MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5332/1/jadi...
Transcript of MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5332/1/jadi...
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1
SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
NURUL MAGHFIROH
NIM : 23060150037
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1
SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan S.Pd
Oleh:
NURUL MAGHFIROH
NIM : 23060150037
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
4
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Nurul Maghfiroh
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Nurul Maghfiroh
NIM : 23060150037
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT
ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebur diatas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 20 Maret 2019
Dosen Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
NIP. 19740630 200912 1001
5
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364
Website: www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1
SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DISUSUN OLEH
NURUL MAGHFIROH
NIM: 23060150037
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi
Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2019 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd.
Sekretaris Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Penguji1 : Anggun Zuhaida, M.Pd.
Penguji 2 : Dr. Khusna Widyahrini, M.Si.
Salatiga, 2 April 2019
Dekan,
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
6
DEKLARASI
بسم هللا الرحمن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadaapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 18 Maret
2019
Penulis
Nurul Maghfiroh
23060150037
7
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Nurul Maghfiroh
NIM : 23060150037
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT
ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
Menyataan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN
Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya
buat.
Salatiga, 18 Maret 2019
Penulis
Nurul Maghfiroh
23060150037
8
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus
terus bergerak” (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, Bapak Okta Budi Waluyo (Alm) dan Ibu Ririn Siti
Hajar serta Bapak Ahmad Nur Riffa Ramanagara sebagai wujud baktiku
atas segala yang telah mereka berikan kepadaku, kasih sayang, ketulusan,
dan cinta yang selalu mereka berikan tanpa batas. Merekalah sumber
kebahagiaanku, motivasiku, surgaku dan segalanya untukku.
Kakakku Chici dan Tika yang selalu memarahiku dan memberi kecerian
dalam hidupku.
Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.
Dosen pembimbingku dan kepala jurusan T.IPA Bapak Dr. Budiyono
Saputro, M.Pd yang selalu sabar membimbingku, memberikan arahan dan
masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas
mendidik dan membimbingku.
9
Bapak Ibu guru SMP Negeri 2 Salatiga yang membantu terselesainya
penelitian ini.
Wahyu Ageng yang selalu sabar dengan segala emosiku dan moodku.
Sahabat-sahabatku PMII, Bocah Ngapak, MendengFams, The JakMania
Salatiga, Jak Angel Salatiga dan Kopaja terimakasih atas jasa kalian yang
tak bisa ku balas satu per satu.
Keluarga KKN Candi Mulyo, Desa Trenten khususnya dusun Banjaran
yang sudah memberikan pengalaman berharga dalam sejarah hidupku.
Teman-teman Tadris IPA angkatan 2015 yang selalu memberi semangat
dalam berbagi ilmu.
Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu per satu
terimaasih atas nasehat, saran dan dukungannya.
Untuk ALMAMATER kebanggaanku, terimakasih atas segalanya.
10
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ‖Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat
Aditif Dan Zat Adiktif Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019‖ sebagai tugas akhir perkuliahan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
agung Muhammad SAW. Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Meskipun demikian,
Alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam (T.IPA) yang telah memberikan saran yang membangun
kepada peneliti dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing,
memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan dan semangat mengerjakan skripsi kepada
peneliti.
11
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Bapak Suhirman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Salatiga yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2
Salatiga.
7. Bapak M. Abdul Kharis, S.Pd I selaku guru mata pelajaran IPA kelas VIII
beserta guru-guru dan karyawan SMP Negeri 2 Salatiga.
8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga yang sudah berkenan menjadi
subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-
sungguh.
9. Semua keluargaku, saudaraku, sahabatku, dan teman-teman Tadris IPA
angkatan 2015 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran
yang membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca. Aamiin.
Salatiga,
Penulis
Nurul Maghfiroh
12
ABSTRAK
Maghfiroh, Nurul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif dan Zat
Adiktif Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro,
M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Zat Aditif, Zat Adiktif, Problem Based
Instruction (PBI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi zat aditif dan zat adiktif melalui model Problem Based Instruction (PBI)
pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Salatiga yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan selama kurang lebih 1 pada bulan November 2018. PTK ini yang
terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang
masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri dari 1) Planning, untuk
mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan
membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran
pada mata pelajaran IPA. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui
tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan.
Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan
dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan
pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai
dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai
berikut: Standart KKM mata pelajaran IPA adalah 75, pada hasil pra siklus
terdapat 4 (14,28%) siswa tuntas belajar, dan 24 (85,71%) siswa belum tuntas
belajar dengan rata-rata kelas 65,3; setelah menggunakan model PBI diperoleh
data siklus I dari hasil test terjadi peningkatan hasil belajar terdapat 13 (46,42%)
siswa tuntas berlajar dan 15 (53,58%) siswa belum tuntas belajar dengan rata-rata
70,14. Siklus II pada hasil test terdapat 25 (89,28%) siswa tuntas belajar dan 3
(10,72%) siswa belum tuntas dengan rata-rata 80,15. Data yang diperoleh dari
siklus I dan II setelah menggunakan model PBI mengalami peningkatan.
13
DAFTAR ISI
Sampul .........................................................................................
..................................................................................................... i
Gambar Berlogo ..........................................................................
..................................................................................................... ii
Halaman Judul .............................................................................
..................................................................................................... iii
Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................
..................................................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan .................................................................
..................................................................................................... v
Deklarasi ......................................................................................
..................................................................................................... vi
Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................
..................................................................................................... vii
Motto dan Persembahan .............................................................
..................................................................................................... viii
Kata Pengantar .............................................................................
..................................................................................................... x
Abstrak.........................................................................................
..................................................................................................... xii
Daftar Isi ......................................................................................
..................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .................................................................................
..................................................................................................... xvi
Daftar Gambar .............................................................................
..................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran .........................................................................
.....................................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN
14
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
4
D. Kegunaan Penelitian
4
1. Kegunaan Teoritis
4
2. Kegunaan Praktis
4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
5
F. Metode Penelitian
6
1. Rancangan Penelitian
6
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
6
3. Langkah-langkah Penelitian
7
4. Teknik Pengumpulan Data
10
5. Instrumen Penelitian
10
6. Analisis Data
11
G. Definisi Operasional
12
1. Hasil Belajar
12
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
12
15
3. Model Pembelajaran PBI
13
H. Sistematika Penulisan
13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
17
a. Pengertian Hasil Belajar
17
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
18
2. Pembelajaran IPA
20
a. Pengertian IPA
20
b. Tujuan Mata Pelajaran IPA
22
3. Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif
22
a. Zat Aditif
22
b. Zat Adiktif
29
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
29
b. Pengertian Model Pembelajaran PBI
29
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBI
31
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBI
32
B. Kajian Pustaka
34
16
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus
37
1. Deskripsi Siklus I
37
2. Deskripsi Siklus II
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
43
1. Analisis Data Pra Siklus
43
2. Analisis Data Siklus I
45
3. Analisis Data Siklus II
54
B. Pembahasan Hasil Penelitian
62
1. Siklus I
62
2. Siklus II
62
3. Perbandingan Antar Siklus
63
4. Hasil Tes Siswa
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
67
B. Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
69
18
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus........................................... 43
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ....... 46
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I ...... 50
Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I............................................... 52
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ...... 54
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus II ..... 58
Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II ............................................ 60
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kinerja Guru ................................. 63
Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa ............................ 64
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar ..................................... 64
19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksaan PTK ................... 7
Gambar 2.1 Contoh Pewarna Alami ................................... 24
Gambar 2.2 Contoh Pemanis Buatan .................................. 25
Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami ................................. 26
Gambar 2.4 Contoh Penyedap Buatan dan Alami .............. 27
Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami ....................... 28
Gambar 2.6 Contoh Narkotika............................................ 29
Gambar 2.7 Contoh Psikotropika ...................................... 29
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
75
Lampiran 2 Dokumentasi
82
Lampiran 3 Soal Test Siklus I
84
Lampiran 4 Hasil Test Siklus I
88
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I
90
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
92
Lampiran 7 Soal Test Siklus II
93
Lampiran 8 Hasil Tes Siklus II
97
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II
98
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II
100
Lampiran 11 Surat Pengajuan Judul Skripsi
101
Lampiran 12 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
102
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
103
Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian
105
21
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
106
Lampiran 16 Nilai Satuan Kredit Kegiatan
107
Lampiran 17 Lembar Konsultasi
110
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Sekolah Menengah Pertama
(SMP) selalu dianggap pelajaran yang identik dengan teori. Sehingga,
pelajaran IPA menjadi pelajaran yang membosankan. Siswa seharusnya
menghilangkan mindset tersebut. Hal ini tidak lepas dari peran seorang guru
mata pelajaran IPA, karena guru yang harusnya bertanggung jawab atas
berlangsungnya transfer ilmu di kelas.
Guru dalam pembelajaran menggunakan model dan metode yang
dapat membuat siswa aktif. Pembelajaran IPA seringkali menggunakan
metode praktikum. Metode Praktikum dilapangan secara tidak langsung
mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang sadar dan paham sains
teknologi. Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi
masyarakat adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat
yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilai-nilai
sains untuk mewujudkan tuntutan kehidupan masyarakat yang dapat
memecahkan masalah di lingkungan sekitar (Nasriani, 2013). Selain metode
pembelajaran, model pembelajaran harus mendukung dalam proses
penyampaian materi kepada siswa. Model Problem Based Instruction (PBI)
merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa,
sehingga menekankan siswa untuk mampu berpikir kritis dalam penyajian
masalah nyata yang terkait dengan materi yang akan dipelajari dan
23
menemukan konsep untuk memecahkan masalah tersebut (Wati dan
Harmanto, 2015).
Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif merupakan materi yang ada di
dalam Mata Pelajaran IPA. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran
yang wajib dipelajari oleh semua peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga dari
kelas VII sampai IX. Mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik untuk
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih makanan di kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan QS. Al-Baqarah : 168 yang berbunyi:
ه و إ ان ط يأ الش ات طى ىا خ ع ب ت ت ل ا و ا ب ي لا ط ل ح ض رأ ا في الأ م ىا م ل اس ك لى ا ا ه ي أ ا ي
يه ب و م د مأ ع ك ل
Artinya : Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 168)
(Al-Qur’an dan Terjemah: 25). Berdasarkan ayat tersebut mengandung
makna bahwa Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk memakan
makanan yang halal dan baik yang ada di bumi. Makanan halal adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia yang dapat
menghilangkan rasa lapar dan memberikan tenaga bagi tubuh manusia.
Makanan halal dan baik dapat kita ketahui dengan adanya label halal dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi untuk jajanan yang ada di sekolah
terutama pedagang kaki lima masih belum ada label tersebut, dan cara mudah
mengetahui apakah makanan itu baik untuk di konsumsi adalah mengetahui
24
ciri-ciri zat yang terkandung didalamnya. Hal itu dapat dipelajari pada mata
pelajaran IPA materi Zat Aditif dan Zat Adiktif.
Hasil wawancara dengan guru pengampu IPA di SMP Negeri 2
Salatiga, yaitu Bapak M. Abdul Kharis, diperoleh informasi bahwa kegiatan
pembelajaran di masa lalu cenderung masih menggunakan metode ceramah,
sehinga pembelajarannya monoton dan membosankan. Umpan balik yang
diberikan peseta didikpun juga kurang. Peserta didik dapat dikatakan
cenderung pasif. Dilihat dari hasil ujian sebelumnya di beberapa kelas VIII
menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai
peserta didik yang masih banyak belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), dari semua kelas VIII, nilai peserta didik yang masih
banyak belum mencapai KKM adalah kelas VIII, yaitu sekitar 39,3%. Hal ini
menunjukkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA
belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan identifikasi guru
IPA, hal ini berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi sehingga siswa
kurang bersemangat dan cepat bosan saat pembelajaran berlangsung dan
mempengengaruhi hasil belajar siswa.
Model Pembelajaran Problem Based Intruction (PBI) di beberapa
daerah sudah banyak dijumpai seperti di Surabaya, Semarang dan Jakarta.
Dari hasil penelitian yang ada Model pembelajaran ini dapat meningkatkan
sikap ilmiah dan keaktifan siswa sehingga pelajaran dapat diserap dengan
baik.
25
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang
mendorong peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif Dan Zat
Adiktif Malalui Model Pembelajaran Problem Based Intruction (PBI)
Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi zat aditif dan zat adiktif kelas
VIII semester 1 di SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPA materi zat aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran Problem
Based Introduction (PBI) pada siswa kelas VIII semester 1 di SMP Negeri 2
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan tentang
penerapan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dalam
pembelajaran IPA di SMP.
26
2. Kegunaan Praktis
a. Untuk siswa, dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA.
b. Untuk guru, dapat digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan
kualitas dan profesionalisme dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran IPA.
c. Untuk sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan
peningkatan mutu sekolah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru
dalam pembelajaran IPA adalah penerapan model pembelajaran Problem
Based Intruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi
zat aditif dan zat adiktif kelas VIII semester 1 di SMP Negeri 2 Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara Individu
Siswa dapat mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi zat
aditif dan zat adiktif.
27
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto, 2009: 102).
SMP Negeri 2 Salatiga telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal
pada mata pelajaran yaitu 75.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lebih baik dan hasil belajar siswa meningkat
(Uno, 2011: 41)
Tindakan pada siklus I dan siklus II dilakukan dalam rentang
waktu satu kali pertemuan. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I
dilaksanakan, maka hasilnya dianalisis dan dilanjutkan pada kegiatan
pembelajaran siklus II. Setelah pembelajaran siklus II, hasilnya
dianalisis kemudian ditindaklanjuti dengan pembelajaran siklus III.
Perbedaan pada tiap siklus terletak pada materi pembelajarannya. Siklus
I dilakukan dengan materi pembelajaran praktikum kandungan pewarna
pada makanan dan minuman, sedangkan pada siklus II materi
pembelajarannya praktikum kandungan boraks dalam makanan.
28
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Subjek
Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 2
Salatiga sejumlah 28 siswa dengan komposisi 9 siswa laki-laki dan
19 siswa perempuan, sementara kolaboratornya adalah bapak M.
Abdul Kharis.
b. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga yang
berlokasi di Jl. RA Kartini No. 26, Salatiga, Sidorejo, Kota
Salatiga.
c. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tanggal 15 November
2018 dan 22 November 2018 jam pelajaran ke 56 dimulai pukul
10.0011.20 pada semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.1.
29
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
(sumber: Uno, 2011)
Tahapan-tahapan penelitian pada tiap siklus pembelajaran sesuai
dengan Gambar 1.1 diuraikan sebagaimana tertulis di bawah ini:
a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus
dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Mempersiapkan sumber belajar.
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
dst
Perencanaan
30
4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung, tindakan ini untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBI. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan,
yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian
dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut
meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan
pembelajaran.
31
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh
berbagai data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Selanjutnya data tersebut dikelompokkan dan di analisis dengan
teknik yang sesuai.
Adapun kegiatan guru selama proses ini adalah:
1) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang ingin dicapai telah dikuasai siswa.
2) Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-
langkah tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan
tindakan lagi secara lebih terfokus
3) Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai,
4) Menindaklanjuti hasil pencapaian siswa.
5) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Metode observasi, digunakan untuk mendapatkan data
mengenai keadaan kelas, suasana pembelajaran, kreatifitas
guru, dan keaktifan siswa.
b. Metode tes, digunakan sebagai data untuk mengukur
kemampuan siswa.
c. Metode wawancara, digunakan sebagai penunjang data
penelitian ini.
32
d. Metode dokumentasi, digunakan sebagai pelengkap data
meliputi pengumpulan dokumen yang sudah ada, yakni nilai-
nilai ulangan siswa, proses pembelajaran, dan foto-foto saat
kegiatan pembelajaran menggunakan model PBI.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan unruk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, berupa lembar
pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa.
b. Soal
Soal digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan belajar
mengajar.
c. RPP
RPP yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan
guru sebagai acuan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
33
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengamatan dan
refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat dalam tes dan format pengamatan lainnya. Teknik analisis data
dalam penelitian ini untuk menguji hasil belajar IPA materi zat aditif
dan zat adiktif kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga dengan
cara memberikan tes pada tiap siklusnya. Presentase tiap-tiap kegiatan
dengan diperoleh dengan menggunakan rumus presentase:
P =
x 100%
Keterangan:
P : Persentase Ketuntasan
X : Jumlah Siswa yang Tuntas
Xi : Jumlah Siswa
G. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dituju, boleh jadi merupakan kemampuan baru
sama sekali, boleh juga merupakan penyempurnaan atau pengembangan
dari suatu kemampuan yang telah dimiliki (Winkel, W. S, 1996).
Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam
pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan
34
Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPA di SMP
Negeri 2 Salatiga adalah 75.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan
mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Jasa (2012: 52) merupakan
ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum
fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan
perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. IPA
merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan
(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang
ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi,
Fisika, IPA, Astronomi/ Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22).
Pembahasan IPA yang dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang
tentang peristiwa alam beserta dampaknya.
35
3. Medel Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
PBI didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai titik awal untuk mengakuisi pengetahuan
baru. PBI bertujuan untuk memecahkan masalah keseharian (autentik)
yang dekat dengan siswa. Dalam model pembelajaran PBI, guru berperan
mengajukan masalah, membimbing dan memfasilitasi penyelidikan serta
mendukung proses belajar mengajar sehingga siswa terbiasa memandang
suatu masalah dari berbagai disiplin ilmu secara mandiri (Ibrahim, 2005:
20).
Model PBI ini merupakan suatu model pembelajaran yang
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik, dalam proses
pembelajarannya siswa dihadapkan kepada masalah kehidupan nyata
sebagai sesuatu yang harus dipelajari dan sebagai salah satu cara untuk
melatih serta meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan
masalah serta mendapat pengetahuan dan konsep penting (Meiyastuti,
2009).
H. Sistematika Penulisan Laporan
Penulisan laporan penelitian ini menjadi tiga bagian, masing-masing
bagian dapat diperinci kedalam bagian yang lebih kecil seperti tertulis di
bawah ini:
36
1. Bagian Awal meliputi:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Lembar Logo IAIN
d. Persetujuan Pembimbing
e. Pernyataan Keaslian Tulisan
f. Pengesahan Kelulusan
g. Moto dan Persembahan
h. Kata Pengantar
i. Abstrak
j. Daftar isi
k. Daftar Tabel
l. Daftar Gambar
m. Daftar Lampiran
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi PTK memuat: pendahuluan, landasan teori,
pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembasan, penutup.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
37
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Langkah-langkah Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Instrumen Penelitian
6. Pengumpulan Data
7. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
B. Kajian Pustaka
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri dari :
39
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Di dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara
etimologis belajar memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu". Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah
sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha
untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian
yang belum dipunyai sebelumnya. sehingga dengan belajar itu
manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat
melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak
manusia lahir sampai akhir hayat (Baharuddin, 2007: 11). Suatu
proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan
dinamakan menggali hasil belajar (Aunurrahman, 2016: 183).
40
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai
hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkunganannya. Hasil
Belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui
pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang
mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Suyono dan
Hariyanto, 2011: 127)
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, efektif dan psikomotorik. domain kognitif adalah
pengetahuan, ingatan (knowledge); pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh (comprehension); menerapkan (application);
menguraikan, menentukan hubungan (analysis);
mengorganisasikan, merencanakan, membentuk, bangunan baru
(synthesis); dan menilai (evaluation). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),
valuting (nilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-
routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.
sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu
aspek potensi kemanusiaan saja. artinya, hasil pelajaran yang
dikatagorikan komprehensif (Suprijono, 2011: 7).
41
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat
muncul selama proses belajar berkaitan dengan sikat terhadap
belajar, motivasi, konsentrasi, pengelolaan pesan pembelajaran,
menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan,
unjuk hasil belajar. sedangkan dari dimensi guru, bahan belajar dan
sumber belajar (Aunurrahman, 2016: 177).
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.
1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. pancaindra yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula. oleh karena itu, baik guru maupun siswa
perlu menjaga pancaindra dengan baik.
42
2) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. beberapa
faktor psikologis yang memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan nonsosial.
Dari uraian diatas prnulis sepaham dengan (Aunurrahman,
2016: 177) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar
adalah diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Jika dalam diri
seorang siswa sudah memiliki motivasi yang kuat maka proses
belajar akan berjalan lancar ditambah keluarga dan lingkungan
sekitar yang mendukung. Sebaliknya jika motivasi dalam diri
seorang siswa sudah kurang, keluarga dan lingkungan sekitar juga
tidak mendukung proses pembelajaran, maka hasil belajar tidak
baik.
43
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang
diperoleh secara ilmiah artinya diperoleh dengan metode ilmiah.
Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis
atau dapat diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan
objeknya sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan
pengamatan. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut
didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan trhadap gejala-
gejala alam. Bagaimanapun suatu teori dirumuskan, tidaklah
dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil observasi atau
pengamatan. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan alam diselidiki
dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan
(eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah
dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori itupun tidak
dapat berdiri sendiri, teori tersebut didasari oleh suatu hasil
pengamatan (Aly, dkk, 1991: 18)
IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau
meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam
seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya.
Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam satu persatu, serta
44
mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains
semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah
lebar. Namun demikian dari segi waktu, jarak semakin lama
semakin sempit, sehingga semboyan ―sains hari ini adalah
teknologi hari esok merupakan semboyan berkali-kali dibuktikan
oleh sejarah‖. Bahkan kini, sains dan teknologi mengetuhi budaya
ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi
(komplementer), ibarat mata uang, di satu sisinya mengandung
hakikat sains (the nature of science) dan sisi yang lainnya
mengandung makna teknologi (the meaning of technology)
(Samatowa, 2009: 2).
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA
dimasukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu :
a. Bahwa IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak
perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu
bangsa banyak sekali tergantung pada lemampuan bangsa itu
dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan
disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
b. IPA melatih siswa berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan
yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak
ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional
artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.
45
Sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai
dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan
melalui panca indera (Samatowa, 2011: 4)
3. Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif
a. Zat Aditif
Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat
pembuatan makanan. Penambahan zat aditif bertujuan untuk
memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk
memperpanjang daya simpan. Selain itu, zat aditif dapat
meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti
penambahan protein, mineral, dan vitamin.
Berdasarkan fungsinya, zat aditif pada makanan dan
minuman dapat dikelompokkan menjadi pewarna, pemanis,
pengawet, penyedap, pemberi aroma, dan pengental
(Kemendikbud, 2017: 211).
1) Pewarna
Pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan
atau minuman dengan tujuan memperbaiki atau memberi warna
pada makanan atau minuman agar menarik. Pewarna alami
dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan.
Pewarna alami memiliki keunggulan, yaitu lebih sehat dan
tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi
46
dibandingkan dengan pewarna buatan. Namun, pewarna alami
memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan
rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah
rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat) dan
jenisnya terbatas dan kurang praktis jika digunakan, karena
menggunakan pewarna alami harus dengan cara mencari
ekstrak dari tumbuhan terlebih dahulu. Berikut adalah gambar
beberapa contoh dari sumber pewarna alami yang mudah kita
temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Contoh Sumber Pewarna Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi
(sintesis) kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat
kimia sintetis. Pewarna pada umumnya mempunyai struktur
kimia yang mirip dengan struktur kimia pewarna alami.
47
Pewarna sintetis ada yang dibuat khusus untuk makanan
dan ada pula untuk industri tekstil dan cat.
2) Pemanis
Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada
makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan atau minuman. Bahan pemanis
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan
pemanis buatan.
Pemanis alami yang umumnya digunakan untuk
membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula
pasir (sukrosa), gula kelapa, gula lontar, dan gula bit.
Penggunaan pemanis alami juga perlu mengikuti takaran
tertentu, seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Contoh Pemanis Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama
atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Pemanis
buatan dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami.
Beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam,
48
kalium asesulfam, dan sakarin. Pemanis buatan dapat
digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-
orang yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami,
seperti penderita kencing manis.
3) Pengawet
Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada
makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat
kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat
disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada
makanan dan minuman. Berikut adalah gambar dari pengawet
alami yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti pada Gambar 2.3;
Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
4) Penyedap
Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan
yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Selain
penyedap alami, terdapat juga penyedap buatan, yang
umumnya digunakan pada makanan adalah vetsin yang
49
mengandung senyawa monosodium glutamat (MSG) atau
mononatrium glutamat (MNG). Senyawa ini dibuat dari
fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus
glutamicus. Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa
penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan
penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina
dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual, atau
sesak napas. Contoh penyedap rasa buatan dan alami dalam
kehidupan sehari-hari dicontohkanseperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Contoh Penyedap Buatan dan Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
5) Pemberi Aroma
Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma
tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi
aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki
daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat
berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami,
diantaranya adalah ekstrak buah nanas, anggur, minyak atsiri,
50
dan vanili.
Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau
disebut dengan essen, misalnya amil kaproat (aroma apel), amil
asetat (aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin
(aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur)
(Zubaidah, 2007). Berikut beberapa gambar dari contoh
pemberi aroma yang sering dijumpai dikehidupan kita sehari-
hari, seperti pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat
menyebabkan ketergatungan (adiksi) atau ingin menggunakannya
secara terus menerus (ketagihan).
51
Zat adiktif alami yang biasa dikonsumsi adalah kafein yang
ada dalam kopi, dan theine yang ada di dalam teh. Adapun jenis-
jenis zat adiktif adalah:
1) Narkotika
Narkotika merupakan zat berbahaya yang tidak boleh
digunakan tanpa pengawasan dokter. Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan bagi
penggunanya, bentuk dari narkotika seperti pada Gambar 2.6;
Gambar 2.6 Contoh Narkotika
(Sumber: Salamadian, 2017)
2) Psikotropika
Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang
memengaruhi mental dan perilaku seseorang. Misalnya orang
yang sulit tidur, bila meminum obat tidur (golongan
psikotropika) dapat menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab
itu penggunaan psikotropika harus sesuai dengan resep dokter.
Gambar dari psikotropika ini seperti pada Gambar 2.8;
52
Gambar 2.7 Contoh Psikotropika
(Sumber: Nurjayanti, 2017)
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Model PBI ini merupakan suatu model pembelajaran yang
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik, dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk
melakukan pembelajar mandiri serta percaya diri (Ibrahim dan Nur,
2000).
Model PBI merupakan proses pembelajaran yang menekankan
pada keaktifan siswa, sehingga menekankan siswa untuk mampu
berfikir kritis dalam penyajian masalah tersebut. Model PBI adalah
salah satu aletrnatif model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam
penerapan kurikulum 2013 yang merangsang siswa untuk mampu
berpikir kritis karena pada pembelajaran ini siswa ditekankan
bersikap aktif. Pembelajaran PBI memfokuskan pada penyajian
masalah nyata yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang harus
dipecahkan oleh siswa.
53
Salah satu ciri dari PBI adalah mengorientasikan siswa pada
masalah yang autentik, sehingga siswa tidak hanya mempelajari
konsep saja, tetapi juga metode ilmiah dalam memecahkan masalah
tersebut (Ibrahim, 2010: 10).
Model PBI adalah model pembelajaran yang menggunakan
masalah kehidupan nyata sebagai konteks untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi
pelajaran (Nurhadi. 2004).
Selain itu, Nasution (1999) menyatakan bahwa pemecahan
masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya
termasuk mengamati, melaporkan, mendiskripsi, menganalisis,
mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramal, menarik
kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang
dikumpulkan.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBI
Penerapan model PBI dalam pembelajaran Zat Aditif dan Zat
Adiktif yang dimodifikasi dari Suparmanto (2004) dilakukan dalam
dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.
54
a. Tahap Perencanaan
1) Guru merancang masalah yang akan diajukan kepada siswa
yang berkaitan dengan konsep Zat Aditif dan Zat Adiktif.
2) Perumusan berdasarkan masalah autentik, mengandung teka-
teki, tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan
kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan
kurikulum.
3) Siswa diminta menyelidiki suatu masalah yang diajukan oleh
guru untuk menemukan pemecahan melalui penyelidikan dan
eksperimen.
4) Guru menyiapkan kebutuhan untuk penyelidikan atau
eksperimen siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Guru menyajikan situasi masalah yang sesuai.
2) Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.
a) Guru membagi siswa dalam kelompok.
b) Guru menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi
menemukan cara pemecahan masalah.
3) Guru membantu siswa dalam melakukan penyelidikan
individual atau kelompok melalui tanya jawab dalam hal :
a) Membimbing siswa dalam mengumpulkan data
b) Membimbing siswa dalam bereksperimen.
55
c) Membimbing siswa berhipotesis, menjelaskan dan
memberi pemecahan.
4) Guru meminta siswa untuk mengembangkan dan menyajikan
hasil karya dalam bentuk laporan tertulis.
5) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction
Model PBI memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan
dapat terserap dengan baik.
b. Siswa dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain
c. Siswa memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar.
d. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
e. Siswa berperan aktif dalam KBM.
f. Siswa lebih memahami konsep IPA yang diajarkan sebab mereka
sendiri yang menemukan konsep tersebut.
g. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan
menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.
h. Pembelajaran lebih bermakna.
i. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPA sebab masalah
yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari.
j. Menjadikan siswa lebih mandiri
56
k. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain.
l. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih
mengemukakan pendapat.
(Sugiyanto, 2009)
Selain itu, model PBI memiliki kelemahan antara lain:
a. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercaapai.
b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
d. Tidak setiap materi IPA dapat diajarkan dengan model PBI.
e. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium,
tempat duduk siswa yang terkondisikan untuk belajar kelompok,
perangkat pembelajaran, dll.
f. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran lebih matang.
g. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya
maksimal 30 siswa perkelas.
57
B. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pedha (2017), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan
metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Wanukaka tahun pelajaran 2016/2017.
Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya hasil posttest yaitu p =
0,043 < α = 0,05, berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai
karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai
karakter peserta didik terbukti dengan nilai p = 0,0485 dan α = 0,05;
karena p>α maka tidak signifikan. Ada dua nilai karakter yang
meningkat paling menonjol yaitu kerjasama dan kedisiplinan.
2. Nasriani (2012), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penggunaan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri Baruga ditandai dengan perbandingan hasil
siklus I ketuntasan yaitu 52,94%, aktivitas siswa berada pada kategori
cukup yaitu 68% dengan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90%,
aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu 87,5%.
3. Meiyastuti (2009), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapapan model pembelajaran bedasarkan masalah (Problem
Based Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 22 Semarang ditandai dengan adanya perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, berdasarkan
58
hasil analisis menunjukkan ketuntasan belajar kelas eksperimen
(92,5%) lebih besar di banding kelas kontrol (67,5%).
4. Wati dan Harmanto (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa kelas X SMK
Negeri 6 Surabaya ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen sebesar 3,19 dan kelas kontrol 2,75.
5. Destaria dkk (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dapat berpengaruh terhadao self efficacy dan hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram ditandai dengan adanya
peningkatan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (62,2) dan kelas
kontrol (54).
6. Malik (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
mahasiswa angkatan 2012/2013 pada mata kuliah Fisika Dasar
ditandai dengan adanya peningkatan konsep dengan N-gain sebesar
0,33 dengan interpretasi sedang, rata-rata keterampilan proses
mahasiswa sebesar 82,28 dengan interpretasi baik sekali.
59
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan
model pembelajaran model PBI dan metode praktikum untuk
meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada
subyek, materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian dan hasil
dari penelitian yang dilakukan.
60
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 15 November
2018 jam pelajaran ke 5—6 dimulai jam 10.0011.20 selama 80
menit. Materi pembelajaran dalam siklus I ini adalah menganalisis
pewarna sintetis pada makanan dan minuman. Pelaksanaan
pembelajaran siklus I dipaparkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam pembelajaran siklus I, peneliti
bersama guru IPA melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), butir-butir
soal, dan lembar observasi.
b. Tindakan
Tahap tindakan dalam pembelajaran siklus I meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Bapak M. Abdul Kharis S.Pd selaku guru memasuki ruang
kelas bersama dengan peneliti dan teman sejawat yang akan
bertindak sebagai pengamat (observer). Guru memberi salam
kepada siswa kemudian memulai pembelajaran dengan
61
mengabsen siswa dan memberi motivasi kepada siswa dengan
menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini guru menggunakan
model pembelajaran model Problem Based Instruction (PBI).
Kegiatan inti dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai
b) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu membagikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompok
c) Masing-masing kelompok memahami isi dari LKS terlebih
dahulu dan diberi waktu untuk bertanya jika ada yang
tidak jelas
d) Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok
mengerjakan sesuai tugasnya masing-masing
e) Memulai praktikum dan menganalisis satu persatu bahan
yang di amati
f) Setiap kelompok mengumpulkan hasil dari praktikum.
g) Setiap siswa mengerjakan post test secara individu.
62
3) Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa menyimpulkan materi dan analisis
dari praktikum yang sudah dilakukan.
c. Observasi
Pada tahap observasi, peneliti melaksanakan kegiatan
pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran siklus I.
Adapun hal-hal penting yang diamati antara lain:
1) Memperhatikan respon siswa pada saat pembelajaran.
2) Mengamati situasi selama proses praktikum.
3) Mengamati kinerja siswa selama proses praktikum.
4) Memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru IPA
setelah selesai kegiatan pembelajaran siklus I dengan melihat hasil
lembar pengamatan guru dan siswa. Adapun kegiatan refleksi ini
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru belum dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.
2) Kesiapan siswa menjelang pembelajaran dimulai terlihat masih
kurang
3) Perhatian siswa saat guru menjelaskan mengenai materi
pembelajaran terlihat masih kurang
4) Beberapa siswa berbicara sendiri dan mengganggu teman
63
5) Beberapa siswa tidak berkontribusi (tidak mengerjakan apapun)
dalam kelompok saat praktikum berjalan
2. Deskripsi siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada kamis, 22 November
2018 jam pelajaran ke 5—6 dimulai jam 10.00—11.20 selama 80
menit. Materi pembelajaran dalam siklus II ini adalah menganalisis
pengawet di dalam makanan. Pelaksanaan pembelajaran siklus II
dipaparkan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam pembelajaran siklus II, peneliti
bersama guru IPA melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), butir-butir
soal, dan lembar observasi.
b. Tindakan
Tahap tindakan dalam pembelajaran siklus II meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Bapak M. Abdul Kharis S.Pd selaku guru memasuki
ruang kelas bersama dengan peneliti dan teman sejawat yang
akan bertindak sebagai observer (pengamat). Guru memberi
salam kepada siswa kemudian memulai pembelajaran dengan
mengabsen siswa dan memberi motivasi kepada siswa dengan
menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari
64
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran ini guru menggunakan
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai.
b) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu membagikan
LKS pada setiap kelompok.
c) Masing-masing kelompok memahami isi dari LKS
terlebih dahulu dan diberi waktu untuk bertanya jika ada
yang tidak jelas.
d) Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok
mengerjakan sesuai tugasnya masing-masing.
e) Memulai praktikum dan menganalisis satu persatu bahan
yang di amati.
f) Setiap kelompok mengumpulkan hasil dari praktikum.
g) Setiap siswa mengerjakan post test secara individu.
3) Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa menyimpulkan materi dan analisis
dari praktikum yang sudah dilakukan.
c. Observasi
1) Memperhatikan respon siswa pada saat pembelajaran.
2) Mengamati situasi selama proses praktikum.
65
3) Mengamati kinerja siswa selama proses praktikum.
4) Memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama dengan
guru IPA setelah selesainya kegiatan pembelajaran siklus II dengan
cara melihat hasil lembar pengamatan guru dan siswa. Hasil
refleksi dari siklus II berbeda dengan siklus I, adapun kegiatan
refleksi diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
2) Siswa telah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik.
3) Semua siswa telah dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Data pra-siklus berupa hasil belajar siswa peneliti dapatkan dari
dokumentasi evaluasi pembelajaran IPA sebelumnya. Hasil tes pada
pra siklus pembelajaran ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus
NO. NAMA SKOR KETERANGAN
1. ASD 60 Tidak Tuntas
2. AA 70 Tidak Tuntas
3. AHA 70 Tidak Tuntas
4. AAN 50 Tidak Tuntas
5. AGS 60 Tidak Tuntas
6. AWER 70 Tidak Tuntas
7. AMP 70 Tidak Tuntas
8. AMA 80 Tuntas
9. BAW 60 Tidak Tuntas
10. CP 80 Tuntas
67
11. DAS 70 Tidak Tuntas
12. ENS 60 Tidak Tuntas
13. GHD 60 Tidak Tuntas
14. LSA 60 Tidak Tuntas
15. MSS 50 Tidak Tuntas
16. MA 70 Tidak Tuntas
17. MFR 60 Tidak Tuntas
18. NAP 70 Tidak Tuntas
19. NT 80 Tuntas
20. NM 60 Tidak Tuntas
21. PRFN 80 Tuntas
22. RDP 60 Tidak Tuntas
23. RBS 70 Tidak Tuntas
24. RC 70 Tidak Tuntas
25. SNNA 70 Tidak Tuntas
26. UL 40 Tidak Tuntas
27. WR 70 Tidak Tuntas
69
Hasil tes pada Tabel 4.1 diuraikan sebagaimana tertulis di bawah
ini:
a. Rata-rata nilai tes sebesar 65,3 perolehan ini masih dibawah
kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.
b. Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 4
orang (14,28%).
c. Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak
24 orang (85,71%).
2. Siklus I
a. Analisis Hasil Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran
ditunjukan kepada guru dan peserta didik. Pengamatan ini
dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan lembar pedoman
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil pengamatan
pada kegiatan pembelajaran siklus I diuraikan sebagai berikut:
1) Pengamatan terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada saat kegiatan
pembelajaran siklus I dipaparkan pada Tabel 4.2.
70
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I. Pra Pembelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 5
2. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 4
II. Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan Materi Pembelajaran
1. Menunjukkan penguasaan pada materi pembelajaran 5
2. Kemampuan memandu kegiatan pembelajaran 4
3.
Kemampuan memberikan bimbingan pada siswa
yang mengalami kesulitan belajar
3
4.
Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan
4
B. Model Pembelajaran
1.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang dicapai
4
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4
3.
Kemampuan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI)
3
4.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kegiatan positif
4
5.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan
5
71
C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Pembelajaran
1. Menggunakan media yang relevan dengan materi 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 4
3.
Mengupayakan media belajar bagi siswa dan buku
pendamping guru yang sesuai
4
D. Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
1. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 4
2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4
3. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 4
E. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
1. Memantau kemajuan belajar selama proses 4
2.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan).
4
F. Penggunaan Bahasa
1.
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik dan benar.
4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 4
III Penutup
1.
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa
4
72
2.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai remidi atau
pengayaan.
4
Total Skor 93
Nilai Kinerja Guru 3,87
Kategori Baik
Keterangan:
1 = Sangat tidak baik 4 = Baik
2 = Tidak baik 5 = Sangat baik
3 = Kurang baik
Nilai Kinerja Guru:
Total skor
Jumlah point pengamatan
(Uno, 2011)
73
Pada Tabel 4.2 merupakan hasil pengamatan tehadap guru
siklus I sebagai berikut:
a) Pada pra pembelajaran, guru telah memeriksa kesiapan
siswa dan melakukan apersepsi dengan baik.
b) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi:
penguasaan materi sangat baik, kemampuan memandu
pembelajaran dan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan terlihat sudah cukup baik namun
pembimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan
terasa masih kurang.
c) Dalam hal model pembelajaran, guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai tujuan dan runtut. Namun, guru terlihat
belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran
model Problem Based Instruction (PBI).
d) Guru terlihat telah baik dalam memanfaatkan sumber/media
pembelajaran.
e) Guru cukup baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif,
keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar saat
pembelajaran.
2) Pengamatan Terhadap Siswa
Hasil pengamatan terhadap siswa ditunjukkan pada Tabel 4.3
74
Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I
No. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1. Kesiapan siswa menjelang pembeljaran dimulai 4
2. Perhatian siswa saat guru menjelaskan mengenai
materi pembelajaran
4
3. Siswa tidak berbicara sendiri atau menganggu teman 3
4. Siswa terlihat senang dan ceria 4
5. Siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan guru 3
6. Siswa mengerjakan perintah guru 5
7. Siswa antusias ingin tahu isi materi pembelajaran 4
Total Skor 27
Nilai Perilaku Siswa 3,85
Kategori Baik
Keterangan:
P
ad
a
Ta
be
l
4.
3,
1 = Sangat tidak baik 4 = Baik
2 = Tidak baik 5 = Sangat baik
3 = Kurang baik
Nilai Perilaku Siswa: Total skor
Jumlah point pengamatan
(Uno, 2011)
Comment [Un1]: Tulis ulang lagi
Comment [u2]: Siap bu
Comment [u3]:
75
hasil pengamatan terhadap siswa siklus I diuraikan sebagai berikut:
a) Kesiapan siswa dalam menyiapkan alat pelajaran sebelum
pembelajaran dimulai cukup baik.
b) Secara umum siswa cukup baik memperhatikan penjelasan guru.
c) Siswa masih terlihat banyak berbicara sendiri saat kegiatan
pembelajaran.
d) Siswa cukup aktif dalam kerjasama kelompok.
e) Siswa cukup baik dalam menjalankan perintah guru pada saat kegaitan
pembelajaran.
76
b. Analisis Hasil Tes
Hasil tes pada kegiatan pembelajaran siklus I dipaparkan dalam
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Tes Siswa Siklus I
NO. NAMA SKOR KETERANGAN
1. ASD 90 Tuntas
2. AA 60 Tidak Tuntas
3. AHA 60 Tidak Tuntas
4. AAN 60 Tidak Tuntas
5. AGS 70 Tidak Tuntas
6. AWER 90 Tuntas
7. AMP 80 Tuntas
8. AMA 60 Tidak Tuntas
9. BAW 50 Tidak Tuntas
10. CP 80 Tuntas
11. DAS 90 Tuntas
12. ENS 60 Tidak Tuntas
13. GHD 60 Tidak Tuntas
14. LSA 90 Tuntas
77
15. MSS 80 Tuntas
16. MA 50 Tidak Tuntas
17. MFR 50 Tidak Tuntas
18. NAP 80 Tuntas
19. NT 80 Tuntas
20. NM 80 Tuntas
21. PRFN 80 Tuntas
22. RDP 70 Tidak Tuntas
23. RBS 60 Tidak Tuntas
24. RC 60 Tidak Tuntas
25. SNNA 100 Tuntas
26. UL 70 Tidak Tuntas
27. WR 50 Tidak Tuntas
28. ZSDM 90 Tuntas
Rata-Rata / KKM 71,4 < 75
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil tes siswa siklus I tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Rata-rata nilai tes sebesar 100 perolehan ini telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.
78
2) Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak
13 orang (46,42%).
3) Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 15 orang (53,58%).
3. Analisis Data Siklus II
a. Analisis Hasil Pengamatan
1) Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran siklus II ditunjukkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil pengamatan terhadap guru siklus II
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I Pra Pembelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 5
2 Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 4
II Kegiatan Inti Pembelajaran
A Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan pada materi pembelajaran 5
4 Kemampuan memandu kegiatan pembelajaran 4
5 Kemampuan memberikan bimbingan pada siswa yang
mengalami kesulitan belajar 4
6 Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan 4
B Model Pembelajaran
79
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang dicapai 5
8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 5
9 Kemampuan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) 5
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kegiatan positif 4
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 5
C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
13 Menggunakan media yang relevan dengan materi 4
14 Menghasilkan pesan yang menarik 4
15 Mengupayakan media belajar bagi siswa dan buku
pendamping guru yang sesuai 4
D Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara
Keterlibatan Siswa
16 Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 4
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4
18 Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 4
E Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama proses 4
20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan). 4
80
F PENGGUNAAN BAHASA
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik
dan benar. 4
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 4
III Penutup
23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa 4
24
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai remidi atau
pengayaan.
4
Total Skor 98
Nilai Kinerja Guru 4,08
Kategori Baik
Keterangan:
1 = sangat tidak baik 4 = baik
2 = tidak baik 5 = sangat baik
3 = kurang baik
Nilai Kinerja Guru: Total skor
Jumlah point pengamatan
(Uno, 2011)
81
Penjelasan Tabel 4.5 mengenai hasil pengamatan terhadap
guru siklus II sebagai berikut:
a) Pada pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa dan
telah melakukan apersepsi dengan sangat baik.
b) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi:
penguasaan materi, kemampuan memandu pembelajaran dan
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
terlihat sudah baik.
c) Pembimbingan kepada siswa mengalami peningkatan di
banding pembelajaran sebelumnya.
d) Guru telah melaksanakan pembelajaaran susuai tujuan, runtut
dan menguasai kelas.
e) Guru terlihat telah memanfaatkan sumber/media
pembelajaran dengan baik.
f) Guru telah dapat menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan
dan antusiasme siswa saat pembelajaran dengan baik.
2) Pengamatan Terhadap Siswa
Hasil pengamatan untuk siswa pada siklus II dipaparkan
dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Siswa di Siklus II
82
NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR
1 Kesiapan siswa menjelang pembeljaran
dimulai
4
2 Perhatian siswa saat guru menjelaskan
mengenai materi pembelajaran
4
3 Siswa tidak berbicara sendiri atau menganggu
teman
4
4 Siswa terlihat senang dan ceria 5
5 Siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan guru 4
6 Siswa mengerjakan perintah guru 5
7 Siswa antusias ingin tahu isi materi
pembelajaran
4
Total Skor 30
Nilai Kinerja Siswa 4,28
Kategori Baik
Keterangan:
1 = sangat tidak baik 4 = baik
2 = tidak baik 5 = sangat baik
83
3 = kurang baik
P
e
n
j
e
lasan Tabel 4.6 mengenai hasil pengamatan terhadap Siswa di
Siklus II sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadao penjelasan guru semakin baik
dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.
b) Siswa terlihat mulai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
perintah guru.
c) Siswa terlihat ceria dan antusias saat pembelajaran berlangsung
d) Siswa telah aktif dalam praktikum pada kegiatan pembelajaran.
Nilai Kinerja Guru: Total skor
Jumlah point pengamatan
(Uno, 2011)
84
b. Analisis Hasil Tes
Hasil tes pada kegiatan pembelajaran siklus II dipaparkan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II
NO. NAMA SKOR KETERANGAN
1. ASD 90 Tuntas
2. AA 80 Tuntas
3. AHA 80 Tuntas
4. AAN 80 Tuntas
5. AGS 80 Tuntas
6. AWER 90 Tuntas
7. AMP 80 Tuntas
8. AMA 80 Tuntas
9. BAW 70 Tidak Tuntas
10. CP 80 Tuntas
11. DAS 90 Tuntas
12. ENS 80 Tuntas
13. GHD 80 Tuntas
85
14. LSA 90 Tuntas
15. MSS 80 Tuntas
16. MA 80 Tuntas
17. MFR 70 Tidak Tuntas
18. NAP 80 Tuntas
19. NT 80 Tuntas
20. NM 80 Tuntas
21. PRFN 80 Tuntas
22. RDP 80 Tuntas
23. RBS 80 Tuntas
24. RC 80 Tuntas
25. SNNA 100 Tuntas
26. UL 80 Tuntas
27. WR 70 Tidak Tuntas
28. ZSDM 90 Tuntas
Rata-Rata / KKM 80,15 >75
Hasil tes siswa siklus I tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
86
1) Rata-rata nilai tes sebesar 100 perolehan ini telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.
2) Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 25 orang (89,28%).
3) Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal sebanyak 3 orang (10,72%).
87
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I termasuk dalam
kategori baik yaitu mencapai total skor 93 dengan nilai 3,83. Hasil
penilaian yang paling tinggi skornya adalah penguasaan pada materi
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan. Sedangkan, indikator yang masih terlihat
kurang adalah menerapkan model Problem Based Instruction (PBI), hal ini
terjadi karena model ini belum pernah diterapkan sebelumnya.
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I termasuk dalam
kategori baik dengan total 27 dan nilai 3,85. Indikator yang paling tinggi
nilainya adalah perilaku siswa yang melaksanakan perintah guru dengan
baik. Sedangkan perilaku yang paling rendah adalah masih banyaknya
siswa yang mengganggu temannya, dan keaktifan siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
Hasil tes siklus I nilai rata-rata 7,14; dengan siswa yang belum
mencapai KKM sebanyak 13 siswa (53,5%), dan yang sudah tuntas
sebanyak 13 siswa (46,42%).
2. Siklus II
Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II termasuk dalam
kategori baik, namun meningkat dibanding dengan siklus I yaitu mencapai
total skor 98 dengan nilai 4,08. Indikator penilaian yang paling tinggi
skornya, bertambah yaitu memeriksa kesiapan siswa sebelum
88
pembelajaran, penguasaan pada materi pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan tujuan, dan menerapkan mocel PBI dengan
metode praktikum. Sedangkan, indikator lainnya masih dalam kategori
baik.
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II termasuk dalam
kategori baik, meningkat jika dibanding dengan siklus I dengan total skor
30 dan nilai 4,28. Hasil observasi yang paling tinggi nilainya adalah siswa
yang melaksanakan perintah guru dengan baik dan siswa juga terlihat
senang serta ceria.
Hasil tes siklus II adalah nilai rata-rata 80,15; dengan siswa yang
belum mencapai KKM 3 sisiwa (10,72%), dan yang sudah tuntas sebanyak
25 siswa (89,28%).
3. Perbandingan Antar Siklus
Nilai kinerja guru berdasarkan hasil observasi semakin meningkat,
yaitu: pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 3,83 (baik), dan siklus
II sebesar 4,08 (baik). Perolehan nilai kinerja guru tersebut dipaparkan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kinerja Guru Per-Siklus
No Pembelajaran Nilai Kategori
1 Siklus I 3,83 Baik
2 Siklus II 4,08 Baik
89
Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar pedoman pengamatan,
nilai keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah 3,85
(baik), dan siklus II adalah 4,28 (baik) seperti pada Tabel 4.9;
Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Per-Siklus
No Pembelajaran Nilai Kategori
1 Siklus I 3,85 Baik
2 Siklus II 4,28 Baik
4. Hasil Tes Siswa
Perbandingan hasil belajar siswa antara pembelajaran paada pra
siklus (belum menggunakan model pembelajaran PBI) dengan pasca siklus
I dan II (telah menggunakan model pembelajaran Problem Based
Instruction) dipaparkan dalam Tabel 4.10;
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Ketuntasan 4
(14,28%)
13
(46,42%)
25
(89,28%)
2 Rata-rata 65,3 7,14 80,15
Berdasarkan rekapitulasi hasil belajar siswa pada Tabel 4.7 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pra siklus sebanyak 4 siswa (14,28%) hal ini berarti siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 24 siswa (85,72%). Hasil
belajar pada pra siklus ini menunjukan belum memuaskan.
b. Siklus I sebanyak 13 siswa (46,42%), hal ini berarti siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 15 siswa (53,58%).
90
c. Siklus II sebanyak 25 siswa (89,28%), hal ini berarti siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 3 siswa (10,72%).
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data yang diperoleh
dalam penelititan ini, maka hipotesis yang menyebutkan bahwa model
pembelajaran PBI dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 terbukti dan dapat
diterima.
Berdasarkan indikator pencapaian keberhasilan yang ditentukan
peneliti telah tercapai maka tidak perlu diadakan penelitian lanjutan.
Penelitian menggunakan model pembelajaran PBI materi zat aditif dan zat
adiktif mata pelajaran IPA pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian ini didukung
penelitian yang dilakukan oleh Meiyastuti (2009) yang menyatakan bahwa
dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini sejalan dengan teori yang
dimukakan oleh Sugiyanto (2009) bahwa kelebihan dari model
pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) siswa dapat dilibatkan
secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan dapat
terserap dengan baik.
Comment [Un4]: Cek di halaman2 sebelumnya
Comment [u5]: Okay bu
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi zat aditif dan zat adiktif
kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga terbukti dengan hasil rata-
rata tes pra siklus yaitu 65,3; nilai rata-rata belajar siswa siklus I adalah
71,4; dan nilai rata-rata belajar siswa pada siklus II adalah 80,15. Pada pra
siklus menunjukkan presentase ketuntasan sebesar 14,28%, pada siklus I
presentase ketuntasan sebesar 46,42% dan pada siklus II persentase
ketuntasan sebesar 89,28%.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi tersebut, maka peneliti
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat lebih konsentrasi dan tertib melakukan praktikum dan
tidak banyak bicara serta mengganggu teman.
b. Siswa dapat lebih paham dengan materi yang dipelajari
92
2. Bagi Guru
a. Guru dalam pemebelajaran menggunakan model dan metode yang
inovatif, sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
dan juga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Guru sebaiknya selalu memantau dan memberi bimbingan yang
lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya daoat memberi dorongan dan motivasi
kepada guru agar selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menciptakan pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif, selain itu
selalu mengupayakan memberi fasilitas yang mendukung dalam
pembelajaran yang akan disampaikan. Selain itu, kepala sekolah juga
dapat memberikan pelatihan model pembelajaran dan metode kepada
guru disekolah.
93
Daftar Pustaka
Aly, Noer .H. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.
Baharuddin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media.
Destria, A. T. Dkk. 2015. Pengaruh Model Problem Based Instruction Terhadap
Self Efficacy Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal FTIIP Lampung Online.
1(2): 15-29
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Press.
Ibrahim M dan M. Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
Unesa Press
Ibrahim, M. 2010. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Press
Malik, A. 2015. Model Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1):
9–16
Meiyastuti, Benedicta. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah (Problem Based Instruction) Untukk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Pada Konsep Sistem
Pencernaan Pada Manusia. Skripsi diterbitkan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Nasriani. 2013. Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Melalui Penggunaan Lingkungan Pada Kelas IV SDN Baruga. Jurnal
Kreatif Tadulako Online, 5(6): 49–61.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.
94
Pedha, M.A.S. 2017. Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Dan Nillai Karakter Peserta Didik Pada Materi Pokok Gaya
Kelas VIII SMP Negeri I Wanakuka. Skripsi diterbirtkan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT.
Indeks
Sugiyanto, 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Yuma Pustaka.
Sukarno. 1973. Kajian IPA. Jakarta: Pustaka Belajar.
Suparmanto, A.2004. Penerapan Metode Projek dalam setting model
pembelajaran Berdasar Masalah untuk mengajar biologi di SMA.
Suplemen Diajukan
Kepada Ketua Program Studi pendidikan sains Program Pascasarjana
Universitas Negeri Surabaya sebagai Arsip. Surabaya: Program Studi
pendidikan sains, Program pascasarjana UNESA
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uno, H. B. dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wati, Y.C dan Harmanto. 2015. Penerapan Model Problem Based Instruction
(PBI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran
PPKn Di SMK Negeri 6 Surabaya. Skripsi diterbitkan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Garsindo.
95
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Zubaidah, Siti. dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII Semester I Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.