Mekanisme Syncope

2
Mekanisme Syncope Karena sinkop adalah mekanisme pertahanan tubuh yang fisiologis terhadap keadaan hipoksia pada otak, maka seharusnya tidak ada kelainan yang signifikan yang mendasari sinkop. Sinkop terjadi ketika sistem kardiovaskuler mengalami gangguan komunikasi sehingga mengorbankan sistem kesadaran agar mengurangi beban fungsi kardiovaskular. Posisi tubuh manusia pun secara tidak langsung berkontribusi dalam sinkop, karena posisi tubuh tegak memungkinkan darah untuk terkumpul pada organ-organ ekstrimitas. Maka, jika pada suatu saat terjadi gangguan komunikasi antara otak dan vaskuler, (otak mengirimkan sinyal vasodilatasi tanpa dibarengi dengan peningkatan curah jantung), maka suplai darah yang seharusnya melawan gravitasi akan terkumpul di ekstrimitas dan menyebabkan berkurangnya tekanan darah pada baroreseptor sinus karotikum dan arkus aorta. Hal ini menimbulkan refleks pertahanan tubuh yang dilakukan oleh otak untuk menonaktifkan RAS, sehingga menghilangkan kesadaran. Diharapkan dengan penurunan kesadaran, maka tubuh dapat menurunkan metabolisme dan mempertahankan fungsi organ-organ penting seperti jantung, otak, dan sistem respiratori. Setelah baroreseptor merasa tekanan darah sudah terkoreksi (dengan cara berbaring dan meningkatkan denyut nadi) maka RAS akan diaktivasi kembali; mengembalikan kesadaran yang sempat hilang dan secara fisiologis, tubuh akan berfungsi seperti biasa lagi. Karena tidak ada gangguan neurologis, maka amnesia retrograd ataupun antegrad tidak terjadi pada sinkop. Mekanisme sinkop kardiogenik Sinkop kardiogenik terjadi akibat tidak cukupnya tekanan darah yang keluar dari jantung untuk melawan gravitasi. Jaringan otak belum tentu mengalami iskemi

Transcript of Mekanisme Syncope

Page 1: Mekanisme Syncope

Mekanisme Syncope

Karena sinkop adalah mekanisme pertahanan tubuh yang fisiologis terhadap keadaan hipoksia pada otak, maka seharusnya tidak ada kelainan yang signifikan yang mendasari sinkop.

Sinkop terjadi ketika sistem kardiovaskuler mengalami gangguan komunikasi sehingga mengorbankan sistem kesadaran agar mengurangi beban fungsi kardiovaskular. Posisi tubuh manusia pun secara tidak langsung berkontribusi dalam sinkop, karena posisi tubuh tegak memungkinkan darah untuk terkumpul pada organ-organ ekstrimitas. Maka, jika pada suatu saat terjadi gangguan komunikasi antara otak dan vaskuler, (otak mengirimkan sinyal vasodilatasi tanpa dibarengi dengan peningkatan curah jantung), maka suplai darah yang seharusnya melawan gravitasi akan terkumpul di ekstrimitas dan menyebabkan berkurangnya tekanan darah pada baroreseptor sinus karotikum dan arkus aorta. Hal ini menimbulkan refleks pertahanan tubuh yang dilakukan oleh otak untuk menonaktifkan RAS, sehingga menghilangkan kesadaran. Diharapkan dengan penurunan kesadaran, maka tubuh dapat menurunkan metabolisme dan mempertahankan fungsi organ-organ penting seperti jantung, otak, dan sistem respiratori. Setelah baroreseptor merasa tekanan darah sudah terkoreksi (dengan cara berbaring dan meningkatkan denyut nadi) maka RAS akan diaktivasi kembali; mengembalikan kesadaran yang sempat hilang dan secara fisiologis, tubuh akan berfungsi seperti biasa lagi. Karena tidak ada gangguan neurologis, maka amnesia retrograd ataupun antegrad tidak terjadi pada sinkop.

Mekanisme sinkop kardiogenik

Sinkop kardiogenik terjadi akibat tidak cukupnya tekanan darah yang keluar dari jantung untuk melawan gravitasi. Jaringan otak belum tentu mengalami iskemi karena ketidakcukupan ini. Tetapi, karena baroreseptor merasakan penurunan tekanan darah, maka kesadaran (RAS) harus dihentikan agar mempertahankan peredaran darah pada organ vital. Setelah tekanan darah kembali normal, maka kesadaran pun akan muncul kembali.

Biasanya sinkop kardiogenik dibarengi dengan gangguan pada fungsi jantung. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang penyakit terdahulu (dekompensasio cordis, riwayat infark miokard akut, hipertrofi otot jantung, myxomyoma), atau keadaan klinis sekarang yang melatar belakangi sinkop ini (ventricular fibrillation, arythmia, heart failure).

Sinkop kardiogenik, dapat disebabkan oleh 3 hal: takikardia, bradikardia, atau asistole. Pada takikardia, pengisian ventrikel kiri sering tidak efektif, menyebabkan darah yang keluar pun tidak maksimal, karena hal ini lah maka baroreseptor tidak mendapat sinyal yang adekuat, sehingga kesadaran dikorbankan. Bradikardia juga dapat mengakibatkan tekanan hidrostatik darah yang turun, sehingga merangsang baroreseptor untuk mengaktifkan mekanisme

Page 2: Mekanisme Syncope

sinkop. Keadaan asistol berarti tidak ada darah yang dipompa oleh jantung, sehingga jika tidak segera ditangani, dapat terjadi iskemi jaringan dan gagal jantung.

Sangat penting untuk megetahui apakah suatu sinkop disebabkan oleh kardiogenik atau bukan, karena dilihat dari faktor risiko sinkop, kardiogenik merupakan tanda dari komplikasi penyakit jantung sekarang (misalnya kegagalan fungsi jantung) dan harus ditangani segera.