Membuat Konfigurasi Elektron
-
Upload
eka-yuniarti -
Category
Documents
-
view
27 -
download
5
Transcript of Membuat Konfigurasi Elektron
Membuat konfigurasi elektron :
- Ikuti tanda panah sebagai urutan penyusunan konfigurasi elektron, contoh:
untuk atom 21Sc
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
- Diperbolehkan menyingkat konfigurasi dengan konfigurasi elektron gas mulia,
contoh:
10Ne : 1s2 2s2 2p6
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 bisa disingkat menjadi [Ne] 3s1
- Untuk ion, memiliki aturan konfigurasi sebagai berikut:
1. Ion positif : jumlah elaktron akan berkurang sesuai dengan besarnya muatan
karena atom melepaskan elektron.
2. Ion negatif : jumlah elektron bertambah sesuai dengan besarnya muatan
karena atom menerima elektron.
Contoh:
12Mg : 1s2 2s2 2p6 3s2
Mg2+ : 1s2 2s2 2p6
35Br : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 atau [Ar] 4s2 3d10 4p5
Br- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 atau [Ar] 4s2 3d10 4p6
Menentukan elektron valensi
1. Golongan utama memiliki kulit terluar ns dan np
2. Golongan transisi memiliki kulit terluar (n-1)d dan ns
Contoh :
a. 17Cl
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau [Ne] 3s2 3p5
Kulit valensi : 3s dan 3p
Elektron valensi : 2 + 5 = 7
Menentukan empat bilangan kuantum
1. Buatlah konfigurasi elektron, contoh:
15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 atau [Ne] 3s2 3p3
2. Tentukan kulit valensi dan jumlah elektron valensi, contoh:
15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 atau [Ne] 3s2 3p3, maka
Kulit valensi : 3s dan 3p
Jumlah elektron valensi : 2 + 3 = 5
3. Tentukan keempat bilangan kuantum dengan urutan:
n = 3 (sesuai dengan kulit valensi)
l = 1 (sesuai dengan kulit valensi/subkulit p)
m = +1 (sesuai dengan urutan pengisian elektron dalam orbital)
s = +1/2 (sesuai dengan arah spin elektron valensi)
Menentukan nomor atom dari data bilangan kuantum
1. Tentukan subkulit berdasarkan harga n dan l, contoh
n = 2
l = 1, berarti elektron terakhir teletak pada subkulit 2p
2. Tentukan jumlah elektron berdasarkan harga m dan s
m = +1
s = +1/2, berarti jumlah elektron valensi = 3
3. Tentukan letak elektron terakhir, dari contoh diatas elektron terakhir adalah 2p3
4. Buat konfigurasi elektron lengkap, berdasarkan contoh diatas konfigurasi
elektron lengkapnya adalah: 1s2 2s2 2p3
5. Tentukan jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom, dari contoh diatas
jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 7
Latihan soal:
1. Buatlah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut:
a. 6C
b. 22Ti
c. 33As
2. Buatlah konfigurasi elektron dari ion-ion berikut:
a. 8O2-
b. 19K+
3. Tentukan empat bilangan kuantum untuk unsur-unsur berikut:
a. 22Ti
b. 33As
c. 8O2-
d. 19K+
4. Tentukan nomor atom dari unsur-unsur yang memiliki empat bilangan kuantum
berikut:
a. Atom A, n = 4, l = 0, m = 0, dan s = -1/2
b. Atom B, n = 3, l = 2, m = -1, dan s = -1/2
c. Atom C, n = 4, l = 2, m = 0, dan s = +1/2
TERMOKIMIA
Sistem : segala sesuatu/sejumlah zat yang dipelajari perubahan energinya.
Lingkungan : semua yang berada di sekitar sistem
PERUBAHAN ENTALPI
Entalpi (H) : energi yang terkandung di dalam suatu zat pada suhu 25°C (298K)
dan tekanan 1 atm.
Perubahan entalpi (H) : proses perubahan energi yang terjadi karena adanya
pelepasan dan penyerapan kalor.
Contoh : perubahan entalpi pada peristiwa perubahan es menjadi air adalah
∆ H=HH 2O(s )−H H 2O( l)
Perubahan air menjadi es menyerap kalor sebanyak 5,86 kJ/mol. Proses perubahan
ini dapat ditulis dengan persamaan termokimia sebagai berikut:
H 2O(s )→H 2O(l )∆ H=+5,86kJ
Reaksi endoterm : reaksi yang berlangsung dengan menyerap energi dari
lingkungan ke sistem. Entalpi sesudah reaksi > entalpi sebelum reaksi, maka nilai
H = +.
Reaksi eksoterm : reaksi yang berlangsung dengan melepaskan energi dari
sistem ke lingkungan. Entalpi sesudah reaksi < entalpi sebelum reaksi, maka nilai
H = - .
Untuk menjelaskan hubungan entalpi sistem sebelum dan sesudah reaksi dapat
dinyatakan dengan :
a. Persamaan termokimia
b. Diagram tingkat entalpi
JENIS-JENIS ENTALPI
Pada umumnya reaksi kimia dilakukan pada tekanan tetap, maka perubahan entalpi
sama dengan banyaknya kalor (qP) yang diserap atau dibebaskan
∆ H=qP
1. Entalpi Pembentukkan ( ∆Hf)
Kalor yang dikeluarkan atau diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari
reaksi unsur-unsurnya. Sedangkan ∆Hf0 adalah kalor yang dikeluarkan atau
diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari reaksi unsur-unsurnya pada
suhu 25°C dan tekanan 1 atm.
Contoh:
H2(g ) + 12
O2(g)
→ H2 O(l) ∆Hf0 = -258,8 kJ/mol
Nilai ∆ H f0 untuk unsur dan molekul poliatomik (diatomik, dll) adalah = 0
Contoh :
∆Hf0 C = 0 ∆Hf
0 Fe = 0 ∆Hf0 O2 = 0 ∆Hf
0 N2 = 0
2. Entalpi Penguraian (∆Hd)
Kalor yang dikeluarkan atau diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari
reaksi unsur-unsurnya. Sedangkan ∆Hd0adalah kalor yang dikeluarkan atau
diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari reaksi unsur-unsurnya pada
suhu 25°C dan tekanan 1 atm.
Contoh :
H2O(l) → H2(g ) + 12
O2(g)
∆Hd0= +258,8 kJ/mol
Hukum Laplace (Marquis de Laplace)
“ jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukkan senyawa dari unsur-
unsurnya sama dengan julah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa
tersebut menjadi unsur-unsurnya ”
3. Entalpi Pembakaran (∆Hc)
Kalor yang dikeluarkan atau diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari
reaksi unsur-unsurnya. Sedangkan ∆Hc0adalah kalor yang dikeluarkan atau
diserap pada pembentukkan 1 mol senyawa dari reaksi unsur-unsurnya pada
suhu 25°C dan tekanan 1 atm.
Contoh :
CH4( g ) + 2O2(g) → CO2( g) + 2H2 O (l ) ∆Hc0= -889,5 kJ/mol
PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI
Dapat ditentukan dengan alat kalorimeter (praktikum), data ∆Hf0 dan hukum
Hess.
1. Kalorimeter
Satuan yang digunakan adalah kalori atau joule. 1 kalori = banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C.
1 kalori = 4,186 joule
Rumus yang digunakan pada perhitungan H dengan kalorimeter adalah
q = m x c x T
Ket : q = kalor, m = massa air, c = kalor jenis air, T = perubahan suhu (°C)
Contoh :
Di dalam sebuah kalorimeter terdapat zat A dan B yang bereaksi, ternyata air
di sekelilingnya menunjukkan kenaikan suhu 4°C untuk 500 gram air.
Berapakah kalor reaksi zat tersebut?
Jawab:
q = m x c x T
q = 500 g x 1kal
g0C x 4°C
q = 2000 kalori
q = 2000 kalori x 4,186 joule = 8372 joule = 8,37 kJ
2. Perhitungan H berdasarkan ∆Hf0
Perubahan entalpi (∆HR) dapat dihitung dengan rumus
∆HR =∑∆Hf0 hasil reaksi- =∑ ∆Hf
0 pereaksi
Contoh :
Tentukan ∆HR pembakaran C2 H6jika diketahui :
∆Hf0 C2 H6 = -84,7 kJ/mol, ∆Hf
0 CO2= -392,5 kJ/mol, ∆Hf0 H2O(l )= -285,8 kJ/mol
Jawab :
C2 H6(g)+312
O2(g)
→ 2CO2(g) +3H2 O(l)
∆HR C2H6 = [2 x ∆Hf0 CO2 + 3 x ∆Hf
0 H2 O] – [ ∆Hf0 C2 H6 + 3
12
x ∆Hf0 O2]
= [2 x (-392,5) + 3 x (-285,8)] – [ -84,7 + 0]
= - 1557,7 kJ
3. Hukum Hess (German Hess)
“ kalor reaksi yang dilepaskan atau diserap hanya bergantung kepada
keadaan awal dan keadaan akhir”
Contoh :
Diketahui reaksi berikut:
C(s) + O2(g) → CO2( g) ∆H= - 393,5 kJ
H2(g) + 12
O2(g)
→ H2 O(l) ∆H= -285,8 kJ
C2 H6(g)+312
O2(g)
→ 2CO2(g) +3H2 O(l) ∆H= - 1559,7 kJ
Tentukan : ∆H reaksi 2 C(s)+3 H2(g)→C2 H6(g)
Jawab :
Perhitungan aljabar
2 C(s) + 2O2(g) → 2CO2( g) ∆H= 2( -393,5 ) kJ
3 H2(g) + 32
O2(g)
→ 3H2 O(l) ∆H= 3( -285,8 ) kJ
2CO2(g) + 3H2O(l) → C2H6(g) +312
O2(g)
∆H= - 1559,7 kJ
+
2 C(s)+3 H2(g)→C2 H6(g) ∆H= - 84 ,7 kJ