GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga...

16
a. bahwa dalam rangka mewujudkan keadilan bagi perempuan dan anak korban kekerasan berbasis gender di Provinsi Jawa Tengah, perlu diatur mekanisme koordinasi antar para pihak penyelenggara akses keadilan bagi perempuan dan anak korban kekerasan terhadap system peradilan pidana terpadu, agar hak perempuan dan anak korban kekerasan selama proses hukum terpenuhi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penyelenggaraan Akses Keadilan Bagi Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan Pidana Terpadu Di Provinsi Jawa Tengah; l. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturari-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277)'; 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan Dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia GUBERNUR JAWA TENGAH, DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA Mengingat Menimbang PENYELENGGARAANAKSES KEADILANBAGIPEREMPUAN DANANAKKORBAN KEKERASANTERHADAP SISTEM PERADILANPIDANATERPADU DI PROVINSI JAWATENGAH GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWATENGAH NOMOR 78 TAHUN2017 TENTANG

Transcript of GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga...

Page 1: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

a. bahwa dalam rangka mewujudkan keadilan bagi perempuandan anak korban kekerasan berbasis gender di Provinsi JawaTengah, perlu diatur mekanisme koordinasi antar para pihakpenyelenggara akses keadilan bagi perempuan dan anakkorban kekerasan terhadap system peradilan pidana terpadu,agar hak perempuan dan anak korban kekerasan selamaproses hukum terpenuhi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentangPenyelenggaraan Akses Keadilan Bagi Perempuan Dan AnakKorban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan Pidana TerpaduDi Provinsi Jawa Tengah;

l. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang PembentukanProvinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturari-Peraturan NegaraTahun 1950 Halaman 86-92);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang­Undang Acara Pidana (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang RatifikasiKonvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi DanKekerasan Terhadap Perempuan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3277)';

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3886);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang PengesahanKonvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan Dan TindakanSegera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburukuntuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 3; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

GUBERNUR JAWATENGAH,

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

Mengingat

Menimbang

PENYELENGGARAANAKSES KEADILANBAGI PEREMPUAN DANANAKKORBANKEKERASANTERHADAP SISTEM PERADILANPIDANATERPADU DI PROVINSI

JAWATENGAH

GUBERNURJAWATENGAHPERATURANGUBERNUR JAWATENGAH

NOMOR 78 TAHUN2017TENTANG

Page 2: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

Nomor 3941);

6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang KepolisianNegara Republik Indonesia (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4168);

7. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang KejaksaanRepublik Indonesia (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4401);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4235), sebagaimana diubah dengan Undang-UndangNomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang­Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PenghapusanKekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4419);

10.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang PerlindunganSaksi Dan Korban (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4635);

11.Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang PenghapusanTindak Pidana Pedagangan Orang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4635);

12.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang PengesahanProtokol Mencegah, Menindak Dan Menghukum PerdaganganOrang Terutama Perempuan Dan Anak (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 53, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);

13.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang PengesahanProtokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat,Laut Dan Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4991);

14.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

15.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang SistemPeradilan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5332);

16.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

Page 3: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

BAB IKETENTUANUMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.2. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Jawa Tengah.

3. Korban adalah perempuan dan anak yang mengalami penderitaan baik fisik,psikis, seksual dan penelantaran rumahtangga sebagai akibat kekerasan yangdialami, termasuk orang-orang yang tergantung penghidupannya kepadakorban seperti anak, lansia dalam keluarga.

4. Kekerasan Terhadap Perempuan adalah setiap tindakan berdasarkanperbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraanatau penderitaan perempuan secara fisik, seksual, atau psikologis, termasukancaman tindakan-tindakan semacam itu, pemaksaan atau perampasankemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum ataudalam kehidupan pribadi.

5. Perlindungan Sementara adalah perlindungan yang langsung diberikan olehkepolisian danjatau lembaga social atau pihak lain, sebelum dikeluarkannyapenetapan perintah perlindungan dari pengadilan.

PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAANAKSES KEADILAN BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBANKEKERASANTERHADAPSISTEM PERADILANPIDANATERPADUDI PROVINSIJAWATENGAH

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

17.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentangPenyelenggaraan Dan Kerjasama Pemulihan Korban KekerasanDalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4604);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang TatacaraDan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi Danj AtauKorban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 22, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);

19.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2009tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu KorbanKekerasan Berbasis Gender Dan Anak Di Provinsi JawaTengah;

20.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

Page 4: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

~ /

BABIVPROSEDURSTANDAROPERASIONAL

Pasal4

(1) Prosedur standar operasional penyelenggaraan akses keadilan bagi perempuandan anak korban kekerasan terhadap sistem peradilan pidana terpaduberfungsi untuk mengkoordinasikan mekanisme penanganan perempuan dananak korban kekerasan terhadap sistem peradilan pidana terpadu mulai daripelaporan, penyidikan, penuntutan, persidangan, pelaksanaan danpengawasan putusan, pembinaan dan pembimbingan warga binaanpemasyarakatan.

BABIIIRUANGLINGKUP

Pasal3

Ruang Lingkup dalam Peraturan Gubernur ini:

a. prosedur standar operasional;

b. sistem data penanganan terpadu;c. kerjasama;d. pembiayaan;e. monitoring, evaluasi dan pelaporan.

BABIIMAKSUDDANTUJUAN

Pasal2(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini sebagai Prosedur Standar

Operasional Penyelenggaraan Akses Keadilan Bagi Perempuan Dan AnakKorban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan Pidana Terpadu Di Daerah.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini meliputi:

a. terpenuhinya hak perempuan dan anak korban kekerasan untukmendapatkan pendampingan hukum selama proses hukum berlangsung;

b. meningkatkan koordinasi para pihak dalam penanganan perempuan dananak korban kekerasan;

c. mempertegas peran koordinasi masing-masing pihak dalam penangananperempuan dan anak korban kekerasan.

6. Perintah Perlindungan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh pengadilanuntuk memberikan perlindungan kepada korban.

7. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuanhukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum.

8. Pendamping adalah orang yang dipercaya korban untuk mendampinginyaselama proses peradilan pidana berlangsung.

9. Pusat Pelayanan Terpadu adalah serangkaian kegiatan untuk melakukanperlindungan bagi korban kekerasan berbasis gender dan anak yangdilaksanakan secara bersama-sama oleh instansi atau lembaga terkait sebagaisatu kesatuan penyelenggaraan, upaya pencegahan, pelayanan kesehatan,rehabilitasi psikososial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hokumbagi korban kekerasan berbasis gender dan anak.

Page 5: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

J

BABVIIPEMBIAYAAN

Pasa17

Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur inidibebankan pada:

a. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Nasional;

Pasal6(1) Dalam rangka penyelenggaraan akses keadilan bagi perempuan dan anak

korban kekerasan terhadap sistem peradilan pidana terpadu Daerah dapatbekerjasama dengan Instansi lain, pemangku kepentingan, dan masyarakat.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai ketentuanperaturan perundang- undangan.

BABVIKERJASAMA

BABVSISTEMDATAPENANGANANTERPADU

Pasa15

(1) Sistem data penanganan terpadu kasus kekerasan terhadap perempuan dananak yang terintegrasi antar lembaga penegak hokum dengan PPT.

(2) Aplikasi sistem data penanganan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat(1), sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (simfoni PPA).

(3) Aplikasi sistem data sebagaimana dimaksud pada ayat (2), difasilitasi DinasPemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk DanKeluarga Berencana Daerah.

(4) Input data kasus melalui aplikasi simfoni PPAdilakukan oleh lembaga layananpada saat menangani kasus.

(2) Mekanisme Prosedur Standar Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

a. mekanisme koordinasi pada tahap pengaduan, penyelidikan danpenyidikan antara petugas kepolisian dengan korban dan/ atau keluargakorban darr/atau pendamping;

b. mekanisme koordinasi pada tahap penuntutan an tara Jaksa PenuntutUmum dengan korban dan/ atau keluarga korban dan/ atau pendamping;

c. mekanisme koordinasi pada tahap persidangan an tara Majelis Hakim,Jaksa Penuntut Umum dengan korban dan/ atau keluarga korbandan/ atau pendamping;

d. mekanisme koordinasi pada tahap pelaksanaan dan pengawasan putusanan tara Hakim Pengawas, Jaksa Penuntut Umum dengan korban dan/ ataukeluarga korban dan/ atau pendamping; dan

e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan pemasyarakatan an taraLapas, Bapas dengan korban dan/ atau keluarga korban dan/ ataupendamping.

(3) Mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Page 6: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

BERITADA RAHPROVINSIJAWATENGAHTAHUN 2017NOMOR 78

SRIPURYO

SEKRETARIS DAERAH PROVINSIJAWATENGAH,

As.llpem Da~Kesra

Jabatan ra' Tgi I fl Ditetapkan di Semarangr--wa-g-ub___'f.-\.4.-"I-~-"':;o....t61• pada tanggal 28 Desember 2017

Sekda

Diundangkan di Semarangpadatanggal 28 Desember 2017

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanGubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasa19

BABIXPENUTUP

(2) Guna kelancaran monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Gubernur menugaskan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Daerah.

(3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkankepada Gubernur setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabiladiperlukan.

BABVIIIMONITORING,EVALUASIDANPELAPORAN

Pasal8

(1) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan akses keadilan bagi perempuan dananak korban kekerasan terhadap sistem peradilan pidana terpadu dilakukanGubernur.

b. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi;

c. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

Page 7: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Ketika perempuan dan anak korban kekerasandatang ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu(SPKT) Polda/Polrestabes/Polresta/Polres tanpapendamping:a. petugas SPKT yang menerima pengaduarr/

pelaporan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak menginformasikanadanya lembaga pengadalayanan kepadakorban;

b. petugas SPKT yang menerima pengaduarr/pelaporan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak menginformasikanhak-hak korban;

c. petugas SPKT yang menerima pengaduan/pelaporan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anakberkoordinasi denganPPT/lembaga pengadalayanan untuk tindaklanjut pengaduan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak;

Surat Kuasa Khusus.Surat Tugas Pendampingan.Surat Penunjukan.Surat Pernyataan (untuk didampingi atau tidakdidampingi) .

5. Surat Pengaduan.6. Kronologis Kasus Kekerasan terhadap.

Perempuan dan Anak.7. Daftar nama lembaga pengadalayanan beserta

nomor telepon.8. Ruang khusus di SPKT bagi perempuan dan

anak korban.9. Format surat pernyataan didampingi atau tidak

didampingi untuk korban.

3

URAIAN

2. MEKANISME /LANGKAH­LANGKAH

NO KOMPONEN

1 2I PELAPORAN1. SYARAT 1.

2.3.4.

MEKANISME PENYELENGGARAANAKSES KEADILANBAGI PEREMPUAN DANANAKKORBAN KEKERASANTERHADAP SISTEM PERADILAN PIDANA

TERPADU DI JAWATENGAH

PERADILAN PIDANA TERPADU DIPROVINSI JAWATENGAH

SISTEMTERHADAPKEKERASAN

LAMPIRANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAHNOMOR 78 TAHUN 2017TENTANGPENYELENGGARAAN AKSES KEADILANBAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN

Page 8: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

d. korban membuat surat pernyataan dalamhal korban bersedia didampingi atau tidakbersedia untuk didampingi;

e. petugas SPKT yang menerima pengaduan/pelaporan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak berkoordinasi denganunit PPAuntuk penunjukan pendamping;

f. apabila saat pelaporan di SPKT, korbankekerasan terhadap perempuan dan anakdalam kondisi darurat dan membutuhkanrespon segera seperti medis, psikologis, danrumah arnan petugas SPKT segeramenghubungi PPT/lembaga pengadalayanan.Koordinasi dilakukan melalui teleponterlebih dahulu, kemudian segera (palinglambat 14 (empat belas) hari kerja) ditindaklanjuti dengan mengirimkan suratpermohonan pemberian layanan kepadakorban.

2. Ketika perempuan dan anak korban kekerasandatang ke SPKT Polda/Polrestabea/Polresta/Polres sudah didampingi pendamping :a. pendamping memberikan kronologis kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anakkepada petugas SPKT;

b. pendamping memberikan surat kuasa dansurat tugas pendampingan pada saatmendampingi korban di SPKT;

c. apabila dibutuhkan, pendampingmenyiapkan surat pengaduan;

d. petugas SPKT yang menerima pengaduan/pelaporan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak memberikan informasiterlebih dahulu kepada pendampingmengenai adanya gelar pengaduan;

e. petugas SPKT yang menerimapengaduarr/ pelaporan kasus kekerasanterhadap perempuan dan anak melibatkanpendamping dalam gelar pengaduan.

3. Ketika perempuan dan anak korbankekerasanmelakukan pengaduarr/ pelaporan diPolsek :a. petugas SPKT di Polsek yang menerima

pengaduarr/pelaporan kasus kekerasanterhadap perempuan dan anak segeraberkoordinasi dengan Reskrimum Polsek;

b. reskrimum Polsek yang menerimapengaduan / pelaporan kasus kekerasanterhadap perempuan dan anak dari SPKTsegera berkoordinasi dengan Unit PPA

321

URAIANKOMPONENNO

Page 9: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Surat Kuasa Khusus.2. Surat Tugas Pendampingan.3. Surat Penunjukan.4. Surat Pernyataan (untuk didampingi atau tidak

didampingi) .5. Ruang pemeriksaan khusus untuk perempuan

dan anak korban kekerasan.6. Ruang konseling untuk perempuan dan anak

korban kekerasan.

1. SYARATII PENYIDlKAN

PolresjPolrestabes setempat tentangpenanganan perkara kasus kekerasanterhadap perempuan dan anak. Koordinasibukan dalam hal pelimpahan perkara tetapimem back up kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak yang ditangani olehPolsek;

c. selanjutnya mengenai penanganan kasuskekerasan terhadap perempuan dan anakmengacu pada ketentuan 1 dan 2.

4. Dalam hal menerima kasus diluar SPKT:a. dalam hal petugas kepolisian (Babinkamtib­

mas, Polisi Patroli) menemukan kasuskekerasan terhadap perempuan dan anakberkoordinasi dengan SPKT di PolsekjPolresjPolrestajPolda untuk proses peng­aduanjpelaporan;

b. dalam hal Pengadilan Agama menemukanindikasi adanya kasus kekerasan dalamrumah tangga (KDRT)yang diajukan sebagaialasan gugatan perceraian, maka apabilakorban menghendaki, Pengadilan Agamadapat berkoordinasi dengan PPTjlembagapengadalayanan untuk mendampingi korbandalam pengaduanjpelaporan di Kepolisian;

c. dalam hal di KanwilkemenkumhamJawaTengah bagian pengaduan masyarakatditemukan indikasi adanya pengaduankasus kekerasan terhadap perempuan dananak, maka petugas pengaduanberkoordinasi dengan PPTjlembagapengadalayanan untuk mendampingi korbandalam pengaduanj pelaporan di Kepolisian;

d. dalam hal Advokat DPD Peradi Jawa Tengahmenemukan pengaduan kasus kekerasanterhadap perempuan dan anak, advokatberkoordinasi dengan PPTjlembagapengadalayanan untuk mendampingi korbandalam pengaduanj pelaporan di Kepolisian.

321

KOMPONEN URAIANNO

Page 10: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

j

Penyidik menginformasikan hak-hak perempuandan anak korban kekerasan selama prosespenyidikan, termasuk pemeriksaan di ruangpemeriksaan khusus perempuan dan anakkorban.

2. Penyidik menginformasikan adanya PPT/lembaga pengadalayanan kepada perempuandan anak korban kekerasan.

3. Dalam hal perempuan dan anak korbankekerasan bersedia didampingi atau tidakbersedia untuk didampingi, maka perempuandan anak korban kekerasan membuatsuratpernyataan dan dilampirkan dalam berkasperkara.

4. Penyidik mengirimkan surat penunjukanpendamping kepada PPT/lembaga pengada­layanan.

5. Penyidik menginformasikan tentang per-kembangan penyelidikan dan penyidikan kepadakorban dan/ atau pendamping.

6. Penyidik memberikan informasi terlebih dahulukepada pendamping mengenai adanya gelarperkara (dalam hal gelar perkara luar biasa) danmelibatkan pendamping dalam gelar perkaratersebut.

7. Dalam hal perempuan korban Kekerasan dalamRumah Tangga (KDRT), penyidik mengajukanpermohonan perintah perlindungan kepadapengadilan, atas inisiatif penyidik maupunpermintaan keluarga korban dan ataupendamping.

8. Penyidik berkoordinasi dengan PPT/lembagapengadalayanan ketika perempuan dan anakkorban membutuhkan visum, ahli, penerjemah,shelter, medis, DNA.Koordinasi dapat dilakukanterlebih dahulu melalui telepon, kemudiansegera (paling lambat 14 hari kerja) ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat permohonankebutuhan layanan visum, ahli, penerjemah,shelter, medis, DNA dan hasil pemeriksaannyadilampirkan dalam berkas perkara.

9. Dalam hal korban membutuhkan layananVIsum, Penyidik membuat surat permohonanvisum kepada rumah sakit.

Ruang istirahat untuk perempuan dan anakkorban kekerasan.Daftar nama lembaga pengadalayanan besertanomor telepon.Transportasi.

3

URAIANNO KOMPONEN

1 27.

8.

9.2. MEKANISME/ 1.

LANGKAH-LANGKAH

Page 11: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Setelah Jaksa Penuntut Umum menelitikelengkapan berkas tahap 1, agar JaksaPenuntut Umum segera berkoordinasi denganpenyidik terkait pendampingan terhadap korban,kebutuhan layanan VIsum, ahli, penerjemah,shelter, medis, DNAdan restitusi.

2. Jaksa Penuntut Umum yang menerimapelimpahan kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak dari penyidik, segeramelakukan koordinasi dengan PPT/lembagapengadalayanan.

3. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasikepada perempuan dan anak korban kekerasanterkait hak-hak korban selama prosespenuntutan diantaranya identitas anak, anakkorban dan/ atau anak saksi wajib dirahasiakandalam pemberitaan di media cetak maupunelektronik (Pasal 19 No. 11 Tahun 2012 tentangSistem Peradilan Pidana Anak).

4. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasikepada PPT/lembaga pengadalayanan tentangpelimpahan berkas ke pengadilan. Pemberianinformasi dapat dilakukan melalui telepon.

5. Dalam hal mengalami kesulitan menghadirkansaksi-saksi dalam persidangan, Jaksa PenuntutUmum melakukan koordinasi dengan PPT/lembaga pengadalayanan untuk membantumenghadirkan saksi -saksi.

6. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasiperkembangan kasus kepada perempuan dananak korban kekerasan darr/atau PPT/lembagapengadalayanan.

1. Surat Kuasa Khusus.2. Surat Tugas Pendampingan.3. Surat Penunjukan Pendampingan.4. Daftar nama lembaga pengadalayanan dan

nomor telepon.

10. Dalam hal korban kasus trafiking/TPPO,Penyidik menanyakan kepada korban terkaitrestitusi/ ganti rugi untuk memasukkannyadalam BAP.

11. Penyidik memberikan informasi kepada korbandan/ atau pendamping korban mengenaipelimpahan berkas perkara ke kejaksaan dannama Jaksa Penuntut Umum yang menangani.

12. Penyidik memberikan informasi terkaithambatan atau kendala selama penyidikankepada korban dan/ atau pendamping.

3

MEKANISME/LANGKAH­LANGKAH

PERSYARATANPENUNTUTAN

2

2.

1.III

1

URAIANKOMPONENNO

Page 12: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Jaksa Penuntut Umum melimpahkan berkasperkara ke Pengadilan, selanjutnya Hakim yangditunjuk menentukan hari sidang.

2. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasihari sidang yang telah ditentukan kepadaperempuan dan anak korban kekerasandarr/ atau pendamping.

3. Hakim memberikan informasi tentang hak-hakkorban kepada perempuan dan anak korbandalam persidangan.

4. Dalam proses persidangan Hakim memberikanpenjelasan tentang adanya PPTIlembagapengadalayanan kepada perempuan dan anakkorban kekerasan, maka apabila dikehendakiadanya pendamping, Hakim memberikankesempatan kepada perempuan dan anakkorban kekerasan untuk menghubungiPPTI lembaga pengadalayanan yang sudahditentukan dengan menunda persidangan.

5. Apabila ditemukan perempuan dan anak korbankekerasan seksual atau trafikingjTPPO yangtidak dapat memberikan keterangandipersidangan karena alasan medis Ipsikologisyang dikuatkan dengan surat keteranganmedis Zpsikologis, Jaksa Penuntut Umumberkoordinasi dengan Majelis Hakim tentangpersidangan menggunakan teleconference.

6. Apabila dalam persidangan ditemukanperempuan dan anak korban kekerasan dalamkondisi darurat membutuhkan respon segeradalam hal medis, psikologis, rumah aman,Hakim memerintahkan Jaksa Penuntut Umumuntuk menyediakan layanan yang dibutuhkantersebut.

7. PPTIlembaga pengadalayanan berkoordinasidengan Jaksa Penuntut Umum dalam ranzka

1. Surat Kuasa Khusus.2. Surat Tugas Pendampingan.3. Surat Penunjukan.4. Ruang tunggu khusus korban terpisah dengan

ruang tunggu Terdakwa dan pengunjung.5. Ruang sidang khusus.6. Sarana teleconference.7. Daftar lembaga pengadalayanan dan nomor

telephon.8. Informasi perkara (dalam bentuk papan atau

sistem komputer).

3

MEKANISMEILANGKAH­LANGKAH

2.

PERSYARATAN1.IV PERSIDANGAN

21

URAIANKOMPONENNO

Page 13: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasitentang pelaksanaan putusan kepadaperempuan dan anak korban kekerasandanj atau pendamping me1alui te1epon atausurat pemberitahuan tentang pelaksanaanputusan.

1. Salinan Putusan Pengadilan.2. Berita Acara Eksekusi.3. Surat pemberitahuan tentang pelaksanaan.4. Daftar nama lembaga pengadalayanan beserta

nomor telepon.

pemeriksaan perempuan dan anak korbankekerasan.

8. Dalam hal pemeriksaan perempuan dan anakkorban kekerasan, Majelis Hakim dan JaksaPenuntut Umum tidak menggunakanpertanyaan-pertanyaan yang menjerat danmenyalahkan.

9. PPTjlembaga pengadalayanan apabila perlu,memohon kepada Hakim agar saat pemeriksaanperempuan dan anak korban kekerasan,dilakukan tan pa kehadiran terdakwa.

10. Apabila Majelis Hakim memutuskan pidanatambahan konseling bagi pelaku KDRT, makaJaksa Penuntut Umum dapat berkoordinasidengan lembaga tertentu (PPTjlembagapengadalayanan) untuk melaksanakan putusanpidana tambahan tersebut.

11. PPTjlembaga pengadalayanan mengajukansurat permohonan salinan putusan kepadaPengadilan Negeri untuk mendapatkan salinanputusan.

12. Pengadilan Negeri dalam waktu maksimal 1minggu sete1ah diterimanya surat permohonansalinan putusan, memberikan salinan putusanyang dimohonkan tersebut.

13. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasimengenai pengajuan banding danj atau kasasidanj atau perunjauan kembali (PK) kepadaPPTjpendamping danjatau kepada korbansesegera mungkin.

14. Jaksa Penuntut Umum memberikan informasimengenai putusan kasus di tingkat bandingdanj atau kasasi danj atau peninjauan kembali(PK) kepada PPTjpendamping danjatau kepadakorban sesegera mungkin.

3

MEKANISMEjLANGKAH­LANGKAH

PERSYARATAN

2

2.

1.

1

V PELAKSANAANDANPENGAWASANPUTUSAN

URAIANKOMPONENNO

Page 14: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

5.

1. PPT/lembaga pengadalayanan berkoordinasidengan bagian pembinaan Lapas untukmendapatkan informasi mengenai statushukuman narapidana/ pelaku kekerasanterhadap perempuan dan anak korbankekerasan.

2. PPT/Iernbaga pengadalayanan berkoordinasidengan Bapas dalam hal penyusunan LitmasPembebasan Bersyarat (PB) bagi narapidana.

3. Kepala Lapas memasukan materi konselingsebagai salah satu materi pembinaan bagiNarpidana kekerasan terhadap perempuan dananak termasuk perernpuan dan anak yang

1. Surat Keputusan dari Pengadilan atauPengadilan Tinggi atau Mahkamah Agung yangsudah berkekuatan Hukum.

2. Surat pernyataan penjamin yang diketahui olehLurah/ Kepala Desa tempat tinggal penjamin.

3. Surat permohonan litmas dari lapas kepadaBapas setempat (tempat tinggal penjamin klien).

4. Surat Pernyataan Tidak ada Perkara lain dariKejaksaan Negeri tempat kejadian Perkara.

5. Surat pemberitahuan dari lap as tentang rencanapem berian pembebasan bersyarat/ pembebasankepada Kejaksaan.

6. Pengajuan Pembebasan Bersyarat (PB)/CutiMenjelang Bebas (CMB)/Cuti Bersyarat (CB)Telah disetujui oleh Sidang TPP (Tim PengamatPemasyarakatan) .

7. Surat keterangan informasi sebagaipendampingj'korban tentang terpidana yangmenjalani hukuman.

8. Surat Register F (keterangan berkelakuan baik).9. Leaflet mengenai hak-hak korban.10. Leaflet informasi mengenai lembaga layanan

atau lembaga pengadalayanan di LapasPerempuan dan Lapas Anak.

2. Pengadilan Negeri memberikan informasitentang hasil pengawasan terhadap pelaksanaanputusan kepada pendamping dany atauperempuan dan anak korban kekerasan ketikaditanyakan atau diminta melalui suratpermohonan.

3. Jaksa Penuntut Umum berkoordinasi denganPPT/ Kanwilkemenkumham J awa Tengahtentang pelaksanaan putusan tambahan bagiTerpidana.

3

MEKANISME/LANGKAH­LANGKAH

2.

PERSYARATAN1.

VI TAHANAN DANPEMASYARAKATAN

21

URAIANKOMPONENNO

Page 15: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan

1. Surat Penunjukan dari atasan.2. Memiliki sertifikat pelatihan Simfoni PPA dan

atau telah mengikuti Pelatihan Simfoni PPA.3. SK Admin pengelola data dari Dinas

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk Dan KeluargaBerencana Provinsi Jawa Tengah.

4. SK Operator data bagi lembaga layanan Provinsidari Dinas Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak, Pengendalian PendudukDan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah.

5. SK Operator data yang ada di KabupatenjKota

menjadi Narapidana.4. Lapas perempuan memberikan informasi

mengenai lembaga pengadalayanan dan layananyang bisa diakses oleh narapidana perempuandan anak yang ditemukan menjadi korbankekerasan.

5. Lapas dan Bapas memberikan informasi kepadapendamping atau korban mengenai narapidanajpelaku kekerasan terhadap perempuan dananak yang telah selesai menjalani hukumanatau mengajukan bebas bersyarat. Pemberianinformasi dapat dilakukan melalui telephon atausurat.

6. Dalam hal pendamping danj atau perempuandan anak korban kekerasan membutuhkaninformasi tertulis dapat mengajukanpermohonan informasi kepada Kepala Lapas.

7. Ka Lapas memberikan informasi secara tertuliskepada Pendampingjkorban dalam waktumaksimal 14 (empat belas) hari kerja suratpermohonan diterima.

8. PPTjlembaga pengadalayanan yang mendapat­kan informasi mengenai pembebasan ataupembebasan bersyarat narapidanajpelakukekerasan terhadap perempuan dan anak daripetugas Lapas segera menginformasikan danmenyiapkan mentaljkondisi psikologis korbanatau keluarga.

9. Pelaksanaan konseling bagi pelaku Kekerasandalam Rumah Tangga (KDRT) dilakukan saatterpidana menjalani pidananya dan konselingdilakukan oleh lembaga tertentu (PPTjlembagapengadalayanan) berkoordinasi dengan Lapasatau Rutan.

3

1.

VII SISTEM DATAPENANGANANTERPADU

2

KOMPONEN URAIAN

PERSYARATAN

1

NO

Page 16: GUBERNURJAWATENGAHdp3akb.jatengprov.go.id/assets/upload/files/peraturan/pergub_78_th_2017.pdfkeluarga korban dan/ atau pendamping; dan e. mekanisme koordinasi pada tahap tahanan dan