Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

5

Click here to load reader

Transcript of Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

Page 1: Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

MEMPERKENALKAN BUNYI ALAT MUSIK GAMELAN DARI JAWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS SD

Khoiriyah, Universitas PGRI Semarang, [email protected]

Abtraks:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan (need assesment) siswa dalam belajar sains (IPA) di SD yang akan digunakan sebagai dasar dalam merancang pembelajaran sains berbasis budaya untuk pengembangan kompetensi dasar sains dan nilai kearifan budaya. Pembelajaran IPA SD dengan materi bunyi yang dapat dikembangkan dengan menggunakan media berupa alat musik tradisional gamelan. Tujuannya untuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia agar terus berkembang dan dikenal dari generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan dengan mangacu pada kompetensi dasar pada pelajaran IPA di SD sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Pendidikan IPA SD akan lebih bermakna dengan menerapkan maupun memadukannya dengan alat musik tradisional gamelan Jawa.

Kata kunci: pembelajaran IPA SD materi bunyi, gamelan.

PENDAHULUAN

Bangsa indonesia melakukan pembangunan diberbagai bidang kehidupan, yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pendidikan, dan lain-lain. Namun pembangunan di Indonesia tidak berjalan semulus yang diharapkan. Ada beberapa faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam antara lain berasal dari sikap masyarakat Indonesia sendiri. Sedangkan dari luar seperti dampak adanya pengaruh dari luar terhadap berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Nasruddin; Sudarsono, (2008: 217 ) mengungkapkan bahwa “pembangunan Indonesia memiliki modal dasar yaitu modal budaya bangsa Indonesia yang terus berkembang sepanjang sejarah. Namun nilai budaya agaknya berada dalam kedudukan yang rawan, yang perlu mendapat perhatian kita. Nilai-nilai yang berlaku di dalam tata kehidupan keluarga dan masyarakat pada umumnya telah mendapat gempuran berat dari berbagai penjuru. Berbagai norma yang berlaku di dalam keluarga dan masyarakt mengalami kepudaran, dan bila tidak mendapat perhatian , dikhawatirkan akan runtuh dalam beberapa generasi mendatang”.

Elly M. Setiadi, (2006:37) mengemukakan bahwa “manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya”. Indonesia memiliki budaya yang khas dimiliki oleh masing-masing daerah dari sabang sampai merauke . Budaya di Indonesia berbeda dengan budaya barat. Masuknya budaya barat ke Indonesia berdampak pada hilangnya budaya Indonesia sendiri, karena pergeseran budaya barat yang telah masuk dan dianggap lebih modern dari pada budaya Indonesia sendiri yang justru anak muda sekarang menilai budaya Indonesia merupakan budaya kuno. Dengan begitu perlu adanya pelestarian budaya agar tidak punah dan terus berkembang dari generasi ke generasi berikutnya. Salah satu pelestarian budaya bisa melalui pendidikan.

Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua bidang yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Pendidikan sangat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia begitu pula sebaliknya. Pelestarian budaya melalui pendidikan merupakan hal positif untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan di Indonesia lebih efektif melalui dunia pendidikan karena dengan begitu kebudayaan akan tetap ada, dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya melalui pendidikan. I Wayan Suastra (2010) mengemukakan bahwa “seperti yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan, bahkan kebudayaan merupakan alas atau dasar pendidikan. Rumusan ini menjangkau

Page 2: Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

jauh ke depan, sebab dikatakan bukan hanya pendidikan itu dialaskan kepada suatu aspek kebudayaan yaitu aspek intelektual, tetapi kebudayaan sebagai keseluruhan. Kebudayaan yang menjadi alas pendidikan tersebut haruslah bersifat kebangsaan. Dengan demikian kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang riil yaitu budaya yang hidup di dalam masyarakat kebangsaan Indonesia”.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/ MI dalam Kurikulum 2013 dikembangkan filosofi yang diantaranya adalah pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Dengan adanya kurikulum pendidikan yang berakar pada budaya maka pembelajaran perlu adanya keterkaitan antara satu disiplin ilmu dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Seperti Ilmu Pengetahuan Alam yang bisa kita susun dengan berlandaskan kebudayaan yang ada dilingkungan sekitar. Contohnya: alat musik tradisional Jawa yaitu gamelan yang bisa dijadikan sebagai alat demonstrasi untuk mencapai kompetensi dasar tentang membedakan sifat-sifat bunyi yang dilakukan oleh guru dan siswa pada pembelajaran IPA sekolah dasar. Slamet Rahardjo (200:42) mengatakan bahwa “sesuai dengan tingkat perkembangan intelegensi anak usia dini dan perkembangan fisik serta jiwa anak, maka bentuk-bentuk permainan musik masih dititik beratkan pada kualitas bunyi.

Gamelan merupakan alat musik tradisional Jawa yang perlu dijaga dan dilestarikan. Melalui pendidikan sains diharapkan siswa dapat mengenal alat musik tradisional tersebut sekaligus mewujudkan kompetensi dasar dalam membedakan sifat-sifat bunyi materi IPA di SD.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalahnya adalah 1) kompetensi dasar apa yang dapat dikembangkan dari materi bunyi yang berkaitan dengan alat musik tradisional gamelan, 2) bagaimana penerapan pembelajaran materi bunyi IPA di SD dengan menggunakan alat musik tradisional gamelan.

Tinjauan pustaka:

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan.

IPA merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “ science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. “Science” artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan kata IPA sebagai suatu istilah.

Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari kompetensi inti.

Page 3: Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat.

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.

PEMBAHASAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan alam, ilmu alam bersifat sistematis sehingga pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadikan peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkan pengetahuannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan pendidikan IPA berbasis arif budaya dapat diterapkan di pendidikan sekolah dasar dengan memanfaatkan budaya lokal yang ada di lingkungan sekitar..

Di dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/ MI diantaranya tertuang tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Setelah peneliti menganalisis terdapat KD pada kelas IV SD yang berhubungan dengan materi pokok bunyi. Kompetensi dasar tersebut adalah KD 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera pendengaran, dan KD 4.4 Menyajikan hasil percobaan atau observasi tentang bunyi. KD tersebut dapat dijabarkan menjadi indikator yang berhubungan dengan alat musik tradisional gamelan. Indikatornya yaitu sebagai berikut: 1) Menjelaskan sumber bunyi gamelan dalam bentuk tulisan, 2) Membandingkan bunyi yang dihasilkan dari alat musik tradisional gamelan Jawa.

Pembelajaran IPA di SD khususnya materi bunyi di daerah Jawa akan lebih menarik dengan alat musik tradisional gamelan karena dengan gamelan siswa akan antusias untuk mengamati, mencoba atau mendemonstrasikan alat musik gamelan. Karena alat musik gamelan di Jawa terdapat beberapa jenis yaitu gendang, bonang, saron, demung, kenong, slenthem, gong dan kempul, gambang, siter, rebab, dan suling. Dengan banyaknya jenis alat musik gamelan siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran materi bunyi tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif pengenalan budaya Jawa melalui alat musik tradisional yang dimasa modern semakin tidak dikenal oleh kalangan muda. Dengan begitu alat musik tradisional gamelan dapat terus dijaga dan dilestarikan sebagai budaya yang dapat diwariskan ke anak cucu bangsa seterusnya.

Selama ini proses pembelajaran materi bunyi di SD hanya diajarkan melalui teori saja, belum ada yang mencoba mengenalkan bunyi melalui alat musik tradisional gamelan. Untuk itu perlu dicoba di sekolah-sekolah daerah Jawa yang sekaligus mengenalkan bahwa alat musik tradisional gamelan berasal dari daerah Jawa. Tidak perlu susah mencari alat musik tersebut karena masih sering terlihat gamelan yang dimainkan pada saat upacara adat, ketoprak, wayang kulit dan sedekah bumi. Apabila guru tidak bisa membawa gamelan ke dalam kelas, bisa menggunakan alternatif lain yaitu guru dan siswa mengunjungi tempat pemilik gamelan dengan izin terlebih dahulu. Ketersediaan media di sekolah masih belum memadai, hal ini menjadikan proses pembelajaran terhambat untuk itu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun jika hal itu lambat bisa diatasi oleh guru, guru harus kreatif mengatasi hal-hal semacam itu. Tindak lanjut guru bisa dilakukan

Page 4: Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

seperti halnya masalah penyediaan alat musik gamelan yang belum difasilitasi oleh sekolah-sekolah.

Untuk mengembangkan pembelajaran dengan materi sifat-sifat bunyi bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa 2. Guru menjelaskan materi bunyi 3. Guru menyiapkan media alat musik tradisional gamelan 4. Siswa mencoba memainkan alat musik secara bergantian 5. Siswa mendiskusikan jenis alat musik gamelan 6. Siswa membedakan bunyi alat musik satu dengan alat musik yang lainnya. 7. Siswa membuat kesimpulan

Peserta didik di SD merupakan masa dimana pembelajaran lebih bermakna dengan menggunakan pembelajaran langsung atau praktik yang dilakukan siswa, karena isi pelajaran yang didapat akan lebih lama diingat dari pada hanya menghafal materi pelajaran. Belajar disini sama dengan latihan sehingga hasil belajar akan tampak dari ketermpilan-keterampilan yang dimiliki peserta didik. Pembelajaran secara langsung dengan melakukan percobaan memainkan gamelan akan membuat peserta didik lebih tertarik sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi sangat penting dan dibutuhkan dalam proses pmbelajaran, karena motivasi menggerakkan, mengarahkan, serta jembatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Motivasi siwa yang didapat saat bermain alat musik gamelan adalah siswa akan lebih terampil dalam memainkan alat musik tradisional yang sebelumnya belum pernah dicoba. Rasa ingin tahu peserta didik akan hal yang baru dijumpai membuat kesan yang berbeda. Peserta didik akan lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal baru demikian dapat dijadikan contoh bagi guru untuk diterapkan di SD.

PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakn bahwa Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA di SD materi bunyi dapat diuraikan menjadi indikator yang berhubungan dengan alat musik tradisional yaitu gamelan dari Jawa. Guru dapat memvariasikan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik. Disarankan perlu segera dilakukan kajian lebih lanjut terhadap penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan alat musik tradisional gamelan Jawa sebagai wujud pelestarian budaya yang dapat dikembangkan dari kompetensi dasar dan kearifan budaya yang sangat dibutuhkan pada pembelajaran IPA SD.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu., dan Supriyono, Widodo. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anshoriy, M. Nasruddin., dan Sudarsono. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rahardjo, Slamet. 2006. Strategi Pembelajaran Musik Anak Usia Dini (TK & SD). Salatiga: Yayasan Suara Duta Salatiga.

Rakhmat, Cece. 2008. Menyemai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan. Jurnal Institut Hindu Dharma Negeri, Bali.

Setiadi, Elly M., A. Hakam, Kama., dan Effendi Ridwan. 2006. Ilmu Soasial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 5: Memperkenalkan bunyi alat musik gamelan dari jateng dalam pembelajaran sains sd

Soelaeman, Munandar. 2007. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.

Suastra, I Wayan. 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar dan Nilai Kearifan di SMP. Jurnal Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana Singaraja.

Sumarsam. 2003. Gamelan Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.