Memperkuat Keuangan Desa m Kayu Feb 14

43
MEMPERKUAT KEUANGAN DESA Oleh Heru Suprapto Disampaikan dalam Acara Pelatihan Kades, BPD dan LPM 19 Februari 2014 Marang Kayu

description

Keuangan Desa

Transcript of Memperkuat Keuangan Desa m Kayu Feb 14

APBEDES DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DESA

MEMPERKUAT KEUANGAN DESAOleh Heru SupraptoDisampaikan dalam Acara Pelatihan Kades, BPD dan LPM19 Februari 2014Marang Kayu

BiodataNama : Heru Suprapto,SE.,M.SiNIP.: 19620205 198703 1 001NIDN: 0005026201Pekerjaan: -Dosen PNS Diknas.Kopertis XI Banjarmasin dpk. pada Fak.Ekonomi Univ.Kutai Kartanegara (sejak th. 2005) -Tim Ahli DPRD Kukar (2009 sd Sekarang)Pendidikan:Magister Sains bidang Ekonomi Keuangan Daerah Universitas terakhir Mulawarman (2009)Pengalaman: Kukar & Tana Tidung :Tim Perumus Perda No 16 Th 2007 Ttk Keuangan Desa, Perbup turunannya. Kukar : Dll Perda & Perbup (2010 sd 2013), Perda Pemberdayaan Koperasi/UMKM; dll sd sekarang pendampingan legal drafting Pemkab Alamat rumah: Jl. Belida 1 Blok B 1, Timbau Tenggarong. Mail [email protected] : 08115828238/ 08215567000819/02/20142

2

REVIEW PEMERINTAHAN DESA (PP 72 Th 2005 ttg Desa)KedudukanPemerintahan desa berada dalam sub-sistemn pemerintahan kabupaten/kotaUrusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa meliputi:urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; danurusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa. pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota

1. PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DESA

Pemerintahan Desa terdiri atas:Pemerintah Desa BPD.Pemerintah DesaKades dan Perangkat Desa.Perangkat Desa terdiri dari: Sekretaris Desa Perangkat Desa lainnya.

Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak KadesMenyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;Mengajukan rancangan Perdes;Menetapkan Perdes yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;Menyusun dan mengajukan rancangan Perdes mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;Membina kehidupan masyarakat desa;Membina perekonomian desa;Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; danMelaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Fungsi, Tugas dan Hak BPDBPD berfungsi menetapkan Perdes bersama Kades, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.BPD mempunyai wewenang: membahas rancangan Perdes bersama Kades;melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perdes dan peraturan Kades;mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kades;membentuk panitia pemilihan Kades;menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; danmenyusun tata tertib BPD.

BPD mempunyai hak :meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;menyatakan pendapat.Anggota BPD mempunyai hak :mengajukan rancangan Perdes;mengajukan pertanyaan;menyampaikan usul dan pendapat;memilih dan dipilih; danmemperoleh tunjangan.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan.Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Tugas Lembaga Kemasyarakatan meliputi :menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif;menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat.menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugas, lembaga kemasyarakatan mempunyai fungsi :penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dlm pembangunan;penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan kepada masyarakat;penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian, dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotongroyong masyarakat;pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; pemberdayaan hak politik masyarakat;

Kegiatan lembaga kemasyarakatan ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui :peningkatan pelayanan masyarakat;peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;pengembangan kemitraan;pemberdayaan masyarakat; danpengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat;Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.Dana kegiatan lembaga kemasyarakatan dapat bersumber dari:swadaya masyarakat;Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

2. PERATURAN DESA (Perdes)

Perdes ditetapkan oleh Kades bersama BPD.Perdes dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa.Perdes merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. Perdes dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.Masyarakat berhak memberikan masukan dalam rangka penyiapan atau pembahasan Rancangan Perdes.Perdes disampaikan oleh Kades kepada Bupati/Walikota melalui Camat sebagai bahan pengawasan dan pembinaan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

Untuk melaksanakan Perdes, Kades menetapkan Peraturan Kades dan/atau Keputusan Kades.Perdes dan Peraturan Kades dimuat dalam Berita Daerah.Pemuatan Perdes dan Peraturan Kades dilakukan oleh Sekretaris Daerah.Perdes dan Peraturan Kades disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.Rancangan Perdes tentang APB Desa yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Kades paling lama 3 (tiga) hari disampaikan oleh Kades kepada Bupati untuk dievaluasi.

Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Perdes disampaikan paling lama 20 hari kepada Kades.Apabila hasil evaluasi melampaui batas waktu dimaksud, Kades dapat menetapkan Rancangan Perdes tentang APB Desa menjadi Perdes.Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman Pembentukan dan mekanisme penyusunan Perdes diatur dengan PERDA Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri.

3. APB Desa

Siklus APB Desa (Permen 37 Th 2007)

Visi& Misi Kades TerpilihRaperdesAPB DesaPersetujuanRaperdesAPB DesaRKP Desa (Keputu-san Kades)RPJM Desa (Perdes)

Kepala Desa MenyusunDijabarkan Dalam Musren-bangdesKades dan BPD MenyusunSekdes MenyusunDibahas Bersama : Kades dg BPDDisam-paikan Ke Bupati

17

Lanjutan

Disam-paikan Ke BupatiEvaluasi RAPBDes Oleh BupatiDikembalikanPerdes APB DesaMenggu-nakan Pagu APB Desa Th SebelumnyaSesuaiLebih Dr 20 Hari KerjaTidak SesuaiDitindak-lanjuti/ DiperbaikiTidak Ditindak-lanjuti

18

Anggaran Pendapatan dan Belanja DesaAPB Desa terdiri atas bagian pendapatan Desa, belanja Desa dan pembiayaan.Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.Kades bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.Pedoman penyusunan APB Desa, perubahan APB Desa, perhitungan APB Desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Sumber PendapatanPendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota disalurkan melalui kas desa.pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah.Kekayaan Desa terdiri atas :tanah kas desa;pasar desa;pasar hewan;tambatan perahu;bangunan desa;pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; danlain-lain kekayaan milik desa.

Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Provinsi atau Kabupaten tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa.Pungutan retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh Desa tidak dibenarkan dipungut atau diambil alih oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten. Bagian desa dari perolehan bagian pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten dan pengalokasiannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati

Pemberian hibah dan sumbangan tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang kepada desa.Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan di dalam APB Desa.Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber pendapatan desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Pendapatan DesaPendapatan Desa

25

Belanja DesaBelanja Desa

26

Pembiayaan DesaPembiayaan Desa

27

Alokasi Belanja Desa Lsg al:Anggaran RutinHonorariumATKLain-lain sesuai dengan Perda dan perdesAnggaran PembangunanPembangunan FisikPembangunan EkonomiPembangunan Sosial (Pemberdayaan)

Problem Keuangan Desa(APBDES)Desa menghadapi kekurangan pendapatan baik, dalam bentuk ADD, bantuan, bagi hasil pendapatan asli.Desa menghadapi rendahnya kapasitas untuk mengelola sumber-sumber pendapatan secara maksimal.Desa belum mengembangkan BUMDES secara maksimal sebagai sumber pendapatan desa dan sumber kesejahteraan rakyatnya.Desa menghadapi ketidakberdayaan untuk mereklaiming kekayaan desa yang berada di tangan pemerintah, investor atau elit lokal.Desa seringkali mendapat Intervensi dari pihak lain dalam menyusun belanja APBDes.

Alokasi dana pembangunan terutama untuk pembangunan fisik, sehingga pembangunan sosial dan pemberdayaan kurang mendapat prioritasPartisipasi masyarakat dalam proses penyusunan RPJMDes, RKPD dan RAPDes sangat rendah dan cenderung dimanipulasi oleh elit penguasa.

Problem ADD 1Ketergantungan yang besar dari desa atas dana ADD, bukan dari dana hasil BUMDES dan pendapatan asli.Pembinaan dan pengawasan dari Pemda yg kurang maksimal.

Problem ADD .2Secara riil besarnya ADD yang masuk ke desa masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan.Seharusnya money folow fungtion tetapi sebaliknya kebutuhan mengikuti ketersediaan anggaran baik jumlah mapun waktunya.Besar kecilnya ADD serta alokasinya di desa tergantung pada kepentingan Daerah yang belum tentu sesuai dengan kepentingan desa.Turunnya dana ADD tidak dapat dipastikan sehingga tidak sesuai dengan rencana program.

Problem Pendapatan Asli Desa Desa belum menyusun Perdes yang mendukung sebagai sumber PADesPemanfaatan aset desa sebagai sumber PADes masih blm maksimalBelum ada penyerahan urusan kewenangan kepada Desa dari Kabupaten

Problem Pendapatan Asli Desa .. 2Pasar desa, dll atau infrastruktur ekonomi lainnya sebagai sumber pendapatan masih sebatas wacana. Upaya reklaim masih memerlukan proses advokasi yang panjang.Kurangnya insiatif daerah dan desa untuk menggerakankan kemanfaatan kekayaan desa sebagai sumber pendapatan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

4. BUMDES Pentingnya BUMDESAlasan Otonomi desaMemandirian masyarakat desaMendekatkan pemerintah desa dengan masyarakatMeningkatkan pendapatan desa untuk kesejahteraan rakyatBUMDes bergerak untuk memperjuangkan kesra warga desa BUMdes mengembangkan potensi desa agar menjadi kekuatan ekonomi desaBUMDes menjadi patron yang mengayomi usaha skala kecil di desa dengan membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi kelompok miskin.

Perda BUMDesa No 1 Th 2008/ Permendagri 39 Tahun 201035

Unit-unit usaha BUMDes yang bergerak pada sektor pelayanan publik menjamin warga dapat mengaksesnya.BUMDes dikelola langsung oleh kelompok sektoral dan komunitas atau dikelola dengan mereka bersama (shareholding)Keuntungan dari BUMDes yang diterima desa didistribusikan kembali ke masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.BUMDes sebagai alat redistribusi surplus bukan akumulasi kapital atas yang kuat terhadap yang lemah

Modal BUMDes terdiri atas milik pemerintah desa dan masyarakat luasKetika kemandirian usaha meningkat, pemerintah desa bisa mengurangi modal yang ditanamkanSemua warga mempunyai hak untuk menanamkan modalPembentukan BUMDes dilakukan melalui pengkajian yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta melalui proses yang partisipatif

Cotoh BUMDEsAngkutan Umum DesaPenyewaan Tanah Kas Desa Usaha Penyewaan Peralatan PertanianUsaha penyewaan peralatan konstruksi ringanPasar DesaLembaga Perkreditan DesaUB Air MinumPenyewaan perlata pestaDll

5. Agenda Penguatan Keuangan DesaAdvokasi tentang ADD dan bagi hasil sebagai hak desaPeningkatan ADD sesuai dengan kebutuhan desa untuk mengejar keterbelakangan dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan dan peberdayaan ekonomiIntegrasi program-program pemerintah ke dalam APBDESPengelolaan keuangan desa sebagaia arena meujudkan good governance.Peningkatan akses, kotrol dan tata kelola sumber pendapatan asli desa.Pengembangan BUMDES dalam rangka peningkatan pendapatan asli desa, pemberdayaan ekonomi desa dan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik desa.

Kebutuhan bagi desa untuk memberdayakan masyarakatnya Belanja desa terutama untuk belanja tidak langsung daripada untuk langsung, hrs diubah.Sumber pendapatan pembangunan terutama mengandalkan pada sumbangan masyarakat dalam bentuk gotongoyong, bukan retribusi.Alokasi dana pembangunan terutama untuk pembangunan fisik, sehingga pembangunan sosial dan pemberdayaan kurang mendapat prioritas, hsr diubah.Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan RPJMDes, RKPD dan RAPDes sangat rendah dan cenderung dimanipulasi oleh elit penguasa.

Lanjutan

Prinsip APBDES Partisipatif

Masyarakat terlibat aktif dalam proses penyusunan RPJMD sampai penjadi APBDESSuara masyarakat kuat dengan didasari oleh kesadaran kritis, bukan kesadaran semu.Masyarakat memiliki kapasitas teknokratis tentang tata administrasi pengelolaan anggaran secaza transoparan dan akuntabel.RAPBDes digodok dengan serius oleh Bamusdes, dan Bamusden mempunyai fungsi budgenting yang disegani oleh pemdes.

Terdapat mekanisme kelembagaan yang memberikan ruang dan hak bagi warga untuk ikut menggodok RKPDesa dan RAPBDESAlokasi belanja untuk mengutamakan pada pemberdayaan masyarakatPengembangan ADD untuk Penguatan Ekonomi Desa dan Pro Poor

TERIMAKASIHNEXT SESION II