontribusi dalam revitalisasi PLKA dan
SRG.
658 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
DAFTAR PUSTAKA
Bappebti, 2011. Annual Report 2010 , Kementrian Perdagangan RI, Jakarta
Berjangka, 2007. PT.Petindo Daya Mandiri : Pioner Pengelola Gudang Skema SRG. Majalah
Berjangka
Business Development, 2004. Agricultural Futures and Options : A Hedger's Self-study
Guide. Chicago Board of Trade
Divisi Kredit, 2011. Produk Perkreditan Bank Jateng. BPD, Semarang.
Divisi Kredit Bank Jateng, 2011. Produk Perkreditan Bank Jateng Untuk Pemberdayaan
Masyarakat Desa : Kredit Dengan Jaminan Resi Gudang. SK Dir BPD Jateng,
No.0275/HT.01.01/2010, SE Dir BPD Jateng No.0005/HT.01.01/2011 tgl 10 Januari
Edi, S., 2011. Sistem Resi Gudang sebagai Sarana Perdagangan dan Pembiayaan bagi Petani
dan Pelaku Usaha. Bappebti.
Gabre-Madhin, E.Z., 2001. Of markets and middlemen : transforming agricultural
market in Ethiopia. International Food Policy Research Institute
Gabre-Madhin†, E.Z., Goggin, I., 2005. Does Ethiopia Need a Commodity Exchange? An
Integrated Approach to Market Development. EDRI-ESSP Policy Working Paper No.
4
Johnson, J., Smith, J., Dhuyvetter, K., 2009. RIsk Management: Factor Affecting Option
Premium Values. Agrilife Extention
Onumah, G.E., 2007. Improving Access to Rural Finance Through Regulated Warehouse
Receipt System in Africa. Case Study, USAID
Poitras, G., 2008. The Early History of Option Contracts. Faculty of Business
Administration, Simon Fraser University
Samtana-Boado, L., 2006. Overview of the World's Commodity Exchange. UNCTAD
Sunarto, H., Priyanto, S.H., Sulanjari, S., Wijayanto, B., Prabowo, R., 2008. Pengembangan
Pasar Lelang Sub Terminal Agribisnis Soropadan Provinsi Jawa Tengah. Bank
Indonesia Semarang & Cemsed feb UKSW, Salatiga.
Suwignyo, U., 2008a. Simulasi Penerbitan Resi Gudang : di Pekalongan dan Demak. PT.
Petindo Daya Mandiri
Suwignyo, U., 2008b. Sistem Resi Gudang Sebagai Sarana Perdagangan. PT. Petindo Daya
Mandiri.
Tim Asistensi, 2011. Modul asistensi revitalisasi dan sosialisasi 14 daerah penyelenggara
pasar lelang. Bappebti dan PT Pranala Nitisara
Utomo, A.D., 2008. Proses Pemberian Kredit Dengan Jaminan Resi Gudang. Bank Rakyat
Indonesia Kantor Cabang Demak
Watanabe, M., 2007. Currency Options and Options Markets. Jones Graduate Scholl Rice
University
World Bank, 2008. World Development Report 2008 : Agriculture for Development. The
World Bank.
Zuhri, S., 2011. Harga gabah diprediksi terus bergerak naik In: Bisnis Indonesia