menggali manfaat rumput laut

7
ARTIKEL SEAWEED Website : www.rumputlaut.org Email : [email protected] 1 Menggali Manfaat Rumput Laut BAGAI onggokan serat kusut berwarna hijau kehitaman dan berlendir, wujud rumput laut ketika habis dipanen mungkin tampak menjijikkan. Namun, tumbuhan berderajat rendah ini sesungguhnya merupakan "tambang emas". DARI sumber hayati laut yang tidak menarik itu, bila diproses lebih lanjut dapat menghasilkan lebih dari 500 jenis produk komersial, mulai dari agar-agar dan puding yang jadi makanan kegemaran anak-anak, obat-obatan, kosmetik, sarana kebersihan seperti pasta gigi dan sampo, kertas, tekstil, hingga pelumas pada pengeboran sumur minyak. Meski telah menghasilkan beragam manfaat, penggalian manfaat rumput laut hingga kini terus dilakukan di berbagai negara, sejalan dengan menguatnya gerakan kembali ke alam. Penggunaan unsur- unsur bioaktif rumput laut ini memang lebih banyak ditujukan untuk mengganti penggunaan bahan baku kimia sintetis yang membahayakan manusia dan lingkungan hidup. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia sendiri sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1920. Tercatat ada 22 jenis rumput laut digunakan secara tradisional sebagai makanan, baik dibuat sayuran maupun sebagai penganan dan obat-obatan. Sampai tahun 1990-an, penelitian telah berhasil mengembangkan pemanfaatan 61 jenis dari 27 marga rumput laut. Namun, penggunaannya selama itu masih terbatas untuk makanan dan obat. Belum ada upaya pengembangan lebih lanjut pada produk lain yang punya nilai ekonomis lebih tinggi. BELAKANGAN ini para peneliti, di antaranya dari ITB, melalui program riset unggulan dari Kementerian Riset dan Teknologi, mengembangkan rumput laut sebagai pewarna, baik untuk makanan maupun tekstil. Tumbuhan berklorofil ini memang kaya warna.

Transcript of menggali manfaat rumput laut

Page 1: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

1

Menggali Manfaat Rumput Laut

BAGAI onggokan serat kusut berwarna hijau kehitaman dan berlendir,

wujud rumput laut ketika habis dipanen mungkin tampak menjijikkan.

Namun, tumbuhan berderajat rendah ini sesungguhnya merupakan

"tambang emas".

DARI sumber hayati laut yang tidak menarik itu, bila diproses lebih

lanjut dapat menghasilkan lebih dari 500 jenis produk komersial, mulai

dari agar-agar dan puding yang jadi makanan kegemaran anak-anak,

obat-obatan, kosmetik, sarana kebersihan seperti pasta gigi dan

sampo, kertas, tekstil, hingga pelumas pada pengeboran sumur

minyak.

Meski telah menghasilkan beragam manfaat, penggalian manfaat

rumput laut hingga kini terus dilakukan di berbagai negara, sejalan

dengan menguatnya gerakan kembali ke alam. Penggunaan unsur-

unsur bioaktif rumput laut ini memang lebih banyak ditujukan untuk

mengganti penggunaan bahan baku kimia sintetis yang

membahayakan manusia dan lingkungan hidup.

Pemanfaatan rumput laut di Indonesia sendiri sebenarnya telah

dimulai sejak tahun 1920. Tercatat ada 22 jenis rumput laut digunakan

secara tradisional sebagai makanan, baik dibuat sayuran maupun

sebagai penganan dan obat-obatan.

Sampai tahun 1990-an, penelitian telah berhasil mengembangkan

pemanfaatan 61 jenis dari 27 marga rumput laut. Namun,

penggunaannya selama itu masih terbatas untuk makanan dan obat.

Belum ada upaya pengembangan lebih lanjut pada produk lain yang

punya nilai ekonomis lebih tinggi.

BELAKANGAN ini para peneliti, di antaranya dari ITB, melalui program

riset unggulan dari Kementerian Riset dan Teknologi, mengembangkan

rumput laut sebagai pewarna, baik untuk makanan maupun tekstil.

Tumbuhan berklorofil ini memang kaya warna.

Page 2: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

2

Warna itu bersumber dari empat suku rumput laut, yaitu

Rhodophyceae (alga merah), Phaephyceae (alga coklat),

Chlorophyceae (alga hijau), dan Cyanophyceae (alga biru-hijau).

Sesuai dengan namanya, alga tersebut mengandung zat warna alami,

yaitu merah, coklat, hijau, dan biru-hijau.

Warna-warna ini kemudian juga menginspirasi para peneliti dari Badan

Riset Kelautan dan Perikanan-Departemen Kelautan dan Perikanan

(BRKP-DKP) untuk mengolahnya menjadi pewarna batik.

Untuk memperoleh pewarna coklat-warna dominan pada tekstil

tradisional Indonesia itu, mereka mengekstrak zat pewarna dari alga

coklat, yaitu Sargassum filipendula dan Turbinaria. Dua spesies

tersebut banyak ditemukan di Indonesia, sedangkan di iklim subtropis

digunakan Laminaria. Dalam proses pengolahan Sargassum dan

Turbinaria itu diperoleh ekstrak rumput laut yang berupa senyawa

natrium alginat.

Khasiat biologi dan kimiawi senyawa alginat juga dimanfaatkan pada

pembuatan obat antibakteri, antitumor, penurun tekanan darah tinggi,

dan mengatasi gangguan kelenjar. Rumput laut memang ibarat

"tanaman dewa". Itu karena unsur-unsur mineral yang terkandung di

dalamnya seperti iodium, seng, dan selenium.

Unsur seng dan selenium diketahui dapat mencegah kanker.

Kandungan seng dalam rumput laut diperkirakan 100 kali lebih tinggi

dibandingkan yang ditemukan pada air laut.

Adapun kadar iodium dari sumber hayati ini bahkan sampai 2000 kali

lebih tinggi dibanding yang terdapat di air laut. Hal inilah yang

mendorong peneliti dari Fakultas Teknik Pertanian UGM Sri Anggrahini

pada tahun lalu mengolah rumput laut menjadi mi.

Introduksi iodium pada jenis makanan yang banyak digemari

masyarakat dan harganya terjangkau itu ditujukan untuk mengatasi

defisiensi yodium pada penduduk, yang berdampak pada menurunnya

Page 3: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

3

tingkat kecerdasan.

Dalam program Riset Unggulan Terpadu yang dilakukannya, unsur

iodium diambil dari spesies Turbinaria dan Sargassum juga. Uji coba

fortifikasi Turbinaria pada produk mi dilakukan di Jepara dari kadar 0,7

hingga 1,5 gram pada setiap 70 gram mi. Sementara itu, di Bali

dilakukan penambahan 2,6 hingga 5,6 gram iodium dari Sargassum

untuk berat mi yang sama. Hasilnya hanya penambahan 0,7 gram

Turbinaria pada mi yang tidak menunjukkan rasa dan tekstur yang

berbeda dibandingkan produk sejenis yang tanpa rumput laut. Karena

itu, iodium dari Turbinaria sebanyak itu dapat diterapkan lebih lanjut di

industri.

KEGUNAAN rumput laut yang beragam itu, ternyata karena di tiap

kelasnya terdapat senyawa yang berbeda dan memiliki sifat kimia dan

fisika yang spesifik pula. Bila dari alga coklat dihasilkan alginat, maka

dari kelas alga merah bisa didapat karaginan dan agar- agar. Alga

coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan guluronat.

Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan adalah yang

memiliki struktur manuronat lebih banyak dalam hal ini ada pada

Sargassum dan Turbinaria. Struktur kimianya mengikat zat pewarna,

namun lebih mudah melepaskannya pada bahan kain. "Sebagai

pewarna makanan dipilih alga yang memiliki struktur guluronat lebih

banyak karena sifatnya yang mudah dicerna," urai Jana Tjahjana

Anggadiredja pakar rumput laut dari BPPT.

Bahan pewarna alami ini kini mulai banyak digunakan menggeser

pewarna sintetis. Hal ini tentunya akan memberi banyak keuntungan

bagi Indonesia yang memiliki rumput laut jenis alga coklat yang

melimpah.

Selain ramah lingkungan karena bukan bahan kimia berbahaya dan

beracun, harga pewarna alami dari rumput laut juga relatif murah

dibandingkan pewarna kimia sintetis. Pembuatan batik cap dengan

pewarna rumput laut dapat menekan biaya hingga 25 persen.

Page 4: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

4

Pemanfaatan potensi alam Indonesia ini juga akan berdampak pada

penghematan devisa karena akan mengganti pewarna batik yang

selama ini masih impor. Selain itu, pengolahan rumput laut menjadi

zat pewarna merupakan peluang usaha baru bagi industri lokal dan

selanjutnya juga akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Lalu bagaimana prospek pemanfaatan alga merah yang memiliki

kandungan senyawa lebih banyak?

Karaginan pada alga merah digunakan sebagai pasta gigi karena

fiskositasnya tinggi dan strukturnya lebih lentur dan lembut.

Hidrokoloid rumput laut jenis ini memiliki kemampuan yang unik dalam

membentuk gel yang bertekstur pendek sesuai untuk pasta gigi.

"Penggunaan karaginan ini sekarang mulai menggeser bahan baku

xanthan gum untuk pasta gigi," tambah Jana yang juga Deputi

Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT. Agar-agar

selain sebagai bahan makanan yang sudah banyak dikenal, juga

digunakan untuk kosmetik karena mengandung zat pengemulsi yang

baik.

Bila melihat sifat-sifat fisika-kimia hidrokoloid rumput laut yang

tersusun dari senyawa polisakarida itu masih banyak lagi kemungkinan

aplikasi baru yang lebih luas seperti cairan pembersih, pelapisan

keramik, dan produk bertekanan, serta kertas. Salah satu

pemanfaatan lain adalah pada kertas printer atau mesin pencetak,

juga pada tekstil maupun karpet.

Keduanya membutuhkan bahan pasta yang mudah dituangkan tetapi

dapat terkontrol dengan baik untuk mendapatkan tingkat penetrasi

yang baik. Sifat thixotropic dari hidrokolid rumput laut membuatnya

cocok untuk tujuan ini.

MEMILIKI puluhan ribu pulau dan perairannya yang begitu luas-

meliputi dua pertiga luas wilayahnya atau 5,8 juta km persegi, dapat

tergambar potensi rumput laut Indonesia yang sangat tinggi. Di

Page 5: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

5

sekeliling pulau-pulau yang banyak itu hampir semuanya ditumbuhi

rumput laut. Namun, teluk yang airnya tenang, relatif dangkal,

bersuhu panas, atau sedikit hari hujan, itulah daerah yang paling

digemarinya. Dalam hal ini kawasan timur Indonesia merupakan

daerah yang memiliki potensi rumput laut yang terbesar.

Dari penelitian yang pernah dilakukan pada zaman Belanda, yaitu pada

Ekspedisi Sibolga pernah ditemukan 555 jenis rumput laut di perairan

Indonesia. Ketika itu diketahui 56 jenis di antaranya dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari makanan ternak

hingga bahan baku industri. Jenis yang memiliki nilai ekonomis

umumnya termasuk dalam suku Rhodophyceae (alga merah), antara

lain marga Glacilaria, Gelidium, Hypnea, Eucheuma, dan Gelidiopsis.

Meskipun memiliki beragam jenis rumput laut, Indonesia belum

banyak memanfaatkan potensi sumber daya hayati itu. Selama ini

yang dimanfaatkan hanyalah Eucheuma (E spinosum dan E cottonii),

Glacilaria, dan Sargassum. Itu pun dilakukan dengan cara

mengambilnya dari alam. Hal ini bila dibiarkan dapat mengancam

kelestarian spesies rumput laut itu dan merusak ekosistem perairan.

Karena itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri dalam

kunjungannya di Sulawesi Selatan, awal Juli, menekankan perlunya

pengembangan budi daya rumput laut dan lebih lanjut pada

pengolahannya agar dapat memberi nilai tambah dan peningkatan

pendapatan bagi para nelayan. Dalam kunjungan kerja itu, Rokhmin

antara lain meninjau lokasi budi daya rumput laut di Palopo dan

industri pengolahan rumput laut di Takalar, Sulawesi Selatan,

Upaya pengembangan budi daya rumput laut, jelas Dirjen Perikanan

Budidaya DKP, Fathuri Sukadi mulai tahun 2003 dilakukan melalui

program Intensifikasi Budi Daya Rumput Laut di 18 provinsi pada areal

seluas 17.416 hektar. Untuk itu akan didistribusikan benih atau bibit

rumput laut sebanyak hampir 209 ribu ton.

Program Inbud Rumput Laut itu dilakukan dari hulu hingga hilir, mulai

Page 6: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

6

dari penyuluhan hingga penyediaan modal. "Selain itu, diharapkan

terjadi jaringan kerja sama antarkelompok pembudi daya dari tingkat

kecamatan hingga provinsi untuk mengembangkan bisnis tersebut,"

lanjut Fathuri.

Untuk itu Ditjen Perikanan Budidaya DKP, pada tahun anggaran 2003

menyediakan anggaran melalui dana dekonsentrasi (Dekon) sebesar

Rp 11,9 miliar yang akan didistribusikan di 23 provinsi. Dana itu

dialokasikan untuk paket kegiatan percontohan, pelatihan, operasi

petugas lapangan, temu lapang, temu usaha, dan ribuan paket

penguatan permodalan.

Lebih lanjut Rokhmin mengharapkan pengembangan usaha rumput

laut ke arah industri. "Budi daya rumput laut harus diikuti dengan

pengembangan industri pengolahannya. Karena, sesungguhnya nilai

tambah yang tinggi justru pada pengolahan pascapanen," ujarnya.

Industri pengolahan bahan baku rumput laut menjadi bahan setengah

jadi apalagi bahan jadi belum banyak dilakukan di Indonesia. Sebagian

besar produksi rumput laut di ekspor sebagai bahan mentah, yaitu

rumput laut yang telah dikeringkan. Padahal bila bahan baku rumput

laut diolah dapat memberi nilai tambah beberapa kali lipat.

Pengolahan rumput laut yaitu E cottonii menjadi karaginan misalnya,

Farid Ma’ruf dari BRKP memberi gambaran dicapai 20 hingga 30 kali

lipat peningkatan nilai tambahnya. Bila dijual dalam bentuk bahan

baku harganya 0,3 dollar AS perkilogram. Namun, dalam bentuk SRC

(semi refined carrageenan) berharga 6 dollar AS/kg dan menjadi 10

dollar AS/kg dalam bentuk jadi sebagai bubuk karaginan.

Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi pihak yang dirugikan.

Dengan mengekpor bahan mentah pihak asing yang menuai

keuntungan besar. Filipina negara pengimpor rumput laut Indonesia

misalnya, yang areal budi dayanya jauh di bawah Indonesia, bisa

mengekspor produk olahan rumput laut sebesar 700 juta dollar AS per

tahun. Sementara itu, Indonesia hanya sekitar 130 juta dollar AS saja.

Page 7: menggali manfaat rumput laut

ARTIKEL SEAWEEDWebsite : www.rumputlaut.org

Email : [email protected]

7

Upaya merintis industri rumput laut telah dimulai di BRKP sejak

beberapa tahun lalu. Farid instalasi pembuatan karaginan skala

laboratorium telah dihasilkan BRKP dengan kapasitas 60 kg intake per

tiga jam. Pabrik percontohan ini telah dikembangkan pada skala

industri oleh PT Giwang Citra Laut di Takalar.

Menurut Setiawan Tedja, Presdir perusahaan itu, tahun ini diharapkan

dapat diproduksi karaginan dalam bentuk jadi beberapa ton per hari

yang akan diekspor ke Cina.

Sementara itu, lanjut Farid, tahun lalu direncanakan pula

pengembangan industri rumput laut di Biak dan Sumenep untuk

karaginan skala SRC, Semarang untuk produksi alginat, dan Lampung

untuk pembuatan karaginan sebagai bahan baku makanan. (yun)

Sumber:

http://kompas.com/kompas-cetak/0307/23/bahari/431127.htm

(diakses tanggal 8 Februari 2008).