MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

78
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PROYEK PERUBAHAN MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN UNTUK MEMBANGUN BUDAYA KERJA KOLABORATIF PERWIRA POLRI Disusun Oleh : NAMA : KBP. Nasri Wiharto, S.I.K., M.H. NDH : 25 INSTANSI : POLRI PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020

Transcript of MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

Page 1: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE

PEMBELAJARAN UNTUK MEMBANGUN BUDAYA KERJA

KOLABORATIF PERWIRA POLRI

Disusun Oleh :

NAMA : KBP. Nasri Wiharto, S.I.K., M.H.

NDH : 25

INSTANSI : POLRI

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2020

Page 2: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT untuk limpahan rahmat-Nya, sehingga rancangan

proyek perubahan yang berjudul “Mengembangkan Strategi dan Metode

Pembelajaran untuk Membangun Budaya Kerja Kolaboratif Perwira Polri”

berhasil diselesaikan. Proyek perubahan ini dilaksanakan dan disusun laporannya

sebagai bagian dari tugas akhir mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional

tingkat I yang dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia.

Dalam proses pelaksanaan proyek perubahan ini, project leader telah

mendapatkan bantuan, masukan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

project leader ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Kapolri

2. Kepala LAN RI

3. Kasespim Lemdiklat Polri Polri

4. Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri

5. Mentor: Brigjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si

6. Coach: Dr. Winantuningtyas TS, M.Si.

7. Para Wisdyaiswara PKN 1 LAN RI

8. Para pejabat stakeholder internal dan eksternal

9. Anggota Tim Efektif

10. Rekan-rekan sesama peserta PKN I LAN RI

Semoga kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dihasilkan dari

proyek perubahan ini dapat memberikan manfaat dalam pelayanan tugas Polri

kepada masyarakat

Lembang, Nopember 2020

Project Leader

Page 3: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Nama Gagasan Proyek Perubahan dan Deskripsi ................... 5

C. Tujuan Proyek Perubahan ................................................................ 8

D. Manfaat Proyek Perubahan ............................................................. 10

E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan ............................................... 11

F. Output Kunci ....................................................................................... 12

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan...................................... 14

B. Tata Kelola Proyek ........................................................................... 17

C. Identifikasi dan Analisa Stakholder............................................... 18

D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya .... 24

E. Faktor Pendukung Keberhasilan ..................................................... 24

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan .................................. 26

B. Capaian Proyek Perubahan ............................................................ 64

C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan … 68

D. Kendala Internal dan Eskternal ...................................................... 70

E. Upaya Mengatasi Kendala................................................................. 69

F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan …….. 72

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 73

B. Rekomendasi ........................................................................................ 73

C. Lesson Learned .................................................................................... 74

LAMPIRAN

Page 4: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

iv

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pekerjaan Polisi adalah pekerjaan yang kompleks, karena sebagian besar

merupakan residu dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab instansi lain

namun tidak tuntas, sehingga menimbulkan masalah gangguan keamanan dan

pelanggaran hukum. Penyelesaian masalah ini tidak dapat dikerjakan oleh pihak

Polri secara sendirian, karena Polri adalah bagian dari system pemerintahan, juga

bagian dari criminal justice system. Dengan demikian penugasan atau

pekerjaannya sehari-hari, perwira Polri harus melakukan kerjasama atau

kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari unsur pemerintahan maupun dari

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lainnya sebagainya. Namun

pada saat mengikuti pendidikan, metode pembelajaran yang digunakan masih

bersifat ceramah tanya jawab dan penugasan yang bersifat individual.

Proyek perubahan dilakukan dalam tiga tahapan atau milestone, yaitu:

jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Dalam tahapan jangka

pendek, terdapat 3 produk yang akan dihasilkan yaitu: (1) Laporan hasil anev

pelaksanaan pembelajaran (5) Laporan focus group discussion untuk

mendapatkan masukan untuk penyusunan draft awal, dan (3) draf awal Peraturan

Kalemdiklat Polri tentang Standar Pembelajaran Pendidikan Polri. Dalam kurun

waktu di jangka pendek, semua produk itu telah berhasil diselesaikan ditambah

satu produk di jangka menengah yang bisa dihasilkan dalam jangka pendek yaitu

Pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Pembelajaran

Pendidikan Polri dengan Divkum Mabes Polri.

Pelaksanaan proyek perubahan telah berhasil dengan baik karena adanya

kolaborasi dengan stakeholder internal yang meliputi: Kasespimma,

Kasespimmen, Kasespimti, Kabagkurhanjardibangum, dan Kabagkhurhanjar-

dikuti Lemdiklat Polri. Sedangkan serta stakeholder eksternal yang terdiri dari:

Lembaga Sertifikasi Polri, Akpol, Setukpa, STIK-PTIK, Bareskrim Polri,

Baintelkam Polri, dan LAN RI.

Page 5: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 1

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Burning Platform)

Perwira Polri adalah anggota Polri yang berpangkat mulai dari Inspektur

Dua (Ipda) sampai dengan Jenderal yang dikelompok menjadi Perwira Pertama

(Pama), Perwira Menengah (Pamen), dan Perwira Tinggi (Pati). Di lingkungan

Polri terdapat beberapa jenis pendidikan perwira, yaitu:

1. Akademi Kepolisian yang merupakan pendidikan pembentukan perwira

yang peserta didiknya berasal dari lulusan pendidikan menengah dengan

jangka waktu pendidikan 4 tahun.

2. Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPPS) pendidikan pembentukan

perwira yang peserta didiknya berasal dari lulusan sarjana jangka jangka

waktu Pendidikan 6 bulan.

3. Alih golongan (Agol) bintara, yaitu pendidikan pengembangan bagi

bintara Polri yang akan menjadi Perwira yang dilaksanakan di Sekolah

Polisi Negara (SPN) jangka jangka waktu pendidikan 2 bulan

4. Sekolah Inspektur Polisi (SIP) yaitu pendidikan pengembangan bagi

bintara Polri yang akan menjadi Perwira yang dilaksanakan di Sekolah

Pembentukan Perwira (Setukpa) Sukabumi jangka jangka waktu

pendidikan 9 bulan

5. Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Pertama (Sespimma) adalah

pendidikan pengembangan bagi perwira pertama Polri yang akan

diproyeksikan menjadi Kapolsek, Kepala Satuan Fungsi Kepolisian pada

tingkat Polres, Kepala Bagian pada tingkat Polres, perwira staff pada

tingkat Mabes Polri atau Polda, atau Wakapolres dengan jangka waktu

pendidikan 4 bulan

6. Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Menengah (Sespimmen) adalah

Pendidikan pengembangan bagi perwira menengah Polri berpangkat

Page 6: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 2

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Kompol dan AKBP yang akan diproyeksikan menjadi Kapolres dengan

jangka waktu pendidikan 7 bulan

7. Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi (Sespimti) adalah Pendidikan

pengembangan bagi perwira menengah Polri berpangkat Kombes Pol

yang akan diproyeksikan menjadi pimpinan organisasi Polri tingkat tinggi

(Mabes dan Polda) dengan jangka waktu pendidikan 7 bulan.

8. Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) merupakan Pendidikan

pengembangan umum bidang akademik untuk jenjang Sarjana Ilmu

Kepolisian, Magister Ilmu Kepolisian dan Doktor Ilmu Kepolisian.

Sejak bergulirnya reformasi sistem politik dan pemerintahan tahun 1999,

Polri telah melakukan reformasi aspek struktural, instrumental dan kultural.

Pemisahan struktur Polri dari TNI serta penempatan struktur Polri dibawah

langsung Presiden RI merupakan awal langkah dilakukannya reformasi

struktural Polri. Langkah ini kemudian diikuti dengan diterapkannya UU No. 2

Tahun 2002 tentang Polri yang menjadi pilar reformasi aspek instrumental

Polri. Polri juga melakukan reformasi aspek kultural melalui perubahan

paradigma Polri dari kepolisian yang berwatak militeristik menjadi kepolisian

yang berwatak sipil (civilian police) serta perubahan pendekatan dari antagonis

menjadi protagonis, yakni dari pendekatan lama yang menitikberatkan pada

pendekatan reaktif dan konvensional (kekuasaan) menuju pendekatan yang

proaktif dan mendapat dukungan publik dengan mengedepankan kemitraan

dalam rangka pemecahan masalah-masalah kamtibmas.

Reformasi kultural yang dilaksanakan Polri hingga saat ini masih menjadi

fokus Pimpinan Polri. Hal ini disebabkan masih banyaknya kasus pelanggaran

hukum atau penyelewengan yang dilakukan anggota Polri merupakan

indikator bahwa reformasi kultural yang dijalankan Polri selama ini masih

cenderung bersifat formal-prosedural semata. Reformasi kultural Polri belum

menyentuh aspek budaya organisasi Polri, sehingga dari waktu ke waktu sikap

dan perilaku hampir sebagian besar anggota Polri masih mengadopsi

paradigma lama. Masih banyak anggota Polri yang sibuk mengejar posisi

(simbolic capital) dan sumberdaya ekonomi (economic capital), sehingga tidak

Page 7: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 3

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

jarang terjadi kompetisi dan konflik antar anggota yang berakibat terjadinya

pelanggaran hukum dan kode etik kepolisian serta dikorbankannya

kepentingan masyarakat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengetahuan

budaya (cultural knowledge) organisasi Polri yang lama terdisposisi ke dalam

pengetahuan budaya kerja Polri saat ini.

Reformasi kultural Polri yang diharapkan mampu merubah paradigma

berfikir, bersikap dan perilaku anggota Polri dalam kenyataannya masih

mengadopsi paradigma lama. Berbagai penyimpangan yang dilakukan

anggota Polri (police deviance) seperti penerimaan suap, korupsi polisi,

kekerasan polisi dan lain-lain menunjukkan bahwa reformasi kultural Polri

belum menyentuh perubahan aspek budaya organisasi, namun hanya sebatas

perubahan formal-prosedural semata. Perubahan paradigma yang

dicanangkan dalam reformasi kultural Polri belum sepenuhnya menanggalkan

pola-pola budaya kerja masa lalu, sehingga mempengaruhi kredibilitas dan

akuntabilitas Polri saat ini.

Petugas kepolisian juga memerlukan modal budaya berupa informasi,

pengetahuan dan kompetensi. Karena sebagian besar pekerjaan polisi di

tingkat operasional membutuhkan penilaian individual, respon cepat dan

keputusan diskresi, maka tindakan situational kepolisian dibenarkan, yakni

tindakan yang diambil sebagai permintaan situasi, dan kemudian dibenarkan

oleh peraturan yang ada. Petugas kepolisian yang mampu membangun

jaringan informan yang baik, menguasai peraturan hukum dan birokrasi serta

mampu melakukan penyelidikan dan penyidikan akan dihargai lebih tinggi.

Pekerjaan Polisi adalah pekerjaan yang kompleks, karena sebagian besar

merupakan residu dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab instansi lain

namun tidak tuntas, sehingga menimbulkan masalah gangguan keamanan dan

pelanggaran hukum. Penyelesaian masalah ini tidak dapat dikerjakan oleh

pihak Polri secara sendirian, karena Polri adalah bagian dari system

pemerintahan, juga bagian dari criminal justice system. Dengan demikian

penugasan atau pekerjaannya sehari-hari, perwira Polri harus melakukan

kerjasama atau kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari unsur

Page 8: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 4

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

pemerintahan maupun dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda

dan lainnya sebagainya. Namun pada saat mengikuti pendidikan, metode

pembelajaran yang digunakan masih bersifat ceramah tanya jawab dan

penugasan yang bersifat individual, seperti membuat naskah karya perorangan

(NKP), naskah karya akhir perorangan (Naskap) dan lain sebagainya. Sangat

minim sekali pekerjaan yang dilakukan secara bersama. Meskipun ada tugas

dalam bentuk naskah karya kelompok (NKK) dan kegiatan olah taktis namun

dalam proses kerja seringkali distrukturkan dalam posisi atasan dan bawahan,

serta hanya melibatkan struktur internal Polri. Dampaknya kemampuan atau

budaya kerja kolaborasi yang dimiliki perwira Polri relatif rendah.

Dilihat dari sisi pendidik Polri yang terdiri dari: Widyaiswara, Tenaga

Pendidik (Gadik) dan Instruktur, bukanlah personil yang disiapkan secara

khusus untuk menjadi pendidik sehingga untuk bisa mengajar secara efektif

dengan metode pembelajaran kolaboratif, para gadik perlu diberikan panduan

dalam bentuk peraturan dan diberikan pelatihan. Di samping itu, belum ada

payung hukum dalam bentuk Peraturan Kalemdiklat terkait dengan proses

pembelajaran, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik Polri

cenderung mendasarkan dari pengalamannya pada saat mengikuti Pendidikan

di masa lalu.

Berdasarkan pemikiran di atas, dipandang penting untuk melaksanakan

proyek perubahan membangun budaya kerja kolaboratif melalui

pembaharuan metode pembelajaran, khususnya penggunaan metode

pembelajaran kolaboratif dalam penyelenggaraan pendidikan untuk Perwira

Polri Melalui proyek perubahan ini dan produk-produk yang akan dihasilkan,

project leader meyakini bahwa upaya Pendidikan akan secara efektif dalam

membangun budaya kerja kolaborasi pada Perwira Polri akan bisa terwujud.

Hal tersebut dimungkan karena adanya dukungan sumber daya internal yang

dimiliki dan sumber daya eksternal pendukung yang bisa diakses. Serangkaian

upaya-upaya kolaboratif dengan stakeholders baik internal maupun eksternal

untuk melakukan inovasi dan terobosan kreatif, yang dituangkan dalam

milestone jangka pendek, menengah dan panjang.

Page 9: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 5

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Perubahan yang akan dilakukan merupakan hal yang signifikan karena

Perubahan paradigma aspek budaya terkait dengan peningkatan pengetahuan

dan kompetensi anggota Polri sehingga mampu menggunakan keputusan

diskresi yang didasarkan atas peraturan dan etika kepolisian. Sedangkan

perubahan aspek fisik terkait dengan perubahan pandangan bahwa

pelaksanaan tugas-tugas kepolisian tidak lagi dominan ditentukan faktor fisik

semata, namun juga kemampuan intelektual. Sementara perubahan aspek

simbolik terkait perubahan paradigma bahwa ukuran keberhasilan tugas

kepolisian bukan hanya didasarkan atas kemampuan melakukan tindakan

represif semata, namun juga tindakan pre-emtif berupa visi kepolisian yang

berorientasi mengatasi masalah (solve problem oriented) bekerjasama dengan

masyarakat atau memberi layanan masyarakat

B. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi

Proyek perubahan ini berjudul: “Mengembangkan Metode dan

Strategi Pembelajaran untuk Membangun Budaya Kerja Kolaboratif

Perwira Polri”.

Sejak bergulirnya reformasi sistem politik dan pemerintahan tahun 1999,

Polri telah melakukan reformasi aspek struktural, instrumental dan kultural.

Pemisahan struktur Polri dari TNI serta penempatan struktur Polri dibawah

langsung Presiden RI merupakan awal langkah dilakukannya reformasi

struktural Polri. Langkah ini kemudian diikuti dengan diterapkannya UU No. 2

Tahun 2002 tentang Polri yang menjadi pilar reformasi aspek instrumental

Polri. Polri juga melakukan reformasi aspek kultural melalui perubahan

paradigma Polri dari kepolisian yang berwatak militeristik menjadi kepolisian

yang berwatak sipil (civilian police) serta perubahan pendekatan dari antagonis

menjadi protagonis, yakni dari pendekatan lama yang menitikberatkan pada

pendekatan reaktif dan konvensional (kekuasaan) menuju pendekatan yang

proaktif dan mendapat dukungan publik dengan mengedepankan kemitraan

dalam rangka pemecahan masalah-masalah kamtibmas. Namun dalam

Page 10: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 6

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

kenyataannya, reformasi kultural yang dilaksanakan Polri hingga saat ini belum

mengalami perubahan yang signifikan. Masih banyaknya kasus pelanggaran

hukum atau penyelewengan yang dilakukan anggota Polri, termasuk yang

dilakukan oleh perwira Polri. Di samping itu, dalam budaya kerja, Polri masih

dominan dengan budaya komando atau perintah.

Perwira Polri adalah anggota Polri yang berpangkat mulai dari Inspektur

Dua (Ipda) sampai dengan Jenderal yang dikelompok menjadi Perwira Pertama

(Pama), Perwira Menengah (Pamen), dan Perwira Tinggi (Pati). Di lingkungan

Polri terdapat beberapa jenis pendidikan perwira, yaitu: (1) Akademi Kepolisian

yang (2) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPPS); (3) Alih golongan

(Agol) bintara; (4) Sekolah Inspektur Polisi (SIP); (5) Sekolah Staf dan Pimpinan

Tingkat Pertama (Sespimma); (6) Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi

(Sespimti); dan (7) Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK).

Dala penugasan atau pekerjaannya sehari-hari, perwira Polri harus

melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari unsur

pemerintahan maupun dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda

dan lainnya sebagainya. Namun pada saat mengikuti pendidikan, metode

pembelajaran yang digunakan masih bersifat ceramah tanya jawab dan

penugasan yang bersifat individual,. Dampaknya kemampuan atau budaya

kerja kolaborasi yang dimiliki perwira Polri relatif rendah dan budaya kerja

yang tampak dominan adalah budaya komando.

Apabila situasi yang disebutkan di atas tidak diatasi, maka akan

berdampak: (1) Kemampuan kerja Perwira Polri dalam berkolaborasi dengan

pihak lain di luar Polri tidak berkembang optimal dan akhirnya menempatkan

perwira Polri hanya fokus pada tugas bidang keamanan; (2) Jangka waktu

pendidikan perwira yang relatif panjang kurang mampu mengoptimal

kemampuan sebagai pemimpin yang mengutamakan budaya kerja kolaboratif

ketimbang bersifat instruktif/perintah karena motode pembelajaran yang

digunakan lebih pada banyak pada ceramah, tanya jawab dan drill; (3) Dalam

melaksanakan pembelajaran, pendidik Polri belum menyesuaikan diri dengan

metode terbaru dan hanya focus pada cara mengajar model ceramah yang

Page 11: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 7

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

tidak bisa mengeksplorasi kemampuan terbaik peserta didiknya, (4)

Pelaksanaan pembelajaran untuk pendidikan perwira Polri tidak mendukung

pembentukan budaya kerja di masyarakat yang mengutamakan kolaborasi

ketimbang instruksi; (5) Konflik antara anggota Polri dengan Masyarakat atau

dengan TNI masih akan terjadi di masa datang, karena perwira Polri tidak

dibangun budaya kolaboratif yang bercirikan kesetaraan, tetapi lebih bersifat

individualitas; dan (6) Munculnya sikap ego sektoral bahwa seolah-olah

institusi Polri tempat para perwira bekerja adalah yang paling hebat dan

kemudian merendahkan/mengesampingkan instansi lain atau keberadaan

tokoh-tokoh informal di dalam masyarakat

Kondisi tersebut kemudian memunculkan gagasan melakukan

perubahan yang dituangkan dalam proyek perubahan berjudul Membangun

Budaya Kerja Perwira Polri Melalui pembaharuan metode Pembelaaran, khusus

penerapan metode collaborative learning di Satuan Pendidikan Polri. Namun

demikian, untuk mewujudkannya, diperlukan inovasi dan upaya-upaya

kolaboratif dengan stakeholders baik internal maupun eksternal yang

dituangkan dalam milestone jangka pendek, menengah dan panjang.

Milestone jangka pendek dalam proyek perubahan difokuskan pada: (1)

Pembentukan tim efektif untuk membantu terlaksananya proyek perubahan;

(2) Komunikasi dan koordinasi dan dengan stakeholders internal untuk

mendapatkan persetujuan menjadi sasaran atau objek dari kegiatan proyek

perubahan; (3) Komunikasi dan koordinasi dengan stakeholders eksternal

untuk mendapatkan masukan dan dukungan dalam pelaksanaan proyek

perubahan yang dituangkan dalam surat pernyataan dukungan; (4) Melakukan

anev pelaksanaan pembelajaran (5) Melakukan focus group discussion untuk

mendapatkan masukan untuk penyusunan draft awal (6) pokja penyusunan

draf awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses Pembelajaran

Polri

Untuk milestone jangka menengah, fokusnya adalah: (1) Pembahasan

draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses Pembelajaran Polri

dengan Lemdiklat Polri; (2) Pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri

Page 12: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 8

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

tentang Standar Proses Pembelajaran Polri dengan Sespimmen; (3)

Menyempurnakan Kurikulum Pelatihan Peningkatan Kemampuan (Katpuan)

Pendidik Polri dengan memasukkan metode Pembelajarn Kolaboratif. (4)

Penyusunan bahan ajar pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk pendidik

Polri, (5) pelibatan tokoh masyarakat sipil untuk menjadi narasumber atau

pengajar tamu di semua program Pendidikan untuk perwira Polri

Untuk fokus milestone jangka panjang meliputi: (1) Finalisasi draf

Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses Pembelajaran Polri dengan

Sespimmen; (2) Pengesahan Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar

Proses Pembelajaran Polri dengan Sespimmen; (3) Pelaksanaan pelatihan

pembelajaran kolaboratif untuk pendidik Polri; (4) Anev pelaksanaan Peraturan

Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses Pembelajaran Polri; dan (5)

Mengupayakan pembelajaran kolaboratif masuk kedalam bahan utama

sertifikasi tenaga pendidik Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri

C. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan proyek perubahan adalah membangun kemampuan kolaboratif

pada perwira Polri. Secara spesifik tujuan proyek perubahan adalah sebagai

berikut.

1. Tujuan Jangka Pendek

1. Terlaksananya koordinasi dengan stakeholders internal untuk

mendapatkan persetujuan menjadi sasaran atau objek dari kegiatan

proyek perubahan serta melakukan komunikasi dengan stakeholders

eksternal untuk mendapatkan masukan dan dukungan dalam

pelaksanaan proyek perubahan yang dituangkan dalam surat

penyataan dukungan.

2. Tersusunnya hasil telaah tentang pembelajaran yang dilaksanakan

dalam pendidikan pembentukan dan pengembangan perwira Polri.

3. Tersedianya data tentang pembelajaran pada pendidikan

pembentukan dan pengembangan Perwira Polri

Page 13: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 9

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

4. Terlaksananya anev pembelajaran pada pendidikan pembentukan dan

pengembangan Perwira Polri.

5. Terlaksananya focus group discussion untuk mendapatkan masukan

untuk penyusunan draft awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses Pembelajaran Polri.

6. Tersusunnya draf awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar

Proses Pembelajaran Polri.

2. Tujuan Jangka Menengah

a. Terlaksananya Pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses Pembelajaran Polri dengan Lemdiklat Polri.

b. Terlaksananya Pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses Pembelajaran Polri dengan Sespimmen.

c. Tersedianya Kurikulum Pelatihan Peningkatan Kemampuan (Katpuan)

Pendidik Polri dengan memasukkan metode Pembelajarn Kolaboratif.

d. Tersusunnya bahan ajar pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk

pendidik Polri.

e. Terlaksananya pembelajaran untuk Pendidikan Perwira Polri yang

melibatkan tokoh sipil sebagai narasumber atau pengajar tamu

3. Tujuan Jangka Panjang

a. Terlaksananya Finalisasi draf Peraturan Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses Pembelajaran Polri dengan Sespimmen.

b. Tersedianya Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri yang sudah disahkan.

c. Terlaksananya pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk pendidik

Polri.

d. Anev pelaksanaan Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri

e. Mengupayakan pembelajaran kolaboratif masuk kedalam bahan

utama sertifikasi tenaga pendidik Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Polri.

Page 14: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 10

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

D. Manfaat Proyek Perubahan

Sejumlah manfaat perubahan yang akan didapat dalam proyek ini diantaranya;

1. Manfaat bagi Instansi (Lemdiklat Polri)

a. Tersedianya perangkat hukum yang mengatur Standar Proses

Pembelajaran Polri dengan Sespimmen

b. Tersedianya kurikulum dan bahan ajar untuk pelatihan peningkatkan

kemampuan (latkatpuan) Pendidikan Polri untuk substansi metode

collaborative learning.

c. Terjalinnya kolaborasi dengan stakeholder dalam peningkatan

kualitas Pendidikan dan Pelatihan Polri.

2. Manfaat bagi pemerintah

a. Tersedianya perwira Polri yang memiliki budaya kerja kolaboratif

b. Terlaksananya salah satu commander wish Kapolri, yaitu: pemantapan

Harkamtibmas serta arahan Presiden agar Polri melakukan reformasi

diri, memantapkan soliditas internal maupun eksternal; serta

menerapkan strategi proaktif serta tindakan persuasif dan humanis

dalam menangani masalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat

c. Meningkatnya citra positif Polri di masyarakat sebagai pelindung,

pengayom dan pelayan masyarakat yang professional, modern dan

terpercaya karena mampu bekerja secara kolaboratif

3. Manfaat bagi Masyarakat

a. Terciptanya situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif sehingga

memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk melakukan

aktivitasnya.

b. Terjadinya kolaborasi dengan perwira Polri dalam berbagai aspek dan

kegiatan yang melibatkan berbagai komponen masyarakat.

Page 15: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 11

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan

Proses perubahan ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari

lingkungan Sespim Lemdiklat Polri yang menyelenggarakan Pendidikan untuk

perwira pertama, perwira menengah dan calon perwira tinggi Polri. Selanjutnya

pembaharuan metode pembelajaran akan diberikan pada satuan Pendidikan

Polri lainnya yang menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan untuk perwira

Polri, yaitu: Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)

PTIK, dan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa)

1. Terlaksananya koordinasi dengan stakeholders internal untuk stakeholders

eksternal.

2. Tersusunnya hasil telaah tentang pembelajaran yang dilaksanakan dalam

Pendidikan pembentukan dan pengembangan perwira Polri.

3. Tersedianya data tentang Pembelajaran pada Pendidikan Pembentukan

dan Pengembangan Perwira Polri

4. Terlaksananya Anev Pembelajaran pada Pendidikan Pembentukan dan

Pengembangan Perwira Polri.

5. Terlaksananya focus group discussion untuk mendapatkan masukan untuk

penyusunan draft awal Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

6. Tersusunnya Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

7. Tersedianya Kurikulum Pelatihan Peningkatan Kemampuan (Katpuan)

Pendidik Polri dengan memasukkan metode Pembelajarn Kolaboratif.

8. Tersusunnya bahan ajar pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk

pendidik Polri.

9. Terlaksananya pembelajaran untuk Pendidikan Perwira Polri yang

melibatkan tokoh sipil sebagai narasumber atau pengajar tamu

10. Terlaksananya pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk pendidik Polri.

11. Anev pelaksanaan Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

12. Mengupayakan pembelajaran kolaboratif masuk kedalam bahan utama

Page 16: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 12

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

sertifikasi tenaga pendidik Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri

F. 0utput Kunci (Key Project Deliverables)

Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan

ini disajikan dalam tabel di halaman berikut.

Nama Deskripsi

Jangka pendek

1. Dokumen yang memuat hasil

anev pelaksanaan

pembelajaran pendidikan

pembentukan dan

pengembangan perwira Polri.

Dokumen berisi narasi tentang bagaimana

pelaksanaan pembelajaran pendidikan

pembentukan dan pengembangan perwira

Polri yang sudah berjalan selama ini.

2. Laporan FGD. Dokumen berisi masukan untuk

penyusunan Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses Pembelajaran Polri .

3. Draft Peraturan Kalemdiklat

Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri

Dokumen yang akan menjadi payung

hukum pelaksanaan pembelajaran

kolaboratif.

Jangka menengah

1. Laporan pembahasan

Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

Dokumen yang memuat masukan

penyempurnaan dari payung hukum

Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar

Proses Pembelajaran Polri.

2. Dokumen penyempurnaan

Kurikulum Pelatihan

Peningkatan Kemampuan

(Katpuan) Pendidik Polri.

Dokumen memuat Kurikulum Pelatihan

Peningkatan Kemampuan (Katpuan)

Pendidik Polri yang telah disempurnakan

dengan memasukkan metode Pembelajarn

Kolaboratif

3. Dokumen bahan ajar pelatihan

pembelajaran kolaboratif

untuk pendidik Polri.

Dokumen yang memuat bahan ajar

pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk

pendidik Polri sehingga pendidik Polri dapat

melaksanakan pembelajaran kolaboratif.

Page 17: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 13

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

4. Dafar nama pengajar dan

jadwal pelajaran

Dokumen yang memuat daftar pengajar

yang melibatkan tokoh sipil sebagai

narasumber atau pengajar tamu serta

jadwal kegiatan

Jangka panjang

1. Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar

Proses Pembelajaran Polri yang telah

disahkan

2. Laporan Pelaksanaan pelatihan

pembelajaran kolaboratif

untuk pendidik Polri.

Dokumen berisi proposal dan laporan

Pelaksanaan pelatihan pembelajaran

kolaboratif untuk pendidik Polri.

3. Laporan Anev Dokumen yang memuat laporan anev

pelaksanaan pelaksanaan Peraturan

Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri

Outcomes

Jika proyek perubahan yang ada dalam jangka pendek, menengah, dan panjang

terlaksana, budaya kerja kolaboratif akan menjadi budaya kerja perwira Polri

dalam upaya mengefektifkan pelaksanaan tugas dan fungsi Polri dalam

pemeliharaan keamanan dan ketertiban; melindungi, mengayomi dan melayani

masyarakat serta melakukan penegakan hukum secara profesional

Page 18: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 14

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan

Proyek perubahan yang akan dilakukan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu

jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam setiap tahapan tersebut,

terdapat beberapa kegiatan dan target output yang ingin dihasilkan. Tahapan

jangka pendek dilaksanakan selama masa off campus atau laboratorium

kepemimpinan. Tahapan jangka menengah dilaksanakan sejak selesai

pendidikan sampai dengan durasi waktu 1 tahun. Sementara itu untuk tahapan

jangka panjang dilaksanakan dalam waktu dua tahun. Rincian kegiatan pada

milestone jangka pendek, menengah dan panjang, disajikan dalam tabel di

bawah ini.

PENTAHAPAN (MILESTONES)

NO TAHAP UTAMA OUTPUT WAKTU

Jangka Pendek

1 Rapat Tim Efektif Surat perintah tim efektif

dan notulen serta

dokumentasi rapat tim

efektif.

Selama masa

lab kepemim-

pinan

2 Komunikasi dengan

stakeholders internal.

Surat dukungan Proper. Minggu 1 – 2

September

3 Komunikasi dengan

stakeholders eksternal.

Surat dukungan Proper. Minggu 3-4

September

4 Mengumpulkan data

pelaksanaan pembelajaran

pendidikan pembentukan

dan pengembangan perwira

Polri

data pelaksanaan

pembelajaran pendidikan

pembentukan dan

pengembangan perwira

Polri

Minggu 1-2

oktober

Page 19: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 15

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

PENTAHAPAN (MILESTONES)

5 Melakukan anev

pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Pembentukan

dan Pengembangan Perwira

Polri

Sprint, instrument anev dan

laporan hasil anev

Minggu 2-3

oktober

6 Focus Group Discussion

masukan dalam penyusunan

Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

Notulen hasil FGD dan

rumusan outline dan

substansi Peraturan

Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

Minggu ke 4

oktober

7 Menyusun draf Peraturan

Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri melalui

mekanisme pokja.

Undangan, daftar hadir, dan

Draf Peraturan Kalemdiklat

Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri melalui

mekanisme pokja.

Minggu 1-3

Nopember

Jangka Menengah

1 Pembahasan draft Peraturan

Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses

Pembelajaran Polri dengan

Lemdiklat Polri.

Undangan pokja, daftar

hadir, produk hasil pokja

Desember

2020

2 Melakukan Pembahasan

draft Peraturan Kalemdiklat

Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri dengan

Sespimmen

Sprint, undangan, daftar

hadir produk hasil pokja

dengan Sespimmen.

Januari –

Pebruari 2021

3 Menyempurnakan

Kurikulum Pelatihan

Peningkatan Kemampuan

(Katpuan) Pendidik Polri

dengan memasukkan

metode Pembelajaran

Kolaboratif

Sprint, undangan, daftar

hadir, produk kegiatan dan

laporan kegiatan.

Maret 2021

Page 20: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 16

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

PENTAHAPAN (MILESTONES)

4 Penyusunan bahan ajar

pelatihan pembelajaran

kolaboratif untuk pendidik

Polri

Sprint, undangan, daftar

hadir, produk kegiatan dan

laporan kegiatan

April – Mei

2021

Jangka Panjang

1 Finalisasi draf Peraturan

Kalemdiklat Polri tentang

Standar Proses

Pembelajaran Polri dengan

Sespimmen

Sprint, undangan, draf final September –

Juli 2021

2 Pengesahan Peraturan

Standar Proses

Pembelajaran Polri

Peraturan Standar Proses

Pembelajaran Polri yang

telah disahkan

Agustus 2021

3 Pelaksanaan pelatihan

pembelajaran kolaboratif

untuk pendidik Polri

Desain pelatihan, undangan,

laporan pelaksanaan

pelatihan

September

2021

4 Melaksanakan anev

pelaksanaan pelaksanaan

Peraturan Kalemdiklat Polri

tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri

Sprint, Laporan hasil anev 2022

5 Mengupayakan

pembelajaran kolaboratif

masuk kedalam bahan

utama sertifikasi tenaga

pendidik Lembaga

Sertifikasi Profesi (LSP) Polri

Surat ke LSP Polri, draft

uraian kompetensi

2022

B. Tata Kelola Proyek Perubahan

1. Tim Pelaksana Proyek Perubahan

a. Mentor : Brigjen Pol. Drs. Waris Agono, M.Si

b. Coach : Dr. Winantuningtyas TS, M.Si.

c. Project Leader : KBP. Nasri Wiharto, S.I.K., M.H.

Page 21: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 17

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

d. Pokja I

1) Koord. : AKBP Bagyo Jayadi, S.H., M.H.

2) Anggota : 1. Ipda Ali Nurdin

2. Ipda Topan Setiawan, S.H.

3. Dedi Nuralam

4. Ariyanto Saryono

e. Pokja II :

1) Koord. : AKBP Arief Kurniawan, S.I.K.

2) Anggota : 1. Ipda Gugun Gunawan, S.H.

2. Al Anggar Fidarsito, A.Md.

3. Aipda. Novi Komaria Sari, S.H.

4. Brigadir Benny Mahardiyanto

2. Tata Kelola Kerja Tim Pelaksana Proyek

a. Mentor:

1) Memberikan arahan tentang tema proyek perubahan

2) melakukan supervise pelaksanaan proper

3) memberikan masukan dan koreksi untuk penyempurnaan proper

b. Coach:

1) Memberikan arahan dan masukan terhadap rancangan dan

pelaksanaan proyek perubahan.

2) memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan dan produk

proper.

c. Project Leader:

1) Koordinator pelaksanaan proyek perubahan.

2) mengarahkan dan memantau kerja tim efektif proper

d. Pokja I :

1) Menyusun dokumen-dokumen proyek perubahan serta laporan

proyek perubahan

e. Pokja II :

1) Menyiapkan dokumen administrasi seperti surat, peraturan serta

Page 22: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 18

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

mengorganisasikan kegiatan pokja.

2) membuat video dan paparan hasil proper

C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder

Proses kolaborasi yang dikembangkan melibatkan stakeholders internal

dan eksternal. Pengertian stakeholders adalah semua pihak di dalam

masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang

memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi atau

perusahaan dan isu atau permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan

stakeholders dalam kegiatan proyek perubahan ini sangat diperlukan untuk

membantu mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut. Diperlukan

analisis yang cermat untuk mengidentifikasi stakeholders dalam sebuah proyek

perubahan, karena mereka akan membawa manfaat sebagai berikut:

1. Berbagai masukan stakeholders dapat menguatkan betapa pentingnya

merancang sebuah proyek perubahan di Sespim Lemdiklat Polri;

2. Sumber daya yang dipunya stakeholders dapat dimanfaatkan karena

mereka mendukung proyek perubahan yang telah dirancang;

3. Identifikasi stakeholders yang tepat dapat memudahkan project leader

menyampaikan tujuan dan manfaat dari proyek perubahan yang telah

dirancang; dan

4. Memudahkan pelibatan stakeholders secara aktif dalam sebuah kolaborasi

untuk melakukan perubahan, karena memiliki kaitan kepentingan yang

saling menguntungkan.

Berdasarkan kelompoknya, stakeholders dalam proyek perubahan ini

terdiri dari internal dan eksternal

Stakeholder Internal

NO STAKEHOLDERS KETERKAITAN DENGAN PROPER

1 Kasespimma Merupakan pengelola program pendidikan

pengembangan bagi perwira pertama Polri yang

akan diproyeksikan menjadi Kapolsek, Kepala Satuan

Page 23: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 19

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

NO STAKEHOLDERS KETERKAITAN DENGAN PROPER

Fungsi Kepolisian pada tingkat Polres, Kepala Bagian

pada tingkat Polres, perwira staff pada tingkat Mabes

Polri atau Polda, atau Wakapolres

2 Kasespimmen Merupakan Pengelola program pendidikan

pengembangan bagi perwira menengah Polri

berpangkat Kompol dan AKBP yang akan

diproyeksikan menjadi Kapolres

3 Kasespimti Merupakan Pengelola program Pendidikan

pengembangan bagi perwira menengah Polri

berpangkat Kombes Pol yang akan diproyeksikan

menjadi pimpinan organisasi Polri tingkat tinggi

(Mabes dan Polda)

4 Koordinator WI Merupakan Pembina pada widyaiswara dalam

pengembangan kompetensi pedagogik

5 Akademi Kepolisian Merupakan penyelenggara pendidikan pembentukan

perwira yang peserta didiknya berasal dari lulusan

pendidikan menengah dan Pendidikan pembentukan

perwira sumber sarjana (SIPSS)

6 Sekolah

Pembentukan

Perwira (Setukpa)

Merupakan penyelenggara pendidikan

pengembangan bagi bintara Polri yang akan menjadi

Perwira

7 Sekolah Polisi

Negara (SPN)

Merupakan penyelenggara program Alih golongan

(Agol) bintara, yaitu pendidikan pengembangan bagi

bintara Polri yang akan menjadi Perwira

8 Sekolah Tinggi

Ilmu Kepolisian

PTIK

Merupakan penyelenggara Pendidikan

pengembangan umum bidang akademik untuk

jenjang Sarjana Ilmu Kepolisian, Magister Ilmu

Kepolisian dan Doktor Ilmu Kepolisian

9 Biro Kurikulum

Lemdiklat Polri

Merupakan satker di Lemdiklat Polri yang memiliki

kewenangan dalam bidang kurikulum dan bahan ajar

10 Biro Bindiklat

Lemdiklat Polri

Merupakan satker di Lemdiklat Polri yang memiliki

kewenangan dalam pembinaan Pendidikan dan

pelatihan serta pendidik Polri

Page 24: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 20

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

NO STAKEHOLDERS KETERKAITAN DENGAN PROPER

11 Lembaga Sertifikasi

Profesi Polri

Merupakan satker di Lemdiklat Polri yang memiliki

kewenangan dalam melakukan sertifikasi profesi

Polri

Stakeholder eksternal

NO STAKEHOLDER KETERKAITAN DENGAN PROPER

1 Kemendikbud Merupakan kementerian yang memiliki kewenangan

terkait penyelenggaraan pendidikan di seluruh

Indonesia

2 BNN Merupakan Lembaga yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang pencegahan dan penanganan tindak pidana

narkotika

3 BNPT Merupakan Lembaga yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang pencegahan dan penanganan terorisme

4 PPATK Merupakan Lembaga yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang intelijen ekonomi

5 BIN Merupakan Lembaga yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang intelijen

6 LAN RI Merupakan Lembaga yang menerapkan konsep

kepemimpinan kolaboratif yang juga menjadi tempat

Pendidikan yang bisa diikuti oleh perwira Polri

6 Lemhannas Merupakan salah satu Lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan

pemantapan pimpinan tingkat nasional yang berpikir

integratif dan profesional, memiliki watak, moral dan

etika kebangsaan, berwawasan nusantara serta

mempunyai cakrawala pandang yang universal

Page 25: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 21

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

NO STAKEHOLDER KETERKAITAN DENGAN PROPER

7 BPSDM K/L Merupakan pengelola SDM Kementerian/ Lembaga

yang dapat mengirimkan pegawainya mengikuti

Pendidikan di Polri

8 Polda Merupakan satker Polri yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi

pelaksanaan di kewilayahan.

9 Baintelkam Polri Merupakan satker Polri yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang intelijen keamanan

10 Bareskrim Polri Merupakan satker Polri yang menggunakan Perwira

Polri khususnya yang memiliki kompetensi dalam

bidang reserse

Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat dibagi

menjadi 4 (empat) kriteria, yaitu:

1. Stakeholder Promoters, yaitu stakeholders atau orang-orang yang

memiliki kepentingan besar terhadap proyek perubahan dan juga memiliki

kekuatan besar untuk membantu keberhasilan pelaksanaan proyek

perubahan dimaksud.

2. Stakeholder Latents, yaitu stakeholders atau orang-orang yang tidak

memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam proyek perubahan,

tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek perubahan

jika mereka menjadi tertarik.

3. Stakeholder Defenders, yaitu stakeholders atau orang-orang memiliki

kepentingan pribadi dan menyuarakan dukungannya dalam komunitas,

tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi proyek perubahan.

4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakeholders atau orang-orang yang

kurang memiliki kepentingan dan kekuatan bahkan mungkin tidak

mengetahui adanya proyek perubahan.

Page 26: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 22

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Keempat kriteria stakeholders tersebut dapat digambarkan dalam matriks

kuadran sebagaimana disajikan di halaman berikut:

Merujuk pada matriks kuadran di atas, maka dapat dilakukan identifikasi

dan pemetaan stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan

Mengembangkan Metode Pembelajaran Kolaboratif sebagai Upaya

Membangun Budaya Kerja Kolaboratif Perwira Polri adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Promoters, meliputi: Kasespimma, Kasespimmen,

Kasespimpti, Koordinator WI, Biro Kurikulum, Biro Lemdiklat

2. Stakeholder Latents, meliputi: Lembaga Sertifikasi Profesi Polri,

Sespimma, Baintelkam Polri dan Sespimmen

3. Stakeholder Defenders, meliputi: Akademi Kepolisian, Setukpa, SPN, STIK

PTIK, BNN, BNPT, PPATK, BIN

4. Stakeholder Apathetics, meliputi: Kemendikbud, LAN RI, Polda,

Lemhanas dan BPSDM Kementerian/Lembaga

Page 27: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 23

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Mitra stakeholder yang terkait proyek perubahan tersebut dapat

digambarkan dalam matriks kuadran di gambar berikut.

D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya

IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH DAN STRATEGI MENGATASINYA

NO DESKRIPSI STRATEGI MENGATASI

1 Situasi pandemi covid-19 membatasi

pergerakan project leader dalam

berkomunikasi dengan beberapa

stakeholders internal dan eksternal.

Melakukan komunikasi melalui

media Zoom, WA video call dan

platfom media lainnya.

2 Waktu pelaksanaan proyek

perubahan dengan target jangka

pendek terbatas, yaitu kurang dari 3

(tiga) bulan.

Mematuhi jadwal kerja tim efektif

yang telah ditetapkan secara disiplin

serta berhitung cermat terkait

target-target untuk proyek

Page 28: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 24

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH DAN STRATEGI MENGATASINYA

NO DESKRIPSI STRATEGI MENGATASI

perubahan khususnya untuk capaian

target jangka pendek.

3 Kesibukan project leader sebagai

widyaiswara sespimmen yang harus

mengajar dan membimbing tugas

peserta didik Sespimmen Sespim

Polri

Melakukan koordinasi kerja yang

intens dengan anggota dan secara

periodik meminta laporan

perkembangannya.

4 Personel yang terlibat dalam Pokja

juga memiliki tugas-tugas rutin yang

harus dilaksanakan, sehingga ada

kemungkinan jadwal pelaksanaan

proyek perubahan akan mengalami

keterlambatan pelaksanaan.

Membagi tim kerja secara

bergantian, sehingga tugas rutin

mereka bisa berjalan efektif.

E. Faktor Pendukung Keberhasilan

Faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan proyek

perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu sebagai berikut:

1. Adanya produk hukum dalam bentuk UU, Perpres, Peraturan Ketua

Kapolri, dan peraturan Menteri terkait dengan bidang Pendidikan dan

pelatihan, antara lain:

a. UU no. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

c. UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

d. PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

e. Peraturan Kapolri no. 14 tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Polri

f. Permendikbud no. 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi

2. Telah adanya kerjasama Polri dengan kementerian/Lembaga negara serta

instansi lain terkait dengan penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan

Polri.

Page 29: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 25

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

3. Adanya komitmen dan dukungan Kasespim Lemdiklat Polri dan

Kasespimmen Sespim Lemdiklat Polri melalui arahan dan petunjuk,

sehingga pelaksanaan Proper dapat tercapai sesuai dengan tujuan, waktu,

dan target yang telah ditentukan.

Page 30: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 26

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan

Setelah rancangan proyek perubahan disetujui project leader segera

melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam milestone

jangka pendek. Uraian aktivitas dari milestone jangka pendek disajikan di

bawah ini.

NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT

1 Rapat tim efektif 2 Sept. Undangan dan daftar

hadir

2 Komunikasi dengan Kasespimma 28 Ags Surat dukungan

3 Komunikasi dengan Kasespimmen 3 Sept. Surat dukungan

4 Komunikasi dengan Kasespimti 4 Sept. Surat dukungan

5 Komunikasi dengan Kord. WI 8 Sept. Surat dukungan

6 Komunikasi dengan Kabag

Kurhanjardikbangum

9 Sept. Surat dukungan

7 Komunikasi dengan Kabag

kurhanjardiktuk

9 Sept. Surat dukungan

8 Komunikasi dengan LSP Polri 10 Sept. Surat dukungan

9 Komunikasi dengan Akpol 15 Sept. Surat dukungan

10 Komunikasi dengan STIK-PTIK 17 Sept. Surat dukungan

11 Komunikasi dengan Setukpa 18 Sept. Surat dukungan

12 Komunikasi dengan Bareskrim 22 Sept. Surat dukungan

13 Komunikasi dengan Baintelkam 22 Sept. Surat dukungan

14 Komunikasi dengan Divkum Polri 25 Sept. Surat dukungan

15 Komunikasi dengan Lembaga

Administrasi Negara RI

6 Okt. Surat dukungan

Page 31: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 27

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

NO KEGIATAN WAKTU OUTPUT

16 Pengumpulan dan Penyusunan

laporan anev pembelajaran

pendidikan perwira Polri

7 Okt. Dokumen laporan

hasil anev

17 FGD untuk memberikan masukan

penyusunan Perkal

13 Okt. Dokumen hasil FGD

18 Penyusunan draf Perkal 15 Okt. Dokumen draf Perkal

19 Pembahasan draf Perkal dengan

Divkum Polri

3 Nop. Draft yang

disempurnakan

Deskripsi dari setiap kegiatan yang dilakukan di milestone jangka pendek

dan kegiatan jangka menengah yang dilakukan di jangka pendek disajikan di

bawah ini.

1. Rapat Tim Efektif

Dokumentasi kegiatan rapat tim efektif yang dilaksanakan pada

tanggal 2 September 2020 di ruang rapat Sespimmen, Kampus Sespim

Polri Lembang Bandung Jawa Barat dalam rapat tersebut, project leader

menyampaikan materi tentang rancangan proyek perubahan yang akan

dilaksanakan, dan meminta kesediaan nama-nama yang ditunjuk dalam

sprint untuk membantu pelaksanaan proyek proposal. dokumentasi

pertemuan disajikan pada gambar berikut.

Page 32: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 28

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

2. Kolaborasi dengan Stakeholder Internal

Kolaborasi dengan stakeholder diawali dengan melakukan

komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah

direncanakan menjadi stakeholder internal, yang terdiri dari: (a) Sespimma,

(b) Sespimmen, (c) Sespimti, (d) Koordinator Widyaiswara Hasil-hasil

komunikasi dan dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

stakeholder internal disajikan di bawah ini.

a. Sespimma Sespim Lemdiklat Polri

Komunikasi dengan Sespimma Lemdiklat Polri dilaksanakan pada

tanggal 28 Agustus 2020 di kantor Sespimma Lembang Bandung.

Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Heri Sulistiano, selaku

Kasespimma Sespim Lemdiklat Polri.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Sespimma,

meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan

meminta dukungan pelaksanaan proper, serta meminta masukan

terkait dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang

standar proses pembelajaran.

Kasepimma menjelaskan bahwa Sespimma bertugas

menyelenggarakan, menyusun, merumuskan program pendidikan,

pengajaran, pelatihan, bimbingan atau pemeliharaan disiplin perwira

siswa di lingkungan Sespimma. Dalam melaksanakan tugas Sespimma

menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan rencana pendidikan, mengawasi dan mengendalikan

pelaksanaannya;

2) pelaksanaan koordinasi penyusunan perangkat kendali

pendidikan Sespimma;

3) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

Page 33: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 29

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

pelaksanaan operasi pembelanjaran dan pelatihan pada

Sespimma;

4) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh para Gadik, dosen dan

pembina;

5) pelaksanaan administrasi pendidikan termasuk alins dan alongins,

instruktur dan pembina; dan

6) perencanaan dan evaluasi terhadap tujuan materi pendidikan

serta pembuatan laporan mengenai hasil pendidikan.

Dalam proses penyusunan kurikulum dan bahan ajar, Sespimma

terlibat dalam kegiatan kelompok kerja yang diselenggarakan setiap

tahun. pelaksana pokja adalah Bagi Kurhanjardibangkum Rokurlum

Lemdiklat Polri. Untuk kurikulum biasanya pokja dilaksanakan

sebelum Pendidikan di mulai. Sedangkan untuk bahan ajar

dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung, dan bahan ajar yang

disusun adalah bahan ajar untuk mata pelajaran baru, dan revisi

dilakukan terhadap bahan ajar yang dianggap isinya perlu

diperbaharui muatannya maupun contoh-contoh agar sesuai dengan

perkembangan situasi actual dan ilmu pengetahuan yang

berkembang.

Kurikulum yang dibahas di meliputi petunjuk umum dan silabus.

terkait dengan pembelajaran, subtansinya masuk di dalam petunjuk

umum dan silabus. Setelah dilihat secara spesifik ternyata dalam

petunjuk Kurikulum Sespimma,

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Kasespimma Sespim Polri

dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Kasespimma Sespim Polri ditunjukkan dengan

kesediaan Kasespimma Sespim Polri untuk memasukkan metode

pembelajaran kolaboratif dalam pelaksanaan Pendidikan di Sespimma

Page 34: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 30

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

DOKUMENTASI PERTEMUAN

b. Sespimmen

Komunikasi dengan Sespimmen dilaksanakan pada tanggal 3

September 2020 di kantor kampus Sespimmen Lembang Bandung.

Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Mulyatno, S.H., M.M.,

MH, selaku Kasespimmen.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Sespimmen,

meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan

meminta dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan

terkait dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang

standar proses pembelajaran.

Dalam pertemuan tersebut, Brigjen Pol. Drs. Mulyatno, S.H., M.M., MH

menjelaskan bahwa Sespimmen bertugas menyelenggarakan,

menyusun, merumuskan program pendidikan, pengajaran, pelatihan,

bimbingan atau pemeliharaan disiplin perwira siswa di lingkungan

Page 35: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 31

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Sespimmen. dalam melaksanakan tugas, Sespimmen

menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan rencana pendidikan, mengawasi dan mengendalikan

pelaksanaannya;

2) pelaksanaan koordinasi penyusunan perangkat kendali

pendidikan Sespimmen;

3) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan pada

Sespimmen;

4) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh para WI, dosen, Gadik

dan pembina;

5) pelaksanaan administrasi pendidikan termasuk Alins, Alongins,

instruktur dan pembina; dan

6) perencanaan dan evaluasi terhadap tujuan materi pendidikan

serta pembuatan laporan mengenai hasil pendidikan.

Salah satu materi di Sespimmen yang melibatkan kerja kolaboratif

adalah materi olah strategei menjadi seorang pemimpin itu tidak

datang secara tiba-tiba, tapi ada proses panjang yang dilalui,

beberapa hal antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi,

pengalaman kerja selama berdinas di Kepolisian, doktrin dari senior

dan pimpinan, penampilan fisik yang sehat dan prima serta memiliki

mental kepribadian yang baik, sebagaimana sistem pendidikan yang

telah dilaksanakan Sespim Polri sebagai dapur yang mencetak para

pemimpin Polri masa depan. Latihan olah strategi dimaksudkan agar

peserta didik memiliki kemampuan manajerial tingkat menengah

dengan metode simulasi mereka berperan sebagai pemimpin tingkat

wilayah.

Pendidikan Sespimmen sendiri dilaksanakan selama 7 bulan dengan

materi kuliah meliputi bidang akademis 70% terdiri dari fungsi teknis

Kepolisian, ekonomi nasional, lingkungan strategik, manajemen

Page 36: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 32

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

organisasi dan Leadership. Di samping itu, untuk menjaga stamina

dan dan kebugaran fisik diberikan kegiatan Kesamaptaan jasmani 20

% dan untuk membangun mental yang tangguh, karakter yang kuat,

perilaku yang terpuji telah diberikan doktrin dengan pola pengasuhan

sebesar 10%

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Kasespimmen dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Sespimmen ditunjukkan dengan kesediaan

Kasespimmen akan menjadikan kemampuan kolaborasi para perwira

menengah sebagai salah satu materi penting dalam pelajaran tentang

manajemen dan kepemimpinan untuk perwira menengah Polri.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

c. Sespimti

Komunikasi dengan Sespimti dilaksanakan pada tanggal 4 September

2020 di Kampus Sespimti Lembang bandung. Pejabat yang ditemui

adalah Brigjen Pol Drs. Suryanbodo Asmoro, M.M., selaku Kasespimti

Sespim Lemdiklat Polri.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Sespimti, meminta

Page 37: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 33

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta

dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan terkait

dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran.

Dalam pertemuan tersebut, Kasespimti menjelaskan bahwa Sespimti

bertugas menyelenggarakan, menyusun, merumuskan program

pendidikan, pengajaran, pelatihan, bimbingan dan pemeliharaan

disiplin peserta di lingkungan Sespimti. dalam melaksanakan tugas,

Sespimti menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan rencana pendidikan, mengawasi dan mengendalikan

pelaksanaannya serta fungsi pembinaan peserta didik;

2) pelaksanaan koordinasi penyusunan perangkat kendali

pendidikan Sespimti;

3) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan kegiatan pembelanjaran dan pelatihan pada

Sespimti;

4) pelaksanaan koordinasi, pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh para WI, dosen dan

pembina;

5) pelaksanaan administrasi pendidikan termasuk alins, alongins,

instruktur dan pembina; dan

6) perencanaan dan evaluasi terhadap tujuan materi pendidikan

serta pembuatan laporan mengenai hasil pendidikan.

Salah satu materi yang melibatkan kerja bersama peserta didik adalah

materi pelajaran olah strategi yang dilaksanakan Bertempat di ruang

kendali operasi Pentagon Sespim Polri. Pelatihan Olah Strategi dalam

rangka pembelajaran praktek lapangan setelah para peserta didik

Sespimti menerima pelajaran teori-teori akademis bidang manajemen

krisis, ekonomi nasional, geopolitik dan geostraregi, ditambah dengan

pengalaman-pengalaman Kuliah Kerja Luar negeri (KKLN) dan Kuliah

Kerja Dalam Negeri (KKDN) yang dilaksanakan secara virtual.

Page 38: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 34

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

meskipun pelatihan dilaksanakan secara virtual namun agar para

peserta tetap mengikuti dengan serius karena pelatihan ini sangat

bermanfaat bagi para peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa

masa depan yang tentu akan senantiasa dihadapkan persoalan-

persoalan kemasyarakatan, gangguan kamtibmas yang bersifat

kontijensi, sehingga dituntut harus mampu menyusun strategi yang

tepat dan cepat dalam menangani dan menanggulangi persoalan-

persoalan tersebut

Dalam pelatihan, peserta didik melakukan simulasi yang berperan

sebagai Kapolda dan Pejabat Utama Polda, Pangdam Pejabat Utama

Kodam serta Kajati dan Pejabat Utama Kejati yang tergabung dalam

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, bagaimana mereka melakukan

tugas dan peran masing-masing secara sinergi dalam mendukung

kebijakan pemerintah pusat dan daerah. seberat apapun tugas dan

tantangan yang dihadapi bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh

dan bersinergi antar lembaga, maka akan lebih mudah dan ringan.

Oleh karena itu, jalin hubungan yang harmonis antar sesama

penyelenggara pemerintahan, guna memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat untuk mendorong peran serta masyarakat dalam

memelihara situasi kamtibmas yang kondusif

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Sespimti dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Sespimti ditunjukkan dengan kesediaan Kasespimti

untuk memperkuat pembelajaran kolaboratif agar calon pemimpin

tingkat tinggi Polri makin menyadari dan mampu melaksanakan kerja

kolaboratif dalam pelaksanaan tugasnya.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 39: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 35

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

d. Widyaiswara Sespimmen

Komunikasi dengan Widyaiswara Sespimmen dilaksanakan pada

tanggal 8 September 2020 di Kampus Sespimmen Lembang Bandung.

Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Pudji Prasetijanto Hadi.,

MH, selaku Koordinator Widyaiswara Sespimmen.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Sespimmen,

meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan

meminta dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan

terkait dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang

standar proses pembelajaran.

Koordinator WI Sespimmen menjelaskan bahwa Widyaiswara adalah

tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan melakukan

pembimbingan pada Sespim Polri. Secara periodic para WI diberikan

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan membina dan mengasuh

para peserta didik Sespimti, Sespimmen dan Sespimma oleh para

Widyaiswara Sespim Polri sehingga peserta didik diharapkan memiliki

karakter kepemimpinan dan ketauladanan Polri yang sesuai harapan

Page 40: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 36

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

masyarakat, bangsa dan negara. Pelatihan ini banyak menyentuh sisi

emosi, karakter yang humanis dan siraman rohani sehingga

menyadarkan para Perwira Polri untuk kembali ke jati diri sebagai

pelindung dan pengayom masyarakat. Materi yang disampaikan oleh

para narasumber dalam pelatihan tersebut, yaitu: Tantangan

pemimpin POLRI di New Era; Coaching dalam pengembangan

kepemimpinan; Kemampuan dasar Coaching Bertanya dan

Mendengar; Mengeluarkan inovasi dengan Coaching dan Praktek

Coaching; Membangun kepercayaan sebagai seorang pemimpin;

Pengantar Coaching untuk Meaning & Purpose, dan menemukan

Inner Drive; Praktek Coaching; Mengidentifikasi belenggu sebagai

seorang pemimpin; Challenging belenggu; Menentukan orientasi

kepemimpinan ; dan Praktek Coaching Review

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Widyaiswara Sespimmen ditunjukkan dengan

kesediaan Koordinator Widyaiswara untuk memasukkan metode dan

strategi pembelajaran kolaboratif ke dalam kurikulum peningkatan

kemapuan widyaiswara Sespimmen Polri.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

e. Bagian Kurhanjar Dikbangum Biro Kurikulum Lemdiklat Polri

Komunikasi dengan Bagian Kurhanjar Dikbangum Biro Kurikulum

Lemdiklat Polri dilaksanakan pada tanggal 9 September 2020 di

kantor Bagian Kurhanjar Dikbangum Biro Kurikulum Lemdiklat Polri

Page 41: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 37

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Drs. Imran Yunus, M.H.

selaku Kepala Bagian Kurhanjar Dikbangum Biro Kurikulum Lemdiklat

Polri.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain: Menyampaikan materi RPP,

Meminta informasi, Metode pembelajaran apa saja yang dimasukkan

dalam kurikulum dik perwira Polri, Meminta informasi apakah metode

collaborative learning dimasukkan ke dalam kurikulum dik perwira

Polri dan pada bagian apa informasi tentang metode itu dimasukkan,

Meminta masukan terkait produk proper yang akan dibuat, serta

Meminta dukungan pelaksanaan proper

KBP. Drs. Imran Yunus, M.H. menjelaskan bahwa Bagkurhanjar-

dikbangum adalah salah satu bagian yang berada di bawah Biro

Kurikulum yang bertugas merumuskan, menyusun dan merevisi

kurikulum dan Hanjar Dikbangum di jajaran Lemdiklat. Dalam

melaksanakan tugas, Bagkurhanjardikbangum menyelenggarakan

fungsi:

1) penghimpunan, penyusunan, melakukan revisi, pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi kurikulum dan Hanjar Sespimma;

2) penghimpunan, penyusunan, melakukan revisi, pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi kurikulum dan Hanjar Sespimmen;

3) penghimpunan, penyusunan, melakukan revisi, pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi kurikulum dan Hanjar Sespimti; dan

4) penghimpunan, penyusunan, melakukan revisi, pengawasan,

pengendalian, dan evaluasi kurikulum dan Hanjar STIK

Dalam melaksanakan fungsi tersebut di atas, Bagkurhanjardikbangum

membuat kelompok kerja yang melibatkan unsur Sespim Polri.,

Bagkurhanjardikbangum, Pembina fungsi terkait, dan narasumber

yang memiliki keahlian dalam bidang Pendidikan Polri.

Page 42: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 38

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Acuan yang digunakan oleh Bagkurhanjardikbangum dalam bekerja

adalah Perkap tentang Sisdik Polri, Peraturan kalemdiklat tentang

Kurikulum Induk dan Peraturan kalemdiklat tentang bahan ajar atau

disebut hanjar. Dalam kurikulum ada 3 komponen utama yang

disusun yaitu petunjuk umum dan silabus serta daftar mata pelajaran

yang akan diberikan kepada peserta didik. Sedangkan hanjar yang

dibuat dalam bentuk modul kecuali untuk STIK PTIK dengan format

buku teks.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagkurhanjardikbangum

dan dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Bagian Kurhanjar Dikbangum Biro Kurikulum

Lemdiklat Polri ditunjukkan dengan kesediaan Bagkurhanjardikbangum

untuk memasukkan metode pembelajaran kolaboratif dalam kurikulum

Pendidikan pengembangan perwira Polri yang menjadi kewenangan

Bagkurhanjardikbangum

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 43: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 39

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

f. Bagian Kurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat Polri

Komunikasi dengan Bagian Kurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat

Polri dilaksanakan pada tanggal 9 September 2020 di kantor Bagian

Kurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat Polri Jakarta. Pejabat yang

ditemui adalah KBP. Drs. Agus Salim selaku Kepala Bagian

Kurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat Polri.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul tentang:

Menyampaikan materi RPP, Meminta informasi Metode pembelajaran

apa saja yang dimasukkan dalam kurikulum dik perwira Polri, Meminta

informasi apakah metode collaborative learning dimasukkan ke dalam

kurikulum dik perwira Polri dan pada bagian apa informasi tentang

metode itu dimasukkan, Meminta masukan terkait produk proper

yang akan dibuat, dan Meminta dukungan pelaksanaan proper

KBP. Drs. Agus Salim menjelaskan bahwa Bagkurhanjardiktuk bertugas

merumuskan dan menyusun kurikulum dan Hanjar Diktuk di jajaran

Lemdiklat. Dalam melaksanakan tugas, Bagkurhanjardiktuk

menyelenggarakan fungsi:

1) penghimpunan, perumusan, penyusunan dan revisi kurikulum

dan Hanjar Diktuk Perwira dan Brigadir; dan

2) pengawasan, pengendalian, dan pegevaluasian Diktuk Perwira,

Brigadir dan Tamtama. dalam melaksanakan tugas,

Terkait dengan Pendidikan untuk Bagkurhanjardiktuk dibantu oleh

Subbagdiktukpa, yang bertugas menghimpun, menyusun, merevisi,

mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi kurikulum dan Hanjar

Diktuk Perwira. Kurikulum Pendidikan perwira yang menjadi

kewenangan Bagkurhanjardiktuk adalah kurikulum untuk Akpol dan

program inspektur polisi sumber sarjana (SIPSS). Mekanisme

penyusunan kurikulum dan hanjar dilakukan dengan model kelompok

Page 44: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 40

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

kerja yang melibatkan pengajar Akpol, staf Bagkurhanjardiktuk, serta

narasumber yang kompeten di bidang kurikulum.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bagian Kurhanjardiktuk

Biro Kurikulum Lemdiklat Polri dan dokumentasinya disajikan di

bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Bagian Kurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat Polri

ditunjukkan dengan Bagian Kurhanjardiktuk untuk mengarahkan dan

mendorong pimpinan Akpol untuk memasukan metode pembelajaran

kolaboratif dalam kurikulum yang disusun serta melatih para dosen Akpol

untuk menggunakan metode pembelajaran kolaboratif

DOKUMENTASI PERTEMUAN

3. Kolaborasi dengan Stakeholder Eksternal

Kolaborasi dengan stakeholder eksternal diawali dengan melakukan

komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah

direncanakan menjadi stakeholder internal, yang terdiri dari: (a) Lembaga

Sertifikasi Polri, (b) Akademi Kepolisian, (c) STIK PTIK, (d) Setukpa, (e)

Baintelkam Polri, dan (f) Bareskrim Polri, (g) Lembaga Administrasi Negara

Page 45: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 41

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

RI. Hasil-hasil komunikasi dan dokumentasi kegiatan koordinasi dan

komunikasi dengan stakeholder internal disajikan di bawah ini

a. Lembaga Sertifikasi Polri

Komunikasi dengan Lembaga Sertifiasi Polri (LSP) dilaksanakan pada

tanggal 10 September 2020 di kantor sekraretariat LSP Jakarta.

Pejabat yang ditemui adalah KBP. Lembaga Sertifikasi Polri selaku

Kepala Sekretariat Setukpa Lemdiklat Polri RI.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan pemilihan judul proyek

perubahan, Meminta informasi tentang apakah metode collaborative

learning masuk dalam salah satu metode yang diujikan memuat

collaborative learning, Meminta masukan terkait produk proper yang

akan dibuat, Meminta dukungan pelaksanaan proper

LSP bertugas: (a) menyelenggarakan fasilitas kegiatan identifikasi

kebutuhan jenis kompetensi; (b) menyusun materi uji kompetensi dan

kualifikasi; dan (c) mengembangkan menerapkan sistem manajemen

mutu LSPP-1 dan atau LSPP-2 sesuai dengan Pedoman BNSP 215;

LSP menyelenggarakan fungsi: pemenuhan fasilitas kegiatan

identifikasi kebutuhan jenis kompetensi Gadik, Gadikan, pengasuh,

dan kompetensi lulusan Diklat; (b) penyusunan materi uji kompetensi

dan kualifikasi, pelaksanaan kegiatan asesmen, verifikasi Tempat Uji

Kompetensi (TUK), penyelenggaraan rekrutmen assessor; dan (c)

pengembangan sistem manajemen mutu LSPP-1 dan atau LSPP-2

sesuai Pedoman BNSP 215.

Visi LSP Polri adalah ”menjadi lembaga sertifikasi profesi yang

independen, profesional dan akuntabel dalam menjamin dan

memelihara kompetensi sumber daya manusia Polri”. Untuk

mewujudkan visi tersebut, LSP Polri melaksanakan misi:

Page 46: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 42

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

a. Menyelenggarakan fasilitas kegiatan penyusunan standar

kompetensi, b. Menyelenggarakan verifikasi Tempat Uji Kompetensi

(TUK), c. Menyelenggarakan rekruitmen Asesor, d. Menyelenggarakan

sertifikasi profesi melalui uji kompetensi. dan e. Mengembangkan

sistem manajemen mutu LSP Polri.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan LSP dan dokumentasinya

disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan LSP ditunjukkan dengan kesediaan Kepala LSP untuk

membuka ruang diskusi dengan tim asesor untuk membahas tentang

motode pembelajaran kolaboratif untuk dimasukkan ke dalam materi uji

kompetensi pendidik Polri.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

b. Akademi Kepolisian

Komunikasi dengan Akademi Kepolisian dilaksanakan pada tanggal

15 September 2020 di kantor kampus Akademi Kepolisian Semarang.

Pejabat yang ditemui adalah KBP. Drs. Dadik Soesotyo SoeListijono

selaku Direktur Akademik Akpol. Dalam pertemuan tersebut project

leader menjelaskan tentang proyek perubahan yang akan dilakukan.

Sementara itu dari pihak Akademi Kepolisian memberikan penjelasan

tentang tupoksi Akademi Kepolisian dan hubungan kerja dengan Polri

khususnya tentang pengaduan masyarakat terhadap layanan yang

diberikan oleh Anggota Polri.

Page 47: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 43

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Akpol, meminta

masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta

dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan terkait

dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran.

Akpol bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan Perwira

Polri tingkat Akademi. Akpol menyelenggarakan fungsi: (a)

pengelolaan rencana program kerja anggaran, pengelolaan sumber

daya, pembinaan psikologi dan kesehatan, pelayanan markas,

pengamanan dan kegiatan protokoler, pembinaan korp musik,

penegakan dan pemeliharaan ketertiban, disiplin serta pengamanan

personel, Taruna Akpol dan Siswa serta pelayanan boga kepada

Taruna Akpol dan Siswa; dan (b) penyusunan, perumusan dan

penyelenggaraan Program Pendidikan Taruna Akpol dan Siswa serta

Program Pelatihan dan Pengasuhan Taruna Akpol dan Siswa.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Akpol dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Akpol ditunjukkan dengan kesediaan Direktur

Akademik Akpol untuk merekomendasikan kepada Lemdiklat agar dalam

penyusunan kurikulum Akpol yang difasilitasi oleh Lemdiklat memasukkan

metode pembelajaran kolaboratif.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 48: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 44

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Pertemuan dengan Direktur

Akademik Akpol

Pembelajaran Klasikal di Akpol

c. Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK

Komunikasi dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK dilaksanakan

pada tanggal 9 September di kantor Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian

PTIK Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah KBP. Bambang Suminto,

S.H., M.H., selaku Kabag Rendikjarlar Bid. Akademik STIK PTIK.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di STIK, meminta

masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta

dukungan pelaksanaan proper, serta meminta masukan terkait

dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran.

Kepada project leader dijelaska bahwa STIK bertugas

menyelenggarakan fungsi pendidikan tinggi bidang ilmu kepolisian

bagi kepentingan Polri dan unsur-unsur terkait serta pengkajian dan

penelitian masalah-masalah yang berkaitan dengan fungsi kepolisian

dalam rangka pengembangan dan mendorong penerapan ilmu dan

teknologi kepolisian. Dalam pelaksanaan fungsi itu, STIK PTIK

melakukan fungsi:

Page 49: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 45

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

1) perencanaan pendidikan, pengajaran dan pelatihan serta analisis

dan evaluasi terhadap sistem pendidikan pengajaran dan

pelatihan;

2) pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pelayanan, administrasi

umum dan kemahasiswaan, pembinaan perpustakaan, serta

pengelolaan sistem komunikasi dan informasi;

3) penelitian dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi Kepolisian

sesuai dengan program pendidikan dan program-program

lainnya dalam rangka mendukung Renja STIK dan Polri;

4) pengabdian kepada masyarakat dalam rangka penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi kepolisian, tridarma perguruan

tinggi, memberikan penyuluhan hukum, pengembangan

pendidikan dan ilmu pengetahuan serta teknologi kepolisian

melalui koordinasi dan kerja sama dengan badan atau lembaga

terkait; dan

5) pelaksanaan program pendidikan pengajaran dan latihan tingkat

diploma (D3), Sarjana (S1), pasca sarjana (S2) dan program doktor

(S3) Ilmu Kepolisian;

Terkait dengan pembelajaran, di STI PTIK terdapat LPM bertugas

merencanakan, melaksanakan, serta mengawasi kegiatan evaluasi uji

kompetensi terhadap dosen dan Gadik serta menjaga standardisasi

kelayakan kualitas dosen dan Gadik yang digunakan dalam proses

belajar mengajar. Dalam melaksanakan tugas, LPM

menyelenggarakan fungsi: (1) perumusan standar kompetensi lulusan

untuk program Diploma (D3), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor

(S3) Ilmu Kepolisian; (2) perumusan standar kualitas pendidikan dan

program studi melalui lembaga akreditasi nasional maupun

internasional; (3) penetapan standar kualitas bahan ajar yang

digunakan untuk mahasiswa STIK; (4) penetapan standar pencapaian

prestasi lulusan sarjana STIK melalui perangkat evaluasi standar yang

disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan; (5) penetapan

Page 50: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 46

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

standar kompetensi tenaga dosen dalam melaksanakan

pembelajaran, pembimbingan tugas akhir, dan pengujian; (5)

perumusan alat evaluasi bagi dosen yang digunakan sebagai dasar

pembinaan karier dan kenaikan pangkat akademik; dan (6)

pelaksanaan kerja sama program pengembangan pendidikan dengan

perguruan tinggi dan instansi lain yang terkait;

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan STIK-PTIK dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan STIK-PTIK ditunjukkan dengan kesediaan STIK-PTIK

untuk menggunakan metode pembelajaan kolaboratif sebagai salah satu

metode pembelajaran yang digunakan di semua program Pendidikan

yang diselenggarakan di STIK-PTIK.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

d. Setukpa Lemdiklat Polri

Komunikasi dengan Setukpa Lemdiklat Polri dilaksanakan pada

tanggal 18 September 2020 di Kampus Setukpa Lemdiklat Polri

Sukabumi. Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwi

Page 51: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 47

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Hananto, S.I.K., M.Hum. selaku Kepala Setukpa Lemdiklat Polri RI.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di Setukpa, meminta

masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta

dukungan pelaksanaan proper, serta Meminta masukan terkait

dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran.

Sementara itu Kasetukpa menjelaskan bahwa Setukpa bertugas

menyelenggarakan Diklat terhadap Brigadir yang lulus seleksi untuk

menjadi Perwira Polri. dalam melaksanakan tugas, Setukpa

menyelenggarakan fungsi: (a) perencanaan dan pengendalian

program dan anggaran, pembinaan SDM, logistik dan keamanan

lingkungan serta pelayanan kesehatan; (b) pengelolaan materi

pelajaran termasuk metode pengajaran bidang pengetahuan serta

penyelenggaraan administrasi umum lingkup bidang hukum,

pengsos, proftek dan jemen; (c) Diklat; (d) pelaksanaan koordinasi

Gadik dan pembinaan teknis pengajaran; dan (e) pembinaan dan

pengasuhan siswa;

Setukpa Lemdiklat Polri adalah Lembaga Pendidikan dan pelatihan

Polri yang mencetak Perwira Pertama Polri yang bersumber dari

Brigadir Polisi yang sudah melaksanakan tugas dilapangan, Adapun

bentuk Pendidikan yang diselenggarakan disetukpa yaitu Sekolah

Inspektur Polsi (SIP) dan Pendidikan Alih Golongan (PAG) dari Bintara

Polri menjadi Perwira.

Dimasa pandemi Covid 19 ini, Setukpa Lemdiklat Polri saat ini masih

menggelar Pendidikan pembentukan perwira baik itu SIP maupun

PAG. Namun dalam menghadapi pandemi Covid 19 ini Setukpa

merubah sistem dan metode pembelajaran serta proses

Page 52: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 48

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

pengasuhan sehingga tanpa mengurangi kualitas proses untuk

meraih profil lulusan yang diharapkan, juga tetap mengutamakan

pencegahan dan pemutusan matarantai penyebaran Virus Corona.

Pendidikan SIP Angkatan ke 49 tahun 2020 telah selesai dilaksanakan

dengan metoda Pendidikan Jarak Jauh, dan saat ini sedang

berlangsung Pendidikan Alih Golongan (PAG) dari Bintara menjadi

Perwira Polri, dengan metode yang sama yaitu Program Pendidikan

Jarak Jauh, kelas Utama di Setukpa yaitu siswa asal pengiriman Mabes

Polri dan Polda Metro jaya, yang lainnya menjadi kelas cabang

tersebar di SPN Polda Masing masing,

Kasetukpa Lemdiklat Polri menyampaikan pandemi Covid ini memang

menjadi hambatan, saat ini siswa Setukpa tersebar dimana mana,

maka dalam proses belajar mengajar dan pola pengasuhan, sekarang

mengedepankan penggunaan IT dengan proses secara virtual dan

serentak, karena apapun ceritanya seluruh siswa harus mendapatkan

materi dan pola asuh yang sama. Di samping itu, perbedaan waktu

antara Indonesia bagian Barat, Tengah dan timur juga menjadi salah

satu hambatan yang harus terpecahkan, sehingga dosen dibagi ada

yang masuk pukul 07.00 untuk Indonesia bagian barat, sedangkan

wilayah Indonesia Tengah dan Timur dosen pengajar atau tenaga

pendidik kami harus memulai dari pukul 06.00 sehingga semua waktu

menjadi terakomodir

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Setukpa dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Setukpa ditunjukkan dengan kesediaan Kasetukpa

untuk memasukkan metode pembelajaran kolaboratif menjadi salah satu

metode yang digunakan dalam Pendidikan di Setukpa.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 53: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 49

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

e. Bareskrim Polri

Komunikasi dengan Bareskrim Polri dilaksanakan pada 22 September

2020 di kantor Bareskrim Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah

KBP. Abdul Rizal A. Engahu, S.IK, M.Si. selaku Kasubdit III Tipidter

Bareskrim Polri RI.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul tentang

kolaborasi dan mendapatkan informasi bagaimana kemampuan para

lulusan Sespimmen dalam berkolaborasi guna pelaksanaan tugas

secara efektif.

Dalam pertemuan tersebut, KBP. Abdul Rizal A. Engahu, S.IK, M.Si.

menjelaskan bahwa Bareskrim bertugas membantu Kapolri dalam

membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan

tindak pidana, pengawasan dan pengendalian penyidikan,

penyelenggaraan identifikasi, laboratorium forensik dalam rangka

penegakan hukum serta pengelolaan informasi kriminal nasional.

Unsur Pelaksana Utama Direktorat Bareskrim Polri (Ditbareskrim Polri),

terdiri dari 6 Direktorat :

1) Direktorat Tipidum, menangani tindak pidana terhadap

keamanan Negara dan tindak pidana umum.

2) Direktorat Tipideksus, menangani tindak pidana dalam bidang

ekonomi dan keuangan / perbankan serta kejahatan khusus

Page 54: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 50

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

lainnya.

3) Direktorat Tipidkor, menangani tindak pidana korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

4) Direktorat Tipidnarkoba, menangani tindak pidana narkoba.

5) Direktorat Tipidter, menangani tindak pidana tertentu yang tidak

ditangani oleh Dit I sampai dengan Dit IV.

6) Direktorat Tipidsiber, menangani tindak pidana ITE yang meliputi

kejahatan menggunakan komputer sebagai alat utama (computer

crime), kejahatan menggunakan komputer sebagai alat bantu

(computer related crime).

Dalam proses kerja, anggota Bareskrim Polri bekerja secara tim, baik

dalam tim struktural maupun tim-tim khusus atau satgas. Oleh karena

itu penting kemampuan anggota Bareskrim Polri untuk bisa

berkolaborasi dengan sesame anggota, maupun pihak lain yang

terlibat dalam pengungkapan kasus-kasus tindak pidana yang

menjadi kewenangan Bareskrim Polri. Dalam konteks ini, maka perwira

harus dibiasakan untuk bekerja secara kolaboratif dan salah satunya

bisa dilakukan pada saat perwira Polri tersebut mengikuti pendidikan.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Bareskrim Polri dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Bareskrim Polri ditunjukkan dengan dukungan dan

dorongan agar cara bekerja kolaboratif dilakukan pembiasaan dalam

Lembaga Pendidikan Polri, sehingga ketika lulusannya ditempatkan untuk

bekerja di Bareskrim Polri, mereka langsung bisa menyesuaiakan diri

dengan budaya kerja Bareskrim yang terbiasa dalam bentuk tim atau

bekerjasama dengan pihak lain.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 55: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 51

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

f. Baintelkam Polri

Komunikasi dengan Baintelkem Polri dilaksanakan pada tanggal 22

September 2020 di Mabes Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah

KBP. Drs. H. R. Rudy Marvianto,S.H. selaku Kabag Opsnallat Baintelkam

Mabes Polri RI.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul tentang

budaya kerja kolaborasi menjadi fokusnya.

Kepada project leader disampaikan bahwa Baintelkam Polri

merupakan unsur pelaksana tugas pokok bidang intelijen keamanan

yang berada di bawah Kapolri; serta Baintelkam Polri bertugas

membantu Kapolri dalam membina dan menyelenggarakan fungsi

intelijen keamanan bagi kepentingan pelaksanaan tugas dan

manajemen Polri secara umum guna mendukung pelaksanaan tugas-

tugas pemerintahan dalam rangka mewujudkan keamanan dalam

negeri. Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden no. 5 tahun 2002,

seluruh kegiatan intelijen di Indonesia dikoordinasikan oleh Badan

Page 56: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 52

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Intelijen Negara, yang kemudian diperkuat melalui UU no. 17 tahun

2011 tentang Intelijen. Dalam UU tersebut juga diatur bahwa Intelijen

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan penyelenggara

fungsi intelijen kepolisian (Paragraf 3, Pasal 12, Ayat 1) dan merupakan

penyelenggara intelijen negara bersama-sama BIN, Intelijen

Kejaksaan, Intelijen TNI, serta Intelijen Kementerian/Lembaga. UU

tersebut juga mengatur batas-batas dan ketentuan-ketentuan lebih

lanjut mengenai tugas dan fungsi intelijen. Dalam melaksanakan

tugas, Baintelkam Polri menyelenggarakan fungsi:

1) pengembangan dan perumusan sistem dan metode termasuk

petunjuk pelaksanaan kegiatan Intelkam;

2) pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan guna

menjamin terlaksananya kegiatan Intelkam;

3) pemberian dukungan dalam bentuk bantuan teknis, taktis dan

kekuatan dalam pelaksanaan kegiatan Intelkam dan operasi

kepolisian;

4) perencanaan kebutuhan personel, prasarana, peralatan khusus

dan anggaran termasuk pengajuan usulan penempatan dan

pembinaan karier personel Intelkam dan distribusi peralatan

khusus Intelkam Polri;

5) pengumpulan, pengolahan dan penyajian data statistik, baik yang

berkenaan dengan sumber daya maupun hasil pelaksanaan tugas

satuan organisasi Intelkam Polri;

6) pelaksanaan kegiatan Intelkam dalam lingkup eksternal dan

internal, guna terselenggaranya deteksi, peringatan, pencegahan

dan penindakan;

7) pembinaan kegiatan dan pelatihan pengembangan SDM

Baintelkam;

8) persandian Polri;

9) pelaksanaan kerja sama di dalam dan luar negeri;

Page 57: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 53

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Pelayanan masyarakat yang diberikan intelkam meliputi penerimaan

pemberitahuan dan pemberian ijin kegiatan masyarakat, Surat

Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), administrasi pengawasan

orang asing serta administrasi senjata api dan bahan peledak.

Sementara itu pendokumentasian dan analisis terhadap perkembangan

lingkungan strategik serta menyusun produk Intelkam Polri baik untuk

kepentingan pengambilan keputusan pimpinan maupun untuk mendukung

kegiatan Intelkam dan satuan fungsi kepolisian lainnya;

Pelaksanaan kegiatan Intelkam terhadap masalah yang memiliki

dampak politis dan strategis melalui satuan tugas khusus. Salah tugas

penting dalam intelkam adalah bertugas mengumpulkan, mengolah

dan menganalisis data, bahan keterangan dan atau informasi

termasuk perkembangan lingkungan strategik, menyusun produk

Intelkam dalam mendukung kegiatan Intelkam dan atau operasi

Kepolisian. Dalam pelaksanaan tugas ini, anggota Intelkam Polri harus

bisa bekerjasama dengan berbagai pihak untuk bisa mendapatkan

berbagai data yang bisa diolah dan dianalisis untuk dijadikan

rekomendasi kepada pimpinan.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Baintelkam dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Baintelkam Polri ditunjukkan dengan dukungan dan

dorongan agar cara bekerja kolaboratif dilakukan pembiasaan dalam

Lembaga Pendidikan Polri, sehingga ketika lulusannya ditempatkan untuk

bekerja di Baitelkem Polri, mereka harus terbiasa dalam bentuk tim atau

bekerjasama dengan pihak lain seperti dalam proses pengumpulan data

maupun dalam pengambilan Tindakan taktis intelijen.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 58: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 54

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

g. Divkum Polri

Komunikasi dengan Setukpa Lemdiklat Polri dilaksanakan pada

tanggal 3 September 2020 di kantor sekraretariat Setukpa Lemdiklat

Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Viktor T.

Sihombing, S.I.K., M.Si., M.H. selaku Karo Kermaluhkum Divkum Polri.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.

hal-hal yang dijelaskan antara lain alasan mengapa judul tentang

kolaborasi di kalangan perwira Polri dan perlu adanya perangkat

hukum yang menjadi payung pelaksanaan pembelajaran di satuan

Pendidikan Polri.

Kepada project leader dijelaskan bahwa Divisi Hukum Kepolisian

Negara Republik Indonesia disingkat Divkum Polri yakni bertugas

membina, mengawasi, dan mengendalikan fungsi satuan organisasi

dalam lingkungan Divkum Polri, membina fungsi hukum pada seluruh

jajaran Polri, memberikan saran pertimbangan, dan melaksanakan

tugas lain sesuai perintah Kapolri. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

Divkum Polri menyelenggarakan fungsi:

1) pembinaan fungsi hukum bagi seluruh jajaran Polri yang meliputi:

Page 59: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 55

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

a) Perumusan dan pembangunan sistem serta metode

termasuk petunjuk-petunjuk pelaksanaan fungsi hukum;

b) Pemantauan dan supervisi staf termasuk pemberian arahan

guna menjamin terlaksananya fungsi hukum;

c) Pemberian dukungan (back up) dalam bentuk bimbingan

teknis dan bantuan personel dalam pelaksanaan fungsi

hukum;

d) Perencanaan kebutuhan personel dan anggaran termasuk

pengajuan saran dan pertimbangan penempatan serta

pembinaan karier personel pengemban fungsi hukum;

e) Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data serta statistik

baik yang berkenaan dengan sumber daya maupun hasil

pelaksanaan tugas satuan-satuan organisasi hukum;

2) pengkajian perkembangan hukum yang berkaitan dengan tugas

Polri;

3) penyusunan naskah akademik dan konsep rancangan peraturan

perundangan yang diajukan oleh Polri;

4) penyusunan, pembahasan, pengkajian, harmonisasi dan

sinkronisasi rancangan peraturan kepolisian;

5) pemberian saran masukan dalam rangka penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan;

6) pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan hukum kepada pegawai

negeri pada Polri, keluarga Polri/PNS Polri dan masyarakat;

7) pengkajian penerapan hukum di bidang pidana, perdata, tata

usaha negara, agama, disiplin, dan kode etik, terutama yang

berkaitan dengan kepentingan Polri;

8) pemberian pendapat dan saran hukum kepada institusi, anggota

Polri dan PNS Polri maupun kepada masyarakat;

9) pemberian bantuan hukum dan advokasi kepada institusi Polri,

Pegawai Negeri pada Polri dan keluarga Polri/PNS Polri;

Page 60: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 56

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

10) pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas;

11) penyelenggaraan dokumentasi dan jaringan informasi hukum;

dan

12) berperan serta dalam pembinaan hukum nasional.

Selanjutnya dalam pertemuan tersebut dijelaskan bahwa peraturan

kalemdiklat tentang standar proses pembelajaran yang akan diajukan

masuk dalam klasifikasi peraturan kepala satuan fungsi (kasatfung).

Penyusunan Peraturan Kasatfung dibuat oleh pengemban fungsi yang

terkait, dengan prosedur sebagai berikut:

1) pembentukan kelompok kerja oleh pemrakarsa;

2) penyusunan rancangan Peraturan Kasatfung oleh satuan fungsi

pemrakarsa;

3) pembahasan dan perbaikan rancangan Peraturan Kasatfung di

lingkungan internal satuan fungsional;

4) pembahasan rancangan Peraturan Kasatfung antarsatuan kerja

pada satu fungsi, dikoordinasikan oleh Kasatfung pemrakarsa;

5) harmonisasi dan sinkronisasi rancangan Peraturan Kasatfung

dilakukan oleh fungsi pemrakarsa dan dapat mengundang Divisi

Hukum Polri, satuan kerja terkait, ahli, akademisi, dan/atau

narasumber lain dari luar Polri;

6) pengiriman hasil pembahasan kelompok kerja rancangan

Peraturan Kasatfung oleh pemrakarsa kepada Divisi Hukum Polri

7) verifikasi rancangan peraturan Kasatfung oleh Divisi Hukum Polri

dan mengirimkan hasilnya;

8) finalisasi/penyempurnaan rancangan Peraturan Kasatfung oleh

pemrakarsa dengan memperhatikan hasil verifikasi dari Divisi

Hukum Polri;

9) penandatanganan Peraturan Kasatfung oleh Kasatfung;

10) pengiriman 1 (satu) lembar paraf dan 3 (tiga) rangkap tanda

tangan asli Peraturan Kasatfung oleh pemrakarsa kepada Kapolri

Page 61: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 57

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

untuk pengesahan;

11) penomoran Peraturan Kasatfung oleh satuan kerja pemrakarsa;

12) pengiriman penyerahan 3 (tiga) rangkap naskah asli Peraturan

Kasatfung oleh pemrakarsa kepada Sekretariat Umum Polri untuk

diregistrasi; dan

13) sosialisasi Peraturan Kasatfung oleh fungsi pemrakarsa dan dapat

melibatkan Divisi Hukum Polri, bila diperlukan.

Sebelum diajukan kepada Kapolri untuk pengesahan, Peraturan

Kasatfung diparaf oleh Kepala Divisi Hukum Polri, Kepala Sekretariat

Umum Polri dan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan Divkum Polri dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan Divkum Polri ditunjukkan dengan kesediaan untuk

membantu proses penyusunan, pembahasan sampai dengan penetapan

peraturan kalemdiklat yang dibuat.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

h. Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI

Komunikasi dengan Setukpa Lemdiklat Polri dilaksanakan pada

tanggal Oktober 2020 di kantor LAN RI Jakarta. Pejabat yang ditemui

Page 62: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 58

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

adalah Erfi Mutmaina, S.S., MA selaku Kepala Pusbangkom Pimnas dan

Manajerial ASN LAN RI.

Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud

kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan. Di

samping itu, project leader juga meminta informasi terkait tentang

penggunaan metode pembelajaran kolaboratif di LAN, meminta

masukan terkait produk proper yang akan dibuat, dan meminta

dukungan pelaksanaan proper, serta meminta masukan terkait

dengan prosedur penyusunan peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran.

Kepada project leader disampaikan bahwa Lembaga Administrasi

Negara (LAN) merupakan Lembaga Pemerintah Nonkementerian

(LPNK) yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun

1957 tanggal 6 Agustus 1957. Tugas LAN adalah membantu Presiden

dalam menyempurnakan, memelihara, meningkatkan, dan

mengembangkan daya guna dan hasil guna administrasi negara,

sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintah dalam arti yang

seluas-luasnya. Di masa kepemimpinannya, kepala LAN yang ke 13.

Adi Suryanto bekerja cepat untuk mewujudkan LAN yang semakin

modern, dinamis dan berkontribusi nyata. Modernisasi proses bisnis

LAN ini ditandai dengan semakin diperkuatnya e-gov atau

pemerintahan berbasis elektronik di lingkungan LAN. Aplikasi-aplikasi

elektronis untuk menunjang proses bisnis semakin digalakkan, baik

untuk pelayanan internal maupun eksternal.

Salah satu ciri khas Pendidikan yang diselenggarakan oleh LAN RI

adalah kepemimpinan kolaboratif, yang antara lain dilakukan pada

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I adalah pelatihan

struktural kepemimpinan madya yang dikuti pejabat pimpinan tinggi

atau non-Pegawai ASN yang setara dengan jabatan pimpinan tinggi,

dan memenuhi persyaratan untuk mengikuti PKN Tingkat I. Tujuan

Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I adalah untuk

Page 63: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 59

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

mengembangkan kompetensi Peserta guna memenuhi standar

kompetensi manajerial JPT Madya.

Kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Kemepimpinan

Tingkat I merupakan kompetensi kepemimpinan kolaboratif, yaitu

kemampuan melakukan pengembangan kapasitas kepemimpinan

kolaboratif, kemampuan berkolaborasi dengan pemangku

kepentingan dalam menangani isu kebijakan nasional yang bersifat

strategis, serta kemampuan memimpin pencapaian arah kebijakan

lintas instansi/sektor, yang dibentuk dengan :

1) Pengembangan kapasitas kepemimpinan kolaboratif dengan

menjunjung etika dan integritas kepemimpinan

2) Kemampuan berpikir holistik dalam menyelesaikan isu kebijakan

nasional yang bersifat strategis dan membangun jejaring

kebijakan, baik secara nasional, regional maupun internasional

3) Kemampuan memimpin pencapaian arah kebijakan lintas

instansi/sektor melalui pengelolaan perubahan secara tepat.

Subtansi kolaborasi yang dihasilkan dengan LAN RI dan

dokumentasinya disajikan di bawah ini.

SUBSTANSI KOLABORASI

Kolaborasi dengan LAN RI ditunjukkan dengan kesediaan LAN RI untuk

membantu pengembangan pembelajaran kolaboratif jika akan diterapkan

di Sespim Polri maupun Pendidikan pendudukan dan pengembangan

untuk perwira Polri. LAN RI juga bersedia membantu dalam penataan

kurikulum yang memuat aspek kolaboratif khususnya kepemimpinan

kolaboratif.

DOKUMENTASI PERTEMUAN

Page 64: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 60

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

4. Pokja Pembuatan produk

Produk yang dibuat untuk melengkapi proyek perubahan terdiri dari

3 macam produk, yaitu: (1) laporan anev pelaksanaan Pembelajaran

Pendidikan Pembentukan dan Pengembangan Perwira Polri, (2) FGD

dalam rangka mendapatkan masukan untuk penyusunan peraturan

Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses Pembelajaran Polri, dan (3)

penyusunan draf peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran Polri.

a. Pengumpulan dan Penyusunan Anev Pembelajaran

Kegiatan anev dilaksanakan secara tatap muka dan tatap maya

menggunakan fasilitas zoom. Kegiatan tatap muka dilakukan project

leader dengan cara bertemu langsung dengan pimpinan dari satuan

Pendidikan Polri yang menyelenggarakan Pendidikan pembentukan

dan pengembangan untuk perwira Polri. Sedangkan kegaitan tatap

maya dilakukan pada pada tanggal 7 Oktober 2020 secara virtual

dengan administrasi dan project leader berada di kampus Sespim Polri

Lembang. Pertemuan tatap maya diikuti oleh perwakilan dari masing-

masing satuan Pendidikan.

Dari hasil pertemuan secara tatap muka dan tatap maya tersebut,

Page 65: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 61

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

diperoleh informasi tentang metode-metode apa saja yang

digunakan oleh masing-masing satuan Pendidikan sebagaimana

tampak pada tabel berikut.

METODE PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN PEMBENTUKAN

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN

AKPOL SIPSS SIP STIK PIMMA PIMEN PIMTI

1. ceramah; V v v v v v

2. tanya jawab V v v v v

3. diskusi V v v v v

4. penugasan; V v v v

5. demonstrasi; V v v v

6. simulasi; V v v V

7. role play/ bermain peran; V v v v

8. studi kasus V v v v

9. pembelajaran kooperatif; V v

10. pembelajaran kolaboratif V

11. drill/latihan; V v v

12. tutuirial v

13. pemecahan masalah v v

14. fgd v

15. work-based v

Dokumen kegiatan tatap maya dalam rangka mendapatkan materi

untuk penyusunan laporan anev pembelajaran Pendidikan perwira

pada satuan Pendidikan Polri disajikan pada gambar berikut.

SUBSTANSI PRODUK

Dalam dokumen Anev pembelajaran disajikan profil Lembaga, profil

lulusan, kompetensi, jangka waktu pembelajaran serta metode

pembelajaran yang digunakan.

DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 66: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 62

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

b. Focus Group Discussion

FGD dilaksanakan pada tanggal 28 Setpmber 2020 bertempat di

Kampus Sespim Polri Lembang. FGD ini dilaksanakan untuk

mendapatkan masukan guna penyusunan draf Peraturan Kalemdiklat

tentang Standar proses pembelajaran di satuan Pendidikan Polri. FGD

ini diikuti oleh perwakilan widyaiswara Sespim Lemdiklat Polri. Hasil

FGD dan Dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada gambar berikut.

SUBSTANSI PRODUK

Beberapa hal yang harus dimasukkan ke dalam draft peraturan

Kalemdiklat Polri tentang standar proses pembelajaran didasarkan pada

hasil FGD, dengan kerangka sebagai berikut:

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Perencanaan Proses Pembelajaran

Bab III Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Bab IV Penilaian Hasil Pembelajaran

Bab V Pengawasan Pembelajaran

Bab VI Ketentuan Penutup

DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 67: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 63

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

c. Pokja Penyusunan draf Peraturan Kalemdiklat

Pokja penyusunan draf peraturan Kalemdiklat tentang standar proses

pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2020 bertempat

di kampus STIK-PTIK Jakarta. pelaksanaan pokja melibatkan

perwakilan dosen STIK PTIK. Substansi hasil pokja dan dokumentasi

kegiatan pokja dapat dilihat pada gambar berikut.

SUBSTANSI PRODUK

Dalam pokja penyusunan draft peraturan kalemdiklat tentang standar

proses pembelajaran Polri telah dimasukkan komponen-komponen yang

memuat proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

dan evaluasi pembelajaran. Sementara itu untuk model pembelajaran

kolaboratif dimasukkan ke dalam bagian pelaksanaan pembelajaran.

DOKUMENTASI KEGIATAN

5. Pembahasan Draft Peraturan Kalemdiklat

Setelah draft Peraturan Kalemdiklat disusun, selanjutnya dilakukan

pembahasan dengan melibatkan tim Divkum Polri yang dilaksanakan

pada tanggal 3 Nopember 2020 bertempat di kantor Divkum Mabes Polri

Jakarta. Dokumentasi kegiatan dan persetujuan dukungan dari Divkum

Mabes Polri disajikan pada gambar berikut.

Page 68: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 64

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Pembahasan draf Perkalemdiklat di Divkum Polri

Pertemuan dan penandatanganan dukungan dari Kadivkum Mabes Polri

Kegiatan ini pada awalnya masuk dalam milestone jangka pendek, tetapi

atas arahan Divkum Polri dan dukungan dari Sespimmen, maka

pembahasan Peraturan Kapolri ini diajukan di tahapan jangka pendek.

B. Capaian Proyek Perubahan

Project leader sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan

proyek perubahan meski situasi kerja tidak normal diakibatkan dampak dari

pandemi Covid 19. Berikut ini capaian proyek perubahan yang telah berhasil

dilaksanakan dalam jangka pendek.

Page 69: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 65

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

1. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder internal, dengan hasil

kolaborasi sebagai berikut:

a. Kolaborasi dengan Sespimma ditunjukkan dengan kesediaan

Kasespimma Sespim Polri untuk memasukkan metode pembelajaran

kolaboratif dalam pelaksanaan Pendidikan di Sespimma.

b. Kolaborasi dengan Sespimmen ditunjukkan dengan kesediaan

Kasespimmen akan menjadi kemampuan kolaborasi para perwira

menengah sebagai salah satu materi penting dalam pelajaran tentang

manajemen dan kepemimpinan untuk perwira menengah Polri

c. Kolaborasi dengan Sespimti ditunjukkan dengan kesediaan

Kasespimti untuk memperkuat pembelajaran kolaboratif agar calon

pemimpin tingkat tinggi Polri makin menyadari dan mampu

melaksanakan kerja kolaboratif dalam pelaksanaan tugasnya

d. Kolaborasi dengan Widyaiswara Sespimmen ditunjukkan dengan

kesediaan Koordinator Widyaiswara untuk memasukkan metode dan

strategi pembelajaran kolaboratif ke dalam kurikulum peningkatan

kemapuan widyaiswara Sespimmen Polri.

e. Kolaborasi dengan Bagkurhanjardikbangum Biro Kurikulum Lemdiklat

Polri ditunjukkan dengan kesediaan Bagkurhanjardikbangum untuk

memasukkan metode pembelajaran kolaboratif dalam kurikulum

Pendidikan pengembangan perwira Polri yang menjadi kewenangan

Bagkurhanjardikbangum

f. Kolaborasi dengan Bagkurhanjardiktuk Biro Kurikulum Lemdiklat Polri

ditunjukkan dengan BagKurhanjardiktuk untuk mengarahkan dan

mendorong pimpinan Akpol untuk memasukan metode pembelajaran

kolaboratif dalam kurikulum yang disusun serta melatih para dosen

Akpol untuk menggunakan metode pembelajaran kolaboratif

2. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder eksternal, dengan hasil

sebagai berikut:

a. Kolaborasi dengan LSP ditunjukkan dengan kesediaan Kepala LSP

Page 70: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 66

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

untuk membuka ruang diskusi dengan tim asesor untuk membahas

tentang motode pembelajaran kolaboratif untuk dimasukkan ke

dalam materi uji kompetensi pendidik Polri.

b. Kolaborasi dengan Akpol ditunjukkan dengan kesediaan Direktur

Akademik Akpol untuk merekomendasikan kepada Lemdiklat agar

dalam penyusunan kurikulum Akpol yang difasilitasi oleh Lemdiklat

memasukkan metode pembelajaran kolaboratif.

c. Kolaborasi dengan STIK-PTIK ditunjukkan dengan kesediaan STIK-

PTIK untuk menggunakan metode pembelajaan kolaboratif sebagai

salah satu metode pembelajaran yang digunakan di semua program

Pendidikan yang diselenggarakan di STIK-PTIK.

d. Kolaborasi dengan Setukpa ditunjukkan dengan kesediaan Kasetukpa

untuk memasukkan metode pembelajaran kolaboratif menjadi salah

satu metode yang digunakan dalam Pendidikan di Setukpa.

e. Kolaborasi dengan Bareskrim Polri ditunjukkan dengan dukungan dan

dorongan agar cara bekerja kolaboratif dilakukan pembiasaan dalam

Lembaga Pendidikan Polri, sehingga ketika lulusannya ditempatkan

untuk bekerja di Bareskrim Polri, mereka langsung bisa

menyesuaiakan diri dengan budaya kerja Bareskrim yang terbiasa

dalam bentuk tim atau bekerjasama dengan pihak lain.

f. Kolaborasi dengan Baintelkam Polri ditunjukkan dengan dukungan

dan dorongan agar cara bekerja kolaboratif dilakukan pembiasaan

dalam Lembaga Pendidikan Polri, sehingga ketika lulusannya

ditempatkan untuk bekerja di Bareskrim Polri, mereka harus terbiasa

dalam bentuk tim atau bekerjasama dengan pihak lain seperti dalam

proses pengumpulan data maupun dalam pengambilan Tindakan

taktis intelijen.

g. Kolaborasi dengan Divkum Polri ditunjukkan dengan kesediaan untuk

membantu proses penyusunan, pembahasan sampai dengan

penetapan peraturan kalemdiklat yang dibuat.

Page 71: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 67

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

h. Kolaborasi dengan LAN RI ditunjukkan dengan kesediaan LAN RI

untuk membantu pengembangan pembelajaran kolaboratif jika akan

diterapkan di Sespim Polri maupun Pendidikan pendudukan dan

pengembangan untuk perwira Polri. LAN RI juga bersedia membantu

dalam penataan kurikulum yang memuat aspek kolaboratif khususnya

kepemimpinan kolaboratif

3. Telah tersusun dokumen hasil anev pembelajaran Pendidikan pembentuk

dan pengembangan perwira Polri. Dalam dokumen Anev pembelajaran

disajikan profil Lembaga, profil lulusan, kompetensi, jangka waktu

pembelajaran serta metode pembelajaran yang digunakan

4. Telah terlaksana FGD dalam rangka mendapatkan masukan untuk

penyusunan draft peraturan kalemdiklat tentang standar proses

pembelajaran. Beberapa hal yang harus dimasukkan ke dalam draft

peraturan Kalemdiklat Polri tentang standar proses pembelajaran

didasarkan pada hasil FGD, dengan kerangka sebagai berikut:

Bab I Ketentuan Umum

Bab II Perencanaan Proses Pembelajaran

Bab III Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Bab IV Penilaian Hasil Pembelajaran

Bab V Pengawasan Pembelajaran

Bab VI Ketentuan Penutup

5. Telah tersusun draf Peraturan Kalemdiklat Polri tentang Standar Proses

Pembelajaran. Dalam pokja penyusunan draft peraturan kalemdiklat

tentang standar proses pembelajaran Polri telah dimasukkan komponen-

komponen yang memuat proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Sementara itu untuk model

pembelajaran kolaboratif dimasukkan ke dalam bagian pelaksanaan

pembelajaran

Sedangkan kegiatan di milestone jangka menengah yang bisa dikerjakan

di jangka pendek adalah pembahasan draft Peraturan Kalemdiklat Polri

Page 72: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 68

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

dengan Divkum Mabes Polri yang telah dilaksanakan pada tanggal 3 Nopembe

2020..

C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan

Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan

stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam

masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang

memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan

dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam

kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu

mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.

Selanjutnya project leader menggunakan berbagai strategi komunikasi

untuk meminta dukungan stakeholder agar mereka bisa bergeser menjadi

stakeholder promotor. Namun karena keterbatasan waktu yang ada dan

terhambatnya komunikasi dan aktivitas kera karena situasi Pandemi Covid 19,

tidak semua stakeholder yang telah diidentifikasi bisa dilibatkan dalam

kolaborasi. Strategi komunikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Consultative yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Canalizing yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan

dapat mempengaruhi stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti

kemauan komunikator.

3. Koordinative yaitu melakukan komunikasi secara berkesinambungan

untuk memperlancar jalannya penyusunan proper.

4. Informative yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi

dalam suatu penyusunan proper.

5. Educative yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas yang akan

dilaksanakan untuk menunjang kelancaran penyusunan proper

Page 73: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 69

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar

Stakeholder Latents, Apathethics, dan Defendants dapat bergerak dan

bergeser menjadi Stakeholder yang Promotors. Berdasarkan hasil komunikasi

dan kolaborasi yang dilakukan, terjadi perubahan posisi stakeholder dalam

kuadran, dengan rincian sebagai berikut:

1. LSP Polri pindah dari kelompok latent menjadi promotors. Hal ini karena

LSP adalah lembaga yang berwenang dalam melakukan sertifikasi kepada

pendidik Polri

2. Bareskrim Polri bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters. hal

ini terjadi karena Bareskrim adalah satuan kerja polri yang menerima

penempatan lulusan pendidikan perwira untuk bekerja di bidang reserse.

3. Baintelkam Polri bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters.

hal ini terjadi karena adalah satuan kerja polri yang menerima penempatan

lulusan pendidikan perwira untuk bekerja di bidang intelijen yang

menuntut kemampuan perwira dalam proses deteksi dini, peringatan dini

dan tindakan taktis intelijen.

4. Divkum Polri bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters. hal ini

terjadi karena Divkum Polri adalah satuan kerja yang berwenang dalam

penyusunan perangkat aturan di lingkungan Polri

5. Akademi Kepolisian bergeser dari kelompok defenders menjadi

promoters. Hal ini terjadi karena lembaga pendidikan pembentuk perwira

Polri yang lulusannya langsung berperan sebagai kepala unit terkecil yang

membutuhkan kemampuan kolaborasi dengan pihak lain

6. Setukpa Lemdiklat Polri pindah dari kelompok defenders menjadi

promoters. hal ini terjadi karena Setukpa Lemdiklat Polri merupakan

satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan alih golongan dari

bintara ke perwira yang harus mengubah pola kerja dari anggota menjadi

pimpinan.

7. STIK PTIK bergeser dari kelompok defenders menjadi promoters. hal ini

terjadi karena STIK mendidik Perwira Polri dalam pendidikan

pengembangan profesionalisme perwira.

Page 74: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 70

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

8. LAN RI bergeser dari kelompok latent menjadi promoter karena LAN RI

adalah lembaga yang memiliki keahlian di bidang pengembangan

kolaborasi khususnya kepemimpinan kolaboratif.

Berdasarkan hasil komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka posisi

stakeholder setelah dilakukan kegiatan proyek perubahan, dapat dilihat pada

gambar berikut.

D. Kendala Internal dan Eksternal yang Dihadapi

Kendala Internal Kendala Eksternal

1. Kesibukan project leader sebagai

widyaiswara sespimmen yang harus

mengajar dan membimbing tugas

peserta didik Sespimmen Sespim Polri

1. Situasi pandemi covid-19

membatasi pergerakan project

leader dalam berkomunikasi

dengan beberapa stakeholders

internal dan eksternal

Page 75: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 71

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

Kendala Internal Kendala Eksternal

2. Waktu pelaksanaan proyek perubahan

dengan target jangka pendek terbatas,

yaitu kurang dari 3 (tiga) bulan

2. Adanya kebijakan nasional

merespon perkembangan

penanganan wabah covid-19

yang berdampak pada

pengetatan prosedur aktivitas

fisik untuk bertemu secara tatap

muka khususnya dengan

stakeholder eksternal

3. Personel yang terlibat dalam Pokja

juga memiliki tugas-tugas rutin yang

harus dilaksanakan, sehingga ada

kemungkinan jadwal pelaksanaan

proyek perubahan akan mengalami

keterlambatan pelaksanaan

4. adanya pergantian pejabat Polri yang

memungkinkan pejabat yang menjadi

mentor dipindahtugaskan ke satker lain

di lingkungan Polri

E. Upaya Mengatasi Kendala

No Kendala Strategi Mengatasi

1 Kesibukan project leader sebagai

widyaiswara sespimmen yang harus

mengajar dan membimbing tugas

peserta didik Sespimmen Sespim Polri

Melakukan koordinasi kerja yang

intens dengan anggota dan secara

periodik meminta laporan

perkembangannya

2 Waktu pelaksanaan proyek perubahan

dengan target jangka pendek

terbatas, yaitu kurang dari 3 (tiga)

bulan

Mematuhi jadwal kerja tim efektif

yang telah ditetapkan secara

disiplin serta berhitung cermat

terkait target-target untuk proyek

perubahan khususnya untuk

capaian target jangka pendek

3 Personel yang terlibat dalam Pokja

juga memiliki tugas-tugas rutin yang

harus dilaksanakan, sehingga ada

kemungkinan jadwal pelaksanaan

proyek perubahan akan mengalami

keterlambatan pelaksanaan

Membagi tim kerja secara

bergantian, sehingga tugas rutin

mereka bisa berjalan efektif

4 adanya pergantian pejabat Polri yang

memungkinkan pejabat yang menjadi

Melakukan komunikasi dengan

pejabat yang pindah untuk tetap

Page 76: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 72

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

No Kendala Strategi Mengatasi

mentor dipindahtugaskan ke satker

lain di lingkungan Polri

bersedia menjadi mentor dengan

proses bimbingan daring

5 Situasi pandemi covid-19 membatasi

pergerakan project leader dalam

berkomunikasi dengan beberapa

stakeholders internal dan eksternal

Melakukan komunikasi dengan

memanfaatkan media daring

sehingga pelaksanaan proyek

perubahan tidak terhambat

6 Adanya kebijakan nasional merespon

perkembangan penanganan wabah

covid-19 yang berdampak pada

pengetatan prosedur aktivitas fisik

untuk bertemu secara tatap muka

khususnya dengan stakeholder

eksternal

Mematuhi protocol Kesehatan

Ketika melakukan pertemuan

dengan stakeholder yang

menginginkan pertemuan tatap

muka.

F. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan

Monitoring adalah aktivitas yang terfokus pada kegiatan yang sedang

dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk

mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan

maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan

perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring

mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan

program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam

memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan

perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola

program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan

dalam melakukan evaluasi.

Untuk memastikan bahwa proyek perubahan berjalan efektif sesuai

dengan rencana, project leader membuat instrument monitoring dalam bentuk

format checklist, dimana dalam format tersebut dijelaskan no, nama kegiatan,

jadwal pelaksanaan, target hasil dan personil yang ditunjuk sebagai pelaksana.

Dengan adanya proses monitoring ini, project leader dapat mengetahui

progress atau perkembangan pencapaian proyek kegiatan.

Page 77: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 73

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan

1. Proses kerja perwira Polri banyak melibatkan berbagai pihak baik dari

internal Polri maupun Eksternal untuk bekerja secara kolaboratif dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi Polri dalam menjaga keamanan dan

ketertiban masyarakat serta dalam proses penegakkan hukum.

2. Berdasarkan masukan dari stakeholder internal dan eksternal, budaya kerja

kolaboratif untuk perwira Polri perlu dibiasakan dalam proses Pendidikan

melalui penggunaan metode pembelajaran kolaboratif.

3. Metode Pembelajaran kolaboratif belum banyak digunakan dalam

pembelajaran di satuan Pendidikan Polri yang menyelenggarakan

pendidikan pembentukan dan pengembangan untuk Perwira Polri.

4. Perlu ada payung hukum yang mengatur standar proses pembelajaran di

satuan Pendidikan Polri yang juga memuat tentang pembelajaran

kolaboratif. dengan demikian semua pengelola Pendidikan dan pendidik

Polri akan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas.

B. Rekomendasi

Beberapa saran dapat dirumuskan sebagai langkah tindak lanjut dari

proyek perubahan yang telah dilaksanakan dalam jangka pendek, sebagai

berikut:

1. Hendaknya segera dilakukan harmonisasi draf final Peraturan Kalemdiklat

tentang standar proses pembelajaran, sehingga para Pendidikan Polri

Page 78: MENGEMBANGKAN STRATEGI DAN METODE …

NASRI WIHARTO, S.I.K, MH. PKN I LAN Angk. XLVI | 74

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

KOLABORATIF UNTUK PENDIDIKAN PERWIRA POLRI

dapat diarahkan untuk menggunakan metode tersebut dalam kegiatan

pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Hendaknya dilakukan penyempurnakan Kurikulum Pelatihan Peningkatan

Kemampuan (Katpuan) Pendidik Polri dengan memasukkan metode

Pembelajaran Kolaboratif.

3. Hendaknya dilakukan penyusunan bahan ajar pelatihan pembelajaran

kolaboratif untuk pendidik Polri

4. Hendaknya dilakukan pelatihan tentang metede pembelajaran kolaboratif

untuk pendidik Polri agar mereka bisa menerapkan metode pembelajaran

kolaboratif dalam pelaksanaan Pendidikan.

C. Lesson Learned

1. Materi pelajaran yang diberikan selama mengikuti PKN I Sangat

bermanfaat utk para Perwira Polri sbg calon pimpinan nasional. dari materi

tersebut project leader mendapatkan hakekat ilmu leadership yaitu

pentingnya Membangun kolaborasi dan komunikasi.

2. Materi pelajaran yang diberikan juga sangat actual sehingga sesuai

dengan kondisi saat ini. Sebagai contoh banyak materi yg mengangkat

tentang digitalisasi yang menjadi ciri revolusi industri 4.0 yang kemudian

berdampak pada munculnya memunculkan gaya kepemimpinan baru

yaitu Kepemimpinan Digital (Digital Leadership). Gaya Kepemimpinan ini

akan sangat bermanfaat jika digunakan juga dalam institusi Polri

3. Salah satu materi diajarkan di PKN I adalah pentingnya membangun

Integritas, karena banyak pemimpin yang pintar, hebat, kaya tetapi

diantara mereka banyak yang masuk penjara karena Korupsi. Hal tersebut

terjadi karena tidak adanya Integritas dan Tuhan dalam diri orang tersebut.

Oleh karena itu, pembangunan integritas menjadi sangat penting untuk

para calon pimpinan nasional Polri