MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/23510/1/7101411176.pdf · MAPPING...
-
Upload
nguyenquynh -
Category
Documents
-
view
243 -
download
1
Transcript of MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/23510/1/7101411176.pdf · MAPPING...
i
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI MIND
MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS
HARGA DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1
KERTEK WONOSOBO TAHUN PELAJARAN
2015/2016
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Rizkiani Utami Yusuf
7101411176
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II Penguji III
Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si.
NIP. 197912082006042002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sayasendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapatatau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkankode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan darikarya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yangberlaku.
Semarang, November 2015
Rizkiani Utami Yusuf
NIM 7101411176
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah :6)”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak M. Yusuf
dan Ibu Nur Chasanah, terimakasih untuk
do’a, dukungan, dan limpangan kasih
sayangnya.
2. Guru dan Dosenku, terimakasih dedikasinya.
3. Sahabat-sahabatku, terimakasih semangatnya.
4. Almamater Universitas Negeri Semarang.
vi
PRAKATA
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping (Peta Pikiran)
pada Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016”ini sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam menyusun skripsi ini, penyusun memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan
penelitian.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.
4. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran dengan penuh kesabaran kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
vii
5. Bapak Ibu dosen dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya
selama penulis menempuh pendidikan di Universitas.
6. Heri Pujiyanto, S.Pd., M.Si., Kepala SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo yang
telah memberiakn ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini.
7. Titin Widyawati, S.E., Guru Ekonomi SMA Negeri 1 Kertek Wonosoboyang
telah membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Siswa kelas XI IIS tahun pelajaran 2015/2016SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan data
penelitian ini.
9. Bapak Ibu Guru serta Tata Usaha SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
Semoga atas izin Allah SWT skripsi ini dapat berguna sebagaimana
mestinya.
Semarang, November 2015
Penyusun
viii
SARI
Yusuf, Rizkiani Utami. 2015. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping (Pete
Konsep) pada Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Problem Based Learning (PBL), strategi mind
mapping, Indeks Harga dan Inflasi
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1
Kertek Wonosobo pada materi indeks harga dan inflasi menunjukkan masih
banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa
materi indeks harga dan inflasi perlu inovasi model dan strategi pembelajaran agar
siswa lebih mudah memahami materi. Harapannya dalam proses KBM siswa
berperan aktif, memahami materi yang diajarkan dan saat evaluasi siswa
memperoleh hasil belajar diatas KKM. Model Problem Based Learning (PBL)
dengan Strategi Mind Mapping menjadi salah satu model dan strategi
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui: penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) dengan Strategi Mind Mapping dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi
dan hasil belajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pola pretest-
posttest group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IIS di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri
dari 3 kelas sebanyak 70 siswa. Sampel penelitian dipilih secara random yang
kemudian diperoleh kelas XI IIS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 2 sebagai
kelas kontrol.Metode pengumpulan data yaitu dengan tes dan observasi. Pengujian
H1 yaitu menggunakan uji paired sample t-test dan H2 menggunakan uji
independent sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah
perlakuan dengan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind
Mapping dilihat dari rata-rata nilai pre-test yaitu 55,30 dan post-test sebesar
80,35 pada kelas eksperimen. Selain itu juga menunjukkan adanya perbedaan
hasil rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 80,35 lebih tinggi
dibandingkan post-test kelas kontrol sebesar 74,88.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Problem
Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping dapat meningkatkan hasil
belajar siswa materi indeks harga dan inflasi. Kelas eksperimen yang mendapat
pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi
Mind Mapping memperoleh hasil belajar lebih tinggi daripada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
.
ix
ABSTRACT
Yusuf, Rizkiani Utami. 2015. “Improving the Students’ learning result by using
Problem Based Learning (PBL) Model with Mind Mapping Strategy on the price
index and inflation materials in XI IIS class in SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
in the Academic Year of 2015/2016”. Bachelor of Accounting
Education.Semarang State University. Advisor: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.
Keytwords: Learning Results, Problem Based Learning (PBL) Model, Mind
Mapping Strategy, Price Index and Inflation,
The achievement of learning process in school can be seen from the result
of the students. the students’ result of XI IIS in SMA Negeri 1 Kretek Wonosobo
on price index and inflation materials showed that there are still many students
who have not reach the KKM score yet. It makes an indication that the price
index and inflation materials need to be inovated the model and the learning
strategies in order to make the students become more understand with the
materials. It is expected that the students are active in learning teaching process,
understand the material which is explained, and the students’ results are in above
KKM score. The Problem Based Learning Model (PBL) and Mind Mapping
Strategy are one of models and the learning strategies that is expected can on
improving the students’ learning results. The objective of the study is to improve
economic learning result and the results are higher compared by using the
conventional model.
This study uses quasi experiment method with pretest-posttest group
design pola. The population of this study is all students of XI IIS in SMA Negeri
1 Kertek Wonosobo in the Academic Year of 2015/2016, those are 70 students in
3 class. The sample of the study is chosen randomly then got XI IIS 3 class as the
expreimental calsas and XI IIS2 as the control class. The procedures of collecting
the data by using test and observation. H1 examination used paried sample t-test
and H2 used independent sample t-test.
The result of the study shows that there is improvement on the learning
result after used the treatment of Problem Based Learning (PBL) Model with
Mind Mapping Strategy that is seen from the pretest score is about 55,30 and the
post test score is about 80,35 on experimental class. Meanwhile, it also shows that
there is a differentiation on the post test average score of experimental class that is
80,35 higher than the post test of control class, that is 74,88.
Based on the result of the study can be concluded that Problem Based
Learning Model with Mind Mapping Strategy can improve the students’ learning
result on price index and inflation materials. The eperimental class that learnt the
Problem Based Learning (PBL) Model with Mind Mapping Strategy got higher
score than the control class which used convensional learning model.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA............ ....................................................................................... vi
SARI....................... ...................................................................................... viii
ABSTRACT ...... .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ................................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Tentang Hasil Belajar ........................................................... 11
2.1.1. Tinjauan Tentang Belajar .......................................................... 11
a. Pengertian Belajar ................................................................. 11
b. Teori Belajar .......................................................................... 12
c. Prinsip Belajar ........................................................................ 19
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................ 22
e. Tujuan Belajar ........................................................................ 29
xi
2.1.2.Hasil Belajar .............................................................................. 30
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 30
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi hasil Belajar ................. 32
2.2 Model Problem Based Learning (PBL) ............................................... 33
2.2.1. Model Pembelajaran .................................................................. 33
a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 33
b. Macam-macam Model Pembelajaran ..................................... 33
2.2.2. Model Problem Based Learning (PBL) ..................................... 35
a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) ............... 35
b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) ....................... 36
c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) ................ 38
d. Manfaat Model Problem Based Learning (PBL) .................. 40
e. Keuntungan dan Kelemahan Model Problem Based Learning
(PBL) ...................................................................................... 41
2.3 Strategi Mind Mapping ........................................................................ 43
2.3.1. Mind Mapping ........................................................................... 43
a. Pengertian Mind Mapping ...................................................... 43
b. Langkah dalam Membuat Mind Mapping .............................. 44
c. Keuntungan dan Kelemahan Mind Mapping ......................... 45
2.3.2. Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind
Mapping ..................................................................................... 45
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 46
2.5 Kerangka Pikir Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ....................... 54
2.5.1. Kerangka Pikir Teoritis ............................................................. 54
2.5.2. Pengembangan Hipotesis ........................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 57
3.2 Populasi, Sampel, danTeknik Pengambilan Sampel............................ 58
3.2.1 Populasi .................................................................................... 58
3.2.1.1 Uji Normalitas Data Populasi .................................... 59
3.2.1.2 Uji Homogenitas Data Populasi................................. 60
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 61
xii
3.3 Variabel penelitian ............................................................................... 62
3.4 Sumber Data ........................................................................................ 62
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 63
3.6 Metode Pengumpulan Data.................................................................. 64
3.6.1 Metode Dokumentasi ............................................................... 64
3.6.2 Metode Tes ............................................................................. 64
3.6.3 Metode Observasi .................................................................... 65
3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 68
3.7.1 Kelas Eksperimen .................................................................... 68
3.7.2 Kelas Kontrol ........................................................................... 69
3.8 Metode Analisis Instrumen Tes ........................................................... 70
3.8.1 Uji Validitas Butir Soal ............................................................ 70
3.8.2 Uji Reliabilitas Soal ................................................................. 72
3.8.3 Tingkat Kesukaran Soal ........................................................... 73
3.8.4 Daya Pembeda Soal ................................................................. 74
3.9 Metode Analisis Data .......................................................................... 75
3.9.1 Analisis Data Deskriptif ........................................................... 75
3.9.2 Analisis Data Awal (Pre-test) .................................................. 76
1. Uji Normalitas .................................................................... 76
2. Uji Homogenitas ................................................................ 77
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata .............................................. 77
3.9.3 Analisis Data Akhir (Post-test) ................................................ 77
1. Uji Normalitas ..................................................................... 78
2. Uji Homogenitas ................................................................ 78
3. Uji Hipotesis 1 .................................................................... 78
4. Uji Hipotesis 2 .................................................................... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 81
4.1.1 Hasil Deskriptif Penelitian ....................................................... 81
4.1.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 81
4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................... 83
xiii
4.1.1.3. Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 84
a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .. 84
b. Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas Kontrol.......... 87
4.1.1.4. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ............... 90
a. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas
Eksperimen ................................................................ 90
b. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas
Kontrol ...................................................................... 96
4.1.1.5. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test ........................ 103
a. Analisis Data Hasi Belajar Sebelum Perlakuan
(Hasil Pre-Tets) ......................................................... 103
b. Analisis Data Hasil Belajar Sesudah Perlakuan
(Hasil Post-Test) ....................................................... 104
4.1.1.6. Deskripsi Efek Eksperimen ........................................ 105
4.1.2 Hasil Analisis Data Awal ......................................................... 106
4.1.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 106
4.1.2.2 Uji Homogenitas ........................................................ 107
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ..................................... 107
4.1.3 Hasil Analisis Data Akhir ........................................................ 108
4.1.3.1 Uji Normalitas ........................................................... 109
4.1.3.2 Uji Homegenitas ........................................................ 109
4.1.3.3 Uji Hipotesis 1 ........................................................... 110
4.1.3.4 Uji Hipotesis 2 ........................................................... 111
4.1.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ............................................. 113
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 114
4.2.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ..................................... 114
4.2.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .................................................................... 116
xiv
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 121
5.1 Simpulan .............................................................................................. 121
5.2 Saran......... ........................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 123
LAMPIRAN ................................................................................................. 125
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Ekonomi Materi Indeks Harga
dan Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
Tahun Pelajaran 2014/2015 ........................................................ 3
Tabel 2.1. Perbandingan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode
Lain ............................................................................................ 37
Tabel 2.2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ....................................... 47
Tabel 3.1. Pre Test-Post Test Control Group Desain ................................. 57
Tabel 3.2. Jumlah Siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
Tahun Pelajaran 2015/2016 ........................................................ 58
Tabel 3.3. Hasil Uji Normalitas Data Populasi ........................................... 59
Tabel 3.4. Hasil Uji Homegenitas Data Populasi ........................................ 60
Tabel 3.5. Kriteria Aktivitas Siswa ............................................................. 67
Tabel 3.6. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................ 67
Tabel 3.7. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ....................... 67
Tabel 3.8. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ...................................... 71
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 72
Tabel 3.10. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ...................... 73
Tabel 3.11. Kriteria Soal Berdasarkan Daya Beda ........................................ 75
Tabel 3.13. Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ............................. 75
Tabel 4.1. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................. 91
Tabel 4.2. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ........... 92
Tabel 4.3. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua .............. 93
Tabel 4.4. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga.............. 94
Tabel 4.5. Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Keempat ......... 95
Tabel 4.6. Aspek Penilaian Aktivitas Kelas Kontrol .................................. 96
xvi
Tabel 4.7. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ................. 96
Tabel 4.8. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ................... 98
Tabel 4.9. Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ketiga ................... 99
Tabel 4.10.Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Keempat ................ 100
Tabel 4.11.Hasil Penilaian Aktivitas Siswa ................................................. 101
Tabel 4.12.Deskripsi Hasil Pre-test .............................................................. 103
Tabel 4.13.Deskripsi Hasil Post-test ............................................................. 104
Tabel 4.14. Deskripsi Efek Eksperimen ........................................................ 105
Tabel 4.15. Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test ......................................... 106
Tabel 4.16. Uji Normalitas Data Awal .......................................................... 106
Tabel 4.17. Uji Homogenitas Data Awal ...................................................... 107
Tabel 4.18. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ...................................................... 108
Tabel 4.19. Uji Normalitas Data Akhir ......................................................... 109
Tabel 4.20. Uji Homogenitas Data Akhir...................................................... 109
Tabel 4.21. Uji Hipotesis 1 ............................................................................ 111
Tabel 4.22. Uji Hipotesis 2 ............................................................................ 112
Tabel 4.23.Peningkatan Hasil Belajar ........................................................... 113
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir ...................................................... 55
Gambar 4.1. Peningkatan Hasil Belajar ..................................................... 113
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara .................................................................. 125
Lampiran 2 Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Indeks Harga dan
Inflasi Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Tahun Pelajaran
2014/2015 .............................................................................. 128
Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Mendeskripsikan Bank,
LKBB, Bank Sentral dan OJK Kelas XI IIS SMA Negeri 1
Kertek Tahun Pelajaran 2014/2015 ....................................... 131
Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal Kelas XII IIS SMA
Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2015/2016 ...... 134
Lampiran 5 Daftar Nama Partisipan Kelas Eksperimen ........................... 135
Lampiran 6 Daftar Nama Partisipan Kelas Kontrol .................................. 136
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Uji Coba .......................................................... 137
Lampiran 8 Soal Uji Coba ........................................................................ 139
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................... 152
Lampiran 10 Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba .................................. 153
Lampiran 11 Analisis Tingakat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ................ 157
Lampiran 12 Analisis Daya Pembeda butir Soal Uji Coba ......................... 160
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Pre-test............................................................ 163
Lampiran 14 Soal Pre-test .......................................................................... 165
Lampiran 15 Kunci Jawaban Soal Pre-test ................................................. 174
Lampiran 16 Daftar Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ................................ 175
Lampiran 17 Daftar Nilai Pre-test Kelas Kontrol ....................................... 176
Lampiran 18 Uji Normalitas Data Awal ..................................................... 177
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data Awal ................................................. 178
Lampiran 20 Uji Kesamaan Dua Rata-rata .................................................. 179
Lampiran 21 Silabus Mata Pelajaran Ekonomi (Peminatan) ...................... 180
xix
Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen........ 199
Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .............. 218
Lampiran 24 Contoh Kasus Inflasi ............................................................. 237
Lampiran 25 Kunci Jawaban Kasus Inflasi menggunakan
Mand Mapping ..................................................................... 240
Lampiran 26 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ...... 241
Lampiran 27 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ............ 253
Lampiran 28 Kisi-kisi Soal Post-test .......................................................... 265
Lampiran 29 Soal Post-test ......................................................................... 267
Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Post-test ............................................... 275
Lampiran 31 Daftar Nilai Post-test Kelas Eksperimen ............................... 276
Lampiran 32 Daftar Nilai Post-test Kelas Kontrol ..................................... 277
Lampiran 33 Uji Normalitas Data Akhir .................................................... 278
Lampiran 34 Uji Homogenitas Data Akhir ................................................. 279
Lampiran 35 Uji Hipotesis 1 ....................................................................... 280
Lampiran 36 Uji Hipotesis 2 ....................................................................... 281
Lampiran 37 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ...................... 282
Lampiran 38 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 2...................... 283
Lampiran 39 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 3 ...................... 285
Lampiran 40 Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 4 ...................... 286
Lampiran 41 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 1 .............................. 287
Lampiran 42 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 2 .............................. 288
Lampiran 43 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 3 .............................. 289
Lampiran 44 Dokumentasi kelas Kontrol Pertemuan 4 .............................. 290
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia yang tidak bisa dielak.
Dengan adanya pendidikan bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi sumber daya manusia (SDM). Melalui kegiatan pengajaran siswa dapat
mengembangkan dirinya secara optimal, yaitu mengembangkan semua potensi
siswa, kecakapan serta karakteristik pribadinya ke arah positif sehingga
menghasilkan generasi yang lebih baik.
Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Untuk mencapai tujuan dari pendidikan maka perlu kualitas dan mutu
pendidikan yang baik. Pada nyatanya kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia
masih rendah, rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain keterbatasan dana, ketersediaan sarana dan prasarana dalam
aktivitas pembelajaran. Kualitas dan mutu pendidikan terkait erat dengan aktivitas
pembelajaran. Pembelajaran atau pengajaran menurut Briggs dalam Anni
(2011:191), pembelajaran ialah seperangkat peristiwa (events) yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan. Menurut Sani (2013:40), pembelajaran yaitu
2
penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri
peserta didik. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi anatara guru dengan
siswa. Interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan sesama siswa akan
berdampak positif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan mutu
pendidikan. Pengukuran pencapaian kualitas dan mutu pendidikan dituangkan
dalam prestasi belajar. kemudian prestasi belajar diwujudkan dalam prestasi
akademik yang diukur melalui hasil belajar.
Menurut Anni (2011:85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Pada dunia
pendidikan hasil belajar sangat penting karena sebagai indikator keberhasilan
tujuan yang telah direncankan pada kegiatan belajar. Hasil belajar bukan hanya
sebagai indikator keberhasilan guru menyampaikan materi kepada siswa
melainkan sebagai pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran serta sebagai penentu siswa-siswi yang
telah mencapai ketuntasan minimal dan berhak melanjutkan ke materi berikutnya.
Ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan sumber daya yang ada
melalui berbagai pilihan dan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Pembelajaran Ekonomi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang
inovatif, dimana yang dapat meningkatkan penguasaan materi, sekaligus dapat
meningkatkan kreativitas siswa. Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan
dan yang melaksanakan belajar. Belajar yang di lakukan di sekolah tidak semata-
3
mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi siswa yang bersangkutan,
melainkan juga lingkungan, terutama guru yang profesional. Di dalam proses
pembelajaran guru dan siswa merupakan faktor utama.
Berdasarkan observasi awal di SMA N 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran
2014/2015 melalui wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS
ibu Titin Widyawati,S.E mengatakan bahwa siswa kurang tertarik terhadap mata
pelajaran ekonomi, sehingga hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
juga kurang.
Salah satu permasalahan dalam pembelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA N
1 Kertek Wonosobo ialah pada materi indekas harga dan inflasi yang merupakan
materi sulit dicerna oleh siswa. Contoh kasus siswa kurang mampu menghitung
indeks harga dengan menggunakan metode laspeyres dan paasche. Dapat dilihat
dari hasil belajar kognitif siswa berupa nilai ulangan harian sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Nilai Ulangan Harian Ekonomi Materi Indeks Harga dan Inflasi Kelas XI
IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2014/2015
No Kelas Jumlah
Siswa
KKM Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 XI IIS 1 21 75 8 38,09% 13 61,90%
2 XI IIS 2 22 75 9 40.90% 13 59,09%
3 XI IIS 3 21 75 11 52,38% 10 47,62%
Jumlah 64 28 43,75% 36 56,25%
Sumber: Data nilai ulangan harian materi indeks harga dan inflasi SMA Negeri 1
Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2014/2015. (Lampiran 2)
Tabel diatas dengan standar nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah 75
menunjukan bahwa 43,74% siswa telah mencapai KKM dan 56,25% siswa belum
memenuhi KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran
4
belum maksimal karena jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas atau sama
dengan KKM masih kurang dari 75%. Mulyasa (2009:256) menyatakan bahwa
pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial
serta menunjukkan semangat yang besar dan rasa percaya diri. Jadi suatu proses
pembelajaran harus melibatkan sebagian siswanya untuk berperan aktif agar
mencapai perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Hasil observasi awal juga menunjukkan bahwa rendahnya nilai ulangan
harian siswa SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo pada materi indeks harga dan
inflasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari diri siswa ditunjukan
pada kemampuan memahami materi, daya ingat dan kemampuan berhitung siswa
rendah atau kurang. Selain faktor tersebut ditinjau dari model pembelajaran yang
digunakan oleh guru, guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional,
sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. (Lampiran 1)
Atas dasar permasalahan diatas, maka penelitian ini berupaya untuk
mengulas permasalahan mengenai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi pokok indeks harga dan inflasi yang memiliki karakteristik analistik
dan aplikatif. Materi ini tidak hanya mempelajarai teori, yang terpenting adalah
bagaimana siswa dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi ini
yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa melalui model pembelajaran yang sesuai.
Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam teoritis tapi
juga harus memiliki kemampuan praktis, maka diperlukan model pembelajaran
5
yang tepat supaya berbagai permasalah tersebut bisa diatasi. Model pembelajaran
yang digunakan hendaknya yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif, siswa
mampu memahami materi, daya ingat dan kemampuan berhitung siswa
meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Adapun model
pembelajaran tersebut adalah model problem based learning (PBL). Karena
dengan model problem based learning (PBL) mendorong siswa untuk aktif, lebih
memahami materi serta meningkatkan kemampuan berhitung melalui
penyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata yang berkaitan dengan materi
indeks harga dan inflasi. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yaitu menurut
Arnyana dalam Sudarman, dkk (2013:3) “problem based learning (PBL) adalah
pembelajaran yang dirancang berdasarkan masalah-masalah real kehidupan yang
bersifat tidak terstruktur, terbuka, dan mendua”. Menurut Dewey dalam
Sudarman, dkk (2013:3) “problem based learning (PBL) yaitu interaksi stimulus
dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”.
Sedangkan menurut Nurhadi dalam Sulistyani dan Harnanik (2014:491) “problem
based learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir
kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa keuntungan menggunakan model problem based learning (PBL) yaitu
pengetahuan benar-benar diserap oleh siswa dengan baik karena siswa terlibat
pada kegiatan belajar, melatih kerja sama anatara siswa dengan siswa, dapat
memecahkan masalah dari beberapa sumber, sehingga dapat meningkatkan hasil
6
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari jurnal yang menyatakan model ini dapat
meningkatkan hasil belajar adalah Annisa Rahma Yulyana dan Kardoyo (2014)
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Perubahan Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing serta Hasil Belajar Melalui Model Problem
Based Learning Siswa SMA Al-Irsyad Tegal (Study pada Kelas XI IPS 3 Tahun
Ajaran 2013/2014)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model problem based
learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata siklus I
75,6 dengan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu 70% dan pada siklus II rata-
rata kelas meningkat menjadi 79,23 dan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu
sebesar 87% pada kelas XI IPS 3 SMA Al-Irsyad Tegal.
Dalam penelitian ini untuk meningkatkan daya ingat siswa model
pembelajaran problem based learning (PBL) dikolaborasikan dengan strategi
pembelajaran, strategi yang digunakan yaitu yang bisa meningkatkan daya ingat
siswa. Menurut Sani (2013:89), model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori
dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu, terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode,
ketrampilan, dan aktivitas peserta didik. Sedangkan pengertian strategi
pembelajaran atau mengajar menurut beberapa ahli yaitu, menurut Sudjana
(2014:147) “strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana
mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variable pengajaran
(tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Menurut Gropper dalam Hamdani
7
(2011:19), “strategi belajar mengajar merupakan pemilihan jenis latihan tertentu
yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai”.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahawa model
pembelajaran dengan strategi pembelajaran saling berkaitan. Di dalam model
pembelajaran terdapat strategi pembelajaran. Pada penelitian ini model
pembelajaran yang digunakan ialah model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping.
Menurut Andri Saleh dalam Maisyarah (2013), “mind map adalah diagram
yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama
dalam materi pelajaran”. Menurut De Porter dan Readon dalam Sridewita dan
Syamsul Amar (2014:6), “mind mapping adalah model yang efektif untuk
membantu siswa mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman
terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan
baru”. Dan menurut Sridewita dan Syamsul Amar (2014:6), “mind mapping
adalah teknik berupa skema atau gambar untuk mencurahkan segala yang kita
fikirkan atau yang ada di otak kita”. Penggunakan mapping sebagai strategi
pembelajaran dalam penelitian ini cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat diliahat dari jurnal Nina Mahardani dan Widiyanto (2014) dengan
judul “ Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Antara Model Think-Pair-Share dan
Model Concept Mapping pada Siswa SMA 1 Nguter Sukoharjo”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model concept mapping lebih efektif meningkatkan hasil
belajar dibandingkan dengan model Think-Pair-Share pada kelas X SMA Nguter
Sukoharjo dengan signifikansi 5%.
8
Jadi model pembelajaran dalam penelitian ini yaitu menggunakan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping pada materi indeks
harga dan inflasi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar, karena
pada materi ini siswa akan diberikan beberapa masalah yang terkait dengan indeks
harga dan inflasi, kemudian memecahkan masalah tersebut dengan cara membuat
mind map.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti berkeinginan untuk memberikaan
variasi model pembelajaran serta mengadakan penelitian eksperimen yang
berjudul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI
MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA MATERI INDEKS HARGA
DAN INFLASI KELAS XI IIS SMA NEGERI 1 KERTEK WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar siswa
materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek,
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016?
2. Apakah model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan strategi
mind mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional pada materi indeks harga dan inflasi
9
siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran
2015/2016?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bahwa menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar
siswa materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1
Kertek, Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui bahwa menggunakan model pembelajaran problem based
learning (PBL) dengan strategi mind mapping lebih meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada
materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bukti empirik dalam dunia
pendidikan mengenai penerapan model pembelajaran problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping meningkatkan hasil belajar ekonomi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian yang akan peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi guru, penerapan model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
10
pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat serta
sebagai evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya.
2. Bagi sekolah, memberikan masukan kepada sekolah sebagai bahan
evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi peneliti, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman sebagai
calon guru dapat berusaha sejak sekarang untuk belajar menerapkan
model atau metode pembelajaran yang tepat.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
2.1.1. Tinjauan Tentang Belajar
a. Pengertian Belajar
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian belajar.
Menurut Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Anni (2011:82), belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segela sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Menurut Sani (2013:40), belajar
merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi
perubahan tingkah laku. Menurut Sudjana (2014:28), belajar adalah proses yang
aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara
tentang bagaimana mengubah tingkah laku seseorang.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses atau usaha individu untuk berinteraksi terhadap lingkungan yang
yang diarahkan kepada tujuan dan mengakibatkan perubahan perilaku. Perubahan
atau perkembangan kearah yang lebih baik merupakan dasar dari belajar.
12
b. Teori Belajar
Banyak teori belajar yang digunakan para guru untuk berbagai keperluan
belajar dan proses pembelajaran, membantu guru untuk memahami bagaiman
peserta didik belajar. Beberapa ahli yang mengembangkan teori belajar menurut
Sani (2013:4-38) adalah sebagai berikut:
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini menjelaskan bahwa belajar adalah
perubahan perilaku yang diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Pembelajaran
dilakukan dengan member stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan
respons yang tepat seperti yang diinginkan. Hubungan stimulus dan respons jika
diulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Respons atau perilaku tertentu diperoleh
menggunkan metode pelatihan atau pembiasaan. Jika peserta menemui masalah
atau kesulitan, guru dapat menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial
and error) sampai memperoleh hasil.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Menurut teori kognitivisme, pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan
indra siswa agar memperoleh pemahaman. Pengaktifan indra dapat dilaksanakan
dengan menggunakan media atau alat bantu melalui berbagai metode. Pendidikan
menurut teori kognitif adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan menghasilkan individu atau peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
dihadapi.
13
2) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik.
3) Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya.
5) Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
pada diri peserta didik.
Menurut teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati).
Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini yaitu:
1) Teori Perkembangan Kognitif
Menurut teori perkembangan kognitif atau teori piaget, pengetahuan
dibentuk berdasarkan interaksi antara individu dengan lingkunangan,
informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari
lingkungan. Contoh aplikasi teori piaget dalam pembelajaran adalah:
a. Menentukan tujuan intruksional.
b. Memilih materi pelajaran.
c. Menentukan topik yang dapat dipelajari secara aktif oleh peserta didik
(bimbingan minimum oleh guru).
14
d. Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan
dipelajari oleh pserta didik.
e. Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang memacu kreatifitas peserta
didik untuk berdiskusi atau bertanya.
f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
2) Teori Bruner
Jerome Bruner mengembangkan teori perkembangan mental, yang
mendeskripsikan bahwa terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara
mengatur materi pelajaran. Contoh aplikasi teori bruner dalam proses belajar
mengajar adalah:
a. Menentukan tujuan-tujuan intruksional.
b. Memilih materi pelajaran.
c. Menentukan topic yang akan dipelajari secara induktif oleh peserta
didik.
d. Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.
e. Mengatur topik-topik pembelajaran mualai dari yang kongkret ke
abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dan dari tahap enaktif,
ikonik ke simbolik.
f. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
3) Teori Ausubel
David Ausubel mengembangkan teori belajar bermakna dengan
menjelaskan bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan
ajar dirasakan bermakna bagi peserta didik. Bahan ajar untuk belajar
15
bermakna harus sesuai dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta
memuat keterkaitan seluruh bahan. Oleh karena itu, dibutuhkan “peta
konsep”, yaitu bagan atau struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara
terpadu dan terorganisasi baik secara hierarkis dan distributif. Contoh
aplikasi teori ausubel dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Menentukan tujuan intruksional.
b. Mengukur kesiapan peserta didik.
c. Memilih materi pelajaran.
d. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik.
e. Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari.
f. Menggunakan advance organizer dengan cara membuat rangkuman.
g. Memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep dan prinsip
dengan fokus pada hubungan anatara konsep yang ada.
h. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
4) Teori Gagne
Menurut teori ini, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian dioalah sehingga, menghasilkan luaran dalam
bentuk hasil belajar. Hasil belajar berupa kecakapan atau kemampuan
manusia yang terdiri atas informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi
kognitif, sikap (afektif), dan kecakapan motorik. Pemrosesan informasi
mengacu pada cara-cara orang menangani rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep dan
memecahkan masalah dengan menggunakan lambing atau simbol-simbol
16
baik verbal maupun nonverbal. Penerapan teori ini dalam pemebelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Jangan terlalu cepat dalam menyampaikan informasi yang berbeda,
dibutuhkan agar informasi yang pertama tidak terdesak oleh informasi
berikutnya.
b. Jangan terlalu banyak ide yang diberikan dalam satu kali penyampaian,
kecuali jika telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang.
c. Dibutuhkan memberikan waktu atau kesempatan berfikir pada peserta
didik ketika harus menjawab pertanyaan.
3. Teori Belajar Humanistik
Teori ini menganggap bahwa keberhasilan keberhasilan belajar terjadi jika
peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatannya.
Prinsip-prinsip belajar humanistik adalah sebagai berikut:
1. Manusia mempunyai cara belajar alami.
2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan
mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenai diri peserta
didik.
4. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
17
5. Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses
belajar. Belajar yang melibatkan peserta didik dapat member hasil yang
mendalam.
6. Kepercayaan pada diri peserta didik pada peserta didik ditumbuhkan
dengan membiasakan untuk mawas diri.
7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
4. Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori ini proses belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi
yang dipelajari. Cara belajar secara sibernetik terjadi jika peserta didik mengolah
informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi
tersebut. Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Landa, yang menggunakan
model pendekatan berpikir algoritmik dan heuristic. Proses berpikir algoritmik
adalah proses berpikir yang sistematis, secara bertahap, konvergen, dan linier
menuju ke satu sasaran atau tujuan tertentu. Sedangkan proses berpikir heuristic
adalah cara berpikir divergen, menuju beberapa sasaran atau tujuan sekaligus,
contohnya penerapan pembelajaran menggunakan proses berpikir heuristic adalah
penemuan cara memecahkan masalah menggunakn metode problem solving.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menerapkan teori belajar
kognitivisme dan dikembangkan lagi yaitu teori ausubel, menurut teori
kognitivisme dalam Sani (2013:10), pendidikan adalah:
1. Pendidikan menghasilkan individu atau peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
dihadapi.
18
2. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik.
3. Latihan memecahkan masalah sering kali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya.
5. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi
pengetahuan pada diri peserta didik.
Dan menurut teori ausuble yang dikembangkan oleh David Ausubel dalam
Sani (2013:15), mengembangkan teori belajar bermakna dengan menjelaskan
bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan
bermakna bagi peserta didik. Bahan ajar untuk belajar bermakna harus sesuai
dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta memuat keterkaitan seluruh
bahan. Oleh karena itu, dibutuhkan “peta konsep”, yaitu bagan atau struktur
tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu dan terorganisasi baik secara
hierarkis dan distributif.
Sesuai dengan teori ausubel dan pengertian pendidikan menurut teori
kognitivisme tersebut siswa diajak untuk belajar dengan diberi latihan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan indeks harga dan inflasi sesering
kali dilakukan belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan
sehari-hari melalui model problem based learning (PBL) dengan cara membuat
19
peta konsep supaya pembelajaran lebih bermakna. Diharapkan hasil belajar siswa
meningkat apabila siswa diberikan contoh masalah sehari-hari yang ada pada
kehidupan nyata kemudian dipecahkan dengan membuat peta konsep.
c. Prinsip Belajar
Menurut Gagne dalam anni (2011:95-96), prinsip yang dikembangkan yaitu:
1. Prinsip Keterdekatan (contiguity) menyatakan bahwa situasi stimulus yang
hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin
waktunya dengan respon yang diinginkan.
2. Prinsip Pengulangan (repetition) menyatakan bahwa situasi stimulus dan
responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki
dan meningkatkan retensi belajar.
3. Prinsip Penguatan (reinforcement) menyatakan bahwa belajar sesuatu yang
baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil
yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya
untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai
memperoleh penguatan.
Gagne di samping mengakui pentingnya ketiga prinsip tersebut, dan ke tiga
perinsip itu dipandang sebagai kondisi eksternal yang mempengaruhi belajar, juga
mengusulkan tiga perinsip lain yang mrnjadi kondisi internal yang harus ada pada
diri pembelajar. Ketiga prinsip itu harus dimiliki oleh pembelajar sebelum
melakukan kegiatan belajar baru. Ketiga prinsip itu adalah :
1. Informasi Faktual (factual information). Informasi ini dapat diperoleh melalui
tiga cara, yaitu: dikomunikasikan kepada pembelajar, dipelajari oleh
20
pembelajar sebelum memulai belajar baru, dan dilacak dari memori, karena
informasi itu telah dipelajari dan disimpan didalm memori selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
2. Kemahiran Intelektual (intellectual skill). Pembelajaran harus memiliki
berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan
symbol-simbol bahasa dan lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru. Pertama,
mungkin ada stimulasi untuk mengingat kemahiran intelektual itu dengan
bantuan beberapa petunjuk verbal. Perlu diketahui bahwa kemahiran
intelektual tidak dapat disajikan melalui petunjuk lisan atau petunjuk tertulis
yang disampaikan oleh pendidik. Kemahiran intelektual harus telah dipelajari
sebelumnya agar dapat digunakan atau diingat ketika diperlukan.
3. Strategi (strategy). Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi
bejar dan mengingat. Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk
menghadirkan stimulus yang kompleks; memilih dan membuat kode bagian-
bagian stimulus; memecahkan masalah; dan melacak kembali informasi yang
telah dipelajari.
Sedangkan menurut Slameto (2010:27-28) dengan mempelajari uraian-
uraian yang terdahulu, maka calon guru atau pembimbung seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setipa siswa secara
individual. Susunan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
21
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunangannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu pross kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang
diharapkan.
3. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
22
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4. Syarat keberhasilan belajar
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam melakukan belajar yang efektif tidak lepas dari kondisi-kondisi yang
mempengaruhi belajar semakin baik kondisi siswa maka baik pula dalam proses
pembelajaran. Sebab siswa merupakan objek belajar dimana siswa dituntut untuk
lebih aktif dibandingkan para pendidik. Maka perlu adanya kondisi yang sangat
mendukung proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
menurut Slameto (2010:54-72) :
1. Faktor intern
a. Faktor jasmaniah
Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah kesehatan dan cacat
tubuh. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya.
Ketika kesehatan nya memburuk maka proses belajarnya juga akan
terganggu. Demikian pula dengasn cacat tubuh, siswa yang memilki
cacat tubuh akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.
23
b. Faktor psikologis
Yang tergolong dalam faktor psikologis antara lain :
a) Intelegensi adalah faktor kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui hasil dan mempelajari dengan cepat
b) Perhatian yaitu keaktifan jiwa atau sekumpulan obyek dalam hal ini
proses belajar
c) Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikandan
mengenang beberaoa kegiatan
d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar
e) Motif yaitu yang menjadi penyebab berbuat
f) Kematangan yaitu kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi
dalam belajar
g) Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau bereaksi.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani
dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh
dan kecenderungan untuk membaringkan tubuh/ kondisi tubuh lemah dan
kurang semangat. Hal ini terjadi karena kekacauan substansi sisa
pembakaran dalam tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat adanya kelesuan
dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk sesuatu menjadi
24
hilang. Dari hal di atas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu
mempengaruhi belajar.
2. Faktor ekstern
a. Faktor keluarga
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anak, demikian juga relasi antara anak dan anggota keluarganya yang
lain bila tercipta kondisi yang dinamis akan berpengaruh baik dengan
kondisi belajar anak dan sebaliknya, kemudian suasana rumah terkait
dengan kejadian yang sering terjadi didalam keluarga di mana anak
berada dan belajar, serta keadaan ekonomi keluarga yaitu terkait
pemenuhan kebutuhan pokok dan fasilitas belajar anak apakah sudah
terpenuhi.
b) Relasi antar anggota keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan
relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengetian dan kasih sayang, disertai
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan
belajar anak sendiri.
c) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.
Suasana rumah yang gaduh/ramai, semrawut tidak akan memberi
25
ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang,
ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga
atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah,
suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis,
buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika
keluarga mempunyai uang yang cukup. Jika anak hidup dalam keluarga
miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan
anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu.
e) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-
kadang anak lemah semangat orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan anak yang
dialami disekolah.
f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat kependidikan dalam keluarga atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak disekolah. Perlu ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
26
b. Faktor Sekolah, yang mempengaruhi belajar ini mencakup :
a) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat
menerima pelajaran dengan baik
b) Relasi guru dengan siswa.
Cara belajar siswa dipengaruhi relasi dengan gurunya, guru yang
kurang interaksi dengan siswa menyebabkan siswa enggan
berpartisipasi aktif dalam belajar. Menciptakan relasi yang baik antara
siswa perlu agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar
siswa.
c) Relasi siswa dengan siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenagkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang
mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari
kelompok.akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu
belajarnya.
d) Disiplin sekolah
Agar siswa lebih maju, harus disiplin dalam belajar di sekolah dan di
rumah yang dicontohkan oleh guru dan staf.
e) Alat pelajaran
27
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
f) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah
juga mempengruhi belajar siswa.jika terjadi siswa masuk di sore hari,
sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus
beristirahat tapi terpakasa masuk sekolah, sehingga mereka
mendengarkan pelajaran dengan mengantuk dansebagainya.
g) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang
mampu dan takut kepada guru.
h) Keadaan gedung
Dengan jumah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka
menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas.
i) Metode
Metode adalah cara yang harus dilalui didalam mengajar. Metode
belajar sangat mempengaruhi belajar. Metode mengajar yang kurang
baik maka hasil belajar siswa kurang baik pula.
j) Tugas rumah
28
Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus
dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk
kegiatan yang lain.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Adapun hal-hal yang mempengaruhi siswa tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Perlu adanya pembatasan kegiatan siswa dalam masyarakat supaya
jangan menggangu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang
mendukung kegiatan belajarnya.
b) Mass media
Yang termasuk mass media adalah bioskob, radio, tv, surat kabar,
majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain. Mass media yang
baik memberi pengruh yang baik bagi siswa dan juga belajarnya, begitu
juga sebaliknya mass media yang jelek juga memberi pengaruh yang
jelek terhadap siswa.
c) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk jiwanya dari
pada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka
perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik
dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua
dan pendidik harus cukup bijaksana.
29
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,
suka mencuri dan memiliki kebiasaan yang tidak baik, akan
berpengaruh jelek pada anak yang ada di situ.
Seperangkat faktor lain yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi
internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti
kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional;
dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.
Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan
berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor lainnya adalah
kondisi eksternal yang terdiri dari variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus)
yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya
belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar (Rifa’I
dan Anni, 2011:97).
e. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya bervariasi dan sangat banyak. Menurut Suprijono
(2012:5):
“Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa
berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional, lazim disebut
nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan
kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan
sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik
“menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.”
30
2.1.2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Salah satu indikator proses pembelajaran tercapai atau tidaknya adalah
dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Menurut Suprijono
(2012:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap,
apresiasi dan ketrampilan. Sedangkan menurut Sudjana (2009:22), hasil belajar
ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima
pengalaman belajarnya.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Blom dalam (Sudjana, 2009:23) yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kognitif
Ranah Kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam
aspek yaitu:
a. Pengetahuan (Knowledge)
b. Pemahaman (Comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Penilaian (Evaluation)
31
2. Ranah Afektif (affective domain)
Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar ranaf
afektif berkenaan dengan perasaan, minat, perhatian, keinginan, penghargaan, dll.
Beberapa kategori ranah afektif sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan (receiving)
b. Jawaban (responding)
c. Penilaian (valuing)
d. Pengorganisasian
e. Pembentukan pola hidup
3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric domain)
Hasil belajar dibidang ini tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu setelah menerima pengalaman belajar tertentu.
Terdapat enam tingkat ketrampilan, yaitu:
a. Gerakan refleks
b. Ketrampilan gerakan dasar
c. Kemampuan perceptual, termasuk membedakan visual, membedakan
auditif, motoris, dll.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada
ketrampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretative.
32
Jadi sesuai klasifikasi hasil belajar diatas, hasil belajar dalam penelitian ini
adalah perubahan perilaku siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Perubahan perilaku tersebut meliputi ranah kognif yang meliputi pemahaman
siswa tentang materi indeks harga dan inflasi, ranah afektif berupa aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran, dan ranah psikomotorik yaitu ketrampilan dalam
mengemukakan pendapat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui
perubahan tingkah laku tersebut maka perlu diadakan tes atau evaluasi. Hasil
belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa setelah memperoleh
pembelajaran. Berhasil atau tidaknya hasil belajar sebagai tolak ukur tercapai
tidaknya tujuan dari pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurtut
Sudjana (2014:39-40), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi:
a. Kemampuan yang dimilikinya
b. Motivasi belajar
c. Minat dan perhatian
d. Sikap dan kebiasaan belajar
e. Ketekunan
f. Sosial ekonomi
g. Faktor fisik dan psikis
33
2. Faktor dari luar diri siswa/faktor lingkungan
Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil
belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.
2.2. Model Problem Based Learning (PBL)
2.2.1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Suprijono (20012:45), model pembelajaran merupakan landasan
praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar
yang dirancang berdasarkan analisis tehadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Menurut Arends dalam Suprijono
(2012:45), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Berdasarkan beberapa pengertian model pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta
didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
b. Macam-macam Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
Menurut Suprijono (2012:46), model pembelajaran langsung atau direct
instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung
34
juga dapat dinamakan whole-class teaching. Penyebutan tersebut mengacu
pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengungsung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada
seluruh kelas.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suprijono (2012:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahk oleh guru dimana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-
bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik
menyelesaikan masalah yang dimaksud.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Laerning (PBL)
Berdasarkan teoritis Jerome Bruner dalam Suprijono (2012:71),
pengembangan model pembelajaran berbasis masalah memberikan arti
penting belajar konsep dan belajar menggeneralisasi, pembelajaran ini
berorientasi pada kecakapan peserta didik memproses informasi. Pemrosesan
informasi mengacu pada cara-cara orang menangani stimulus dari
lingkungan, mengorganisasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep
dan memecahkan masalah dan menggunakan lambang-lambang verbal dan
non-verbal.
Melihat macam-macam model pembelajaran diatas peneliti menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning (PBL).
Dengan model pembelajaran tersebut siswa lebih aktif dan siswa lebih memahami
35
materi karena guru memberikan contoh masalah nyata pada kehidupan sehari-hari
kemudian dianalisis siswa, dimana siswa terlibat sepenuhnya dalam aktivitas
pembelajaran dan guru hanya menyajikan masalah, penengah dan fasilitator.
Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning
(PBL) hasil belajar materi indeks harga dan inflasi dapat meningkat.
2.2.2. Model Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Menurut Arends dalam Sani (2013:138), pembelajaran berbasis masalah
(PBL) dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan berpikir
dan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi
belajar mandiri. Menurut Hamdani (2011:87), pembelajaran berdasarkan masalah
atau Problem Based Instruction (PBI) menekankan masalah kehidupannya yang
bermakna bagi siswa dan peran guru dalam menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Problem Based Learning (PBL) dikembangkan sejak tahun 1970-an di
McMaster University di Canada dan metode ini sudah merambah ke berbagai
jenjang pendidikan. Dengan keunggulan metode ini, jenjang pendidikan yang
lebih rendah pun sudah mulai menggunakan metode ini. Dengan
perkembangannya yang pesat, rumusannya juga beragam. Salah satu yang cukup
mewakili, adalah rumusan yang diungkapkan Prof. Howard Barrows dan Kelson
(Amir, 2009:21).
Mengacu rumusan dari Dutch (1994) bahwa PBL merupakan Metode
instruksional yang menantang peserta didik agar-belajar untuk belajar, bekerja
36
sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta
didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk
berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai (Amir, 2009:21).
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran
terutama bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai, peserta didik diberikan masalah-masalah. Masalah yang
disajikan adalah masalah yang konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat
dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan
peserta didik. Dari masalah yang diberikan oleh pendidik, peserta didik
bekerjasama membentuk kelompok, mencari informasi-informasi baru yang
relevan untuk solusinya kemudian mencoba memecahkan masalah yang diberikan
dengan pengetahuan yang mereka miliki. Selanjutnya tugas pendidik adalah
sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik dalam mencari dan
menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukkan)
sekaligus menentukan indikator pencapaian proses pembelajaran tersebut.
b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan pendapat Tan dalam Amir (2009:13), karakteristik yang
tercakup dalam proses problem based learning (PBL) yaitu:
1. Masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran
2. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang (ill-structured)
37
3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective).
Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari
beberapa materi pelajaran atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
4. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di
ranah pembelajaran yang baru.
5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci
penting.
7. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar
bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching)
dan melakukan presentasi.
Berikut menjelaskan bahwa pendekatan PBL berbeda dengan pendekatan
lain yang biasanya diberikan pendidik pada umumnya menurutt Savin; Badin,
2000 dan Moust, Bouhuijs Schmidt dalam Amir (2009:23):
Tabel 2.1.
Perbandingan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Lain
Metode Belajar Deskripsi
Ceramah Informasi dipresentasikan dan didiskusikan oleh
pendidik dan pembelajar
Kasus atau Studi
Kasus
Pembahasan kasus biasanya dilakukan di akhir
perkuliahan dan selalu disertai dengan pembahasan di
kelas tentang materi (dan sumber-sumbernya) atau
konsep terkait dengan kasus. Berbagai materi terkait
dan pertanyaan diberikan pada pembelajar.
38
Pembelajaran
Berbasis Masalah
Informasi tertulis yang berupa masalah diberikan
sebelum kelas dimulai. Fokusnya adalah bagaimana
pembelajar mengidentifikasikan isu pembelajaran
sendiri untuk memecahkan masalah. Materi dan konsep
yang relevan ditemukan oleh pembelajar sendiri.
c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Menurut Taufiq Amir (2009:24), proses pembelajaran berbasis masalah
akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan
(masalah, formulir pelengkap, dan lain-lain). Pembelajar pun harus sudah
memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil. Langkah-
langkah dalam PBL secara umum ada tujuh, adalah sebagai berikut:
1. Langkah 1: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang
ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang
membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas
istilah – istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
2. Langkah 2: Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan –
hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Terkadang, ada hubungan
yang masih belum nyata antara femomenanya, atau ada yang sub – sub
masalah yang harus diperjelas dahulu.
3. Langkah 3: Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki
anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual
(yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran
39
anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini. Anggota
kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat
alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah.
4. Langkah 4: Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan
dalam
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain,
dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan
sebagainya.
5. Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang
dibuat. Inilah yang akan menjadi dasar gagasan yang akan dibuat di laporan.
Tujuan pembelajaran ini juga yang dibuat menjadi dasar penugasan –
penugasan individu di setiap kelompok.
6. Langkah 6: Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain ( di luar
diskusi kelompok)
Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan
ini, agar mendapatkan informasi yang relevan, seperti misalnya menentukan
kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik penulis, publikasi dari
sumber pembelajaran. Pembelajar harus memilih, meringkas sumber
pembelajaran itu dengan kalimatnya sendiri dengan mencantumkan sumber.
7. Langkah 7: Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan untuk guru / kelas
40
Kelompok sudah dapat membuat sintesis, menggabungkannya dan
mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Dalam tahap ini, keterampilan yang
dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan dan meninjau ulang
hasil diskusi.
d. Manfaat Model Problem Based Learning (PBL)
1. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.
Apabila pengetahuan didapat lebih dekat dengan konteks praktiknya, maka
akan lebih dapat diingat. Dengan konteks yang dekat, dan sekaligus
melakukan deep learning (karena banyak mengajukan pertanyaan
menyelidik) bukan surface learning (yang sekedar hafal saja), maka
pembelajar akan lebih memahami materi.
2. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
Dengan adanya Pembelajaran Berbasis Masalah, maka pembelajar lebih
dapat “merasakan”manfaatnya, karena dengan dibangunnya masalah yang
sarat dengan konteks praktik, maka siswa merasa lebih mudah dalam konteks
operasinya di lapangan.
3. Mendorong untuk berfikir
Dengan proses yang mendorong pembelajar untuk mempertanyakan, kritis,
reflektif, maka manfaat ini bisa berpeluang terjadi. Nalar dari siswa dilatih
dan kemampuan berfikirnya ditingkatkan.
4. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial
Karena dikerjakan dalam kelompok-kelompok kecil, maka Pembelajaran
Berbasis Masalah yang baik dapat mendorong terjadinya pengembangan
41
kecakapan kerja tim dan kecakapan. Soft skills berupa hubungan interpersonal
dapat dikembangkan oleh para siswa.
5. Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills)
Siswa dapat mengembangkan bagaimana kemampuan untuk belajar (learn
how to learn) melalui PBL, dimana dengan struktur masalah yang agak
mengambang dan merumuskannya, serta dengan tuntutan mencari sendiri
pengetahuan yang relevan akan melatih siswa.
6. Memotivasi Pembelajar
Dengan PBL, maka terdapat peluang untuk membangkitkan minat dalam
diri pembelajar, karena masalah tercipta dengan konteks pekerjaan. Dengan
masalah yang menantang, para siswa dapat bergairah untuk
menyelesaikannya.
e. Keuntungan dan Kelemahan Model Problem Based Learning (PBL)
1. Keuntungan Model Problem Based Learning
Keuntungan dari Model problem based learning, antara lain:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi bacaan.
2) Pemecahan masalah dapat memantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan siswa.
42
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa
setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir,dan
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,bukan hanya sekedar belajar
dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secaraterus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
2. Kelemahan Model Problem Based Learning
Kelemahan dari model problem based learning antara lain:
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan model pembelajaran berbasis masalah membutuhkan
cukup waktu untk persiapan.
43
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
2.3. Strategi Mind Mapping
2.3.1. Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Mind mapping merupakan metode diperkenalkan oleh Toni Buzan, model
ini memudahkan mengingat materi yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Tony Buzan (2007:4), metode pembelajaran mind
mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak, mind mapping adalah cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Selain
pendapat tersebut banyak para ahli mendefinisikan mind mapping, salah satunya
yaitu menurut Bachman dalam Hilda Sridewita dan Syamsul Amar tahun
(2014:4), berpendapat bahwa model pembelajaran mind mapping merupakan
pemetaan informasi yang disimpan di dalam memori. Menurut Abdullah
(2013:240), mind mapping adalah salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan
melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pikiran
(mind mapping).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran mind mapping adalah cara mudah untuk mencatat dalam kegiatan
pembelajaran dalam bentuk peta pikiran sehingga memudahkan menangkap serta
mengingat informasi yang diberikan.
44
b. Langkah dalam Membuat Mind Mapping
Menurut Tony Burzan (2007:15) terdapat tujuh langkah dalam membuat
mind mapping, tujuh langkah tersebut yaitu:
1. Memulai dari bagian tengah menggunakan kertas kosong yang sisi
panjangnya diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah
memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan
untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah
gambar bermakna seribu kata dan membantu kita berkonsentrasi, dan
mengaktifkan otak.
3. Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya
dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi
kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4. Hubungankan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.
Mengapa? Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan
dua (atau tiga, atau emapat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan
cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Membuat garis hubungan yang melengkung, bukan gari lurus. Mengapa?
Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik
bagi mata.
45
6. Gunakan satu kata kunci pada setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci
tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.
Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan
sederet asosiasi dan hubungannya sendiri.
7. Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap gambar
bermakna seribu kata.
c. Keuntungan dan Kelemahan Mind Mapping
1. Keuntungan Mind Mapping
Metode peta pikiran (mind map) memiliki keuntungan sebagai berikut :
1) Dapat melibatkan aktivitas siswa dalam proses berfikir tidak hanya
mendengar, mencatat saja.
2) Menumbuhkan kreativitas siswa.
3) Mempertajam pengingatan pada siswa.
2. Kelemahan Mind Mapping
Selain keuntungan metode mind mapping mempunyai kelemahan,
kelemahan tersebut adalah hasil catatan peta pikiran (mind map) hanya dapat
dibaca oleh pembuatnya sendiri (Buzan Tony, 2007).
2.3.2. Model Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping
Model pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi, berdasarkan uraian-
uraian diatas dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan kemampuan
pemahaman materi, daya ingat dan kemampuan berhitung siswa pada materi
indeks haraga dan inflasi sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
46
menggunakan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping.
Implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping yaitu sebagai berikut:
1. Tahap awal
a. Guru menggali pengetahuan.
b. Guru memotivasi siswa.
2. Tahap inti
a. Membentuk kelompok kecil.
b. Menyampaikan permasalahan untuk diskusi.
c. Membuat penyelesaian masalah dalam bentuk mind mapping.
d. Guru memimpin diskusi kelas dan melakukan klarifikasi.
3. Tahap akhir
a. Melakukan evaluasi.
b. Memberikan tugas terstrutur.
2.4. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa temuan penelitian terdahulu yang dapat digunakan
sebagai referensi dalam kelancaran proses penelitian ini, yang terkait dengan
penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
Hail penelitian terdahulu dapat dilihat pada table berikut:
47
Tabel 2.2.
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti/
penerbit Judul Penelitian Hasil
1.
Steven
Yamarik
(2007)
Does Cooperative
Learning Improve
Student Learning
Outcomes?
Bahwa siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif mencapai
prestasi akademik yang lebih tinggi dalam
bentuk nilai ujian yang lebih tinggi.
2. Andrew
Grodner and
Nicholas G.
Rupp
(2013)
The Role of
Homework in
Student Learning
Outcomes:
Evidence from a
Field Experiment
1. Pemberian pekerjaan rumah (PR) harus
diberikan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pada kelompok yang diberi pekerjaan
rumah hasil belajarnya secara signifikan
lebih baik, khusunya pada siswa yang
awalnya hasil belajarnya kurang baik.
Secara khusus kelompok yang diberi
pekerjaan rumah (PR) memiliki rata-rata
hasi belajar 5% samapai 6% lebih tinggi
dari kelompok yang tidak diberi pekerjaan
rumah (PR).
3. Pemberian pekerjaan rumah (PR) efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Gede Made
Cahyadi
Sudarman,
yus Akhmad
Haris, Made
Nuridja
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi,
Fakultas
Penerapan Model
Pembelajaran
Berbasis Masalah
(Problem-Based
Learning) Untuk
Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil
Belajar Siswa
Pada Mata
Pelajaran Ekonomi
1. Penerapan model pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Rata-rata skor
aktivitas belajar siswa pada siklus I
sebesar 11,03 berada pada kategori kurang
aktif, rata-rata skor aktivitas belajar siswa
pada siklus II sebesar 14,90 yang berada
pada kategori cukup aktif, dan rata-rata
skor aktivitas belajar pada siklus III
sebesar 17,01 berada pada kategori aktif.
48
Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Indonesia
(2013)
Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1
Sawan Tahun
2012/2013
2. Penerapan model pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan hasil
belajar Ekonomi siswa kelas X1 SMA
Negeri 1 Sawan. Pada siklus I nilai rata-
rata siswa sebesar 72,40 dilihat sebanyak
13 orang siswa (48,1%) yang telah
memperoleh nilai tuntas, sedangkan
sebanyak 14 orang siswa (51,9%) belum
mampu memperoleh nilai 76 yang
dikategorikan tidak tuntas. Pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 75,92
dengan Sebanyak 15 orang siswa
(55,56%) yang telah memperoleh nilai
tuntas, sedangkan sebanyak 12 orang
siswa (44,44%) belum mampu
memperoleh nilai 76 yang dikategorikan
tidak tuntas. Pada siklus III mengalami
peningkatan menjadi 88,00 dengan jumlah
siswa yang memiliki ketegori tuntas
sebanyak 27 orang (100%).
3. Respon siswa sangat positif terhadap
penerapan model pembelajaran problem
based learning dengan rata-rata respon
40,37 dengan kategori sangat posotif.
4. Annisa
Rahma
Yulyana,
Kardoyo
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi,
Peningkatan
Kemampuan
Pemecahan
Masalah Perubahan
Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Valuta
Asing Serta Hasil
1. Pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah perubahan nilai tukar
rupiah terhadap valuta asing. Dengan
presentase pada pembelajaran siklus I
sebesar 70 % dengan kategori baik dan
49
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Negeri
Semarang,
Indonesia
(2014)
Belajar Melalui
Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning Siswa
SMA AL-Irsyad
Tegal (Studi pada
Kelas XI IPS 3
Tahun Ajaran
2013/2014)
pada siklus II meningkat menjadi 95 %
dengan kategori sangat baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar berupa
kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah. Dengan rata-rata kelas pada
siklus I 75,6 dengan ketercapaian
ketuntasan klasikal yaitu sebesar 70% dan
siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi
79,23 dan ketercapaian ketuntasan
klasikal yaitu sebesar 87%.
3. Tingkat pencapaian yang lain juga
ditunjukkan dari hasil pengamatan lembar
aktivitas guru. Dengan persentase
aktivitas guru siklus I yaitu sebesar 82,5
% dengan kategori baik dan siklus II
meningkat menjadi 95 % dengan kategori
sangat baik.
5. Hilda
Sridewita dan
Syamsul
Amar
Universitas
Negeri
Padang
(UNP)
(2014)
Pengaruh Model
Pembelajaran Mind
Mapping dan
Motivasi Terhadap
Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA
N 1 Tanjung Raya
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran mind maping lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajar dengan model
konvensional. Artinya bahwa dengan
diterapkannya model pembelajaran mind
maping maka semakin baik hasil belajar
yang diperoleh siswa.
2. Hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dengan
menggunakan model mind maping lebih
tinggi dari siswa yang memiliki motivasi
50
belajar tinggi dengan menggunakan model
konvensional.
3. Hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah dengan
menggunakan model mind maping lebih
tinggi dari siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah dengan menggunakan
model konvensional.
4. Tidak terdapat interaksi antara penerapan
model pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar ekonomi
6. Ika Retno
Sulistyani,
Harnanik.
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi,
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Negeri
Semarang,
Indonesia
(2014)
Peningkatan
Berpikir Kritis Dan
Hasil Belajar
Masalah Ekonomi
Dengan Model
Problem Based
Learning (PBL)
SMA Negeri 1
Juwana (Studi pada
Siswa Kelas X IIS
5 Tahun Ajaran
2014/2015)
1. Proses pembelajaran dengan menerapkan
model Problem Based Learning (PBL)
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi masalah ekonomi siswa
kelas X IIS 5 SMA Negeri 1 Juwana.
Dengan persentase pada siklus I 59,83%
dengan kriteria kritis, pada siklus II
meningkat menjadi 64,52% dengan
kriteria kritis, dan pada siklus III
meningkat lagi menjadi 79,52% dengan
kriteria sangat kritis
2. Proses pembelajaran dengan mode
Problem Based Learning (PBL)
meningkatkan hasil belajar pada materi
masalah ekonomi siswa kelas X IIS 5.
Dengan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal sebesar 62,5% pada siklus I,
meningkat menjadi 78,1% pada siklus II,
dan meningkat lagi menjadi 90,6% pada
siklus III
51
3. Peningkatan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan
model Problem Based Learning (PBL)
pada siklus I sebesar 70% dengan kriteria
baik, pada siklus II meningkat menjadi
90% dengan kriteria sangat baik, dan
meningkat lagi menjadi 100% dengan
kriteria sangat baik pada siklus III.
7. Maisyarah,
Program
Studi
Pendidikan
Ekonomi,
Jurusan PIPS,
Fakultas
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Tanjungpura
Pontianak
(2013)
Efektivitas Metode
Pembelajaran Mind
Mapping
Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada
Mata
Pelajaran Ekonomi
SMA
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa
penerapan metode pembelajaran mind
mapping diperoleh skor rata-rata nilai
siswa 63,03 dengan nilai tertinggi 80 dan
nilai terendah 33,3. Maka dengan
demikian bahwa hasil belajar siswa tanpa
penerapan metode pembelajaran mind
mapping di kelas XH SMA Negeri 5
Pontianak rata-ratanya mencapai ≤ 70.
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
penerapan metode pembelajaran mind
mapping diperoleh skor rata-rata nilai
siswa 71,82 dengan nilai tertinggi 90 dan
nilai terendah 50. Maka dengan demikian
bahwa hasil belajar siswa dengan
penerapan metode pembelajaran mind
mapping dikelas XF SMA Negeri 5
Pontianak rata-ratanya mencapai ≥ 70.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan
penerapan metode pembelajaran mind
mapping dan yang diajarkan tanpa metode
pembelajaran mind mapping yaitu
52
berdasarkan uji hipotesis dengan
perhitungan Independent Sample T Test
bahwa nilai t 3,018 dengan signifikan 2-
tailed 0,004. Karena probabilitas
signifikan 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima. Hal ini dapat dikatakan
bahwa penerapan metode pembelajaran
mind mapping lebih efektif dibandingkan
tanpa menggunakan metode pembelajaran
mind mapping terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi SMA
Negeri 5 Pontianak dengan hasil
perhitungan effect size, ES = 0,65 dengan
kriteria sedang yang artinya bahwa
penerapan metode pembelajaran mind
mapping memberikan pengaruh sedang
terhadap hasil belajar siswa
8. Nina
Mahardani,
Widiyanto
Jurusan
Pendidikan
Ekonomi,
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Negeri
Semarang,
Indonesia
(2014)
Perbedaan Hasil
Belajar Ekonomi
Antara Model
Think-Pair-Share
dan Model Concept
Mapping Pada
Siswa SMA 1
Nguter Sukoharjo
1. hasil belajar Ekonomi menggunakan
model concept mapping lebih baik dari
pada model think pair share.
2. Model pembelajaran concept mapping
dapat membawa siswa ke dalam suasana
belajar yang bermakna karena siswa dapat
menunjukkan hubungan antara konsep
serta melatih siswa menggali pengetahuan
awal yang sudah dimiliki dan memperoleh
pengetahuan baru sesuai dengan
pengalaman belajar pada materi Kebijakan
Pemerintah dalam Bidang Ekonomi yang
sedang dipelajari. sehingga dapat
dikatakan model pembelajaran concept
53
mapping efektif diterapkan pada materi
Kebijakan Pemerintah dalam Bidang
Ekonomi.
3. Perolehan analisis statistik hasil belajar
siswa menggunakan uji t menunjukkan
thitung sebesar 2,31 dan ttabel 1,99
dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 36+
36 - 2 = 70 pada α = 5% karena thitung
berada pada daerah penolakan H₀ maka
disimpulkan kelas concept mapping
berbeda dengan kelompok think pair
share. Hal ini disebabkan proses
pembelajaran dengan model concept
mapping mampu merangsang keaktifan
dan kreatifitas belajar siswa secara
optimal dalam suasana belajar pada
kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6
siswa.
Terdapat tiga jurnal mengenai model problem based learning (PBL)
diketahui dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Tiga jurnal
mengenai metode mind mapping diketahui dengan mengunakan metode mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar pada materi ekonomi. Selain jurnal
tersebut, untuk mendukung penelitian diketahui dengan metode cooperative dan
pemberian pekerjaan rumah (PR) juga dapat mempengaruh hasil belajar.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas mendukung peneliti untuk
menggunakan model pembelajaran yaitu model problem based learning (PBL)
dan strategi mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar. Pada penelitian
54
terdahulu belum ada penggunaan model problem based learning dengan strategi
mind mapping
2.5. Kerangka Pikir Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.5.1. Kerangka Pikir Teoritis
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan
jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistic dan sistematik, didasarkan pada kajian
teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
ekonomi di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo diperoleh keterangan bahwa, salah
satu permasalahan yang dihadapi dalam mata pelajaran ekonomi ialah pada mata
pelajaran ekonomi materi pokok indeks harga dan inflasi. Sama dengan materi
pokok lainnya dalam mata pelajaran ekonomi, materi pokok indeks harga dan
inflasi merupakan materi yang memerlukan pemahaman, menuntut siswa
menguasai konsep-konsep ilmu ekonomi. Oleh karena itu perlu penggunana
medel pembelajaran yang tepat agar siswa mudah menerima dan mengingat
materi yang disampaikan oleh guru, dan tidak merasa jenuh serta aktif dalam
proses pembelajaran. Pada kenyataannya tidak sedikit guru yang masih
menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru lebih terlibat aktif
dalam mengusung isi pelajaran kepada siswa, sehingga peran siswa dalam
pembelajaran kurang aktif yang berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak
mencapai ketuntasan.
55
Model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
merupakan alternatif bagi guru untuk menjadikan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif serta siswa mudah mengingat apa yang telah diberikan oleh guru. Melalui
penggunaan model pembelajaran tersebut diharapkan hasil belajar Ekonomi
materi pokok indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya lihat
skema kerangka berfikir tersebut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Materi Ekonomi Pokok Materi Indeks Harga dan Inflasi
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Pre-Test Pre-Test
Model
pembelajaran
konvensional
Indeks
Harga dan
Inflasi
Model problem
based learning
(PBL) dengan
strategi mind
mapping
Pos-Test Pos-test
Banding
B
a
n
d
i
n
g
H2
H1
56
2.5.2. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Penerapan Model Problem based Laerning (PBL) dengan Strategi Mind
Mapping meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ekonomi materi Indeks
Harga dan Inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun
pelajaran 2015/2016.
H2 : Model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional pada materi Indeks Harga dan Inflasi siswa kelas XI
IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen jenis Quasi Eksperimental.
Menurut Sugiyono (2013:107) penelitian eksperimen adalah sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Penelitian eksperimen ini dikategorikan sebagai Pretest-postest control
group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping dan kelas kontrol
yang tidak diberikan perlakuan, dimana pembelajaran hanya dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan oleh guru
yaitu ceramah dan latihan soal. Berikut ini adalah gambaran mengenai penelitian
ini:
Tabel 3.1.
Pre test-Post test Control Group Desain
Kelas Randomisasi Pretest Perlakuan
(treatmen)
Postest
Eksperimen R → T →
Kontrol R → →
Keterangan :
P1 : Nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen
P2 : Nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen
T : Treatmen/perlakuan menggunakan model pembelajaran problem
58
based learning(PBL) dengan strategi mind mapping
P3 : Nilai rata-rata pre-test kelompok kontrol
P4 : Nilai rata-rata post-test kelompok kontrol
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS SMA Negeri
1 Kertek tahun pelajaran 2015/2016 yaitu sebanyak 70 yang terdiri dalam 3 kelas
yaitu kelas XI IIS 1, XI IIS 2, dan XI IIS 3. Jumlah Populasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.2.
Jumlah Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Tahun Ajaran 2015/2016
Kelas Jumlah
XI IIS 1 22 siswa
XI IIS 2 25 siswa
XI IIS 3 23 siswa
Sumber: SMA Negeri 1 Kertek Tahun Pelajaran 2015/2016 (Lampiran 3)
Penetapan populasi yang menjadi sasaran penelitian beserta karakteristiknya
merupakan hal yang penting sebelum menentukan sampel penelitian.Sebelum
melakukan penentuan sampel maka data awal populasi harus diuji terlebih dahulu,
yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan sebagai
dasar pengujian yaitu dari hasil belajar materi mendiskripsikan bank, LKBB, bank
sentral dan OJK siswa kelas X IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun
pelajaran 2014/2015, yang sekarang naik ke kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
59
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016 dengan format siswa tetap atau tidak
diacak.
3.2.1.1. Uji Normalitas Data Populasi
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak.Analisis ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov Test pada SPSS 19.
Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: jika Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih dari taraf nyata ( , maka data dinyatakan berdistribusi normal
dan jika Asymp.Sig. (2-tailed) kurang dari taraf nyata ( , maka data dinyatakan
tidak berdistribusi normal. Taraf nyata yang digunakan pada penelitian ini adalah
5% atau 0,05.
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis uji normalitas data populasi
dimana data yang digunakan adalah nilai ulangan harian materi mendiskripsikan
bank, LKBB, bank sentral dan OJK:
Tabel 3.3.
Hasil Uji Normalitas Data Populasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X IIS 1 X IIS 2 X IIS 3
N 22 25 23
Normal Parametersa Mean 64.64 68.40 67.74
Std. Deviation 19.197 18.744 21.306
Most Extreme Differences Absolute .149 .127 .134
Positive .128 .078 .092
Negative -.149 -.127 -.134
Kolmogorov-Smirnov Z .701 .636 .640
Asymp. Sig. (2-tailed) .710 .813 .807
Sumber: Data Sekunder diolah Tahun 2015 ( Lampiran 3)
60
Berdasarkan output SPSS berupa uji Kolmogorov-Smirnov data populasi
pada tabel 3.3 diketahui bahwa semua nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > taraf nyata
( , yaitu nilai Assymp. Sig. (2-tailed) kelas X IIS 1 sebesar 0,710, nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) kelas X IIS 2 sebesar 0,813, dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
kelas X IIS 3 sebesar 0,807. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa populasi
pada ketiga kelas populasi berdistribusi normal.
3.2.1.2. Uji Homogenitas Data Populasi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi bersifat
homogen atau tidak. Penghitungan uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan uji Levene’s Test program SPSS 19.
Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: jika Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih dari taraf nyata ( , maka data dinyatakan homogen. Jika Asymp.
Sig. (2-tailed) kurang dari taraf nyata ( , maka data dinyatakan tidak homogen.
Taraf nyata yang digunakan pada penelitian ini adalah 5% atau 0,05.
Berikut ini merupakan tabel hasil analisis uji homogenitas data populasi
dimana data yang digunakan adalah nilai ulangan harian materi mendiskripsikan
bank, LKBB, bank sentral dan OJK:
Tabel 3.4.
Hasil Uji Homogenitas Data Populasi
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.507 2 67 .604
Sumber: Data Sekunder diolah Tahun 2015 (Lampiran 3)
61
Output SPSS berupa uji homogenitas data ketiga kelas populasi pada
tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai sig. > taraf nyata ( , yaitu sebesar
0,604. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data populasi pada ketiga kelas
populasi adalah homogen (sama).
3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2013:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Setelah diketahui bahwa
populasi dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan
penentuan sampel. Dalam pengambilan sampel dengan memperhatikan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Buku sumber yang digunakan sama.
2. Peserta didik mendapat materi berdasar kurikulum yang sama yaitu
Kurikulum 2013.
3. Peserta didik diampu oleh guru yang sama.
4. Peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat yang sama,
dan tidak ada kelas unggulan dalam pembagian.
Populasi yang akan diteliti terdiri dari tiga kelas, jumlah sampel yang
diambil hanya dua kelas. Setelah ditentukan kelas yang akan menjadi sampel,
selanjutnya sampel dibagi menjadi dua kelas, satu kelas sebagai kelas kontrol dan
satu kelas lainnya sebagai kelas eksperimen. Teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik cluster simple
random sampling. Dikatakan cluster simple random sampling karena
pengambilan anggota sampel baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
62
dilakukan secara acak berdasarkan kelas populasi yang telah ditetapkan serta
anggota populasi dianggap normal dan homogen.
Pada penelitian ini terpilih kelas XI IIS 3 sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan model
Problem Based Learning (PBL) dengan strategi Mind Mapping, sedangkan pada
kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.
3.3. Variable Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:60), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas atau Independen (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model problem based
learning (PBL) dengan strategi mind mapping.
2. Variabel Terikat/dependen (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa materi indeks
harga dan inflasi menggunakan model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping di kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo.
3.4. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data hasil tes uji coba, data pre-test, data post-test dan
data hasil observasi.
63
2. Data Sekunder adalah nilai ulangan harian materi Indeks Harga dan
Inflasi siswa kelas XI IIS tahun ajaran 2014/2015.
3.5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, yang perlu disiapkan antara lain sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data kelas dan nama siswa kelas XI SMA N 1 Kertek tahun
ajaran 2015/2016.
2. Menyusun instrument penelitian
yaitu antara lain soal tes uji coba instrumen. Dimana sebelumnya ditentukan
bentuk soal tes terlebih dahulu. Bentuk soal tes yang digunakan adalah tes
berbentuk obyektif berupa pilihan ganda terdapat 5 alternatif jawaban untuk
memilih satu jawaban yang benar.
3. Menentukan alokasi waktu
Jumlah waktu yang dialokasikan waktu adalah 30 menit .
4. Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba instrument
Setelah kisi-kisi disusun, selanjutnya membuat butir-butir soal dengan
lingkup dan jenjang yang sesuai dengan kisi-kisi.
5. Pelaksanaan tes uji coba instrument
Setelah instrument tersusun, tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba
perangkat tes pada kelas uji coba instrument.
6. Analisis uji coba perangkat tes
Setelah uji coba perangkat tes, selanjutnya melakukan analisis coba untuk
menentukan butir soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.
64
3.6. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian.
Dengan adanya data-data itulah peneliti menganalisanya untuk kemudian dibahas
dan disimpulkan dengan panduan serta referensi-referensi yang berhubungan
dengan penelitian tersebut.
3.6.1. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
data awal yang berupa nilai ualangan harian siswa kelas XI IIS tahun 2014/2015,
juga untuk memperoleh daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam penelitian
ini yaitu kelas XI IIS tahun 2015/2016. Selain digunakan untuk memperoleh data
awal, peneliti menggunakan metode dokumentasi sebagai alat untuk mengambil
gambar pada saat proses pembelajaran dan penelitin berlangsung.
3.6.2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2012: 67). Tes ini
dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post-test) pembelajaran pokok bahasan
indeks harga dan inflasi setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan tujuan mendapatkan data akhir. Tes diberikan
kepada kedua kelompok dengan alat tes yang sama dan hasil pengolahan data
digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Tes yang digunakan berupa soal
pilihan ganda.
65
3.6.3. Metode Observasi
Observasi ditekankan pada aktivitas belajar siswa dengan menerapkan
model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping. Lembar ini
dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana situasi kelas saat diterapkannya model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping yaitu mengenai
sikap siswa dalam merespon maupun saat berdiskusi. Obsever hanya memberikan
tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan hasil pengamatan.
Observasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol sebanyak 4 kali
selama proses pembelajaran berlangsung. Metode analisis ini untuk mengetahui
tingkat presentase aktivitas siswa berdasarkan aspek dalam pengelolaan
pembelajaran yang ditentukan dengan perhitungan indeks presentase.
Analisis aktivitas siswa selama proses pembelajaran dimana
pengumpulannya dilakukan dengan lembar observasi terlebih dahulu yang
selanjutnya diklasifikasikan dan pemberian skor. Menurut Sudjana (2005:47)
menyatakan bahwa dalam menentukan banyak kelas interval yang sering diambil
paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, kelas dipilih sesuai keperluan.
Dalam kriteria keaktifan kelas pada penelitian ini diambil 5 kelas. Adapun
klasifikasi dan scoring adalah sebagai berikut:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
66
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
Perhitungan indeks presentase dihitung dengan rumus sebagai berikut :
% =
X 100%
Keterangan :
% = Presentase
n = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
Penentuan kategori deskripsi presentase yang diperoleh, maka dibuat tabel
kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Menentukan persentase skor maksimal dengan rumus sebagai berikut :
Nilai =
X 100%
Nilai =
2. Menentukan persentase skor minimal
Nilai =
X 100%
Nilai =
3. Menentukan rentang persentase yang diperoleh dengan cara mengurangi
persen tertinggi dengan persen terendah, sehingga dapat diperoleh: 100% -
20% = 80%
4. Menentukan interval kelas persentase. Interval dapat diperoleh dengan
membagi rentang dengan jumlah jenjang skor yang telah ditetapkan,
sehingga dapat diperoleh =
X 100% = 16
67
5. Klasifikasi jenjang kriteria adalah:
Tabel 3.5.
Kriteria Aktivitas Siswa
Interval Persentase Kriteria
84 %< % skor ≤100% Sangat Aktif
68 %< % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36%< % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Aspek yang dinilai untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda,
karena kelas eksperimen menerapkan model problem based learning (PBL)
dengan strategi mind mapping dan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional. Berikut tabel aspek yang dinilai dalam pengamatan
aktivitas siswa :
Tabel 3.6.
Aspek Penilaian Aktivitas Kelas Eksperimen
No. Aspek yang diamati
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah menggunakan mind
mappingdengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Tabel 3.7.
Aspek Penilaian Aktivitas Kelas Kontrol
No. Aspek yang diamati
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Mendengarkan penjelasan dari guru
3 Antusias siswa dalam mengajukan pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan tanggapan dan sanggahan saat presentasi
68
3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan peneliti direncanakan
dalam tahapan: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan tersebut
dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, adapun implementasinya
adalah sebagai berikut:
3.7.1. Kelas Eksperimen
1. Perencanaan
Didalam tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan guru meleputi:
1) Menyiapkan buku-buku sebagai sumber referensi.
2) Menyusun perangkat pembelajaran seperti perangkat rencana
pembelajaran (RPP) beserta tujuan pembelajaran.
3) Membuat lembar diskusi siswa beserta jawabannya serta soal pre test dan
post tes.
4) Merancang pembentukan kelompok beserta membuat nomor undian.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini hal-hal yang didukung meliputi:
1) Karena penelitian ini dilakukan di semester satu sedangkan materi indeks
harga dan inflasi adalah materi di semester dua, maka observer sebelum
menyampaikan materi memberikan pelakuan khusus, seperti:
a. Siswa mencari sumber materi terlebih dahulu.
b. Siswa mempelajari materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran
c. Obsever sebelum memulai pelajaran menjelaskan runtutan materi.
69
2) Observer menjelaskan proses jalannya pembelajaran dengan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping.
3) Obsevever memberikan contoh masalah yang ada dikehidupan nyata
berkaitan dengan materi indeks harga dan inflasi kemudian diselesaikan
bersama-sama.
4) Selanjutnya observer membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang anggotanya heterogen.
5) Tiap kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan dengan
memberikan pertanyaan dalam lembar soal sebagai panduan diskusi. Soal
berupa permasalahan yang ada dikehidupan nyata, kemudian tiap
kelompok menyelesaikannya dengan mebuat mind mapping.
6) Observer membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi.
3. Evaluasi
Setelah proses pembelajaran berakhir kemudian diadakan post tes berupa
soal pilihan ganda untuk mengetahui tingkat penguasaan materi indeks harga
dan inflasi.
3.7.2. Kelas Kontrol
1. Perencanaan
1) Menyiapkan buku-buku sebagai sumber referensi.
2) Menyusun perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) beserta tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini hal-hal yang didukung meliputi:
70
1) Karena penelitian ini dilakukan di semester satu sedangkan materi indeks
harga dan inflasi adalah materi di semester dua, maka observer sebelum
menyampaikan materi memberikan pelakuan khusus, seperti:
a. Siswa mencari sumber materi terlebuh dahulu.
b. Siswa mempelajari materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran
c. Obsever sebelum memulai pelajaran menjelaskan runtutan materi.
2) Observer menyajikan materi indeks harga dan inflasi dengan model
pembelajaran konvensional.
3) Kemudian dilakukan tanya jawab dan latihan soal.
3. Evaluasi
Setelah proses pembelajaran berakhir kemudian diadakan post tes berupa
soal pilihan ganda untuk mengetahui tingkat penguasaan materi indeks harga
dan inflasi.
3.8. Metode Analisis Instrumen Tes
Sebelum soal tes digunakan maka diadakan uji soal instrument tes terlebih
dahulu yang meliputi:
3.8.1. Uji Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen (Arikunto, 2012:72). Bahwa suatu tes dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur.Validitas dihitung dengan mengukur korelasi
antara butir-butir soal dengan skor soal secara keseluruhan. Dalam penelitian ini,
uji validitas dilakukan menggunakan program SPSS 19Corrected Butir-Total
Correlation dengan taraf signifikansi a=5%. Kriteria untuk melihat valid atau
71
tidaknya dibandingkan dengan, apabila sig. (2-tailed)< 0,05 maka soal dikatakan
valid, sedangkan jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka soal dikatakan tidak valid.
Uji validitas tidak selalu menghasilkan item-item soal yang valid, tetapi
terkadang muncul item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid ini tidak
bisa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga item soal tersebut
tidak digunakan dalam instrumen penelitian kecuali diperbaiki atau diganti dengan
soal lain.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen pada soal uji coba
menunjukkan bahwa tidak semua soal dalam kategori valid. Item soal yang valid
dan tidak valid dapat dilihat pada tabel rekap analisis validitas soal uji coba
sebagai berikut:
Tabel 3.8.
Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Valid 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15,
18, 17, 20, 22, 24, 25, 29, 30, 31, 32,
34, 35
25
Tidak Valid 3, 4, 14, 19, 21, 23, 26, 27, 28, 33 10
Sumber: data primer setelah diolah tahun 2015 (Lampiran 10)
Sesuai hasil perhitungan, diperoleh butir soal yang valid adalah 1, 2, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 17, 20, 22, 24, 25, 29, 30, 31, 32, 34 dan 35.
Sedangkan butir soal yang tidak valid adalah butir soal 3, 4, 14, 19, 21, 23, 26,
27, 28 dan 33 sehingga 10 butir soal tersebut tidak dapat digunakan dalam
instrument penelitian. Selain dikarenakan tidak valid, sepuluh item soal tersebut
dalam kisi-kisi sudah terwakili oleh item-item soal yang lain.
72
3.8.2. Uji Reliabilitas Soal
Menurut Arikunto (2012:100), reabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila
diteskan kepada subjek yang sama. Untuk menentukan reabilitas suatu soal
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19 Cronbach Alpha dimana soal
dikatakan memiliki reliabel yang baik jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,700. Untuk melihat hasil uji reliabilitas dilihat pada tabel Reability Statistics
pada SPSS 19 dan pada tabel Reability Statistics akan terlihat Cronbach’s Alpha.
Tabel 3.9.
Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 21 100.0
Excludeda 0 .0
Total 21 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.742 36
Soal dikatakan memiliki reliabel yang baik jika nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0.700. Perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 19 diperoleh
Cronbach’s Alpha 0.742, karena Cronbach’s Alpha> 0.700 maka dapat
disimpulkan bahwa soal memiliki reliabilitas yang baik.
3.8.3. Tingkat Kesukaran Soal
73
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (Arikunto, 2012: 223). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak memotivasi siswa
untuk meningkatkan usaha untuk pemecahannya, sedangkan soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak bersemangat untuk
mencobanya lagi karena di luar jangkauan ayau di luar kemampuan. Tingkat
kesukaran soal untuk pilihan ganda dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar,
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Kriteria soal bentuk pilihan ganda adalah sebagai berikut.
1) Soal dengan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 maka soal dikatakan sukar.
2) Soal dengan 0,31 < P ≤ 0,70 maka soal dikatakan sedang.
3) Soal dengan 0,71 < P ≤ 1,00 maka soal dikatakan mudah.
(Arikunto, 2012: 225).
Tabel 3.10.
Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Sedang 5, 14, 16, 17, 18, 20, 24, 29, 31, 9
Mudah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30,
32, 33, 34, 35
26
Sumber: data primer setelah dioalah tahun 2015 (Lampiran 11)
74
Berdasarkan perhitungan, diperoleh butir soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 15, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34 dan 35 adalah butir soal
mudah. Butir soal 5, 14, 16,17, 18, 20, 24, 29 dan 31 adalah butir soal sedang.
3.8.4. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2012:226), yang dimaksud dengan daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya beda
dicari dengan mengambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 50%
skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB) (Arikunto, 2012:227-228).
Rumus yang digunakan untuk bentuk soal pilihan ganda adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
D = daya pembeda,
JA = banyaknya peserta kelompok atas,
JB = banyaknya peserta kelompok bawah,
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar,
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar,
A
AA
J
BP = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar,
B
BB
J
BP = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
75
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya pembeda
soal, digunakan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.11.
Kriteria Soal Berdasarkan Daya Beda:
Interval DP Kriteria
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek
0,21 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,41 < DP ≤ 0,70 Baik
0,71 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
(Arikunto, 2012: 232).
Tabel 3.12.
Analisis Daya Beda Butir Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Jelek 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33
23
Cukup 7, 9, 13, 17, 34, 35 6
Baik 5, 11, 18, 31 4
Sangat Baik 16, 24 2
Sumber: data primer setelah diolah tahun 2015 (Lampiran 12)
Sesuai perhitungan diketahui bahwa butir soal 16 dan 24 mempunyai daya
pembeda sangat baik. Butir soal 5, 11, 18 dan 31 mempunyai daya pembeda soal
yang baik. Butir soal 7, 9, 13, 17, 34 dan 35 mempunyai daya pembeda yang
cukup, sedangkan butir soal 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 32 dan 33 mempunyai daya pembeda jelek atau kurang baik.
3.9. Metode Analisis Data
3.9.1. Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan dalam analisis ini
diperoleh dari:
76
1. Hasil belajar yang didapat dari nilai harian sebelum pembelajaran (pre-test)
dan nilai akhir setelah pembelajaran (post-test) baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol yang meliputi mean atau nilai rata-rata, nilai terendah,
nilai tertinggi, dan persentase ketuntasan siswa pada mata pelajaran indeks
harga dan inflasi.
2. Data non tes berupa data observasi. Data observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping pada materi
indeks harga dan inflasi yang berlangsung di kelas eksperimen dan selama
proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.
3.9.2. Analisis Data Awal (Pre-Test)
Analisis tahap awal berguna untuk membuktikan bahwa antara eksperimen
dan kelas kontrol berada dalam kondisi awal yang tidak berbeda secara signifikan
atau dikatakan bahwa kedua kelas berangkat dari titik tolak yang sama. Analisis
tahap awal menggunakan nilai dari pre test yang dilakukan meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak, apakah data keadaan awal populasi sebelum diberi
perlakuan atau treatment berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji ini untuk
menentukan uji statistik selanjutnya. Jika data terdistribusi normal, maka uji
statistiknya adalah uji parametrik sedangkan jika data tidak terdistribusi
normal, maka uji statistik yang dilakukan adalah uji non parametrik.
Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan data dari nilai pre-test materi
77
indeks harga dan inflasi. Analisis normalitas dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 19One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi lebih dari 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak,
jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka dapat dikatakan
bahwa kedua kelompok homogen.
Uji homogenitas data pre-test dalam penelitian ini menggunakan uji
Levene Statistic dengan program SPSS 19. Data dinyatakan homogen jika
sgnifikansi lebih besar dari 0,05
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata
antara dua kelompok sampel. Uji kesamaan dua rata-rata menggunakan
rumus uji t. Uji t dipengaruhi oleh uji homogenitas. Uji kesamaan dua rata-
rata dapat dianalisis dengan uji Independent Sample t-test dan One Way
ANOVA pada SPSS versi 20,0. Data pre-test dinyatakan “tidak ada perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel” jika nilai Sig. (2-tailed) lebih besar
dari 0,05.
3.9.3. Analisis Data Akhir
Analisis tahap akhir dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan data dari nilai post testbaik pada kelas eksperimen maupun pada
78
kelas kontrol untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kedua
kelas tersebut. Hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan juga akan
dideskripsikan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai hipotesis yang
diberikan.
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data tes hasil belajar setelah
diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan model problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian dilakukan dengan data dari nilai post test siswa. Uji normalitas
menggunakan program SPSS 19 One Sample Kolmogorov-Smirnovdengan
menggunakan taraf signifikansi 5%. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih dari 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak
terhadap hasil belajar setelah kedua kelas sampel mendapatkan perlakuan
berupa pembelajaran. Uji homogenitas data post-test dalam penelitian ini
menggunakan uji Levene Statistic menggunakan program SPSS 19 dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
3. Uji Hipotesis 1
Uji ini menggunakan Paired Sample T-Test, yaitu untuk mengetahui
penerapan model problem based learning dengan strategi mind mapping dapat
79
meningkatkan hasil belajar ekonomi pada materi indeks harga dan inflasi siswa kelas
XI IIS SMA N 1 Kertek Wonosobo. Pada nilai pre test-post test pada kelas
eksperimen dengan taraf signifikansi α=5%. H1 diterima jika Sig. (2-tailed) kurang
dari 0,05 dan H1 ditolak jika Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05. Nilai rata-rata yang lebih
tinggi bisa diketahui dengan melihat mean. Pada tabel Paired Sample Test, atau pada
t hitung, jika t hitung positif berarti rata-rata setelah perlakuan lebih tinggi daripada
sebelum perlakuan dan sebaliknya jika t hitung negatif berarti rata-rata setelah
perlakuan lebih rendah daripada rata-rata setelah perlakuan. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0: penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
tidak meningkatkan hasil belajar pada materi indeks harga dan inflasi siswa
kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
H1: penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
meningkatkan hasil belajar pada materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI
IIS di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
4. Uji Hipotesis 2
Uji ini menggunakan Independent Sample T Test, yaitu untuk mengetahui
penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi yang lebih tinggi (kelas eksperimen)
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) pada materi
indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo.
Pengujian ini menggunakan program SPSS 19 dengan taraf signifikansi α = 5%
dengan kriteria H2 diterima jika Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 pada Equal varians
80
assumed, dan H2 ditolak jika Sig. (2-tailed)lebih dari 0,05. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0: penerapan model problem based learning(PBL) dengan strategi mind mapping
tidak lebih meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional (ceramah) materi indeks harga dan inflasi kelas XI
IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
H2: penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
lebih meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional materi pokok indeks harga dan inflasi kelas XI IIS SMA Negeri 1
Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan hasil studi lapangan guna memperoleh data
melalui teknik dokumentasi, tes, dan observasi pada pembelajaran yang berbeda
antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan khusus dan kelas kontrol yang
diberi tanpa perlakuan khusus.
Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dengan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi materi
indeks harga dan inflasi kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo. Untuk
mengetahui ada atau tidak peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran
tersebut maka digunakan kelas kontrol dengan penerapan model pembelajaran
konvensional sebagai kelas pembanding. Peneliti memilih SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo sebagai tempat penelitian dikarenakan beberapa alasan salah satunya
adalah peneliti cukup mengetahui keadaan di sekolah dari hasil wawancara
dengan guru ekonomi SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo.
4.1.1 Hasil Deskriptif Penelitian
4.1.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015 sampai dengan
27 Agustus 2015 di SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo yang beralamatkan di Jalan
82
Raya Kertek Km. 06 Bojasari Kertek Wonosobo. Sekolah tersebut merupakan
sekolah menengah atas (SMA) berstatus negeri. SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
terletak pedesaan di sekitar lingkungan rumah warga yang tidak jauh dari jalan
raya, sehingga suasana di sekitar sekolah kondusif sebagai tempat belajar.
SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo menerapkan Kurikulum 2013 pada
pembelajaran kelas X, kelas XI, dan kelas XII. SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
memiliki dua program jurusan yaitu MIA, dan IIS. Jumlah kelas yang terdapat di
SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo ada 18 kelas yang terdiri atas 6 kelas untuk
kelas X, 6 kelas untuk kelas XI, dan 6 kelas untuk kelas XII. Populasi penelitian
yaitu kelas XI IIS tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari kelas XI IIS 1, kelas
XI IIS 2, dan kelas XI IIS 3. Jumlah siswa pada masing-masing kelas yaitu kelas
XI IIS 1 berjumlah 22 siswa, XI IIS 2 berjumlah 25 siswa, dan kelas XI IIS 3
berjumlah 23 siswa.
Sampel penelitian dilakukan dengan kriteria berupa pertimbangan tertentu
yaitu buku sumber yang digunakan sama, kurikulum yang digunakan sama, siswa
diajar oleh guru yang sama, berada pada tingkat kelas yang sama, dan tidak ada
pembagian kelas berdasarkan rangking serta didasarkan pada uji normalitas dan
homogenitas populasi pada nilai ulangan harian siswa materi mendiskripsikan
bank, LKBB, bank sentral dan OJK menyatakan bahwa nilai ulangan harian siswa
berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama. Kelas eksperimen dan kelas
kontrol ditentukan dengan cara mengundi kelas tersebut sehingga terpilih kelas XI
IIS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol.
83
Penelitian pada kedua kelas tersebut baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol melalui tiga tahap yang sama yaitu pre-test, pembelajaran dan post-test.
Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi
indeks harga dan inflasi sebelum diadakan pembelajaran. Post-test digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi indeks harga dan inflasi setelah
mengikuti pembelajaran.
Perbedaan mendasar dari kedua kelas yaitu dalam perlakuan yang
diberikan pada saat pembelajaran. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping, sedangkan
pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Waktu
pembelajaran yang digunkan dari kedua kelas relatif sama yaitu 8 jam pelajaran
dengan 4 kali pertemuan termasuk pre-test dan post-test.
4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya
peningkatan hasil belajar ekonomi pada materi indeks harga dan inflasi pada kelas
XI IIS 2 dan kelas XI IIS 3 SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran
2015/2016 dengan menerapkan model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping sedangkan pada kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan empat kali pertemuan baik
di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Rincian pelaksanaan pembelajaran
pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 45 menit pada pertemuan pertama
digunakan sebagai pre-test dan 45 menit sisanya dilakukan pembelajaran,
pertemuan kedua digunakan untuk pembelajaran, demikian juga pada pertemuan
84
ketiga. Sedangkan pada pertemuan keempat, 45 menit pertama digunakan untuk
proses pembelajaran dan 45 menit sisanya digunakan untuk post-test. Dalam
penelitian ini, peneliti bertugas sebagai pengajar. Peneliti melakukan pengajaran,
mengamati, dan mencatat aktivitas di dalam kelas.
4.1.1.3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini terdiri atas pelaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen dan pembelajaran pada kelas kontrol.
Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dilakukan dengan menerapkan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping dan pelaksanaan
pada kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Ekperimen
Pelaksanaan pembelajaran materi indeks harga dan inflasi pada kelas
eksperimen (XI IIS 3) dilakukan dengan menerapkan model problem based
learning (PBL) dengan strategi mind mapping pada materi indeks harga dan
inflasi. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan sebanyak empat kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit di setiap pertemuan. Pertemuan
pertama dilakukan pada hari Kamis 13 Agustus 2015, pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Rabu 19 Agustus 2015, pertemuan ketiga dilaksanakan
pada hari Kamis 20 Agustus 2015, dan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
Rabu 26 Agustus 2015.
1. Pertemuan 1
85
Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus
2015. Pembelajaran di kelas eksperimen dengan alokasi waktu 90 menit atau 2 x
45 menit. Pertemuan diawali dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan
perkenalan, presensi, motivasi, dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta
menjelaskan runtutan materi karena materi indeks harga dan inflasi adalah materi
semester dua dan pelaksanaan penelitian di semester satu. Kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu pre-test dengan materi indeks
harga dan inflasi selama 45 menit untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diberikan materi. Waktu yang tersisa digunakan untuk membagikan
modul materi indeks harga dan inflasi (berupa fotocopy materi indeks harga dan
inflasi), menyampaikan materi indeks harga dan inflasi secara singkat,
membentuk kelompok dan memberikan pekerjaan rumah (PR) pada setiap
kelompok untuk mengamati kenaikkan harga pada beberapa barang dari bulan ke
bulan serta meminta siswa untuk mempelajari materi indeks harga dan inflasi dari
berbagai sumber. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan
berdoa. Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam
dokumentasi pembelajaran terlampir. (Lampiran 37)
2. Pertemuan 2
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Rabu 19 Agustus 2015. Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran diawali
dengan berdoa, pemberian apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan
pembelajaran. Alokasi waktu yang digunakan adalah 90 menit pelajaran atau 2 x
45 menit.
86
Pada kegiatan inti guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan
pertama dan menyuruh siswa untuk menghitung indeks harga dengan tiga metode
perhitungan indeks harga serta mempresentasikannya. Setelah itu guru
menerangkan apa itu mand mapping dan bagaimana membuat mand mapping.
Sebelum pembelajaran diakhiri guru meminta siswa untuk membawa kertas
berwarna atau asturo, spidol, penggaris, dan alat tulis lainnya untuk membuat
maind mapping di pertemuan selanjutnya serta meminta siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri dengan
berdoa bersama. Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam
dokumentasi pembelajaran terlampir. (Lampiran 38)
3. Pertemuan 3
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Kamis 20 Agustus 2015. Pertemuan ketiga proses pembelajaran diawali dengan
berdoa, pemberian apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kemudian guru mengingatkan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya dengan memberikan pertanyan-pertanyaan. Setelah itu guru
menerapkan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
dengan memberikan contoh masalah mengenai inflasi dan dikerjakan secara
kelompok, untuk menyelesaikan beberapa pertanyaan dari contoh masalah yang
diberikan oleh guru siswa menyelesaikannya dengan membuat mind mapping,
kemudian dipresentasikan oleh tiap kelompok, untuk kelompok yang belum
presentasi dilanjutkan dipertemuan yang akan datang. Guru meminta siswa untuk
mempelajari materi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri
87
dengan berdoa bersama. Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat
ditunjukan dalam dokumentasi pembelajaran terlampir. (Lampiran 39)
4. Pertemuan 4
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
Rabu 26 Agustus 2015. Pembelajaran dimulai dengan proses pembelajaran
diawali dengan berdoa, pemberian apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan
pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi
hasil kerja kelompok. Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok dan mengulas
kembali materi yang telah dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa. Kegiatan inti pada pertemuan keempat adalah post-test yang
dikerjakan siswa dengan alokasi waktu 45 menit. Bukti pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dapat ditunjukan dalam dokumentasi pembelajaran terlampir.
(Lampiran 40)
b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pelaksanaan pembelajaran materi jurnal penyesuaian yang dilakukan di
kelas kontrol (XI IIS 1) dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.
Pembelajaran pada kelas kontrol juga dilakukan sebanyak empat kali pertemuan
dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 45 menit. Pertemuan pertama dilakukan
pada hari Kamis 13 Agustus 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jum’at 14 Agustus 2015, pertemuan ke tiga dilaksanakan pada hari Kamis 20
88
Agustus 2015, dan pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis 27 Agustus
2015.
1. Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus
2015. Pembelajaran di kelas kontrol dengan alokasi waktu 90 menit atau 2 x 45
menit. Pertemuan diawali dengan berdoa bersama dilanjutkan dengan perkenalan,
presensi, motivasi, dan pencapaian tujuan pembelajaran, serta menjelaskan
runtutan materi karena materi indeks harga dan inflasi adalah materi semester dua
dan pelaksanaan penelitian di semester satu. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu pre-test dengan materi indeks harga
dan inflasi selama 45 menit untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diberikan materi. Waktu yang tersisa digunakan untuk membagikan modul materi
indeks harga dan inflasi (berupa fotocopy materi indeks harga dan inflasi),
membentuk kelompok dan menjelaskan materi indeks harga, serta memberikan
pekerjaan rumah (PR) pada setiap kelompok untuk mengamati kenaikkan harga
pada beberapa barang dari bulan ke bulan serta meminta siswa untuk mempelajari
materi indeks harga. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri
dengan berdoa. Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam
dokumentasi pembelajaran terlampir. (Lampiran 41)
2. Pertemuan 2
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jum’at 14 Agustus 2015. Alokasi waktu yang digunakan adalah 90 menit atau 2 x
45 menit. Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran diawali dengan berdoa,
89
pemberian aspersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan
berikutnya adalah guru mencoba mengingatkan kepada siswa tentang materi yang
telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan pertanyaan
langsung.
Pada kegiatan inti guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan
pertama dan menyuruh siswa untuk menghitung indeks harga dengan tiga metode
perhitungan indeks harga secara kelompok. Selanjutnya guru menjelaskan tentang
hubungan indeks harga dengan inflasi. Sebelum ditutup guru mengulas kembali
materi yang telah dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa. Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri dengan berdoa. Bukti pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam dokumentasi pembelajaran
terlampir. (Lampiran 42)
3. Pertemuan 3
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Kamis 20 Agustus 2015. Pertemuan ketiga proses pembelajaran diawali dengan
berdoa, pemberian apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Kemudian guru mengingatkan kembali materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Guru menjelaskan pengertian inflasi, penyebab terjadinya inflasi,
jenis-jenis inflasi, perhitungan inflasi, dampak dan cara mengendalikan inflasi.
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dan member tugas kelompok
untuk menyelesaikan contoh kasus tentang inflasi dan dikerjakan dikertas folio
sebagai pekerjaan rumah (PR). Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
90
yang sudah disampaikan. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri
dengan berdoa. Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam
dokumentasi pembelajaran terlampir. (Lampiran 43)
4. Pertemuan 4
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan keempat dilaksanakan hari
Kamis 27 Agustus 2015. Pembelajaran dimualai dengan berdoa dan motivasi.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Selanjutnya guru
menyimpulkan hasil kerja kelompok dan mengulas kembali materi yang telah
dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
Kegiatan inti pada pertemuan keempat adalah post-test yang dikerjakan
siswa dengan alokasi waktu 45 menit. Pada pertemuan terakhir ini, hasil dari post-
test langsung diumumkan karena untuk mengetahui jumlah siswa yang telah
mencapai KKM. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi dan berdoa.
Bukti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat ditunjukan dalam dokumentasi
pembelajaran terlampir. (Lampiran 44)
4.1.1.4. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan pembelajaran
di kelas XI IIS 3 sebagai kelas eksperimen yang dilakukan selama empat kali
pertemuan dalam mata pelajaran ekonomi materi indeks harga dan inflasi. Ada
tujuh aspek penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
91
Tabel 4.1.
Aspek Penilaian Aktivitas Kelas Eksperimen
No. Aspek yang diamati
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah menggunakan mind
mapping dengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran kelas eksperimen
pada pertemuan pertama belum terlihat baik karena sebagian besar siswa masih
belum paham mengenai model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Antusias siswa juga masih rendah, hal tersebut karena siswa yang
belum berani mengajukan pertanyaan kepada guru, belum berani menjawab
pertanyaan yang diberikan guru terkait model pembelajaran dan belum berani
mengemukakan pendapat serta pemahaman materi yang diajarkan masih sangat
terbatas.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama di kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2 yang memperlihatkan bahwa keaktifan
siswa saat proses belajar mengajar sebesar 62,86%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat tabel berikut:
92
Tabel 4.2.
Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
3
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
4
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
3
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
3
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah
menggunakan mind mapping
dengan kelompok
3
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
3
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
3
Jumlah 18 4 22
Presentase (%) 62,86
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 26)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama nilai
tertinggi terdapat di indikator kedua yaitu perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung dengan presentase 68,7% sedangkan nilai terendah terdapat di
indikator keempat yaitu antusias siswa dalam menjawab peratanyaan yang
diajukan oleh guru memiliki presentase terendah dengan indeks presentase 58,3%.
Banyak siswa yang cenderung masih takut karena merupakan pertemuan yang
pertama.
93
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3.
Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
4
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
4
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah
menggunakan mind mapping
dengan kelompok
3
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
4
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
4
Jumlah 3 24 27
Presentase (%) 77,14
Sumber : Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 26)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 77,14%. Indikator yang
memperoleh presentase tertinggi adalah perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung dengan presentase 76,5% dengan kata lain perhatian siswa pada
pertemuan kedua meningkat, sedangkan presentase terendah terdapat di indikator
partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah menggunakan mind mapping
dengan kelompok dengan presentase 67%. Kurangnya partisipasi siswa
94
menyelesaikan masalah menggunakan mind mapping karena pada pertemuan
kedua baru saja diperkenalkan penyelesaian masalah menggunakan mind
mapping.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4.
Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ketiga
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
5
3 Antusias siswa dalam
mengajukan pertanyaan di dalam
kelas
4
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
4
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah
menggunakan mind mapping
dengan kelompok
5
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
4
7 Berpartisipasi dalam
memberikan tanggapan dan
sanggahan saat presentasi
4
Jumlah 20 10 30
Presentase (%) 85,71
Sumber : Data penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 26)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan ketiga presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan kedua
menjadi 85,71%. Pada pertemuan ketiga perhatian siswa saat pelajaran meningkat
menjadi 84,3% dan partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah menggunakan
mind mapping dengan kelompok meningkat menjadi 84,3% serta ketepatan waktu
95
mengumpulkan tugas meningkat dari 69,6% menjadi 80,9%. Menunjukkan pada
pertemuan ketiga siswa mulai paham memecahkan masalah menggunakan mind
mapping. Selain itu pada pertemuan ketiga siswa mualai antusias dalam bertanya
maupun berkomentar mengenai materi pelajaran.
Berikut ini adalah tabel aktivitas siswa pada pertemuan keempat kelas
eksperimen:
Tabel 4.5.
Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Keempat
No. Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
5
3 Antusias siswa dalam
mengajukan pertanyaan di dalam
kelas
4
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
5
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah
menggunakan mind mapping
dengan kelompok
5
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
4
7 Berpartisipasi dalam
memberikan tanggapan dan
sanggahan saat presentasi
4
Jumlah 16 15 31
Presentase (%) 88,57
Sumber : Data penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 26)
Pada Pertemuan keempat, presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran
meningkat dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu sebesar 88,57%
terdapat perkembangan keaktifan belajar siswa yang menunjukkan bahwa siswa
96
menjadi percaya diri untuk menyelesaikan soal post-test yang diberikan sesuai
dengan kemampuan mereka.
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan pembelajaran
di kelas XI IIS 2 sebagai kelas kontrol yang dilakukan selama empat kali
pertemuan dalam mata pelajaran ekonomi materi indeks harga dan inflasi. Ada
tujuh aspek penilaian aktivitas siswa kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6.
Aspek Penilaian Aktivitas Kelas Kontrol
No. Aspek yang diamati
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Mendengarkan penjelasan dari guru
3 Antusias siswa dalam mengajukan pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran kelas kontrol pada
pertemuan pertama belum terlihat baik karena sebagian besar siswa masih
bersikap acuh dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Namun pelaksanaan pre-
test berjalan dengan lancar. Hasil pengamatan keaktifan belajar siswa kelas
kontrol pada pertemuan pertama terlihat pasif. Terlihat beberapa siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru di depan tetapi terkadang ramai bersenda
gurau dengan temannya dan hanya sedikit siswa yang menanggapi pertanyaan
guru maupun bertanya kepada guru.
97
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama di kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 yang memperlihatkan bahwa keaktifan siswa
saat proses belajar mengajar sebesar 60%.
Tabel.4.7.
Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
No. Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
3
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
3
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
3
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
3
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah dengan
kelompok diskusi
3
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
3
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
3
Jumlah 21 21
Presentase (%) 60
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 27)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama hasil
presentase aktivitas siswa tidak jauh beda dengan kelas eksperimen. Presentase
aktivitas siswa di kelas eksperimen adalah 62,86% dan di kelas kontrol adalah
60%.
98
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8.
Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
3
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
3
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
3
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah dengan
kelompok diskusi
3
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
3
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
3
Jumlah 18 4 22
Presentase (%) 62,86
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 27)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan kedua presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 62,86%. Banyaknya siswa yang
siap dalam mengikuti pelajaran naik dari 55,2% menjadi 69,6% ditunjukkan
dengan setiap siswa memegang buku paket. Namun demikian pada pertemuan
kedua di kelas kontrol siswa masih kurang memperhatikan penjelasan dari guru
dan siswa merasa jenuh dengan cara belajar yang seperti itu sehingga tidak sedikit
siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya saat proses pembelajaran
99
berlangsung dan enggan untuk bertanya atau berkomentar tentang materi. Hal ini
membuat guru berulangkali memberikan teguran dan peringatan pada siswa.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pertemuan ketiga kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9.
Keaktifan Siswa Kelas kontrol Pertemuan Ketiga
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
3
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
3
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
3
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah dengan
kelompok diskusi
3
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
3
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
4
Jumlah 15 8 23
Presentase (%) 65,71
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 27)
Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan ketiga presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan kedua
menjadi 65,71%. Banyak siswa antusias dalam menjawab peratanyaan yang
diajukan oleh guru,walaupun masih ada siswa yang malu untuk bertanya
mengenai materi pelajaran.
100
Berikut ini adalah tabel aktivitas siswa pada pertemuan keempat kelas
kontrol:
Tabel 4.10.
Keaktifan Siswa Kelas kontrol Pertemuan Keempat
No Aspek yang diamati Skor
Total TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran
4
2 Perhatian siswa saat pelajaran
berlangsung
3
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
3
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh
guru
4
5 Partisipasi siswa saat
menyelesaikan masalah dengan
kelompok diskusi
4
6 Ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas
4
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat
presentasi
4
Jumlah 6 20 26
Presentase (%) 74,3
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 27)
Pada pertemuan keempat,presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran
meningkat dibandingkan pertemuan sebelumnya yaitu menjadi sebesar 74,3%.
Walaupun pada kelas kontrol rata-rata kriteria keaktifan siswa adalah cukup aktif.
101
Berikut ini adalah klasifikasi jenjang kriteria keaktifan siswa selama
proses pembelajaran :
Kriteria Aktivitas Siswa
Interval Persentase Kriteria
84 %< % skor ≤100% Sangat Aktif
68 % < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Tabel 4.11.
Hasil Penilaian Aktivitas Siswa
Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
% Kriteria % Kriteria
Pertemuan 1 62,86 Cukup Aktif 60 Cukup Aktif
Pertemuan 2 77,14 Aktif 62,86 Cukup Aktif
Pertemuan 3 85,71 Sangat aktif 65,71 Cukup Aktif
Pertemuan 4 88,57 Sangat aktif 74,3 Aktif
Peningkatan
aktivitas
25,71% 14,3%
Sumber : Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 26 dan 27)
Tabel diatas menjelaskan bahwa berdasarkan kategori tingkat aktivitas
antara kedua kelas siswa kelas eksperimen memiliki aktivitas yang lebih baik
dibanding kelas kontrol. Mulyasa (2009:256) menyatakan bahwa dari segi proses,
pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif,
baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembentukan kompetensi. Ini
berarti pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas eskperimen sudah berkualitas
sedangkan di kelas kontrol belum berkualitas. Selain itu pembelajaran di kelas
eksperimen jauh lebih berkualitas daripada kelas kontrol pada pertemuan ketiga
dan keempat. Karena merasa jenuh dengan cara belajar yang selalu seperti itu,
perhatian para siswa kurang fokus pada saat proses pembelajaran. Selain itu,
102
hanya sedikit siswa yang berani bertanya pada awal-awal pertemuan. Meskipun
siswa sama-sama berlatih menyelesaikan soal, namun pada kelas kontrol latihan
tidak dilakukan secara intensif sehingga membuat siswa kurang berhasil
menyelesaikan permasalahan yang tersaji.
Meningkatnya aktivitas belajar pada kelas eksperimen disebabkan oleh
penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping.
Dengan diberi contoh masalah yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya
meningkatkan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional. Selain itu dengan menggunakan mind map untuk
memecahkan masalah dapat menambah daya ingat siswa. Hal ini mengindikasi
bahwa penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional.
Presentase kumulatif aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen secara
berturut-turut sebesar 62,86%, 77,14%, 85,71%, dan 88,57%. Sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 60%, 62,86%, 65,71%, dan 74,3%. Berdasarkan indikator
keberhasilan kualitas proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pada
pertemuan pertama baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dalam kategori
cukup aktif, dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu pada kelas
eksperimen dalam kategori aktif sedangkan pada kelas kontrol dalam kategori
cukup aktif. Pada pertemuan ketiga kelas eksperimen mengalami peningkatan
dalam kategori yang sama yaitu sangat aktif sedangkan kelas kontrol tidak
mengalami peningkatan masih sama dalam kategori cukup aktif. Dan pada
103
pertemuan keempat kelas eksperimen mengalami peningkatan dalam kategori
yang sama yaitu sangat aktif, kelas kontrol mengalami peningkatan dalam
kategori aktif. Secara umum aktivitas belajar siswa kelas eksperimen jauh lebih
baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa
penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4.1.1.5. Deskripsi Hasil Pre-Test dan Post-Test
a. Analisis Data Hasil Belajar Sebelum Perlakuan (Hasil Pre-test)
Hasil analisis pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut:
Tabel 4.12.
Deskripsi Hasil Pre-test
No Komponen Pre-test
Kontrol Eksperimen
1 Banyak Siswa 25 23
2 Rata-rata 57.92 55.30
3 Nilai Tertinggi 76 76
4 Nilai Terendah 44 40
5 Jumlah Siswa Tuntas 2 1
6 Persentase Siswa Tuntas 8% 4%
7 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 23 22
8 Persentase Siswa Tidak Tuntas 92% 96%
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 16 dan 17)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi indeks harga dan
inflasi adalah 75 dengan persentase ketuntasan klasikal minimal sebesar 75%.
Tabel di atas menunjukkan bahwa kedua kelas, kelas kontrol dan kelas
eksperimen sudah ada yang tuntas masing-masing kelas kontrol 2 siswa dan kelas
eksperimen 1 siswa. Nilai tertinggi untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen
sama yaitu 76. Nilai terendah untuk kelas kontrol adalah 44 dan untuk kelas
104
eksperimen adalah 40. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki kemampuan rata-rata yang tidak jauh berbeda.
b. Analisis Data Hasil Belajar Sesudah Perlakuan (Hasil Post-test)
Hasil analisis post-test diperoleh dari nilai post-test yang telah dilakukan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Deskripsi hasil nilai post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.13.
Deskripsi Hasil Post-test
No Komponen Post-test
Kontrol Eksperimen
1 Banyak Siswa 25 23
2 Rata-rata 74.88 80.35
3 Nilai Tertinggi 88 96
4 Nilai Terendah 56 68
5 Jumlah Siswa Tuntas 14 19
6 Persentase Siswa Tuntas 56% 83%
7 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 11 4
8 Persentase Siswa Tidak Tuntas 44% 17%
Sumber: Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 31 dan 32)
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil kelas kontrol dan kelas
eksperimen terjadi perbedaan hasil yang signifikan, rata-rata kelas kontrol 74,88
sedangkan rata-rata kelas eksperimen 80,35. Nilai tertinggi kelas kontrol adalah
88 sedangkan nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 96. Kelas Eksperimen telah
mencapai ketuntasan klasikal karena persentase siswa yang tuntas lebih dari 75%
dari jumlah keseluruhan siswa, yaitu 83%. Sedangkan kelas kontrol belum
mencapai ketuntasan klasikal karena presentase siswa yang tuntas kurang dari
75%, yaitu 56%. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen memiliki
nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol setelah dilakukan
mengerjakan post-test. Perbedaan hasil tersebut karena adanya perlakuan yang
105
berbeda pada kedua kelas. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan
model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping, sedangkan
pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
4.1.1.6. Deskripsi Efek Eksperimen
Deskripsi efek eksperimen dengan desain Pre-test dan Post-test Group
pada penelitian ini tertuang dalam tabel berikut:
Tebel 4.14.
Deskripsi Efek Eksperimen
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen 55.30 Model problem based
learning (PBL) dengan
setrategi mind mapping
80.35
Kontrol 57.92 Model pembelajaran
konvensional
74.88
Sumber : Data Penelitian Diolah Tahun 2015 (Lampiran 16 dan 17)
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa peningkatan hasil
belajar siswa jika dilihat dari nilai rata-rata pre-test dan nilai rata-rata post-test
untuk kelas eksperimen adalah 25,05 yang diperoleh dari (80,35-55,30) sedangkan
pada kelas kontrol adalah 16,96 yang diperoleh dari (74.88-57.92). Efek dari
adanya perlakuan menggunakan model problem based learning (PBL) dengan
setrategi mind mapping adalah (80,35-55,30) - (74.88-57.92) = 8.09. Deskripsi
peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata pre-test dan nilai rata-rata post-test
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15.
Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test
Kelas Pre-test Post-test Selisih
Eksperimen 55.30 80.35 25.05
Kontrol 57.92 74.88 16.96
Efektivitas 8.09
Sumber : data penelitian diolah tahun 2015
106
4.1.2. Hasil Analisis Data Awal
Analisis data awal pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji
homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata pada nilai pre-test. Uji normalitas
dilakukan guna mengetahui nilai pre-test berdistribusi normal, uji homogenitas
dilakukan guna mengetahui data homogen, dan uji kesamaan dua rata-rata
dilakukan guna mengetahui nilai pre-test antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol berada pada kondisi yang sama atau tidak.
4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan uji statistik apa yang sesuai
digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian. Uji normalitas menggunakan
SPSS 19 melalui uji Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil perhitungan uji normalitas:
Tabel 4.16.
Uji Normalitas Data Awal (Pre-Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre-test Eksperimen Pre-test Kontrol
Kolmogorov-Smirnov Z 0.996 0.738
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.274 0.647
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 18)
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi data pre-test
kelompok eksperimen adalah 0,275 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data pre-test
kelompok eksperimen berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk data pre-test
kelompok kontrol adalah 0,647 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data pre-test
kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik
parametrik, berdasarkan hasill uji normalitas tersebut maka analisis data yang
107
digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji independent sample t test dan uji
paired sample t-test.
4.1.2.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians
data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik data
pre-test. Uji homogenitas menggunakan SPSS 19, hasil perhitungan uji
homogenitas data penelitian disajikan pada tabel ini:
Tabel 4.17.
Uji Homogenitas Data Awal (Pre-Test)
Kelompok Levene
Statistic Sig. Kriteria
Pretest Eksperimen 0.538 0.467 Homogen
Pretest Kontrol
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 19)
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas di atas, untuk data pre-test
diperoleh nilai sig = 0,467 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data pre-test antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.
4.1.2.3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata data pre-test dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda.
Uji Kesamaan dua rata-rata ini menggunakan uji Independent Sample t-test pada
SPSS versi 19 dengan kriteria pengujian rata-rata nilai pre-test kedua kelas tidak
ada perbedaan (sama) jika sig. (2-failed) lebih dari 0,05 pada equal variances
assumed maka data tidak ada pebedaan dan nilai sig. (2-failed) kurang dari 0,05
108
pada equal variances not assumed maka data ada perbedaan. Hasil perhitungan
uji kesamaan dua rata-rata data pre-test dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.18.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji t data Pre-Test)
Rata-rata Thit Sig Kriteria
Eksperimen Kontrol
55.304 57.920 -0.992 0.326 Tidak terdapat
perbedaan
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 20)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = -0,992 dengan sig
0,326 > 0,05 dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan pembelajaran
yang berbeda pada siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun
pelajaran 2015/2016.
4.1.3. Hasil Analisis Data Akhir
Analisis data akhir terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
hipotesis. Analisis data untuk menguji normalitas dan homogenitas menggunakan
nilai post-test. Sedangkan uji hipotesis 1 menggunakan nilai post-test dan pre-test
kelas eksperimen, uji hipotesis 2 menggunakan nilai post-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
109
4.1.3.1. Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas data nilai post-test maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.19.
Uji Normalitas Data Akhir (Post-Test)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Post-test
Eksperimen
Post-test
Kontrol
Kolmogorov-Smirnov Z 0.608 0.900
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.854 0.393
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 33)
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi data post-test
kelompok eksperimen adalah 0,854 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data post-test
kelompok eksperimen berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk data post-test
kelompok kontrol adalah 0,393 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data post-test
kelompok kontrol berdistribusi normal.
4.1.3.2. Uji Homogenitas
Berdasarkan uji homogenitas data nilai post-test maka dapat diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20.
Uji Homogenitas Data Akhir (Post-Test)
Kelompok Levene
Statistic Sig. Kriteria
Post-test Eksperimen 0.083 0.775 Homogen
Post-test Kontrol
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 34)
110
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas di atas, untuk data post-test
diperoleh nilai sig = 0,775 > 0,05 jadi dapat disimpulkan data post-test antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.
4.1.3.3. Uji Hipotesis 1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa “Penerapan Model Problem Based
Laerning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran ekonomi materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS
SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016”. Uji hipotesis ini
menggunakan data nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen. Uji hipotesis
ini menggunakan program SPSS versi 19 dengan pengujian paired sample t-test
dengan kriteria hipotesis 1 diterima jika Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 dan
hipotesis 1 ditolak jika Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05. Uji hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : Penerapan Model Problem Based Laerning (PBL) dengan Strategi Mind
Mapping tidak meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ekonomi
materi Indeks Harga dan Inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
H1 : Penerapan Model Problem Based Laerning (PBL) dengan Strategi Mind
Mapping meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ekonomi materi
Indeks Harga dan Inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek
Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
111
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.21.
Uji Hipotesis 1
Rata-rata
Thit Sig Kriteria Pretest
Eksperimen
Posttest
Eksperimen
55.304 80.3478 12.525 0,000 Terdapat
perbedaan
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 35)
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 kurang dari
0,05 maka hipotesis 1 (H1) diterima, maka dapat disimpulkan “Penerapan Model
Problem Based Laerning (PBL) dengan Strategi Mind Mapping meningkatkan
hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi materi Indeks Harga dan Inflasi siswa
kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016”.
4.1.3.4. Uji Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa ”penerapan model problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional materi indeks harga dan
inflasi kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016”.
Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah data nilai post-test kelas
eksperimen dan data nilai post-test kelas kontrol. Uji hipotesis ini menggunakan
program SPSS versi 19 dengan pengujian Independent Sample T Test dengan
kriteria hipotesis 2 diterima jika Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 dan hipotesis 2
ditolak jika Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05. Uji hipotesis yang digunakan adalah:
112
H0 : penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
tidak lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional materi indeks harga dan inflasi kelas XI IIS SMA
Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
H2 : penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional materi indeks harga dan inflasi kelas XI IIS SMA
Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sampel t-test adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.22.
Uji Hipotesis 2 (Uji t data Post-Test)
Rata-rata Thit ttabel Sig Kriteria
Eksperimen Kontrol
80.348 74.880 2.413 2.012 0.020 Terdapat
perbedaan
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 (Lampiran 36)
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) adalah 0,020 kurang dari
0,05 maka hipotesis 2 (H2) diterima, dapat disimpulkan bahwa “penerapan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping lebih meningkatkan
hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional materi
indeks harga dan inflasi kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun
pelajaran 2015/2016”.
113
4.1.4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar treatmen pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok
kontrol mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil perhitungan peningkatan
hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.23.
Peningkatan Hasil Belajar
No Kelompok
Nilai Rata-rata Peningkatan Peningkatan
Pre test Posttest pretest –
posttest
pretest –
posttest
1 Eksperimen 55.30 80.35 25.04 45.28%
2 Kontrol 57.92 74.88 16.96 29.28%
Dari tabel diatas diperoleh keterangan persentase peningkatan hasil belajar
siswa untuk kelompok eksperimen sebesar 45,28% dan persentase peningkatan
hasil belajar untuk kelompok kontrol sebesar 29,28%. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan gambar peningkatan hasil belajar siswa baik pada kelompok
eksperimen maupun padakelompok kontrol.
Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
55.30
80.35
57.92
74.88
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
Pre test Posttest
Eksperimen
Kontrol
114
4.2. Pembahasan
4.2.1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran
pada Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran ekonomi materi indeks
harga dan inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo, untuk
mengetahui apakah penerapan model problem based learing (PBL) dengan
strategi mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
ekonomi materi indeks harga dan inflasi atau tidak, peneliti menguji hipotesis 1.
Untuk menguji hipotesis 1 peneliti menggunakan data nilai pre-test dan post-test
yang diuji dengan paired sample t-test. Hasil pengujian menunjukkan nilai sig (2-
tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H1 diterima. Hasil temuan
penelitian berarti bahwa pada kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar
sebelum (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Peningkatan hasil belajar
ditunjukkan oleh pre-test kelas eksperimen 55,30 meningkat menjadi 80,35 pada
post-test atau mengalami peningkatan 45,28% dengan selisih nilai pre-test dan
post-test adalah 25,04. Selain itu persentase siswa tuntas sesudah perlakuan (post-
test) mencapai 83%, sehingga dapat dikatakan efektivitas pembelajaran sudah
optimal karena jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas atau sama dengan
KKM lebih dari 75%, sesuai dengan standar ketuntasan yang ditetapkan oleh
sekolah. Hasil ini menunjukkan adanya temuan penelitian bahwa penerapan
model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping
meningkatkan hasil belajar ekonomi materi indeks harga dan inflasi pada siswa
kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2014/2016.
115
Peningkatan hasil belajar materi indeks harga dan inflasi karena pada saat
pre-test siswa belum diberi pengetahuan secara mendalam tentang materi tersebut
sehingga hasil pre-test menunjukkan nilai yang rendah. Kemudian dilakukan
pembelajaran dengan menerapkan model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping di kelas eksperimen. Dari kegiatan penelitian yang telah
dilakukan diketahui bahwa dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada materi
indeks harga dan inflasi, penggunaan model problem based learning (PBL)
dengan strategi mind mapping terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran ekonomi materi indeks harga
dan inflasi menggunakan model problem based learning (PBL) dengan strategi
mind mapping disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa membangun
pengetahuaannya sendiri, berkesempatan untuk mengekplorasi pengetahuan sesuai
dengan masalah yang sedang terjadi. Pembelajaran ekonomi seperti ini sejalan
dengan teori belajar kognitivisme dan dikembangkan lagi yaitu teori ausubel yang
mengajak siswa untuk belajar dengan diberi latihan memecahkan masalah dengan
menggunakan peta konsep (mind map) sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Penelitian ini didukung oleh peneltian terdahulu diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Gede Made, Yus Akhmad, dan Made Nuridja
(2013) yang menyebutkan bahwa Penerapan model pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X1 SMA Negeri
1 Sawan.. Penelitian yang dilakukan Ika Retno Sulistyani dan Harnanik (2014)
yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan model Problem Based
116
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar pada materi masalah ekonomi
siswa kelas X IIS 5 SMA Negeri 1 Juwana.
Pembelajaran menggunakan model problem based learning (PBL) dengan
strategi mind mapping merupakan hal yang baru dalam pembelajaran ekonomi di
kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo. Siswa diajak untuk lebih berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun pada awalnya siswa mengalami
kesulitan dalam belajar tetapi seiring berjalannya waktu siswa mulai mengalami
ketertarikan untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan mind
mapping membuat siswa tidak jenuh yang biasanya mencatat atau menyelesaikan
masalah di buku atau dikertas ditulis secara biasa, membuat mind mapping
menjadikan siswa lebih bersemangat, tidak jenuh dan meningkatkan kreatifitas
siswa. Selain itu, guru turut berperan sebagai fasilitator yang baik, membimbing
siswa untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data serta hasil penelitian
terdahulu maka dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model problem based
learning (PBL) dengan strategi mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mata pelajaran ekonomi materi indeks harga dan inflasi siswa kelas XI IIS
SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.
4.2.2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Uji hipotesis 2 pada penelitian ini menggunakan data nilai post-test di
kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diuji menggunakan independent
sample t-test. Hasil pengujian menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,020 kurang dari
117
0,05 yang artinya H2 diterima. Hasil ini menunjukkan adanya temuan penelitian
bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar (post-test) yang signifikan antara
kedua kelas. Perbedaan hasil belajar yang signifikan menunjukkan bahwa nilai
rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 80,35 lebih tinggi dari pada rata-rata
post-test kelas kontrol sebesar 74,88.
Pembelajaran dikelas eksperimen menunjukkan hasil belajar yang lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol karena perbedaan dalam penggunaan model dan
media pembelajaran. Peneliti telah melakukan semua aktivitas sesuai yang
tercantum dalam RPP. Dimulai dari aktivitas pada kegiatan pendahuluan yang
meliputi masuk kelas tepat waktu, membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam, menanyakan kesiapan mengikuti pelajaran, menyampaikan materi, tujuan
dan model pembelajaran yang digunakan, serta memotivasi siswa. Dalam kegiatan
inti guru meminta siswa menggali informasi materi dari berbagai sumber,
memberi contoh masalah dan menyelesaikan dengan mebuat mind mapping,
selain itu guru memandu siswa untuk menemukan penyelesaiannya, meminta
siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami, meneliti kesulitan yang
dialami oleh siswa. Sementara untuk kegiatan penutup yang meliputi aktivitas
membuat simpulan materi bersama siswa, memberikan PR, menyampaikan materi
selanjutnya yang harus dipelajari, serta yang terakhir mengucapkan salam dan
meninggalkan kelas tepat waktu.
Sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol tidak diberi pelakuan khusus.
Sebenarnya pembelajaran pada kelas kontrol hampir sama dengan kelas
esksperimen namun hal yang membedakan adalah penggunaan model dan media
118
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. kegiatan inti terdiri dari
ceramah, tanya jawab dan latihan soal namun latihan soalnya tidak sesering di
kelas esksperimen. Pembelajaran dalam kelas kontrol lebih banyak dilakukan
secara satu arah dimana guru menjelaskan sedangkan siswa hanya mendengarkan
dan mencatat materi sehingga banyak waktu yang tersita untuk hal-hal seperti
menunggu siswa selesai mencatat, menjelaskan keterangan yang sama secara
berulang-ulang karena ketidakfokusan siswa dalam memperhatikan guru,
sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan aktivitas siswa menunujukkan pada kelas eksperimen
siswa lebih aktif dibandingkan dengan kelas kontrol. Aktivitas siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada pertemuan pertama sama-sama mendapat
kriteria cukup aktif, di pertemuan kedua kelas eksperimen mengalami peningkatan
mendapat kriteria aktif sedangkan kelas kontrol tetap mendapatkan kriteria cukup
aktif. Pada pertemuan ketiga dan keempat kelas eksperimen mendapat kriteria
sangat aktif sedangkan pada kelas kontrol hanya mendapat kriteria cukup aktif dan
aktif. Dari hasil observasi tersebut menunjukan bahwa penggunaan model
problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping dapat membuat
siswa lebih aktif dibandingkan menggunakan model pembelajaran konvensional
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar, sehingga
aktivitas belajar siswa dalam belajar lebih mudah meningkat. Penerapan model
pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa adanya variasi dapat
119
membuat siswa menjadi bosan dan malas belajar. Dalam belajar hanya terjadi
interaksi satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga suasana belajar yang
diperoleh siswa kurang optimal.
Peningkatan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping ditunjukkan dengan selisih nilai rata-rata pre-test dan post-test pada
kelas eksperimen sebesar 25,05 sedangkan selisih nilai rata-rata pre-test dan post-
test pada kelas kontrol adalah sebesar 16,96. Selisih peningkatan hasil belajar
kelas eksperimen dengan kelas kontrol lebih besar kelas eksperimen, maka
peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping adalah 8.09. Peningkatan hasil belajar siswa
juga dilihat dari tingkat ketuntasan pada kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol, yaitu 83% pada kelas eksperimen dan 56% pada kelas kontrol.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Annisa Rahma dan Kardoyo (2014)
juga menunjukkan hal yang sama yaitu penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning dapat juga meningkatkan hasil
belajar berupa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah perubahan nilai
tukar rupiah terhadap valuta asing. Selain dengan model pembelajaran problem
based learning (PBL), model pembelajaran juga bisa dipadukan dengan metode
pembelajaran lainnya. Mind mapping juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
penelitian oleh Maisyarah (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil
belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran mind mapping dikelas XF
SMA Negeri 5 Pontianak rata-ratanya mencapai ≥ 70.
120
Hasil temuan lain yang mendukung penelitian ini untuk penggunaan
metode mind mapping adalah penelitian yang dilakukan oleh Nina Mahardani dan
Widiyanto (2014) yang menyebutkan hasil belajar Ekonomi menggunakan model
concept mapping lebih baik dari pada model think pair share. Penelitian ini juga
didukung oleh penelitian Hilda Sridewita dan Syamsul Amar (2014) yang
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
mind maping lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar
dengan model konvensional.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data serta hasil penelitian
terdahulu maka dapat dikatakan bahwa penerapan model problem based learning
(PBL) dengan strategi mind mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi indeks harga
dan inflasi siswa kelas XII IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran
2015/2016.
121
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1) Model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi indeks harga dan
inflasi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek, Wonosobo tahun pelajaran
2015/2016. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh pre-test kelas
eksperimen 55,30 meningkat menjadi 80,35 pada post-test atau mengalami
peningkatan 45,28% dengan selisih nilai pre-test dan post-test adalah 25,04.
2) Model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional pada materi indeks harga dan inflasi siswa kelas
XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo tahun pelajaran 2015/2016.Yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata post test kelas eksperimen 80,35 lebih
tinggi dari nilai rata-rata kelas control sebesar 74,88.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran yang dapat
diajukan terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Penerapan model problem based learning (PBL) dengan strategi mind
mapping memungkinkan terjadi ketidak kondusifan kelas yang disebabkan
122
hidupnya diskusi dalam ruangan, sebaiknya guru mempersiapkan diri untuk
menghadapi masalah ini.
2. Keterbatasan penelitian ini adalah pada instrument penelitian (soal uji coba).
Dari 35 soal 25 soal valid dan soal dikatakan memiliki reliabel yang baik,
tetapi untuk tingkat kesukaran dan daya pembeda soal dikategorikan kurang
baik. Tingkat kesukaran soal dari 35 soal 26 soal kategori mudah dan 9 soal
kategori sedang. Menurut Arikunto (2012:222), soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Daya beda soal uji coba dari
35 soal 23 kategori jelek, 6 soal kategori cukup, 4 soal kategori baik dan 2
soal kategori sangat baik. Banyak soal dengan kategori jelek, soal yang baik
adalah soal yang dapat membedakan antara anak pandai dengan anak bodoh,
dilihat dari dapat dan tidaknya mengerjakan soal itu. Butir-butir soal yang
baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai
dengan 0,7 atau dalam kategori soal baik (Arikunto, 2012:231). Disarankan
untuk penelitian selanjutnya memperhatikan syarat-syarat soal yang baik.
3. Beberapa soal masih menggunakan jenis soal well structed yang seharusnya
dalam penggunaan model problem based learning jenis soal iil structed, Jadi
model problem based learning (PBL) dengan strategi mind mapping kurang
tepat diterapkan pada materi indeks harga dan inflasi. Disarankan untuk
pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan materi. Namun demikian
semoga penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat bagi kegiatan
penelitian selanjutnya.
123
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana
Anni, Chatarina Tri. Dan Achmad Rifa’i RC. 2011. Psikologi Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map.Terjemahan Susi Purwoko. Jakarta:
Gramedia.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS19. Semarang: Undip
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Mahardani, Nina. Dan Widiyanto. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Antara
Model Think-Pair-Share Dan Model Concept Mapping Pada Siswa SMA
1 Nguter Sukoharjo.Economic Education Analysis Journal (1) (2014).Hal
9-16 Universitas Negeri Semarang.
Maisyarah.2013. Efektivitas Metode Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Sma. Universitas
Tanjungpura Pontianak.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis.
Bandung: Remaja Rosda karya.
Sani, Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sridewita, Hilda. Dan Syamsul Amar. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Mind
Mapping dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA N 1 Tanjung Raya. Volume 1 No. 2. Hal 11 Universitas
Negeri Padang.
Sudarman, Gede Made Cahyadi.,Iyus. dan Made Nuridja. 2013. Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas X1 SMA Negeri 1 Sawan Tahun 2012/2013.
Volume 2 No. 1. UNDIKSHA.
124
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
karya.
, 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sulistyani, RetnoIka. Dan Harnanik. 2014. Peningkatan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Masalah Ekonomi Dengan Model Problem Based Learning (PBL)
SMA Negeri 1 Juwana (Studi Pada Siswa Kelas X IIS 5 Tahun Ajaran
2014/2015). Economic Education Analysis Journal (3) (2014).Hal 490-
495 Universitas Negeri Semarang.
Suparmin.,Sari. Dwi Astuti., dan Hery Sawiji. Ekonomi (Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial Untuk SMA/MA Kelas XI). Mediatama.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Yulyana, Rahma Annisa. Dan Kardoyo. 2014. Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta
Asing Serta Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning Siswa SMA Al-Irsyad Tegal (Studi Pada Kelas XI IPS 3 Tahun
Ajaran 2013/2014). Economic Education Analysis Journal (3) (2014).Hal
477-482 Universitas Negeri Semarang.
125
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
Pewawancara / Kode : Rizkiani Utami Yusuf / R
Responden / Kode : Titin Widyawati,S.E / S
Tanggal Wawancara : 18 April 2015
Tempat Wawancara : SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo
1. R : Menurut Ibu bagaimana suasana pembelajaran ekonomi pada kelas XI
IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo?
S : Suasana pembelajaran berjalan dengan cukup baik. Namun terdapat
beberapa kendala yang dialami oleh guru selama proses pembelajaran.
Hanya beberapa siswa yang aktif dan berpartisipasi dikelas, hal ini
mungkin karena pembelajaran ekonomi yang dianggap sulit.Ada
beberapa kelompok siswa yang tidak memperhatikan dan mengacuhkan
penjelasan dari guru yang sedang memberikan penjelasan, bahkan siswa
cenderung lebih menikmati mengobrol dengan teman-teman mereka
dibanding memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas,
sering ijin meninggalkan kelas, ada juga yang mengantuk.
2. R : Bagaimana hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1
Kertek?
S : Hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 1 Kertek sudah cukup baik
namun pada materi tertentu hasil belajar siswa masih cukup rendah atau
di bawah KKM. KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Kertek
untuk materi ekonomi adalah 75.
3. R : Materi apa yang dirasa paling sulit dipelajari oleh siswa kelas XI IIS
SMA Negeri 1 Kertek dan memiliki hasil belajar yang terendah ?
S : Materi indeks harga dan inflasi. Siswa lemah dalam perhitungan
126
indekas harga menggunakan metode laspayers dan metode paesche. Hal
ini dibuktikan dengan adanya
beberapa siswa yang tidak memenuhi KKM.
4. R : Menurut Ibu, apa penyebab rendahnya hasil belajar ekonomi siswa
kelas XI IIS tersebut?
S : Kendala yang dihadapi mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1Kertek
Wonosobo dari faktor internal karena minat dan antusias siswa,
kemampuan berhitung serta daya ingat siswa terhadap mata pelajaran
ekonomi masih tergolong rendah dan ekonomi dianggap mata pelajaran
yang sulit bagi siswa.Selain itu faktor eksternal bahawa input dari siswa
SMANegeri 1 Kertek Wonosobo yang sebagian besar berasal dari
golongan menengah kebawah.
5. R : Bagaimana upaya Ibu untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil
belajar tersebut?
S : Dengan melakukan kegiatan remidial untuk siswa yang nilainya belum
tuntas. Kegiatan remidial dapat berupa soal ulangan atau diganti dengan
tugas.
6. R : Bagaimanakah cara Ibu mengajar serta model, metode atau strategi
yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas?
S : Dalam pembelajaran ekonomi menggunakan beberapa model,
contohnya jigsaw, tanya jawab dan konvensional. Namun sering
menggunakan model pembelajaran konvensional.
7. R : Apakah hambatan dengan menggunakan model tersebut?
S : Menangani beberapa siswa yang suka malas, tidak antusias dalam
pembelajaran atau malah bercerita dengan temannnya. Sehingga
banayak siswa yang belum paham tentang materi yang telah
disampaikan, Selain itu mengenai hasil ulangan harian, masih banyak
127
siswa yang belum tuntas.Jadi harus selalu diadakan kegiatan remidial
sesudah ulangan harian.Jadi banyak waktu yang semestinya untuk
pembelajaran digunakan untuk kegiatan mengulang materi dan kegiatan
remidial.
8. R : Bagaimanakah Ibu mengatasi hambatan tersebut?
S : Kalau untuk siswa yang malas atau suka bercerita dengan temannya
diperingatkan secara lisan dan kalau masih ramai disuruh keluar kelas
Untuk siswa yang kurang paham saya memberikan perhatian lebih
kepada siswa dengan cara menjelaskan kembali kepada siswa satu
persatu mengenai materi yang kurang dipahami. Tetapi siswa disini
sebagian besar sikapnya sudah baik dan penurut, hanya satu-dua anak
yang susah diatur. Untuk hambatan mengenai kegiatan remidial, itu
tetap saya laksanakan karena peraturannya seperti itu. Tetapi kalau
diperkirakan akan menyita banyak waktu untuk pembelajaran,
terkadang kegiatan remidial diganti tugas.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti
Titin Widyawati, S.E Rizkiani Utami Yusuf
NIP. 19720810 200701 2 013 NIM. 7101411176
128
Lampiran 2
Daftar Nilai Ulangan Harian
Materi Indeks Harga dan Inflasi
Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Kertek Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas XI IIS 1
No Nama Nilai Keterangan
1 XI IIS 1_01 75 Tuntas
2 XI IIS 1_02 50 Tidak Tuntas
3 XI IIS 1_03 55 Tidak Tuntas
4 XI IIS 1_04 50 Tidak Tuntas
5 XI IIS 1_05 75 Tuntas
6 XI IIS 1_06 80 Tuntas
7 XI IIS 1_07 50 Tidak Tuntas
8 XI IIS 1_08 55 Tidak Tuntas
9 XI IIS 1_09 75 Tuntas
10 XI IIS 1_10 55 Tidak Tuntas
11 XI IIS 1_11 55 Tidak Tuntas
12 XI IIS 1_12 75 Tuntas
13 XI IIS 1_13 60 Tidak Tuntas
14 XI IIS 1_14 50 Tidak Tuntas
15 XI IIS 1_15 55 Tidak Tuntas
16 XI IIS 1_16 75 Tuntas
17 XI IIS 1_17 80 Tuntas
18 XI IIS 1_18 60 Tidak Tuntas
19 XI IIS 1_19 75 Tuntas
20 XI IIS 1_20 50 Tidak Tuntas
21 XI IIS 1_21 55 Tidak Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 62.38
Jumlah Siswa Tuntas 8
Jumlah Siswa Belum Tuntas 13
129
Kelas XI IIS 2
No Nama Nilai Keterangan
1 XI IIS 1_01 70 Tidak Tuntas
2 XI IIS 1_02 80 Tuntas
3 XI IIS 1_03 80 Tuntas
4 XI IIS 1_04 80 Tuntas
5 XI IIS 1_05 65 Tidak Tuntas
6 XI IIS 1_06 70 Tidak Tuntas
7 XI IIS 1_07 75 Tuntas
8 XI IIS 1_08 65 Tidak Tuntas
9 XI IIS 1_09 65 Tidak Tuntas
10 XI IIS 1_10 80 Tuntas
11 XI IIS 1_11 75 Tuntas
12 XI IIS 1_12 65 Tidak Tuntas
13 XI IIS 1_13 70 Tidak Tuntas
14 XI IIS 1_14 70 Tidak Tuntas
15 XI IIS 1_15 65 Tidak Tuntas
16 XI IIS 1_16 65 Tidak Tuntas
17 XI IIS 1_17 70 Tidak Tuntas
18 XI IIS 1_18 70 Tidak Tuntas
19 XI IIS 1_19 55 Tidak Tuntas
20 XI IIS 1_20 75 Tuntas
21 XI IIS 1_21 80 Tuntas
22 XI IIS 1_22 75 Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 71.14
Jumlah Siswa Tuntas 9
Jumlah Siswa Belum Tuntas 13
130
Kelas XI IIS 3
No Nama Nilai Keterangan
1 XI IIS 1_01 80 Tuntas
2 XI IIS 1_02 75 Tuntas
3 XI IIS 1_03 75 Tuntas
4 XI IIS 1_04 65 Tidak Tuntas
5 XI IIS 1_05 60 Tidak Tuntas
6 XI IIS 1_06 60 Tidak Tuntas
7 XI IIS 1_07 55 Tidak Tuntas
8 XI IIS 1_08 55 Tidak Tuntas
9 XI IIS 1_09 50 Tidak Tuntas
10 XI IIS 1_10 60 Tidak Tuntas
11 XI IIS 1_11 75 Tuntas
12 XI IIS 1_12 75 Tuntas
13 XI IIS 1_13 65 Tidak Tuntas
14 XI IIS 1_14 75 Tuntas
15 XI IIS 1_15 75 Tuntas
16 XI IIS 1_16 75 Tuntas
17 XI IIS 1_17 55 Tidak Tuntas
18 XI IIS 1_18 60 Tidak Tuntas
19 XI IIS 1_19 75 Tuntas
20 XI IIS 1_20 75 Tuntas
21 XI IIS 1_21 80 Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 67.62
Jumlah Siswa Tuntas 11
Jumlah Siswa Belum Tuntas 10
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Ekonomi Peneliti
Titin Widyawati, S.E Rizkiani Utami Yusuf
NIP. 19720810 200701 2 013 NIM 7101411176
131
Lampiran 3
Daftar Nilai Ulangan Harian
Mendiskripsikan Bank, LKBB, Bank Sentral dan OJK
Kelas X IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2014/2015
Ke;as X IIS 1
No Nama Nilai Keterangan
1 X IIS 1_01 56 Tidak Tuntas
2 X IIS 1_02 88 Tuntas
3 X IIS 1_03 52 Tidak Tuntas
4 X IIS 1_04 28 Tidak Tuntas
5 X IIS 1_05 76 Tuntas
6 X IIS 1_06 32 Tidak Tuntas
7 X IIS 1_07 80 Tuntas
8 X IIS 1_08 84 Tuntas
9 X IIS 1_09 64 Tidak Tuntas
10 X IIS 1_10 40 Tidak Tuntas
11 X IIS 1_11 72 Tidak Tuntas
12 X IIS 1_12 76 Tuntas
13 X IIS 1_13 84 Tuntas
14 X IIS 1_14 56 Tidak Tuntas
15 X IIS 1_15 72 Tidak Tuntas
16 X IIS 1_16 54 Tidak Tuntas
17 X IIS 1_17 76 Tuntas
18 X IIS 1_18 52 Tidak Tuntas
19 X IIS 1_19 96 Tuntas
20 X IIS 1_20 44 Tidak Tuntas
21 X IIS 1_21 88 Tuntas
22 X IIS 1_22 52 Tidak Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 64.64
Jumlah Siswa Tuntas 9
Jumlah Siswa Belum Tuntas 13
132
Kelas X IIS 2
No NAMA Nilai Keterangan
1 X IIS 1_01 72 Tidak Tuntas
2 X IIS 1_02 84 Tuntas
3 X IIS 1_03 88 Tuntas
4 X IIS 1_04 68 Tidak Tuntas
5 X IIS 1_05 84 Tuntas
6 X IIS 1_06 72 Tidak Tuntas
7 X IIS 1_07 84 Tuntas
8 X IIS 1_08 64 Tidak Tuntas
9 X IIS 1_09 72 Tidak Tuntas
10 X IIS 1_10 68 Tuntas
11 X IIS 1_11 64 Tidak Tuntas
12 X IIS 1_12 52 Tidak Tuntas
13 X IIS 1_13 88 Tuntas
14 X IIS 1_14 52 Tidak Tuntas
15 X IIS 1_15 36 Tidak Tuntas
16 X IIS 1_16 92 Tuntas
17 X IIS 1_17 96 Tuntas
18 X IIS 1_18 52 Tidak Tuntas
19 X IIS 1_19 84 Tuntas
20 X IIS 1_20 64 Tidak Tuntas
g X IIS 1_21 36 Tidak Tuntas
22 X IIS 1_22 56 Tidak Tuntas
23 X IIS 1_23 76 Tuntas
24 X IIS 1_24 24 Tidak Tuntas
25 X IIS 1_25 82 Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 68.4
Jumlah Siswa Tuntas 10
Jumlah Siswa Belum Tuntas 15
133
Kelas X IIS 3
No Nama Nilai Keterangan
1 X IIS 1_01 28 Tidak Tuntas
2 X IIS 1_02 96 Tuntas
3 X IIS 1_03 72 Tidak Tuntas
4 X IIS 1_04 88 Tuntas
5 X IIS 1_05 36 Tidak Tuntas
6 X IIS 1_06 88 Tuntas
7 X IIS 1_07 56 Tidak Tuntas
8 X IIS 1_08 84 Tuntas
9 X IIS 1_09 52 Tidak Tuntas
10 X IIS 1_10 76 Tuntas
11 X IIS 1_11 68 Tidak Tuntas
12 X IIS 1_12 96 Tuntas
13 X IIS 1_13 64 Tidak Tuntas
14 X IIS 1_14 40 Tidak Tuntas
15 X IIS 1_15 94 Tuntas
16 X IIS 1_16 52 Tidak Tuntas
17 X IIS 1_17 80 Tuntas
18 X IIS 1_18 64 Tidak Tuntas
19 X IIS 1_19 88 Tuntas
20 X IIS 1_20 52 Tidak Tuntas
21 X IIS 1_21 64 Tidak Tuntas
22 X IIS 1_22 32 Tidak Tuntas
23 X IIS 1_23 88 Tuntas
Rata-rata Nilai Kelas 67.74
Jumlah Siswa Tuntas 10
Jumlah Siswa Belum Tuntas 13
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Ekonomi Penelitian
Titin Widyawati, S.E Rizkiani Utami Yusuf
NIP. 19720810 200701 2 013 NIM 7101411176
134
Lampiran 4
Daftar Nama Siswa Uji Coba (Kelas XII IIS 2)
Kelas XII IIS SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran
2015/2016
No
Urut NIS NAMA
No Uji
Coba
1 2387 ANA LUTFIANA UC_01
2 2390 ANIS HANDAYANI UC_02
3 2391 ANIS HIDAYAH UC_03
4 2394 ARDIANSYAH ASYROFUDIN UC_04
5 2395 ARIFIN UC_05
6 2378 AYDA CAHYA HANDARIYAJI UC_06
7 2416 EVA APRILLIA UC_07
8 2419 FATKHUR ROZAQ UC_08
9 2427 HANIEK RAHMAWATI UC_09
10 2426 HANIFUDIN UC_10
11 2432 HOFIYANI UC_11
12 2433 INDAH WAHYU SETYANINGSIH UC_12
13 2516 M. SUNJA SUPRIYADI UC_13
14 2460 NURUL HIDAYAH UC_14
15 2462 NURUL IMAN UC_15
16 2467 RESYAVANO AGUNG APRILIANDA UC_16
17 2471 RIFQIROHMANI KHOTHIBUL UMAM PERDANA PUTRA UC_17
18 2473 RISTI WINDIARTI UC_18
19 2486 SRI MAULUDIYATI UC_19
20 2489 SUPRIYADI UC_20
21 M MUJAHIDIN RAHMATULLAH UC_21
135
Lampiran 5
Daftar Nama Partisipan Kelas Eksperimen (Kelas XI IIS 3)
No
Urut NAMA
No
Kontrol
1 AFID MAULANA E_01
2 AHMAD HAERIZAL E_02
3 AHMAD MUZAKI E_03
4 AHMAD SANDYRIAWAN E_04
5 AMALIA NUR ADINA E_05
6 AMRIZUL NIZAR RIYANTO E_06
7 ANANG ARIZKI E_07
8 ANGGA ARDIYAN E_08
9 ARITA WAHYUNINGSIH E_09
10 EKA KURNIAWATI E_10
11 FIFI ANDRIANI E_11
12 FIRDAUS HELWA WIDIYANTO E_12
13 ILHAM ISMANTO E_13
14 INDRI MELFIYANI SAPUTRI E_14
15 LITA AGUSTINA E_15
16 LORENSIA FIDELA CHARITA E_16
17 LUTFI WIBISONO E_17
18 MARLIAH E_18
19 NURMAN TAAT E_19
20 RIZA PUTRI ELOK SEKAR KINASIH E_20
21 SALMA NUR AINI E_21
22 SARI AGUSTININGRUM E_22
23 WILDANI E_23
136
Lampiran 6
Daftar Nama Partisipan Kelas Kontrol (Kelas XI IIS 2)
No
Urut NAMA
No
Kontrol
1 ADAM FAHRESA K_01
2 AHMAD MAULIDIN K_02
3 ANGGI LAKSMANA PUTRA K_03
4 ANGGI WIDYA SAPUTRA K_04
5 AZIZ ERFIAN K_05
6 DEVI NOVIYANTI K_06
7 DWI NOVITA RAHMAYANI K_07
8 FAIS NUR AMIN K_08
9 FEBRY FITRIYANI K_09
10 GAYOEH RIDHANDY DAMAR PANG K_10
11 INDAH NURUL AZIZAH K_11
12 LILAH ANIYATI K_12
13 MIRAWATI K_13
14 MUHAMAD NASRUL ARIF K_14
15 NOVA SETIYAWAN K_15
16 NUR HALIZA HASBULLAH K_16
17 NURUL FAIDAH K_17
18 PUJI LESTARI K_18
19 PUTRI MAKRIFATILLAH K_19
20 RIFAN ANAS ALFIANTO K_20
21 RIZKY AL AYUDHI K_21
22 SHEILA ATIKA HAFSHA K_22
23 SRI ISNATUN K_23
24 SRI KUNTARI K_24
25 UMMU SALAMAH K_25
137
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : SMA Jumlah Soal : 35
Tahun Pelajaran : 2015/2016 Bentuk Soal :Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Ekonomi Waktu : 60 Menit
No Aspek yang
Diukur
Indikator No Soal Presentasi
1 Pengetahuan
(C1)
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian indeks harga
1,2 13/35x 100%
= 37,14%
Siswa dapat menyebutkan
rumus indeks harga
3,4,5
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian inflasi
15
Siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis inflasi
18, 19, 20,
21, 22, 23,
24
2 Pemahaman
(C2)
Siswa
dapatmendeskripsikan
tujuan penyusunan angka
indeks dan peranan indeks
harga dalam perekonomian
8,13,14 11/35 x 100 %
= 31,43%
Siswa dapat
mendeskripsikan golongan
yang dirugikan dan yang
diuntungkan adanya inflasi
16,17
Siswa dapat
mendeskripsikan
hubungan suku bunga dan
inflasi
25
Siswa dapat
mendeskripsikan dampak
dari inflasi
30
Siswa dapat
mendeskripsikan cara
mengatasi inflasi
26, 27, 28,
29
3 Penerapan
(C3)
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan perhitungan
indeks harga sederhana
6,7,9,10 11/35 x 100 %
= 31,43%
138
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
laspeyres
12
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
paasche
11
Siswa dapat menghitung
laju inflasi
31, 32, 33,
34, 35
139
Lampiran 8
Soal Uji Coba Instrumen
PENGANTAR
Dalam rangka penulisan skripsi, untuk mendukung kevalidan data
diperlukan penelitian.Untuk itu, mohon bantuannya dalam pengisian data.Hal ini,
tidak ada keterkaitan dengan nilai akademik.
Demikian pengantar ini ditulis, atas partisipasinya peneliti mengucapkan
terima kasih.
Peneliti
Rizkiani Utami Yusuf
140
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Ekonomi
Materi Pokok : Indeks Harga dan Inflasi
Waktu : 60 menit
PETUNJUK UMUM :
1. Tulis nama kelas dan nomor presensi pada lembar jawab yang tersedia.
2. Kerjakan soal yang Anda anggap paling mudah dahulu sampai yang tersulit
sehingga seluruh soal yang tersedia terjawab semua.
3. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan ke petugas.
4. Sebelum mengerjakan soal jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
PETUNJUK KHUSUS :
1. Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar dengan cara memberi tanda
silang (X) pada huruf A/B/C/D/E.
2. Jika terjadi kesalahan berilah tanda “=” pada pilihan yang salah, kemudian
silanglah kembali pada huruf dengan jawaban yang dianggap benar.
Contoh : A B C D E salah diganti A B C D E
1. Pengertian angka indeks harga yang paling tepat adalah Angka indeks yang
menunjukkan perubahan ….
a. Jumlah dari periode ke periode lainnya
b. Harga dari periode ke periode lainnya
c. Nilai dari periode ke periode lainnya
d. Perubahan nilai dan harga dari periode ke periode lainnya
e. Jumlah dan harga dari periode ke periode lainnya
2. Angka indeks yang menunjukkan perubahan harga dari waktu ke waktu
disebut:
a. Angka indeks harga
b. Angka indeks kuantitas
c. Angka indeks nilai
141
d. Value relative
e. Quantity relative
3. Salah satu rumus indeks harga adalah : IA=
Yang dimaksud
dengan Po adalah …
a. Harga pada tahun yang dihitung indeksnya.
b. Harga tertinggi sebagai dasar perhitungan
c. Jumlah produksi pada tahun yang dihitung angka indeksnya
d. Jumlah produksi pada tahun dasar
e. Harga barang pada tahun dasar
4. Salah satu rumus indeks harga adalah : IA=
Yang dimaksud
dengan Pn adalah …
a. Harga pada tahun yang dihitung indeksnya
b. Harga tertinggi sebagai dasar perhitungan
c. Jumlah produksi pada tahun yang dihitung angka indeksnya
d. Jumlah produksi pada tahun dasar
e. Harga barang pada tahun dasar
5. Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan
faktor penimbang kuantitas pada tahun dasar ( adalah metode …
a. Paasche
b. Laspeyres
c. Pearson
d. Bebas
e. Jumlah kuadrat
6. Diketahui data sebagai berikut:
Nama Barang Harga 2004 Haraga 2005
Beras/kg 2100 2300
Gula/kg 4000 4400
Telur/kg 5400 6600
Minyak goreng/kg 4400 5600
Jika dianggap harga tahun dasar 2004, berapa indeks harga 2005:
142
a. 170%
b. 117%
c. 116%
d. 120%
e. 119%
7. Diketahui beberapa jenis beras suatu daerah tertentu tahun 2012 dan 2013
sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp)
2012 2013
Cianjur 9.000 9.500
Rajalele 7.500 8.250
Banda 6.000 6.500
Cisadane 7.500 6.250
Apabila tahun dasar 2012, maka indeks harga tahun 2013 menurut metode
agregatif sederhana adalah …
a. 101,67 %
b. 107,97 %
c. 108,86 %
d. 109,76 %
e. 109,96 %
8. Tujuan penyusunan angka indeks adalah …
a. Mengukur perubahan pola konsumsi masyarakat
b. Mengukur peningkatan pendapatan masyarakat
c. Membandingkan perubahan antara variable-variabel ekonomi dan social
d. Membandingkan antara pendapatan produsen dan konsumen
e. Menetapkan kebijakan ekonomi suatu Negara
9. Jika diketahui jumlah harga gula per kg tahun 2012 Rp 9.500,- dan jumlah
harga tahun 2013 Rp 11.100,- maka angka indeks sederhana adalah…
a. 116,84%
b. 115,48%
c. 161,84%
143
d. 162,48%
e. 114,84%
10. Diketahui harga beras dan gula /kg tahun 2010 Rp 8.000,- dan Rp 9.000
sedangkan tahun 2011 Rp 8.500,- dan Rp 9.600,- maka indeks harga jika
tahun dasar 2010 adalah …
a. 117,67%
b. 114,29%
c. 115%
d. 106,4%
e. 117%
11. Diketahui data sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp) Kuantitas (Unit)
2012
( 2013
( 2012
( 2013
( A 30.000 32.000 40 50
B 33.000 36.000 29 40
C 20.400 22.000 48 60
D 16.000 18.000 50 55
E 40.000 48.000 25 30
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga menurut Paasche adalah …
a. 86,13%
b. 90,08%
c. 105,45%
d. 109,86%
e. 110,88%
12. Perhatikan data berikut:
No Nama
Barang
Harga (Rp) x
(Rp)
x
(Rp) 2006 2007
1. Beras 1.000 1.200 20 20.000 24.000
2. Gula Pasir 1.400 1.600 10 14.000 16.000
3. Minyak 1.800 2.200 22 39.600 48.4000
4. Daging 7.000 8.000 50 350.000 400.000
Jumlah 423.600 488.400
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga berdasarkan Laspeyres adalah
…
144
a. 115,30%
b. 115,20%
c. 115,89%
d. 116,10%
e. 118,20%
13. Berikut petnyataan-pernyataan tentang indeks harga dalam ekonomi.
1. Mengatasi kesenjangan social
2. Dasar perbandingan kemajuan ekonomi
3. Memudahkan transaksi
4. Dasar penetapan pola ekonomi
Peranan indeks harga dalam ekonomi tunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
14. Peranan indeks harga dalam kehidupan perekonomian suatu Negara sangat
besarkhususnya pemerintah, diantaranya adalah …
a. Mengetahui penyebab inflasi
b. Maju mundur perekonomian suatu Negara
c. Mengetahui seberapa persen tingkat inflasi selama setahun
d. Menghitung pendapatan nasional
e. Untuk mengetahui tingkat konsumsi
15. Suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan harga-harga secara umum dan
terus menerus disebut …
a. Inflasi
b. Deflasi
c. Devaluasi
d. Resesi
e. Krisis
145
16. Golongan yang dirugikan akibat tumbuhnya inflasi adalah…
a. Petani
b. Penerimaan upah tetap
c. Pedagang
d. Orang yang berhutang
e. Orang yang mendepositokan uangnya di bank
17. Golongan yang diuntungkan dari adanya inflasi adalah…
a. Pengusaha industri
b. Para penabung
c. Orang yang berhutang
d. Orang yang berpiutang
e. Para berpiutang
18. Dibawah ini merupakan jenis-jenis inflasi:
1. Inflasi rendah
2. Inflasi sedang
3. Inflasi berat
4. Inflasi sangat tinggi
Jenis-jenis inflasi di atas pengelompokan inflasi berdasarkan …
a. Penyebab
b. Jenis
c. Klasifikasi
d. Asal-usul
e. Tingkat keparahan atau sifatnya
19. Inflasi yang besarnya diatas 100% dalam jangka 1 tahun di sebut…
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
146
20. Inflasi yang besarnya kurang dari 10% dalam jangka 1 tahun disebut …
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
21. Inflasi yang terjadi karena adanya peningkatan permintaan masyarakat
terhadap berbagai barang produksi disebut …
a. Imported inflation
b. Cost push inflation
c. Domestic inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
22. Inflasi yang disebabkan adanya kenaikan biaya produksi barang dan jasa
dinamakan dengan …
a. Imported inflation
b. Domestic inflation
c. Cost push inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
23. S S1 D2
D D3 S3
D1 S2
Kurva diatas yang menunjukkan cost push inflation adalah …
a. S dan S1
b. D dan D1
147
c. D, D1 dan D2, D3
d. S, S1 dan S2, S3
e. S dan D
24. Permasalahan yang ada didalam negeri seperti bencana alam, gagal panen dan
kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran
menyebabkan inflasi. Inflasi yang terjadi karena hal tersebut disebut inflasi …
a. Imported inflation
b. Cost push inflation
c. Domestic inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
25. Hubungan antara suku bunga dan tinggi inflasi adalah …
a. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga rendah
b. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga ditingkatkan
c. Jika tingkat bunga diturunkan, maka tingkat inflasi menjadi rendah
d. Jika suku bunga tinggi, maka tingkat inflasi juga tinggi
e. Tidak ada kaitan antara suku bunga dan inflasi
26. Salah satu cara mengatasi inflasi adalah dengan menaikkan pajak. Kebijakan
ini dinamakan …
a. Kebijakan fiskal
b. Kebijakan moneter
c. Kebijakan pasar terbuka
d. Kebijakan nonmoneter
e. Kebijakan disconto
27. Berikut ini adalah bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi.
1. Operasi pasar terbuka
2. Kebijakan diskonto
3. Kebijakan cash ratio
4. Kenaikan hasil produksi
5. Mengadakan pinjaman pemerintah
Yang termasuk kebijakan moneter adalah …
148
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 2), dan 5)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 3), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
28. BI melakukan langkah-langkah berikut:
1. BI menjual SBI
2. BI menaikkan rasio cadangan kas
3. Menaikkan suku bunga bank
4. Memperketat pemberian kredit
Tujuan dari Bank Indonesia melakukan langkah-langkah tersebut adalah …
a. Mengontrol keadaan ekonomi
b. Mengatasi krisis perbankan
c. Mengurangi jumlah uang beredar
d. Menambah jumlah uang beredar
e. Menaikkan likuiditas bank umum
29. Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi inflasi.
1. Peningkatan tarif pajak
2. Politik diskonto
3. Pengaturan pengeluaran pemerintah
4. Politik pasar terbuka
Kebijakan fiskal ditunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
149
30. Kenaikkan harga BBM pada bulan Juni 2008 menyebabkan harga-harga
kebutuhan pokok meningkat. Sehingga tingkat inflasi meningkat. Akibat
inflasi tersebut berdampak kepada beberapa pihak di antaranya sebagai
berikut:
1. Pegawai yang berpenghasilan tetap.
2. Para pedagang yang memiliki modal kecil
3. Orang yang menyimpan uang tunai
4. Para pedagang yang memiliki modal besar
5. Orang yang meminjam uang dengan bunga tinggi.
Pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi ditunjukkan pada nomor …
a. 1,2, dan 3
b. 1,2, dan 4
c. 2,3, dan 4
d. 2,3, dan 5
e. 2,4, dan 5
31. Indeks harga konsumen bulan Agustus 2012 sebesar 115,34% dan pada bulan
September 2012 sebesar 125,30%. Diketahui laju inflasi 0,086%.
Berdasarkan sifatnya termasuk jenis inflasi?
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
32. Diketahui indeks harga konsumen tahun 2011 sbesar 147,50 % dan indeks
harga tahun 2012 sebesar 149,25 %, maka laju inflasi tahun 2012 adalah …
a. 1,75%
b. 0,013%
c. 1,091%
d. 1,172%
150
e. 1,186%
33. Data indeks harga konsumen bulan januari 2009 = 156,25% dan bulan
februari = 175,40%, maka besarnya laju inflasi bulan februari 2009 adalah…
a. 12,26%
b. 0,91%
c. 0,93%
d. 10,92%
e. 0,87%
34. Data indeks harga konsumen bulan Maret 2008 145,15% dan bulan April
2008 150,65% maka besarnya laju inflasi bulan April 2008 adalah ...
a. 0,05%
b. 0,65%
c. 0,89%
d. 3,78%
e. 2,87%
35. Data indeks harga konsumen bulam Februari 2012 154,12% dan bulan Maret
2012 162,15% makan besarnya laju inflasi bulan Maret 2012 adalah …
a. 3,21% d. 6,21%
b. 4,21% e. 7,21%
c. 5,21%
*SELESAI*
151
Lampiran 9
Kunci Jawaban Soal Uji Coba
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kertek
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XII IIS
Materi/Bentuk Soal : Indeks Harga dan Inflasi/Pilihan Ganda
KUNCI JAWABAN
1.B
2.A
3.E
4.A
5.B
6.E
7.A
8.E
9.A
10.D
11.E
12.A
13.E
14.C
15.A
16.B
17.A
18.E
19.A
20.D
21.E
22.C
23.D
24.C
25.B
26.A
27.A
28.C
29.B
30.A
31. D
32. E
33. A
34. D
35. C
152
Lampiran 10
Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba
Soal Total Kriteria Keterangan
SOAL 1
Pearson
Correlation .518'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .016
N 21
SOAL 2
Pearson
Correlation .518'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .016
N 21
SOAL 3
Pearson
Correlation -.117
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .615
N 21
SOAL 4
Pearson
Correlation .204
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .374
N 21
SOAL 5
Pearson
Correlation .605''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .004
N 21
SOAL 6
Pearson
Correlation .522'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .015
N 21
SOAL 7
Pearson
Correlation .827''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 8
Pearson
Correlation .562''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .008
N 21
SOAL 9
Pearson
Correlation .827''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 10
Pearson
Correlation .721''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
153
SOAL 11
Pearson
Correlation .737''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 12
Pearson
Correlation .641''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .002
N 21
SOAL 13
Pearson
Correlation .792''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 14
Pearson
Correlation .192
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .404
N 21
SOAL 15
Pearson
Correlation .589''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .005
N 21
SOAL 16
Pearson
Correlation .865''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 17
Pearson
Correlation .575''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .006
N 21
SOAL 18
Pearson
Correlation .870''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 19
Pearson
Correlation .204
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .374
N 21
SOAL 20
Pearson
Correlation .590''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .005
N 21
SOAL 21
Pearson
Correlation -.173
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .453
N 21
154
SOAL 22
Pearson
Correlation .471'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .031
N 21
SOAL 23
Pearson
Correlation .233
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .308
N 21
SOAL 24
Pearson
Correlation .606''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .004
N 21
SOAL 25
Pearson
Correlation .721''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .000
N 21
SOAL 26
Pearson
Correlation -.096
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .680
N 21
SOAL 27
Pearson
Correlation .423
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .056
N 21
SOAL 28
Pearson
Correlation .225
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .327
N 21
SOAL 29
Pearson
Correlation .595''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .004
N 21
SOAL 30
Pearson
Correlation .636''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .002
N 21
SOAL 31
Pearson
Correlation .650''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .001
N 21
SOAL 32
Pearson
Correlation .602''
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .004
N 21
155
SOAL 33
Pearson
Correlation .145
Tidak Valid Tidak Digunakan Sig. (2-tailed) .531
N 21
SOAL 34
Pearson
Correlation .491'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .024
N 21
SOAL 35
Pearson
Correlation .532'
Valid Digunakan Sig. (2-tailed) .013
N 21
156
Lampiran 11
Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba
No Kode Nomor Bitir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 UC_1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC_2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC_3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
4 UC_4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 UC_5 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
6 UC_6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
7 UC_7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 UC_8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 UC_9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 UC_10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 UC_11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
12 UC_12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 UC_13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 UC_14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 UC_15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 UC_16 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
17 UC_17 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
18 UC_18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
19 UC_19 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
20 UC_20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
21 UC_21 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0
Tin
gk
at K
esu
kar
an B 19 19 20 18 14 18 17 18 17 18 16 18
JS 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
P 0.905 0.905 0.952 0.857 0.667 0.857 0.81 0.857 0.81 0.857 0.762 0.857
Kri
teri
a
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
157
No Kode Nomor Butir Soal
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 UC_1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 UC_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3 UC_3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
4 UC_4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
5 UC_5 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
6 UC_6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
7 UC_7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
8 UC_8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 UC_9 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
10 UC_10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
11 UC_11 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
12 UC_12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
13 UC_13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
14 UC_14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 UC_15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
16 UC_16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0
17 UC_17 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
18 UC_18 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
19 UC_19 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
20 UC_20 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
21 UC_21 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0
Tin
gk
at K
esu
kar
an B 17 13 19 13 11 14 18 14 18 20 19 9
JS 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
P 0.81 0.619 0.905 0.619 0.524 0.667 0.857 0.667 0.857 0.952 0.905 0.429
Kri
teri
a
Mu
dah
Sed
ang
Mu
dah
Sed
ang
Sed
ang
Sed
ang
Mu
dah
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Sed
ang
158
No Kode
Nomor Butir Soal
Jumlah 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 UC_1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 41
2 UC_2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 43
3 UC_3 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 22
4 UC_4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 48
5 UC_5 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 30
6 UC_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 51
7 UC_7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 54
8 UC_8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 56
9 UC_9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59
10 UC_10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 62
11 UC_11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 59
12 UC_12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 67
13 UC_13 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 65
14 UC_14 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 67
15 UC_15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 71
16 UC_16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 64
17 UC_17 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 57
18 UC_18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 74
19 UC_19 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 61
20 UC_20 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 73
21 UC_21 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 61
Tin
gk
at K
esu
kar
an B 18 16 18 17 10 19 13 18 18 17 15
JS 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
P 0.857 0.762 0.857 0.81 0.476 0.905 0.619 0.857 0.857 0.81 0.714
Kri
teri
a
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Sed
ang
Mu
dah
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
159
Lampiran 12
Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba
No Kode Nomor Bitir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 UC_1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
2 UC_2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC_3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
4 UC_4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 UC_5 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
6 UC_6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 UC_7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 UC_8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
9 UC_9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 UC_10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 UC_11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
12 UC_12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 UC_13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 UC_14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 UC_15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 UC_16 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
17 UC_17 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
18 UC_18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 UC_19 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
20 UC_20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 UC_21 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
Day
a B
eda
BA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 6 10
BB 9 9 10 8 4 8 7 8 7 8 6 8 7 7 9
JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
BA/JA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1
BB/JB 0.9 0.9 1 0.8 0.4 0.8 0.7 0.8 0.7 0.8 0.6 0.8 0.7 0.7 0.9
D 0.1 0.1 0 0.2 0.6 0.2 0.3 0.2 0.3 0.2 0.4 0.2 0.3 -0.1 0.1
Kri
teri
a
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Bai
k
Jele
k
Cu
ku
p
Jele
k
Cu
ku
p
Jele
k
Bai
k
Jele
k
Cu
ku
p
Jele
k
Jele
k
160
No Kode Nomor Butir Soal
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 UC_1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
2 UC_2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
3 UC_3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0
4 UC_4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
5 UC_5 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
6 UC_6 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 UC_7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
8 UC_8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9 UC_9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 UC_10 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 UC_11 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
12 UC_12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 UC_13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
14 UC_14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
15 UC_15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 UC_16 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
17 UC_17 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
18 UC_18 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 UC_19 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
20 UC_20 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
21 UC_21 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
Day
a B
eda
BA 10 7 10 10 8 9 10 9 8 10 7 10 9 6 10
BB 3 4 4 8 6 9 10 10 1 8 9 8 8 4 9
JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
BA/JA 1 0.7 1 1 0.8 0.9 1 0.9 0.8 1 0.7 1 0.9 0.6 1
BB/JB 0.3 0.4 0.4 0.8 0.6 0.9 1 1 0.1 0.8 0.9 0.8 0.8 0.4 0.9
D 0.7 0.3 0.6 0.2 0.2 0 0 -0.1 0.7 0.2 -0.2 0.2 0.1 0.2 0.1
Kri
teri
a
San
gat
Bai
k
Cu
ku
p
Bai
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
San
gat
Bai
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
Jele
k
161
No Kode Nomor Butir Soal
Jumlah 31 32 33 34 35
1 UC_1 1 1 1 1 1 32
2 UC_2 1 1 1 1 1 31
3 UC_3 0 1 1 1 0 13
4 UC_4 1 1 1 1 0 32
5 UC_5 0 1 1 0 0 15
6 UC_6 1 1 1 1 1 31
7 UC_7 0 1 1 1 1 32
8 UC_8 1 1 1 1 1 33
9 UC_9 1 1 1 1 1 33
10 UC_10 1 1 1 1 1 33
11 UC_11 1 1 1 1 1 29
12 UC_12 1 1 1 1 1 34
13 UC_13 1 1 1 1 1 32
14 UC_14 1 1 0 1 1 32
15 UC_15 1 1 1 1 1 33
16 UC_16 0 1 1 0 0 24
17 UC_17 0 0 0 0 0 17
18 UC_18 0 1 1 1 0 29
19 UC_19 0 0 1 1 1 18
20 UC_20 0 1 0 0 1 26
21 UC_21 1 0 1 1 1 17
Day
a B
eda
BA 9 10 9 10 9
BB 4 8 9 7 6
JA 10 10 10 10 10
JB 10 10 10 10 10
BA/JA 0.9 1 0.9 1 0.9
BB/JB 0.4 0.8 0.9 0.7 0.6
D 0.5 0.2 0 0.3 0.3
Kri
teri
a
Bai
k
Jele
k
Jele
k
Cu
ku
p
Cu
ku
p
162
Lampiran 13
KISI-KISI SOAL PRE-TES
Satuan Pendidikan : SMA Jumlah Soal : 25
Tahun Pelajaran : 2015/2016 Bentuk Soal :Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Ekonomi Waktu : 45 Menit
No Aspek yang
Diukur
Indikator No Soal Presentasi
1 Pengetahuan
(C1)
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian indeks harga
1,2 8/25x 100% =
32%
Siswa dapat menyebutkan
rumus indeks harga
3
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian inflasi
12
siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis inflasi
15, 16, 17,
18
2 Pemahaman
(C2)
Siswa
dapatmendeskripsikan
tujuan penyusunan angka
indeks dan peranan indeks
harga dalam perekonomian
6, 11 7/25 x 100 %
= 28%
Siswa dapat
mendeskripsikan golongan
yang dirugikan dan yang
diuntungkan adanya inflasi
13,14
Siswa dapat
mendeskripsikan
hubungan suku bunga dan
inflasi
19
Siswa dapat
mendeskripsikan dampak
dari inflasi
21
Siswa dapat
mendeskripsikan cara
mengatasi inflasi
20
3 Penerapan
(C3)
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan perhitungan
indeks harga sederhana
4,5,7,8 10/25 x 100 %
=40 %
163
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
laspeyres
10
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
paasche
9
Siswa dapat menghitung
laju inflasi
22, 23,
24,25
164
Lampiran 14
SOAL PRE-TEST
Mata Pelajaran : Ekonomi
Materi Pokok : Indeks Harga dan Inflasi
Waktu : 45 menit
PETUNJUK UMUM :
5. Tulis nama kelas dan nomor presensi pada lembar jawab yang tersedia.
6. Kerjakan soal yang Anda anggap paling mudah dahulu sampai yang tersulit
sehingga seluruh soal yang tersedia terjawab semua.
7. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan ke petugas.
8. Sebelum mengerjakan soal jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
PETUNJUK KHUSUS :
3. Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar dengan cara memberi tanda
silang (X) pada huruf A/B/C/D/E.
4. Jika terjadi kesalahan berilah tanda “=” pada pilihan yang salah, kemudian
silanglah kembali pada huruf dengan jawaban yang dianggap benar.
Contoh : A B C D E salah diganti A B C D E
1. Pengertian angka indeks harga yang paling tepat adalah Angka indeks yang
menunjukkan perubahan ….
a. Jumlah dari periode ke periode lainnya
b. Harga dari periode ke periode lainnya
c. Nilai dari periode ke periode lainnya
d. Perubahan nilai dan harga dari periode ke periode lainnya
e. Jumlah dan harga dari periode ke periode lainnya
2. Angka indeks yang menunjukkan perubahan harga dari waktu ke waktu
disebut:
a. Angka indeks harga
b. Angka indeks kuantitas
c. Angka indeks nilai
165
d. Value relative
e. Quantity relative
3. Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan
faktor penimbang kuantitas pada tahun dasar ( adalah metode …
f. Paasche
g. Laspeyres
h. Pearson
i. Bebas
j. Jumlah kuadrat
4. Diketahui data sebagai berikut:
Nama Barang Harga 2004 Haraga 2005
Beras/kg 2100 2300
Gula/kg 4000 4400
Telur/kg 5400 6600
Minyak goreng/kg 4400 5600
Jika dianggap harga tahun dasar 2004, berapa indeks harga 2005:
a. 170%
b. 117%
c. 116%
d. 120%
e. 119%
5. Diketahui beberapa jenis beras suatu daerah tertentu tahun 2012 dan 2013
sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp)
2012 2013
Cianjur 9.000 9.500
Rajalele 7.500 8.250
Banda 6.000 6.500
Cisadane 7.500 6.250
Apabila tahun dasar 2012, maka indeks harga tahun 2013 menurut metode
agregatif sederhana adalah …
166
f. 101,67 %
g. 107,97 %
h. 108,86 %
i. 109,76 %
j. 109,96 %
6. Tujuan penyusunan angka indeks adalah …
f. Mengukur perubahan pola konsumsi masyarakat
g. Mengukur peningkatan pendapatan masyarakat
h. Membandingkan perubahan antara variable-variabel ekonomi dan social
i. Membandingkan antara pendapatan produsen dan konsumen
j. Menetapkan kebijakan ekonomi suatu Negara
7. Jika diketahui jumlah harga gula per kg tahun 2012 Rp 9.500,- dan jumlah
harga tahun 2013 Rp 11.100,- maka angka indeks sederhana adalah…
a. 116,84%
b. 115,48%
c. 161,84%
d. 162,48%
e. 114,84%
8. Diketahui harga beras dan gula /kg tahun 2010 Rp 8.000,- dan Rp 9.000
sedangkan tahun 2011 Rp 8.500,- dan Rp 9.600,- maka indeks harga jika
tahun dasar 2010 adalah …
a. 117,67%
b. 114,29%
c. 115%
d. 106,4%
e. 117%
167
9. Diketahui data sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp) Kuantitas (Unit)
2012
(
2013
(
2012
(
2013
(
A 30.000 32.000 40 50
B 33.000 36.000 29 40
C 20.400 22.000 48 60
D 16.000 18.000 50 55
E 40.000 48.000 25 30
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga menurut Paasche adalah …
f. 86,13%
g. 90,08%
h. 105,45%
i. 109,86%
j. 110,88%
10. Perhatikan data berikut:
No Nama
Barang
Harga (Rp) x
(Rp)
x
(Rp) 2006 2007
1. Beras 1.000 1.200 20 20.000 24.000
2. Gula Pasir 1.400 1.600 10 14.000 16.000
3. Minyak 1.800 2.200 22 39.600 48.4000
4. Daging 7.000 8.000 50 350.000 400.000
Jumlah 423.600 488.400
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga berdasarkan Laspeyres adalah
…
f. 115,30%
g. 115,20%
h. 115,89%
i. 116,10%
j. 118,20%
168
11. Berikut petnyataan-pernyataan tentang indeks harga dalam ekonomi.
5. Mengatasi kesenjangan social
6. Dasar perbandingan kemajuan ekonomi
7. Memudahkan transaksi
8. Dasar penetapan pola ekonomi
Peranan indeks harga dalam ekonomi tunjukkan pada nomor …
f. 1 dan 2
g. 1 dan 3
h. 1 dan 4
i. 2 dan 3
j. 2 dan 4
12. Suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan harga-harga secara umum dan
terus menerus disebut …
f. Inflasi
g. Deflasi
h. Devaluasi
i. Resesi
j. Krisis
13. Golongan yang dirugikan akibat tumbuhnya inflasi adalah…
a. Petani
b. Penerimaan upah tetap
c. Pedagang
d. Orang yang berhutang
e. Orang yang mendepositokan uangnya di bank
14. Golongan yang diuntungkan dari adanya inflasi adalah…
a. Pengusaha industri
b. Para penabung
c. Orang yang berhutang
d. Orang yang berpiutang
e. Para berpiutang
169
15. Dibawah ini merupakan jenis-jenis inflasi:
5. Inflasi rendah
6. Inflasi sedang
7. Inflasi berat
8. Inflasi sangat tinggi
Jenis-jenis inflasi di atas pengelompokan inflasi berdasarkan …
f. Penyebab
g. Jenis
h. Klasifikasi
i. Asal-usul
j. Tingkat keparahan atau sifatnya
16. Inflasi yang besarnya kurang dari 10% dalam jangka 1 tahun disebut …
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
17. Inflasi yang disebabkan adanya kenaikan biaya produksi barang dan jasa
dinamakan dengan …
a. Imported inflation
b. Domestic inflation
c. Cost push inflation
d. Hyper inflation
Demand pull inflation
18. Permasalahan yang ada didalam negeri seperti bencana alam, gagal panen dan
kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran
menyebabkan inflasi. Inflasi yang terjadi karena hal tersebut disebut inflasi …
170
a. Imported inflation
b. Cost push inflation
c. Domestic inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
19. Hubungan antara suku bunga dan tinggi inflasi adalah …
a. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga rendah
b. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga ditingkatkan
c. Jika tingkat bunga diturunkan, maka tingkat inflasi menjadi rendah
d. Jika suku bunga tinggi, maka tingkat inflasi juga tinggi
e. Tidak ada kaitan antara suku bunga dan inflasi
20. Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi inflasi.
1. Peningkatan tarif pajak
2. Politik diskonto
3. Pengaturan pengeluaran pemerintah
4. Politik pasar terbuka
Kebijakan fiskal ditunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
21. Kenaikkan harga BBM pada bulan Juni 2008 menyebabkan harga-harga
kebutuhan pokok meningkat. Sehingga tingkat inflasi meningkat. Akibat
inflasi tersebut berdampak kepada beberapa pihak di antaranya sebagai
berikut:
1. Pegawai yang berpenghasilan tetap.
2. Para pedagang yang memiliki modal kecil
3. Orang yang menyimpan uang tunai
4. Para pedagang yang memiliki modal besar
5. Orang yang meminjam uang dengan bunga tinggi.
171
Pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi ditunjukkan pada nomor …
a. 1,2, dan 3
b. 1,2, dan 4
c. 2,3, dan 4
d. 2,3, dan 5
e. 2,4, dan 5
22. Indeks harga konsumen bulan Agustus 2012 sebesar 115,34% dan pada bulan
September 2012 sebesar 125,30%. Diketahui laju inflasi 0,086%.
Berdasarkan sifatnya termasuk jenis inflasi?
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
23. Diketahui indeks harga konsumen tahun 2011 sbesar 147,50 % dan indeks
harga tahun 2012 sebesar 149,25 %, maka laju inflasi tahun 2012 adalah …
a. 1,75%
b. 0,013%
c. 1,091%
d. 1,172%
e. 1,186%
24. Data indeks harga konsumen bulan Maret 2008 145,15% dan bulan April
2008 150,65% maka besarnya laju inflasi bulan April 2008 adalah ...
a. 0,05%
b. 0,65%
c. 0,89%
d. 3,78%
e. 2,87%
172
25. Data indeks harga konsumen bulam Februari 2012 154,12% dan bulan Maret
2012 162,15% makan besarnya laju inflasi bulan Maret 2012 adalah …
a. 3,21% d. 6,21%
b. 4,21% e. 7,21%
c. 5,21%
*SELESAI*
173
Lampiran 15
Kunci Jawaban Soal Pre- test
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kertek
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XI IIS
Materi/Bentuk Soal : Indeks Harga dan Inflasi/Pilihan Ganda
KUNCI JAWABAN
1.B
2.A
3.B
4.E
5.A
6.E
7.A
8.D
9.E
10.A
11.E
12.A
13.B
14.A
15.E
16.D
17.E
18.C
19.B
20.B
21.A
22.D
23.E
24.D
25.C
174
Lampiran 16
Data Nilai Pre-test Kelas Eksperimen
No
Urut Nama Nilai Keterangan
1 AFID MAULANA 64 Belum Tuntas
2 AHMAD HAERIZAL 52 Belum Tuntas
3 AHMAD MUZAKI 56 Belum Tuntas
4 AHMAD SANDYRIAWAN 68 Belum Tuntas
5 AMALIA NUR ADINA 56 Belum Tuntas
6 AMRIZUL NIZAR RIYANTO 52 Belum Tuntas
7 ANANG ARIZKI 44 Belum Tuntas
8 ANGGA ARDIYAN 52 Belum Tuntas
9 ARITA WAHYUNINGSIH 64 Belum Tuntas
10 EKA KURNIAWATI 56 Belum Tuntas
11 FIFI ANDRIANI 52 Belum Tuntas
12 FIRDAUS HELWA WIDIYANTO 44 Belum Tuntas
13 ILHAM ISMANTO 52 Belum Tuntas
14 INDRI MELFIYANI SAPUTRI 40 Belum Tuntas
15 LITA AGUSTINA 48 Belum Tuntas
16 LORENSIA FIDELA CHARITA 52 Belum Tuntas
17 LUTFI WIBISONO 76 Tuntas
18 MARLIAH 64 Belum Tuntas
19 NURMAN TAAT 56 Belum Tuntas
20 RIZA PUTRI ELOK SEKAR KINASIH 68 Belum Tuntas
21 SALMA NUR AINI 56 Belum Tuntas
22 SARI AGUSTININGRUM 44 Belum Tuntas
23 WILDANI 56 Belum Tuntas
Rata-rata 55.30
Nilai Tertinggi 76
Nilai Terendah 40
Presentase Siswa Tuntas 4%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 96%
175
Lampiran 17
Daftar Nilai Pre-test Kelas Kontrol
No
Urut NAMA Nilai Keterangan
1 ADAM FAHRESA 44 Belum Tuntas
2 AHMAD MAULIDIN 76 Tuntas
3 ANGGI LAKSMANA PUTRA 76 Tuntas
4 ANGGI WIDYA SAPUTRA 60 Belum Tuntas
5 AZIZ ERFIAN 60 Belum Tuntas
6 DEVI NOVIYANTI 64 Belum Tuntas
7 DWI NOVITA RAHMAYANI 64 Belum Tuntas
8 FAIS NUR AMIN 52 Belum Tuntas
9 FEBRY FITRIYANI 48 Belum Tuntas
10 GAYOEH RIDHANDY DAMAR PANG 68 Belum Tuntas
11 INDAH NURUL AZIZAH 48 Belum Tuntas
12 LILAH ANIYATI 60 Belum Tuntas
13 MIRAWATI 68 Belum Tuntas
14 MUHAMAD NASRUL ARIF 56 Belum Tuntas
15 NOVA SETIYAWAN 60 Belum Tuntas
16 NUR HALIZA HASBULLAH 48 Belum Tuntas
17 NURUL FAIDAH 68 Belum Tuntas
18 PUJI LESTARI 60 Belum Tuntas
19 PUTRI MAKRIFATILLAH 52 Belum Tuntas
20 RIFAN ANAS ALFIANTO 44 Belum Tuntas
21 RIZKY AL AYUDHI 44 Belum Tuntas
22 SHEILA ATIKA HAFSHA 52 Belum Tuntas
23 SRI ISNATUN 64 Belum Tuntas
24 SRI KUNTARI 52 Belum Tuntas
25 UMMU SALAMAH 60 Belum Tuntas
Rata-rata 57.92
Nilai Tertinggi 76
Nilai Terendah 44
Presentase Siswa Tuntas 8%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 92%
176
Lampiran 18
Uji Normalitas Data Awal
(Hasil Pre-tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
Eksperimen Pretest Kontrol
N 23 25
Normal Parametersa Mean 55.3043 57.9200
Std. Deviation 8.83400 9.38936
Most Extreme Differences Absolute .208 .148
Positive .208 .136
Negative -.137 -.148
Kolmogorov-Smirnov Z .996 .738
Asymp. Sig. (2-tailed) .274 .647
a. Test distribution is Normal.
177
Lampiran 19
Uji Homogenitas Data Awal
(Hasil Pre test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.538 1 46 .467
ANOVA
Pretest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 81.957 1 81.957 .984 .326
Within Groups 3832.710 46 83.320
Total 3914.667 47
178
Lampiran 20
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Hasil_Belajar_pretest Eksperimen 23 55.3043 8.83400 1.84202
Kontrol 25 57.9200 9.38936 1.87787
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil_Belaj
ar_pretest
Equal
variances
assumed
.538 .467 -.992 46 .326
-
2.6156
5
2.6373
1
-
7.9242
8
2.6929
7
Equal
variances not
assumed
-.994
45.9
73 .325
-
2.6156
5
2.6304
8
-
7.9106
2
2.6793
1
179
Lampiran 21
SILABUS
MATA PELAJARAN EKONOMI (PEMINATAN)
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : XI (SEBELAS)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan pengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1.1 Mensyukuri pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia untuk
kesejahteraan rakyat
1.2 Mensyukuri karunia Tuhan
YME atas keragaman dan
keunggulan antar bangsa
2.1 Bersikap jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli,
kreatif, dan mandiri dalam
180
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
upaya mengatasi
permasalahan
pembangunan di Indonesia
2.2 Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, dan kritis
sebagai pelaku ekonomi
3.1 Mendeskripsikan konsep
pembangunan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi,
permasalahan dan cara
mengatasinya
4.1 Menyajikan temuan
permasalahan
pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi serta
cara mengatasinya.
Pembangunan Ekonomi
dan Pertumbuhan
Ekonomi
Pengertian
pembangunan
ekonomi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pembangunan
ekonomi
Indikator
keberhasilan
pembangunan
ekonomi
Masalah-masalah
pembangunan
ekonomi di negara
berkembang
Kebijakan dan
strategi pembangunan
Pengertian
pertumbuhan
ekonomi
Mengamati:
Membaca buku teks tentang
pengertian pembangunan ekonomi,
faktor-faktor yang memengaruhi
pembangunan ekonomi, Indikator
keberhasilan pembangunan
ekonomi, masalah-masalah
pembangunan ekonomi di negara
berkembang, kebijakan dan strategi
pembangunan, pengertian
pertumbuhan ekonomi, perbedaan
pembangunan ekonomi dengan
pertumbuhan ekonomi, cara
mengukur pertumbuhan ekonomi,
dan teori pertumbuhan ekonomi
Menanya:
Mengajukan
pertanyaantentangpengertian
pembangunan ekonomi, faktor-
faktor yang memengaruhi
pembangunan ekonomi, Indikator
keberhasilan pembangunan
Tes tertulis :
menilai
kemampuan
kognitif tentang
Pembangunan dan
Pertumbuhan
Ekonomi dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja :
Menilai
kemampuan
diskusi/presentasi
laporan hasil
analisis masalah
pembangunan
ekonomi dan
pertumbuhan
ekonomi
Penilaian produk : Menilai
4 x 4 JP
Buku paket
Ekonomi
Kemdikbud
Buku-buku
penunjang
yang relevan
Media massa
cetak/elektroni
k
http://www.scri
bd.com/doc/412
87922/Konsep-
Pertumbuhan-
Dan-
Pembangunan-
Ekonomi
www.bappena
s.go.id
Undang-
undang No. 25
tahun 2004
tentang Sistem
Perencanaan
Pembangunan
181
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Perbedaan
pembangunan
ekonomi dengan
pertumbuhan
ekonomi
Cara mengukur
pertumbuhan
ekonomi
Teori pertumbuhan
ekonomi
ekonomi, masalah-masalah
pembangunan ekonomi di negara
berkembang, kebijakan dan strategi
pembangunan, pengertian
pertumbuhan ekonomi, perbedaan
pembangunan ekonomi dengan
pertumbuhan ekonomi, cara
mengukur pertumbuhan ekonomi,
dan teori pertumbuhan ekonomi
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi
tentang pengertian pembangunan
ekonomi, faktor-faktor yang
memengaruhi pembangunan
ekonomi, Indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi, masalah-
masalah pembangunan ekonomi di
negara berkembang, kebijakan dan
strategi pembangunan, pengertian
pertumbuhan ekonomi, perbedaan
pembangunan ekonomi dengan
pertumbuhan ekonomi, cara
mengukur pertumbuhan ekonomi,
dan teori pertumbuhan ekonomi
melalui berbagai sumber
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-
data yang diperoleh dari bacaan
maupun dari sumber-sumber
kemampuan
menemukan cara
mengatasi masalah
pembangunan dan
pertumbuhan
ekonomi
Anecdotal Record
untuk menilai
ranah sikap
keagamaan dan
sikap sosial siswa
selama proses
pembelajaran
Nasional
(SPPN)
182
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
terkait serta membuat
hubungannya untuk mendapatkan
simpulan dan menemukan cara
mengatasi masalah pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi
Mengomunikasikan:
Melaporkan hasil analisis dan
temuan dalam bentuk tulisan
tentang cara mengatasi masalah
pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi
3.2 Menganalisis permasalahan
ketenagakerjaan di
Indonesia
4.2 Menyajikan hasil analisis
masalah ketenagakerjaan di
Indonesia
Ketenagakerjaan
Pengertian
ketenagakerjaan,
kesempatan kerja,
tenaga kerja dan
angkatan kerja
Upaya meningkatkan
kualitas tenaga kerja
Sistem upah
Pengangguran
Mengamati: Membaca buku teks tentang
pengertian ketenagakerjaan,
kesempatan kerja, tenaga kerja dan
angkatan kerja, upaya
meningkatkan kualitas tenaga kerja,
sistem upah, dan pengangguran
Menanya:
Mengajukan pertanyaan dan
berdiskusi untuk mendapatkan
klarifikasi tentang pengertian
ketenagakerjaan, kesempatan kerja,
tenaga kerja dan angkatan kerja,
upaya meningkatkan kualitas
tenaga kerja, sistem upah, dan
pengangguran
Tes tertulis menilai
kemampuan
kognitif `tentang
permasalahan
ketenagakerjaan di
Indonesia dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja :
Menilai
kemampuan
diskusi/presentasi
laporan hasil
analisis masalah
ketenagakerjaan
3 x 4 JP
Buku paket
Ekonomi
Kemdikbud
Buku-buku
penunjang
yang relevan
Media massa
cetak/elektroni
k
Undang-
undang No. 13
tahun 2003
tentang
Ketenagakerja
an
183
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi
tentang pengertian ketenagakerjaan,
kesempatan kerja, tenaga kerja dan
angkatan kerja, upaya
meningkatkan kualitas tenaga kerja,
sistem upah, dan pengangguran
melalui berbagai bacaan dan/atau
browsing internet.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-
data yang diperoleh dari bacaan
maupun dari sumber-sumber
terkait serta membuat
hubungannya untuk mendapatkan
simpulan dan menemukan cara
mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia dan di
daerahnya
Mengomunikasikan: Menyampaikan hasil analisis atau
hasil observasi tentang cara
mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia
dalam bentuk tulisan maupun lisan
Penilaian produk Menilai
kemampuan
menemukan cara
mengatasi
permasalahan
ketenagakerjaan di
Indonesia
Anecdotal Record
untuk menilai
ranah sikap
keagamaan dan
sikap sosial siswa
selama proses
pembelajaran
3.3.Mendeskripsikan
pendapatan nasional
Pendapatan Nasional
Pengertian
pendapatan nasional
Manfaat pendapatan
Mengamati
Membaca buku teks tentang
konsep, manfaat, komponen dan
metode perhitungan pendapatan
Tes tertulis menilai
kemampuan
kognitif tentang
4 x 4 JP
Buku paket
Ekonomi
Kemdikbud
Buku-buku
184
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.3 Menyajikan hasil
perhitungan pendapatan
nasional
nasional
Komponen-
komponen
pendapatan nasional
Metode perhitungan
pendapatan nasional
Pendapatan perkapita
nasional dan pendapatan perkapita
dari berbagai sumber yang relevan
Menanya: Mengajukan pertanyaan dan
berdiskusi untuk mendapatkan
klarifikasi tentang konsep
pendapatan nasional, manfaat,
komponen dan metode perhitungan
pendapatan nasional dan
pendapatan perkapita
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi
tentang konsep, manfaat,
komponen dan metode perhitungan
pendapatan nasional dan
pendapatan perkapita melalui
berbagai bacaan..
Mengasosiasi:
menganalisis informasi dan data-
data yang diperoleh dari bacaan
maupun dari sumber-sumber
terkait untuk dapat menyajikan
konsep, manfaat, komponen dan
metode perhitungan pendapatan
nasional
Mengomunikasikan: Melaporkan hasil analisis dalam
pendapatan
nasional dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja Menilai
kemampuan
menyajikan
perhitungan
pendapatan
nasional dan
pendapatan
perkapita
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
penunjang
yang relevan
Media massa
dan media
cetak/elektroni
k
Bila
memungkinka
n dapat
menggunakan
internet untuk
mengakses
data ,misalnya
: http://mediaami
rulindonesia.blo
gspot.com/2012
/06/konsep-dan-
metode-
perhitungan.
html
185
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
bentuk tulisan tentanghasil
perhitungan pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita
3.4 Mendeskripsikan APBN
dan APBD dalam
pembangunan
4.4 Mengevaluasi peran APBN
dan APBD terhadap
pembangunan
APBN
Pengertian APBN
Fungsi dan tujuan
APBN
Sumber-sumber
penerimaan negara
Jenis-jenis
pengeluaran negara
Mekanisme
penyusunan APBN
Pengaruh APBN
terhadap
perekonomian
APBD
Pengertian APBD
Fungsi dan Tujuan
APBD
Sumber-sumber
penerimaan daerah
Jenis-jenis
pengeluaran daerah
Mekanisme
penyusunan APBD
Pengaruh APBD
terhadap
Mengamati: membaca buku teks tentang konsep
ABPN dan APBD serta melihat
APBN dan APBD tahun berjalan
Menanya:
Mengajukan pertanyaan , dan
berdiskusi untuk mendapatkan
klarifikasi tentang APBN dan
APBD dalam pembangunan
Mengeksplorasi:
mengumpulkan data dan informasi
tentang APBN dan APBD melalui
berbagai bacaan (referensi)
dan/atau browsing internet.
Mengasosiasi:
Menganalisis secara kritis
informasi dan data-data yang
diperoleh dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait serta
membuat hubungannya untuk dapat
menjelaskan peran APBN dan
APBD dalam pembangunan
Tes tertulis menilai
kemampuan
kognitif tentang
APBN dan APBD
dalam bentuk
objektif dan uraian
Portofolio Menilai
kemampuan
mengevaluasi
APBN dan APBD
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
4 x 4 JP
Buku paket
Ekonomi
Kemdikbud
Buku-buku
penunjang
yang relevan
Media massa
cetak/elektroni
k
http://gadisrafid
ha.blogspot.co
m/2011/11/tuga
s-ekonomi-
mengenai-apbn-
dan-apbd.html
UUD 1945
Pasal 23
Undang-
undang No. 17
Tahun 2003
tentang
Keuangan
Negara
Undang-
undang No. 32
Tahun 2004
186
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
perekonomian
Mengomunikasikan: Melaporkan hasil analisis dan
evaluasi tentang peran APBN dan
APBD melalui berbagai media
(lisan dan tulisan)
tentang
Kewenangan
Pemerintah
Daerah
Undang-
undang No. 33
Tahun 2004
tentang
Perimbangan
Keuangan
Pemerintah
Pusat dan
Daerah
187
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.5 Menganalisis peran, fungsi,
dan manfaat pajak
4.5 Mengevaluasi peran, fungsi
dan manfaat pajak
Perpajakan
Pengertian pajak
Fungsi dan manfaat
pajak serta
hubungannya
dengan APBN
Perbedaan pajak
dengan pungutan
resmi lainnya
Asas pemungutan
pajak
Jenis-jenis pajak
Sistem pemungutan
pajak di Indonesia
Alur administrasi
perpajakan di
Indonesia
Objek dan cara
pengenaan pajak
Tantangan
pemungutan pajak
Simulasi fungsi dan
manfaat pajak
Mengamati: Membaca buku teks tentang
pengertian pajak, fungsi dan
manfaat pajak serta hubungannya
dengan APBN, perbedaan pajak
dengan pungutan resmi lainnya,
asas pemungutan pajak, jenis-
jenis pajak, sistem pemungutan
pajak di Indonesia, alur
administrasi perpajakan di
Indonesia, objek dan cara
pengenaan pajak, tantangan
pemungutan pajak, simulasi fungsi
dan manfaat pajak
Menanya:
Mengajukan pertanyaan tentang
pengertian pajak, fungsi dan
manfaat pajak serta hubungannya
dengan APBN, perbedaan pajak
dengan pungutan resmi lainnya,
asas pemungutan pajak, jenis-
jenis pajak, sistem pemungutan
Tes tertulis menilai kemampuan
kognitif materi
tentang perpajakan
dalam bentuk
objektif dan uraian
Penilaian portofolio Menilai kemampuan
mengevaluasi peran,
fungsi dan manfaat
pajak dalam
pembangunan
Unjuk kerja Menilai kemampuan
menyimulasikan
fungsi dan manfaat
pajak
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
4 x 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemdikbud
Buku-buku
penunjang
yang relevan
Media massa
cetak/elektro
nik
Undang-
undang No
28 Tahun
2007 tentang
Ketentuan
Umum dan
Tata Cara
Perpajakan
(KUP)
Undang-
undang No
36 Tahun
2008 tentang
PPH
188
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
pajak di Indonesia, alur
administrasi perpajakan di
Indonesia, objek dan cara
pengenaan pajak, dan tantangan
pemungutan pajak.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data dan informasi
tentang pengertian pajak, fungsi
dan manfaat pajak serta
hubungannya dengan APBN,
perbedaan pajak dengan pungutan
resmi lainnya, asas pemungutan
pajak, jenis-jenis pajak, sistem
pemungutan pajak di Indonesia,
alur administrasi perpajakan di
Indonesia, objek dan cara
pengenaan pajak, tantangan
pemungutan pajak, simulasi fungsi
dan manfaat pajak
melalui berbagai bacaan
(referensi)
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-
data yang diperoleh dari bacaan
maupun dari sumber-sumber
terkait serta membuat
hubungannya untuk dapat
mengevaluasi peran, fungsi dan
manfaat pajak.
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
Undang-
undang No.
12 Tahun
1994 tentang
PBB
189
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mengomunikasikan: Melaporkan hasil analisis dan
evaluasi dalam bentuk tulisan dan
lisan tentang peran, fungsi dan
manfaat pajak
3.6 Menganalisis Indeks harga
dan inflasi
4.6 Menyajikan temuan hasil
analisis indeks harga dan
inflasi
Indeks Harga dan
Inflasi
Pengertian indek
harga
Tujuan perhitungan
indeks harga
Metode perhitungan
Indeks harga
Pengertian Inflasi
Penyebab Inflasi
Jenis-jenis inflasi
Menghitung Inflasi
Dampak dan cara
mengendalikan
inflasi
Permintaan dan
Penawaran Uang
Teori permintaan
dan penawaran uang
Faktor-faktor yang
memengaruhi
permintaan dan
penawaran uang
Mengamati :
Membacaindeks harga dan inflasi,
permintaan dan penawaran uang
dari berbagai sumber yang relevan
Menanya :
Mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan klarifikasi yang
berkaitan denganindek harga,
inflasi, permintaan dan penawaran
uang
Mengeksplorasi
mengumpulkan data/informasi dan
mencari hubungannya tentang
indek harga dan inflasi,
permintaan dan penawaran uang,
dari berbagai sumber belajar yang
relevan dan/atau internet (bila
memungkinkan)
Mengasosiasi:
menganalisis secara kritis dan
menyimpulkan hasil analisis
Tes tertulis
menilai kemampuan
kognitif materi
tentang indeks harga
dan inflasi serta
penawaran dan
permintaan uang
dalam bentuk objektif
dan uraian
Penilaian portofolio menilai kemampuan
menganalisis hasil
temuan indeks harga
dan inflasi,
penawaran dan
permintaan uang
Unjuk kerja Menilai kemampuan
menyajikan hasil
analisis dan
simpulan
3 x 4 JP Buku paket
ekonomi
Kemendikbu
d
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
Media
massa
cetak/elektro
nik
190
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
tentang indek harga, inflasi,
permintaan dan penawaran
uang,serta membuat hubungannya
Mengomunikasikan:
Menyusun laporan dan
mempresentasikan hasil
analisis/mengkritisi dalam bentuk
lisan dan tulisan tentang indeks
harga dan inflasi, penawaran dan
permintaan uang
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
3.7 Mendeskripsikan kebijakan
moneter dan kebijakan
fiskal
4.7 Mengevaluasi peran dan
fungsi kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal
Kebijakan Moneter
Pengertian kebijakan
moneter
Tujuan dan peran
kebijakan moneter
Instrumen Kebijakan
Moneter
Kebijakan Fiskal
Pengertian kebijakan
fiskal
Tujuan dan peran
kebijakan fiskal
Instrumen kebijakan
fiskal
Mengamati:
Membaca kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dari berbagai
sumber belajar yang relevan
Menanya:
Mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal
Mengeksplorasi:
mengumpulkan data/informasi
tentang kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dari berbagai
sumber belajar yang relevan
dan/atau melalui internet (bila
memungkinkan)
Tes tertulis :
menilai kemampuan
kognitif tentang
kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal
dalam bentuk
objektif dan uraian
Penilaian
portofoliomenilai
kemampuan
mengevaluasi
kebijakan moneter
dan fiskal
Unjuk kerja Menilai kemampuan
menyusun laporan
3 X 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemendikbu
d
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
www.bi.go.id
Media
massa
cetak/elektro
nik
Siswa
Perpustakaan
terbuka:
Bank
191
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mengasosiasi:
menganalisis secara kritis dan
menyimpulkan hasil analisis
tentang kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal
Mengomunikasikan:
menyusun laporan dan
mempresentasikan hasil
analisis/mengkritisi dalam bentuk
lisan dan tulisan tentang peran dan
fungsi kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal serta membuat
hubungannya
dan menyajikan hasil
analisis dan
simpulan
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
Indonesia
http://stasiunh
ukum.wordpr
ess.com/2009
/10/22/peran-
bank-sentral-
sebagai-
otoritas-
moneter/
http://eko-
holic.blogspo
t.com/2012/0
1/kebijakan-
pemerintah-
di-bidang-
fiskal.html
3.8 Menganalisis peran pelaku
ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia
4.8 Menyajikan hasil analisis
peran pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian
Indonesia
Pelaku Ekonomi dalam
sistem perekonomian
Indonesia
Pengertian BUMN,
BUMS dan
Koperasi
Peran BUMN,
BUMS dan
Koperasi dalam
perekonomian
Bentuk-bentuk
BUMN, BUMS dan
Koperasi
Kebaikan dan
Kelemahan BUMN,
Mengamati Membaca :pengertian, peran,
bentuk-bentuk, serta kebaikan dan
kelemahan pelaku-pelaku
perekonomian Indonesia (BUMN,
BUMS, Koperasi),dari berbagai
sumber belajar yang relevan
Menanya :
Mengajukan pertanyaan yang
berkaitan pelaku-pelaku
perekonomian Indonesia (BUMN,
BUMS, Koperasi), seperti
pengertian, peran, bentuk-bentuk,
serta kebaikan dan kelemahan
Test tulis menilai kemampuan
kognitif tentang
pelaku
perekonomian
Indonesia dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja menilai kemampuan
diskusi/presentasi
menyajikan hasil
analisis peran pelaku
ekonomi dalam
3 x 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemendikbu
d
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
Media
massa
cetak/elektro
nik
192
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
BUMS dan
Koperasi
BUMN, BUMS dan Koperasi
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan data/informasi
tentang pelaku-pelaku
perekonomian Indonesia (BUMN,
BUMS, Koperasi) seperti
pengertian, peran, bentuk-bentuk,
serta kebaikan dan kelemahan
BUMN, BUMS dan Koperasi dari
beberapa sumber
Mengasosiasi: peserta didik
menyajikan hasil analisis dan
menyimpulkan peran pelaku
ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia setelah
mengumpulkan informasi/data
serta membuat hubungannya
Mengomunikasikan:
Menyusun laporan dan
mempresentasikan hasil analisis
dan simpulan tentang peran pelaku
ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia dalam
berbagai bentuk media (lisan dan
tulisan)
sistem perekonomian
Indonesia
Penilaian produk untuk menilai
laporan dan bahan
presentasi tentang
peran pelaku
ekonomi dalam
sistem perekonomian
Indonesia
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
193
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.9 Mendeskripsikan pasar
modal dalam perekonomian
4.9 Menyimulasikan
mekanisme perdagangan
saham dan investasi di
pasar modal
Pasar Modal
Pengertian pasar
modal
Peran pasar modal
Lembaga penunjang
pasar modal
Instrumen/produk
Mekanisme
transaksi
Investasi di pasar
modal
Mengamati Membaca pengertian pasar modal,
peran pasar modal, lembaga
penunjang, Instrumen/produk,
mekanisme transaksi dan Investasi
di pasar modal dari berbagai
sumber belajar yang relevan
Menanya :
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan pengertian pasar
modal, peran pasar modal,
Instrumen/produk, mekanisme
transaksi dan Investasi di pasar
modal dari berbagai sumber
belajar
Mengeksplorasi:
mengumpulkan data/informasi
berkaitan dengan pengertian pasar
modal, peran pasar modal,
Tes tertulis menilai kemampuan
kognitif tentang
pasar modal dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja menilai kemampuan
menyimulasikan
mekanisme
perdagangan sahan
dam investasi di
pasar modal
Penilaian produk menilai laporan hasil
simulasi mekanisme
perdagangan saham
dan investasi di
2 x 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemendikb
ud
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
Media
massa
cetak/elektr
onik
Undang-
undang No.
8 Tahun
1995 tentang
Pasar Modal
194
Instrumen/produk, mekanisme
transaksi dan Investasi di pasar
modal
Mengasosiasi:
menyimulasikan mekanisme
perdagangan saham dan investasi
di pasar modal setelah
menganalisis dan menyimpulkan
informasi/data yang dikumpulkan
serta membuat hubungannya
Mengomunikasikan:
Menyampaikan hasil simulasi
mekanisme perdagangan saham
dan investasi di pasar modal dalam
berbagai bentuk media (lisan dan
tulisan)
pasar modal
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
195
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.10 Mendeskripsikan konsep
dan kebijakan
perdagangan internasional
4.10 Mengevaluasi dampak
kebijakan perdagangan
internasional
Perdagangan
Internasional
Pengertian
perdagangan
Internasional
Manfaat
perdagangan
Internasional
Faktor pendorong
dan penghambat
perdagangan
Internasional
Teori perdagangan
Internasional
Kebijakan
perdagangan
internasional
Tujuan kebijakan
perdagangan
internasional
Neraca
perdagangan
Mengamati: Membaca dari berbagai sumber
belajar yang berkaitan dengan
pengertian perdagangan
Internasional, manfaat
perdagangan Internasional, faktor
pendorong dan penghambat
perdagangan Internasional, teori
perdagangan Internasional,
kebijakan perdagangan
internasional, tujuan kebijakan
perdagangan internasional, dan
neraca perdagangan
Menanya :
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan pengertian perdagangan
Internasional, manfaat
perdagangan Internasional, faktor
pendorong dan penghambat
perdagangan Internasional, teori
perdagangan Internasional,
kebijakan perdagangan
internasional, tujuan kebijakan
perdagangan internasional, dan
neraca perdagangan
Mengeksplorasi:
mengumpulkan data/informasi
tentang pengertian perdagangan
Internasional, manfaat
Tes tertulis menilai kemampuan
kognitif tentang
perdagangan
internasional dalam
bentuk objektif dan
uraian
Penilaian portofolio untuk menilai
kemampuan
mengevaluasi
dampak kebijakan
perdagangan
internasional
Unjuk kerja menilai kemampuan
menyampaikan hasil
evaluasi dan
simpulan
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
3 x 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemendikb
ud
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
Wardayadi.
wordpress.
com.
www.anneahi
ra.com (penunjang)
Media
massa
cetak/elektr
onik
http://okayan
a.blogspot.co
m/2009/08/pe
ngertian-
perdagangan-
internasional.
html
196
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
perdagangan Internasional, faktor
pendorong dan penghambat
perdagangan Internasional, teori
perdagangan Internasional,
kebijakan perdagangan
internasional, tujuan kebijakan
perdagangan internasional, dan
neraca perdagangan dari berbagai
sumber yang relevan
Mengasosiasi :
mengevaluasidampak kebijakan
perdagangan internasional dalam
bentuk laporan setelah
menganalisis dan menyimpulkan
informasi/data yang dikumpulkan
serta membuat hubungannya
Mengomunikasikan:
Menyampaikan hasil evaluasi dan
simpulan tentang dampak
kebijakan ekonomi internasional
dalam berbagai bentuk media
(lisan dan tulisan)
197
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.11 Menganalisis kerjasama
ekonomi internasional
4.11 Menyajikan hasil analisis
kerjasama ekonomi
internasional
Kerjasama
Internasional
Pengertian kerjasama
ekonomi
internasional
Manfaat kerjasama
ekonomi
internasional
Bentuk-bentuk
kerjasama ekonomi
Lembaga-lembaga
ekonomi
Internasional
Mengamati: Membaca pengertian kerjasama
ekonom internasional, manfaat
kerjasama ekonom internasional,
bentuk-bentuk kerjasama ekonom,
dan lembaga-lembaga ekonomi
Internasional dari berbagai sumber
belajar
Menanya :
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan pengertian
kerjasama ekonom internasional,
manfaat kerjasama ekonom
internasional, bentuk-bentuk
kerjasama ekonom, dan lembaga-
lembaga ekonomi Internasional
Mengeksplorasi:
mengumpulkan data/informasi
tentang pengertian kerjasama
ekonomi internasional, manfaat
kerjasama ekonom internasional,
bentuk-bentuk kerjasama ekonom,
dan lembaga-lembaga ekonomi
Internasional dari beberapa sumber
Mengasosiasi: menyajikan hasil
analisis dan simpulan serta
membuat hubungannya tentang
Tes tertulis menilai kemampuan
kognitif tentang
kerjasama
internasional dalam
bentuk objektif dan
uraian
Unjuk kerja menilai kemampuan
diskusi/presentasi
menyajikan hasil
analisis kerjasama
ekonomi
internasional
Penilaian produk menilai laporan dan
bahan presentasi
tentang kerjasama
ekonomi
internasional
Anecdotal Record
untuk menilai ranah
sikap keagamaan
dan sikap sosial
siswa selama proses
pembelajaran
1 x 4 JP
Buku paket
ekonomi
Kemendikb
ud
Buku-buku
ekonomi
penunjang
yang relevan
Media
massa
cetak/elektr
onik
Bila
memungkin
kan dapat
menggunaka
n internet
untuk
mengkases
data
,misalnyahtt
p://ssbelajar.b
logspot.com/
2012/03/kebij
akan-
perdagangan-
internasional.
html
198
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
pengertian kerjasama ekonomi
internasional, manfaat kerjasama
ekonom internasional, bentuk-
bentuk kerjasama ekonom, dan
lembaga-lembaga ekonomi
Internasionalsetelah
mengumpulkan informasi/data.
Mengomunikasikan
Menyampaikanhasil analisis dan
simpulan tentang pengertian
kerjasama ekonom internasional,
manfaat kerjasama ekonomi
internasional, bentuk-bentuk
kerjasama ekonom, dan lembaga-
lembaga ekonomi Internasional
dalam berbagai bentuk media
(lisan dan tulisan)
199
200
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA N 1 Kertek
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI (sebelas) / Genap
Materi Pokok : Indeks Harga dan Inflasi
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit (3 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
201
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk
kesejahteraan rakyat (Indikator Afektif)
1) Mengucapkan rasa syukur atas pembangunan ekonomi di Indonesia
guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menekan inflasi
2) Mengucapkan rasa syukur atas pertumbuhan di Indonesia guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri
dalam upaya mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia
(Indikator Afektif)
1) Meniliki rasa jujur dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas
2) Mampu bersikap mandiri dan berpikir kreatif atas upaya mengatasi
permasalahan pembangunan
3. Menganalisis peran, fungsi, dan manfaat pajak (Indikator Kognitif
Proses)
1) Menjelaskan pengertian dan tujuan perhitungan indeks harga
2) Memahami metode perhitungan indeks harga
3) Menjelaskan pengertian, penyebab dan jenis-jenis inflasi
4) Memahami perhitungan inflasi
5) Memahami dampak dan cara menanggulangi inflasi
4. Mengevaluasi peran, fungsi dan manfaat pajak (Indikator Kognitif
Produk)
1) Menghitung indeks harga dan inflasi dengan benar
2) Memahami dampak dan cara menanggulangi inflasi
202
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat :
1. Setelah membaca dan mencari informasi siswa dapat memahami
konsep indeks harga dan inflasi.
2. S.etelah berdiskusi siswa dapat bekerja sama, meningkatkan rasa ingin
tahu, bertanggungjawab dan berpikir kreatif atas tugas yang diberikan.
3. Setelah diberi contoh masalah dan diselesaikan dengan cara
berkelompok siswa dapat menghitung indeks harga dan inflasi dengan
benar
D. Materi Ajar
1. Pengertian indeks harga
2. Perhitungan Indeks Harga Konsumen
3. Pengertian inflasi
4. Penyebab terjadinya inflasi
5. Jenis-jenis inflasi
6. Perhitungan laju inflasi
7. Dampak inflasi
8. Cara mengendalikan inflasi
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Scientific
Medel pembelajaran : Problem based learning
Strategi pembelajaran :mind mapping
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Internet dan buku teks
2. Alat dan Bahan : a. papan tulis
b. Peta Konsep,
c. Prezi
203
d. Laptop – LCD,
e. Jangkar
f. Pensil warna
g. Kertas asturo
h. Penggaris,dll
3. Sumber Belajar : Suparmin., Astuti, Sari Dwi, dan Sawiji, Hery.
2014. Ekonomi XI. Jakarta: Mediatama.
G. Skenario Pembelajaran
Pertemuan pertama: Indeks Harga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa (Perkenalan
siswa) dilanjutkan perkenalan oleh
guru
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
6. Melaksanakan pre test
7. Menginformasikan tentang indikator
yang hendak dicapai.
8. Menyampaikan sub materi pokok
tentang Indeks Harga
9. Siswa dibagi kelompok terdiri dari 4-5
anggota kelompok
15 menit
204
Inti (Mengamati)
1. Membaca materi indeks harga dari
berbagai sumber
2. Siswa diminta untuk melakukan
mengingat harga-harga barang atau
jasa yang sering mereka gunakan 5-
10 tahun yang lalu hingga sekarang
(Menanya)
1. Setiap kelompok diberi kesempatan
buntuk bertanya mengenai materi
yang kurang jelas
2. Guru merespon jawaban siswa.
(Mengeksplorasi)
Setelah mengingat harga-harga barang atau
jasa yang sering gunakan 5-10 tahun yang
lalu hingga sekarang, siswa membuat
daftar harga dari tahun ke tahun berupa
tabel
(Mengasosiasi)
Siswa menganalisis hasil diskusinya dan
kemudian menghubungkan dengan rumus
indeks harga dengan menggunakan metode
laspeyress dan passchee.
(Mengomunikasikan)
Guru memilih beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
15 menit
10 menit
10 menit
15 menit
15 menit
Penutup 1. Dengan dibantu guru, peserta
didikmenyimpulkan materi yang telah
dibahas dengan memberi pertanyaan
acak.
2. Peserta didikmenyimpulkan nilai-
10 menit
205
nilai atau manfaat apa yang didapat
dari pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari ini
3. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang
akan datang
4. Menginformasikan kepada siswa
untuk belajar materi indeks harga
terlebih dahulu
5. Menginformasikan siswa untuk
membawa perlengkapan membuat
mind mapping
6. Pembelajaran pada hari ini
diselesaikan dengan doa penutup dan
di akhiri salam.
Pertemuan kedua: Indeks Harga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi siswa
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
6. Mengulas materi yang telah
disampaikan sebelumnya
10 menit
206
Inti (Mengamati)
1. Melihat contoh mind maping tentang
materi indeks harga menggunakan
aplikasi prezi.
2. Masing-masing kelompok membaca
contoh kasus atau masalah yang
diberikan oleh guru tentang indeks
harga di masayarakat
(Menanya)
3. Setiap kelompok diberi kesempatan
buntuk bertanya mengenai materi
yang kurang jelas
4. Guru merespon jawaban siswa.
(Mengeksplorasi)
1. Setelah membaca contoh kasus
masing-masing kelompok bertugas
untuk menjawab pertanyaan
menggunakan mind mapping.
2. Siswa membuat mind mapping
(Mengasosiasi)
Setiap kelompok menganalisis hasil
diskusinya.
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan dalam bentuk mind mapping
15 menit
10 menit
20 menit
10 menit
15 menit
Penutup 1. Peserta didikmenyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari
pembelajaran yang telah selesai dibahas
pada hari ini
2. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang akan
10 menit
207
datang
3. Pembelajaran pada hari ini diselesaikan
dengan doa penutup dan di akhiri salam.
Pertemuan ketiga : Inflasi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
6. Menyampaikan hubungan indeks
harga dengan inflasi
7. Menyampaikan sub materi pokok
tentang Inflasi
10 menit
Inti (Mengamati)
1. Membaca materi inflasi dari berbagai
sumber belajar
2. Mencari Informasi tentang kondisi
ekonomi secara umum
3. Mengamati harga-harga barang atau
jasa disekitar kita
(Menanya)
Setelah membaca, setiap kelompok harus
membuat/mengajukan pertanyaan tentang:
15 menit
15 menit
208
a. Pengertian inflasi
b. Penyebab terjadinya inflasi
c. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
d. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
e. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
(Mengeksplorasi)
Masing-masing kelompok bertugas untuk
mengumpulkan data/informasi untuk
menjawab pertanyaan yang sudah dibuat
dengan mind mapping tentang:
a. Pengertian inflasi
b. Penyebab terjadinya inflasi
c. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
d. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
e. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
(Mengasosiasi)
Menganalisis dan menyimpulkan
informasi/data:
a. Penyebab terjadinya inflasi
b. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
c. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
d. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
20 menit
10 menit
209
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan
10 menit
Penutup 1. Dengan dibantu guru, peserta
didikmenyimpulkan materi yang telah
dibahas dengan memberi pertanyaan
acak.
2. Peserta didikmenyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari
pembelajaran yang telah selesai dibahas
pada hari ini
3. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang akan
datang
4. Menginformasikan kepada siswa
membawa perlengkapan untuk membuat
mind mapping
5. Pembelajaran pada hari ini diselesaikan
dengan doa penutup dan di akhiri salam.
10 menit
Pertemuan keempat: Inflasi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
10 menit
210
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
6. Guru mengulas materi inflasi yang
telah disampaikan
7. Siswa dibagi kelompok terdiri dari 4-
5 anggota kelompok
Inti (Mengamati)
Masing-masing kelompok membaca
contoh kasus atau masalah yang diberikan
oleh guru tentang inflasi di masayarakat
(Menanya)
1. Setiap kelompok diberi kesempatan
buntuk bertanya mengenai materi yang
kurang jelas
2. Guru merespon jawaban siswa.
(Mengeksplorasi)
1. Setelah membaca contoh kasus
masing-masing kelompok bertugas
untuk menjawab pertanyaan
menggunakan mind mapping.
2. Siswa membuat mind mapping.
(Mengasosiasi)
Setiap kelompok menganalisis hasil
diskusinya.
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan dalam bentuk mind mapping
10 menit
10 menit
20 menit
10 menit
15 menit
Penutup 1. Peserta didikmenyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari
pembelajaran yang telah selesai
15 menit
211
dibahas pada hari ini
2. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang
akan datang
3. Untuk mengukur pemahaman siswa
guru mengadakan post test
4. Pembelajaran pada hari ini
diselesaikan dengan doa penutup dan
di akhiri salam.
H. Penilain Hasil Belajar
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
a. Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap
b. Tes Unjuk Kerja Lembar Penilaian Diskusi atau presentasi dan
Rubrik
c. Tes Tertulis Pilihan ganda
d. Penilaian Produk
Wonosobo,
Mengetahui ,
Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Mahasiswa Praktikan,
Titin Widyawati, S.E Rizkiani Utami Yusuf
NIP. 19720810 200701 2 013 NIM. 710141176
212
MATERI:
INDEKS HARGA DAN INFLASI
1. Pengertian Indeks Harga
Menurut Kamus Ekonomi, “ Indeks harga adalah perbandingan perubahan
harga tahun tertentu dengan tahun dasar; kumpulan data berupa harga-harga
secara berurutan, yang berfungsi untuk menentukan perubahan harga rata-rata
yang berlaku pada periode tertentu”.
Dalam buku pengantar Ekonomi Makro Edisi Asia.“Indeks harga
konsumen adalah ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh
konsumen. Tujuan perhitungan indeks harga konsumen adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan harga barang dan jasa.
2. Untuk mengukur biaya hidup, sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan besarnya UMR atau UMK.
3. Untuk mengetahui laju inflasi suatu Negara.
4. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan di
masa yang akan datang, terutama kebijakan dalam pembangunan
ekonomi.
2. Perhitungan Indeks Harga Konsumen
Metode perhitungan indeks harga konsumen, dalam buku Pengantar
Ekonomi Mikro Edisi Asia, terdapat empat langkah untuk menghitung indeks
harga konsumen (Mankiw, 2013:26):
1. Langkah pertama adalah menentukan harga-harga barang atau jasa apa yang
paling penting. Misalnya dalam sebuah keranjang belanja terdapat 100 kuintal
213
beras dan 100 kg kentang pada tahun 2013. Dari keranjang tersebut bisa
diketahui jika harga barang yang paling penting adalah beras.
2. Langkah kedua yaitu menetukan harga dari barang dan jasa dari tahun ke
tahun, misalnya:
Tahun Harga Beras/kg Harga Kentang/kg
2011 Rp 8.000,00 Rp 5.000,00
2012 Rp 9.000,00 Rp 5.200,00
2013 Rp 10.000,00 Rp 5.500,00
3. Langkah ketiga adalah menghitungkan jumlah keseluruhan isi keranjang
barang dan jasa dari tahun ke tahun. Dengan cara mengalikan harga barang
dengan jumlah barang tersebut.
Tahun Biaya Keranjang Barang dan Jasa Setiap Tahun
2011 (9.000 kg x Rp 8.000,00) + (85kg x Rp 5.000,00) = Rp
72.425.000,00
2012 (9.500 kg x Rp 9.000,00) + (90 kg x Rp 5.200,00) = Rp
85.968.000,00
2013 (10.000 kg x Rp 10.000,00) + (100kg x Rp 5.500,00) = Rp
100.550.000,00
4. Langkah keempat adalah menghitung indeks harga konsumen. Rumusnya
yaitu:
IHK =
x 100%
214
Keterangan:
IHK = Indeks Harga Konsumen
= Harga tahun n
= Harga tahun dasar
Maka untuk menyelesaikan bahasan diatas yaitu sebagai berikut:
IHK tahun 2012 =
x 100%
=
x 100%
= 118,70%
IHK tahun 2013 =
x 100%
=
x 100%
= 138,83%
Selain metode diatas,indeks harga konsumen dapat dihitung dengan dua
metode yaitu:
1. Metode Laspeyres
Rumus:
Keterangan:
IL = Indeks Laspeyres
= Harga pada tahun berjalan
= Kuantitas pada tahun dasar
= Harga pada tahun dasar
2. Indeks Paasche
Rumus:
𝐼𝐿 𝑃𝑛𝑄𝑜
𝑃0𝑄𝑜 X 100%
𝐼𝑃 𝑃𝑛𝑄𝑛
𝑃0𝑄𝑛 X 100%
215
Keterangan:
IP = Indeks Paasche
= Harga pada tahun berjalan
= Kuantitas pada tahun berjalan
= Harga pada tahun dasar
3. Pengertian dan Penyebab Terjadinya Inflasi
e. Pengertian Inflasi
Dari tahun ke tahun harga barang dan jasa selalu naik secara terus
menerus, peristiwa tersebut dinamakan dengan inflasi. Menurut Kamus
Ekonomi, “ Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan berkelanjutan; kenaikan rata-rata semua tingkat harga dan
kadang-kadang berlangsung secara terus menerus” (Oktima, 2012:139).
f. Penyebab Terjadinya Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi yaitu karena sebagai berikut:
1. Naiknya permintaan
2. Naiknya biaya produksi
3. Jumlah uang yang beredar.
4. Jenis-jenis inflasi dan Perhitungan Laju Inflasi
a. Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Inflasi berdasarkan Tingkat Keparahannya.
a. Inflasi ringan.
216
Inflasi ringan adalah inflasi yang persentasenya berada di bawah 10%.
Inflasi ini tidak begitu mengganggu perekonomian suatu Negara
b. Inflasi sedang.
Inflasi sedang adalah inflasi yang perentasenya berada di antara 10%-
30%.Inflasi ini dapat berdampak pada menurunnya kesejahteraan bagi
orang-orang yang berpenghasilan tetap.
c. Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang persentasenya antara 30%-
100%.Inflasi ini sudah menimbulkan kekacauan dalam perekonomian
suatu Negara.
d. Inflasi sangat berat.
Inflasi sangat berat adalah inflasi yang persentasenya lebih dari 100%.
Kekacauan perekonomian yang terjadi pada inflasi ini sangat susah
untuk dikendalikan.
2) Inflasi berdasarkan penyebabnya.
a. Demand-Pull Inflation.
Jenis inflasi ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah
permintaan efektif, baik dari masyarakat maupun pemerintah.
b. Cost-Pull Inflation
Jenis inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi.
217
3) Inflasi berdasarkan sumbernya.
a. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya beberapa permasalahan yang ada di
dalam negeri, baik disengaja (kebijakan) maupun yang tidak
disengaja.
b. Inflasi yang bersumber dari luar negeri (Imperted Inflation)
Inflasi ini merupakan bentuk inflasi sebagai efek dari terjadinya inflasi
di luar negeri.
b. Perhitungan Laju Inflasi
Selanjutnya perhitungan laju inflasi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
= Indeks Harga Konsumen tahun dasar pertama
= Indeks Harga Konsumen Tahun kedua
5. Dampak dan Cara Mengendalikan Inflasi
a. Dampak Inflasi
Terjadinya inflasi berdampak pada perekonomian suatu Negara.
Dampak-dampak dari inflasi terhadap beberapa aspek yaitu:
1. Dampak inflasi terhadap pendapatan
2. Dampak inflasi terhadap ekspor
3. Dampak inflasi terhadap minat orang untuk menabung.
Laju Inflasi = 𝐼𝐻𝐾2−𝐼𝐻𝐾1
𝐼𝐻𝐾1𝑋
218
b. Cara Mengendalikan Inflasi
Dari adanya damapak tersebut maka perlu adanya cara untuk
mengendalikan inflasi. Pemerintah dalam mengendalikan laju inflasi
dengan memberikan kebijakan-kebijakan. Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain:
1. Kebijakan Moneter, meliputi:
a. Meningkatkan persediaan uang kas pada bank-bank
b. Menaikkan suku bunga tabungan
c. Operasi pasar terbuka
2. Kebijakan Fiskal, meliputi:
a. Menekan atau menghemat pengeluaran Negara
b. Menaikkan tariff pajak
3. Kebijakan Nonmoneter, meliputi:
a. Menaikkan hasil produksi
b. Kebijakan upah
c. Pengawasan harga dan distribusi
219
Lampiran 23
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMA N 1 Kertek
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI (sebelas) / Genap
Materi Pokok : Indeks Harga dan Inflasi
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit (3 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
220
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk
kesejahteraan rakyat (Indikator Afektif)
1) Mengucapkan rasa syukur atas pembangunan ekonomi di Indonesia
guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menekan inflasi
2) Mengucapkan rasa syukur atas pertumbuhan di Indonesia guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri
dalam upaya mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia
(Indikator Afektif)
1) Meniliki rasa jujur dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas
2) Mampu bersikap mandiri dan berpikir kreatif atas upaya mengatasi
permasalahan pembangunan
3. Menganalisis peran, fungsi, dan manfaat pajak (Indikator Kognitif
Proses)
1) Menjelaskan pengertian dan tujuan perhitungan indeks harga
2) Memahami metode perhitungan indeks harga
3) Menjelaskan pengertian, penyebab dan jenis-jenis inflasi
4) Memahami perhitungan inflasi
5) Memahami dampak dan cara menanggulangi inflasi
4. Mengevaluasi peran, fungsi dan manfaat pajak (Indikator Kognitif
Produk)
3) Menghitung indeks harga dan inflasi dengan benar
4) Memahami dampak dan cara menanggulangi inflasi
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat :
1. Setelah membaca dan mencari informasi siswa dapat memahami
konsep indeks harga dan inflasi.
221
2. S.etelah berdiskusi siswa dapat bekerja sama, meningkatkan rasa ingin
tahu, bertanggungjawab dan berpikir kreatif atas tugas yang diberikan.
3. Setelah diberi contoh masalah dan diselesaikan dengan cara
berkelompok siswa dapat menghitung indeks harga dan inflasi dengan
benar
D. Materi Ajar
1. Pengertian indeks harga
2. Perhitungan Indeks Harga Konsumen
3. Pengertian inflasi
4. Penyebab terjadinya inflasi
5. Jenis-jenis inflasi
6. Perhitungan laju inflasi
7. Dampak inflasi
8. Cara mengendalikan inflasi
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Kontekstual
Model pembelajaran : Konvensional dan tanya jawab
Strategi Pembelajaran : tatap muka
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajran
1. Media : Internet dan buku teks
2. Alat dan Bahan : papan tulis, sapidol
3. Sumber Belajar :Suparmin., Astuti, Sari Dwi, dan Sawiji, Hery.
2014. Ekonomi XI. Jakarta: Mediatama.
222
G. Skenario Pembelajaran
Pertemuan minggu pertama : Indeks Harga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa (Perkenalan
siswa) dilanjutkan perkenalan oleh
guru
5. Guru memberikan pre test
6. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
7. Menginformasikan tentang indikator
yang hendak dicapai.
8. Menyampaikan sub materi pokok
tentang Indeks Harga
9. Siswa dibagi kelompok terdiri dari 4-5
anggota
15 menit
Inti (Mengamati)
1. Guru menjelaskan pengertian indeks
harga, macam-macam indeks harga,
metode penghitungan indeks harga,
peranan indeks haraga dalam
perekonomian.
20 menit
223
2. Siswa diminta untuk melakukan
mengingat harga-harga barang atau
jasa yang sering mereka gunakan 5-
10 tahun yang lalu hingga sekarang
(Menanya)
1. Guru menyediakan sesi tanya jawab
2. Setiap kelompok diberi kesempatan
buntuk bertanya mengenai materi yang
kurang jelas
3. Guru merespon jawaban siswa
(Mengeksplorasi)
Setelah mengingat harga-harga barang atau
jasa yang sering gunakan 5-10 tahun yang
lalu hingga sekarang, siswa membuat
daftar harga dari tahun ke tahun berupa
tabel
(Mengasosiasi)
Siswa menganalisis hasil diskusinya dan
kemudian menghubungkan dengan rumus
indeks harga dengan menggunakan metode
laspeyress dan passchee.
(Mengomunikasikan)
Guru memilih beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
10 menit
10 menit
10 menit
15 menit
Penutup 1. Dengan dibantu guru, peserta
didikmenyimpulkan materi yang
telah dibahas dengan memberi
pertanyaan acak.
2. Peserta didikmenyimpulkan nilai-
nilai atau manfaat apa yang didapat
dari pembelajaran yang telah selesai
10 menit
224
dibahas pada hari ini
3. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang
akan datang
4. Pembelajaran pada hari ini
diselesaikan dengan doa penutup dan
di akhiri salam.
Pertemuan kedua: Indeks Harga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi siswa
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
6. Mengulas materi yang telah
disampaikan sebelumnya
10 menit
Inti (Mengamati)
Masing-masing kelompok membaca
contoh kasus atau masalah yang diberikan
oleh guru tentang indeks harga di
masayarakat
(Menanya)
1. Setiap kelompok diberi kesempatan
15 menit
10 menit
225
buntuk bertanya mengenai materi
yang kurang jelas
2. Guru merespon jawaban siswa.
(Mengeksplorasi)
Setelah membaca contoh kasus masing-
masing kelompok berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan
(Mengasosiasi)
Setiap kelompok menganalisis hasil
diskusinya.
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan dalam bentuk mind mapping
20 menit
10 menit
15 menit
Penutup 1. Peserta didikmenyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari
pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari ini
2. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang akan
datang
3. Pembelajaran pada hari ini diselesaikan
dengan doa penutup dan di akhiri salam.
10 menit
Pertemuan ketiga: Inflasi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Apresepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
10 menit
226
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa (Perkenalan
siswa) dilanjutkan perkenalan oleh
guru
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
6. Menyampaikan hubungan indeks
harga dengan inflasi
7. Menyampaikan sub materi pokok
tentang Inflasi
Inti (Mengamati)
1. Guru menerangkan materi tentang:
a. Pengertian inflasi
b. Penyebab terjadinya inflasi
c. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
d. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
e. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
2. Mencari Informasi tentang kondisi
ekonomi secara umum
3. Mengamati harga-harga barang atau
jasa disekitar kita
(Menanya)
Setiap kelompok membuat/mengajukan
pertanyaan tentang:
a. Pengertian inflasi
b. Penyebab terjadinya inflasi
20 menit
10 menit
227
c. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
d. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
e. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
(Mengeksplorasi)
Masing-masing kelompok bertugas untuk
mengumpulkan data/informasi untuk
menjawab pertanyaan yang sudah dibuat
dengan tentang:
a. Pengertian inflasi
b. Penyebab terjadinya inflasi
c. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
d. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
e. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
(Mengasosiasi)
Menganalisis dan menyimpulkan
informasi/data:
a. Penyebab terjadinya inflasi
b. Jenis-jenis inflasi dan perhitungan
laju inflasi
c. Dampak dan cara mengendalikan
inflasi
d. Hubungan inflasi dengan permintaan
uang dan jumlah uang beredar
20 menit
10 menit
228
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan
10 menit
Penutup 1. Dengan dibantu guru, peserta
didikmenyimpulkan materi yang telah
dibahas dengan memberi pertanyaan
acak.
2. Peserta didikmenyimpulkan nilai-
nilai atau manfaat apa yang didapat
dari pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari ini
3. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang
akan datang
4. Pembelajaran pada hari ini
diselesaikan dengan doa penutup dan
di akhiri salam.
10 menit
Pertemuan keempat: Inflasi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan (Appersepsi)
1. Guru mengajak peserta didikuntuk
berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru membuka pertemuan dengan
salam
3. Menanyakan kepada siswa kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengabsensi Siswa
5. Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM
(Memberikan motivasi)
10 menit
229
6. Guru mengulas materi inflasi yang
telah disampaikan
7. Siswa dibagi kelompok terdiri dari 4-
5 anggota kelompok
Inti (Mengamati)
Masing-masing kelompok membaca
contoh kasus atau masalah yang diberikan
oleh guru tentang inflasi di masayarakat
(Menanya)
1. Setiap kelompok diberi kesempatan
buntuk bertanya mengenai materi yang
kurang jelas
2. Guru merespon jawaban siswa.
(Mengeksplorasi)
Setelah membaca contoh kasus masing-
masing kelompok bertugas untuk
menjawab pertanyaan.
(Mengasosiasi)
Setiap kelompok menganalisis hasil
diskusinya.
(Mengomunikasikan)
Mempresentasikan hasil analisis dan
simpulan
10 menit
10 menit
20 menit
10 menit
15 menit
Penutup 1. Peserta didikmenyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari
pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari ini
2. Menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan yang
akan datang
15 menit
230
3. Untuk mengukur pemahaman siswa
guru mengadakan post test
4. Pembelajaran pada hari ini
diselesaikan dengan doa penutup dan
di akhiri salam.
H. Penilain Hasil Belajar
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
a. Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap
b. Tes Unjuk Kerja Lembar Penilaian Diskusi atau presentasi dan
Rubrik
c. Tes Tertulis Pilihan ganda
d. Penilaian Produk
Wonosobo,
Mengetahui ,
Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Mahasiswa Praktikan,
Titin Widyawati, S.E Rizkiani Utami Yusuf
NIP. 19720810 200701 2 013 NIM. 710141176
231
MATERI:
INDEKS HARGA DAN INFLASI
1. Pengertian Indeks Harga
Menurut Kamus Ekonomi, “ Indeks harga adalah perbandingan perubahan
harga tahun tertentu dengan tahun dasar; kumpulan data berupa harga-harga
secara berurutan, yang berfungsi untuk menentukan perubahan harga rata-rata
yang berlaku pada periode tertentu”.
Dalam buku pengantar Ekonomi Makro Edisi Asia.“Indeks harga
konsumen adalah ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli oleh
konsumen. Tujuan perhitungan indeks harga konsumen adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan harga barang dan jasa.
2. Untuk mengukur biaya hidup, sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan besarnya UMR atau UMK.
3. Untuk mengetahui laju inflasi suatu Negara.
4. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan di
masa yang akan datang, terutama kebijakan dalam pembangunan
ekonomi.
2. Perhitungan Indeks Harga Konsumen
Metode perhitungan indeks harga konsumen, dalam buku Pengantar
Ekonomi Mikro Edisi Asia, terdapat empat langkah untuk menghitung indeks
harga konsumen (Mankiw, 2013:26):
1. Langkah pertama adalah menentukan harga-harga barang atau jasa apa yang
paling penting. Misalnya dalam sebuah keranjang belanja terdapat 100 kuintal
232
beras dan 100 kg kentang pada tahun 2013. Dari keranjang tersebut bisa
diketahui jika harga barang yang paling penting adalah beras.
2. Langkah kedua yaitu menetukan harga dari barang dan jasa dari tahun ke
tahun, misalnya:
Tahun Harga Beras/kg Harga Kentang/kg
2011 Rp 8.000,00 Rp 5.000,00
2012 Rp 9.000,00 Rp 5.200,00
2013 Rp 10.000,00 Rp 5.500,00
3. Langkah ketiga adalah menghitungkan jumlah keseluruhan isi keranjang
barang dan jasa dari tahun ke tahun. Dengan cara mengalikan harga barang
dengan jumlah barang tersebut.
Tahun Biaya Keranjang Barang dan Jasa Setiap Tahun
2011 (9.000 kg x Rp 8.000,00) + (85kg x Rp 5.000,00) = Rp
72.425.000,00
2012 (9.500 kg x Rp 9.000,00) + (90 kg x Rp 5.200,00) = Rp
85.968.000,00
2013 (10.000 kg x Rp 10.000,00) + (100kg x Rp 5.500,00) = Rp
100.550.000,00
4. Langkah keempat adalah menghitung indeks harga konsumen. Rumusnya
yaitu:
IHK =
x 100%
233
Keterangan:
IHK = Indeks Harga Konsumen
= Harga tahun n
= Harga tahun dasar
Maka untuk menyelesaikan bahasan diatas yaitu sebagai berikut:
IHK tahun 2012 =
x 100%
=
x 100%
= 118,70%
IHK tahun 2013 =
x 100%
=
x 100%
= 138,83%
Selain metode diatas,indeks harga konsumen dapat dihitung dengan dua
metode yaitu:
1. Metode Laspeyres
Rumus:
Keterangan:
IL = Indeks Laspeyres
= Harga pada tahun berjalan
= Kuantitas pada tahun dasar
= Harga pada tahun dasar
2. Indeks Paasche
Rumus:
𝐼𝐿 𝑃𝑛𝑄𝑜
𝑃0𝑄𝑜 X 100%
𝐼𝑃 𝑃𝑛𝑄𝑛
𝑃0𝑄𝑛 X 100%
234
Keterangan:
IP = Indeks Paasche
= Harga pada tahun berjalan
= Kuantitas pada tahun berjalan
= Harga pada tahun dasar
3. Pengertian dan Penyebab Terjadinya Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Dari tahun ke tahun harga barang dan jasa selalu naik secara terus
menerus, peristiwa tersebut dinamakan dengan inflasi. Menurut Kamus
Ekonomi, “ Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan berkelanjutan; kenaikan rata-rata semua tingkat harga dan
kadang-kadang berlangsung secara terus menerus” (Oktima, 2012:139).
b. Penyebab Terjadinya Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi yaitu karena sebagai berikut:
1. Naiknya permintaan
2. Naiknya biaya produksi
3. Jumlah uang yang beredar.
4. Jenis-jenis inflasi dan Perhitungan Laju Inflasi
a. Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Inflasi berdasarkan Tingkat Keparahannya.
a. Inflasi ringan.
235
Inflasi ringan adalah inflasi yang persentasenya berada di bawah
10%.Inflasi ini tidak begitu mengganggu perekonomian suatu Negara.
b. Inflasi sedang.
Inflasi sedang adalah inflasi yang perentasenya berada di antara 10%-
30%.Inflasi ini dapat berdampak pada menurunnya kesejahteraan bagi
orang-orang yang berpenghasilan tetap.
c. Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang persentasenya antara 30%-
100%.Inflasi ini sudah menimbulkan kekacauan dalam perekonomian
suatu Negara.
d. Inflasi sangat berat.
Inflasi sangat berat adalah inflasi yang persentasenya lebih dari 100%.
Kekacauan perekonomian yang terjadi pada inflasi ini sangat susah
untuk dikendalikan.
2) Inflasi berdasarkan penyebabnya.
a. Demand-Pull Inflation.
Jenis inflasi ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah
permintaan efektif, baik dari masyarakat maupun pemerintah.
b. Cost-Pull Inflation
Jenis inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi.
3) Inflasi berdasarkan sumbernya.
c. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri (Domestic Inflation)
236
Inflasi ini terjadi karena adanya beberapa permasalahan yang ada di
dalam negeri, baik disengaja (kebijakan) maupun yang tidak
disengaja.
d. Inflasi yang bersumber dari luar negeri (Imperted Inflation)
Inflasi ini merupakan bentuk inflasi sebagai efek dari terjadinya inflasi
di luar negeri.
b. Perhitungan Laju Inflasi
Selanjutnya perhitungan laju inflasi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
= Indeks Harga Konsumen tahun dasar pertama
= Indeks Harga Konsumen Tahun kedua
5. Dampak dan Cara Mengendalikan Inflasi
a. Dampak Inflasi
Terjadinya inflasi berdampak pada perekonomian suatu Negara.
Dampak-dampak dari inflasi terhadap beberapa aspek yaitu:
1. Dampak inflasi terhadap pendapatan
2. Dampak inflasi terhadap ekspor
3. Dampak inflasi terhadap minat orang untuk menabung.
b. Cara Mengendalikan Inflasi
Dari adanya damapak tersebut maka perlu adanya cara untuk
mengendalikan inflasi. Pemerintah dalam mengendalikan laju inflasi
Laju Inflasi = 𝐼𝐻𝐾2−𝐼𝐻𝐾1
𝐼𝐻𝐾1𝑋
237
dengan memberikan kebijakan-kebijakan. Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain:
1. Kebijakan Moneter, meliputi:
a. Meningkatkan persediaan uang kas pada bank-bank
b. Menaikkan suku bunga tabungan
c. Operasi pasar terbuka
2. Kebijakan Fiskal, meliputi:
a. Menekan atau menghemat pengeluaran Negara
b. Menaikkan tariff pajak
3. Kebijakan Nonmoneter, meliputi:
a. Menaikkan hasil produksi
b. Kebijakan upah
c. Pengawasan harga dan distribusi
238
Lampiran 24
Contoh Kasus Inflasi
239
240
Berdasarkan artikel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Menurut pendapat kalian, dari artikel diatas apa yang menyebabkan
terjadi inflasi?
2. Jelaskan pendapat kalian, tentang hubungan kenaikan IHK dengan laju
inflasi yang terjadi pada artikel tersebut!
3. Coba hitunglah laju inflasi tahun kalender 2015 pada kelompok
pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta sebutkan
berdasarkan tingkat keparahannya termasuk dalam jenis inflasi apa!
4. Dampak apa sajakah yang terjadi pada peristiwa tersebut?
( Selesaikan kasustersebut dengan mind map atau peta pikir)
241
Lampiran 25
Contoh Jawaban Masalah Inflasi Menggunakan Mind Mapping
242
Lampiran 26
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 3
Pertemuan ke- : 1 (Satu)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati
Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah menggunakan mind mapping
dengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
243
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 3+4+3+3+3+3+3 = 22
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (22:35) x 100%
= 62.86%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
244
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 3 3 3 3 4 3 3 17
2 E_02 3 4 3 2 3 3 3 17
3 E_03 3 3 2 2 3 3 3 16
4 E_04 3 4 3 3 3 3 3 18
5 E_05 2 4 3 3 3 3 3 18
6 E_06 4 3 3 3 3 3 3 18
7 E_07 3 4 4 3 4 3 3 21
8 E_08 4 4 4 4 4 3 3 22
9 E_09 4 3 3 3 3 3 3 17
10 E_10 2 4 3 3 3 3 3 18
11 E_11 3 3 3 3 3 3 3 14
12 E_12 4 4 3 4 3 3 4 20
13 E_13 3 4 4 3 3 3 3 19
14 E_14 3 4 3 3 3 3 4 19
15 E_15 2 3 4 3 3 3 3 19
16 E_16 3 3 3 2 3 3 3 14
17 E_17 4 4 4 3 3 3 4 20
18 E_18 3 3 3 3 3 3 3 16
19 E_19 3 3 3 3 3 3 3 16
20 E_20 3 3 3 2 3 3 4 17
21 E_21 3 3 2 3 3 3 3 14
22 E_22 3 3 3 3 3 3 3 16
23 E_23 4 3 4 3 3 3 3 19
Skor Empiris 72 79 73 67 72 69 73 505
Skor Ideal 115 115 115 115 115 115 115
% Skor 62.6% 68.7% 63.5% 58.3% 62.6% 60.0% 63.5%
245
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 3
Pertemuan ke- : 2 (Dua)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati
Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah menggunakan mind mapping
dengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
246
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+4+4+4+3+4+4 = 27
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (27:35) x 100%
= 77,14%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
247
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 4 4 5 6 7
1 E_01 4 4 3 4 3 4 4 24
2 E_02 3 4 3 3 3 3 3 22
3 E_03 4 4 4 3 4 3 4 23
4 E_04 3 4 3 2 3 3 3 21
5 E_05 4 4 4 3 3 4 4 24
6 E_06 3 3 3 3 4 3 3 22
7 E_07 4 4 4 4 3 3 4 24
8 E_08 4 4 4 4 3 4 4 26
9 E_09 4 4 4 4 4 3 4 24
10 E_10 3 3 3 4 2 3 3 20
11 E_11 2 3 3 3 3 4 2 18
12 E_12 4 4 4 4 4 4 4 27
13 E_13 3 3 4 3 3 3 3 22
14 E_14 3 4 3 4 3 3 3 22
15 E_15 4 4 4 4 4 3 4 24
16 E_16 5 4 4 4 3 4 4 25
17 E_17 4 4 4 4 4 4 4 26
18 E_18 3 4 2 3 3 4 3 21
19 E_19 3 4 4 4 3 3 3 22
20 E_20 3 4 4 4 4 3 3 23
21 E_21 4 4 4 4 3 4 3 23
22 E_22 4 4 4 4 4 4 3 23
23 E_23 5 4 4 4 4 4 4 26
Skor Empiris 83 88 83 83 77 80 79 573
Skor Ideal 115 115 115 115 115 115 115
% Skor 72.2% 76.5% 72.2% 72.2% 67.0% 69.6% 68.7%
248
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 3
Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah menggunakan mind mapping
dengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
249
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+5+4+4+5+4+4 = 30
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (30:35) x 100%
= 85,71%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
250
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 4 5 4 4 4 5 4 30
2 E_02 4 4 4 4 5 3 4 28
3 E_03 5 5 3 4 5 5 4 31
4 E_04 5 4 3 4 5 3 5 29
5 E_05 5 4 3 4 4 5 4 29
6 E_06 4 4 3 4 4 3 3 25
7 E_07 4 4 4 4 4 3 4 27
8 E_08 5 4 4 4 4 5 4 30
9 E_09 4 4 4 4 4 3 4 27
10 E_10 4 4 4 4 5 3 4 28
11 E_11 3 4 3 4 4 5 4 27
12 E_12 4 4 3 4 4 5 5 29
13 E_13 4 4 4 4 4 3 3 26
14 E_14 4 4 4 4 4 3 5 28
15 E_15 4 4 4 5 5 3 5 30
16 E_16 4 4 4 4 4 5 5 30
17 E_17 4 4 4 4 4 5 4 29
18 E_18 4 4 4 4 4 5 4 29
19 E_19 4 4 4 4 4 3 3 26
20 E_20 4 4 3 4 4 3 4 26
21 E_21 4 5 3 4 4 5 4 29
22 E_22 4 5 4 4 4 5 4 30
23 E_23 4 5 4 4 4 5 5 31
Skor Empiris 95 97 84 93 97 93 95 654
Skor Ideal 115 115 115 115 115 115 115
% Skor 82.6% 84.3% 73.0% 80.9% 84.3% 80.9% 82.6%
251
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 3
Pertemuan ke- : 4 (Empat)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah menggunakan mind mapping
dengan kelompok
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
252
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+5+4+5+5+4+4 = 31
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (31:35) x 100%
= 88,57%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
253
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 5 4 4 5 4 4 4 30
2 E_02 5 4 4 5 5 4 5 32
3 E_03 4 4 4 4 4 5 5 30
4 E_04 4 4 4 5 5 4 5 31
5 E_05 4 4 4 5 4 4 4 29
6 E_06 4 4 4 3 4 4 4 27
7 E_07 4 4 4 5 4 3 5 29
8 E_08 5 4 5 5 4 5 4 32
9 E_09 4 4 4 4 4 4 4 28
10 E_10 4 4 4 4 5 4 4 29
11 E_11 4 4 4 4 3 4 4 27
12 E_12 4 4 4 4 4 5 4 29
13 E_13 4 4 4 4 4 4 4 28
14 E_14 4 4 4 5 5 4 4 30
15 E_15 4 5 4 5 4 4 4 30
16 E_16 4 4 4 4 5 4 4 29
17 E_17 4 5 4 4 5 5 4 31
18 E_18 4 4 4 5 4 4 4 29
19 E_19 4 5 4 4 4 4 4 29
20 E_20 4 5 5 4 4 4 4 30
21 E_21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 E_22 4 5 5 3 4 4 4 29
23 E_23 5 4 4 5 5 5 4 32
Skor Empiris 96 97 95 100 98 96 96 678
Skor Ideal 115 115 115 115 115 115 115
% per aspek 83% 84% 83% 87% 85% 83% 83%
254
Lampiran 27
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 2
Pertemuan ke- : 1 (Satu)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
255
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 3+3+3+3+3+3+3 = 21
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (21:35) x 100%
= 60%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
256
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 3 3 3 3 3 3 3 21
2 E_02 2 3 3 2 3 3 3 19
3 E_03 2 3 2 3 3 3 3 19
4 E_04 3 3 3 2 3 3 3 20
5 E_05 2 3 3 3 3 3 3 20
6 E_06 3 3 3 3 4 3 3 22
7 E_07 3 3 3 3 3 2 3 20
8 E_08 3 3 4 3 3 3 3 22
9 E_09 2 3 4 3 3 3 3 21
10 E_10 3 3 3 3 3 3 3 21
11 E_11 3 3 3 2 3 3 3 20
12 E_12 3 3 3 3 3 3 3 21
13 E_13 3 3 3 4 3 3 3 22
14 E_14 3 3 3 3 3 3 3 21
15 E_15 3 3 3 3 3 3 3 21
16 E_16 3 3 3 2 3 2 3 19
17 E_17 2 3 3 4 3 2 3 20
18 E_18 3 3 3 3 3 2 2 19
19 E_19 3 3 3 3 3 2 3 20
20 E_20 2 3 3 4 3 3 3 21
21 E_21 3 3 2 2 3 3 3 19
22 E_22 3 3 2 3 3 3 3 20
23 E_23 3 3 4 3 4 2 3 22
24 E_24 3 3 4 3 3 2 3 21
25 E_25 3 3 3 3 3 2 3 20
Skor Empiris 69 75 76 73 77 67 74 511
Skor Ideal 125 125 125 125 125 125 125
% Skor 55.2% 60.0% 60.8% 58.4% 61.6% 53.6% 59.2%
257
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 2
Pertemuan ke- : 2 (Dua)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
258
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+3+3+3+3+3+3 = 22
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (22:35) x 100%
= 62,86%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
259
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 3 3 3 4 3 4 3 23
2 E_02 3 3 3 3 3 3 3 21
3 E_03 4 3 3 3 3 3 4 23
4 E_04 4 3 3 3 4 3 4 24
5 E_05 4 3 3 3 3 3 3 22
6 E_06 4 2 3 3 4 3 4 23
7 E_07 4 3 3 3 3 2 3 21
8 E_08 3 3 4 3 3 4 2 22
9 E_09 4 3 3 3 3 3 3 22
10 E_10 3 3 2 3 3 3 3 20
11 E_11 4 3 3 4 4 3 4 25
12 E_12 3 3 3 3 3 3 3 21
13 E_13 4 3 3 4 4 3 3 24
14 E_14 3 3 3 3 3 3 3 21
15 E_15 3 3 3 3 3 3 3 21
16 E_16 3 3 3 3 3 3 3 21
17 E_17 3 3 3 3 3 2 3 20
18 E_18 3 3 3 3 3 3 3 21
19 E_19 3 3 3 3 3 2 2 19
20 E_20 3 3 3 3 3 4 3 22
21 E_21 3 3 3 3 3 4 3 22
22 E_22 3 3 3 3 3 3 3 21
23 E_23 4 3 4 3 3 2 3 22
24 E_24 4 3 4 4 3 3 3 24
25 E_25 4 3 3 3 3 3 3 22
Skor Empiris 87 76 80 83 84 81 84 547
Skor Ideal 125 125 125 125 125 125 125
% Skor 69.6% 60.8% 64.0% 66.4% 67.2% 64.8% 67.2%
260
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 2
Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
261
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+3+3+3+3+3+4 = 23
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (23:35) x 100%
= 65,71%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
262
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 4 3 3 3 3 3 3 22
2 E_02 4 3 4 3 3 3 3 23
3 E_03 4 3 3 3 3 3 4 23
4 E_04 4 4 3 4 4 4 4 27
5 E_05 4 4 3 3 3 3 4 24
6 E_06 4 2 3 4 4 3 4 24
7 E_07 4 3 3 3 3 3 3 22
8 E_08 3 3 4 3 2 3 3 21
9 E_09 4 4 3 3 3 3 3 23
10 E_10 4 3 2 3 3 3 3 21
11 E_11 4 3 3 4 4 3 4 25
12 E_12 4 3 3 3 4 3 4 24
13 E_13 4 3 3 4 4 4 4 26
14 E_14 4 3 3 3 3 3 3 22
15 E_15 3 3 3 3 3 3 3 21
16 E_16 3 3 3 3 3 4 3 22
17 E_17 4 3 3 3 3 3 3 22
18 E_18 3 3 3 3 3 3 3 21
19 E_19 2 2 3 3 2 3 3 18
20 E_20 3 3 3 3 3 3 3 21
21 E_21 3 3 3 3 3 3 3 21
22 E_22 3 3 3 3 3 3 3 21
23 E_23 4 3 4 4 3 3 3 24
24 E_24 4 4 4 4 4 4 3 27
25 E_25 4 4 3 3 4 3 3 24
Skor Empiris 92 80 81 85 85 85 89 569
Skor Ideal 125 125 125 125 125 125 125
% Skor 74% 64% 65% 68% 68% 68% 71%
263
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : Ekonomi
Sekolah : SMAN 1 Kertek Wonosobo
Kelas : XI IIS 2
Pertemuan ke- : 4 (Empat)
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cetang (√) pada kolom
yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Skor
TB KB CB B SB SSB
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
2 Perhatian siswa saat pelajaran berlangsung
3 Antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan di dalam kelas
4 Antusias siswa dalam menjawab
peratanyaan yang diajukan oleh guru
5 Partisipasi siswa saat menyelesaikan
masalah dengan kelompok diskusi
6 Ketepatan waktu dalam mengumpulkan
tugas
7 Berpartisipasi dalam memberikan
tanggapan dan sanggahan saat presentasi
Ketentuan Pemberian Skor:
Tidak Baik (TB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas < 20%
Kurang Baik (KB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 20% < % skor ≤ 36%
Cukup Baik (CB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 36% < % skor ≤ 52%
Baik (B) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 52% < % skor ≤ 68%
Sangat Baik (SB) : bila banyak siswa melakukan aktivitas 68 % < % skor ≤ 84%
Sangat Sangat Baik (SSB): bila banyak siswa melakukan aktivitas 84 % < %
skor ≤ 100%
264
Perhitungan
Indikator hasil observasi = 4+3+3+4+4+4+4 = 26
Skor seluruhnya = 35
Presentase keaktifan siswa = (26:35) x 100%
= 74,3%
Kriteria Keaktifan Siswa
Interval Persentase Kriteria
84%< % skor ≤100% Sangat Aktif
68% < % skor ≤ 84% Aktif
52% < % skor ≤ 68% Cukup Aktif
36% < % skor ≤ 52% Kurang Aktif
20% < % skor ≤ 36% Tidak Aktif
Wonosobo, Agustus 2015
Pengamat
Rizkiani Utami Yusuf
NIM. 7101411176
265
No Kode
Siswa
Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 E_01 4 3 3 3 3 3 3 22
2 E_02 4 3 4 4 4 3 3 25
3 E_03 4 4 4 4 4 3 3 26
4 E_04 4 4 4 4 4 3 4 27
5 E_05 4 3 4 3 4 3 4 25
6 E_06 4 4 3 4 4 3 4 26
7 E_07 4 4 3 3 3 3 3 23
8 E_08 3 3 3 3 3 3 4 22
9 E_09 4 3 4 4 3 3 5 26
10 E_10 4 3 3 3 3 4 3 23
11 E_11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 E_12 4 4 3 4 4 4 4 27
13 E_13 4 4 3 3 4 4 4 26
14 E_14 4 3 3 4 4 3 3 24
15 E_15 4 3 3 3 3 3 3 22
16 E_16 3 3 3 3 3 3 3 21
17 E_17 3 3 3 3 3 3 3 21
18 E_18 3 3 2 3 3 3 4 21
19 E_19 3 3 2 3 3 3 2 19
20 E_20 4 3 3 3 3 3 3 22
21 E_21 4 3 3 3 4 3 3 23
22 E_22 4 3 3 3 3 3 3 22
23 E_23 4 3 3 4 4 3 3 24
24 E_24 4 3 3 4 4 4 4 26
25 E_25 4 3 4 4 4 4 3 26
Skor Empiris 96 84 83 90 93 87 92 597
Skor Ideal 125 125 125 125 125 125 125
% Skor 77% 67% 66% 72% 74% 70% 74%
266
Lampiran 28
KISI-KISI SOAL POST-TES
Satuan Pendidikan : SMA Jumlah Soal : 25
Tahun Pelajaran : 2015/2016 Bentuk Soal :Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Ekonomi Waktu : 45 Menit
No Aspek yang
Diukur
Indikator No Soal Presentasi
1 Pengetahuan
(C1)
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian indeks harga
9, 10 8/25x 100% =
32%
Siswa dapat menyebutkan
rumus indeks harga
11
Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian inflasi
12
siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis inflasi
15, 16, 17,
18
2 Pemahaman
(C2)
Siswa
dapatmendeskripsikan
tujuan penyusunan angka
indeks dan peranan indeks
harga dalam perekonomian
7, 8 7/25 x 100 %
= 28%
Siswa dapat
mendeskripsikan golongan
yang dirugikan dan yang
diuntungkan adanya inflasi
13,14
Siswa dapat
mendeskripsikan
hubungan suku bunga dan
inflasi
19
Siswa dapat
mendeskripsikan dampak
dari inflasi
21
Siswa dapat
mendeskripsikan cara
mengatasi inflasi
20
3 Penerapan
(C3)
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan perhitungan
indeks harga sederhana
1, 2, 3, 4 10/25 x 100 %
=40 %
267
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
laspeyres
6
Siswa dapat menghitung
angka indeks
menggunakan metode
perhitungan indeks harga
paasche
5
Siswa dapat menghitung
laju inflasi
22, 23, 24,
25
268
Lampiran 29
SOAL Post-test
Mata Pelajaran : Ekonomi
Materi Pokok : Indeks Harga dan Inflasi
Waktu : 45 menit
PETUNJUK UMUM :
1. Tulis nama kelas dan nomor presensi pada lembar jawab yang tersedia.
2. Kerjakan soal yang Anda anggap paling mudah dahulu sampai yang tersulit
sehingga seluruh soal yang tersedia terjawab semua.
3 Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan ke petugas.
4 Sebelum mengerjakan soal jangan lupa berdoa terlebih dahulu.
PETUNJUK KHUSUS :
1. Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar dengan cara memberi tanda
silang (X) pada huruf A/B/C/D/E.
2. Jika terjadi kesalahan berilah tanda “=” pada pilihan yang salah, kemudian
silanglah kembali pada huruf dengan jawaban yang dianggap benar.
Contoh : A B C D E salah diganti A B C D E
1. Jika diketahui jumlah harga gula per kg tahun 2012 Rp 9.500,- dan jumlah
harga tahun 2013 Rp 11.100,- maka angka indeks sederhana adalah…
a. 116,84%
b. 115,48%
c. 161,84%
d. 162,48%
e. 114,84%
2. Diketahui harga beras dan gula /kg tahun 2010 Rp 8.000,- dan Rp 9.000
sedangkan tahun 2011 Rp 8.500,- dan Rp 9.600,- maka indeks harga jika
tahun dasar 2010 adalah …
a. 117,67%
b. 114,29%
269
c. 115%
d. 106,47%
e. 117%
3. Diketahui data sebagai berikut:
Nama Barang Harga 2004 Haraga 2005
Beras/kg 2100 2300
Gula/kg 4000 4400
Telur/kg 5400 6600
Minyak goreng/kg 4400 5600
Jika dianggap harga tahun dasar 2004, berapa indeks harga 2005:
a. 170%
b. 117%
c. 116%
d. 120%
e. 119%
4. Diketahui beberapa jenis beras suatu daerah tertentu tahun 2012 dan 2013
sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp)
2012 2013
Cianjur 9.000 9.500
Rajalele 7.500 8.250
Banda 6.000 6.500
Cisadane 7.500 6.250
Apabila tahun dasar 2012, maka indeks harga tahun 2013 menurut metode
agregatif sederhana adalah …
a. 101,67 %
b. 107,97 %
c. 108,86 %
d. 109,76 %
e. 109,96 %
270
5. Diketahui data sebagai berikut:
Nama
Barang
Harga (Rp) Kuantitas (Unit)
2012
(
2013
(
2012
(
2013
(
A 30.000 32.000 40 50
B 33.000 36.000 29 40
C 20.400 22.000 48 60
D 16.000 18.000 50 55
E 40.000 48.000 25 30
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga menurut Paasche adalah …
a. 86,13%
b. 90,08%
c. 105,45%
d. 109,86%
e. 110,88%
6. Perhatikan data berikut:
No Nama
Barang
Harga (Rp) x
(Rp)
x
(Rp) 2006 2007
1. Beras 1.000 1.200 20 20.000 24.000
2. Gula Pasir 1.400 1.600 10 14.000 16.000
3. Minyak 1.800 2.200 22 39.600 48.4000
4. Daging 7.000 8.000 50 350.000 400.000
Jumlah 423.600 488.400
Berdasarkan data di atas, besarnya indeks harga berdasarkan Laspeyres adalah
…
a. 115,30%
b. 115,20%
c. 115,89%
d. 116,10%
e. 118,20%
271
7. Berikut petnyataan-pernyataan tentang indeks harga dalam ekonomi.
1. Mengatasi kesenjangan social
2. Dasar perbandingan kemajuan ekonomi
3. Memudahkan transaksi
4. Dasar penetapan pola ekonomi
Peranan indeks harga dalam ekonomi tunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
8. Tujuan penyusunan angka indeks adalah …
a. Mengukur perubahan pola konsumsi masyarakat
b. Mengukur peningkatan pendapatan masyarakat
c. Membandingkan perubahan antara variable-variabel ekonomi dan sosial
d. Membandingkan antara pendapatan produsen dan konsumen
e. Menetapkan kebijakan ekonomi suatu Negara
9. Pengertian angka indeks harga yang paling tepat adalah Angka indeks yang
menunjukkan perubahan ….
a. Jumlah dari periode ke periode lainnya
b. Harga dari periode ke periode lainnya
c. Nilai dari periode ke periode lainnya
d. Perubahan nilai dan harga dari periode ke periode lainnya
e. Jumlah dan harga dari periode ke periode lainnya
10. Angka indeks yang menunjukkan perubahan harga dari waktu ke waktu
disebut:
a. Angka indeks harga
b. Angka indeks kuantitas
c. Angka indeks nilai
d. Value relative
e. Quantity relative
272
11. Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan
faktor penimbang kuantitas pada tahun dasar ( adalah metode …
a. Paasche
b. Laspeyres
c. Pearson
d. Bebas
e. Jumlah kuadrat
12. Suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan harga-harga secara umum dan
terus menerus disebut …
a. Inflasi
b. Deflasi
c. Devaluasi
d. Resesi
e. Krisis
13. Golongan yang dirugikan akibat tumbuhnya inflasi adalah…
a. Petani
b. Penerima upah tetap
c. Pedagang
d. Orang yang berhutang
e. Orang yang mendepositokan uangnya di bank
14. Golongan yang diuntungkan dari adanya inflasi adalah…
a. Pengusaha industri
b. Para penabung
c. Orang yang berhutang
d. Orang yang berpiutang
e. Para berpiutang
15. Dibawah ini merupakan jenis-jenis inflasi:
1. Inflasi rendah
2. Inflasi sedang
3. Inflasi berat
4. Inflasi sangat tinggi
273
Jenis-jenis inflasi di atas pengelompokan inflasi berdasarkan …
a. Penyebab
b. Jenis
c. Klasifikasi
d. Asal-usul
e. Tingkat keparahan atau sifatnya
16. Inflasi yang besarnya kurang dari 10% dalam jangka 1 tahun disebut …
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
17. Inflasi yang disebabkan adanya kenaikan biaya produksi barang dan jasa
dinamakan dengan …
a. Imported inflation
b. Domestic inflation
c. Cost push inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
18. Permasalahan yang ada didalam negeri seperti bencana alam, gagal panen dan
kebijakan pemerintah mencetak uang baru untuk menutup defisit anggaran
menyebabkan inflasi. Inflasi yang terjadi karena hal tersebut disebut inflasi …
a. Imported inflation
b. Cost push inflation
c. Domestic inflation
d. Hyper inflation
e. Demand pull inflation
19. Hubungan antara suku bunga dan tinggi inflasi adalah …
a. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga rendah
b. Jika tingkat inflasi tinggi, maka suku bunga ditingkatkan
c. Jika tingkat bunga diturunkan, maka tingkat inflasi menjadi rendah
274
d. Jika suku bunga tinggi, maka tingkat inflasi juga tinggi
e. Tidak ada kaitan antara suku bunga dan inflasi
20. Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi inflasi.
1. Peningkatan tarif pajak
2. Politik diskonto
3. Pengaturan pengeluaran pemerintah
4. Politik pasar terbuka
Kebijakan fiskal ditunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
21. Kenaikkan harga BBM pada bulan Juni 2008 menyebabkan harga-harga
kebutuhan pokok meningkat. Sehingga tingkat inflasi meningkat. Akibat
inflasi tersebut berdampak kepada beberapa pihak di antaranya sebagai
berikut:
1. Pegawai yang berpenghasilan tetap.
2. Para pedagang yang memiliki modal kecil
3. Orang yang menyimpan uang tunai
4. Para pedagang yang memiliki modal besar
5. Orang yang meminjam uang dengan bunga tinggi.
Pihak yang dirugikan dengan adanya inflasi ditunjukkan pada nomor …
a. 1,2, dan 3
b. 1,2, dan 4
c. 2,3, dan 4
d. 2,3, dan 5
e. 2,4, dan 5
275
22. Indeks harga konsumen bulan Agustus 2012 sebesar 115,34% dan pada bulan
September 2012 sebesar 125,30%. Diketahui laju inflasi 0,086%.
Berdasarkan sifatnya termasuk jenis inflasi?
a. Hiper inflasi
b. Inftasi berat
c. Inflasi sedang
d. Inflasi ringan
e. Inflasi
23. Data indeks harga konsumen bulan Maret 2008 145,15% dan bulan April
2008 150,65% maka besarnya laju inflasi bulan April 2008 adalah ...
a. 0,05%
b. 0,65%
c. 0,89%
d. 3,78%
e. 2,87%
24. Data indeks harga konsumen bulam Februari 2012 154,12% dan bulan Maret
2012 162,15% makan besarnya laju inflasi bulan Maret 2012 adalah …
a. 3,21% d. 6,21%
b. 4,21% e. 7,21%
c. 5,21%
25. Diketahui indeks harga konsumen tahun 2011 sebesar 147,50 % dan indeks
harga tahun 2012 sebesar 149,25 %, maka laju inflasi tahun 2012 adalah …
a. 1,75%
b. 0,013%
c. 1,091%
d. 1,172%
e. 1,186%
*SELESAI*
276
Lampiran 30
Kunci Jawaban Soal Pos-test
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kertek
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XI IIS
Materi/Bentuk Soal : Indeks Harga dan Inflasi/Pilihan Ganda
KUNCI JAWABAN
1.A
2.D
3.E
4.A
5.E
6.A
7.E
8.E
9.B
10.A
11.B
12.A
13.B
14.A
15.E
16.D
17.E
18.C
19.B
20.B
21.A
22.D
23.D
24.C
25.E
i
i
Lampiran 31
Daftar Nilai Post-test Kelas Eksperimen
No
Urut Nama Nilai Keterangan
1 AFID MAULANA 96 Tuntas
2 AHMAD HAERIZAL 92 Tuntas
3 AHMAD MUZAKI 80 Tuntas
4 AHMAD SANDYRIAWAN 92 Tuntas
5 AMALIA NUR ADINA 80 Tuntas
6 AMRIZUL NIZAR RIYANTO 76 Tuntas
7 ANANG ARIZKI 84 Tuntas
8 ANGGA ARDIYAN 88 Tuntas
9 ARITA WAHYUNINGSIH 76 Tuntas
10 EKA KURNIAWATI 80 Tuntas
11 FIFI ANDRIANI 68 Belum Tuntas
12 FIRDAUS HELWA WIDIYANTO 76 Tuntas
13 ILHAM ISMANTO 76 Tuntas
14 INDRI MELFIYANI SAPUTRI 68 Belum Tuntas
15 LITA AGUSTINA 84 Tuntas
16 LORENSIA FIDELA CHARITA 84 Tuntas
17 LUTFI WIBISONO 84 Tuntas
18 MARLIAH 72 Belum Tuntas
19 NURMAN TAAT 80 Tuntas
20 RIZA PUTRI ELOK SEKAR KINASIH 88 Tuntas
21 SALMA NUR AINI 76 Tuntas
22 SARI AGUSTININGRUM 80 Tuntas
23 WILDANI 68 Belum Tuntas
Rata-rata 80.35
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 68
Presentase Siswa Tuntas 83%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 17%
ii
ii
Lampiran 32
Daftar Nilai Post-test Kelas Kontrol
No
Urut NAMA Nilai Keterangan
1 ADAM FAHRESA 72 Belum Tuntas
2 AHMAD MAULIDIN 76 Tuntas
3 ANGGI LAKSMANA PUTRA 80 Tuntas
4 ANGGI WIDYA SAPUTRA 84 Tuntas
5 AZIZ ERFIAN 76 Tuntas
6 DEVI NOVIYANTI 84 Tuntas
7 DWI NOVITA RAHMAYANI 76 Tuntas
8 FAIS NUR AMIN 64 Belum Tuntas
9 FEBRY FITRIYANI 80 Tuntas
10 GAYOEH RIDHANDY DAMAR PANG 72 Belum Tuntas
11 INDAH NURUL AZIZAH 88 Tuntas
12 LILAH ANIYATI 80 Tuntas
13 MIRAWATI 80 Tuntas
14 MUHAMAD NASRUL ARIF 60 Belum Tuntas
15 NOVA SETIYAWAN 72 Belum Tuntas
16 NUR HALIZA HASBULLAH 68 Belum Tuntas
17 NURUL FAIDAH 72 Belum Tuntas
18 PUJI LESTARI 64 Belum Tuntas
19 PUTRI MAKRIFATILLAH 56 Belum Tuntas
20 RIFAN ANAS ALFIANTO 72 Belum Tuntas
21 RIZKY AL AYUDHI 72 Belum Tuntas
22 SHEILA ATIKA HAFSHA 80 Tuntas
23 SRI ISNATUN 80 Tuntas
24 SRI KUNTARI 84 Tuntas
25 UMMU SALAMAH 80 Tuntas
Rata-rata 74.88
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 56
Presentase Siswa Tuntas 56%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 44%
iii
iii
Lampiran 33
Uji Normalitas Data Akhir
(Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Postest
Eksperimen Posttest Kontrol
N 23 25
Normal Parametersa Mean 80.3478 74.8800
Std. Deviation 7.71426 7.95990
Most Extreme Differences Absolute .127 .180
Positive .127 .100
Negative -.113 -.180
Kolmogorov-Smirnov Z .608 .900
Asymp. Sig. (2-tailed) .854 .393
a. Test distribution is Normal.
iv
iv
Lampiran 34
Uji Homogenitas Data Akhir
(Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.083 1 46 .775
ANOVA
Posttest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 358.143 1 358.143 5.822 .020
Within Groups 2829.857 46 61.519
Total 3188.000 47
v
v
Lampiran 35
Uji Hipotesis 1
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Postest Eksperimen 80.3478 23 7.71426 1.60854
Pretest Eksperimen 55.3043 23 8.83400 1.84202
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Postest Eksperimen &
Pretest Eksperimen 23 .335 .119
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Postest
Eksperimen -
Pretest
Eksperimen
2.504
35E1 9.58919 1.99948 20.89680 29.19016
12.52
5 22 .000
vi
vi
Lampiran 36
Uji Hipotesis 2
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil_Belajar_Posttest Eksperimen 23 80.3478 7.71426 1.60854
Kontrol 25 74.8800 7.95990 1.59198
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differe
nce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil_Belaj
ar_Posttest
Equal
variances
assumed
.083 .775 2.41
3 46 .020
5.4678
3
2.2661
6 .90629
10.029
36
Equal
variances not
assumed
2.41
6
45.8
67 .020
5.4678
3
2.2631
4 .91201
10.023
64
vii
vii
Lampiran 37
Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 1
Pre-test Guru Memberikan Penjelasan
Sedikit Kepada Siswa Tentang
Materi Indeks Harga dan Inflasi
serta membentuk kelompok
viii
viii
Lampiran 38
Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 2
Guru Meminta Siswa untuk Membuat Daftar Harga Suatu Barang
Guru Membantu Siswa yang
Kesulitan
Siswa Maju Kedepan
Menyelesaikan Perhitungan
Indeks Harga Menggunakan
Metode Laspeyres dan Metode
Paasche
ix
ix
Guru Mengkonfirmasi Jawaban Siswa Bertanya Kepada Guru
x
x
Lampiran 39
Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 3
Siswa Menyelesaikan Contoh Masalah Menggunakan Mind Mapping
Siswa Mempresentasikan Hasil
Diskusi
Guru Mengkonfirmasi Jawaban
xi
xi
Lampiran 40
Dokumentasi Kelas Eksperimen Pertemuan 4
Siswa Mempresentasikan
Hasil Diskusi
Guru Mengkonfirmasi Jawaban
Post-Tets
xii
xii
Lampiran 41
Dokumentasi Kelas Kontrol Pertemuan 1
Pre-Test
Guru Menjelaskan Materi
xiii
xiii
Lampiran 42
Dokumentasi Kelas Kontrol Pertemuan 2
Siswa Berdiskusi
xiv
xiv
Lampiran 43
Dokumentasi Kelas Kontrol Pertemuan 3
Guru Menjelaskan Materi dan
Membagi Kelompok
xv
xv
Lampiran 44
Dokumentasi Kelas Kontrol Pertemuan 4
Post-Test
Siswa Mempresentasikan Hasil
Diskusi