KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

33
MODEL KOMUNIKASI POLITIK Dwi Korina Relawati, MA

Transcript of KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Page 1: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

MODEL KOMUNIKASI POLITIK

Dwi Korina Relawati, MA

Page 2: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

model• Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena

komunikasi, model mempermudah penjelasannya, sekaligus juga mereduksi fenomena komunikasi: artinya ada nuansa komunikasi lain yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.

Page 3: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

(1) Model Politik Pencitraan: Demagog politik

Page 4: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

DEMAGOG

Page 5: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 6: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 7: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 8: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 9: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 10: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 11: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 12: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 13: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 14: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

What is Demagog…

• Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat .

Page 15: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Politik Pencitraan

• Munculnya media dalam komunikasi politik, menggeser momen kebenaran menjadi momen citra politik, shingga terperangkap ke dalam permainan bebas citra. Citra yang sebenarnya telah digantikan oleh citra rekayasa demi kepentingan keterpilihan dalam pesta demokrasi.

Page 16: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Demagog politik

• Demagog adalah agitator penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat dengan janji-janji manis agar dipilih tapi kalau sudah terpilih tak peduli lagi pada rakyat; bahkan dengan kedudukan politiknya sering mengatasnamakan rakyat untuk mengeruk keuntungan (Mahfud MD). Konsep demagog sendiri lahir saat Aristoteles dan Plato menolak sistem pemerintahan demokrasi karena diperkirakan akan melahirkan demagog-demagog politik. Inilah yang saat ini terjadi di Indonesia. Media massa turut mengkonstruksi hal tersebut.

Page 17: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 18: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 19: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Politik pencitraan

• Kondisi tersebut akan melahirkan: Politik pencitraan yang membantu khalayak untuk memilih calon yang tepat. Berjalannya konsep meritokrasi Keberpihakan media terhadap kepentingan masyarakat, bukan kepada ekonomi politik atau pemilik media. Menyadari bahwa kita memasuki “the Era of Imagology”, citra lebih penting daripada realitas (lifestyle ecstasy). Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang Trias positif demi Indonesia yang lebih Politika bukan Koruptika.

Page 20: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 21: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Dalam seminggu terakhir suasana negeri kita sedikit memanas karena suhu perpolitikan meningkat khususnya antara KPK dengan POLRI.

Page 22: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 23: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 24: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Demagog ???....

Page 25: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik
Page 26: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• Percayakah kalian, jika Aristoteles dan Plato, kedua tokoh yang sangat dekat dengan konsep demokrasi bahkan sering disebut-sebut sebagai ‘konseptor demokrasi’ tidak setuju dan/atau menolak penerapan demokrasi dalam kehidupan bernegara …??? (Mahfud. MD: 2009) Kedua tokoh ini sekitar 2500 tahun silam menyatakan bahwa demokrasi merupakan konsep yang ‘berbahaya’ dalam kehidupan bernegara. Plato mengusulkan sistem aristokrasi yang dipimpin oleh seorang raja-filosof yang biasanya mempunyai kelebihan dan visioner.

• Kenapa demikian … ??? (Mahfud. MD: 2009) Aristoteles mengatakan demokrasi berbahaya karena berdasarkan pengalaman penerapan sistem demokrasi Athena, terdapat para demagog yang bergentayangan dalam sistem demokrasi. Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan dirinya. Ini sering mejadikan demokrasi menjadi sistem yang dictator-tirani meski tampak wajah procedural yang demokratis.

Page 27: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• Para demagog, biasanya menipu rakyat dengan janji-janji yang menjadikan rakyat menggantungkan harapan kepada mereka di saat pelaksanaan pemilu. Namun, setelah kekuasaan berhasil diraih para demagog, janji yang mereka sampaikan pada awal-awal proses kampanye itu dilupakan begitu saja.

• Penulis, merupakan satu dari sekian orang yang mengagumi Aristoteles dan Plato dengan konsep demokrasi mereka. Namun, dalam hal klaim mereka berdua akan konsep demokrasi yang berbehaya, penulis agak tidak sependapat.

• Demokrasi merupakan sistem yang menurut penulis paling ideal dalam kehidupan bernegara pada zaman modern. Dengan penerapan sistem demokrasi, setidaknya suara rakyat, hak rakyat, dan kepentingan rakyat dapat lebih terakomodir. Bahkan menurut Emha Ainun Najib, Demokrasi la roiba fih (tidak ada keraguan padanya). Persoalannya adalah, merajalelanya para demagog dalam kehidupan demokrasi … ???

Page 28: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• engenai demagog, ini dapat teratasi dengan sendirinya jika bukan para demagog yang menguasai arena politik kita. Artinya, haruslah arena perpolitikan kita dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat.

• Indonesia pada awal-awal kemerdekaan, pernah dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga, dalam catatan sejarah kita mengenal dan mengenang Soekarno, Hatta, Sjahrir, M. Yamin, Soepomo, Mohammad Roem dan yang lain-lain, yang mereka semua tampil menjadi pemimpin dengan tidak menggunakan cara-cara seperti para demagog. Pada awal-awal kehidupan bernegara bangsa Indonesia, kita dapat meminimalisir para demagog dari percaturan politik nasional. Namun kemudian, bagaimana dengan keadaan sekarang … ???

Page 29: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• Dewasa ini, di Indonesia para demagog yang dikatakan oleh Aritoteles dan Plato merajalela di semua lini perpolitikan negara ini. Baik parpol, eksekutif, legislatif ataupun mesin-mesin politik yang lain. Mereka dengan segala kesadarannya mengumbar janji manis untuk meraih simpati rakyat sehingga terpilih dan masuk dalam lingkaran kekuasaan legislatif maupun eksekutif. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang bergerak ‘atas nama rakyat’ untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Astagfirullah …

• Ada yang begitu gentar berteriak menyelamatkan negara ini dari disintegrasi bangsa, tapi tingkah lakunya malah menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Ada yang ngotot dalam setiap kesempatan meneriakkan untuk lawan para koruptor, padahal dia disinyalir terlibat dalam daftar para koruptor.

Page 30: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• da juga para ketua-ketua partai yang berapi-api berpidato di depan konstituen, jika partai mereka menjadi partai pemenang, negara akan makmur, sejahtera dan adil. Padahal, telah menjadi rahasia umum bahwa dia yang berpidato sering menggadaikan idealisme partai untuk mencari keuntungan pribadi. Bahkan, di Indonesia jalannya reformasi mulai tertatih-tertatih, jika indikatornya adalah pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, dalam bahasa pesimis dapat penulis katakan reformasi ‘telah gagal’.

• Tidak sedikit, pada demagog ala Indonesia dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, kekerasan, kekuatan uang, bahkan menggadaikan idelogi untuk mencapai kekuasaan. Yang mengenai hal ini pernah kita disuguhkan dengan wacana nasional dimana adanya aliran dana yang mengalir cukup deras disaat suksesi Jusuf Kalla manta Wakil Presiden RI itu dalam menuju kursi Ketua Umum Golkar, bahkan belakangan ini kita digemparkan dengan masalah Nazarudin yang membuka adanya aliran dana yang juga cukup deras mengalir pada saat Anas Urbanigrum menuju kursi satu Demokrat. Selain itu, mereka demagog sering menggunakan kekuatan intervensi dari luar, baik pemerintah, atau dengan membangun komunikasi perselingkuhan politik untuk memberikan rekomendasi partai kepada satu calon yang akan bertarung dalam pemilihan umum jika ia menjadi ketua partai, namun konsekwensinya orang yang akan dibeirkan rekomendasi itu harus membantu keuangannya dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik.

Page 31: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• Politik demagogi ini menjadikan partai politik menjadi tidak responsive dan tidak progesif dalam melihat kepentingan-kepentingan rakyat. Partai politik berada pada lingkaran kepentingan individual dan kepentingan elit sehingga menjadi apatis terhadap kepentingan rakyat.

• Bukan hanya itu, tidak tanggung-tanggung para demagog menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan pada lini eksekutif. Kekerasan, money politic, kekuatan etnis, bahkan saling menfitnah antara sesama demagog. Dengan tidak mempertimbangkan unsur-unsur kemanusiaan.

• Bahkan, dibumi moluku kie raha, pernah kita ditontonkan dengan koflik pemilukada yang paling lama di ‘dunia’. Konflik kekerasan yang berlarung-larut hasil desain para demagog yang saling melawan. Dengan menggunakan kekuatan etnis, mendesain dengan sengaja konflik antar etnis. Wal hasil, perkelahian, permusuhan dan dendam menjadi sisa-sisa konflik kepentingan para demagog. Setelah itu, salah satu demagog yang berkompetisi menjadi pemenang dan berkuasa, semua janji manis yang kemarin di janjikan dilupakan begitu saja.

Page 32: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• ini, bumi moluku kie raha kembali akan dihadapkan dengan pesta rakyat (pemilukada) di waktu dekat. Para demagog kembali mulai menjalankan aksinya. Penanggulangan kemiskinan, perbaikan jalan raya, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak menjadi isu sentral yang sering dijual dan sering juga dibeli habis oleh rakyat kita yang sebagian besar ‘masih sangat awam’. Namun, setelah tujuannya tercapai, kemiskinan, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak tidak kunjung berubah. Dalam kajian penulis, ada indikasi kebodohan dan kehidupan yang melarat merupakan ‘mega proyek politik’ para demagog, mereka takut jika rakyat sudah tidak lagi bodoh dan menikmati kehidupan yang layak, rakyat tidak mudah dibodoh-bodohi, artinya para demagog tidak dapat lagi membodohi rakyat dengan janji manis.

• Tidak haya janji kampanye yang mulai diwacanakan oleh tim masing-masing kandidat atau setidaknya melalui pesan yang diselipkan dalam baliho-baliho kampanye yang dipasang pada setiap sudut kota. Bertepatan dengan meletusnya Gung Api Gamalama sejak Desember (2011) hingga saat ini yang menyisakan korban tidak sedikit, para demagog muali melancarkan model ‘kampanye simpatik’, yang mana mereka berbondong-bondong memberikan bantuan kepada para korban bencana merapi dengan niat mendapatkan dukungan pada Pemilukada 2013 nanti. Rasa simpati yang seharusya dibangun diatas rasa keikhlasan bergeser menjadi selipan kepentingan politik.

Page 33: KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

• Ada juga, dia demagog yang selama hidupnya tidak pernah menginjakkan kaki di bumi moluku kie raha, apalagi menaruh perhatian terhadap keadaan social, ekonomi, dan hukum yang sedang bergejolak di bumi moluku kie raha. Tiba-tiba datang dan menjadi orang paling tahu dengan keadaan Maluku Utara, menjadi orang yang paling bisa membawa Maluku Utara dari keadaan krisis multidimensi yang sedang dilanda sekarang. Sok jagoan, sok tahu, sok perhatian … mungkin demikian. Tapi itulah mereka para demagog.

• Kenapa dapat seperti ini, karena seluruh arena peprolitikan kita telah dikuasai oleh para demagog. Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mengajak seluruh komponen yang menaruh perhatian dengan keadaan bangsa kita sekarang, mari kita bersatu dan memikirkan cara, bagaimana menaruh ranjau agar para demagog tidak dapat leluasa dalam arena perpolitikan nasional. Sehingga, arena itu dapat dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Kenapa tidak … ??? bukankah sejarah Indonesia telah mebuktikan bahwa kita pernah dipimpin oleh mereka yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Dengan demikian, satu rekomendasi penulis terhadap mereka yang memilh jalan idealis hendaknya tidak bersikap a-politik. keberadaan orang-orang idealis ini dalam lembaga negara baik eksekutif, legislatif, yudikatif ataupun lembaga-lembaga independent negara diharapkan dapat memberikan warna baru dalam lingkungan-lingkungan yang telah dicemari para demagog itu.

• Jika, demagog tetap menguasai arena politik bangsa ini, jangan harap negara ini dapat maju dan jangan harap reformasi ada gunanya.