IP Address Dan Pengkabelan (2)

download IP Address Dan Pengkabelan (2)

of 14

Transcript of IP Address Dan Pengkabelan (2)

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP ADDRESS DAN PENGKABELAN (SUBNETTING)

Dosen Pengampu: Dr. Eko Marpanaji

Disusun oleh: Saras Mareta Ratri Panggih Tribowo Sigit Mardiyanto Fatonah Dwi Putri 11520241040 11520241041 11520241042 11520241043

Pendidikan Teknik Informatika (F1) Semester 2

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan 2. Memahami konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR) 3. Memahami konsep subnetting 4. Memahami teknik penggunaan subnet mask 5. Dapat melakukan teknik subnetting menngunakan VLSM

B. STUDI KASUS Uji coba teknik subnetting dengan konsep CIDR

C. DASAR TEORI 1. Subnetting Konsep Subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan untuk mengefisiensikan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

Subnetting merupakan proses memecah suatu kelas IP Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet digunakanlah subnet mask. Teknik subnetting hanya dapat digunakan pada kelas A, B dan C.

Ada beberapa alasan mengapa dilakukan subnetting. Tujuan tersebut diantaranya: Jumlah IP Address versi 4 sangat terbatas apalagi jika harus memberikan alamat semua host di internet. Oleh karena itu digunakanlah subnetting agar pemanfaatan IP Address dapat maksimal. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Karena muncul kekhawatiran persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, maka diciptakanlah suatu metode lain untuk memperbanyak persediaan IP. Metode tersebut adalah CIDR dan VLSM.

2. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Konsep ini diperkenalkan oleh lembaga IETF pada tahun 1992. Merupakan sebuah konsep baru untuk mengembangkan supernetting dengan Classles Inter-Domain Routing.

CIDR menghindari cara pemberian IP Address tradisional menggunakan kelas A, B dan C. CIDR menggunakan network prefix dengan panjang tertentu. Prefix-length menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan digunakan sebagai network ID.

Jika suatu IP Address memiliki 16 bit sebagai netwotk ID, maka IP Address tersebut akan diberi prefix-length 16 bit yang umumnya ditulis sebagai /16 di belakang IP Address. Contoh: 202.152.0.1/16.

Karena CIDR tidak menggunakan kelas, maka metode ini dapat mengalokasikan kelompok IP Address dengan lebih efektif.

CIDR pada dasarnya merupakan metode yang digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan ke setiap tempat para pengguna layanan ISP tersebut. Dalam hal ini ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (blok size) tertentu. Dari mulanya CIDR dikembangkan untuk penggabungan network yang dibentuk oelh beberapa router internet dan lazimnya CIDR diimplementasikan oleh provider internet, jika diperlukan CIDR dapat juga diimplementasikan untuk keperluan LAN, sepanjang sistem operasi atau protocol yang digunakan sudah mendukung CIDR.

3. Variable Length Subnet Mask (VLSM) VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network atau network administrator dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya lokal dan tidak dikenal di internet).

Keuntungan dari metode subnetting VLSM antara lain: Mengurangi lalu lintas jaringan Kerja jaringan lebih optimal Pengelolaannya sederhana Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh

VLSM merupakan metode subnetting lain berdasarkan banyak host yang akan dibuat, bukan berdasarkan jumlah IP dalam satu subnett. Hal ini membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnett maupun class.

D. ALAT DAN BAHAN 1. Software simulasi Cisco Packet Tracer 5.3

E. LANGKAH KERJA 1. Bukalah aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3 2. Untuk menambahkan beberapa komputer, klik icon devices di bagian kiri.

3. Misalkan kita ingin membuat koneksi antara 2 PC, maka klik icon PC, lalu drag dan drop pada lembar kerja.

4. Kemudian, untuk menyambungkan kedua buah PC tersebut gunakan kabel cross. Klik connections.

5. Setelah klik icon kabel cross, arahkan ke PC0 pilih fastethernet. Setelah itu arahkan ke PC1 dan pilih fastethernet.

6. Setelah berhasil terkoneksi, beginilah tampilannya:

7. Setelah berhasil seperti tampilan di atas, kita set IP address nya, dengan cara mengeklik salah satu PC, misal pada PC0, kemudian pilih IP Address.

8. Setelah itu, masukkan IP Address yang akan diset. Misalkan kita set PC0 kita set dengan IP Address 192.168.1.1 dan subnet mask nya 255.255.255.128. setelah di set, klik close di pojok kanan atas dan akan secara otomatis akan tersimpan.

9. Untuk set PC1, langkahnya sama dengan PC0, hanya IP Addressnya saja yang diubah menjadi 192.168.130. 10. Untuk menguji koneksi, pada salah satu PC kita klik command prompt.

11. Lalu test dari PC0 ke PC1 bisa terkoneksi atau tidak. Jika masuk dari command prompt PC0, maka target ping kita dari IP address 192.168.1.1 ke IP address 192.168.1.130. Hasilnya sebagai berikut:

12. Kemudian, coba ganti IP Address dr PC1 dengan IP 192.168.124. Kemudian kita coba ping PC1 dari PC0.

13. Selesai F. JAWABAN PERTANYAAN DISKUSI a. Jumlah subnet = 2x 2 = 2x X=1 Host = 27-2 = 128-2 = 126 host Subnet A: netID = 192.268.1.0 IP subnet = 192.168.1.1 192.168.1.126 Broadcast = 192.168.1.127 Subnet B: netID = 192.168.1.128 IP Subnet = 192.129.1.129 192.168.1.254 Broadcast = 192.168.1.255

b. Jumlah subnet = 2x 32 = 2x x = 5 -----> 11111000248

jumlah host = 23-2 = 8-2 = 6

subnet mask = 255.255.255.248

-

Subnet 1: netID = 192.168.200.0 IP = 192.168.200.1-192.168.200.6 Broadcast = 192.168.200.7

-

Subnet 2: netID = 192.168.200.8 IP = 192.168.200.9 192.168.200.14 Broadcast = 192.168.200.15

-

Subnet 3 : netID = 192.168.200.16 IP = 192.168.200.17 192.168.200.22 Broadcast = 192.168.200.23

-

Subnet 4: netID = 192.168.200.24 IP = 192.168.200.25 192.168.200.30 Broadcast = 192.168.200.31

-

Subnet 5: ..................... Subnet 6: ..................... ........................ Subnet 32: netID: 192.168.200.248 IP = 192.168.200.249 - 192.168.200.254 Broadcast = 192.168.200.255

c. Perhitungan Kelas A Host max = 1022 1022+2=2n n = 10 Subnet Mask 11111111.11111111.11111100.00000000 255 .255 .252 .0 14 Jumlah Subnet =2 = 16384 Subnet 1 Net ID : 255.0.0.0 Host Pertama : 255.0.0.1 Host terakhir : 255.0.3.254

Broadcast : 255.0.3.255 Sampai Subnet ke 16.384

Perhitungan kelas B Host max = 510 510+2 = 2n n=9 Subnet Mask 11111111.11111111.11111110.00000000 Jumlah Subnet = 27 = 128 Subnet 1 Net ID : 255.255.0.0 Host Pertama : 255.255.0.1 Host terakhir : 255.255.1.254 Broadcast : 255.255.1.255 Sampai Subnet 128

G. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING Pada saat melakukan pengecekan dengan ping,ada 2 respon jika responnya berupa kata kata seperti di bawah ini:

Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time