Memahami ip address dan subneting bagi
-
Upload
suripto-wahono -
Category
Business
-
view
3.239 -
download
6
description
Transcript of Memahami ip address dan subneting bagi
Memahami ip address dan subneting bagi pemula Posted on September 10, 2011by afing
2 Votes
Kita akan coba membahas cara mengkonfigurasi IP routing pada sebuah router,
bagaimana membagi-bagi alamat IP atau sering dikenal dengan SUBNETTING,
dan bagaimana mengkonfigurasi alamat IP pada tiap-tiap interface router dengan
sebuah subnet yang unik.
Sebelum melanjutkan ke materi, berikut istilah-istilah yang akan sering digunakan
Address—Nomor ID unik yang di set pada sebuah host atau interface pada
sebuah jaringan.
Subnet— Porsi/blok IP yang merupakan bagian dari jaringan (network
sharing).
Subnet mask—Kombinasi 32-bit, digunakan untuk mengilustrasikan porsi
dari sebuah alamat yang merefer pada subnet dan bagian/porsi yang merefer
pada host.
Interface—Sebuah koneksi jaringan (antarmuka).
Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32
bit binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari
sebuah “subnet mask”. 32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8
bit). Masing-masing octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan
tanda titik (dot). Dengan demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam
format ”dotted decimal” (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet
berkisar antara 0 sampai 255 dalam “decimal”, atau 00000000 – 11111111 dalam
“binary”.
Berikut bagaimana ”octet binary” dikonversi ke ”decimal”: Bit paling kanan dari
sebuah octet memiliki nilai 20. Bit disebelah kirinya memiliki nilai 21. dan
seterusnya sampai bit paling kiri yang miliki nilai 27. Jadi jika semua bit bernilai 1,
nilai ”decimal”-nya menjadi 255 sebagai berikut :
1 1 1 1 1 1 1 1
128 64 32 16 8 4 2 1 (128+64+32+16+8+4+2+1=255)
Berikut contoh sederhana konversi sebuah octect jika tidak semua bit bernilai 1.
0 1 0 0 0 0 0 1
0 64 0 0 0 0 0 1 (0+64+0+0+0+0+0+1=65)
Dan berikut contoh sebuah alamat IP dengan ”binary” dan “decimal”-nya.
10. 1. 23. 19 (decimal)
00001010.00000001.00010111.00010011 (binary)
Octet – octect ini dibagi-dibagi untuk menyediakan sebuah skema pengalamatan
yang dapat mengakomodasi jaringan kecil maupun besar. Terdapat 5 kelas/class
jaringan yang berbeda, yaitu class A sampai class E. Kita akan membahas hanya
pengalamatan jaringan class A sampai C saja, sedangkan class D dan E diluar
ruang lingkup pembahasan.
Figure 1 menunjukkan class jaringan A sampai E dan range alamat IP dari masing-
masing class.
Figure 1
Dalam sebuah alamat Class A, octet pertama adalah porsi jaringan/network, jadi
contoh Class A dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 1.0.0.0 –
127.255.255.255. Octet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk pengaturan
dan pembagian jaringan ke dalam “subnet dan host”. Pengalamatan Class A
digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya
sampai 16777214 host!).
Dalam sebuah alamat Class B, octet kedua adalah porsi jaringan/network, jadi
contoh Class B dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 128.0.0.0 –
191.255.255.255. Octet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”.
Pengalamatan Class B digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host antara
256 dan 65534.
Dalam sebuah alamat Class C, octet ketiga adalah porsi jaringan/network, contoh
Class C dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 192.0.0.0 –
233.255.255.255. Octet 4 (8 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”. Cocok
untuk jaringan dengan jumlah host kurang dari 254.
NETWORK MASK
Sebuah ”network mask” membantu kita mengenal porsi mana dari alamat IP yang
menunjukkan jaringan/network dan porsi mana yang menunjukkan
node/host. Jaringan class A, B, dan C mempunyai “mask default”, juga dikenal
sebagai ”mask natural”, seperti berikut:
Class A: 255.0.0.0
Class B: 255.255.0.0
Class C: 255.255.255.0
Sebuah alamat IP pada jaringan Class A yang belum di-”subnet” akan memiliki
sebuah pasangan alamat/mask seperti contoh : 8.20.15.1 255.0.0.0. Untuk
melihat bagaimana “mask” membantu kita mengidentifikasi bagian/porsi jaringan
dan node/host dari sebuah alamat, konversikan alamat dan “mask” ke bilangan
biner/binary.
8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
Jika anda sudah mendapatkan alamat dan mask dalam bentuk binary, maka
identifikasi jaringan/network dan host ID akan lebih mudah.
Bit-bit alamat untuk MASK yang di set 1 menyatakan Network ID, dan yang di set
0 menyatakan Node ID.
8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
-----------------------------------
net id | host id
netid = 00001000 = 8
hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1
Pengertian SubnettingAnda bisa membuat multiple logical networks dalam suatu jaringan Class A, B,
atau C. Jika anda tidak melakukan subnet, anda hanya bisa menggunakan satu
jaringan/network Class A, B, atau C network, hal ini sangatlah tidak lazim.
Tiap-tiap data link di jaringan harus memiliki Network ID yang unik, dengan
node/host pada link tersebut yang menjadi anggota dari Network tersebut
(jaringan yang sama). Jika anda membagi network utama (Class A, B, atau C)
menjadi subnetwork yang lebih kecil, maka anda bisa membuat interconnecting
subnetworks (hubungan antar subnetwork dengan IP routing protocol). Maka
masing-masing data link pada jaringan ini memiliki network/subnetwork ID yang
unik.
Untuk melakukan subnetting alias men-subnet suatu jaringan,
perpanjang natural/default mask dengan bit-bit yang bernilai 1 pada porsi host ID
untuk membuat sebuah subnetwork ID. Contoh sebuah Class C network:
204.17.5.0 dengan natural/default mask: 255.255.255.0, Anda bisa membuat
subnet dengan cara sebagai berikut :204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000
--------------------------|sub|----
Dengan memperpanjang MASK menjadi 255.255.255.224, and telah menambahkan
3 bit bernilai 1 (ditandai dengan “sub”) pada porsi host yang digunakan untuk
membentuk subnet. Dengan 3 bit tersebut, memungkinkan anda membuat 8
subnet. Dengan sisa 5 bit bernilai 0 untuk host ID, masing-masing subnet memiliki
32 alamat host, dan hanya 30 saja yang bisa diterapkan/diconfigurasi pada
perangkat/device, karena host ID dengan seluruh bit nya bernilai 1 atau
seluruhnya bernilai 0 tidak bisa diterapkan pada perangkat/device. (Ini sangat
penting sekali untuk diingat). Berikut subnet-subnet yang telah kita buat:204.17.5.0 255.255.255.224 host address range 1 to 30
204.17.5.32 255.255.255.224 host address range 33 to 62
204.17.5.64 255.255.255.224 host address range 65 to 94
204.17.5.96 255.255.255.224 host address range 97 to 126
204.17.5.128 255.255.255.224 host address range 129 to 158
204.17.5.160 255.255.255.224 host address range 161 to 190
204.17.5.192 255.255.255.224 host address range 193 to 222
204.17.5.224 255.255.255.224 host address range 225 to 254
Note: Ada 2 cara untuk penulisan MASK. Pertama, seperti diatas, anda
menggunakan 3 bit bernilai 1 lebih daripada “natural/default” MASK Class C, anda
bisa menyatakan alamat-alamat ini memiliki 3-bit subnet MASK. Kedua, MASK :
255.255.255.224 dapat ditulis seperti: /27 karena terdapat 27 bit (bernilai 1) yang
telah di set pada MASK. Cara kedua tersebut, dikenal dengan nama Classless
Interdomain Routing (CIDR)-pembahasan berikutnya . Dengan CIDR, satu network
dapat ditulis dengan notasi prefix/length. Contoh, 204.17.5.32/27 sama dengan
network 204.17.5.32 255.255.255.224.
Skema network subnetting untuk 8 subnet, dapat digambarkan sebagai berikut::
Figure 2
Masing-masing router pada Figure 2 terhubung ke 4 subnetwork, satu diantara
subnetwork terhubung pada kedua router tersebut. Masing-masing router juga
memiliki sebuah alamat IP pada masing-masing subnetwork yang terhubung
padanya. Masing-masing subnetwork bisa men-support sampai 30 alamat IP host.
Lebih banyak subnets, lebih sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Contoh
Network kelas C 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/27) akan
menghasilkan 8 subnets, masing-masing subnet memiliki 32 alamat host ( hanya 30
alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices). Jika anda
menggunakan mask 255.255.255.240 (/28), maka detilnya sebagai berikut:
204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000
--------------------------|sub |---
Karena anda memiliki 4 bit untuk membuat subnet, sehingga anda hanya memiliki
4 bit (sebelah kiri) untuk alamat host. Jadi dalam hal ini anda dapat memiliki 16
subnet, masing-masing subnet memiliki 16 alamat host ( hanya 14 alamat IP host
yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices).
Kita akan coba liat cara mensubnet untuk Network Kelas B. Jika anda memiliki
network 172.16.0.0 , maka anda akan segera tahu “natura”l mask-nya adalah
255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperpanjang mask melebihi 255.255.0.0
berarti anda melakukan “subnetting”. Anda dengan cepat bisa melihat bahwa anda
bisa membuat lebih banyak subnet daripada Network Kelas C. Jika anda
menggunakan mask 255.255.248.0 (/21), berapa jumlah subnet dan host per
subnet?
172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000
255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000
-----------------| sub |-----------
Anda menggunakan 5 bit dari “original” bit host untuk subnet. Sehingga anda bisa
memiliki 32 subnet (25). Setelah anda menggunakan 5 bit (nilai 1) untuk
“subnetting”, tersisa 11 bit (nilai 0) untuk alamat host. Sehingga anda bisa
memiliki 2048 alamat host (211), hanya 2046 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi
pada perangkat/devices.
Note: Dulu, terdapat keterbatasan penggunaan “subnet 0″ (semua bit subnet diset
ke Nol/zero). Beberapa perangkat tidak mensupport subnet zero ini. Perangkat
Cisco Systems dapat menggunakan subnet zero ini dengan mengkonfigurasi
perintah : ip subnet zero
Contoh:Sekarang anda sudah memahami apa itu “subnetting”, mari kita terapkan ilmu ini.
Sebagai contoh, anda memiliki kombinasi 2 alamat IP /mask, ditulisa dengan notasi
“prefix/length” (length=jumlah bit yang bernilai 1), yang telah dikonfigurasi pada 2
perangkat/device. Tugas anda adalah menentukan apakah kedua perangkat ini
berapa pada subnet yang sama atau berbeda. Anda dapat menggunakan alamat
dan mask dari masing-masing perangkat untuk menentukan subnet dari kedua
alamat IP host/perangkat tersebut.
Perangkat A: 172.16.17.30/20
Perangkat B: 172.16.28.15/20
Penentuan Subnet untuk Perangkat A:172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110
255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
-----------------| sub|------------
subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0
Penentuan subnet dengan melakukan sebuah logika “AND” antara subnet mask
dan alamat IP host. Dalam hal ini, Perangkat A berada pada subnet 172.16.16.0.
Penentuan Subnet untuk Perangkat B:172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111
255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
-----------------| sub|------------
subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0
Dari hasil diatas, disimpulkan bahwa Perangkat A dan Perangkat B
berada/memiliki subnet yang sama , yaitu 172.16.16.0.
Belajar Mengenal IP-Address Dan Cara Konfigurasinya | | 1 comment
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255×255x255×255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian
kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan
host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dariIP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host.
Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network.IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E.
Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar.
Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunakInternet Protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A
terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255×255x255).IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat
besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
IP address kelas A
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyaiIP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx,
yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
IP address kelas B
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host.
IP address kelas C
IP address kelas C digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas C selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakanIP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti
angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk networkprefix kelas B.
Mengkonfigurasi TCP/IP Implementasi TCP/IP pada Windows meliputi protokol standar TCP/IP, kompatible dengan
TCP/IP berbasis jaringan. Protokol standar TCP/IP termasuk:1. Internet Protocol,
2. Transmission Control Protocol (TCP),3. Internet Control Message Protocol (ICMP),
4. Address Resolusion Protocol (ARP),5. User Datagram Protocol (UDP).
TCP/IP harus dikonfigurasikan sebelum dahulu agar bisa “berkomunikasi” di dalam jaringankomputer. Setiap kartu jaringan komputer yang telah diinstall memerlukan IP address dan
subnetmask. IP address harus unik (berbeda dengan komputer lain), subnet mask digunakan untuk
membedakan network ID dari host ID.Memberikan IP Address
IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic HostConfiguration Protocol (DHCP) atau disi secara manual.
Gambar 2.4. IP address dalam TCP/IP properties
Prosedur yang dilakukan untuk mengisikan IP address:1. Buka Control Panel dan double-klik icon Network.
2. Di dalam tab Configuration, klik TCP/IP yang ada dalam daftar untuk kartu jaringan yang telah
diinstall.3. Klik Properties.
4. Di dalam tab IP Address, terdapat 2 pilihan:* Obtain an IP address automatically
IP address akan diperoleh melalui fasilitas DHCP. DHCP berfungsi untuk memberikan IP address
secara otomatis pada komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi
client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP address yang dapat diberikan
pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya meminjamkan IP addresstersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis.
* Specify an IP addressIP address dan subnet mask diisi secara manual.
5. Klik OK.6. Jika diperlukan masuk kembali ke dalam kotak dialog TCP/IP Properties, klik tab Gateway,
masukkan nomor alamat server.7. Klik OK.
8. Jika diperlukan untuk mengaktifkan Windows Internet Naming Service (WINS) server, kembali
ke dalam kotak dialog TCP/IP Properties, klik tab WINS Configuration, dan klik Enable
WINS Resolution serta masukan nomor alamat server.9. Jika diperlukan untuk mengaktifkan domain name system (DNS), kembali ke dalam kotak
dialog TCP/IP Properties, klik tab DNS Configuration, klik Enable DNS, masukkan nomoralamat server.10. Klik OK.
Read more: http://www.indosandster.net/2011/03/belajar-mengenal-ip-address-dan-cara.html#ixzz2KkeWcRDZ
Fungsi Network Address Satrio Dwi Marthdanic 3 comments
Address digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Fungsi network address ini bisa
dianalogikan seperti petugas kantor pos yang menyortir surat, etugas penyortir surat pada kantor pos cukup
melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana
yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya
dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.
Untuk mencari network address hampir sama dengan mencari subnetmask, disini kita membiarkan bit
network seperti apa adanya dan semua bit host diberikan nilai 0. Misalkan Anda mempunyai IP address
192.168.142.60/27. Anda ingin mengetahui IP tersebut berada dalam jaringan mana. Caranya adalah dengan
mengubah IP menjadi bentuk biner seperti ini 192.168.142.00111100
Kita tau bahwa tiap oktet itu terdiri dari 8 bit, jadi untuk 3 oktet pertama tidak perlu diubah menjadi bentuk
binernya karena hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga saja. keseluruhan IP address itu terdiri dari 32
bit yang terbentuk dari bit host dan bit network. pada alamat diatas telah diberitahukan bahwa bit network ada
sebanyak 27 bit (dilihat dari /27), maka bit host nya adalah 32-27 = 5. jadi 5 bit terakhir akan kita ubah menjadi
0 seperti berikut 192.168.142.00100000 = 192.168.142.32 (ini adalah network address yang dicari) ternyata
192.168.142.60/27 berada pada jaringan 192.168.142.32
Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address
dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir
menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat
network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C,
network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan
fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada
kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk
menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih
cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.
Pengertian IP Network, Address, Netmask, Broadcast, Perhitungan subnetting dan Jumlah HostPENGERTIAN IP NETWORK, ADDRESS, NETMASK, BROADCAST,
PERHITUNGAN SUBNETTING DAN JUMLAH HOST
SORE SMUA, :
ANE MAU SEDIKIT JABARIN SEDIKIT PENGETAHUAN ANE TENTANG IP NIH OK
CONTOH :
IP ADDRESS : 192.168.1.10/24MAKA SELAIN IP ADDRESS, IA JUGA MEMILIKI :IP NETWORK : 192.168.1.0/24SUBNET MASK : 255.255.255.0IP BROADCAST : 192.168.1.255
PENJELASAN:
IP NETWORKQuote:
Segmen jaringan, dengan kata lain bisa disebut juga sebagai pengelompokan suatu jaringan dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router. Dalam satu jaringan LAN maka IP Network tentu akan sama.
Gateway : Quote:
sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi dari satu jaringan computer dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang protokolnya berbeda
IP Address :Quote:
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
APAKAH SUBNET MASK?
Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP. Ini digunakan saat dibutuhkan suatu routing atau pengalihan data antar komputer, dimana perangkat (router atau komputernya) akan memeriksa apakah IP tujuan berada di ‘kelompok’/Network yang sama.Apabila sama, maka pesan/data akan langsung kirim ke komputer tujuan tersebut, karena seharusnya komputer pengirim dan komputer tujuan ada didalam satu sambungan ‘kelompok’. Apabila ‘kelompok’-nya berbeda, maka pesan/data akan dikirimkan ke suatu pintu keluar (biasa dikenal sebagai Default Gateway atau Router) supaya kemudian diteruskan ke ‘kelompok’ tujuan.Bentuk dari Subnet Mask, seringnya ditemukan dalam bentuk angka 255 atau 0, namun bukan terbatas pada dua angka itu saja. Contohnya bentuk Subnet Mask adalah: 255.255.0.0
PENGGUNAAN SUBNET MASK?
Cara menghitung/melihat ‘kelompok’/Network dari suatu IP adalah dengan melakukan fungsi matematik AND terhadap IP dan Subnet Mask nya.Misalnya, ada dua buah komputer A & B dengan IP:A: 10.11.12.13B: 10.20.30.40
Apabila keduanya menggunakan Subnet Mask: 255.255.255.0, maka hasil ‘AND’ nya akan menunjukkan ‘kelompok’/Network dari komputer A & B tersebut sebagai berikut:10.11.12.13 AND 255.255.255.0 = 10.11.12.010.20.30.40 AND 255.255.255.0 = 10.20.30.0Dari hasil diatas, nampak bahwa A berasal dari Network 10.11.12.0, dan B berasal dari Network 10.20.30.0, yang berarti bahwa A dan B berasal dari Network berbeda, sehingga untuk bisa ‘ngobrol’ dibutuhkan perangkat perantara diantara keduanya yaitu yang disebut sebagai Default Gateway atau Router.Apabila menggunakan Subnet Mask: 255.0.0.0, maka hasil ‘AND’ nya akan seperti berikut:10.11.12.13 AND 255.0.0.0 = 10.0.0.010.20.30.40 AND 255.0.0.0 = 10.0.0.0Disini dapat dilihat bahwa komputer A dan B sama-sama berasal dari Network 10.0.0.0, sehingga dianggap bahwa A dan B berada di ‘kelompok’ Network yang sama (=A dan B terpasang di LAN yang sama), sehingga untuk ‘ngobrol’ bisa langsung, tanpa perlu perangkat Router/Default Gateway.
IP BROADCAST :
Quote:Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
Perhitungan SUBNETTING dan Jumlah HostPada tulisan saya sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari subnetting dan manfaat kita melakukan subnetting. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas bagaimana melakukan subnetting. Saya akan menunjukkan bagaimana melakukan subnet pada sebuah network dengan menggunakan metode
binary dan kemudian melihat cara yang lebih gampang untuk melakukan hal yang sama.Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut: Berapa banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask? Berapa banyak host yang valid pada setiap subnet? Subnet-subnet mana saja yang valid? Mana yang termasuk broadcast address untuk setiap subnet. Host-host mana saja yang valid untuk setiap subnet.
Subnetting Pada Alamat Kelas CPada alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C yang mungkin adalah sebagai berikut :
Binary;Desimal; Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak valid)11000000; 192; /2611100000; 224; /2711110000; 240; /2811111000; 248; /2911111100; 252; /3011111110; 254; /31 (tidak valid)Untuk contoh perhitungan subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192
192 = 11000000
Pada bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-bit host yang tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.Apa saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off (bernilai 0 semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang valid.
01000000 = 6410000000 = 128
Alamat dari host yang valid akan didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara subnetsubnettersebut, dikurangi dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2) nomor dengan bit host bernilai 1 (on). Untuk menentukan host-host ini, pertama kita harus menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu membuat semua bit host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut. Host yang valid harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet 6401000000 = 64 (Network)01000001 = 65 (Host pertama yang valid)01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)01111111 = 127 (Broadcast)
Subnet 12810000000 = 128 (Network)10000001 = 129 (Host pertama yang valid)10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)10111111 = 192 (Broadcast)
Mungkin kelihatan agak rumit yah, sekarang kita coba cara cepat dan gampang untuk menghitung subnet. Pada bagian ini penting sekali untuk menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.
Berikut cara cepatnya : Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet. Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 = 62 host. Subnet yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1 (on). Alamat broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya. Host yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan semua 0 dan semua 1.
contoh soal.Alamat network = 192.168.10.0; subnet mask = 255.255.255.240; Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid. Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang valid. Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 = 160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 =
208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 = 240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita. Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya. Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat network = 192.168.20.0; subnet mask = 255.255.248.0; Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet. Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host. Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid. Alamat broadcast ? Pasti nomor yang terletak sebelum subnet berikut. Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat node = 192.168.10.33; subnet mask = 255.255.255.224;Untuk mengerjakan soal seperti ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat broadcast dari alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 – 224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33 berada diantara dua subnet dan pasti merupakan bagian dari subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu 63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.
Berikutnya kita akan coba melakukan subnetting untuk IP Address class A dan IP Addressclass B. Pada dasarnya sama saja dengan melakukan subnetting pada IP Address class C.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS BPertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Alamat host dan broadcast yang valid.
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).Penghitungan: Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS AKalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan: Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini.
CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bias mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2.