Memahami ip address dan subneting bagi

27
Memahami ip address dan subneting bagi pemula Posted on September 10, 2011 by afing 2 Votes Kita akan coba membahas cara mengkonfigurasi IP routing pada sebuah router, bagaimana membagi-bagi alamat IP atau sering dikenal dengan SUBNETTING, dan bagaimana mengkonfigurasi alamat IP pada tiap-tiap interface router dengan sebuah subnet yang unik. Sebelum melanjutkan ke materi, berikut istilah-istilah yang akan sering digunakan Address—Nomor ID unik yang di set pada sebuah host atau interface pada sebuah jaringan. Subnet— Porsi/blok IP yang merupakan bagian dari jaringan (network sharing). Subnet mask—Kombinasi 32-bit, digunakan untuk mengilustrasikan porsi dari sebuah alamat yang merefer pada subnet dan bagian/porsi yang merefer pada host. Interface—Sebuah koneksi jaringan (antarmuka). Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32 bit binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah “subnet mask”. 32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masing-masing octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan tanda titik (dot). Dengan demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam format ”dotted decimal” (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet berkisar antara 0 sampai 255 dalam “decimal”, atau 00000000 – 11111111 dalam “binary”.

description

bbbbbbbbbb

Transcript of Memahami ip address dan subneting bagi

Page 1: Memahami ip address dan subneting bagi

Memahami ip address dan subneting bagi   pemula Posted on September 10, 2011by afing

     

 

2 Votes

Kita akan coba membahas cara mengkonfigurasi IP routing pada sebuah router,

bagaimana membagi-bagi alamat IP atau sering dikenal dengan SUBNETTING,

dan bagaimana mengkonfigurasi alamat IP pada tiap-tiap interface router dengan

sebuah subnet yang unik.

Sebelum melanjutkan ke materi, berikut istilah-istilah yang akan sering digunakan

Address—Nomor ID unik yang di set pada sebuah host atau interface pada

sebuah jaringan.

Subnet— Porsi/blok IP yang merupakan bagian dari jaringan (network

sharing).

Subnet mask—Kombinasi 32-bit, digunakan untuk mengilustrasikan porsi

dari sebuah alamat yang merefer pada subnet dan bagian/porsi yang merefer

pada host.

Interface—Sebuah koneksi jaringan (antarmuka).

Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi

sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32

bit binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari

sebuah “subnet mask”.  32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8

bit). Masing-masing octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan

tanda titik (dot). Dengan demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam

format ”dotted decimal” (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet

berkisar antara 0 sampai 255 dalam “decimal”, atau 00000000 – 11111111 dalam

“binary”.

Berikut bagaimana ”octet binary” dikonversi ke ”decimal”: Bit paling kanan dari

sebuah octet memiliki nilai 20. Bit disebelah kirinya memiliki nilai 21. dan

seterusnya sampai bit paling kiri yang miliki nilai 27. Jadi jika semua bit bernilai 1,

nilai ”decimal”-nya menjadi 255 sebagai berikut :

Page 2: Memahami ip address dan subneting bagi

1 1 1 1 1 1 1 1

128 64 32 16 8 4 2 1 (128+64+32+16+8+4+2+1=255)

Berikut contoh sederhana konversi sebuah octect jika tidak semua bit bernilai 1.

0 1 0 0 0 0 0 1

0 64 0 0 0 0 0 1 (0+64+0+0+0+0+0+1=65)

Dan berikut contoh sebuah alamat IP dengan ”binary” dan “decimal”-nya.

10. 1. 23. 19 (decimal)

00001010.00000001.00010111.00010011 (binary)

Octet – octect ini dibagi-dibagi untuk menyediakan sebuah skema pengalamatan

yang dapat mengakomodasi jaringan kecil maupun besar. Terdapat 5 kelas/class

jaringan yang berbeda, yaitu class A sampai class E. Kita akan membahas hanya

pengalamatan jaringan class A sampai C saja, sedangkan class D dan E diluar

ruang lingkup pembahasan.

Figure 1 menunjukkan class jaringan A sampai E dan range alamat IP dari masing-

masing class.

Figure 1

Page 3: Memahami ip address dan subneting bagi

Dalam sebuah alamat Class A, octet pertama adalah porsi jaringan/network, jadi

contoh Class A dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 1.0.0.0 –

127.255.255.255. Octet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk pengaturan

dan pembagian jaringan ke dalam “subnet dan host”. Pengalamatan Class A

digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya

sampai 16777214 host!).

Dalam sebuah alamat Class B, octet kedua adalah porsi jaringan/network, jadi

contoh Class B dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 128.0.0.0 –

191.255.255.255. Octet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”.

Pengalamatan Class B digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host antara

256 dan 65534.

Dalam sebuah alamat Class C, octet ketiga adalah porsi jaringan/network, contoh

Class C dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 192.0.0.0 –

233.255.255.255. Octet 4 (8 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”. Cocok

untuk jaringan dengan jumlah host kurang dari 254.

NETWORK MASK

Page 4: Memahami ip address dan subneting bagi

Sebuah ”network mask” membantu kita mengenal porsi mana dari alamat IP yang

menunjukkan jaringan/network dan porsi mana yang menunjukkan

node/host. Jaringan class A, B, dan C mempunyai “mask default”, juga dikenal

sebagai ”mask natural”, seperti berikut:

Class A: 255.0.0.0

Class B: 255.255.0.0

Class C: 255.255.255.0

Sebuah alamat IP pada jaringan Class A yang belum di-”subnet” akan memiliki

sebuah pasangan alamat/mask seperti contoh : 8.20.15.1 255.0.0.0. Untuk

melihat bagaimana “mask” membantu kita mengidentifikasi bagian/porsi jaringan

dan node/host dari sebuah alamat, konversikan alamat dan “mask” ke bilangan

biner/binary.

8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001

255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000

Jika anda sudah mendapatkan alamat dan mask dalam bentuk binary, maka

identifikasi jaringan/network dan host ID akan lebih mudah.

Bit-bit alamat untuk MASK yang di set 1 menyatakan Network ID, dan yang di set

0 menyatakan Node ID.

8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001

255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000

-----------------------------------

net id | host id

netid = 00001000 = 8

Page 5: Memahami ip address dan subneting bagi

hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1

Pengertian SubnettingAnda bisa membuat multiple logical networks dalam suatu jaringan Class A, B,

atau C. Jika anda tidak melakukan subnet, anda hanya bisa menggunakan satu

jaringan/network Class A, B, atau  C network, hal ini sangatlah tidak lazim.

Tiap-tiap data link di jaringan harus memiliki Network ID yang unik, dengan

node/host pada link tersebut yang menjadi anggota dari Network tersebut

(jaringan yang sama). Jika anda membagi network utama (Class A, B, atau C)

menjadi subnetwork yang lebih kecil, maka anda bisa membuat interconnecting

subnetworks (hubungan antar subnetwork dengan IP routing protocol). Maka

masing-masing data link pada jaringan ini memiliki network/subnetwork ID yang

unik.

Untuk melakukan subnetting alias men-subnet suatu jaringan,

perpanjang natural/default mask dengan bit-bit yang bernilai 1 pada porsi host ID

untuk membuat sebuah subnetwork ID. Contoh sebuah Class C network:

204.17.5.0 dengan natural/default mask: 255.255.255.0, Anda bisa membuat

subnet dengan cara sebagai berikut :204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000

255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000

--------------------------|sub|----

Dengan memperpanjang MASK menjadi 255.255.255.224, and telah menambahkan

3 bit bernilai 1 (ditandai dengan “sub”) pada porsi host yang digunakan untuk

membentuk subnet. Dengan 3 bit tersebut, memungkinkan anda membuat 8

subnet. Dengan sisa 5 bit bernilai 0 untuk host ID, masing-masing subnet  memiliki

32 alamat host, dan hanya 30 saja yang bisa diterapkan/diconfigurasi pada

perangkat/device, karena host ID dengan seluruh bit nya bernilai 1 atau

seluruhnya bernilai 0 tidak bisa diterapkan pada perangkat/device. (Ini sangat

penting sekali untuk diingat). Berikut subnet-subnet yang telah kita buat:204.17.5.0 255.255.255.224 host address range 1 to 30

Page 6: Memahami ip address dan subneting bagi

204.17.5.32 255.255.255.224 host address range 33 to 62

204.17.5.64 255.255.255.224 host address range 65 to 94

204.17.5.96 255.255.255.224 host address range 97 to 126

204.17.5.128 255.255.255.224 host address range 129 to 158

204.17.5.160 255.255.255.224 host address range 161 to 190

204.17.5.192 255.255.255.224 host address range 193 to 222

204.17.5.224 255.255.255.224 host address range 225 to 254

Note: Ada 2 cara untuk penulisan MASK. Pertama, seperti diatas, anda

menggunakan 3 bit bernilai 1 lebih daripada “natural/default” MASK Class C, anda

bisa menyatakan alamat-alamat ini memiliki 3-bit subnet MASK. Kedua, MASK :

255.255.255.224 dapat ditulis seperti: /27 karena terdapat 27 bit (bernilai 1) yang

telah di set pada MASK. Cara kedua tersebut, dikenal dengan nama Classless

Interdomain Routing (CIDR)-pembahasan berikutnya . Dengan CIDR, satu network

dapat ditulis dengan notasi prefix/length. Contoh, 204.17.5.32/27 sama dengan

network 204.17.5.32 255.255.255.224.

Skema network subnetting untuk 8 subnet, dapat digambarkan sebagai berikut::

Figure 2

Page 7: Memahami ip address dan subneting bagi

Masing-masing router pada Figure 2 terhubung ke 4 subnetwork, satu diantara

subnetwork terhubung pada kedua router tersebut. Masing-masing router juga

memiliki sebuah alamat IP pada masing-masing subnetwork yang terhubung

padanya. Masing-masing subnetwork bisa men-support sampai 30 alamat IP host.

Lebih banyak subnets, lebih sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Contoh

Network kelas C 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/27) akan

menghasilkan 8 subnets, masing-masing subnet memiliki 32 alamat host ( hanya 30

alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices). Jika anda

menggunakan mask 255.255.255.240 (/28), maka detilnya sebagai berikut:

204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000

255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000

--------------------------|sub |---

Karena anda memiliki 4 bit untuk membuat subnet, sehingga anda hanya memiliki

4 bit (sebelah kiri) untuk alamat host. Jadi dalam hal ini anda dapat memiliki 16

subnet, masing-masing subnet memiliki 16 alamat host ( hanya 14 alamat IP host

yang bisa  dikonfigurasi pada perangkat/devices).

Kita akan coba liat cara mensubnet untuk Network Kelas B. Jika anda memiliki

network 172.16.0.0 , maka anda akan segera tahu “natura”l mask-nya adalah

255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperpanjang mask melebihi 255.255.0.0

berarti anda melakukan “subnetting”. Anda dengan cepat bisa melihat bahwa anda

bisa membuat lebih banyak subnet daripada Network Kelas C. Jika anda

Page 8: Memahami ip address dan subneting bagi

menggunakan mask 255.255.248.0 (/21), berapa jumlah subnet dan host per

subnet?

172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000

255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000

-----------------| sub |-----------

Anda menggunakan 5 bit dari “original” bit host untuk subnet. Sehingga anda bisa

memiliki 32 subnet (25). Setelah anda menggunakan 5 bit (nilai 1) untuk

“subnetting”, tersisa 11 bit (nilai 0) untuk alamat host. Sehingga anda bisa

memiliki 2048 alamat host (211), hanya 2046 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi

pada perangkat/devices.

Note: Dulu, terdapat keterbatasan penggunaan “subnet 0″ (semua bit subnet diset

ke Nol/zero). Beberapa perangkat tidak mensupport subnet zero ini. Perangkat

Cisco Systems dapat menggunakan subnet zero ini dengan mengkonfigurasi

perintah : ip subnet zero

Contoh:Sekarang anda sudah memahami apa itu “subnetting”, mari kita terapkan ilmu ini.

Sebagai contoh, anda memiliki kombinasi 2 alamat IP /mask, ditulisa dengan notasi

“prefix/length” (length=jumlah bit yang bernilai 1), yang telah dikonfigurasi pada 2

perangkat/device. Tugas anda adalah menentukan apakah kedua perangkat ini

berapa pada subnet yang sama atau berbeda. Anda dapat menggunakan alamat

dan mask dari masing-masing perangkat untuk menentukan subnet dari kedua

alamat IP host/perangkat tersebut.

Perangkat A: 172.16.17.30/20

Perangkat B: 172.16.28.15/20

Penentuan Subnet untuk Perangkat A:172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110

Page 9: Memahami ip address dan subneting bagi

255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000

-----------------| sub|------------

subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0

Penentuan subnet dengan melakukan sebuah logika “AND” antara subnet mask

dan alamat IP host. Dalam hal ini, Perangkat A berada pada subnet 172.16.16.0.

Penentuan Subnet untuk Perangkat B:172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111

255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000

-----------------| sub|------------

subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0

Dari hasil diatas, disimpulkan bahwa Perangkat A dan Perangkat B

berada/memiliki subnet yang sama , yaitu 172.16.16.0.

Page 10: Memahami ip address dan subneting bagi

Belajar Mengenal IP-Address Dan Cara Konfigurasinya | | 1 comment

Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255×255x255×255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian

kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.

IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan

host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dariIP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host.

Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network.IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. 

Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar.

Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunakInternet Protocol menentukan

pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut : 

Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A

terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255×255x255).IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat

besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini: 

Page 11: Memahami ip address dan subneting bagi

IP address kelas A

Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyaiIP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx,

yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

IP address kelas B

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network

memiliki 256 host.

IP address kelas C

IP address kelas C digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas C selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit

berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakanIP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID. 

IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.

Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti

angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan

panjang bit untuk networkprefix kelas B.

Mengkonfigurasi TCP/IP Implementasi TCP/IP pada Windows meliputi protokol standar TCP/IP, kompatible dengan

TCP/IP berbasis jaringan. Protokol standar TCP/IP termasuk:1. Internet Protocol,

2. Transmission Control Protocol (TCP),3. Internet Control Message Protocol (ICMP),

4. Address Resolusion Protocol (ARP),5. User Datagram Protocol (UDP).

TCP/IP harus dikonfigurasikan sebelum dahulu agar bisa “berkomunikasi” di dalam jaringankomputer. Setiap kartu jaringan komputer yang telah diinstall memerlukan IP address dan

subnetmask. IP address harus unik (berbeda dengan komputer lain), subnet mask digunakan untuk

Page 12: Memahami ip address dan subneting bagi

membedakan network ID dari host ID.Memberikan IP Address

IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic HostConfiguration Protocol (DHCP) atau disi secara manual.

Gambar 2.4. IP address dalam TCP/IP properties

Prosedur yang dilakukan untuk mengisikan IP address:1. Buka Control Panel dan double-klik icon Network.

2. Di dalam tab Configuration, klik TCP/IP yang ada dalam daftar untuk kartu jaringan yang telah

diinstall.3. Klik Properties.

4. Di dalam tab IP Address, terdapat 2 pilihan:* Obtain an IP address automatically

IP address akan diperoleh melalui fasilitas DHCP. DHCP berfungsi untuk memberikan IP address

secara otomatis pada komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi

client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP address yang dapat diberikan

pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya meminjamkan IP addresstersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis.

* Specify an IP addressIP address dan subnet mask diisi secara manual.

5. Klik OK.6. Jika diperlukan masuk kembali ke dalam kotak dialog TCP/IP Properties, klik tab Gateway,

masukkan nomor alamat server.7. Klik OK.

8. Jika diperlukan untuk mengaktifkan Windows Internet Naming Service (WINS) server, kembali

ke dalam kotak dialog TCP/IP Properties, klik tab WINS Configuration, dan klik Enable

Page 13: Memahami ip address dan subneting bagi

WINS Resolution serta masukan nomor alamat server.9. Jika diperlukan untuk mengaktifkan domain name system (DNS), kembali ke dalam kotak

dialog TCP/IP Properties, klik tab DNS Configuration, klik Enable DNS, masukkan nomoralamat server.10. Klik OK.

Read more: http://www.indosandster.net/2011/03/belajar-mengenal-ip-address-dan-cara.html#ixzz2KkeWcRDZ

Fungsi Network Address Satrio Dwi Marthdanic   3 comments

     Address digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Fungsi network address ini bisa

dianalogikan seperti petugas kantor pos yang menyortir surat, etugas penyortir surat pada kantor pos cukup

melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana

yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya

dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.

     Untuk mencari network address hampir sama dengan mencari subnetmask, disini kita membiarkan bit

network seperti apa adanya dan semua bit host diberikan nilai 0. Misalkan Anda mempunyai IP address

192.168.142.60/27. Anda ingin mengetahui IP tersebut berada dalam jaringan mana. Caranya adalah dengan

mengubah IP menjadi bentuk biner seperti ini 192.168.142.00111100

Page 14: Memahami ip address dan subneting bagi

     Kita tau bahwa tiap oktet itu terdiri dari 8 bit, jadi untuk 3 oktet pertama tidak perlu diubah menjadi bentuk

binernya karena hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga saja. keseluruhan IP address itu terdiri dari 32

bit yang terbentuk dari bit host dan bit network. pada alamat diatas telah diberitahukan bahwa bit network ada

sebanyak 27 bit (dilihat dari /27), maka bit host nya adalah 32-27 = 5. jadi 5 bit terakhir akan kita ubah menjadi

0 seperti berikut 192.168.142.00100000 = 192.168.142.32 (ini adalah network address yang dicari) ternyata

192.168.142.60/27 berada pada jaringan 192.168.142.32

     Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address

dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir

menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat

network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C,

network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan

fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada

kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk

menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih

cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.

Pengertian IP Network, Address, Netmask, Broadcast, Perhitungan subnetting dan Jumlah HostPENGERTIAN IP NETWORK, ADDRESS, NETMASK, BROADCAST,

PERHITUNGAN SUBNETTING DAN JUMLAH HOST

 SORE SMUA, :

ANE MAU SEDIKIT JABARIN SEDIKIT PENGETAHUAN ANE TENTANG IP NIH OK

CONTOH :

IP ADDRESS : 192.168.1.10/24MAKA SELAIN IP ADDRESS, IA JUGA MEMILIKI :IP NETWORK : 192.168.1.0/24SUBNET MASK : 255.255.255.0IP BROADCAST : 192.168.1.255 

PENJELASAN:

IP NETWORKQuote:

Page 15: Memahami ip address dan subneting bagi

Segmen jaringan, dengan kata lain bisa disebut juga sebagai pengelompokan suatu jaringan dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router. Dalam satu jaringan LAN maka IP Network tentu akan sama.

Gateway : Quote:

sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi dari satu jaringan computer dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang protokolnya berbeda

IP Address :Quote:

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. 

 APAKAH SUBNET MASK?

Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP. Ini digunakan saat dibutuhkan suatu routing atau pengalihan data antar komputer, dimana perangkat (router atau komputernya) akan memeriksa apakah IP tujuan berada di ‘kelompok’/Network yang sama.Apabila sama, maka pesan/data akan langsung kirim ke komputer tujuan tersebut, karena seharusnya komputer pengirim dan komputer tujuan ada didalam satu sambungan ‘kelompok’. Apabila ‘kelompok’-nya berbeda, maka pesan/data akan dikirimkan ke suatu pintu keluar (biasa dikenal sebagai Default Gateway atau Router) supaya kemudian diteruskan ke ‘kelompok’ tujuan.Bentuk dari Subnet Mask, seringnya ditemukan dalam bentuk angka 255 atau 0, namun bukan terbatas pada dua angka itu saja. Contohnya bentuk Subnet Mask adalah: 255.255.0.0

PENGGUNAAN SUBNET MASK?

Cara menghitung/melihat ‘kelompok’/Network dari suatu IP adalah dengan melakukan fungsi matematik AND terhadap IP dan Subnet Mask nya.Misalnya, ada dua buah komputer A & B dengan IP:A: 10.11.12.13B: 10.20.30.40

Page 16: Memahami ip address dan subneting bagi

Apabila keduanya menggunakan Subnet Mask: 255.255.255.0, maka hasil ‘AND’ nya akan menunjukkan ‘kelompok’/Network dari komputer A & B tersebut sebagai berikut:10.11.12.13 AND 255.255.255.0 = 10.11.12.010.20.30.40 AND 255.255.255.0 = 10.20.30.0Dari hasil diatas, nampak bahwa A berasal dari Network 10.11.12.0, dan B berasal dari Network 10.20.30.0, yang berarti bahwa A dan B berasal dari Network berbeda, sehingga untuk bisa ‘ngobrol’ dibutuhkan perangkat perantara diantara keduanya yaitu yang disebut sebagai Default Gateway atau Router.Apabila menggunakan Subnet Mask: 255.0.0.0, maka hasil ‘AND’ nya akan seperti berikut:10.11.12.13 AND 255.0.0.0 = 10.0.0.010.20.30.40 AND 255.0.0.0 = 10.0.0.0Disini dapat dilihat bahwa komputer A dan B sama-sama berasal dari Network 10.0.0.0, sehingga dianggap bahwa A dan B berada di ‘kelompok’ Network yang sama (=A dan B terpasang di LAN yang sama), sehingga untuk ‘ngobrol’ bisa langsung, tanpa perlu perangkat Router/Default Gateway.

 IP BROADCAST : 

Quote:Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.

Perhitungan SUBNETTING dan Jumlah HostPada tulisan saya sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari subnetting dan manfaat kita melakukan subnetting. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas bagaimana melakukan subnetting. Saya akan menunjukkan bagaimana melakukan subnet pada sebuah network dengan menggunakan metode

Page 17: Memahami ip address dan subneting bagi

binary dan kemudian melihat cara yang lebih gampang untuk melakukan hal yang sama.Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut: Berapa banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask? Berapa banyak host yang valid pada setiap subnet? Subnet-subnet mana saja yang valid? Mana yang termasuk broadcast address untuk setiap subnet. Host-host mana saja yang valid untuk setiap subnet.

Subnetting Pada Alamat Kelas CPada alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C yang mungkin adalah sebagai berikut :

Binary;Desimal; Singkatan

10000000; 128; /25 (tidak valid)11000000; 192; /2611100000; 224; /2711110000; 240; /2811111000; 248; /2911111100; 252; /3011111110; 254; /31 (tidak valid)Untuk contoh perhitungan subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192

192 = 11000000

Page 18: Memahami ip address dan subneting bagi

Pada bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-bit host yang tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.Apa saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off (bernilai 0 semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang valid.

01000000 = 6410000000 = 128

Alamat dari host yang valid akan didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara subnetsubnettersebut, dikurangi dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2) nomor dengan bit host bernilai 1 (on). Untuk menentukan host-host ini, pertama kita harus menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu membuat semua bit host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut. Host yang valid harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.

Subnet 6401000000 = 64 (Network)01000001 = 65 (Host pertama yang valid)01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)01111111 = 127 (Broadcast)

Subnet 12810000000 = 128 (Network)10000001 = 129 (Host pertama yang valid)10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)10111111 = 192 (Broadcast)

Page 19: Memahami ip address dan subneting bagi

Mungkin kelihatan agak rumit yah, sekarang kita coba cara cepat dan gampang untuk menghitung subnet. Pada bagian ini penting sekali untuk menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.

Berikut cara cepatnya : Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet. Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 = 62 host. Subnet yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1 (on). Alamat broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya. Host yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan semua 0 dan semua 1.

contoh soal.Alamat network = 192.168.10.0; subnet mask = 255.255.255.240; Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid. Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang valid. Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 = 160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 =

Page 20: Memahami ip address dan subneting bagi

208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 = 240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita. Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya. Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.

Alamat network = 192.168.20.0; subnet mask = 255.255.248.0; Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet. Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host. Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid. Alamat broadcast ? Pasti nomor yang terletak sebelum subnet berikut. Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.

Alamat node = 192.168.10.33; subnet mask = 255.255.255.224;Untuk mengerjakan soal seperti ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat broadcast dari alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 – 224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33 berada diantara dua subnet dan pasti merupakan bagian dari subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu 63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.

Page 21: Memahami ip address dan subneting bagi

Berikutnya kita akan coba melakukan subnetting untuk IP Address class A dan IP Addressclass B. Pada dasarnya sama saja dengan melakukan subnetting pada IP Address class C.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS BPertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Alamat host dan broadcast yang valid.

Page 22: Memahami ip address dan subneting bagi

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).Penghitungan: Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) Alamat host dan broadcast yang valid?

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS AKalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini.

Page 23: Memahami ip address dan subneting bagi

CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bias mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2.