Materi Ujian Penyuluhan

9
DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN “PENYULUHAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS” Disusun oleh : Punky Kusuma Damayanti (12650) Sri Ningsih (12697) Anastasia Nikita Gloria Sengkeh (12798) Qurrota A'yun Iriani (12811) Deni Muslifah (12950) FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

description

Tugas penyuluhan pertanian

Transcript of Materi Ujian Penyuluhan

DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIANPENYULUHAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Disusun oleh :

Punky Kusuma Damayanti

(12650)

Sri Ningsih

(12697)

Anastasia Nikita Gloria Sengkeh(12798)

Qurrota A'yun Iriani

(12811)

Deni Muslifah

(12950)FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

BAB IPENDAHULUAN

Kelompok Tani Ngudi Retno berada di Dusun Wiyoro Kidul, Desa Mbatu Retno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kelompok tani ini sudah dibentuk 20 tahun yang lalu, yaitu sekitar tahun 1994. Asal mula terbentuknya kelompok ini karena adanya informasi dari kecamatan yaitu petani di daerah tersebut mendapat bantuan sebesar 8 juta dan uang tersebut disimpan pinjamkan untuk keperluan para petani, sehingga karena diperlukan adanya pengelolaan maka dibentuklah Kelompok Tani Ngudi Retno.

Kegiatan dari Kelompok Tani Ngudi Retno adalah seperti pertemuan, kerja bakti, dan kunjungan ke daerah pertanian lain. Sekarang jumlah anggota Kelompok Tani Ngudi Retno mencapai 30 orang dengan seorang ketua bernama Bapak Naryo. Kepengurusan dalam kelompok tani secara rutin berganti sampai 3 kali kepengurusan hingga sekarang. Kepengurusan pertama di pimpin oleh Bapak Sumajo, kepengurusan kedua dipimpin oleh Bapak Broto, dan kepengurusan yang sekarang dipimpin oleh Bapak Naryo. Struktur kepengurusan Kelompok Tani Ngudi Retno terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara, namun semuanya dipegang oleh Bapak Naryo sebagai ketua.

Penyuluhan dalam Kelompok Tani Ngudi Retno dilakukan oleh penyuluh dari PPL Banguntapan yang terdiri dari 4 petugas penyuluh, yaitu Bapak Ari, Bapak Widodo, Bapak Ismail, dan Ibu Ida. Penyuluh tersebut bertugas untuk memberikan informasi atau materi seputar pertanian kepada para petani, yaitu seperti materi tentang hama-hama yang sering menyerang tanaman padi, jenis benih padi yang bagus, dan materi lainnya. Menurut penuturan dari Bapak Naryo, petugas penyuluhan telah memberikan penyuluhan dengan baik kepada petani, namun antusiasme petani terhadap penyuluhan tidak terlalu baik. Sehingga apa yang sudah diberikan oleh penyuluh tidak dilakukan dengan benar atau berkelanjutan.

Materi penyuluhan berasal dari penyuluh sendiri dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani. Sifat materi berupa informasi-informasi penting seputar pertanian yang dapat memecahkan permasalahan petani. Permasalahan yang sekarang ini sedang terjadi adalah adanya gangguan hama wereng dan kupu. Solusi yang ada adalah penggunaan peradam atau reagen, namun cacing yang bermanfaat pada tanah juga ikut mati. Sehingga petugas penyuluhan memberikan arahan untuk menggunakan dan membuat sendiri pupuk kandang, namun karena antusiasme yang kurang dari petani pembuatan pupuk kandang tersebut tidak berkelanjutan. Para petani lebih menyukai hal yang praktis yaitu dengan penggunaan pupuk kimia.

Metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan pemberian materi atau ceramah secara langsung pada kelompok tani. Alat bantu yang digunakan berupa selebaran yang berisi informasi penting dan disebar kepada para petani untuk dipelajari. Terdapat kegiatan yang diselenggarakan khusus oleh penyuluh yaitu Sekolah Lapangan (SL). Dalam kegiatan tersebut para petani berkumpul untuk diberi pengarahan tentang pola tanam yang sebaiknya dilakukan. Kegiatan penyuluhan dilakukan setiap sebulan sekali, sedangkan kegiatan Sekolah Lapangan (SL) dilakukan setiap setahun sekali. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh penyuluh secara keliling tiap bulannya di rumah para petani dan pada waktu siang hari.

Permasalahan yang dihadapi petani Kelompok Tani Ngudi Retno bermacam-macam, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu berupa gangguan hama dan wereng. Masalah yang lain adalah penyuluh telah memberikan pengarahan tentang pembuatan proposal untuk bantuan benih dengan harga murah, namun proposal yang sudah dibuat dan dikirim ke kecamatan tidak mendapat respon karena banyaknya proposal lain yang tertumpuk. Dan masalah kurangnya antusiasme dari para petani dengan adanya penyuluhan. Namun harapannya dengan adanya penyuluhan, pertanian di daerah Wiyoro Kidul tersebut semakan maju dan berkembang.BAB IIMATERI PENYULUHAN

Pengomposan merupakan upaya pengelolaan sampah organik, yang berprinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan non-organik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme berupa bakteri, jamur, juga insekta dan cacing. Sistem pengomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain menghasilkan produk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia dan terdiri dari bahan baku alami. Selain itu, masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal. Unsur hara dalam pupuk kompos ini juga bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan serta dapat mengembalikan unsur hara dalam tanah sehingga tanah akan kembali produktif.

Metode pembuatan kompos yang paling sederhana kita ambil dengan menggunakan komposter sederhana yang relatif sangat mudah dibuat. Kita dapat memanfaatkan gentong atau drum plastik bekas wadah cat untuk digunakan sebagai wadah pembuatan kompos. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kompos yang sangat mudah dilakukan, yaitu :

a. Penyiapan wadah pembuatan kompos

Sediakan ember, pot bekas, ataupun wadah lainnya, upayakan terbuat dari plastik untuk menghindari karat akibat air lindi kompos. Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.

b. Penyiapan bahan baku kompos

Proses awal dari pembuatan kompos bahan baku berupa sampah organik. Yang dimaksud dengan sampah organik di sini adalah sampah sisa-sisa buangan dapur seperti sisa nasi, sayuran, buah-buahan, daun tanaman dan sampah organik sejenis lainnya. Untuk menghasilkan sampah organik yang bersih maka harus dilakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah non-organik. Pemilahan ini dilakukan karena sampah anorganik dapat mempersulit proses pengomposan. Untuk mempermudah proses pengomposan, sampah yang masih berbentuk memanjang terlebih dahulu dipotong-potong secara manual hingga mencapai ukuran 5 cm.c. Pembuatan tumpukan

Tahapan selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah organik hasil proses pemilahan ditumpukkan di wadah pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala. Bila Anda memiliki kotoran binatang, kotoran tersebut bisa ditambahkan pada tumpukan tadi untuk meningkatkan kualitas kompos. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan. Setelah itu kompos sudah dapat dipanen sebagai kompos matang.

d. Penyiraman

Proses selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut dengan air secara merata. Proses penyiraman ini dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Proses ini dilakukan jika tumpukan sampah terlalu kering. Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama proses pengomposan adalah antara 50- 60% dengan nilai optimal sekitar 55%.

e. Pemantauan suhu

Proses selanjutnya adalah melakukan pengukuran suhu pada tumpukan dengan termometer kompos. Cara pemantauan suhu adalah dengan menancapkan termometer ke dalam tumpukan sampah dan biarkan sampai jarum penunjuk suhu posisinya tidak berubah-ubah lagi. Agar bakteri patogen dan bibit gulma mati maka suhu harus dipertahankan pada kisaran 60-70 C.

f. Pengayakan

Proses selanjutnya adalah melakukan pengayakan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran butiran yang seragam. Pengayakan dilakukan karena dikhawatirkan terdapat bahan anorganik seperti kaleng/logam lainnya, plastik, dan bahan lain yang masih tertinggal dan sulit terdekomposisi terdapat di dalam tumpukan sehingga kualitas kompos yang dihasilkan kurang baik. Hasil dari proses pengayakan ini adalah kompos yang halus dan yang kasar. Kompos halus biasanya untuk tanaman hias dan tanaman kecil lainnya, sementara yang kasar dapat digunakan untuk tanaman buah-buahan serta tanaman besar lainnya.

g. Pengemasan

Setelah diayak maka kompos siap untuk dikemas ke dalam karung atau plastik yang kedap air dan bisa disimpan, bisa digunakan sendiri ataupun dipasarkan.

Kualitas kompos yang dihasilkan tergantung pada kandungan-kandungan yang ada dalam kompos tersebut. Kualitas kompos juga tergantung pada material-material lain yang dicampurkan dalam materi organik tersebut. Apabila kompos terbuat dari bahan baku sampah organik, maka pemilahan harus dilakukan secara ketat sehingga bahan-bahan yang merugikan terhadap kualitas pupuk kompos dapat dihindari. Ciri-ciri kompos yang yang berkualitas baik antara lain tidak berbau (bau tanah), warna coklat kehitaman, PH netral, rasio karbon/nitrogen: 15 20, kadar air kompos 30 % serta bebas bakteri patogen.

Berbeda dengan produk dari sampah anorganik, pupuk kompos yang merupakan hasil pengolahan dari sampah organik, kualitasnya relatif dapat dikontrol. Namun demikian, pupuk kompos pun tidak dapat disamakan dengan pupuk kimia. Secara jangka pendek, pupuk kimia akan kelihatan menguntungkan, namun dalam jangka panjang akan merusak unsur hara dalam tanah. Berbeda dengan pupuk kompos, justru akan memperkaya unsur hara dalam tanaman.