laporan 3 (subnetting)

27
LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER Laporan 3 (jobsheet 3) Topik : Konfigurasi Jaringan Judul : Subnetting Oleh DESI NILAWATI 1102636 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

description

laporan ini merupakan laporan pratikum instalasi dan jaringan

Transcript of laporan 3 (subnetting)

Page 1: laporan 3 (subnetting)

LAPORAN PRATIKUM

INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

Laporan 3 (jobsheet 3)

Topik : Konfigurasi Jaringan

Judul : Subnetting

Oleh

DESI NILAWATI

1102636

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: laporan 3 (subnetting)

A. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada

jaringan komputer.

2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address)

pada komputer jaringan.

3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.

4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.

B. Alat dan Bahan

1. Personal Computer

2. LAN Card / NIC

3. Switch / Hub

4. Kabel Ethernet Straigh / Througt

C. Teori pendukung

Subnet mask

Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang

digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan

letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

Gambar 1. Cara konfigurasi IP address dan Subnet mask

Page 3: laporan 3 (subnetting)

Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai

32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host

identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan,

adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke

nilai 1.

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan

sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu

segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai

network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi

(yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus

dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat

digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:

Notasi Desimal Bertitik

Notasi Panjang Prefiks Jaringan

Desimal Bertitik

Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted

decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian

network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan

dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun

direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah

alamat IP.

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di

dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di

bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi

desimal bertitik.

Page 4: laporan 3 (subnetting)

Formatnya adalah:

alamat IP www.xxx.yyy.zzz

subnet mask www.xxx.yyy.zzz

Kelas alamat Subnet mask (biner) Subnet mask (desimal)

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0

Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0

Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi

oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting

atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah

network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan

menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host

identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi

ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya

(255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network

identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask

yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi

sebagai berikut:

138.96.58.0, 255.255.255.0

Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask

Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang

berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan

untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang

mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan

menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini.

Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain

Routing (CIDR).

Page 5: laporan 3 (subnetting)

Formatnya adalah sebagai berikut:

/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>

Kelas

alamat

Subnet mask (biner) Subnet mask

(desimal)

Prefix Length

Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8

Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16

Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24

Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki

subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length

sebagai 138.96.0.0/16.

Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan

network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam

jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang

didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi

138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan

tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier

138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1

hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya

memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Menentukan alamat Network Identifier

Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan

menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan

sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika

perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai

dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item

tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan

mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua

Page 6: laporan 3 (subnetting)

bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai

yang diperbandingkan bernilai 0.

Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan

menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal

dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat

IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.

Contoh:

Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)

Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)

--------------------------------------------------------------- AND

Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

Subnetting Alamat IP kelas A

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan

network identifier kelas A.

Page 7: laporan 3 (subnetting)

Subnetting Alamat IP kelas B

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan

network identifier kelas B

Subnetting Alamat IP kelas C

Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan

network identifier kelas C.

Page 8: laporan 3 (subnetting)

Variable-length Subnetting

Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki

panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa

subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam

kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan

membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen

jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.

Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan

jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen

segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau

membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses

subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan

oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan

alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk

membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan

dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga

variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini

menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask

(VLSM).

Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika

subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network

identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang

ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat

network identifier yang asli.

Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga

subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask

tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network

identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih

Page 9: laporan 3 (subnetting)

terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen

yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.

Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat

dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan,

di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier

tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa

dari bitbit host.

VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP

address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :

Page 10: laporan 3 (subnetting)

D. Langkah kerja pratikum

1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel Ethernet straight-

trought dan switch/hub.

2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel Ethernet

seperti gambar di bawah ini :

Sebelum menghubungkan ke switch kita perlu mematikan windows firewall

agar dalam proses ping dapat berjalan lancar. Cara mematikan windows firewall

adalah control panel >> network and sharing center, nanti pilih windows

firewall, seperti gambar berikut :

Page 11: laporan 3 (subnetting)

Pilih Turn Windows Firewall on or off ;

Lalu, off kan semuanya, seperti gambar berikut :

3. Lalu, lakukanlah pengaturan IP address dan subnet mask masing-masing PC,

sesuaikan dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan di bagian

akhir jobsheet.

Page 12: laporan 3 (subnetting)

4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik control panel >> network

and internet >> network and sharing center >> pilih change adapter setting

seperti gambar berikut :

Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini :

Klik kanan pada Local Area Connection seperti gambar di atas, lalu pilih

properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :

Page 13: laporan 3 (subnetting)

Klik ganda pada Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4), seperti gambar di atas.

5. Langkah selanjutnya, mengisi IP address dan subnet mask. Sebagai contoh,

komputer yang terhubung pada jaringan komputer saya adalah range IP address

192.168.1.4 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.

6. Klik OK.

Page 14: laporan 3 (subnetting)

E. Evaluasi

1. Bentuk kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan

membangun sebuah LAN. (dalam praktikum saya kelompok A Desi

Nilawati, Yeni Septiana, Cesilia Winastuti, M Rahimal, Ari Adiarman, Yumn

Jamilah).

2. Kelompok A membangun LAN (192.168.1.1 s/d 192.168.1.6), dengan subnet

mask 255.255.255.0

a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.

b. Lakukanlah uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan

menggunakan command ping, hasil percobaan :

No. Uji koneksi (ping) Respon

dari ke

1 192.168.1.4 192.168.1.1

192.168.1.2

192.168.1.3

192.168.1.5

192.168.1.6

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Page 15: laporan 3 (subnetting)
Page 16: laporan 3 (subnetting)

c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :

d. Kesimpulan : antara IP address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 saling terhubung

sehingga bisa saling berkomunikasi atau saling sharing data.

3. Kelompok B membangun LAN (192.168.1.131 s/d 192.168.1.136) dengan

subnet mask 255.255.255.0. bukan kelompok saya (kelompok ini terdiri dari

Sari Rahmadina Anori, Fitria Intan Purwanti, Aldoni Adia, Dhiya Ulhaq,

Arfajrialdi, bang senior).

4. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan

konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (

subnet mask 255.255.255.128).

a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.

Page 17: laporan 3 (subnetting)

b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan

menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :

No. Uji koneksi (ping) Respon

dari ke

1 192.168.1.4 192.168.1.1

192.168.1.2

192.168.1.3

192.168.1.5

192.168.1.6

192.168.1.131

192.168.1.132

192.168.1.133

192.168.1.134

192.168.1.135

192.168.1.136

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :

Page 18: laporan 3 (subnetting)

d. Kesimpulan : antara IP address 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 saling terhubung

tapi dengan IP address 192.168.1.131 s/d 192.168.1.136 tidak terhubung

karena untuk subnet mask 255.255.255.128 ini hanya bisa menghubungkan

untuk satu segmen jaringan saja yaitu segmen jaringan A.

5. Lakukanlah perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telahh dibuat,

sehingga terbentuk sebuah jaringan (subnet mask 255.255.255.0).

a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.

b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan

menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :

No. Uji koneksi (ping) Respon

dari ke

1 192.168.1.4 192.168.1.1

192.168.1.2

192.168.1.3

192.168.1.5

192.168.1.6

192.168.1.131

192.168.1.132

192.168.1.133

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Page 19: laporan 3 (subnetting)

192.168.1.134

192.168.1.135

192.168.1.136

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Page 20: laporan 3 (subnetting)
Page 21: laporan 3 (subnetting)
Page 22: laporan 3 (subnetting)

PC dengan IP address 192.168.1.135 tiba-tiba rusak…

Page 23: laporan 3 (subnetting)

c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai berikut :

d. Kesimpulan : segmen jaringan A : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 dan segmen

jaringan B : 192.168.1.131 s/d 192.168.1.136 terhubung, atau bisa dikatakan

semua IP address saling terhubung, karena subnet mask 255.255.255.0

fungsinya untuk menghubungkan/ mengkoneksikan segmen jaringan yang

berbeda yaitu menghubungkan segmen jaringan A dan B.

Page 24: laporan 3 (subnetting)

6. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan

konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (

subnet mask 255.255.255.248).

a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC.

b. Lakukanlah test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan

menggunakan command ping, dan isikan tabel berikut :

No. Uji koneksi (ping) Respon

dari ke

1 192.168.1.4 192.168.1.1

192.168.1.2

192.168.1.3

192.168.1.5

192.168.1.6

192.168.1.131

192.168.1.132

192.168.1.133

192.168.1.134

192.168.1.135

192.168.1.136

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Tidak terhubung

Page 25: laporan 3 (subnetting)

c. Melalui command prompt DOS, ketik net view. Hasilnya sebagai

berikut :

d. Kesimpulan : untuk subnet mask 255.255.255.248 ini sama dengan

subnet mask 255.255.255.128 yaitu hanya menghubungkan segmen

jaringan A saja yaitu 192.168.1.1 s/d 192.168.1.6 (hanya bisa

menkoneksikan satu segmen jaringan).

7. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan

konfigurasi terhadap jaringan yang telah di buat, sehingga terbentuk jaringan (

subnet mask 255.255.255.252).

a. Konfigurasikan IP address dan subnet mask masing-masing PC untuk

subnet mask 255.255.255.252 ini tidak bisa di ubah, ketika mengubahnya

muncul gambar seperti di bawah ini :

Page 26: laporan 3 (subnetting)

Berarti untuk subnet mask 255.255.255.252 ini tidak valid pada komputer

saya, di komputer teman-teman yang lain juga tidak bisa, tapi ada juga

beberapa dari teman saya yang bisa di ubah subnet mask nya dengan

255.255.255.252. Karena ada masalah tersebut, jadi kita bisa

melanjutkannya. Seharusnya 255.255.255.252 valid karena memiliki 2 host,

seperti di jelaskan di bawah ini :

- 1111 1100 = 252 = 256-252 = 4

IP = 2 Host

- 1111 1110 = 254 = 256-254 = 2

IP = 0 Host

- 1111 1111 = 255 = 256-255 = 1

IP = -1 Host

Kelompok angka 254 & 255 tidak valid karena hanya memiliki 0 dan -1

host.

8. Jelaskan manfaat dan kegunaan subnet mask !

Subnet Mask fungsinya ada dua:

Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID

Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau

“remote”.

Subnet mask dapat juga digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata.

Secara default Subnet mask yang ada :

1. Kelas A 255.0.0.0

2. Kelas B 255.255.0.0

3. Kelas C 255.255.255.0

Subnet mask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat

digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP

Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask

255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang

Page 27: laporan 3 (subnetting)

artinya jaringan ini dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung.

Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara

terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni

dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.