Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam
-
Upload
wendi-mangiri -
Category
Documents
-
view
172 -
download
9
Transcript of Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam
![Page 1: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/1.jpg)
Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam (Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim
pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha
memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya
kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti
Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah
Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah
perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di
Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,
Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan,
1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun
dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi
modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller Rosser, 2006)
Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai
tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang
mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus
1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam
bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk
kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3)
(Wikipedia)
Florence dilahirkan dalam keluarga berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan
periang yang mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya
semasa peperangan di semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence
Nightingale tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah
sakit yang kotor. 3) (Wikipedia). Florence Nightingale dikenal sebagai perawat dan teoris
pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale menekankan fokus
![Page 2: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/2.jpg)
intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif bagi manusia untuk hidup
sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih relevan dengan pendidikan keperawatan
di Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang. 4) (A.Yani, 2004)
Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi lebih jauh studi litelatur sejarah islam dalam bidang
keperawatan dan mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan
keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 – 632 SM ), dengan perkembangan
keperawatan era Florence Nightingale, dan perkembangan keperawatan era tahun 2000 akan
tetap berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan. Kedua tokoh keperawatan tersebut
muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat ini keperawatan bergerak maju dalam suasana
damai, namun dengan kompleksitas tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi
dan penyakit degeneratif (double burden disease).
* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International
Nursing Conference "Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century"
yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah
adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi
Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai
perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris,
mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman
klinik yang dapat ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak
hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan
peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi
bagi profesi perawat di dunia Islam. 5)
Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj,
yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama
kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu
keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah
![Page 3: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/3.jpg)
mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid
Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan Rumah sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad SAW sendiri memerintahkan
korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq,
Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga
stabil/homeostatis. 5)(Omar Hassan, 1998)
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang
Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran
untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia
untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan
dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga
terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.
Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi
tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan
sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun
lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi
pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan
(health education) 2)
Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu
Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita
muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain
menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad SAW
saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti Qays al
Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum
![Page 4: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/4.jpg)
Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata. 8)
Ummu Ammara juga dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu
dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya
dalam bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian Ridhwan,
dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah bersama anak dan
suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal denan luka2nya. Dia
terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan
berperang menggunakan pedang membela Nabi.
* Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan
Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks
perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah
umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa
Islam dan di Arab Saudi khususnya.
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit
ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad
(holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa
lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan
memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam
periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan
peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy,
1994) 2)
2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy,
1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang
digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan
keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the
![Page 5: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/5.jpg)
Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not
Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa
ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan
tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang
sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS
modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta
perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki
(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).
4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan
Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah.
Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun
1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan
Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat
bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke
negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun
di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi
keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan
pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar
pekerjaan (job training) 7)
* Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang
Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung
31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT,
![Page 6: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/6.jpg)
hingga manusia tidak akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai
baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita
sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan
negatif, padahal musibah berkonotasi positif," jelasnya. 9)
Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi
menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki
harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa
menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab
akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. 9)
Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al
Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya "Alquran
dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap.
Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim
menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga
dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami
prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat
baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi
pendidikan atau pada level pemerintah. 10)
Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah
keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut
pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan
keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual
islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat
berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas
penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang
dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.
![Page 7: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/7.jpg)
Valentine day, virus perusak akhlak kaum muda. Hal ini dapat di lihat dari budaya valentine yang kerap kali di rayakan oleh kaum muda muslim. Istilah valentine day sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat,karena sekitar tahun 1980 indonesia sudah diperkenalkan dengan budaya valentine dan setiap tanggal 14 february sebagian pemuda muslim ikut merayakan agenda yahudi dan nasrani, tapi pantaskah kita sebagai pemuda muslim ikut merayakan valentine day?
Otomatis jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak. Karena, acara valentine day dibuat untuk mengenang kematian seorang pastur roma yang bernama SANTO VALENTINE. Seorang pastur yang di hukum oleh kaisar romawi karena menikahkan sepasang muda mudi ,di saat kaisar romawi mengeluarkan undang-undang tidak adanya pernikahan bagi pemuda romawi. Akibat tindakan Santo Valentine akhirnya kaisar menjatuhkan hukuman pancung di roma pada tahun 270 M dan mayatnya dikuburkan tepi jalan Flamenia.
Pada masa Paus Galasium I seorang pimpinan dewan gereja, mengubah upacara lupercia yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 15 februari di ubah menjadi 14 februari yang secara resmi di tetapkan pada tahun 496 M sebagai Valentine Day.
Harry Moekti Ajarkan Solusi Selamatkan Generasi Muda Islam
Kapanlagi.com - Peduli dengan perkembangan generasi muda Islam, Dai yang pernah berprofesi sebagai artis, Harry Moekti, mengemukakan salah satu solusi dalam menyelamatkan generasi muda Islam, yaitu dengan mengubah pola pikir hedonisme dan permisivisme yang membuat moralitas bangsa menjadi jatuh.
"Mengapa moralitas generasi muda semakin merosot? Ini karena pemikiran dan kehidupan para pemuda tidak jauh dari hedonisme dan permisivisme," kata Harry Moekti dalam seminar 'Pemuda Islam Era Globalisasi: Menata Diri, Raih Prestasi', di Universitas Islam Jakarta, Kamis (27/9).
Menurut dia, hedonisme adalah paham yang mengutamakan pemuasan nafsu duniawi semata sedangkan permisivisme adalah paham yang serba membolehkan segalanya.
Harry juga mengatakan, kemerosotan akhlak kaum muda juga ditambah dengan semakin canggihnya berbagai hal yang dapat merusak moralitas mereka.
"Misalnya bila di zaman Rasulullah perilaku mabuk-mabukan hanya dengan khamar, maka pada zaman sekarang mabuk-mabukan bisa dengan minum-minuman atau obat-obatan seperti ekstasi dan sebagainya," kata mantan rocker di era 80-an ini.
![Page 8: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/8.jpg)
Selain itu, ia juga menyesalkan sikap masyarakat yang cenderung menganggap berbagai kemerosotan akhlak sebagai hal yang wajar. Hari mencontohkan perselingkuhan dengan melakukan perzinahan, di mana kini sebagian masyarakat ada yang menganggap perbuatan tersebut boleh dilakukan bila antara pihak laki-laki dan pihak perempuan sudah suka sama suka.
"Akibatnya, hedonisme dan permisivisme menjadi acuan perbuatan sehingga mereka (kaum muda) tidak memperoleh informasi yang benar dan lebih banyak dibombardir paham-paham tersebut," katanya.
Ia berpendapat, seorang muslim mesti mengubah pola pandang sesat tersebut antara lain dengan mengubah standar yang dipakai dari 'baik-buruk' menjadi 'halal-haram'.
Dengan demikian, lanjut Harry, maka sudah jelas bahwa perilaku seperti perzinahan itu harusnya dipertimbangkan bukan dari nilai baik atau buruk yang bisa relatif, tetapi dari kacamata halal atau haram yang telah jelas tercantum dalam Al Quran dan hadis Nabi.
Selain itu, ia juga menyerukan agar umat juga berpatokan pada konsep PAS dalam bersikap terhadap ajaran Islam yang mereka emban. "P adalah Pahami Islam, A adalah Amalkan Islam, dan S adalah Sebarkan Islam," kata Harry Moekti. (*/boo)
AKHLAK ISLAMI HIASAN INDAH DALAM SEBUAH KEHIDUPA
stilah “kuno” ataupun “ketinggalan zaman” merupakan gelar atau julukan yang sering dilontarkan oleh kaum muda-mudi zaman ini terhadap seseorang yang mereka anggap sok memperhatikan akhlak atau adab Islami. Sebuah kondisi yang sangat disayangkan jika ini terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keadaan yang seperti ini akan bertambah parah terkhusus pada saat umat Islam sudah tidak lagi memperdulikan lagi akhlak dan adab Islami, terlebih slogan “siapa cepat dia dapat”, “siapa kuat dia yang menang” dijadikan sandaran dalam mencari berbagai macam keuntungan dunia. Tentunya kondisi yang seperti ini tidak akan menjadikan suasana dalam hidup semakin tenang, bahkan keadaan ini justru menjadi sebab keterpurukan sebuah negeri. Wal’iyadzu billah…(kita berlindung kepada Allah).
Akhlak dan adab dalam agama ini memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan rasul-Nya Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Tidaklah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam diutus ke dunia ini kecuali sebagai penyempurna akhlak atau budi pekerti yang mulia, sebagaimana Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda» األخالق مكارم ألتمم بعثت « إنما” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no.45)
![Page 9: Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan Dalam Sejarah Islam](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082403/5571fa98497959916992987d/html5/thumbnails/9.jpg)
Dengan akhlak dan adab yang mulia inilah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam menghiasi hidupnya dalam rumah tangganya, keluarga, di hadapan shahabatnya, dan di hadapan umat secara umum. Termasuk para pembesar-pembesar Quraisy yang kafir ketika saat itu, beliau menyikapi mereka di atas koridor akhlak dan adab yang mulia.Sebuah pengakuan yang begitu indah dari shahabat Anas bin Malik t sebagaimana telah disebutkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya:“Aku telah berkhidmat (menjadi pelayan) Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam selama 10 tahun, beliau tidak pernah mengatakan kepadaku “ah” dan tidak pernah bertanya jika aku telah melakukan sesuatu ‘kenapa kamu melakukannya?’, dan pada sesuatu yang tidak pernah aku lakukan beliau tidak mengatakan ‘mengapa kamu tidak melakukannya?’ Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Al-Bukhari no. 3561/Muslim no. 2309)Hal tersebut merupakan rahmat dan karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla yang telah diberikan kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan besarnya rahmat yang telah diberikan-Nya, sebagaimana firman-Nya :“Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar niscaya mereka akan menjauh dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun untuk mereka serta bermusyawarahlah dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah betekad bulat, maka bertawakallah! Karena sesungguhmya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Ali Imran: 159)Shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khatthab berkata; “Aku menjumpai sifat Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam dalam kitab-kitab terdahulu, bahwa beliau tidak pernah berkata kasar, kotor, dan tidak pula berteriak-teriak di pasar serta tidak membalas perbuatan jelek dengan kejelekan, sebaliknya beliau sangat pemaaf“ ( Tafsir Ibnu Katsir 1/516)Demikianlah akhlak manusia termulia ini. Tidak ada perkara yang lebih indah dalam sebuah kehidupan jika terwarnai dengan kemuliaan akhlak dan budi pekerti, rasa cinta dan kasih sayang, keharmonisan akan terjalin dalam rumah tangga jika setiap individu atau umat Islam menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.Wallahu A’lam Bishshawab