MEKANISME PENCATATAN DANA BPJS DALAM LAPORAN …
Transcript of MEKANISME PENCATATAN DANA BPJS DALAM LAPORAN …
i
MEKANISME PENCATATAN DANA BPJS DALAM
LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT TINJAUAN
ISAK 35 (Studi Pada Rumah Sakit Umum
H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba)
SKRIPSI
OLEH
NURLINDA
105731118316
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
MEKANISME PENCATATAN DANA BPJS DALAM
LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT TINJAUAN
ISAK 35 (Studi Pada Rumah Sakit Umum
H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba)
SKRIPSI
OLEH
NURLINDA
105731118316
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka
menyelesaikan studi pada program stara 1 akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Terima kasih atas nikmat sehat serta kemudahan yang Allah berikan
kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini dan saya persembahkan
kepada kedua orang tua saya, terima kasih atas doa-doa, cinta, dan kasih
sayangnya, serta inspirasi, dorongan dan dukungan untuk mengejar
mimpi saya, dan kepada pembimbing terima kasih atas waktu dan
ilmunya, serta kepada teman, sahabat, terima kasih telah begitu baik dan
simpatik.
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali
mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
Qs-Ar Ra’d_11
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis memanjat kan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SAW yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabat
dan pengikutnya. Adalah nikmat yang tiada ternilai sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MEKANISME PENCATATAN DANA
BPJS DALAM LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT TINJAUAN ISAK
35 (studi pada rumah sakit h. andi sulthan daeng radja bulukumba)”
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Ne’nong dan Ibu Suarni yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak
pamrih. Dan saudara – saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan dengan
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi – tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag,Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si,Ak.CA. CSP selaku ketua Prodi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Ibu Hj.Naidah SE. M. Si selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
proposal selesai dengan baik.
5. Bapak Ramly SE. M. Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama penyusunan skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program studi
angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih kepada kedua orang tuaku atas segala pengorbanan dan
kasih sayangnya serta doa dan dukungan kepada penulis.
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungan sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
ix
11. Terima kasih kepada Aslan telah memberikan dukungan dan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
sarannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu.
Makassar, April 2021
Nurlinda
viii
ABSTRAK
NURLINDA, 2021. Mekanisme Pencatatan Dana Bpjs Dalam Laporan Keuangan
Rumah Sakit Tinjauan ISAK 35 Pada Rumah Sakit H. Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Hj. Naidah, SE.,M.Si Selaku
Pembimbing I dan Ramly, SE.,M.Si Selaku Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mekanisme
pencatatan dana badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) dalam laporan
keuangan rumah sakit dan untuk mengetahui dan memahami penyusunan
laporan keuangan rumah sakit umum H. Andi Suthan Daeng Radja Bulukumba.
Sumber data penelitian ini adalah laporan keuangan rumah sakit umum H. Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi. Metode Analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan data,
reduksi data, dan menyajikan data.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Rumah Sakit (RSUD) H. Andi
Sultan Daeng Radja Bulukumba dan badan penyelenggara jaminan sosial telah
bekerja sama dan dalam mekanisme pencatatan dana badan penyelenggara
jaminan sosial dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku di
BLUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba terdapat dua prosedur
pencatatan yaitu: yang pertama Klaim yang kedua, pengakuan jasa layanan
BPJS. Selanjutnya penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit (RSUD) H. Andi
Sultan Daeng Radja Bulukumba mengacu pada ISAK 35 lalu di lakukan
penjabaran pada kementerian kesehatan dan diturunkan ke dalam Peraturan
Bupati Bulukumba, dan pembuatan laporan keuangan rumah sakit sesuai
dengan ISAK 35 hanya saja dalam pelaporan keuangan rumah sakit
menambahkan laporan perubahan ekuitas disajikan berdasarkan standar.
Kata kunci: akuntansi rumah sakit, ISAK 35, penyajian laporan keuangan dan
dana BPJS.
ix
ABSTRACT
NURLINDA, 2021. The Recording Mechanism of Bpjs Funds in Hospital
Financial Statements ISAK 35 Review at H. Andi Sulthan Daeng Radja Hospital,
Bulukumba, Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business,
Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Hj. Naidah, SE., M.Si As
Advisor I and Ramly, SE., M.Si As Advisor II.
This study aims to identify and understand the mechanism for recording
funds of the social security administering agency (BPJS) in hospital financial
reports and to find out and understand the preparation of financial reports for
general hospital H. The data source of this research is the financial reports of the
general hospital H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba. The type of research
used in this research is descriptive qualitative research. The data collection
techniques used were interviews and documentation. The data analysis method
used is descriptive qualitative analysis, by collecting data, reducing data, and
presenting data.
The results of this study explain that the H. Andi Sultan Daeng Radja
Bulukumba Hospital and the social security administration bodies have worked
together and the mechanism for recording the funds of the social security
administration bodies is carried out in accordance with the applicable accounting
policies at BLUD H. Andi Sulthan Daeng Radja. Bulukumba has two recording
procedures, namely: the first Claim the second, the recognition of BPJS services.
Furthermore, the preparation of Hospital financial reports (RSUD) H. Andi Sultan
Daeng Radja Bulukumba refers to ISAK 35 then it is translated into the Ministry
of Health and downgraded to the Bulukumba Regent Regulation, and the
preparation of hospital financial reports is in accordance with ISAK 35, it's just
that in the financial reporting of the hospital added the statement of changes in
equity is presented based on the standard.
Keywords: hospital accounting, ISAK 35, BPJS financial and financial statement
standards
x
DAFTAR ISI
SAMPUL .......................................................................................................... i
HAL JUDUL ....................................................................................................... . ii
Halaman persembahan ................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
Halaman Lembar pengesahan ........................................................................ v
Halaman persetujuan....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
A. Sistem Informasi Akuntansi .......................................................... 6
B. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit................................. 8
C. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ........................................ 12
D. Standar Akuntansi Keuangan ...................................................... 18
E. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Nonlaba
Berdasarkan ISAK 35 ................................................................... 18
xi
F. Pencatatan Keuangan Rumah Sakit
(Akuntansi Rumah Sakit) ........................................................... 30
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 32
H. Kerangka Pikir ............................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 39
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 39
B. Fokus Penelitian ........................................................................... 39
C. Lokasi Penelitian .......................................................................... 39
D. Sumber Data ................................................................................ 40
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40
F. Metode Analisis ............................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 42
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan
Daeng Radja Bulukumba ............................................................. 42
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 45
C. Pembahasan ................................................................................ 81
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 83
A. Kesimpulan .......................................................................... 83
B. Saran ..................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 88
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ............................................................................................................ 37
Tabel 2.2 ............................................................................................................. 60
Tabel 2.3 ............................................................................................................. 66
Tabel 2.4 ............................................................................................................. 70
Tabel 2.5 ............................................................................................................. 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ......................................................................................................... 7
Gambar 2.2 ......................................................................................................... 38
Gambar 2.3 ......................................................................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35 merupakan standar
yang telah diterapkan sebagai standar khusus dalam melakukan pelaporan
keuangan organisasi nonlaba, dan juga merupakan sebuah pedoman atau
petunjuk yang berisi tentang pelaporan keuangan akuntansi yang bertujuan
untuk dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam melakukan penyusunan
laporan keuangan organisasi nonlaba, organisasi nonlaba adalah sebuah
lembaga yang tidak mengharapkan pendapatan yang hanya bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, dan organisasi nonlaba kini mengarah pada
kebutuhan sosial, yang termasuk organisasi nonlaba terdiri dari gereja, sekolah
negeri, derma publik, rumah sakit dan masjid.
Salah satu dari wadah atau organisasi nonlaba yang kini menerapkan
ISAK 35 yaitu rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit
swasta atau non pemerintah, diketahui sekarang ini rumah sakit mengacu
terhadap standar akuntansi yang digunakan pada umumnya, yaitu Interprestasi
Standar Akuntansi Keuangan 35, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) beriringan
dengan institusi-institusi yang telah terikat dalam melakukan penyusunan,kini
berpatokan pada panduan dalam akuntansi rumah sakit, panduan itu disebut
dengan PERS atau Pedoman Standar Akuntansi Rumah Sakit, Pedoman
Standar Akuntansi Rumah Sakit yaitu pedoman yang dirujuk untuk rumah sakit di
seluruh Indonesia. Diketahui bahwa dalam tujuan rumah sakit yang diutamakan
yaitu dalam rumah sakit bertujuan tidak untuk mendapatkan laba atau
2
keuntungan namun hanya untuk melakukan kepentingan masyarakat dengan
melakukan pelayanan atau bantuan kesehatan dalam bentuk pelayanan medis,
melakukan pengarahan atau konseling mengenai kesehatan, melakukan
pelayanan rawat jalan dan rawat inap serta melakukan pelayanan sistem rujukan
dan pelayanan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Rumah sakit merupakan suatu lembaga dengan berkumpulnya orang-
orang yang memiliki keahlian untuk melayani masyarakat di bagian kesehatan
yang dilakukan oleh dokter, perawat, suster, dan tenaga lainnya yang
berkeahlian dalam bidang kesehatan, rumah sakit bertujuan tidak untuk mencari
keuntungan akan tetapi hanya untuk mengutamakan kepentingan umum
terkhusus kepada masyarakat, dengan memberikan pelayanan dalam bentuk
pengobatan yang terkait dengan gangguan kesehatan, memberikan
pengetahuan kepada masyarakat dengan cara hidup sehat sehingga masyarakat
dapat mengerti pentingnya menjaga tubuh agar tetap sehat, memberikan
keringan kepada pasien untuk rawat jalan sehingga pasien tidak perlu lagi
mengeluarkan biaya untuk menginap (Opname), berbeda dengan rawat inap
dimana pasien harus menepati ruangan perawatan yang sudah disediakan
berupa tempat tidur pasien dan pasien bersedia untuk dirawat, dan melakukan
pelayanan rujukan kesehatan serta dengan pelayanan-pelayanan kesehatan
lainnya, dalam melaksanakan pelayanan kesehatan rumah sakit telah
bekerjasama dengan BPJS, sehingga peserta BPJS dapat memperlihatkan kartu
sebagai tanda peserta BPJS (Ade dan Agung, 2016).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) kini menjalankan tugas dari pemerintah yang akan
melaksanakan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada semua warga
3
Indonesia, yang diutamakan kepada pegawai negeri sipil, penerima pensiunan
(PNS) dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan dan tanggungannya,
serta Badan Usaha lainnya dan orang-orang biasa.
Adapun Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dahlia dan
Karmila (2019), dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam
penyusunan atau pencatatan laporan keuangan yang dilakukan tidak sama
dengan pelaporan keuangan yang dilakukan atau yang diterapkan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45. Sukardi (2016)
menyebutkan bahwa, dalam pengelolaan aktiva Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) kesehatan dalam sudut pandang terlihat belum sesuai dan
didalam pengelolaan manajemen yang masih kurang rapi, terdapat pula
beberapa penyimpangan segi Islam. Berdasarkan dengan penelitian sebelumnya
pada penelitian ini terdapat perbedaan, penelitian ini lebih mengarah pada
Pencatatan Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dalam laporan
keuangan rumah sakit tinjauan PSAK No 45, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Dahlia dan Karmila (2019) lebih menekankan pada Pernyataan
standar akuntansi (PSAK) Nomor 45 mengenai pelaporan keuangan entitas
nirlaba, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sukardi (2016) lebih
menekankan terhadap pengelolaan dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) dalam segi hukum Islam.
Pendekatan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada
pendahuluan memiliki keterkaitan dalam penelitian ini, maka dari itu peneliti
dapat mengambil topik yang terkait dengan pencatatan dana BPJS dalam
pelaporan keuangan rumah sakit tinjauan ISAK 35, dengan demikian peneliti
mengangkat judul “MEKANISME PENCATATAN DANA BPJS DALAM
4
LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM H. ANDI SULTHAN DAENG
RADJA BULUKUMBA TINJAUAN ISAK 35”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah dijelaskan, terdapat
rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Mekanisme Pencatatan Dana Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) dalam laporan keuangan rumah sakit umum H. Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba?
2. Bagaimana Penyusunan Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum H. Andi
Shultan Daeng Radja Bulukumba di Tinjauan dalam ISAK 35.
C. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta
memahami secara langsung yang terkait dalam rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami Mekanisme pencatatan dana Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam laporan keuangan rumah
sakit umum H. A. Sultan Daeng Radja bulukumba
2. Untuk mengetahui dan memahami penyusunan laporan keuangan Rumah
Sakit Umum H. A. Sulthan Daeng Radja Bulukumba Tinjauan ISAK 35
D. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Diharapkan bagi pihak lain atau pembaca, untuk menambah pengetahuan
dan wawasan, sehingga bisa dijadikan sebagai referensi kepada peneliti
selanjutnya yang terkait dengan yang sesuai dengan topik.
5
2. Bagi pihak rumah sakit diharapkan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan
yang berkaitan dengan pencatatan dana bpjs dalam pelaporan keuangan
rumah sakit tinjauan ISAK 35, sehingga kedepannya rumah sakit umum
H.Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba Semakin Maju.
3. Pada rumah sakit diharapkan dapat memberikan arahan dan kebijakan
mengenai aktivitas internal dan eksternal yang dilakukan oleh pihak
rumah sakit.
6
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Akuntansi
Defia (2018) mengatakan bahwa, sistem informasi akuntansi yang
memadai diharapkan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja yang
pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian internal terhadap keakuratan
informasi pada pendapatan rumah sakit. Sistem informasi akuntansi melakukan
hal tersebut entah dengan sistem manual berupa uraian siklus informasi atau
melalui sistem terkomputerisasi. Sistem akuntansi juga merupakan sistem
informasi yang paling penting diterapkan di organisasi dan merubah cara
menangkap, mencatat, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi
keuangan. Bagi rumah sakit umum yang memiliki banyak instalasi dan bidang-
bidang pemeriksaan kesehatan lain, permasalahan dalam transaksi pendapatan
menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit.
Berdasarkan informasi bentuk siklus pendapatan tersebut tidak menutup
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sehingga dalam hal ini diperlukan sarana pengendalian internal
atas prosedur pendapatan agar dapat diambil tindakan perbaikan setelah
diketahui penyebab-penyebab penyimpangan apa yang terjadi dalam prosedur
tersebut. Selain itu dengan adanya sistem akuntansi rumah sakit atas informasi
pendapatan ini diharapkan dapat mendorong tingkat produktivitas rumah sakit.
7
Berikut siklus transaksi rumah sakit yang menjadi kebutuhan dalam melakukan
pencatatan laporan keuangan dalam rumah sakit:
a. Siklus pelayanan
Terikat oleh transformasi sumber daya rumah sakit menjadi jasa
pelayanan rumah sakit.
b. Siklus pendapatan
Terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien
atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau pihak lain.
c. Siklus pengeluaran
Terkait dengan pengadaan barang atau jasa dari pihak lain dan
pelunasan utang dan kewajiban
d. Siklus pelaporan keuangan
Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain
dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
e. Siklus keuangan
Terikat oleh pendapatan dan penyelenggara (dana modal), ibarat
modal kerja, (awal dana kas atau dana yang lain) dan dana yang
jangkanya jangka panjang.
Gambar 2.1
Siklus transaksi rumah sakit
Siklus
pelayanan
Siklus Pelaporan
keuangan
konsolidasi APBD
dan BLUD
Transaksi Siklus
pendapatan
Laporan
keuangan
Siklus
pengeluaran
8
B. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Handiwidjojo (2016) mengatakan bahwa, Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) Merupakan suatu teknik prosedur komputer yang
mengoperasikan dan menggabungkan semua alur dalam metode bisnis layanan
kesehatan selama sistem jaringan terkoordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi sehingga mendapatkan informasi dengan kilat, benar dan cermat.
Sekarang ini SIM (Sistem Informasi Manajemen) berbasis komputer rumah sakit
(SIMRS) adalah tempat penganut yang begitu penting, dan juga sebagai
pengelolaan operasi rumah sakit yang sangat mendukung dengan mutlak.
1. Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Pengolahan data dalam rumah sakit sebenarnya cukup besar dan
kompleks, baik data medis pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki
oleh rumah sakit sehingga saat dikelola dengan normal tanpa jasa atau bantuan
dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit akan menimbulkan berbagai hal
yaitu:
a. Penyusutan data, dalam melakukan penyusunan data medis yang sama
dapat terjadi berulang kali hingga mengakibatkan penggandaan data
maka hal ini berdampak pada kapasitas penyimpanan data. Jasa medis
terbengkala akibat sistem dalam mengambil ulang data dan juga
terbengkala karna banyaknya lapisan berkas.
b. Data tidak terintegrasi, penyimpanan dan pengelolaan data yang tidak
terintegrasi mengakibatkan data tidak sinkron, penjelasan atas masing-
masing pihak mempunyai pendapat yang berbeda sesuai dengan
kepentingan masing-masing unit/instalasi.
9
c. Informasi kadaluarsa, disebabkan dalam melakukan penyusunan
informasi perlu dilakukan perekapan secara manual sehingga
penyampaian informasi terlambat dan kurang berhasil sehingga
kebenarannya kurang di dipercaya.
d. Kesalahan manusia, kelemahan manusia adalah kelelahan, kecermatan
dan kejenuhan hal ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam proses
pencatatan dan pengelolaan data yang dilakukan secara manual terlebih
lagi jika jumlah data yang dicatat atau diolah sangatlah besar.
Dengan pertolongan dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) pada kelemahan yang telah dijelaskan sebelumnya boleh dikurangi dan
dihindari. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit membentuk fungsi dari
bagian perawatan lebih berfokus pada pelayanan perawatan/jasa medis secara
profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan
pemberian pertolongan menjadi wewenang direksi, para tenaga medis tidak perlu
memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan
pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama
untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis
tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja
para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara keseluruhan.
2. Kemampuan sistem informasi manajemen akuntansi
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS yang ideal tentu harus
dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit pelayanan. Secara global
diharapkan kemampuan sistem dapat digambarkan sebagai berikut:
10
a. Dapat mengurangi beban kerja berbagai unit, terutama unit rekam medis
dalam menangani berkas rekam medis. Unit rekam medis merupakan
unit yang paling sibuk dengan banyaknya berkas medis pasien. Kegiatan
yang dilakukan mulai dari proses coding, indexing, assembling, filing dll,
semua dikelola di unit ini. Dengan adanya SIMRS maka bagian inilah
yang pertama untuk dimigrasikan menjadi rekam medis elektronik (RME).
Sehingga semua proses di atas dilakukan secara otomatis dengan
komputer.
b. Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Dengan adanya sistem
ini, maka sudah seharusnya pemakaian kertas dapat dikurangi dan bila
perlu dihilangkan. Sistem ini harus mampu memangkas pemakaian
kertas seperti:
1) Lembaran rekam medis yang tidak berhubungan dengan masalah
autentikasi atau aspek hukum.
2) Laporan masing-masing unit pelayanan (semua laporan sudah
terekam oleh sistem).
3) Rekap Laporan yang dikirim ke dinas kesehatan.
c. Dapat mendukung pengambilan keputusan bagi para direktur dan
manajer rumah sakit karena sistem mampu menyediakan informasi yang
cepat, akurat serta akuntabel. Untuk keperluan ini sistem harus mampu
menyediakan laporan yang bersifat executive summary bagi mereka.
3. Faktor keberhasilan SIMRS
Bilamana pihak pengelola rumah sakit ingin agar SIMRS yang dibangun
dapat berhasil diaplikasikan dengan baik di rumah sakit, maka hal-hal berikut ini
harus diperhatikan:
11
a. Rencana induk pengembangan, cetak biru pembangunan harus dirancang
dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi,
yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam
membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian
dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen
yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan
pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
b. Terintegrasi, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi
satu kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif
sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan
ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna
sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung,
perubahan pola kerja dari manual ke komputer akan menimbulkan efek
baik dan buruk bagi seorang tenaga medis.
c. Tim pengembangan, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen
harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu
yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi
Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informatika, Teknik Komputer. Tim ini perlu juga melibatkan para dokter,
perawat, staf administrasi, manajer, dan jika ada tentu saja orang-orang
yang mengerti tentang sistem informasi manajemen khususnya rumah
sakit.
d. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi
sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi
Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak
12
(Software) dan Jaringan((Network). Berikut faktor yang dapat di
perhatikan Faktor Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
teknologi.
1) Tim harga, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat
2) Kinerja, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi
Informasi menangani proses maupun penampungan data
3) Fleksibilitas, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi
dan kemudahan pengembangan di masa yang akan datang
4) Kelangsungan hidup, berapa lama Teknologi Informasi
mendapatkan dukungan dari vendor maupun pasar, perlu
dipertimbangkan untuk tidak membangun sistem yang hanya
bergantung pada satu vendor tertentu saja
e. Perubahan budaya kerja dari manual ke otomasi. Perubahan budaya
ini tidak mudah dilakukan, bahkan tidak jarang justru mengganggu
proses migrasi dari manual ke otomasi berbasis komputer.
Meninggalkan kebiasaan kerja yang sudah mendarah daging (zona
nyaman bekerja) dan media belajar untuk menyesuaikan diri dengan
sistem yang baru, bukanlah hal yang mudah. Kadang-kadang
diperlukan keberanian, ketegasan dan kesepakatan bersama antara
pimpinan dan karyawan.
C. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
1. Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 dengan demikian dibuatlah Badan
13
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan disahkan serta mulai terlaksana
pada tanggal 1 januari 2014. Maryam (2018) mengatakan bahwa, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan sebuah wadah atau
organisasi yang memiliki hak dan kewajiban secara langsung kepada Presiden
serta diberi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kesehatan
nasional, dan dengan mengutamakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, POLRI,
Veteran, Perintis, Kemerdekaan dan anggota keluarganya, serta organisasi
kainnya dan rakyat biasa, dan dalam artian lain Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) merupakan organisasi yang memiliki hak dan kewajiban nirlaba,
yang tidak mencari-cari keuntungan, yang kini terdapat pada sistem jaminan
sosial.
Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) adalah organisasi yang
memiliki hak dan kewajiban yang dibuat untuk melaksanakan institusi jaminan
sosial untuk menjamin hak masyarakat atas jaminan sosial yang yang
mengharuskan untuk melakukan pengembangan diri dengan baik sehingga
menjadi insan yang dapat bermanfaat yang melaksanakan untuk menjamin hak
masyarakat Negara, dengan itu dilakukan agar berkembangnya sistem jaminan
sosial kepada masyarakat serta menguatkan rakyat yang memiliki kelemahan,
dan yang tidak mampu seperti halnya dengan kualitas kedudukan
kemanusiaan, penjelasan ini dipaparkan oleh (Sukardi, 2016). Badan
penyelenggara jaminan kesehatan merupakan organisaasi yang memiliki hak
dan kewajiban yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dengan
fugsi untuk melaksanakan program jaminan kesehatan kepda seluruh
masyarakat Negara dan termasuk juga warga dari Negara asing yang telah
mencari nafkah di Indonesia selama 6 bulan, Akbar dan Syamsah (2016).
14
2. Fungsi badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan
Dalam Undang-Undang Dasar Nor.24 Tahun 2011 mengenai Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang telah di buat merupakan
organisasi yang termasuk hukum sosial yang terdiri dari badan penyelenggara
jaminan sosial (BPJS) serta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan, dari dua badan penyelenggara jaminan sosial ini yang kini
membentangkan misi Negara dengan mewujudkan Nya hak kemasyarakatan
kepada setiap rakyat atas jaminan sosial, dengan penyelenggaraan jaminan
sosial dan bermaksud untuk memberikan hal pasti berupa pelindungan dan
kesejahteraan sosial kepada masyarakat Negara Indonesia (Akbar dan
Syamsah., 2016).
Dengan memikirkan begitu pentingnya Badan penyelenggara jaminan
sosial di dalam penyelenggaraan jaminan sosial untuk melakukan pelayanan
kepada semua warga Negara Indonesia, hingga Undang-Undang No.24 Tahun
2011 mengenai organisasi penyelenggara jaminan sosial memberi tugas serta
tanggung jawab dan kewenangan yang memiliki kejelasan terhadap badan
penyelenggara jaminan sosial. Maka dari itu dapat disaksikan dengan cara jelas
batasan-batasan dalam mempertanggung jawabkan, sehingga dapat pula
dijadikan sebagai alat pengukuran kinerja kepada kedua badan penyelenggara
jaminan sosial dengan cara transparansi.
Badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan yang fungsinya
terdapat empat program iyalah jaminan kecelakaan sewaktu melakukan
pekerjaan yaitu dalam program ini dilangsungkan dengan cara nasional yang
mendasar pada prinsip asuransi sosial yang bertujuan untuk menjamin
sehingga mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan bantuan yang berupa
15
uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan dan mengalami
derita penyakit di waktu bekerja, jaminan di waktu tua yaitu dalam program
jaminan diwaktu tua kini terselenggara dengan adanya simpanan yang
diharuskan dengan tujuan untuk menjamin peserta untuk menerima uang
secara tunai ketika telah memasuki masa pensiun, atau meninggal dunia,
jaminan di waktu pensiun yaitu program yang diselenggarakannya dengan
prinsip asuransi sosial yang harus melakukan simpanan untuk
mempertahankan kehidupannya yang pantas ketika peserta telah kehilangan
penghasilan karena memasuki usia pensiun dan jaminan ini terselenggara
dengan manfaat yang pasti, serta jaminan kematian yaitu yang terselenggara
dengan nasional yang berdasar pada prinsip asuransi sosial dengan bertujuan
untuk memberikan bantuan kematian yang bayarannya diserahkan kepada
orang yang berhak atas warisan dari peserta yang telah meninggal dunia.
Di dalam pelaksanaan fungsinya badan penyelenggara jaminan sosial
bertugas untuk melakukan penerimaan pendaftar yang ingin menjadi peserta,
melakukan pengumpulan jumlah uang dari para peserta dan yang melakukan
pemberian kerja, melakukan penerimaan dengan jumlah uang yang asalnya
dari pemerintah, melakukan pengelolaan uang atas jaminan sosial untuk
kepentingan para peserta, melakukan pengumpulan dan pengolahan data-data
para peserta program dalam jaminan sosial, melakukan pembiayaan kepada
petugas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ketentuan program pada
jaminan sosial, dan melakukan pengumuman kepada peserta dan masyarakat
tentang program jaminan sosial.
Untuk menjalankan tugasnya badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan dapat berwenang atau untuk melakukan sesuatu:
16
a) Melaksanakan tagihan atas iuran yang akan dibayar;
b) Melakukan peletakkan dana atas jaminan sosial penanaman modal yang
berjangka dalam waktu pendek dan yang berjangka dalam waktu panjang
dan dapat mempertimbangkan serta keamanan dana serta berhati-hati
pada hasil yang memadai;
c) Mengawasi dan melihat dengan teliti dengan ketaatan para peserta dan
memberikan pekerjaan yang sama dalam ketentuan-ketentuan yang
terdapat pada peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;
d) Melakukan permufakatan terhadap prasarana dalam kesehatan terhadap
besarnya biaya yang dibayar dalam fasilitas-fasilitas kesehatan yang
berpengaruh terhadap biaya yang telah diterapkan pemerintah;
e) Melakukan pemberhentian atas kontrak dalam pekerjaan terhadap
fasilitas-fasilitas dalam kesehatan;
f) Menyatakan sanksi atau pernyataan administrasi yang diterapkan kepada
peserta yang tidak memenuhi kewajibannya;
g) Melakukan pelaporan atas pemberian pekerjaan pada badan pemerintah
yang berwenang dalam ketidakpatuhan dalam melakukan pembayaran
iran dan memenuhi kewajiban lain yang sama terhadap peraturan dalam
undang-undang;
h) Dan dapat melaksanakan kerja sama terhadap pihak-pihak lainnya dalam
melakukan penyelenggaraan jaminan sosial.
3. Mekanisme pengelolaan dana badan penyelenggara jaminan sosial
Badan penyelenggara jaminan sosial adalah organisasi yang
peraturannya dapat dibentuk untuk penyelenggaraan program jaminan sosial
yang membolehkan peningkatan atas dirinya dengan cara yang utuh agar
17
menjadi manusia yang sangat bermanfaat untuk melaksanakan tugas dengan
konsisten karena Negara akan mengembangkan sistem jaminan sosial kepada
seluruh masyarakat yang memiliki kelemahan dan tidak memiliki kemampuan
sesuai dengan martabat kemanusiaan yang sesungguhnya (Sukardi, 2016).
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 24 pada tahun 2011
mengenai badan penyelenggara jaminan sosial yang terdapat pada pasal 15
mengatakan bahwa “yang ingin menjadi peserta dapat melakukan pendaftaran
pada format formulir sebagai peserta dengan syarat dapat melakukan
pembayaran iuran yang sifatnya harus (wajib)’’ Langkah selanjutnya badan
penyelenggara jaminan sosial memasukkan uang tersebut yang sebagai modal
jaminan sosial. Dapat diketahui bahwa, di dalam badan penyelenggara jaminan
sosial ditemukan pemisahan aset, yaitu aset badan penyelenggara jaminan
sosial dan aset jaminan sosial, iuran yang diserahkan oleh peserta merupakan
golongan aset jaminan sosial, aset ini dapat diperkembangkan dengan kegiatan-
kegiatan investasi yang kebijakannya dapat diperoleh dari Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dikarenakan tidak ada lagi Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) sehingga didalam pengawasan yang telah dilakukan, sepenuhnya
dilakukan oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) (Sukardi, 2016).
Dengan melakukan perjanjian jaminan sosial kini dilakukan oleh
kelompok badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan dan pesertanya
adalah dasar untuk saling tolong menolong badan penyelenggara jaminan
kesehatan sosial nasional merupakan organisasi yang berbadan hukum yang
sifatnya nirlaba, dan dalam melakukan pengelolaan usaha dengan keutamaan
untuk menggunakan hasil dan berkembangnya dana untuk memberi manfaat
yang sebesar-besarnya kepada seluruh pesertanya.
18
D. Standar Akuntansi Keuangan
Putra (2018) mengatakan bahwa, Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
adalah suatu ketetapan yang telah mengurus entitas usaha dengan mengatur
laporan keuangan. Sekarang ini Indonesia mempunyai standar yang telah
berlaku umum di Indonesia. Ikatan akuntansi Indonesia (IAI) Secara umum telah
mengeluarkan dan menyusun prinsip standar akuntansi sebagai pedoman yang
diterapkan di Indonesia. Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan lembaga yang
berada di Indonesia yang bekerja sebagai akuntan. Sejak tahun 1957 Ikatan
Akuntansi Indonesia telah didirikan sebagai wadah untuk menampung akuntan
dan juga berperan penting dalam rangka melakukan penyusunan standar
akuntansi di Indonesia.
Standar Akuntansi Keuangan sebagai panduan dalam pembuatan
laporan keuangan terdapat 2 bagian yaitu standar pengukuran dan standar
pengungkapan. Adapun yang dimaksud dengan standar pengukuran yaitu
bagaimana mengukur transaksi yang terjadi, sedangkan standar pengungkapan
yaitu dalam transaksi atau laporan keuangan harus dipaparkan sehingga dalam
pembuatan laporan keuangan tidak mengelirukan.
E. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Nonlaba Berdasarkan Isak 35
1. Konsep Dasar Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35
Sukma Deviana, R. P. (2020) mengatakan bahwa, DSAK IAI (Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia) pada tanggal 11 April
2019 telah menyetujui Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35 yang
menyusun mengenai penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba
yang berlangsung efektif selama periode tahun buku yang dilaksanakan sejak
tanggal 1 Januari 2020. Organisasi nonlaba sebelumnya diatur berdasarkan
19
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 45 revisi 2017 sekarang ini
telah berganti menjadi Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 dan Interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) 35 ada yang membedakan yaitu klasifikasi aset
neto, dimana menghubungkan antara aset neto terikat permanen dan aset neto
terikat temporer, menjadi aset neto dengan pembatasan aset neto tidak terikat
menjadi aset neto tanpa pembatasan, untuk menambah pengetahuan bagi
pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba.
Sukma Deviana, R. P. (2020) mengatakan bahwa, ISAK (Interprestasi
Standar Akuntansi Keuangan) 35 mengemukakan rangkaian penyajian laporan
keuangan entitas berorientasi nonlaba sudah disajikan yaitu:
a. PSAK 1: Penyajian laporan keuangan paragraph 05 menyatakan bahwa
“Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok lagi entitas yang
berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik. Jika entitas
dengan aktivitas nonlaba di sektor swasta atau sektor publik menerapkan
Pernyataan ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan
deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam
sendiri” Dengan demikian, ruang lingkup PSAK 1 secara substansi telah
mencakup ruang lingkup penyajian laporan keuangan entitas dengan
aktivitas nonlaba.
PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tidak menyediakan pedoman
bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan
keuangannya. Entitas dengan aktivitas nonlaba dalam Interpretasi ini
selanjutnya merujuk kepada entitas berorientasi nonlaba.
20
b. Karakteristik entitas berorientasi nonlaba berbeda dengan entitas bisnis
berorientasi laba. Perbedaan utama yang mendasar antara entitas
berorientasi nonlaba dengan entitas bisnis berorientasi laba terletak
pada cara entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber untuk
melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas berorientasi nonlaba
memperoleh sumber daya dari yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
c. Pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba umumnya
memiliki kepentingan untuk menilai; (a) cara manajemen melaksanakan
tanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka; serta (b) informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusan ekonomik. Kemampuan entitas berorientasi nonlaba dalam
menggunakan sumber daya tersebut dikomunikasikan melalui laporan
keuangan
2. Laporan Keuangan Entitas Nonlaba Berdasarkan Isak 35
Menurut PSAK 1 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2018) laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Selain itu, laporan keuangan ini juga merupakan hasil akhir dari
siklus akuntansi. Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
21
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka (Sukma Deviana, R. P. 2020)
Sukma Diviana, R. P. (2020) menyatakan bahwa, Laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
kontribusi kepada pemilik dan arus kas yang disertakan dengan informasi
lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan
ISAK 35, laporan keuangan yang dihasilkan dari siklus akuntansi entitas
berorientasi nonlaba antara lain: laporan posisi keuangan, laporan
penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan.
Contoh laporan keuangan entitas nonlaba:
1) Laporan Posisi Keuangan
Laporan yang menggambarkan posisi aset, liabilitas dan aset bersih
pada waktu tertentu. Berikut penulis akan menguraikan tentang tujuan laporan
posisi keuangan, klasifikasi aset dan liabilitas, klasifikasi aset neto tanpa
pembatasan dan aset neto dengan pembatasan. Tujuan laporan posisi
keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas dan
aset neto serta informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu. Laporan keuangan entitas mencakup secara
keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Laporan
keuangan entitas dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Aset, Sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan
diharapkan akan diperoleh entitas (IAI, 2011).
Pada umumnya entitas menyajikan dan mengumpulkan
aset kelompok yang homogen. Diantaranya adalah:
22
a. Kas dan setara kas
b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lain
c. Persediaan
d. Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka. Instrumen
keuangan dan investasi jangka panjang
e. Tanah,gedung,peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan
untuk menghasilkan barang jasa
b) Liabilitas, Liabilitas merupakan klaim dari pihak ketiga atas aset entitas.
Liabilitas disusun berdasarkan urutan jatuh tempo dari liabilitas/kewajiban
tersebut. Kewajiban yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun
digolongkan kewajiban lancar, sedangkan kewajiban yang akan jatuh
tempo lebih dari satu tahun digolongkan kepada kewajiban jangka
panjang. Contoh urutan dan penyajian liabilitas/kewajiban adalah:
a. Utang
b. Pendapatan Diterima Dimuka
c. Utang Lainnya
d. Utang Jangka Panjang
c) Aset Neto Dalam laporan keuangan komersial, aset neto dikenal
sebagai modal. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-
masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya
pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali. Aset neto neto berdasarkan kondisi yang melekat
pada sumber daya menjadi dua klasifikasi aset neto yaitu:
a. Aset Neto Tanpa Pembatasan (without restrictions). Aset neto tanpa
pembatasan adalah aset neto yang tidak ada batasan terhadap aset
tersebut, misalnya sumbangan yang diberikan oleh si donatur,dimana
donatur tidak secara jelas mencantumkan jangka waktu dari
donasinya tadi hanya untuk memberikan donasi untuk entitas tersebut
sehingga pemasukan dan pengeluaran yang berhubungan dengan entitas
dapat mempergunakannya untuk kebutuhan entitas.
23
b. Aset Neto Dengan Pembatasan (with restrictions). Aset neto dengan
pembatasan, menggabungkan klasifikasi aset neto terikat
permanen dan aset neto terikat temporer menjadi aset neto dengan
pembatasan akan mengurangi kompleksitas. Aset neto dengan
pembatasan adalah aset neto yang berkaitan dengan sumber daya
berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu
tertentu, dan aset neto yang digunakan untuk selamanya, seperti
tanah dan bangunan yang diberikan untuk tujuan tertentu, sehingga
pemasukan dan pengeluarannya itu diluar entitas seperti kas anak
yatim, kas fakir miskin dan lain lain.
Sukma Diviana, R. P. (2020) Menyatakan Terdapat 2 (dua) format
Laporan Posisi Keuangan yang disajikan:
1. Format A menyajikan informasi pos penghasilan komprehensif lain
secara tersendiri sebagai bagian dari aset neto tanpa pembatasan
dari pemberi sumber daya. Akan tetapi, jika penghasilan komprehensif lain
berasal dari aset neto dengan pembatasan, maka entitas menyajikan
informasi penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset
netonya
2. Format B tidak menyajikan informasi pos penghasilan komprehensif lain
secara tersendiri.
24
25
2) Laporan Penghasilan Komprehensif Laporan yang menyajikan laporan laba
rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja keuangan selama periode
tersebut. Dimana laporan ini juga mengatur informasi yang disajikan dalam
laporan laba rugi seperti penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi:
a) Pendapatan
b) Beban keuangan
c) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas
26
d) Beban pajak
e) Laba rugi atau rugi neto.
27
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang dikelompokan
dalam aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Informasi tentang arus kas berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan masjid dalam menghasilkan kas dan
setara kas serta menilai kebutuhan pengguna arus kas tersebut.
28
4) Laporan perubahan Aset Neto
Dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan interprestasi
standar akuntansi keuangan (ISAK 35) merupakan laporan perubahan aset
neto menyajikan informasi aset neto tanpa pembatasan dari pemberi
sumber daya dan aset neto dengan pembatasan dari pemberi sumber
daya.
29
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisah
dari laporan - laporan di atas. Bertujuan memberikan informasi tambahan
tentang perkiraan – perkiraan yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Catatan
atas laporan keuangan ini berupa perincian dari suatu perkiraan yang disajikan
seperti misalnya aset tetap. Catatan atas laporan keuangan memberikan
rincian nama aset, liabilitas, aset neto. Misalnya, untuk aset tetap di
catatan atas laporan keuangan akan dijelaskan untuk menghitung
penyusutan aset tetap, serta kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan oleh
entitas tersebut.
30
F. Pencatatan Keuangan Rumah Sakit
Menurut Maksisurat et al, (2018) menyatakan bahwa Rumah sakit
merupakan sarana dan prasarana yang tempatnya untuk melakukan pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari unsur tertentu dalam kehidupan, yang kini
dibutuhkan mendukung terlaksananya tenaga kesehatan, Selain itu rumah sakit
juga merupakan sebagai lembaga dengan sifatnya yang berkelompok. Rumah
sakit juga bertugas untuk memberi pelayanan kesehatan secara individu,
pelayanan kesehatan yang diberikan dari petugas atau tenaga kesehatan
dengan tujuan untuk melakukan pemeliharaan dan mewujudkan peningkatan
kesehatan sehingga dapat mencegah akan timbulnya penyakit, serta
memulihkan kesehatan kembali.
Rumah sakit adalah lembaga yang berkeahlian untuk melakukan
pelayanan dengan baik terhadap kesehatan yang pelayanannya di hadiri oleh
dokter, perawat, suster, serta tenaga lainnya yang berkeahlian di bidang
kesehatan, rumah sakit memiliki tujuan utama yaitu tidak untuk menginginkan
keuntungan akan tetapi mengutamakan kesejahteraan hidup dengan memberi
pelayanan dengan pelayanan medis, untuk menambah pengetahuan kepada
masyarakat tentang kesehatan, pelayanan rawat jalan kepada pasien sehingga
tidak mengeluarkan biaya untuk menginap serta rawat inap melakukan
pelayanan kepada pasien yang dirawat di kamar pasien. Berhubung dengan
adanya perkembangan dari ilmu teknologi, kini rumah sakit telah mengalami
kemajuan yang sangat cepat, dan adanya fasilitas yang mendukung hingga
sangat mencukupi, seperti halnya peralatan-peralatan medis yang menggunakan
yang semakin canggih, dan juga memiliki tenaga yang berkeahlian di bidangnya
31
masing-masing, dengan berjalannya waktu tersebut sehingga disadari bahwa
akuntansi yaitu alat untuk mencapai tujuan sehingga membantu pemimpin
lembaga rumah sakit untuk menjalankan tugas di setiap waktu kerja.
Akuntansi rumah sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari
manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki
agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer
rumah sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta
pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada rumah sakit
dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah rumah sakit melakukan dua
sistem pencatatan dalam pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi
yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel,
independen dan tercipta mekanisme saling control di antaranya (control internal),
namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit. Dalam akuntansi rumah
sakit terdapat struktur dana yang yang terdiri dari dana tidak terikat dan dana
terikat. Dana tidak terikat yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada
suatu tujuan tertentu. Sedangkan dana terikat yaitu dana yang dibatasi
penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncul karena
permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Terkait tidaknya
aktiva tergantung pada ketentuan pihak lain (Donor) yang memberikan sumber
keuangan.
Sekarang ini, dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit kini
berpatokan pada standar akuntansi keuangan yang secara umum karena tidak
ada standar khusus yang dipakai dalam akuntansi rumah sakit, standar yang
dilakukan yaitu Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35, kini IAI
32
(Ikatan Akuntansi Indonesia) bersama dengan lembaga yang sudah dikaitkan
dalam penyusunan pedoman yang kini menjadi petunjuk dalam akuntansi rumah
sakit, Pedoman atau panduan itu bernama Pedoman Akuntansi Rumah Sakit
(PARS), pedoman akuntansi rumah sakit adalah pedoman atau petunjuk bagi
akuntansi bagi rumah sakit di Indonesia baik rumah sakit yang dipegang oleh
pemerintah dan rumah sakit swasta. Berdasarkan pernyataan standar akuntansi
keuangan (PSAK) Nomor 45, secara umum laporan keuangan yang dapat
dihasilkan oleh rumah sakit yaitu laporan posisi keuangan atau biasa disebut
dengan istilah neraca, laporan aktivitas yang menjadi sebagai pengganti dalam
laporan laba rugi, dan pada laporan arus kas serta laporan perubahan ekuitas
dalam satu periode pelaporan, dan catatan dalam sebuah laporan keuangan
(Rifandi dan Shofiani., 2019).
G. PENELITIAN TERDAHULU
No
Peneliti
Judul Peneliti
Jenis
Peneliti
Hasil Peneliti
1
Sukardi,
(2016)
Pengelolaan
Dana Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS)
Kesehatan Dalam
Perspektif Hukum
Islam
Kualitatif
Deskriptif
Bahwa dalam Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan
saat ini masih
menyisakan
berbagai masalah,
karena masih
terdapat beberapa
sistem informasi
33
yang belum tertata
dengan rapi, dan
juga masih terdapat
beberapa
penyimpangan dari
sisi hukum islam.
2
Jumaiyah,
Wahidullah
(2019)
Implementasi
pernyataan
standar akuntansi
keuangan No. 45
pada panti
asuhan Al-huda
ridlwaniyah
Kualitatif
deskriptif
Bahwa panti asuhan
menyusun laporan
aktivitas dan laporan
posisi keuangan
pada akhir periode.
Sementara arus kas
dan catatan atas
laporan keuangan
belum disusun.
3
Wonok,
(2016)
Penerapan PSAK
No 45 Tentang
Pelaporan
ENtitas Nirlaba
Pada Jemaat
GMIM Imanuel
Leilem
Kualitatif
Deskriptif
Bahwa dalam
laporan
keuangannya tidak
melakukan
penerapan dari
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan
ISAK 35, yang
merupakan laporan
keuangan organisasi
nirlaba, sehingga
dalam penyajian
laporan keuangan
yang diterapkan
iyalah yang telah
disetujui dari pihak
lembaga gereja.
34
4 Fahlevi,
(2019)
Analisis
Penerapan
Pelaporan
Keuangan Entitas
Nirlaba
Berdasarkan
PSAK No 45
Pada Masjid Di
Kota Banda
Kualitatif
Deskriptif
Bahwa dalam masjid
di kota banda aceh
secara umum belum
melakukan
diterapkan
pernyataan standar
akuntansi keuangan
ISAK 35 yang
merupakan
pelaporan keuangan
organisasi nirlaba,
dikarenakan masjid
belum memiliki 4
unsur laporan
keuangan PSAK No
45. Maka dari itu
Masjid hanya
meliputi sumber
penerimaan,
pengeluaran, dan
saldo kas di masa
akhir periode.
5
Kordiana &
bertha
(2019)
Laporan
keuangan
organisasi gereja
analisis
penerapan PSAK
No 45
Deskriptif
Kualitatif
Bahwa di PSAK No.
45 belum diterapkan
sepenuhnya dalam
penyusunan laporan
keuangan di gereja
toraja jemaat eben
haezer palopo.
6
Lazuardi,
Peran Badan
DesKualitatif
Bahwa untuk
35
(2017) Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS)
Kesehatan Dan
Implementasinya
Terhadap
Ketahanan
Masyarakat
(Studi Di RSUD
Hasanuddin
Damrah Manna,
Kabupaten
Bengkulu
Selatan, Provinsi
Bengkulu)
memudahkan warga
negara yang sulit
dengan
perekonomian
namun
menginginkan
fasilitas kesehatan,
sehingga badan
penyelenggara
jaminan sosial
kesehatan kini
memudahkan warga
negara dalam
melakukan
pengaksesan
fasilitas kesehatan.
7
Maryam,
(2018)
Sistem Jaminan
Sosial Nasional
Melalui Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
(BPJS)
Kesehatan
(Perspektif
Hukum Islam)
Kualitatif
Deskriptif
Bahwa dalam
hukum asuransi
badan
penyelenggara
jaminan sosial kini
berupa jenis-jenis
asuransi sosial,
karena bpjs
merupakan
organisasi yang
melakukan
pengelolaan jaminan
kesehatan yang
memiliki manfaat
terhadap warga
negara.
36
8
Nur Aziz
Sugiharto,
(2016)
Analisis
Penerapan PSAK
No 45 Tentang
Pelaporan
Keuangan Entitas
Nirlaba Bagi
Yayasan
Pendidikan (Studi
Pada Yayasan
Pendidikan Bhakti
Pos Indonesia)
Kualitatif
Bawa didalam
melakukan
pencatatan atas
laporan keuangan
pada yayasan
pendidikan ini telah
melakukan
pencatatan laporan
keuangannya sesuai
dengan pencatatan
laporan keuangan
PSAK No 45, dan
telah melakukan nya
dengan cara
terperinci.
9
Nuha, (2019)
Penerapan PSAK
No 45 Tentang
Pelaporan
Keuangan Entitas
Nirlaba Pada
Lksa Panti
Asuhan Nurul
Husna Patrang
Kualitatif
Bahwa didalam
Penyusunan
Laporan Keuangan
LKSA panti Asuhan
Nurul Husnah,
penyusunan laporan
keuangannya kini
sifatnya masih
sederhana karena
dalam melakukan
catatan atas laporan
keuangan hanya
melakukan
pencatatan kas
keluar dan kas
masuk, maka dari itu
37
tidak sesuai dengan
standar yang telah
menjadi acuan
dalam laporan
keuangan entitas
nirlaba.
10
Suharyanto,
(2016)
Implementasi
Program Badan
Pelayanan
Jaminan
Kesehatan
(BPJS) Dalam
Meningkatkan
Pelayanan
Administrasi
Kesehatan Di
Rumah Sakit
Umum Sibuhuan
Kabupaten
Padang Lawas
Kualitatif
Deskriptif
Bahwa dalam
melaksanakan
Implementasi
Program Badan
Penyelenggara
Jaminan Kesehatan
yang Diterapkan Di
Rumah Sakit Umum
Sibuhuan
Kabupaten Padang
lawas Berjalan
Dengan Baik.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
H. Kerangka Pikir
Penelitian ini menganalisis laporan keuangan Rumah sakit untuk
menemukan bagaimana mekanisme pencatatan dana Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial pada laporan keuangan. Rumah sakit merupakan entitas yang
bergerak dibidang pelayanan dan termasuk entitas nonlaba. Laporan keuangan
entitas nonlaba diatur tersendiri dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu
Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK 35). Dari uraian ini menjelaskan
38
bahwa laporan keuangan dapat bermanfaat atau memberikan informasi ketika
laporan keuangan dibuat sesuai standar yang berlaku.
Berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya
maka digambarkan dengan kerangka pikir sebagai berikut:
.
.
Rumah Sakit Umum
Bulukumba
Mekanisme
Pencatatan Dana bpjs
Laporan Keuangan
Rumah Sakit
ISAK 35 (Entitas Nonlaba)
Gambar 2.2 : Kerangka Pikir
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif, metode kualitatif deskriptif digunakan dengan tujuan untuk
menggali informasi secara langsung dengan peristiwa yang menjadi fokus
penelitian dalam objek penelitian dan berinteraksi langsung antara peneliti
dengan orang-orang dalam sebuah situasi atau fenomena.
B. Fokus penelitian
Fokus penelitian sebagai bagian yang penting dalam melakukan sebuah
penelitian, sehingga yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui mekanisme dalam melakukan pencatatan dana Badan
Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) rumah sakit yang ditinjau dari ISAK 35
C. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit H. Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba pada bulan oktober sampai november, yang beralamat di Jl. Srikaya
No.17 Bulukumba, penetapan lokasi ini dengan tujuan untuk mempermudah atau
memperlancar objek yang menjadi sasaran dalam penelitian, sehingga peneliti
akan berfokus pada pokok permasalahan. Waktu yang digunakan peneliti untuk
melakukan penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober tahun 2020.
40
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder, data yang dilakukan dalam memperoleh data primer yaitu didapatkan
langsung dari objek penelitian, dengan melakukan sebuah wawancara terhadap
informasi yang telah didapatkan sedangkan sekunder adalah data yang yang
tidak langsung diperoleh atau yang diperoleh melalui alat perantara.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah proses Tanya jawab yang dilakukan
secara lisan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan pengumpulan
dokumen - dokumen penting. Adapun pertanyaan yang diajukan pada dalam
melakukan wawancara yaitu:
a) Sudah berapa lama Rumah Sakit Umum H. Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS)
b) Bagaimana cara rumah sakit untuk mendapatkan dana Badan
penyelenggara jaminan Sosial (BPJS)?
c) Bagaimana mekanisme dalam melakukan pencatatan dana Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dan diakui sebagai apa dalam laporan
keuangan rumah sakit?
d) Bagaimana standar dalam melakukan penyusunan laporan keuangan
rumah sakit?
e) Apakah di dalam penyusunan laporan keuangan telah mengacu pada
Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan 35?
41
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu bukti nyata bahwa penelitian yang akan
dilaksanakan benar-benar terjadi dan sesuai dengan kenyataan, Dokumen yang
dimaksud merupakan pengumpulan dokumen yang resmi, gambar perusahaan,
web perusahaan, serta laporan keuangan.
F. Metode Analisis
Rancangan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif prosedur dimulai dengan data yang dihimpun dari hasil penelitian
kemudian ditelaah oleh peneliti.
1. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan dokumentasi, dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
2. Reduksi Data
Reduksi data digunakan dengan tujuan untuk memilih data yang relevan
dan bermakna, berfokus pada arahan sebagai pemecah masalah, dan juga
sebagai penemuan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan peneliti.
3. Penyajian Data
Penyajian data, dalam tujuan penyajian data yaitu untuk melakukan
penggabungan informasi-informasi yang didapatkan pada saat melakukan
penelitian sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng
Radja Bulukumba
1. Sejarah rumah sakit umum daerah kabupaten bulukumba
Rumah Sakit Umum Bulukumba didirikan pertama kali pada tahun
1969 yang terletak di Jl. Dr. Soetomo No. 1 Bulukumba bergabung dengan
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba. Sesuai dengan tuntutan
perkembangan kebutuhan RSU, kemudian dibangunlah Rumah Sakit Umum
Baru yang berlokasi di Jl. Srikaya No. 17 di wilayah Kecamatan Ujung Bulu
Kabupaten Bulukumba di atas lahan seluas 5 ha, dengan luas bangunan
15.000 m2. Pada tanggal 18 Maret 1987 seluruh pelayanan rawat inap dan
rawat jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum baru dan diresmikan
penggunaannya oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang saat itu
dijabat oleh Bapak Suwardjono Surjaningrat, dengan status rumah sakit tipe
“D”.
Pada tahun 1990, Rumah Sakit Umum Bulukumba ditingkatkan lagi
kelasnya menjadi rumah sakit tipe “C”. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 1
Tahun 2007, tanggal 17 Januari 2007 berganti Nama menjadi RSUD. H. Andi
Sulthan Daeng Radja (Pahlawan Nasional) yang diresmikan oleh Gubernur
Sulawesi Selatan yang saat itu dijabat oleh Bapak H. M. Amin Syam.
Penetapan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bulukumba
Nomor:Kpts.1178/XII/2013 Tanggal 27 Desember 2013 dengan status BLUD
penuh. Pada tahun 2015 Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba ditingkatkan
lagi kelasnya menjadi rumah sakit tipe “B” sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0196/2015 tanggal 4 Februari 2015, yang
memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelatihan dan
penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
43
Didirikan pada tahun 1969 dengan nama Rumah Sakit Daerah
Bulukumba, kemudian tahun 2016 berganti nama menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba dan telah beberapa
kali mengalami pergantian direktur yang dimulai dari:
● Tahun 1969 – 1983 : dr. H. Mudassir
● Tahun 1983 – 1987 : dr. MK. Effendi Pulungan
● Tahun 1987 – 1989 : dr. H. Haeruddin Panggara, Sp.A
● Tahun 1989 – 1993 : dr. H. AH. Simadiah, MHA
● Tahun 1993 – 1995 : dr. Hj. Nadia Hamid
● Tahun 1995 – 2006 : dr. H. Rusni Sufran, M.Kes
● Tahun 2006 – 2011 : dr. Hj. Andi Diamarni Gandhis, MARS.
● Tahun 2011 – 2013 : dr. H.Abd.Gaffar, M. Epid.
● Tahun 2013 – 2017 : dr. Hj. Wahyuni AS, MARS
● Tahun 2018 – sekarang : dr. H. Abdur Rajab H., MM
RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba terletak di Jalan
Srikaya No.17 Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba dengan lahan
seluas 5 hektar.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba terletak di :
- Sebelah selatan berbatasan dengan laut flores dan kabupaten
selayar
- Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten sinjai
- Sebelah timur berbatasan dengan teluk bone
- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten bantaeng
2. Struktur organisasi
Organisasi dan tata laksana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba telah ditetapkan Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Inspektorat,
Bappeda, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Bulukumba
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan daerah
Kabupaten Bulukumba Nomor 8 Tahun 2015. Berdas44arkan Peraturan Daerah
44
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Inspektorat, Bappeda,
Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Kabupaten Bulukumba
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan daerah
Kabupaten Bulukumba Nomor 8 Tahun 2015, maka struktur organisasi Tipe B
RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja adalah sebagai berikut :
a. Direktur
b. Wakil Direktur Administrasi Umum
c. Wakil Direktur Pelayanan
d. Wakil Direktur Penunjang dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
e. Kepala Bagian Umum
1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2) Kepala Sub Bagian Kepegawaian
3) Kepala Sub Bagian Rumah Tangga
f. Kepala Bagian Keuangan
1) Kepala Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan
2) Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Aset
3) Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
g. Kepala Bagian Program, Hubungan Masyarakat, dan Hukum
1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Monitoring Evaluasi, dan Sistem
Informasi Rumah Sakit
2) Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
3) Kepala Sub Bagian Hukum
h. Kepala Bidang Pelayanan Medik
1) Kepala Seksi Mutu Pelayanan
2) Kepala Seksi Rekam Medik dan Pelaporan
i. Kepala Bidang Keperawatan
1) Kepala Seksi Rawat Jalan dan Rawat Inap
2) Kepala Seksi Rawat Khusus
j. Kepala Bidang Penunjang
1) Kepala Seksi Penunjang Medik
2) Kepala Seksi Penunjang Non Medik
k. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kemitraan
1) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kepala Seksi Kemitraan
45
3. Visi dan Misi
VISI:
Visi Rumah Sakit adalah “Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang Berkualitas,
Profesional dan Sejahtera”.
MISI:
⮚ memberikan pelayanan cepat, tepat, aman, nyaman dan terjangkau oleh
masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal;
⮚ melayani sesuai dengan standar pelayanan yang dilandasi etika profesi;
⮚ meningkatkan program pembangunan mutu pelayanan rumah sakit secara
berkesinambungan;
⮚ meningkatkan kualitas SDM rumah sakit melalui pendidikan dan pelatihan;
⮚ Mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi;
⮚ Mewujudkan kesejahteraan karyawan yang lebih baik.
B. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah data-data dari hasil wawancara dengan
informan, yang telah ditetapkan untuk memberikan gambaran atau penjelasan
yang terkait dengan, mekanisme pencatatan dana BPJS dalam laporan
keuangan rumah sakit tinjauan ISAK 35, di RSUD Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba.
Rumah sakit umum daerah bulukumba merupakan bagian dari lembaga
nonlaba yang bertempat di kabupaten bulukumba, yang dananya bersumber dari
Anggaran Pendapan Belanja Daerah (APBD) dan sumbangsi dari Badan
Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS), karena adanya persetujuan untuk
menjalin kerja sama antara pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
dan Rumah Sakit hingga rumah sakit menerima sumbangsi dana dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Rumah Sakit Umum (RSU) H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba,
telah melakukan kerja sama dengan BPJS selama kurang lebih 4 tahun
yang diawali sejak tahun 2017 hingga sekarang ini. (Wawancara, pukul
46
10.15 Wita, tanggal 16 November 2020).” Hal ini dijelaskan pula pada
surat keputusan direktur rsud H. Andi Sulthan Daeng Radja Kab
Bulukumba Nomor: 76/RSUD-BLK/SK/01.11/2017
‘Fajar Sidik, SE Staf Akuntansi Rumah Sakit’
Berikut gambar dokumen
Dalam akuntansi rumah sakit terdapat struktur dana yang terdiri dari dana
terkait dan dana tidak terkait, dana tidak terkait merupakan penggunaan dana
yang tidak ada batasan karena adanya misi yang khusus, sedangkan dana
terkait merupakan penggunaan dananya terbatas karena misi, hal ini timbul
disebabkan adanya amanat dari pihak eksternal yang memberikan sumbangsih.
Dalam siklus akuntansi rumah sakit bersumber dari transaksi maupun kejadian
dalam ekonomi rumah sakit, dengan contoh pada pasien, kemudian bersambung
ke bagian pelayanan, bagian pendapatan, serta bagian pengeluaran dan bagian
keuangan. Perolehan dana dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau
BPJS adalah sumbangsih kepada pelayanan kesehatan yang sifatnya tidak
terkait.
“Dana yang diperoleh dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) BPJS
setelah melakukan pencairan di BANK maka dana tersebut terbagi sesuai
kebijakan rumah sakit dimana 30% jasa pelayanan, 14% belanja pegawai
dan 56% di peruntukan untuk sarana dan prasarana rumah sakit.
(wawancara, pukul 13.30, tanggal 16 Desember 2020).” Hal ini dijelaskan
pula pada surat keputusan direktur rsud H. Andi Sulthan Daeng Radja
Kab Bulukumba Nomor: 76/RSUD-BLK/SK/01.11/2017
‘Ibu Syamsiah Paro, Sebagai Kasubag Akuntan Rumah Sakit
Dan Verifikasi’
47
Berikut bukti dokumen
Adapun alur dalam melakukan pencatatan akuntansi RSUD H. Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba sebagai berikut:
a. Tahapan pencatatan yang pertama dilakukan yaitu melakukan pencatatan
setiap hari apabila ada transaksi, kemudian dipindahkan ke dalam
pencatatan dokumen transaksi dan jurnal, dalam pencatatan jurnal
dipindahkan pada pencatatan jurnal umum dan jurnal khusus, dalam
pencatatan jurnal khusus dicatat pada jurnal penerimaan kas, jurnal
penjualan, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian dan jurnal
umum/memorial.
b. Tahapan pencatatan yang kedua yaitu melakukan penggolongan setiap hari
apabila ada transaksi, kemudian di pindahkan ke dalam buku besar dan buku
besar pembantu, dalam pencatatan buku besar pembantu terdapat beberapa
bagian pencatatan, pencatatan berupa utang, piutang, dan persediaan
barang.
c. Pada tahapan pencatatan yang ketiga melakukan pengikhtisaran pada setiap
semester dan akhir periode, yang pencatatannya dipindahkan pada
pencatatan neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian, jurnal penutup, menutup
akun buku besar, neraca saldo setelah penutup, dan jurnal pembalik. Dalam
pencatatan neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian dipindahkan pula pada
pencatatan neraca lajur yang berkaitan dengan laporan keuangan.
d. Pada tahap keempat yaitu tahapan pelaporan semester dan akhir periode
yang pencatatanya dipindahkan pada laporan keuangan, setelah melakukan
pencatatan dalam laporan keuangan dicatat pada pencatatan laporan
operasional, realisasi, neraca, laporan arus kas laporan perubahan ekuitas,
laporan perubahan saldo anggaran lebih, dan catatan atas laporan keuangan
Berikut bagan alur pencatatan akuntansi rumah sakit umum daerah
H Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
48
Gambar 2.3
Bagan Alur Pencatatan Akuntansi
RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
Tahapan Pencatatan
(Setiap Hari Apabila
Ada Transaksi)
Dokumen
Transaksi Jurnal
Penerimaan Kas Jurnal Umum
Jurnal Jurnal Penjualan
Jurnal
Pengeluaran Kas
Jurnal Khusus
Buku Besar
Tahapan Pengelolaan
(Setiap Hari Apabila
Ada Transaksi)
Buku Besar Pembantu Utang Piutang Persediaan
Barang
Jurnal Pembelian
Buku Besar
Pembantu
Kas
Jurnal
Umum/Memorial
Neraca Saldo
Neraca Lajur Ayat Jurnal
Penyesuaian Tahapan
Pengihtisaran (Setiap
Semester Dan Akhir
Periode)
Jurnal Penutup
Menutup Akun
Buku Besar
Laporan
Operasional
Neraca Saldo
Setelah Penutup
Laporan
Realisasi
Neraca Jurnal Pembalik
Laporan Arus
Kas
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Tahapan Pelaporan
(Semester Dan Akhir
Periode)
Laporan Keuangan
Laporan
Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
Catatan Atas
Laporan
Keuangan
49
Ada beberapa hal yang dilakukan untuk memperoleh dana Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu, tahap awal saat melakukan
permintaan setiap tindakan jasa kesehatan yang berupa jasa dokter untuk
pasien, permintaan berikutnya dikirim kepada pihak Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk mendapatkan jumlah
perolehan sehingga pihak rumah sakit harus melakukan verifikasi.
Karena permintaan dilakukan setiap bulan dan juga melakukan
pengiriman setiap bulannya, dan selanjutnya pihak BPJS melakukan
verifikasi ulang misalnya pasien B obat yang digunakan dua ratus ribu
rupiah, pelayanan dokter seratus lima puluh ribu rupiah, dan akses
seratus ribu rupiah, setelah itu maka pihak Badan penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) melakukan pencairan atas nilai nominal tersebut.
Tahap kedua, pembenaran atas jasa layanan Badan penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) maksud dari tahap tersebut ketika hasil dari
verifikasi itu ada lalu jumlah tersebut sebagai penghasilan dalam
pelayanan rumah sakit. Didalam laporan keuangan rumah sakit dana
badan penyelenggara jaminan sosial masuk ke dalam laporan ekuitas.
Dalam melakukan penjurnalan dana badan penyelenggara jaminan sosial
setelah dan sesudah verifikasi di dalam laporan keuangan diakui sebagai
piutang sehingga Sesudah melakukan penjurnalan langkah berikutnya
dilakukan sesuai siklus akuntansi (wawancara, 16 Desember 2020)
‘syamsiah paro sebagai kasubag akuntan rumah sakit dan
verifikasi’
Pada mekanisme pencatatan dana badan penyelenggara jaminan sosial
dalam laporan keuangan rumah sakit, berikut penjelasan yang terdapat dalam
laporan keuangan rumah sakit:
Piutang pelayanan berdasarkan peraturan bupati bulukumba 2015
tentang perubahan atas peraturan bupati bulukumba No.22 tahun 2013
tentang penilaian kualitas piutang dan penyertaan bergulir pemerintah
kabupaten bulukumba dan pembentukan penyisihan piutang dan
penyertaan bergulir penyisihan piutang tak tertagih tersebut digolongkan
sebagai berikut:
50
a. penyisihan piutang tidak tertagih yang umum ditetapkan paling
sedikit 5% (lima persen) dari piutang yang memiliki kualitas lancar
b. penyisihan piutang tak tertagih khusus, di tetapkan sebagai
berikut:
- 10% (sepuluh persen) dari piutang dari kualitas kurang
lancar
- 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas
diragukan
- 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas macet
Kategori Umur Piutang Persentase Penyisihan
Lancar 0-12 Bulan 5%
Kurang Lancar 13-36 Bulan 10%
Diragukan 37-60 Bulan 50%
Macet >60 Bulan 100%
Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan pada surat keputusan
direktur rsud H. Andi Sulthan Daeng Radja Kab Bulukumba Nomor:
76/RSUD-BLK/SK/01.11/2017
‘syamsiah paro sebagai kasubag akuntan rumah sakit dan
verifikasi’
Berikut dokumen
51
Dalam pemaparan diatas dapat diketahui piutang dalam pelayanan badan
penyelenggara jaminan sosial merupakan sebuah piutang yang timbul sesudah
melakukan penyerahan jasa pada pasien yang memakai badan penyelenggara
jaminan sosial pada sebagai pembayaran dalam melakukan pengobatan.
Berikut rekap per jenis piutang dan rincian piutang RSUD H.A. Sulthan
daeng radja bulukumba pada periode 2018.
52
Rekap per jenis piutang Per 31 desember 2018
NO SKPD - JENIS PIUTANG
SALDO AWAL PIUTANG (Rp)
KOREKSI SALDO AWAL
PIUTANG
PENAMBAHAN PIUTANG (Rp)
PEMBAYARAN PIUTANG (Rp)
SALDO AKHIR PIUTANG 2018 (Rp)
1 2 3 4 5 (1+2+3-4)
1 BPJS
13,593,128,957.00 -
30,328,183,381.00
13,593,128,957.00
30,328,183,381.00
2 SKTM
43,286,000.00 -
551,554,026.00
43,286,000.00
551,554,026.00
3 Jasa Raharja
235,059,658.00 -
116,045,988.00
235,059,658.00
116,045,988.00
4 BPJS Ketenagakerjaan
1,037,010.00 -
11,060,316.00
1,037,010.00
11,060,316.00
5 Klinik Nurul - - -
- -
6 PT. ASDP - - -
- -
7 Inhealt - - -
- -
8 Jampersal - - -
- -
9 - -
10 - - - - -
JUMLAH 13,872,511,625.00 - 13,872,511,625.00 31,006,843,711.00
53
Rincian piutang per 31 desember 2018
No.
Uraian Tahun
Anggaran
Saldo Awal 2018
Mutasi 2018
Saldo Akhir 2018
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun 2018 Jumlah
Penambahan Pengurangan /
Pelunasan
0 - 12 Bulan 13-36 Bulan
37-60 Bulan
>60 Bula
n
Lancar
Kurang
Lancar
Diragukan
Macet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BPJS 2020
13,593,128,957.00
30,328,183,381.00
13,593,128,957.00 30,328,183,381.00
30,328,183,381.00
-
-
-
30,328,183,381.00
2 SKTM 2020
43,286,000.00
551,554,026.00
43,286,000.00 551,554,026.00
551,554,026.00
-
-
551,554,026.00
3 Jasa Raharja 2020
235,059,658.00
116,045,988.00
235,059,658.00 116,045,988.00
116,045,988.00
-
-
-
116,045,988.00
4 BPJS Ketenagakerjaan
2020
1,037,010.00
11,060,316.00
1,037,010.00 11,060,316.00
11,060,316.00
-
-
-
11,060,316.00
5 Klinik Nurul 2020 -
-
-
-
-
-
6 PT. ASDP 2020 -
-
-
-
-
-
7 Inhealt 2020 -
-
-
-
-
-
8 Jampersal 2020 -
-
-
-
-
T O T A L 13,872,511,625.00
31,006,843,711.00
13,872,511,625.00
31,006,843,711.00
31,006,843,711.00
-
-
-
31,006,843,711.00
Persentase Penyisihan 0.5% 10% 50% 100%
Nilai Penyisihan 155,034,218.56
-
-
-
155,034,218.56
Nilai Bersih Piutang per 31 Desember 2018 30,851,809,492.45
-
-
-
30,851,809,492.45
54
Rekap per jenis piutang Per 31 des 2019
NO SKPD - JENIS PIUTANG
SALDO AWAL PIUTANG
(Rp)
KOREKSI SALDO AWAL
PIUTANG
PENAMBAHAN PIUTANG (Rp)
PEMBAYARAN PIUTANG (Rp)
SALDO AKHIR PIUTANG 2020 (Rp)
1 2 3 4 5 (1+2+3-4)
1 BPJS
30,328,183,381.00 - 24,658,361,357.00 30,197,216,772.00 24,789,327,966.00
2 SKTM
551,554,026.00 - 246,988,000.00 551,554,026.00 246,988,000.00
3 Jasa Raharja
116,045,988.00 - 156,559,026.00 116,045,988.00 156,559,026.00
4 BPJS Ketenagakerjaan
11,060,316.00 - - 11,060,316.00 -
5 Klinik Nurul
- - 10,875,000.00 - 10,875,000.00
6 PT. ASDP
- - 9,660,000.00 - 9,660,000.00
7 Inhealt
- - 748,126.00 - 748,126.00
8 Jampersal
- - - - -
9 -
10 -
JUMLAH 31,006,843,711.00 - 25,085,191,529.00 30,875,877,102.00 25,214,158,118.00
55
Rincian piutang priode 2018-2019
No. Uraian Tahun
Anggaran Saldo Awal 2019
Mutasi 2019
Saldo Akhir 2019
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun 2019 Jumlah
Penambahan Pengurangan /
Pelunasan
0 - 12 Bulan 13-36 Bulan 37-60 Bulan
>60 Bulan
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BPJS 2019
30,328,183,381.00
24,658,361,357.00
30,197,216,772.0
0
24,789,327,966.0
0
24,658,361,357.0
0
130,966,609.00
-
24,789,327,966.00
2 SKTM 2019
551,554,026.00
246,988,000.00
551,554,026.00
246,988,000.00
246,988,000.00
-
-
246,988,000.00
3 Jasa Raharja 2019
116,045,988.00
156,559,026.00
116,045,988.00
156,559,026.00
156,559,026.00
-
-
-
156,559,026.00
4 BPJS Ketenagakerjaan
2019
11,060,316.00
-
11,060,316.00
-
-
-
-
-
-
5 Klinik Nurul 2019
-
10,875,000.00
-
10,875,000.00
10,875,000.00
10,875,000.00
6 PT. ASDP 2019
-
-
-
-
-
-
7 Inhealt 2019
-
-
-
-
-
-
8 Jampersal 2019
-
-
-
-
-
T O T A L
31,006,843,711.00
25,072,783,383.00
30,875,877,102.0
0
25,203,749,992.0
0 25,072,783,383.00 130,966,609.00
-
-
25,203,749,992.00
Persentase Penyisihan 0.5% 10% 50% 100%
Nilai Penyisihan
125,363,916.92 13,096,660.90
-
-
138,460,577.82
Nilai Bersih Piutang per 31 Desember 2019
24,947,419,466.09
117,869,948.10
-
- 25,065,289,414.19
56
Pendapatan pelayanan kesehatan diakui pada saat pelayanan selesai
diberikan atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya layanan
yang diberikan kepada masyarakat atau pihak lainnya. Jika salah satu syarat di
atas tidak terpenuhi, maka pendapatan pelayanan kesehatan tidak diakui tetapi
diungkapkan sebagai aset kontinjensi.
Pendapatan pelayanan kesehatan dan pendapatan lainnya dicatat
sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
a. Hibah:
Pendapatan Hibah berupa barang diakui pada saat hak kepemilikan
berpindah dan dicatat sebagai nilai wajar pada saat diperoleh.
Pendapatan hibah berupa uang diakui pada saat diterima kas BLUD
RSUD H.Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba dan dicatat
sebesar jumlah kas yang diterima BLUD.
b. Pendapatan APBD dan APBN
Penghasilan dari anggaran pendapatan belanja daerah dan anggaran
pendapatan belanja negara diakui pada saat pengeluaran belanja di
pertanggung jawabkan dengan diterbitkannya SP2D. Pendapatan dari
APBD dan APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada
SPM.
c. Pendapatan Lain-lain
Pendapatan yang berasa; selain dari kegiatan pelayanan, yaitu dari
kerjasama dengan pihak ketiga:
- KSO (kerjasama operasional), pendapatan bagi hasil atau bagi
pendapatan atau bentuk lain, diakui pada saat menjadi hak BLUD
RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba.
- Pengendalian bersama Operasional/Aset, pendapatan diakui
sebesar porsi yang menjadi hak BLUD RSUD Porsi mitra yang
diterima BLUD RSUD diakui sebagai kewajiban”
57
Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan pada surat keputusan direktur
rsud H. Andi Sulthan Daeng Radja Kab Bulukumba Nomor: 76/RSUD-
BLK/SK/01.11/2017
Sehingga dari hasil wawancara dengan responden dari pemaparan
tentang laporan keuangan dapat disimpulkan pendapatan merupakan arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas rumah sakit selama
satu periode. Untuk BPJS, termasuk dari pendapatan usaha layanan yang
meliputi pendapatan IGD, pendapatan instalasi rawat jalan, pendapatan instalasi
rawat inap, pendapatan kamar operasi, pendapatan fisioterapi, pendapatan
laboratorium, pendapatan radiologi, pendapatan instalasi transfusi darah,
pendapatan penjualan obat & BHP farmasi, pendapatan gizi, pendapatan
ambulance, dan pendapatan berdasarkan MOU yang telah disepakati.
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa
semenjak tahun 2017 saat bentuk implementasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) supaya terlaksana dengan misi dan harapan maka perlu menjalin
kolaborasi yang baik dengan masyarakat, mengadakan jasa kesehatan dan
badan penyelenggara jaminan sosial. Karena dengan menjalin kolaborasi yang
baik dari berbagai golongan dalam melaksanakan pendapatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat kini tidak mengalami
kesulitan finansial. Oleh karena itu badan penyelenggara jaminan sosial
melakukan penentuan sarana kesehatan yang memadai sanggup melakukan
jasa yang baik.
Kerjasama badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) dan pelayanan
kesehatan rumah sakit umum (RSUD) Bulukumba bahwa rumah sakit
mendapatkan keuntungan dan sesuai pada peraturan presiden (perpres) 12
tahun 2013 pasal 20 menyatakan fungsi jaminan kesehatan yaitu sifatnya
memberikan jasa kesehatan secara individu, mencukupi bantuan peningkatan,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, jasa obat, bahan medis yang habis
pakai sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan. Rumah sakit umum H.Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba telah melakukan kerjasama dengan pihak
BPJS sejak tahun 2016, kontrak kerja sama antara BPJS dan pihak rumah sakit
umum bulukumba telah mencapai kurang lebih dari 4 tahun kemudian
58
pencatatan yang dilakukan sesuai dengan prosedur kebijakan akuntansi yang
berlaku pada entitas BLUD.
Hukum penyusunan laporan keuangan rumah sakit.
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nombor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
217/PMK.05/2015 tentang Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 Tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum
6. Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 37 Tahun 2013 tentang
Penyusutan Barang Milik Daerah Berupa Aset tetap pada Entitas
Pemerintah Kabupaten Bulukumba
7. Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 76 Tahun 2014 tentang
Pedoman Kapitalisasi Aset Tetap
8. Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 61 Tahun 2018 tentang
Pinjaman/Utang Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum
Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan badan layanan umum, rumah sakit Pemerintah
menyusun laporan keuangan berdasarkan dua standar yaitu: pertama,
penyusunan dan penyajian dilakukan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang telah diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, SAP ini berisi prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan Pemerintah. Yang kedua,
laporan keuangan pada badan layanan umum diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 Tentang Pedoman Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum yang dapat dijelaskan
59
bahwa BLU menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yaitu ISAK 35.
Bahwa dalam pembuatan laporan keuangan rumah sakit telah melakukan
pembuatan laporan keuangan sesuai dengan Interprestasi Standar
Akuntansi Keuangan 35 dan selalu mengikuti standar yang berlaku,
sehingga sebagai akuntan rumah sakit juga mengikuti pelatihan-pelatihan
laporan keuangan BLUD. (Wawancara, 16 Desember 2020).
‘pak fajar sidik sebagai staf akuntan rumah sakit’
Berikut pencatatan dalam laporan keuangan rumah sakit H. Andi Sulthan
Daeng Radja Bulukumba
1. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan menyiapkan informasi tentang aset, liabilitas,
aset neto, dan informasi yang ada kaitannya dengan unsur tersebut pada waktu
tertentu. Yang digunakan dalam informasi laporan posisi keuangan, dan
pengungkapan, serta informasi dalam laporan keuangan lain sehingga
membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
kembali, anggota, kreditur, dan berbagai pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan.
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajiban
dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Hal tersebut dapat dilihat dalam laporan keuangan BLUD Rumah Sakit
Umum Daerah Kab. Bulukumba tentang Laporan Posisi Keuangan periode 31
desember 2019-2018.
60
Daftar Tabel 2.2
Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba
Kab.Bulukumba
Neraca
Per 31 Desember 2019 dan 2018
URAIAN
Catatan
2019
2018
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Dari Kegiatan Operasional
Piutang Bruto
Penyisihan Piutang
Piutang Bersih dari kegiatan
operasional
Piutang Usaha Non Operasional
Piutang Bruto
Penyisihan Piutang
Piutang bersih dari kegiatan non
operasional
Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Aset Tetap
Tanah
Gedung dan Bangunan
Peralatan:
Alat-Alat Berat
Alat-Alat Angkutan
Alat-Alat Bengkel
Alat-Alat Pertanian dan eternakan
Alat-Alat Kantor Dan Rumah
Tangga Rumah Sakit
Alat-Alat Studio Dan Alat
Komunikasi
Alat-Alat Kedokteran
Alat-Alat Laboratorium
Pengadaan Peralatan
Persenjangan/Keamanan
Jalan, Irigasi Dan Jembatan
Bangunan Air (irigasi)
Instalasi
418.715.651
25.422.712.910
(127.113.565)
25.295.599.345
5.833.333
(29.167)
5.804.167
5.838.712.441
31.558.831.604
9.720.000.000
120.048.189.702
627.489.955
3.126.332.000
1.062.173,696
181.239.551
26.426.426.775
218.616.600
111.232.391.898
7.097.553.836
257.470.800
3.073.802.692
186.500.000
234.253.267
31.006.843.711
(155.034.219)
30.851.809.492
-
-
-
4.239.697.176
35.325.759.935
9.720.000.000
114.255.188.325
66.651.052
3.126.332.000
443.858.596
181.239.551
21.113.141.760
224.931.600
94.756.455.106
2.497.780.471
257.470.800
2.888.573.000
186.500.000
61
Jaringan
ASET TETAP LAINNYA
Buku dan Perpustakaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
JUMLAH ASET TETAP
Aset lainnya
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Utang Usaha
Utang Pihak Ketiga-Bank
Utang Pajak
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Lain-Lain
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
EKUITAS
Ekuitas Awal
Surplus & Defisit Tahun Lalu
Surplus & Defisit Tahun Berjalan
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
1.110.801.636
600.000
(92.405.491.563)
191.964.097.578
794.726.784
192.758.824.362
224.317.655.966
11.488.765.947
11.723.045.200
1.782.663.354
6.418.965.148
2.305.781
-
31.415.745.429
42.321.655.769
140.376.249.214
10.204.005.553
192.901.910.536
224.317.655.966
1.110.801.636
600.000
(63.978.591.615)
186.850.972.282
805.641.105
187.656.568.296
222.982.328.232
13.189.566.903
11.783.455.900
1.542.439.537
6.530.815.951
-
105.515.041
33.151.793.305
42.321.655.769
141.419.470.308
6.089.408.850
189.830.534.927
222.982.328.232
Sumber data: laporan keuangan RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa, dalam aset lancar, kas
dan setara kas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 234.253.267 meningkat menjadi Rp. 418.715.651 pada tahun 2019, piutang
bruto mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 31.006.843.711
turun menjadi Rp.25.422.712.910 pada tahun 2019, penyisihan piutang
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar (Rp.155.034.219) turun
menjadi (Rp.127.113.565) pada tahun 2019, piutang bersih dari kegiatan
operasional mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 30.851.809.492 turun menjadi Rp. 25.295.599.345. Piutang usaha non
62
operasional, pada piutang bruto mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp. 5.833.333 pada tahun 2019,
Penyisihan piutang yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat
menjadi (Rp.29.167) pada tahun 2019, Piutang bersih dari kegiatan non
operasional mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki
nominal meningkat menjadi Rp. 5.804.167 pada tahun 2019, Persediaan
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 4.239.759.955
meningkat menjadi Rp. 5.838.712.441 pada tahun 2019, Jumlah aset lancar
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.35.325.759.935 turun
menjadi Rp. 31.558.831.604 pada tahun 2019.
Aset tidak lancar terdapat aset tetap berupa tanah yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp.9.720.000.000 pada tahun 2019 tetap sama sebesar
Rp. 9.720.000.000, gedung dan bangunan mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp.114.255.188.325 meningkat menjadi Rp.
120.048.189.702 pada tahun 2019, Pada bagian peralatan berupa alat-alat berat
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 66.651.052
meningkat menjadi Rp.627.489.955 pada tahun 2019, alat-alat angkut yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp. 3.126.332.000 dan pada tahun 2019 tetap sama pada
tahun 2019 sebesar Rp. 3.126.332.000, alat-alat bengkel mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 443.858.596 meningkat menjadi
Rp. 1.062.173.696 pada tahun 2019, alat-alat pertanian dan peternakan
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 21.113.141.760
meningkat menjadi 26.426.426.775 pada tahun 2019, alat-alat kantor dan rumah
tangga rumah sakit mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
224.931.600 menurun menjadi Rp. 218.616.600 pada tahun 2019, alat-alat
kedokteran mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
63
92.756.455.106 meningkat menjadi Rp. 111.232.391.898 pada tahun 2019, Alat-
alat laboratorium mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
2.497.780.417 meningkat menjadi Rp. 7.097.553.836 pada tahun 2019,
pengadaan peralatan persenjangan/keamanan jumlah nominal yaitu pada tahun
2018 sebesar Rp. 257.470.800 pada tahun 2019 nominal tetap sebesar Rp.
257.470.800. jalan irigasi dan jembatan pada bagian bangunan air (irigasi)
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 2.888.573.000
meningkat menjadi Rp.3.073.802.692 pada tahun 2019, instalasi yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp. 186.500.000 tetap sama pada tahun 2019 sebesar
Rp. 186.500.000, jaringan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.110.801.636
tetap sama pada tahun 2019 sebesar Rp. 1.110.801.636.
Aset tetap lainnya terdapat buku dan perpustakaan yaitu pada tahun
2018 sebesar Rp 600.000 tetap sama pada tahun 2019 sebesar Rp. 600.000,
akumulasi penyusutan aset tetap mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. (69.978.591.615) meningkat menjadi Rp. (92.405.491.563) pada
tahun 2019, Jumlah aset tetap mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 186.850.972.282 meningkat menjadi Rp. 191.964.097.578 pada
tahun 2019. Aset lainnya mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 805.641.105 menurun menjadi Rp. 794.726.784 pada tahun 2019, jumlah
aset mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
222.982.328.232 meningkat menjadi Rp. 224.317.655.966 pada tahun 2019.
Kewajiban dan ekuitas, kewajiban lancer terdapat utang usaha
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 13.189.566.903
menurun menjadi Rp. 11.488.765.947 pada tahun 2019, utang pihak ketiga-bank
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 11.783.455.900 turun
menjadi Rp. 11.723.045.200 pada tahun 2019, utang pajak mengalami
64
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.542.439.537 meningkat
menjadi Rp. 1.782.663.354 pada tahun 2019, biaya yang harus dibayar
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 6.530.815.951 turun
menjadi Rp.6.418.965.148 pada tahun 2019, pendapatan diterima di muka
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat
menjadi Rp. 2.305.781 pada tahun 2019, utang lain-lain mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 105.515.041 menurut tidak memiliki angka
nominal pada tahun 2019, jumlah kewajiban lancar mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. 33.151.793.305 turun menjadi Rp. 31.415.745.429
pada tahun 2019.
Ekuitas, terdapat awal yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
42.321.655.769 tetap sama pada tahun 2019 sebesar Rp. 42.321.655.769,
surplus & defisit tahun lalu mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 141.419.470.308 turun menjadi Rp. 140.376.249.214 pada tahun 2019,
surplus & defisit tahun berjalan mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 6.089.408.850 meningkat menjadi Rp.10.204.005.553 pada tahun
2019. Jumlah ekuitas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 189.830.534.927 meningkat menjadi Rp. 192.901.910.536 pada tahun 2019,
jumlah kewajiaban & ekuitas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 222.982.328.323 meningkat menjadi Rp. 224.317.655.966 pada
tahun 2019.
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa RSUD H. Andi Sulthan
Daeng Radja Bulukumba sudah menyusun laporan keuangan sesuai dengan
Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35, tetapi ada yang
membedakan, pada laporan posisi keuangan Rumah sakit tampak di bagian
perhitungan ekuitas sedangkan format laporan posisi keuangan ISAK 35 tidak
65
ada hanya terdapat perhitungan aktiva bersih baik yang tidak terikat, dan terikat
temporer. Untuk mendapatkan jumlah kewajiban dan aktiva bersih yaitu jumlah
kewajiban di tambahkan jumlah aktiva bersih penjumlahan ini digunakan dalam
ISAK 35. Untuk mendapatkan jumlah kewajiban dan ekuitas yaitu jumlah
kewajiban ditambah jumlah ekuitas penyajian pada laporan keuangan rumah
sakit.
2. Laporan aktivitas
Laporan aktivitas merupakan laporan keuangan yang informasinya
disajikan atas terjadinya perubahan jumlah saldo aset neto yang diakibatkan
adanya transaksi yang dilakukan sebagai bagian kegiatan operasional
organisasi.
Di dalam melakukan penyusunan laporan aktivitas terbagi menjadi dua
komponen, yaitu pendapatan dan beban. Dimana pendapatan dapat
diklasifikasikan berdasarkan dana yang melekat pada pendapatan tersebut,
sedangkan beban juga akan jadi pengurang dari dalam laporan aktivitas,
dikarenakan sifat beban adalah pengurangan dari setiap laporan.
Tujuan laporan aktivitas yaitu mempersiapkan penjelasan tentang:
a. Pengaruh transaksi serta perihal lain yang mengganti total beserta kualitas
aktiva bersih, hubungan jarak transaksi dan perihal yang beda
b. Bagaimana penerapan sumber kapasitas dalam implementasi program atau
jasa.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat dalam laporan keuangan BLUD Rumah
Sakit Umum Daerah Kab. Bulukumba tentang Laporan:
66
Daftar Tabel 2.3
Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba
Kab.Bulukumba
Laporan Operasional
Per 31 Desember 2019 dan 2018
URAIAN
catatan
2019
2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Pendapatan Jasa Layanan
Pendapatan Hibah
Pendapatan Usaha Lainnya
Pendapatan APBD
JUMLAH PENDAPATAN
BEBAN
Beban Belanja Pegawai
Beban Persediaan Barang Dan Jasa
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Langganan Daya Dan Jasa
Beban Perjalanan Dinas
Beban Penyusutan Aset
Beban Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Beban Penyisihan Piutang Dari
Kegiatan Operasional
Beban Bunga/Ujrah Pembiayaan
JUMLAH BEBAN
Surplus/(Defisit) Operasional
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non
Operasional
Jumlah Surplus/(Defisit) dari kegiatan
Non Operasional
Surprus/(Defisit) Tahun Berjalan
83.900.595.737
91.000.000
1.307.178.694
55.839.000.514
141.137.774.945
(57.948.597.735)
(35.312.001.536)
(1.302.610.358)
(2.680.468.576)
(2.059.169.373)
(2.020.463.957)
(28.319.308.592)
(151.539.667)
27.920.654
(1.002.335.405)
(130.7768.574.546)
10.369.200.400
(165.194.847)
(165.194.847)
10.204.005.553
82.354.577.338
-
565.274.523
46.626.040.634
129.545.892.495
(59.491.809.687)
(26.903.862.133)
(4.865.673.292)
(2.101.499.328)
(2.159.237.819)
(1.957.379.027)
(25.363.376.180)
(180.672.333)
(155.034.219)
(265.127.758)
(123.443.671.775)
6.102.220.720
(12.811.870)
(12.811.870)
6.089.408.850
Sumber Data: laporan keuangan rumah sakit umum (RSUD) H. Andi Sultan
Daeng Radja Bulukumba
67
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa, kegiatan operasional pada
pendapatan terdapat pendapatan jasa layanan mengalami peningkatan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. 82.354.577.388 meningkat menjadi Rp.
83.900.595.737 pada tahun 2019, pendapatan hibah mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp. 91.000.000
pada tahun 2019, pendapatan usaha lainnya mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp. 565.274.523 meningkat menjadi Rp. 1.307.178.694
pada tahun 2019, pendapatan APBD mengalami peningkatan yaitu pada tahun
2018 sebesar Rp.46.626.040.634 meningkat menjadi Rp. 55.839.000.514 pada
tahun 2019, jumlah pendapat mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 129.545.892.495 meningkat menjadi Rp. 141.173.774.945
pada tahun 2019.
Pada beban terdapat belanja pegawai mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp. (59.491.809.687) turun menjadi Rp. (57.948.597.735)
pada tahun 2019, belanja persediaan barang dan jasa mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (26.903.862.133) meningkat menjadi
Rp. (35.312.001.536) pada tahun 2019, beban jasa mengalami penurunan pada
tahun 2018 sebesar Rp. (4.865.673.292) turun menjadi Rp. (1.302.610.358)
pada tahun 2019, beban pemeliharaan mengalami peningkatan yaitu pada tahun
2018 sebesar Rp. (2.101.499.328) meningkat menjadi Rp (2.680.468.576) pada
tahun 2019, beban langganan daya dan jasa mengalami penurunan pada tahun
2018 sebesar Rp. (2.159.237.819) turun menjadi Rp. (2.059.169.737) pada tahun
2019, beban perjalanan dinas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. (1.957.379.027) meningkat menjadi Rp. (2.020.463.957) pada tahun
2019, beban penyusutan aset mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. (25.363.376.180) meningkat menjadi Rp. (28.319.308.592) pada
68
tahun 2019, beban amortisasi aset tidak berwujud mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. (180.672.333) turun menjadi Rp. (151.539.667)
pada tahun 2019, beban penyisihan piutang dari kegiatan operasional
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (155.034.219) turun
menjadi Rp. 27.920.654 pada tahun 2019, beban bunga/ujrah pembiayaan
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (265.127.758)
meningkat menjadi Rp. (1.002.335.406) pada tahun 2019, jumlah beban
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (123.446.671.775)
meningkat menjadi Rp. (130.768.574.546) pada tahun 2019, surplus defisit
operasional mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
6.102.220.720 meningkat menjadi Rp. 10.369.200.400 pada tahun 2019.
Kegiatan non operasional terdapat Surplus/(defisit) dari kegiatan non
operasional mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. (12.811.870) meningkat menjadi Rp. (165.194.847) pada tahun 2019, jumlah
Surplus/(defisit) dari kegiatan non operasional mengalami peningkatan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. (12.811.870) meningkat menjadi Rp.
(165.194.847) pada tahun 2019, Surplus/(defisit) tahun berjalan mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 6.089.408.850 mengalami
peningkatan Rp. 10.204.005.553 pada tahun 2019.
Terlihat dari pemaparan laporan keuangan operasional di atas RSUD H.
Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba saat penyusunan laporan operasionalnya
telah memacu atas Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35
69
3. Laporan Arus Kas
Objek penting laporan arus kas melakukan penyajian keterangan yang
berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran kas dalam satu periode.
Adapun penjelasan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas sebagai
berikut.
a) Penerima kas dari donatur dimana penggunaanya terbatas untuk
jangka yang lama.
b) Penerima kas dari sumbangsih dengan pendapatan pendanaan yang
penggunaannya dibatasi untuk memperoleh, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap atau untuk peningkatan dana abadi.
c) Bunga dan deviden yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang
Bisa di lihat di dalam laporan keuangan badan layanan umum daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Bulukumba tentang Laporan Operasional
periode 31 desember 2019 dan 2018 yang menjelaskan mengenai semua jumlah
penerimaan selama satu periode termasuk penerimaan BPJS yang masuk dalam
penerimaan jasa layanan sebagai berikut
70
Daftar Tabel 2.4
Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba
Kab.Bulukumba
Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 2019 dan 2018
URAIAN
CATATAN
2019
2018
Arus Kas Dari Aktivitas
Operasional
Arus Kas Masuk
Pendapatan Dari Jasa Layanan
Pendapatan Lain Yang Sah
Pendapatan Alokasi APBD
Jumlah Arus Kas Masuk
Arus Keluar Kas
Pembayaran Pegawai
Pembayaran Barang Dan Jasa
Pembayaran Beban Bunga
(Ujrah)
Jumlah Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas
Operasi
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi:
Arus Masuk Kas
Pendapatan Alokasi APBD
Penjualan Atas Aset Tetap
Jumlah Arus Masuk Kas
Arus Keluar Kas
Perolehan Tanah
Perolehan Bangunan
Pengadaan Alat-Alat Bengkel
Pengadaan Alat-Alat Studio Dan
Alat Komunikasi
Pengadaan Alat-Alat Kesehatan
Pengadaan Alat-Alat Kantor
Dan Rumah Tangga Rumah
Sakit
Pengadaan Alat-Alat
Kedokteran
88.929.897.542
1.795.360.138
19.940.113.808
110.665.371.488
58.672.693.252
46.842.081.191
825.583.567
106.340.295.010
4.325.076.478
35.898.886.706
63.120.000
35.962.006.706
19.900.000
2.119.963.000
10.312.500
-
163.444.413
953.391.695
177.323.686
515.985.000
64.654.970.730
565.274.573
18.796.044.806
84.016.290.058
53.308.898.843
37.721.429.766
265.172.758
91.295.456.367
(7.279.166.308)
27.829.995.828
-
27.829.995.828
-
2.469.085.000
30.000.000
119.767.600
276.099.575
825.948.000
1.335.907.384
340.075.000
71
Perolehan Pengadaan
Komputer, Notebook & Printer
Software Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIMRS)
Pengadaan Yang Didanai APBD
Jumlah Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas
Investasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Arus Masuk Kas
Penerimaan Pinjaman
Jumlah Arus Masuk Kas
Jumlah Keluar Kas
Pembayaran Pokok Pinjaman
Pembayaran Beban Administrasi
Bank
Jumlah Arus Keluar Kas
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas
Pendanaan
Jumlah Dipindahkan
Kenaikan/Penurunan Kas
Saldo Awal Kas
Saldo Akhir Kas
179.800.000
35.898.886.706
40.039.007.000
(4.077.000.294)
78.075.501.000
78.075.501.000
78.139.114.800
-
78.139.114.800
(63.613.800)
184.462.384
184.462.384
234.253.267
418.715.651
241.945.000
27.829.995.828
33.468.823.387
(5.638.827.559)
11.783.445.900
11.783.445.900
-
600.000
600.000
11.782.855.900
(1.135.137.967)
(1.135.137.967)
1.369.391.234
234.253.267
Sumber data: Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja
Bulukumba
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa, arus kas dari aktivitas
operasional, berupa arus kas masuk yang terdapat pendapatan dari jasa layanan
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 64.654.970.730
meningkat menjadi Rp. 88.929.897.542 pada tahun 2019, pendapatan lain yang
sah mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 565.274.523
meningkat menjadi Rp. 1.795.360.542 pada tahun 2019, pendapatan alokasi
APBD mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 18.016.290.058 meningkat menjadi Rp. 19.940.113.808 pada tahun 2019,
jumlah arus kas masuk mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 84.016.290.058 meningkat menjadi Rp. 110.665.371.488 pada tahun 2019.
Arus kas keluar terdapat, pembayaran pegawai mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 53.308.898.843 meningkat menjadi
Rp. 58.672.693.252 pada tahun 2019, pembayaran barang dan jasa mengalami
72
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 37.721.429.766 meningkat
menjadi Rp.46.842.0780.191 pada tahun 2019, pembayaran beban bunga (ujrah)
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 265.127.758
meningkat menjadi Rp.825.583.567 pada tahun 2019, jumlah arus keluar kas
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 91.295.456.367
meningkat menjadi Rp. 106.340.295.010 pada tahun 2019, arus kas bersih dari
kegiatan non operasional mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp.(7.279.166.308) turun menjadi Rp.4.325.076.478 pada tahun 2019.
Arus kas bersih dari investasi berupa arus kas masuk, terdapat pendapatan
alokasi APBD mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 27.829.995.828 meningkat menjadi Rp. 35.898.706 pada tahun 2019,
penjualan atas aset tetap mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak
memiliki nominal meningkat menjadi Rp. 63.120.000 pada tahun 2019, jumlah
arus masuk kas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp.27.826.995.828 meningkat menjadi Rp. 35.962.006.706 pada tahun 2019.
Arus keluar kas berupa perolehan tanah mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp. 19.900.000 pada
tahun 2019, perolehan bangunan mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 2.469.085.000 turun menjadi Rp. 2.119.963.000 pada tahun 2019,
pengadaan alat alat bengkelmengalami penurunan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp.30.000.000 turun menjadi Rp.10.312.500 pada tahun 2019,
pengadaan alat-alat studio dan alat komunikasi mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2019 sebesar Rp. 119.767.600 tidak memiliki nominal pada tahun 2019,
pengadaan alat alat kesehatan mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 276.099.575 turun menjadi Rp. 163.444.413 pada tahun 2019,
pengadaan alat alat kantor rumah tangga rumah sakit mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 825.948.000 meningkat menjadi Rp.
953.391.695 pada tahun 2019, pengadaan alat-alat kedokteran mengalami
penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.335.907.384 turun menjadi Rp.
177.323.686 pada tahun 2019, perolehan pengadaan komputer, notebook &
printer mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 340.075.000
meningkat menjadi Rp. 515.985.000 pada tahun 2019, software sistem informasi
rumah sakit (SIMRS) mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
241.945.000 turun menjadi Rp. 179.800.000 pada tahun 2019, pengadaan yang
73
didanai APBD mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
27.829.995.828 meningkat menjadi Rp. 35.898.886.706 pada tahun 2019,
jumlah arus keluar kas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 33.468.823.387 meningkat menjadi Rp. 40.039.007.000 pada tahun 2019.
Arus kas bersih dari aktivitas investasi mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp (5.638.827.559) turun menjadi Rp. (4.077.000.294) pada
tahun 2019, arus kas dari aktivitas pendanaan berupa arus masuk kas, terdapat
peneriman pinjaman mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 11.789.445.900 meningkat menjadi Rp.78.075.501.000 pada tahun 2019,
jumlah arus masuk kas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp. 11.789.445.900 meningkat menjadi Rp.78.075.501.000 pada tahun 2019.
Arus keluar kas berupa, pembayaran pokok pinjaman mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi
Rp. 78.139.114.800 pada tahun 2019, pembayaran beban administrasi bank
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 600.000 tidak memiliki
nominal pada tahun 2019, jumlah arus keluar kas mengalami peningkatan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. 600.000 meningkat menjadi Rp. 78.139.114.800
pada tahun 2019. Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan mengalami
penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 11.782.855.900 turun menjadi
Rp. (63.613.800)pada tahun 2019, jumlah dipindahkan mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (1.135.137.967) turun menjadi
Rp. 184.462.348 pada tahun 2019, jumlah pindahan mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. (1.135.137.967) turun menjadi Rp. 184.462.348
pada tahun 2019, kenaikan atau penurunan kas mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. (1.135.137.967) turun menjadi Rp. 184.462.348
pada tahun 2019, saldo awal kas mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp. 1.369.391.234 turun menjadi Rp. 234.253.267 pada tahun 2019,
saldo akhir kas mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
234.253.267 meningkat menjadi Rp. 418.715.651 pada tahun 2019.
Dapat dilihat bahwa pembuatan laporan arus kas Interprestasi
Standar Akuntansi Keuangan 35 dengan pembuatan laporan arus kas, rumah
sakit umum (RSUD) H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba tidak ada yang
74
membedakan dan penyusunan laporan arus kas rumah sakit telah mengacu
pada ISAK 35
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas merupakan kewenangan residual badan layanan umum daerah
yang berdasarkan aktiva setelah dilakukan pengurangan atas semua beban yang
dimiliki terdiri dari:
a. Ekuitas awal yaitu kewenangan residual awal badan layanan umum
adalah selisih aktiva dan beban pada saat badan layanan umum pertama
kali ditetapkan
b. Surplus (defisit) tahun sebelumnya adalah pengumpulan surplus dan
defisit atas periode atau tahap sebelumnya
c. Surplus (defisit) tahun berjalan adalah tahun berproses bermula dari
semua penghasilan atau pendapatan sesudah dikurangi semua anggaran
pada tahun berlangsung.
Hal ini dapat dilihat di dalam laporan keuangan Rumah Sakit Umum
(RSU) H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba tentang laporan perubahan
ekuitas periode 31 desember 2019 dan 2018 yaitu:
75
Daftar Tabel 2.5
Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba
Kab.Bulukumba
Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 2019 dan 2018
Sumber Data: Rumah Sakit Umum (RSUD) H. Andi Sultan Daeng Radja
Bulukumba
Uraian
Catatan
2019
2018
Ekuitas
Ekuitas Awal Tahun
Surplus (Defisit) Tahun Sebelumya
Koreksi:
Penyesuaian Saldo Awal
Koreksi Piutang 2018 (Dispute
BPJS)
Koreksi Penyisihan Piutang
(dispute BPJS)
Koreksi Nilai Perolehan Gedung
Koreksi Nilai Perolehan
Peralatan Dan Mesin
Koreksi Akumulasi Penyusutan
Peralatan Dan Mesin
Koreksi Akumulasi Penyusutan
Gedung
Koreksi Akumulasi Penyusutan
Aset Kondisi Rusak Berat
Koreksi Akumulasi Amortisasi
Koreksi BHMD 2018 – Jasa
Medik Dan Non Medik
Koreksi Kekurangan Belanja
Jasa Non PNS Tahun 2018
Pengembalian Kelebihan Ujroh
Pinjaman 2018
Beban Jasa Konsultan 2018
Koreksi Aset Non Belanja Modal
Yang Dikapitalisasi
Surplus (Defisit) Tahun Sebelumnya
Setelah Koreksi
Surplus (Defisit) Tahun Berjalan
Jumlah Ekuitas
42.321.655.769
147.508.879.158
236.041.503
(59.254.300)
296.272
(5.123.891.508)
(1.583.405.726)
57.943.145
49.648.211
-
75.428.583
(163.297.075)
(760.487.478)
176.751.839
(38.403.409)
-
140.376.249.214
10.204.005.553
149.901.910.536
42.321.655.769
140.155.978.644
(1.545.202.467)
-
(155.034.219)
5.123.891.508
1.583.405.725
-
-
(3.183.351.933)
(109.607.666)
-
(141.000.000)
-
-
(309.610.283)
141.419.470.308
6.089.408.850
189.830.534.927
76
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada ekuitas
terdapat, ekuitas awal tahun yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 42.321.655.469
pada tahun 2019 tetap sama sebesar Rp. 42.321.655.469, surplus (defisit) tahun
sebelumnya mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
140.155.978.644 meningkat menjadi Rp. 147.508.879.158 pada tahun 2019.
Koreksi terdapat, penyesuaian saldo awal mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp (1.545.202.467) turun menjadi Rp. 236.041.053
pada tahun 2019, koreksi piutang 2018 (dispute BPJS) mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp.
(59.254.300) pada tahun 2019, koreksi penyisihan piutang (disput BPJS)
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (155.034.219)
meningkat menjadi Rp. 296.272 pada tahun 2019, koreksi nilai perolehan gedung
yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 5.123.891.508 pada tahun 2019 tetap sama
sebesar Rp. (5.123.891.508), koreksi nilai perolehan peralatan dan mesin yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp. 1.583.405.725 pada tahun 2019 tetap sama
sebesar Rp. (1.583.405.725), koreksi akumulasi penyusutan peralatan dan mesin
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat
menjadi Rp. 57.943.145 pada tahun 2019, koreksi akumulasi penyusutan gedung
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat
menjadi Rp. 49.648.211 pada tahun 2019, koreksi akumulasi penyusutan aset
kondisi rusak berat mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
(3.183.351.933) pada tahun 2019, koreksi akumulasi amortisasi mengalami
penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. (109.607.666) turun menjadi Rp.
75.428.583 pada tahun 2019, koreksi BHMD 2018-jasa medik dan non medik
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat
menjadi Rp. (163.297.075) pada tahun 2019, koreksi kekurangan belanja jasa
non PNS tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.
(141.000.000) meningkat menjadi Rp. (760.487.478) pada tahun 2019,
pengembalian kelebihan ujrah pinjaman 2018 mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp. 176.751.839 pada
tahun 2019, beban jasa konsultan 2018 mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 tidak memiliki nominal meningkat menjadi Rp. (38.403.409) pada
tahun 2019, koreksi aset non belanja modal yang dikapitalisasi mengalami
penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp (309.610.283) tidak memiliki
nominal pada tahun 2019.
Surplus (defisit) sebelumnya setelah koreksi mengalami penurunan yaitu
pada tahun 2018 sebesar Rp 141.419.470.308 turun menjadi Rp.
140.376.249.214 pada tahun 2019, surplus defisit tahun berjalan mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 6.089.408.850 meningkat
menjadi Rp. 10.204.005.553 pada tahun 2019, jumlah ekuitas mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.189.830.534.927 meningkat
menjadi Rp.192.904.910.536 pada tahun 2019.
77
RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba dalam pembuatan
laporan perubahan ekuitas sesuai dengan SAK dan standar laporan BLUD.
Tetapi ISAK 35 tidak menyusun atau menentukan format dalam melakukan
penyusunan laporan perubahan ekuitas. Boleh dikatakan pada saat membuat
laporan keuangan perubahan ekuitas pada rumah sakit dapat dijadikan sebagai
pelengkap, dan tidak diatur dalam Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) 35
5. Catatan atas laporan keuangan
Mutmainnah, Yulinartati dan Sita Nastiti 2019 mengatakan bahwa catatan
atas laporan keuangan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari laporan
diatas yang tujuannya untuk menyampaikan informasi yang terdapat pada
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan juga dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi tentang kebijakan akuntansi.
78
● Contoh Transaksi Dalam Setahun
Transaksi Penerimaan Kas Dan Bank
Unit – Kode Uraian volume pelayanan debet kredit
Bulan : Desember
Tanggal 2 desember 2019
0101 11.02.01 Bank Syariah Mandiri Norek 2014010117 999,00 6.411.821.300.00
0201 81.02.05 Pendapatan 999,00 290.771.219,36
0303 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 15.293.188,27
0306 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 28.756.408,42
0304 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 7.921.687,90
0307 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 15.442.112,80
0405 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 87.902.701,62
0309 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 27.062.823,67
0317 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 120.658,40
0302 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 11.877.996,62
0314 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 87.849.409,36
0305 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 48.978.502,80
0312 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 41.233.109,05
0311 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 43.431.591,55
0308 81.02.07 Pendapatan Instalasi Rawat Jalan BPJS 999,00 37.043.710,25
0503 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 244.564.979,95
0516 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 77.857.280,51
0502 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 234.584.684,28
0514 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 179.324.418,79
0506 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 80.527.294,23
0511 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 220.793.884,88
0510 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 48.329.033,14
0507 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 61.882.597,11
0501 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 284.433.929,70
0505 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 153.394.304,98
0508 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 358.200.214,84
0504 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 999,00 231.345.493,81
0509 81.04.06 Pendapatan Kamar Operasi BPJS 999,00 570.810.159,71
0401 81.05.06 Pendapatan Fisioterapi BPJS 999,00 70.000.000,00
0402 81.06.06 Pendapatan Laboratorium BPJS 999,00 405.000.000,00
0403 81.07.06 Pendapatan Radiologi BPJS 999,00 230.500.000,00
0404 81.08.06 Pendapatan Instalasi Transfusi darah BPJS 999,00 50.760.600,00
0703 81.09.06 Pend. Penjualan Obat & BHP Farmasi BPJS 999,00 2.013.582.000,00
0405 88.01.09 Pendapatan Gizi 999,00 152.240.000,00
(Penerimaan Piutang BPJS Juli Pada Bulan Desember 2019 sesuai bukti/referensi nomor: 0019.3.12.19)
79
Tanggal : 4 Desember 2019
0101 11.02.01 Bank Syariah Mandiri No Rek 20144010117 1,00 19.220.220,00
0505 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 1,00 505.692,80
0503 81.83.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 1,00 9.949.185,33
0511 01.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 1,00 1.695.642,67
0507 81.03.06 Pendapatan Instalasi Rawat Inap BPJS 1,00 758.539,20
0509 81.04.06 Pendapatan Kamar Operasi BPJS 1,00 6.321.160,00
(Penerimaan Piutang BPJS pending Juni Pada Bulan Desember 2019 sesuai bukti/referensi nomor: 0070.3.12.19)
Tanggal : 6 Desember 2019
0101 11.02.01 Bank Syariah Mandiri No Rek 20144010117 66,00 56.273.531,00
0703 81.09.06 Pend. Penjualan Obat & BHP Farmasi BPJS 66,00 56.273.531,00
(Penerimaan Piutang BPJS Obat Kronis Pada Bulan Desember 2019 sesuai bukti/referensi nomor: 0073.3.12.19)
Tanggal : 30 Desember 2019
0101 11.02.01 Bank Syariah Mandiri No Rek 20144010117 1,00 3.472.194,00
0101 88.01.01 Pendapatan Lainnya 1,00 3.472.194,00
(Penerimaan Satuan Klaim Jasaraharja dari BPJS Bulan Desember 2019 sesuai bukti/referensi nomor: 0072.3.12.19)
Jumlah Bulan Desember 2019 6.490.787.35,00 6.490.787.35,00
● Bukti Dari Contoh Transaksi
Rincian Pembayaran Rsud H Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 RJTL Juni 2019 1.121.312.700 02 Desember 2019
2 Kompensasi Audit Klaim (559.1000) 02 Desember 2019
3 RJLT Juni 2019 5.303.121.500 02 Desember 2019
4 Kompensasi Audit Klaim (12.053.800) 02 Desember 2019
TOTAL 6.411.821.300
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 RITL Pending Juni 2019 6.577.900 04 desember 2019
2 Jasa Raharja Juni 2019 12.642.320 04 Desember 2019
TOTAL 19.220.220
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 Ganti Rugi Keterlambatan
Pembayaran Klaim
November 2019 279. 039.230 05 Desember 2019
TOTAL 279. 039.230
80
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 Obat Kronis September 2019 31.822.774 06 September 2019
2 Komperensasi audit klaim (283.243) 06 September 2019
3 Ambulans September 2019 24.384.000 06 September 2019
4 Alkes korset tulang September 2019 350.000 06 September 2019
TOTAL 56.273.531
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 RJTL Augustus 2019 918.902.100 27 September 2019
2 Komperensasi audit klaim (39.572.700) 27 September 2019
3 RJTL Augustus 2019 4.900.858.500 27 September 2019
4 Komperensasi audit klaim - 27 September 2019
TOTAL 5.780.187.900
No Jenis Pelayanan Bulan Pelayanan Nilai Dibayarkan (Rp) Tanggal Bayar
1 Pengembalian santunan jasa
raharja
3.472.294 30 DESEMBER 2019
TOTAL
81
C. Pembahasan
Menurut Cordiana & Bertha (2019) mengatakan bahwa, akuntansi dapat
diartikan dengan dua rumus sudut pandang yaitu diartikan dari sudut pengguna
jasa akuntansi, dan dari sudut prosedur aktivitasnya. Dari sudut pemakai dapat
diartikan sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan dengan efisien dan juga
sebagai pengevaluasi pelaksanaan kegiatan dalam sebuah lembaga. Dari hasil
informasi akuntansi diperlukan dengan membuat rencana yang efektif,
manajemen melakukan pengawasan serta pengambilan keputusan dan
mempertanggungjawabkan lembaga kepada pihak investor, penyumbang,
pemerintah, dan lain-lain. Selanjutnya diartikan dari sudut proses kegiatan, yaitu
akuntansi adalah seni dalam melakukan pencatatan, pengelolaan, peringkasan,
pelaporan, dan menganalisis data keuangan dalam lembaga. Dari pengertian ini
menjelaskan akuntansi suatu tugas yang komplik dan menyangkut berbagai
macam kegiatan. Akuntansi juga dapat diartikan sebagai pelaporan transaksi
keuangan entitas sebagai suatu kesatuan dari unitnya serta menafsirkan hasil
dari aktivitas yang dilakukan.
Mohammad (2020) mengatakan bahwa, laporan keuangan merupakan
sebuah alat yang kegunaannya dapat digunakan untuk memberikan informasi
yang berupa laporan keuangan dalam perusahaan atau organisasi kepada pihak
yang membutuhkan, baik untuk pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan yang sajiannya berupa mata uang. Dalam informasi yang dihasilkan
ialah yang dibuat dari berbagai sumber data yang diolah dengan menggunakan
ilmu akuntansi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan informasi kualitatif
yang dapat digunakan secara umum.
Sehingga hasil dari informasi yang digunakan dapat memenuhi
kepentingan internal yang digunakan untuk melakukan pertimbangan apabila
manajer mengambil keputusan dan untuk mengetahui kondisi keuangan dalam
perusahaan. Pihak eksternal juga dapat menggunakan informasi keuangan
perusahaan untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan kas masuk untuk
kepentingan para investor. Saat ini dalam lingkungan rumah sakit, dalam
realisasi keuangan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan,
pengaruh bagi manajer atas seluruh jenjang untuk mengerti atau memahami
82
konsep dasar keuangan rumah sakit sehingga konsep ini dapat digunakan agar
keuangan dalam lembaga berjalan dengan baik.
Fini haryono, (2019) istilah yang digunakan dalam laporan keuangan
PSAK 45 yaitu laporan posisi keuangan melakukan penyajian yang jumlah dari
masing – masing satuan aktiva bersih berdasar ada atau tidak ada hambatan
bagi donatur yaitu terkait selaku permanen, terkait selaku temporer, dan tidak
terkait.
Penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan:
a. pembatasan permanen merupakan sebuah pembatasan dalam
penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar
sumber daya tersebut dapat dipertahankan secara permanen, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan semuanya atau sebagian
penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber
daya tersebut.
b. Pembatasan temporer merupakan pembatasan yang penggunaan
sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan, agar sumber daya
tersebut dipertahankan sampai periode tertentu atau sampai dengan
terpenuhinya keadaan tertentu,
c. Sumbangan terikat merupakan sumber daya yang penggunaannya
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut
dapat bersifat permanen atau temporer,
d. Sumbangan tidak terikat merupakan sumber daya yang penggunaannya
tidak dibatasi untuk tujuan tertentu.
Asas – asas pembuatan laporan keuangan penyusunan laporan keuangan
b. Entitas yang dimaksud dalam laporan keuangan adalah BLUD Rumah sakit
umum
c. Laporan keuangan yang disajikan dalam rupiah penuh, disusun atas akrual
dengan konsep biaya historis
d. Laporan arus kas disusun atas dasar kas dengan menggunakan metode
langsung
83
e. Periode akuntansi rumah sakit adalah mulai dari 1 januari sampai 31
desember tahun anggaran.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya bahwa hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam mekanisme pencatatan dana badan penyelenggara jaminan sosial
dilakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku di BLUD H. Andi
Sulthan Daeng Radja Bulukumba terdapat dua prosedur pencatatan yaitu:
yang pertama Klaim dalam melakukan setiap tindakan pelayanan kesehatan
yang berupa pelayanan dokter kepada pasien, klaim berikutnya yang dikirim
ke BPJS untuk mendapatkan nilai perolehan pihak rumah sakit harus
melakukan verifikasi. Karena klaim dilakukan setiap bulan dan dilakukan
pengiriman setiap bulan, dan selanjutnya pihak BPJS melakukan verifikasi
ulang misalnya pasien B obat yang digunakan dua ratus ribu rupiah,
pelayanan dokter berapa, dan akses berapa, selanjutnya pihak BPJS
melakukan pencairan atas nilai nominal tersebut. Yang kedua, pengakuan
jasa layanan BPJS maksudnya setelah hasil verifikasi itu ada dan nilainya
telah ditentukan maka hal tersebut dianggap sebagai pendapatan pelayanan
rumah sakit. Selanjutnya dalam laporan keuangan rumah sakit dana badan
penyelenggara jaminan sosial diterima pada saat pelaporan ekuitas. Adapun
cara menjurnal dana badan penyelenggara jaminan sosial yaitu ketika belum
melakukan penaksiran atau sesudah melakukan dan verifikasi lalu dalam
pencatatan laporan keuangan dicatat sebagai piutang.
2. Penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit (RSUD) H. Andi Sultan Daeng
Radja Bulukumba mengacu pada ISAK 35 lalu di lakukan penjabaran pada
84
85
kementerian kesehatan dan diturunkan ke dalam Peraturan Bupati
Bulukumba, dan pembuatan laporan keuangan rumah sakit sesuai dengan
ISAK 35, hanya saja dalam pelaporan keuangan rumah sakit menambahkan
laporan perubahan ekuitas disajikan berdasarkan standar.
B. Saran
Penelitian ini hanya berfokus pada satu laporan keuangan rumah sakit
yaitu laporan keuangan rumah sakit umum H.Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba, dengan mengadakan wawancara atau Tanya jawab kepada
pihak yang mempunyai keahlian di dalamnya, dalam pemaparan materi pada
penelitian Cuma bisa menyampaikan secara umum karena pengetahuan
penulis tentang laporan keuangan organisasi nirlaba belum terlalu memadai.
Diharapkan kepada peneliti berikutnya bisa melibatkan beberapa
lembaga nirlaba dalam penelitiannya. Dan dapat membekali dirinya untuk
lebih memahami tentang laporan keuangan organisasi nirlaba agar
pengetahuan tentang laporan keuangan organisasi nirlaba lebih mendalam.
86
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. H., & Syamsah, T. (2016). Efektivitas Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan Dalam Perlindungan Hukum Tenaga Kerja di
Kabupaten Bogor. Jurnal LIving Law, Vol. 8, No. 1, 35-51.
Amir, H. M., Aruan, N., & Rifki, M. S. (2018). Layanan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Milik Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Vol. 2, No. 1, 1-13.
Atufah, I. D., Yuliarti, N. C., & Puspitasari, D. (2018). Penerapan PSAK No 45
Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Yayasan Pendidikan
Pondok Pesantren Al-Khairiyah. Vol. 2, No. 3, 15-123.
Beloan, K. S. (2019). Laporan Keuangan Organisasi Gereja Analisis Penerapan
Psak No 45. Mirai Management, 4 No.2 2019, 354-364.
Dahlia, & Karmila, L. (2019). Analisis Implementasi Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba (Studi Kasus pada Partai Politik Nasional Demokrat Kabupaten
Mamuju). Journal of Economic, Public, and Accounting (JEPA) Vol.2, No.
1, 1-12.
Defia N, & Pudji, L. (2018). Pengembangan Model Sistem Informasi Akuntansi
Rumah Sakit Sebagai Informasi Pendapatan Atas Pelayanan Pasien
Peserta Bpjs Di Rsu Universitas Muhammadiyah Malang.
Effendy, A. V., Citra, N., & Nuha, G. A. (2019). Penerapan PSAK No. 45 Tentang
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada Lksa Panti Asuhan Nurul
Husna Patrang. International Journal of Social and Business. Vol 3, No 3.
Haryono, F. (2019). Evaluasi Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba pada Jemaat GMIM SION Sentrum Manado.
Jurnal EMBA Vol. 7, No. 1, 981-990.
Jumaiyah, W. (2019). Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No
45 Pada Panti Asuhan Al-Huda Ridlwaniyah. Akuntansi & Ekonomi Fe.
Un Kendari, 4 No. 2, 47-57.
Kordiana S, & Bertha, B. (2019). Laporan Keuangan Organisasi Gereja Analisis
Penerapan Psak No. 45. Jurnal Mirai Management, Volume 4 No.2.
Makisurat, J. G., Sarwo, Y., & Wibowo, D. B. (2018). Pelaksanaan Pelayanan
Gawat Darurat bagi Peserta BPJS Kesehatan Bagi Rumah Sakit Umum
Daerah Ratu Aji Putri Botung Ditinjau Dari Keputusan Menteri Kesehatan
87
Nomor 856/Menkes/Sk/IX/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit. Jurnal Hukum Kesehatan, Vol. 4, No. 1, 112-131.
Mariyam, S. (2018). Sistem jaminan Sosial Nasional Melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (Perspektif Hukum
Asuransi). Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, Vol. 7, No. 2, 36-42.
Mohammad Rizka Cholid Fauzi, N. D. (2020). Penyusunan Laporan Keuangan
Masjid Berdasarkan Psak 45. Jurnal Akuntansi, Volume 11 , No. 2, 114-
122.
Nazila, S. R., & Fahlevi, H. (2019). Analisis Penerapan Pelaporan Keuangan
Entitas Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 pada Masjid di Kota Banda.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol. 4, No. 2,
374-382.
Putra, Y. M. (2018). Pemerataan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Pada
Umkm Di Kota Tangerang Selatan. Vol. 11 No.2.
Pontoh, C. R. (2019). Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Berdasarkan PSAK No. 45 pada Gereja Bzl. Jurnal Emba, 129-139.
Ramayani, R. F. (2019). Pertanggungjawaban Peraturan Standar Akuntansi
Keuangan No. 45 Terhadap Laporan Keuangan Program Kerja Badan
Musyawarah Keluarga Minang Kabau. Vol. 3, No. 1, 27-34.
Rifandi, M., & Shofiani, P. (2016). Pengaruh Sistem Pembayaran Asuransi
Kesehatan BPJS Terhadap Akuntansi Pendapatan bagi Yayasan
Pendidikan (Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan Bhakti Pos
Indonesia). Competitive, Vol. 11, No. 2, 1-23.
Sukardi, D. (2016). Pengelolaan Dana Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan Dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Kajian Hukum
Islam 96, Vol. 1, No. 1, 96-104.
Sukma Deviana, R. P. (2020). Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi
Nonlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Masjid Baitul Haadi. Akuntansi
Dan Manajemen, 15,No.2, 113-132.
Suryani, A. I., & Suharyanto, A. (2016). Implementasi Program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam Meningkatkan Pelayanan
Administrasi Kesehatan di Rumah Sakit Umum Sibuhuan Kabupaten
Padang Lawas. Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Vol. 4, No. 1, 86-99.
Widyanti, T., Pramusinto, A., & Lazuardi, L. (2017). Peran Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Implementasinya Terhadap
88
Ketahuan Masyarakat (Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna,
Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu). jurnal Ketahanan
Sosial, Vol. 23, No. 2, 199-216.
Wonok, F. J. (2016). Penerapan PSAK No 45 Tentang Pelaporan Keuangan
Entitas Nirlaba pada Jemaat GMIM IMANUEL LEILEM jurnal EMBA, Vol.
4, No. 1, 202-213.
89
L
A
M
P
I
R
A
N
90
91
Foto dengan pak A. fajar sidik SE sebagai staf akuntan
Rumah Sakit Umum H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
Foto dengan ibu syamsiah paro sebagai kasubag dan verifikasi
Rumah Sakit Umum H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba
92
Lampiran Neraca
93
94
Lampiran Laporan Operasional
95
Lampiran Laporan Arus Kas
96
Lampiran Perubahan Ekuitas
97
Lampiran bukti dari transaksi penerimaan kas dan bank
98
99
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nurlinda, Lahir di Balang Pesoang, kecamatan
bulukumpa, kabupaten bulukumba, Sulawesi selatan
pada tanggal 8 januari 1998. Anak tunggal dari
pasangan Ne’nong dan Suarni. Penulis mulai pendidikan
MIN Balang Pesoang dan tamat pada tahun 2010.
Tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 4 Bulukumba dan tamat pada tahun 2013. Pada
tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Bulukumba
dan tamat pada tahun 2016. Tahun 2016, Penulis terdaftar sebagai
Mahasiswa Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar
dan akan menyelesaikan masa perkuliahannya di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan judul Skripsi: “Mekanisme
Pencatatan Dana Bpjs Dalam Laporan Keuangan Rumah Sakit
Tinjauan Isak 35 (Studi Pada Rumah Sakit H. Andi Sulthan Daeng
Radja Bulukumba)