Mekanisme diagnosis dan terapi untuk penyakit.docx

3
Mekanisme diagnosis dan terapi (dr. Bhisma): Anamnesis, Pemeriksaan fisik, Pengalaman klinis, Prevalensi pada populasi - > Diagnosis -> Pretest probability < 0,3 -> (-) tes dan terapi 0,3 – 0,8 -> tes dan terapi sesuai <0,8 -> (-) tes (+) terapi Tujuan EBM : Membantu proses pengambilan keputusan klinik , baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan Prinsip : menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi sertadiutamakan yang berupa hasil meta-analisis, review sistematik, dan randomised controlled trial (RCT) Kelebihan : memperbaiki tata laksana pasien, bisamenemukan informasi yang mutakhir dan sahih tentang kemajuan ilmupen getahua n, bisa men anamkan pe mbelajaran seumur hid up yang berorientasi memecahka masalah dalam penanganan pasien ( Wiryo,2002) Kekurangan : Attitude kita sendiri (pertanyaan yang kritis), ability (kemampuan dalam mencari, menilai,merangkum, dan menerapkan scientific evidence), accessibility (sumber informasi), dan waktu (tidak akan pernah cukup). Sumber :http://www.kalbe.co.id/inde x.php?

description

mekanisme dengan diagnosisnya utuk menangani penyakit

Transcript of Mekanisme diagnosis dan terapi untuk penyakit.docx

Mekanisme diagnosis dan terapi (dr. Bhisma):Anamnesis, Pemeriksaan fisik, Pengalaman klinis, Prevalensi pada populasi -> Diagnosis -> Pretest probability < 0,3 -> (-) tes dan terapi 0,3 0,8 -> tes dan terapi sesuai (-) tes (+) terapiTujuan EBM : Membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkanpada bukti-bukti ilmiah terkiniyang terpercaya dandapat dipertanggungjawabkan

Prinsip :menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi sertadiutamakan yang berupa hasil meta-analisis, review sistematik, dan randomised controlled trial (RCT)

Kelebihan :memperbaiki tata laksanapasien, bisamenemukan informasi yang mutakhir dan sahih tentang kemajuanilmupengetahuan, bisamenanamkan pembelajaran seumurhidup yangberorientasi memecahka masalah dalam penanganan pasien ( Wiryo,2002)Kekurangan :Attitude kita sendiri (pertanyaan yang kritis), ability (kemampuan dalam mencari, menilai,merangkum, dan menerapkan scientific evidence), accessibility (sumber informasi), dan waktu (tidak akan pernah cukup). Sumber :http://www.kalbe.co.id/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=20941Langkah EBM :- mengubah keluhan atau gejala pada pasien menjadipertanyaan untuk mencari informasiyang spesifik- mencari best evidence untuk menjawab nomor 1- menilai secara kritis fakta2 yangdidapat dr sudut keabsahan, manfaat, dan kemungkinanuntuk diterapkan- terapkan pada pasien- evaluasi efektivitas dan efisiensi(Majalah Atmajaya vol 4 no. 1 Jan 2005

Manfaat :a. Menentukan diagnosis yang tepatb. Memilih rencana pemeriksaan terbaruc. Memilih terapi terbarud. Memilih metode pencegahan penyakit terbaru.Sumber: SugiartoBagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi /Fakultas kedokteran Universitas Sebelas MaretSurakarta

1.meningktkan kualitas pelayanan, efisien, dan outcomes klinis2. seorang dokter dapat mengintegrasikan kemampuan klinisnya dengan kemampuanpelacakan bukti eksternal, yang terbaik dantersedia dari riset yang sistematis. (www.servers.medlib)

EvidenceBased Medicinea.Penjelasan buktiilmiah lebihlanjut padaobatsetelah dipasarkanb. Pertimbngan bukti ilmiah yang sahih yang diketahui hingga kini untukmenentukan pengobatan pada penerita yang sedang kita hadapic.Suatu sistim untuk menjaring semua datadan informasi dalam bidangkesehatand.Proses sistematikuntuk menemukan , menelaah, mereviewdanmemanfaatkan hasil2 study sebagai pengambil keputusn klinike.Proses dimanasuatu masalahdalam bidangkesehatan ditanggulangi dengankeputusan yang dapat dipertanggungjawabkanf.Suatu sistem ataucara untuk menyaring semua data dan informasi dalambidang kesehatan untuk memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya.(Sumber : Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik menurutkedokteran berbasisi bukti, sagung seto, jakarta)

kendala : kurangnya pengetahuan kurangnya fasilitas kurangnya rasa ingin tahu kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis thdsuatu masalahsumber : Iwan DarmansjahPusat Uji KLinikObat, FKUI

Gejala DBD kadang mirip dengan penyakit lainnya yaitu adanya demam tinggi yang mendadak sekitar 39-40 derajat Celcius. Demam ini akan turun pada hari ketiga atau keempat dimana penderita akan merasa lebih baik padahal sebenarnya inilah fase-fase kritis, dan akan muncul kembali pada hari keenam dan ketujuh.

Pada hari ketiga akan terjadi pengeluaran plasma darah yang ditandai dengan tubuh loyo dan panas tubuh yang menurun. Inilah kondisi kritis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan kematian karena kondisi tubuh yang semakin menurun serta pendarahan yang semakin hebat.