Material Handling

18
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan ataupun pabrik yang memiliki kegiatan produksi pastilah dalam proses produksinya melakukan kegiatan pengangkutan dan pemindahan bahan baku. Kegiatan pengangkutan dan pemindahan bahan baku tersebut haruslah dimanajemen dan direncanakan pada awal sebelum membangun perusahaan atau pabrik. Kegiatan pengangkutan dan pemindahan baku di dalam perusahaan atau pabrik sering disebut dengan material handling. Material handling yang dilakukan diharapkan dapat memperlancar proses produksi secara efektif dan efisien serta dapat menghemat biaya produksi dan waktu kegiatan produksi. Oleh karena itu, kegiatan material handling haruslah direncanakan dan dianalisis dengan baik agar perusahaan dan pabrik tidak mengalami kerugian. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian material handling, perencanaan, perhitungan jarak dan ongkos/biaya, dan peralatan yang digunakan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan material handling? 2. Bagaimanakah perencanaan material handling dalam suatu perusahaan atau pabrik? 1

description

Material handling

Transcript of Material Handling

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan ataupun pabrik yang memiliki kegiatan produksi pastilah

dalam proses produksinya melakukan kegiatan pengangkutan dan pemindahan

bahan baku. Kegiatan pengangkutan dan pemindahan bahan baku tersebut

haruslah dimanajemen dan direncanakan pada awal sebelum membangun

perusahaan atau pabrik. Kegiatan pengangkutan dan pemindahan baku di dalam

perusahaan atau pabrik sering disebut dengan material handling.

Material handling yang dilakukan diharapkan dapat memperlancar proses

produksi secara efektif dan efisien serta dapat menghemat biaya produksi dan

waktu kegiatan produksi. Oleh karena itu, kegiatan material handling haruslah

direncanakan dan dianalisis dengan baik agar perusahaan dan pabrik tidak

mengalami kerugian. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang pengertian

material handling, perencanaan, perhitungan jarak dan ongkos/biaya, dan

peralatan yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan material handling?

2. Bagaimanakah perencanaan material handling dalam suatu perusahaan

atau pabrik?

3. Bagaimanakah cara perhitungan ongkos material handling?

4. Apakah peralatan-peralatan yang digunakan dalam kegiatan material

handling?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan-tujuan yang dapat disusun dari rumusan masalah di atas

adalah:

1. Mengetahui pengertian material handling.

1

2. Mengetahui perencanaan material handling dalam suatu perusahaan atau

pabrik.

3. Mengetahui dan memahami perhitungan jarak dan ongkos material

handling.

4. Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam kegiatan material

handling.

2

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Material Handling

Menurut Rochman, et al. (2010), material handling bisa diartikan sebagai

pergerakan, penyimpanan, perlindungan, pengendalian material di seluruh proses

manufaktur dan distribusi termasuk penggunaan dan pembuangannya. Atau bisa

didefinisikan sebagai penyediaan material dalam jumlah, kondisi, posisi, waktu

dan tempat yang tepat untuk mendapatkan ongkos yang efisien.

Gambar 1. Penanganan material handling secara manual

Purwaningsih dan Purnawan (2007) juga menyatakan bahwa material

handling adalah suatu kegiatan dalam memindahkan barang, dan bisa juga

dikatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan, pemindahan,

pengepakan, penyimpanan, sekaligus pengendalian dari bahan atau material

dengan segala bentuknya. Kegiatan material handling dalam perusahaan melewati

tiga tahapan pengembangan, yaitu:

1. Konvensional yaitu pemindahan bahan atau material yang masih

sederhana, dengan fasilitas yang terbatas dan perhatian sedikit saja

diberikan pada keterkaitan antara-antara keadaan yang terpisah.

2. Kontemporer yaitu pemindahan bahan yang mempunyai aliran barang

yang menyeluruh.

3. Modern atau berorientasi ke sistem yaitu peindahan bahan dan kegiatan

distribusi secara fisik sebagai bagian dari suatu sistem, termasuk

3

pemindahan bahan dari semua sumber pasokan, seluruh pemindahan

dalam pabrik, dan distribusi barang jadi ke pelanggan.

2.2 Perencanaan Material Handling

Perencanaan material handling di dalam perusahaan atau pabrik haruslah

menyesuaikan dengan tata letak ataupun layout dari perusahaan karena tata letak

yang baik dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh. Jika

sistem material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup

besar dan mengganggu proses produksi (Wignjosoebroto, 1996 dalam Susetyo, et

al., 2010).

Rochman, et al. (2010) mengatakan bahwa tujuan utama perencanaan

material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi dan guna

meningkatkan efisiensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen

lainnya. Oleh karena itu, perlu memperhatikan beberapa pertimbangan seperti

karakteristik material, tingkat aliran material, tipe tata letak pabrik dan peralatan

yang sesuai. Pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah aliran material yang

menyangkut jumlah material dan jarak perpindahan material.

Tabel 1. Karakteristik dari metode material handling

Menurut Herjanto (2008), perencanaan penanganan material adalah suatu

komponen penting dalam perencanaan fasilitas, terutama dalam kaitannya dengan

desain tata letak. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam

perencanaan penanganan material, yaitu:

4

1. Sistem penanganan material yang disusun harus dapat memenuhi tujuan

dan persyaratan dasar, serta mempertimbangkan keinginan masa datang.

2. Sistem kegiatan penanganan dan dan penyimpanan hendaknya merupakan

suatu sistem operasi yang terintegrasi termasuk dalam penerimaan,

inspeksi, penyimpanan, produksi, perakitan, pengemasan, pergudangan,

pengangkutan dan transportasi.

3. Peralatan penanganan material dan prosedurnya agar didesain sedemikian

rupa dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan

keterbatasannya, sehingga dapat terjadi interaksi yang efektif dengan

manusia yang menggunakan sistem.

4. Metode dan peralatan penanganan material yang dipilih harus memberikan

biaya per unit angkut yang rendah.

5. Faktor pemakaian energi dari sistem penanganan material dan prosedurnya

harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.

6. Penggunaan ruangan harus dimanfaatkan seefektif mungkin.

7. Sedapat mungkin manfaatkan gaya berat untuk memindahkan material,

dengan tetap memperhatikan keterbatasan yang menyangkut faktor

keselamatan tenaga kerja, kerusakan maupun kehilangan produk.

8. Untuk meningkatkan informasi pengendalian material, sedapat mungkin

gunakan komputerisasi dalam sistem penanganan material dan

penyimpanan.

9. Dalam penanganan dan penyimpanan, arus data agar dapat diintegrasikan

dengan arus fisik material.

10. Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.

11. Metode dan peralatan penanganan material agar distandarisasikan

sehingga terdapat kesamaan dalam pelaksanaan dan acuan yang

digunakan.

12. Peralatan penanganan material jika mungkin dimekanisasikan untuk

meningkatkan efisiensi.

13. Metode dan peralatan penanganan material yang digunakan harus

memiliki dampak minimal terhadap lingkungan.

5

14. Metode penanganan harus sesederhana mungkin, dengan mengeliminasi,

mengurangi, atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang

tidak perlu.

15. Metode dan peralatan yang dipilih sedapat mungkin bisa digunakan untuk

berbagai tugas dalam berbagai kondisi operasi.

16. Metode dan peralatan penanganan material harus sesuai dengan peraturan

keselamatan yang berlaku.

17. Sistem penanganan material harus mencakup rencana pemeliharaan dan

jadwal perbaikan untuk semua peralatan serta kebijaksanaan jangka

panjang untuk penggantian peralatan dan metode yang using.

2.3 Ongkos Material Handling

Menurut Susetyo, et al. (2010), kendala yang dialami perusahaan dalam

proses dan fasilitas produksi adalah dalam hal pemindahan bahan baku yang

kurang efisien. Seperti dalam proses produksinya terdapat aliran pemindahan

bahan yang berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak mesin yang

kurang teratur sehingga dapat mengakibatkan proses produksi terganggu, jarak

antar departemen produksi yang cukup jauh sehingga dapat menimbulkan ongkos

material handling yang cukup besar. Oleh karena itu perlu adanya suatu

pertimbangan bagaimana membuat atau mengubah tata letak fasilitas yang lebih

efektif dan efisien.

Umumnya, biaya yang diperlukan dalam kegiatan material handling

cukup besar. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya

perpindahan barang yakni melalui perbaikan tata letak penempatan barang. Tata

letak penempatan barang yang baik adalah tata letak yang memungkinkan barang

yang tersimpan dapat terjangkau dan jarak pemindahan yang minimum. Jarak

pemindahan yang minimum akan dapat mengurangi biaya perpindahan barang

sehingga dapat mengurangi total biaya operasional gudang (Tompkins dan Smith,

1990 dalam Karonsih, et al., 2013).

Susetyo, et al. (2010) juga mengatakan bahwa pemilihan ongkos material

handling sebagai kriteria keberhasilan dari relayout disebabkan oleh beberapa

alasan, yaitu:

6

1. Ongkos material handling cukup besar dan terjadi secara terus menerus di

samping juga termasuk dalam klasifikasi ongkos variabel. Material

handling pada dasarnya merupakan kegiatan yang tidak produktif yaitu

dalam arti tidak memberikan nilai tambah apa-apa dari material yang

dipindahkan.

2. Ongkos material handling dapat dengan mudah dihitung. Biasanya ongkos

material handling akan proporsional dengan jarak pemindahan material.

3. Ongkos material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh

relayout-nya sendiri.

Pengukuran jarak dilakukan dengan pengukuran rectilinier dan pada pengukuran

jarak masing-masing tidak memperhatikan adanya lintasan, sehingga pengukuran

dilakukan secara langsung dari masing-masing titik tengah departemen produksi.

Karonsih, et al. (2013) juga menyatakan bahwa perhitungan jarak

dilakukan dengan dengan mengukur jarak antara titik keluar masuk dengan titik

pusat blok penyimpanan dari masing-masing material. Untuk mengetahui jarak

pemindahan dihitung menggunakan metode rectilinier yaitu dengan rumus di

bawah ini:

Untuk menghitung ongkos material handling pada layout awal ialah dengan

rumus:

OMH = Biaya Mesin + Biaya Operator

dimana biaya mesin dapat dihitung dengan rumus:

7

Kemudian untuk perhitungan ongkos material handling per meternya dapat

dihitung dengan rumus:

Sehingga, ongkos material handling tiap satuan jaraknya adalah:

2.4 Peralatan Material Handling

Menurut Purwaningsih dan Purnawan (2007), ada beberapa desain

peralatan material yang umum terdapat dalam dunia industri, yaitu:

1. Peralatan Kontainer dan Pengunitan

a. Kontainer: Pallet; Skid dan Skid boxes

Gambar 2. Skid Boxes

Sumber: Google image (2015)

8

b. Pengunitan: Stretchwrap; Palletizers

2. Peralatan Transportasi Material, yaitu peralatan yang menggunakan gaya

berat atau tenaga (mesin), biasanya digunakan untuk memindahkan

muatan merata dari tempat ke tempat sepanjang satu lintasan tetap, dengan

fungsi utama mengantar.

a. Konveyor: Chute conveyor; Belt conveyor (Flat belt conveyor,

Telescoping belt conveyor, Troughed belt conveyor, Magnetic belt

conveyor); Roller conveyor; Wheel conveyor (ban pengantar yang

membawa beban di atas serangkaian peluncur, yang bergerak di atas

bantalan); Peluncur pengangkut bertenaga (listrik); Corong gravitasi

(luncuran yang terbuat dari logam); Slat conveyor; Chain conveyor; Tow

line conveyor; Trolley conveyor; Power and free conveyor; Cart-on-Track

conveyor; Sorting conveyor (Deflector, Push diverter, Rake puller, Moving

slat conveyor, Pop-up skewed wheels, Pop-up rollers, Tilting slat

conveyor, Tilt tray sorter, Cross belt sorter, Bombardier sorter).

Gambar 3. Belt conveyor

Sumber: Google image (2015)

b. Kendaraan industri: Walking (Hand truck and hand cart, Pallet jack,

Walkie stacker); Riding (Pallet truck, Platform trucks, Counterbalanced

lift truck, Straddle carrier, Mobile yard crane); Automated (Automated

guided vehicle, Automated electrical monorail, Sorting transfer vehicle)

9

Gambar 4. Pallet jack

Sumber: Google image (2015)

c. Monorel, Hoist dan Crane: Monorel; Hoist; Crane (Jib crane, Bridge

crane, Gantri crane, Stacker crane)

Gambar 5. Jib crane

Sumber: Google image (2015)

3. Peralatan Penyimpanan dan Pengumpulan

a. Unit load storage and retrieval: Unit load storage equipment (Block

stacking, Pallet stacking frame, Single deep selective rack, Double-deep

rack, Drive-in rack, Drive-thru rack, Pallet-flow rack, Push-back rack,

Mobile rack, Cantilever rack); Unit load retrieval equipment (Walkie

standart, Counterbalance lift truck, Narrow aisle vehicle, Automated

storage/Retrieval machines).

10

Gambar 6. Pallet stacking frame

Sumber: Google image (2015)

b. Small load storage and retrieval equipment: Operator to stock equipment

(Bin shelving, Modular storage drawers in cabinets, Carton flow rack,

Mezzanine, Mobile storage, Pallet); Operator to stock retrieval equipment

(Picking cart, Order picker truck, Person abroad automated storage and

retrieval machine, Robotic retrieval); Stock to operator equipment

(Carousels, Minoload automated storage and retrieval machine, Vertical

lift module, Automatic dispenser)

Gambar 7. Bin shelving

Sumber: Google image (2015)

4. Peralatan Identifikasi

11

a. Automatic identification and recognition: Bar coding; Optical character

recognition; Radio frequency tag; Magnetic stripe; Machine vision.

Gambar 8. Machine vision

Sumber: Google image (2015)

b. Automatic, paperless communication: Radio frequency data terminal;

Voice headset; Light and computer aids; Smart card.

III. PENUTUP

12

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dijelaskan, maka dapat dibuat beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Material handling adalah suatu kegiatan dalam memindahkan barang, dan

bisa juga dikatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan,

pemindahan, pengepakan, penyimpanan, sekaligus pengendalian dari

bahan.

2. Tujuan utama perencanaan material handling adalah untuk mengurangi

biaya produksi dan guna meningkatkan efisiensi perpindahan material dari

satu departemen ke departemen lainnya.

3. Ongkos material handling dapat dihitung dengan rumus:

OMH = Biaya Mesin + Biaya Operator

4. Peralatan material handling yaitu: Peralatan Kontainer dan Pengunitan,

Peralatan Transportasi Material, Peralatan Penyimpanan dan

Pengumpulan, dan Peralatan Identifikasi.

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa agar lebih mencari informasi dan materi mengenai

material handling dari beberapa sumber, sehingga mahasiswa lebih mudah

memahami kegiatan material handling dalam suatu pabrik.

DAFTAR PUSTAKA

13

Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.

Karonsih, S. Nurrisa; N. W. Setyanto; dan C. F. M. Tantrika. 2013. Perbaikan

Tata Letak Penempatan Barang di Gudang Penyimpanan Material

Berdasarkan Class Based Storage Policy. Diakses dari

http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/viewFile/40/64

pada 30 Maret 2015.

Purwaningsih, Ratna dan P. A. Wicaksono. 2007. Ergonom Industri. Buku Ajar.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Rochman, Taufiq; R. D. Astuti; dan R. Patriansyah. 2010. Peningkatan

Produkstivitas Kerja Operator melalui Perbaikan Alat Material

Handling dengan Pendekatan Ergonomi. Performa, 9(1):1-10.

Susetyo, Joko; R. A. Simanjuntak; dan J. M. Ramos. 2010. Perancangan Ulang

Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology

dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos Material

Handling. Jurnal Teknologi, 3(1):75-84.

14