Menjaga Kontinuitas Film Pelajar

3
Iqbal Maulana 085693172369 [email protected] m Menjaga Kontinuitas Film Pelajar Festival Film Pelajar Jogja bisa dikatakan festival film pelajar paling prestisius di Indonesia. Meski bayak festival film pelajar di daerah lain, pengelolaan FFPJ menurut saya paling baik. Bisa dibuktikan dengan mencari lewat google menggunakan kata kunci “festival film pelajar”, website dan nama FFPJ ada di peringkat atas mesin pencarian. Paling tidak hal itu membuktikan eksistensi FFPJ di dunia maya dimana tren penggunanya adalah anak muda. Berbicara mengenai festival film di Jogja. Memang FFPJ bukanlah satu-satunya. Ada dua festival lain yang memiliki daya tarik lebih ketimbang FFPJ (JAFF dan FFD). Untungnya segmentasinya tidak sama, sehingga tetap ada celah bagi FFPJ untuk mendapat atensi. Bukannya ingin mengkomparasi, namun hal ini tentunya perlu jadi pertimbangan FFPJ kedepan untuk memperbaiki kekurangan di sana-sini untuk bisa tetap hidup dan konsisten memberikan ruang pada sineas pelajar. Kedua festival tersebut tentunya bisa dijadikan bahan belajar dan rekan untuk terus berproses mengingat keduanya sudah lebih lama diadakan oleh penyelenggaranya. Rasanya Jogja tidak akan kehabisan sumber daya manusia di bidang film. Awalnya saya juga agak mempertanyakan kenapa FFPJ membuka lowongan untuk bagian direktur festival. Sebuah jabatan yang agak aneh untuk dicari melalui jalur sayembara. Lalu yang memilih nantinya siapa? Orang yang lebih tinggi dari direktur festival? Menurut saya, FFPJ sudah berpengalaman bekerja dengan tim dan orang-orang dengan visi dan karakter FFPJ. Akan jadi canggung apabila nantinya direktur festival perlu beradaptasi dengan lingkungan barunya dimana ada banyak hal yang harus ia lakukan sudah menuntut untuk segera dituntaskan. Jujur saya tidak tahu dan belum memiliki informasi yang valid lagi komplit terkait FFPJ. Semisal visi festival, apa saja yang sudah dilakukan, dan harapan dari FFPJ sendiri. Mungkin nanti akan paham dan kenal jika saya berkesempatan utuk main

description

Esai

Transcript of Menjaga Kontinuitas Film Pelajar

Iqbal Maulana [email protected]

Menjaga Kontinuitas Film Pelajar

Festival Film Pelajar Jogja bisa dikatakan festival film pelajar paling prestisius di Indonesia. Meski bayak festival film pelajar di daerah lain, pengelolaan FFPJ menurut saya paling baik. Bisa dibuktikan dengan mencari lewat google menggunakan kata kunci festival film pelajar, website dan nama FFPJ ada di peringkat atas mesin pencarian. Paling tidak hal itu membuktikan eksistensi FFPJ di dunia maya dimana tren penggunanya adalah anak muda.

Berbicara mengenai festival film di Jogja. Memang FFPJ bukanlah satu-satunya. Ada dua festival lain yang memiliki daya tarik lebih ketimbang FFPJ (JAFF dan FFD). Untungnya segmentasinya tidak sama, sehingga tetap ada celah bagi FFPJ untuk mendapat atensi. Bukannya ingin mengkomparasi, namun hal ini tentunya perlu jadi pertimbangan FFPJ kedepan untuk memperbaiki kekurangan di sana-sini untuk bisa tetap hidup dan konsisten memberikan ruang pada sineas pelajar. Kedua festival tersebut tentunya bisa dijadikan bahan belajar dan rekan untuk terus berproses mengingat keduanya sudah lebih lama diadakan oleh penyelenggaranya.

Rasanya Jogja tidak akan kehabisan sumber daya manusia di bidang film. Awalnya saya juga agak mempertanyakan kenapa FFPJ membuka lowongan untuk bagian direktur festival. Sebuah jabatan yang agak aneh untuk dicari melalui jalur sayembara. Lalu yang memilih nantinya siapa? Orang yang lebih tinggi dari direktur festival? Menurut saya, FFPJ sudah berpengalaman bekerja dengan tim dan orang-orang dengan visi dan karakter FFPJ. Akan jadi canggung apabila nantinya direktur festival perlu beradaptasi dengan lingkungan barunya dimana ada banyak hal yang harus ia lakukan sudah menuntut untuk segera dituntaskan.

Jujur saya tidak tahu dan belum memiliki informasi yang valid lagi komplit terkait FFPJ. Semisal visi festival, apa saja yang sudah dilakukan, dan harapan dari FFPJ sendiri. Mungkin nanti akan paham dan kenal jika saya berkesempatan utuk main ke sana dan merasakan sendiri. Oleh karenanya mohon dimaklumi jika apa yang saya tulis disini terkesan sok tahu dan banyak kekurangannya. Sumber referensi saya tidak banyak dan tidak sepenuhnya terpercaya.

Dalam pandangan saya, FFPJ harusnya bertanggungjawab dengan nama yang diambilnya yakni Pelajar dan Jogja. Sehingga nama yang dibawanya tidak sekedar menjadi embel-embel saja. Sejauh yang saya dapati FFPJ hanya menjadi gerbang kompetisi dimana tiap tahunnya pelajar mengirimkan karyanya. Menurut yang saya dapatkan dari berita di internet tahun 2014 jumlah karya yang dikirimkan mencapai angka 300. Lalu ketika itu sampai di tangan panitia, sejumlah karya akan dinilai dan ditampilkan di dalam agenda tersendiri.

Usul saya adalah menjadikan FFPJ ini bukan sebagai akhir, namun awal dari kegiatan sineas pelajar. FFPJ bukanlah tujuan, namun cara untuk bisa berkreasi dan berkesplorasi dengan film. Harapannya adalah para pelajar tidak berhenti berkarya setelah tidak lagi menyandang status pelajar. Bahwa kelak di lingkungan barunya mereka tetap memiliki niat yang sama atau bahkan lebih kuat untuk megeksplorasi film. Untuk membangun kualitas sumber daya yang berkualitas dan terjaga kualitasnya, saya rasa hal itu perlu dilakukan.

Kegiatan yang dilaksanakan pun dirancang sedemikian rupa supaya bisa mempertahankan animo pelajar untuk tetap berkreasi. Entah ketika telah usai masa pelajarnya atau ketika telah usai FFPJ yang dia ikuti. Kegiatan secara spesifiknya saya belum memiliki gambaran yang detail dan teknis. Yang ada dalam benak saya saat ini hanyalah ada forum dimana teman-teman pelajar bertemu dengan jebolan FFPJ yang tetap berkarya ketika lepas statusnya sebagai pelajar atau bahkan setelah FFPJ. Harapannya dari forum itu ada motivasi yang bisa disebarkan pada para pelajar.

Untuk tema besarnya saya mengusulkan Eksplorasi Diri. Karena masa-masa menjadi pelajar adalah masa dimana berkreasi menjadi sebuah ekspresi. Bukan hanya sekedar mencari atensi, namun lebih jauh mengembangkan potensi. Jadi tidak ada benar dan salah, dan jangan ada keraguan untuk mencoba. Di sini pelajar akan diberikan keleluasaan untuk mengeksplorasi dan berkarya sesuai dengan keinginan mereka. Tidak terpaku pada standarisasi industri atau bahkan Hollywood. Harapanya ada karya-karya orisinil yang muncul dari tema ini.

Menurut saya festival yang baik adalah festival yang berjalan bersama antara penyelenggara dan pesertanya. Dimana dalam FFPJ ada setidaknya tiga elemen yang harus diperhatikan yakni film, festival, dan pelajar yang dilibatkan. Ketiganya harus selaras dan memberi manfaat satu sama lain. Tidak hanya sekedar berkumpul setahun sekali untuk mengadakan sebuah perayaan. Namun lebih jauh lagi, saling memberi arti antara satu sama lain. Demikian, untuk ke sok tauannya sekali lagi saya mohon maaf.