Menghitung Subnetting IP

36
Menghitung Subnetting IP Berikut Adalah bahan Bacaan RINGAN Tentang Perhitungan Subnetting, yang menurut saya bagus untuk di jadikan referensi. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0. 0 /9 255.192.0. 0 /10 255.224.0. 0 /11 255.240.0. 0 /12 255.248.0. 0 /13 255.252.0. /14 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240 .0 /20 255.255.248 .0 /21 255.255.252 .0 /22 255.255.254 .0 /23 255.255.255 .0 /24 255.255.255 /25

Transcript of Menghitung Subnetting IP

Page 1: Menghitung Subnetting IP

Menghitung Subnetting IP

Berikut Adalah bahan Bacaan RINGAN Tentang Perhitungan Subnetting, yang menurut saya bagus untuk di jadikan referensi.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10

255.224.0.0 /11

255.240.0.0 /12

255.248.0.0 /13

255.252.0.0 /14

255.254.0.0 /15

255.255.0.0 /16

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Page 2: Menghitung Subnetting IP

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang

Page 3: Menghitung Subnetting IP

“dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0

Host Pertama

172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1

Host Terakhir

172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Page 4: Menghitung Subnetting IP

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Page 5: Menghitung Subnetting IP

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

Source Mas Rommy.

REFERENSI

1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco

Systems.

3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Berikut soal latihan, tentukan :a) Alamat Subnet Mask,b) Alamat Subnet,c) Alamat Broadcast,d) Jumlah Host yang dapat digunakan,e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut:1. 198.53.67.0/302. 202.151.37.0/263. 191.22.24.0/22

Page 6: Menghitung Subnetting IP

Saya coba berhitung-hitung seperti demikian

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:

Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 26 = 64 SubnetJumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 hostBlok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252 Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252

Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128

Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8

2.202.151.37.0/26 -> IP class C

Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 22 = 4 SubnetJumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 hostBlok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192 Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192

Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248

Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128

Page 7: Menghitung Subnetting IP

3.191.22.24.0/22 –> IP class BSubnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0Menghitung Subnet:Jumlah Subnet: 26 = 64 SubnetJumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 hostJumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…

Alamat host yang valid:

Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0 Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252

Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255

Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128

Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8

Ip Address & Subnet Mask PERCOBAAN I

IP ADDRESS & SUBNET MASK

Tujuan :Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar IP address dan subnet mask dalam suatu jaringan komputer.

IP ADDRESSSetiap peralatan aktif jaringan seperti ethernet card, switch dan router memiliki MAC addres untuk memberikan identitas pada relatan tersebut agar dikenal dan ditemukan di dalam jaringan. MAC address ini disebut juga alamat hardware karena merupakan identitas yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan. Agar pengaturan pemberian alamat pada peralatan lebih mudah dan fleksibel, dipergunakan alamat logika. IP address adalah alamat logikayang diberikan ke peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP.

Angka binari dan DesimalKita umumnya mengenal angka desimal yang berupa angka 0 sampai 9. Namun, di komputer disamping angka desimal sering juga dipergunakan angka binari yang berupa angka 0 dan 1.Oleh sebab itu, perlu anda ketahui cara mengubah angka binari menjadi angka desimal dan sebaliknya.

Mengubah Angka Binari ke DesimalSetiap angka binari 1 bergantung pada posisinya di dalam kelompok binarinya, memiliki nilai desimal tertentu seperti pada tabel di bawah :

Page 8: Menghitung Subnetting IP

Binari 1 1 1 1 1 1 1 1Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1

Angka binari 0 memiliki nilai desimal 0 di posisi mana saja.Jumlahkan angka-angka desimal tersebut untuk mendapatkan nilai desimal angka binari.Contoh :Binari : 110010111 1 0 0 1 0 1 1 Biner128 64 0 0 8 0 2 1 Desimal

Mengubah Angka Desimal ke binari

Metode yang digunakan adalah dengan membagi angka desimal denagn angka 2 sambil memperhatikan hasil sisa pembagian.

Contoh :Desimal : 203203 / 2 = 101 sisa 1101 / 2 = 50 sisa 150 / 2 = 25 sisa 025 / 2 = 12 sisa 112 / 2 = 6 sisa 06 / 2 = 3 sisa 03 / 2 = 1 sisa 1Angka binari adalah angka sisa dibaca dari bawah, yaitu : 11001011

Kelas-kelas IP AddressIP address terdiri atas 32 bit angka binari, yang ditulis dalam empat kelompok terdiri dari 8 bit yang dipisah oleh tanda titik, contoh :11000000.00010000.00001010.00000001

Atau dapat ditulis dalam bentuk emapatkelompok angka desimal, misal :192.168.12.1Ip address sebetulnya terdiri dari dua bagian yaitu network ID dan host ID.IP ADDRESS192 168 12 1Network ID Host ID

Untuk mempermudah pemakaian, bergantung kebutuhan IP address dibagi dalam 5 kelas sebagai berikut :

Kelas Kelompok oktat pertama berupa angka desimal Kelompok oktat pertama dalam angka binariA 1 – 126 00000001 – 01111110B 128 – 191 10000000 – 10111111

Page 9: Menghitung Subnetting IP

C 192 – 223 11000000 – 11011111D 224 – 239 11100000 – 11101111E 240 – 247 11110000 – 11110111

Contoh :IP address 25.20.5.31Subnet mask 255.0.0.0Berada di kelas A

IP address 172.20.5.31Subnet mask 255.255.0.0Berada di kelas B

IP addres 192.20.5.31Subnet mask 255.255.255.0Berada di kelas C

Disamping itu juga disediakan kelompok IP address yang dapat dipakai tanpa pendaftaran yang disebut private address seperti pada tabel di bawah :Kelas Kelompok Private AddressA 10.0.0.1 – 10.255.255.255.254B 172.16.0.1 – 172.31.255.254C 192.168.0.1 – 192.168.255.254

IP address yang dipilih dari kelompok private address ini, hanya dapat digunakan untuk jaringan private (local) dan tidak dikenal oleh internet.

SUBNET MASKSubnet mask digunakan oleh router untuk menentukan bagian mana yang merupakan alamat jaringan dan bagian mana yang menunjukkan alamat host. Subnet mask merupakan suatu bilangan 32 bit yang terbagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 8 bit biner sebagai mana format IP address yang juga ditulis dalam notasi desimal bertitik. Subnet mask secara default untuk setiap kelas diperlihatkan dalam tabel berikut :Kelas Subnet Mask dalam biner Subnet Mask dalam desimalA 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0

Pada subnet mask default, dimana oktet bernilai 1 untuk semua bit –nya (11111111) menunjukkan alamat network sedangkan oktet bernilai 0 semua bit-nya (00000000) menunjukkan alamat host yang tersedia dalam sebuah jaringan.

SUBNETTINGSubnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang telah anda miliki, yaitu sebagian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam

Page 10: Menghitung Subnetting IP

membuat network ID tambahan.

Sebagai contoh, akan dipergunakan network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.192.0 yang sama. Cara yang bisa dipakai :• Dari nilai oktet pertama dan subnet yang diberikan, dapat diketahui IP address adalah kelas B dengan oktat ketiga diselubungi denga `n angka 192• Pakai rumus (256 – angka oktet yang diselubungi) = (256 – 192) = 64• Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan angka 64, yaitu 64 dan 128

Dengan demikian, subnet yang tersedia adalah :• 130.200.64.0• 130.200.128.0Jadi kelompok IP address yang dapat dipakai adalah :• 130.200.64.1 sampai 130.200.127.254• 130.200.128.1 sampai 130.200.191.254

Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah : 2n – 2n adalah jumlah bit yang diselubungi

Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2N – 2N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID

Contoh :Untuk kelas B dengan 3 bit diselubungi, subnet masknya dalah 11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0Jadi jumlah subnet = 23 – 2 = 6Jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah N = 16 – 3 = 13Sedangkan jumlah host persubnet = 213 – 2 = 8190

Jika Network ID yang dipergunakan 222.200.0.0

Dengan menerapkan rumus (256 – angka oktet yang diselubungi) = (256 – 224) = 32

Maka subnet yang tersedia adalah :• 222.200.32.0• 222.200.64.0• 222.200.96.0• 222.200.128.0• 222.200.160.0• 222.200.192.0

Dengan kelompok Ip Address yang dapat digunakan adalah :• 222.200.32.1 sampai 222.200.63.254• 222.200.64.1 sampai 222.200.95.254• 222.200.96.1 sampai 222.200.127.254• 222.200.128.1 sampai 222.200.159.254

Page 11: Menghitung Subnetting IP

• 222.200.160.1 sampai 222.200.191.254• 222.200.192.1 sampai 222.200.224.254

Perlu diketahui bahwa alamat yang menunjukkan host tidak boleh diberi angka 1 atau 0 semua (255.255.255.2555 atau 0.0.0.0). Karena kalau angka binernya 1 semua tidak akan menunjukkan alamat host melainkan akan dianggap oleh sistem jaringan sebagai alamat broadcast (kelompok dalam sebuah network) sedangkan jika angkanya 0 semua, maka oleh sistem akan dianggap sebagai alamat jaringan itu sendiri.

Dalam hal ini bisa digambarkan seperti kita hendak mengirim surat, jika paket data merupakan isi sebuah surat maka Ip address menunjukkan alamat rumah sedangkan alamat network menunjukkan alamat jalan dan alamat broadcast menunjukkan nama RT dalam suatu kelompok masyarakat.

PERCOBAAN II

INSTALASI REDHAT 9

TUJUAN : Agar mahasiswa paham dan trampil dalam menginstalasisistem operasi Linux Rethad 9.

ALAT DAN BAHAN1. CD Soft ware Linux Rathad 9 (yang terdiri dari 3 CD).2. Komputer standard min Pentium II. 300 Mhz.3. Memory 128 MB4. HDD 2.5 GB

LANGKAH PERCOBAANBerikut adalah langkah instalasi linux Rethad 9 :

1. Hidupkan komputer dan atur agar komputer menggunakan CDROM sebagai media boot utama.2. Masukkan CD soft ware linux Rethad 9 ke CDROM.3. Pada prompt boot : anda dapat memasukkan parameter seperti yang dijelaskan pada jendela semi grafis. Untuk lebih mudahnya, cukup tekan Enter untuk memulai instalasi grafis.4. Setelah proses pemeriksaan semua harware yang ada pada komputer, anda dipersilakan memeriksa CDROM, dalam hal ini pilih Skip agar instalasi berlangsung lebih cepat.5. Akan akan disambut oleh jendela grafis “ Welcome to Linux Rethad 9”. Klik Next.6. Pilih bahasa yang dikehendaki selama proses instalasi, Klik Next.7. Pilih jenis keyboard yang digunakan. Klik Next.8. Pilih jenis mouse yang digunakan. Klik Next.9. Anda diminta untuk : meng_upgrade atau meng_instal Linux dari awal. Jika hard disk anda belum terinstal Linux Rethad 9 , pilih Perform New Rethad Linux Instalation kemudian klik Next.10. Pilih type instalasi yang akan digunakan. Anda dapat menggunakan Linux sebaga :

Page 12: Menghitung Subnetting IP

Personal Desktop, Workstation dan Server. Dalam hal ini anda pilih Server dan selanjutnya memilih aplikasi apa saja yang akan di install. Klik Next.11. Anda dapat memilih bagaimana hard disk akan dipartisi. Ada dua pilihan yaitu : Automatically Partition dan Manually Partition with Disk Druid. Dalam hal ini anda pilih Manually Partition with Disk Druid. Klik Next.12. Anda akan mendapatkan sebuah jendela untuk mengatur partisi secara manual. Untuk membuat sebuah partisi, klik tombol New. Pada kotak isian Mount point : isikan titik mount yang diinginkan. Misalnya anda mengisi ‘/’ (partisi untuk sistem Linux) size 3000 MB. /boot (partisi untuk boot linux) size 100 MB. /swap (partisi untuk virtual memory dalam linux) size 512 MB atau dua kali memory yang terpasang pada komputer. /home (partisi untuk folder) size 1000 MB. Setelah selesai settingnya tekan OK.

Catatan : Dalam menginstal linux, minimal harus ada 2 macam partisi yaitu partisi untuk file sistem linux ( dengan tanda “/” ) dan partisi untuk virtual memory dalam linux ( swap).

13. Anda diminta untuk menentukan konfigurasi boot, dalam hal ini anda pilih Next.14. Anda diminta untuk mengisi IP address kartu jaringan yang terpasang pada komputer anda. Jika tidak diperlukan klik Next.15. Sebuah jendela konfigurasi firewall tampil. Anda dapat memilih tingkat proteksi Medium. Klik Next.16. Pilih bahasa yang akan digunakan oleh Linux setelah instalasi selesai. Sebagai orang indonesia anda pilih dapat memilih English dan Indonesia. Klik Next.17. Pada jendela konfigurasi Time Zone, pilih area Java and Sumatera, GMT + 7. Klik Next.18. Sebuah jendela untuk memasukkan password root. Anda harus memasukkan nilaiyang sama pada isian Root password dan confirm sebanyak min 6 karakter. Klik Next.19. Pada jendela Authentication Configuration klik Next.20. Pada jendela pemilihan paket aplikasi, pilih Accept the current package list. Klik Next. Tunggu sampai proses selesai, dalam proses ini anda juga diminta untuk memasukkan CD Linux ke_2 & ke_3. Lakukan apa yang diminta dan klik OK.

Catatan : Dalam tahap pemilihan paket aplikasi ini cetang option yang anda kehendaki saja, yang tidak perlu jangan di cetang. Jika bingung boleh dicetang semua option.

21. Selanjutnya anda diminta untuk memilih, akan membuat disket boot atau tidak. Jika tidak tekan No dan klik Next.22. Selanjutnya anda dapat mengatur konfigurasi VGA card yang terinstal. Klik Next.23. Jika anda memilih menggunakan Xwindows sebuah jendela tampil. Pilih jenis monitor yang digunakan, klik Next.24. Tentukan resolusi yang akan digunakan pada saat sistem Linux berjalan. Selanjutnya klik Next.25. Instalasi selesai dan anda dapat segera menggunakan Linux Rethad 9.

PERCOBAAN III

Page 13: Menghitung Subnetting IP

PERINTAH DASAR LINUX

TUJUANAgar mahasiwa dapat menjelaskan bagaimana cara mengoperasikan perintah dasar dalam software Linux

TEORISeperti halnya bila kita mengetikkan perintah di DOS, command line atau baris perintahLinux juga diketikkan di prompt dan diakhiri enter untuk mengeksekusi perintah tersebut. Baris perintah merupakan cara yang lebih efisien untuk melakukan sesuatu pekerjaan oleh karena itu pemakai Linux tetap mengandalkan cara ini untuk bekerja.

Sebaiknya pemula juga harus mengetahui dan sedikitnya pernah menggunanakan perintah baris ini karena suatu saat pengetahuan akan perintah-perintah ini bisa sangat diperlukan. Saya mengumpulkan beberapa perintah dasar yang mungkin kelak akan sering digunakan terutama oleh para pemula.

Perhatian: pengetahuan akan perintah-perintah yang lain akan segera bertambah seiring dengan kemajuan Anda menguasai sistem operasi Linux ini.

Penjelasan masing-masing perintah akan dipersingkat saja dan untuk mengetahui lebih detail lagi fungsi-fungsi suatu perintah, Anda dapat melihat manualnya, misalnya dengan mengetikkan perintah man:

-- man lsManual tersebut akan menampilkan bagaimana cara penggunaan perintah ls itu secara lengkap.

Contoh:[root@localhost root]#man ls

--ls /binPerintah ini dipakai untuk mengetahui perintah dasar yang digunakan oleh linux.

Contoh :[root@localhost root]#ls /bin

--cat >Perintah ini dapat dipakai untuk membuat file text baru.

Contoh :[root@localhost home]#cat > coba

-- Perintah &Perintah & dipakai dibelakang perintah lain dan menjalankannya di background. Tujuannya adalah untuk membebaskan shell agar bisa dipergunakan menjalankan proses-

Page 14: Menghitung Subnetting IP

proses yang lain.

-- Perintah adduserBiasanya hanya dilakukan oleh root untuk menambahkan user atau account yg baru. Setelah perintah ini bisa dilanjutkan dengan perintah passwd, yaitu perintah untuk membuat password bagi user tersebut.

Contoh :[root@localhost root]# adduser isengnet[root@localhost root]# passwd isengnet

Selanjutnya Anda akan diminta memasukkan password untuk user udin. Isikan password untuk udin dua kali dengan kata yang sama.

-- Perintah aliasDigunakan untuk memberi nama lain dari sebuah perintah. Misalnya bila Anda ingin perintah ls dapat juga dijalankandengan mengetikkan perintah dir, maka buatlah aliasnya sbb:Contoh :[root@localhost root]#alias dir=ls[root@localhost root]#alias

Untuk melihat perintah-perintah apa saja yang mempunyai nama lain saat itu, cukup ketikkan alias. Lihat juga perintah unalias.

-- Perintah bgUntuk memaksa sebuah proses yang dihentikan sementara(suspend) agar berjalan di background.Misalnya Anda sedang menjalankan sebuah perintah di foreground (tanpa diakhiri perintah &) dan suatu saat Anda membutuhkan shell tersebut maka Anda dapat memberhentikan sementara perintah tersebut dengan Ctrl-Z kemudian ketikan perintah bg untuk menjalakannya di background. Dengan cara ini Anda telah membebaskanshell tapi tetap mempertahankan perintah lama berjalandi background. Lihat juga perintah fg.

-- Perintah cat atau moreMenampilkan isi dari sebuah file text di layar.

[root@localhost root]#cat namafile

contoh :[root@localhost root]#cat /etc/rc.local[root@localhost root]#more /etc/rc.local

-- Perintah cdChange Directory atau untuk berpindah direktori dan saya kira Anda tidak akan menemui kesulitan menggunakan perintah ini karena cara penggunaanya mirip dengan perintah cd

Page 15: Menghitung Subnetting IP

di DOS.Contoh :[root@localhost root]#cd /home[root@localhost root]#cd /etc

-- Perintah chgrpPerintah ini digunakan untuk merubah kepemilikan kelompok file atau direktori. Misalnya untuk memberi ijin pada kelompok atau grup agar dapat mengakses suatu file. Sintaks penulisannyaadalah sbb:

[root@localhost root]# chgrp

-- Perintah chmodDigunakan untuk menambah dan mengurangi ijin pemakai untuk mengakses file atau direktori. Anda dapat menggunakan sistem numeric coding atau sistem letter coding. Ada tiga jenis permission/perijinan yang dapat dirubah yaitu r untuk read, w untuk write dan x untuk execute.

Dengan menggunakan letter coding, Anda dapat merubah permission diatas untuk masing-masing u (user), g (group), o (other) dan a (all) dengan hanya memberi tanda plus (+) untuk menambah ijin dan tanda minus (-) untuk mencabut ijin.

Misalnya untuk memberikan ijin baca dan eksekusi file coba1 kepada owner dan group, perintahnya adalah:

[root@localhost root]#chmod ug+rx coba1

Untuk mencabut ijin-ijin tersebut:

[root@localhost root]#chmod ug-rx coba1

Dengan menggunakan sitem numeric coding, permission untukuser, group dan other ditentukan dengan menggunakan kombinasi angka-angka, 4, 2 dan 1 dimana 4 (read), 2 (write) dan 1 (execute).

Misalnya untuk memberikan ijin baca(4), tulis(2) dan eksekusi(1) file coba2 kepada owner, perintahnya adalah:

[root@localhost root]#chmod 700 coba2

Contoh lain, untuk memberi ijin baca(4) dan tulis(2) file coba3 kepada user, baca(4) saja kepada group dan other, perintahnya adalah:

[root@localhost root]#chmod 644 coba3

Page 16: Menghitung Subnetting IP

-- Perintah chownMerubah user ID (owner) sebuah file atau direktori

[root@localhost root]#chown

contoh :Perintah akan membuat file data.txt menjadi milik user ti.[root@localhost root]#chown ti data.txt

-- Perintah cpUntuk menyalin file atau copy. Misalnya untuk menyalin file1 menjadi file2:

[root@localhost root]#cp

contoh :#cp /mnt/cdrom/mrtg-2.9.17-13.i386.rpm /home/mrtg {dari CDROM to HDD}#cp /mnt/floppy/mrtg-2.9.17-13.i386.rpm /home/mrtg {dari floppy to HDD}sebelumnya harus membuat dulu direktori /home/mrtg (di HDD) dan /mnt/cdrom maupun direktori /mnt/floppy.

-- Perintah fgMengembalikan suatu proses yang dihentikan sementar(suspend) agar berjalan kembali di foreground. Lihat juga perintah bg diatas.

-- Perintah findUntuk menemukan dimana letak sebuah file. Perintah ini akan mencari file sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan. Sintaksnya adalah perintah itu sendiri diikuti dengan nama direktori awal pencarian, kemudian nama file (bisa menggunakan wildcard, metacharacters) dan terakhir menentukan bagaimana hasil pencarian itu akan ditampilkan. Misalnya akan dicari semua file yang berakhiran .doc di current direktori serta tampilkan hasilnya di layar:

[root@localhost root]#find . -name *.doc -print. /public/docs/account.doc. /public/docs/balance.doc. /public/docs/statistik/prospek.doc./public/docs/statistik/presconf.doc

-- Perintah grepGlobal regular expresion parse atau grep adalah perintah untuk mencari file-file yang mengandung teks dengan kriteria yang telah Anda tentukan.

[root@localhost root]#grep

Misalnya akan dicari file-file yang mengandung teks marginal di current direktori:

Page 17: Menghitung Subnetting IP

[root@localhost root]#grep marginal

diferent.doc: Catatan: perkataan marginal luas dipergunakan di dalam ilmu ekonomi prob.rtf: oleh fungsi hasil marginal dan fungsi biaya marginal jika fungsi prob.rtf: jika biaya marginal dan hasil marginal diketahui maka biaya total

-- Perintah gzipIni adalah software kompresi zip versi GNU, fungsinya untuk mengkompresi sebuah file. Sintaksnya sangat sederhana:

[root@localhost root]#gzip

Walaupun demikian Anda bisa memberikan parameter tertentu bila memerlukan kompresi file yang lebih baik, silakan melihat manual page-nya. Lihat juga file tar, unzip dan zip.

-- Perintah haltPerintah ini hanya bisa dijalankan oleh super user atau Anda harus login sebagai root. Perintah ini untuk memberitahu kernel supaya mematikan sistem atau shutdown.Contoh :[root@localhost root]#halt

-- Perintah hostnameUntuk menampilkan host atau domain name sistem dan bisa pula digunakan untuk mengesset nama host sistem.

[flory@localhost docs]#hostnamelocalhost.localdomain

-- Perintah killPerintah ini akan mengirimkan sinyal ke sebuah proses yang kita tentukan. Tujuannya adalah menghentikan proses.

[root@localhost root]#kill

PID adalah nomor proses yang akan di hentikan.

-- Perintah lessPerintah ini sama fungsinya dengan perintah more (melihat isi dari sebuah file) dan hampir sama juga dengan perintah cat.

-- Perintah loginUntuk masuk ke sistem dengan memasukkan login ID atau dapat juga digunakan untuk berpindah dari user satu ke user lainnya.Contoh:Login :root

Page 18: Menghitung Subnetting IP

-- Perintah logoutPerintah yang digunakan apabila kita mau keluar dari sistemContoh :[root@localhost root]#logout

-- Perintah lsMenampilkan isi dari sebuah direktori seperti perintah dir di DOS.Anda dapat menggunakan beberapa option yang disediakan untuk mengatur tampilannya di layar. Bila Anda menjalankan perintah ini tanpa option maka akan ditampilkan seluruh file nonhidden(file tanpa awalan tanda titik) secara alfabet dan secara melebar mengisikolom layar. Option -al artinya menampilkan seluruh file/all termasuk file hidden(file dengan awalan tanda titik) dengan format panjang.

[root@localhost root]#ls

[root@localhost root]#ls -al

contoh :#ls /mnt/cdrom#ls –al /mnt/cdrom#ls –al /etc

-- Perintah manUntuk menampilkan manual page atau teks yang menjelaskan secara detail bagaimana cara penggunaan sebuah perintah. Perintah ini berguna sekali bila sewaktu-waktu Anda lupa atau tidak mengetahui fungsi dan cara menggunakan sebuah perintah.

[root@localhost root]#man

-- Perintah mesgPerintah ini digunakan oleh user untuk memberikan ijin user lain menampilkan pesan dilayar terminal. Misalnya mesg Anda dalam posisi y maka user lain bisa menampilkan pesan di layar Anda dengan write atau talk.

[root@localhost root]#mesg y atau mesg n

Gunakan mesg n bila Anda tidak ingin diganggu dengan tampilan pesan-pesan dari user lain.

-- Perintah mkdirMembuat direktori baru, sama dengan perintah md di DOS.

[root@localhost root]#mkdir

contoh :

Page 19: Menghitung Subnetting IP

#mkdir sinus#mkdir /mnt/cdrom#mkdir /mnt/floppy#mkdir /home/ti

-- Perintah moreMempaging halaman, seperti halnya less.

-- Perintah mountPerintah ini akan me-mount filesystem ke suatu direktori atau mount-point yang telah ditentukan.Hanya superuser yang bisa menjalankan perintah ini. Untuk melihat filesystem apa saja beserta mount-pointnya saat itu, ketikkan perintah mount. Perintah ini dapat Anda pelajari di bab mengenai filesystem. Lihat juga perintah umount.

[root@localhost root]#mount/dev/hda3 on / type ext2 (rw)none on /proc type proc (rw)/dev/hda1 on /dos type vfat (rw)/dev/hda4 on /usr type ext2 (rw)none on /dev/pts type devpts (rw,mode=0622)

Contoh :#mount /dev/cdrom /mnt/cdrom#mount /dev/fd0 /mnt/floppy

Dalam contoh ini sebelumnya harus membuat direktori mkdir /mnt/cdrom atau mkdir /mnt/floppy terlebih dahulu.

-- Perintah mvUntuk memindahkan file dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Bila argumen yang kedua berupa sebuah direktori maka mv akan memindahkan file ke direktori tersebut. Bila kedua argumen berupa file maka nama file pertama akan menimpa file kedua. Akan terjadi kesalahan bila Anda memasukkan lebih dari dua argumen kecuali argumen terakhir berupa sebuah direktori.

[root@localhost root]#mv psybnc /var/tmp

[root@localhost root]#mv psybnc

-- Perintah passwdDigunakan untuk mengganti password. Anda akan selalu diminta mengisikan password lama dan selanjutnya akan diminta mengisikan password baru sebanyak dua kali. Password sedikitnya terdiri dari enam karakter dan sedikitnya mengandung sebuah karakter.

[root@localhost root]#passwd

Page 20: Menghitung Subnetting IP

-- Perintah pwdMenampilkan nama direktori dimana Anda saat itu sedang berada.

-- Perintah rmUntuk menghapus file dan secara default rm tidak menghapus direktori. Gunakan secara hati-hati perintah ini terutama dengan option -r yang secara rekursif dapat mengapus seluruh file.

[root@localhost root]#rm -rf[root@localhost root]#rm -f[root@localhost root]#rm

-- Perintah rmdirUntuk menghapus direktori kosong.

$ rmdircontoh :[root@localhost root]#rmdir sinus

-- Perintah shutdownPerintah ini untuk mematikan sistem, seperti perintah halt. Pada beberapa sistem anda bisa menghentikan komputer dengan perintah shutdown -h now dan merestart atau reboot sistem dengan perintah shutdown -r now atau dengan kombinasi tombol Ctr-Alt-Del.

[root@localhost root]#shutdown -r now[root@localhost root]#shutdown –h now

-- Perintah suUntuk login sementara sebagai user lain. Bila user ID tidak disertakan maka komputer menganggap Anda ingin login sementara sebagai super user atau root. Bila Anda bukan root dan user lain itu memiliki password maka Anda harus memasukkan passwordnya dengan benar. Tapi bila Anda adalah root maka Anda dapat login sebagai user lain tanpa perlu mengetahui password user tersebut.

-- Perintah tailMenampilkan 10 baris terakhir dari suatu file. Default baris yang ditampilkan adalah 10 tapi Anda bisa menentukan sendiri berapa baris yang ingin ditampilkan:

[root@localhost root]#tail

-- Perintah talkUntuk mengadakan percakapan melalui terminal. Input dari terminal Anda akan disalin di terminal user lain, begitu sebaliknya.

-- Perintah tar

Page 21: Menghitung Subnetting IP

Menyimpan dan mengekstrak file dari media seperti tape drive atau hard disk. File arsip tersebut sering disebut sebagai file tar. Sintaknya sebagai berikut:$ tarFormat :[root@localhost root]#tar –zxvf nama file

contoh :[root@localhost root]#tar –zxvf squid-2.5.STABLE5.tar.gz[root@localhost root]#tar –zxvf mrtg-2.15.1.tar.tar

setelah di ekstrak akan menghasilkan direktori squid-2.5.STABLE5

-- Perintah umountAdalah kebalikan dari perintah mount, yaitu untuk meng-unmount filesystem dari mount-pointnya. Setelah perintah ini dijalankan direktori yang menjadi mount-point tidak lagi bisa digunakan.

[root@localhost root]#umount

-- Perintah unaliasKebalikan dari perintah alias, perintah ini akan membatalkan sebuah alias. Jadi untuk membatalkan alias dir seperti telah dicontohkan diatas, gunakan perintah:

[root@localhost root]#unalias dir

-- Perintah unzipDigunakan untuk mengekstrak atau menguraikan file yang dikompres dengan zip. Sintaknya sederhana dan akan mengekstrak file yang anda tentukan:

[root@localhost root]#unzip

Lihat juga perintah-perintah gzip dan unzip.

-- Perintah wallMengirimkan pesan dan menampilkannya di terminal tiap user yang sedang login. Perintah ini berguna bagi superuser atau root untuk memberikan peringatan ke seluruh user, misalnya pemberitahuan bahwa server sesaat lagi akan dimatikan.

[root@localhost root]#who Dear, everyone..... segera simpan pekerjaan kalian, server akan saya matikan 10 menit lagi.

-- Perintah whoUntuk menampilkan siapa saja yang sedang login. Perintah ini akan menampilkan informasi mengenai login name, jenis terminal, waktu login dan remote hostname untuk setiap user yang saat itu sedang login. Misalnya:

[root@localhost root]#who

Page 22: Menghitung Subnetting IP

-- Perintah xhost +Perintah ini digunakan untuk memberi akses atau menghapus akses(xhost -) host atau user ke sebuah server X.

-- Perintah xsetPerintah ini untuk mengeset beberapa option di X Window seperti bunyi bel, kecepatan mouse, font, parameter screen saver dan sebagainya. Misalnya bunyi bel dan kecepatan mouse dapat Anda set meng gunakan perintah ini:

[root@localhost root]#xset b

[root@localhost root]#xset m

-- Perintah zipPerintah ini akan membuat dan menambahkan file ke dalam file arsip zip. Lihat juga perintah gzip dan unzip.

-- Perintah pingPerintah ini berfungsi untuk menguji protocol, yang konfigurasinya tersimpan di file /etc/network-scripts/ifcfg-eth.Format:Ping -c yang digunakan ethernet.

Contoh :[root@sinus root]#ping –c 2 192.168.1.10[root@sinus root]#ping –c 2 google.com

-- Perintah ifconfig –aPerintah ini berfungsi untuk menampilkan rangkuman konfigurasi ethernet secara keseluruhan. Perintah ini dilakukan sebelum atau sesudah konfigurasi ethernet.

Contoh :[root@sinus root]#ifconfig -a

--Perintah ifup ethPerintah ini digunakan untuk mengaktifkan interface yang telah terkonfigurasi di file ifcfg-eth agar dapat mulai berjalan.

Format :Ifup

Contoh :[root@sinus root]#ifup eth0[root@sinus root]#ifup wlan0

Page 23: Menghitung Subnetting IP

--Perintah ifdown ethPerintah ini berfungsi untuk menon aktifkan interface yang telah terkonfigurasi di fale ifcfg-eth.

Contoh :[root@sinus root]#ifdown eth0

--Perintah ip address showPerintah ini fungsinya sama dengan perintah ifconfig –a.Contoh :[root@sinus root]#ip address show[root@sinus root]#ip address show dev eth0

--Perintah route –nPerintah ini berfungsi untuk menampilkan tabel routing utama.Contoh :[root@localhost root]#route –n

--Perintah ip route showPerintah ini akan menampilkan tabel routing.Contoh :[root@localhost root]#ip route sh

--Perintah ip route del via dev ethPerintah ini berfungsi untuk menghapus sebuah rute (routing).

Contoh :[root@sinus root]#ip route del 10.16.0.0/16 via 192.168.10.1 dev eth2Posted by anam_khoirul at 7:40 PM 0 commentsIP Address dan SubnettingIP Address: merupakan suatu identifikasi perangkat jaringan pada jaringan protokol TCP/IP. Struktur IP Address (IPA) terdiri dari 32 bit(IPv4) yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu network dan host dan secara umum diaplikasikan dalam 3 kelas yaitu:

Kelas A: dengan range 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255 (127.x.x.x alamat loopback), dengan subnet mask default nya adalah 255.0.0.0 atau Classless Inter Domain Routing (CIDR) 8 bits. IP Private-nya adalah 10.x.x.x.Kelas B: dengan range 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255, dengan subnetmask defaultnya adalah 255.255.0.0 (CIDR=16bits) dan IP Privatenya 172.16.x.x s/d 172.31.x.x

Kelas C: dengan range 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255, dengan subnetmask defaultnya adalah 255.255.255.0 (CIDR=24bits) dan IP Privatenya adalah 192.168.x.x.

IP Address terbagi atas 2 pengelompokan penggunaan yaitu IP Public dan IP Private. IP Public adalah IPA yang dapat digunakan pada jaringan Internet sedangkan IP Private adalah IPA yang hanya digunakan pada jaringan Lokal.

Page 24: Menghitung Subnetting IP

Subnetting

untuk mempelajari subnetting, tips nya adalah pahami range ip setiap class dan subnet mask defaultnya.

range IP Class A: 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255subnet mask default : 255.0.0.0 atau CIDR: /8range IP Class B: 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255subnet mask default : 255.255.0.0 atau CIDR: /16range IP Class C: 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255subnet mask default : 255.255.255.0 atau CIDR/24

dengan subnet mask kita akan dapat memperoleh ip network dan ip broadcast. caranya adalah:misalkan host ip yang diberikan 192.168.3.112/24

a)ip network:192.168.3.112, binernya:11000000.10101000.00000111.01110000/24 = 255.255.255.0, binernya:11111111.11111111.11111111.00000000--------------------------------------------------- AND11000000.10101000.00000111.00000000192 . 168 . 3 . 0

b)ip broadcast:192.168.3.112, binernya:11000000.10101000.00000111.01110000/24 = 255.255.255.0, binernya:11111111.11111111.11111111.00000000, Invertingkan00000000.00000000.00000000.11111111---------------------------------------------------- OR11000000.10101000.00000111.11111111192 . 168 . 3 . 255

contoh di atas tidak ada dilakukan subnetting.

satu contoh lagi, host ip 202.83.100.74/28

a)ip network202.83.100.74, binernya:11001010.01010011.01100100.01001010/28 = 255.255.255.240, binernya:11111111.11111111.11111111.11110000

Page 25: Menghitung Subnetting IP

---------------------------------------------------- AND11001010.01010011.01100100.01000000202 . 83 . 100 . 64

b)ip broadcast202.83.100.74, binernya:11001010.01010011.01100100.01001010/28 = 255.255.255.240, binernya:11111111.11111111.11111111.11110000, invertingkan00000000.00000000.00000000.00001111---------------------------------------------------- OR11001010.01010011.01100100.01001111202 . 83 . 100 . 79

contoh di atas terjadi subnetting, untuk hitungan yang lebih cepat, kita berpedoman pada subnet mask nya yaitu octet .240, caranya:karena setiap octet mempunyai nilai 0 s/d 255 maka ada 256 angka, sehingga diperoleh 256-240 = 16 ini adalah block subnet-1 yang valid..berikutnya lakukan kelipatan dari blok subnet-1 ini, sehingga 16,32,48,64,80..dst. nah perhatikanlah nilai host ip diatas yaitu 202.83.100.74 berarti berada antara subnet 64 dan 80. sehingga dapat di simpulkan subnet:64 menjadi network ip 202.83.100.64 dan broadcasnya kita peroleh dari nilai 80-1=79 yaitu 202.83.100.79

catatan:dalam satu blok subnet ip terendah merupakan ip networknya dan ip tertinggi merupakan ip broadcast. setiap octet terakhir(octet paling kanan) dari ip network pasti merupakan bilangan GENAP dan octet terakhir dari ip broadcast merupakan bilangan GANJIL.

Tabel subnetmask untuk subnetting:

IP Class A:--------------------------CIDR | Subnet Mask--------------------------| 9 | 255.128.0.0| 10 | 255.192.0.0| 11 | 255.224.0.0| 12 | 255.240.0.0| 13 | 255.248.0.0| 14 | 255.252.0.0| 15 | 255.254.0.0| 16 | 255.255.0.0| 17 | 255.255.128.0| 18 | 255.255.192.0

Page 26: Menghitung Subnetting IP

| 19 | 255.255.224.0| 20 | 255.255.240.0| 21 | 255.255.248.0| 22 | 255.255.252.0| 23 | 255.255.254.0| 24 | 255.255.255.0| 25 | 255.255.255.128| 26 | 255.255.255.192| 27 | 255.255.255.224| 28 | 255.255.255.240| 29 | 255.255.255.248| 30 | 255.255.255.252

IP Class B:--------------------------CIDR | Subnet Mask--------------------------| 17 | 255.255.128.0| 18 | 255.255.192.0| 19 | 255.255.224.0| 20 | 255.255.240.0| 21 | 255.255.248.0| 22 | 255.255.252.0| 23 | 255.255.254.0| 24 | 255.255.255.0| 25 | 255.255.255.128| 26 | 255.255.255.192| 27 | 255.255.255.224| 28 | 255.255.255.240| 29 | 255.255.255.248| 30 | 255.255.255.252

IP Class C:--------------------------CIDR | Subnet Mask--------------------------| 25 | 255.255.255.128| 26 | 255.255.255.192| 27 | 255.255.255.224| 28 | 255.255.255.240| 29 | 255.255.255.248| 30 | 255.255.255.252