materi teoritik

14
 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemandirian Anak 2.1.1 Pengertian Kemadirian Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena kemandirian bukan saja mempengaruhi kinerja seseorang melainkan juga berfungsi untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, seorang anak akan sulit untuk mencapau sesuatu secara maksimal dan akan sulit pula untuk meraih kesuksesan. Asrori, (2008:130) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian adalah proses yang menyangkut unsur-unsur normatif. Hal ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. Perkembangan kemandirian sejalan dengan hakikat eksistensi manusia, maka arah perkembangan tersebut harus sejalan dan berlandaskan pada tujuan hidup. Lebih lanjut Asrori (2008 : 131) mengemukakan “mandiri sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Hal ini menunjukkan bahwa mandiri berkaitan dengan suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata mandiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005 : 710 ) “mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian adalah hal-hal atau keadaan dapat  berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Padiyana (2007 : 11) 7

Transcript of materi teoritik

Page 1: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 1/14

 

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Hakikat Kemandirian Anak

2.1.1 Pengertian Kemadirian 

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki

setiap individu dan anak, karena kemandirian bukan saja mempengaruhi kinerja

seseorang melainkan juga berfungsi untuk membantu seseorang dalam mencapai

tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

sifat mandiri, seorang anak akan sulit untuk mencapau sesuatu secara maksimal

dan akan sulit pula untuk meraih kesuksesan.

Asrori, (2008:130) menjelaskan bahwa perkembangan kemandirian

adalah proses yang menyangkut unsur-unsur normatif. Hal ini mengandung

makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang terarah. Perkembangan

kemandirian sejalan dengan hakikat eksistensi manusia, maka arah perkembangan

tersebut harus sejalan dan berlandaskan pada tujuan hidup. Lebih lanjut Asrori

(2008 : 131) mengemukakan “mandiri sering digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Hal ini menunjukkan bahwa mandiri berkaitan dengan suatu keadaan atau

kondisi dimana seseorang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang

lain.

Kemandirian berasal dari kata mandiri. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Depdiknas, 2005 : 710) “mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri,

tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian adalah hal-hal atau keadaan dapat

 berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Padiyana (2007 : 11)

7

Page 2: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 2/14

 

8

mengemukakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan

seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri

untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh ketekunan, serta berkeinginan

untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan bertindak

original, kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungannya,

mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai

keadaan diri sendiri, dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian pada

anak TK tidak sebatas hal-hal yang bersifat fisik saja, tetapi juga berkaitan dengan

 psikologis, dimana anak usia dini mampu mengambil keputusan sendiri,

 bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan diri.

Dari beberapa pengertian tentang kemandirian di atas, dapat disimpulkan

 bahwa yang dimaksud dengan kemandirian adalah sikap tingkah laku tidak

tergantung pada orang lain atau dengan sedikit bantuan dalam berfikir dan

 bertindak.

Kesempatan untuk belajar mandiri dapat diberikan guru atau lingkungan

dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada anak untuk melakukan

tugas-tugas perkembangannya. Peran guru atau lingkungan adalah mengawasi,

membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan,

agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan

keselamatannya. Bagi anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan

dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah,

sebagai contoh melatih anak mengambil air minumnya sendiri, mencopot dan

memakai sepatunya, buang air kecil sendiri dan sebagainya. Begitu pula

Page 3: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 3/14

 

9

kemandirian dalam menentukan pilihannya. Anak perlu mendapatkan kesempatan

untuk belajar menimbang dan menetukan pilihannya. Anak akan terbiasa

mengambil keputusan tanpa tergantung orang lain. Menurut Barnadib (dalam

Rini, 2004:26), bahwa anak dikatakan mandiri apabila ia mampu mengambil

keputusan untuk bertindak, memiliki tanggung jawab dan tidak bergantung pada

orang lain, melainkan percaya pada diri sendiri. Lebih lanjut Barnadib (dalam

Rini, 2004:24) menjelaskan kemandirian dalam diri seorang anak dapat dilihat

dari sisi : (a) mampu mengambil keputusan, (b) memiliki kepercayaan diri dalam

mengerjakan tugas-tugasnya, (c) bertanggung jawab terhadap apa yang

dilakukannya.

2.1.2 Ciri-Ciri Kemandirian Anak TK

Menurut Sholihatul (2011 : 45) anak yang mandiri untuk anak TK terlihat

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a)  Dapat melakukan segala aktivitasnya secara sendiri meskipun tetap dengan

 pengawasan orang dewasa.

 b)  Dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan,

 pandangan itu sendiri di perolehnya dari melihat perilaku atau perbuatan

orang-orang di sekitarnya.

c)  Dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa ditemani orang tua.

d)  Dapat mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain.

Penanaman sifat kemandirian kepada anak harus dimulai sejak anak

 prasekolah. Namun dalam kerangka proses perkembangan manusia, artinya orang

tua tidak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa, sehingga

Page 4: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 4/14

 

10

ia tidak bisa di tuntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya, serta orang tua

harus mempunyai kepekaan terhadap setiap perkembangan anak dan menjadi

fasilitator bagi perkembangannya.

Ada beberapa ciri khas anak mandiri diantaranya mempunyai

kecenderungan memecahkan masalah daripada berdiam dalam kekhawatiran bila

terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan

 baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit

 bertanya atau minta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap

hidupnya. Kemandirian pada anak sangat penting karena merupakan salah satu

life skill yang perlu dimiliki.

Berdasarkan kajian tentang ciri-ciri kemandirian anak TK maka

dirumuskan indikator kemandirian belajar yang menjadi fokus penelitian ini

adalah : (1) mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain, (2) merapikan alat

 belajar tanpa dibantu dan (3) meminta pendapat guru ketika mengalami kesulitan.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak TK

Faktor  –   faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia prasekolah

terbagi menjadi dua meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah

(Qodrat, 2009:10).

a.  Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang

ada dalam sebuah keluarga yaitu kedua orang tua. Pengaruh keluarga dalam

 pendidikan anak sanga besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang

menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan anak. Keluarga merupakan

Page 5: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 5/14

 

11

tempat anak belajar pertama. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Lebih

 jelasnya kemandirian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua

orang tuanya serta lingkungannya.

Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai

atau tidaknya tingkat kemandirian anak usia pra sekolah, sehingga lingkungan

keluarga yang baik akan meningkatkan cepat tercapainya kemandirian anak.

Selain itu karakteristik sosial juga dapat mempengaruhi kemandirian anak,

misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin berbeda dengan anak dari

keluarga kaya, akan tetapi anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur

akan lebih mandiri dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.

Selain itu anak dapat mandiri akan membutuhkan kesempatan dukungan

dan dorongan peran orang tua sebagai pengasuh sangat diperlukan, oleh karena itu

 pola pengasuhan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan

kemandirian anak.

Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan sewajarnya

karena ini akan mempengaruhi mutu kemandirian anak, bila diberikan berlebihan

anak menjadi kurang mandiri kemungkinan semua itu dapat diatasi bila interaksi

antara anak dan orang tua berjalan dengan lancar dan baik karena interaksi dua

arah anak dan orang tua menyebabkan anak menjadi mandiri. Orang tua akan

memberikan informasi yang baik jika orang tua tersebut mempunyai pendidikan

karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima info dari

luar terutama cara memandirikan anak. Status pekerjaan Ibu akan mempengaruhi

tingkat kemandirian anak, apabila ibu bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah

Page 6: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 6/14

 

12

ibu tidak bisa melihat perkembangan anaknya, apakah anaknya sudah bisa

mandiri atau belum. Sedangkan ibu yang tidak bekerja bisa melihat langsung

kemandirian anaknya.

 b.  Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah berperan penting dalam perilaku anak khususnya

sekolah, sebab dari sinilah perlakuan-perlakuan yang terus menerus dan

terstruktur diberikan kepada anak, sehingga anak diharapkan dapat merubah

 perilakunya sesuai yang diharapkan. Sekolah yang telah memberikan lingkungan

yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung

dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada anak.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi perilaku mandiri anak faktor lingkungan keluarga dan faktor

lingkungan sekolah.

2.1.4 Peran Guru Dalam Membentuk Kemandirian Anak

Untuk membentuk kemandirian anak hendaknya ditanamkan pada anak-

anak sejak usia dini oleh guru beserta orang tua yang ada di rumah, dapat pula

melalui cara dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan sehari-hari, baik di

sekolah maupun lingkungan keluarga anak, dengan latihan belajar mandiri yang

diberikan oleh guru, anak terbiasa melakukan pekerjaan atau tugas-tugasnya

sendiri tanpa bantuan atau tanpa berharap agar orang lain akan membantunya,

 peran guru sangatlah penting bagi anak-anak TK sebagai pemberi contoh/teladan

yang baik pada saat disekolah. Karena, pada dasarnya anak-anak usia TK sangat

mudah sekali meniru baik apa yang dilihat maupun didengarnya. Kemandirian

Page 7: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 7/14

 

13

sangatlah penting bagi anak, sebab kemandirian mempunyai pengaruh yang

sangat besar bagi proses perkembangan anak dimasa yang akan datang. Selain

sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih, guru juga mempunyai peran-peran

yang lain seperti, sebagai motivator, inspirator, mediator, informatory, (Sujiono,

2009 : 13).

Melatih anak untuk membentuk kemandirian, bukan berarti membiarkan

anak dan kemampuan masing-masing anak. Setiap pekerjaan anak dalam bentuk

apapun hasilnya harus kita hargai, dengan cara memberikan pujian atau kata-kata

yang manis, yang dapat membuat anak akan lebih termotivasi untuk lebih belajar

mandiri dengan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.

2.2 Hakikat Behavior Contract  

2.2.1 Pengertian Behavior Contract

Fauzan (2009:21) mengatakan bahwa Behavior Contract adalah perjanjian

dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk

menerima hadiah bagi perilaku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan

tanggung jawab yang harus dipenuhi dan konsekuensinya. Kontrak dapat menjadi

alat pengatur pertukaran reinforcement positif antar individu yang terlibat.

Strukturnya merinci siapa yang harus melakukan, apa yang dilakukan, kepada

siapa dan dalam kondisi bagaimana hal itu dilakukan, serta dalam kondisi

 bagaimana dibatalkan.

Menurut Latipun (http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/08/09/kontrakperilaku/),

behavior contract   adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan

klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Konselor dapat memilih

Page 8: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 8/14

 

14

 perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Setelah

 perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat diberikan

kepada klien. Dalam terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang dibentuk

lebih dipentingkan daripada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak

 berhasil.

Faujan, (http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/08/09/kontrakperilaku/),

kontrak perilaku (behavior contracts) adalah perjanjian dua orang ataupun lebih

untuk berperilaku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi perilaku

itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi

dan konsekuensinya. Kontrak dapat menjadi alat pengatur pertukaran

reinforcement positif antarindividu yang terlibat. Strukturnya merinci siapa yang

harus melakukan, apa yang dilakukan, kepada siapa dan dalam kondisi bagaimana

hal itu dilakukan, serta dalam kondisi bagaimana dibatalkan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa behavioris

kontrak adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua orang dalam rangka untuk

mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini perjanjian dilakukan untuk merubah

seseorang dari perilaku yang negatif menjadi perilaku positif. Seperti halnya

seorang anak yang kurang mandiri akan menjadi anak yang mandiri.

2.2.2 Langkah-Langkah Behavior Contract  

Menurut Komalasari (2011:173), langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam pembuatan kontrak perilaku adalah:

a. Pilih tingkah laku anak yang akan diubah.

Page 9: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 9/14

 

15

Langkah awal yaitu memilih tingkah laku anak yang akan diubah dalam hal ini

adalah kemandirian anak (selalu bergabung dengan orang tua)

 b. Tentukan data awal (baseline data) yaitu tingkah laku yang akan diubah.

Langkah kedua menentukan data awal terhadap terhadap tingkah laku yang

yang diubah. Untuk langkah yang kedua ini kita perlu menentukan data awal

terhadap tingkah laku yang akan diubah yang berkaitan dengan kemandirian

anak seperti kemandirian anak dalam bermain sendiri.

c. Tentukan jenis penguatan yang akan diterapkan.

Langkah yang ketiga menentukan penguatan yang akan diterapkan. Ketika

mulai mengubah perlakuan, maka kita dapat menentukan penguatan yang

akanditerapkan, misalnya ketika anak sudah mampu bermain sendiri maka

akan diberikan penguatan seperti tepuk tangan.

d. Berikan reinforcement setiap kali tingkah laku yang diinginkan ditampilkan

sesuai dengan jadwal kontrak.

Untuk langkah yang keempat misalnya dalam 1 minggu anak telah mengajukan

 perubahan tingkah laku misalnya bisa mandi sendiri, maka diberikan penguatan

 berupa pujian.

e. Berikan penguatan setiap saat tingkah laku anak yang ditampilkan.

Artinya apabila anak dapat menampilkan tingkah laku yang menunjukkan

 perubahan, maka perlu diberikan penguatan sampai anak telah berubah tanpa

diberikan penguatan lagi.

Page 10: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 10/14

 

16

2.2.3 Penerapan Teknik Behavior Contract   Dalam Meningkatkan

Kemandirian Anak

Salah satu standar kompetensi Kurikulum 2004 Taman Kanak-Kanak

adalah anak menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri

dan bekerjasama dengan orang lain. Pembelajaran kemandirian bertujuan

mengembangkan kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas yang tidak

selalu menggantungkan pada orang lain, serta mampu mengambil inisiatif secara

mandiri sesuai potensi anak.

Proses pembelajaran Taman Kanak-Kanak harus diarahkan untuk

mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan konsep kecakapan hidup

didasarkan atas pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk

mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta

memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya

(Depdiknas, 2005 : 2).

Pembelajaran kemandirian anak yang dilaksanakan secara realistis dan

konkrit dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis. Dengan

mengembangkan keterampilan belajar yang praktis, anak akan menjadi

 pembelajar yang lebih efektif. Keterampilan belajar yang baik dapat

meningkatkan kemampuan belajar, memahami dan menguasai informasi dalam

waktu yang lebih singkat. Sedangkan Uno (2006:17) mengemukakan prinsip-

 prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses

 belajar mengajar di antaranya pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus

 bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi

kehidupan, hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.

Page 11: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 11/14

 

17

Latihan-latihan untuk hidup praktis dirancang untuk mengajari anak pada

 pekerjaan dalam lingkungannya sendiri, dengan jalan mengajari mereka

 bagaimana menguasai hal-hal yang ada di sekitarnya (Hainstock, 2002:18).

Kemandirian anak untuk menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup

diwujudkan melalui aktifitas yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari, misal

menggosok gigi, kecakapan memotong buah dan sebagainya.

Kemandirian merupakan salah satu aspek perilaku yang harus

dikembangkan sejak usia dini. Namun dalam membentuk pribadi yang mandiri

tidaklah mudah seperti yang dibayangkan semua orang. Membentuk pribadi yang

mandiri pada anak usia dini membutuhkan teknik-teknik yang sesuai dengan

 perkembangan usia mereka.

Seorang anak yang selalu bergantung pada orang lain akan sulit

memperoleh kesuksesan dan penghargaan. Dalam pandangan behavioris ini

merupakan sebuah masalah yang harus dipecahkan sehingga anak akan menjadi

seorang pribadi yang mandiri.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

kurang kemandirian anak adalah dengan konseling behavior dengan teknik

behavior contract   di mana akan diadakan perjanjian antara guru dan anak.

Apabila anak melakukan aktivitas sesuai dengan perjanjian yang ada maka akan

diberikan reward . Menurut John D. Krumboltz (dalam Suyadi, 2010 : 94) tahapan

konseling behavior dapat dilakukan dengan empat prosedur yaitu : (1) belajar

operan. Dimana pada tahap ini klien diberi pemahaman mengenai perlunya

reward   (hadiah) sebagai stimulasi tercapainya perubahan perilaku yang

Page 12: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 12/14

 

18

diharapkan, (2) belajar meniru (imitative learning ). Dimana seorang konselor/guru

menunjukkan perilaku-perilaku positif yang akan mendapat reward untuk di tiru

dan dibiasakan dalam kehidupannya sehari-hari, (3) belajar kognitif. Dalam hal

ini konselor/guru member kebebasan kepada kliennya/anak untuk merespons

stimulasi dari lingkungan sosialnya untuk dipelihara menjadi kebiasaan. Untuk

mempermudah klien/anak dalam melakukan respons tersebut, konselor/guru akan

mengizinkan kliennya/anak mengadaptasi perilaku yang lebih baik melalui

instruksi secara sederhana, (4) belajar emosi. Konselor/guru akan menunjukkan

respons-respons negatif secara emosional, kemudian menggantinya dengan

respons-respons positif yang dapat diterima secara emosional sesuai dengan

konteksnya.

Dengan melakukan prosedur behavior yang dilakukan dengan perjanjian

maka guru akan dapat melihat tingkat kemandirian seorang anak. Dan anak akan

terbiasa melakukan semua aktifitas secara mandiri tanpa bantuan dari orang tua

maupun orang lain.

Dalam meningkatkan perilaku mandiri anak melalui teknik behavior

contract  akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. 

Memilih tingkah laku yang akan di ubah seperti mengerjakan tugas tanpa

 bantuan.

 b.  Melakukan perjanjian atau kontrak dengan anak secara lisan, apabila anak

mampu mengerjakan tugas tanpa bantuan dari orang lain, merapikan alat

 belajar tanpa dibantu dan minta pendapat guru apabila ada kesulitan

maka akan diberikan hadiah.

Page 13: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 13/14

 

19

c. 

Guru memberikan contoh terlebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh

anak, dan meminta anak untuk mengikutinya.

d.  Guru melakukan pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh anak dan

memberikan reward seperti apa yang menjadi kesepakatan bersama.

e.  Anak yang belum menunjukkan sikap kemandiriannya akan dimotivasi

dengan memberikan latihan yang berulang hingga anak mampu

melakukan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.

2.3 Kajian Relevan

Berikut ini uraian singkat tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh

 peneliti sebelumnya :

1.  Penelitian yang dilakukan oleh Sarmin A. 2012. Judul penelitian tindakan

kelas ini adalah Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Materi Jual

Beli Melalui  Behavior Contract di TK Mentosori Kecamatan Dungingi

Kota Gorontalo menyatakan bahwa dengan menggunakan teknik behavior

contract   dapat meningkatkan motivasi belajar pada anak. Hal ini dapat

dilihat dari persentase hasil belajar anak yang semakin meningkat dari

siklus I 29% dan siklus II 75%. Berdasarkan jumlah persentase dapat

terlihat meningkat sebanyak 46%.

2.  Penelitian yang dilakukan oleh Hani Ismail, 2012. Judul Penelitian adalah

Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak

Kelompok A TK Aisyiah Bustanul Atfal (ABA) Payunga Kecamatan

Batudaa Kabupaten Gorontalo menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian anak kelompok A TK ABA Payunga adalah

Page 14: materi teoritik

7/17/2019 materi teoritik

http://slidepdf.com/reader/full/materi-teoritik 14/14

 

20

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Faktor keluarga dalam hal

ini orang tua yang kurang memberikan pembiasaan mandiri di lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah anak pada umumnya belum memiliki

kemandirian dalam proses pembelajaran, anak masih dibantu dalam

mengerjakan tugas, mewarnai, menggambar, menjiplak, melipat dan

mengisi pola.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis yang , maka dapat dirumuskan tindakan dalam

 penelitian ini adalah : “ jika digunakan teknik behavior contract , maka

kemandirian anak TK Tunas Harapan Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo

dapat ditingkatkan”. 

2.5 Indikator Kinerja

Indikator kinerja keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadi

 peningkatan kemandirian anak dari 6 orang atau 33% menjadi 15 orang atau

83% dari jumlah anak seluruhnya 18 orang setelah dibelajarkan dengan

menggunanakan teknik behavior contract   di TK Tunas Harapan Kecamatan

Tilango Kabupaten Gorontalo.