Membran Extra Embrional - gina

15
MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL Oleh: Nama : Gina Amalia NIM : B1J013004 Rombongan : VII Kelompok : 1 Asisten : Kamilah Dwi Septiani LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

description

Laporan perkembangan hewan

Transcript of Membran Extra Embrional - gina

Page 1: Membran Extra Embrional - gina

MEMBRAN EKSTRA EMBRIONAL

Oleh:

Nama : Gina AmaliaNIM : B1J013004Rombongan : VIIKelompok : 1Asisten : Kamilah Dwi Septiani

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2014

Page 2: Membran Extra Embrional - gina

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran ekstra embrional merupakan membran atau selaput seluler yang

dibentuk bersamaan dengan perkembangan embrio serta memiliki peran yang

penting. Strukturnya dibentuk dari jaringan embrional tetapi tidak menjadi bagian

tubuh organisme pada periode setelah kelahiran ataupun penetasan. Membran ekstra

embrional memiliki peranan vital dalam perkembangan embrio yaitu sebagai sarana

untuk mengeluarkan sisa metabolisme, mentransfer nutrisi dari induk kepada embrio

dan perlindungan dari faktor kimia, fisik maupun biologis (Niknejad, 2008).

Tahap pertama dalam pembentukkan membran ekstra embrional adalah

perluasan lapisan jaringan peripheral (ektoderm, mesoderm, endoderm) ke

permukaan atas yolk. Lapisan mesoderm terbagi ke dalam bentuk coelom ekstra

embrional, kemudian bervaskularisasi ke dalam lapisan mesoderm endoderm

(splanchnopleura) menentukan yolk sac. Lapisan ektoderm luar tidak bervaskularisasi

dengan lapisan mesoderm (somatopleura) yang berhubungan dengan ektoderm

membentuk chorion dan amnion. Kepala dan lipatan tubuh yang mengelilingi embrio

membentuk amnion. Jaringan somatopleura memperluas hubungan seroamniotic

membentuk permukaan dalam yaitu chorion (Balinsky, 1970).

Alasan digunakannya  embrio ayam dan fetus mencit karena mudah didapat

dan memiliki membran ekstra embrional yang lengkap serta mudah diamati. Terdapat

empat macam selaput embrio pada ayam yaitu alantois, kantung yolk, amnion dan

serosa. Fungsi utama dari membran ekstra embrional pada aves dan mamalia adalah

untuk perlindungan, transfer nutrisi, pertukaran gas, dan pembuangan sisa

metabolisme (Sheng, 2012).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat mengenali dan menggambar

morfologi membran ekstra embrional serta menjelaskan fungsinya masing-masing.

II. MATERI DAN METODE

Page 3: Membran Extra Embrional - gina

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah gunting, pinset, gelas arloji,

dan pensil.

Bahan yang digunakan adalah embrio ayam umur 15-18 hari dan fetus mencit

umur 11-16 hari kehamilan.

B. Metode

Pengamatan membran ekstra embrional pada embrio ayam

1. Bahan dan semua peralatan praktikum yang dibutuhkan disiapkan.

2. Cangkang telur digunting pada sisi tumpulnya secara melingkar sehingga

membran cangkang dalam terlihat.

3. Membran cangkang digunting dengan hati-hati dan dicari bagian pada membran

cangkang yang tervaskularisasi. Bagian tersebut adalah chorio-allantois.

4. Embrio dikeluarkan dari cangkang dan diletakkan di gelas arloji.

5. Kantung berisi cairan transparan yang langsung membungkus embrio diamati.

Bagian tersebut adalah amnion.

6. Bagian yolk diamati, saccus vitelinus dikenali.

7. Kantung berisi cairan jernih berwarna kekuningan dengan ukuran lebih besar

dari amnion diidentifikasi. Kantung tersebut adalah allantois.

8. Bagian dalam cangkang telur diamati untuk melihat chorion/serosa.

9. Embrio dengan membran ekstra embrional digambar dan disebutkan bagian-

bagiannya dan didokumentasikan.

Pengamatan membran ekstra embrional fetus mencit 9-12 hari

1. Mencit hamil (pada umur yang ditentukan dimatikan secara servical dislocation.

Dinding abdomen mencit dibedah dan uterus yang mengandung fetus diangkat.

2. Uterus yang mengandung fetus diletakkan di cawan petri, uterus dibedah dari

arah posterior ke arah anterior hingga tampak fetus dan plasenta. Pengguntingan

uterus dilakukan dengan hati-hati agar tidak sampai menggunting fetus ataupun

membran ekstra embrional.

3. Fetus beserta plasentanya dilepaskan dari dinding uterus menggunakan pinset.

4. Plasenta, amnion dan membran ekstra embrional lainnya diidentifikasi.

Page 4: Membran Extra Embrional - gina

5. Embrio dengan membran ekstra embrional digambar dan disebutkan bagian-

bagiannya.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 5: Membran Extra Embrional - gina

A. Hasil

Gambar 1. Membran ekstra embrional pada Ayam

Gambar 2. Skematis membran ekstra embrional pada Ayam

Keterangan :

1. Amnion2. Saccus vitellinus3. Allantois

1

2

3

4

Page 6: Membran Extra Embrional - gina

Gambar 3. Membran ekstra embrional pada Mencit

Gambar 4. Skematis membran ekstra embrional pada Mencit

Keterangan :

1. Amnion

2. Cairan amnion

3. Umbilical cord

4. Plasenta

B. Pembahasan

3

2

1

Page 7: Membran Extra Embrional - gina

Hasil praktikum pada embrio ayam memiliki membran ekstra embrional

seperti allantois, amnion dan saccus vitellinus. Fetus mencit memiliki membran

ekstra embrional amnion beserta cairan amnion, tali pusar dan plasenta. Hal ini

sesuai dengan referensi, bahwa semua amniota mengandung komponen ekstra

embrional seperti amnion, chorion, yolk sac dan allantois (Storer, 1988).

Selaput ekstra embrionik atau selaput fetus berkembang dan berfungsi pada

kehidupan pra lahir. Selaput itu tidak menjadi bagian dari tubuh embrio dan

dikeluarkan dari tubuh pada waktu partus atau beberapa saat setelah partus. Selaput

tersebut terdiri dari yolk sac, amnion, allantois, dan chorion (Carlson, 1999).

Tahap-tahap proses pembentukan selaput embrio aves dan mamalia, yaitu:

1.    Amnion

Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa

kantung yang tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas

bergerak didalamnya. Lapisan penyusun amnion adalah somatopleura dengan

ektoderm dibagian dalam dan mesoderm somatik diluar. Pembentukan amnion

sejalan dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstra embrio. Amnion

berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organ-organ tubuh yang

sedang terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan memberi

perlindungan terhadap goncangan mekanik (Baggot, 2001).

2.    Saccus vitellinus

Saccus vitellinus atau kantung yolk adalah selaput ektra embrio yang dibentuk

paling awal. Selaput embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm

disebelah dalam dan mesoderm splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan

terdapat pembuluh-pembuluh darah vitelin. Terbentuknya kantung yolk sejalan

dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron, untuk membentuk

saluran pencernaan makanan. Fungsi kantung yolk adalah menghantar untuk embrio,

tempat asalnya sel kelamin. Mesoderm splanknik merupakan sumber sel-sel darah

dan merupakan organ hemopoletetik paling awal. Sel telur mamalia memiliki tipe

oligolesital (jumlah yolk sedikit) sehingga peran yolk sebagai sumber nutrisi

digantikan oleh darah induk melalui plasenta. Kantung yolk berkembang di awal

perkembangan embrional mamalia (kemudian akan mengecil dan menjadi bagian

dari tali pusar). Kantung kuning telur memiliki fungsi yang penting. Kantung yolk

Page 8: Membran Extra Embrional - gina

pada mamalia ketika awal perkembangannya berfungsi sebagai hematopoesis

(pembentuk sel–sel darah) dan pada beberapa spesies sebagai sumber sel gamet

primordial. Sel telur aves memiliki tipe polilesital (jumlah kuning telur banyak)

diperlukan sebagai sumber nutrsi selama perkembangan embrio (Sumantadinata,

1981).

3. Chorion

Chorion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan ke

arah luar dari amnion. Susunan lapisan ektoderm (diluar) dan mesoderm somatik

(didalam) chorion berlawanan dengan amnion, oleh karena itu chorion kadang-

kadang disebut amnion palsu (false amnion) (Yani, 2011). Chorion akan

membungkus selaput –selaput embrio lainnya. Chorion dibentuk dari somatopleura

bersamaan dengan pembentukan amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk oleh adanya

pelipatan yang berlawanan dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm somatik

didalam. Chorion berada dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur.

Fungsi penting chorion adalah menyerap ion Ca dari cangkang telur dan

mendistribusikannya untuk pembentukan rangka (tulang) embrio melalui pembuluh

darah allantois (Baggott, 2001).

4.  Allantois

Allantois  merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula

sebagai evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga

endoderm dan mesoderm splanknik, serupa dengan katung yolk. Allantois dan

chorion (korio-alantois) pada aves berperan dalam respirasi melalui pembuluh-

pembuluh darah allantois, terjadi juga penyerapan kalsium melalui pembuluh-

pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi rapuh dan hal ini

memudahkan pada saat penetasan (Rafferty, 2012). Bagian proximal allantois

membentuk tangkai allantois yang akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian

distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam coelum kestrel

embrio yang hampir memenuhi rongga telur. Allantois berada dibawah chorion

(Carlson, 1999).

Jumlah dan jenis membran embrional bervariasi pada hewan vertebrata. Ikan

dan amphibi hanya memiliki membran ekstra embrional berupa kantong yolk (yolk

sac/saccus vitellinus). Reptil dan aves memilik 4 membran ekstra embrional, yaitu

Page 9: Membran Extra Embrional - gina

amnion, chorion, allantois dan saccus vitellinus. Chorion pada mamalia

berdiferensiasi menjadi bagian embrional yang menyusun plasenta (Sumantadinata,

1981). Burung dan mamalia mempunyai membran ekstra embrionik yang sama

dengan reptilia. Ketiga golongan hewan tersebut sering disebut amniota karena

ketiganya sama-sama mempunyai amnion. Reproduksi burung sangat mirip dengan

reptilia, kecuali bahwa burung mengerami telurnya, kecuali monotremata primitif

yang bertelur, mamalia tidak mempunyai telur kleidoik dan membran ekstra

embrionik membantu dalam pembentukan plasenta (Villee et al., 1988).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 10: Membran Extra Embrional - gina

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Membran ekstra embrional pada ayam terdiri dari amnion, chorion, allantois dan

yolk sac (kantung yolk). Membran ekstra embrional pada fetus mencit terdiri dari

amnion, chorion, allantois, yolk sac dan plasenta.

2. Kantung yolk berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah pertama

dan menyalurkan bahan makanan. Amnion berfungsi sebagai pelindung embrio

terhadap kekeringan, melindungi embrio dari goncangan, pengaturan suhu intra

uterus dan anti adhesi. Fungsi utama allantois adalah sebagai tempat

penampungan dan penyimpanan urin serta sebagai organ pertukaran gas antara

embrio dengan lingkungan luarnya. Fungsi chorion pada hewan-hewan ovipar,

terutama untuk pertukaran gas atau respirasi, sedangkan pada mamalia, chorion

bukan hanya berperan sebagai pembungkus, tetapi juga berperan untuk nutrisi,

eksresi, filtrasi dan sistem hormon.

B. Saran

Praktikan diajarkan cara menginkubasi telur ayam dengan baik dan benar

serta menggunakan hewan uji lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Membran Extra Embrional - gina

Baggott, Glenn K. 2001. Development of extra-embryonic membranes and fluid compartments. In: Deeming, D.C. (ed.) Perspectives in Fertilisation and Embryonic Development in Poultry. Lincolnshire, UK: Ratite Conference Books, pp. 23-29. Birkbeck Universitas of London.

Balinsky, B.I. 1970. An Introduction to Embryology. W.B. Saunder Company, London.

Carlson, Bruce M. 1999. Human Embryology and Developmental Biology. Mosby, New York.

Niknejad, H. 2008. Properties of the amniotic membrane for potential use in tissue engineering. Jurnal HE uNroikpneeajna dC eetl lasl and Materials Vol. 15 2008 (pages 88-99)

Rafferty, R. Anthony, Reina. D. Richard. 2012. Arrested embryonic development: a review of strategies to delay hatching in egg-laying reptiles. Jurnal Proceeding of royal societ. Australian Centre for Biodiversity, School of Biological Sciences, Monash University. Melbourne, Victoria, Australia.

Sheng, Guojon. Foley. C. Ann. 2012. Diversification and conservation of the extraembryonic tissues in mediating nutrient uptake during amniote development. Annals of the New York Academy of Sciences. ISSN 0077-8923.

Storer, T. I. 1988. General Zoology. McGraw-Hill Inc, New York.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di Indonesia. Sastra Budaya, Bogor.

Villee, C. A., Walker, W. F. and Barnes, R. D. 1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Yani Z, Li B, Xiangning C, Qingging S, Dezhi F, Yanhui Y, Zhentao Z, Bo G and Guohong C. 2011. Directional differentiation of chicken embryonic stem cells into osteoblast, neuron-like cells and adipocytes. Jurnal College of Animal Science and Technology Vol 10 (40):7772-7779. Jiangsu.