Mechanical Compressed Air System Risha
-
Upload
risha-rianty-dewi -
Category
Documents
-
view
48 -
download
7
description
Transcript of Mechanical Compressed Air System Risha
DESKRIPSI
Compressed Air System
Sistem Udara Bertekanan
Sistem udara terkompresi (compressed air) adalah sistem pembantu dalam bagian
utama pusat listrik. Udara terkompresi ini dimanfaatkan setidaknya untuk beberapa fungsi,
antara lain : untuk menghidupkan mesin (starting engine), untuk keperluan penggerak
instrumen (instrument air), dan untuk keperluan servis (service/working air). Untuk
mengurangi jam operasi dari unit compressor, digunakan bantuan tabung udara
terkompresi (air bottle) untuk menampung udara bertekanan dalam jumlah dan tekanan
tertentu. Khusus untuk udara penggerak instrumen (instrument air), udara terkompresi
perlu diberi perlakuan tambahan, yaitu dengan penambahan pengering udara (air drier).
Harapannya, udara yang digunakan untuk penggerak instrument, semisal katup kontrol
(control valve), sudah cukup kering dan terbebas dari uap air, yang dapat merusak
peralatan kontrol, semisal pengarah bukaan katup (valve positioner).
1. Kompresor (compressor)
Bagian kompresor ini mencakup:
a) motor penggerak kompresor (prime mover)
b) kompresor (compressor)
c) saringan udara masuk (inlet air filter)
Motor penggerak kompresor berfungsi untuk menggerakkan/memutar
kompresor sehingga kompresor dapat bekerja. Motor penggerak yang digunakan
adalah motor listrik, motor bakar (diesel atau bensin) atau turbin. Motor penggerak
yang paling banyak digunakan pembangkit tenaga listrik adalah motor listrik arus
bolak balik AC tiga fasa jenis asinkron sangkar tupai, karena jenis motor ini
sederhana dan mudah perawatannya. Motor listrik arus searah DC atau pun motor
bakar digunakan hanya sebagai penggerak darurat.
1.1 Kompresor dan Fungsinya
Kompresor berfungsi untuk mengalirkan udara dan memberi tekanan pada
udara tersebut, sebagai udara kempa. Jenis kompresor yang paling banyak
digunakan adalah:
Kompresor bolak-balik (Reciprocating)
Kompresor sentrifugal (centrifugal)
Kompresor berputar: rotary screw dan rotary vane
1.1.1 Kompresor bolak-balik (Reciprocating compressor)
Kompresor bolak-balik bekerja seperti pompa sepeda. Suatu torak
(piston) digerakkan oleh potor listrik, melalui poros engkol dan batang
penghubung (connecting rod), mengecilkan voluma udara di dalam tabung
(cylinder), mendorong/menekan (mengkompres) udara ke tekanan yang
lebih tinggi. Kompresor aksi tunggal mempunyai langkah tekan hanya pada
satu arah, sedangkan kompresor aksi ganda melakukan langkah tekan setiap
torak piston bergerak maju maupun mundur.
Kompresor bolak-balik biasanya berjenis kompresor bertingkat
banyak yang terdiri dari beberapa tingkat (multi-stage compressors).
Kompresor bertingkat banyak menekan (mengkompres) udara di tingkat
awal, kemudian udara itu didinginkan, selanjutnya dikompres lagi di tingkat
yang kedua, dan mungkin lagi di tingkat ketiga dan/atau keempat tergantung
pada tekanan akhir yang diperlukan. Kompresor aksi ganda bertingkat
banyak (multi-stage double-acting compressors) adalah kompresor kapasitas
besar yang paling efisien; tetapi lebih bising dan lebih mahal.
Udara keluaran kompresor bolak-balik dikontrol dengan katup curah
(unloader), dimana piston bekerja terhadap tahanan udara bertekanan sangat
rendah, sehingga sangat kecil enerji yang terbuang. Itulah sebabnya
kompresor bolak-balik jenis ini cukup efisien pada operasi beban tidak tetap
(load – unload). Kompresor yang paling banyak digunakan pada sistem
udara kempa pada pembangkit tenaga listrik adalah jenis Kompresor bolak-
balik (Reciprocating compressor).
Ada dua jenis kompresor, yaitu tabung (cylinder) tanpa
pelumastabung (cylinder) berpelumas. Selain jenis torak (piston) biasa,ada
juga yang menggunakan plunyer rata (plain plunger). Kompresor jenis ini
mengisap dan menekan udara pada saat torak bergerak maju atau pun
mundur.
Gambar 1.1 Kompresor bolak-balik (Reciprocating) tanpa pelumas (oil free) dan bagian bagiannya
Gambar 1.2 Double Reciprocating Compressor
Gambar 1.3 Single Reciprocating Compressor
Distance Piece
Piston Rod
O I L
Cylinder
Discharge
Suction
Piston
Rod Packing Case
(Side View, Cut in Half)
2. Saringan Udara (AirFilters)
Semua kompresor sensitif terhadap debu dan uap (asap) yang ada pada
udara, yang dapat berupa campuran yang bersifat perekat (adheshive), penggosok
(abrasive) dan pengkarat (corrosive) didalam tabung silinder. Pencemaran ini
(contaminants) terbentuk pada bagian-bagian yang berputar dan dapat
menyebabkan keausan dan ketidak seimbangan mekanis, mengakibatkan kerusakan
kompresor. Saringan udara pada sistem udara kempa berfungsi untuk menangkap
partikel-partikel dari udara dan memisahkan kondensasi air atau minyak dari udara
Suatu filter yang paling penting pada sistem udara kempa adalah saringan
udara masuk kompresor. Saringan ini menangkap abu, debu dan partikel lainnya
dari udara yang masuk ke kompresor. Kompresor adalah peralatan yang
toleransinya ketat (kecil) dan sedikit partikel kecil pun dapat masuk ke dalam rotor
atau silinder dan mengakibatkan keausan dan kerusakan dini. Saringan udara masuk
harus disesuaikan penggunaan diharapkan dan ada banyak saringan yang berbeda-
beda jenis, rancangan dan ukurannya. Pada umumnya saringan udara dibentuk
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
Pusaran (Cyclones), yang melemparkan debu keluar karena gaya
sentrifugal
Saringan udara basah (Wet air filters), yang mengikat debu dengan
menggunakan cairan
Saringan udara kering (Dry filters), yang menangkap debu dengan
menggunakan efek saringan
Efisiensi saringan, dicirikan dengan tingkat pembersihan debu, yang
menunjukkan berapa persen debu yang dikandungi udara yang sebenarnya
tertangkap, dan mengacu pada uji komposisi debu AFI (American Filtration
Institution). Saringan partikel juga harus dipasang sesudah pengering udara jenis
desikan (desiccant dryer) untuk menangkap partikel-partikel desikan (desiccant
particles). Saringan penggabungan (Coalescing filters) digunakan dikeseluruhan
sistem udara kempa untuk menangkap kondensasi air atau minyak dari udara
kempa. Saringan penggabungan harus mempunyai kurasan kondensat otomatis
(automatic condensate drains).
Saringan penggabungan (Coalescing filters) mungkin merupakan penyaring
udara terbaik pada sistem udara kempa, karena juga dirancang untuk menangkap
bintik-bintik (butiran-butiran) air dan minyak menggunakan tehnik penyaringan
mekanikal. Saringan penggabungan (Coalescing filters) uga menangkap partikel-
partikel padat hingga ukuran sangat kecil (0.01 micron). Adalah penting memantau
penurunan tekanan (pressure drop Δp) pada saringan untuk mengetahui apakah
elemen saringan sudah perlu diganti. Umumnya, bila Δp telah mencapai 6 ÷10 psi,
saringan sudah perlu diganti. Agar lebih efektif, saringan udara sebaiknya dipasang
berpasangan, yaitu saringan rangkap (dual filters). Kedua saringan ini berfungsi
serupa, saringan yang pertama adalah saringan awal (general-purpose filter) untuk
melindungi saringan kedua yang lebih halus (a high-efficiency filter) dari butiran
partikel besar. Penggunaan saringan rangkap (dual filters) ini akan menjamin udara
kempa bermutu baik denga biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah.
2.1 Pendingin Udara Kempa (inter-cooler and after-cooler)
Sesuai dengan sifat termodinamika bahwa udara yang dikompres
(ditekan), maka suhu (temperatur)nya akan mengalami kenaikan. Suhu
udara yang tinggi ini dapat mengakibatkan kerusakan peralatan berikutnya
yang akan dilalui ataupun yang akan menggunakan udara bertekanan dan
bersuhu tersebut. Pada sistem udara kempa yang menggunakan kompresor
bertingkat (multi-stage compressor), udara keluaran kompresor tingkat
pertama harus didinginkan terlebih dahulu sebelum dialirkan sebagai udara
Test Dust Composition Grain Sizes Share
Street Dust
0 - 5 µm 28%
5 -10 µm 13%
10 -20 µm 11%
20 - 40 µm 13%
40 - 80 µm 7%
Rust 0,08 µm 25%
Cotton Linters 3%
masukan ke kompresor tingkat kedua. Demikian seterusnya, udara keluaran
suatu tingkat harus didinginkan sebelum dialirkan ke kompresor tingkat
berikutnya. Pendingin udara antar tingkat kompresor ini disebut “inter-
cooler”.
Udara kempa keluaran dari kompresor tingkat terakhir juga harus
didinginkan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke peralatan sistem udara
kempa yang berikutnya, seperti pemisah (separator) atau tangki udara.
Pendingin udara akhir (udara keluaran kompresor tingkat terakhir) ini
disebut “after-cooler”. Media pendingin yang umum dipakai untuk
mendinginkan udara kempa ini adalah air (cooling water); bisa juga
menggunakan udara sebagai media pendingin (cooled by air). Akibat
pendinginan, uap air yang dikandung udara keluaran pendingin akan
berubah (berkondensasi) menjadi bintik-bintik air, yang harus dipisahkan
dari udara oleh dan didalam separator. Kemudian air kondensat ini
diperangkap dan dikuras (dibuang) keluar. Pendingin (cooler) yang umum
dipakai adalah berjenis tabung beraliran langsung (once through) dengan
pipa-pipa pendingin (cooling tubes) didalamnya. Tabung pendingin ini
disambungkan langsung ke pipa penyaluran udara; biasanya dengan
sambungan cakram (flanges) pada sisi masuk maupun keluar pendingin.
DETAIL DESIGN
Compressed Air System Untuk PLTU 2 X 300 MW Gunung Megang, Muara Enim
Sistem udara bertekanan ini dirancang untuk mengontrol pneumatic valves dari
distribusi fly ash dengan electrofilter.
Distribusi compressed air system
Didistribusikan dengan pipa seamless berbahan steel galvanized. Didistribusikan ke
semua pneumatic drive valve yang lokasinya dibawah electrofilter (didesign 2 unit) dan
pompa-pompa (didesign 2 unit).
Penerapan compressed air system
Lokasi yang dialiri udara bertekanan ini adalah didtribusi fly ash, pipa udara
armatures of ash pipa distribusi ash dan pneumatic valve in bager station. Diditribusikan
dari regulasi kompresor ke katup-katup dan diprogram dengan PLC. Kompresornya
dioperasikan dengan sumber udara yang tekanannya antara 6,3 – 7,5bar. Ketika terjadi
tekanan drop di sumber dibawah 7,7 bar maka tekanan minimum yang harus dipenuhi
sebesar Pmin = 6,3bar dan secara otomatis satu kompresor akan aktif sampai nilai tekanan
maksimal yang tidak dipenuhinya.
Berdasarkan data dari coal handling unit
Tabel 1. The quantity of ash produced by one unit
Input Data Value
Total Ash, Bottom And Fly Ash 175 – 240 t/h
Fly Ash 162,5 – 232,2 t/h
Ash From Boiler Hoppers And Air Preheater Hopper 13,0 – 17,9 t/h
Tabel 2. Design data
Input Data Value
Bulk Density Of Fly Ash 0,7 t/m3
Specific Mass Density 2,1 g/cm3
Average Solid Particle Size, D50 100 Microns
Tabel 3. Capacity data of the system
Input Data Value
Long Distance Fly Ash Pneumatic Conveying 258 t/h per unit(including15% reverse)
Slurry Flow Range 326 - 355 m3/h
Maximum Possible Slurry Flow 390 m3/h
Pemilihan kompresor untuk sistem udara tekanan pada elektrofilter (2 unit)
1. air consumption by consumer for transmition in block 1 : Q1 = 53m3/h
2. air consumption by consumer for transmition in block 2 : Q2 = 53m3/h
3. air consumption by consumer for transmition in pump station 1 and 2 like
consumers on air preheaters and under channel of flue gases : Q3 = 15m3/h
4. total air consumption increased for 20% : Q = 1,2 x (Q1 + Q2 + Q3) = 1,2 x (53 +
53 + 15) = 1,2 x 121 = 145,2 m3/h
berdasarkan perhitungan kebutuhan total konsumsi udara yang didapat yaitu sebesar 145,2
m3/h didapatkan kompresor dari Atlas Copco
Gambar 1. Kompresor Atlas Copco
Tabel 4. Spesifikasi Kompresor
Type GA15+
Capacity 160 m3/h
Operation Pressure 7.7 bara
Power Of Electromotor 15 kW
Noise Level 64 dB
Dimension 1400 x 1225 x 650 [1]
Absorption Dryers Type CD 44 (2 piece)
Air Volume 2 m3
Pressure Outlet 8.5 bara
Pipeline calculatuon at the outlet of the compressor
1. Air density by pressure and ambient temperature
Dapat dihitung berdasarkan :
Dimana, p1 merupakan tekanan ambient udara yaitu 1 bar, t1 merupakan
temperature ambient udara di daerah Muara Enim yaitu 23 ºC dan R adalah
ketetapan gas konstan 8,314 J/molK, maka :
(1)
2. Air density at outlet of the compressor
Mengitung air density di pipa berdasarkan persamaan (1) :
Dimana, p2 merupakan tekanan outlet kompresor 1 + 7.5 = 8.5 bar x105 Pa, t2
merupakan temperature outlet kompresor 25 ºC dan R adalah ketetapan gas konstan
8,314 J/molK, maka :
3. Quantity of compressed air
Dapat dihitung berdasarkan :
Dimana Q merupakan kapasitas kompresor 160 m3/h, laju aliran udara
M1 = , maka
(2)
4. Pipeline dimensioning
Dapat dihitung berdasarkan :
(3)
Dimana, asumsi air velocity for pipeline flow v = 5 m/s, maka
Maka, nominal diameter pipa DN 32 (Ø42,4 x 2,6) dapat digunakan.
5. Calculation of compressed air pressure drop for section 1-1
Pressure drop pada pipa dapat diketahui dari :
(4)
Dimana, λ merupakan koefisien fraksi udara, L adalah panjang pipa, D adalah
diameter dalam pipa, dan v adalah air velocity in pipeline, adalah densitas udara
dan ls adalah local losses dari kompresor.
a. Pipeline characteristics section 1-1
Table karakteristik dari pipeline section 1-1:
Input Data Value
Pipeline Length (m) 300 m
Air Velocity In Pipeline (m/s ) 5 m/s
Internal Pipe Harshness (K) (mm) 0,05 mm
Internal Pipe Diameter (mm) 36.5 mm (DN32, Ø42,4 x 2,6)
b. Air density with operation parameters
Densitas udara pada pipeline outlet kompresor dapat dicari dengan
menggunakan rumus (1) :
Dimana, p2 merupakan tekanan outlet kompresor 1 + 7.5 = 8.5 bar x105 Pa, t2
merupakan temperature outlet kompresor 25 ºC dan R adalah ketetapan gas
konstan 8,314 J/molK,
c. Determination of air circuit in pipeline
Dapat dicari bilangan Reynolds :
(5)
Re > 2300 – turbulent circuit
d. Determination of air viscosity and friction coefficient
Dynamic viscosity of air on temperature T2 dapat ditentukan dengan persamaan
(5)
Dimana t2 merupakan temperature outlet kompresor 25 ºC = 298K, Tb =273K
adalah temperature udara pada keadaan normal dan η0 = 17.3 x 10-6 Pa. Maka,
e. Friction coefficient of air and pipeline
Diasumsikan internal harshness of pipe is K = 0,05 mm dan diameter dalam
pipa D = 36.5 mm (DN32, Ø42,4 x 2,6) dan relative pipe harshness dapat
ditentukan
Dimana λ adalah friction coefficient dari undara dalam pipeline dan dapat dicari
dengan :
f. Friction coefficient of air in pipeline
Tabel Friction coefficient of air dalam pipeline
Resistance coefficient for bend 90º Lsk1 = 0.3 10 pcs
Resistance coefficient for bend 45º Lsk2 = 0.3 4 pcs
Resistance coefficient for T-piece LsT = 0.6 14 pcs
Total of local losses in pipeline: Σ ls = (0,3X10)+(0,3X4)+(0,6X14) = 12,6
Menggunakan persamaan (4), perhitungan calculated pressure drop on line
untuk udara bertekanan di section 1-1:
Dimana L merupakan Pipeline Length 300 m, D merupakan Internal Pipe
Diameter (mm) 36.5 mm, v merupakan Air Velocity In Pipeline (m/s ) 5 m/s,
merupakan Air density with operation parameters dan ls merupakan
Total of local losses in pipeline 12,6. Maka,