ENDOMETRITIS baru

42
ENDOMETRITIS Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Lanjut II Uroginekologi Dosen Pembimbing: Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Sc DISUSUN OLEH: 1. Dwi Rahmawati (1202430015) 2. Norma Quratul Aini (1202430017) 3. Winda Agus Setyo Rahayu (1202430020)

Transcript of ENDOMETRITIS baru

Page 1: ENDOMETRITIS baru

ENDOMETRITIS

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahAskeb Lanjut II Uroginekologi

Dosen Pembimbing:Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Sc

DISUSUN OLEH:1. Dwi Rahmawati (1202430015)2. Norma Quratul Aini (1202430017)3. Winda Agus Setyo Rahayu (1202430020)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK KEDIRI

2013

Page 2: ENDOMETRITIS baru

LAPORAN PENDAHULUAN

I. PENGERTIAN

- Endometritis adalah infeksi endometrium (lapisan dalam dari rahim) (Geri,

2009).

- Endometritis adalah peradangan pada lapisan endometrium uterus (Rivlin,

2011).

II. ETIOLOGI

Endometritis adalah penyakit yang disebabkan oleh polimikroba, rata-rata 2-3

organisme. Dalam banyak kasus, muncul dari infeksi ascending dari organisme yang

ditemukan di flora normal vagina (Rivlin, 2011).

Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran genital pascapartum adalah:

1. Aerob:

Streptokokus grup A, B dan D

Enterokokus

Bateri gram-negatif – Escherchia coli, Klebsiella dan Proteus

Staphylococcus aureus

Gardnerella vaginalis

2. Anaerob:

Spesies peptokokus

Spesies peptostreptokokus

Golongan Bacteroides fragilis

Spesies klostridium

Spesies fusobakterium

Page 3: ENDOMETRITIS baru

Spesies Mobiluncus

3. Lain-lain:

Spesies Mycoplasma

Chlamydia tracomatis

Neisseria gonorrhoeae (Leveno, 2009).

III. KLASIFIKASI

1. Endometritis Akut

Pada endometritis akut, endometrium mengalami edema dan hiperemi dan

pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit

berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab

yang paling penting adalah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.

Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke atas

dan menyebabkan endometritis akut.

Infeksi postapartum dan postpartum sering terdapat oleh karena luka-luka

pada serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas implantasi plasenta, yang

merupakan porte d’entree bagi kuman-kuman patogen. Selain itu, alat-alat yang

digunakan pada abortus dan partus yang tidak steril dapat membawa kuman-

kuman ke dalam uterus.

Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke

miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke

parametrium, ke tuba dan ovarium dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-gejala

endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam

keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea

yang bernanah dan uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.

Sebab lain endometritis akut adalah tindakan yang dilakukan dalam uterus

di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukkan radium ke dalam

uterus, memasukkan IUD ke dalam uterus dan sebagainya. Tergantung dari

virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis tetap

terbatas pada endometrium atau menjalar ke jaringan di sekitarnya. Endometritis

akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen

Page 4: ENDOMETRITIS baru

umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan

lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid (Prawirohardjo, 2012).

2. Endometritis Kronik

Endometritis kronik tidak seberapa sering ditemukan, oleh karen infeksi

yang tidak dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri,

karena pelepasan lapisan fungsional endometrium pada waktu haid. Pada

pemeriksaan mikroskopik, ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit.

Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam

keadaan normal dalam endometrium. Gejala klinis endometritis kronik adalah

leukorea dan menoragia. Endometritis kronik ditemukan pada:

- Tuberkulosis

- Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus

- Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri

- Pada polip uterus dengan infeksi

- Pada tumor ganas uterus

- Pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik (Prawirohardjo, 2012).

IV. PATOGENESIS.

Bakteri secara normal mengkoloni seviks, vagina, perineum dan saluran cerna.

Meskipun virulensinya rendah, namun berbagai bakteri ini menjadi patogenik jika

terdapat jaringan yang mengalami devitalisasi dan hematom yang pasti ada dalam

persalinan. Infeksi pascapartum bersifat polimikroba (biasanya dua hingga tiga

spesies) dan terjadi di tempat insisi atau implantasi plasenta (Leveno, 2009).

Infeksi endometrium, atau desidua, biasanya hasil dari infeksi melalui saluran

kelamin. Dari perspektif patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut

dan kronis. Endometritis akut ditandai oleh adanya neutrofil dalam kelenjar

endometrium. Pada kasus non obstetric, penyakit radang panggul dan invasif

prosedur ginekologi adalah prekursor yang paling umum untuk endometritis akut.

Pada kasus obstetri, infeksi postpartum merupakan masalah yang umum.

Endometritis kronis ditandai oleh adanya sel plasma dan limfosit dalam stroma

endometrium. Endometritis kronis pada populasi obstetri biasanya dikaitkan dengan

produk konsepsi tertahan setelah melahirkan atau aborsi elektif. Pada populasi

Page 5: ENDOMETRITIS baru

nonobstetric, endometritis kronis terlihat dengan adanya infeksi (misalnya klamidia,

TBC, vaginosis bakteri) dan adanya alat kontrasepsi dalam rahim (Zieve, 2011).

Endometritis adalah infeksi pada endometrium atau desidua, dengan ekstensi

ke dalam miometrium dan jaringan parametrium. Endometritis biasanya hasil dari

infeksi naik dari saluran bawah kelamin. Dari perspektif patologis, endometritis

dapat diklasifikasikan sebagai akut dan kronis. Endometritis akut dicirikan dengan

adanya neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis ditandai dengan

adanya sel plasma dan limfosit dalam stroma endometrium.

Pada populasi non obstetric, PID dan prosedur ginekologi invasif adalah

prekursor paling umum untuk endometritis akut. Pada populasi obstetri, infeksi

postpartum adalah masalah yang paling umum. Endometritis kronis di bidang

kebidanan biasanya terkait dengan hasil konsepsi tertahan setelah melahirkan atau

aborsi elektif. Pada populasi non obstetric, endometritis kronis dapat dilihat dari

infeksi, seperti klamidia, tuberkulosis, dan vaginosis bakteri, dan adanya suatu alat

kontrasepsi (Zieve, 2011).

Ketidaksterilan alat-alat yang digunakan dalam menolong persalinan

menyebabkan bakteri dan ogranisme masuk dan menginfeksi organ reproduksi,

infeksi dapat menyebar melalui jaringan limfa dan dinding uterus (Stright, 2009)

Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus

tuberkulosis genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkol pada

tengah-tengah endometrium yang meradang menahun.

Pada abortus incompletus terdapat sisa-sisa desidua dan villikorialis yang

tertinggal dalam uterus dapat menyebabkan radang endometrium yang menahun.

Pada partus dengan sisa plasenta yang masih tertinggal dalam uterus, terdapat

peradangan dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang

disebut polip plasenta.

Endometritis kronika yang lain umumnya akibat infeksi terus menerus karena

adanya benda asing atau polip/tumor di dalam cavum uteri (Prawirohardjo, 2012).

Infeksi gonorhoe mulai sebagai servicitis akuta, dan radang menjalar keatas

dan menyebabkan endometris akuta.

Infeksi post abortus dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada

cervik uteri, luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan pusat

Page 6: ENDOMETRITIS baru

masuknya bagi kuman-kuman patogen. Selain itu, alat-alat yang digunakan pada

abortus dan partus tidak steril dapat membawa kuman-kuman kedalam uterus.

Abortus septik dan sepsis puerperalis cepat meluas ke miometrium dan melalui

pembuluh darah dan limfe menjalar ke parametrium, ke tuba dan ovarium, dan

peritonium di sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini mirip oleh

gejala-gejala penyakit dalam. Penderita panas tinggi, nyeri, keluar leukorea yang

bernanah, dan uterus serta daerah disekitarnya nyeri pada perabaan. Sebab lain

endometritis akuta adalah tindakan yang dilakukan dalam utterus diluar partus atau

abortus, seperti kuretase, memasukkan radium ke dalam uterus, mamasukkan IUD

(Intra Uterin Device) ke dalam uterus, dsb (Prawirohardjo, 2012).

V. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita

dan derajat trauma pada jalan lahir. Infeksi uterus harus menjadi perhatian utama

pada wanita pascapartum dengan demam. Biasanya timbul rabas vagina (lokia) yang

berbau, banyak dan bersemu darah (Lokiametra). Sering terdapat nyeri tekan

abdomen dan parametrium uterus sewaktu pemeriksaan bimanual. Uterus pada

endometritis agak membesar dan lembek. Penderita pada hari-hari pertama tampak

kurang sehat dan perut nyeri. Mulai ;hari ke 3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat,

akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam waktu kurang

lebih satu minggu keadaan akan kembali normal lagi (Prawirohardjo, 2012). Demam

ibu pascapartum (pascaoperasi), tanpa causa lain yang jelas, harus dianggap sebagai

endometritis (Leveno, 2009).

VI. FAKTOR RESIKO

1. Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketubah

2. Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan

3. Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya pecah

ketuban

4. Teknik aseptic tidak sempurna

5. Tidak memperhatikan teknik cuci tangan

6. Manipulasi intrauterine (mis, eksplorasi uteri, pelaksanaan placenta manual)

Page 7: ENDOMETRITIS baru

7. Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak

diperbaiki

8. Hematoma

9. Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1000 ml

10. Retensi sissa plasenta atau membrane janin

11. Perawatan perineum tidak memadai

12. Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak ditangani (Mis,

vaginosis bakteri, klamidia, gonorea)

(Varney, 2008)

13. Infesi dasar: chorioamnionitis & bacterial vaginosis

14. Setelah persalinan spontan, abosrtus spontan atau abortus elektif

15. Adanya benda asing

16. Faktor resiko lain yang berkontribusi, termasuk:

o Anemia

o Obesitas

o Diabetes

o Malnutrisi

o Status imun

o Sosial ekonomi rendah

o Operator tidak punya pengalaman dan / keterampilan

o Waktu operasi lebih dari 1 jam

o General anastesi

(Queenan et al, 2005).

17. Perdarahan pascapartum

18. Pre eklamsia

(Walsh, 2008)

VII. KOMPLIKASI

Komplikasi yang potensial dari endometritis adalah sebagai berikut:

Luka infeksi

Infeksi luka biasanya terjadi pada hari kelima pasca operasi sebagai demam

menetap meskipun pasien mendapat terapi antimikroba yang adekuat. Biasanya

dijumpai eritema, indurasi, dan drainase insisi

Page 8: ENDOMETRITIS baru

Karena peritonitis

Peritonitis pasca sesar mirip dengan peritonitis bedah, kecuali rigiditas abdomen

biasanya tidak terlalu mencolok karena peregangan abdomen yang berkaitan

dengan kehamilan. Nyeri mungkin hebat. Jika infeksi berawal di uterus dan

meluas hanya ke peritonium didekatnya (peritonitis panggul), terapi biasanya

medis. Sebaliknya peritonitis abdomen generalisata akibat cedera usus  atau

nekrosis insisi uterus, sebaiknya diterapi secara bedah

Parametrial phlegmon

Pada sebagian wanita yang mengalami metritis setelah sesar, terjadi selulitis

parametrium yang intensif. Hal ini menyebabkan terbentuknya daerah indursi

yang disebut flegmon, di dalam lembar-lembar ligamentum latum (parametria)

atau dibawah lipatan kandung kemih yang berada di atas insisi uterus. Selulitis ini

umumnya unilateral dan dapat meluas ke lateral ke dinding samping panggul.

Infeksi ini harus dipertimbangkan jika demam menetap setelah 72 jam meskipun

pasien sudah mendapat terapi untuk endomiometritis pasca sesar

Panggul abses

Flegmon parametrium dapat dapat mengalami supurasi,membentuk abses

ligamentum latum yang fluktuatif. Jika abses ini pecah, dapat timbul peritonitis

yang mengancam nyawa. Dapat dilakukan drainase abses dengan menggunakan

tuntunan computed tomography, kolpotami, atau  melalui abdomen, bergantung

pada lokasi abses

Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus

Kompilkasi serius endometritis pada wanita yang melahirkan sesaradalah

terbukanya insisi akibat infeksi nekrosis disertai perluasan ke dalam ruang

subfasia di sekitar dan akhirnya pemisahan insisi fasia. Hal ini bermanifestasi

sebagai drainase subfasia pada wanita dengan demam lama. Di perlukan

eksplorasi bedah dan pengangkatan uterus yang terinfeksi

Septik panggul thrombophlebitis

Di dahului oleh infeksi bakteri di tempat implantasi plasenta atau insisi uterus.

Infeksi dapat meluas di sepanjang rute vena dan munkin mengenai vena-vena di

ovarium

Page 9: ENDOMETRITIS baru

Penyebaran infeksi dari endometrium tabung saluran indung telur, indung telur

atau rongga peritoneal dapat mengakibatkan, salpingitis, oophoritis, karena

peritonitis lokal atau abses tuba ovarium. Salpingitis kemudian mengarah ke tubal

dysmotility dan pelekatan yang mengakibatkan infertilitas, insiden yang lebih

tinggi dari kehamilan ektopik, dan kronis nyeri panggul.

(Cunningham, 2009)

VIII. DIAGNOSA

Tes yang dapat dilakukan:

- Kultur dari serviks untuk clamidia, onore dan organisme lain

- Biopsi endometrium

- ESR (sedimen rate)

- Laparoskopi

- WBC (white blood count)

- Uji mikroskopis lendir

(Zieve, 2011)

IX. PENCEGAHAN

1. Selama kehamilan

Cegah anemia dengan memperbaiki gizi dan diet yang baik.

Koitus pada hamil tua sebaiknya dilarang.

2. Selama persalinan

Batasi masukknya kuman kedalam jalan lahir degan cara sterilisasi alat

partus.

Jaga persalinan agar tidak berlarut.

Selesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

Cegah terjadinya perdarahan banyak.

Periksa dalam dilakukan hanya bila perlu.

Transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.

3. Selama nifas

Jaga luka-luka agar tidak dimasuki kuman.

Batasi pengunjung pada hari-hari pertama nifas.

Penderita dengan tanda infeksi harus diisolasikan.

Page 10: ENDOMETRITIS baru

X. PENATALAKSANAAN

Sifat polimikroba dari infeksi ini mengharuskan pemberian regimen

antimikroba spektrum luas dalam pengobatan endometritis setelah pelahiran

pervaginam atau sesar. Beberapa regimen yang berbeda dapat digunakan. Di

Parkland Hospital, regimen yang digunakan adalah klindamisin plus gentamisin dan

sudah memadai bagi 95 persen wanita. Beberapa kasus yang gagal berespon

berkaitan dengan Enterococcus dan secara empiris ditambahkan ampisilin jika tidak

ada respon klinis setelah 72 jam pemberian klindamisin plus gentamisin. Jika demam

menetap, penyulit endometritis perlu disingkirkan dengan pemeriksaan panggul dan

pemeriksaan pencitraan. Tanpa penyulit tersebut, wanita endometritis diberi

antibiotik intravena sampai afebris selama 24 jam, pada saat tersebut pasien

dipulangkan tanpa terapi oral. Hal ini biasanya memerlukan waktu 2 sampai 3 hari

dan jarang menyebabkan pasien perlu dirawat ulang atas indikasi infeksi uterus

(Leveno, 2009).

Pasien sebisa mungkin diidolasi, tapi bayi boleh menyusu pada ibunya. Untuk

kelancaran lochea, pasien boleh diletakkan dalam posisi fowler dan diberi

uterotonica serta dianjurkan banyak minum (Saleha, 2009)

Page 11: ENDOMETRITIS baru

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS ENDOMETRITIS

I. PENGKAJIAN

1. Data Subyektif

1) Identitas

- Social ekonomi yang rendah (Manuaba, 2008)

2) Keluhan utama

- Demam

- Kedinginan

- Malaise

- Keputihan

- Menoragia

- Nyeri abdomen bagian bawah

(Walsh, 2008)

- Dispareunia (mungkin hadir pada pasien dengan penyakit radang panggul

[PID)

- Disuria (mungkin hadir pada pasien dengan PID)

3) Riwayat Penyakit Keluarga

- Diabetes (Queenan et al, 2008)

4) Riwayat Obtetry

a) Riwayat kehamilan

- Anemia

- Coitus pada akhir kehamilan

- Malnutrisi

- Pre eklamsia

(Queenan et al, 2008)

b) Riwayat persalinan

- Seksio Caesaria

- Abortus

- Infeksi persalinan pada kasus sisa placenta

- Infeksi postpartum

- Alat-alat partus tidak steril

Page 12: ENDOMETRITIS baru

(Prawirohardjo, 2012)

- Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketubah

- Pecah ketuban yang lama sebelum persalinan

- Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan,

khususnya pecah ketuban

- Manipulasi intrauterine (mis, eksplorasi uteri, pelaksanaan placenta

manual)

- Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang

tidak diperbaiki

- Hematoma

- Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1000 ml

- Retensi sisa plasenta atau membrane janin

- Perawatan perineum tidak memadai

(Varney, 2008)

- Infeksi dasar: chorioamnionitis & bacterial vaginosis

- Setelah persalinan spontan, abortus spontan atau abortus elektif

(Queenan et al, 2005).

- Perdarahan pascapartum

(Walsh, 2008)

5) Riwayat Ginekologi

- Servicitis akut

- Polip uteri

- Tumor ganas uterus

- PID (Pelvic Inflamantory Disease)

- TBC genitalia

(Prawirohardjo, 2012)

- Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak

ditangani (Mis, vaginosis bakteri, klamidia, gonorea) (Varney, 2008)

6) Riwayat Psikologis

- Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)

7) Riwayat KB

- Pemasangan IUD (Prawirohardjo, 2012)

Page 13: ENDOMETRITIS baru

2. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

- Keadaan umum ibu lemah

- Adanya kenaikan suhu lebih dari 38 o C dan lebih tinggi lagi pada hari

kedua hingga ke sepuluh setelah persalinan, termasuk 24 jam pertama

setelah persalinan

- Takikardia

- Peningkatan pernapasan

(Prawirohardjo, 2012)

2) Pemeriksaan fisik

- Menggigil subinvolusio

- Uterus membesar

- Ada nyeri tekan dan uterus lembek

- Lochea bertambah banyak dan berbau

(Prawirohardjo, 2012)

- Auskultasi paru adanya suara napas yang menandakan adanya infeksi

saluran pernapasan bagian bawah

- Infeksi pada luka pasca operasi

3) Pemeriksaan Bimanual

- Adanya nyeri panggul

4) Pemeriksaan laboratorium

- Pemeriksaan kultur serviks (Walsh, 2008)

- Pemeriksaan darah

- Pemeriksaan biopsy

- Pemeriksaan sensivitas (Varney, 2008)

- Leucosit naik antara 15000-30000/mm3 (Manuaba, 2008)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN

Dx : Endometritis

Mx: Infeksi

Keb: Antibiotika

Page 14: ENDOMETRITIS baru

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

- Peritonitis (Lapisan perut bisa menjadi meradang, menyebabkan peritonitis)

- Tromboflebitis (Gumpalan darah bisa terbentuk di dalam pembuluh panggul,

menyebabkan thrombophlebitis panggul)

- Emboli paru (Gumpalan darah bisa berjalan menuju paru-paru dan menyumbat

arteri, menyebabkan emboli paru-paru)

- Kerusakan ginjal (Zat-zat beracun (racun) dihasilkan oleh bakteri yang

menginfeksi bisa mencapai kadar tinggi di dalam aliran darah, menyebabkan

kejutan racun. Pada kejutan racun, tekanan darah jatuh secara dramatik dan

detak jantung sangat cepat. Kejutan racun terjadi pada kerusakan ginjal berat dan

bahkan kematian)

(Varney, 2008)

- Miometritis (pada otot rahim).

- Parametritis (sekitar rahim).

- Salpingitis (saluran otot).

- Ooforitis (indung telur).

- Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses

(Manuaba, 2008)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter

V. INTERVENSI

Tujuan : Endometritis dapat diatasi

Kriteria Hasil :

KU ibu baik

Infeksi berkurang

Rawat gabung untuk proses laktasi (Walsh, 2008)

No Intervensi Rasional

1 Antibiotika ditambah

drainase yang memadai

Merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan

organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti

juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi

Page 15: ENDOMETRITIS baru

2

3

4

5

6

7

8

9

Cairan intravena dan

elektrolit

Transfusi darah

Tirah baring dan analgesia

Tindakan bedah

Berikan uterotonika

Anjurkan Ibu untuk istirahat

dengan posisi fowler

Anjurkan pada ibu untuk

tetap menyusui bayinya

Anjurkan ibu untuk istirahat

Histerektomi dansalpingo ±

oofaringektomi bilateral

serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi

antibiotic.

Merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi

pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu

mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin

pasien diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi

yang memadai.

Dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau

postpartum.

Merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya

Endometritis postpartum sering disertai dengan jaringan

plasenta yang tertahan atau obstruksi servik. Drainase

lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta

yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan

hati-hati.

Merangsang kontraksi uterus agar tidak terjadi

perdarahan

Memudahkan dalam kelancaran pengeluaran lokhea

Kebutuhan ASI bayi harus tetap diberikan

Mempercepat proses kesembuhan

Mungkin ditemukan bila klostridia telah meluas

melampauiendometrium dan ditemukan bukti adanya

sepsis sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal)

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai dengan intervensi

VII. EVALUASI

Dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali (Walsh, 2008)

Page 16: ENDOMETRITIS baru

DAFTAR PUSTAKA

Geri, Morgan. 2009. Obstetri & Ginekologi: Panduan Praktik. Jakarta: EGC.

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC.

Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetry dan Ginekologi dan Obtetry Ginekologi Sosial

untuk Profesi Bidan. EGC: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP.

Queenan, John T et al. 2008. Protocols for High-Risk Pregnancies. India. Black

Rivlin, Michel E. 2011. Endometritis. Diakses dari

<http://emedicine.medscape.com/article/254169overview#aw2aab6b2b3aa>.

Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta

Walsh. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. EGC: Jakarta

Well Publishing.

Zieve, David. 2011. Endometritis. Diakses dari <http://www.nlm.nih.gov/

medlineplus/ency/article/001484.htm>

Page 17: ENDOMETRITIS baru

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU POST PARTUM DENGAN ENDOMETRITIS

No. Register : 99221133

Tanggal MRS : 20 Februari 2012

Tanggal Pengkajian : 20 Februari 2012

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Sakit Cipto Mangun Karto-Kediri

Ruang : Anggrek kamar 13

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien

Nama Ibu : Ny. Endang Nama Suami : Tn. Agus

Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan :1.500.000/bln

Alamat Rumah : Jl. Wilis no.39 RT/RW 01/03 Kota Kediri

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu perutnya bagian bawah terasa nyeri dan

mengalami demam.

3. Alasan Kunjungan Saat Ini

Kunjungan pertama

4. Riwayat Menstruasi

Page 18: ENDOMETRITIS baru

Menarche : 12 tahun

Lama haid : 7 hari

Banyaknya : 2x ganti pembalut

Siklus : 28 hari

Teratur/Tidak : Teratur

Dismenorhoe : ya, kadang - kadang

Fluor Albus : Ada

Jumlah : Sedikit

Warna/ Bau : Jernih/ tidak berbau

6. Pola Makan dan Minum Saat ini

Makan : 1-2x sehari (nasi, sayur, tahu, tempe, ikan,buah), nafsu makan berkurang 2

hari ini

Minum : air putih ± 5 gelas/ hari

7. Pola Istirahat dan Aktifitas saat ini

Istirahat : ± 2 jam perhari

Tidur : Malam : ± 5 jam perhari,2 hari ini sering terbangun karena perut terasa

sakit.

Aktifitas : Sehari – hari ibu sebagai ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan

rumah dibantu oleh ibu kandungnya. Namun 2 hari ini ibu mengurangi

aktivitasnya.

8. Pola Eliminasi

BAB : setalah melahirkan ibu BAB 3 kali.

BAK : 3-4x/hari (warna kuning jernih, bau khas)

9. Riwayat KB

Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB IUD

Rencana Kontrasepsi yang akan di gunakan : belum ada rencana

Page 19: ENDOMETRITIS baru

10. Riwayat Kehamilan,Persalinan,Nifas Yang Lalu

N

o

Tgl/Bln

Pers

Tempat

Pers

UK Jenis

Pers

Penolong Penyulit

Kehamiln/

Persalinan

Anak Nifas

Jk BB PB

1. 6 th BPS 9bl Spont bidan Tidak ada L 3

000g

r

48

Cm

Normal

2. 10-02-

2012

RS 9bl Spont bidan Plasenta

manual

P 2700

gr

49

Cm

Normal

11.Riwayat Penyakit Yang Sedang Diderita :

Ibu mengatakan sekarang sedang merasakan nyeri perut bagian bawah

12.Riwayat Penyakit Yang Lalu :

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang lalu seperti DM, hipertensi

dan lain-lain

13.Riwayat Penyakit Keturunan :

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan, seperti DM, hipertensi dan

lainnya.

14.Perilaku Kesehatan

Minum alkohol : tidak pernah

Obat-obatan, jamu : tidak pernah

Merokok, minum kopi dan sirih : tidak pernah

Ganti pakaian dalam : 2x sehari

15 Susunan keluarga yang tinggal serumah :

No Jenis

Kelamin

Umur Hubungan

Keluarga

Pendidika

n

Pekerjaan Ket

1. Laki-laki 35 tahun Suami S1 Swasta

2. Laki-laki 6 tahun Anak 1 SD -

Page 20: ENDOMETRITIS baru

3. Perempuan 10 hari Anak 2 - -

16 Keadaan Psikososial

Hubungan dengan keluarga : Baik, periksa ke rumah sakit diantar suami

Hubungan dengan masyarakat : Baik, ibu mampu berkomunikasi dengan baik

dengan tenaga kesehatan.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Emosional : Stabil

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu tubuh : 38,5°C

Nadi : 90 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Tinggi badan : 155 cm

BB : 50 kg

2. Pemeriksaan Khusus

A. Inspeksi

Kepala : warna rambut hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada

benjolan.

Muka : tidak pucat

Mata : Konjunctiva : merah muda

Sklera : Putih keabuan

Kelopak mata : Tidak oedema

Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip.

Mulut dan gigi : lidah bersih, gigi tidak karies, gusi tidak epulis.

Telinga : tidak ada serumen ka/ki.

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis.

Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe ka/ki.

Page 21: ENDOMETRITIS baru

Dada : payudara simetris ka/ ki, puting susu menonjol ka/ki, areola

hiperpigmentasi, tidak ada benjolan ka/ki, ASI keluar ka/ki

Abdomen : terasa nyeri pada bagian perut bawah, tidak ada linea nigra, tidak

ada luka bekas operasi

Punggung : Posisi tulang belakang : normal

Ekstremitas : simetris ka/ki, tidak oedema ka/ki, tidak ada varises ka/ki.

Anogenital : Pengeluaran pervaginam : adanya darah,banyak (1 softex)

dan berbau tidak enak, warna merah

B. Palpasi

Leopold : teraba 3 jari diatas simpisis, keras, terdapat nyeri tekan pada perut

bag. bawah.

C. Perkusi : Reflek patella : +/+

3. Pemeriksaan Dalam

Terdapat nyeri goyang pada uterus.

4. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan

5. Kesimpulan

P2002 ibu post partum hari ke-10 dengan endometritis

Page 22: ENDOMETRITIS baru
Page 23: ENDOMETRITIS baru

Tgl/jam Data dasar Dx/Mx/Keb Tujuan/KH Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi

20-2-

2012

Jam

10.20

Ds:

Ibu mengatakan sejak 2

hari yang lalu perutnya

bagian bawah terasa

nyeri dan mengalami

demam

Ibu melahirkan anak ke 2

tanggal 10-2-2012

Ibu menggunakan KB

IUD

Riwayat persalinan ibu

yang lalu dilakukan

plasenta manual

Do:

-KU : cukup

-Kesadaran :

composmenties

-TD : 120/80 mmHg

Dx:

P2002 ibu

post partum

hari ke-10

dengan

endometritis

Tujuan :

Endometritis dapat

teratasi dan tidak

terjadi komplikasi

KH :

KU : Baik

Nadi :

60-80x/menit

RR : 16-20x/mnt

Suhu : 36,5-37OC

Abdomen : tidak

ada nyeri tekan

Pengeluaran

pervaginam:

(darah ) berhenti

dan tidak berbau

1. Beritahu kondisi ibu

yang sebenarnya

kepada pasien dan

keluarga

2. Berikan informed

choice dan informed

consent

3. Kolaborasi dengan

Obgyn

- MRS

- Pasang infuse

,pemberikan

antibiotic dan

1. Pasien dan keluarga

mengetahui kondisi

yang terjadi

2. Bukti

untuk

persetujuan tindakan

medis yang

akan dilakukan.

3. Penanganan yang

tepat

Pencegahan

terhadap dehidrasi

dan pencegahan

20-2-2012 jam

10.30

1. Memberitahukan

kondisi ibu yang

sebenarnya.

2. Meminta keluarga

untuk

menandatangani

surat persetujuan

tindakan medis

apabila telah setuju.

3. Kolaborasi dengan

dokter Sp.OG

MRS

Memasang infus

pada pasien dan

memberikan

20-2-2012 jam

14.00

DS :

Ibu mengatakan

nyeri perutnya

berkurang

DO :

KU : Cukup

TD: 120/80 mmHg

N : 81x/menit

S : 37,8 OC

RR: 20x/mnt

Abdomen ;

Nyeri tekan perut

bagian bawah

Pervag :

Darah merah

berbau, setengah

Page 24: ENDOMETRITIS baru

-S : 38,5OC

-N : 90 x/menit

-RR : 22 x/menit

-Abdomen : teraba 3 jari

atas simpisis, keras

terdapat nyeri tekan pada

bagian bawah perut

tidak ada luka bekas

operasi

-Pengeluaran

Pervaginam : adanya

darah satu softek penuh,

warna merah berbau

- Pemeriksaan dalam :

Terdapat nyeri goyang

pada uterus

analgesik

- Observasi TTV

4. Kolaborasi dengan

Petugas Lab. Untuk

memeriksa swab

vagina : lochea,

darah, dan lender

serviks

5. Anjurkan ibu untuk

istirahat cukup dan

makan yang bergizi

infeksi

Pemantauan keadaan

umum

4. Pada apusan sekret

vagina mengandung

bakteri untuk

menentukan jenis

bakteri penyebab

endometritis.

5. Mempercepat proses

pemulihan.

antibiotic dan

analgesik

Observasi TTV

4. Berkolaborasi

dengan petugas lab

untuk memeriksa

swab vagina.

5. Menganjurkan ibu

istirahat yang

cukup dan makan

yang bergizi

Jam 13.30

softek

Hasil lab :

Lekosit: 11x103/mL

Bakteri

streptokokus +

A : P2002 ibu post

partum hari ke 10

dengan endometritis

P :

Lanjutkan advise

dokter : pemberian

antibiotic dan

observasi TTV

Anjurkan ibu

istirahat cukup dan

makan bergizi

DS :

Ibu mengatakan sejak

melahirkan BAB 3 kali

Mx :

Konstipasi

TUJUAN

Konstipasi dapat

teratasi 1. Anjurkan ibu untuk 1. Nutrisi ibu terpenuhi

20-2-2012 jam

10.30

1. Menganjurkan ibu

20-2-2012 jam

14.00

S: Ibu mengerti

Page 25: ENDOMETRITIS baru

DO :

-

KH:

BAB normal

1x/hari

Ibu mengerti

tentang penjelasan

yang diberikan

makan-makanan

yang bergizi dan

berserat

2. Anjurkan ibu minum

yang banyak

dan makanan

berserat membuat

konsistensi feses

lunak

2. Memperlancar

proses BAB.

untuk makan-

makanan yang

bergizi dan berserat

seperti sayuran,

pepaya

2. Menganjurkan ibu

untuk minum yang

banyak

tentang penjelasan

yang diberikan

Sejak MRS hingga

sekarang belum

BAB

O:

Ibu tamapak

mengerti tentang

penjelasan yang

telah diberikan

A: sebagian masalah

teratasi

P: Anjurkan makan-

makanan yang

bergizi dan berserat

Anjurkan minum

yang banyak

DS :

Tidur malam : 7 jam

Keb :

Istirahat dan

Tujuan :

Kebutuhan

20-2-2012 jam

10.30

20-2-2012 jam

14.00

Page 26: ENDOMETRITIS baru

perhari, namun 2 hari ini

sering terbangun karena

perut terasa sakit.

Pola nutrisi : nafsu

makan berkurang

DO :

Keadaan Umum : Cukup

BB : 50 kg

nutrisi istirahat dan

nutrisi ibu

terpenuhi sehingga

mencapai

kesembuhan yang

optimal.

KH :

- Ibu dapat

beristirahat

dengan tenang

tanpa ada

gangguan.

- Nafsu makan ibu

kembali seperti

semula yaitu 3x

sehari

1. Beri penjelasan pada

ibu untuk banyak

istirahat.

2. Jelaskan pada ibu

manfaat tidur yang

cukup

3. Anjurkan ibu untuk

makan makanan

bergizi

4. Jelaskan pada ibu

manfaat makanan

bergizi

1. Banyak istirahat

dapat mempercepat

proses pemulihan

ibu.

2. Ibu mengerti

manfaat dari tidur

yang cukup.

3. Makanan bergizi

dapat memenuhi

asupan nutrisi ibu

4. Ibu mengerti

manfaat dari

makanan bergizi

1. Memberikan

penjelasan pada ibu

untuk banyak

istirahat.

2. Menjelaskan pada

ibu manfaat tidur

yang cukup

3. Menganjurkan ibu

untuk makan

makanan bergizi

seperti

sayur,lauk( tahu,te

mpe,ikan,telur ) dan

buah.

4. Menjelaskan pada

ibu manfaat

makanan bergizi

S: Ibu mengatakan

dapat tidur selama

30 menit

Ibu mengatakan

sudah makan jam

12.00 tapi tidak

habis

O: Ibu tampak lebih

tenang

A: Kebutuhan ibu

sebagian terpenuhi

P: Motivasi ibu

untuk makan yang

rutin 3x/hari

Anjurkan ibu untuk

menghabiskan

makanan yang

diberikan

Motivasi ibu untuk

Page 27: ENDOMETRITIS baru

istirahat yang cukup

Page 28: ENDOMETRITIS baru

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 21-02-2012 Jam 08.00

S: Ibu mengatakan perutnya sudah tidak terasa nyeri

O: Ku: baik

Kesadaran: composmentis

TD: 110/70 mmH

N: 80x//mnt

S: 36,80C

RR: 20x/mnt

Abdomen: tidak nyeri tekan

Anogenital: lokea alba, tidak berbau

Ekstermitas: terpasang infus RL 20tpm pada tangan kiri

A: P2002 hari ke- 11dengan endometritis

P: Lanjutkan advise dokter untuk pemberian antibiotik dan analgesik

Motivasi ibu untuk makan dengan teratur

Motivasi ibu untuk menjaga personal hygien terutama daerah genetalia

Motivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya

Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk cek swab vagina ulang

Tanggal 22-02-2012 Jam 08.00

S: Ibu mengatakan perutnya sudah tidak terasa nyeri

O: Ku: baik

Kesadaran: composmentis

TD: 110/70 mmH

N: 80x//mnt

S: 36,80C

RR: 20x/mnt

Abdomen: tidak nyeri tekan

Anogenital: lokea alba, tidak berbau

Hasil lab: Leukosit 10,2x 103mL

A: P2002 hari ke- 12

P: Beritahu ibu bahwa hari ini boleh pulang

Motivasi ibu untuk makan dengan teratur

Motivasi ibu untuk menjaga personal hygien terutama daerah genetalia

Motivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya

Anjurkan ibu untuk rutin minum obat yang diberikan

Anjurkan ibu untuk kontrol 3 hari lagi