mengatasi kejenuhan siswa dan meningkatkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran pemusatan data
-
Upload
ghilank-ajaa -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
Transcript of mengatasi kejenuhan siswa dan meningkatkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran pemusatan data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan
banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya
adalah rendahnya mutu pendidikan di Negara ini, sehingga dengan adanya
hambatan tersebut akan menjadi sebuah tantangan bagi pengelolah pendidikan di
Indonesia. Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang
pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelolah pendidikan untuk memperoleh
kualitas dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemahaman akan pengertian dan pandangan guru terhadap metode mengajar
akan mempengaruhi peranan dan aktivitas siswa dalam belajar. Sebaliknya
aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat
bergantung pada pemahaman guru terhadap terhadap metode mengajar. Mengajar
bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan melainkan mengandung
makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi
antara siswa dan guru.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang
pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat
yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui
abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan
masalah.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai kegiatan atau
tindakan yang harus dilakukan. Suatu metode dalam pembelajaran pada
hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terstruktur yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh suatu hasil. Keberhasilan
pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat bergantung pada
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
2
kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa untuk belajar aktif sehingga merupakan titik awal
berhasilnya pembelajaran.
Keaktifan siswa merupakan faktor yang sangat penting, karna siswa yang
aktif akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran dibandingkan dengan
siswa yang kurang aktif. Hasil belajar merupakan gambaran tentang bagaimana
siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru, hasil belajar merupakan
output nilai yang berbentuk angka atau huruf yang didapat siswa setelah
menerima materi pembelajaran melalui sebuah tes atau ujian yang disampaikan
guru. Dari hasil belajar tesebut guru dapat menerima informasi seberapa jauh
siswa memahami materi yang dipelajari.
B. Rumusan masalah
Bagaimana penerapan model pembelajaran group investigation ( GI ) untuk
mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran
gejala pusat ?
C. Tujuan
Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan untuk memperoleh hasil yang
jelas dan diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran group
investigation ( GI ) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan
siswa pada materi ukuran gejala pusat.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Sebagai alternative bagi guru untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan
keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
2. Selain itu juga manfaat yang dapat diambil yaitu sebagai motivasi siswa dalam
belajar sehingga prestasinya meningkat.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Pengertian tentang belajar sangat banyak sekali diuraikan oleh beberapa ahli.
Belajar merupakan salah satu masalah yang selalu dibicarakan para ahli pendidik
dan ahli psikologi. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Jadi, seseorang dikatakan belajar apabila dalam
melakukan kegiatan belajar, ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan.
Sedangkan Sutikno mengatakan belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya.
Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan
hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi
yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi
setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
pertumbuhan saja. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang
dapat diperlihatkan, anak-anak demikian juga orang dewasa dapat mengingat
kembali kata-kata yang telah perna didengar atau dipelajarinya. Seseorang dapat
mengingat gambar yang telah pernah dilihatnya, mengingat kata-kata yang baru
dipelajarinya, atau mengingat kata-kata yang baru dipelajarinya, atau mengingat
bagaimana cara memecahkan hitungan.
Lebih lanjut Gagne menjelaskan bahwa ada tiga tahap dalam belajar yaitu (i)
persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian,
pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi, (ii) pemerolehan dan unjuk
perbuatan (performansi) digunakan untuk persefsi selektif, sandi semantic,
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
4
pembangkitan kembali, respon, dan penguatan, dan (iii) alih belajar yaitu
pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar
2. Respons si pebelajar
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.
Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah.
Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman
Ahmadi mengatakan belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti
luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek maupun latihan. Belajar merupakan
proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar
meliputi kegiatan yang menyangkut aspek kejiwaan maupun raga individu. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan Djamarah & Bahri (2008: 13) bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan upaya mencintapkan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan peserta, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan peserta serta
antara peserta didik dengan peserta didik. Berdasarkan Undang-undang No. 20
tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sampai saat ini, belum ada sebuah kesepakatan yang dapat dijadikan
pedoman tentang apa definisi dari matematika itu sendiri. Para ahli berbeda
pendapat dalam menyimpulkan definisi dari matematika.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
5
Matematika mengandung banyak pengertian seperti yang diungkapkan oleh
Soedjadi sebagai berikut:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematis.
2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulus.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan
dengan bilangan.
4. Matematika adalah pengetahuan tentang faktor-faktor kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logis.
6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Dari pengertian di atas terdapat ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat
merangkum pengertian secara umum. Beberapa karakteristik matematika tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Memiliki objek kajian abstrak.
2. Bertumpu pada kesepakatan.
3. Berpola pikir deduktif.
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti.
5. Memperbaiki semesta pembicaraan.
6. Konsisten dalam sistemnya.
Jadi, pembelajaran matematika adalah aktivitas yang sengaja dilakukan untuk
mencapai tujuan matematika yang di dalamnya terkandung upaya untuk
meningkatkan ilmu dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat dan
kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi
interaksi optimal anatara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik
dengan peserta didik.
C. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan
beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik,
democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
6
Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model
Group Investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari
perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic
teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,
yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan
persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik.
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong
siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide
dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah
kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Eggen & Kauchak mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar
kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik atau objek khusus.
D. Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigasi
Sharan mengemukakan langkah-langkah pembelajaran pada model
pembelajaran GI sebagai berikut :
1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus
dikerjakan.
3. Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi atau tugas
yang akan dikerjakan oleh siswa secara kooperatif dalam kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam
kelompoknya.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
7
5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau
salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan
konsep dan memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi.
E. Tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan
prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group
Investigation. Dimana di dalam kelas yang menerapakan model GI, pengajar lebih
berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam
kerangka ini pengajar membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga
tahap:
1. Tahap pemecahan masalah,
2. Tahap pengelolaan kelas,
3. Tahap pemaknaan secara perseorangan.
Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan,
apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap
pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa
yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk
memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan
dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang
dibuatnya, dan apa yang membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti
proses tersebut
F. Kerangka Pembelajaran Grup Investigation
Menurut Joise & Weil menuliskan kerangka operasional model pembelajaran
Group Investigation sebagai berikut:
1. Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah
2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
8
3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan
mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.
4. Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.
5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses
penelitian kelompok.
6. Melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.
G. Ukuran Gejala Pusat (mean, median, modus)
1. Pengertian Mean (Rerata)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berbicara tentang rerata (mean),
misalnya rerata penghasilan, rerata harga dan rerata skor hasil ujian. Rerata
dihitung dengan menggunakan semua nilai dalam data. Jadi, rerata (mean) adalah
jumlah seluruh nilai data dibagi dengan banyaknya data.
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Dengan kata
lain jika kita memiliki N data, maka mean data tersebut dapat kita tuliskan sebagai
berikut :
Dimana:
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
Contoh:
Seluruh pegawai di PT Samudra penghasilan sebulannya dalam satuan ribu rupiah
adalah sebagai berikut dan tentukanlah mean dari penghasilan tersebut:
90, 120, 160, 60, 180, 190, 90, 180, 70, 160
Jawab:
Me : (90 + 120 + 160 + 180 + 190 + 90 + 180 + 70 + 160) : 10 = 130 ribu rupiah.
Jadi penghasilan rata-rata pegawai di PT Samudra adalah Rp. 130.000.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
9
2. Pengertian Median
Median adalah posisi rerata. Kata posisi menunjuk pada tempat sebuah nilai
dalam data. Posisi median dalam data berada di tengah, sehingga banyaknya data
dibawahnya sama dengan banyaknya data di atasnya. Jika banyaknya data ganjil,
media adalah data paling tengah setelah data disusun menurut nilainya dari yang
paling kecil ke yang palingbesar, atau sebaliknya. Untuk sampel yang berukuran
genap, setelah data disusun menurut urutan nilainya, media sama dengan rerata
hitung dua data paling tengah.
Median menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut urutan
nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median
adalah Me. Dengan median Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling
tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainya paling rendah sama
dengan Me. Dalam mencari median, dibedakan untuk banyak data ganjil dan
banyak data genap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut
nilainya, maka median Me adalah data yang terletak tepat di tengah. Median bisa
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh Median :
Hasil observasi umur pegawai di kantor X adalah :
20, 45, 60, 56, 45, 45, 20, 19, 57, 45, 45, 51, 35
Untuk dapat mencari mediannya maka data umur diatas harus disusun terlebih
dahulu urutannya. Setelah disusun, menjadi sebagai berikut :
19, 20, 20, 35, 45, 45, 45, 45, 45, 51, 56, 57, 60
Nilai tengah data diatas berada pada urutan ke 7 yaitu 45.
Jadi, mediannya adalah 45
3. Pengertian Modus
Modus adalah data (kategori) yang paling besar frekuensinya. Dengan modus,
kita mendapat informasi tentang adanya kategori tertentu yang mendominasi
kategori lainnya dalam pengamatan.
Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada data frekuensi,
jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kita menggunakan modus.
Modus sangat baik bila digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorik
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
10
yaitu nominal atau ordinal. Sedangkan data ordinal adalah data kategorik yang
bisa diurutkan, misalnya kita menanyakan kepada 100 orang tentang kebiasaan
untuk mencuci kaki sebelum tidur, dengan pilihan jawaban: selalu (5), sering (4),
kadang-kadang(3), jarang (2), tidak pernah (1).
Contoh:
Sumbangan dari warga Bogor pada hari Palang Merah Nasional tercatat
sebagai berikut: Rp 9.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 9.000, Rp 9.000, Rp 7.000,
Rp 8.000, Rp 6.000, Rp 10.000, Rp 11.000. Maka modusnya, yaitu nilai yang
terjadi dengan frekuensi paling tinggi, adalah Rp 9.000.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
11
BAB III
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya keaktifan siswa didalam kelas.
2. Siswa merasa bosan atau jenuh saat mengikuti pembelajaran.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif dalam pemecahan masalah ini adalah kami menggunakan penerapan
model kooperatif tipe Group investigation, dimana dalam model kooperatif tipe
Group investigation siswa di bentuk kedalam beberapa kelompok secara
heterogen dan kemudian masing-masing kelompok diberikan tugas yang berbeda.
Misalnya diberikan tugas untuk mencari mean, median dan modus, kelompok 1
diberikan tugas mencari data tinggi siswa di dalam kelas, kelompok 2 mencari
data berat badan, kelompok 3 mencari umur siswa. Masing-masing kelompok
membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
Disini ketua kelompok memberikan tugas masing-masing kepada anggota
kelompoknya yang membuat siswa menjadi aktif dan sekaligus dapat mengurangi
kejenuhan siswa dalam kelas. Karrna model pembelajaran group investigation
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai
cara mempelajari suatu topik melalui investigasi.
Dalam model ini, siswa didorong untuk saling bekerja sama untuk
mengumpulkan informasi atau data-data apa saja yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang
diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil
pembahasannya, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil
pembahasannya. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi
kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan dan disini juga Guru lebih
berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasakan hasil pembahasan di atas kita dapat simpulkan bahwa dalam
materi mean, median dan modus ada beberapa hambatan yang dimiliki oleh siswa.
Hambatan diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa dalam kelas dan juga
siswa merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Namun hambatan
itu dapat diselesaikan atau dapat diminimalisir dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group investigation dimana model ini memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif
dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu
topik melalui investigasi.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group investigatigation ini dapat
membantu guru dalam menyelesaikan masalah keaktifan siswa sekaligus
mengurangi kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terjadi
karena setelah penerapan model pembelajaran Group investigation siswa menjadi
lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran
B. Saran
Dengan berbagai uraian di atas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan
baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk itu sangat
diharapkan saran maupun kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah
selanjutnya. Baik dari dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.
Penerapan model kooperatif tipe group investigation (GI) untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan keaktifan siswa pada materi ukuran gejala pusat.