Presentasi Alergi Imunologi, Rhinitis Alergi Dan Pem.penunjang
Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
-
Upload
pritta-taradipa -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
1/16
Rinitis Alergi
Peter Small1, Harold Kim 2,3
Pendahuluan
Rinitis secara umum didefinisikan sebagai peradangan mukosa hidung. Penyakit ini
merupakan gangguan yang mempengaruhi hingga !" penduduk #1$. Rinitis alergi
umumnya termasuk %enis rinitis kronis, yang mempengaruhi 1!&2!" dari penduduk, dan
bukti menun%ukkan bah'a pre(alensinya meningkat. Rinitis alergi yang parah dikaitkan
dengan gangguan yang signifikan terhadap kualitas hidup, tidur dan performa ker%a #2$.
)i masa lalu, rinitis alergi dianggap sebagai kelainan yang terlokalisir di hidung dan
rongga hdung, tetapi bukti terbaru mengatakan bah'a rinitis alergi melibatkan komponen
sistemik termasuk seluruh saluran pernafasan. *da se%umlah teori yang mengatakan
hubungan fisiologi, fungsi dan respon imun antara saluran nafas bagian atas +lubang hidung,
rongga hidung, sinus paranasal dan faring dengan saluran nafas bagian ba'ah +trakea,
bronkial, bronkiolus, paru&paru. Pada kedua saluran itu dilapisi epitel bersilia yang terdiri
dari sel goblet yang memproduksi mukus, yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk
yang melindungi struktur saluran pernafasan. Pada lapisan submukosa dari saluran nafas
bagian atas dan saluran nafas bagian ba'ah terdapat pembuluh darah, kelen%ar mukosa, sel
penyangga, syaraf dan sel&sel inflamasi. -ukti menun%ukkan bah'a alergen tidak hanya
1
Abstrak
Rinitis alergi kelainan yang biasanya dikaitkan dengan asma dan kon%ungti(itis. -iasanya
kelainan ini adalah kondisi yang sudah lama ter%adi dan biasanya tidak dapat terdiagnosis di
pelayanan kesehatan tingkat primer. e%ala klasik pada kelainan ini hidung buntu, gatal pada
hidung, rinorea, dan bersin&bersin. Hal yang penting untuk menegakkan diagnosis rinitis
alergi adalah berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan tes cungkit kulit&alergen. /bat
antihistamin generasi kedua dan kortikosteroid intranasal merupakan terapi utama untuk
rinitis alergi. 0munoterapi alergen merupakan terapi modulasi sistem imun yang harus
direkomendasikan %ika terapi farmakologis tidak efektif. *rtikel ini men%elaskan tentang
patofisiologi, diagnosis dan mana%emen yang tepat untuk rinitis alergi.
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
2/16
mempro(okasi respon inflamasi lokal saluran nafas bagian atas, tetapi %uga proses inflamasi
pada saluran nafas bagian ba'ah dan hal ini men%elaskan hubungan rinitis dan asma. Karena
itu, rinitis alergi dan asma merupakan penyakit gabungan radang saluran nafas bagian atas
dan ini perlu dipertimbangkan untuk memastikan penilaian yang optimal dan pengelolaan
pasien dengan rinitis alergi #1,3$.
Pedoman yang komprehensif untuk diagnosis dan pengobatan rinitis alergi diterbitkan
pada tahun 2!! #1$. *rtikel ini berisi ikhtisar rekomendasi sebagai tin%auan literatur saat ini
terkait dengan patofisiologi, diagnosis, dan mana%emen yang tepat untuk rinitis alergi.
Patofisiologi
Pada rinitis alergi, sel inflamasi termasuk sel mast, sel ) 4 , sel -, makrofag dan
eosinofil, menginfiltrasi alergen yang masuk ke rongga hidung +biasanya alergen inhalan
seperti debu, kotoran he'an, bagian he'an kecoa, bulu binatang, %amur, serbuk sari. Sel
menginfiltrasi mukosa saluran pernafasan yang didominasi sel &penolong +h2 yang
melepaskan sitokin +05&3, 05&, 05&6 dan 05&13 yang mempro(okasi imunoglobulin 7 +0g7
yang diproduksi oleh sel plasma. 0g7 memproduksi, memicu pelepasan mediator seperti
histamin, leukotrien yang bertanggung%a'ab terhadap dilatasi arteriol, peningkatan
permeabilitas (askular, rasa gatal, rinorea, sekresi mukus, dan kontraksi otot polos #1,2$.
8ediator dan sitokin terlepas selama tahap a'al dari respon imun yang mela'an alergen,
merangsang respon inflamasi sel selama &9 %am +reaksi alergi fase lambat yang
mengakibatkan ge%ala&ge%ala ini biasanya hidung tersumbat akibat kongesti pembuluh darah
hidung #1,$.
Klasifikasi
Rinitis diklasifikasikan berdasarkan etiologinya : )imediasi 0g&7 +alergi, *utonom,
0nfeksi dan 0diopatik. ;alaupun fokus artikel ini pada rinitis alergi, namun pen%elasan singkat
dari macam&macam rinitis di%elaskan pada abel 1.
)ahulu, rinitis alergi dibedakan men%adi 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya :
Rinitis *lergi 8usiman +seasonal yang ter%adi pada 'aktu tertentu dan Rinitis *lergi
Sepan%ang ahun +perennial. ;alaupun begitu, tidak semua pasien pas diklasifikasikan pada
sifat berlangsungnya. ontohnya, beberapa rinitis yang dicetuskan alergi seperti serbuk sari,
mungkin diklasifikasikan seasonal pada iklim yang dingin, tetapi perenial pada iklim tropis,
dan pasien dengan musim lebih dari empat dalam setahun mungkin alergi akan berge%ala
sepan%ang tahun #$. Karena itu, rinitis alergi diklasifikasikan berdasarkan durasi ge%ala
2
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
3/16
+intermiten atau persisten dan keparahannya +ringan, sedang, berat +5ihat ambar 1 #1,6$.
Rinitis diklasifikasikan intermiten %ika episode ge%ala ter%adi kurang dari < minggu dan
diklasifikasikan persisten %ika ge%ala ter%adi sepan%ang tahun. e%ala yang diklasifikasikan
ringan %ika pasien bisa tidur normal dan beker%a normal termasuk ker%a dan sekolah, ge%ala
yang ringan biasanya intermiten. e%ala pada pasien dikatakan sedang %ika terdapat gangguan
tidur dan gangguan akti(itas sehari&hari. Hal ini penting untuk menilai keparahan dan durasi
dari ge%ala yang akan menentukan mana%emen tiap indi(idu pasien #1$.
Gambar 1. Klasifikasi Rinitis Alergi Berdasarkan Lama Gejala dan Keparahannya.
)iadopsi dari Small et al,2!! #1$, -ous=uet et al, 2!!9 #6$
3
Persisten
Gejala berlangsungsepanjang tahun
Intermiten
Gejala < 6 minggu
Sedang-Berat
Tidur yang tidak
nyenyak, atau
Gangguan aktivitassehari-hari, saat
olahraga, waktu luang,
atau
Gangguan saat
Bekerja/Sekolah, atau
Gejala lain yang
mengganggu
Ringan
Tidur normal
Tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari,
saat olahraga, waktu
luang
Bekerja/Sekolah
dengan normal
Tidak ada gejala yang
mengganggu
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
4/16
Diagnosis dan Pemeriksaan
Rinitis *lergi biasanya kondisi yang berlangsung lama yang sering tidak terdeteksi
pada pelayanan primer. Pasien yang menderita kelainan ini sering mengakui bah'a kelainan
ini mengganggu kualitas hidupnya. )an biasanya dokter sering tidak bisa menanyakan
pertanyaan rutin kepada pasien terkait ge%ala rinitis alergi #1,6" pasien dengan asma #&1!$.
-erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan dasar untuk menegakkan
diagnosis dari rinitis alergi +5ihat tabel 2. es alergi penting untuk mengkonfirmasi apa yang
mendasari ter%adinya alergi pada rinitis alergi #1$. Ru%ukan kepada spesialis alergi harus
dipertimbangkan apabila diagnosis dari rinitis alergi ditegakkan dari anamnesis.
Anamnesis
Selama anamnesis, pasien biasanya mengatakan ge%ala klasik dari rinitis alergi
seperti : hidung buntu, gatal pada hidung, rinorea dan bersin&bersin. Kon%ungti(itis alergi
+0nflamasi dari kon%ungti(a pars sklera pada mata biasanya disertai rinitis alergi dan ge%ala
lain seperti hiperemi kon%ungti(a, epifora, dan gatal pada mata #1$.
7(aluasi pada pasien di rumah dan lingkungan ker%a?sekolah direkomendasikan untuk
mendeteksi pemicu dari rinitis alergi. *namnesis pada lingkungan harus menanyakan alergen
yang dapat memicu seperti serbuk sari, bulu binatang, bahan pel atau pelapis lantai, rokok
dari tembakau, kelembapan lingkungan rumah, atau bahan bahan berbahaya lain yang bisa
terekspose di rumah dan peker%aan. Penggunaan obat&obatan seperti : beta blockers, asam
asetilsalisilat, non-steroid anti inflammatory drugs (NSAIDs), angiotensin converting enzyme
(AC) in!ibitors, dan terapi hormon dan %uga penggunaan kokain pasien bisa memiliki ge%ala
rinitis karena itu pasien harus ditanyakan tentang pengobatan dan obat&obatan yang sedang
digunakan #1$.
*namnesis %uga harus menanyakan ri'ayat penyakit atopi dan akibatnya pada
kualitas hidupnya serta ri'ayat penyakit asma, bernafas melalui mulut, mengorok, slee"
a"nea, sinusitis, otitis media atau polip nasi. Pasien tersebut mungkin memiliki ge%ala hidung
pada saat dingin yang menetap karena itu harus tanyakan frekuensi dan lamanya pilek #1$.
Sebelum pergi ke dokter pasien biasanya sudah menggunakan obat&obatanyang dapat
dibeli tanpa resep dokter biasa disebut %uga dengan obat bebas yang terdiri atas obat bebas
dan obat bebas terbatas yang digunakan untuk mengatasi ge%alanya. Hal ini penting
ditanyakan untuk menilai respon terapi dan mungkin memberikan informasi yang bisa
4
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
5/16
menegakkan diagnosis dan mana%emen rinitis alergi. ontohnya, ge%ala dapat diatasi dengan
antihistamin generasi 2 seperti desloratadine #*erius$, fo@ofenadine #*llegra$, loratadine
#laritin$ sangat disarankan untuk terapi yang disebabkan oleh alergi. Aamun, penting untuk
menggarisba'ah respon terapi dari antihistamin generasi 1 seperti brompheniramine maleate
#)imetane$, chlorpeniramine maleate #hlor&ri&Polon$, clemastine #a(ist&1$ tidak
mengatasi etiologi akibat alergi se%ak antikolinergik dan agen sedatif ini mengurangi ge%ala
rinorea dan meningkatkan kualitas tidur penderita terlepas dari apakah proses peradangan
disebabkan oleh alergi. Respon obat kortikosteroid intranasal sebelumnya mungkin
disarankan untuk rinitis terkait etiologi alergi dan diindikasikan untuk terapi lan%utan yang
bermanfaat di masa depan #1$.
-agian terpenting dari anamnesis pasien yang dicurigai rinitis alergi telah dirangkum
dalam abel 2.
abel 1 Klasifikasi !tiologi dari Rinitis "1#
Deskripsi
Alergi $Dimediasi %g&!' 0nflamasi yang dimediasi 0g&7 pada lapisan mukosa hidung,
yang mengakibatkan eosinofilia dan sel h2 menginfiltrasi
permukaan
)iklasifikasikan intermiten dan persistenAutonomi /bat menginduksi rinitis medikamentosa
Hipotiroid
Hormon
Rinitis Aon *lergi dengan sindrom eosinofilia
%nfeksi Paling sering oleh (irus, lainnya bakteri atau infeksi %amur
%diopatik 7tiologi yang tidak dapat diketahui
abel ( Daftar Anamnesis Lengkap dan Pemeriksaan )isik untuk *eseorang yang
Di+urigai Rinitis "1#
Anamnesis Pemeriksaan )isik Gejala Per %ndi,idu anda yang ampak
5
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
6/16
atal pada hidung
Rinorea
-ersin&bersin
e%ala pada mata, seperti
kon%ungti(itis )ipengaruhi musim tertentu
*da pemicu yang
menimbulkan ge%ala
Ri-ayat Keluarga
Ri'ayat alergi pada keluarga
Ri'ayat asma pada keluarga
Ri-ayat Lingkungan
Serbuk sari
He'an
Pelapis lantai
Bamur
ingkat kelembapan
Paparan tembakau
Ri-ayat Penggunaan bat&obatan
Penyekat -eta
*sam Salisilat
AS*0)
*7 0nhibitor
Penggunaan kokain untuk
bersenang&senang
Kualitas /idup
Rinitis dikaitkan dengan
pertanyaan yang spesifik
Komorbiditas0Penyakit Penyerta Lain
*sma
-ernafas dengan mulut
8endengkur saat tidur
Keterlibatan Sinus
/titis 8edia
Polip pada Hidung
Kon%ungti(itis
Respons Pengobatan *ebelumnya
*ntihistamin per oral generasi
-ernafas melalui mulut
8enggosok&gosok hidung
+*llergic salute sehingga
menimbulkan garis melintang di 1?3
ba'ah dorsum nasi +*llergic crease
Sering terisak dan atau proses
fisiologis membersihkan tenggorokan
dengan berdehem
-ayangan gelap di daerah
ba'ah mata karena stasis (ena
+*llergic shiner
Pemeriksaan /idung
8ukosa edema, berdarah
Pucat, sekret yang cair
erdapat polip atau struktur
abnormal lain
Pemeriksaan elinga
Cmumnya normal
Pemeriksaan dengan otoskop
pneumatik untuk melihat gangguan
pada tuba eustachius
8anu(er (alsa(a untuk
mengetahui adanya cairan di belakang
membran timpani.
Pemeriksaan *inus
Palpasi pada sinus untuk
mengetahui adanya nyeri Sensiti(itas gigi rahang atas
Pemeriksaan rofaring Posterior
Postnasal drip
Hiperplasia limfe pada
dinding posterior faring tampak
granuler dan edema +cobblestone
appereance
Pemeriksaan hora dan Kulit
6
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
7/16
kedua
Kortikosteroid intranasal Penyakit atopi
erdengar 'heeDing pada
kedua lapang paru
)iadopsi dari Small et al., 2!!
Pemeriksaan )isik
Pemeriksaan fisik untuk pasien yang dicurgai rinitis alergi harus menilai tanda yang
tampak, pemeriksaan hidung, pemeriksaan telinga, pemeriksaan sinus, pemeriksaan orofaring
posterior +area pada tenggorokan yang terletak di belakang mulut, pemeriksaan thora@ dan
kulit +lihat abel 2. anda yang tampak yang mengarah pada rinitis alergi antara lain :
bernafas melalui mulut terus menerus, 8enggosok&gosok hidung +Allergic salute sehingga
menimbulkan garis melintang di 1?3 ba'ah dorsum nasi +Allergic crease, Sering terisak dan
atau proses fisiologis membersihkan tenggorokan dengan berdehem, -ayangan gelap di
daerah ba'ah mata karena stasis (ena +Allergic s!iner. Pemeriksaan hidung mukosa edema,
pucat, sekret yang cair. Pada pemeriksaan endoskopi interna lihat apakah terdapat polip atau
struktur abnormal lain #1$.
Pemeriksaan telinga umumnya normal pada pasien dengan rinitis alergi, namun
pemeriksaan tuba eusthacius dengan otoskop pneumatik dapat dipertimbangkan. 8anu(er
Ealsa(a dilakukan dengan pembuangan napas +ekspirasi paksa dengan menutupbibirdan
menutup hidung. Hal ini akan mendesak udara untuk masuk ke telinga dalamketika saluran
7ustachi terbuka. 8anu(er (alsa(a untuk mengetahui adanya cairan di belakang membran
timpani #1$.
Pemeriksaan Sinus dengan cara Palpasi pada sinus untuk mengetahui adanya nyeri,
atau menyentuh gigi rahang atas dengan spatel lidah untuk memeriksa sensiti(itasnya.
Pemeriksaan /rofaring Posterior %uga harus diperiksa untuk mengetahui post nasal drip+biasanya terdapat kumpulan sekret yang mukus di belakang hidung dan tenggorokan dan
hiperplasia limfe pada dinding posterior faring yang tampak granuler dan edema
+cobblestone a""ereance. Pemeriksaan hora@ dan Kulit diperlukan untuk mengetahui
penyakit asma +erdengar 'heeDing pada kedua lapang paru serta penyakit atopi +dermatitis
#1$.
Pemeriksaan Penunjang
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Bibirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Telinga_dalam&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_Eustachihttps://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_Eustachihttps://id.wikipedia.org/wiki/Hidunghttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Telinga_dalam&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_Eustachihttps://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_Eustachihttps://id.wikipedia.org/wiki/Bibir -
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
8/16
;alaupun anamnesis dan pemeriksaan fisik mengarah pada diagnostik klinis rinitis
alergi namun diperlukan alat diagnostik lain untuk mengkonfirmasi alergi yang mendasari
rinitis. Pengu%ian cungkit kulit dengan meneteskan ekstrak komersial dari alergen tertentu
pada kulit lengan atau punggung. unggu 16&2! menit, lihat adakah respon bentol dan
kemerahan pada kulit +bercak bentol yang pucat dan permukaannya tidak rata dikelilingi
oleh area kemerahan, hal ini akan ter%adi apabila hasilnya positif. es ini menggunakan
alergen yang berkaitan dengan lingkungan pasien seperti serbuk sari, bulu binatang, %amur
dan debu rumah yang bertebangan. es cukit kulit merupakan alternatif tes yang masuk akal
dengan menggunakan alergen yang spesifik terhadap 0g7 seperti : tes radioalergosorbent
+R*Ss merupakan sebuah tes yang mengukur secara in (itro kadar 0g7 spesifik pasien
terhadap alergen tertentu. Aamun tes cungkit kulit lebih dipertimbangkan karena lebih
sensitif dan biaya yang lebih murah daripa tes terhadap alergen dan 0g7 yang spesifik serta
hasil yang lebih cepat #1,
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
9/16
Gambar (. Sebuah algoritma yang disederhanakan, pengobatan bertahap untuk rinitis alergi.
atatan: Pengobatan dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi.
2enghindari Alergen
erapi lini pertama dari rinitis alergi adalah menghindari alergen yang menyebabkan
timbulnya rinitis +seperti, debu rumah yang bertebangan, %amur, he'an peliharaan,
serbuksari dan bahan&bahan iritan seperti rokok. Pasien yang alergi terhadap debu rumah
yang bertebangan diarahkan untuk menggunakan sprei yang impermeabel terhadap alergen
dan men%aga kelembapan rumah di ba'ah 6!" +untuk menghambat kutu tumbuh. Paparan
serbuksari bisa dikurangi dengan menutup %endela rumah, menggunakan penyaring udara dan
membatasi berpergian keluar rumah saat musim semi. Pada pasien yang alergi terhadap bulu
binatang, direkomendasikan meletakkan binatang di luar rumah dan hasilnya secara
signifikan mengurangi ge%ala &< bulan. Aamun, berdampak negatif terhadap fungsi kognitif
karena itu mereka tidak secara rutin direkomendasikan untuk pengobatan rinitis alergi #1,
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
10/16
+*erius
Fe@ofenadine
+*llegra
1 tablet +
1 tablet +12! mg 1@?hari
idak diindikasikan untuk anak&
anak di ba'ah 12 tahun
5oratadine
+laritin
1 tablet +1! mg 1@?hari 6&1! m5 +1&2 sendok teh 1@?hari
Kortikosteroid
%ntranasal
-eklometasone
+-econase
1&2 kali semprot +2 Gg?tiap
semprot tiap lubang hidung, 2@?hari
1 kali semprot +2 Gg?tiap semprot
tiap lubang hidung, 2@?hari
-udesonide
+Rhinocort
2 kali semprot +
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
11/16
Kortikosteroid intranasal merupakan terapi lini pertama untuk pasien dengan ge%ala
ringan&sedang atau sedang&berat yang bisa digunakan terapi sendiri ataupun kombinasi
dengan antihistamin oral. Bika digunakan secara teratur dan tepat, kortikosteroid intranasal
secara efektif menguangi inflamasi dari mukosa hidung dan memeperbaiki kerusakan
mukosa. -erdasarkan studi dan meta&analisis menun%ukkan bah'a kortikosteroid intranasal
lebih unggul daripada antihistamin dan reseptor antagonis untuk mengkontrol ge%ala dari
rinitis alergi termasuk hidung tersumbat, rinorea #11,1$. /bat tersebut %uga mengobati ge%ala
pada mata dan mengurangi ge%ala saluran pernafasan bagian ba'ah pada pasien menderita
rinitis alergi dan asma secara bersamaan #16,1$.
Kortikosteriod intranasal tersedia di Kanada ditun%ukkan pada tabel 3 dan termasuk
fluticasone furoate +*(amys, beklometasone +-econase, Flutikason propionat +Flonase,
riamsinolon asetonid +Aasacort, 8omethasone Furoate +Aasone@, Siklesonid +/mnaris
dan -udesonid +Rhinocort. Cntuk penggunaan obat semprot hidung dapat optimal pasien
harus dia%ari cara penggunaan obat semprot hidung. 0dealnya, obat kortikosteroid intranasal
baik digunakan pada saat paparan alergen a'al dan karena 'aktu puncaknya membutuhkan
beberapa hari, kortikosteroid intranasal harus digunakan secara teratur #$.
7fek samping kortikosteroid intranasal yang paling sering adalah iritasi hidung, terasa
perih. Aamun, efek ini dapat dihindari dengan cara menyemprotkan sedikit %auh dari septum
nasi #1$. -ukti menun%ukkan bah'a beklometason intranasal dibandingkan degan placebo
menghambat pertumbuhan pada anak&anak, namun studi %angka pan%ang efek samping
beklometason intranasal terhadap pertumbuhan adalah sedikit #19&21$.
0ni penting untuk digarisba'ahi kebanyakan pasien dengan rinitis alergi yang berobat
di pelayanan tingkat primer dengan ge%ala sedang&berat membutuhkan kortikosteroid
intranasal. -ous=et et al. mencatat hasil yang lebih baik pada pasien dengan ge%ala sedang&
berat diobati dengan kombinasi obat kortikosteroid intranasal #22$.
Antagonis Reseptor Leukotrien
*ntagonis reseptor leukotrien seperti montelukast dan Dafirlukast efektif terhadap
terapi dari rinitis alergi, namun obat ini tidak seefektif kortikosteroid intranasal #23&26$.
8eskipun dalam studi %angka pendek menemukan bah'a kombinasi *ntagonis reseptor
leukotrien dan antihistamin beker%a efektif seperti kortikosteroid intranasal #2
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
12/16
penting digarisba'ahi di Kanada, montelukast +Singulair merupakan antagonis reseptor
leukotrien yang diindikasi untuk pengobatan rinitis alergi pada de'asa.
*ntagonis reseptor leukotrien harus dipertimbangkan ketika antihistamin oral dan
atau kortikosteroid intranasal tidak efektif untuk mengontrol ge%ala rinitis alergi. Bika
kombinasi terapi farmakologi dengan antihistamin oral, kortikosteroid intranasal dan
antagonis reseptor leukotrien tidak efektif atau tidak dapat mentoleransi ge%alanya maka
imunoterapi alergen dapat dipertimbangkan.
%munoterapi Alergen
0munoterapi alergen melibatkan subkutan yang secara bertahap meningkatkan %umlah
dari alergen yang rele(an pasien sampai dosis tercapai yang efektif dalam mendorong
toleransi imunologi terhadap alergen. erapi ini menun%ukkan efekti(itas terapi pada rinitis
alergi yang disebabkan serbuksari dan debu rumah, tetapi memiliki kegunaan yang terbatas
dalam mengobati alergi yang disebabkan %amur dan bulu he'an #1$.
-iasanya, imunoterapi alergen diberikan tahunan dengan peningkatan dosis secara
bertahap setiap minggu selama
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
13/16
)ekongestan oral dan intranasal seperti pseudoefedrin, fenilefrin berguna untuk
meredakan buntu hidung pada pasien dengan rinitis alergi. 8eskipun begitu, efek samping
penggunaan dekongesan oral yaitu agitasi, insomnia, nyeri kepala, palpitasi, sehingga perlu
membatasi penggunaan %angka pan%ang. Selain itu, obat ini dikontraindikasikan pada pasien
hipertensi yang tidak terkontrol dan penyakit arteri koroner yang berat. Penggunaan %angka
pan%ang dekongestan intranasal dapat menyebabkan resiko ter%adinya rinitis medikamentosa,
karena itu obat ini %angan digunakan lebih dari 6&1! hari. Kortikosteroid oral %uga
menun%ukkan terapi yang efektif pada pasien rinitis alergi ge%ala berat yang kebal terhadap
antihistamin oral dan kortikosteroid itranasal #1,$.
8eskipun tidak seefektif kortikosteroid intranasal, sodium cromoglycate +romolyn
menun%ukkan mengurangi bersin&bersin, rinorea dan rasa gatal pada hidung, karena itu
pilihsn terapi yang masuk akal untuk beberapa pasien. *ntibodi anti 0g&7 omaliDumab %uga
menun%ukkan terapi yang efektif pada rinitis alergi musiman dan asma #1$.
Hal ini penting untuk dicatat bah'a rinitis alergi dapat memburuk selama kehamilan
dan mungkin memerlukan pengobatan farmakologis. 8anfaat maupun risiko agen
farmakologis untuk rinitis alergi perlu dipertimbangkan sebelum merekomendasikan terapi
medis untuk 'anita hamil. Aatrium kromoglikat intranasal dapat digunakan sebagai terapi
lini pertama untuk rinitis alergi di kehamilan karena tidak ada efek teratogenik pada manusia
atau he'an. *ntihistamin generasi pertama %uga dapat dipertimbangkan untuk alergi rinitis
pada kehamilan dan, %ika diperlukan, klorfeniramin dan diphenhydramine dapat
direkomendasikan diberikan catatan keamanan %angka pan%ang mereka. Aamun, pasien harus
diberitahu bah'a risiko sedasi dengan obat tersebut. Bika kortikosteroid intranasal diperlukan
selama kehamilan, beklometason atau semprot hidung budesonide harus dianggap sebagai
lini pertama terapi karena catatan keamanan yang lebih lama. 8ulai atau meningkatkan
imunoterapi alergen selama kehamilan tidak dian%urkan karena resiko anafilaksis untuk %anin.
Aamun, dosis pemeliharaan dianggap aman dan efektif selama kehamilan #1$.
Kesimpulan
Rinitis alergi adalah gangguan umum yang dapat secara signifikan mempengaruhi
kualitas hidup pasien. )iagnosis dilakukan melalui anamnesis yang komprehensif dan
pemeriksaan fisik. es diagnostik lebih lan%ut menggunakan tes cungkit kulit atau tes 0g7&
alergen tertentu biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi alergi yang mendasari rinitis
tersebut. erdapat beberapa pilihan terapi yang tersedia untuk pengobatan alergi rinitis efektif
dalam mengelola ge%ala dan umumnya aman dan ditoleransi dengan baik. *ntihistamin
13
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
14/16
generasi 2 dan kortikosteroid intranasal adalah pengobatan utama untuk gangguan ini.
0munoterapi alergen serta obat lain seperti dekongestan dan kortikosteroid oral mungkin
berguna dalam beberapa kasus.
Pesan
Rinitis alergi berhubungan erat dengan asma dan kon%ungti(itis.
es cungkit kulit&alergen adalah tes diagnostik terbaik untuk mengkonfirmasi rinitis
alergi.
Kortikosteroid intranasal adalah pengobatan utama untuk sebagian besar pasien yang
datang ke dokter dengan rinitis alergi.
0munoterapi alergen adalah modulasi sistem kekebalan tubuh yang efektif , %ika terapi
farmakologis untuk rinitis alergi tidak efektif.
Referensi
1. Small P, Frenkiel S, -ecker *, -ois(ert
P, -ouchard B 8), arr S, ockcroft ),
)enburg B, )esrosiers 8, all R, Hamid
, HIbert B, Ba(er *, Keith P, Kim H,
5a(igne F, 5emiJr , 8assoud 7, Payton
K, Schellenberg -, Sussman ,
annenbaum ), ;atson ;, ;itterick 0,
;right 7, he anadian Rhinitis ;orkingroup: Rhinitis: * practical and
comprehensi(e approach to assessment
and therapy. B /tolaryngol 2!!, 3, >>&1!!.. 5ee P, 8ace S: *n approach to allergic
rhinitis. *llergy Rounds 2!!>, 1.
6. -ous=uet B, Khaltae( A, ruD **,
)enburg B, Fokkens ;B, ogias *,
uberbier , -aena&agnani 7, anonica
;, (an ;eel , *gache 0, *Lt& Khaled A,
-achert , -laiss 8S, -onini S, -oulet
5P, -ous=uet PB, amargos P, arlsen KH,
hen M, usto(ic *, )ahl R, )emoly P,
)ouagui H, )urham SR, (an ;i%k R,
Kalayci /, Kaliner 8*, Kim MM,
Ko'alski 85, Kuna P, 5e 5, 5emiere ,
5i B, 5ockey RF, 8a(ale&8anuel S,
8eltDer 7/, 8ohammad M, 8ullol B,
Aaclerio R, /NHehir R7, /hta K,
/uedraogo S, Palkonen S, Papadopoulos
A, Passalac=ua , Pa'ankar R, Popo( *,
Rabe KF, Rosado&Pinto B, Scadding K,
Simons F7, oskala 7, Ealo(irta 7, (an
au'enberge P, ;ang )M, ;ickman 8,Ma'n -P, Morgancioglu *, Musuf /8, ar
H, *nnesi&8aesano 0, -ateman 7), -en
Kheder *, -oakye )*, -ouchard B,
-urney P, -usse ;;, han&Meung 8,
ha(annes AH, huchalin *, )olen ;K,
7muDyte R, rouse 5, Humbert 8,
Backson , Bohnston S5, Keith PK, Kemp
BP, Klossek B8, 5arenas&5innemann ),
5ip'orth -, 8alo B5, 8arshall ),
AaspitD , Aekam K, Aiggemann -,
AiDanko'ska&8ogilnicka 7, /kamoto M,/rru 8P, Potter P, Price ), Stoloff S;,
Eandenplas /, Eiegi , ;illiams ), ;orld
Health /rganiDation *+257A *lleren:
*llergic rhinitis and its impact on asthma
+*R0* 2!!9 update +in collaboration 'ith
the ;orld Health /rganiDation,
*+257A and *lleren. *llergy 2!!9,
management of allergic rhinitis #feature$.
linical Focus 2!!9, 1&.
14
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
15/16
. uerra S, Sherrill ), 8artineD F, -arbee
R*: Rhinitis as an independent risk factor
for adult&onset asthma. B *llergy lin
0mmunol 2!!2, 1!>:1>&26.
9. Horo'itD 7, )iemer F-, Poyser B, Rice
E, Bean 5, -ritt E: *sthma andrhinosinusitis pre(alence in a -altimore
city public housing comple@ #abstract$. B
*llergy lin 0mmunol 2!!1, 1!:S29!.
>. Kapsali , Horo'itD 7, ogias *:
Rhinitis is ubi=uitous in allergic asthmatics
#abstract$. B *llergy lin 0mmunol 1>>,
>>:S139.
1!. 5eynaert -, -ous=uet B, Aeukirch ,
5iard R, Aeukirch F: Perennial rhinitis:
an independent risk factor for asthma in
nonatopic sub%ects: results from the7uropean ommunity Respiratory Health
Sur(ey. B *llergy lin 0mmunol 1>>>,
1!+2 Pt 1:3!1&3!.
11. ManeD *, Rodrigo B: 0ntranasal
corticosteroids (ersus topical H1 receptor
antagonists for the treatment of allergic
rhinitis: a systematic re(ie' 'ith meta&
analysis. *nn *llergy *sthma 0mmunol
2!!2, 9>:>&9.
12. Pullerits , Praks 5, Ristio%a E, 5Ot(all
B: omparison of a nasal glucocorticoid,
antileukotriene, and a combination of
antileukotriene and antihistamine in the
treatment of seasonal allergic rhinitis. B
*llergy lin 0mmunol 2!!2, 1!>:>>&>66.
13. ;ilson *8, /N-yrne P8,
Parames'aran K: 5eukotriene receptor
antagonists for allergic rhinitis: a
systematic re(ie' and meta&analysis. *m B
8ed 2!!, 1162&>6.
1. ;atson ;, -ecker *-, Simons F7R:
reatment of allergic rhinitis 'ith
intranasal corticosteroids in patients 'ith
mild asthma: effect on lo'er air'ay
hyperresponsi(eness. B *llergy lin
0mmunol 1>>3, >1+1 Pt 1:>&1!1.
19. Skoner )P, Rachelefsky S, 8eltDer
7/, her(insky P, 8orris R8, SeltDer B8,
Storms ;;, ;ood R*: )etection of
gro'th suppression in children duringtreatment 'ith intranasal beclomethasone
dipropionate. Pediatrics 2!!!, 1!6:723.
1>. *llen )-, 8eltDer 7/, 5emanske RF
Br, Philpot 77, Faris 8*, Kral K8,
Prillaman -*, Rickard K*: Ao gro'th
suppression in children treated 'ith the
ma@imum recommended dose of
fluticasone propionate a=ueous nasal spray
for one year. *llergy *sthma Proc 2!!2,
23:!&13.
2!. *gertoft 5, Pedersen S: 7ffect of long&
term treatment 'ith inhaled budesonide on
adult height in children 'ith asthma. A
7ngl B 8ed 2!!!, 33:1!
-
7/25/2019 Membaca Jurnal Rhinitis Alergi (Translate Indonesia)
16/16
study comparing a leukotriene receptor
antagonist and a nasal glucocorticoid in
seasonal allergic rhinitis. *m B Respir rit
are 8ed 1>>>, 16>:191&1919.
2. Ratner PH, Ho'land ; 3rd, *rastu
R, Philpot 77, Klein K, -aidoo *,Faris 8*, Rickard K*: Fluticasone
propionate a=ueous nasal spray pro(ided
significantly greater impro(ement in
daytime and nighttime nasal symptoms of
seasonal allergic rhinitis compared 'ith
montelukast. *nn *llergy *sthma
0mmunol 2!!3, >!:63