Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

41
Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan. Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan. Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya. Media campuran Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg. Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi � besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu. Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi

Transcript of Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Page 1: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.

Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.

Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.Media campuran

Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.

Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi � besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.

Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.Pakan hidup

Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.

Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan.

Page 2: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.Hujan buatan

Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.

Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.

Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.

Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.

Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.

Memilih Bibit Belut yang Berkualitas Ditulis oleh Newsroom    Jumat, 16 Oktober 2009

Memilih bibit belut berkualitas adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan budi daya belut. Umumnya bibit belut yang ada saat ini sebagian besar masih merupakan hasil tangkapan alam. Karena itu, teknik penangkapan bibit dari alam menentukan kualitas bibit.

Bibit yang ditangkap dengan cara alami menggunakan perangkap, seperti bubu, merupakan bibit yang cukup baik karena tidak mengalami perlakuan yang menurunkan kualitasnya. Sebaliknya, bibit yang diperoleh dengan cara tidak baik seperti disetrum bukan termasuk bibit berkualitas. Pasalnya, bibit seperti ini

Page 3: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

pertumbuhannya tidak akan maksimal (kuntet).

Lebih baik lagi jika bibit yang digunakan berasal dari hasil budi daya. Ukurannya akan lebih seragam dan jarang terserang penyakit seperti yang mungkin terjadi pada belut hasil tangkapan alam. Sayangnya, bibit belut hasil budi daya masih sedikit.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kualitas bibit belut.

1. Bibit yang digunakan sehat dan tidak terdapat bekas luka Luka pada bibit belut dapat terjadi akibat disetrum, pukulan benda keras, atau perlakuan saat pengangkutan. Umumnya, bibit yang diperoleh dengan cara disetrum cirinya tidak dapat langsung terlihat, tetapi baru diketahui 10 hari kemudian. Salah satu cirinya terdapat bintik putih seperti garis di permukaan tubuh yang lama-kelamaan akan memerah. Bibit yang disetrum akan mengalami kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya tidak maksimal. 2. Ukuran bibit seragam dan dikarantina terlebih dahuluBibit yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran ukurannya harus seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari kanibalisme pada belut. Bibit yang berasal dari tangkapan alam harus disortir dan dikarantina.

Tujuannya untuk menghindari serangan bibit penyakit yang mungkin terbawa dari tempat hidup atau kolam pemeliharaan belut sebelumnya. Caranya adalah dengan memasukkan bibit belut ke dalam kolam atau bak yang diberi air bersih dan mengalir selama 2 hari.

3. Tingkat kepadatanAgar pertumbuhan belut optimal, selain media dan kualitas bibit yang digunakan, tingkat kepadatan tempat pemeliharaan juga harus diperhatikan. Tempat pemeliharaan yang terlalu padat dapat membatasi ruang gerak belut dan menyebabkan belut stres. Akibatnya, pertumbuhan belut menjadi tidak optimal.

Selanjutnya, bagaimana membudidayakan belut agar panen 3 bulan, dengan bobot 10 kali lebih besar. Simak penjelasannya di dalam buku Budi Daya Belut di Kolam Tong & Terpal karya Drs. Ruslan Roy, MM & Bagus Harianto.

Dalam buku terbitan Agromedia Pustaka ini, dibahas seputar budi daya belut, mulai dari prospek pasar komoditi belut, kunci sukses budi daya belut, teknik budi daya belut, budi daya belut dalam tong dan terpal, perawatan, pemanenan, penanggulangan hama dan penyakit, hingga analisis usaha.

Kumpulan Artikel Ttg Belut (Pemijahan)

Download Artikel ini klik ----> Pemijahan

Belut mudah berkembang biak di alam tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan dikolam tebok, dikolam jaring atau di drum asalkan media yang ada memenuhi syarat

Page 4: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

sesuai dengan media aslinya. Secara alami belut berkembang biak setahun sekali , tetapi dengan masa perkawinan yang sangat panjang, yakni dari musim kemarau hingga permulaan musim hujan (4-5 bulan) .

Perkawinan belut pada umumnya terjadi pada malam hari yang panas akibat mendung sehingga suhu naik menjadi sekitar 28 derajat Celcius. ketika musim kawin tiba, akan telihat belut jantan berbodong-bodong berenang ketepi perairan yang dangkal berlumpur . Ditempat itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan dibangun mirif huruf “U”. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan akan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubangnya. Busa-busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina dilubang yang diselimuti busa setelah belut betina tiba sebelum masa perkawinan berlangsung akan terjadi percumbuan terlebih dahulu.

Didalam perkawinan telur-telur dari belut betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung dipermukaan air. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dimasukkan ke mulut belut jantan untuk diamankan dalam lubang persembunyian dan langsung dierami . Kemudian belut jantanlah yang akan mejalani tugas mejaga telur-telur tersebut sampai menetas . Selama menjaga telur-telurnya, belut jantan mejaga sangat galak . apabila ada makhluk lain mendekat kesarangnya pasti akan diserang .

Untuk itulah belut betina harus dipisahkan dari belut jantan yang galak, karena setelah mengeluarkan telur, belut betina akan mengalami perubahan karakter dan fisik sehingga menjadi gampang lapar dan buas dan telur – telurnya bisa jadi mangsanya sendiri. Cara memisahkanya dengan memberi umpan posong berupa cacing yang ditumpuk dicampur bawang putih. Kemudian menggiringnya ketempat yang berbeda .

Setelah 2-3 minggu, telur belut akan menetas. Dari 800-1.200 telur hanya 350 ekor yang berhasil ditetaskan. selama seminggu, anak belut yang baru menetas belum mampu mecari makan sendiri karena bentuknya masih lebih kecil dari pada cacing sutra. Makanannya anak belut yang baru menetas berupa jasad renik dan plankton yang dihasilkan dari media pupuk seperti dijerami dan kotoran yang sudah disiapkan sebelumnya .

Telur-telur belut dialam bebas akan menetas setelah 9-10 hari . Namun , untuk dikolam pendederan pemijahan, telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Saat baru menetas, anak belut yang berwarna kuning keputihan berubah menjadi coklat muda cerah . Anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama sekitar 2 minggu . Setelah berumur 15 hari , anak belut sudah berenang sendiri dan meninggalkan sarangnya. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari makan sendiri ditempat lain .Setelah menetas , belut mengonsumsi makanannya dari yolk solk atau kantong lembaga . baca juga kerja keras adalah energi kita

Page 5: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Memilih Bibit Belut yang BerkualitasAgroMedia Pustaka ==Memilih bibit belut berkualitas adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan budi daya belut. Umumnya bibit belut yang ada saat ini sebagian besar masih merupakan hasil tangkapan alam. Karena itu, teknik penangkapan bibit dari alam menentukan kualitas bibit.

Bibit yang ditangkap dengan cara alami menggunakan perangkap, seperti bubu, merupakan bibit yang cukup baik karena tidak mengalami perlakuan yang menurunkan kualitasnya. Sebaliknya, bibit yang diperoleh dengan cara tidak baik seperti disetrum bukan termasuk bibit berkualitas. Pasalnya, bibit seperti ini pertumbuhannya tidak akan maksimal (kuntet).

Lebih baik lagi jika bibit yang digunakan berasal dari hasil budi daya. Ukurannya akan lebih seragam dan jarang terserang penyakit seperti yang mungkin terjadi pada belut hasil tangkapan alam. Sayangnya, bibit belut hasil budi daya masih sedikit.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kualitas bibit belut.

1. Bibit yang digunakan sehat dan tidak terdapat bekas lukaLuka pada bibit belut dapat terjadi akibat disetrum, pukulan benda keras, atau perlakuan saat pengangkutan. Umumnya, bibit yang diperoleh dengan cara disetrum cirinya tidak dapat langsung terlihat, tetapi baru diketahui 10 hari kemudian. Salah satu cirinya terdapat bintik putih seperti garis di permukaan tubuh yang lama-kelamaan akan memerah. Bibit yang disetrum akan mengalami kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya tidak maksimal. 2. Ukuran bibit seragam dan dikarantina terlebih dahuluBibit yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran ukurannya harus seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari kanibalisme pada belut. Bibit yang berasal dari tangkapan alam harus disortir dan dikarantina.

Tujuannya untuk menghindari serangan bibit penyakit yang mungkin terbawa dari tempat hidup atau kolam pemeliharaan belut sebelumnya. Caranya adalah dengan memasukkan bibit belut ke dalam kolam atau bak yang diberi air bersih dan mengalir selama 2 hari.

Page 6: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

3. Tingkat kepadatanAgar pertumbuhan belut optimal, selain media dan kualitas bibit yang digunakan, tingkat kepadatan tempat pemeliharaan juga harus diperhatikan. Tempat pemeliharaan yang terlalu padat dapat membatasi ruang gerak belut dan menyebabkan belut stres. Akibatnya, pertumbuhan belut menjadi tidak optimal.

Selanjutnya, bagaimana membudidayakan belut agar panen 3 bulan, dengan bobot 10 kali lebih besar. Simak penjelasannya di dalam buku Budi Daya Belut di Kolam Tong & Terpal karya Drs. Ruslan Roy, MM & Bagus Harianto.

Dalam buku terbitan Agromedia Pustaka ini, dibahas seputar budi daya belut, mulai dari prospek pasar komoditi belut, kunci sukses budi daya belut, teknik budi daya belut, budi daya belut dalam tong dan terpal, perawatan, pemanenan, penanggulangan hama dan penyakit, hingga analisis usaha.

TEKNIK BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN BELUT ( MONOPTERUS ALBUS )

Oleh Drs Andang Jumhawan, Asosiasi LPMD Kec. Katapang

A.    Memilih Tempat / Lokasi Budidaya

Sebelum pembuatan kolam dimulai, lokasi bakal pembuatan kolam perlu diperhatikan. Survei lokasi sehatusnya dilakukan sebagai langkah awal bagipara investor atau peminat sebelum memutuskan untuk membangun kolam. Namun, kenyataan yang terjadi kini sering tidak denikian. Umumnya orang memiliki tanah terlebih dahulu baru tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian, tidaklah berlebihan jika dalam diktat ini disinggung langkah –langkah yang idelauntuk membuat kolam.Luas lahan yang akan dibuat kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.Kolam untuk belut, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta pemasangan danpembuatan bagian- bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, saringan dan lain – lain.

Page 7: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

B.    Membuat KolamJika dalam memilih lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibuat dan telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah dapat dimulai. Namun sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibuat sebab kegiatan budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan kegiatan yang hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harusadadi suatu areal budidaya belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam pembesaran.Ukuran kolam untuk semua jenis kegiatan tidak sama besarnya, yaitu :

1. Kolam penampungan induk,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm

2. Kolam pemijahan dan pendederan, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman100 cm

3. Kolam pembesaran, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm

C.    Media Pemeliharaan

Setelah kolam selesai dibuat yang paling utama adalah pemberian media pemeliharaan  sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media untuk tempat hidup  belut berupa tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos ( sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :

Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg ( Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau

lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya ) Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos

setinggi5 cm Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾

permukaan kolam.

Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 ( Dua ) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses permentasinya maka benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.

D.    Memilih BenihPelaksanaan pengembangbiakkan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya  semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahapan ini yaitu memilih benih. Agar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarta sebagai berikut :

Page 8: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,2. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.3. Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas

jika di pegang4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan5. Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan

Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, amka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.

a.    Ciri Induk Belut Jantan

Berukuran panjang lebih dari 40 cm Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu – abu Bemtuk kepala tumpul Usianya diatas sepuluh tahun

b.    Ciri Induk Belut Betina

Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya BEntuk kepala runcing Usianya dibawah sembilan bulan

E.    Perkembangbiakkan BelutBelut ini mudah berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di kolam, asal media dikolam menyerupai habitat aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau ( Kurang lebih empat sampai lima bulan )

Perkawinan belut umumnya tiba akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang ke berbagai penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U” . Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan lalu membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.

Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada

Page 9: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.

Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur – telur tersebut  sampai menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang pasti akan diserang.

F.    PenetasanTelur –telur dialam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan – pelan berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenag sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubnag dan mencari makanan sendiri tempat lain.

G.    Makanan dan Kebiasaan MakanSecara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Amak katak dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.

Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik       ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan beluta yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut mnyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini  dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyerga[ ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.

H.    Hama BelutBelut tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri. Yang diderita belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakn oleh sesama belut. Jadi agar belut peliharaan tetap sehat, usahakan jangan kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya teteap mengalir.

Hama belut selain sebagai pemangsa, juga dapat sebagai pesaing dalam hal konsumsi pakan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan belut antara lain :  Burung belibis, Bebebk / Itik, Berang – berang dll

Cara yang terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan cara membuat kondisi kolam pemeliharaan rapih sesuai aturan dan sesuai dikontrol agar tidak menjadi sarang bagi hama pemangsa.

Page 10: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

I.    PanenUntuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiaokan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sisitem dengan pembesaran ).

J.    Paska PanenPerlakuan paska panen yang perlu diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan bila ada yang bocor. Hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan dengan yang baru, supaya zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan tumbuh banyak

K.    Pemasaran Belut merupakan makanan konsumsi manusia. Untuk itu, belut dapat dipasarkan di pasar-pasar ikan dan pasar tradisional.     Saat ini di bandung masih mudah menjual belut. Jumlah permintaan saat ini masih sangat besar, di pasar Kosambi Bandung masih membutuhkan jumlah dari 100 Kg belut hidup perhari. Dipasar Ciroyom Bandung setiap harinya juga membutuhkan lebih dari 500 Kg belut hidup. Dengan harga eceran rata-rata Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000 per Kg –nya. Untuk belut yang jumlah per Kg-nya sebnayak 20-30 ekor.

Sedangkan untuk pasar ekspor masih sangat kekurangan sekali, karena permintaan Negara Hongkong sebnanyak 8.000 Kg perhari baru dapat terpenuhi 3.000 Kg. Belum permintaan dari Negara lain seperti Jepang, Malaysia, Korea, Itali, Perancis, dan Belanda belum bisa terpenuhi.

L.    PencatatanPencatatan adalah suatu kegiatan mencatat semua kegiatan pembudidayaan. Pencatatan memuat informasi, diantaranya : Tanggal memasukkan benih, jadwal pemberian pakan. Jadwal panen, data peoduksi dan lain – lain.

PEMBESARAN BELUT DI KOLAM

Persiapan Kolam

Kolam dibuat ukuran minimal 25m2 ( 5 m X 5 m ) dengan kedalaman 1,2m Kolam diberi media pemeliharaan berupa tanah / Lumpur sawah, pupuk

kandang, jerami padi, batang pisang, dll sesuai dengan pemakaiannya Setelah semua media dimasukkan kedalam kolam, diamkan media tersebut

selama 2 minggu sebelum benih ditebarkan agar terjadi proses fermentasi

Penebaran Benih

Padat penebaran disesuikan dengan kapasitas optimal kolam, yaitu 1,5 Kg benih untuk 1 m2, jadi untuk 5 m x 5 m = 25 m2 dibutuhkan benih 25 X 1,5 = 38 Kg dibulatkan jadi 40 Kg

Page 11: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Pemeliharaan

Lama pemeliharaan 3 – 6 bulan Pakan diberikan berupa cacing, ikan, anak katak hijau, belatung, dll, dengan

perbandingan 5 % per hari dari jumlah benih yang ditebar ( Sebagai contoh 40 Kg benih perharinya membutuhkan pkan 40 Kg X 5 % = 2 Kg perhari )

Pakan ditebarkan langsung atau ditanamkan dibawah media pemeliharaan Aliran air diusahakan tetap lancer

Pemanenan

Pemanenan belut dilakukan jika bobotnya sudah memenuhi ukuran pasar ( 100 Gr -200 Gr per ekornya atau 1 Kg berjumlah 10 -20 ekor ), biasanya setelah 3 bulan ( pasar local ) dan 6 bulan ( pasar ekspor )

Pemanenan dilakukan dengan bantuan bubu ( satu hari sebelum pemanenan total dengan pengeringan kolam )

JADWAL PEMBERIAN PAKAN BELUT

Pakan mulai dinerikan setelah benih belut masuk ke kolam pembesaran 3 hari, yaitu diberikan pada hari ke-4 dengan jumlah pemberian pakan sebagai berikut :

Hari

Ke -

Persentasi Dari

Jumlah Benih

Yang di tebar

Jumlah Kg yang

diberikan

Setiap hari (U/ 40

Kg benih )

Total

Pemberian

Pakan

04-33 5 % 2 Kg 60 Kg

34-47 7,5 % 3 Kg 42 Kg

48-61 10 % 4 Kg 56 Kg

62-75 12,5 % 5 Kg 70 Kg

76-89 15 % 6 Kg 84 Kg

90-96 17,5 % 7 Kg 49 Kg

97-

10320 % 8 Kg 56 Kg

104-

11022,5 % 9 Kg 63 Kg

111-

11725 % 10 Kg 70 Kg

118- 27,5 % 11 Kg 77 Kg

Page 12: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

124

125-

13130 % 12 Kg 84 Kg

132-

13832,5 % 13 Kg 91 Kg

139-

14535 % 14 Kg 98 Kg

146-

15237,5 % 15 Kg 105 Kg

153-

15937,5 % 15 Kg 105 Kg

160-

16637,5 % 15 Kg 105 Kg

167-

17337,5 % 15 Kg 105 Kg

174-

18037,5 % 15 Kg 105 Kg

Total 1.425 Kg

Pematang, Tempat Produksi Bibit Belut

Iwan Hermawan, pembudidaya belut yang juga Ketua Kelompok Tani Mitra Sukses Bandung, Jawa Barat, berhasil menerapkan teknik budidaya yang tidak hanya menghasilkan belut ukuran konsumsi, tetapi bibit belut (anakan) sekaligus.   Ini seolah menjawab persoalan ketersediaan bibit belut. Fakta menunjukkan, kebanyakan pembudidaya belut masih mengandalkan bibit hasil tangkapan alam untuk dibesarkan. Proses pemijahan belut yang sulit ditengarai menjadi penyebabnya. Tak heran apabila lebih banyak pembudidaya memilih menjalankan usaha pembesaran, bukan pemijahan atau pembibitan.Sebagaimana diakui Ruslan Roy, Direktur PT Dapetin, pengusaha budidaya dan ekspor belut. Ditemui TROBOS (8/8) di kantornya, Roy membenarkan sebagian besar pembudidaya belut masih mengandalkan bibit hasil tangkapan alam. “Kalaupun didapatkan anakan pada kolam pembesaran, itu hanya sebuah kebetulan akibat ‘perkawinan dini’ belut,” kata Roy. Tentu saja, hasil pemijahan seperti ini tidak dapat dijadikan andalan pasokan bibit.  Roy mengaku, bersama para mitranya, Dapetin sampai saat ini baru dapat memenuhi sekitar ½ ton permintaan bibit tiap bulannya. Sementara permintaan total bibit,

Page 13: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

menurutnya, sekitar dua ton per bulan. “Bahkan terkadang mencapai 5 ton per bulan,” imbuhnya.

Hasil MengamatiTeknik budidaya yang diaplikasikan Iwan, diutarakannya, merupakan hasil pengamatan langsung di persawahan. Ia menemukan, di habitat aslinya belut biasa bertelur di tepian pematang sawah. “Belut senang bertelur di sekitar pematang sawah yang tidak tergenang air. Ciri sarang belut adalah adanya sekumpulan busa. Jika menemui kondisi seperti ini bisa dipastikan ada belut yang sedang berpijah atau bertelur,” jelas Iwan saat diwawancarai TROBOS di rumahnya (26/8). Karena itu, perbedaan utama teknik budidaya Iwan dengan teknik budidaya belut umumnya adalah keharusan adanya pematang di lokasi budidaya sebagai tempat belut memijah.Kendati berhasil mengidentifikasi kebiasaan belut dan mampu mengembangkan bibit, Iwan mengaku belut belum mampu memenuhi besarnya kebutuhan belut di pasaran. “Selama ini kami baru bisa memasok bibit sekitar 5 kuintal per bulan,” kata Iwan yang memiliki 10 anggota pembudidaya belut di kelompoknya. Menurutnya, permintaan bibit belut mencapai 1-2 ton per bulan datang dari Tasikmalaya, Garut, Jawa Tengah sampai Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. “Itupun belum sepenuhnya dari hasil budidaya. Sebagian masih mengandalkan hasil tangkapan alam, 60% bibit hasil budidaya dan 40% bibit hasil tangkapan alam,” sebut Iwan.

Siapkan Lahan dan MediaBudidaya belut dilakukan Iwan di persawahan menggunakan sistem mina padi atau kolam tanah. Tidak seperti layaknya sawah dengan pematang hanya di pinggiran, areal persawahan atau kolam yang ditebar bibit belut memiliki beberapa buah pematang.“Proses dimulai dengan menggali tanah atau areal persawahan sedalam sekitar 70 cm. Luasan lahan budidaya tergantung lahan yang dimiliki. “Bisa menggunakan lahan berukuran 2 x 2 meter hingga 5 x 5 meter tergantung ketersediaan,” jelas Iwan. Di bagian tengah sawah atau kolam dibuat kembali galian lebih dalam sekitar 30 cm dengan ukuran 1 x 1 meter atau menyesuaikan ukuran lahan. Ceruk ini berfungsi saat pemanenan. Plastik dibentang di sekeliling sawah (dinding dalam). “Dipasang sampai kedalaman sekitar 30 cm, tujuannya mencegah belut kabur. Sementara, bagian bawah dibiarkan berupa tanah karena belut tidak dapat kabur melalui bawah,” jabar Iwan. Cara lain, sekeliling kolam budidaya dapat ditembok dengan dasarnya tetap berupa tanah. Setelah itu dibuat pematang. Tinggi pematang sekitar 20 cm dengan lebar minimal 30 cm. “Jika kurang lebar pematang mudah rusak, terutama saat musim hujan,” kata Iwan.Menurut Iwan, media paling baik yang dapat digunakan untuk budidaya belut adalah tanah sawah yang sudah berupa lumpur halus seperti pasta. “Jika ditusuk menggunakan kayu media meninggalkan bekas lubang. Tidak seperti bubur encer,” terang Iwan. Ia tidak menyarankan menggunakan tanah darat, meskipun sebelumnya telah dimatangkan. “Tanah darat yang dimatangkan teksturnya tetap kasar dan cepat memadat saat budidaya,” kata Iwan.

Kumpulan Artikel Ttg Belut ( Bibit ) February 25th, 2009

Page 14: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Dowload artikel ini klik -----> Bibit Belut

Banyak diantara teman - teman yg bertanya tentang budidaya belut ke email saya, dalam blog ini saya akan tampilkan beberapa artikel secara bertahap sebagai bahan refensi kepada rekan - rekan yang mau budidaya belut khususnya rekan - rekan di Komunitas Belut Bandung ( Bandung Belut Community ).

Mudah - mudahan kumpulan artikel ini ada manfaatnya sebagai bahan masukan bagi rekan - rekan dan kepada rekan - rekan lain yg mempunyai referensi dan pengalaman yg banyak silahkan utk saling bertukar informasi melalui blog ini nanti akan di publikasikan kepada rekan - rekan lainnya yang membutuhkan.

KHASIAT BELUT

Belut atau nama saintifiknya Monopterus Albus termasuk kategori ikan dan berbentuk panjang dengan kepalanya yang bulat dan berinsang. Sungguhpun ramai yang tidak 'sudi' makan belut, tetapi diakui, hidupan air tawar ini kaya dengan pelbagai khasiat.

Spesies belut mempunyai nilai pemakanan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan setanding ikan tenggiri dan selar, mengandungi 18.6 peratus protein dan 15 peratus lemak.

Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi.

Tidak heranlah ramai yang percaya belut boleh membantu mengubati penyakit seperti buah pinggang, lelah, darah gemuruh, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan.

Spesies ikan ini jika diamalkan memakannya selalu, dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis.

BIBIT BELUT

Memilih bibit yang baik

Bibit bisa kita peroleh dengan menangkarkan sendiri maupun dengan membeli

bibit dari peternak lain. Memilih bibit yang baik merupakan langkah awal yang sangat

strategis dalam memulai ternak, gagal dalam merencanakan penggunaan bibit yang

baik sama dengan merencanakan kegagalan kita sendiri..

Ciri benih belut yang baik:

1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yakni tidak ada luka bekas gigitan

Page 15: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

atau jamur.

2. Penampilan yang sehat, bisa dicirikan dalam tubuhnya yang keras

dan tidak lemas ketika dipegang.

3. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.

4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

5. Berumur 2-4 bulan.

Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) dan mengalami

pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus perkawinannya.

Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua

selalu berkelamin jantan. Dari hasil pengamatan selama ini sifat-sifat

belut memang seperti itu. Karena itu, pada belut bisa terjadi masa

kosong kelamin atau banci. Kira-kira hal ini terjadi ketika umur belut

9-10 bulan. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut

sering terjadi kanibalisme yang tinggi, yakni saling membunuh dan

saling memangsa antara mereka (kanibal). Induk belut yang baik

dapat dikenali secara fisik dan penampilannya.

Ciri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.

Ciri induk belut jantan :

Belut sawah Belut rawa

-Panjang sekitar 40 cm -Panjang diatas 50 cm

-Warna permaukaan kulit gelap

atau abu-abu , labih gelap dari

pada belut rawa

-Warna permukaan kulit gelap ,

kekuningan, abu-abu , atau

belang-belang

-Bentuk kepala tumpul -Kepala agak besar besar dan

tumpul

-Umur diatas 10 bulan -Umur di atas 9 bulan

Ciri induk belut betina

Belut sawah Belut rawa

- Panjang sekitar 30 cm - Panjang di atas 40 cm

-Warna permukaan kulit lebih

cerah atau lebih muda dari pada

- Warna cerah atau belang-belang

Page 16: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

belut rawa

- Perut kekuningan dan ada bakal

telur

- Bentuk kepala runcing

- Bentuk kepala runcing - umur diatas 9 bulan

-Umur di bawah 9 bulan

Yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut :

1. Hindari sinar lampu

2. Jangan ceroboh, misalnya menggangu belut dengan memasukkan

tangan atau benda ke dalam kolam

3. Sebagai parameter limbah, misalnya jika kemala belut lebih besar

daripada badannya berarti lokasi tersebut kadar limbahnya tinggi. Maka

belut harus segera dipindahkan.

______________________________________________________________________

Koperasi Usaha Cipta Mandiri yang dipimpin oleh Gunadi memang masih relatif muda, namun wawasan yang dikembangkan sangat luas dan menjangkau masa depan. Komitmen koperasi ini kepada rakyat kecil, petani dan peternak belut sangat tinggi, sehingga mereka mencari informasi selengkap mungkin untuk kemajuan dan kesejahteraan penangkap belut alam dan pembudidaya belut. Pengamatan yang dilakukan koperasi usaha ini memang mencengangkan, karena dapat mengungkap kondisi pasar lokal DIY dan sekitarnya. Disamping itu kondisi belut alam sebagai sumber mata pencaharian beberapa keluarga dipedesaan telah mengalami banyak penurunan bahkan menghilang samasekali dimusim kemarau, sehingga memerlukan langkah-langkah konkrit agar penghasilan dan kesejahteraan mereka tidak menurun.

Pasar Godean, sebagai contoh memerlukan suplai belut segar seberat tujuh kuintal. Hasil pengamatan yang lain adalah home industri belut di DIY dan Jateng memerlukan sekitar 1-2 kuintal per industri. Kondisi ini sangat memberikan harapan bagi pembudidaya belut, karena pasar masih sangat terbuka. Kebutuhan-kebutuhan belut segar bagi pasar tradisional dan home industri ini saat ini disuplai dari Jawa Timur dengan kapasitas 50 kilogram per home industri.  

Pelatihan budidaya belut ini dimaksudkan untuk membuka wawasan semua pihak yang menggantungkan hidupnya dari bisnis belut. Disamping itu, dengan pelatihan, diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan ketrampilan budidaya belut, sehingga mencapai taraf profesional, karena usaha belut ini dapat dijadikan profesi yang memiliki masa depan cerah. Ir. RM. Sonson Sundoro sebagai nara sumber dan

Page 17: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

pakar belut nasional mengawali pelatihan teknis budidaya belut ini dengan memberikan gambaran kepada peserta tentang usaha belut.

Kesempatan ini diawali dengan penulisan buku tentang budidaya belut yang mendasarkan pada uji coba selama kurang lebih dua puluh tahun yang dilakukannya dibantu orang tua seorang pakar perikanan. Sonson mengungkap prospek budidaya belut cukup luas peluangnya, karena masyarakat dunia mulai mengenal manfaat mengkonsumsi belut.  

Peluang eksporpun terbuka sangat luas, pada tahun 1998 Jepang membutuhkan belut segar seberat lima ton, namun jumlah ini tidak pernah dapat dipenuhi, karena tumpuan ekspor ini masih dari hasil tangkapan belut alam yang dimusim kemarau sangat sulit didapat. Disamping itu kualitas, terutama segi ukuran, tidak dapat dipertahankan, karena belut alam ini setiap hari ditangkap, sehingga tangkapannya semakin kecil dan bahkan dalam dua tahun stok sudah habis.

Pengalaman pahit ini memaksa untuk dilakukan perubahan basis ekspor yang semula belut alam menjadi belut budidaya, sehingga dari segi jumlah dan kualitas dapat dijaga. Pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara mulai 2001 mulai nampak menunjukan kenaikan yang berarti. Hal ini terlihat dari permintaan mereka ke Indonesia untuk Hongkong sepuluh ton per hari per pengusaha importir padahal kemampuan baru mencapai tiga ton per hari. Permintaan lain datang dari Malaysia delapan puluh ton per minggu, Korea sepuluh ton per minggu, Harga yang importir tetapkan juga menunjukan penghasilan yang menggiurkan, karena Hongkong menetapkan 4,5 dolar amerika per kilogram belut segar. Jepang bahkan lebih menjanjikan lagi dengan 9-10 dolar amerika per kilogram belut segar. Pasar dalam negeri, bahkan lokal DIY dan sekitarnya juga tidak kalah terbukanya. Pasar dalam negeri telah dipatok harga perkilogramnya sebesar Rp. 10.000,00. untuk plasma. Pasar Jakarta membutuhkan 20 ton per hari dan DIY dan sekitarnya sebanyak 150 home industri terpantau membutuhkan kurang lebih 300 kuintal per hari. Permintaan ini juga datang dari Super market sebanyak 5 kuintal per hari.

Lebih lanjut Sonson mengatakan bahwa bagi pemula diharapkan mau belajar budidaya dan sifat belut, sehingga kanibalism tidak terjadi pada kolam produksi. Disamping itu persyaratan kolam, sehingga belut dapat berkembang dengan baik dan aman dari hama dan predator alami. Kolam ini dapat diatas atau menggali tanah. Pembuatan kolam belut diawali dengan perencanaan konstruksi kolam, pemilihan lahan. Hal ini dilanjukan dengan penggalian tanah atau pembuatan bak diatas tanah, baik untuk kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan maupun kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersendiri antara lain Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm X 400 cm kedalaman 80 cm, Kolam Pemijahan dan Pendederan berukuran 200 cm X 200 cm kedalaman 100 cm, Kolam Pembesaran berukuran 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm. Disamping ukuran dan persyaratan lahan juga dilengkapi dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran antara lain sebagai berikut :

1. Jerami setinggi 40 cm.

2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cmX500 cm atau perbandingannya).

Page 18: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.

4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.

5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.

6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.

7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.

8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.

9. Air setinggi 10 cm.

10. Enceng gondog sebanyak 3/4 permukaan kolam. Media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih dua minggu, sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan.

Pelaksanaan pengembangbiakan dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan keturunan yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula. Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan.

2. Gerakan lincah dan agresif.

3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.

4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

            5. Umur antara 2-4 bulan.

Ciri-ciri Induk Belut yang baik dapat dikenali melalui penampilan :

1. Induk Belut Jantan. -Berukuran panjang lebih dari 40 cm. -Permukaan Kulit lebih gelap atau abu-abu. -Bentuk Kepala Tumpul. -Umur lebih dari sepuluh bulan.

2. Induk Belut Betina. -Berukuran panjang antara 20-30 cm. -Permukaan Kulit lebih cerah dan warna putih kekuningan pada perutnya. -Bentuk kepala runcing. -Umur dibawah sembilan bulan. Belut ini mudah berkembangbiak dialam terbuka dan tidak sulit dibudidayakan dikolam yang menyerupai habitatnya serta memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan.

Pemasaran belut baik budidaya maupun tangkap akan dijamin oleh Koperasi Usaha Cipta Mandiri Yogyakarta.

Page 19: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Perkembangbiakan belut, setahun sekali, akan dimulai dengan Belut jantan membuat lubang menyerupai huruf “U” dan gelembung udara yang menarik betina.

Perkawinan akan terjadi pada lubang dan telur akan bertaburan dibawah gelembung udara yang benyerupai busa. Telur-telur ini selanjutnya akan dicakup Belut Jantan untuk ditetaskan di lubang persembunyian dengan pengawasan Belut jantan selama 9-10 hari dialam terbuka dan 12-14 hari dikolam pemijahan. Belut muda ini akan mencari makan sendiri dan lepas dari belut jantan setelah berumur 15 hari.  

Secara alami belut memakan binatang lain yang lemah, karena itu mereka harus membuat lubang perangkap yang menyerupai terowongan yang berkelok agar mangsanya tidak mudah lepas.

Belut ini dapat dipanen setelah tiga bulan penaburan untuk pasar lokal, namun pasar ekspor minimal enam bulan. Kolam setelah panen diperbaiki dan diganti media pemeliharaannya agar zat renik yang diperlukan pemeliharaan berikutnya dapat tersedia cukup. (heri/win)

Kumpulan Atrikel Ttg Belut ( Wadah ) February 25th, 2009

Download Artikel ini klik ----> Wadah utk Budidaya

a. Drum (Tong)Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam dengan wadah drum adalah jenis drum dan bahan yang digunakan. Drum yang dipakai sebagai tempat pembudidayaan belut sebaiknya terbuat dari plastik atau kaleng. Namun untuk drum kaleng usahakan dicat terlebih dahulu untuk menghilangkan bau zat kimia atau bau karat yang mungkin masih ada di dalam drum. Standar ukuran drum yakni tinggi 60 cm dalam kondisi rebah dan batas antar sudutnya 5 cm. Satu hal perlu dipastikan sebelum menggunakan drum yaitu hilangkan bau dari drum yang akan digunakan baik itu bau plastik yg menusuk maupun bau karat atau cat dari drum yang akan kita gunakan.

b. Kolam TembokKolam tembok biasanya dibangun di atas tanah dengan kontruksi berupa batu kali , batu bata , atau batako. Kolam tembok bersifat lebih permanent dari kolam lainya.

c. Kolam JaringKolam jaring untuk memelihara belut bisa memanfaatkan kolam bekas untuk memelihara ikan mas, lele, patin dan gurami. Dalam pembuatan kolam jaring hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah ketinggian kolam tidak boleh lebih dari 1 meter agar pemanenannya mudah. Jaring yang digunakan biasanya memiliki ujuran lubang RK 5-7, sama dengan jaring yang dipakai untuk memelihara lele. Kolam jaring biasanya tidak mempunyai sumber mata air di bawahnya. Lokasi kolam sebaiknya kedap air dan sifatnya sementara karena kekuatan jaring hanya untuk 4 kali panen atau sekitar 2 tahun.

Page 20: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Di antara ke 3 wadah budi daya tersebut ternyata kolam tembok lebih banyak digunakan . Karena menggunakan kolam tembok, secara langsung kita bisa mengontrol aktivitas belut dari mulai pembibitan hingga perkembangbiakannya. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan media dan kelancaran air irigasi.

Kolam tembok lebih tahan lama dibandingkan kolam lain. Daya tahan kolam tembok sekitar 5-10 tahun sedangkan pada kolam jaring, efektivitas kolam jaring yang digunakan paling lama bertahan 4 kali panen atau berkisar 2 tahun. Setelah itu jaring harus diganti. Begitu halnya dengan kolam dari drum, setidaknya drum tersebut harus diganti diganti paling lama 2 tahun. Jika terlalu lama zat besi yang terkandung dalam tong akan lebih cepat berkarat.

Buat rekan – rekan yg punya informasi tambahan atau koreksi silahkan hub email [email protected] saya nanti akan saya koreksi atau tambahkan informasinya agar banyak yg ikut tercerahkan juga.

Kumpulan Artikel Ttg Belut (Pemijahan) February 25th, 2009Download Artikel ini klik ----> Pemijahan

Belut mudah berkembang biak di alam tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan dikolam tebok, dikolam jaring atau di drum asalkan media yang ada memenuhi syarat sesuai dengan media aslinya. Secara alami belut berkembang biak setahun sekali , tetapi dengan masa perkawinan yang sangat panjang, yakni dari musim kemarau hingga permulaan musim hujan (4-5 bulan) .

Perkawinan belut pada umumnya terjadi pada malam hari yang panas akibat mendung sehingga suhu naik menjadi sekitar 28 derajat Celcius. ketika musim kawin tiba, akan telihat belut jantan berbodong-bodong berenang ketepi perairan yang dangkal berlumpur . Ditempat itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan dibangun mirif huruf “U”. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan akan membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubangnya. Busa-busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina dilubang yang diselimuti busa setelah belut betina tiba sebelum masa perkawinan berlangsung akan terjadi percumbuan terlebih dahulu.

Didalam perkawinan telur-telur dari belut betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung dipermukaan air. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dimasukkan ke mulut belut jantan untuk diamankan dalam lubang persembunyian dan langsung dierami . Kemudian belut jantanlah yang akan mejalani tugas mejaga telur-telur tersebut sampai menetas . Selama menjaga telur-telurnya, belut jantan mejaga sangat galak . apabila ada makhluk lain mendekat kesarangnya pasti akan diserang .

Page 21: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Untuk itulah belut betina harus dipisahkan dari belut jantan yang galak, karena setelah mengeluarkan telur, belut betina akan mengalami perubahan karakter dan fisik sehingga menjadi gampang lapar dan buas dan telur – telurnya bisa jadi mangsanya sendiri. Cara memisahkanya dengan memberi umpan posong berupa cacing yang ditumpuk dicampur bawang putih. Kemudian menggiringnya ketempat yang berbeda .

Setelah 2-3 minggu, telur belut akan menetas. Dari 800-1.200 telur hanya 350 ekor yang berhasil ditetaskan. selama seminggu, anak belut yang baru menetas belum mampu mecari makan sendiri karena bentuknya masih lebih kecil dari pada cacing sutra. Makanannya anak belut yang baru menetas berupa jasad renik dan plankton yang dihasilkan dari media pupuk seperti dijerami dan kotoran yang sudah disiapkan sebelumnya .

Telur-telur belut dialam bebas akan menetas setelah 9-10 hari . Namun , untuk dikolam pendederan pemijahan, telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Saat baru menetas, anak belut yang berwarna kuning keputihan berubah menjadi coklat muda cerah . Anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama sekitar 2 minggu . Setelah berumur 15 hari , anak belut sudah berenang sendiri dan meninggalkan sarangnya. Mereka sudah mampu menggali lubang dan mencari makan sendiri ditempat lain .Setelah menetas , belut mengonsumsi makanannya dari yolk solk atau kantong lembaga .

Artikel Ttg Belut (Berbagi Pengalaman 1) February 25th, 2009Download Artikel ini klik -----> Berbagi Pengalaman (1)

1. Empat Bulan Panen Belut

Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.

Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.

Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.

Media campuran Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan

Page 22: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.

Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.

Pakan hidup Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.

Hujan buatan Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.

Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.

Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas

Page 23: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.

Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen. (Hermansyah)

Ternak Belut Utk Lahan Sempit ( Berbagi Pengalaman 2 )

February 25th, 2009

Download Artikel ini klik ----> Ternak lahan sempit

Berikut pengalaman ternak belut utk lahan yg sempit. Bahan membuat kolam mudah didapat. Selain pipa besi, Agus hanya memakai besi siku-siku, dan kawat tipis. Pipa berdiameter 1,5-2 cm masing-masing sepanjang 1 m dan 3 m dibuat seperti balok persegi panjang. Setiap ujung pipa dibuat ulir untuk mengikat besi siku-siku saat menyambungkan antarpipa.

Pipa tiang pancang dilebihkan sekitar 10 cm untuk ditanam sebagai pondasi. Agar rangka kolam lebih kuat, di bagian tengah balok diberi tambahan 4 batang besi cor dan pipa besi yang panjangnya mengikuti ukuran setiap sisi kolam. 'Untuk memperkuat pegangan terpal, dinding rangka diberi ram kawat,' tutur pehobi tenis itu.

Terakhir terpal dipasang mengikuti bentuk kolam. Supaya bagian atas terpal tidak jatuh, setiap ujungnya diikat kawat. Ikatan itu dipakai juga di beberapa titik sepanjang keliling atas kolam. 'Pengalaman selama ini terpal tidak pernah ambruk,' kata Agus. Namun, jika ingin lebih kuat lagi, bagian atas terpal dipatok dengan kawat tebal berukuran di atas 2 mm. 'Modal pembuatan kolam tidak sampai setengah juta rupiah,' tambahnya.

Media fermentasi Agus menuturkan, ia memakai media fermentasi untuk memelihara belut. Media berupa campuran jerami, pelepah pisang, kompos, pupuk kandang, dan lumpur itu, dibuat di luar kolam. Alasannya, proses pematangan media berlangsung lebih cepat. 'Kalau mematangkan di kolam waktunya bisa lebih dari sebulan. Itu pun belum tentu semuanya menjadi matang,' katanyaMedia dibuat dengan mencacah jerami dan pelepah pisang. Cacahan itu lantas dicampur kompos dan pupuk kandang, lalu disiram konsentrat mengandung mikroorganisme pengurai sebanyak 50 cc/10 l air. Campuran itu dijemur hingga kering, kemudian disungkup terpal sekitar 3 pekan.Media yang sudah jadi ditaburkan setebal 60 cm, selanjutnya ditutupi lumpur setinggi

Page 24: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

15 cm. Tambahkan air pada media hingga mencapai ketinggian 3 cm. Maksudnya agar media selalu basah sesuai habitat asli belut.

Fleksibel Menurut Ardyant Taufik, peternak di Solo, Jawa Tengah, kolam knockdown itu sangat fleksibel. 'Selain mudah dirakit, ukurannya dapat menyesuaikan tempat yang dimiliki,' tuturnya. Artinya bentuk kolam tidak selalu persegi panjang. Lingkaran pun dapat dibuat dengan menyesuaikan bentuk pipa.

Berdasarkan pengalamannya kolam knockdown awet, dapat dipakai bertahun-tahun. 'Itu yang melandasi saya membuat kolam knockdown. Bandingkan dengan kolam bambu yang akan rapuh setelah beberapa kali panen,' tambah Agus.

Di balik keunggulan itu, Sumardi, peternak di Banyumas melihat ada kelemahan dari kolam knockdown. 'Sirkulasi air untuk menambah oksigen terlarut sedikit,' ungkapnya. Kalau pun dibuat, tidak mungkin melubangi terpal sebagai jalan keluar air. 'Jika dipaksa dibuat menyebabkan terpal bisa sobek karena mendapat tekanan dari media,' tambahnya.

'Meski mahal, kolam semen tetap lebih aplikatif,' ucap Muharni, peternak di Boyolali. Hal itu didasarkan pada kelebihan-kelebihan kolam semen dibandingkan kolam knockdown. Salah satunya dapat mempertahankan suhu ideal 26-27oC, sehingga belut-belut merasa nyaman meski dipelihara dalam kondisi panas sekalipun. Itu yang sulit didapat pada kolam knockdown. Toh kolam bongkar-pasang ciptaan Agus itu tetap menjadi jawaban atas keinginan peternak yang memiliki lahan sempit.

Kumpulan Artikel Ttg Belut ( Bibit ) February 25th, 2009Dowload artikel ini klik -----> Bibit Belut

Banyak diantara teman - teman yg bertanya tentang budidaya belut ke email saya, dalam blog ini saya akan tampilkan beberapa artikel secara bertahap sebagai bahan refensi kepada rekan - rekan yang mau budidaya belut khususnya rekan - rekan di Komunitas Belut Bandung ( Bandung Belut Community ).

Mudah - mudahan kumpulan artikel ini ada manfaatnya sebagai bahan masukan bagi rekan - rekan dan kepada rekan - rekan lain yg mempunyai referensi dan pengalaman yg banyak silahkan utk saling bertukar informasi melalui blog ini nanti akan di publikasikan kepada rekan - rekan lainnya yang membutuhkan.

KHASIAT BELUT

Belut atau nama saintifiknya Monopterus Albus termasuk kategori ikan dan berbentuk panjang dengan kepalanya yang bulat dan berinsang. Sungguhpun ramai yang tidak 'sudi' makan belut, tetapi diakui, hidupan air tawar ini kaya dengan pelbagai khasiat.

Spesies belut mempunyai nilai pemakanan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan

Page 25: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

setanding ikan tenggiri dan selar, mengandungi 18.6 peratus protein dan 15 peratus lemak.

Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi.

Tidak heranlah ramai yang percaya belut boleh membantu mengubati penyakit seperti buah pinggang, lelah, darah gemuruh, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan.

Spesies ikan ini jika diamalkan memakannya selalu, dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis.

BIBIT BELUT

Memilih bibit yang baik

Bibit bisa kita peroleh dengan menangkarkan sendiri maupun dengan membeli

bibit dari peternak lain. Memilih bibit yang baik merupakan langkah awal yang sangat

strategis dalam memulai ternak, gagal dalam merencanakan penggunaan bibit yang

baik sama dengan merencanakan kegagalan kita sendiri..

Ciri benih belut yang baik:

1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yakni tidak ada luka bekas gigitan

atau jamur.

2. Penampilan yang sehat, bisa dicirikan dalam tubuhnya yang

keras dan tidak lemas ketika dipegang.

3. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.

4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.

5. Berumur 2-4 bulan.

Belut mempunyai kelamin ganda (hermaprodit) dan mengalami

pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus

perkawinannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan

belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dari hasil

pengamatan selama ini sifat-sifat belut memang seperti itu. Karena

itu, pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Kira-

Page 26: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

kira hal ini terjadi ketika umur belut 9-10 bulan. Dengan adanya

perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme yang

tinggi, yakni saling membunuh dan saling memangsa antara mereka

(kanibal). Induk belut yang baik dapat dikenali secara fisik dan

penampilannya.

Ciri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.

Ciri induk belut jantan :

Belut sawah Belut rawa

-Panjang sekitar 40 cm -Panjang diatas 50 cm

-Warna permaukaan kulit gelap

atau abu-abu , labih gelap dari

pada belut rawa

-Warna permukaan kulit gelap ,

kekuningan, abu-abu , atau

belang-belang

-Bentuk kepala tumpul -Kepala agak besar besar dan

tumpul

-Umur diatas 10 bulan -Umur di atas 9 bulan

Ciri induk belut betina

Belut sawah Belut rawa

- Panjang sekitar 30 cm - Panjang di atas 40 cm

-Warna permukaan kulit lebih

cerah atau lebih muda dari pada

belut rawa

- Warna cerah atau belang-

belang

- Perut kekuningan dan ada bakal

telur

- Bentuk kepala runcing

- Bentuk kepala runcing - umur diatas 9 bulan

-Umur di bawah 9 bulan

Yang perlu diperhatikan dalam budidaya belut :

1. Hindari sinar lampu

2. Jangan ceroboh, misalnya menggangu belut dengan memasukkan

tangan atau benda ke dalam kolam

3. Sebagai parameter limbah, misalnya jika kemala belut lebih besar

Page 27: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

daripada badannya berarti lokasi tersebut kadar limbahnya tinggi.

Maka belut harus segera dipindahkan.

Pematang, Tempat Produksi Bibit Belut

Iwan Hermawan, pembudidaya belut yang juga Ketua Kelompok Tani Mitra Sukses Bandung, Jawa Barat, berhasil menerapkan teknik budidaya yang tidak hanya menghasilkan belut ukuran konsumsi, tetapi bibit belut (anakan) sekaligus.   Ini seolah menjawab persoalan ketersediaan bibit belut. Fakta menunjukkan, kebanyakan pembudidaya belut masih mengandalkan bibit hasil tangkapan alam untuk dibesarkan. Proses pemijahan belut yang sulit ditengarai menjadi penyebabnya. Tak heran apabila lebih banyak pembudidaya memilih menjalankan usaha pembesaran, bukan pemijahan atau pembibitan.Sebagaimana diakui Ruslan Roy, Direktur PT Dapetin, pengusaha budidaya dan ekspor belut. Ditemui TROBOS (8/8) di kantornya, Roy membenarkan sebagian besar pembudidaya belut masih mengandalkan bibit hasil tangkapan alam. “Kalaupun didapatkan anakan pada kolam pembesaran, itu hanya sebuah kebetulan akibat ‘perkawinan dini’ belut,” kata Roy. Tentu saja, hasil pemijahan seperti ini tidak dapat dijadikan andalan pasokan bibit.  Roy mengaku, bersama para mitranya, Dapetin sampai saat ini baru dapat memenuhi sekitar ½ ton permintaan bibit tiap bulannya. Sementara permintaan total bibit, menurutnya, sekitar dua ton per bulan. “Bahkan terkadang mencapai 5 ton per bulan,” imbuhnya.

Hasil MengamatiTeknik budidaya yang diaplikasikan Iwan, diutarakannya, merupakan hasil pengamatan langsung di persawahan. Ia menemukan, di habitat aslinya belut biasa bertelur di tepian pematang sawah. “Belut senang bertelur di sekitar pematang sawah yang tidak tergenang air. Ciri sarang belut adalah adanya sekumpulan busa. Jika menemui kondisi seperti ini bisa dipastikan ada belut yang sedang berpijah atau bertelur,” jelas Iwan saat diwawancarai TROBOS di rumahnya (26/8). Karena itu, perbedaan utama teknik budidaya Iwan dengan teknik budidaya belut umumnya adalah keharusan adanya pematang di lokasi budidaya sebagai tempat belut memijah.Kendati berhasil mengidentifikasi kebiasaan belut dan mampu mengembangkan bibit, Iwan mengaku belut belum mampu memenuhi besarnya kebutuhan belut di pasaran. “Selama ini kami baru bisa memasok bibit sekitar 5 kuintal per bulan,” kata Iwan yang memiliki 10 anggota pembudidaya belut di kelompoknya. Menurutnya, permintaan bibit belut mencapai 1-2 ton per bulan datang dari Tasikmalaya, Garut, Jawa Tengah sampai Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. “Itupun belum sepenuhnya dari hasil budidaya. Sebagian masih mengandalkan hasil tangkapan alam, 60% bibit hasil budidaya dan 40% bibit hasil tangkapan alam,” sebut Iwan.

Siapkan Lahan dan Media

Budidaya belut dilakukan Iwan di persawahan menggunakan sistem mina padi atau kolam tanah.

Page 28: Membesarkan Belut Hingga Siap Panen Dari Bibit

Tidak seperti layaknya sawah dengan pematang hanya di pinggiran, areal persawahan atau kolam yang ditebar bibit belut memiliki beberapa buah pematang.“Proses dimulai dengan menggali tanah atau areal persawahan sedalam sekitar 70 cm. Luasan lahan budidaya tergantung lahan yang dimiliki. “Bisa menggunakan lahan berukuran 2 x 2 meter hingga 5 x 5 meter tergantung ketersediaan,” jelas Iwan. Di bagian tengah sawah atau kolam dibuat kembali galian lebih dalam sekitar 30 cm dengan ukuran 1 x 1 meter atau menyesuaikan ukuran lahan. Ceruk ini berfungsi saat pemanenan. Plastik dibentang di sekeliling sawah (dinding dalam). “Dipasang sampai kedalaman sekitar 30 cm, tujuannya mencegah belut kabur. Sementara, bagian bawah dibiarkan berupa tanah karena belut tidak dapat kabur melalui bawah,” jabar Iwan. Cara lain, sekeliling kolam budidaya dapat ditembok dengan dasarnya tetap berupa tanah. Setelah itu dibuat pematang. Tinggi pematang sekitar 20 cm dengan lebar minimal 30 cm. “Jika kurang lebar pematang mudah rusak, terutama saat musim hujan,” kata Iwan.Menurut Iwan, media paling baik yang dapat digunakan untuk budidaya belut adalah tanah sawah yang sudah berupa lumpur halus seperti pasta. “Jika ditusuk menggunakan kayu media meninggalkan bekas lubang. Tidak seperti bubur encer,” terang Iwan. Ia tidak menyarankan menggunakan tanah darat, meskipun sebelumnya telah dimatangkan. “Tanah darat yang dimatangkan teksturnya tetap kasar dan cepat memadat saat budidaya,” kata Iwan.