Memasyarakatkan Terapi Spiritual

download Memasyarakatkan Terapi Spiritual

of 5

Transcript of Memasyarakatkan Terapi Spiritual

MEMASYARAKATKAN TERAPI SPIRITUALPengertian terapi spiritual adalah sebuah terapi dengan pendekatan terhadap kepercayaan yang dianut oleh klien, pendekatan ini dilakukan oleh seorang pemuka agama dengan cara memberikan pencerahan, kegiatan ini dilakukan minimal 1 kali seminggu untuk semua klien dan setiap hari untuk pasien. Terapi spiritual berbeda dengan berdoa, doa tersebut ditiupkan disebuah gelas berisi air minum kemudian meminta klien meminum air tersebut, meskipun sama - sama menggunakan sebuah perilaku dalam sebuah agama atau kepercayaan tetapi akan sangat berbeda dengan terapi spiritual. Terapi spiritual lebih cenderung untuk menyentuh satu sisi spiritualitas manusia, mengaktifkan titik godspot dan mengembalikan klien ke sebuah kesadaran darimana dia berasal, alasan mengapa manusia diciptakan, tugas - tugas yang harus dilakukan manusia didunia, beberapa hal yang pantas dilakukan didunia, hal - hal yang tak pantas dilakukan didunia, mengembalikan manusia ke kesucian, mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali menjadi selembar kertas putih. Terapi spiritual dalam bentuk massal dilakukan disebuah ruangan tertentu, pembicara yang sudah menguasai komunikasi terapeutik memberikan pencerahan tentang hakekat mengapa manusia diciptakan, mengenalkan tujuan manusia diciptakan dll, pencerahan - pencerahan ini bertujuan mengurangi manusia terhadap keinginan dan memprioritaskan kebutuhan, meskipun kebutuhan bagi setiap orang itu berbeda tetapi minimal dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia maka terapi ini akan membantu manusia kembali ke kesadaran awal. Terapi spiritual juga bisa dilakukan dalam bentuk bimbingan individu, terapi dilakukan oleh satu perawat dengan satu pasien, perawat membacakan sesuatu yang harus ditirukan oleh klien kemudian perawat meminta klien membaca bacaan tertentu sebanyak beberapa kali, selain itu membimbing klien dalam proses ibadah, meski mengalami gangguan jiwa beberapa klien masih memiliki satu kesadaran terkait dengan spiritualitas. Memasyarakatkan terapi spiritual bertujuan menreduksi lamanya waktu perawatan klien gangguan jiwa, memperkuat mentalitas dan memperkuat konsep diri klien, seorang penderita gangguan jiwa berasal dari persepsi yang salah terkait dengan dirinya, orang lain dan lingkungan, dengan terapi spiritual maka klien akan dikembalikan persepsinya terkait dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Ingin mendapatkan penghasilan dari Promosi CD keperawatan? tanpa modal, cukup memaksimalkan ilmu marketing dan promosi via facebook, friendster maupun twitter. Saatnya Internet sebagai ajang mendapatkan pemasukan tambahan caranya disini

Pengertian Kecerdasan Spiritual18 Februari 2010 Arya Utama Tinggalkan komentar Go to comments

Menurut Munandir (2001 : 122) kecerdasan spritual tersusun dalam dua kata yaitu kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Berbagai batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli didasarkan pada teorinya masing-masing. Selanjutnya Munandir menyebutkan bahwa Intelegence dapat pula diartikan sebagai kemampuan yang berhubungan dengan abstraksi-abstraksi, kemampuan mempelajari sesuatu, kemampuan menangani situasi-situasi baru. Sementara itu Mimi Doe & Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral. Jadi berdasarkan arti dari dua kata tersebut kerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan. Kecerdasan ini terutama berkaitan dengan abstraksi pada suatu hal di luar kekuatan manusia yaitu kekuatan penggerak kehidupan dan semesta. Menurut Tony Buzan kecerdasan spiritual adalah yang berkaitan dengan menjadi bagian dari rancangan segala sesuatu yang lebih besar, meliputi melihat suatu gambaran secara menyeluruh. Sementara itu, kecerdasan spiritual menurut Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas. Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain. Kecerdasan spiritual menurut Khalil A Khavari di definisikan sebagai fakultas dimensi nonmaterial kita atau jiwa manusia. Ia menyebutnya sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan. Kita harus mengenali seperti adanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekat yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk

hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki.Istilah spirit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti roh , jiwa , semangat , arwah , jin , hantu . Sedang spiritual berarti bathin , rohani , bantuan bathin , dan keagamaan . Bukan berarti terapi sprititual lalu berati terapi hantu-hanyuan . Yang dimaksud terapi spiritual kurang lebih adalah terapi dengan memakai upaya-upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ini sama dengan terapi keagamaan, relijius, atau psikorelijius, yang berarti terapi dengan menggunakan faktor agama, kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, memanjatkan puji-pujian, ceramah keagamaan, kajian kitab suci, dsb. Hanya saja terapi spiritual lebih umum sifatnya, tidak selalu dengan agama formal, jadi lebih universal seperti yang kita lihat pada buku-buku teks. Yang dimaksud dalam diskusi ini adalah terapi spiritual dengan memakai agama formal yang dianut masing-masing pasien. Untuk terapi spiritual gangguan mental bisa dibagi dua golongan besar saja, yaitu nonpsikotik dan psikotik. Untuk non psikotik banyak jenisnya, seperti gangguan cemas, gangguan somatoform, depresi,gangguan kepribadian, dll. Sedang gangguan psikotik adalah : (1) Skizofrenia (5 tipe); (2) Gangguan Afektif Berat dengan gejala psikotik ( Bipolar manik dan Depresi Berat); (3) Skizoafektif; (4) Psikosis Polimorfik Akut; (5) Gangguan Waham Menetap; (6) Psikosis Non Organik lainnya; dan (7) Gangguan Psikotik Organik.

Aspek Spiritual dalam Kesehatan

Sejak tahun 1994, WHO secara resmi memasukkan aspek spiritual sebagai salah satu komponen dalam upaya memperoleh kesehatan. Konsep holistik kesehatan kini terdiri dari empat unsur yaitu biolagis, psikologis, sosial, dan spiritual. Kesehatan yang optimal dapat tercapai jika terdapat keseimbangan kesehatan fisik, emosi, social, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam dalam membuat keputusan yang sehat. Terkait dengan itu, pemanfaatan agama telah digunakan dalam terapi di dunia kedokteran. Namun pada umumnya hanya di lakukan oleh petugas nonmedis yang tidak dibekali pemahaman tentang kedokteran dan keterampilan sebagai terapis. Sayangnya, bahkan sebagai masyarakat masih memandang sebelah mata atau negatif peran agama terhadap kesehatan jiwa. Peran agama terhadap kesehatan jiwa diperkirakan masih menimbulkan kontroversi. Untuk itu, perlu diungkapkan aspek agama dalam ruang lingkup kesehatan jiwa agar dapat dimanfaatkan sebagai salah satu modalitas terapi psikiatri secara optimal. Perkembangan Pemahaman Agama awalnya dianggap sebagai hal negatif dalam kesehatan jiwa. Hingga pertengahan abad 20, para tokoh kesehatan jiwa yang banyak beraliran atheis seperti Sigmund Freud turut mempengaruhi anggapan tersebut. Albert Ellis misalnya menganggap bahwa pemikiran orang beragama adalah pemikiran yang tidak masuk akal dan gangguan emosi ( Irrational thinking and emotional disturbance ). Pada pertengahan abad ke 20 perkembangan bergeser kepada era fisikalistrik, yang menganggap bahwa semua semua sebab penyakit adalah akibat dari ketidakseimbangan fisik dan biologis, sehingga upaya penyembuha gangguan jiwa difokuskan dengan cara fisikbiologis pula. Pada fase ini perkembangan pengobatan jiwa maju pesat dan juga dalam hal terapi kejang listrik. Namun demikian, kemajuan tersebut tidak dapat menyembuhkan semua diagnosis gangguan jiwa. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan hasil terapi gangguan jiwa terus dilakukan penyempurnaannya. Barulah pada awal tahun 1980-an aspek budaya, spiritual, dan keagamaan mulai mendapat perhatian dalam kedokteran jiwa. Dan sejak tahun 1994, WHO secara resmi memasukkan aspek spiritual sebagai salah satu komponen dalam upaya memperoleh kesehatan. Konsep holistik kesehatan kini terdiri dari empat unsur yaitu biolagis, psikologis, sosial, dan spiritual. Aspek spiritual yang mempengaruhi kesehatan jiwa dapat termasuk di dalamnya aspek agama. Mengutip hasil sebuah penelitian,orang yang mengaku beragama dan memiliki konsekuensi tinggi, maka akan memiliki keterikatan pikiran dan emosi dengan keyakinan atau agama beserta aturan-aturan yang ada di dalamnya. Agama mempunyai makna yang

penting bagi manusia karena keimanan dapat berfungsi sebagai penghibur dikala suka serta sumber kekuatan batin saat manusia menghadapi kesulitan. Agama dan unsur kesehatan Antara agama dan unsur psikologis dalam kesehatan memiliki kaitan yang erat. Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan akan timbul rasa tenang dan aman ,yang merupakan salah satu ciri sehat mental. Sedangkan kaitan agama dengan perilaku sosial adalah kegiatan ibadah atau sosial yang umumnya di lakukan bersama-sama oleh penganut agama. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada orang-orang yang komitmen agamanya tinggi maka ketaatan terhadap norma sosialnya juga tinggi. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara kesehatan jiwa dengan aspek daya tahan tubuh , yang terkait dengan kondisi biologis seseorang . Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa orang-orang dengan skor religius tinggi, akan memiliki kadar CD-4 yang juga tinggi. Hal ini menggambarkan tingginya daya tahan tubuh. Serangkaian bukti-bukti lain juga menunjukkan bahwa agama tidak dapat dipandang sebelah mata dalam proses penyembuhan pasien . Pasien dengan tingkat religius tinggi akan rendah nilai depresinya. Peran doa terhadap penyembuhan pasca operasi prostat juga telah di teliti yang mendapatkan hasil bahwa peningkatan pemahaman agama dan doa dapat membantu menekan intensitas depresi pada pasien. Terhadap kesehatan jantung, beberapa pendapat dan hasil penelitian mendapatkan bukti bahwa pasien dengan komitmen agama tinggi yang mengalami transplantasi jantung yang di amati selama satu tahun menunjukkan kemampuan bertahan yang lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tidak memiliki komitmen agama. Penelitian yang dilakukan tahun 2006 mendapat bukti bahwa komitmen agama yang tinggi akan dapat mencegah terjadinya serangan penyakit jantung koroner. Dengan berbagai hasil temuan tersebut, ketahanan sistem imun dapat ditingkatkan salah satunya dengan komitmen agama yang tinggi. Daya tahan mental juga akan lebih baik karena dengan agama orang akan memiliki positive thinking , kontrol diri dan penghargaan diri yang baik dan merasa menjalani hidup dengan penuh makna. Indahnya pelajaran/pendidikan agama di sekolah bila selain mengajarkan aturan-aturan agama secara umum, juga menyadarkan fungsi menunaikan ibadah dapat menjadi pendukung dan terapi kesehatan. Hal itu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keefekftivan terapi kejiwaan dan memperluas upaya penyembuhan. Kemampuan terapi agama untuk proses penyembuhan penyakit dapat di tingkatkan dengan menambah tingkat keimanan pasien. Mari kita menjalankan agama dengan baik dan benar, insya-Allah pahala akherat menanti, kesehatan dan ketentraman hidup di dunia didapat.