Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw...

48
1 A. JUDUL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONGKOK KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG.B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian dalam penelitian ini adalah tentang penerapan model pembelajaran, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw untuk meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh. C. PENDAHULUAN Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa yang komunikatif. Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang diajarkan tersebut berhubungan satu sama lain, jika seseorang mendengarkan pasti ada orang yang berbicara, begitu pula orang yang membaca berarti ia menikmati dan menghayati tulisan orang lain. Keempat keterampilan berbahasa sebagai alat untuk berkomunikasi harus dikuasai

Transcript of Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw...

Page 1: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

1

A. JUDUL

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONGKOK KECAMATAN PASEH

KABUPATEN SUMEDANG.”

B. BIDANG KAJIAN

Bidang kajian dalam penelitian ini adalah tentang penerapan model

pembelajaran, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw untuk meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri

Bongkok kecamatan Paseh.

C. PENDAHULUAN

Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan

di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan

untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan menanamkan sikap positif

terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa yang komunikatif.

Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat aspek yang diajarkan tersebut berhubungan satu

sama lain, jika seseorang mendengarkan pasti ada orang yang berbicara, begitu

pula orang yang membaca berarti ia menikmati dan menghayati tulisan orang lain.

Keempat keterampilan berbahasa sebagai alat untuk berkomunikasi harus dikuasai

Page 2: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

2

oleh setiap orang. Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari komunikasi lisan dan

komunikasi tulisan.

Berbicara merupakan proses komunikasi secara lisan, hal itu sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan Haryadi dan Zamzani (1997: 54), bahwa “Berbicara

adalah suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang

lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dapat dipahami

orang lain.” Berbicara sebagai salah satu proses penyampaian maksud kepada

orang lain secara lisan, keberhpasilannya ditentukan oleh kemampuan pembicara.

Kemampuan tersebut salah satunya bisa berbentuk terhadap makna pesan yang

hendak disampaikan.

Seorang pembicara yang memiliki kemampuan menyampaikan pesan berupa

ide, pikiran, isi hati orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan mudah

dipahami oleh orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, untuk

mencapai kemampuan tersebut maka keterampilan berbicara perlu dilatihkan dan

dipelajari baik melalui lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Proses pencapaian keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan

bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan kemampuan

kognitif, apektif, dan psikomotor. Djago Tarigan (dalam Djuanda, 2008: 61-62)

mengemukakkan bahwa:

Keterampilan berbicara harus dibina oleh guru melalui latihan: (1)

pengucapan, (2) pelafalan, (3) pengontrolan suara, (4) pengendalian diri, (5)

pengontrolan gerak gerik tubuh, (6) pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya,

(7) pemakaian bahasa yang baik, dan (8) pengorganisasian ide.

Salah satu latihan pengembangan keterampilan berbicara adalah bermain

drama. Bermain drama merupakan kegiatan memerankan tokoh yang ada dalam

Page 3: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

3

cerita yang berbentuk dialog. Menurut Akhadiah, S. dkk (1991: 130) bermain

drama adalah “Peragaan tingkah laku manusia secara mendasar yang dihayati oleh

pemainnya dan diterima oleh penonton yang merasakannya sebagai suatu

kenyataan.”

Dengan bermain drama beberapa kemampuan dapat dikembangkan seperti

kemampuan berkomunikasi, kemampuan menghafal, dan kemampuan

mengaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi. Selain itu dengan bermain

drama beberapa sikap dapat ditumbuhkan, misalnya percaya diri, berani

menghadapi orang banyak, bertanggung jawab terhadap tugas, dan memiliki jiwa

artistik yang merupakan salah satu sendi kehidupan manusia.

Dalam memerankan drama seorang pemain harus dapat membayangkan latar

dan tindakan pelaku dan dapat menggunakan suara sesuai dengan pemahamannya

terhadap perasaan dan pikiran pelaku. Bermain drama yang merupakan

pengembangan keterampilan berbicara harus dapat dilatihkan dengan sungguh-

sungguh kepada siswa sekolah dasar melalui kegiatan pembelajaran.

Untuk mengembangkan keterampilan bermain drama seorang siswa, tentunya

guru harus memiliki dan memahami berbagai metode, teknik, dan model

pembelajaran sehingga pembelajaran bermain drama dapat dipahami oleh siswa,

dan menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan .

Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran bermian drama yang

terjadi di lapangan, maka penulis melakukan penelitian pada hari Selasa tanggal

20 Januari 2009 di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh kabupaten

Page 4: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

4

Sumedang. Pembelajaran berbicara yang sedang dilaksanakan pada waktu itu

adalah pembelajaran bermain drama dengan kompetensi dasar Memerankan tokoh

drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat dan indikatornya

memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi, penghayatan,

dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Dari penelitian tersebut peneliti memperoleh data hasil tes awal kemampuan

bermain drama siswa kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh dengan

jumlah siswa sebanyak 24 orang, data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 1

Data tes awal kemampuan bermain drama

siswa kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Skor Nilai Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1. Asep Angga √ √ √ √ 5 4.2

2. Adi Suryana √ √ √ √ 6 5

3. Acep Sandi √ √ √ √ 10 8.3

4. Andi Nugraha √ √ √ √ 5 4.2

5. Asti Patimah √ √ √ √ 12 10

6. Anisa Putriana √ √ √ √ 10 8.3

7. Cici Destriana √ √ √ √ 8 6.6

8. Dini Agustini √ √ √ √ 8 6.6

9. Dede Yoga √ √ √ √ 4 3.3

10. Dede Fajar √ √ √ √ 9 7.5

11. Enur Robiah √ √ √ √ 5 4.2

12. Fitri √ √ √ √ 5 4.2

13. Gugun √ √ √ √ 8 6.6

14. Hildayanti √ √ √ √ 10 8.3

15. Indriyani √ √ √ √ 10 8.3

16. Jajang Juanda √ √ √ √ 5 4.2

17. Maemunah √ √ √ √ 6 5

18. Nandi √ √ √ √ 4 3.3

19. Fajar Gumelar √ √ √ √ 8 6.6

Page 5: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

5

20. Sofia √ √ √ √ 6 5

21. Tita Herawati √ √ √ √ 4 3.3

22. Yanti Yusroh √ √ √ √ 6 5

23. Yuli Rohaeti √ √ √ √ 4 3.3

24. Dadan √ √ √ √ 5 4.2

Jumlah 8 12 4 9 5 10 1 6 17 1 6 17 135.5

Prosentase (%) 33.3 50 16.7 37.5 20.8 41.7 4.2 25 70.8 4.2 25 70.8

Rata-rata nilai 5.6

Hasil studi awal penelitian proses pembelajaran bermain drama di kelas V SD

Negeri Bongkok, sebagian besar siswa belum mampu bermain drama dari segi

pelafalan, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh. Secara

rinci data hasil tes awal kemampuan bermain drama berdasarkan data tabel 1.1

dijabarkan sebagai berikut:

Dari aspek lafal, dari 24 siswa ada 8 siswa atau 33.3% siswa yang mampu

melafalkan kata dengan jelas dan tepat, ada 12 orang atau 50% dari 24 siswa yang

melafalkan kata dengan jelas tapi tidak tepat atau melafalkan kata dengan tepat

tapi tidak jelas, dan ada 4 orang atau 16.7% dari 24 siswa yang melafalkan kata

tidak jelas dan tidak tepat. Dari aspek lafal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar siswa masih kesulitan melafalkan kata dengan tepat dan jelas.

Dari aspek intonasi, dari 24 siswa ada 9 siswa atau 37.5% siswa yang

intonasinya jelas dan tepat, ada 5 orang atau 20.8% dari 24 siswa yang intonasinya

jelas tapi tidak tepat atau intonasinya tepat tapi tidak jelas , dan ada 10 siswa atau

41.7% dari 24 siswa yang intonasinya tidak jelas dan tidak tepat. Dari aspek

intonasi dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan mengintonasikan kata

dengan jelas dan tepat

Dari aspek penghayatan, dari 24 siswa ada 1 siswa atau 4.2% siswa yang

melakukan penghayatan sesuai dengan karakter tokoh, ada 6 orang atau 25% dari

Page 6: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

6

24 siswa yang melakukan penghayatan menyimpang dari karakter tokoh, dan ada

17 orang atau 70.8% dari 24 siswa yang melakukan penghayatan tidak sesuai

dengan karakter tokoh. Dari aspek penghayatan sebagian besar siswa kesulitan

melakukan penghayatan yang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan.

Dari aspek ekspresi, dari 24 siswa ada 1 siswa atau 4.2% siswa yang

berekspresi sesuai dengan karakter tokoh, ada 6 orang atau 25% dari 24 siswa

yang berekspresi menyimpang dari karakter tokoh, dan ada 17 orang atau 70.8%

dari 24 siswa yang berekspresi tidak sesuai dengan karakter tokoh. Dari aspek

ekspresi disimpulkan bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan melakukan

ekspresi tokoh sesuai dengan karakternya.

Batas lulus yang ditetapkan untuk menentukan lulus atau tidak lulus siswa

dalam pembelajaran bermain drama adalah 6.5. Dari data yang telah diuraikan di

atas dapat diketahui bahwa hanya 10 orang siswa atau 41.7% dari 24 siswa yang

dinyatakan lulus dan 14 orang atau 58.3% dari 24 siswa yang dinyatakan tidak

lulus.

Dari data hasil tes awal tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan bermain

drama siswa kelas V SD Negeri Bongkok masih rendah. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok

mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan lafal,

intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran bermain drama di kelas V

SD Negeri Bongkok dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bongkok

Page 7: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

7

maka diketahui faktor penyebab siswa belum mampu bermain drama dengan lafal,

intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh, diantaranya yaitu:

1. guru melakukan pembelajaran bermain drama melalui metode penugasan,

dimana guru membentuk kelompok belajar dan menugaskan kepada siswa

pada tiap-tiap kelompok untuk membaca teks drama dan menghafalkannya.

Dalam kegiatan ini guru kurang memberikan bimbingan terhadap tugas yang

harus dilakukan siswa sehingga sebagian besar siswa kebingungan dalam

mempelajari karakter tokoh yang akan diperankan.

2. guru kurang memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa dalam melakukan

kegiatan kelompok

3. siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja, tanpa

berusaha memahami karakter tokoh yang akan diperankannya.

4. siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan dan menghayati karakter

tokoh yang akan diperankan.

Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di atas maka

diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama

berlangsungnya pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok.

Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Model pembelajaran kooperatif menurut Karli dan Margaretha (2004: 48)

adalah “Suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur

Page 8: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

8

kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih

untuk memecahkan masalah.”

Sedangkan Lie (2002: 68) mengemukakan bahwa “Teknik jigsaw adalah suatu

teknik kooperatif yang memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman

siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata tersebut agar bahan pelajaran

lebih bermakna.” Melalui teknik ini siswa dituntut untuk berbicara karena siswa

memiliki tugas yang akan menentukan dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Teknik ini dimaksudkan agar siswa terlatih dari segi keberanian dan keterampilan

berbicara yang diawali dari kelompok kecil. Keterbatasan pemahaman siswa

terhadap materi akan teratasi karena dengan teknik jigsaw ini ada proses

pengolahan informasi yang melibatkan siswa secara berkelompok yang disebut

dengan kelompok ahli.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah

Siswa kelas V SD Negeri Bongkok seharusnya harus mampu bermain drama

dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Tetapi pada kenyataan di lapangan kelas V SD Negeri Bongkok belum mampu

memiliki kemampuan bermain drama tersebut, hal itu disebabkan oleh beberapa

faktor yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran bermain drama,

diantaranya yaitu guru melakukan pembelajaran bermain drama melalui metode

penugasan, dimana guru membentuk kelompok belajar dan menugaskan kepada

siswa pada tiap-tiap kelompok untuk membaca teks drama dan menghafalkannya.

Page 9: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

9

Dalam kegiatan ini guru kurang memberikan bimbingan terhadap tugas yang

harus dilakukan siswa sehingga sebagian besar siswa kebingungan dalam

mempelajari karakter tokoh yang akan diperankan; guru kurang memberikan

petunjuk yang jelas kepada siswa dalam melakukan kegiatan kelompok; siswa

hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja, tanpa berusaha

memahami karakter tokoh yang akan diperankannya; siswa kurang mengetahui

cara-cara mengekspresikan dan menghayati karakter tokoh yang akan diperankan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukan sebuah

model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang terjadi di kelas, model

yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan secara umum yaitu

bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran bermain

drama dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?.

Secara khusus rumusan masalah yang diajukan tersebut diperinci sebagai

berikut:

a. Bagaimanakah proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw dalam meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V

SD Negeri Bongkok?

b. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

dapat meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri

Bongkok?

Page 10: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

10

2. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul pada siswa kelas V SD

Negeri Bongkok dalam bermain drama adalah siswa belum mampu bermain

drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter

tokoh. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti mengambil tindakan

berbentuk model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw.

Peneliti berkeyakinan bahwa dengan menerapkan model kooperatif teknik

jigsaw maka masalah-masalah yang menyebabkan siswa belum mampu bermain

drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter

tokoh akan teratasi karena model ini memberikan keuntungan bagi guru dan

siswa. Berdasarkan teori yang dibaca, model kooperatif teknik jigsaw ini

memberikan langkah-langkah kegiatan yang banyak memberikan kesempatan bagi

setiap siswa untuk bertukar informasi dan menggali informasi melalui kegiatan

kelompok, sehingga dengan bentuk kegiatan seperti itu maka akan menimbulkan

banyak pengalaman belajar pada diri siswa. Oleh karena itu melalui model

kooperatif teknik jigsaw ini siswa banyak terlibat aktif dalam kegiatan

pembelajaran bermain drama, yang akhirnya membuat siswa menjadi terlatih dan

dapat memahami karakter tokoh yang akan diperankannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Rofiudin-Darmiyati (1999: 27) bahwa “Anak-anak harus dapat

memahami karakter pelaku yang akan diperankannya sehingga dapat

memerankannya dengan baik.”

Page 11: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

11

Selain itu model kooperatif teknik jigsaw ini memiliki keunggulan yaitu

pembagian tugas pada setiap kelompok dapat dipariasikan, siswa memperoleh

kesempatan untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang informasi yang

dipelajari melalui kegiatan kelompok, baik kelompok asal maupun kelompok ahli.

Siswa terlibat dalam kerjasama kelompok sehingga siswa yang berkemampuan

rendah memiliki tanggung jawab yang sama terhadap kesuksesan hasil kerja

kelompoknya, hal itu akan mengakibatkan siswa bekerja keras mengerjakan

tugasnya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi kelompok.

Berdasarkan pada langkah-langkah penerapan teknik jigsaw dalam

pembelajaran yang dikemukakan oleh Lie (2002: 69-70), maka dalam

pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh,

langkah-langkah pembelajarannya peneliti kembangkan sebagai berikut:

a. siswa dibagi menjadi 6 kelompok (kelompok asal) setiap kelompok terdiri dari

4 orang

b. setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik, sedang, dan

kurang

c. setiap siswa memperoleh naskah drama

d. guru menentukan tokoh yang harus diperankan masing-masing siswa

e. setiap siswa dalam kelompok asal memperoleh peran tokoh yang berbeda

f. setiap siswa mempelajari tokoh yang harus diperankannya

g. setiap siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda yang memiliki peran

yang sama setelah mempelajari tokoh yang akan diperankan berkumpul dalam

Page 12: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

12

kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tokoh yang akan

diperankan mereka

h. guru membagikan LKS

i. setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke dalam

kelompok asal dan secara bergiliran menginformasikan hasil diskui dari

kelompok ahli kepada teman-teman satu kelompok dan siswa lainnya

mendengarkan dengan seksama

j. siswa dalam kelompok asal melakukan latihan bermain drama

k. setiap kelompok secara bergantian mementaskan drama di depan kelas

Alur proses pembentukan kelompok ahli dalam pembelajaran bermain drama

di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 1. 1

Kelompok Asal Kelompok Ahli Kelompok Asal

Kelompok I

1 2 3 4

Kelompok IV

1 2 3 4

Kelompok V

1 2 3 4

4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3

1 1 1 1 1 1

Kelompok II

1 2 3 4

Kelompok III

1 2 3 4 2 2 2 2 2 2

Kelompok VI

1 2 3 4

Kelompok I

1 2 3 4

Kelompok II

1 2 3 4

Kelompok III

1 2 3 4

Kelompok IV

1 2 3 4

Kelompok V

1 2 3 4

Kelompok VI

1 2 3 4

Page 13: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

13

Dari gambar 1.1 tugas kelompok asal yaitu mempelajari naskah drama

mengenai para pelakunya (tokohnya), sifat-sifatnya (karakternya), mempelajari

cara pengintonasian dan pelafalan para pelaku sesuai dengan sifat-sifatnya. Tugas

yang harus dilakukan oleh kelompok ahli adalah mendiskusikan tokoh drama

yang akan diperankan, selanjutnya tugas dalam kelompok asal yaitu secara

bergantian menginformasikan hasil diskusi dari kelompok ahli kepada teman-

teman satu kelompoknya.

Dalam penerapan tindakan ini, peneliti merumuskan indikator keberhasilan

tindakan yang diterapkan, indikator tersebut yaitu jika setelah tindakan diterapkan

siswa dapat bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang

sesuai karakter tokoh. Rumusan yang dikemukakan berdasarkan pada rumusan

indikator yang tercantum dalam kurikulum. Untuk mengukur keberhasilan

indikator yang telah dirumuskan, maka peneliti melakukan teknik pengukuran

keberhasilan pencapaian indikator berdasarkan pendapat Rakhmat dan Suherdi

(1998/1999: 175) dengan rumus PG = Mean + 0,25 x SB, skor ideal (Si) yang

ditetapkan dalam penelitian ini adalah 12.

Jadi untuk menentukan siswa yang dikatakan berhasil dalam mencapai

indikator yang telah ditetapkan berdasarkan rumus yang dipakai adalah sebagai

berikut.

PG = Mean + 0,25 x SB

M = 1 x Si

2

SB = 1 x M

3

Diketahui skor ideal (Si) = 12

Page 14: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

14

M = 1 x 12

2

= 6

SB = 1 x 6

3

= 2

PG = 6 + 0,25 x 2

= 6.5

Keterangan :

PG = Passing Grade (batas lulus)

M = Mean (rata-rata)

SB = Simpangan Baku

Si = Skor Ideal

Berdasarkan penghitungan batas kelulusan tersebut maka siswa dikatakan

berhasil (lulus) dalam pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri

Bongkok kecamatan Paseh maka siswa yang harus dicapai siswa adalah ≥6.5

Berdasarkan rumusan masalah dan pemecahan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Jika

guru dalam pembelajaran bermain drama menerapkan model kooperatif teknik

jigsaw, maka kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri Bongkok

kecamatan Paseh akan meningkat.”

E. TUJUAN PENELITIAN

Memperhatikan rumusan masalah yang telah peneliti rumuskan sebelumnya,

maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

Page 15: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

15

1. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan kemampuan bermain drama

siswa kelas V SD Negeri Bongkok Kecamatan Paseh.

2. Meningkatan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri Bongkok

Kecamatan Paseh melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. dapat melatih siswa dalam memerankan tokoh drama sesuai dengan

karakter tokoh yang diperankan

b. dapat menumbuhkan minat siswa dalam bermain drama

2. Bagi Guru

a. dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai model

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pengajaran bermain drama

b. dapat memudahkan guru dalam mengajarkan bermain drama

3. Bagi Lembaga Sekolah

Diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat memberikan

konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

Page 16: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

16

G. BATASAN ISTILAH

Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca terhadap pokok masalah yang

diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang perlu

diketahui kejelasannya.

1. Bemain drama adalah memerankan tokoh cerita drama

2. Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang

terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah

3. Teknik jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terstruktur

didasarkan atas kerjasama dan tanggung jawab yang jelas.

H. KAJIAN PUSTAKA

Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

peneliti menyusun dasar teoritis sebagai kerangka berpikir yang sistematis sebagai

berikut :

1. Hakikat Berbicara

a. Pengertian Berbicara

b. Tujuan Berbicara

c. Jenis-jenis Berbicara

2. Hakikat Drama

a. Pengertian Drama

b. Jenis-jenis Drama

Page 17: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

17

c. Istilah-istilah dalam Drama

d. Unsur-unsur Drama

e. Unsur-unsur Pementasan Drama

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

c. Teknik-teknik Pembelajaran Kooperatif

d. Teknik Jigsaw

1. Pengertian Teknik Jigsaw

2. Langkah-langkah Teknik Jigsaw

3. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dalam bermain drama

I. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Rencana Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah di SD Negeri Bongkok

yang beralamat di dusun Bakanjati desa Bongkok kecamatan Paseh kabupaten

Sumedang

b. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri

Bongkok yang berjumlah 24 orang, terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 13

orang siswa perempuan.

c. Lamanya Penelitian

Page 18: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

18

Lamanya penelitian ini diperkirakan selama 5 bulan.

2. Prosedur Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004: 4)

mengemukakkan bahwa:

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang

individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh

mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi

perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Jadi proses penelitian yang dilakukan akan tergambarkan dengan jelas dan

rinci dengan menggunakan kata-kata untuk memberi gambaran penyajian laporan

penelitian tersebut. Data tersebut berasal dari hasil wawancara, observasi, catatan

lapangan, photo, catatan-catatan, dan dokumen resmi lainnya.

Pendekatan penelitian kualitatif ini memiliki peran dalam menentukan

pengumpulan data yang terjadi di lapangan pada saat pembelajaran bermain

drama sesuai dengan yang diperlukan dalam penelitian ini, serta memberi

petunjuk bagaimana langkah-langkah penelitian tersebut akan dilaksanakan.

b. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

Hal ini didasarkan pada pendapat Kasbolah (1999: 22-25), bahwa karakteristik

penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Page 19: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

19

Pertama, penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai

pengelola program di kelas guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal

lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, guru kelas inilah yang

mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk masalah yang ada di

dalamnya.

Kedua, penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan praktik

faktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam

kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Ketiga, adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.

Didasarkan pada pendapat di atas, maka dalam rancangan penelitian tindakan

kelas diperlukan pengetahuan tentang model penelitian tindakan kelas. Oleh

karena itu penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan model spiral refleksi yang

dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

Gambar spiral refleksi yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart

(Wiriaatmadja, 2005: 66) seperti gambar di bawah ini:

Model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Page 20: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

20

Perencanaan (plan) tindakan disusun berdasarkan pada masalah yang hendak

dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan agar terjadi perubahan dan

peningkatan dalam pembelajaran bermain drama dengan menerapkan model

kooperatif teknik jigsaw. Langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan

direncanakan secara rinci dan sistematis sehingga dapat dijadikan pegangan dalam

melaksanakan tindakan. Langkah-langkah tersebut adalah mengidentifikasi aspek-

aspek dan hasil proses pembelajaran dalam pembelajaran bermain drama dengan

menerapkan model kooperatif teknik jigsaw sebagai dampak pelaksanaan

tindakan. Pada perencanaan tindakan diidentifikasi faktor pendukung maupun

faktor penghambat pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan (act) merupakan kegiatan pelaksanaan langkah-langkah

yang telah disusun, yaitu model kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran

bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok Kecamatan Paseh. Pelaksanaan

tindakan didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang

diperoleh dapat meningkatkan pembelajaran bermain drama.

Kegiatan pengamatan (observe) merupakan kegiatan mengamati proses dan

hasil penerapan model kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran bermain

drama di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh. Kegiatan pengamatan

diperlukan untuk pengumpulan data atau informasi tentang proses dan perubahan

dalam pembelajaran bermain drama dengan menerapkan model kooperatif teknik

jigsaw sehingga data yang diperoleh akurat.

Refleksi (reflect) merupakan proses analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap

semua informasi yang diperoleh dari hasil pelaksanaan penerapan model

Page 21: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

21

kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran bermain drama di kelas V SD

Negeri Bongkok kecamatan Paseh. Refleksi merupakan bagian yang amat penting

untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran

bermain drama dengan menerapkan model kooperatif teknik jigsaw.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus kegiatan pembelajaran. Hal

tersebut didasarkan pada tingkatan peningkatan proses dan hasil pembelajaran

bermain drama dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh.

Siklus I, siklus II, dan siklus III saling berhubungan dimana siklus I untuk

menguji keefektifan langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan, siklus II

merupakan penyempurnaan dari pelaksanaan siklus I, dan siklus III adalah tindak

lanjut dan perbaikan dari siklus II.

c. Tahapan Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap-tahap yang dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- pendekatan kepada kepala sekolah SD Negeri Bongkok agar memberikan ijin

dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan penelitian

- peneliti mengadakan penelitian awal pada proses pembelajaran bermain drama

di kelas V SD Negeri bongkok kecamatan Paseh, hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh data-data awal berupa permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran bermain drama beserta faktor-faktor penyebabnya.

- peneliti berdiskusi dengan guru kelas V SD Negeri Bongkok, membicarakan

tentang permasalahan yang dirasakan dan dialami ketika melakukan kegiatan

Page 22: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

22

pembelajaran bermain drama dan berdiskusi tentang kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa dalam bermain drama.

- setelah mencapai kesepakatan peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran bermain drama menggunakan model kooperatif teknik jigsaw di

kelas V SD Negeri Bongkok Kecamatan Paseh

- peneliti mengadakan kolaborasi dengan praktisi mengenai cara melakukan

tindakan dan sekaligus mengenalkan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw dalam pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok

kecamatan Paseh.

- peneliti menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam tahap

pelaksanaan tindakan, diantaranya berupa lembar observasi (kinerja guru dan

aktifitas siswa), lembar wawancara (guru dan siswa), catatan lapangan.

- menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran

sebagaimana tugas keseharian yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Tahap

pelaksanaan tindakan ini yaitu pelaksaaan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam pembelajaran

bermain drama di kelas V SD Negeri Bongkok kecamatan Paseh, baik kegiatan

yang dilakukan guru maupun siswa.

Siklus I

- melaksanakan prosedur pembelajaran bermain drama dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan indikator keberhasilan yang

Page 23: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

23

dicapai yaitu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi

yang sesuai karakter tokoh.

- melakukan observasi keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw yang diakukan peneliti dan praktikan dalam meningkatkan

kemampuan bermain drama

- menganalisis data hasil belajar yang diperoleh dari hasil observasi

- peneliti berdiskusi dengan praktikan mengenai proses dan hasil pembelajaran

bermain drama untuk merencanakan tindakan perbaikan pada tahap selanjutnya

- melakukan kegiatan refleksi siklus I untuk memperbaiki dan merancang

pembelajaran bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw untuk pelaksanaan pada siklus II

Sklus II

- pelaksanaan kegiatan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, yaitu

melaksanakan prosedur pembelajaran bermain drama dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan indikator keberhasilan

yang dicapai yaitu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan

ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

- melakukan observasi keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw yang diakukan peneliti dan praktikan dalam meningkatkan

kemampuan bermain drama

- menganalisis data hasil belajar yang diperoleh dari hasil observasi

- peneliti berdiskusi dengan praktikan mengenai proses dan hasil pembelajaran

bermain drama untuk merencanakan tindakan perbaikan pada tahap selanjutnya

Page 24: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

24

- melakukan kegiatan refleksi siklus II untuk memperbaiki dan merancang

pembelajaran bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw untuk pelaksanaan pada siklus III

Siklus III

- pada siklus III ini, kegiatan pembelajaran masih sama yaitu melaksanakan

prosedur pembelajaran bermain drama dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw dengan indikator keberhasilan yang dicapai yaitu

bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai

karakter tokoh.

- melakukan observasi keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik jigsaw yang diakukan peneliti dan praktikan dalam meningkatkan

kemampuan bermain drama

- menganalisis data hasil belajar yang diperoleh dari hasil observasi

- peneliti berdiskusi dengan praktikan mengenai proses dan hasil pembelajaran

bermain drama pada siklus III ini.

3. Observasi

Pendapat Suyanto (1997: 16) bahwa, “Observasi adalah mengamati atas hasil

atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.”

Pendapat yang lain tentang observasi adalah “Teknik atau cara untuk

mendapatkan informasi dengan mengamati suatu keadaan atau kegiatan tentang

tingkah laku siswa dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung.”

(Depdiknas, 2003 :34).

Page 25: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

25

Kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,

hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran bermain drama serta untuk mengumpulkan atau

merekam data dan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal-hal

yang terjadi selama proses pembelajaran bermain drama berlangsung.

4. Refleksi

Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut:

- analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan

- melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan

- memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan

pembelajaran secara berkelanjutan

Dengan kegiatan refleksi seperti ini, para pelaku (peneliti, praktisi) yang terlibat

dalam kegiatan penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam bermain drama.

d. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data,

diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan

terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Observasi yaitu suatu metoda pengumpul data dengan cara mengamati langsung

kegiatan yang diteliti dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kinerja

Page 26: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

26

guru dan aktifitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran bermain drama.

Melalui data hasil observasi ini maka dapat ditentukan rencana tindakan

selanjutnya. (terlampir)

2. Lembar Wawancara

Wawancara berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat

memberikan informasi yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti

terhadap kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, dalam kegiatan pembelajaran

bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Peneliti mengadakan wawancara dengan guru dan siswa tentang peningkatan

kemampuan bermain drama dan hambatan-hambatan yang dialaminya pada saat

pembelajaran bermain drama menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw. (terlampir)

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan peneliti untuk mencatat kejadian-kejadian selama

berlangsungnya proses pembelajaran bermain drama dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. (terlampir)

e. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

“Pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan cara lainnya.” (Moleong,

2004:157). Dalam pelaksanaannya, teknik tersebut digunakan secara proporsional

sesuai dengan jenis data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini.

2. Analisis Data

Page 27: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

27

Analisis data yang digunakan bersifat kualitatif, data yang diperoleh

dikategorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian

ditafsirkan dan disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan

permasalahan dan kegiatan penelitian. Selanjutnya untuk menganalisis data hasil

tindakan yang dilakukan peneliti bersama guru sebagai praktikan disajikan secara

bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan serta jenis dan bentuk tingkah

laku yang telah dilakukan guru dan para siswa beserta dampak yang

ditimbulkannya.

Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2004: 248) berpendapat bahwa: analisis

data kualitatif itu adalah:

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.”

f. Validasi Data

Untuk menetapkan keabsaan data diperlukan teknik pemeriksaan data,

Meleong (2004 : 324) mengatakan ada empat kriteria yang digunakan untuk

menetapkan keabsahan data, yaitu “Derajat kepercayaan (creadibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)

teknik validasi data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Triangulasi

Triangulasi menurut Meleong (2004 : 330) adalah : “Teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Page 28: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

28

Triangulasi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan

menggunakan sumber lain, yaitu guru dan siswa.

2. Member Cek

Rochmadi (dalam Ruskandi, 2005 : 62) berpendapat bahwa “Member cek

dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data penelitian

dengan mengkonfirmasikan pada sumber data”.

Dalam proses ini, informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang

diperoleh peneliti dan mitra dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas V

SD Negeri Bongkok melalui diskusi balikan.

3. Audit Trail

Audit trail atau penelusuran audit adalah cara pemeriksaan keabsahan data

dengan cara diskusi, dalam hal ini audit (peneliti) dengan berbekal catatan-catatan

pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan

kepada auditor (peserta diskusi) dalam hal ini adalah orang yang ahli dan

memahami permasalahan serta menguasai metode penelitiannya.

Hal ini dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur

pengumpulannya dengan guru lain pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan

guru-guru lain.

J. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama enam

bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2009. Perincian jadwal

kegiatannya adalah sebagai berikut :

Page 29: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

29

No. Uraian Kegiatan

Januari

2009

Februari

2009

Maret

2009

April

2009

Mei

2009

Juni

2009

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1. Pembuatan

Proposal √ √ √ √

2. Seminar Proposal √

3. Perencanaan √ √

4. Pelaksanaan

Siklus I √ √ √

Siklus II √ √ √

Siklus III √ √ √

5. Remidial √ √ √

6. Pembuatan

Laporan dan revisi

√ √ √ √ √

7. Sidang Skripsi √ √

K. DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. 1991. Bahasa Indonesia III. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD.

Bandung: Pustaka Latifah.

Haryadi-Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud.

Karli, H-Margaretha. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Bina

Media Informasi.

Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Page 30: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

30

Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Rakhmat-Suherdi. 1998/1999. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Dedikbud.

Rofi`uddin, A-Zuchdi, D. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud.

Ruskandi, Kanda. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS di SD Melalui

Pengembangan Model Cooperative Learning. Bandung: Jurnal Pendidikan

Dasar UPI.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK. Yogyakarta: Depdikbud.

Wahyudin, Uyu. dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI

dan Rosdakarya.

L. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK JIGSAW

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Peristiwa

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Waktu : 3 x 35 menit

Page 31: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

31

I. Standar Kompetensi

Berbicara

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bermain drama

II. Kompetensi Dasar

Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

III. Indikator

Memerankan tokoh drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi,

penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan lafal sesuai karakter

tokoh dengan tepat

Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi sesuai karakter

tokoh dengan tepat

Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan penghayatan sesuai

karakter tokoh dengan tepat

Siswa mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi sesuai karakter

tokoh dengan tepat

V. Materi dan Sumber Belajar

a. Materi

Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang ditampilkan atau

dipentaskan.

Page 32: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

32

Untuk memerankan drama, terlebih dahulu harus memahami naskah

tersebut, antara lain tentang:

- para pelakunya (tokohnya)

- sifat-sifatnya (karakternya)

- tempat kejadiannya di mana dan kapan

- akhir ceritanya.

b. Sumber Belajar

- KTSP Bahasa Indonesia kelas V tahun 2008

- Buku paket gemar berbahasa Indonesia 5 untuk kelas V SD dan MI

VI. Metode dan Model Pembelajaran

a. Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Penugasan

- Tanyajawab

b. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

VII. Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan Awal (± 5 menit)

1. mengucapkan salam

2. berdoa

3. mengabsen

4. mengkondisikan siswa kearah suasana pembelajaran yang baik

dengan cara mengatur tempat duduk siswa

Page 33: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

33

5. melakukan apersepsi dengan pertanyaan “Siapa yang pernah melihat

pertunjukan drama?”

B. Kegiatan Inti (± 60 menit)

1. siswa dibagi menjadi 6 kelompok (kelompok asal) setiap kelompok

terdiri dari 4 orang

2. setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik, sedang,

dan kurang

3. setiap siswa memperoleh naskah drama

4. guru menentukan tokoh yang harus diperankan siswa

5. siswa dalam kelompok asal memperoleh peran tokoh yang berbeda

6. siswa mempelajari tokoh yang akan diperankan

7. siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda yang memiliki peran

yang sama setelah mempelajari tokoh yang akan diperankan

berkumpul dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan tokoh yang akan diperankan mereka

8. guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok ahli

9. setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, tiap siswa kembali ke

dalam kelompok asal dan secara bergantian menginformasikan hasil

diskusi dari kelompok ahli kepada teman-teman satu kelompok, dan

siswa yang lainnya memperhatikan dengan seksama

10. siswa dalam kelompok asal melakukan latihan bermain drama

11. tiap kelompok secara bergiliran mementaskan drama di depan kelas

12. siswa yang lain memperhatikan

Page 34: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

34

C. Kegiatan Akhir (± 40 menit)

1. guru melakukan evaluasi

2. guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi

3. guru mengucapkan salam

VIII. Penilaian

a. Prosedur Penilaian : Post tes

b. Bentuk Penilaian : Perbuatan

c. Alat Penilaian : Format Penilaian

Format Penilaian Bermain Drama

No. Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai Jml

Skor Nilai

Tafsiran

Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi L TL

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah

Prosentase

Rata-rata nilai

Keterangan:

Untuk mengisi format penilaian, kolom lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi

diisi dengan membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

Deskriptor

1. Lafal

Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan jelas dan tepat

Page 35: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

35

Skor 2 jika siswa melafalkan kata dengan jelas tapi tidak tepat atau melafalkan

kata tidak jelas tapi tepat

Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan tidak jelas dan tidak tepat

2. Intonasi

Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat

Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat atau intonasi siswa tepat tapi

tidak jelas

Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak tepat

3. Penghayatan

Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

Skor 2 jika penghayatan siswa menyimpang dari karakter tokoh yang

diperankan

Skor 1 jika penghayatan siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang

diperankan

4. Ekspresi

Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

Skor 2 jika ekspresi siswa menyimpang dari karakter tokoh yang diperankan

Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

Nilai akhir = skor perolehan x 10

skor ideal (12)

Prosentase = X/M x 100%

Keterangan: X = Jumlah murid yang benar

M = Jumlah murid seluruhnya

Page 36: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

36

Kriteria Tafsiran

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Kriteria Batas Lulus (PG)

PG = Mean + 0,25 x SB

M = 1 x Si

2

SB = 1 x M

3

Diketahui skor ideal (Si) = 12

M = 1 x 12

2

= 6

SB = 1 x 6

3

= 2

PG = 6 + 0,25 x 2

= 6.5

Keterangan :

PG = Passing Grade (batas lulus)

M = Mean (rata-rata)

SB = Simpangan Baku

Si = Skor Ideal

Jadi siswa dikatakan lulus dalam pembelajaran bermain drama jika nilai yang

diperolehnya ≥ 6.5.

Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran bermain drama maka

jumlah nilai dirata-ratakan. Rumus rata-rata yang digunakan yaitu menurut

Wahyudin, Uyu (2006: 22), dengan rumus:

Page 37: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

37

X = ∑ x

N

Keterangan:

X = Rata-rata

∑ x = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

Page 38: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

38

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Yang diamati : Sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran

Hari / tanggal :

Waktu :

No. Aspek yang Diamati Kemunculan

Ya Tidak

1. Mengkondisikan siswa

2. Mengadakan apersepsi

3. Menyampaikan topik pembelajaran

4. Pembagian kelompok

5. Membagikan naskah drama

6. Menjelaskan pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw dalam bermain drama

7. Membimbing kegiatan siswa

8. Merespon perilaku yang ditimbulkan siswa

9. Hubungan dengan siswa

10. Melakukan penilaian

Jumlah

Prosentase

Paseh,…………..2009

Observer

…………………..

Page 39: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

39

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Yang diamati : Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Hari / tanggal :

Waktu :

No. Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Jml

Skor

Interpretasi Tanggung

jawab Perhatian Kerjasama

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

Paseh,…………..2009

Observer

…………………..

Keterangan:

Kolom aspek tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama diisi dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom skor yang sesuai.

Deskriptor

Tanggung jawab

a. siswa melaksanakan perintah guru

b. siswa mempelajari bagian tugas kelompok yang ditugaskan

Page 40: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

40

c. siswa mengikuti kegiatan kelompok

Perhatian

a. siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru

b. siswa memperhatikan petunjuk guru

c. siswa memperhatikan penjelasan teman

Kerjasama

a. siswa saling memberikan ide dan gagasan dalam kegiatan diskusi kelompok

b. siswa saling membantu kesulitan teman sesama kelompok

c. siswa bekerjasama mempelajari tugas kelompok

Keterangan pengisian skor:

Skor 3 = Apabila semua indikator muncul

Skor 2 = Hanya 2 indikator yang muncul

Skor 1 = Hanya 1 indikator yang muncul

Rentang skala

7 – 9 = Baik (B)

4 – 6 = Cukup (C)

1 – 3 = Kurang (K)

Page 41: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

41

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

Nama guru :

Waktu wawancara :

No. Pertanyaan Ringkasan jawaban

1. Bagaimana menurut Ibu apabila dalam

pembelajaran bermain drama

diterapkan teknik jigsaw?

2. Apakah menurut Ibu pembelajaran

menggunakan teknik jigsaw dapat

memberikan kemudahan dalam

mengajarkan drama kepada siswa?

3. Bagaimana pendapat ibu dengan

pembelajaran yang menggunakan

teknik jigsaw?

Page 42: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

42

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

Nama siswa :

Waktu wawancara :

No. Pertanyaan Ringkasan jawaban

1. Apakah kamu mengetahui tentang

drama?

2. Apakah kamu pernah bermain drama?

3. Apakah pembelajaran bermain drama

menurut kamu menyenangkan?

4. Bagaimana apabila dalam kegiatan

bermain drama, proses pelaksanaan

diskusi kelompoknya menggunakan

teknik jigsaw?

5. Melalui proses diskusi kelompok

dengan teknik jigsaw apakah dapat

membantu kalian dalam bermain

drama?

6. Apakah pembelajaran bermain drama

dengan menggunakan teknik jigsaw

menyenangkan? Apa alasannya?

Page 43: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

43

Lampiran 6

LKS

Nama : ………….

Kelompok : …………

Kelas : ………….

Bacalah naskah drama yang telah dibagikan, kemudian tuliskanlah karakter tokoh

yang akan diperankan. Setelah diketahui karakternya kemudian diskusikan cara

pelafalan, pengintonasian, pengahayatan, dan pengekspresian tokoh sesuai dengan

karakternya.

Nama Tokoh Karakter atau Sifat-sifatnya

………………………………...

………………………………...

………………………………………………

………………………………………………

Page 44: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

44

Lampiran 7

CATATAN LAPANGAN

Hari/tanggal :

Pertemuan ke :

Waktu :

Fokus : Langkah-langkah teknik jigsaw

No. Fokus Deskripsi Proses

Pembelajaran Komentar

1 Siswa membentuk kelompok asal

a. siswa dibagi menjadi 6 kelompok

(kelompok asal) setiap kelompok

terdiri dari 4 orang

b. setiap kelompok terdiri dari siswa

yang berkemampuan baik,

sedang, dan kurang

c. guru membagikan naskah drama

kepada siswa pada masing-

masing kelompok

d. guru menentukan tokoh yang

harus diperankan siswa

e. siswa mempelajari tokoh yang

akan diperankan

f. guru membimbing kegiatan siswa

2. Siswa membentuk kelompok ahli

a. siswa membentuk kelompok ahli

yang beranggotakan siswa yang

Page 45: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

45

memiliki peran yang sama, dalam

kelompok ini siswa mempelajari

dan mendiskusikan mengenai cara

melafalkan, mengintonasikan,

menghayati, dan

mengekspresikan karakter tokoh

yang akan diperankan.

b. siswa berlatih melakukan

pemeranan tanpa membaca teks

dengan masukan-masukan dari

sesama teman dalam kelompok

ahli

c. siswa berlatih secara bergiliran

dan berulang-ulang

3. Siswa kembali ke dalam kelompok

asal

a. siswa menginformasikan hasil

diskusi dalam kelompok ahli

kepada teman-teman satu

kelompoknya

b. siswa melakukan latihan untuk

menciptakan kerjasama kelompok

berdasarkan hasil diskusi dan

masukan-masukan dalam

kelompok ahli

4. Siswa mementaskan drama dalam

kelompok asal

Page 46: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

46

Lampiran 8

Naskah Drama pendek anak-anak dengan judul “Pingsan”

Pingsan

Ibu : Tolong itu, Pak sekalian. Turunkan karung-karung itu ke sini!

Sopir : (Sambil menurunkan barang) Ya Bu, saya angkatkan.

Ibu : Agak cepat, ah!

Sopir : Ya, sabar sedikit. Tak perlu tergesa-gesa.

Ibu : Alah, cepat sedikit! (Beberapa karung selesai diturunkan)

Sopir : Sudah, Bu. Sudah selesai.

Ibu : (Sambil mengambil uang untuk upah) Ini uangnya, ambil. Seperti

biasanya, bukan?

Sopir : Oh, terima kasih. Terima kasih. (Menolak)

Ibu : (Agak kesal dan marah) Apa? Tidak mau terima? Ini kan, seperti

biasanya. Sopir-sopir yang lain mau menerima. Ini sudah biasa.

Tiap pagi saya biasa naik kendaraan, uangnya biasa sekian.

Sopir : Sudah, sudahlah. Terima kasih, terima kasih.

Ibu : Ah, sombongnya sopir ini. Minta tambah, ya! Kurang, bayaran

saya? Uuhh…! Jadi…., kamu tidak mau menerima uang ini?

(Tanpa menjawab sopir itu langsung pergi) Alah, sopir macam

apa itu. Dari Paseh ke sini biasa dibayar sekian. Sombongnya,

tidak mau terima! (Sementara itu, datang seorang pejalan kaki

dan seorang polisi mendekat)

Pejalan kaki : Ada apa, Bu, rebut-ribut dengan sopir tadi?

Page 47: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

47

Ibu : Entah itu! Sopir sombong. Biar sekalian tidak terima uangnya.

Malah kebetulan, saya tidak rugi.

Pejalan kaki : Pembayaran Ibu sudah seperti biasanya?

Ibu : Yaaa, seperti biasa. Artinya, seperti orang lain juga begitu.

Memang sopir yang tadi itu sombongnya minta ampun!

Polisi : (Datang mendekati Ibu) Ada apa ini, kelihatannya terus marah-

marah? Heh, ibu! Apakah Ibu tahu sopir tadi?

Ibu : (Masih marah) Alah, Pak, sopir, ya, sopir. Masak saya harus

berkenalan? dia sopir, habis perkara! Memang sopir tadi agak

aneh!

Polisi : (Sedikit senyum) Nah….., kalau Ibu belum tahu, sekarang saya

beri tahu

Ibu : Siapa dia?

Polisi : Sopir tadi adalah….. Yang terhormat Bapak Don Murdono,

bupati Sumedang

Ibu : (Pejalan kaki terbelalak karena terkejut) Astaga! Alaaah, Bapak

Bupati? Ooooooh h……… (Langsung jatuh pingsan)

Polisi : Bagaimana ini, ayo kita rawat (Polisi dan pejalan kaki sibuk

merawatnya) Kita angkat ke sana yang agak longgar. (Ibu itu

menyesali sikapnya. Ia merasa telah bersikap kurang ajar

terhadap Bapak Bupati).

Dikutip dari buku paket bahasa Indonesia 5 dengan pengubahan.

Page 48: Meningkatkan Kemampuan Bermain Drama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas v Sd Negeri Bongkok Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang

48