MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND...

31
MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND DEVELOPMENTMAKALAH Oleh: I Gede Rasagama Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Dosen Unit Pelayanan Mata Kuliah Umum dan Unit Lainnya di Politeknik Negeri Bandung Tanggal 16 Agustus 2011

Transcript of MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND...

Page 1: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

MEMAHAMI IMPLEMENTASI

“EDUCATIONAL RESEARCH AND DEVELOPMENT”

MAKALAH

Oleh:

I Gede Rasagama

Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian Kuantitatif

Untuk Dosen Unit Pelayanan Mata Kuliah Umum dan Unit Lainnya

di Politeknik Negeri Bandung

Tanggal 16 Agustus 2011

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

1

MEMAHAMI IMPLEMENTASI

“EDUCATIONAL RESEARCH AND DEVELOPMENT”

Abstrak

Penelitian dan Pengembangan Pendidikan atau Educational Research and

Development (ER&D) adalah sebuah cara/metode/pendekatan/strategi penelitian

yang digunakan untuk mengembangkan, yaitu merencanakan, merumuskan,

memvalidasi, dan merevisi suatu produk pendidikan, yang dilakukan secara

terintegrasi dan komprehensif serta berbasiskan masalah pendidikan nyata di

lapangan. Implementasi E,R&D di lapangan tidak wajib mengikuti 100%

pendapat pakar (referensi), namun dapat diadaftasi atau dimodifikasi dengan

memperhatikan esensi yang harus dipenuhi dalam melaksanakan penelitian.

Katakunci: penelitian, pengembangan, pendidikan

A. Pendahuluan

Makalah ini membahas konsep, fungsi dan langkah-langkah penelitian

dan pengembangan Gall dan Bohr meliputi: penelitian dan pengumpulan data,

perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, ujicoba produk

awal, penyempurnaan produk awal, ujicoba produk yang telah disempurnakan,

penyempurnaan produk, pengujian produk, produk akhir, implementasi-

institusionalisasi produk. Dalam bagian selanjutnya dikemukakan langkah-

langkah penelitian dan pengembangan modifikasi: 1) studi pendahuluan meliputi

studi literatur, studi lapangan, dan penyusunan draft awal produk; 2) uji coba

terbatas dan ujicoba dengan sampel lebih luas; 3) uji produk melalui eksperimen

dan 4) sosialisasi produk.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

2

B. Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development [R&D]

adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup handal dalam

memperbaiki praktik berbagai bidang. Dalam bidang industri antara 4-5% biaya

digunakan untuk mengadakan R&D. Oleh karena itu kemajuan di bidang industri

terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan, dllnya berkembang

sangat cepat. Dalam bidang pendidikan dan kurikulum, penyediaan dana untuk

penelitian dan pengembangan masih dibawah 1%. Oleh karena itu, kemajuan di

bidang pendidikan seringkali tertinggal jauh dibandingkan bidang industri.

R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, di mana semua

kegiatannya dapat dipertanggung-jawabkan. Produk tersebut tidak selalu

berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, peralatan

laboratorium, tapi juga bisa perangkat lunak (software), seperti program komputer

untuk pengolahan data, pembelajaran kelas, pelatihan, bimbingan, evaluasi,

dllnya.

Langkah-langkah atau proses R&D dilakukan melalui suatu siklus, yang

diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Permasalahan yang ada

membutuhkan pemecahan, dengan memanfaatkan suatu produk tertentu. Langkah

selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi produk yang akan

dihasilkan. Setelah itu barulah dibuat produk awal (draft) yang masih kasar,

kemudian produk tersebut diujicoba pada lapangan dengan sampel terbatas dan

sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan ujicoba, dilakukan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

3

observasi dan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, selanjutnya

diadakan penyempurnaan. Evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara kontinu

sehingga diperoleh sebuah produk yang terbaik atau standar.

Penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada

pengembangan suatu produk, tetapi lebih ditujukan untuk menemukan

pengetahuan baru, berkenaan dengan fenomena-fenomena bersifat fundamental

serta praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena pendidikan fundamental

dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang

praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). R&D

(kadang-kadang disebut pengembangan berbasis penelitian) merupakan penelitian

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Di lain pihak, penelitian

pendidikan juga merupakan penelitian untuk menemukan pengetahuan baru

melalui penelitian dasar atau menjawab pertanyaan spesifik tentang masalah

praktis atau menerapkan pengetahuan melalui penelitian terapan.

R&D merupakan metode penghubung atau penghilang kesenjangan antara

penelitian dasar dan penelitian terapan. Sering ditemukan adanya kesenjangan

antara hasil penelitian dasar bersifat teoritis dengan penelitian terapan bersifat

praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau dihubungkan melalui kegiatan

R&D. Suatu produk yang baik akan dihasilkan (perangkat keras atau perangkat

lunak) maka produk tersebut akan memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.

Karakteristik tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip,

asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan dengan sesuatu yang telah ditemukan atau

dihasilkan dari penelitian dasar. Penerapan dari produk-produk R&D diteliti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

4

dengan menggunakan penelitian terapan. Dengan demikian, ke-3 jenis penelitian

ini saling terkait dan mendukung satu sama lain. Kemajuan dalam pendidikan dan

kurikulum pembelajaran sangat didukung oleh hasil penelitian ke-3 jenis

penelitian ini. Penelitian dasar mengembangkan konsep, prinsip dan teori; R&D

mengembangkan model proses, bahan, dan sarana-fasilitas; dan penelitian terapan

mengembangkan praktik pelaksanaan pendidikan dan kurikulum pembelajaran.

Di dalam pelaksanaan R&D, digunakan beberapa metode yaitu metode

deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode deskriptif sebagai langkah awal

untuk menghimpun data/kondisi yang ada yaitu: (1) kondisi produk yang ada

sebagai bahan perbandingan atau dasar (embrio) untuk produk yang

dikembangkan, 2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, pengajar, kepala

sekolah, pebelajar, serta pengguna lainnya, 3) kondisi faktor pendukung dan

penghambat terhadap kegiatan pengembangan dan penggunaan produk yang akan

dihasilkan, yaitu unsur manusia, sarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.

Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba

pengembangan produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian ujicoba, dan

setiap kegiatan ujicoba diadakan evaluasi, baik terhadap hasil maupun prosesnya.

Temuan-temuan selama ujicoba digunakan sebagai pertimbangan untuk

melakukan penyempurnaan-penyempurnaan.

Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk

yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap ujicoba telah ada evaluasi (pengukuran),

tetapi pengukuran tersebut masih dalam kerangka pengembangan produk, belum

ada kelompok pembanding. Dalam melaksanakan metode eksperimen, diadakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

5

pengukuran selain terhadap kelompok eksperimen, juga terhadap kelompok

pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dapat dilakukan secara random atau terkontrol. Komparasi hasil

implementasi metode eksperimen pada tiap kelompok dapat digunakan untuk

menunjukkan atau menjelaskan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

Strategi R&D banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau

teknologi pembelajaran, yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional

atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangkan

model-model meliputi: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan model-model program

pembelajaran. R&D juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajar,

media pembelajaran dan manajemen pembelajaran. Penggunaan strategi R&D

dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan

bidang industri, bisnis, militer, teknologi, kedokteran, dllnya. Pendekatan ini

digunakan untuk pengembangan dari segi software, hardware, teknoware maupun

manageware.

Para pendidik dan peneliti berupaya untuk mencari kesenjangan antara

penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian yang menghubungkan antara

penelitian dasar dan penelitian terapan adalah metode R&D (Gambar 1). R&D

bukanlah sebagai pengganti penelitian dasar dan penelitian terapan, namun ketiga

jenis penelitian ini sangat diperlukan untuk mengadakan perubahan, khususnya

dalam bidang pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

6

R&D dalam konteks pendidikan disebut penelitian dan pengembangan

pendidikan (E,R,&D) merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan

dan memvalidasi produk-produk pendidikan, seperti buku ajar,

strategi/metode/model/program pembelajaran/pelatihan, dan sebagainya. Tahap-

tahap dari proses R&D ditunjukkan sebagai siklus penelitian dan pengembangan.

Gambar 1. R&D menghubungkan antara penelitian dasar dan penelitian terapan

C. Langkah-Langkah R&D

Dalam rangka menjelaskan langkah-langkah R&D, pada makalah ini

dikemukakan contoh proyek R&D dalam bidang teknologi pembelajaran yang

dikembangkan di Far West Laboratory, Amerika Serikat. Produk yang

dikembangkan berupa program pelatihan pengajar untuk meningkatkan

keterampilan khusus dalam mengajar. Program pelatihan ini disusun dalam paket

pelatihan. Setiap paket pelatihan dirancang untuk waktu 15 jam latihan, meliputi

bahan yang disajikan dalam bentuk media elektronik dan media cetak.

Pertama-tama, pengajar peserta latihan menonton film atau video yang

telah disusun para pengembang, mencermati bagaimana pengajar-model mengajar

dengan memperagakan salah satu keterampilan mengajar. Pengajar peserta latihan

kemudian membuat rencana pembelajaran untuk kelasnya. Pengajar peserta

latihan mempraktekkan rancangan yang dibuat dalam kelas kecil (jumlah

pebelajar sedikit). Selama penyajian diadakan observasi melalui rekaman video.

Penelitian dasar Penelitian terapan Penelitian dan pengembangan

Penemuan

ilmu baru

Pengembangan dan

validasi produk

Penerapan ilmu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

7

Hasil rekaman video didiskusikan bersama antara pengajar peserta latihan

dan para pengembang. Hal ini dimaksudkan untuk memberi masukan bagi

penyempurnaan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

pengajar peserta latihan. Berdasarkan masukan tersebut, pengajar peserta latihan

membuat rancangan pembelajaran baru yang lebih baik. Kemudian, mereka

mempraktekkannya lagi dengan lebih baik. Kegiatan pembuatan rancangan,

praktek, pengamatan, dan diskusi penyempurnaan dilakukan secara berulang-

ulang sampai ditemukan rancangan dan pelaksanaan praktek mengajar yang

terbaik (standar). Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran yang

telah dikembangkan, diadakan pengujian pada kelas yang lebih besar (jumlah

pebelajar lebih banyak).

Mengacu kepada percobaan yang telah dilakukan pada Far West

Laboratory tersebut, secara lengkap Borg dan Gall (1983) menyatakan ada 10

langkah pelaksanaan strategi R&D, meliputi:

1. Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collection; Pada

penelitian dan pengumpulan data ini dilakukan analisis kebutuhan, studi

literatur, dan penelitian skala kecil.

2. Perencanaan (Planning); Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi

kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian, membuat

rumusan tujuan yang hendak dicapai, membuat desain atau langkah-langkah

penelitian, dan merencanakan kemungkinan pengujian di lingkup terbatas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

8

3. Pengembangan produk awal atau draft (Develop preliminary form of

product); Pengembangan produk ini meliputi penyiapan bahan ajar, proses

pembelajaran, dan instrumen evaluasi.

4. Ujicoba lapangan awal (Preliminary field testing); Ujicoba lapangan awal

atau ujicoba terbatas dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek.

Selama ujicoba dilakukan observasi, wawancara, dan pengedaran angket.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan evaluasi kualitatif terhadap produk

yang dikembangkan.

5. Merevisi produk utama (Main product revision); Revisi produk utama

dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan awal.

6. Ujicoba lapangan utama (Main field testing); Ujicoba ini dilakukan pada 5-15

sekolah dengan 30-100 subjek. Data kuantitatif tentang penampilan pengajar,

sebelum dan sesudah menggunakan model dikumpulkan. Data yang

diperoleh, selanjutnya dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

7. Penyempurnaan produk operasional (Operational product revision);

Penyempurnaan produk operasional dilakukan berdasarkan temuan-temuan

ketika melaksanakan ujicoba lapangan utama.

8. Ujicoba lapangan operasional (Operatinal field testing); Ujicoba ini

dilakukan pada 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek. Pengujian

dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dllnya.

9. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision); Penyempurnaan

dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan operasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

9

10. Deseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation);

Membuat laporan tentang produk pada pertemuan profesional dan

mempublikasikannya pada jurnal, bekerjasama dengan penerbit, memonitor

distribusi untuk melakukan pengendalian kualitas.

Kesepuluh tahapan ini, jika diikuti dengan baik akan dihasilkan produk

berbasis penelitian yang siap pakai, misalnya di sekolah. Walaupun ada 10

tahapan, tiap langkah harus dilakukan secara cermat agar dihasilkan produk yang

berkualitas.

D. Penjelasan Setiap Langkah R&D

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Seperti diuraikan di atas, penelitian dan pengumplan data ini meliputi: 1)

analisis kebutuhan, 2) studi literatur, dan 3) penelitian skala kecil.

Analisis kebutuhan:

Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat

keras (seperti alat bantu pembelajaran, buku ajar, modul atau paket belajar) dan

perangkat lunak (seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-

model pembelajaran, dan kurikulum). Beberapa kriteria harus dipertimbangkan

dalam memilih produk yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut.

a. Apakah produk yang akan dibuat tersebut penting untuk bidang

pendidikan?

b. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan,

dan kepraktisan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

10

c. Apakah para pengembang yang bersangkutan memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman dalam mengembangkan produk terkait?

d. Dapatkan produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang

tersedia?

Kriteria pertama, yaitu produk pendidikan yang akan dihasilkan harus

betul-betul yang penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Produk yang

akan dikembangkan harus didasarkan pada analisis kebutuhan. Masalah-masalah

atau kelemahan-kelemahan apa yang dihadapi oleh sekolah pada saat ini? Di

antara masalah tersebut, mana yang paling mendesak dan paling besar

pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Untuk mengatasi masalah

tersebut, produk pendidikan apa yang perlu dikembangkan dan dipandang paling

ampuh. Pemilihan produk yang akan dikembangkan harus disesuaikan dengan

bidang keahlian dan kemampuan para pengembang terkait, kelayakan atau

ketersediaan waktu, peralatan, dan biaya.

Studi Literatur:

Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan perlu dilakukan studi

literatur. Studi ini bertujuan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-

landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan, terutama

produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software, dan

sejenisnya, memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali

konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan

studi literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga perlu dikaji ruang

lingkup suatu keluasaan penggunaan produk, kondisi-kondisi pendukung agar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

11

produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan

atau keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-

langkah yang paling tepat dalam pengembangan suatu produk.

Ada kemungkinan produk sejenis dikembangkan di tempat lain oleh

pengembang lain. Hal-hal tersebut dikaji melalui studi literatur dari laporan atau

artikel hasil penelitian. Berdasarkan hasil studi ini, selain dapat diketahui prosedur

dan hasil-hasil penelitiannya, juga diketahui kesulitan dan hambatan yang

dihadapi serta pemecahan masalah yang dilakukan, dan juga keunikan-keunikan

lain dari proses kegiatan pengembangan.

Penelitian skala kecil

Kadang-kadang hasil analisis kebutuhan dan studi literatur belum cukup

untuk memberikan dasar-dasar konkrit untuk pengembangan suatu produk. Untuk

itu, perlu dilengkapi dengan penelitian ke lapangan. Pada contoh penelitian dan

pengembangan yang dilaksanakan di Far West Laboratory, paket pelatihan

pengajar yang dikembangkan berkaitan dengan keterampilan-keterampilan

mengajar. Para pengembang mengadakan penelitian lapangan terhadap beberapa

orang pengajar untuk mengetahui keterampilan-keterampilan mengajar mereka

dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pembelajaran, meliputi

sarana dan fasilitas pembelajaran, suasana kelas, dan iklim sekolah keseluruhan.

2. Perencanaan

Perencanan ini menghasilkan rancangan produk yang disusun berdasarkan

hasil studi literatur, analisis kebutuhan, dan studi lapangan. Rancangan produk

yang akan dikembangkan minimal mencakup: a) tujuan penggunaan produk; b)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

12

siapa pengguna produk; c) deskripsi komponen-komponen produk dan

penggunaannya. Contoh rumusan tujuan dalam paket pelatihan keterampilan

mengajar pengajar, misalnya pengajar mampu menyajikan pelajaran dalam

langkah-langkah kecil secara sistematis, pengajar mampu memberikan contoh

dalam kehidupan; pengajar mampu membangkitkan motivasi belajar pebelajar,

dllnya. Di samping itu, kriteria pencapaian tujuan harus menjadi perhatian

pengembang. Dalam konsep belajar tuntas, kriteria penguasaan ini biasanya

bernilai antara 75% atau 80% dari tujuan yang harus dikuasai.

Selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-komponen produk.

Misalnya dalam kasus paket pelatihan keterampilan pengajar di atas, komponen-

komponen produk meliputi: tujuan pelatihan, materi pelatihan, proses

pembelajaran, media alat bantu pembelalaran, evaluasi hasil pembelajaran, dan

sumber-sumber belajar.

Dalam proses pengembangan produk perlu dirumuskan lebih rinci, mulai

dari penentuan produk, penyusunan draft, uji dan penyempurnaan draft, ujicoba

utama dan revisi produk operasional/akhir, sampai dengan diseminasi dan

implementasi. Kegiatan selanjutnya adalah merencanakan subjek ujicoba dan

lokasi ujicoba, baik untuk ujicoba lapangan awal, ujicoba lapangan utama maupun

ujicoba lapangan operasional. Karena produk yang akan dihasilkan merupakan

produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dalam lingkup lokasi penelitian

dan pengembangan harus representatif, apakah untuk populasi tingkat nasional,

propinsi atau kabupaten. Pada kasus program pelatihan pengajar di atas, ujicoba

lapangan awal subjeknya 1-3 sekolah dengan 6-12 subjek pengajar. Pada ujicoba

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

13

lapangan utama atau ujicoba lebih luas, subjeknya 5-15 sekolah dengan 30-100

subjek. Pengujian produk ahkir menggunakan 10-30 sekolah dengan melibatkan

40-200 subjek. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perencanaan biaya, orang-

orang yang membantu, alat dan bahan, serta waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan. Untuk pelaksanaan

ujicoba, hal yang perlu direncanakan dengan seksama adalah instrumen-instrumen

yang diperlukan selama pengujian dan teknik-teknik analisis data.

3. Pengembangan Produk Awal

Dari hasil analisis kebutuhan akan dapat ditentukan jenis produk-produk

sangat diperlukan saat ini, misalnya oleh sekolah. Hasil-hasil studi literratur akan

memberikan informasi tentang beberapa karakterisktik penting dari produk yang

dikembangkan dan bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan. Kemudian,

hasil-hasil penelitian dalam lingkup terbatas akan memberikan informasi tentang

produk sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan

kemungkinan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pengunaan produk

yang akan dikembangkan.

Pada pengembangan produk awal ini, produk yang dibuat masih berupa

produk awal atau draft dan bersifat tentatif. Walaupun masih berupa produk awal,

namun produk telah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Pada contoh

produk pelatihan untuk peningkatan keterampilan pengajar dalam mengajar yang

dikembangan di Far West Laboratory, produk awal/draft paket pelatihan telah

memuat komponen-komponen paket secara lengkap, misalnya paket pelatihan

tersebut terdiri dari 5 paket materi pelatihan, 1buku pedoman pelaksanaan, dan 1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

14

CD atau video yang memuat contoh-contoh pembelajaran. Pada setiap paket

materi pelatihan memuat identitas paket (misalnya judul paket, nomor kode,

jumlah jam latihan, dan prasyarat), rumusan tujuan, uraian materi pelatihan, tugas-

tugas dan latihan yang harus dikerjakan, media, alat dan bahan yang dapat

digunakan, tes akhir dan buku-buku rujukan. Buku pedoman pelaksanaan,

misalnya memuat petunjuk-petunjuk pembimbingan, pemberian tugas latihan

praktek bagi pembimbing atau fasiltator. Buku pedoman juga berisi format-format

observasi, instrumen evaluasi proses dan hasil belajar, dan format pelaporan

kemajuan peserta pelatihan. CD, misalnya berisikan contoh-contoh bentuk

keterampilan pengajar mengajar. Sebelum diujicoba di lapangan, draft perlu

dievaluasi melalui desk evaluation oleh para penimbang ahli. Evaluasi ini

bertujuan mendapatkan analisis dan pertimbangan logis dari para penimbang ahli,

selanjutnya dilakukan penyempunaan berdasarkan hasil desk evaluation tersebut.

4. Ujicoba Lapangan Awal dan Penyempurnaan Produk

Ujicoba dan penyempurnaan produk awal difokuskan pada pengembangan

dan penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam

konteks populasi. Tujuan ujicoba lapangan awal adalah untuk mendapatkan

evaluasi kualitatif dari produk pendidikan-baru yang dikembangkan. Ujicoba

lapangan awal sebaiknya dilakukan di tempat yang kondisinya sama dengan

tempat produk diimplementasikan. Hal ini berkaitan dengan implementasi

produk dalam kondisi sesungguhnya, baik menyangkut keadaan dan jumlah

pebelajar, maupun sarana dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan keadaan

nyata di sekolah. Pada contoh paket pelatihan keterampilan mengajar di atas,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

15

kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat atau

diskusi dengan pengajar-pengajar peserta latihan. Pada pertemuan tersebut,

pertama-tama pengembang menjelaskan tujuan umum pelatihan, langkah-langkah

yang dilakukan dan beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian.

Setelah itu, para peserta pelatihan diberi paket pelatihan, dan diberi waktu yang

cukup untuk mempelajarinya, selanjutnya diadakan diskusi bersama antara

pengembang dan peserta pelatihan. Para peserta dapat mengklarifikasi hal-hal

yang belum jelas atau belum dipahami dengan baik. Di samping itu, masukan-

masukan dari peserta pelatihan sangat penting dijaring untuk penyempurnaan

produk awal. Produk yang telah disempurnakan ini diberikan kembali kepada

peserta latihan untuk pelaksanaan ujicoba lapangan awal.

Pengajar peserta latihan diminta untuk menerapkan paket pelatihan

(keterampilan mengajar) di kelasnya masing-masing. Namun, sebelum itu,

pengajar perlu membuat persiapan mengajar atau merevisi persiapan mengajar

yang telah ada sebelumnya, disesuaikan dengan tuntutan paket pelatihan. Selama

pelaksanaan pembelajaran, para pengembang melakukan observasi pengamatan

secara intensif, yaitu mencatat hal-hal penting dilakukan pengajar dan pebelajar,

misalnya respon pebelajar terhadap pembelajaran dan aktivitas belajar pebelajar.

Setelah selesai pembelajaran, apakah dalam satu atau beberapa pertemuan,

pengembang mengadakan pertemuan dengan para pengajar untuk mendikusikan

pembelajaran yang diakukan oleh para pengajar. Ujicoba ini dilakukan secara

berulang-ulang sampai para pengajar selesai berlatih mencobakan semua

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

16

keterampilan mengajar. Pada ujicoba ini, juga dikumpulkan data melalui

wawancara, observasi, dan kuesioner digunakan untuk menyempurnakan produk.

5. Ujicoba Lapangan Utama dan Penyempurnaan Produk

Borg and Gall (1983) menyatakan bahwa tujuan dari ujicoba lapangan

utama adalah untuk menentukan apakah produk pendidikan sudah mencapai

tujuan atau tidak. Tujuan lain dari ujicoba ini adalah untuk mengumpulkan

informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran. Pada

umumnya, pada ujicoba ini digunakan rancangan eksperimen. Pada kasus program

pelatihan pengajar di atas, one-group pretest-posttest design digunakan untuk

menguji: Apakah keterampilan pengajar meningkat secara signifikan atau tidak?.

Pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar direkam dengan videotape. Hasil

rekaman videotape selanjutnya dianalisis.

Menurut Sukmadinata (2006), ujicoba ini dimaksudkan agar produk yang

dikembangkan merupakan produk standar, apakah pada tingkat kabupaten/kota,

propinsi, nasional. Agar menghasilkan suatu produk yang mempunyai standar

pada tingkat kabupaten/ kota, misalnya, sampel ujicoba harus mewakili populasi

kabupaten/kota. Demikian juga untuk standar pada tingkat propinsi dan nasional.

Ujicoba lapangan utama ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dalam

konteks populasi. Untuk itu diperlukan jumlah sampel yang lebih besar yang

harus mewakili populasi, baik dalam jumlah maupun karakteristiknya.

6. Ujicoba Lapangan Operasional dan Penyempurnaan Produk

Borg dan Gall (1983) masih mengadakan penyempurnaan pada tahap ini.

Pada tahap ini tidak dilakukan pengujian hasil dengan kelompok kontrol karena

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

17

tidak diadakan pengukuran dampak dari penggunaan keterampilan mengajar.

Menurut Borg dan Gall (1983), tujuan ujicoba lapangan operasional ini adalah

menentukan apakah produk pendidikan siap digunakan di sekolah tanpa kehadiran

pengembang. Agar siap digunakan secara operasional, paket produk harus lengkap

dan diuji secara keseluruhan dalam setiap hal. Pada kasus program pelatihan

pengajar, ujicoba lapangan operasinal ini diatur dan dikoordinasikan oleh staf

sekolah secara teratur dan seharusnya mendekati operasional sekolah. Balikan

(feedback) dari koordinator dan pengajar yang melaksanakan pembelajaran

dikumpulkan dengan kuesioner. Wawancara dipusatkan pada bagian-bagian

pembelajaran atau materi yang perlu mendapat perhatian sehingga operasional

pembelajaran menjadi lebih efektif.

Menurut Sukmadinata (2006), pengujian produk akhir ini bertujuan untuk

mengetahui kelayakan produk dan keunggulan dalam praktek. Pada pengujian ini,

tidak dilakukan untuk menyempurnakan produk (paket pelatihan) karena produk

sudah dipandang sempurna pada ujicoba lapangan utama. Pengujian pada tahap

ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak penggunaan keterampilan mengajar

terhadap pengetahuan dan keterampilan pebelajar. Pengujian sebaiknya digunakan

kelompok kontrol, dan dapat menggunakan model rancangan “The randomized

Pretest-Posttest Control Group Design (Eksperimen murni) atau minimal “The

Maching Pretest-Posttest Control Group Design” (Eksperimen quasi). Kelompok

eksperimen diberikan perlauan dengan pendekatan keterampilan mengajar baru,

sedangkan kelompok kontrol diajar menggunakan pendekatan keterampilan

biasa/konvensional dan hasil pre-test dan post-test kedua kelompok dibandingkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

18

Perbedaan signifikansi antara pre-test dan post-test menunjukkan kebermaknaan

hasil belajar, sedang perbedaan antara hasil post-test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol menunjukkan pengaruh metode keterampilan mengajar baru.

7. Diseminasi dan Implementasi

Diseminasi merujuk kepada proses yang membantu pengguna menyadari

pentingnya produk-produk R&D, sedangkan implementasi merujuk kepada proses

yang membantu pengguna produk R&D untuk mengunakannya dengan cara yang

dimaksud oleh pengembang.

E. Modifikasi Tahap-Tahap R&D

Model-model R&D yang dikembangkan oleh para ahli sebenarnya

merupakan bentuk modifikasi dari model R&D yang dikembangkan oleh Borg

dan Gall (1983), seperti diperlihatkan pada Tabel 1.

Sukmadinata dan kawan-kawan mengusulkan langkah-langkah R&D

terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

1. Studi pendahuluan. Sudi ini meliputi: a) studi kepustakaan, b) survai

lapangan, dan c) penyusunan produk awal atau draft model. Draft model

yang telah dibuat selanjutnya ditelaah dalam sebuah pertemuan yang

dihadiri oleh para ahli, selanjutnya draft disempurnakan berdasarkan

masukan-masukan dari para ahli.

2. Ujicoba pengembangan model. Pada tahap ini dilakukan dua langkah: 1)

ujicoba terbatas dan 2) ujicoba luas.

3. Uji produk akhir dan sosialisasi hasil. Uji ini dilakukan sama seperti

ujicoba luas. Sosialisasi hasil mengacu pada diseminasi dan implementasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

19

Tabel 1. Bentuk Modifikasi dari Model Penelitian dan Pengembangan dari Borg &Gall (1983)

Borg dan Gall (1983) Sukmadinata (2006) Sugiono (2006) Dick dan Carry

(1996), model 4D

1. Research and

information

collecting

1. Studi pendahuluan:

a) studi kepustakaan,

b) survai lapangan, dan

c) penyusunan produk awal; validasi ahli

1. Need analysis 1. Define instructional

requirements

2. Planning

3. Develop preliminary

form of product

2. Pengembangan

produk awal

2. Design prototypical

instructional model

3. Validasi ahli

4. Preliminary field

testing

2. Ujicoba pengembangan model:

a) ujicoba terbatas dan b) ujicoba luas

4. Ui coba

lapangan

3. Develop tested and

reliable instructional model 5. Main product revision

6. Main field testing

7. Operational product

revision

5. Revisi produk

8. Operatinal field testing 3. Uji produk akhir dan

sosialisasi hasil

4. Disseminate

instructional model 9. Final product revision

10. Dissemination and

implementation

Menurut Sugiono, R&D yang dibuat di Far West Laboratory dapat

dimodifikasi sebagai berikut.

1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan (need analysis).

Kegiatan yang dilakukan pada analisis kebutuhan ini meliputi studi literatur

dan survey lapangan.

2. Mengembangkan produk awal. Pada tahap ini dibuat produk awal

berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan.

3. Validasi ahli. Setelah produk dibuat, selanjutnya dilakukan validasi ahli,

baik validasi isi maupun validasi konstruk, selanjutnya dilakukan

penyempurnaan produk.

4. Ujicoba lapangan. Pada ujicoba ini dilakukan ujicoba terbatas yang

dilanjutkan dengan revisi produk dan kemudian ujicoba lebih luas yang

dilanjutkan dengan revisi dan terakhir uji pemakaian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

20

5. Revisi produk. Pada bagian akhir dilakukan penyempurnaan produk

berdasarkan berdasarkan hasil ujicoba luas. Pada model yang dikembangkan

oleh Sugiono (2006) tidak ada diseminasi dan implementasi.

Sementara itu, Dick dan Carry (1996) menyatakan bahwa R&D terdiri dari

empat tahap, yang disebut sebagai model 4D.

1. Define instructional requirements. Pada tahap ini dilakukan analisis

kebutuhan yang meliputi studi literatur dan survai lapangan.

2. Design prototypical instructional model. Tahap ini bertujuan untuk

membuat model pembelajaran prototype. Kegiatan yang dilakukan meliputi

merancang model, validasi pakar terhadap model prototype, dan

penyempurnaan model prototype berbasis hasil validasi penimbang ahli.

3. Develop tested and reliable instructional model. Tujuan dari tahap ini

adalah untuk mengembangkan model pembelajaran beserta perangkatnya

agar mendapatkan model yang valid, teruji dan reliable (dapat dipercaya).

Kegiatan yang dilakukan adalah ujicoba terbatas.

4. Disseminate instructional model. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah ujicoba diseminasi dalam sampel yang lebih luas untuk mendapatkan

perbaikan dan penyempurnaan. Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan

model yang valid dan teruji yang siap dipromosikan ke pengguna.

Ke-3 model R&D termodifikasi di atas, sebenarnya mirip dengan model

R&D yang dikembangkan di Far West Laboratory, hanya saja mempunyai bentuk

lebih sederhana. Khusus untuk model R&D dari Sugiono (2006) tidak ada tahap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

21

yang berhubungan dengan diseminasi dan implementasi. Sedangkan model dari

Dick dan Carry (1996) tidak ada tahap ujicoba akhir atau operasional.

Contoh produk R&D (Rasagama, 2011):

1. Judul penelitian:

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan

Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi Energi Politeknik.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana mengembangkan program perkuliahan fisika yang dapat

meningkatkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa prodi

teknik konversi energi di politeknik?

3. Pertanyaan Penelitian

Materi PPF apakah yang dibutuhkan dan mendukung kompetensi lulusan program studi teknik konversi energi politeknik?

Bagaimana karakteristik strategi PPF yang dikembangkan untuk

meningkatkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi, serta

penguasaan konsep mahasiswa program studi teknik konversi energi

politeknik?

Bagaimana peningkatan kemampuan menganalisis dan mengkreasi, serta

penguasaan konsep fisika mahasiswa setelah diterapkan PPF yang

dikembangkan?

Bagaimana aktivitas pengajar dan mahasiswa dalam pelaksanaan PPF yang menggunakan model pembelajaran Demonstrasi Interaktif Berbasis

Inkuiri (DIBI)?

Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan PPF yang menggunakan model pembelajaran DIBI?

Apakah kekuatan dan kelemahan PPF yang dikembangkan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

22

4. Kerangka Konseptual Program Perkuliahan

Berdasarkan kajian dirumuskan kerangka konseptual strategi dan materi

program perkuliahan fisika seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Kerangka Konseptual Strategi PPF untuk Meningkatkan

Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa

Keterangan:

: menunjang

: dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi oleh pengajar.

Model pembelajaran DIBI sebagai bagian dari produk R&D, mengandung

tahapan-tahapan sebagai berikut:

Kajian Mandiri: Tugas

Pendahuluan

Penugasan

Terstruktur

Mhs

Tugas Mandiri

Kegiatan Penel.&

Diskusi Hasil Penel.

Post-test

Laporan Isian

Lembar Kerja Mahasiswa

Laporan Praktikum Laporan Penel.&

Ringk. Hasil Diskusi

Mhs

dan

Dosen

Kemampuan :

Menganalisis:

1. Defferentiating:

membedakan bagian

relevan dari tidak relevan

atau bagian penting dari

tidak penting dalam suatu

konsep.

2. Organizing:

menentukan kesesuaian

atau keberfungsian

bagian-bagian konsep

dalam sebuah struktur

konsep

3. Attributing;

menentukan titik

tinjauan, bias, value, dan

maksud yang melatar-

belakangi kehadiran

sebuah konsep.

Mengkreasi:

1. Generating:

memunculkan hipotesis

alternatif berbasis

kriteria.

2. Planning:

merencanakan prosedur

untuk mengerjakan suatu

tugas.

3. Constructing:

menyusun sebuah produk

baru.

(Anderson, L.W., 2001)

Materi Program Perkuliahan

Fisika (Hasil Riset) Dosen

Pre-test

Topik Perkuliahan

Impl. Model DIBI berbantuan

Lembar Kerja Mahasiswa

Topik Penelitian Topik Praktikum

Tugas Mandiri

Kegiatan Praktikum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

23

a. Pendahuluan: dalam tahapan ini, pengajar meminta tagihan tugas

pendahuluan, membagi mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil,

menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran dan membangkitkan tanya

jawab/diskusi tentang peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disajikan.

b. Kegiatan inti: tahapan ini dibagi dalam 3 sub-tahapan, yaitu menyajikan

masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, merumuskan dan

mengambil kesimpulan.

i. Dalam menyajikan masalah, pengajar mengkondisikan perhatian

mahasiswa dengan cara memberi pertanyaan tentang materi yang

disajikan dan menyarankan mahasiswa untuk melakukan diskusi dalam

kelompok dan memanfaatkan referensi relevan yang telah dipersiapkan.

Semua pertanyaan dan tempat merumuskan jawaban telah dirumuskan

dalam LKM materi bersangkutan, sehingga pengajar cukup hanya

mengarahkan perhatian mahasiswa pada LKM dan tidak perlu

menyatakan setiap pertanyaan kepada mahasiswa.

ii. Dalam merumuskan hipotesis, mahasiswa membuat jawaban sementara

tiap pertanyaan yang diajukan, mahasiswa melakukan diskusi dalam

kelompok, menyelidiki jawaban pertanyaan dengan memanfaatkan

referensi yang relevan dan menulis jawaban pada LKM. Dalam menguji

hipotesis, beberapa mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi.

Pengajar melakukan demonstrasi sesuai petunjuk kegiatan pengajar, yaitu

menguji hipotesis konsep sesuai dengan materi yang disajikan. Pengajar

memberikan kesempatan mahasiswa 2,5 menit untuk membuat pertanyaan penuntun berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan

demonstrasi. Pengajar meminta mahasiswa mengajukan pertanyaan

penuntun dan pengajar juga memimpin diskusi terkait dengan jawaban

pertanyaan penuntun yang diajukan oleh beberapa mahasiswa. Pengajar

meminta mahasiswa merefleksikan pemahaman yang timbul pada diri

masing-masing dan memberi kesempatan khusus kepada mahasiswa

untuk merevisi jawaban yang dianggap “masih salah” ketika

merumuskan hipotesis.

iii. Dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan, pengajar mengarahkan

perhatian mahasiswa pada LKM dan situasi pembelajaran pada aplikasi

konsep dengan cara, antara lain: Pengajar memberikan kesempatan

mahasiswa 5menit untuk merumuskan (menuliskan) kesimpulan sesuai

isian dalam format LKM. Pengajar mengkondisikan beberapa kelompok

mahasiswa untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok untuk

kembali didiskusikan dalam rangka pengambilan kesimpulan akhir.

Pengajar masih memberi kesempatan mahasiswa untuk mengajukan

pertanyaan penuntun, terkait dengan konsep yang belum dipahami dan

kesimpulan akhir yang diambil. Pengajar bersama mahasiswa

menyimpulkan materi bersangkutan, terkait jawaban setiap pertanyaan.

c. Penutup: dalam tahapan ini pengajar memberi kesempatan mahasiswa

menanyakan kembali konsep yang belum dipahami. Pengajar meminta

mahasiswa mempelajari kembali materi yang baru disajikan dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

24

mengaitkannya dengan materi perkuliahan berikutnya. Pengajar meminta

tagihan tugas pendahuluan dan LKM yang telah dikerjakan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dan membagikan tugas pendahuluan baru untuk

dikerjakan di rumah sebagai persiapan mengikuti perkuliahan berikutnya.

Gambar 3. Kerangka Konseptual Pengembangan Materi Program Perkuliahan

Fisika Sesuai Kebutuhan Program Studi Teknik Konversi Energi

Politeknik

5. Prosedur penelitian

Tahap Pendahuluan; Tahap pendahuluan meliputi studi pustaka dan survey

lapangan. Studi pustaka untuk mencari informasi tentang pengembangan PPF,

mengkaji profil kompetensi lulusan PSTKEP, silabus mata kuliah fisika dan mata

kuliah lanjutan terkait fisika di PSTKEP, hasil penelitian terkait, identifikasi

indikator dan sub-indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi. Survey

lapangan untuk memperoleh informasi tentang kondisi fasilitas perkuliahan dan

peralatan laboratorium, pelaksanaan perkuliahan, dan mengidentifikasi masalah

perkuliahan di tempat penelitian.

Tahap Perancangan; Kegiatan pertama, penyusunan materi perkuliahan fisika

esensial yaitu: merumuskan materi fisika yang sesuai kebutuhan dan mendukung

kompetensi lulusan PSTKEP. Kegiatan dalam tahap ini adalah merancang

kompetensi, pokok bahasan, sub-sub pokok bahasan dan tujuan perkuliahan fisika.

Kegiatan kedua, penyusunan desain strategi pelaksanaan PPF yaitu: 1) Menyusun

Silabus Fisika

Politeknik Silabus Mata Kuliah Prodi Teknik

Konversi Energi Politeknik

Kompetensi Lulusan Teknik

Konversi Energi Politeknik

Konsep Fisika dalam Mata Kuliah Program Studi

Teknik Konversi Energi Politeknik

Materi Program Perkuliahan Fisika terdiri :

a) Tujuan perkuliahan

b) Kompetensi perkuliahan

c) Pokok dan sub-pokok bahasan

Landasan:

(Filosofis, Psikologis dan Sosiologis)

Jajak pendapat pada pengajar prodi

Kritisi peneliti

Instrumen kuesioner

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

25

struktur program perkuliahan berupa struktur kegiatan perkuliahan, struktur

kegiatan praktikum dan struktur kegiatan penelitian; 2) Menyusun uraian materi

setiap pokok bahasan; 3) Menyusun analisis konsep setiap pokok bahasan; 4)

Menyusun analisis indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi untuk

setiap pokok bahasan; 5) Menyusun rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP)

setiap pokok bahasan; 6) Menyusun fasilitas pendukung RPP meliputi petunjuk

kegiatan pengajar, tugas pendahuluan dan LKM setiap pokok bahasan; dan 7)

menyusun petunjuk praktikum dan penelitian untuk perkuliahan praktek. Kegiatan

ketiga, penyusunan instrumen penelitian berupa: (a) soal tes pilihan ganda

pengukur peningkatan kemampuan berpikir atau penguasaan konsep mahasiswa;

(b) pedoman monitoring-evaluasi tugas mahasiswa untuk mengetahui kemampuan

mahasiswa mengerjakan tagihan tugas dalam PPF yang dikembangkan; (c)

pedoman observasi aktivitas pengajar-mahasiswa dalam perkuliahan dengan

model pembelajaran DIBI untuk mengetahui kinerjanya; (d) kuesioner pengukur

respon mahasiswa terhadap model pembelajaran DIBI yang digunakan dalam

perkuliahan; dan (e) angket pengukur pemahaman mahasiswa terhadap petunjuk

praktikum dan penelitian yang digunakan dalam perkuliahan praktek.

Tahap Pengembangan; Kegiatan pertama, uji kelayakan materi PPF meliputi uji

kelayakan dengan salah satu stakeholder yaitu 12 pengajar PSTKEP dan

mendiskripsikan kembali hasil uji kelayakan. Kegiatan kedua, validasi pakar

terhadap desain konten strategi PPF yaitu: menjaring pendapat pakar tentang

kebenaran konsep dan saran pakar; dan diskusi dengan pakar tentang saran yang

diberikan, mengkritisi dan mendeskripsikan kembali masukan pakar guna

memperoleh desain awal strategi PPF yang akan divalidasi. Kegiatan ketiga,

validasi konstruksi soal yaitu ujicoba 50 butir soal pada mahasiswa kelas II

PSTKEP untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda item soal. Kegiatan ini melibatkan 30 mahasiswa telah lulus PPF dan

dianggap berkemampuan sama seperti subjek penelitian.

Tahap Validasi; Ujicoba terbatas model pembelajaran DIBI pada mahasiswa

kelas I PSTKEP memakai materi PPF hasil uji kelayakan stakeholder dan model

pembelajaran DIBI hasil validasi pakar. Pada awal dan akhir ujicoba terbatas

dilakukan tes kemampuan berpikir atau penguasaan konsep dengan 50 butir soal

pilihan ganda, hasil revisi berbasiskan hasil validasi pakar dan konstruksi soal.

Selama ujicoba terbatas model pembelajaran DIBI juga dilakukan ujicoba lembar

observasi aktivitas pengajar-mahasiswa, hasil revisi berbasis kegiatan validasi

pakar. Pada akhir ujicoba terbatas model pembelajaran DIBI dilakukan ujicoba

kuesioner hasil revisi berdasarkan kegiatan validasi pakar. Ujicoba terbatas

petunjuk praktikum dan penelitian dilakukan melalui angket pada 12 mahasiswa

kelas I PSTKEP pilihan, yang di anggap mampu memberi saran dan kritik

terhadap ke-2 petunjuk kegiatan. Ujicoba terbatas memakai desain pre-test post-

test tanpa kelas kontrol. Ujicoba luas strategi PPF hasil revisi berdasarkan

kegiatan ujicoba terbatas. Kualitas strategi PPF yang diterapkan lebih baik dari

ujicoba terbatas. Kelas ujicoba luas (kelas eksperimen) mengikuti perkuliahan

dengan model pembelajaran DIBI, praktikum dan penelitian. Kelas kontrol selaku

pembanding dengan perkuliahan reguler. Penerapan model pembelajaran DIBI

pada kelas eksperimen diobservasi, sedangkan perkuliahan reguler pada kelas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

26

kontrol, praktikum dan penelitian pada kelas eksperimen tidak diobervasi. Pada

awal dan akhir perkuliahan dengan model pembelajaran DIBI (reguler) dilakukan

tes kemampuan berpikir atau penguasaan konsep pada kelas eksperimen (kelas

kontrol). Pada akhir perkuliahan dengan model pembelajaran DIBI dilakukan

kuesioner tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran DIBI

dan angket pemahaman mahasiswa pada petunjuk praktikum dan penelitian.

Ujicoba luas memakai metode kuasi-eksperimen dengan pre-test post-test group

control design, seperti diperlihatkan pada Tabel 2. Pre-test dan post-test pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal sama.

Tabel 2. Desain Ujicoba Luas Strategi Perkuliahan Fisika

Kelompok Uji Pre-test Perlakuan Post-test

Kelas Eksperimen O X1 O

Kelas Kontrol O X2 O

Keterangan:

X1 : perkuliahan dengan metode yang dikembangkan

X2 : perkuliahan reguler

F. Rekayasa Kurikulum sebagai R&D

Pendirian pusat-pusat R&D yang didanai oleh sumber-sumber pribadi dan

publik di Amerika Serikat merupakan fenomena yang menarik dalam rekayasa

kurikulum. Pergerakan yang sangat berarti dilakukan oleh pemerintah Amerika

Serikat pada tahun 1960-an adalah memberikan dana hibah kepada organisasi

pusat-pusat R&D, sebab pengurangan dana pemerintah federal telah menyebabkan

penurunan pada aktivitas dari pusat-pusat R&D. Walaupun keberhasilan pusat-

pusat R&D dalam melakukan reformasi pendidikan masih dipertanyakan,

beberapa ahli percaya bahwa pusat-pusat R&D akan berperan sangat penting

dalam melakukan perubahan kurikulum.

Pendirian pusat-pusat R&D didasarkan atas 5 premis utama. Pertama,

fungsi dari pusat-pusat R&D (misalnya R&D kurikulum) diabaikan, dan fungsi ini

dilakukan oleh agen-agen pendidikan yang lain misalnya sekolah, universitas, dan

departemen pendidikan. Kedua, pusat-pusat R&D diwajibkan menghasilkan

produk dan proses yang berguna dalam pencapaian tujuan kurikulum spesifik atau

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

27

menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah kurikulum yang muncul. Ketiga,

penelitian dilakukan untuk menemukan pengetahuan yang dapat digunakan untuk

tujuan khusus, bukan mencari pengetahuan untuk kepentingan sendiri. Dengan

demikian, pengembangan akan berhasil, jika kriteria yang telah ditetapkan dapat

dicapai. Keempat, R&D yang efektif sangat tergantung pada tim ahli yang bekerja

selama periode waktu yang lama. Kelima, pengeluaran dana publik (dan yang

lain) untuk R&D dibuktikan melalui proses evaluasi yang bertanggung jawab,

tetapi tidak menghalangi aktivitas penelitian.

Komitmen kerja R&D sebagai alat yang efektif untuk melakukan

perubahan kurikulum terutama terletak pada karakteristik yang membedakannya

dari metode-metode rekayasa kurikulum yang lain. Misalnya, kerja R&D

umumnya menyajikan:

Suatu usaha sistematik untuk melaksanakan siklus analisis kebutuhan,

spesifikasi tujuan, analisis strategi alternatif dan perlakuan yang

menyebabkan pemilihan di antara alternatif, konstruksi sistem tentatif

atau parsial di antara model pada basis pengujian situasi eksperimen

dan klinis, dan melanjutkan evaluasi dan perbaikan.

Tidak ada metode lain dari rekayasa kurikulum dirancang untuk dapat melakukan

siklus R&D secara sistematis. Dengan demikian, aktivitas R&D menyediakan

kemungkinan yang paling besar untuk melakukan perubahan dan perbaikan

kurikulum.

Karakteristik ke-2 dari kerja R&D adalah perhatiannya pada semua unsur

dalam lingkungan belajar. Dengan kata lain, kerja R&D cenderung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

28

memperlakukan kurikulum dalam semua istilah inklusif, yang menspesifikasikan

tidak hanya materi dan media pembelajaran, tetapi setting fisik dan

pengembangan prilaku yang relevan bagi pengajar dan personil sekolah yang lain,

kelompok keluarga, dan sukarelawan masyarakat. Ini tampaknya seperti suatu

usaha manajemen total dari lingkungan belajar, baik manusia dan non manusia.

Karakteristik ke-3 dari kerja R&D adalah usahanya untuk menghubungkan

beberapa organisasi dan institusi yang berbeda dalam usaha-usaha implementasi.

Dengan demikian, perhatian dipusatkan pada kontribusi dari sumber-sumber lain,

seperti departemen pendidikan, orang tua, kelompok orang, industri dan agen

sosial masyarakat.

F. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau

perangkat keras (hardware) tapi juga bisa perangkat lunak (software).

2. R&D merupakan penghubung antara penelitian dasar dengan penelitian

terapan. Penelitian tentang fenomena fundamental pendidikan dilakukan

melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik

pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research).

3. Penelitian dasar mengembangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori;

R&D mengembangkan model-model proses, bahan, sarana-fasilitas; dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

29

penelitian terapan mengembangkan praktik pelaksanaan pendidikan dan

kurikulum pembelajaran.

4. Dalam pelaksanaan R&D, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode

deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

5. R&D dalam konteks pendidikan (educational research and development),

merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi

produk-produk pendidikan.

6. Langkah-langkah dalam R&D adalah: penelitian dan pengumpulan data,

perencanaan, pengembangan produk awal/draft produk, ujicoba lapangan

awal, revisi produk utama, ujicoba lapangan utama, penyempurnaan produk

operasional, ujicoba lapangan operasional, penyempurnaan produk akhir,

deseminasi dan implementasi.

7. Pendirian pusat R&D didasarkan atas 5 premis utama yaitu 1) fungsi dari

pusat R&D diabaikan, dan fungsi ini dilakukan oleh agen-agen pendidikan

yang lain; 2) Pusat R&D diwajibkan menghasilkan produk dan proses yang

berguna dalam pencapaian tujuan kurikulum spesifik atau menghasilkan solusi

terhadap masalah kurikulum yang muncul; 3) Penelitian dilakukan untuk

menemukan pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan khusus, bukan

mencari pengetahuan untuk kepentingan sendiri; 4) R&D yang efektif sangat

tergantung pada tim ahli yang bekerja selama periode waktu yang lama; 5)

Pengeluaran dana publik untuk R&D dibuktikan melalui proses evaluasi yang

bertanggung jawab, tetapi tidak menghalangi aktivitas penelitian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: MEMAHAMI IMPLEMENTASI EDUCATIONAL RESEARCH AND …digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag... · terutama elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan,

30

Daftar Pusaka:

Borg, W. R. and Gall, M. D. 1983. Educational Research: An Introduction. 4th

Ed.

New York: Longman, Inc.

Rasagama, I G., 2011. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika untuk

Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik

Konversi Energi Politeknik. Desertasi PPs UPI, Tidak Dipublikasikan.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S., 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Zais, R. S. 1976. Curriculum Principles and Foundations. New York: Harper &

Raw Publisher.