Media Dalam Komunikasi Politik

10
TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI POLITIK MEDIA SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI POLITIK Oleh: Mia Dwianna Widyaningtyas

description

Membahas tentang Media dalam komunikasi Politik

Transcript of Media Dalam Komunikasi Politik

Page 1: Media Dalam Komunikasi Politik

TUGAS MATA KULIAH

KOMUNIKASI POLITIK

MEDIA SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI POLITIK

Oleh:

Mia Dwianna Widyaningtyas

Page 2: Media Dalam Komunikasi Politik

1

MEDIA SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI POLITIK

Salah satu rahasia kemenangan Barack Obama dalam Pemilihan Presiden AS tahun

2008 terletak pada pemanfaatan teknologi internet dalam menjaring dukungan dan

dana. Menurut situs majalah Wired edisi 29 Oktober 2008, Obama adalah contoh

sukses pertama kali teknologi diintegrasikan dengan model perubahan organisasi

politik yang menekankan partisipasi sukarelawan dan umpan balik dalam skala yang

luas, meningkat dengan cepat, dan menyebabkan antusiasme yang tak pernah terjadi

sebelumnya pada hari-hari terakhir menjelang hari pemilu. Konsep jejaring sosial

yang dilakukan di internet seperti "Facebook" dan "MySpace" dikombinasikan

dengan database yang akurat dan selalu diperbarui akhirnya berhasil menggerakan

para sukarelawan pendukung Obama untuk bergerak di lapangan dengan efektif.

Bahkan kubu Obama berani menolak jatah dana kampanye dari pemerintah sebesar

US$85 juta karena percaya diri mampu meraup dana secara swadaya, salah satunya

melalui teknologi internet dalam menggalang dana, menjual pernak-pernik, kaus,

topi, dan lain-lain. Hasilnya tak percuma, kubu Obama sanggup meraup dana

kampanye lebih dari US$ 650 juta 1

PENDAHULUAN

Berita yang dilansir Viva.co.id pada tahun 2008 itu menunjukkan betapa kuatnya

sebuah media dalam menarik simpati dan partisipasi masyarakat dalam Pemilihan

Presiden AS 2008. Media memang menjadi suatu kekuatan sendiri dalam sebuah

proses komunikasi, seperti yang dinyatakan oleh McLuhan “Medium Is the

Message”. Menurut McLuhan bahwa yang memengaruhi khalayak bukan apa yang

disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi yang dipergunakan, yaitu

1 http://dunia.news.viva.co.id/news/read/7586/lima_kunci_kesuksesan_obama diakses 5 september

2015 pkl 21.00

Page 3: Media Dalam Komunikasi Politik

2

antarapersona, media sosial (internet), media cetak atau media elektronik. Dalam hal

komunikasi politik, pandangan McLuhan itu akan bermakna bahwa media politik

akan merupakan pesan politik yang akan berguna untuk membentuk citra politik dan

opini public . Meskipun penggunaan media politik dalam proses komunikasi politik

dan bentuk aplikasi komunikasi politik, seperti retorika, agitasi dan propaganda tidak

secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, namun cenderung mempengaruhi

cara manusia berpendapat dan berperilaku (Arifin, 2011, p. 157).

KEBERADAAN MEDIA

McLuhan menyebut bahwa media adalah perluasan alat indra manusia. Dengan kata

lain, kehadiran media dalam berkomunikasi merupakan perpanjangan telinga dan

mata. Misalnya teletpon adalah perpanjangan telinga, dan televise adalah

perpanjangan matea. Pandangan McLuhan tersebut dikenal sebagai teori

perpanjangan alat indra ( (Arifin, 2011).

Media hadir sebagai alat menyalurkan berbagai pesan bagi manusia dalam

bermasyarakat. Istilah media pada prinsipnya adalah sesuatu yang merupakan saluran

dalam menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadaran manusia. Atau dengan kata lain

media adalah alat untuk mewujudkan gagasan manusia.

Sebagai alat untuk mewujudkan gagasan manusia media dapat dibagi ke dalam tiga

bentuk (Arifin, 2011):

1. Media yang menyalurkan ucapan (the spoken words), termasuk juga yang

berbentuk bunyi. Merupakan medium yang utama dan hanya dapat ditangkap

oleh telinga, dinamakan juga the auditive media (media dengar). Media yang

termasuk kategori ini antara lain: gendang, kentongan (alarm block), telepon,

dan radio

2. Media yang menyalurkan tulisan (the printed writing) dan hanya dapat

ditangkap oleh mata, disebut juga the visual media (media pandang). Media

yang termasuk dalam golongan ini antara lain selebaran, pamphlet, poster,

brosur, baliho, spanduk, surat kabar , majalah dan buku.

Page 4: Media Dalam Komunikasi Politik

3

3. Media yang menyalurkan gambar hidup dan dapat ditangkap oleh mata dan

telinga sekaligus, disebut the audio visual media (media dengar pandang).

Media yang termasuk bentuk ini hanya film (termasuk video) dan televisi.

Selain itu media juga sering dibedakan antara media antarpersona (antar pribadi)

seperti telepon, surat, dan telegram, dengan media massa seperti pers, radio ,film, dan

televisi. Kemudian, dengan perkembangan teknologi muncul media baru yang dikenal

sebagai media interaktif (international networks).

Kehadiran media tersebut, terutama media massa, mendorong retorika, propaganda,

agitasi, dan kampanye public relations politik berkembang lebih pesat

SALURAN KOMUNIKASI POLITIK

Proses politik memerlukan saluran dan media komunikasi agar proses dan aktivitas

politik dapat menjadi konsumsi publik sekaligus dapat menjangkau khalayak dalam

jumlah yang banyak. Hampir tidak ada peristiwa politik terutama di era teknologi

seakarang ini yang tidak melibatkan media. Saluran politik sangat diperlukan dalam

upaya tersedianya keragaman aktivitas dalam komunikais politik, sedangkan media

massa dipergunakan dalam upaya mencapai jumlah khalayak dalam jumlah yang

sangat banyak, heterogen dan serempak. Atas dasar itu, maka saluran dan media

massa dalam sebuah komunikasi politik mempunyai peranan yang sangat penting

karena merupakan publisitas politik terhadap masyarakat luas.

Saluran komunikasi politik menjadi sangat penting karena proses politik

membutuhkan setting politik dengan khalayak politik. Sedangkan, politik seperti

komunikasi adalah proses dan seperti komunikasi, politik melibatkan pembicaraan.

Ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan

pembicaraan yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang bertukar symbol,

kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai dan

pakaian.

Segala pihak atau unsur yang memungkinkan sampainya pesan-pesan politik

merupakan saluran komunikasi politik. Saluran komunikasi politik integral dengan

Page 5: Media Dalam Komunikasi Politik

4

system sosial budaya masyarakat setempat, walau secara umum level saluran

komunikasi politik terdiri dari :

a. Individu

b. Kelompok masyarakat

c. Organisasi sosial dan politik

d. Masyarakat atau public/mass

e. Negara

f. Internasional

Pengertian saluran komunikasi politik memang luas cakupannya. Bahkan yang

diistilahkan Almond dan Powell (Nasution, 1990) sebagai struktur-struktur

komunikasi pun, sebenarnya dimaksudkan sebagai saluran-saluran komunikasi

politik. Struktur-struktur komunikasi politik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Struktur wawancara informal.

Struktur ini merupakan saluran yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan

politik. Saluran ini memang bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh

struktur yang formal.

2. Struktur sosial tradisional

Struktur ini merupakan saluran komunikasi yang ditentukan oleh posisi sosial

pihak yang berkomunikasi. Dalam masyarakat tradisional, susunan struktur

sosial yang ada menentukan siapa yang layak berkomunikasi dengan siapa,

tentang masalah apa, dan dengan cara apa. Sekalipun harus diakui bahwa

penetapan peran tersebut tidak bersifat mutlak, namun karena sifat kehidupan

di masyarakat tradisional yang serba preskriptif, maka seolah-olah seorang

individu tidak lagi bebas untuk menentukan sendiri peran komunukasi yang

diinginkan (atau diperlukan), melainkan harus disesuaikan dengan posisi

sosial si individu yang bersangkutan.

3. Struktur masukan (input) politik

Yang dimaksud dengan struktur masukan adalah struktur yang

memungkinkan terbentuknya/dihasilkannya input bagi sistem politik yang

dimaksud. Struktur-struktur input politik seperti serikat sekerja, kelompok-

Page 6: Media Dalam Komunikasi Politik

5

kelompok kepentingan, dan partai politik, merupakan saluran informasi yang

bermakna dalam komunikasi politik. Merupakan sifat paling dasar bagi

organisasi-organisasi yang disebut tadi, untuk melakukan transisi

kepentingan, baik yang umum (popular) dan yang khusus, ke arah yang

digariskan oleh kepemimpinan politik yang berkuasa.

4. Struktur keluaran (output) politik. Adalah struktur formal dari pemerintahan.

Struktur kepemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-

pemimpin politik mengkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-

peraturan untuk bermacam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien

dan jelas. Efisien, karena jalur kepemerintahan tentunya dengan dukungan

kewenangan dan wibawa yang dimilikinya dapat dipakai untuk

menyampaikan pesan-pesan secara cepat dan mudah. Jalur birokrasi juga

memungkinkan penyampaian pesan-pesan secara jelas karena, terutama

karena mereka yang berada dalam jajaran birokrasi secara otomatis telah

memiliki bahasa yang kurang lebih sama, yang memungkinkan pengertian-

pengertian menjadi lebih jelas di antara sesama mereka, ketimbang orang-

orang yang berada di luar jalur tersebut. Struktur ini juga berperan penting

dalam mensuplai informasi dalam jumlah besar kepada publik. Bahkan bukan

hanya informasi yang menyangkut aturan resmi seperti peraturan-peraturan,

melainkan juga release berita yang dikeluarkan pemerintah, yang nyatanya

merupakan sumber informasi penting bagi media massa di banyak

masyarakat.

5. Media massa. Saluran media massa, sudah barang tentu, sesuai dengan fungsi

aslinya merupakan saluran penting dalam komunikasi politik. Namun dalam

membicarakan saluran media massa dalam rangka komunikasi politik, selalu

dikaitkan dengan konsep-konsep mengenai:

a. kebebasan media massa

b. Independensi media massa pada suatu masyarakat dari control yang

berasal dari luar dirinya, seperti pemerintah, pemegang saham, kaum

kapitalis/industrialis, partai politik, ataupun kelompok penekan.

Page 7: Media Dalam Komunikasi Politik

6

c. Integritas media massa sendiri pada missi yang diembannya

Penggunaan media dalam komunkasi politik perlu dipilih dan dipilih dengan cermat

untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi khlayak, dengan memerhatikan

sistem komunikasi politik suatu bangsa atau negara.

Dalam komunikasi politik , seluruh media dapat digunakan karena tujuannya adalah

untuk membentuk dan membina pendapat umum, serta mempengaruhi pemberi suara

dalam pemilihan umum. Selain itu komunikasi politik juga bertujuan memengaruhi

kebijakan atau keputusan dalam pembuatan peraturan dan perundang-undangan.

Sehingga semua jenis media diperlukan dalam proses komunikasi politik.

Penggunaan salah satu jenis media diantara seluruh media yang tersedia tergantung

pada kebutuhan atau kemampuan khalayak menerima dan mencerna pesan-pesan

politik yang akan disampaikan. Jadi seleksi media didasarkan pada kemampuan,

kebutuhan, dan kepentingan serta lokasi khalayak yang dijadikan sasaran komunikasi

politik. (Arifin, 2011, p. 257)

Peran Media dalam Pemilihan Umum

Dalam dunia politik, media kerap disebut sebagai pilar keempat demokrasi selain

eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Brian McNair (McNair, 2011, p. 21) mencatat ada

lima peran ideal media dalam mewujudkan kehidupan demokratis. Pertama, untuk

menginformasikan apa yang sedang terjadi (surveillance). Kedua, media

mengedukasi masyarakat ihwal fakta yang ditemukan di lapangan. Pada posisi

tersebut, McNair menggarisbawahi objektifitas jurnalis sebagai edukator. Soal fungsi

untuk mendidik dan membentuk diskursus, John Allen Hendricks dan Robert E

Denton sepakat dengan apa yang dikemukakan McNair. Menurut Hendricks dan

Denton, media berperan membentuk, mengumpulkan, dan menyebarkan informasi

agar masyarakat memahami isu politik dan memiliki keterikatan dengan politik.

Bias muncul karena realitas sebenarnya ditampilkan menjadi realitas media yang

telah dikonstruksi oleh jurnalis saat membuat berita.

Page 8: Media Dalam Komunikasi Politik

7

Ketiga, media menjadi wadah diskursus yang kemudian dapat mempengaruhi opini

publik. Media menjadi peracik agenda politik untuk memberikan informasi dan

memilah isu. Pada peran ini, media memiliki kemampuan yang besar dari yang bisa

dilakukan seorang politikus dalam membentuk wacana publik. Keempat, media juga

berperan sebagai pemantau pemerintah (watch dog). Dalam konteks ini, alih-alih

menyanjung saja, media juga memiliki peran untuk mengkritik pemerintah. Kelima,

McNair menyebutkan bahwa media juga berperan untuk mengadvokasi beberapa

pandangan politik (persuasion). Artinya, media sebagai kanal yang digunakan

beberapa partai politik untuk menyampaikan sudut pandangnya.

Peran advokasi kemudian berpotensi untuk berkembang menjadi persuasif. Hal

tersebut seringkali terjadi pada media cetak di mana media cetak biasanya akan

mendukung salah satu kandidat atau partai (media endorsement). Terlepas dari

keadaan ideal tersebut, liputan-liputan politik di media cenderung bias, subyektif dan

partisan, alih-alih obyektif atau tidak berpihak. Bias muncul karena realitas

sebenarnya ditampilkan menjadi realitas media yang telah dikonstruksi oleh jurnalis

saat membuat berita.

Media tidak lagi merepresentasikan peristiwa secara utuh, tapi melalui beberapa sudut

pandang yang dianggap menarik.

Sementara itu, Shoemaker dan Reese menawarkan dua pendekatan dalam membaca

peran media. Pendekatan pertama yakni pendekatan pasif. Media sebagai kanal yang

hanya melaporkan realitas sosial. Young seperti dikutip Shoemaker (Shoemaker,

1996, p. 33) menawarkan konsep null effects model di mana media merepresentasikan

realitas tanpa adanya distorsi. Dalam konteks ini, jurnalis merupakan neutral

transmitter yang melaporkan peristiwa melalui multiperspektif.

Pendekatan kedua, yakni pendekatan aktif. Media ikut membingkai realitas sosial

menjadi realitas media. Media tidak lagi merepresentasikan peristiwa secara utuh,

tapi melalui beberapa sudut pandang yang dianggap menarik. Inilah yang kemudian

disebut sebagai manipulasi. Manipulasi bisa dalam bentuk teks dalam media cetak

maupun verbal serta video dalam media elektronik. Melalui pemilihan angle, media

Page 9: Media Dalam Komunikasi Politik

8

menyuguhkan sajian yang menekankan pada isu tertentu. Dalam konteks ini, rentan

terjadi peliputan yang bias dan tidak obyektif.

Peranan media massa sangat besar dalam penyampaian informasi politik karena

media massa mempunyai beberapa keunggulan antara lain media massa memiliki

jangkauan luas dalam penyampaian pesan kepada khalayak dan berpengaruh

langsung serta segera terhadap penerima pesan.

Selain itu media massa mempengaruhi khalayak tentang apa yang dianggap penting.

Media massa memang tidak menentukan what to think, tetapi memengaruhi what to

think about. Dengan memilih berita tertentu dan mengabaikan yang lain, media

membentuk citra atau gambaran dunia kita seperti disajikan media massa. (Arifin,

2011)

Wujud dari peran media massa dalam komunikasi politik antara lain dalam bentuk

pilihan berita yang mengandung unsur politik sebgai salah satu unsure materi

pemberitaan.

PENUTUP

Pada akhirnya, seleksi dan penggunaan media politik , hanya dapat dilakukan

terhadap media yang dapat dikendalikan atau dikontrol oleh para politikus. Media

yang dimaksud yang bukan melembaga seperti media massa, yaitu media format kecil

seperti buku saku, bulletin (tabloid), brosur, pamphlet, poster, folder, selebaran,

spanduk, dan baliho (billboard). Selain itu media sosial juga dapat menjadi pilihan

karena konten dari media sosial ini dapat dikendalikan dan dikontrol oleh para

politisi, selain juga karena kepopuleran media sosial berbasis internet di masyarakat.

Page 10: Media Dalam Komunikasi Politik

9

Bibliography

Arifin, P. A. (2011). Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hikmat, D. M. (2011). Komunikasi Politik Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

McNair, B. (2011). An Introduction to Political Communication fifth edition. New York:

Routledge.

Nasution, Z. (1990). Komunikasi Politik: suatu pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Shoemaker, P. d. (1996). Mediating the Message:Theories of Influences on Mass Media

Content, Second Edition. New York: Longman.