Menstra Fix
-
Upload
diaz-blak-plak -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Menstra Fix
PEMBAHASAN
I. SASARAN JANGKA PANJANG
Para manajer strategi menyadari bahwa maksimal laba jangka pendek jarang sekali
merupakan cara terbaik untuk melestarikan pertumbuhan dan kemampulabaan perusahaan.
Pepatah kuno yang sering dikutip adalah, jika orang miskin diberi makanan, mereka akan
memakannya dan kemudian akan menjadi lapar kembali ; tetapi, jika mereka diberi bibit
tanaman dan cangkul serta diajari cara bertani, mereka akan mampu memperbaiki keadaan
mereka secara permanen. Pilihan serupa juga dihadapi para pengambil keputusan strategic.
Apakah mereka akan memakan bibit yang ada untuk memperbaiki gambaran laba jangka
pendek dan membagikan deviden dalam jumlah besar dengan menekan biaya di bidang
lain, seperti melakukan PHK selama masa permintaan lesu, mengobral sediaan, atau
mengurangi kegiatan riset dan pengembangan?
Atau haruskah mereka menanam bibit tadi guna meraih jangka panjang dengan
menanamkan kembali laba yang diperoleh, menyediakan sumber daya untuk pelatihan
karyawan, atau meningkatkan biaya iklan?
Bagi kebanyakan manajer strategi, jawabanya jelas, bagikan sebagian kecil laba untuk
kepentingan sekarang dan tanamlah sebagian besar untuk meningkatkan kemungkinan berjaya
dalam jangka panjang. Inilah dasar pikiran yang paling sering digunakan dalam memilih
sasaran (objectivies). Untuk mewujudkan kejayaan jangka panjang, para perencana strategi
umumnya menetapkan sasaran – sasaran jangka panjang di tujuh bidang yaitu :
a. Profitabilitas
Kemampuan semua perusahaan untuk beroperasi dalam jangka panjang
bergantung pada pencapaian tingkat laba yang layak. Perusahaan yang dimanajemeni
secara strategi mempunyai sasaran laba tertentu, biasanya dinyatakan dalam bentuk laba
per saham (earning per share, EPS) atau laba atas saham (return on equity, ROE)
b. Produktivitas
Para manajer strategi terus menerus berusaha meningkatkan produktivitas system
mereka. Perusahaan yang dapat meningkatkan hubungan masukan – keluaran biasanya
meningkatkan produktivitas. Sasaran produktivitas yang umum digunakan adalah
jumlah produk yang dihasilkan atau jumlah layanan yang diberikan per unit masukan.
Tetapi, sasaran produktivitas adakalanya dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya
yang diharapkan. Sebagai contoh, sasaran dapat ditetapkan untuk mengurangi jumlah
1
produk rusak, untuk mengurangi jumlah keluhan konsumen, alat untuk menekan jam
lembur. Mencapai sasaran demikian akan meningkatkan profitabilitas jika keluaran
dijaga tetap.
c. Posisi Bersaing
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya dipasar.
Perusahaan yang lebih besar biasanya menetapakan sasaran yang menyangkut posisi
bersaingnya, seringkali dengan menggunakan penjualan total atau bagian pasar sebagai
ukuran posisi bersaing. Suatu sasaran yang menyangkut posisi bersaing mungkin
menunjukkan prioritas jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, Gulf oil menetapkan
sasaran lima tahun naik dari posisi ketiga menjadi kedua, sebagai produsen
polypropilena densitas – tinggi. Yang menjadi ukuran adalah penjualan total.
d. Pengembangan Karyawan
Karyawan mengharapkan pertumbuhan dan peluang karir. Menyediakan peluang
demikian seringkali meningkatkan produktivitas dan mengurangi angka keluar – masuk
karyawan. Karenanya, para pengambil keputusan strategi seringkali mencantumkan
sasaran pengembangan karyawan dalam rencana jangka panjang mereka. Sebagai
contoh, PPG telah mengumumkan sasaran untuk mengembangkan karyawan yang
sangat trampil dan fleksibel dan, oleh karenanya, memungkinkan kesempatan kerja yang
stabil bagi karyawan dengan jumlah yang lebih sedikit.
e. Hubungan kekaryawanan
Apakah ada ikatan kontrak dengan serikat pekerja atau tidak, perusahaan secara
efektif mengupayakan hubungan kekaryawanan yang baik. Memang, langkah – langkah
proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan salah satu
titik perhatian manajer strategi. Para manajer strategi percaya bahwa produktivitas
terkait dengan loyalitas karyawan dan dengan perhatian manajemen terhadap
kesejahteraan karyawan. Mereka, oleh karenanya, menetapkan sasaran untuk
meningkatkan hubungan kekaryawanan. Beberapa hasil dari sasaran seperti ini adalah
program keselamtan kerja, diwakilinya karyawan dalam komite manajemen, dan adanya
skema pemberian saham bagi karyawan.
f. Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau pengikut
dipasaran. Kedua pilihan ini dapat sama baiknya, tetapi masing – masing menuntut
sosok strategi yang berbeda. Karenanya, banyak perusahaan merumuskan sasaran yang
2
berkaitan dengan kepemimpinan teknologi. Sebagai contoh, Tractor Company
memantapkan reputasi dan posisi dominannya dahulu dalam industrinya dengan selalu
menjadi yang terdepan dalam hal inovasi teknologi produksi alat pemindah tanah
(earthmover) besar. Karena desain yang teknologinya canggih, Daihatsu Mira menjadi
mobil paling popular di Jepang tahun 1991. Mobil mini empat kursi ini bermesin 660 cc
yang memberikan penghematan bahan baker 30 % (dalam mil per gallon) lebih baik dari
mobil pesaing manapun, dan pajak penjualannya 25 % lebih rendah.
g. Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan menyadari tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan
masyarakat pada umumnya. Sesungguhnya, banyak perusahaan yang berusaha lebih
daripada yang dituntut oleh Pemerintah. Mereka tidak hanya berupaya mengembangkan
reputasi dalam hal produk atau jasa yang harganya wajar melainkan juga memantapkan
diri sebagai warganegara yang bertanggung jawab. Sebagai contoh, mereka mungkin
menetapkan sasaran untuk menyediakan dana bagi kegiatan social dan pendidikan,
pelatihan bagi kaum minoritas, kegiatan public atau politik, kesejahteraan masyarakat,
atau peremajaan kota.
II. MATRIKS KEKUATAN-KELEMAHAN-PELUANG-ANCAMAN (SWOT)
Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan peluang), strategi
WO (kelemahan peluang), strategi ST (kekuatan ancaman), dan strategi WT (kelemahan
ancaman). Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik keuntungan
dari peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang mereka pimpin berada
dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari
berbagai trend dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar,
maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Ketika organisasi di hadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi
perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang
tersebut.
3
Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.
Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelamahan
internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai
ancama eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.
Dalam kenyataannya, perusahaan yang semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan
hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut atau memilih likuidasi.
Walaupun matrik SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis
tersebut memiliki bebrapa keterbatasan. Pertama, SWOT tidak menunjukkan cara mencapai
suatu keunggulan kompetitif. Matriks itu harus dijadikan titik awal untuk diskusi mengenai
bagai strategi yang diusulkan dapat diterapkan serta berbagai pertimbangan biaya manfaat
yang pada akhirnya mengarah pada keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT merupakan
penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Matriks SWOT bisa jadi
mempelajari sebuah gambar film dimana anda bisa melihat pameran utama dan penataannya
tetapi tidak mungkin dapat memahami alur ceritanya. Ketiga, analisis SWOT bisa membuat
perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada satu faktor internal atau eksternal tertentu
dalam merumuskan strategi. Terdapat interelasi di antara faktor-faktor internal dan eksternal
utama yang tidak ditunjukkan dalam SWOT namun penting dalam penggunaan strategi.
Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT:
1. Buatlah daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
Strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasilnya pada
7. Strategi WO.
8. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada
strategi ST.
9. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasilnya pada
strategi WT.
4
Matrik SWOT untuk sebuah Toko Komputer Ritel
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Perputaran persediaan naik 5,8
menjadi naik 6,7
2. Pembelian konsumen rata-rata naik
$ 97 menjadi $128
3. Semangat kerja karyawan sangat
baik
4. Promosi dalam toko menghasilkan
peningkatan penjualan sebesar
20%
5. Pengeluaran iklan surat kabar
turun 10%
6. Pendapatan dari segmen jasa
reparasi toko naik 16%
7. Karyawan bantuan teknis dari toko
memiliki gelar MIS
8. Rasio utang terhadap total aset
toko turun 34%
1. Pendapatan dari segmen piranti lunak
toko turun 12%
2. Lokasi toko dirugikan oleh keberadaan
highway 34 yang baru
3. Karpet dan cat toko dalam kondisi yang
meperihatinkan
4. Kamar mandi toko perlu perbaikan
5. Total pendapatan toko turun 8%
6. Toko tidak mempunyai situs WEB
7. Pengiriman tepat waktu pemasok
bertambah hingga 2,4 hari
8. Pelanggan harus sering antre lama
dikasir.
9. Pendapatan per karyawan naik 19%
Peluang (O) Strategi SO Stategi WO
1. Populasi kota bertambah
10%
2. Toko koputer pesaing
dibuka pd jarak 1 KM
3. Lalu lintas kendaraan
yang melewati toko naik
12%
4. vendor rata-rata
mengeluarkan produk
baru/tahun
1. menambah 4 promosi
dalam toko baru setiap
bulannya (S4,O3)
2. menambah 2
karyawan jasa reparasi
baru (S6,O5)
3. mengirim selebaran
kepada seluruh warga
senior berusia diatas
55 (S5,O5)
1. Membeli lahan untuk
toko baru (W2,O2)
2. memasang
karpet/melakukan
pengecatan ulang/
memperbaiki kamar
mandi. (W3,W4,O1)
3. menaikkan layanan situs
WEB sebanyak 50%
(W6,O7,O8)
5
5. pengguna komputer oleh
warga senior naik 8%
6. pertumbuhan usaha kecil
di daerah itu naik 10%
7. kebutuhan akan situs
WEB naik 18% untuk
agen real estate
1. 8. kebutuhan akan
situs web naik 12%
untuk perusahaan2 kecil
4. mengirim surat kepada
agen real estate di kota.
(W5,O7)
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Best buy akan
membangun toko baru
dalam 1 tahun dari
sekarang
2. universitas setempat
menawarkan jasa
reparasi
3. highway 34 yang baru
akan mengalihkan jalur
lalu lintas dalam 1
tahun dari sekarang
4. Mal baru akan
dibangun disekitar
tempat ini
5. harga minyak naik 14%
6. vendor menaikkan
harga 8%
1. merekrut 2 karyawan
reparasi lagi dan
memasarkan layanan-
layanan baru lagi
(S6,S7,T1)
2. Membeli lahan untuk
membangun toko baru
(S8,T3)
3. Menaikkan jasa panggilan
dari $60 menjadi $80
(S6,T5)
1. Menyewa 2 tenaga
kasir baru
(W8,T1,T4)
2. memasang
karpet/melakukan
pengecatan ulang/
memperbaiki kamar
mandi (W3,W4,T1)
6
III. MATRIKS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
Ketika divisi-divisi suatu perusahaan bersaing di industri yang berbeda, strategi yang
terpisah dikembangkan untuk setiap bisnis. Secara khusus matriks BCG dan matriks IE
(Internal dan Eksternal) secara khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya perusahaan
multidivisional dalam merumuskan strategi.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar divisi dalam hal posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memenungkingkan
sebuah organisasi multidevisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati
posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap
semua divisi lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif (relative market share
position) didefinisikan sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) yang dimiliki oleh
perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Manfaat terbesar dari matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi. Matriks BCG adalah
perangkat strategi untuk memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya berdasarkan
pangsa pasar dan pertumbuhan UBS. Matriks BCG merupakan empat kelompok bisnis, yaitu:
1. Tanda tanya (Question Mark) Divisi dalam kuadran I memiliki posisi pangsa pasar
relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat.
Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini
disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat
divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
atau pengembangan produk) atau menjualnya.
2. Bintang (Star) Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan
pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi
seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat
posisi dominan mereka. Kategori ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan
memberikan arus kas ositif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang
untuk memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke depan, ke
belakang, dan orizontal, enetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
dan joint venture erupakan strategi yang sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini.
3. Sapi perah (Cash Cow) Divisi yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar
relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut
7
sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya, mereka seringkali
diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor usaha yang lain. Banyak sapi perah
saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah harus dikelola unuk
mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau
diversifikasi konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang
kuat. Tetapi, ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih
sesuai untuk diterapkan.
4. Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relatif yang
rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh.
Mereka adalah anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan
eksternalnya lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi strategi
yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat kembali, setelah
pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan
menguntungkan.
Kelebihan dari Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah.
Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di posisi
manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi. Divisi dapat berubah dari
waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi
sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang
searah jarum jam. adapun untuk kelemahan dari matriks ini hanya menggunakan dua dimensi
yaitu pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan pasar. Kemungkinan sulit mendapatkan
data pangsa pasar maupun tingkat pertumbuhan pasar. Terlalu menyederhanakan banyak
bisnis karena memandang semua bisnis sebagai bintang, sapi perah, anjing atau tanda tanya.
Dalam metode ini, diasumsikan bahwa setiap unit bisnis tidak tergantung pada unit bisnis lain,
padahal dalam beberapa kasus, unit bisnis “anjing” bisa membantu unit bisnis lain untuk
memperoleh keunggulan kompetitif. Matriks ini tidak menggambarkan apakah berbagai divisi
atau industri mereka bertumbuh sepanjang waktu, sehingga matriks ini tidak memiliki
karakteristik waktu, sehingga terdapat variabel lain yang penting seperti ukuran pasar dan
keunggulan kompetitif. Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Suatu unit
bisnis dapat mendominasi pada pasar yang kecil, tetapi memiliki pangsa pasar sangat rendah
8
dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi dari pasar dapat membuat
perbedaan antara “anjing” dan “sapi perah”.
IV. MATRIX GENERAL ELECTRIC
Matrik GE adalah matrik yang memetakan sebuah perusahaan dan produk berdasarkan
dua variabel utama, yaitu Competitive strengths (pada sumbu Y) dan market Attractiveness
(pada Sumbu-X). Key Factor untuk Variabel Comeptitive strengts yang diukur adalah market
share, market size, quality, technology, cost base, brand strength dan customer
loyalty. Sedangkan key factor untuk market attractiveness adalah size, growth, competitive
rivalry, profit levels, ability to differentiate dan cyclicality. Dan kembali pada pakem awal
tadi keseluruhan parameter tersebut diukur secara kualitatif yang dikuatitatifkan dengan
pendekatan statistik sederhana.
Mengawali matrik GE ini adalah melakukan pembobotan terlebih dahulu dan setelah itu
melakukan peratingan, dimana perkalian keduanya akan menghasilkan skor (score) dimana
total score pada masing-masing variable utama akan menjadi acuan untuk memposisikan
perusahaan/ brand pada matrik GE (X,Y) diperlukan kehati-hatian untuk memetakan pada
sembilan sel pada matriks karena setiap kesalahan terkecil pada perhitungan bobot ataupun
rating akan mengakibatkan pergeseran posisi yang mempengaruhi output strategi yang
dihasilkan.
Untuk pembobotan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik delphie dengan
menggunakan lima interval yang disarankan, dan peratingan menggunakan mean (nilai rata-
rata) yang dilakukan setelah tabulasi keseluruhan responden terselesaikan. Sebagai catatan
pembobotan dan peratingan dilakukan untuk saat ini dan masa depan sekaligus dengan
kuisoner yang berbeda.
Jika hasil pemetaan memposisikan perusahaan maka strategi generik (alternatif)
adalah Invest Heavily for Growth (Kuadran I), Invest Selectivity & Build (Kuadran II & IV),
Develop for income (Kuadran III), Develop selectivity for income (Kuadran V), Harvest &
Divest (Kuadran VI), Develop selectivity and build on strengths (Kuadran VII), Harvest
(Kuadran VIII) dan Divest (Kuadran IX). Untuk detail strategi tentunya akan dibahas dengan
hi-decision maker diperusahaan dengan mengukur kapasitas dan kapabilitas perusahaan. Jika
dilakukan dengan baik dan benar, serta ketepatan menempatkan brand/ perusahaan pada
posisi yang benar maka strategi yang dihasilkan tentunya akan tepat pula.
9
V. MATRIKS STRATEGI BESAR (GRAND STRATEGY MATRIX)
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi alat yang populer untuk
merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat
kuadran strategis. Untuk divisi-divisi suatu perusahaan dapat dilakukan yang serupa. Matriks
Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluative, posisi kompetitif dan pertumbuhan
pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5% dapat
dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan
organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matrik tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam kuadran I Matriks Strategi Besar memiliki
posisi strategis yang sempurna. Untuk perusahaan-perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar
(penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada saat
ini merupakan strategi yang sesuai. Perusahaan-perusahaan yang berada di Kuadran II perlu
secara serius mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun industry mereka
tengah tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu mencari tahu
mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan mencari
tahu mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif serta bagaimana perusahaan
memperbaiki daya saingnya. Untuk ini dapat digunakan strategi intensif (sebagai kebalikan
strategi integratif atau diversifikasi) sebagai pilihan utama untuk dipertimbangkan. Namun
jika perusahaan kurang memiliki keunggulan kompetitif, integrasi horizontal menjadi
alternatif lain yang bagus. Sebaga pilihan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat
dipertimbangkan.
Organisasi-organisasi kuadran III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat
serta memiliki posisi kompetitif lemah. Berbagai perusahaan ini harus segera membuat
perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh atau kemungkinan likuidasi.
Pengurangan biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali. Strategi alternatif
lainnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang lain
(diversifikasi).
Terakhir, bisnis-bisnis kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada
dalam industry yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai
kekuatan untuk mengadakan program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang
lebih menjanjikan: karakteristik perusahaan-perusahaan kuadran IV adalah memiliki tingkat
arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan seringkali dapat
menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tak terkait dengan berhasil.
10
KASUS ANALISIS SWOT
NIKE, Inc.
1. PROFIL PERUSAHAAN
Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga
Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal
karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger Woods,
Ronaldo, Wayne Rooney dan Michael Jordan. Selain itu mereka juga memiliki perjanjian
dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti Barcelona, F.C. Basel, Juventus dll.
Perjalanan Nike dimulai ketika Phil Knight, pria yang suka berolahraga dan Bill
Bowerman, pria yang suka mengembangkan sepatu bertemu pada 1957. Pada awal 1960-
an, Phil memulai usaha Blue Ribbon Sport yang sekarang berubah menjadi Nike.
Keduanya lalu berangkat dari Oregon untuk mewujudkan misi Nike “the service of
human potential”, yang dalam istilah olahraga berarti menolong setiap orang untuk meraih
potensi mereka di bidang masing-masing.
Phil Knight sekarang dikenal sebagai seorang miliarder, sekaligus co-founder dan
mantan CEO Nike, Inc. Dia juga banyak mendukung University of Oregon, di mana dia
mendapatkan gelar sarjana S1 dalam bidang akuntansi pada tahun 1959.
Phil gemar berlari sewaktu kuliah di University of Oregon. Pada waktu itu pulalah
ketertarikannya pada sepatu olahraga muncul karena Bowerman waktu itu secara terus-
menerus berusaha mengembangkan sepatu berlari yang baru. Pada masa itu, sepatu berlari
mempunyai kualitas yang jauh lebih buruk dari saat ini.
Merasa tidak begitu ahli dalam mengembangkan sepatu, Phil seringkali mencoba
bereksperimen dengan sepatu penemuan terbaru Bowerman. Pada waktu dia kuliah di
Stanford GSB inilah mimpinya mengenai Nike mulai muncul. Di dalam kelas bisnis yang
diajar Frank Shallenberger, Phil menemukan cintanya yang lain di samping olahraga. Dia
menyadari bahwa dirinya seorang entrepreneur. Dia menemukan banyak ide. Di kelas Phil
juga belajar membuat business plan. Karya ilmiahnya yang berjudul ”Can Japanese
Sports Shoes Do to German Sports Shoes What Japanese Cameras Did to German
Cameras?”, adalah dasar pikirannya yang berkembang ke arah berjualan sepatu olahraga.
Dia juga sempat berkelana ke Jepang untuk mengasah ide-idenya dan juga
memuaskan kehausannya akan hal-hal yang berbau Asia. Di sini pulalah ia mengunjungi
sebuah tempat bernama Onitsuka. Ini adalah tempat dimana sepatu Adidas dibuat. Phil
11
begitu terkesan dengan kualitasnya yang bagus dan harganya yang murah, hingga ia
memutuskan untuk membuat perjanjian dengan mereka untuk di Amerika nantinya
sebelum pulang.
Penjualan sepatu yang pertama bagi Phil merupakan awal mula legenda sepatu
Nike, dan juga memungkinkannya untuk keluar dari pekerjaan sebagai akuntan pada tahun
1971. Sebenarnya nama Nike itu berasal dari saran orang lain. Jeff Johnson, temannya,
menyarankan “Nike”, nama dari dewi Yunani, dan untungnya nama itu ternyata membawa
hoki.
Saat ini Nike merupakan perusahaan yang memimpin pasar di bidang olahraga dan
fitness. Sebagai pemain kunci di setiap cabang olahraga di setiap penjuru dunia, Nike
mempekerjakan 25.000 tenaga kerja secara langsung, serta satu juta orang secara tidak
langsung. Semuanya mempunyai dedikasi untuk inspirasi dan inovasi para olahragawan.
2. VISI DAN MISI
Visi
“To Bring inspiration and innovation to every athlete in the world”
(Untuk membawa inspirasi dannovasi kepada setiap atlet di dunia)
Misi
“the service of human potential”
(Pelayanan potensi manusia)
3. MOTTO
“Just Do It.”
PERTANYAAN
1. Analisislah kasus Nike, Inc. tersebut ke dalam analisis SWOT
12
PEMBAHASAN KASUS ANALISIS SWOT
NIKE, Inc.
Menurut Kotler & Armstrong (2008:64), analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh
terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan lingkungan
pemasarannya agar menemukan peluang yang menarik dan mengidentifikasi ancaman dari
lingkungannya. Perusahaan harus menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
tindakan pemasaran saat ini dan yang mungkin dilakukan untuk menentukan peluang mana
yang paling baik untuk dikejar. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kekuatan perusahaan
dengan peluang menarik yang ada pada lingkungan, sekaligus menghilangkan atau mengatasi
kelemahan dan meminimalisasi ancaman.
A. Kekuatan
Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif
yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya (Kotler &
Armstrong, 2008:64). Kekuatan Nike Indonesia yang pertama terletak pada kelengkapan
produk yang tersedia, dengan menyediakan produk yang beragam dan berkualitas maka Nike
Indonesia dapat memenuhi kebutuhan para konsumen. Sehingga diharapkan kebutuhan
konsumen yang beragam dapat terpenuhi ketika mereka berbelanja di Nike Indonesia.
Selain itu Nike Indonesia juga berusaha menawarkan harga yang bersaing demi
kepuasan para konsumen, frekuensi pemberian diskon juga menjadi salah satu kekuatan Nike
Indonesia, sebab tidak dapat dipungkiri bahwa diskon menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi
sekarang dengan hadirnya pembelian online internet mempermudah konsumen untuk
mendapatkan produk Nike.
Lokasi outlet Nike Indonesia yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia juga
merupakan kekuatan yang membuat produk Nike dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan banyaknya jumlah outlet yang tersebar, maka diharapkan Nike Indonesia mampu
memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia dan tidak terbatas oleh wilayah, hal
tersebut terbukti dari lokasi sejumlah outlet yang tersebar di seluruh kota Indonesia.
Kekuatan Nike Indonesia yang lainnya adalah strategi pemasaran yang baik. Hal ini
terbukti dengan bagaimana menciptakan kenyamanan bagi konsumen selama berada di dalam
toko, sehingga ketika konsumen datang ke toko tidak hanya membeli barang, tapi juga
mendapat experience tersendiri di dalam toko tersebut, itulah yang diciptakan oleh Nike
13
Indonesia. Experience yang diperoleh para konsumen antara lain karena kenyamanan toko,
pelayanan yang baik, juga dari segi desain, dan interior yang menarik.
Selanjutnya yang menjadi kekuatan utama bagi Nike Indonesia adalah terdapat pada
merek dan intelektual propertys right, menguasai jaringan penjualan wordwide, dan
senantiasa “leading” dalam teknologi baru berupa produk yang lebih bagus, lebih baik dan
lebih nyaman digunakan.
B. Kelemahan
Kotler & Armstrong (2008:64) mengatakan bahwa kelemahan meliputi keterbatasan
internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan. Salah
satu kelemahan dari Nike Indonesia adalah harga yang terlalu mahal untuk masyarakat
golongan bawah untuk produk sepatu bola. Nike Indonesia juga memiliki kelemahan dalam
harga sepatu impor yang masih bergantung pada nilai kurs. Ketika nilai kurs Rupiah terhadap
mata uang asing lemah, maka hal tersebut akan berdampak pada harga sepatu impor yang
ditawarkan. Semakin lemah nilai kurs Rupiah, maka semakin mahal harga sepatu impor
tersebut. Alangkah baiknya jika Nike Store memiliki kendali terhadap harga sepatu impor
yang dijual, sehingga harga yang dibandrol dapat disesuaikan dengan daya beli konsumen.
Meskipun pada umumnya harga produk yang tersedia di Nike Store dapat dijangkau
oleh konsumen kelas menengah, namun terdapat beberapa produk yang harganya relatif lebih
mahal, seperti sepatu bola, sepatu futsal dan jaket.
C. Peluang
Menurut Kotler & Armstrong (2008:64), peluang adalah faktor atau tren yang
menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan. Nike baru telah kembali ke pasar, dengan pusat perhatian pada
inovasi, menilai peluang pasar baru secara metodis, mengembangkan produk lini baru dan
mengerjakan kembali sistem informasi dan distribusinya.
Nike lama yang bergerak berdasarkan intuisi menghadapi kesulitan untuk mendunia,
sedangkan Nike baru di sisi lain, lebih dari 50 persen penjualan saat ini berasal dari pasar
internasional dan pasar ini tumbuh dengan pesatnya. Nike lama tersandung dalam akuisisi atas
merek lain dan mencoba menekankan budaya pemasaran Nike pada merek lain tersebut.
Sedangkan Nike baru telah belajar untuk memberikan kebebasan pada merek yang
diakuisisinya. Hasilnya? Akuisisi seperti Cole Haan (sepatu casual bergaya retro converse),
sepatu skateboard Hurley International, sepatu hoki Bauer dan sepatu olahraga murah Starter
14
Official saat ini berkontribusi lebih dari 13 persen pendapatan Nike dan seperempat
pertumbuhan penjualannya.
Nike baru yang lebih matang sekali lagi mencapai hasil yang mencengangkan. Dalam 5
tahun terakhir, penjualan Nike tumbuh 50 persen menjadi US$ 15 Milyar, laba mencapai dua
kali lipat dan perusahaan meraih 36 persen pasar sepatu atletik AS.
D. Ancaman
Ancaman adalah factor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan dan
menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan (Kotler & Armstrong, 2008:64). Ancaman
bagi Nike Indonesia yaitu took-toko lainnya yang juga hadir di sekitar masyarakat, seperti
misalnya adidas, reebok, dll. Selain toko-toko yang disebutkan di atas, keberadaan pasar kecil
juga menjadi ancaman bagi Nike Indonesia, apalagi pasar sport umumnya menjual sepatu
baru yang kualitasnya bajakan atau palsu dengan harga yang jauh lebih murah. Seperti yang
ada di kota Jogja di daerah selokan mataram yang menyediakan berbagai jenis sepatu,tas
jersey dengan harga murah.
Penjualan sepatu melalui media internet kini juga telah marak di masyarakat. Meskipun
Nike Indonesia juga memiliki situs online, namun keberadaan situs penjualan sepatu online
lainnya juga dapat menjadi ancaman bagi Nike Indonesia. Dalam hal ini Nike Indonesia harus
memiliki cara tertentu agar konsumen lebih memilih untuk berbelanja di situs online Nike
daripada situs lainnya, misalnya seperti prosedur pembelian dan pembayaran yang mudah.
Pihak manajemen perlu menerapkan strategi yang baik dalam menyiasati setiap ancaman yang
ada agar tidak timbul kerugian.
15
KESIMPULAN
Perusahaan nike didirikan pada tahun 1964 oleh seorang atlet sekaligus pengusaha
Oregon bernama Phillip Knight mengagas ide untuk mengimpor sepatu lari dari Jepang untuk
dapat bersaing dengan merek-merek terkemuka seperti Adidas dan Puma. Nike Indonesia
adalah salah satu perusahaan produsen sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga terbesar
termasuk sepatu futsal terbesar di dunia. Ia merupakan perusahaan yang berasal dari Amerika
Serikat yang memiliki logo yang sangat unik dan mudah diidentifikasi yaitu “swoosh” tik, dan
slogan “Just Do It”.
Adapun bauran pemasaran Nike Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Produk
Nike Indonesia bagi Anda pecinta produk olahraga ternama di dunia ini. Tak hanya
menghadirkan rangkaian koleksi perlengkapan bagi para pecinta olahraga untuk
digunakan baik di dalam maupun di luar lapangan, gerai ini juga menyediakan
perlengkapan olahraga yang akan menunjang performa berolahraga dalam berbagai
bidang. Tak hanya tampil gaya dalam berolahraga, tampil maksimal dalam gaya hidup
berkelas pun lengkap tersedia di tempat ini. Ragam produk yang disediakan oleh Nike
Indonesia meliputi sepatu lokal dan impor, perlengkapan olahraga, tas, dan jersey.
2. Harga
Berbagai produk yang disediakan oleh Nike Indonesia memiliki harga yang umumnya
dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah atas dan bawah. Nike Indonesia juga
gemar memberikan diskon atau potongan harga, pada periode tertentu.
3. Tempat
Untuk membeli produk nike cukup datang ke kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Bali. Nike Indonesia memiliki 15 toko retail
yang asli yang berada di Nike Pacific Place, Nike Grand Indonesia, Nike Plaza
Indonesia, Nike Sportwear Plaza Indonesia dll. Nike Indonesia memiliki lokasi yang
strategis dalam setiap kota-kota besar di Indonesia dan beberapa kota kecil. Selain
tempat atau lokasi yang strategis, Nike Indonesia juga berusaha untuk menciptakan
outlet yang nyaman bagi setiap pelanggan yang datang.
4. Promosi
Nike Indonesia melakukan promosi melalui pemasangan iklan di beberapa media
cetak, dengan memanfaatkan sejumlah surat kabar harian, majalah, dan internet. Yang
16
dipromosikan melalui internet atau online adalah daftar produk, harga produk dan
keunggulan produk nik. Nike Indonesia juga menjadi sponsor dalam event tertentu.
Berikut adalah analisis SWOT mengenai Nike Indonesia :
A. Kekuatan, yang meliputi :
1. Produk yang tersedia lengkap
2. Harga sepatu terjangkau, termasuk seringnya pemberian diskon
3. Lokasi yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia
4. Strategi pemasaran yang baik
5. Citra merek dan reputasi yang baik.
B. Kelemahan, yang meliputi :
1. Harga sepatu impor bergantung pada nilai kurs Rupiah.
2. Beberapa produk (sepatu bola) harganya relative lebih mahal.
C. Peluang, yang meliputi :
1. Bersaing di pasar internasional
2. Mengembangkan produk baru yang lebih baik
D. Ancaman, yang meliputi :
1. Keberadaan toko-toko sport saingan.
2. Keberadaan pasar, termasuk adanya sepatu bajakan yang harganya jauh lebih
murah.
3. Banyaknya situs penjualan melalui online.
17