MATERI PENYULUHAN MENGENAI
-
Upload
amaliafirdaus -
Category
Documents
-
view
149 -
download
6
Transcript of MATERI PENYULUHAN MENGENAI
MATERI PENYULUHAN MENGENAI
KEBERSIHAN DIRI DAN CUCI TANGAN
1. PENGERTIAN MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran
dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu
sesuai kebutuhan.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi yaitu
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air, sabun
antiseptik agar menjadi bersih. Mencuci tangan adalah salah satu
tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal
pada akhir abad ke-19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi
menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit
menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir
abad 19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan
pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air
bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Mencuci tangan dengan air : ritual mencuci tangan di
dunia dipraktikkan sebagai bagian dari budaya maupun praktik
keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Baha’i,
dalam agama Yahudi dinamakan Tevila dan Netilat Yadadim. Praktik
yang mirip adalah ritual Lavabo untuk agama Kristen, Wudhu untuk
agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto. Di beberapa rumah makan di
Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau
warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan
dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa
alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kaddang
menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut
dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk
nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktik mencuci tangan
yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air mengalir,
karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan
yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya
kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan
menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan
tersebut.
Mencuci tangan dengan air panas: Walaupun ada
beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan
air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini
tidak disetai dengan pembuktian ilmiah. Temperature dimana manusia
dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat
membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat – zat kimia, namun
pendapat popular ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak
membunuh mikro organism. Temperatur yang nyaman untuk mencuci
tangan adalah sekitar 45 derajat Celcius dan temperatur ini tidak cukup
panas untuk membunuh mikro organism apapun. Namun temperatur
yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat Celcius) meang
dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperature air untuk
membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci
tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras
hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan
kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.
Mencuci tangan dengan sabunadalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata
rantai kuman. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi
penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman yang
tidak tampak minyak / lemak / kotoran di permukaan kulit serta
meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat memperoleh kebersihan
yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah mencuci
tangan pakai sabun, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya
menggunakan air saja. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan
tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat
melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat – zat ini merupakan
bagian dari kotoran organik.
Mencuci tangan dengan cairan: Pada akhir tahun 1990an
dan awal abad ke – 21, diperkenalkan cairan alcohol untuk mencuci
tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptic, atau
sanitasi tangan) dan menjadi popular. Banyak dari cairan ini berasal dari
kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan
kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya
serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan
menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini
mulai popular digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis,
karena tidak membutuhkan air dan sabun, penggunaan cairan sanitasi
tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol dalam sebuah
penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan bahwa
cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59 persen. dr.
Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada RS
Anak – anak Boston (Division of Infection Diseases at Children’s
Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku “Tangan Sehat,
Keluarga Sehat” (“Healthy Hands, Healthy
Families”)mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian
pertama yang menunjukkan bahwa penggunanan cairan sanitasi tangan
menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di
rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang
menitipkan anak – anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan
aktivitas mencuci tangan dengan sabun dengan frekuensi yang sama
saat direkrut untuk penelitian. Lalu dari separuh keluarga itu diberikan
cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu tentang
pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, berfungsi
sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta
untuk tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga
yang menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan 69 persen
ngka diare yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi
sebagai kontrol. Penelitian lain olehHarvard Medical School dan RS
Anak – anak Boston ((Division of Infectious Diseases at Children’s
Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April 2005
menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga
yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisiatif mereka sendiri.
Cairan sanitasi ini menjadi alternative yang nyaman bagi para orang tua
yang tidak sempat berulangkali ke washtafel untuk mencuci tangan
mereka saat harus merawat anak mereka yang akit. Walaupun mencuci
tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran
sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan
washtafel, dan sebagai tambahan rotarivirus (virus yang paling sering
ditemukan dalam kasu disre di tempat penitipan anak di Amerika), tidak
dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat
dimatikan dengan alkohol.
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pebersih
tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar – benar dalam
keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka
penggunaan air dan sabun untuk mencuci tanagn lebih disarankan
karena cairan pencuci tangan baik yang berbahan dasar alcohol
maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak
membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organic lainnya.
Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif diantara
menggunakan cairan pebersih tangan atau mencuci tangan dengan
sabun, Wallace Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk
Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam
membersihkan bakteria – bakteria tertentu. Naun cairan pembersih
tangan barbahan dasar alcohol tidak efektif dalam membunuh bacteria
yang lain seperti E – Colli dan Salmonela. Karena alcohol tidak
menghancurkan spora – spora namun dengan mencuci tangan dengan
sabun spora – spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode
terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk
mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik
daripada tidak menggunakan apapun.
Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh
Departemen Pemadam Kebakaran dari sekolah – sekolah karena
dikhawatirkan bahwa cairan tersebut dapat merangsang api menjadi
besar, namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan
untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan
pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung paling
sedikit 60 persen alkohol dan bahan pelembab.
Mencuci tangan dengan tisu basah : tisu basah diperkenalkan
pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga
kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan
rumah tangga lainnya. Menurut Centre of Diseases Control and
Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular) di Amerika Serikat sebanyak 76 juta dari 300 juta orang yang
tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa
bersamaan dengan masuknya makanan. Sebanyak 300 ribu masuk
rumah sakit dan setiap tahun 5000 orang meninggal dunia karena
penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Tisu basah
menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan
sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu
basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau
antibakteri, ataupun minyak almond yang menjaga kulit tangan agar
tidak terasa kering. Namun menurut dr. Hendrawan tisu basah tidak baik
untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak –
balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS
mengeluarkan tisu basah berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat
membunuh 99,9 persen bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri
Salmonella dan E – Colli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam
membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar
mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan,
dan peralatan dapur sehingga tidak menyebar.
2. TUJUAN MENCUCI TANGAN
Tujuan utama mencuci tangan adalah menghilangkan kuman dan
kotoran yang ada di tangan, mencegah infeksi, mencegah penyebaran
infeksi. Seseorang penderita itu menutup hidungnya dengan tangan saat
bersin, kemudian memegang pegangan di bus, saat Anda memengang
pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan Anda
dan apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman
penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare,
cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan
penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung (H5N1), dan flu babi
(H1N1)dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar.
Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar
untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan
ini dilakukan dengan tujuan: supaya tangan bersih, membebaskan
tangan dari kuman dan mikroorganisme, menghindari masuknya kuman
ke dalam tubuh. Tujuan lainnya: meningkatkan derajat kesehatan
seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki
kebersihan diri yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan
percaya diri seseorang, menciptakan keindahan pada seseorang.
3. WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENCUCI TANGAN
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah salah satu tindakan
yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap
lingkiungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan
Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan.
2. Sebelum menyiapkan makanan
3. Setelah memegang daging mentah
4. Sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit
5. Sesudah menggunakan kamar mandi
Besar kemungkinan tinja masih tertempel ditangan, sehingga diharuskan
untuk mencuci tangan
6. Setelah batuk atau bersin atau membuang ingus7. Setelah mengganti popok atau pembalut
8. Sebelum dan setelah mengobati luka
9. Setelah membersihkan dan membuang sampah
10. Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
11. Setelah bermain
Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor, seperti
tanah.Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi
selasai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang
dan tidak menempel ditangan.
4. CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DAN
SEHAT
1. Angkat lengan baju yang menghalangi proses mencuci tangan.
Lepaskan aksesoris yang digunakan.(Jacobson et al,1985).
2. Jika kuku jari tangan panjang, harus segera dipotong.
3. Berdiri di depan bak cuci atau wastafel, jaga agar tangan dan pakaian
tidak menyentuh permukaan bak cuci., jaka tangan menyentuh bak cuci
selama mencuci tangan, ulangi proses mencuci tangan dari awal.
Gunakan bak cuci dengan keran yang midah dijangkau.
4. Buka keran yang dioperasikan dengan tangan.
5. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dibawah air
mengalir. Jaga tangan dan lengan bawah berada lebih rendah dari pada
siku selama mencuci. Tangan merupakan bagian paling terkontaminasi
yang harus dicuci.
6. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptic pada
tangan dan gosok sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan,
pegang dan gosok sampai berbusa. Jika bakteri berkurang secara
signifikan pada tangan jika digunakan 3-5 ml sabun anti microbial
(Larsen, 1987)
7. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan. Gosokkan kedua
telapak tangan.
8. Gosokkan punggu dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya. Atau menggosok punggung tangan dengan telapak
tangan dengan jari-jari terkunci.
9. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
10. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci/ selang seling.
Letakkan punggung jari dapa telapak tangan satunya dengan jari saling
mencuci.
11. gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
12. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan seliknya.
13. Gosokkan pergelangantangan kiri dengan menggunakan tangan
kanan dan lakukan sebaliknya.
14. Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir.
15. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun
kepergelangan tangan dan lengan bawah. Tujuan pengeringan area
paling bersih (ujung jari) ke area yang bersih (pergelangan tangan)
untuk menghindari kontaminasi. Dengan mengeringkan tangan,
mencegah kulit terkelupas dan kasar.
16. letakkan handuk dan tisu dalam wadah yang telah disediakan.
Pembuangan benda yang terkontaminasi di tempat yang telah
disediakan mebcegah terjadinya perpindahan mikroorganisma.
17. Gunakan tisu untuk menutup keran.
18. Pertahankan tangan tetap bersih.
- Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif
untuk mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu
seperti norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu.
Untuk membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut
tetap disarankan menggunakan sabun dan air.
- Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci
tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan
- Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak efektif
untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa
air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia,
namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak
membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci
tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup
panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur
yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang
dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air untuk
membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci
tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras
hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan
kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan
- Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan
padang, rumah makan sunda, atau warung-warung makan lainnya
dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan
menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan
garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk
kecil berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci
tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau
sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada
umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air
dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor
bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang
mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel
lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.1. Pemeriksaan Kesehatan2. Penyuluhan Kesehatan3. Penanaman tanaman obat keluarga (Apotik Hidup)4. POSYANDU5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan6. Survey Kesehatan7. Penyuluhan/Promosi Kesehatan8. Pelatihan dokter kecil9. Penyuluhan K310. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan, pentingnya menerapkan pola hidup sehat termasuk
kesehatan lingkungan.11. Pembinaan dokter kecil terhadap anak-anak tingkat Sekolah Dasar12. Pelaksanaan Posyandu13. Membangun MCK beserta pemanfaatannya14. Membentuk Nagari Siaga15. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan16. Pembinaan UKS dan Dokter kecil17. Penyuluhan Kepada Ibu Hamil18. Penyuluhan Obat-Obat tradisional untuk ibu hamil19. Pelatihan Dokter Kecil20. Pembuatan dan Pembagian Bawel / Kloset Kepada Masyarakat21. Penyuluhan “Budidayakan Cuci Tangan Dengan Sabun”22. Penyuluhan ASI Eksklusif dan Kesehatan Ibu Hamil23. Penemuan pasien dengan suspek Tuberculosis
24. Sosialisasi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat25. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)26. Tim survey kesehatan dasar, sanitasi, dan kesehatan lingkungan27. Penyuluhan Cuci Tangan Dan Kuku Bersih Bagi Kebiasaan Hidup Sehat Masyarakat28. Pelatihan Dokter Kecil Dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)29. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah30. Penyuluhan bahan kimia berbahaya dari rokok dan narkoba31. Pelatihan cara cuci tangan dan gosok gigi32. Survey Dasar Kesehatan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan33. Membantu pelaksanaan penilaian status gizi pada bayi Balita.34. Penyuluhan Kebersihan dan Kesehatan Mata, Kebersihan Gigi , Kebersihan Kuku, Perilaku Mencuci
Tangan, Kebersihan Tubuh dan Pakaian35. Skrinning Status Gizi anak SD dan Imunisasi,36. Penyuluhan Kesehatan Kelompok Tani37. Penyuluhan tentang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium38. Pengenalan Penyakit Campak39. Penyuluhan dan Demonstrasi Gosok Gigi40. Penyuluhan Hipertensi41. Pengukuran Tekanan Darah42. Survei Bayi dan Balita43. Penyuluhan ASI Eksklusif dan Kesehatan Ibu Hamil44. Penyuluhan Diversifikasi Pangan Dan Gizi Seimbang45. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)46. Penyuluhan Zat Aditif Pada Makanan47. Pemberian Leaflet Informasi Kesehatan Tentang Penanggulangan Penyakit Rematik48. Melalui Informasi Kesehatan Dapat Membantu Mengingatkan Masyarakat Akan Pentingnya
Kesehatan Anak Dan Keluarga49. Penyuluhan Kebersihan “Simulasi 7 cara Mencuci Tangan”50. Penyuluhan Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan dari Sampah51. Pelatihan Pemeriksaan Tekanan Darah Untuk Guru UKS dan Olah- Raga52. Penyuluhan PHBS, Pelatihan Dokter Kecil, Promosi Kesehatan, Pemeriksaan53. Pelatihan Dokter Kecil dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)54. Penyuluhan Sumber Air Bersih yang Didapat55. Penyuluhan PHBS dan Praktik Cuci Tangan56. Penyuluhan HIV-AIDS57. Kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)58. Penyuluhan Kesehatan dan PHBS dan Pelatihan Tanggap Bencana59. Penyuluhan Bahaya Narkoba Dilihat dari Aspek Kesehatan60. Penyuluhan mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut61. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Dan Pelatihan Dokter Kecil62. Penyuluhan dampak GAKY dan penggunaan garam beryodium
Ratusan nyawa melayang sia-sia di jalan akibat kecelakaan. Ironisnya, banyak dari korban
tersebut sebenarnya dapat diselamatkan nyawanya bila pertolongan pertama dilakukan
dengan benar dan cepat. Sayangnya sangat sedikit di antara kita yang mengetahui apa
yang seharusnya dilakukan bila menemukan seseorang yang menjadi korban kecelakaan.
Di sini akan dibahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Mungkin istilah
kecelakaan disini agak kurang tepat, karena P3K sebenarnya tidak hanya melakukan
pertolongan kepada seseorang yang mengalami kecelakaan tetapi kepada semua kejadian
yang memerlukan pertolongan segera. Jadi kita gunakan istilah ‘PERTOLONGAN
PERTAMA’ saja.
Sering kejadian seseorang yang ingin menolong korban kecelakaan malah akan membuat
cedera yang dialami korban makin berat. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan
Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban untuk mencegah
keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis
resmi.
Kunci utama dalam melakukan pertolongan pertama adalah persiapan diri dalam
menghadapi hal-hal yang bersifat darurat.
DEFINISI PERTOLONGAN PERTAMA
Bantuan atau tindakan awal yang diberikan kepada korban cedera maupun penyakit
mendadak (akut) sebelum bantuan tenaga terlatih atau ambulans tiba, dengan
menggunakan materi atau fasilitas yang tersedia saat itu.
TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Menyelamatkan jiwa.
2. Mencegah kondisi memburuk atau cacat.
3. Menunjang penyembuhan.
BEBERAPA LANGKAH DASAR DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
Secara umum, langkah Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Harus tenang! Hanya orang yang tenang yang bisa membantu orang lain.
2. Selamatkan diri Anda terlebih dahulu, kemudian orang sekitar Anda – Periksa
keadaan bahaya lalu lintas, kebakaran, aliran listrik, atau apa saja yang mengancam
keselamatan Anda, orang lain, dan korban. Dekati korban setelah kondisi benar-benar
aman.
3. Mintalah bantuan. Jangan tinggalkan korban sendirian. Kirim orang lain untuk segera
cari pertolongan. Bila Anda satu-satunya orang yang berada di tempat kejadian dan
bantuan tidak kunjung tiba, Anda bisa pergi tinggalkan korban untuk cari pertolongan.
4. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas medis terdekat. Pesan yang diberikan kepada
layanan gawat darurat harus singkat: di mana lokasi korban, kondisi korban, dan berapa
banyak korban.
5. Jangan pindahkan korban patah tulang atau bagian belakang tanpa tandu.
6. Jangan berikan makanan atau minuman kepada korban bila korban tidak sadar atau
setengah sadar.
7. Segera transportasikan korban ke pusat pelayanan kesehatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban, segera evakuasi korban ke sentral
pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama
hanyalah sebagai tindakan menyelamatkan jiwa dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.
Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang
berkompeten.
Catatan :
SETIAP DETIK SANGAT BERHARGA BAGI KORBAN. LAKUKANLAH TINDAKAN
PERTOLONGAN SECEPAT MUNGKIN !!!
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA BEBERAPA KASUS
I. PINGSAN
Hilangnya kesadaran sementara akibat aliran darah ke otak kurang.
Gejala dan Tanda :
Pandangan kabur atau berkunang-kunang.
Limbung, lemas, hingga jatuh.
Gelisah.
Wajah tampak pucat.
Kulit dingin dan lembab.
Nadi lambat dan lemah.
Penanganan :
Baringkan, tungkai tinggikan.
Longgarkan pakaian.
Beri udara segar.
Jangan beri makan ataupun minum selama pingsan atau belum sadar penuh.
Periksa cedera lain.
Pulih, istirahatkan beberapa menit.
Evaluasi napas dan nadi.
II. HEAT STROKE (Serangan Panas)
Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40°C
atau lebih. Terjadi akibat paparan suhu tinggi yang ekstrim, sehingga tubuh kehilangan
cairan dan garam melalui keringat yang berlebihan.
Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat
meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan medis segera
untuk mencegah kerusakan otak dan organ lain.
Gejala dan Tanda Awal :
Kenaikan suhu sampai 40°C atau lebih merupakan salah satu tanda utama.
Kram otot yang menyakitkan. Biasanya pada otot perut, kaki, tangan.
Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk
Mual, lemas, dan merasa lelah.
Kulit memerah.
Gejala dan Tanda Lebih Lanjut :
Otot terasa lumpuh
Kulit panas, memerah dan tidak berkeringat (kering) à Jika heat stroke disebabkan
oleh karena suhu lingkungan yang sangat panas, maka kulit cenderung terasa panas
dan kering saat disentuh. Sedangkan jika disebabkan oleh karena aktivitas yang
berlebihan, maka kulit terasa lembab.
Denyut nadi cepat dan lemah.
Pernapasan cepat dan dalam (terasa berat).
Penurunan kesadaran.
Gejala saraf lain, misalnya kejang, halusinasi, atau tidak dapat mengerti keadaan
sekitar secara sementara.
Pertolongan Pertama :
PRINSIP : Sebisa mungkin dinginkan korban..!
Bawa ke tempat teduh dan sejuk. Posisikan senyaman korban.
Lepaskan pakaian tebal pada korban, jika perlu korban tidak usah memakai pakaian à
agar keringat dapat menguap.
Selimuti korban dengan kain yang sudah dibasahi dengan air.
Kompres pada daerah ketiak, pergelangan tangan, leher, dan lipat paha korban
dengan es batu yang dilapisi kain atau plastik
Jika korban sadar, berikan air minum yang sejuk atau minuman dengan kandungan
elektrolit (mis. air bergaram atau jus) dengan jumlah banyak tapi tidak terlalu cepat,
kurang lebih sekitar 1 gelas air setiap 15 menit
Awasi pernapasan dan denyut nadi korban.
III. LUKA BAKAR
Penanganan :
Jauhkan atau matikan penyebab/sumber.
Awasi kemungkinan dehidrasi pada luka bakar luas.
Siram atau aliri dengan air.
Cari bantuan medis.
Apabila bantuan medis terlalu lama datang, tutupi luka yang sudah dingin dengan kasa
atau kain lembab yang tidak menempel pada luka à untuk mencegah infeksi.
Jika korban sadar, dan meminta, berikan minum à untuk menggantikan cairan yang
hilang.
JANGAN :
Melepaskan kain/baju yang melekat pada luka bakar à gunting di sekelilingnya.
Memakai kapas atau bahan berbulu untuk menutupi luka à akan melekat pada luka.
Menusuk atau memecahkan gelembung lepuh.
Mengoleskan mentega, kecap, pasta gigi, losion, krim, salep, atau benda asing
apapun.
Mendinginkan berlebihan (misal: pakai es).
IV. SENGATAN LISTRIK / KESETRUM
Penanganan :
Matikan aliran atau pisahkan kontak korban dari sumbernya (kabel atau alat listrik).
Jangan menarik korban langsung! Gunakan tongkat panjang yang kering seperti
gagang sapu untuk menjauhkan sumber aliran tersebut atau untuk mendorong bagian
tubuh korban yang terkontak dengan sumber aliran.
Rawat luka jika ada, lalu cari bantuan medis.
PERHATIKAN :
Jangan menggunakan bahan yang dapat menghantarkan listrik seperti besi atau logam
lainnya untuk memisahkan kontak korban dengan sumber listrik.
Pastikan tidak ada air di sekitar Anda karena Anda juga bisa ikut terkena sengatan
listrik.
Upayakan menggunakan alas kaki yang bersifat isolator (penghambat arus listrik),
seperti sandal karet yang kering, atau berdiri di atas keset tebal yang kering.
V. LUKA TERBUKA / PERDARAHAN
Tanda :
Tampak jelas luka (kulit rusak).
Tampak ada perdarahan.
Kendalikan/hentikan perdarahan dengan T I T :
T – Tekan langsung
Tekan bagian tubuh yang luka à pembalut steril, kain atau baju bersih, tangan.
Tutup luka dan balut dengan erat.
I – Istirahatkan
T – Tinggikan
Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi jantung korban.
VI. TERSEDAK
Tanda :
Batuk-batuk
Bisa sampai tak dapat berbicara, bernapas atau batuk.
Kedua atau satu tangan mencengkeram leher.
Penanganan :
1. Korban disuruh batuk (membatukkan diri) dengan posisi tubuh agak membungkuk.
2. Berikan 6-10x hentakan perut à penolong merangkul dari belakang; posisi tangan di
antara pusar dan taju pedang tulang dada; hentakan ke arah belakang atas (45°).
Untuk wanita hamil, perut gemuk, anak kecil, bayi, lansia > 60 tahun: Lakukan
hentakan dada (4x).
1. Periksa, apakah sumbatan benda asing telah keluar.
2. Bila belum berhasil, kombinasikan hentakan perut dengan 4x pukulan punggung à titik
pukulan di antara kedua tulang belikat, dengan tumit/pangkal telapak tangan.
SEKIAN… SEMOGA BERMANFAAT