MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...

33
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (SPLSV) MENGGUNAKAN MEDIA KoMiK (Konkret seMi Konkret) Ike Agustina Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail : [email protected] ABSTRAK Makalah dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV) Menggunakan Media KoMiK” ini ditulis oleh Ike Agustina dibina oleh Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Kata kunci : Bahan Ajar Berbasis Multimedia (Microsoft Power Point), Alat Peraga, Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV). Makalah ini dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi saat ini dan keadaan lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu, perlunya seorang guru kreatif dalam menentukan bahan ajar agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ” Apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang pengoperasian bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan linier satu variabel (SPLSV) menggunakan media KoMiK?”. Adapun tujuan penulisan ini adalah “Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang pengoperasian bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan linier satu variabel (SPLSV) menggunakan media KoMiK”. Penulis belum melakukan penelitian secara langsung menggunakan media KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media. ABTRACT Paper entitled "Improving Student Understanding About Operation Integer and Law Kanselasi in One Variable Linear Equation material (SPLSV) Using Media KoMiK " was written by Ike Agustina fostered by Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Keywords: Multimedia-Based Instructional Materials (Microsoft Power Point), Viewer Tool, One Variable Linear Equation (SPLSV). This paper is motivated by current technological developments and the state of the environment that can be used in education, especially in the learning process in class. Therefore, the need for a creative teacher in determining teaching materials in order to improve students' mathematics learning outcomes. Formulation of the problem in this paper is "Is there an increase in students' understanding of the operation of integers and law kanselasi on the material of the variable linear equation (SPLSV) using the medium of KoMiK?". The purpose of this paper is "To determine whether there is an increase in students' understanding of the operation of integers and law kanselasi on the material of the variable linear equation (SPLSV) using the medium of KoMiK ". The author has not

description

2015

Transcript of MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM

KANSELASI PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU

VARIABEL (SPLSV) MENGGUNAKAN MEDIA KoMiK

(Konkret seMi Konkret)

Ike Agustina

Jurusan Tadris Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Makalah dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan

Bulat dan Hukum Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)

Menggunakan Media KoMiK” ini ditulis oleh Ike Agustina dibina oleh Beni Asyhar, S.Si,

M.Pd. Kata kunci : Bahan Ajar Berbasis Multimedia (Microsoft Power Point), Alat Peraga,

Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV). Makalah ini dilatar belakangi oleh perkembangan

teknologi saat ini dan keadaan lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan dalam dunia

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu, perlunya seorang

guru kreatif dalam menentukan bahan ajar agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ” Apakah ada peningkatan pemahaman

siswa tentang pengoperasian bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan

linier satu variabel (SPLSV) menggunakan media KoMiK?”. Adapun tujuan penulisan ini

adalah “Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang pengoperasian

bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan linier satu variabel (SPLSV)

menggunakan media KoMiK”. Penulis belum melakukan penelitian secara langsung

menggunakan media KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah

dilakukan oleh peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.

ABTRACT

Paper entitled "Improving Student Understanding About Operation Integer and Law

Kanselasi in One Variable Linear Equation material (SPLSV) Using Media KoMiK " was

written by Ike Agustina fostered by Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Keywords: Multimedia-Based

Instructional Materials (Microsoft Power Point), Viewer Tool, One Variable Linear Equation

(SPLSV). This paper is motivated by current technological developments and the state of the

environment that can be used in education, especially in the learning process in class.

Therefore, the need for a creative teacher in determining teaching materials in order to

improve students' mathematics learning outcomes. Formulation of the problem in this paper

is "Is there an increase in students' understanding of the operation of integers and law

kanselasi on the material of the variable linear equation (SPLSV) using the medium of

KoMiK?". The purpose of this paper is "To determine whether there is an increase in

students' understanding of the operation of integers and law kanselasi on the material of the

variable linear equation (SPLSV) using the medium of KoMiK ". The author has not

Ike Agustina

Page | 2 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

conducted research directly using KoMiK media, for the author draws on research that has

been done by other researchers who are not much different in the use of media.

Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Menurut Rusman (2012:1) bahwa perkembangan teknologi informasi yang

semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap

dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa

menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu

pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009:31) bahwa pembelajaran adalah proses

yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru,

proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Guru yang hanya melaksanakan

proses pembelajaran dengan menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru

diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang melakukan proses

pembelajaran dengan menganalisa kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses

yang bertujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka

semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula

perencanaan yang harus disusun oleh guru.

Pelajaran yang menurut siswa sulit salah satunya yaitu matematika. Karena

banyaknya rumus yang harus dihafal, dipahami, dan dimengerti, guna menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi dalam mengerjakan soal latihan. Hal ini siswa memerlukan

daya ingat yang kuat. Perlu diketahui bahwa matematika tidak hanya berhenti pada

menyelesaikan soal latihan saja tapi juga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat pesat,

baik materi maupun kegunaannya, sehingga dalam perkembangannya atau pembelajaran

disekolah kita harus memperhatikan perkembangan-perkembangannya, baik di masa lalu,

masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa depan. Hal ini

mendukung pendapat Herman Hudojo (2001:45) yang mengatakan bahwa pada

hakekatnya, matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.

Ike Agustina

Page | 3 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Menurut Herman Hudojo (2001:29) bahwa kemajuan negara-negara maju, hingga

sekarang menjadi dominan ternyata 60%-80% menggantungkan kepada matematika. Hal

ini didukung dengan pendapat R. Soedjadi (1999:3) yang menyatakan kenyataan

menunjukkan bahwa pelajaran matematika diberikan di semua sekolah, baik di jenjang

pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Matematika yang diberikan di jenjang

persekolahan itu sekarang biasa disebut sebagai matematika sekolah (school

mathematics).

Materi Persamaan Linear Satu Variabel adalah salah satu materi yang dibahas

dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester gasal. Pada bab ini, siswa

kurang memahami pengoperasian bilangan bulat dan sifat aljabar, terutama pada hukum

kanselasi. Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya

sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu sendiri

bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan hasil yang

salah pada suatu kasus. Alasan lain siswa kurang memahami hukum kanselasi adalah

dikarenakan cara guru mengajar yang konvensional, media untuk menyampaikan materi

masih kurang, atau sudah ada media, tetapi siswa tidak terbangun dengan media yang

ada. Oleh karena banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di sekolah

merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika. Pada umumnya

dalam proses pembelajaran guru menyampaikan materi, sedangkan siswa mendengarkan

materi yang disampaikan guru.

Berdasarkan kondisi yang seperti itu, penulis memberikan alternatif melakukan

pembelajaran dengan menggunakan media konkret dan semi konkret. Media konkret

yang digunakan adalah kelereng dan plastik. Sedangkan media semi konkret yang

disajikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi multimedia saat ini, yaitu

dengan bantuan media program Microsoft Office PowerPoint beserta OHP (Over Head

Projector).

Kelereng merupakan salah satu mainan anak-anak yang mudah sekali diperoleh.

Sementara plastik selama ini dibuang percuma dan mengakibatkan polusi tanah dapat

digunakan untuk pembelajaran. Menurut Rusman (2012:295) bahwa Microsoft

PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang popular dan yang paling

Ike Agustina

Page | 4 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi

produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. Program powerpoint salah satu

software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia

dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah

karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data(data storage).

Sehingga melalui pembelajaran ini penulis mencoba mengoptimalkan sumber daya

lingkungan (kelereng dan plastik) dan teknologi komputer (Microsoft PowerPoint).

Selanjutnya media konkret semi konkret di singkat menjadi KoMiK.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum

Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV) Menggunakan Media

KoMiK”.

KAJIAN TEORI

A. Hakekat matematika

Menurut Rusman (2012:13) Kata matematika berasal dari bahasa latin

mathematica, yang mula-mula berasal dari kata Yunani mathematike, dari akar kata

mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata matematika berkaitan pula dengan

kata mathanein yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

matematika diartikan sebagai “ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara

bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

mengenai bilangan”.

Banyak pendapat orang mengenai pengertian atau makna dari istilah matematika,

antara lain : matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitunganya;

matematika adalah ilmu yang membahas fakta-fakta dan hubungan-hubunganya;

matematika adalah ilmu yang membahas ruang dan bentuk; matematika adalah ilmu

yang membahas logika dan membahas masalah-masalah numerik; matematika adalah

ilmu mengenai kualitas dan besaran; matematika adalah ilmu yang mempelajari

hubungan, pola, bentuk dan struktur; matematika adalah sarana berfikir; matematika

adalah kumpulan sistem; matematika adalah suatu struktur; dan matematika adalah alat.

Ike Agustina

Page | 5 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa matematika

merupakan ilmu mengenai fakta-fakta, bilangan-bilangan, besaran, ruang, bentuk, logika

dan hubungan-hubunganya yang mempunyai pola yang teratur serta memiliki pola tujuan

yang abstrak.

B. Karakteristik Matematika

Menurut Rusman (2012:14-17) beberapa karakteristik matematika yaitu :

1. Matematika sebagai suatu struktur

2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem

3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif

4. Matematika sebagai ratunya ilmu.

Pembahasan dari masing-masing karakterstik adalah sebagai berikut :

1. Matematika sebagai suatu struktur

Matematika dapat pula dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan-hubungan

yang mengaitkan simbol-simbol. Pandangan ini bertolak dari pemikiran dasar tentang

bagaimana matematika itu disusun(dibentuk) dan apa yang disusun. Dalam kaitanya

bagaimana matematika dibentuk, Rassel Effendi dalam Ismail mengemukakan bahwa

“matematika dibentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

proses, dan penalaran”.

Simbol dan notasi dalam matematika mempunyai peranan yang sangat penting.

Adanya simbol-simbol, komunikasi dari ide-ide dalam matematika dapat dilakukan

secara efektif dan efisien. Simbol-simbol dalam matematika sangat membantu

memanipulasi aturan-aturan atau rumus-rumus yang berlaku dalam struktur. Aturan-

aturan atau rumus-rumus dalam matematika merupakan wujud dari keterkaitan simbol-

simbol.

Terbentuknya konsep baru dalam matematika melalu serangkaian proses berikut,

adanya simbol-simbol dalam matematika dapat dilakukan simbolisasi dari ide-ide,

adanya simbolisasi didapatkan fasilitas komunikasi dan dari komunikasi diperoleh

informasi-informasi, selanjutnya dari informasi-informasi tersebut dapat dibentuk

konsep-konsep baru. Produk akhir dari pembentukan konsep yang demikian ternyata

Ike Agustina

Page | 6 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

menghasilkan matematika sebuah ilmu yang tersusun secara hikerarkis, logis, dan

sistematis dari konsep yang sederhana sampai pada konsep yang kompleks.

2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem

Matematika seringkali dipandang sebagai suatu kumpulan sistem matematika.

Pandangan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa matematika merupakan sekelompok dari

bagian-bagian, artinya matematika dapat dibagi-bagi. Oleh karena itu, kita sering

mendengar istilah sistem matematika, bidang matematika, dan rumpun matematika.

Sistem atau bidang atau rumpun matematika memuat cabang-cabang matematika.

Sebagai kumpulan sistem, matematika dibagi menjadi lima bidang, yaitu :

aritmatika, geometri, aljabar, analitis, dan dasar matematika. Dalam pengertian ini

aritmatika adalah teori bilangan dan dasar matematika memuat dasar-dasar logika, dan

oleh ahli matematika dasar-dasar logika inilah yang berperan sebagai tali pengikat

bidang yang satu dengan bidang yang lain. Dari setiap bidang tersebut mempunyai

struktur(susunan) sistem masing-masing, yang masing-masing struktur bagian(sub-

struktur) dari suatu bidang yang disebut sebagai cabang-cabang matematika. Walaupun

dalam matematika terdapat banyak cabang tetapi tetap memiliki sifat yang sama yaitu

bersistem deduktif, bersifat konsisten dalam arti bebas dari kontradiksi didalamnya.

3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif

Sebagai suatu sistem deduktif, matematika memuat sekumpulan unsur relasi yang

tidak didefinisikan yang disebut pengertian pangkal atau pengertian primitif, memuat

sekumpulan definisi, memuat sekumpulan asumsi atau aksioma atau postulat, serta

memuat sekumpulan teorema atau dalil. Dalam matematika terdapat pernyataan-

pernyataan yang menunjukkan relasi-relasi dasar antara unsur-unsur pokok yang dapat

diterima kebenaranya tanpa bukti yang selanjutnya disebut asumsi dasar atau aksioma

atau postulat.

Dengan berlandaskan pengertian pangkal, definisi-definisi, dan aksioma-aksioma

diturunkan atau dikembangkan dalil-dalil atau teorema-teorema dengan menggunakan

proses penalaran yang logis, sistematis, konsisten, kritis dan disiplin yang diikuti secara

ketat. Dengan demikian suatu teorema dari himpunan pengertian pangkal, definisi dan

aksioma seperti dikemukakan diatas disebut deduksi.

Ike Agustina

Page | 7 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Teorema-teorema dalam matematika juga harus bersifat konsisten dan bebas

syarat. Oleh karena proses penurunan teorema-teoremanya dilakukan secara deduksi

dengan landasan dasar pengertian pangkal, definisi-definisi dan aksioma-aksioma yang

bersifat konsisten dan bebas syarat seperti diatas, maka matematika mempunyai struktur

yang kokoh dalam arti tidak mudah diombang-ambingkan oleh pemikiran lain,

mempunyai struktur yang sitematis, dan konsisten. Karena proses penurunanya

dilakukan secara deduktif, maka matematika sering disebut ilmu deduktif.

4. Matematika sebagai ratunya ilmu

Matematika seringkali dipandang pula sebagai bahasa yang akurat untuk

menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, fisika, kimia, biologi, dan teknik.

Sebagai bahasa atau alat matematika melayani ilmu-ilmu lain, peran inilah yang

digunakan sebagai alasan orang menyebut matematika dengan julukan queen of

science(ratunya ilmu). Bagaimana orang memerankan atau menggunakan matematika

pada ilmu-ilmu lain sebenarnya sangat tergantung pada kemampuan orang yang

menggunakanya.

Matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah diluar matematika(masalah

nyata), mula-mula dilakukan dengan menerjemahkan permasalahan itu kedalam masalah

matematika. Masalah matematika hasil terjemahan dari masalah nyata ini disebut model

matematika. Setelah model terbentuk, kemudian diselesaikan secara matematika dengan

menggunakan aturan-aturan yang berlaku dalam matematika. Setelah masalah

matematika tersebut diselesaikan, kemudian hasil akhir penyelesaian tersebut

diterjemahkan kedalam bidang masalah semula. Dengan demikian dalam menyelesaikan

diluar matematika diperlukan tiga tahapan, yaitu tahap pembentukan model, tahap

penanganan model, dan penerjemah hasil.

Pada tahap pembentukan model, model dirumuskan melalui pembuatan asumsi

dengan melakukan penghampiran dan pengidealan yang didasarkan pada eksperimen dan

pengamatan serta hukum-hukum yang berlaku pada bidang permasalahan semula,

rumusan yang diperoleh disajikan dengan menggunakan istilah dan pengertian dalam

matematika yang diwujudkan dengan simbol, mulai yang terbentuk tersebut harus

diusahakan berupa model yang dapat ditanggulangi.

Ike Agustina

Page | 8 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Pada tahap penanganan model, dilakukan penganalisaan terhadap model yang

murni merupakan pekerjaan matematika dalam matematika. Tahap penerjemah hasil

hanyalah merupakan membahasakan kembali simbol matematika hasil tahap kedua

kedalam bahasa permasalahan semula.

C. Pembelajaran Matematika

Clifford T. Morgan dalam Mustaqim menjelaskan bahwa “Learning is any

relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, belajar

adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang

lalu. Hal ini didukung oleh pendapat Jamarah Syaiful (2010:38) yang menyatakan

bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi pada diri seseorang

setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Menurut Rusman (2012:7) bahwa

belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam

pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku , pembentukan pribadi dan perilaku seseorang yang relatif

tetap setelah melakukan aktifitas atau yang diakibatkan oleh pengalaman yang lalu.

Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan

perseptual, isi ingatan, ibilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inbihis serta lain-

lain fungsi jiwa(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).

Menurut Rusman (2012:42) bahwa proses belajar dapat melibatkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan

perubahan dalam aspek kemampuan berpikir(cognitive), pada belajar afektif

mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan(affective), sedang belajar

psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan(psychomotoric).

Menurut Wina Sanjaya (2008:26) bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai

proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber

yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,

bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang

ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk

mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada

Ike Agustina

Page | 9 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama

berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut Rusman (2012:15)bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem, yang

terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Komponen tersebut meliputi:tujuan, materi, metode, strategi dan evaluasi. Kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru

adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku

belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala

potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri maupun

potensi yang ada diluar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai bertambahnya

pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap matematika.

D. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Power Point dan

Alat peraga

1. Bahan ajar

Menurut Abdul Majid (2008:173) bahwa bahan ajar adalah segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun

bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu

kompotensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara

akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Menurut Pupuh (2011:14) bahwa bahan atau materi merupakan medium untuk

mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar

merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan

dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima peserta didik harus

mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang

akan terjadi dimasa depan. Oleh karena itu bahan ajar merupakan unsur inti yang ada

di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang

diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Dengan demikian bahan ajar merupakan

Ike Agustina

Page | 10 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

komponen pokok yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan ajar

merupakan inti dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan yang merupakan komponen pokok yang digunakan

untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Menurut Abdul Majid (2011:174) bahwa pengelompokan bahan ajar menurut

Faculte de Psychologie et des Sciences de I’Education Universite de Geneve dalam

website- nya adalah media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi

yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media

terintegrasi) atau mediamix.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain:

Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)

Kompetensi yang akan dicapai

Informasi pendukung

Latihan-latihan

Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)

Evaluasi

a. Jenis Bahan Ajar

1. Bahan ajar cetak

Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk antara lain:

Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru

untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.

Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.

Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru,

sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasara bahan

ajar yng telah disebutkan sebelumnya.

Ike Agustina

Page | 11 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa adalah lembaran lembaran yng berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang

disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa

halaman yang dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi

keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahan atau organisasi.

Leatflet

Leatflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat

tapi tidk dimatikan atau dijahit.

Bahan ajar tentu ada hubunganya dengan pembelajaran matematika, dalam

setiap pembelajaran matematika tentu membutuhkan suatu bahan ajar, karena bahan

ajar merupakan komponen pokok untuk membantu guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai model, contohnya penggunaan

bahan ajar berbasis multimedia (powerpoint), dimana bahan ajar ini disajikan dalam

bentuk media powerpoint berupa slide-slide dengan alat bantu OHP.

2. Multimedia

Menurut Rusman (2012:296-297) bahwa multimedia adalah media presentasi

dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. Multimedia adalah

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,

gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang

memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan

berkomunikasi.

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang

sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang

cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif, sebab menggunakan

multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup luas. Kelebihan media

ini adalah menggabungkan unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik,

Ike Agustina

Page | 12 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan

modalitas belajar siswa.

Hal ini didukung Rusman (2012:297) yang meyatakan Berbagai perangkat

lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang

dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh

perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang

paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini

adalah perkembangan monitor, kartu video (video card), kartu audio (audio card),

serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan

bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan

berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.

Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat

ini, dan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi(TIK).

Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya

untuk dipresentasikan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia

projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat

dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainya, seperti over head projector (OHP)

dan film slides projector yang sudah lebih dulu diproduksi.

Menurut Wina Sanjaya (2009:215-216) bahwa media proyeksi adalah media

yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis,

media ini harus menggunakan alat elektronik untuk menampilkan informasi atau

pesan. Oleh sebab itu, media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang

dibutuhkan untuk itu. Beberapa Jenis media proyeksi yang sering digunakan,

diantaranya film bingkai (slide), Over Head Transparansi, Opaque Projektor,

Microfis, video.

Menurut Rusman (2012:60) bahwa pembelajaran berbasis multimedia adalah

kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan komputer untuk membuat dan

menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan

menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan

navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Ike Agustina

Page | 13 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

3. Microsoft Office Power Point

Menurut Rusman (2012:300-301) bahwa Microsoft Office Power Point

sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft.

Microsoft Powe Point berjalan diatas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft

Windows dan Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS,

aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru,

siswa, dan masyarakat umum. Hal ini didukung pendapat Rusman (2012:295) yang

mnyatakan Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang

popular dan yang paling digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi,

baik pembelajaran, presentasi, produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.

4. Power Point sebagai Media Presentasi

Menurut Rusman (2012:300-302) bahwa program power point salah satu

software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia

dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif

murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data

(data storage).

Power point dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan :

1. Personal Presentation : pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi

dalam kelas klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar workshop, dan

lain-lain. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instruktur atau

guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media PowerPoint.

Dalam hal ini, kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur.

2. Stand Alone: Pada pola penyajian ini PowerPoint dapat dirancang khusus untuk

pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya

tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang

sudah diprogram.

3. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat file web (html) sehingga

program yang muncul berupa browser yang dapat menmpilkan internet. Hal ini

ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil

pekerjaan menjadi web. Selain itu beberapa pengembangan multimedia telah

Ike Agustina

Page | 14 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

membuat software-software yang dapat mengubah file PowerPoint file exe atau

swf.

Berdasarkan definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan bahan ajar multimedia powerpoint merupakan proses kerja sama interaksi

antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada,

dalam hal ini menggunakan bahan ajar berbasis multimedia powerpoint yang dirancang

khusus untuk mampu menampilkan atau menyajikan bahan ajar sebagai upaya untuk

mencapai bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa.

5. Kedudukan Alat Peraga pada Pembelajaran

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:21) bahwa banyak manfaat

yang dapat diperoleh dari pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika

antara lain :

a. Secara psikologis, taraf berfikir peserta didik masih ada pada operasi konkret,

sedangkan substansi matematika bersifat abstrak, sehingga dengan

memanfaatkan alat peraga, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep,

prinsip matematika yang abstrak tersebut.

b. Dapat menumbuhkan rasa senang peserta didik untuk belajar matematika.

E. Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel

Penulisan ini menyajikan materi persamaan linier satu variabel, yaitu definisi,

sifat-sifat kesetaraan persamaan linier satu variabel, menentukan himpunan penyelesaian

persamaan linear satu variabel, berikut materi persamaan linier satu variabel yang

dikutip dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:264-276) :

1. Definisi

a. Kalimat tertutup adalah kalimat berita (deklaratif) yang dapat dinyatakan nilai

kebenarannya, bernilai benar atau salah, dan tidak keduanya.

b. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya,

bernilai benar saja atau salah saja.

Ike Agustina

Page | 15 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

c. Variabel adalah simbol/lambang yang mewakili sebarang anggota suatu

himpunan semesta.Suatu variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil.

d. Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan relasi sama dengan (=).

e. Persamaan linear satu variabel adalah suatu persamaan yang berbentuk ax+ b= 0.

a : koefisien (a anggota bilangan real dan a ≠ 0.

b : konstanta (b anggota bilangan real).

x : variabel (x anggota bilangan real).

f. Penyelesaian persamaan linear adalah nilai-nilai variabel yang memenuhi

persamaan linear.

g. Himpunan penyelesaian persamaan linear adalah himpunan semua penyelesaian

persamaan linear.

2. Sifat-sifat kesetaraan persamaan linear satu variabel.

Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel ditambah

dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel

yang setara.

Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikurang

dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel

yang setara.

Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikalikan

dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan

linear satu variabel yang setara.

Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dibagi

dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan

linear satu variabel yang setara.

3. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.

Ike Agustina

Page | 16 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Sifat-sifat yang kita temukan di atas, dapat kita gunakan untuk menentukan

himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.

Contoh :

a. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear berikut.

(1) x+ 4 = 9

Penyelesaian :

x+ 4 = 9

x + 4 – 4 = 9 – 4 kedua ruas dikurang 4

x+ 0 = 5 sifat identitas penjumlahan bilangan bulat

x= 5

Maka himpunan penyelesaiannya adalah {5}.

(2) 5m+ 4 = 2m+ 16

Penyelesaian :

5m+ 4 = 2m+ 16

5m+ 4 – 4 = 2m+ 16 – 4 kedua ruas dikurang 4

5m+ 0 = 2m+ 12

5m– 2m = 2m + 12 – 2m kedua ruas dikurang 2m

5m– 2m = 2m– 2m+ 12 sifat komutatif penjumlahan

3m = 0 + 12

3m = 12

(3m) : 3 = 12 : 3 kedua ruas dibagi 3

m= 4

Maka himpunan penyelesaiannya adalah {4}.

b. Tentukanlah himpunan penyelesaian persamaan linear 2a– 100 = 20, jika:

(1) a adalah bilangan ganjil.

Ike Agustina

Page | 17 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

(2) a adalah bilangan genap.

Penyelesaian :

2a– 100 = 20

2a – 100 + 100 = 20 + 100 kedua ruas ditambah 100

2a+ 0 = 120

2a= 120

(2a) : 2 = 120 : 2 kedua ruas dibagi 2

a = 60

(1) Jika aadalah bilangan ganjil, maka himpunan penyelesaiannya adalah { }

(2) Jika aadalah bilangan genap, maka himpunan penyelesaiannya adalah {60}.

Dari kedua hal di atas, diketahui bahwa himpunan penyelesaian suatu persamaan

linear sangat dipengaruhi oleh semestanya.

c. Pak Tarto memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah

tersebut 4 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 80 m,

tentukan luas tanah Pak Tarto!

Penyelesaian :

Misalkan panjang tanah adalah x, maka lebar tanah adalah x– 4.

Sehingga diperoleh persamaan :

p = xdan l= x– 6 sehingga

K = 2p+ 2l

80 = 2(x) + 2(x– 4)

Penyelesaian persamaan tersebut adalah sebagai berikut.

80 = 2(x) + 2(x– 4) diketahui

80 = 2x+ 2x– 8 distribusikan

80 = 4x– 8 jumlahkan

80 + 8 = 4x– 8 + 8 tambahkan 8 pada kedua ruas

88 = 4x jumlahkan

88 : 4 = (4x) : 4 kedua ruas dibagi 4

22 = x

Ike Agustina

Page | 18 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Luas = p × l

= x(x– 4)

= 22(22 – 4) = 396

Jadi luas tanah Pak Tarto adalah 396 m2.

F. Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2010:47) bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang

diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan

tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan individu sehingga

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek

yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu

berkat pengalamanya berulang-ulang”. “Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang

mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik setelah melakukan proses pembelajaran sehingga lebih baik

dari sebelumnya.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penulisan ini adalah hasil belajar yang

diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran menggunkan bahan ajar

berbasis multimedia powerpoint yang diterapkan pada siswa kelas VII.

G. Kajian Penelitian Terdahulu

Secara umum, telah banyak tulisan dan penelitian yang meneliti tentang media

pembelajaran dan hasil belajar, namun tidak ada yang sama persis dengan penulisan

makalah ini. Berikut penelitian yang relevan dengan penulisan makalah yang disajikan

dalam tabel :

Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Penulisan ini dengan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang

Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum Kanselasi

Ike Agustina

Page | 19 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)

Menggunakan Media KoMiK

1

Marsono.M.Pd, 2009. Pembelajaran

menggunakan Concept Attainment Model

dengan media KSK (biji salak dan

visualisasi komputer) dan turnamen dalam

meningkatkan hasil belajar dan motivasi

siswa

Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,

menggunakan pembelajaran multimedia dan alat peraga

Perbedaan : Menggunakan motivasi belajar dan

turnamen

2

Umi Choiriyah, 2009. Perbedaan Prestasi

Belajar Matematika antara Pembelajaran

dengan Media Audio Visual dan

Pembelajaran Konvensional Pada Siswa

SMPN 1 Tanggunggunung tahun pelajaran

2008/2009.

Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,

menggunakan pembelajaran multimedia

Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar , Waktu dan

Lokasi Penelitian

3

Rofik Wijianto, 2011, Pengaruh

Penggunaan Media Pembelajaran

Matematika Materi Pokok Perbandingan

Dengan Adobe Flash CS3 Terhadap

Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik

Kelas VII SMP Islam Gunung Jati.

Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,

menggunakan pembelajaran multimedia

Perbedaan : Menggunakan motivasi dan prestasi

belajar, Waktu dan lokasi penelitian

4

Dhanik Puri Trisnawati, 2012, Pengaruh

Media Audio Visual Terhadap Prestasi

Belajar Matematika Materi Bangun ruang

Sisi Datar Siswa Kelas VIII MTs Sultan

Agung Jabar Sari Sumber Gempol Tulung

Agung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,

menggunakan pembelajaran multimedia

Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar, Waktu dan

Lokasi Penelitian

Beberapa penelitian yang sudah peneliti sebutkan diatas menjelaskan tentang

pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi, prestasi, dan hasil belajar matematika

siswa. Sehingga, beberapa penelitian diatas berfungsi sebagai bahan pustaka dalam

penulisan ini, selain itu juga sebagai petunjuk bahwa banyak penelitian yang serupa

dengan penulisan ini, akan tetapi tidak sama. Artinya, makalah ini benar-benar baru dan

murni hasil karya penulis sendiri.

Ike Agustina

Page | 20 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

H. Kerangka Berfikir Penulisan

Penggunaan bahan ajar dan alat peraga dalam pembelajaran akan berpengaruh

pada hasil belajar siswa. Penggunaan bahan ajar dan alat peraga yang berbeda tentu akan

mendapatkan hasil belajar yang berbeda pula. Untuk mempermudah pemahaman arah

dan maksud dari penulisan ini, penulis jelaskan dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

PEMBAHASAN

A. Kesulitan Siswa Pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel

Menurut Abdul Halim (2009:5) bahwa selama ini Matematika masih dianggap

sebagai momok pelajaran yang menakutkan bagi kebanyakan siswa. Bagi meraka,

Matematika tak hanya menjadi pelajaran yang membuat dahi mereka berkerut, tapi

juga membuat otak mereka akan dipenuhi deretan angka-angka dan rumus-rumus

yang rumit dan pelik untuk diselesaikan alias jlimet.

Sebelum menggunakan media

KOMIK untuk mengatasi

kesulitan siswa pada materi

sistem persamaan linier satu

variabel

Pemahaman

Peningkatan

Pemahaman

Kesulitan pada materi sistem

persamaan linier satu variabel Kesulitan pada materi sistem

persamaan linier satu variabel

Pemahaman

Sesudah menggunakan media

KOMIK untuk mengatasi

kesulitan siswa pada materi

sistem persamaan linier satu

variabel

Materi

Sistem Persamaan Linier

Satu Variabel (SPLSV)

Ike Agustina

Page | 21 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat mereka enggan dan segan untuk

menggeluti dan memahami Matematika. Mereka terlebih dahulu menyerah sebelum

mencobanya. Ditambah model dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru

Matematika di Indonesia yang langsung menyodorkan berbagai angka-angka dan

rumus-rumus yang dibakukan untuk dihapalkan, membuat mereka cepat jenuh dan

bosan berlama-lama menyimak mata pelajaran Matematika di dalam kelas.

Menurut Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu

Variabel” dalam (http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-

mempelajari-persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB bahwa siswa

harus mempelajari bilangan bulat dalam materi Persamaan Linier Satu Variabel

(PLSV). Karena kunci utama dalam mempelajari Persamaan Linear Satu Variabel

adalah harus bisa mengoperasikan bilangan bulat, baik itu dalam penjumlahan,

pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Kesulitan siswa dalam mempelajari

PLSV antara lain :

1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan

Bilangan yang Sama.

2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan

yang Sama.

3. Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.

Penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi Persamaan Linier Satu

Variabel selain faktor kecerdasan siswa yaitu:

1. Kurang tepatnya strategi pembelajaran

2. Model pengajaran oleh guru

3. Penguasaan materi oleh guru

4. Waktu yang terlalu sedikit untuk menyampaikan materi

5. Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa

Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa

adalah penyebab yang paling dominan diantara penyebab yang lain.

B. Cara Mengatasi Kesulitan yang dialami Siswa pada Materi Persamaan Linier

Satu Variabel

Sebelum kita membahas materi SPLSV terlebih dahulu kita mengulang

kembali materi sebelumnya yang ada hubungannya dengan SPLSV, misalnya

Ike Agustina

Page | 22 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

pengoperasian bilangan bulat dan aljabar. Tujuan dari ini adalah untuk mengingatkan

kembali siswa tentang materi sebelumnya, supaya nanti siswa tidak mengalami

kesulitan.

Sebelum kita menyampaikan materi lebih lanjut, kita harus memperkenalkan

apa yang dimaksud dengan SPLSV, dan simbol – simbol yang biasa digunakan itu apa

saja. Tujuan dari ini adalah supaya nantinya siswa tidak mengalami kebingungan

dalam mengerjakan.

Berikut cara mengatasi kesulitan siswa pada materi SPLSV :

1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan

Bilangan yang Sama.

Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan tertentu

yang sama bertujuan agar dalam satu ruas persamaan terdapat peubah saja atau

bilangan konstanta saja.

Untuk menyelesaikan suatu persamaan, harus diperoleh persamaan yang

ekuivalen dalam bentuk yang paling sederhana. Untuk mendapatkan hal itu,

usahakan agar peubah (variabel) terletak dalam satu ruas (biasanya di ruas kiri),

sedangkan bilangan tetap (konstanta) di ruas yang lain (biasanya di ruas kanan).

Cara ini juga memerlukan pemahaman soal dan ketelitian.

Contoh :

Tentukan penyelesaian persamaan 5x – 2 = 4x + 7 !

Jawab:

5x – 2 = 4x + 7

5x – 2 + 2 = 4x + 7 + 2 kedua ruas ditambah 2 agar ruas kiri tidak memuat -2

5x = 4x + 9

5x – 4x = 4x – 4x + 9 kedua ruas ditambah -4x agar ruas kanan tidak memuat 4x

x = 9

Penyelesaiannya adalah x = 9

2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan

yang Sama.

Untuk menyelesaikan cara ini langkah yang harus di lakukan oleh siswa

adalah menetukan pengali atau pembagi, yang diperhatikan adalah koefisien dari

Ike Agustina

Page | 23 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

variabel sehingga koefisiennya menjadi 1. Setiap persamaan tetap ekuvalen jika

kedua ruas persamaan dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.

Contoh : tentukan penyelesaian dari 3(x + 2) = 2(3x – 4)

Jawab :

3(x + 2) = 2(3x – 4) sifat distributif

3x + 6 = 6x – 8

3x + 6 – 6 = 6x – 8 – 6 kedua ruas dikurangi 6

3x = 6x – 14

3x – 6x = 6x – 6x – 14 kedua ruas dikurangi 6x

-3x = -14

(-3x) : 3 = (-14): 3 kedua ruas dibagi -3

x = 14 : 3

Penyelesaiannya adalah x =14:3.

3. Konsep kanselasi

Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.

Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya

sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu

sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan

menjadikan hasil yang salah pada suatu kasus.

Contoh kasus akibat asal mencoret :

x = y kedua ruas dikali x

x.x = x.y

x2

= xy kedua ruas dikurangi y2

x2 - y

2

= xy - y2

(x – y)(x + y) = y (x – y)

(x + y) = y

2y = y

Ike Agustina

Page | 24 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

1 = 2

Dalam memberikan materi diperlukan sebuah alat peraga dalam

menyampaikan materi sehingga mudah untuk di pahaminya. Berikut penjelasan

mengenai media KoMiK :

1. Media Kongkrit Alat Peraga Timbangan Ajaib

a. Alat dan Bah

1. Gergaji

2. Palu

3. Mesin bor

4. Tang

5. Gunting

6. Penggaris

7. Pensil

8. Kelereng

9. Plastik nontransparan

10. Gelas plastik 2 buah

11. Tali

12. Kayu balok dengan tebal 2 cm

13. Kayu balok dengan tebal 3 cm

14. Penggaris besi dengan panjang

30 cm

15. Paku

16. Cat warna

17. Lem kayu

18. Kawat besi

19. Kertas Manila

Ike Agustina

Page | 25 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

b. Cara Pembuatan

Timbangan Ajaib

1. Kayu balok dengan tebal 3 cm dipotong ukuran 50x30 cm untuk

dibuatkan alas.

2. Kayu balok dengan tebal 2 cm dipotong dengan ukuran 30x3 cm sebanyak

2 buah sebagai badan timbangan.

3. Penggaris besi dengan ukuran panjang 30 cm diratakan ujung-ujungnya

sebagai lengan timbangan.

4. Potonglah kawat sepanjang 6 cm sebagai tumpuan untuk menyatukan

lengan dengan badan timbangan.

5. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung kayu

balok berukuran 30x3 cm dan pada bagian tengah penggaris untuk

meletakan kawat.

6. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung penggaris

sebagai tempat mengaitkan gelas timbangan.

7. Buatlah dudukan untuk kayu balok ukuran 30x3 cm pada kayu balok

dengan tebal 3 cm sebagai badan timbangan.

8. Kayu balok ukuran 30x3 cm dipasangkan pada kayu balok dengan tebal 3

cm dengan menggunakan lem, kemudian dipaku.

9. Buatlah kotak kardus dengan ukuran panjang = 10 cm, lebar = 7 cm dan

tinggi = 5 cm sebanyak 4 buah.

10. Bagian bawah kotak kardus tersebut direkatkan dengan menggunakan lem

pada kayu balok dengan tebal 3 cm.

11. Buatlah sebuah pintu dari kotak kardus dengan ukuran panjang = 4x2 cm.

12. Letakkan kotak kardus di sebelah kiri sebanyak 2 buah dan kanan badan

timbangan sebanyak 2 buah.

13. Setelah bagian alas dan badan timbangan selesai dipasang, pasanglah

kawat dengan panjang 6 cm pada kayu yang sudah dibor.

14. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian atas gelas

masing-masing 3 buah lubang untuk dipasangkan tali.

Ike Agustina

Page | 26 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

15. Pasangkanlah tali pada pada masing-masing gelas, kemudian ujung

lainnya disatukan dan dipasangkan pada ujung lengan timbangan yang

sudah dibor.

16. Kayu balok dengan tebal 3 cm di cat dengan cat warna.

17. Beri nama gelas tersebut yaitu masing-masing A dan B.

Kantung Plastik

Gunakan kantong plastik nontransparan ( kantong plastik hitam dengan ukuran

kurang lebih 15x20 cm yang banyak dijumpai di toko atau pasar)

Soal dan Jawaban

a. Buatlah tulisan “Soal-soal”, “Jawaban”, “Kantung Plastik”, dan “Kelereng”,

kemudian tempelkan pada kotak kardus untuk tempat soal-soal dan jawaban

beserta kantung plastik.

b. Guntinglah kertas manila berbentuk persegi sebanyak 12 buah,

c. Kemudian buatlah soal dan jawaban persamaan linier satu variabel masing-

masing sebanyak 6 buah, kemudian cetak.

d. Buatlah nomor soal dan jawaban pada bagian belakang soal dan jawaban.

Gambar 3.1 Desain dari Timbangan Ajaib SPLSV

A B

TIMBANGAN

S

P

L

S

V

AJAIB AG

Ike Agustina

Page | 27 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Prinsip Kerja

Banyaknya kelereng : konstanta

Kantung plastik : variabel

Banyaknya kantung plastik : koefisien

Lengan setimbang : persamaan

Kantung plastik hanya ada satu jenis menandakan bahwa persamaan

tersebut merupakan persamaan linear satu variabel.

Jika mangkuk A setara dengan mangkuk B menyatakan bahwa

banyaknya kelereng ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung

plastik pada mangkuk A adalah sama dengan banyaknya kelereng

ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung plastik pada mangkuk B.

c. Cara Penggunaan

Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)

Orang 1

(jika di kelas: siswa)

Orang 2 (jika di kelas: guru)

a. Ambil salah satu soal

secara acak pada

kotak kardus soal.

b. Perhatikan kegiatan

yang dilakukan oleh

orang 2.

a. Ambil jawaban dari soal yang dipilih oleh

orang 1.

b. Perlihatkan kegiatan yang dilakukan pada

orang 1, yaitu:

1. Ambil kantung plastik dan kelereng sesuai

dengan soal yang telah dipilih.

2. Masukkan kelereng ke dalam kantung

plastik sesuai dengan jawaban tersebut,

dimana banyaknya kelereng yang

dimasukkan pada masing-masing kantung

adalah sama (ketika memasukkan

kelereng, usahakan tidak diketahui oleh

orang 1).

Ike Agustina

Page | 28 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

3. Pastikan lengan timbangan dalam keadaan

setimbang.

4. Simpan kantung plastik yang sudah diisi

kelereng beserta kelereng (jika di soal

tertera kantung plastik berisi kelereng

ditambah beberapa kelereng) pada gelas A

sebagai ruas kiri (sesuai dengan soal),

kemudian simpan kantung plastik yang

sudah diisi kelereng beserta kelereng (jika

di soal tertera kantung plastik berisi

kelereng ditambah beberapa kelereng)

pada gelas B sebagai ruas kanan (sesuai

dengan soal). Karena merupakan

persamaan, maka keadaan kedua lengan

timbangan harus setimbang.

5. Buatlah pada gelas A hanya terdapat satu

kantung plastik berisi kelereng tetapi

keadaan kedua lengan timbangan harus

tetap setimbang. Caranya adalah dengan

mengambil isi dari gelas A dan B, dimana

banyaknya isi yang diambil dari gelas A

sama dengan banyaknya isi yang diambil

dari gelas B.

6. Satu kantung plastik berisi kelereng pada

gelas A sama dengan beberapa kelereng

pada gelas B.

c. Setelah dilakukan kegiatan seperti di atas,

perlihatkan pada orang 1 bahwa banyaknya

kelereng di dalam kantung plastik pada pada

gelas A adalah sama dengan banyaknya

kelereng pada gelas B.

Ike Agustina

Page | 29 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

d. Misalkan kantung plastik berisi kelereng tadi

dinamai “x”, banyaknya kantung plastik

adalah koefisien, banyaknya kelereng adalah

konstanta, dan keadaan kedua lengan yang

setimbang adalah tanda “=”, maka kegiatan di

atas akan menggambarkan suatu persamaan

dengan variabelnya adalah “x”.

d. Proses Ilustrasi dalam Pemeragaan Timbangan Ajaib SPLSV

Gambar 3.2 contoh soal : 3x + 2 = 2x + 3

Ketentuan :

Banyaknya kelereng ditulis dengan angka sebagai konstanta, dan kantung

plastik adalah “x” banyaknya kantung plastik adalah koefisien dari x.

e. Kelemahan dan Kelebihan Alat Peraga

Kelemahan :

1) Alat peraga terbatas pada penggunaan soal-soal tertentu.

Kelebihan :

1) Bahan dan alat yang digunakan mudah ditemukan di sekitar kita,

seperti kelereng, plastik, dll.

2) Siswa lebih tertatik dan mudah memahami materi SPLSV dengan alat

peraga.

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Kantong

plastik

berisi

kelereng

Ike Agustina

Page | 30 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

2. Media Semi Kongkrit (Microsoft PowerPoint)

Setelah memperagakan beberapa contoh guru memvisualisasikan peragan

tersebut melalui LCD proyektor. Visualisasi dibuat dalam program power point.

Tayangan berupa materi dan cara penggunaan alat peraga.

Berdasarkan uraian diatas dalam menyelesaikan sistem persamaan linier satu

variabel siswa harus memperhatikan konsep kanselasi. Konsep dari kanselasi itu

sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan

hasil yang salah pada suatu kasus. Seperti contoh kasus dihalaman sebelumnya, yaitu

pada contoh kasus :

x = y kedua ruas dikali x

x.x = x.y

x2

= xy kedua ruas dikurangi y2

x2 - y

2 = xy - y

2

(x – y)(x + y) = y (x – y)

(x + y) = y

2y = y

1 = 2

Kasus diatas terjadi pembagian 0, hal ini bertentangan dengan sifat aljabar

yakni pada teorema jika a.b = a.c dan a = 0 maka b = c. Karena yang diketahui x = y,

maka x – y = 0, terjadi pembagian 0 pada bentuk (x – y).

C. Hasil Belajar dan Pemahaman Siswa Setelah Menggunakan Media KOMIK

Penulis belum melakukan penelitian secara langsung menggunakan media

KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan oleh

peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.

Menurut penelitian Marsono (2009) dengan subyek penelitian : Penelitian

dilaksanakan di kelas VIIA ( Kelas Media ) SMP Negeri 1 Karangkobar semester 1

Ike Agustina

Page | 31 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

tahun pelajaran 2009/2010. Kelas VIIA terdiri dri 32 siswa , 26 putri dan 6 putra.

Hasil belajar diukur melalui tes pada saat turnamen individual. Dari hasil evaluasi

diperoleh rata-rata nilai akhir siklus 1 adalah 75,91. Yang mendapatkan nilai 100 ada

5 anak, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan

minimal) 67 ada 8 siswa. Ketuntasan Belajar sebesar 75%. Pembelajaran

menggunakan Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan

visualisasi komputer) dan turnamen dapat memberikan pengaruh peningkatan hasil

belajar dan motivasi siswa secara optimal jika siswa diberi kesempatan untuk

melakukan peragaan langsung dan penghargaan turnamen kepada kelompok yang

mampu meningkatkan prestasinya secara maksimal. Pembelajaran menggunakan

Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan visualisasi komputer)

dan turnamen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1

Karangkobar terhadap materi persamaan linier satu variavel dengan rata-rata 72,44

menjadi 87,05 dan ketuntasan belajar dari 59,4% menjadi 87,5%.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesulitan yang dialami siswa yaitu mengoperasikan bilangan bulat dan hukum

kanselasi pada materi sistem persamaan linier satu variabel. Untuk mengatasi kesulitan

siswa, penulis memilih alternatif media KoMiK yakni kepanjangan dari media konkret

(kelereng dan plastic) semi konkret (Microsoft PowerPoint). Berdasarkan pembahasan,

pembelajaran menggunakan media KoMiK dapat meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, demi

berlangsungnya pembelajaran yang efektif dan guna meningkatkan mutu pendidikan

maka penulis memberi saran, sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Pembelajaran menggunakan media KoMiK (kelereng dan visualisasi

komputer) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa, guru yang

Ike Agustina

Page | 32 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

mengajar pada kondisi yang relatif sama dapat menerapkan dalam mengajarkan

persamaan linier satu vaariabel.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya lebih semangat dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran apapun. Karena keberhasilan siswa dalam model

pembelajaran apapun sangat dipengaruhi oleh minat dan semangat siswa itu sendiri.

Siswa juga diharapkan banyak membaca buku-buku di perpustakaan guna

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka yang juga dapat meningkatkan

mereka dalam belajar.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya sekolah selalu mengupayakan dan meningkatkan proses belajar mengajar

dengan bahan pelajaran yang tepat untuk lebih memudahkan siswa dalam

mempelajarinya juga menciptakan pembelajaran yang lebih baik serta membuat

siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan

yang lebih baik.

4. Bagi penulis yang lain

Selanjutnya, dari hasil penulisan ini dapat digunakan untuk menambah

wawasan, pengetahuan, dan informasi serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi

sebuah penulisan yang berikutnya. Selain itu, penulis yang lain diharapkan dapat

membenahi atau menyempurnakan dari hasil penulisan ini.

DAFTAR RUJUKAN

Halim, Abdul. (2009) Matematika Prakti. Jogjakarta : Mitra Pelajar.

Majid, Abdul. (2008) Perencanaan Pembelajaran Matematika Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Departemen Perndidikan Nasional. (2007) Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga

Alternatif. Jakarta : Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Syaiful, Djamarah, Aswan, Zain. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Ike Agustina

Page | 33 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung

Hudojo, Herman (2001) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Ismail, et. all. (2004) Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Matematika VII. Jakarta : Politeknik

Negeri Media Kreatif.

Mustaqim. (2004) Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Belajar.

Fathurrohman, Pupuh, Sutikno, Sobry .(2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT

Refika Aditama.

R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 1999), hal. 3

Rusman, et. all. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2008) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:PT Fajar

Interpratama.

Marsono, 2009, “Contoh PTK” dalam

(http://mgmpmatematikabanjarnegara.wordpress.com/2009/11/02/contoh-ptk),

diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB

Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu Variabel” dalam

(http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-mempelajari-

persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB