MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...
description
Transcript of MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM KANSELASI PADA MATERI...
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
TENTANG PENGOPERASIAN BILANGAN BULAT DAN HUKUM
KANSELASI PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU
VARIABEL (SPLSV) MENGGUNAKAN MEDIA KoMiK
(Konkret seMi Konkret)
Ike Agustina
Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Makalah dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan
Bulat dan Hukum Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Menggunakan Media KoMiK” ini ditulis oleh Ike Agustina dibina oleh Beni Asyhar, S.Si,
M.Pd. Kata kunci : Bahan Ajar Berbasis Multimedia (Microsoft Power Point), Alat Peraga,
Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV). Makalah ini dilatar belakangi oleh perkembangan
teknologi saat ini dan keadaan lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu, perlunya seorang
guru kreatif dalam menentukan bahan ajar agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa. Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah ” Apakah ada peningkatan pemahaman
siswa tentang pengoperasian bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan
linier satu variabel (SPLSV) menggunakan media KoMiK?”. Adapun tujuan penulisan ini
adalah “Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang pengoperasian
bilangan bulat dan hukum kanselasi pada materi persamaan linier satu variabel (SPLSV)
menggunakan media KoMiK”. Penulis belum melakukan penelitian secara langsung
menggunakan media KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.
ABTRACT
Paper entitled "Improving Student Understanding About Operation Integer and Law
Kanselasi in One Variable Linear Equation material (SPLSV) Using Media KoMiK " was
written by Ike Agustina fostered by Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Keywords: Multimedia-Based
Instructional Materials (Microsoft Power Point), Viewer Tool, One Variable Linear Equation
(SPLSV). This paper is motivated by current technological developments and the state of the
environment that can be used in education, especially in the learning process in class.
Therefore, the need for a creative teacher in determining teaching materials in order to
improve students' mathematics learning outcomes. Formulation of the problem in this paper
is "Is there an increase in students' understanding of the operation of integers and law
kanselasi on the material of the variable linear equation (SPLSV) using the medium of
KoMiK?". The purpose of this paper is "To determine whether there is an increase in
students' understanding of the operation of integers and law kanselasi on the material of the
variable linear equation (SPLSV) using the medium of KoMiK ". The author has not
Ike Agustina
Page | 2 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
conducted research directly using KoMiK media, for the author draws on research that has
been done by other researchers who are not much different in the use of media.
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
Menurut Rusman (2012:1) bahwa perkembangan teknologi informasi yang
semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap
dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa
menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu
pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009:31) bahwa pembelajaran adalah proses
yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru,
proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Guru yang hanya melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru
diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang melakukan proses
pembelajaran dengan menganalisa kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses
yang bertujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka
semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula
perencanaan yang harus disusun oleh guru.
Pelajaran yang menurut siswa sulit salah satunya yaitu matematika. Karena
banyaknya rumus yang harus dihafal, dipahami, dan dimengerti, guna menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam mengerjakan soal latihan. Hal ini siswa memerlukan
daya ingat yang kuat. Perlu diketahui bahwa matematika tidak hanya berhenti pada
menyelesaikan soal latihan saja tapi juga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang dengan amat pesat,
baik materi maupun kegunaannya, sehingga dalam perkembangannya atau pembelajaran
disekolah kita harus memperhatikan perkembangan-perkembangannya, baik di masa lalu,
masa sekarang maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa depan. Hal ini
mendukung pendapat Herman Hudojo (2001:45) yang mengatakan bahwa pada
hakekatnya, matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.
Ike Agustina
Page | 3 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Menurut Herman Hudojo (2001:29) bahwa kemajuan negara-negara maju, hingga
sekarang menjadi dominan ternyata 60%-80% menggantungkan kepada matematika. Hal
ini didukung dengan pendapat R. Soedjadi (1999:3) yang menyatakan kenyataan
menunjukkan bahwa pelajaran matematika diberikan di semua sekolah, baik di jenjang
pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Matematika yang diberikan di jenjang
persekolahan itu sekarang biasa disebut sebagai matematika sekolah (school
mathematics).
Materi Persamaan Linear Satu Variabel adalah salah satu materi yang dibahas
dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester gasal. Pada bab ini, siswa
kurang memahami pengoperasian bilangan bulat dan sifat aljabar, terutama pada hukum
kanselasi. Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya
sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu sendiri
bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan hasil yang
salah pada suatu kasus. Alasan lain siswa kurang memahami hukum kanselasi adalah
dikarenakan cara guru mengajar yang konvensional, media untuk menyampaikan materi
masih kurang, atau sudah ada media, tetapi siswa tidak terbangun dengan media yang
ada. Oleh karena banyaknya masalah dalam pendidikan matematika di sekolah
merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika. Pada umumnya
dalam proses pembelajaran guru menyampaikan materi, sedangkan siswa mendengarkan
materi yang disampaikan guru.
Berdasarkan kondisi yang seperti itu, penulis memberikan alternatif melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media konkret dan semi konkret. Media konkret
yang digunakan adalah kelereng dan plastik. Sedangkan media semi konkret yang
disajikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi multimedia saat ini, yaitu
dengan bantuan media program Microsoft Office PowerPoint beserta OHP (Over Head
Projector).
Kelereng merupakan salah satu mainan anak-anak yang mudah sekali diperoleh.
Sementara plastik selama ini dibuang percuma dan mengakibatkan polusi tanah dapat
digunakan untuk pembelajaran. Menurut Rusman (2012:295) bahwa Microsoft
PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang popular dan yang paling
Ike Agustina
Page | 4 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi
produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya. Program powerpoint salah satu
software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia
dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah
karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data(data storage).
Sehingga melalui pembelajaran ini penulis mencoba mengoptimalkan sumber daya
lingkungan (kelereng dan plastik) dan teknologi komputer (Microsoft PowerPoint).
Selanjutnya media konkret semi konkret di singkat menjadi KoMiK.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum
Kanselasi pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV) Menggunakan Media
KoMiK”.
KAJIAN TEORI
A. Hakekat matematika
Menurut Rusman (2012:13) Kata matematika berasal dari bahasa latin
mathematica, yang mula-mula berasal dari kata Yunani mathematike, dari akar kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata matematika berkaitan pula dengan
kata mathanein yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
matematika diartikan sebagai “ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara
bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan”.
Banyak pendapat orang mengenai pengertian atau makna dari istilah matematika,
antara lain : matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitunganya;
matematika adalah ilmu yang membahas fakta-fakta dan hubungan-hubunganya;
matematika adalah ilmu yang membahas ruang dan bentuk; matematika adalah ilmu
yang membahas logika dan membahas masalah-masalah numerik; matematika adalah
ilmu mengenai kualitas dan besaran; matematika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan, pola, bentuk dan struktur; matematika adalah sarana berfikir; matematika
adalah kumpulan sistem; matematika adalah suatu struktur; dan matematika adalah alat.
Ike Agustina
Page | 5 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu mengenai fakta-fakta, bilangan-bilangan, besaran, ruang, bentuk, logika
dan hubungan-hubunganya yang mempunyai pola yang teratur serta memiliki pola tujuan
yang abstrak.
B. Karakteristik Matematika
Menurut Rusman (2012:14-17) beberapa karakteristik matematika yaitu :
1. Matematika sebagai suatu struktur
2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem
3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif
4. Matematika sebagai ratunya ilmu.
Pembahasan dari masing-masing karakterstik adalah sebagai berikut :
1. Matematika sebagai suatu struktur
Matematika dapat pula dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan-hubungan
yang mengaitkan simbol-simbol. Pandangan ini bertolak dari pemikiran dasar tentang
bagaimana matematika itu disusun(dibentuk) dan apa yang disusun. Dalam kaitanya
bagaimana matematika dibentuk, Rassel Effendi dalam Ismail mengemukakan bahwa
“matematika dibentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses, dan penalaran”.
Simbol dan notasi dalam matematika mempunyai peranan yang sangat penting.
Adanya simbol-simbol, komunikasi dari ide-ide dalam matematika dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Simbol-simbol dalam matematika sangat membantu
memanipulasi aturan-aturan atau rumus-rumus yang berlaku dalam struktur. Aturan-
aturan atau rumus-rumus dalam matematika merupakan wujud dari keterkaitan simbol-
simbol.
Terbentuknya konsep baru dalam matematika melalu serangkaian proses berikut,
adanya simbol-simbol dalam matematika dapat dilakukan simbolisasi dari ide-ide,
adanya simbolisasi didapatkan fasilitas komunikasi dan dari komunikasi diperoleh
informasi-informasi, selanjutnya dari informasi-informasi tersebut dapat dibentuk
konsep-konsep baru. Produk akhir dari pembentukan konsep yang demikian ternyata
Ike Agustina
Page | 6 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
menghasilkan matematika sebuah ilmu yang tersusun secara hikerarkis, logis, dan
sistematis dari konsep yang sederhana sampai pada konsep yang kompleks.
2. Matematika sebagai suatu kumpulan sistem
Matematika seringkali dipandang sebagai suatu kumpulan sistem matematika.
Pandangan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa matematika merupakan sekelompok dari
bagian-bagian, artinya matematika dapat dibagi-bagi. Oleh karena itu, kita sering
mendengar istilah sistem matematika, bidang matematika, dan rumpun matematika.
Sistem atau bidang atau rumpun matematika memuat cabang-cabang matematika.
Sebagai kumpulan sistem, matematika dibagi menjadi lima bidang, yaitu :
aritmatika, geometri, aljabar, analitis, dan dasar matematika. Dalam pengertian ini
aritmatika adalah teori bilangan dan dasar matematika memuat dasar-dasar logika, dan
oleh ahli matematika dasar-dasar logika inilah yang berperan sebagai tali pengikat
bidang yang satu dengan bidang yang lain. Dari setiap bidang tersebut mempunyai
struktur(susunan) sistem masing-masing, yang masing-masing struktur bagian(sub-
struktur) dari suatu bidang yang disebut sebagai cabang-cabang matematika. Walaupun
dalam matematika terdapat banyak cabang tetapi tetap memiliki sifat yang sama yaitu
bersistem deduktif, bersifat konsisten dalam arti bebas dari kontradiksi didalamnya.
3. Matematika sebagai suatu sistem deduktif
Sebagai suatu sistem deduktif, matematika memuat sekumpulan unsur relasi yang
tidak didefinisikan yang disebut pengertian pangkal atau pengertian primitif, memuat
sekumpulan definisi, memuat sekumpulan asumsi atau aksioma atau postulat, serta
memuat sekumpulan teorema atau dalil. Dalam matematika terdapat pernyataan-
pernyataan yang menunjukkan relasi-relasi dasar antara unsur-unsur pokok yang dapat
diterima kebenaranya tanpa bukti yang selanjutnya disebut asumsi dasar atau aksioma
atau postulat.
Dengan berlandaskan pengertian pangkal, definisi-definisi, dan aksioma-aksioma
diturunkan atau dikembangkan dalil-dalil atau teorema-teorema dengan menggunakan
proses penalaran yang logis, sistematis, konsisten, kritis dan disiplin yang diikuti secara
ketat. Dengan demikian suatu teorema dari himpunan pengertian pangkal, definisi dan
aksioma seperti dikemukakan diatas disebut deduksi.
Ike Agustina
Page | 7 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Teorema-teorema dalam matematika juga harus bersifat konsisten dan bebas
syarat. Oleh karena proses penurunan teorema-teoremanya dilakukan secara deduksi
dengan landasan dasar pengertian pangkal, definisi-definisi dan aksioma-aksioma yang
bersifat konsisten dan bebas syarat seperti diatas, maka matematika mempunyai struktur
yang kokoh dalam arti tidak mudah diombang-ambingkan oleh pemikiran lain,
mempunyai struktur yang sitematis, dan konsisten. Karena proses penurunanya
dilakukan secara deduktif, maka matematika sering disebut ilmu deduktif.
4. Matematika sebagai ratunya ilmu
Matematika seringkali dipandang pula sebagai bahasa yang akurat untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, fisika, kimia, biologi, dan teknik.
Sebagai bahasa atau alat matematika melayani ilmu-ilmu lain, peran inilah yang
digunakan sebagai alasan orang menyebut matematika dengan julukan queen of
science(ratunya ilmu). Bagaimana orang memerankan atau menggunakan matematika
pada ilmu-ilmu lain sebenarnya sangat tergantung pada kemampuan orang yang
menggunakanya.
Matematika sebagai alat untuk menyelesaikan masalah diluar matematika(masalah
nyata), mula-mula dilakukan dengan menerjemahkan permasalahan itu kedalam masalah
matematika. Masalah matematika hasil terjemahan dari masalah nyata ini disebut model
matematika. Setelah model terbentuk, kemudian diselesaikan secara matematika dengan
menggunakan aturan-aturan yang berlaku dalam matematika. Setelah masalah
matematika tersebut diselesaikan, kemudian hasil akhir penyelesaian tersebut
diterjemahkan kedalam bidang masalah semula. Dengan demikian dalam menyelesaikan
diluar matematika diperlukan tiga tahapan, yaitu tahap pembentukan model, tahap
penanganan model, dan penerjemah hasil.
Pada tahap pembentukan model, model dirumuskan melalui pembuatan asumsi
dengan melakukan penghampiran dan pengidealan yang didasarkan pada eksperimen dan
pengamatan serta hukum-hukum yang berlaku pada bidang permasalahan semula,
rumusan yang diperoleh disajikan dengan menggunakan istilah dan pengertian dalam
matematika yang diwujudkan dengan simbol, mulai yang terbentuk tersebut harus
diusahakan berupa model yang dapat ditanggulangi.
Ike Agustina
Page | 8 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Pada tahap penanganan model, dilakukan penganalisaan terhadap model yang
murni merupakan pekerjaan matematika dalam matematika. Tahap penerjemah hasil
hanyalah merupakan membahasakan kembali simbol matematika hasil tahap kedua
kedalam bahasa permasalahan semula.
C. Pembelajaran Matematika
Clifford T. Morgan dalam Mustaqim menjelaskan bahwa “Learning is any
relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, belajar
adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang
lalu. Hal ini didukung oleh pendapat Jamarah Syaiful (2010:38) yang menyatakan
bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi pada diri seseorang
setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Menurut Rusman (2012:7) bahwa
belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku , pembentukan pribadi dan perilaku seseorang yang relatif
tetap setelah melakukan aktifitas atau yang diakibatkan oleh pengalaman yang lalu.
Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan
perseptual, isi ingatan, ibilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inbihis serta lain-
lain fungsi jiwa(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).
Menurut Rusman (2012:42) bahwa proses belajar dapat melibatkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan
perubahan dalam aspek kemampuan berpikir(cognitive), pada belajar afektif
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan(affective), sedang belajar
psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan(psychomotoric).
Menurut Wina Sanjaya (2008:26) bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber
yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,
bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang
ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada
Ike Agustina
Page | 9 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama
berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Menurut Rusman (2012:15)bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem, yang
terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi:tujuan, materi, metode, strategi dan evaluasi. Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru
adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku
belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri maupun
potensi yang ada diluar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai bertambahnya
pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap matematika.
D. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Power Point dan
Alat peraga
1. Bahan ajar
Menurut Abdul Majid (2008:173) bahwa bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompotensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Menurut Pupuh (2011:14) bahwa bahan atau materi merupakan medium untuk
mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar
merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan
dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima peserta didik harus
mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang
akan terjadi dimasa depan. Oleh karena itu bahan ajar merupakan unsur inti yang ada
di dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Dengan demikian bahan ajar merupakan
Ike Agustina
Page | 10 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
komponen pokok yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan ajar
merupakan inti dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang merupakan komponen pokok yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.
Menurut Abdul Majid (2011:174) bahwa pengelompokan bahan ajar menurut
Faculte de Psychologie et des Sciences de I’Education Universite de Geneve dalam
website- nya adalah media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi
yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media
terintegrasi) atau mediamix.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain:
Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Evaluasi
a. Jenis Bahan Ajar
1. Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk antara lain:
Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru,
sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasara bahan
ajar yng telah disebutkan sebelumnya.
Ike Agustina
Page | 11 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa adalah lembaran lembaran yng berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman yang dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahan atau organisasi.
Leatflet
Leatflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidk dimatikan atau dijahit.
Bahan ajar tentu ada hubunganya dengan pembelajaran matematika, dalam
setiap pembelajaran matematika tentu membutuhkan suatu bahan ajar, karena bahan
ajar merupakan komponen pokok untuk membantu guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai model, contohnya penggunaan
bahan ajar berbasis multimedia (powerpoint), dimana bahan ajar ini disajikan dalam
bentuk media powerpoint berupa slide-slide dengan alat bantu OHP.
2. Multimedia
Menurut Rusman (2012:296-297) bahwa multimedia adalah media presentasi
dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. Multimedia adalah
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang
sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang
cukup banyak diatas 50 orang. Media ini cukup efektif, sebab menggunakan
multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup luas. Kelebihan media
ini adalah menggabungkan unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik,
Ike Agustina
Page | 12 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan
modalitas belajar siswa.
Hal ini didukung Rusman (2012:297) yang meyatakan Berbagai perangkat
lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang
dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh
perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang
paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini
adalah perkembangan monitor, kartu video (video card), kartu audio (audio card),
serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan
bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan
berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience.
Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat
ini, dan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi(TIK).
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya
untuk dipresentasikan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk multimedia
projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat
dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainya, seperti over head projector (OHP)
dan film slides projector yang sudah lebih dulu diproduksi.
Menurut Wina Sanjaya (2009:215-216) bahwa media proyeksi adalah media
yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis,
media ini harus menggunakan alat elektronik untuk menampilkan informasi atau
pesan. Oleh sebab itu, media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang
dibutuhkan untuk itu. Beberapa Jenis media proyeksi yang sering digunakan,
diantaranya film bingkai (slide), Over Head Transparansi, Opaque Projektor,
Microfis, video.
Menurut Rusman (2012:60) bahwa pembelajaran berbasis multimedia adalah
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.
Ike Agustina
Page | 13 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
3. Microsoft Office Power Point
Menurut Rusman (2012:300-301) bahwa Microsoft Office Power Point
sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft.
Microsoft Powe Point berjalan diatas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft
Windows dan Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS,
aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru,
siswa, dan masyarakat umum. Hal ini didukung pendapat Rusman (2012:295) yang
mnyatakan Microsoft PowerPoint merupakan program aplikasi presentasi yang
popular dan yang paling digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi,
baik pembelajaran, presentasi, produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.
4. Power Point sebagai Media Presentasi
Menurut Rusman (2012:300-302) bahwa program power point salah satu
software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia
dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif
murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data
(data storage).
Power point dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan :
1. Personal Presentation : pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi
dalam kelas klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar workshop, dan
lain-lain. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instruktur atau
guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan media PowerPoint.
Dalam hal ini, kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur.
2. Stand Alone: Pada pola penyajian ini PowerPoint dapat dirancang khusus untuk
pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya
tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan feedback yang
sudah diprogram.
3. Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat file web (html) sehingga
program yang muncul berupa browser yang dapat menmpilkan internet. Hal ini
ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil
pekerjaan menjadi web. Selain itu beberapa pengembangan multimedia telah
Ike Agustina
Page | 14 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
membuat software-software yang dapat mengubah file PowerPoint file exe atau
swf.
Berdasarkan definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan bahan ajar multimedia powerpoint merupakan proses kerja sama interaksi
antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada,
dalam hal ini menggunakan bahan ajar berbasis multimedia powerpoint yang dirancang
khusus untuk mampu menampilkan atau menyajikan bahan ajar sebagai upaya untuk
mencapai bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa.
5. Kedudukan Alat Peraga pada Pembelajaran
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:21) bahwa banyak manfaat
yang dapat diperoleh dari pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika
antara lain :
a. Secara psikologis, taraf berfikir peserta didik masih ada pada operasi konkret,
sedangkan substansi matematika bersifat abstrak, sehingga dengan
memanfaatkan alat peraga, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep,
prinsip matematika yang abstrak tersebut.
b. Dapat menumbuhkan rasa senang peserta didik untuk belajar matematika.
E. Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel
Penulisan ini menyajikan materi persamaan linier satu variabel, yaitu definisi,
sifat-sifat kesetaraan persamaan linier satu variabel, menentukan himpunan penyelesaian
persamaan linear satu variabel, berikut materi persamaan linier satu variabel yang
dikutip dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:264-276) :
1. Definisi
a. Kalimat tertutup adalah kalimat berita (deklaratif) yang dapat dinyatakan nilai
kebenarannya, bernilai benar atau salah, dan tidak keduanya.
b. Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya,
bernilai benar saja atau salah saja.
Ike Agustina
Page | 15 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
c. Variabel adalah simbol/lambang yang mewakili sebarang anggota suatu
himpunan semesta.Suatu variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil.
d. Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan relasi sama dengan (=).
e. Persamaan linear satu variabel adalah suatu persamaan yang berbentuk ax+ b= 0.
a : koefisien (a anggota bilangan real dan a ≠ 0.
b : konstanta (b anggota bilangan real).
x : variabel (x anggota bilangan real).
f. Penyelesaian persamaan linear adalah nilai-nilai variabel yang memenuhi
persamaan linear.
g. Himpunan penyelesaian persamaan linear adalah himpunan semua penyelesaian
persamaan linear.
2. Sifat-sifat kesetaraan persamaan linear satu variabel.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel ditambah
dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel
yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikurang
dengan sebuah bilangan real maka menghasilkan persamaan linear satu variabel
yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dikalikan
dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan
linear satu variabel yang setara.
Jika setiap ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan linear satu variabel dibagi
dengan sebuah bilangan real yang bukan nol maka menghasilkan persamaan
linear satu variabel yang setara.
3. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.
Ike Agustina
Page | 16 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Sifat-sifat yang kita temukan di atas, dapat kita gunakan untuk menentukan
himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel.
Contoh :
a. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear berikut.
(1) x+ 4 = 9
Penyelesaian :
x+ 4 = 9
x + 4 – 4 = 9 – 4 kedua ruas dikurang 4
x+ 0 = 5 sifat identitas penjumlahan bilangan bulat
x= 5
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {5}.
(2) 5m+ 4 = 2m+ 16
Penyelesaian :
5m+ 4 = 2m+ 16
5m+ 4 – 4 = 2m+ 16 – 4 kedua ruas dikurang 4
5m+ 0 = 2m+ 12
5m– 2m = 2m + 12 – 2m kedua ruas dikurang 2m
5m– 2m = 2m– 2m+ 12 sifat komutatif penjumlahan
3m = 0 + 12
3m = 12
(3m) : 3 = 12 : 3 kedua ruas dibagi 3
m= 4
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {4}.
b. Tentukanlah himpunan penyelesaian persamaan linear 2a– 100 = 20, jika:
(1) a adalah bilangan ganjil.
Ike Agustina
Page | 17 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
(2) a adalah bilangan genap.
Penyelesaian :
2a– 100 = 20
2a – 100 + 100 = 20 + 100 kedua ruas ditambah 100
2a+ 0 = 120
2a= 120
(2a) : 2 = 120 : 2 kedua ruas dibagi 2
a = 60
(1) Jika aadalah bilangan ganjil, maka himpunan penyelesaiannya adalah { }
(2) Jika aadalah bilangan genap, maka himpunan penyelesaiannya adalah {60}.
Dari kedua hal di atas, diketahui bahwa himpunan penyelesaian suatu persamaan
linear sangat dipengaruhi oleh semestanya.
c. Pak Tarto memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah
tersebut 4 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 80 m,
tentukan luas tanah Pak Tarto!
Penyelesaian :
Misalkan panjang tanah adalah x, maka lebar tanah adalah x– 4.
Sehingga diperoleh persamaan :
p = xdan l= x– 6 sehingga
K = 2p+ 2l
80 = 2(x) + 2(x– 4)
Penyelesaian persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
80 = 2(x) + 2(x– 4) diketahui
80 = 2x+ 2x– 8 distribusikan
80 = 4x– 8 jumlahkan
80 + 8 = 4x– 8 + 8 tambahkan 8 pada kedua ruas
88 = 4x jumlahkan
88 : 4 = (4x) : 4 kedua ruas dibagi 4
22 = x
Ike Agustina
Page | 18 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Luas = p × l
= x(x– 4)
= 22(22 – 4) = 396
Jadi luas tanah Pak Tarto adalah 396 m2.
F. Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2010:47) bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan individu sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek
yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu
berkat pengalamanya berulang-ulang”. “Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang
mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik setelah melakukan proses pembelajaran sehingga lebih baik
dari sebelumnya.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penulisan ini adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran menggunkan bahan ajar
berbasis multimedia powerpoint yang diterapkan pada siswa kelas VII.
G. Kajian Penelitian Terdahulu
Secara umum, telah banyak tulisan dan penelitian yang meneliti tentang media
pembelajaran dan hasil belajar, namun tidak ada yang sama persis dengan penulisan
makalah ini. Berikut penelitian yang relevan dengan penulisan makalah yang disajikan
dalam tabel :
Tabel 2. Persamaan dan Perbedaan Penulisan ini dengan Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Pengoperasian Bilangan Bulat dan Hukum Kanselasi
Ike Agustina
Page | 19 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Menggunakan Media KoMiK
1
Marsono.M.Pd, 2009. Pembelajaran
menggunakan Concept Attainment Model
dengan media KSK (biji salak dan
visualisasi komputer) dan turnamen dalam
meningkatkan hasil belajar dan motivasi
siswa
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia dan alat peraga
Perbedaan : Menggunakan motivasi belajar dan
turnamen
2
Umi Choiriyah, 2009. Perbedaan Prestasi
Belajar Matematika antara Pembelajaran
dengan Media Audio Visual dan
Pembelajaran Konvensional Pada Siswa
SMPN 1 Tanggunggunung tahun pelajaran
2008/2009.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar , Waktu dan
Lokasi Penelitian
3
Rofik Wijianto, 2011, Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran
Matematika Materi Pokok Perbandingan
Dengan Adobe Flash CS3 Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas VII SMP Islam Gunung Jati.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan motivasi dan prestasi
belajar, Waktu dan lokasi penelitian
4
Dhanik Puri Trisnawati, 2012, Pengaruh
Media Audio Visual Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Materi Bangun ruang
Sisi Datar Siswa Kelas VIII MTs Sultan
Agung Jabar Sari Sumber Gempol Tulung
Agung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Persamaan : Menggunakan penelitian kuantitatif,
menggunakan pembelajaran multimedia
Perbedaan : Menggunakan prestasi belajar, Waktu dan
Lokasi Penelitian
Beberapa penelitian yang sudah peneliti sebutkan diatas menjelaskan tentang
pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi, prestasi, dan hasil belajar matematika
siswa. Sehingga, beberapa penelitian diatas berfungsi sebagai bahan pustaka dalam
penulisan ini, selain itu juga sebagai petunjuk bahwa banyak penelitian yang serupa
dengan penulisan ini, akan tetapi tidak sama. Artinya, makalah ini benar-benar baru dan
murni hasil karya penulis sendiri.
Ike Agustina
Page | 20 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
H. Kerangka Berfikir Penulisan
Penggunaan bahan ajar dan alat peraga dalam pembelajaran akan berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Penggunaan bahan ajar dan alat peraga yang berbeda tentu akan
mendapatkan hasil belajar yang berbeda pula. Untuk mempermudah pemahaman arah
dan maksud dari penulisan ini, penulis jelaskan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
PEMBAHASAN
A. Kesulitan Siswa Pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel
Menurut Abdul Halim (2009:5) bahwa selama ini Matematika masih dianggap
sebagai momok pelajaran yang menakutkan bagi kebanyakan siswa. Bagi meraka,
Matematika tak hanya menjadi pelajaran yang membuat dahi mereka berkerut, tapi
juga membuat otak mereka akan dipenuhi deretan angka-angka dan rumus-rumus
yang rumit dan pelik untuk diselesaikan alias jlimet.
Sebelum menggunakan media
KOMIK untuk mengatasi
kesulitan siswa pada materi
sistem persamaan linier satu
variabel
Pemahaman
Peningkatan
Pemahaman
Kesulitan pada materi sistem
persamaan linier satu variabel Kesulitan pada materi sistem
persamaan linier satu variabel
Pemahaman
Sesudah menggunakan media
KOMIK untuk mengatasi
kesulitan siswa pada materi
sistem persamaan linier satu
variabel
Materi
Sistem Persamaan Linier
Satu Variabel (SPLSV)
Ike Agustina
Page | 21 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat mereka enggan dan segan untuk
menggeluti dan memahami Matematika. Mereka terlebih dahulu menyerah sebelum
mencobanya. Ditambah model dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Matematika di Indonesia yang langsung menyodorkan berbagai angka-angka dan
rumus-rumus yang dibakukan untuk dihapalkan, membuat mereka cepat jenuh dan
bosan berlama-lama menyimak mata pelajaran Matematika di dalam kelas.
Menurut Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu
Variabel” dalam (http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-
mempelajari-persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB bahwa siswa
harus mempelajari bilangan bulat dalam materi Persamaan Linier Satu Variabel
(PLSV). Karena kunci utama dalam mempelajari Persamaan Linear Satu Variabel
adalah harus bisa mengoperasikan bilangan bulat, baik itu dalam penjumlahan,
pengurangan, perkalian, maupun pembagian. Kesulitan siswa dalam mempelajari
PLSV antara lain :
1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan
Bilangan yang Sama.
2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan
yang Sama.
3. Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.
Penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi Persamaan Linier Satu
Variabel selain faktor kecerdasan siswa yaitu:
1. Kurang tepatnya strategi pembelajaran
2. Model pengajaran oleh guru
3. Penguasaan materi oleh guru
4. Waktu yang terlalu sedikit untuk menyampaikan materi
5. Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa
Penyampaian materi dengan media yang kurang menarik perhatian siswa
adalah penyebab yang paling dominan diantara penyebab yang lain.
B. Cara Mengatasi Kesulitan yang dialami Siswa pada Materi Persamaan Linier
Satu Variabel
Sebelum kita membahas materi SPLSV terlebih dahulu kita mengulang
kembali materi sebelumnya yang ada hubungannya dengan SPLSV, misalnya
Ike Agustina
Page | 22 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
pengoperasian bilangan bulat dan aljabar. Tujuan dari ini adalah untuk mengingatkan
kembali siswa tentang materi sebelumnya, supaya nanti siswa tidak mengalami
kesulitan.
Sebelum kita menyampaikan materi lebih lanjut, kita harus memperkenalkan
apa yang dimaksud dengan SPLSV, dan simbol – simbol yang biasa digunakan itu apa
saja. Tujuan dari ini adalah supaya nantinya siswa tidak mengalami kebingungan
dalam mengerjakan.
Berikut cara mengatasi kesulitan siswa pada materi SPLSV :
1. Dengan Cara Menambah atau Mengurangi Kedua Ruas Persamaan dengan
Bilangan yang Sama.
Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan tertentu
yang sama bertujuan agar dalam satu ruas persamaan terdapat peubah saja atau
bilangan konstanta saja.
Untuk menyelesaikan suatu persamaan, harus diperoleh persamaan yang
ekuivalen dalam bentuk yang paling sederhana. Untuk mendapatkan hal itu,
usahakan agar peubah (variabel) terletak dalam satu ruas (biasanya di ruas kiri),
sedangkan bilangan tetap (konstanta) di ruas yang lain (biasanya di ruas kanan).
Cara ini juga memerlukan pemahaman soal dan ketelitian.
Contoh :
Tentukan penyelesaian persamaan 5x – 2 = 4x + 7 !
Jawab:
5x – 2 = 4x + 7
5x – 2 + 2 = 4x + 7 + 2 kedua ruas ditambah 2 agar ruas kiri tidak memuat -2
5x = 4x + 9
5x – 4x = 4x – 4x + 9 kedua ruas ditambah -4x agar ruas kanan tidak memuat 4x
x = 9
Penyelesaiannya adalah x = 9
2. Dengan Mengalikan atau Membagi Kedua Ruas Persamaan dengan Bilangan
yang Sama.
Untuk menyelesaikan cara ini langkah yang harus di lakukan oleh siswa
adalah menetukan pengali atau pembagi, yang diperhatikan adalah koefisien dari
Ike Agustina
Page | 23 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
variabel sehingga koefisiennya menjadi 1. Setiap persamaan tetap ekuvalen jika
kedua ruas persamaan dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.
Contoh : tentukan penyelesaian dari 3(x + 2) = 2(3x – 4)
Jawab :
3(x + 2) = 2(3x – 4) sifat distributif
3x + 6 = 6x – 8
3x + 6 – 6 = 6x – 8 – 6 kedua ruas dikurangi 6
3x = 6x – 14
3x – 6x = 6x – 6x – 14 kedua ruas dikurangi 6x
-3x = -14
(-3x) : 3 = (-14): 3 kedua ruas dibagi -3
x = 14 : 3
Penyelesaiannya adalah x =14:3.
3. Konsep kanselasi
Siswa kurang memahami sifat aljabar, terutama pada hukum kanselasi.
Kanselasi adalah penghapusan, dengan cara dioperasikan dengan inversnya
sehingga akan menghasilkan elemen identitas. Namun konsep dari kanselasi itu
sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan
menjadikan hasil yang salah pada suatu kasus.
Contoh kasus akibat asal mencoret :
x = y kedua ruas dikali x
x.x = x.y
x2
= xy kedua ruas dikurangi y2
x2 - y
2
= xy - y2
(x – y)(x + y) = y (x – y)
(x + y) = y
2y = y
Ike Agustina
Page | 24 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
1 = 2
Dalam memberikan materi diperlukan sebuah alat peraga dalam
menyampaikan materi sehingga mudah untuk di pahaminya. Berikut penjelasan
mengenai media KoMiK :
1. Media Kongkrit Alat Peraga Timbangan Ajaib
a. Alat dan Bah
1. Gergaji
2. Palu
3. Mesin bor
4. Tang
5. Gunting
6. Penggaris
7. Pensil
8. Kelereng
9. Plastik nontransparan
10. Gelas plastik 2 buah
11. Tali
12. Kayu balok dengan tebal 2 cm
13. Kayu balok dengan tebal 3 cm
14. Penggaris besi dengan panjang
30 cm
15. Paku
16. Cat warna
17. Lem kayu
18. Kawat besi
19. Kertas Manila
Ike Agustina
Page | 25 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
b. Cara Pembuatan
Timbangan Ajaib
1. Kayu balok dengan tebal 3 cm dipotong ukuran 50x30 cm untuk
dibuatkan alas.
2. Kayu balok dengan tebal 2 cm dipotong dengan ukuran 30x3 cm sebanyak
2 buah sebagai badan timbangan.
3. Penggaris besi dengan ukuran panjang 30 cm diratakan ujung-ujungnya
sebagai lengan timbangan.
4. Potonglah kawat sepanjang 6 cm sebagai tumpuan untuk menyatukan
lengan dengan badan timbangan.
5. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung kayu
balok berukuran 30x3 cm dan pada bagian tengah penggaris untuk
meletakan kawat.
6. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian ujung penggaris
sebagai tempat mengaitkan gelas timbangan.
7. Buatlah dudukan untuk kayu balok ukuran 30x3 cm pada kayu balok
dengan tebal 3 cm sebagai badan timbangan.
8. Kayu balok ukuran 30x3 cm dipasangkan pada kayu balok dengan tebal 3
cm dengan menggunakan lem, kemudian dipaku.
9. Buatlah kotak kardus dengan ukuran panjang = 10 cm, lebar = 7 cm dan
tinggi = 5 cm sebanyak 4 buah.
10. Bagian bawah kotak kardus tersebut direkatkan dengan menggunakan lem
pada kayu balok dengan tebal 3 cm.
11. Buatlah sebuah pintu dari kotak kardus dengan ukuran panjang = 4x2 cm.
12. Letakkan kotak kardus di sebelah kiri sebanyak 2 buah dan kanan badan
timbangan sebanyak 2 buah.
13. Setelah bagian alas dan badan timbangan selesai dipasang, pasanglah
kawat dengan panjang 6 cm pada kayu yang sudah dibor.
14. Lubangilah dengan menggunakan mesin bor pada bagian atas gelas
masing-masing 3 buah lubang untuk dipasangkan tali.
Ike Agustina
Page | 26 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
15. Pasangkanlah tali pada pada masing-masing gelas, kemudian ujung
lainnya disatukan dan dipasangkan pada ujung lengan timbangan yang
sudah dibor.
16. Kayu balok dengan tebal 3 cm di cat dengan cat warna.
17. Beri nama gelas tersebut yaitu masing-masing A dan B.
Kantung Plastik
Gunakan kantong plastik nontransparan ( kantong plastik hitam dengan ukuran
kurang lebih 15x20 cm yang banyak dijumpai di toko atau pasar)
Soal dan Jawaban
a. Buatlah tulisan “Soal-soal”, “Jawaban”, “Kantung Plastik”, dan “Kelereng”,
kemudian tempelkan pada kotak kardus untuk tempat soal-soal dan jawaban
beserta kantung plastik.
b. Guntinglah kertas manila berbentuk persegi sebanyak 12 buah,
c. Kemudian buatlah soal dan jawaban persamaan linier satu variabel masing-
masing sebanyak 6 buah, kemudian cetak.
d. Buatlah nomor soal dan jawaban pada bagian belakang soal dan jawaban.
Gambar 3.1 Desain dari Timbangan Ajaib SPLSV
A B
TIMBANGAN
S
P
L
S
V
AJAIB AG
Ike Agustina
Page | 27 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Prinsip Kerja
Banyaknya kelereng : konstanta
Kantung plastik : variabel
Banyaknya kantung plastik : koefisien
Lengan setimbang : persamaan
Kantung plastik hanya ada satu jenis menandakan bahwa persamaan
tersebut merupakan persamaan linear satu variabel.
Jika mangkuk A setara dengan mangkuk B menyatakan bahwa
banyaknya kelereng ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung
plastik pada mangkuk A adalah sama dengan banyaknya kelereng
ditambah banyaknya kelereng di dalam kantung plastik pada mangkuk B.
c. Cara Penggunaan
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Orang 1
(jika di kelas: siswa)
Orang 2 (jika di kelas: guru)
a. Ambil salah satu soal
secara acak pada
kotak kardus soal.
b. Perhatikan kegiatan
yang dilakukan oleh
orang 2.
a. Ambil jawaban dari soal yang dipilih oleh
orang 1.
b. Perlihatkan kegiatan yang dilakukan pada
orang 1, yaitu:
1. Ambil kantung plastik dan kelereng sesuai
dengan soal yang telah dipilih.
2. Masukkan kelereng ke dalam kantung
plastik sesuai dengan jawaban tersebut,
dimana banyaknya kelereng yang
dimasukkan pada masing-masing kantung
adalah sama (ketika memasukkan
kelereng, usahakan tidak diketahui oleh
orang 1).
Ike Agustina
Page | 28 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
3. Pastikan lengan timbangan dalam keadaan
setimbang.
4. Simpan kantung plastik yang sudah diisi
kelereng beserta kelereng (jika di soal
tertera kantung plastik berisi kelereng
ditambah beberapa kelereng) pada gelas A
sebagai ruas kiri (sesuai dengan soal),
kemudian simpan kantung plastik yang
sudah diisi kelereng beserta kelereng (jika
di soal tertera kantung plastik berisi
kelereng ditambah beberapa kelereng)
pada gelas B sebagai ruas kanan (sesuai
dengan soal). Karena merupakan
persamaan, maka keadaan kedua lengan
timbangan harus setimbang.
5. Buatlah pada gelas A hanya terdapat satu
kantung plastik berisi kelereng tetapi
keadaan kedua lengan timbangan harus
tetap setimbang. Caranya adalah dengan
mengambil isi dari gelas A dan B, dimana
banyaknya isi yang diambil dari gelas A
sama dengan banyaknya isi yang diambil
dari gelas B.
6. Satu kantung plastik berisi kelereng pada
gelas A sama dengan beberapa kelereng
pada gelas B.
c. Setelah dilakukan kegiatan seperti di atas,
perlihatkan pada orang 1 bahwa banyaknya
kelereng di dalam kantung plastik pada pada
gelas A adalah sama dengan banyaknya
kelereng pada gelas B.
Ike Agustina
Page | 29 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
d. Misalkan kantung plastik berisi kelereng tadi
dinamai “x”, banyaknya kantung plastik
adalah koefisien, banyaknya kelereng adalah
konstanta, dan keadaan kedua lengan yang
setimbang adalah tanda “=”, maka kegiatan di
atas akan menggambarkan suatu persamaan
dengan variabelnya adalah “x”.
d. Proses Ilustrasi dalam Pemeragaan Timbangan Ajaib SPLSV
Gambar 3.2 contoh soal : 3x + 2 = 2x + 3
Ketentuan :
Banyaknya kelereng ditulis dengan angka sebagai konstanta, dan kantung
plastik adalah “x” banyaknya kantung plastik adalah koefisien dari x.
e. Kelemahan dan Kelebihan Alat Peraga
Kelemahan :
1) Alat peraga terbatas pada penggunaan soal-soal tertentu.
Kelebihan :
1) Bahan dan alat yang digunakan mudah ditemukan di sekitar kita,
seperti kelereng, plastik, dll.
2) Siswa lebih tertatik dan mudah memahami materi SPLSV dengan alat
peraga.
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Kantong
plastik
berisi
kelereng
Ike Agustina
Page | 30 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
2. Media Semi Kongkrit (Microsoft PowerPoint)
Setelah memperagakan beberapa contoh guru memvisualisasikan peragan
tersebut melalui LCD proyektor. Visualisasi dibuat dalam program power point.
Tayangan berupa materi dan cara penggunaan alat peraga.
Berdasarkan uraian diatas dalam menyelesaikan sistem persamaan linier satu
variabel siswa harus memperhatikan konsep kanselasi. Konsep dari kanselasi itu
sendiri bukanlah dengan seenaknya dicoret, apabila asal mencoret akan menjadikan
hasil yang salah pada suatu kasus. Seperti contoh kasus dihalaman sebelumnya, yaitu
pada contoh kasus :
x = y kedua ruas dikali x
x.x = x.y
x2
= xy kedua ruas dikurangi y2
x2 - y
2 = xy - y
2
(x – y)(x + y) = y (x – y)
(x + y) = y
2y = y
1 = 2
Kasus diatas terjadi pembagian 0, hal ini bertentangan dengan sifat aljabar
yakni pada teorema jika a.b = a.c dan a = 0 maka b = c. Karena yang diketahui x = y,
maka x – y = 0, terjadi pembagian 0 pada bentuk (x – y).
C. Hasil Belajar dan Pemahaman Siswa Setelah Menggunakan Media KOMIK
Penulis belum melakukan penelitian secara langsung menggunakan media
KoMiK, untuk itu penulis mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan oleh
peneliti lain yang tidak jauh beda dalam penggunaan media.
Menurut penelitian Marsono (2009) dengan subyek penelitian : Penelitian
dilaksanakan di kelas VIIA ( Kelas Media ) SMP Negeri 1 Karangkobar semester 1
Ike Agustina
Page | 31 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
tahun pelajaran 2009/2010. Kelas VIIA terdiri dri 32 siswa , 26 putri dan 6 putra.
Hasil belajar diukur melalui tes pada saat turnamen individual. Dari hasil evaluasi
diperoleh rata-rata nilai akhir siklus 1 adalah 75,91. Yang mendapatkan nilai 100 ada
5 anak, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan
minimal) 67 ada 8 siswa. Ketuntasan Belajar sebesar 75%. Pembelajaran
menggunakan Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan
visualisasi komputer) dan turnamen dapat memberikan pengaruh peningkatan hasil
belajar dan motivasi siswa secara optimal jika siswa diberi kesempatan untuk
melakukan peragaan langsung dan penghargaan turnamen kepada kelompok yang
mampu meningkatkan prestasinya secara maksimal. Pembelajaran menggunakan
Concept Attainment Model dengan media KSK (biji salak dan visualisasi komputer)
dan turnamen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1
Karangkobar terhadap materi persamaan linier satu variavel dengan rata-rata 72,44
menjadi 87,05 dan ketuntasan belajar dari 59,4% menjadi 87,5%.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan yang dialami siswa yaitu mengoperasikan bilangan bulat dan hukum
kanselasi pada materi sistem persamaan linier satu variabel. Untuk mengatasi kesulitan
siswa, penulis memilih alternatif media KoMiK yakni kepanjangan dari media konkret
(kelereng dan plastic) semi konkret (Microsoft PowerPoint). Berdasarkan pembahasan,
pembelajaran menggunakan media KoMiK dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, demi
berlangsungnya pembelajaran yang efektif dan guna meningkatkan mutu pendidikan
maka penulis memberi saran, sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Pembelajaran menggunakan media KoMiK (kelereng dan visualisasi
komputer) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa, guru yang
Ike Agustina
Page | 32 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
mengajar pada kondisi yang relatif sama dapat menerapkan dalam mengajarkan
persamaan linier satu vaariabel.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih semangat dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran apapun. Karena keberhasilan siswa dalam model
pembelajaran apapun sangat dipengaruhi oleh minat dan semangat siswa itu sendiri.
Siswa juga diharapkan banyak membaca buku-buku di perpustakaan guna
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka yang juga dapat meningkatkan
mereka dalam belajar.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah selalu mengupayakan dan meningkatkan proses belajar mengajar
dengan bahan pelajaran yang tepat untuk lebih memudahkan siswa dalam
mempelajarinya juga menciptakan pembelajaran yang lebih baik serta membuat
siswa merasa nyaman dalam belajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
yang lebih baik.
4. Bagi penulis yang lain
Selanjutnya, dari hasil penulisan ini dapat digunakan untuk menambah
wawasan, pengetahuan, dan informasi serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi
sebuah penulisan yang berikutnya. Selain itu, penulis yang lain diharapkan dapat
membenahi atau menyempurnakan dari hasil penulisan ini.
DAFTAR RUJUKAN
Halim, Abdul. (2009) Matematika Prakti. Jogjakarta : Mitra Pelajar.
Majid, Abdul. (2008) Perencanaan Pembelajaran Matematika Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Departemen Perndidikan Nasional. (2007) Buku Petunjuk Penggunaan Alat Peraga
Alternatif. Jakarta : Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Syaiful, Djamarah, Aswan, Zain. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Ike Agustina
Page | 33 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Hudojo, Herman (2001) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Ismail, et. all. (2004) Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Matematika VII. Jakarta : Politeknik
Negeri Media Kreatif.
Mustaqim. (2004) Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Belajar.
Fathurrohman, Pupuh, Sutikno, Sobry .(2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT
Refika Aditama.
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 1999), hal. 3
Rusman, et. all. (2012) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2008) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:PT Fajar
Interpratama.
Marsono, 2009, “Contoh PTK” dalam
(http://mgmpmatematikabanjarnegara.wordpress.com/2009/11/02/contoh-ptk),
diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB
Radit, 2012,” Kesulitan Siswa Mempelajari Persamaan Linier Satu Variabel” dalam
(http://raditputih.blogspot.com/2012/02/kesulitan-siswa-mempelajari-
persamaan.html), diakses 05-11-2014 pkl. 11 :20 WIB