MEKANISME KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA...

27
MEKANISME KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH Prof. Dr.rer.pol.ir..H.DIDIK NOTOSUDJONO MSC ASDEP KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN SATANDARISASI IPTEK KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP DRN-DRD JAKARTA 4 DESEMBER 2013

Transcript of MEKANISME KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA...

MEKANISME KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SISTEM

INOVASI DAERAH

Prof. Dr.rer.pol.ir..H.DIDIK NOTOSUDJONO MSC ASDEP KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN SATANDARISASI IPTEK KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP DRN-DRD JAKARTA 4 DESEMBER 2013

LATAR BELAKANG MENGAPA KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH PENTING

A. DAYA SAING BANGSA RENDAH : � Ekonomi masih berbasis Sumber Daya Alam (SDA),

eksport SDA, akan menggerus kekayaan alam, ekonomi tidak berkelanjutan, merusak lingkungan hidup, nilai tambah rendah, potensi tenaga kerja/jam kerja tidak dimanfaatkan.

�  Impor barang/jasa dengan nilai tambah luar negeri, berarti Memberikan jam kerja kepada bangsa lain, dan kita kehilangan jam kerja.

�  Indonesia dibanjiri barang/jasa produk asing, yang berbasis SDA domestik namun dengan nilai tambah asing jam kerja domestik tidak bertambah; kita menjadi bangsa kuli hanya memetik dari alam; tidak pernah ada pemerataan dan kesejahteraan karena kehilangan jam kerja.

LANJUTAN: �  Dua puluh dua (22) komoditas utama MP3EI yang berbasis

SDA perlu ditunjang oleh pilar SDM dan Iptek agar pertumbuhan/manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat berkelanjutan dengan nilai tambah tinggi dan tidak tergantung teknologi impor. Perlu penguasaan teknologi kunci dari 22 komoditas utama tersebut, serta pengembangan teknologi produk, agar diperoleh diferensiasi produk yang inovatif secara kontinyu.

B. Kemandirian Bangsa: �  Produk Teknologi 58% adalah berasal import dari luar

negeri, Bila nilai tambah dalam negeri tidak dikembangkan, maka kita akan terus bergantung pada produk/ barang-jasa luar negeri bernilai tambah, apalagi untuk bidang-bidang yang strategis seperti hankam, energi, pangan, air. Secara nasional tanpa kemandirian pada aspek ini dapat menjadi ancaman nasional

TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEMENRISTEK

�  TUGAS �  Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan negara

�  FUNGSI

1.  Perumusan dan penetapan kebijakan  di bidang riset dan teknologi; 2.  Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset

dan teknologi; 3.  Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi

tanggung jawab Kementerian Riset dan Teknologi; dan 4.  Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Riset dan Teknologi.

Perpres No.47/2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Perpres No. 24/2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

Menata  kembali  NKRI  

(2005-­‐2009)  

Memantabkan  penataan  kembali  (2010-­‐2014)  

Memantabkan  Bangnas  

(2015-­‐2019)  

Wujud  masyarakat  mandiri,  maju  adil-­‐makmur  (2020-­‐2024)  RP

JPN

Tahap AWAL (Komitmen Politik)

Tahap PENGUATAN (Penguatan SINas)

Tahap AKSELERASI (Optimalisasi SINas)

Tahap BERKELANJUTAN (Pengokohan SINas)

KRT

Industri  bebasis  Iptek    

Iptek  sbg  basis  pembangunan    

Meningkatnya  Pengembangan        

Iptek  IPTE

K

Meningkatnya  Kemampuan              

Iptek  

Melalui tahapan:

POKOK MASALAH: I.  ARN diduga belum merupakan representasi prioritisasi tema riset nasional,

yang karenanya tidak diacu oleh LPNK/LPK/Lemlitbang dalam riset-riset mereka.

II.  Ditandai terjadi duplikasi, tumpang-tindih riset. Pelaku riset tidak sesuai kompetensi.

III.  Dana riset belum efisien dan efektif, sedangkan anggaran Riset 0,08 % GDP

IV.   Instrumen koordinasi/pembinaan KRT ke LPNK/LPK/Daerah belum berkembang.

V.  Ketergantungan Produk Teknologi dari luar negeri 58% sedangkan produk dalam negeri sendiri 31%, sedangkan sisanya campuran antara keduannya.

VI.  Produk Indonesia berada pada tingkat persaingan yang mengkawatirkan, dengan tingginya tingkat persaingan dari produk asing

VII.  Konsumen Indonesia cenderung konsumerisme untuk pembelian produk luar negeri yg lebih murah.

VIII.  Kekuatan posisi tawar menawar Indonesia di dunia internasional sangat rendah

PENGUATAN SINAS

UNIVERSITAS SWASTA

MARKET/PUBLIK

Demand Supply Inovasi

KNOWLEDGE BASE

Kebijakan-1 Kebijakan-2

Kebijakan-3 Kebijakan-4

Kebijakan-5 Kebijakan-6

PEMERINTAH

POLITIK DAN EKONOMI

LINGKUNGAN, BUDAYA, TRADISI, KARAKTER

BANGSA

Level-1

Level-2

Level-3

Level-4

Level-5

1.  Jak Ekonomi 2.  Bang infrastuktur

sosial 3.  Jak pendidikan 4.  Jakburuh 5.  Jak pajak dan

keu 6.  Jak Iptek

LEMLITBANG

1.  INDUSTRI 2.  YAN-MAS 3.  NAT SEC’S

Barang & Jasa

OPERA SISTEM INOVASI NASIONAL DAN SISTEM INOVASI DAERAH:

PROGRAM PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL:

MODEL SINas

AKTOR SINas

KOLABORASI aktor SINas

EKOSISTEM SINas

10

1.  Perumusan,  simulasi  dan  pembakuan  MODEL  SINas.  (B,C)  

2.  Penguatan  AKTOR  dan    3.  KOLABORASI  antar  aktor  SINas  

(lembaga,  sumber  daya,  jaringan/kolaborasi).(A,B,C)  

4.  Penguatan  EKOSISTEM  SINas.  (A,B)  

A.  Melalui  policy  ac)vi)es/management  B.  Melalui  koordinasi  dan  sinkronisasi  

pelaksanaan  kebijakan/debotlenecking.  C.  Melalui  insenMf  langsung.  

B

A

B

C

C

A

B

1

2

3

4

1.  Perumusan, simulasi dan pembakuan MODEL SINas/SIDa. Dilaksanakan terutama melalui insentif langsung, serta koordinasi dan sinkronisasi.

2.  Penguatan AKTOR SINas (dalam aspek kelembagaan, sumber daya, jaringan). Dilaksanakan pada tataran makro dan meso melalui policy activities/management; koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/debotlenecking; serta insentif langsung.

3.  Penguatan KOLABORASI antar aktor SINas (dalam aspek kelembagaan, sumber daya, jaringan). Dilaksanakan pada tataran makro dan meso melalui policy activities/management; koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/debotlenecking; serta insentif langsung.

4.  Penguatan EKOSISTEM SINas. Dilaksanakan terutama dalam tataran makro melalui policy activities/management; serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan/debotlenecking.

PROGRAM: PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK UNTUK PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL.

�  Refokusing: Dimaksudkan dengan upaya untuk memfokuskan kembali program/kegiatan KRT kepada program/fokus utama KRT, yakni penguatan SINas/SIDa (melalui penguatan unsur-unsurnya, yakni: Model, Aktor, Kolaborasi, dan Ekosistem SINas/SIDa) dengan mengkombinasikannya dengan pendekatan teritorial (locus).

�  Regrouping: Dimaksudkan dengan upaya untuk mengelompokkan kembali program/kegiatan KRT dalam aspek perencanaan, anggaran, dan manajemen pelaksanaan program kepada program/fokus utama KRT, yakni penguatan SINas/SIDa.

12

Pengertian:

Manajemen Kegiatan

� Focus: pada 7 Bidang Fokus yang dikelompokkan kedalam 3 klaster pengguna, yakni: layanan masyarakat (public services); daya saing ekonomi (industry) dan kemandirian bangsa (national security).

� Locus: Nasional di Puspiptek Serpong. Lokal di 6 KE.

� Modus: kegiatan dilaksanakan melalui penguatan unsur-unsur SINas, yakni: pembakuan Model serta penguatan Aktor, Kolaborasi, dan Ekosistem SINas/SIDa).

No.

Aktor Tugas Level

1 KRT dan kementerian terkait

1.  Merumuskan kebijakan dalam rangka membangun “panggung” inovasi.

2.  Koordinasi dan sinkronisasi, agar implementasi kebijakan sinergi, koheren, dan konvergen.

3.  Membangun model dan Memberikan stimulasi, fasilitasi, dan dinamisasi melalui berbagai skema insentif dan program penunjang, sehingga SISTEM ini tumbuh, hidup, berkembang dan produktif (menjadi aligment, engagement and enabler) menghasilkan inovasi yang handal.

Makro Meso Meso

2 Daerah (DRD, Balitbangda)

1.  Merumuskan kebijakan dalam rangka membangun “panggung” inovasi level daerah.

2.  Koordinasi dan sinkronisasi, agar implementasi kebijakan sinergi, koheren, dan konvergen.

3.  Memberikan stimulasi, fasilitasi, dan dinamisasi melalui berbagai skema insentif dan program penunjang, sehingga SISTEM ini tumbuh, hidup, berkembang dan produktif (menjadi aligment, engagement and enabler) menghasilkan inovasi yang handal.

Meso Meso Meso

3 Lemlitbang (LPNK, LPK, PT, swasta)

Core of science system bertugas melaksanakan riset dan invensi.

Mikro

4 Lembaga penunjang (

Menciptakan iklim terjadinya yg kondusif (lihat UU 18/2002)

Badan Usaha Aktor utama pelaksana inovasi menghasilkan barang/jasa newer, faster, cheaper, better.

Mikro

Peran masing-masing aktor Inovasi: POLICY

RUANG LINGKUP KERJA:

No. Aspek Cakupan Keterangan

1 Tupoksi Perumusan/penetapan kebijakan; koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan riset dan teknologi.

•  Perpres No.24/2010 •  Inpres No.4/2003

2 Subtansi Riset dan teknologi (mencakup ilmu sosial?) Perpres No.24/2010

3 Perangkat Sistem Iptek (Kelembagaan, Sumber Daya dan Jaringan Iptek)

UU No. 18/2002

4 Tahapan Lit-bang-rap (penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek)

UU No. 18/2002 RPJMN 2010-2014

5 Kluster/stake holder

National security (pemerintah), public services (masyarakat), industrial competitiveness (industri).

Renstra KRT 2010-2014

6 Fokus 7-BF: Pangan dan pertanian; TIK; transportasi; kesehatan dan obat; Energi, Hankam, Material maju. Dan arahan baru Energi,Air dan Pangan

RPJPN 2005-2025

7 Teritori Nasional: pusat dan daerah. Dan melibatkan Balitbangda untuk Sinergi Inovasi didaerah

•  UU No. 18/2002 •  Perber No 3 & 36

2012

8 Lembaga Litbang pemerintah (LPK, LPNK), Litbang PT, Litbang Badan Usaha/swasta, lembaga penunjang.

UU No. 18/2002

9 SDM Peneliti, perekayasa UU No. 18/2002

POLICY

BEBERAPA PROGRAM KEMENRISTEK UNTUK MENDUKUNG AKTIVITAS SINERGI PENELITIAN DAN IPTEK

Pengembangan Pusat Unggulan Iptek

Insentif Riset Sistim Inovasi Nasional (SINas)

Pengembangan dan Penguatan Sentra HKI

Intermediasi Teknologi

Pengembangan Sumber Daya Manusia-Iptek

1

2

3

4

5

TEMA RISET: � Perlu dirumuskan kategori tema-tema riset yang

dapat diteliti secara mandatori oleh lembaga riset tertentu. Berarti pendanaanya bersifat mandatori.

� Kategori tema-tema riset yang akan mesti diteliti secara kolaborasi oleh beberapa lembaga riset. Berarti pendanaanya bersifat kolaboratif .

� Kategori tema-tema riset yang akan dikompetisikan di antara lembaga-lembaga riset. Berarti pendanaanya bersifat kompetitif .

Lanjutan: �  Tema litbang yang merupakan kekhususan

lembaga/ kompetensi utama lembaga/mandat lembaga/tak ada lembaga lain dengan kompetensi sejenis. Tak memerlukan kontribusi lembaga lain, maka tema litbang ini bersifat mandatori untuk lembaga tertentu.

�  Bila tema litbang perlu bantuan.dukungan lembaga litbang lain, secara komplementatif sinergi, maka perlu dibangun kolaborasi riset dalam konsorsium tema itu.

�  Bila tema litbang tertentu menjadi kompetensi beberapa lembaga, maka perlu dilakukan kompetisi untuk memperoleh dana riset untuk tema itu.

Lanjutan: � Agar tumbuh iklim kompetisi, maka biaya riset

yang berbasis kompetisi, kolaborasi dan mandatori dikelompokan sbb.

Riset Mandatori

Riset Kolaborasi

Riset Kompetisi Riset Dasar (LPNK/PT)

Riset Terapan (LPK/LPNK/PT)

Bangtek (LPK/LPNK)

PERAN PEMERINTAH: � Komitmen pendanaan riset dan alokasi untuk

masing-masing stake holder selama 5 tahun termuat dalam Jakstranas (diolah KRT bersama Bappenas) dan mendapat persetujuan Presiden.

� Perumusan sistem koordinasi pendanaan riset (tema riset). Ristek dan Bappenas

� Pelaksanaan MONEV riset. Ristek dan Bappenas.

USULAN:

1.  REVITALISASI PUSPIPTEK: �  Rehabilitasi gedung dan infrastruktur

Puspiptek. �  Perbaikan peralatan (di masing-masing

LPNK) �  Pelatihan SDM �  Intermediasi industri. �  Waktu 5 tahun multiyears. �  Monitoring oleh Kemenristek dan

Bappenas. �  Anggaran ditentukan per tahun.

2.  RISET UNGGULAN INOVASI NASIONAL: �  Kolaborasi/konsorsium. �  Industri lead dan siap untuk menerapkan. �  Tahapan difusi teknologi/peningkatan kapasitas

industri (bangtek). �  Analisis pasar (demand driven) �  Waktu 5 tahun multiyears. �  Prioritas tema dan seleksi oleh DRN, tim

dibentuk Menristek. �  Monitoring oleh Kemenristek dan Bappenas. �  Big few diturunkan dari 7 bidang fokus: 7 produk

target dengan anggaran tiap tahun

3.  PUSAT UNGGULAN INOVASI NASIONAL: �  Berbasis komoditas unggulan nasional di

masing-masing KE. �  Insentif 5 tahun multiyears. (minimal 30 pusat

Unggulan M) �  Mendukung peningkatan/teknologi proses

atau produk komoditas unggulan nasional di masing-masing KE.

�  Insentif kelembagaan, program, riset, SDM, dll. (komprehensif).

�  Keterlibatan industri. �  Prioritas dan seleksi Kemenristek/Bappenas. �  Indikator sukses/kriteria ditetapkan. �  Monev Kemenristek/Bappenas.

4.  KLASTER INOVASI UNGGULAN DAERAH/NASIONAL (SIDa/STP):

�  Berbasis komoditas unggulan daerah. �  Insentif 5 tahun multiyears. (untuk 33 daerah ) �  Membentuk sistem inovasi daerah berbasis

produk unggulan daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan daerah.

�  Insentif kelembagaan, program, riset, SDM, dll. (komprehensif).

�  Indikator sukses/kriteria ditetapkan. �  Prioritas dan seleksi Kemenristek/DRN/DRD/ �  Monev Kemenristek/Bappenas.

5.  PUSAT DATA BASE INOVASI NASIONAL: �  Langganan Jurnal ilmiah digital dan penguatan

jaringan perpustakaan dijital. �  Survei indikator Iptek dan penyusunan analisis/

Buku indikator Iptek nasional. �  Penyusunan data base indikator Iptek nasional. �  Program 5 tahun dukungan anggaran tiap

tahun.

6. Pengembangan Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradional di daerah:

�  Survei Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradional di daerah di 33 Provinsi

�  Inventarisasi Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradional di daerah.

�  Penyusunan data base Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradional di daerah.

�  Teknologi berbasis HKI dengan fokus SDGPT (Sumber Daya Genitik dan Pengetahuan Tradisional)

�  Program 5 tahun dukungan anggaran tiap tahun.

SEMOGA SUKSES

Wassalamu’alaikum wr. wb.

TERIMA KASIH