Membaca hasil lab urin

6
Membaca hasil lab urin  POSTED BY YOSSI TRIXIE MONDAY, JUNE 21, 2010 1:54 AM LABELS: ARTIKEL , LAB TEST , PROTAP , SOP , URINALYSIS Warna urin Nilai normal: kekuningan jernih Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa hal. Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat parkinson (levodopa), methemoglobunuria. Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran kemih. Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa). Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif, kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan kuinakrin). Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral, trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin, laksatif (fenolftalein). Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu. Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus. Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik. Berat jenis Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi antar a 1.002 sampai 1.006.

Transcript of Membaca hasil lab urin

Page 1: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 1/6

Membaca hasil lab urin POSTED BY YOSSI TRIXIE MONDAY, JUNE 21, 2010 1:54 AM 

LABELS: ARTIKEL , LAB TEST , PROTAP , SOP , URINALYSIS 

Warna urin 

Nilai normal: kekuningan jernih

Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah

bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya.

Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa hal.

Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum

obat parkinson (levodopa), methemoglobunuria.Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran

kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran

kemih.

Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid

atau metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).

Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif,

kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan

kuinakrin).Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan

oral, trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin,

sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).

Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.

Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang

minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.

Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan

limfatik.Berat jenis

Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL

Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis

urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir)

berkisar pada 1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006.

Page 2: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 2/6

Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain,

yaitu sekitar 1.026.

Abnormalitas:

Berat jenis urin yang lebih dari normal menunjukkan gangguan fungsi

ginjal, infeksi saluran kemih, kelebihan hormon antidiuretik, demam,

diabetes melitus, diare / dehidrasi.

Berat jenis urin yang kurang dari normal menunjukkan gangguan

fungsi ginjal berat, diabetes insipidus, atau konsumsi antibiotika

(aminoglikosida).

pH 

Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)

pH lebih basa: habis muntah-muntah, infeksi atau batu saluran kemih,

dan penurunan fungsi ginjal. Dari faktor obat-obatan: natrium

bikarbonat, dan amfoterisin B.

pH lebih asam: diet tinggi protein atau diet tanpa kalori, diabetes

melitus, asidosis tuberkulosis ginjal, dan fenilketonuria. Dari faktor

obat-obatan: diazoksid dan vitamin C.

Glukosa

Nilai normal: negatif 

Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).

Pemeriksaan Benedict ini sebenarnya ditujukan untuk mendeteksi

adanya glukosa, asam homogentisat, dan substansi reduktor lainnya

(misalnya vitamin C) dalam urin; sesuai dengan mekanisme reaksi

yaitu reduksi tembaga sulfat. Asam homogentisat bisa ada dalam urin

dalam jumlah besar pada individu dengan gangguan metabolisme

Page 3: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 3/6

asam amino alkohol (fenilalanin dan tirosin). Karena faktor ini

pemeriksaan glukosuria di negara maju telah diganti dengan Clinistix.

Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun

memang penyakit ini yang paling sering memberi hasil positif pada uji

glukosa urin. Makna lain yang mungkin:

-Penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefritis tubular, sindroma Fanconi).

-Penyakit hepar dan keracunan logam berat.

-Faktor farmakologis (indometasin, isoniazid, asam nikotinat, diuretik

tiazid, karbamazepin).

-Nutrisi parenteral total yang berlebihan (hiperalimentasi) dengan

infus glukosa.

Protein 

Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji

kuantitatif)

Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat 6%,

atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih

banyak digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai

kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada

dewasa, yaitu <100>

Hasil abnormal (positif) dalam uji proteinuria dapat berarti:Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri,

keracunan).

Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).

Page 4: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 4/6

Proteinuria sementara (pada dehidrasi, diet tinggi protein, stres,

demam, post-pendarahan). Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran

kemih, nekrosis tubular ginjal).

Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit

bawaan (ginjal polikistik). Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua

aminoglikosida, fenilbutazon, sulfonamid).

Keton

Nilai normal: negatif 

U ji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk

sampingan penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu

diperiksa dengan metode Rothera, dan sekarang digunakan dipstik.

Hasil positif dapat ditemukan pada ketoasidosis diabetik, alkoholisme,

diet tinggi lemak, penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan

tertentu (levodopa dan obat-obat anestetik).

Urobilinogen

Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U /dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran

1/20 (Wallace-Diamond) Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji

pengenceran Wallace-Diamond. Cara ini sudah banyak digantikan oleh

uji dipstik modern yang bersifat kualitatif.

Urobilinogenuria dapat disebabkan oleh

Penyakit hepar dan empedu (hepatitis akut, sirosis, kolangitis)

Infeksi tertentu (malaria, mononukleosis)

Polisitemia vera ataupun anemia

Keracunan timah hitam

Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi

komplit pada saluran empedu (kolelitiasis atau karsinoma pankreas).

Dari faktor farmakologis: kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan

urobilinogen urin berkurang.

Bilirubin

Page 5: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 5/6

Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 mol/L. Bilirubinuria dapat

disebabkan oleh:

Penyakit hepar (sirosis, hepatitis alkoholik), termasuk efek

hepatotoksisitas.

Infeksi atau sepsis.

Keganasan (terutama hepatoma dan karsinoma saluran empedu).

Nitrit

Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari

100.000 mikroorganisme/mL) Nitrit urin digunakan untuk skrining

infeksi saluran kemih.

Eritrosit

Nilai normal: 0-3 sel per lapang pandang besar Eritrosit dalam urin

yang berlebihan (mikrohematuria) dapat ditemukan pada urin wanita

menstruasi dan perlukaan pada saluran kemih; baik oleh batu, infeksi,

faktor trauma, maupun karena kebocoran glomerulus.

Leukosit

Nilai normal: 2-4 sel per lapang pandang besar Leukosit yang

berlebihan dalam urin (piuria) biasanya menandakan adanya infeksi

saluran kemih atau kondisi inflamasi lainnya, misalnya penolakan

transplantasi ginjal. Sel epitel Nilai normal: sekitar 10 sel per lapangpandang besar, berbentuk skuamosa. Sel epitel yang lebih daripada

 jumlah normal berkaitan dengan infeksi saluran kemih dan

glomerulonefritis. Sedangkan bentuk sel epitel abnormal dikaitkan

dengan keganasan setempat.

Cast / inklusi 

Nilai normal: ditemukan cast hialin dalam jumlah sedang, tanpa

adanya inklusi. Cast merupakan kumpulan sel-sel yang dikelilingi

suatu membran. Biasanya cast selain hialin (misalnya cast eritrositatau cast leukosit) menunjukkan kerusakan pada glomerulus

(glomerulonefritis kronik). Inklusi sitomegalik menunjukkan infeksi

sitomegalovirus (CMV) atau campak.

Kristal

Page 6: Membaca hasil lab urin

8/7/2019 Membaca hasil lab urin

http://slidepdf.com/reader/full/membaca-hasil-lab-urin 6/6

Nilai normal: ditemukan kristal dalam jumlah kecil Kristal yang

ditemukan dalam urin tergantung pada pH urin yang diperiksa. Pada

urin asam dapat ditemukan kristal asam urat. Pada urin netral

ditemukan kristal kalsium oksalat. Pada urin basa mungkin terlihat

kristal kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Ada juga sejumlah kristal

yang dalam keadaan normal tidak ada; antara lain kristal tirosin,

sistin, kolesterol, dan bilirubin.

Bakteri, jamur, dan parasit 

Nilai normal bakteri: negatif. Kecuali untuk urin midstream: <>

Nilai normal jamur dan parasit: negatif Bakteri yang dapat

menimbulkan infeksi saluran kemih mungkin ditemukan dalam

urinalisa, antara lain E.coli, Proteus vulgaris, Neisseria gonorrhoea dan

Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan parasit yang mungkin

ditemukan dalam urin adalah Schistosoma haematobium dan

mikrofilaria spesies tertentu.

Referensi Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic

Procedure. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008. Kasper DL et.al

(eds). Harrison¶s Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-

Hill, 2007. (hnz)

http://hnz11.wordpress.com/2009/05/22/membaca-lab-urin/