Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

23
MEMBANGUN GENERASI MUDA DENGAN ILMU, BUDI PEKERTI DAN KEMANDIRIAN Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Al-Qur‟an Tingkat Universitas Brawijaya Disusun oleh : Alfa Ridhoana 105090613111003 Indrahidayati Nur R. 115090607111013 Pembimbing: Drs. Marji, MT. PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

description

LKTA 2013 Universitas Brawijaya Malang tema tentang generasi muda Indonesia. Ini untuk MTQ tingkat Universitas Brawijaya 2013

Transcript of Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

Page 1: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

MEMBANGUN GENERASI MUDA DENGAN ILMU, BUDI PEKERTI

DAN KEMANDIRIAN

Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Al-Qur‟an Tingkat Universitas Brawijaya

Disusun oleh :

Alfa Ridhoana 105090613111003

Indrahidayati Nur R. 115090607111013

Pembimbing:

Drs. Marji, MT.

PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang

ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab

beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran:110)

Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya yang beragama Islam seharusnya

dapat menjadi “umat yang terbaik” seperti disebutkan dalam potongan ayat di atas.Namun

kenyataannya keterpurukan malah membelenggu mereka.

Perubahan tata global membawa pengaruh positif bagi masyarakat.Namun, tidak

sedikit pula perubahan tata global ini menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.Hal

ini sebenarnya merupakan tantangan bagi umat manusia di dunia, karena menimbulkan

pergeseran nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Salah satu permasalahan dari pergeseran nilai-nilai di masyarakat adalah

menurunnya generasi muda yang berkarakter.Generasi muda cenderung kehilangan

orientasi dan karakter diri untuk menjalani hidupnya.Hal ini juga disebabkan karena

timbulnya pengaruh negatif yang menimbulkan egoisme yang tidak diimbangi dengan

keprofesionalisme.Hal ini menyebabkan sifat generasi muda yang kurang peka terhadap

lingkungan sekitarnya, misalnya kurangnya rasa hormat kepada orang tua, guru bahkan

lingkungan sekitarnya, sehingga muncullah istilah pendidikan berkarakter.Pembangunan

jati diri karakter bangsa ini menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa sesuai

dengan peranannya masing-masing.

Page 3: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

3

Generasi muda adalah tonggak bangsa yang menjadi pemimpin bangsa di masa

depan yang perlu dibekali dengan banyak ilmu sebelum memegang tampuk

kepemimpinan. Sebagai pemimpin, banyak keputusan yang harus diputuskan olehnya,

keputusan tersebut harus bisa menjadi keputusan yang nantinya dapat membawa

kemaslahatan bagi umat dan berbarokah.Tentunya untuk mendapatkan keputusan yang

maslahat bagi umat dan keputusan yang barokah, maka diperlukan ilmu yang matang,

baik ilmu pengetahuan duniawi maupun ilmu agama.

Selain itu, permasalahan yang terjadi saat ini di Indonesia adalah masalah

pengangguran sarjana dan banyak sarjana yang asal lulus. Padahal diharapkan mereka

sebagai generasi muda dapat menjadi tonggak bangsa sebagai pemimpin di masa depan.

Jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 493

ribu orang.Angka tersebut dikatakan oleh Menteri UKM dan Koperasi, Syarif Hasan saat

Peluncuran Buku Cracking Entrepreneurs di Gedung WTC, Jakarta, Kamis (5/7/2012).

Belum lagi ditambah dengan jumlah sarjana yang lulus ditahun 2013 yang masih

menganggur (Campuslifemagz, 2013).

Oleh karena itu, membangun generasi muda dengan ilmu, budi pekerti dan

kemandirian sangatlah penting demi mencetak generasi muda yang berkualitas.Islam

adalah agama yang sangat memperhatikan generasi muda, baik dalam segi kehidupan, disiplin,

dan prestasi setiap penganutnya.Untuk menemukan pemuda yang bisa diandalkan, elemen

yang bisa digunakan adalah melalui media pendidikan. Melalui pendidikan yang benar

akan lahir generasi muda yan bisa menjadi pahlawan bagi rakyat dan bangsanya di

kemudian hari. Akan tetapi, yang diperlukan oleh seorang pemuda adalah kemauan untuk

terus belajar dan berkarya, bukan hanya menunggu, bersikap pasif, dan berkhayal.

Pemuda sebagai generasi muda yang berkualitas adalah generasi muda yang

beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Al-Qur‟an sebagai bacaan utama dan pedoman

hidupnya, berakhlaq mulia, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab.Dengan berbekal hal

tersebut, pemuda diharapkan mampu mengemban misi rahmatan lil „alamin, di tengah-

tengah perubahan tata global.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah faktor yang menyebabkan menurunnya generasi muda berkarakter?

Page 4: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

4

2. Apakah dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari kondisi menurunnya generasi

muda berkarakter?

3. Apa hubungan generasi muda berkarakter dengan adanya konsep ilmu, budi pekerti

dan kemandirian?

4. Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut, sehingga membangun generasi muda

dengan ilmu, budi pekerti dan kemandirian yang sesuai dengan Al-Qur‟an?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya generasi muda berkarakter.

2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari kondisi menurunnya

generasi muda berkarakter.

3. Mengetahui hubungan erat antara generasi muda berkarakter dengan konsep ilmu,

budi pekerti dan kemandirian

4. Mendapatkan solusi dari permasalahan, sehingga membangun generasi muda dengan

ilmu, budi pekerti dan kemandirian yang sesuai dengan Al-Qur‟an.

1.4 Manfaat

Dengan adanya penulisan karya ilmiah ini dapat diperoleh beberapa manfaat

sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya

generasi muda berkarakter, dampak yang ditimbulkan dan solusi dari permasalahan.

2. Memberikan kesadaran terhadap generasi muda tentang pentingnya ilmu, budi pekerti

dan kemandirian untuk membentuk generasi berkarakter yang sesuai dengan Al-

Qur'an, sehingga dapat menjadi tonggak pemimpin bangsa di masa depan.

Page 5: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

5

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Uraian Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan beberapa

masalah yang terkait di dalamnya, yaitu pertama masalah mengenai menurunnya generasi

muda Indonesia yang berkarakter, sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya hal tersebut.Kedua, dari akibat menurunnya generasi muda yang

berkarakter, maka sudah semestinya ada beberapa dampak dari hal tersebut.Ketiga, yaitu

semakin banyaknya sarjana pengangguran di Indonesia, mereka cenderung untuk

menunggu sampai memperoleh pekerjaan, tanpa berpikir untuk menciptakan lapangan

pekerjaan sendiri.Padahal dalam pandangan Islam, generasi muda haruslah bisa menjadi

generasi muda yang mandiri dan bertanggung jawab, sehingga bisa menjadi generasi

muda yang nantinya bisa membangun bangsa.

Setelah diketahui beberapa masalah tersebut, maka munculah pertanyaan

bagaimana solusi dalam membangun generasi muda yang berkarakter dengan ilmu, budi

pekerti, dan kemandirian.Untuk mengatasi masalah penurunan karakter adalah dengan

adanya bimbingan yang intensif khususnya bagi generasi muda yang sedang mencari jati

diri, dikarenakan karakter terbentuk seiring berjalannya waktu.

Banyak pendidikan informal yang menawarkan pendidikan serta pembentukan

karakter.Akan tetapi dikarenakan tergerusnya zaman pendidikan informal kini semakin

ditinggalkan generasi muda karena orientasi dari sebagian besar pemuda sudah beralih

hanya pada mendapatkan pekerjaan pada perusahaan yang ternama dengan gaji yang tidak

sedikit.

Selain itu, pemerintah juga kurang mendukung dari pendidikan informal.Dapat

terlihat bahwa respon dari pemerintah untuk pendidikan formal jauh lebih baik dari

pendidikan informal, Seperti halnya bantuan dari pemerintah bagi pendidikan

informal.Oleh karenanya pendidikan informal tidak berkembang sepesat pendidikan

formal.

2.2 Uraian Hasil Penelitian

Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, maka pendidikan berkarakter

sangatlah penting bagi generasi muda.Generasi muda sebagai tumpuan bangsa untuk

menuju kehidupan yang lebih baik, yang bermanfaat dan barokah.

Page 6: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

6

Jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 493

ribu orang.Angka tersebut dikatakan oleh Menteri UKM dan Koperasi, Syarif Hasan saat

Peluncuran Buku Cracking Entrepreneurs di Gedung WTC, Jakarta, Kamis (5/7/2012).

Belum lagi ditambah dengan jumlah sarjana yang lulus ditahun 2013 yang masih

menganggur (Campuslifemagz, 2013).

Berdasarkan data yang sudah dipaparkan dalam latar belakang, yaitu mengenai

data pengangguran lulusan sarjana di Indonesia, maka hal tersebut menyebabkan

ketidakseimbangan sosial.

Dalam sambutan pada acara pertemuan dengan 140 siswa Taruna Nusantara

angkatan 22 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/12), Ani Yudhoyono mengatakan

kemajuan dan globalisasi tidak dapat dibendung, yang harus dilakukan memperkuat jati

diri dan memiliki karakter (Suara Pembaruan, 2011).

Ungkapan ibu Ani Yudhoyono tersebut semakin memperjelas bahwa dengan

adanya kemjuan globalisasi, maka karakter yang kuat pada pribadi generasi muda harus

dibangun sejak dari awal.Oleh karena itu, konsep membangun generasi muda dengan

ilmu, budi pekerti dan kemandirian sangatlah penting diterapkan, tentunya ilmu yang

diajarkan di sini tak hanya ilmu pengetahuan, tetapi ilmu agama juga sangat diperlukan.

Dari hasil penelitian Isfahrusydah pada tahun 2011, kebanyakan mereka yang

memiliki karakter pribadi yang kurang adalah karena terpengaruh dengan rekan-rekan

mereka.Selain daripada itu, „culture shock‟ juga menyebabkan gejala ini berlaku.Gejala

„culture shock‟ ini terjadi apabila mahasiswa yang berasal dari kampung jauh di

pedalaman dan seterusnya berada jauh dari ibu bapak, mudah terhasut dengan kawan-

kawan di sekitarnya. Apabila mereka berada jauh dari ibu bapak, bagi sebagian

mahasiswa yang tidak mempunyai asas iman yang kuat pasti mudah terlibat dalam gejala

ini. “Ingin mencoba sesuatu yang baru dan merasakan sesuatu yang baru”.ini yang

menjadi pemicu utama mereka terlibat dalam gejala sosial ini.

2.3 Beberapa Pengertian

a. Pemuda

Pemuda merupakan tonggak bangsa untuk menuju kemajuan kehidupan bangsa

dan Negara yang lebih baik. Cerminan pemuda dalam kehidupan dapat dicerminkan

sebagai berikut:

1. Kisah pemuda, yaitu Nabi Ibrahim yang berani merombak tatanan sistem yang

telah rusak.

Page 7: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

7

“Mereka berkata: „Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap

tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka

berkata: „Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-

berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS.Al-Anbiya, 21:59-60).

2. Kisah pemuda, yaitu Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua) yang

berwawasan, bersatu, optimis, dan beriman kuat.

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.

Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pemudayang beriman kepada Tuhan

mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah

meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan:

“Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru

Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan

perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS. Alkahfi 18: 13-14).

3. Peristiwa Sumpah Pemuda yang melahirkan tiga pilar sumpah yaitu pengakuan

terhadap tanah air, bangsa dan bahasa yang satu yaitu Indonesia.

Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan

mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu optimis, bermoral, dan berani

membela yang benar.Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri

dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling

Page 8: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

8

menonjol adalah mau menghadapi perubahan atau bisa dikatakan sebagai pelopor

adanya perubahan.

b. Pendidikan Berkarakter

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, karakter memiliki makna bawaan hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak.

Adapun makna berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,

bertabiat, dan berwatak.Bila dikaitakan dengan Islam, dapat disimpulkan bahwa

individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal

yang terbaik terhadap Allah SWT (Era Muslim, 2013).

Melihat makna pendidikan dan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan sebuah proses membentuk akhlak, kepribadian dan

watak yang baik, bertanggung jawab akan tugas yang diberikan Allah kepadanya di

dunia, serta mampu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena itu

dalam Islam, pendidikan karakter adalah pendidikan agama yang berbasis akhlak.

Islam melihat pentingnya membentuk pribadi muslim dengan nilai-nilai yang

universal.

Konsep akhlak dalam Islam merupakan konsep hidup yang mengatur

hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia

dengan manusia itu sendiri.Keseluruhan konsep-konsep akhlak tersebut diatur dalam

sebuah ruang lingkup akhlak.

c. Ilmu

Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-„ilmu dalam bahasa

Arab. Secara bahasa (etimologi) kata al-„ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat

dari kata `alima – ya`lamu- `ilman.Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-

„ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu).Sehingga jika dikatakan alimtu asy-

syai‟a berarti “saya mengetahui sesuatu”.

Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tidak akan mungkin mampu

mengolah segala sesuatu yang ada di bumi, kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu mausia

seharusnya bisa mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena telah jelas

dalam Hadis Nabi “al-„imu nuuruun” ilmu adalah cahaya bagi siapa saja yang

memliki dan memanfaatkanya dengan baik.

Ada banyak penjelasan dalam Islam mengenai keutamaan ilmu dan para

penuntut ilmu. Islam dengan sangat tegas memandang bahwa ilmu itu bagaikan

Page 9: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

9

kehidupan dan cahaya, sebab tidak akan ada kehidupan jika tidak ada cahaya dan

cahaya itu adalah ilmu. Sedangkan kebodohan itu adalah sumber dari segala

kehancuran. Kehancuran yang berpangkal dari kegelapan karena tiada ilmu dan akan

berujung pada kematian.

d. Budi Pekerti

Dalam kitabnya Ihyaâ Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan secara lebih

mendalam bahwa budi pekerti itu merupakan suatu naluri asli dalam jiwa sesorang

manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan senang dan

mudah tanpa rekaan fikiran. Jika naluri tersebut melahirkan sesuatu tindakan dan

kelakuan yang baik lagi terpuji menurut akal dan syariat maka ia dinamakan budi

pekerti yang baik. Manakala apa yang sebaliknya di mana naluri itu melahirkan

sesuatu perbuatan dan kelakuan yang jahat maka ia dinamakan budi pekerti yang

buruk.

e. Kemandirian

Konsep dasar kemandirian, yaitu ketidakbergantungan manusia kepada

makhluk lainnya termasuk tidak bergantung kepada dirinya sendiri. Seorang muslim

hanya bergantung kepada Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang tidak memiliki

kekuatan apapun tanpa pertolongan Allah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari

Allah SWT). Meskipun seorang muslim hanya bergantung kepada Allah, bukan berarti

ia pasrah, tanpa ikhtiar. Islam mengajarkan agar setiap muslim selalu berikhtiar,

bekerja keras, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai kebahagiaan dunia-akhirat.

Page 10: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

10

BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 Faktor Penyebab Menurunnya Generasi Muda Berkarakter

Tidak menjadikan Allah sebagai tujuan hidup

Manusia diciptakan Allah dikaruniai dengan akal yang membedakannya

dengan makhluk lain. Maka wajar jika manusia selalu mempertanyakan

sesuatu.Termasuk pertanyaan besar di dalam kehidupan manusia yang biasa disebut

dengan uqdatul kubra (masalah/simpul yang besar). Pertanyaan tersebut adalah: 1)

Dari mana manusia berasal? 2) Untuk apa manusia diciptakan? 3) Akan kemana

manusia setelah kehidupan ini?

Ketiga pertanyaan ini akan menjadi sebuah landasan dalam kehidupannya. Di

dalam Islam pastilah seorang mukmin akan mengetahui jawaban-jawaban dari ketiga

pertanyaan tersebut. Dari mana manusia berasal, pastilah berasal dari Allah SWT Zat

yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Pencipta, dan Maha Segalanya. Zat yang

tidak memiliki kecacatan pun di dalamnya, berbeda dengan makhluk-makhluknya.

Lalu untuk apa manusia diciptakan, untuk beribadah kepada Allah, terdapat di dalam

Al-Qur‟an surat Adz-Dzariyaat:56 yang artinya: "Tidaklah Aku ciptakan Jin &

Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Lalu pertanyaan terakhir akan kemana

manusia setelah kehidupan ini, dan jawabannya juga Allah, terdapat pada potongan

ayat Al-Baqoroh:156 yang artinya “….sesungguhnya kami adalah milik Allah dan

kepada-Nyalah kami kembali".

Jika seorang muslim memahami hakekat dari pertanyaan mendasar ini dan

dapat menjawabnya dengan tepat maka akan didapati generasi yang cemerlang, karena

melihat bahwa apa yang akan dia kerjakan haruslah dalam rangka beribadah kepada

Allah, dan dia pasti akan takut untuk melakukan maksiat karena dia akan mengingat

dengan jelas bahwa jika dia mati akan kembali pada Allah dan semua amalannya di

dunia akan dihisab oleh Allah.

Ini merupakan faktor utama dari faktor-faktor permasalahan yang lain, seperti

terbentuknya lingkungan yang buruk dan lain-lain.

Hal ini terbukti dari sejarah yang mengungkapkan bahwa ketika Khilafah

ditegakkan di bumi Allah dimana semua umat muslim dijaga aqidahnya oleh Negara,

terbentuklah masa Golden Age bagi umat islam ketika bangsa barat malah terbelenggu

dengan The Dark Age. Di masa itu terbentuklah ilmuwan-ilmuwan muslim dunia

Page 11: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

11

dengan penemuannya yang canggih. Dan hampir semua dari ilmuwan-ilmuwan

tersebut merupakan penghafal Al-Qur‟an. Sebut saja Abbas ibn Firnasorang pertama

yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya

pada abad ke-9, Ibnu Sina (1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan

ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai

referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti

penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.Aljabar, Al

Khindi dan masih banyak lagi.

3.2 Dampak Akibat Menurunnya Generasi Muda Berkarakter

Saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak

bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai

landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa

sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat

pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif, berbudi pekerti yang baik.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan sebagai akibat menurunnya generasi

muda berkarakter sangat terasa sekali di negeri ini.Ada banyak peristiwa yang secara tidak

langsung menunjukkan dampak negatif tersebut.Saat ini, korupsi sudah membudaya dan

jumlahnya sudah sangat banyak dan menjamur. Pada tahun 2011 jumlah korupsi di

Indonesia melebihi 238,6 juta USD (Rp2.13Trilion) (Jakarta Globe, 2012) dan indeks

tingkat korupsi di Indonesia tahun 2012 dilaporkan naik dari peringkat 100 menjadi 118

(Transparansi International, 2012).

Tawuran pelajar yang pada tahun 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran

antar pelajar. Dan angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus

tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran

yang menewaskan 12 pelajar.(TVOneNews, 2012).

Belum lagi masalah mafia hukum, tawuran antar siswa dan wartawan, contek

massal, pembocoran soal UN dan masih banyak lagi.Peristiwa-peristiwa ini merupakan

ketidakseimbangan sosial saat ini yang sedang terjadi di Indonesia.

Tentu saja peristiwa di atas akibat dari kurangnya pendidikan berkarakter yang

menjunjung kemoralan, sehingga melahirkan generasi bangsa yang kurang berkarakter

pula. Kurangnya pendidikan karakter sejak usia dini adalah penyebabnya, yang diikuti

dengan adanya globalisasi dan modernisasi yang pesat. Inilah sebabnya seseorang

Page 12: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

12

gampang terpengaruh dengan hal-hal di luar dirinya yang tidak sejalan dengan kebajikan-

kebajikan tersebut.

3.3 Hubungan Generasi Muda Berkarakter dengan Konsep ilmu, Budi pekerti dan

Kemandirian

1. Generasi muda berkarakter dengan ilmu

Karakter dengan ilmu sangat mempengaruhi pribadi seseorang. Orang yang

berkarakter akan senantiasa mencintai ilmu. Ada banyak penjelasan dalam Islam

mengenai keutamaan ilmu dan para penuntut ilmu. Islam dengan sangat tegas

memandang bahwa ilmu itu bagaikan kehidupan dan cahaya, sebab tidak akan ada

kehidupan jika tidak ada cahaya dan cahaya itu adalah ilmu. Sedangkan kebodohan itu

adalah sumber dari segala kehancuran. Kehancuran yang berpangkal dari kegelapan

karena tiada ilmu dan akan berujung pada kematian. Allah SWT berfirman dalam

Surat al-An‟am ayat 122:

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami

berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di

tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada

dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah

Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka

kerjakan.”(QS. Al-An‟am : 122)

Oleh karenanya setiap orang yang ilmunya lebih banyak, maka karakter yang

dimilikinya juga akan berbeda. Seperti halnya tingkatan seorang ulama dan seorang

ahli ibadah yang terpaut amat jauh. Bahkan ulama‟ disejajarkan dengan para nabi

seperti kalam allah swt berikut ini,

Page 13: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

13

“Barang siapa melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh memudahkan

baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya malaikat niscaya meletakkan sayapnya

karena senang pada orang yang mencari ilmu, dan memintakan ampun pada mereka

orang yang dilangit (malaikat) dan dibumi termasuk ikan yang didalam air.

Sesungguhnya lebih utamanya ahli ilmu (ulama) mengalahkan hamba yang lain

sebagaimana keutamaan rembulan pada semua bintang. Sesungguhnya ulama pewaris

para nabi.Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mewariskan pada

ilmu, maka barang siapa yang mengambil ilmu maka mereka mengambil bagian yang

sempurna.”

Dari ayat di atas ulama‟ diibaratkan sebagai rembulan, sedangkan ahli ibadah

diibaratkan sebagai bintang. Walaupun ahli ibadah mempunyai berjuta-juta sinar di

langit akan tetapi tidak dapat mengalahkan satu sinar rembulan. Oleh karena itu,

pendidikan berkarakter dengan ilmu, itu tak semata-mata hanya ilmu yang

berhubungan dengan duniawi saja, tapi ilmu yang berhubungan dengan kedekatan kita

kepada Allah SWT, yaitu beriman dan bertaqwa kepada-Nya itu bisa menjadikan

karakter seseorang yang memiliki ilmu lebih unggul, seperti halnya ulama‟.

Namun, apabila ilmu yang banyak tidak diimbangi dengan akhlaqul karimah,

maka suatu saat ilmu itu bisa disalahgunakan oleh orang tersebut.Seperti halnya kasus

korupsi, mafia hukum, kolusi, dan nepotisme itu biasanya perbuatan orang yang

memiliki gelar dan pendidikan yang cukup tingg, tetapi ilmu yang tinggi itu tidak

diimbangi dengan ilmu-ilmu agama dan akhlaqul karimah.

2. Generasi muda berkarakter dengan Budi pekerti

Selain berilmu, orang yang berkarakter tak lain adalah orang yang berbudi

pekerti baik. Sebagai umat nabi Muhammad saw, Patutlah untuk meniru apa yag telah

dilakukan beliau. Nabi merupakan suri teladan yang baik dikarenakan nabi

Page 14: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

14

mempunyai budi pekerti yang luhur.Oleh karenanya umat nabi harus belajar untuk

menjadi manusia yang berbudi pekerti. Sedikit dari sifat budi pekerti dapat dilihat

pada ayat berikut ini :

Dalam Al-Qur‟an surat Ali-Imran ayat 215 dijelaskan tentang budi pekerti

Rosululloh SAW yang baik, yaitu berlaku lemah lembut, tidak memaksakan kehendak

kepada orang lain, perintah untuk saling memaafkan, dan bermusyawarah untuk

mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]

.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada

Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

(QS. Ali-Imran 3 :215)

Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya tentang dampak yang

ditimbulkan dari kurangnya pendidikan berakter, yaitu meliputi sering terjadinya

peristiwa korupsi, mafia hukum, dan tawuran antar siswa, hal ini sangat

mencerminkan bahwa budi pekerti yang dimiliki sangat kurang.Rasa hormat

menghormati kepada yang lebih tua dan sikap sopan santun yang kurang.Oleh karena

itu, sebagai generasi muda seharusnya bisa mencontoh tindakan Rosululloh SAW,

bukan menjadikan artist atau tokoh idolanya untuk menjadi panutannya yang sering

kali melanggar norma-norma agama.

3. Generasi muda berkarakter dengan kemandirian

Generasi muda adalah generasi penerus dengan semangat yang tinggi da

dengan kekuatan yang masih banyak.Oleh karenanya generasi muda haruslah

mempunyai sikap kemandirian. Seseorang yang di saat masa mudanya menjadi orang

mandiri dan pekerja keras, maka di masa tuanya akan menjadi orang yang disegani

oleh masyarakatnya.

Page 15: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

15

Firman Allah SWT yang menyerukan tentang kemandirian terdapat dalam

Surat Al-Mu‟minun ayat 62.

“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada

sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenarandan mereka tidak

dianiaya.”(QS.Al-Mu‟minun 23:62).

Maksud dari ayat di atas adalah Allah SWT tidak akan membebani ujian yang

melampaui dari batasan kemampuan seseorang. Oleh karena itu, bila seseorang sedang

diuji haruslah tetap bertawakkal kepada Allah SWT dan tidak berputus asa. Tentunya

dalam hal ini, kemandirian seseorang diuji oleh Allah SWT, karena seorang muslim

tidak boleh bergantung pada orang lain, melainkan harus bergantung hanya kepada

Allah SWT.

Seperti halnya jiwa mandiri seseorang yang tercermin pada lulusan sarjana

yang bisa memiliki jiwa mandiri berwirausaha, tentunya hal ini telah didukung pada

ayat tersebut. Tidak putus asa hanya menunggu pekerjaan, tapi seseorang yang bisa

mengeksplor kemampuan dirinya yang tersembunyi untuk berwirausaha itu kelak

menjadi manfaat dan barokah, karena dengan ia menciptakan lapangan kerja orang-

orang di sekitarnya juga akan ikut tertolong. Cerminan sebagai pribadi yang

berkarakter mandiri tak hanya tercermin pada hal ini, namun juga pada aktivitas-

aktivitas kita sehari-hari, misalnya saja selalu percaya diri saat menghadapi test atau

ujian sekolah (tidak menyontek), tidak ikut-ikutan dengan gaya hidup teman-temannya

yang kurang baik dan masih banyak lagi.

3.4 Membangun Generasi Muda dengan Ilmu, Budi Pekerti dan Kemandirian

Pendidikan merupakan kata kunci untuk menyelesesaikan permasalahan

menurunnya generasi muda berkarakter.Hanya dengan pendidikan ilmu dapat diserap

dengan baik.Pendidikan yang dimaksud di sini tidak hanya pendidikan secara formal,

namun juga pendidikan non formal.Tentunya untuk mencapai kesuksesan dalam

memperbaiki dan menciptakan generasi muda berkarakter, maka diperlukan peran dari

berbagai pihak. Beberapa pihak yang dapat berperan dalam hal ini, di antaranya:

a. Pimpinan

Page 16: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

16

Pimpinan dari sebuah institusi atau lembaga yang berada dalam bidang

pendidikan (misalnya : sekolah dan universitas) harus mampu mengembangkan pola

pendidikan yang baik sesuai dengan pola pendidikan islami. Dengan adanya pola

pendidikan yang islami, yaitu yang terdapat pada standar kurikulum, proses belajar

mengajar, hingga penentuan guru atau dosen serta budaya sekolah atau kampus yang

akan dikembangkan, maka akan membuat suasana pembelajaran menjadi kondusif dan

mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian islam.

Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang pimpinan, misalnya menerapkan

aktivitas sholat berjamaah dhuhur dan ashar di lembaga tersebut.Hal ini sudah

diterapkan pada salah satu universitas di Malang, yaitu UIN Malang.Selain itu,

mengadakan pengajian setiap minggu atau setiap bulan secara rutin dan itu wajib

diikuti oleh semua staff dan karyawan atau bahkan mahasiswanya yang dijadwalkan

secara bergilir setiap minggunya. Dengan adanya kegiatan seperti itu, maka akan

mampu membangun sistem pendidikan secara islami, sehingga mewujudkan generasi

muda yang berkarakter secara islami.

b. Ulama

Dalam memajukan pendidikan secara islami, peran ulama sangatlah penting,

karena biasanya ulama menjadi acuan dan teladan oleh masyarakat sekitarnya dalam

kehidupan sehari-hari.Seperti halnya, dengan adanya pondok pesantren yang

menyebar di berbagai wilayah di Indonesia memiliki kontribusi yang sangat besar

dalam memajukan pendidikan generasi muda berkarakter.Biasanya pesantren modern

menerapkan pendidikan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.Seperti halnya di

Malang terdapat pesantren Luhur, pesantren ini mengijinkan para santrinya untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran di perkuliahan, sedangkan untuk kegiatan pesantren,

seperti halnya pengajian itu dijadwalkan pada sore dan malam hari.

Dengan adanya pendidikan yang berbasiskan islam ini membuat generasi muda

dari pesantren semakin memiliki karakter yang kuat, yaitu khususnya dalam hal ilmu,

budi pekerti dan kemandirian. Karena di pesantren mereka tidak hanya memperoleh

ilmu, tapi juga menerapkan budi pekerti atau akhlakul karimah terhadap sesama

maupun yang lebih tua sekaligus kemandirian yang diterapkan oleh pribadi masing-

masing.

Page 17: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

17

c. Pendidik

Pendidik yang dimaksud di sini bisa guru, dosen atau guru-guru yang mengajar

di madrasah diniyah.Pendidik sebagai karakter yang harus bisa menjadi teladan oleh

peserta didiknya.Oleh karena itu, penentuan atau kualifikasi guru atau dosen di suatu

instansi pendidikan itu sangatlah berpengaru terhadap karakter anak didiknya.Selain

memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang dibidanginya, pendidik

diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk bisa membina peserta didik menjadi

generasi muda yang berilmu, berbudi pekerti dan mandiri. Hal ini bisa dilakukan

dengan cara memberikan wejangan-wejangan atau nasehat-nasehat di saat mengajar.

Nasehat-nasehat yang diberikan sebaiknya mengacu pada Al-Qur‟an dan Al-

Hadist,sehingga peserta didik semakin yakin dan mau untuk menerapkannya.

Selain memberikan ilmu, peran pendidik terhadap peserta didiknya, yaitu dapat

menanamkan jiwa kemandirian untuk berwirausaha, dikarenakan banyaknya

pengangguran lulusan sarjana di Indonesia.Dampak dari pengangguran ini adalah pada

sikap atau budi pekerti yang kurang baik, sehingga menimbulkan permasalahan seperti

banyaknya peristiwa pencurian atau perampokan. Pendidikan berkarakter yang kurang

menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang menyebabkan ketidakseimbangan

sosial, misalnya kasus korupsi, penggelapan dana dan lain sebagainya. Hal tersebut

terjadi karena kurangnya pendidikan yang berkonsep ilmu, budi pekerti dan

kemandirian.Secara ilmu, mungkin mereka sangat mumpuni di dalam bidangnya,

tetapi secara budi pekerti mereka tsering kali lalai bahwa yang dilakukannya itu

merupakan perbuatan yang tercela.

d. Keluarga dan masyarakat

Keluarga dan masyarakat sangatlah berperan penting dalam pendidikan, kerana

sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat akan

membuat pribadi anak didik terbentuk secara utuh sesuai dengan kehendak islam.

Sebaiknya anggota keluarga mampu memberikan contoh atau teladan yang baik bagi

anak-anaknya, seperti halnya mendisiplinkan sholat lima waktu, mendisiplinkan untuk

mengikuti pengajian dan budaya tepat waktu dalam menjalaninya.

Masyarakat sebagai pendukung harus bisa menciptakan lingkungan yang

islami, misalnya membentuk membentuk jamaah pengajian, membentuk remaja

masjid, dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu mendorong

generasi muda agar semakin berilmu, berbudi pekerti yang baik dan mandiri.

Page 18: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

18

Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diadakan masyarakat, seperti halnya

pembentukan remaja masjid akan semakin membentuk pribadi yang kuat pada

generasi muda, sehingga bagi pemudapemuda yang masih memiliki waktu luang yang

banyak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, bukan dimanfaatkan untuk kegiatan

negative (seperti nongkrong di kafe, melamun, bergosip dan lain-lain). Selain

memiliki ilmu yang cukup, juga memiliki budi pekerti yang baik, serta berjiwa

mandiri. Budi pekerti yang baik bisa diterapkan dengan adanya anak muda yang bisa

menghormati terhadap yang lebih tua, saling tolong-menolong terhadap sesame, mau

manjalin silaturrohim dengan sesame muslim.

Uraian solusi yang dijelaskan di atas dapat dikatakan sebagai solusi pada tataran

paradigmatik dan solusi pada tataran strategi fungsional.Solusi pada tataran paradigmatk

dapat dilihat pada peran pimpinan, ulama, pendidik, keluarga dan masyarakat. Peran tersebut

diterapkan dalam proses pembelajaran yang paradigmanya menuju kea rah islami. Sedangkan

solusi pada tataran strategi fungsional meliputi cara yang dilakukan pihak-pihak yang

berperan dalam pendidikan tersebut, misalnya ulama yang mendirikan pondok pesantren di

lingkungannya sebagai lembaga pendidiakan.

Berdasarkan uraian dari subbab 3.3 yang menjelaskan tentang hubungan pendidikan

karakter dengan konsep ilmu, budi pekerti dan kemandirian, maka solusi yang diuraikan pada

bagian ini telah mencangkup penjelasan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkaitan, yaitu

konsep ilmu yang terdapat pada surat Al-An‟am ayat 122, konsep budi pekerti pada surat Ali-

Imran ayat 215 dan konsep kemandirian pada surat Al-Mu‟minun ayat 62.

Page 19: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

19

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pembinaan generasi muda untuk menjadi generasi muda berkarakter, yaitu

berilmu, berbudi pekerti dan berjiwa kemandirian itu sangatlah penting demi

kesinambungan generasi muda sampai akhir jaman. Pembinaan itu tentunya

membutuhkan upaya dari berbagai pihak, tentunya umat muslim sangatlah berperan untuk

menciptakan kondisi generasi muda yang berkarakter itu.

Peran semua pihak, yaitu meliputi pimpinan, pendidik, ulama, keluarga dan

masyarakat sangatlah diperlukan demi mewujudkan generasi muda yang

berkarakter.Peran pihak-pihak tersebut sudah meliputi solusi pada tataran paradigmatik

dan solusi pada tataran fungsional.

4.2 Saran

Al-qur‟an adalah sebagai dasar pijakan hukum yang menuntun umat kepada

sebuah kehidupan yang lebih teratur dan beradab.Oleh karena itu, dalam pemaknaan Al-

qur‟an hendaknya mampu disesuaikan dengan realitas yang ada.

Page 20: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

20

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Digital.Dalil dan terjemah mengenai ilmu, budi pekerti dan kemandirian.

Anggeriana, B. 2011.Definisi

Ilmu.http://www.insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=413:eti

ka-menuntut. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013

Isfahrusydah. 2011. Merosotnya Akhlak Mahasiswa di Kampus.

http://warkopmbahlalar.com/2269/budi-pekerti-dalam-pandangan-imam-al-ghozali/

Makalah [online]. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013

Maktabah Syamilah. Dalil-dalil mengenai ilmu, budi pekerti, dan kemandirian.

Tatang, 2009.Kemandirian dalam Konsep Islam.Makalah.

Siauw, Felix Y. 2013. Beyond The Inspiration. Jakarta: AlFatih Press.

Pawitasari, Erma. 2013. Enam Prinsip Pendidikan Karakter

Islami.http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=515:enam-

prinsip-pendidikan-karakter-islami&catid=23:pendidikan-islam&Itemid=23. Diakses

pada tanggal 16 April 2013.

Wikipedia. 2013. Islamic Golden Age.http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_Golden_Age.

Diakses pada tanggal 16 April 2013.

Anynomous. 2011. Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia.

http://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/. Diakses pada tanggal 16 April

2013.

Page 21: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

21

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota Kelompok

Nama : Alfa Ridhoana

Tempat dan Tanggal Lahir : 2 Januari 1992

Alamat Rumah : Ds. Wonorejo RT.01/ RW. 02 – Kec.

Sumbergempol- Kab. Tulungagung

Alamat Kos : Jalan Sumbersari No. 88, Malang

No. Telp. : 082139026952

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

- TK Dharmawanita Wonorejo, Tulungagung (1997-1998)

- SDN Wonorejo 1, Tulungagung (1998-2004)

- SMP Negeri 1 Tulungagung (2004-2007)

- SMA Negeri 1 Boyolangu, Tulungagung (2007-2010)

- Pondok Pesantren Panggung (2007-2009)

- Mahasiswi Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang (2010-sekarang)

- Pesantren Luhur Malang (2010-sekarang)

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih:

- Finalis 30 besar Olimpiade Matematika STAIN se-Karisidenan Kediri

- Asisten praktikum Pemrograman 1 Tahun Ajaran 2010/2011

- Asisten praktikum Pemrograman 2 Tahun Ajaran 2011/2012

- Asisten praktikum Pemrograman Web Tahun Ajaran 2012/2013

Pengalaman Organisasi :

- Staff Divisi Infokom MOST Universitas Brawijaya (2010-sekarang)

- Anggota UKM FORMASI Universitas Brawijaya (2010-2011)

Pengalaman Kepanitiaan :

- Staff Divisi Ketertiban Panitia Diklat KIR (SMA).

- Staff Divisi Keamanan dan Kebersihan Panitia Buber HIMAMASTER (2010).

- Staff Divisi Pendamping Panitia Raja Brawijaya 2011.

- Staff Divisi Pendamping Panitia PK2 Maba FMIPA 2011.

Page 22: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

22

- Koordinator Divisi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi Panitia Open Recruitment

Anggota MOST 2012.

Page 23: Membangun Generasi Muda Dengan Ilmu, Budi Pekerti Dan Kemandirian - Ptiik

23

Nama : Indrahidayati Nur Rohmah

Tempat dan Tanggal Lahir : 13 Juni 1993

Alamat Rumah : Wisma Sarinadi Jalan Renang L 14, Sidoarjo

Alamat di Malang : Bukit Cemara Tidar F2 no 10, Malang

No. Telp. : 085731304666

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

- TK Raden Patah, Sidoarjo (1998-1999)

- SDN Pucang 1, Sidoarjo (1999-2005)

- SMP Negeri 3 Sidoarjo (2005-2008)

- English First (2006-2010)

- Purwacaraka Music Studio, Piano Klasik (2006-2007)

- Purwacaraka Music Studio, Piano Pop (2007-2010)

- SMA Negeri 1 Sidoarjo (2008-2011)

- Mahasiswi Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang (2011-sekarang)

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih:

- Asisten praktikum Algoritma Struktur Data Ajaran 2012/2013

Pengalaman Organisasi :

- Staff Sie Bela Negara OSIS SMP Negeri 3 Sidoarjo (2005-2006)

- Sekretaris OSIS SMP Negeri 3 Sidoarjo (2006-2007)

Pengalaman Kepanitiaan :

- Staff Divisi Perlengkapan Panitia Music on Master 2011.

- Staff Divisi Pendamping Panitia PK2 Maba PTIIK 2012.

- Staff Divisi Pendamping Panitia Master Generation 2012.

- Staff Divisi Acara Panitia Master Poster Competition 2012.