Materi Lanjutan Reparasi Kapal

9
REPARASI KONSTRUKSI BADAN KAPAL (Lanjutan) Reparasi Wrang dan Penumpu Dasar Deformasi pada wrang dan penumpu dasar yang disebabkan karena terjadinya deformasi pada pelat dasar karena kandas dan pelat alas dalam karena suatu pembebanan, maka hanya bagian yang mengalami deformasi aja yang diperbaiki atau diganti, jika kondisi ketebalan pelat masih memenuhi syarat. Hal ini berlaku baik untuk wrang maupun penumpu dasarnya (penumpu samping dan penumpu tengah). Pemotongan dan penggantian sebagian ini harus memenuhi ketentuan persyaratan teknologi reparasi. Reparasi Penumpu Geladak (Deck Girder), Gading Besar (Web Frame), dan Senta Lambung (Stringer) Reparasi penumpu geladak, gading besar, dan senta lambung yang semua profilnya berbentuk T, dapat dilaksanakan untuk seluruh tinggi profilnya, di mana diusahakan pada proses penggantian pengelasan pelat vertikal tidak sebidang dengan pengelasan pelat bilahnya. Penyambungan las pelat vertikalnya juga diusahakan tidak bertepatan dengan kampuh las pelat kulit. Peraturan Las untuk Reparasi Badan Kapal Jarak antara ujung kampuh las (butt welding) antara dua pelat kulit.

description

teknik

Transcript of Materi Lanjutan Reparasi Kapal

Page 1: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

REPARASI KONSTRUKSI BADAN KAPAL

(Lanjutan)

Reparasi Wrang dan Penumpu Dasar

Deformasi pada wrang dan penumpu dasar yang disebabkan karena

terjadinya deformasi pada pelat dasar karena kandas dan pelat alas dalam karena

suatu pembebanan, maka hanya bagian yang mengalami deformasi aja yang

diperbaiki atau diganti, jika kondisi ketebalan pelat masih memenuhi syarat. Hal ini

berlaku baik untuk wrang maupun penumpu dasarnya (penumpu samping dan

penumpu tengah). Pemotongan dan penggantian sebagian ini harus memenuhi

ketentuan persyaratan teknologi reparasi.

Reparasi Penumpu Geladak (Deck Girder), Gading Besar (Web Frame), dan

Senta Lambung (Stringer)

Reparasi penumpu geladak, gading besar, dan senta lambung yang semua

profilnya berbentuk T, dapat dilaksanakan untuk seluruh tinggi profilnya, di mana

diusahakan pada proses penggantian pengelasan pelat vertikal tidak sebidang dengan

pengelasan pelat bilahnya. Penyambungan las pelat vertikalnya juga diusahakan

tidak bertepatan dengan kampuh las pelat kulit.

Peraturan Las untuk Reparasi Badan Kapal

Jarak antara ujung kampuh las (butt welding) antara dua pelat kulit.

Salah satu kesempunaan pengelasan dan untuk memperkecil kemungkinan

deformasi adalah persiapan yang memperhatikan jarak ujung kampuh antara dua

pelat kulit. Hal yang perlu diperhatikan :

1. Jarak yang paling baik menurut ketentuan manual welding (kecuali untuk

automatic welding), adalah :

2 ≤ a ≤ 3,5 mm

Jarak maximum yang masih diperbolehkan a ≤ 5 mm. (lihat Gbr. 1).

Ketentuan jarak ini diberlakukan agar pengelasan mendapatkan pijakan atau

ikatan yang cukup baik Setelah dilaksanakan back chipping dilaksanakan

back welding secara manual.

Page 2: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

a

backing strip

a

Gbr. 1

2. Jika jarak a = 5 < a ≤ 16 mm, maka sebelum pengelasan kampuh harus

dipasang backing strip berupa pelat bilah dengan ukuran tebal dan lebar

secukunya. Pemasangan backing strip dilakukan dengan cara mengelas (las

ikat/ tack welding) ke salah satu bagian pelat kulit. Backing strip ini akan

dilepas setelah pengelasan kampuh selesai. Fungsi backing strip adalah

untuk menahan agar material las tidak jatuh. (lihat Gbr. 2.)

Gbr. 2

3. Jika jarak a = 16 < a < 25 mm, maka salah satu ujung pelat dilas dahulu

sampai jarak yang diinginkan kemudian dilas kedua pelat satu sama lain atau

sebagian dipotong.

4. Jika a > 25 mm, maka sebagian pelat harus dipotong dan dilaskan pelat

sesuai ketentuan normalisasi.

5. Jika terjadi bergeseran / perbedaan tebal (Gbr 3.), maka jarak pergeseran a

yang baik adalah a ≤ 0,15 t atau max 3 mm. Batas yang diizinkan a max

tergantung pada ketebalan pelat yang paling tipis yaitu 4 mm – 6 mm.

Gbr. 3

Page 3: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

a

t1

t2

Jarak Pelat untuk Las Sudut

Jarak ini diperhitungkan antara lain untuk pergantian pada pelat konstruksi

alas dalam yang berhubungan dengan pelat dinding sekat. Jika pelat alas

dalam diganti tetapi pelat dinding sekat tidak diganti (lihat Gbr. 4 – 7),

maka :

1. Jarak standar pelat a adalah a ≤ 2 mm, max yang masih diperbolehkan 3

mm. (lihat Gbr. 4)

2. Untuk jarak pelat 3 < a ≤ 5 mm, maka panjang kaki pengelasan = ukuran

standar + (a – 2) mm. (lihat Gbr. 4)

Gbr. 4

3. Jika jarak pelat a = 5 < a ≤ 16 mm, terdapat dua cara untuk

mempersiapkan pengelasan kampuh :

a. Pembuatan kampuh pada ujung pelat dengan sudut (30 – 45) o

dengan bantuan backing strip dan backing strip dilaskan pada sisi

yang lain (lihat Gbr. 5)

b. Penggunaan pelat bilah dengan ketentuan ukuran tebal pelat bilah

(t) adalah t2 ≤ t ≤ t1 dengan lebar pelat memungkinkan untuk

mendapatkan ukuran minimum 5 mm jarak antar las sudut dengan

ujung pelat bilah. (lihat Gbr 6).

4. Jika a > 16 mm, persiapkan pengelasan dapat dilakukan bantuan backing

strip atau pemotongan sebagian pelat vertikalnya dengan jarak 200 – 300

mm. (lihat Gbr. 7).

Page 4: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

a

t1

t2

30 o – 45 o

backing strip

t1

t2

min 5 mm

min 200 mm

Gbr. 5

Gbr. 6

Gbr.7

Page 5: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

Kampuh las sudutPelat geladak

Kampuh las pelat lambung

Kampuh las sudut pelat gekadak

Kampuh las pelat lambung

Persimpangan Kampuh Las Pelat Lambung dengan Las Sudut Pelat Geladak

atau Kampuh Las Pelat Tepi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Sudut persimpangan kampuh antara kampuh las pelat lambung dengan

kampuh las pelat geladak diusahakan membentuk sudut yang relatif besar

untuk menghindari konsentrasi tegangan yang cukup besar, posisi Gbr 9

lebih baik dari posisi Gbr 8.

Gbr. 8

Gbr. 9

2. Apabila ruangan di bawah geladak adalah ruang tangki, maka untuk

menyempurnakan pengelasan pelat lambung (pengkedapan) dapat dilakukan

dengan terlebih dahulu memotong sebagian pelat geladak, kemudian

Page 6: Materi Lanjutan Reparasi Kapal

Inserted pelat

pelat lambung

pelat geladak

pengelasan pelat lambung untuk pengkedapan, setelah itu dilakukan

pemasangan inserted plate dan pengelasan secara sempurna. (Gbr 10).

Gbr. 10

Page 7: Materi Lanjutan Reparasi Kapal