MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...
description
Transcript of MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (SPLSV)
MENGGUNAKAN MEDIA KoMiK
(Konkret seMi Konkret)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Problematika Pembelajaran
Matematika yang Dibina oleh Beni Asyhar, S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh :
IKE AGUSTINA
NIM. 2814123088
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala
karunianya sehingga laporan penulisan ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan ini maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Maftuhin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
koreksi sehingga makalah dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penulisan laporan penulisan ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka terima Allah SWT. dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya, makalah ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca,
dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat ridha Allah SWT.
Tulungagung, 05 November 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL …………………………………………………….........
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
ABSTRAK ………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah …………………………………….
B. Rumusan Masalah ……………………………………..........
C. Manfaat Penulisan ………………………………………….
D. Kegunaan Penulisan …………………………………..........
E. Keterbatasan Penulisan ……………….................................
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakekat Matematika …………………………………..........
B. Karakteristik Matematika………….. ………………………
a. Matematika Sebagai Suatu Struktur……………………
b. Matematika sebagai Suatu Kumpulan Sistem………….
c. Matematika Sebagai Suatu Sistem Deduktif …………..
d. Matematika Sebagai Ratunya Ilmu ……………………
C. Pembelajaran Matematika …………………………………..
D. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Multimedia
Powerpoint dan Alat Peraga…………….............................
E. Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel……………..
F. Hasil Belajar………………………………………………...
G. Kajian Penelitian Terdahulu ………………………………..
H. Kerangka Berpikir ……………………………………..........
BAB III PEMBAHASAN
A. Kesulitan Siswa pada Materi Persamaan Linier Satu
Variabel ……………………………………….....................
i
ii
iii
v
vi
vii
1
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
10
15
19
20
21
22
iv
B. Cara Mengatasi Kesulitan Siswa pada Materi Persamaan
Linier Satu Variabel …………….........................................
C. Hasil Belajar dan Pemahaman Setelah Menggunakan Media
KOMIK.................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………..
DAFTAR RUJUKAN
23
31
33
33
v
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
1
2
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
ini…………………………………………………………………...
Penggunaan Alat Peraga SistemPersamaan Linear Satu Variabel…
20
28
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
2.1
3.1
3.2
Kerangka Berpikir.............................................................................
Desain dari Timbangan Ajaib SPLSV……………………………..
Contoh Soal Penggunaan Alat Peraga ……......................................
21
27
30
vii
ABSTRAK
Makalah dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian
Bilangan Bulat dan Hukum Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Menggunakan Media KoMiK” ini ditulis oleh Ike Agustina dibina oleh Beni Asyhar, S.Si,
M.Pd. Kata kunci : Bahan Ajar Berbasis Multimedia (Microsoft Power Point), Alat Peraga,
Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Makalah ini dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi saat ini dan keadaan
lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu, perlunya seorang guru kreatif dalam menentukan bahan
ajar agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ” Apakah ada peningkatan pemahaman
siswa tentang pengoperasian bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan
linier satu variabel (SPLSV) menggunakan media KoMiK?”. Adapun tujuan penulisan ini
adalah “Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang pengoperasian
bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan linier satu variabel (SPLSV)
menggunakan media KoMiK”. Penulis belum melakukan penelitian secara langsung
menggunakan media KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.
ABTRACT
Paper entitled "Improving Student Understanding About Operation Integer and Law
Kanselasi in One Variable Linear Equation material (SPLSV) Using Media KoMiK " was
written by Ike Agustina fostered by Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Keywords: Multimedia-Based
Instructional Materials (Microsoft Power Point), Viewer Tool, One Variable Linear Equation
(SPLSV)
This paper is motivated by current technological developments and the state of the
environment that can be used in education, especially in the learning process in class.
Therefore, the need for a creative teacher in determining teaching materials in order to
improve students' mathematics learning outcomes.
Formulation of the problem in this paper is "Is there an increase in students'
understanding of the operation of integers and law kanselasi on the material of the variable
linear equation (SPLSV) using the medium of KoMiK?". The purpose of this paper is "To
determine whether there is an increase in students' understanding of the operation of integers
and law kanselasi on the material of the variable linear equation (SPLSV) using the medium
of KoMiK ". The author has not conducted research directly using KoMiK media, for the
author draws on research that has been done by other researchers who are not much different
in the use of media.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini
tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global
menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan
teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran.1
Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses
pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga
guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menganalisa kasus, maka proses
analisis kasus itu adalah proses yang bertujuan. Dengan demikian semakin kompleks
tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang
berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.2
Pelajaran yang menurut siswa sulit salah satunya yaitu matematika. Karena
banyaknya rumus yang harus dihafal, dipahami, dan dimengerti, guna menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam mengerjakan soal latihan. Hal ini siswa memerlukan
daya ingat yang kuat. Perlu diketahui bahwa matematika tidak hanya berhenti pada
menyelesaikan soal latihan saja tapi juga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hakekatnya, matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara
berpikir.3 Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat
pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga dalam perkembangannya atau
pembelajaran disekolah kita harus memperhatikan perkembangan-perkembangannya,
1Rusman, et.all, Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Informasi. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), hal. 1 2Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 31
3Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2001), hal. 45
2
baik di masa lalu, masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk
masa depan.
Kemajuan negara-negara maju, hingga sekarang menjadi dominan ternyata 60%-
80% menggantungkan kepada matematika.4 Kenyataan menunjukkan bahwa pelajaran
matematika diberikan di semua sekolah, baik di jenjang pendidikan dasar maupun
pendidikan menengah.5 Matematika yang diberikan di jenjang persekolahan itu sekarang
biasa disebut sebagai matematika sekolah (school mathematics).
Materi Persamaan Linear Satu Variabel adalah salah satu materi yang dibahas
dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester gasal. Pada bab ini, siswa
kurang memahami pengoperasian bilangan bulat dan sifat aljabar, terutama pada hukum
kanselasi. Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya
sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu sendiri
bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan hasil yang
salah pada suatu kasus. Alasan lain siswa kurang memahami hukum kanselasi adalah
dikarenakan cara guru mengajar yang konvensional, media untuk menyampaikan materi
masih kurang, atau sudah ada media, tetapi siswa tidak terbangun dengan media yang
ada. Oleh karena banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di sekolah
merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika. Pada umumnya
dalam proses pembelajaran guru menyampaikan materi, sedangkan siswa mendengarkan
materi yang disampaikan guru.
Berdasarkan kondisi yang seperti itu, penulis memberikan alternatif melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media konkret dan semi konkret. Media konkret
yang digunakan adalah kelereng dan plastik. Sedangkan media semi konkret yang
disajikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi multimedia saat ini, yaitu
dengan bantuan media program Microsoft Office PowerPoint beserta OHP (Over Head
Projector).
Kelereng merupakan salah satu mainan anak-anak yang mudah sekali diperoleh.
Sementara plastik selama ini dibuang percuma dan mengakibatkan polusi tanah dapat
digunakan untuk pembelajaran. Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi
presentasi yang popular dan yang paling digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan
4 Ibid., hal. 29
5 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 1999), hal. 3
3
presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan
sebagainya.6 Program powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku
selain alat untuk penyimpanan data(data storage).7 Sehingga melalui pembelajaran ini
penulis mencoba mengoptimalkan sumber daya lingkungan (kelereng dan plastik) dan
teknologi komputer (Microsoft PowerPoint). Selanjutnya media konkret semi konkret di
singkat menjadi KoMiK.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum
Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV) Menggunakan Media
KoMiK”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja kesulitan yang dialami siswa pada materi persamaan linier satu variabel?
2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami siswa pada materi persamaan linier
satu variabel?
3. Apakah melalui pembelajaran menggunakan media KoMiK dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa?
C. Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kesulitan apakah yang dialami siswa pada materi
persamaan linier satu variabel.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan yang dialami
siswa pada materi persamaan linier satu variabel.
3. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran menggunakan media
KoMiK dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
6Rusman, et. all., Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Informasi…, hal. 295
7Ibid., hal. 300
4
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pengelolaan bahan atau materi
pelajaran dalam memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya pemanfaatan
sumber daya lingkungan dan media powerpoint.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat berguna bagi guru untuk menambah wawasan dan
pengetahuan sebagai bahan refleksi dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih baik.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini berguna bagi siswa agar siswa dalam belajar dapat
memanfaatkan sumber daya lingkungan dan perkembangan teknologi yang ada
khususnya dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini berguna bagi sekolah sebagai bahan masukan dan
pertimbangan guna membuat sekolah dan guru di sekolah akan lebih kreatif
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik.
d. Bagi Penulis yang lain
Makalah ini berguna bagi penulis yang lain untuk menambah wawasan,
pengetahuan, dan informasi serta dapat dijadikan referensi sebuah makalah dan
penelitian yang berikutnya.
E. Keterbatasan Penulisan
Agar dalam makalah ini tidak meluas permasalahannya dan jelas arah yang
hendak dicapai, serta dapat dijangkau oleh penulis, maka makalah ini dibatasi pada:
a. Pembelajaran menggunakan media alat peraga dan bahan ajar berbasis
multimedia (powepoint).
b. Pemahaman dan hasil belajar matematika pada pembelajaran menggunakan alat
peraga dan bahan ajar berbasis multimedia (powerpoint).
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang mula-mula berasal
dari kata Yunani mathematike, dari akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau
ilmu. Kata matematika berkaitan pula dengan kata mathanein yang berarti berfikir atau
belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai “ilmu
tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.8
Banyak pendapat orang mengenai pengertian atau makna dari istilah matematika,
antara lain : matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitunganya;
matematika adalah ilmu yang membahas fakta-fakta dan hubungan-hubunganya;
matematika adalah ilmu yang membahas ruang dan bentuk; matematika adalah ilmu
yang membahas logika dan membahas masalah-masalah numerik; matematika adalah
ilmu mengenai kualitas dan besaran; matematika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan, pola, bentuk dan struktur; matematika adalah sarana berfikir; matematika
adalah kumpulan sistem; matematika adalah suatu struktur; dan matematika adalah alat. 9
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu mengenai fakta-fakta, bilangan-bilangan, besaran, ruang, bentuk, logika
dan hubungan-hubunganya yang mempunyai pola yang teratur serta memiliki pola tujuan
yang abstrak.
B. Karakteristik Matematika
Beberapa karakteristik matematika yaitu :
1. Matematika sebagai suatu struktur
2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem
3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif
4. Matematika sebagai ratunya ilmu.10
8Ismail, et. all., Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2004), hal. 1.3 9Ibid., hal. 1.3
10Ibid., hal. 1.4
6
Pembahasan dari masing-masing karakterstik adalah sebagai berikut :
1. Matematika sebagai suatu struktur
Matematika dapat pula dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan-hubungan
yang mengaitkan simbol-simbol. Pandangan ini bertolak dari pemikiran dasar tentang
bagaimana matematika itu disusun(dibentuk) dan apa yang disusun. Dalam kaitanya
bagaimana matematika dibentuk, Rassel Effendi dalam Ismail mengemukakan bahwa
“matematika dibentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses, dan penalaran”.
Simbol dan notasi dalam matematika mempunyai peranan yang sangat penting.
Adanya simbol-simbol, komunikasi dari ide-ide dalam matematika dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Simbol-simbol dalam matematika sangat membantu
memanipulasi aturan-aturan atau rumus-rumus yang berlaku dalam struktur. Aturan-
aturan atau rumus-rumus dalam matematika merupakan wujud dari keterkaitan simbol-
simbol.
Terbentuknya konsep baru dalam matematika melalu serangkaian proses berikut,
adanya simbol-simbol dalam matematika dapat dilakukan simbolisasi dari ide-ide,
adanya simbolisasi didapatkan fasilitas komunikasi dan dari komunikasi diperoleh
informasi-informasi, selanjutnya dari informasi-informasi tersebut dapat dibentuk
konsep-konsep baru. Produk akhir dari pembentukan konsep yang demikian ternyata
menghasilkan matematika sebuah ilmu yang tersusun secara hikerarkis, logis, dan
sistematis dari konsep yang sederhana sampai pada konsep yang kompleks.11
2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem
Matematika seringkali dipandang sebagai suatu kumpulan sistem matematika.
Pandangan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa matematika merupakan sekelompok dari
bagian-bagian, artinya matematika dapat dibagi-bagi. Oleh karena itu, kita sering
mendengar istilah sistem matematika, bidang matematika, dan rumpun matematika.
Sistem atau bidang atau rumpun matematika memuat cabang-cabang matematika.
Sebagai kumpulan sistem, matematika dibagi menjadi lima bidang, yaitu :
aritmatika, geometri, aljabar, analitis, dan dasar matematika. Dalam pengertian ini
aritmatika adalah teori bilangan dan dasar matematika memuat dasar-dasar logika, dan
oleh ahli matematika dasar-dasar logika inilah yang berperan sebagai tali pengikat
11
Ibid., hal. 14-15
7
bidang yang satu dengan bidang yang lain. Dari setiap bidang tersebut mempunyai
struktur(susunan) sistem masing-masing, yang masing-masing struktur bagian(sub-
struktur) dari suatu bidang yang disebut sebagai cabang-cabang matematika. Walaupun
dalam matematika terdapat banyak cabang tetapi tetap memiliki sifat yang sama yaitu
bersistem deduktif, bersifat konsisten dalam arti bebas dari kontradiksi didalamnya.12
3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif
Sebagai suatu sistem deduktif, matematika memuat sekumpulan unsur relasi yang
tidak didefinisikan yang disebut pengertian pangkal atau pengertian primitif, memuat
sekumpulan definisi, memuat sekumpulan asumsi atau aksioma atau postulat, serta
memuat sekumpulan teorema atau dalil. Dalam matematika terdapat pernyataan-
pernyataan yang menunjukkan relasi-relasi dasar antara unsur-unsur pokok yang dapat
diterima kebenaranya tanpa bukti yang selanjutnya disebut asumsi dasar atau aksioma
atau postulat.
Dengan berlandaskan pengertian pangkal, definisi-definisi, dan aksioma-aksioma
diturunkan atau dikembangkan dalil-dalil atau teorema-teorema dengan menggunakan
proses penalaran yang logis, sistematis, konsisten, kritis dan disiplin yang diikuti secara
ketat. Dengan demikian suatu teorema dari himpunan pengertian pangkal, definisi dan
aksioma seperti dikemukakan diatas disebut deduksi.
Teorema-teorema dalam matematika juga harus bersifat konsisten dan bebas
syarat. Oleh karena proses penurunan teorema-teoremanya dilakukan secara deduksi
dengan landasan dasar pengertian pangkal, definisi-definisi dan aksioma-aksioma yang
bersifat konsisten dan bebas syarat seperti diatas, maka matematika mempunyai struktur
yang kokoh dalam arti tidak mudah diombang-ambingkan oleh pemikiran lain,
mempunyai struktur yang sitematis, dan konsisten. Karena proses penurunanya
dilakukan secara deduktif, maka matematika sering disebut ilmu deduktif.13
4. Matematika sebagai ratunya ilmu
Matematika seringkali dipandang pula sebagai bahasa yang akurat untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, fisika, kimia, biologi, dan teknik.
Sebagai bahasa atau alat matematika melayani ilmu-ilmu lain, peran inilah yang
12
Ibid., hal. 15 13
Ibid., hal. 16
8
digunakan sebagai alasan orang menyebut matematika dengan julukan queen of
science(ratunya ilmu). Bagaimana orang memerankan atau menggunakan matematika
pada ilmu-ilmu lain sebenarnya sangat tergantung pada kemampuan orang yang
menggunakanya.
Matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah diluar matematika(masalah
nyata), mula-mula dilakukan dengan menerjemahkan permasalahan itu kedalam masalah
matematika. Masalah matematika hasil terjemahan dari masalah nyata ini disebut model
matematika. Setelah model terbentuk, kemudian diselesaikan secara matematika dengan
menggunakan aturan-aturan yang berlaku dalam matematika. Setelah masalah
matematika tersebut diselesaikan, kemudian hasil akhir penyelesaian tersebut
diterjemahkan kedalam bidang masalah semula. Dengan demikian dalam menyelesaikan
diluar matematika diperlukan tiga tahapan, yaitu tahap pembentukan model, tahap
penanganan model, dan penerjemah hasil.
Pada tahap pembentukan model, model dirumuskan melalui pembuatan asumsi
dengan melakukan penghampiran dan pengidealan yang didasarkan pada eksperimen dan
pengamatan serta hukum-hukum yang berlaku pada bidang permasalahan semula,
rumusan yang diperoleh disajikan dengan menggunakan istilah dan pengertian dalam
matematika yang diwujudkan dengan simbol, mulai yang terbentuk tersebut harus
diusahakan berupa model yang dapat ditanggulangi.
Pada tahap penanganan model, dilakukan penganalisaan terhadap model yang
murni merupakan pekerjaan matematika dalam matematika. Tahap penerjemah hasil
hanyalah merupakan membahasakan kembali simbol matematika hasil tahap kedua
kedalam bahasa permasalahan semula.14
C. Pembelajaran Matematika
Clifford T. Morgan dalam Mustaqim menjelaskan bahwa “Learning is any
relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang
lalu.15
Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi pada diri seseorang
setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar.16
Belajar merupakan salah satu faktor
14
Ibid., hal. 16-17 15
Mustaqim, Psikologi Pendidikan. (Semarang: Pustaka Belajar, 2004), hal. 33 16
Djamarah Syaiful dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
hal. 38
9
yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.17
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku , pembentukan pribadi dan perilaku seseorang yang relatif
tetap setelah melakukan aktifitas atau yang diakibatkan oleh pengalaman yang lalu.
Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan
perseptual, isi ingatan, ibilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inbihis serta lain-
lain fungsi jiwa(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).
Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan tersebut
disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada
orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan
penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individualnya
yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya.18
Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada
belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan
berpikir(cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek
kemampuan merasakan(affective), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar
berupa keterampilan(psychomotoric).19
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber
dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan,
sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja,
akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.20
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:tujuan, materi,
metode, strategi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku,
17
Rusman, et. all., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 7 18
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar…, hal. 43 19
Ibid., hal . 42-43 20
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta:PT Fajar Interpratama,
2008), hal. 26
10
yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.
Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.21
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri maupun
potensi yang ada diluar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai bertambahnya
pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap matematika.
D. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Power Point dan
Alat peraga
1. Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompotensi atau kompetensi dasar
secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu.22
Bahan atau materi merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang
dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan materi yang terus berkembang
secara dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat.
Bahan ajar yang diterima peserta didik harus mampu merespon setiap perubahan dan
mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi dimasa depan. Oleh karena itu
bahan ajar merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena
memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.
Dengan demikian bahan ajar merupakan komponen pokok yang tidak bisa diabaikan
dalam pengajaran, sebab bahan ajar merupakan inti dalam proses belajar mengajar.23
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang merupakan komponen pokok yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.
21
Rusman, et.all., Pembelajaran Berbasi Teknologi Informasi dan komunikasi…, hal. 15 22
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran.. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 173 23
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2011), hal. 14
11
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologie et des Sciences de
I’Education Universite de Geneve dalam website- nya adalah media tulis, audio
visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai
medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.24
Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain:
Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Evaluasi
a. Jenis Bahan Ajar
1. Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk antara lain:
Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru,
sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasara bahan
ajar yng telah disebutkan sebelumnya.
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa adalah lembaran lembaran yng berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
24
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran…, hal. 174
12
halaman yang dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahan atau organisasi.
Leatflet
Leatflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidk dimatikan atau dijahit.
Bahan ajar tentu ada hubunganya dengan pembelajaran matematika, dalam
setiap pembelajaran matematika tentu membutuhkan suatu bahan ajar, karena bahan
ajar merupakan komponen pokok untuk membantu guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai model, contohnya penggunaan
bahan ajar berbasis multimedia (powerpoint), dimana bahan ajar ini disajikan dalam
bentuk media powerpoint berupa slide-slide dengan alat bantu OHP.
2. Multimedia
Multimedia adalah media presentasi dengan menggunakan teks, audio dan
visual sekaligus. Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.25
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang
sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang
cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif, sebab menggunakan
multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup luas. Kelebihan media
ini adalah menggabungkan unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik,
dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan
modalitas belajar siswa.
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam
bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak
tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah
satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan
presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video (video card),
kartu audio (audio card), serta perkembangan proyektor digital (digital image
25
Rusman, et. all., Pembelajaran Berbasi Teknologi Informasi dan komunikasi…, hal. 296-297
13
projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk
bermacam-macam kepentingan berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan
berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar
pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) .26
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya
untuk dipresentasikan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia
projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat
dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainya, seperti over head projector (OHP)
dan film slides projector yang sudah lebih dulu diproduksi. 27
Media Proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan
proyektor. Berbeda dengan media grafis, media ini harus menggunakan alat
elektronik untuk menampilkan informasi atau pesan. Oleh sebab itu, media ini dapat
digunakan apabila tersedia fasilitas yang dibutuhkan untuk itu. Beberapa Jenis media
proyeksi yang sering digunakan, diantaranya film bingkai (slide), Over Head
Transparansi, Opaque Projektor, Microfis, video.28
Pembelajaran berbasis multimedia adalah kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi.29
3. Microsoft Office Power Point
Microsoft Office Power Point sebuah program komputer untuk presentasi
yang dikembangkan oleh Microsoft. Microsoft Powe Point berjalan diatas komputer
PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan Apple Macintosh yang
menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, aplikasi ini sangat banyak digunakan,
apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa, dan masyarakat umum.30
26
Ibid, hal. 297 27
Ibid., hal. 297-298 28
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran…, hal. 215-216 29
Rusman, et.all., Pembelajaran Berbasi Teknologi Informasi dan komunikasi… ,hal. 60 30
Ibid., hal. 300-301
14
Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang popular
dan yang paling digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik
pembelajaran, presentasi, produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.31
4. Power Point sebagai Media Presentasi
Program power point salah satu software yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan
bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).32
Power point dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan :
1. Personal Presentation : pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi
dalam kelas klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar workshop, dan
lain-lain. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instruktur atau
guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media PowerPoint.
Dalam hal ini, kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur.
2. Stand Alone: Pada pola penyajian ini PowerPoint dapat dirancang khusus untuk
pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya
tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang
sudah diprogram.
3. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat file web (html) sehingga
program yang muncul berupa browser yang dapat menmpilkan internet. Hal ini
ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil
pekerjaan menjadi web. Selain itu beberapa pengembangan multimedia telah
membuat software-software yang dapat mengubah file PowerPoint file exe atau
swf.33
Berdasarkan definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan bahan ajar multimedia powerpoint merupakan proses kerja sama interaksi
antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada,
dalam hal ini menggunakan bahan ajar berbasis multimedia powerpoint yang dirancang
31
Ibid., hal. 295 32
Ibid., hal. 300 33
Ibid., hal. 301-302
15
khusus untuk mampu menampilkan atau menyajikan bahan ajar sebagai upaya untuk
mencapai bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa.
5. Kedudukan Alat Peraga pada Pembelajaran
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan alat peraga dalam
pembelajaran matematika antara lain :
a. Secara psikologis, taraf berfikir peserta didik masih ada pada operasi konkret,
sedangkan substansi matematika bersifat abstrak, sehingga dengan
memanfaatkan alat peraga, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep,
prinsip matematika yang abstrak tersebut.
b. Dapat menumbuhkan rasa senang peserta didik untuk belajar matematika.34
E. Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel
Penulisan ini menyajikan materi persamaan linier satu variabel, yaitu definisi,
sifat-sifat kesetaraan persamaan linier satu variabel, menentukan himpunan penyelesaian
persamaan linear satu variabel, berikut materi persamaan linier satu variabel :
1. Definisi
a. Kalimat tertutup adalah kalimat berita (deklaratif) yang dapat dinyatakan nilai
kebenarannya, bernilai benar atau salah, dan tidak keduanya.
b. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya,
bernilai benar saja atau salah saja.
c. Variabel adalah simbol/lambang yang mewakili sebarang anggota suatu
himpunan semesta.Suatu variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil.
d. Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan relasi sama dengan (=).
e. Persamaan linear satu variabel adalah suatu persamaan yang berbentuk ax+ b= 0.
a : koefisien (a anggota bilangan real dan a ≠ 0.
b : konstanta (b anggota bilangan real).
34
Departemen Perndidikan Nasional, Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga Alternatif (Jakarta : Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007), hal.1
16
x : variabel (x anggota bilangan real).
f. Penyelesaian persamaan linear adalah nilai-nilai variabel yang memenuhi
persamaan linear.
g. Himpunan penyelesaian persamaan linear adalah himpunan semua penyelesaian
persamaan linear.35
2. Sifat-sifat kesetaraan persamaan linear satu variabel.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel ditambah
dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel
yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikurang
dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel
yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikalikan
dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan
linear satu variabel yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dibagi
dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan
linear satu variabel yang setara.36
3. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.
Sifat-sifat yang kita temukan di atas, dapat kita gunakan untuk menentukan
himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.
Contoh :
a. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear berikut.
(1) x+ 4 = 9
35
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika, (Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif,
2013), hal.264-269 36
Ibid,. hal. 274
17
Penyelesaian :
x+ 4 = 9
x + 4 – 4 = 9 – 4 kedua ruas dikurang 4
x+ 0 = 5 sifat identitas penjumlahan bilangan bulat
x= 5
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {5}.
(2) 5m+ 4 = 2m+ 16
Penyelesaian :
5m+ 4 = 2m+ 16
5m+ 4 – 4 = 2m+ 16 – 4 kedua ruas dikurang 4
5m+ 0 = 2m+ 12
5m– 2m = 2m + 12 – 2m kedua ruas dikurang 2m
5m– 2m = 2m– 2m+ 12 sifat komutatif penjumlahan
3m = 0 + 12
3m = 12
(3m) : 3 = 12 : 3 kedua ruas dibagi 3
m= 4
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {4}.
b. Tentukanlah himpunan penyelesaian persamaan linear 2a– 100 = 20, jika:
(1) a adalah bilangan ganjil.
(2) a adalah bilangan genap.
Penyelesaian :
2a– 100 = 20
2a – 100 + 100 = 20 + 100 kedua ruas ditambah 100
2a+ 0 = 120
2a= 120
(2a) : 2 = 120 : 2 kedua ruas dibagi 2
a = 60
18
(1) Jika aadalah bilangan ganjil, maka himpunan penyelesaiannya adalah { }
(2) Jika aadalah bilangan genap, maka himpunan penyelesaiannya adalah {60}.
Dari kedua hal di atas, diketahui bahwa himpunan penyelesaian suatu persamaan
linear sangat dipengaruhi oleh semestanya.
c. Pak Tarto memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah
tersebut 4 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 80 m,
tentukan luas tanah Pak Tarto!
Penyelesaian :
Misalkan panjang tanah adalah x, maka lebar tanah adalah x– 4.
Sehingga diperoleh persamaan :
p = xdan l= x– 6 sehingga
K = 2p+ 2l
80 = 2(x) + 2(x– 4)
Penyelesaian persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
80 = 2(x) + 2(x– 4) diketahui
80 = 2x+ 2x– 8 distribusikan
80 = 4x– 8 jumlahkan
80 + 8 = 4x– 8 + 8 tambahkan 8 pada kedua ruas
88 = 4x jumlahkan
88 : 4 = (4x) : 4 kedua ruas dibagi 4
22 = x
Luas = p × l
= x(x– 4)
= 22(22 – 4) = 396
Jadi luas tanah Pak Tarto adalah 396 m2.37
F. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,
yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat
37
Ibid,. hal. 274-276
19
dilakukanya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan
perilaku pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku itu merupakan perolehan
yang menjadi hasil belajar. Jadi, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu
kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan
Harrow mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.38
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan individu sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu berkat
pengalamanya berulang-ulang”. “Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang
mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”.39
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik setelah melakukan proses pembelajaran sehingga lebih baik
dari sebelumnya.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penulisan ini adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran menggunkan bahan ajar
berbasis multimedia powerpoint yang diterapkan pada siswa kelas VII.
G. Kajian Penelitian Terdahulu
Secara umum, telah banyak tulisan dan penelitian yang meneliti tentang media
pembelajaran dan hasil belajar, namun tidak ada yang sama persis dengan penulisan
makalah ini. Berikut penelitian yang relevan dengan penulisan makalah yang disajikan
dalam tabel :
38
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar…, hal. 44-45 39
Ibid, hal 47
20
Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Penulisan ini dengan Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum Kanselasi
pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Menggunakan Media KoMiK
1
Marsono.M.Pd, 2009. Pembelajaran
menggunakan Concept Attainment Model
dengan media KSK (biji salak dan
visualisasi komputer) dan turnamen dalam
meningkatkan hasil belajar dan motivasi
siswa
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia dan alat peraga
Perbedaan : Menggunakan motivasi belajar dan
turnamen
2
Umi Choiriyah, 2009. Perbedaan Prestasi
Belajar Matematika antara Pembelajaran
dengan Media Audio Visual dan
Pembelajaran Konvensional Pada Siswa
SMPN 1 Tanggunggunung tahun pelajaran
2008/2009.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar , Waktu dan
Lokasi Penelitian
3
Rofik Wijianto, 2011, Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran
Matematika Materi Pokok Perbandingan
Dengan Adobe Flash CS3 Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas VII SMP Islam Gunung Jati.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan motivasi dan prestasi
belajar, Waktu dan lokasi penelitian
4
Dhanik Puri Trisnawati, 2012, Pengaruh
Media Audio Visual Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Materi Bangun ruang
Sisi Datar Siswa Kelas VIII MTs Sultan
Agung Jabar Sari Sumber Gempol Tulung
Agung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar, Waktu dan
Lokasi Penelitian
Beberapa penelitian yang sudah peneliti sebutkan diatas menjelaskan tentang
pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi, prestasi, dan hasil belajar matematika
siswa. Sehingga, beberapa penelitian diatas berfungsi sebagai bahan pustaka dalam
penulisan ini, selain itu juga sebagai petunjuk bahwa banyak penelitian yang serupa
dengan penulisan ini, akan tetapi tidak sama. Artinya, makalah ini benar-benar baru dan
murni hasil karya penulis sendiri.
21
H. Kerangka Berfikir Penulisan
Penggunaan bahan ajar dan alat peraga dalam pembelajaran akan berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Penggunaan bahan ajar dan alat peraga yang berbeda tentu akan
mendapatkan hasil belajar yang berbeda pula. Untuk mempermudah pemahaman arah
dan maksud dari penulisan ini, penulis jelaskan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sebelum menggunakan media
KOMIK untuk mengatasi
kesulitan siswa pada materi
sistem persamaan linier satu
variabel
Pemahaman
Peningkatan
Pemahaman
Kesulitan pada materi sistem
persamaan linier satu variabel Kesulitan pada materi sistem
persamaan linier satu variabel
Pemahaman
Sesudah menggunakan media
KOMIK untuk mengatasi
kesulitan siswa pada materi
sistem persamaan linier satu
variabel
Materi
Sistem Persamaan Linier
Satu Variabel (SPLSV)
22
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesulitan Siswa Pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel
Selama ini Matematika masih dianggap sebagai momok pelajaran yang
menakutkan bagi kebanyakan siswa. Bagi meraka, Matematika tak hanya menjadi
pelajaran yang membuat dahi mereka berkerut, tapi juga membuat otak mereka akan
dipenuhi deretan angka-angka dan rumus-rumus yang rumit dan pelik untuk
diselesaikan alias jlimet.40
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat mereka enggan dan segan untuk
menggeluti dan memahami Matematika. Mereka terlebih dahulu menyerah sebelum
mencobanya. Ditambah model dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Matematika di Indonesia yang langsung menyodorkan berbagai angka-angka dan
rumus-rumus yang dibakukan untuk dihapalkan, membuat mereka cepat jenuh dan
bosan berlama-lama menyimak mata pelajaran Matematika di dalam kelas.
Siswa harus mempelajari bilangan bulat dalam materi Persamaan Linier Satu
Variabel (PLSV). Karena kunci utama dalam mempelajari Persamaan Linear Satu
Variabel adalah harus bisa mengoperasikan bilangan bulat, baik itu dalam
penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Kesulitan siswa dalam
mempelajari PLSV antara lain :
1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan
Bilangan yang Sama.
2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan
yang Sama.
3. Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.
Penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi Persamaan Linier Satu
Variabel selain faktor kecerdasan siswa yaitu:
1. Kurang tepatnya strategi pembelajaran
2. Model pengajaran oleh guru
3. Penguasaan materi oleh guru
4. Waktu yang terlalu sedikit untuk menyampaikan materi
40
Abdul Halim, Matematika Praktis, ( Jogjakarta : Mitra Pelajar, 2009), hal.5
23
5. Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa
Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa
adalah penyebab yang paling dominan diantara penyebab yang lain.
B. Cara Mengatasi Kesulitan yang dialami Siswa pada Materi Persamaan Linier
Satu Variabel
Sebelum kita membahas materi SPLSV terlebih dahulu kita mengulang
kembali materi sebelumnya yang ada hubungannya dengan SPLSV, misalnya
pengoperasian bilangan bulat dan aljabar. Tujuan dari ini adalah untuk mengingatkan
kembali siswa tentang materi sebelumnya, supaya nanti siswa tidak mengalami
kesulitan.
Sebelum kita menyampaikan materi lebih lanjut, kita harus memperkenalkan
apa yang dimaksud dengan SPLSV, dan simbol – simbol yang biasa digunakan itu apa
saja. Tujuan dari ini adalah supaya nantinya siswa tidak mengalami kebingungan
dalam mengerjakan.
Berikut cara mengatasi kesulitan siswa pada materi SPLSV :
1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan
Bilangan yang Sama.
Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan tertentu
yang sama bertujuan agar dalam satu ruas persamaan terdapat peubah saja atau
bilangan konstanta saja.
Untuk menyelesaikan suatu persamaan, harus diperoleh persamaan yang
ekuivalen dalam bentuk yang paling sederhana. Untuk mendapatkan hal itu,
usahakan agar peubah (variabel) terletak dalam satu ruas (biasanya di ruas kiri),
sedangkan bilangan tetap (konstanta) di ruas yang lain (biasanya di ruas kanan).
Cara ini juga memerlukan pemahaman soal dan ketelitian.
Contoh :
Tentukan penyelesaian persamaan 5x – 2 = 4x + 7 !
Jawab:
5x – 2 = 4x + 7
5x – 2 + 2 = 4x + 7 + 2 kedua ruas ditambah 2 agar ruas kiri tidak memuat -2
24
5x = 4x + 9
5x – 4x = 4x – 4x + 9 kedua ruas ditambah -4x agar ruas kanan tidak memuat 4x
x = 9
Penyelesaiannya adalah x = 9
2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan
yang Sama.
Untuk menyelesaikan cara ini langkah yang harus di lakukan oleh siswa
adalah menetukan pengali atau pembagi, yang diperhatikan adalah koefisien dari
variabel sehingga koefisiennya menjadi 1. Setiap persamaan tetap ekuvalen jika
kedua ruas persamaan dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.
Contoh : tentukan penyelesaian dari 3(x + 2) = 2(3x – 4)
Jawab :
3(x + 2) = 2(3x – 4) sifat distributif
3x + 6 = 6x – 8
3x + 6 – 6 = 6x – 8 – 6 kedua ruas dikurangi 6
3x = 6x – 14
3x – 6x = 6x – 6x – 14 kedua ruas dikurangi 6x
-3x = -14
(-3x) : 3 = (-14): 3 kedua ruas dibagi -3
x = 14 : 3
Penyelesaiannya adalah x =14:3. 41
3. Konsep kanselasi
Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.
Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya
sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu
sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan
menjadikan hasil yang salah pada suatu kasus.
Contoh kasus akibat asal mencoret :
x = y kedua ruas dikali x
41
Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu Variabel” dalam (http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-mempelajari-persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB
25
x.x = x.y
x2
= xy kedua ruas dikurangi y2
x2 - y
2
= xy - y2
(x – y)(x + y) = y (x – y)
(x + y) = y
2y = y
1 = 2
Dalam memberikan materi diperlukan sebuah alat peraga dalam
menyampaikan materi sehingga mudah untuk di pahaminya. Berikut penjelasan
mengenai media KoMiK :
1. Media Kongkrit Alat Peraga Timbangan Ajaib
a. Alat dan Bah
1. Gergaji
2. Palu
3. Mesin bor
4. Tang
5. Gunting
6. Penggaris
7. Pensil
8. Kelereng
9. Plastik nontransparan
10. Gelas plastik 2 buah
11. Tali
12. Kayu balok dengan tebal 2 cm
13. Kayu balok dengan tebal 3 cm
14. Penggaris besi dengan panjang
30 cm
15. Paku
16. Cat warna
17. Lem kayu
18. Kawat besi
19. Kertas Manila
b. Cara Pembuatan
Timbangan Ajaib
1. Kayu balok dengan tebal 3 cm dipotong ukuran 50x30 cm untuk
dibuatkan alas.
26
2. Kayu balok dengan tebal 2 cm dipotong dengan ukuran 30x3 cm sebanyak
2 buah sebagai badan timbangan.
3. Penggaris besi dengan ukuran panjang 30 cm diratakan ujung-ujungnya
sebagai lengan timbangan.
4. Potonglah kawat sepanjang 6 cm sebagai tumpuan untuk menyatukan
lengan dengan badan timbangan.
5. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung kayu
balok berukuran 30x3 cm dan pada bagian tengah penggaris untuk
meletakan kawat.
6. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung penggaris
sebagai tempat mengaitkan gelas timbangan.
7. Buatlah dudukan untuk kayu balok ukuran 30x3 cm pada kayu balok
dengan tebal 3 cm sebagai badan timbangan.
8. Kayu balok ukuran 30x3 cm dipasangkan pada kayu balok dengan tebal 3
cm dengan menggunakan lem, kemudian dipaku.
9. Buatlah kotak kardus dengan ukuran panjang = 10 cm, lebar = 7 cm dan
tinggi = 5 cm sebanyak 4 buah.
10. Bagian bawah kotak kardus tersebut direkatkan dengan menggunakan lem
pada kayu balok dengan tebal 3 cm.
11. Buatlah sebuah pintu dari kotak kardus dengan ukuran panjang = 4x2 cm.
12. Letakkan kotak kardus di sebelah kiri sebanyak 2 buah dan kanan badan
timbangan sebanyak 2 buah.
13. Setelah bagian alas dan badan timbangan selesai dipasang, pasanglah
kawat dengan panjang 6 cm pada kayu yang sudah dibor.
14. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian atas gelas
masing-masing 3 buah lubang untuk dipasangkan tali.
15. Pasangkanlah tali pada pada masing-masing gelas, kemudian ujung
lainnya disatukan dan dipasangkan pada ujung lengan timbangan yang
sudah dibor.
16. Kayu balok dengan tebal 3 cm di cat dengan cat warna.
17. Beri nama gelas tersebut yaitu masing-masing A dan B.
27
Kantung Plastik
Gunakan kantong plastik nontransparan ( kantong plastik hitam dengan ukuran
kurang lebih 15x20 cm yang banyak dijumpai di toko atau pasar)
Soal dan Jawaban
a. Buatlah tulisan “Soal-soal”, “Jawaban”, “Kantung Plastik”, dan “Kelereng”,
kemudian tempelkan pada kotak kardus untuk tempat soal-soal dan jawaban
beserta kantung plastik.
b. Guntinglah kertas manila berbentuk persegi sebanyak 12 buah,
c. Kemudian buatlah soal dan jawaban persamaan linier satu variabel masing-
masing sebanyak 6 buah, kemudian cetak.
d. Buatlah nomor soal dan jawaban pada bagian belakang soal dan jawaban.
Gambar 3.1 Desain dari Timbangan Ajaib SPLSV
Prinsip Kerja
Banyaknya kelereng : konstanta
Kantung plastik : variabel
Banyaknya kantung plastik : koefisien
Lengan setimbang : persamaan
A B
TIMBANGAN
S
P
L
S
V
AJAIB AG
28
Kantung plastik hanya ada satu jenis menandakan bahwa persamaan
tersebut merupakan persamaan linear satu variabel.
Jika mangkuk A setara dengan mangkuk B menyatakan bahwa
banyaknya kelereng ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung
plastik pada mangkuk A adalah sama dengan banyaknya kelereng
ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung plastik pada mangkuk B.
c. Cara Penggunaan
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Orang 1
(jika di kelas: siswa)
Orang 2 (jika di kelas: guru)
a. Ambil salah satu soal
secara acak pada
kotak kardus soal.
b. Perhatikan kegiatan
yang dilakukan oleh
orang 2.
a. Ambil jawaban dari soal yang dipilih oleh
orang 1.
b. Perlihatkan kegiatan yang dilakukan pada
orang 1, yaitu:
1. Ambil kantung plastik dan kelereng sesuai
dengan soal yang telah dipilih.
2. Masukkan kelereng ke dalam kantung
plastik sesuai dengan jawaban tersebut,
dimana banyaknya kelereng yang
dimasukkan pada masing-masing kantung
adalah sama (ketika memasukkan
kelereng, usahakan tidak diketahui oleh
orang 1).
3. Pastikan lengan timbangan dalam keadaan
setimbang.
4. Simpan kantung plastik yang sudah diisi
kelereng beserta kelereng (jika di soal
tertera kantung plastik berisi kelereng
ditambah beberapa kelereng) pada gelas A
sebagai ruas kiri (sesuai dengan soal),
29
kemudian simpan kantung plastik yang
sudah diisi kelereng beserta kelereng (jika
di soal tertera kantung plastik berisi
kelereng ditambah beberapa kelereng)
pada gelas B sebagai ruas kanan (sesuai
dengan soal). Karena merupakan
persamaan, maka keadaan kedua lengan
timbangan harus setimbang.
5. Buatlah pada gelas A hanya terdapat satu
kantung plastik berisi kelereng tetapi
keadaan kedua lengan timbangan harus
tetap setimbang. Caranya adalah dengan
mengambil isi dari gelas A dan B, dimana
banyaknya isi yang diambil dari gelas A
sama dengan banyaknya isi yang diambil
dari gelas B.
6. Satu kantung plastik berisi kelereng pada
gelas A sama dengan beberapa kelereng
pada gelas B.
c. Setelah dilakukan kegiatan seperti di atas,
perlihatkan pada orang 1 bahwa banyaknya
kelereng di dalam kantung plastik pada pada
gelas A adalah sama dengan banyaknya
kelereng pada gelas B.
d. Misalkan kantung plastik berisi kelereng tadi
dinamai “x”, banyaknya kantung plastik
adalah koefisien, banyaknya kelereng adalah
konstanta, dan keadaan kedua lengan yang
setimbang adalah tanda “=”, maka kegiatan di
atas akan menggambarkan suatu persamaan
dengan variabelnya adalah “x”.
30
d. Proses Ilustrasi dalam Pemeragaan Timbangan Ajaib SPLSV
Gambar 3.2 contoh soal : 3x + 2 = 2x + 3
Ketentuan :
Banyaknya kelereng ditulis dengan angka sebagai konstanta, dan kantung
plastik adalah “x” banyaknya kantung plastik adalah koefisien dari x.
e. Kelemahan dan Kelebihan Alat Peraga
Kelemahan :
1) Alat peraga terbatas pada penggunaan soal-soal tertentu.
Kelebihan :
1) Bahan dan alat yang digunakan mudah ditemukan di sekitar kita,
seperti kelereng, plastik, dll.
2) Siswa lebih tertatik dan mudah memahami materi SPLSV dengan alat
peraga.
2. Media Semi Kongkrit (Microsoft PowerPoint)
Setelah memperagakan beberapa contoh guru memvisualisasikan peragan
tersebut melalui LCD proyektor. Visualisasi dibuat dalam program power point.
Tayangan berupa materi dan cara penggunaan alat peraga.
Berdasarkan uraian diatas dalam menyelesaikan sistem persamaan linier satu
variabel siswa harus memperhatikan konsep kanselasi. Konsep dari kanselasi itu
sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan
hasil yang salah pada suatu kasus. Seperti contoh kasus dihalaman sebelumnya, yaitu
pada contoh kasus :
x = y kedua ruas dikali x
x.x = x.y
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
31
x2
= xy kedua ruas dikurangi y2
x2 - y
2 = xy - y
2
(x – y)(x + y) = y (x – y)
(x + y) = y
2y = y
1 = 2
Kasus diatas terjadi pembagian 0, hal ini bertentangan dengan sifat aljabar
yakni pada teorema jika a.b = a.c dan a = 0 maka b = c. Karena yang diketahui x = y,
maka x – y = 0, terjadi pembagian 0 pada bentuk (x – y).
C. Hasil Belajar dan Pemahaman Siswa Setelah Menggunakan Media KOMIK
Penulis belum melakukan penelitian secara langsung menggunakan media
KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.
Menurut penelitian Marsono dengan subyek penelitian : Penelitian
dilaksanakan di kelas VIIA ( Kelas Media ) SMP Negeri 1 Karangkobar semester 1
tahun pelajaran 2009/2010. Kelas VIIA terdiri dri 32 siswa , 26 putri dan 6 putra.
Hasil belajar diukur melalui tes pada saat turnamen individual. Dari hasil evaluasi
diperoleh rata-rata nilai akhir siklus 1 adalah 75,91. Yang mendapatkan nilai 100 ada
5 anak, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan
minimal) 67 ada 8 siswa. Ketuntasan Belajar sebesar 75%. Pembelajaran
menggunakan Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan
visualisasi komputer) dan turnamen dapat memberikan pengaruh peningkatan hasil
belajar dan motivasi siswa secara optimal jika siswa diberi kesempatan untuk
melakukan peragaan langsung dan penghargaan turnamen kepada kelompok yang
mampu meningkatkan prestasinya secara maksimal. Pembelajaran menggunakan
Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan visualisasi komputer)
dan turnamen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1
32
Karangkobar terhadap materi persamaan linier satu variavel dengan rata-rata 72,44
menjadi 87,05 dan ketuntasan belajar dari 59,4% menjadi 87,5%.42
42
Marsono, 2009, “Contoh PTK” dalam
(http://mgmpmatematikabanjarnegara.wordpress.com/2009/11/02/contoh-ptk), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20
WIB
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan yang dialami siswa yaitu mengoperasikan bilangan bulat dan hukum
kanselasi pada materi sistem persamaan linier satu variabel. Untuk mengatasi kesulitan
siswa, penulis memilih alternatif media KoMiK yakni kepanjangan dari media konkret
(kelereng dan plastic) semi konkret (Microsoft PowerPoint). Berdasarkan pembahasan,
pembelajaran menggunakan media KoMiK dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, demi
berlangsungnya pembelajaran yang efektif dan guna meningkatkan mutu pendidikan
maka penulis memberi saran, sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Pembelajaran menggunakan media KoMiK (kelereng dan visualisasi
komputer) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa, guru yang
mengajar pada kondisi yang relatif sama dapat menerapkan dalam mengajarkan
persamaan linier satu vaariabel.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih semangat dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran apapun. Karena keberhasilan siswa dalam model
pembelajaran apapun sangat dipengaruhi oleh minat dan semangat siswa itu sendiri.
Siswa juga diharapkan banyak membaca buku-buku di perpustakaan guna
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka yang juga dapat meningkatkan
mereka dalam belajar.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah selalu mengupayakan dan meningkatkan proses belajar mengajar
dengan bahan pelajaran yang tepat untuk lebih memudahkan siswa dalam
mempelajarinya juga menciptakan pembelajaran yang lebih baik serta membuat
siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
yang lebih baik.
34
4. Bagi penulis yang lain
Selanjutnya, dari hasil penulisan ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan, pengetahuan, dan informasi serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi
sebuah penulisan yang berikutnya. Selain itu, penulis yang lain diharapkan dapat
membenahi atau menyempurnakan dari hasil penulisan ini.
DAFTAR RUJUKAN
Halim, Abdul. (2009) Matematika Prakti. Jogjakarta : Mitra Pelajar.
Majid, Abdul. (2008) Perencanaan Pembelajaran Matematika Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Departemen Perndidikan Nasional. (2007) Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga
Alternatif. Jakarta : Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Syaiful, Djamarah, Aswan, Zain. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hudojo, Herman (2001) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Ismail, et. all. (2004) Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Matematika VII. Jakarta : Politeknik
Negeri Media Kreatif.
Mustaqim. (2004) Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Belajar.
Fathurrohman, Pupuh, Sutikno, Sobry .(2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT
Refika Aditama.
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 1999), hal. 3
Rusman, et. all. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2008) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:PT Fajar
Interpratama.
Marsono, 2009, “Contoh PTK” dalam
(http://mgmpmatematikabanjarnegara.wordpress.com/2009/11/02/contoh-ptk),
diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB
Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu Variabel” dalam
(http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-mempelajari-
persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB
Penulisan ini dapat dikunjungi atau diunduh melalui alamat web :
http://ikeagustina3.blogspot.com/