Maternitas Endometritis

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST NATAL DENGAN ENDOMETRITIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan dan persalinan. Dinegara-negara berkembang dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari keaadaan sempurna kejadian infeksi nifas masih besar, karena kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam penanganan mengenai hal ini baik dalam masa kehamilan maupun persalinan Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Salah satu contoh infeksi nifas yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu endometritis. Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium pada lapisan sebelah dalam. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga personal higiene, kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi penulis untuk membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.

Transcript of Maternitas Endometritis

Page 1: Maternitas Endometritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST NATAL DENGAN

ENDOMETRITIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman-

kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan dan persalinan. Dinegara-negara

berkembang dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari keaadaan sempurna

kejadian infeksi nifas masih besar, karena kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam

penanganan mengenai hal ini baik dalam masa kehamilan maupun persalinan Infeksi

nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus

dan jalan lahir. Salah satu contoh infeksi nifas yang akan dibahas dalam makalah ini

yaitu endometritis. Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium pada

lapisan sebelah dalam.

Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga personal higiene,

kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang

endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi penulis untuk membahas

tentang infeksi nifas mengenai endometritis.

Page 2: Maternitas Endometritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Endometritis

1) Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisab dalam dari rahim).

infeksi dapat terjadi berkelanjutan sebagai kelanjutan infeksi pada servik atau

infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam Rahim. (Manuaba, 1998)

2) Endometritis adalah suatu peradagan endometrium yang biasanya di sebabkan

oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber1994)

3) Endometritis akut dapat terjadi akibat infeksi asenden dari genetalia ekterna atau

adanya hasilkonsepsi yang tertinggal, yang menyebabkan rabas vagina berbau

busuk serta nyeri abdomen. (Brooker, 2005)

B. Etiologi

Mikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter

foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat

diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes,

Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum. Organisme penyebab biasanya

mencapai vagina pada saat perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau melalui

sirkulasi darah.

Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan endometritis, yaitu retensio

sekundinarum, distokia, faktor penanganan. Selain itu, endometritis biasa terjadi

setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah

melahirkan. Endometritis dapat terjadi sebagai kelanjutan kasus distokia atau retensi

plasenta yang mengakibatkan involusi uterus pada periode sesudah melahirkan

menurun. Endometritis juga sering berkaitan dengan adanya Korpus Luteum Persisten

(CLP).

Page 3: Maternitas Endometritis

C. Patogenesis

Rahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina terdapat banyak

mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini dapat secara asenden

masuk ke rahim terutama pada saat perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah

mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka dapat

terjadi endometritis. Kejadian endometritis kemungkinan besar terjadi pada saat

kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak

bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus,

Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus

dan Trichomonas foetus).

D. Faktor predisposisi ;

Faktor-faktor predisposisi menurut Manuaba (1998), adalah :

Seksio sesarea, ketuban pecah, partus lama dan kelahiran, anemia, perdarahan, jaringan

plasenta yang tertahan, pemakain AKDR, dan penyakit sistemik yang menurunkan

resistensi terhadap penyakit. wanita dengan status nutrisi yang buruk, misalnya lebih

rentan terhadap infeksi bakteri

E. Klasifikasi :

1. Endometritis akut

Endometritis akut adalah peradangan yang terjadi secara tiba – tiba. Pada

endometritis akut, endometrium mengalami edema dan hipereremi.

Penyebab:

a) Infeksi gonorrhea

b) Infeksi pada abortus atau partus

c) Kerokan endometrium

d) Adanya tindakan obstetric pada endometrium

2. Endometritis kronik

Endometritis kronik adalah peradangan pada endometrium dikarenakan penyakit

yang sudah lama diderita oleh ibu.

Page 4: Maternitas Endometritis

Endometritis kronik ditemukan:

a) Ibu penderita TBC

b) Jika tertinggal sisa – sisa abortus dan partus

c) Pada polip uterus dengan infeksi

d) Pada tumor ganas uterus

e) Pada salpingo-oofaringitis dan selulitis pelvis

F. Tipe Endometritis

1. Endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan)

2. Endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel

sintitial dan trofoblas yang banyak)

3. Endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba

fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.)

G. Tanda dan Gejala :

Menurut Morgan dan Carole (2009), tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut :

1. Demam dan menggigil

a) Demam suhu 38 – 40°C bergantung pada beratnya infeksi

b) Suhu tubuh sering kali rendah selama beberapa hari kemudian meningkat

tajam

c) Menggigil mengindikasikan infeksi yang berat

2. Takikardia antara 100 denyut/menit dan 140 denyut/menit tergantung beratnya

infeksi

3. Tanda dan geljala pada uterus;

a) Nyeri tekan yang meluas secara lateral

b) Nyeri yang rekuren atau lama setelah kelahiran

c) Subinvolusi

d) Distensi abdomen ringan

e) Abnormalitas lokia :

1) Mungkin jumlahnya sedikit dan tidak berbau bila infeksi anaerob

Page 5: Maternitas Endometritis

2) Mungkin cukup banyak, berbau busuk, berdarah, seropurulen, sedikit bila

infeksi aerob

4. Awitan biasanya 3-5 hari setelah pelahiran kecuali disebabkan oleh streptokokus

beta hemolitikus. Selanjutnya awatan terjadi lebih awal dan lebih cepat muncul

peningkatan sel darah putih lebih dari biasanya saat pascapartum.

H. Pemeriksaan penunjang.

Pada kasus dengan endometritis perlu dilakukan menurut Manuaba (1998) :

1. Leukosit : Terjadi leukositosis

2. Hemoglobin dan Hematokrit : mengalami penurunan pada keadaan anemia.

3. Kultur dari bahan intrauterus atau intraservical : ditemukan biakan Streptococus

hemoliticus aerobia, Staphylococus aureus, Clostridium welchii, Escherichia colli.

I. Terapi

Terapi endometritis, dapat dilakukan melalui pemberian antibiotik sistemik, irigasi

rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi

prostaglandin untuk menginduksI uterus. Pengobatan yang direkomendasikan untuk

endometritis yang agak berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi

uteru s mempergunakan antiseptik ringan dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi

diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin

dan intra muskular. Leleran dapat dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen.

Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina.

J. Penatalaksanaan

1. Pada penderita endometritis ringan pasca persalinan normal pengobatan dengan

antibiotika oral biasanya memberikan hasil yang baik.

Page 6: Maternitas Endometritis

2. Pada penderita sedang dan berat , termasuk panderita pasca secsio caesarea, perlu

diberikan antibiotik spektrum luas secara intravena, dan biasanya penderita akan

membaik dalam waktu 48 – 72 jam.

3. Bila setelah 72 jam demam tidak membaik perlu dicari dengan lebih teliti

penyebabnya karena demam yang menetap ini jarang yang disebabkan oleh

resistensi bakteri terhadap antibiotika atau suatu efek samping obat.

4. Penyulit endometritis yang sering menimbulkan demam yang menetap ini

diantaranya parametrial flegmon, abses pelvis atau tempat insisi, infeksi pada

hematom dan pelvik trombo flebitis. Oleh karenanya, pada kasus endometritis yang

berat dan disertai penyulit perlu dipertimbangkan intervensi bedah untuk drainase

abses atau evakuasi jaringan yang rusak.

K. Pencegahan Endometritis

1. Menyembuhkan penyakit metabolisme

2. Memenuhi kebutuhan magnesium

3. Perbaiki kebutuhan nutrisi

4. Menjaga kebersihan alat yang digunakan dalam pertolongan kelahiran

5. Dalam menangani retensi sekundinarum segera diadakan pertolongan dengan

teknik yang baik dan menyeluruh, jangan ada sisa sekundinae yang tertinggal di

dalam uterus.

Page 7: Maternitas Endometritis

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN ENDOMETRITIS

A. Pengkajian

1. Biodata Klien

2. Keluhan utama yang dirasakan klien

Biasanya Ibu mengeluh sakit perutnya saat ditekan, lokia yang berbau, demam

3. Riwayat kesehatan dahulu

Adakah penyakit-penyakit terdahulu yang dapat memperberat penyakitnya.

4. Riwayat kesehatan keluarga

5. Riwayat menstruasi

Siklus : Metrorargia (pada endrometritis akuta) dan Menorargia/

metrorargia (pada endrometritis kronika)

Flour albus : (positif), banyak, berbau

6. Riwayat pernikahan

7. Riwayat obstetri

a) untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dan pernikahan yang ke berapa,

berapa umur kehamilanya, pernah keguguran atau tidak, apabila pernah

keguguran dilakukan kuret atau tidak, dan ada atau tidak penyakit yang

menyertai kehamilan

b) untuk riwayat persalinan, ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana

persalinannya, normal atau operasi atau dengan alat, siapa yang menolong

persalinannya, dimana dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga

ditanyakan berapa berat lahir bayi, jenis kelaminnya, panjang badan dan

apabila anak hidup berapa usianya Semarang, dan bila mati apa penyebabnya.

Page 8: Maternitas Endometritis

c) Untuk riwayat nifas, apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan,

penyulit atau tidak, menyusui atau tidak.

8. Riwayat KB

Jenis kontrasepsi yang digunakan

9. Pola kehidupan sehari-hari

a) Nafsu makan ibu menurun

b) Terjadi ganguan istirahat karena ada rasa nyeri pada daerah abdomen pada

bagian bawah jika ketekan.

c) Sering ganti celana dalam karena darahnya semakin banyak dan bau

10. Riwayat psikososial

Biasanya bu akan merasa cemas

B. Pemeriksaan umum

Keadaan umum, TTV    

C. Pemeriksaan Fisik

1. Abdomen    :

a) inspeksi : perut membuncit, TFU (masih tinggi, normalnya pertengahan

symphisis pusat)

b) Palpasi : nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, kontraksi uterus lemah

2. Genitalia : lokhea berbau busuk, normalnya lokhea sanguinolenta, Pecah

ketuban dini/lama, persalinan lama, Hemorargi pascapartum, Tepi insisi:

kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, drainase purulen.

D. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah lengkap (leukosit meningkat)

2. Pemeriksaan cairan dari serviks secara mikroskopis terdapat bakteri

3. Laju sedimentasi darah: sangat meningkat pada adanya infeksi.

Page 9: Maternitas Endometritis

4. Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)

5. Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus/intraservikal drainase

luka/pewarnaan gram dari lokhia servik dan uterus: mengidentifikasi organisme

penyebab.

6. Ultrasonografi: menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang tertahan,

melokalisasi abses peritoneum.

7. Pemeriksaan bimanual: menentukan sifat dan lokasi nyeri pelvis,massa,

pembentukan abses atau adanya vena-vena dengan trombosis.

8. Bakteriologi: spesimen darah, urin dikirim ke laboratorium bakteriologi untuk

pewarnaan gram, biakan dan pemeriksaan sensitifitas antibiotik. Organisme yang

sering diisolasi dari darah pasien dengan endometritis setelah seksio sesarea adalah

peptokokus, enterokokus, clostridium, bakterioles fragilis, Escherechia coli,

Streptococcus beta hemilitikus, stafilokokus koagulase-positif, mikrokokus, proteus,

klebsiela dan streptokokus viridans (Di Zerega).

E. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh dan sifat infeksi. (agen cidera biologi

dan fisik)

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasive,

ketidakadekuatan imunitas

3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi

Page 10: Maternitas Endometritis

F. Intervensi Keperawatan

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri NOC :

Pain Level, Pain control, Comfort level

Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

NIC : Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

Page 11: Maternitas Endometritis

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik

ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek

samping)

2 Resiko infeksi NOC :

Immune Status Knowledge : Infection control Risk control

Kriteria Hasil :

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Mendeskripsikan proses penularan

NIC :

Infection Control (Kontrol infeksi)

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat

berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

Page 12: Maternitas Endometritis

penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,

Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Jumlah leukosit dalam batas normal

Menunjukkan perilaku hidup sehat

Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai

dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi

kandung kencing Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap penyakit menular Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,

panas, drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi

Page 13: Maternitas Endometritis

Laporkan kecurigaan infeksi Laporkan kultur positif

3 Kecemasan NOC :

Anxiety control Coping

Kriteria Hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan

prognosis Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back / neck rub Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,

persepsi Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Page 14: Maternitas Endometritis

BAB III

KESIMPULAN

Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada

endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.

Kurangnya kesadaran ibu nifas dalam hal personal higiene dan merawat luka perineum.

Akibatnya, adanya mikroorganisme dari vagina dapat secara asenden masuk ke rahim

terutama pada saat perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu

banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka dapat terjadi endometritis.

Page 15: Maternitas Endometritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST NATAL DENGAN

ENDOMETRITIS

Disusun Oleh :

JULI PRABOWO

ORY OKAWARY

SUPRAPTI

ADI WINATA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 16: Maternitas Endometritis

DAFTAR PUSTAKA

Morgan, Geri dan Carole Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktis Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Taber, Ben-Zion. 1994. Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Penerbit EGC Medical Publisher: Jakatra

http://kumpulan0askep.wordpress.com/2011/06/02/askep-endometritis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Endometritis#cite_note-Aiello-5

http://nurulekow.wordpress.com/2012/03/09/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-dengan-endometritis/