Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

13
Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam (Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad) Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al- Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006) Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3) (Wikipedia)

Transcript of Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Page 1: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam (Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)

 

                      

 

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim

pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha

memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya

kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti

Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah

Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah

perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di

Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,

Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan,

1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun

dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi

modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006)

Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai

tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang

mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus

1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam

bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk

kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3)

(Wikipedia)

Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan

periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya

semasa peperangan di semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence

Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah

sakit yang kotor. 3) (Wikipedia). Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris

pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus

Page 2: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup

sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan

di Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang. 4) (A.Yani, 2004)

Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh studi litelatur sejarah islam dalam bidang

keperawatan dan mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan

keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 – 632 SM ), dengan perkembangan

keperawatan era Florence Nightingale, dan perkembangan keperawatan era tahun 2000 akan

tetap berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan. Kedua tokoh keperawatan tersebut

muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat ini keperawatan bergerak maju dalam suasana

damai, namun dengan kompleksitas tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi

dan penyakit degeneratif (double burden disease).

* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)

Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International

Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century"

yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah

adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi

Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai

perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris,

mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman

klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak

hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan

peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai

macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi

bagi profesi perawat di dunia Islam. 5)

Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj,

yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama

kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu

keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah

Page 3: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid

Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi

sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit

lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan

korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq,

Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga

stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998)

Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang

Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran

untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia

untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan

dan medis.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga

terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,

miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal

pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga

memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.

Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi

tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan

sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun

lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi

pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan

(health education) 2)

Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu

Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita

muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,

Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain

menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW

saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al

Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum

Page 4: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata. 8)

Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu

dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya

dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan,

dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan

suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia

terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan

berperang menggunakan pedang membela Nabi.

* Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan

Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks

perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah

umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa

Islam dan di Arab Saudi khususnya.

1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)

Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit

ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad

(holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa

lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan

memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam

periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan

peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy,

1994) 2)

2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy,

1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang

digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan

keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the

Page 5: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not

Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa

ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan

tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang

sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS

modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta

perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki

(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development

Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan

Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah.

Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun

1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan

Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat

bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke

negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.

Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun

di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi

keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan

pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar

pekerjaan (job training) 7)

* Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang

Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung

31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT,

Page 6: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai

baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita

sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan

negatif, padahal musibah berkonotasi positif," jelasnya. 9)

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi

menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki

harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa

menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab

akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. 9)

Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al

Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya "Alquran

dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap.

Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim

menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga

dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami

prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat

baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi

pendidikan atau pada level pemerintah. 10)

Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah

keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut

pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan

keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual

islam tercermin dalam budaya mereka.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat

berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas

penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang

dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

Page 7: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Valentine day, virus perusak akhlak kaum muda. Hal ini dapat di lihat dari budaya valentine yang kerap kali di rayakan oleh kaum muda muslim. Istilah valentine day sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat,karena sekitar tahun 1980 indonesia sudah diperkenalkan dengan budaya valentine dan setiap tanggal 14 february sebagian pemuda muslim ikut merayakan agenda yahudi dan nasrani, tapi pantaskah kita sebagai pemuda muslim ikut merayakan valentine day?

 

Otomatis jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak. Karena, acara valentine day dibuat untuk mengenang kematian seorang pastur roma yang bernama SANTO VALENTINE. Seorang pastur yang di hukum oleh kaisar romawi karena menikahkan sepasang muda mudi ,di saat kaisar romawi mengeluarkan undang-undang tidak adanya pernikahan bagi pemuda romawi. Akibat tindakan Santo Valentine akhirnya kaisar menjatuhkan hukuman pancung di roma pada tahun 270 M dan mayatnya dikuburkan tepi jalan Flamenia.

Pada masa Paus Galasium I seorang pimpinan dewan gereja, mengubah upacara lupercia yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 15 februari di ubah menjadi 14 februari yang secara resmi di tetapkan pada tahun 496 M sebagai Valentine Day.

Harry Moekti Ajarkan Solusi Selamatkan Generasi Muda Islam

Kapanlagi.com - Peduli dengan perkembangan generasi muda Islam, Dai yang pernah berprofesi sebagai artis, Harry Moekti, mengemukakan salah satu solusi dalam menyelamatkan generasi muda Islam, yaitu dengan mengubah pola pikir hedonisme dan permisivisme yang membuat moralitas bangsa menjadi jatuh.

"Mengapa moralitas generasi muda semakin merosot? Ini karena pemikiran dan kehidupan para pemuda tidak jauh dari hedonisme dan permisivisme," kata Harry Moekti dalam seminar 'Pemuda Islam Era Globalisasi: Menata Diri, Raih Prestasi', di Universitas Islam Jakarta, Kamis (27/9).

Menurut dia, hedonisme adalah paham yang mengutamakan pemuasan nafsu duniawi semata sedangkan permisivisme adalah paham yang serba membolehkan segalanya.

Harry juga mengatakan, kemerosotan akhlak kaum muda juga ditambah dengan semakin canggihnya berbagai hal yang dapat merusak moralitas mereka.

"Misalnya bila di zaman Rasulullah perilaku mabuk-mabukan hanya dengan khamar, maka pada zaman sekarang mabuk-mabukan bisa dengan minum-minuman atau obat-obatan seperti ekstasi dan sebagainya," kata mantan rocker di era 80-an ini.

Page 8: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Selain itu, ia juga menyesalkan sikap masyarakat yang cenderung menganggap berbagai kemerosotan akhlak sebagai hal yang wajar. Hari mencontohkan perselingkuhan dengan melakukan perzinahan, di mana kini sebagian masyarakat ada yang menganggap perbuatan tersebut boleh dilakukan bila antara pihak laki-laki dan pihak perempuan sudah suka sama suka.

"Akibatnya, hedonisme dan permisivisme menjadi acuan perbuatan sehingga mereka (kaum muda) tidak memperoleh informasi yang benar dan lebih banyak dibombardir paham-paham tersebut," katanya.

Ia berpendapat, seorang muslim mesti mengubah pola pandang sesat tersebut antara lain dengan mengubah standar yang dipakai dari 'baik-buruk' menjadi 'halal-haram'.

Dengan demikian, lanjut Harry, maka sudah jelas bahwa perilaku seperti perzinahan itu harusnya dipertimbangkan bukan dari nilai baik atau buruk yang bisa relatif, tetapi dari kacamata halal atau haram yang telah jelas tercantum dalam Al Quran dan hadis Nabi.

Selain itu, ia juga menyerukan agar umat juga berpatokan pada konsep PAS dalam bersikap terhadap ajaran Islam yang mereka emban. "P adalah Pahami Islam, A adalah Amalkan Islam, dan S adalah Sebarkan Islam," kata Harry Moekti. (*/boo)

AKHLAK ISLAMI HIASAN INDAH DALAM SEBUAH KEHIDUPA

stilah “kuno” ataupun “ketinggalan zaman” merupakan gelar atau julukan yang sering dilontarkan oleh kaum muda-mudi zaman ini terhadap seseorang yang mereka anggap sok memperhatikan akhlak atau adab Islami. Sebuah kondisi yang sangat disayangkan jika ini terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keadaan yang seperti ini akan bertambah parah terkhusus pada saat umat Islam sudah tidak lagi memperdulikan lagi akhlak dan adab Islami, terlebih slogan “siapa cepat dia dapat”, “siapa kuat dia yang menang” dijadikan sandaran dalam mencari berbagai macam keuntungan dunia. Tentunya kondisi yang seperti ini tidak akan menjadikan suasana dalam hidup semakin tenang, bahkan keadaan ini justru menjadi sebab keterpurukan sebuah negeri. Wal’iyadzu billah…(kita berlindung kepada Allah).

Akhlak dan adab dalam agama ini memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Tidaklah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam diutus ke dunia ini kecuali sebagai penyempurna akhlak atau budi pekerti yang mulia, sebagaimana Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda» األخالق مكارم ألتمم بعثت « إنما” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.45)

Page 9: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam

Dengan akhlak dan adab yang mulia inilah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam menghiasi hidupnya dalam rumah tangganya, keluarga, di hadapan shahabatnya, dan di hadapan umat secara umum. Termasuk para pembesar-pembesar Quraisy yang kafir ketika saat itu, beliau menyikapi mereka di atas koridor akhlak dan adab yang mulia.Sebuah pengakuan yang begitu indah dari shahabat Anas bin Malik t sebagaimana telah disebutkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya:“Aku telah berkhidmat (menjadi pelayan) Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam selama 10 tahun, beliau tidak pernah mengatakan kepadaku “ah” dan tidak pernah bertanya jika aku telah melakukan sesuatu ‘kenapa kamu melakukannya?’, dan pada sesuatu yang tidak pernah aku lakukan beliau tidak mengatakan ‘mengapa kamu tidak melakukannya?’ Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Al-Bukhari no. 3561/Muslim no. 2309)Hal tersebut merupakan rahmat dan karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla yang telah diberikan kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan besarnya rahmat yang telah diberikan-Nya, sebagaimana firman-Nya :“Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar niscaya mereka akan menjauh dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun untuk mereka serta bermusyawarahlah dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah betekad bulat, maka bertawakallah! Karena sesungguhmya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Ali Imran: 159)Shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khatthab berkata; “Aku menjumpai sifat Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam dalam kitab-kitab terdahulu, bahwa beliau tidak pernah berkata kasar, kotor, dan tidak pula berteriak-teriak di pasar serta tidak membalas perbuatan jelek dengan kejelekan, sebaliknya beliau sangat pemaaf“ ( Tafsir Ibnu Katsir 1/516)Demikianlah akhlak manusia termulia ini. Tidak ada perkara yang lebih indah dalam sebuah kehidupan jika terwarnai dengan kemuliaan akhlak dan budi pekerti, rasa cinta dan kasih sayang, keharmonisan akan terjalin dalam rumah tangga jika setiap individu atau umat Islam menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.Wallahu A’lam Bishshawab