Materi PENKES Bersalin Kelompok III

37
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA IBU BERSALIN DAN MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI SAAT PERSALINAN Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kebutuhan Seksualitas I Koordinator : Ns. Sari Sudarmiati S.Kep, M.Kep.Sp.Mat Disusun oleh kelompok 3 (A.10.1): Layar Mutiara 22020110120033 Wiwin Nopitasari 22020110120053 Agistia Anom 22020110120082 Eka Nurohmat 22020110141006 Miftahul Firzanuddin 22020110141007 Alin Asmira K. 22020110141007

Transcript of Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Page 1: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

PADA IBU BERSALIN DAN MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI

SAAT PERSALINAN

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kebutuhan Seksualitas I

Koordinator : Ns. Sari Sudarmiati S.Kep, M.Kep.Sp.Mat

Disusun oleh kelompok 3 (A.10.1):

Layar Mutiara 22020110120033

Wiwin Nopitasari 22020110120053

Agistia Anom 22020110120082

Eka Nurohmat 22020110141006

Miftahul Firzanuddin 22020110141007

Alin Asmira K. 22020110141007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

PADA IBU BERSALIN DAN MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI SAAT

PERSALINAN

----MATERI ANTENATAL----

Nutrisi Selama Kehamilan

1. Nutrisi pada Ibu Hamil

Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa 6 (enam) dari 10 (sepuluh) orang ibu

hamil mengalami kurang asupan nutrisi mikro (antara lain zat besi, seng, vitamin A

& C dan asam folat). Selain itu, ditemukan pula bahwa lebih dari 50% ibu hamil

mengalami kekurangan asupan protein. Kondisi ini mendukung fakta banyaknya

terdapat masalah bayi baru lahir seperti prematur dan berat badan lahir rendah di

Indonesia(16).

Berdasarkan studi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nutrisi merupakan

salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Status

nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang membuat nutrisi seorang

wanita berisiko seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk,

kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi kesehatan yang buruk akan terus

berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin(7).

2. Fungsi Asupan Makanan pada Ibu Hamil(20)

a. Pertumbuhan rahim (uterus), payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan

perkembangan janin.

b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak/ mati

c. Sumber tenaga

d. Mengatur suhu tubuh

e. Cadangan makanan

Page 3: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

3. Jenis-Jenis Nutrisi dan Contoh Makanan yang Dibutuhkan Selama Kehamilan(7)

NO. NUTRIENT SUMBER-SUMBER MAKANAN

1. Karbohidrat Beras, jagung, sagu, tepung terigu, ubi.

2. Lemak Lemak nabati: minyak kelapa sawit, minyak

sayur, margarine.

Lemak hewani: mentega, susu, keju.

3. Protein Daging, telur, susu, keju, kacang polong (buncis

kering dan kacang polong, kacang tanah),

kacang-kacangan, padi-padian.

4. Mineral

- Kalsium

- Fosfor

- Besi

- Seng

- Yodium

- Magnesium

Susu, keju, yogurt, ikan ardine atau ikan lain yang

dimakan bersama tulangnya, sayur-sayuran

berdaun hijau tua, kecuali bayam+, tahu, buncis

panggang.

Susu, keju, yogurt, daging, padi-padian utuh,

kacang polong.

Hati, daging, roti utuh atau sereal dan roti yang

diperkaya , sayur-sayuran berdaun, kacang

polong, buah-buhan kering.

Hati, kerang, daging, gandum utuh, susu.

Garam beryodium , makanan laut, susu dan

produk susu, roti beragi, roti kadet, dan donat.

Kacang-kacangan, kacang polong, coklat, daging,

padi-padian utuh.

Page 4: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

- Selenium

Daging organ, makanan laut, padi-padian utuh,

kacang polong, gula tebu.

5. Vitamin larut lemak

- Vit. A

- Vit. D

- Vit. E

Sayur-sayuran berdaun hijau, sayuran dan buah-

buahan yang berwarna kuning tua, lada, hati,

margarin atau mentega yang diperkaya.

Susu yang diperkaya, margarine yang diperkaya,

kuning telur, mentega, hati, makanan laut.

Minyak sayur, sayuran berdaun hijau, gandum

utuh, hati, kacang-kacangan, padi-padian, keju,

ikan.

6. Vitamin larut air

- Vit. C

- Asam folat

- Tiamin

- Riboflavin

- Piridoksin

Buah jeruk (sitrus), strawberi, melon,

brokoli,tomat, lada, sayur-sayuran mentah

berdaun hijau tua.

Sayuran berdaun hijau, jeruk, brokoli, asparagus,

hati.

Daging babi, daging sapi, hati, padi-padian. yang

diperkaya, kacang polong.

Susu, hati, padi-padian yang diperkaya, sayur-

sayuran kuning dan hijau tua.

Daging, hati, sayur-sayuran hijau, padi-padian

utuh.

Page 5: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

- Vit. B12

- Niasin

Susu, telur, daging, hati, keju.

Daging, ikan,daging unggas, hati, padi-padian

utuh atau diperkaya, kacang tanah.

4. Dampak Kekurangan Nutrisi Pada Ibu Hamil(8,9).

Berbagai keluhan pada ibu hamil seperti merasa lelah, mual, pegal, sembelit,

varises, bahkan masalah di kulit, gigi atau gusi tidak hanya disebabkan faktor

hormonal, tapi juga asupan gizi yang dikonsumsi bumil. Rasa lelah serta mual terjadi

karena bumil kekurangan protein dan karbohidrat kompleks. Kalau sembelit bisa

terjadi karena ibu hamil kurang asupan makanan berserat, varises bisa dialami

karena asupan vitamin C kurang tercukupi. Kram kaki bisa terjadi karena minim

mineral fosfor dan kalsium. Berikut ini adalah masalah gizi pada ibu hamil:

a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan

b. Perdarahan pada masa kehamilan

c. Terjadinya keguguran

d. Penurunan kualitas dan kuantitas ASI

e. Bayi lahir mati

f. Bayi lahir dengan berat badan rendah

g. Bagi lahir kurang bulan

h. Anemi gizi

1) Dampak anemi pada ibu adalah:

a) Ibu menjadi lemah.

b) Kekebalan tubuh menurun, sehingga kemungkinan terkena infeksi tinggi.

c) Perdarahan postpartum sehingga meningkatkan kematian ibu.

d) Kesulitan persalinan.

2) Dampak anemi pada bayi yang akan dilahirkan:

a) Bayi lahir prematur atau BBLR.

b) Bayi kecil untuk masa kehamilan.

c) Bayi cacat.

d) Tingkat kesehatan bayi untuk selanjutnya kurang menggembirakan.

Page 6: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

i. Kekurangan Yodium

1) Penyebabnya adalah :

a) Waktu kehamilan kebutuhan yodium meningkat, karena janin

membutuhkan lebih banyak thyrosin dan triiodothyronine sebagai hormon

pertumbuhan.

b) Intake makanan yang mengandung yodium berkurang misalnya

menggunakan garam yang tidak beryodium.

c) Terlalu banyak mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung zat

goiterogenik yang dapat menghambat penyerapan yodium.

2) Dampak :

a) Meningkatkan resiko keguguran

b) Meningkatkan resiko bayi lahir mati

c) Pertambahan berat badan ibu hamil tidak sesuai umur kehamilan, karena

perkembangan janin terhambat

d) Terjadi gangguan perkembangan sel-sel otak janin

e) Berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian bayi meningkat

f) Ibu hamil mengalami pembesaran kelenjar gondok

j. Kekurangan folat diawal kehamilan bias menyebabkan neural tube defects

(kelainan syaraf).

k. Kekurangan intake lemak, terutama LCP (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acids)

bias mengganggu fetal growth dan development, termasuk pertumbuhan otak

dan retinol.

5. Contoh Susunan Menu Harian Selama Kehamilan(16).

WAKTU MENU BAHAN TRIMESTER I TRIMESTER II & III

Sarapan

Pagi

Roti Roti 2 lembar 2 lembar

Buah Pepaya 1 potong 1 potong

Teh manis Gula 2 sdt 2 sdt

Selingan

Pk.10.00

Bubur kacang Kacang hijau 2,5 sdm 2,5 sdm

hijau santan 1 mangkok 1 mangkok

Page 7: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Teh manis Gula 4 sdt 4 sdt

Teh manis Gula 1 sdt 1 sdt

Makan

Siang

Nasi Beras 6 sdm 8 sdm

Ayam goreng Dag. Ayam 2 potong 2 potong

Pepes Tahu 1 bj sedang 1 bj sedang

tahu Kelapa 2 sdt 2 sdt

Sayur bening

bayam

Bayam 1 mangkok 1 mangkok

Lalapan Tomat 1 buah 1 buah

Sambal Cabai

Tanpa biji

Terasi

0,5 sdt 0,5 sdt

Selingan Pisang Pis. Raja 2 ptg sdg 2 potong sdg

Goreng Minyak 2 sdt 2 sdt

Teh manis Gula 2 sdt 2 sdt

Makan

Malam

Nasi Beras 4 sdm 4 sdm

Semur daging Daging 1 potong sdg 1 potong sdg

Tumis kacang Tempe 2 potong sdg 2 potong sdg

Panjang +

tempe

Lalapan kc.

Panjang

1 mangkok 1 mangkok

Lalapan

sambal

Ketimun 1 buah sdg 1 buah sdg

Cabe

Tanpa biji

Terasi 0,5 sdt 0,5 sdt

6. Tips-Tips Selama Kehamilan(16).

Page 8: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Cara meningkatkan asupan kalsium jika anda menghindari sebagian besar produk

susu:

a. Pilihlah makanan yang banyak mengandung kalsium seperti ikan sardine, ikan

salmon, tahu, buncis yang digoreng kering, sayur kangkung atau bayam atau

lobak hijau, udang.

b. Konsumsi makanan yang dapat diolah supaya kandungan kalsiumnya tinggi: sup

tulang yang dimasak dengan cuka atau tomat, macaroni dan keju.

c. Ibu hamil sebaiknya juga mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat

besi karena ibu hamil rentan terkena anemia yang mengakibatkan tubuh terasa

lemas, pusing dan kulit pucat. Selain itu, janin juga membutuhkan zat besi untuk

proses pembentukan sel darah merah.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses

kehamilan yang sehat:

a. Hal yang harus dilakukan:

1) Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur.

2) Makanlah sayur-sayuran dan buah-buahan yang masih segar

3) Cuci bersih semua sayur dan buah sebelum dimakan atau dimasak. Kupas

terlebih dahulu kulit buahnya.

4) Makan makanan yang sudah dimasak sampai matang.

5) Jaga kebersihan dapur, peralatan masak dan peralatan makan. Selalu mencuci

tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan diri sendiri.

6) Minum air setidaknya 8 gelas setiap harinya. Cairan dibutuhkan untuk

membangun sel darah merah dan sirkulasi cairan ketuban.

7) Makan makanan yang berserat tinggi, buah-buahan serta sayuran yang akan

membantu mengatasi konstipasi selama kehamilan serta membantu

perkembangan bayi yang sehat.

b. Hal yang harus dihindari:

1) Jangan melakukan diet pada masa kehamilan. Diet selama hamil akan

meningkatkan risiko kurangnya vitamin dan mineral bagi ibu dan janin.

Page 9: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Kehamilan yang sehat ditandai dengan bertambahnya berat badan secara

bertahap.

2) Makan makanan yang berlebihan. Berlebihan bisa membuat berat badan

melonjak dengan cepat dan dapat menyebabkan obesitas.

3) Makan makanan yang terlalu asin atau pedas.

4) Makan makanan yang mengandung lemak cukup tinggi.

5) Makan makanan dan minuman yang mengandung alkohol.

6) Makan makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna.

7) Merokok

8) Hindari kotoran binatang. Selama kehamilan lebih baik menghindari dari

binatang peliharaan seperti kucing.

Senam Hamil

1. Senam Hamil

Masa kehamilan membawa perubahan fisik maupun mental. Perubahan fisik

yang terjadi bahkan memberikan ketidaknyamanan bagi ibu seperti sakit punggung,

dan pegal-pegal pada kaki. Senam hamil, adalah salah satu cara untuk membantu

meringankan keluhan-keluhan tersebut dan memperlancar proses melahirkan(18).

Senam hamil dapat dilakukan sendiri di rumah maupun melalui kelas senam

yang biasa diadakan di rumah sakit. Namun, lebih baik melakukan senam hamil ini

dengan seorang instruktur senam, yang khusus menangani senam hamil. Senam

hamil ini sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 5 bulan. Minimal 1 minggu sekali.

Senam hamil ini juga disarankan bagi ibu yang baru pertama kali hamil, serta ibu

yang pernah mengalami kesulitan dalam persalinan atau melahirkan anak

premature(4).

2. Manfaat Senam Hamil(4,18).

a. Sedapat mungkin mampu mengatasi berbagai macam keliuhan selama masa

kehamilan (mengurangi keletihan, meredakan sakit punggung dan sembelit).

b. Melatih relaksasi agar rasa ketegangan atau rasa sakit dapat dihindari.

Page 10: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

c. Memperkuat elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat mengatasi nyeri

pada pantat dan perut bagian bawah.

d. Mengusai teknik pernafasan yang baik, sehingga memudahkan dalam proses

persalinan.

3. Gerakan Senam Hamil(4)

a. Pemanasan Senam Hamil

1. Gerakan Sandar Tembok (Wall Slide Squat)

Bersandar pada tembok, perlahan bergeser turun, tahan 3-5 detik, lalu

kembali.

2. Gerakan Lutut (Knee Extension)

Duduk relaks, angkat kaki lurus, tahan 15 detik, lalu kembali.

3. Duduk bersila (Tailor Sitting)

Duduk bersila, dan rasakan regangan pada panggul.

4. Gerakan Jalan (Walking Lunge)

Posisi berdiri biasa, majukan salah satu kaki, condongkan badan ke depan.

Page 11: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

5. Gerakan Panggul Luar (Outer Thigh Lift)

Berbaring miring satu sisi, lalu angkat kaki lurus ke atas,tahan 3-5 detik,

kembali. lakukan bergantian.

b. Gerakan Inti

Page 12: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

----MATERI INTRANATAL----

Teknik Mengejan(19)

1. Mengejan Spontan

Mengejan spontan tidak direncanakan dan dilatih oleh wanita sebelum

kelahiran, dan juga tidak diarahkan selama kelahiran. Cara mengejan spontan

adalah sebagai berikut:

a. Wanita mulai menarik napas dengan cara memuaskannya dan mengejan ketikaia

menginginkannya dan selama ia merasakan keninginan untuk mengejan.

b. Wanita dapat menahan napas, meerintih atau berteriak selama kontraksi, dan

dapat mengambil napas cepat-cepat beberapa detik diantara usaha mengejan.

2. Mengejan dengan Pengarahan Sendiri

Terkadang usaha spontan wanita untuk mengejan berjalan tidak efektif, dan

mengejan dengan pengarahan sendiri lebih produktif. Mengejan dengan

pengarahan sendiri digunakan jika wanita merasakan keinginan untuk mengejan

spontan tetapi usaha mengejannya tidak efektif tanpa menunjukan kemajuan dalam

30 menit.

Pemberi perawatan bisa mendorong wanita untuk mencoba posisi baru (posisi

yang meningkatkan gaya gravitasi cenderung membantu wanita memfokuskan

perhatiannya). Ajarkan wanita untuk membuka untuk membuka matanya dan

mengarahkan pandangan dan usaha mengejannya ke pintu luar vagina.

3. Mengejan dengan Diarahkan

Mengejan dengan diarahkan digunakan jika wanita tidak ingin mengejan

(separti pada wanita dengan anastesia epidural), jika ada masalah medis yang

memerlukan lahirnya bayi segera, atau jika wanita ttidak dapat memfokuskan

usahanya untuk mengejan secara efektif saat menggunakan teknik mengejan

dengan pengarahan sendiri. Cara mengejan dengan diarahkan adalah sebagai

berikut:

a. Wanita diajarkan secara tepat mengenai kapan, bagaimana, dan berapa lama

untuk mengejan.

Page 13: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

b. Wanita diharapkan untuk menahan napas dan mengejan selama sepuluh detik

atau lebih pada satu waktu dengan hanya satu kali napas pendek diantara usaha

mengejan.

MANAJEMEN RASA SAKIT NON FARMAKOLOGI SAAT PERSALINAN

1. Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan itu karakteristiknya berbeda dengan jenis nyeri lain. Nyeri

persalinan merupakan bagian dari proses normal. Ada waktu untuk

mempersiapkan nyeri persalinan. Nyeri ini akan berhenti dengan sendirinya,

berlangsung cepat, bersifat intermiten, dengan perbedaan karakteristik dan

penyebab(15):

a. Kala I: penipisan dan pembukaan serviks

b. Pada pembukaan 0-3 cm: sakit dan tidak nyaman.

c. Pada pembukaan 4-7 cm: terasa agak menusuk.

d. Pada pembukaan 7-10 cm: terasa berat, parah, menusuk dan kaku.

Nyeri persalinan berhubungan dengan kelahiran bayi dan kondisi janin yang

berkaitan dengan emosional.

2. Tujuan Terapi Non Farmakologis

Banyak pasien dan anggota tim kesehatan cenderung untuk memandang obat

sebagai satu–satunya metode untuk menghilangkan nyeri. Namun begitu, banyak

aktifitas keperawatan nonfarmakologis yang dapat membantu dalam

menghilangkan nyeri. Metode pereda nyeri nonfarmakologis biasanya mempunyai

resiko yang sangat rendah. Tujuan Pemberian terapi non farmakologis bukanlah

menggantikan obat–obatan (terapi farmakologis), tetapi terapi ini diperlukan untuk

mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit,

terutama pada saat nyeri hebat yang berlangsung selama berjam–jam atau

berhari–hari. Mengkombinasikan teknik nonfarmakologis dengan obat–obatan

mungkin cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri(9).

Page 14: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

3. Manfaat Terapi Non Farmakologis(9,15)

a. Untuk meminimalkan ketergantungan obat dan dapat mengurangi sampah

kimia dalam tubuh.

b. Sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan aktivitas pasien selama

masa pengobatan.

c. Sebagai salah satu cara untuk mengalihkan fokus pasien dari rasa sakitnya.

d. Untuk Mengajarkan kemandirian pada pasien.

4. Manejemen Nyeri Nonfarmakologis dalam Persalinan

a. Relaksasi dan Psikoprofilaksis(7,9)

Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan

merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Ada banyak bukti yang

menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri punggung

(tunner dan Jensen, 1993; Altmaier dkk. 1992). Beberapa penelitian, telah

menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri pascaoperasi

(Lorenzi, 1991; Miller & Perry, 1990). Ini mungkin karena relatif kecilnya peran

otot–otot skeletal dalam nyeri pascaoperatif atau kebutuhan pasien untuk

melakukan teknik relaksasi tersebut agar efektif.

Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan

frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan benafas

dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahnankan

dengan menghitung dalam hati dan lambat besama setiap inhalasi (“ hirup,

dua, tiga”) dan ekshalasi (hembuskan, dua, tiga). Pada awalnya saat perawat

mengajarkan teknik ini, sebaiknya menghitung dengan keras bersama pasien.

Napas yang lambat, berirama juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi.

b. Hipnoterapi(9,12,14)

Hipnosis adalah kondisi relaksasi pikiran yang biasanya disertai relaksasi

tubuh dalam proses hipnoterapi. Dalam kondisi hipnosis pikiran menjadi lebih

terbuka terhadap perubahan, sehingga lebih mudah dalam menerima sugesti-

Page 15: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

sugesti yang diberikan Hipnoterapis. Hipnoterapi diberikan dengan

memberikan sugesti-sugesti perubahan pada alam bawah sadar.

Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah

analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Teknik ini membantu

dalam memberikan peredaan nyeri terutama dalam situasi sulit (misalnya luka

bakar). Mekanisme bagaimana kerjanya hipnosis tidak jelas tetapi tidak tampak

diperantarai oleh sistem endofrin (Moret dkk., 1991). Keefektifan hypnosis

tergantung pada kemudahan hipnotik individu. Pada beberapa kasus hipnosis

dapat efektif pada pengobatan pertama; keefektifannya meningkat dengan

tambahan sesi hipnotik berikutnya (Lewis, 1992). Pada kebanyakan situasi

hipnosis harus dibimbing oleh orang yang terlatih secara khusus (seringkali

seorang psikolog atau perawat dengan pelatihan yang dikhususkan untuk

hypnosis) dan dapat efektif selain penggunaan analgesik standar.

Hipnoterapi didefinisikan sebagai penggunaan teknik hipnotis yang

meyebabkan keadaan seperti tidak sadar yang tunduk dan dapat dipengaruhi

dalam terapi kondisi dengan menggunakan komponen yang besar (Booth,

1993). Teknik hipnoterapi adalah sebagai berikut:

1) Lakukan Hipnoterapi di ruangan yang tenang dengan posisi duduk atau

sambil berbaring nyaman, ± 45 menit.

2) Instruksikan pasien untuk memejamkan mata dan hanya

mendengarkan/berkonsentrasi pada suara hipnoterapis.

3) Instruksikan pasien untuk merilekskan badan dan pikiran (membuang semua

pikiran) agar mencapai ketenangan, pasien diminta untuk membayangkan

sedang berada di tempat yang sangat indah dan nyaman, (misalnya: di

taman bunga, pantai, dll.)

4) Instuksikan pasien untuk jatuh tertidur lebih dalam, berikan sugesti-sugesti

positif (misalnya: tubuh pasien adalah tubuh yang sehat dan kuat, tubuh

klien tidak merasakan nyeri atau sakit apapun).

5) Apabila terasa dirasa cukup, instuksikan pasien untuk bangun dengan

perlahan.

Page 16: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

c. Masase(2,6,9,14)

Masase adalah stimulasi sering dipusatkan pada punggung dan bahu.

Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian

reseptor yang sama seperti reseptor nyeri, tetapi dapat mempunyai dampak

melalui sistem control desenden. Masase dapat membuat pasien merasa lebih

nyaman karena masase membuat relaksasi otot.

d. Imajinasi Terbimbing(2,6,9,14)

Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang yang

dirancang dalam suatu cara secara khusus untuk mencapai efek positif

tertentu. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan

nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat denagn suatu

bayangan mental relaksasi dan kenyamanan. Dengan mata terpejam, individu

diinstruksikan untuk membayangkan bahwa dengan setiap napas yang

diekshalasi secara lambat ketegangan otot dan ketidaknyamanan dikeluarkan,

menyebabkan tubuh yang rileks dan nyaman. Setiap kali menghirup napas

pasien harus membayangkan energi penyembuh dialirkan ke bagian yang tidak

nyaman. Setiap kali napas dihembuskan pasien diinstruksikan untuk

membayangkan bahwa udara yang dihembuskan membawa nyeri dan

ketegangan.

Terapi ini membutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan tekniknya

dan waktu untuk pasien mempraktikannya, agar mendapatkan hasil yang

efektif. Biasanya, pasien diminta untuk mempraktekkan imajinasi terbimbing

selama 5 menit, 3 kali sehari. Beberapa Banyak pasien mulai mengalami efek

rileks dari imajinasi terbimbing saat pertama kali mereka mencobanya. Nyeri

mereda dapat berlanjut selama berjam–jam setelah imajinasi digunakan.

Pasien harus diinformasikan bahwa imajinasi terbimbing dapat berfungsi hanya

pada beberapa orang. Imajinasi terbimbing ini digunakan hanya sebagai

tambahan dari bentuk pengobatan yang telah terbukti (Farmakologis).

Page 17: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

e. Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) (2,6,9)

Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) menggunakan unit yang

dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk

menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area

nyeri. TENS telah digunakan baik untuk menghilangkan nyeri akut dan kronis.

TENS diduga dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri

(non-nosiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut yang

menstransmisikan nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate control.

Reseptor tidak nyeri diduga nonblok transmisi sinyal nyeri ke otak pada jaras

asenden system saraf pusat. Mekanisme ini akan menguraikan keefektifan

stimulasi kutan saat digunakan pada area yang sama seperti pada cedera.

Sebagai contoh, saat TENS digunakan pada pasien pascaoperatif elektroda

diletakkan disekitar luka bedah. Penjelasan lain untuk keefektifan TENS adalah

efek placebo (pasien mengharapkannya agar efektif) dan pembentukan

endofrin, yang juga memblok transmisi nyeri.

Riset telah menunjukkan bahwa pasien yang menerima pengobatan TENS

(placebo) yang nyata atau pura–pura selain perawatan standar, akan

melaporkan jumlah pereda nyeri yang sama lebih besar efeknya daripada

pereda nyeri yang diperoleh dengan pengpbatan standar saja (conn dkk.,1986).

Beberapa pasien, terutama pasien–pasien dengan nyeri kronis, akan

melaporkan penurunan nyeri sebanyak 50% dengan menggunakan TENS.

f. Hidroterapi(7,9)

Hidroterapi adalah metode nonfarmakologis pertama yang

dipertimbangkan dan melibatkan komponen bukan manusia, bak mandi atau

kolam dan air yang ada didalamnya. Air dalam berbagai bentuk telah lama

digunakan untuk proses penyembuhan dan kenyamanan, tetapi penggunaan air

selama proses persalinan untuk meningkatkan kenyamanan. Keuntungan

hidroterapi:

Page 18: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

1) Efek hidrotermik dari air yang menjadi konduktor panas sehingga meredakan

spasme otot dan meredakan nyeri.

2) Efek hidrokinetik yang menghilangkan efek gravitasi dan ketidaknyamanan

yang menyertainya, seperti penekanan panggul.

g. Akupuntur(9)

Kontribusi nonmaternal penting bagi ibu yang memilih akupuntur,

termasuk bantuan seorang ahli akupuntur untuk menusukkan jarum dan

mengajarkan ibu bagaimana cara menggunakan dan menstimulasi jarum-jarum

tersebut. Ibu harus menggunakan agens nonhuman dalam bentuk jarum

akupuntur. Cara kerja akupuntur telah diduga memiliki satu atau lebih dari 4

mekanisme (Simkin, 1989):

1) Efek psikologis yang terkait dengan komponen budaya dan perlunya

persiapan akupuntur, hal ini sebanding dengan pendidikan kelahiran

(Chapman, 1984)

2) Keyakinan yang kuat bahwa kerja akupuntur menyebabkan pusat saraf yang

lebih tinggi menutup pintu gerbang jalur impuls nyeri.

3) Jarum akupuntur mengaktivasi mekanisme penghambat rasa nyeri di

susunan saraf pusat. Mungkin produksi opioid endogen di dalam batang otak

ditingkatkan oleh akupuntur.

4) Penutupan gerbang impuls nyeri mungkin dengan cara penghambatan

presinaps serat-serat saraf sensorik pada tingkat ganglia dorsalis akibat

stimulasi serat saraf sensorik berdiameter besar.

Posisi Saat Persalinan(15)

Posisi melahirkan yang banyak dilakukan adalah berbaring telentang sepanjang

persalinan tahap pertama. Selanjutnya, jika tiba waktubya mengejan, ibu dipindahkan

ke posisi nerbaring, kedua kaki dibuka lebar dan disangga atau litothomi. Padahal,

posisi melahirkan tidak terbatas itu saja.ibu dapat mencoba berbagai macam posisi

melahirkan yang berbeda untuk setiap tahapandan kondisi persalinan. Tujuannya

Page 19: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

untuk menemukan pereda sakit atau membuat proses persalinan lebih mudah. Pilihan

posisi yang dapat dipilih ibu saat persalinan.

a. Berlutut disangga tangan dan lutut atau merangkak. Posisi ini merupakan cara

terbaik untuk menghilangkan sakit pantat.

b. Berlutut disangga kursi, pinggir ranjang, atau pendamping persalinan. Posisi ini

meregangkan otot-otot pantat dan memiliki efek seperti posisi jalan dan berdiri.

c. Berlutut di bantal besar atau kasur kecil yang diletakkan di lantai atau bersandar

dengan tubuh condong di punggung kursi.

Page 20: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

d. Meletakkan kedua tangan d leher pasangan.

e. Duduk mengangkang di kursi, beristirahat di atas bantal yang diletakkan di atas

punggung kursi.

Page 21: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Inisiasi Dini(7,8)

1. Inisiasi Dini(7,8)

Inisiasi dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan seorang ibu

kepada bayinya. Di awal pengenalan bayi kepada ASI, bayi akan mempunyai refleks

hisap yang sangat kuat pada payudara Ibu. Inisiasi dini ini adalah salah satu

proses/rangkaian penting yang mengakhiri proses kehamilan ibu dan mengawali

perkembangan bayi kelak di luar kandungan.

2. Manfaat Inisiasi Dini

a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan

suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko

kematian karena hypothermia (kedinginan).

b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak

jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel

sehingga mengurangi pemakaian energi.

c. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI

ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi

bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.

d. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan

antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk

pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap

untuk mengolah asupan makanan.

e. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga

menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

f. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,

fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan

protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik

oleh usus bayi.

g. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI

eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

Page 22: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

h. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang

keluarnyaoksitosin yang penting karena:

1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan

mengurangi perdarahan ibu.

2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan

mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan

ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.

3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang

berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

3. Prosedur Inisiasi Dini

Setelah kelahiran bayi hendaknya bayi segera dikeringkan dan secepatnya

ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi bersentuhan dengan kulit

ibu. Biarkan bayi beradaptasi dengan lingkungannya terlebih dahulu. Beberapa saat

kemudian dalam waktu 20 s/d 30 menit bayi akan bersiap untuk bergerak dengan

posisi seperti merangkak kearah payudara ibu.

Page 23: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

----MATERI PASCAPARTUM----

1. Perawatan Ibu setelah melahirkan(6,8)

Terkadang seorang wanita sangat memperhatikan kondisi dirinya dan janinnya

ketika masih mengandung, namun hanya sedikit yang mengerti bahwa perawatan

ibu setelah melahirkan juga tidak kalah pentingnya. Berikut ini beberapa cara yang

bisa ditempuh untuk merawat ibu setelah melahirkan:

a. Setelah melahirkan, ibu harus cukup istirahat. Delapan jam setelah melahirkan,

ibu harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan. Setelah itu, ibu boleh

miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah thrombosis (pembekuan darah).

b. Ibu dan bayi ditempatkan pada tempat yang sama supaya terjalin kontak fisik

dan psikis (kejiwaan) yang erat. Hal ini juga akan memudahkan dalam

melakukan aktivitas menyusui dan mengurangi risiko terjadinya sindrom baby

blues.

c. Makanan yang dikonsumsi harus sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur,

buah). Sangat tidak dianjurkan diet ketat ketika masih menyusui. Penurunan

berat badan sesudah melahirkan jangan lebih dari 0,5 kg setiap pekan. Pada 6

bulan pertama masa menyusui saat bayi hanya mendapat ASI, ibu perlu

tambahan nutrisi 700 kalori/hari, 6 bulan selanjutnya 500 kalori, dan tahun

kedua 400 kalori. Dalam menu sehari-hari ditambah makanan yang merangsang

produksi ASI seperti daun katuk dan daun pepaya.

d. Karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak, ibu menyusui dianjurkan minum

air 8-12 gelas sehari.

e. Bila perlu ibu bisa melakukan senam nifas secara bertahap (bisa dimulai sejak 24

jam setelah persalinan normal). Senam nifas mempunyai banyak manfaat antara

lain membantu melancarkan sirkulasi darah, membantu mengembalikan

kedudukan otot kandungan, menguatkan otot-otot perut, otot-otot dasar

panggul (tempat diantara kedua paha) dan pinggang, membentuk sikap tubuh,

serta membantu memperlancar produksi ASI.Senam nifas sangat bervariasi,

Page 24: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

berikut ini salah satu contoh gerakan-gerakan pada senam nifas yang bisa

dipraktekkan oleh ibu setelah melahirkan:

4) Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan di atas dan

menekan perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.

5) Dengan posisi yang sama, angkat pantat lalu taruh kembali.

6) Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot seperti menahan

buang air kecil dan buang air besar.

7) Duduklah di kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha

menyentuh tumit.

8) Ibu hendaknya memeriksakan diri enam pekan setelah melahirkan atau

kapan saja ketika dirasakan ada keluhan yang mengganggu. Pemeriksaan

dilakukan untuk melihat keadaan umum ibu secara menyeluruh dan

menindaklanjuti jika ada keluhan-keluhan setelah melahirkan. Jika ibu

mengalami masalah ketika menyusui, hendaknya berkonsultasi pada tenaga

terlatih di pusat pelayanan kesehatan (misal di klinik laktasi). Suami,

keluarga, dan orang-orang terdekat harus selalu memberi dukungan moral

supaya ibu bisa melalui masa-masa menyusui dengan baik.

2. Pemberian ASI Eksklusif(11)

Selam a 6 bulan sejak bayi dilahirkan ibu wajib untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu)

secara eksklusif. Pemberian ASI secara eksklusif artinya bayi hanya diberikan ASI (Air

Susu Ibu), tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, air teh, air putih.

Selain itu, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur.

3. Manfaat pemberian ASI(6,17)

a. Untuk ibu

1) ASI dapat disusukan kepada bayi setiap saat tanpa membutuhkan

persiapan.

2) Menyusui bayi membantu pengecilan rahim kembali ke ukuran semula

(normal).

Page 25: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

3) Menyusui bayi memperlambat datangnya haid lagi sesudah melahirkan. Ini

berarti mencegah terjadi kehamilan.Dengan demikian pemberian ASI

mendukung program kependudukan pemerintah.

4) Menyusui mempercepat mengembalikan bentuk tubuh ibu.

5) Menyusui bayi merupakaan peritiwa dan pengalaman yang indah dan sngat

didambakan oleh para ibu.

b. Untuk anak

1) ASI mengandung semua zat yang dibuuhkan bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi normal.

2) Komposisi ASI bisa beraubah-ubah sesuai dengan kebutuha bayi. Mula-

mula setelah persalinan dihasilkan kolostrum yaitu cairan kuning jernih

yang kaya protein. Dalam beberapa minggu cairan tersebut akan berubah

menjadi air susu biasa.

3) ASI mengandung zat – zat kekebalan yang akan melindungi byi dari

berbagai jenis infeksi.

4) ASI mudah dicerna bayi.

5) ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat kapan saja dan dimana saja.

6) Menyusui bayi adalah penting seali untuk membangun ikatan batin antara

ibu dan anak.

4. Kebutuhan gizi pada ibu selama menyusui(6,17)

Susunan makanan yang dianjurkan adalah yang memenuhi persyaratan gizi

bayi. Adapun jumlah makanan yang dianjurkan sebagai berikut (untuk sehari) :

a. Beras 500 gram (3 ½ gelas nasi).

b. Daging 75 gram (1 ½ potong sedang).

c. Tempe 125 gram (2-3 potong sedang).

d. Sayuran 300 gram (3 gelas sayur).

e. Pepaya 200 gram (2 otong sedang)

f. Susu 200 cc (1 gelas).

Page 26: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

Jenis makanan ini dapat diganti dengan makanan lain yang sama nilai gizinya

sesuai dengan selera ibu misalnya : beras dapat diganti roti, mie, kentang atau

tepung – tepungan lain, daging dapat diganti dengan ikan, ayam dan telur.

5. Perawatan Tali Pusat(10)

Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir bertujuan untuk menjaga tali pusat bayi

hingga mengering, lepas dengan spontan, serta pencegah terhadap terjadinya

infeksi.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat

1) Perawatan tali pusat dilakukan secara rutun setiap selesai mandi dan

sewaktu-waktu bila diperlukan.

2) Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih

untuk mencegah terjadinya infeksi.

3) Dilarang menggunakan plester untuk menguatkan ikatan karena bisa terjadi

iritasi pada kulit bayi.

b. Persiapan alat dan bahan perawatan tali pusat

1) Kasa steril 1 buah

2) Air bersih dan sabun

c. Pelaksanaan

1) Cuci tangan

2) Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas, dan keringkan dengan

kassa steril.

3) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkenaudara gan

tutupi dengan kain bersih secara longgar.

4) Lipat popok dibawah tali pusat.

5) Jika tali pusat terkena kotoran feses, cuci dengan sabundan air bersih,

kemudian keringkan.

6) Cuci tangan.

Page 27: Materi PENKES Bersalin Kelompok III

DAFTAR PUSTAKA

1) __________. American Diatetic Association Position of the American Diatetic 2) Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Pasien. Jakarta: Salemba medika. 3) Association: Nutrition and lifestyle for a Healthy Pregnency Outcome. Journal

American Diatetic Association (2002) 102. 1479-1490.4) Agnesti, Renvilia & Hendrik Linggarjati. 2009. Senam Hamil Praktis. Yogyakarta: PT

Buku Kita.5) A,August Burns et al.2009. Sehat Saat Hamil, Melahirkan, dan Menyusui.

Yogyakarta: Insistpress.6) Berman, Audrey, Shirlee J. Snyder, Barbara Kozier & Glenora Erb. 2009. Buku Ajar

praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.7) Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta: EGC.8) Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Tahun 1995.

Penerbit EGC, Jakarta.9) Henderson, Christine & Kathleen Jones. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan.

Jakarta: EGC.10) Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Buku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.11) Kasdu, Dini. 2004. Anak Cerdas. Jakarta: Puspa swara.12) Kahija, YF La. 2007. Hipnoterapi: Prinsip-Prinsip Dasar Praktek Psikoterapi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.13) Luz E.A. Zentner, et. al. Relationships of blood lead to calcium, iron, and vitamin C

intakes in Brazilian pregnant women. Clinical Nutrition (2008) 27, 100–104.14) Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.15) Meilasari, Mila & Bonny D. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:

Puspa Swara.16) Rusilanti. 2006. Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta: PT Kawan Pustaka.17) RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”. 2010. Panduan Gizi Ibu Menyusui. Semarang.18) RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”. 2010. Panduan Senam Hamil: Langkah Bijak

Mempersiapkan Persalinan. Semarang.19) Simkin, Penny & Ruth Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC.20) Sutomo, Budi. 2010. Menu Sehat untuk Ibu Hamil. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.