Materi Kartu Gudang
-
Upload
supri-yanto -
Category
Documents
-
view
75 -
download
0
Transcript of Materi Kartu Gudang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Prinsip, dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) dengan jelas terlebih dahulu perlu diketahui defenisi
Sistem dan Informasi. Menurut Romney & Steinbart (2004:2) mendefenisikan
“Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.
Sistem informasi menurut Hall (2001:7) adalah “rangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada
para pemakai”.
Hal yang sama juga dinyatakan Laudon (2005 : 10) yaitu: ”Suatu sistem
informasi dapat didefenisikan secara teknis sebagai satuan komponen yang saling
berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan dan kendali dalam suatu organisasi”.
Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) yaitu: “Sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang
untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”.
Menurut Romney & Steinbart (2004:473) menyatakan bahwa “Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
8
yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi
yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan”.
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntansi itu
mempunyai unsur, yaitu:
1. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia
atau peralatan/mesin.
2. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output.
Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi.
3. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini
berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang
dibutuhkan manajemen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu
adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk
informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau
transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam pelaksanaannya
sistem informasi akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian
dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada
pemakai informasi.
Universitas Sumatera Utara
9
Proses tersebut dijelaskan dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1
Transaksi yang Diproses oleh Sistem Informasi
Sumber : James A.Hall, 2001.
Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001 : 9)
memberikan pernyataan dengan transaksi yaitu :
Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan: termasuk dalam sebuah peristiwa yang diproses sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan.
Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan
saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan
tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan
tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
Transaksi Keuangan
Sistem Informasi
Keputusan – Keputusan Pemakai
Transaksi NonKeuangan
Universitas Sumatera Utara
10
Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 12), agar suatu sistem informasi
akuntansi berguna sebagai informasi yang berdaya guna harus memperhatikan
karakteristik informasi sebagai berikut:
1. Relevan Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2. Andal Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat Waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakan dalam membuat keputusan.
5. Dapat Dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
6. Dapat Diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
Dengan demikian pada prinsipnya sistem informasi akuntansi mempunyai
peranan penting dalam sebuah organisasi. Sistem informasi akuntansi memberikan
bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya bahwa sistem
informasi yang baik harus memiliki prinsip-prinsip kesesuaian desain sistem dengan
tujuan sistem informasi dan organisasi.
Jadi untuk menjadi sebuah sistem informasi yang baik dan berdaya guna,
harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang diperhatikan
Universitas Sumatera Utara
11
dalam sistem informasi akuntansi. Romney dan Steinbart (2004 : 3) menyatakan ada
lima komponen sistem informasi akuntansi:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-rosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung
(peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Dengan demikian dalam membentuk suatu sistem informasi akuntansi tidak
hanya dibutuhkan operator yang menjalankannya, karena pada dasarnya operator
yang menjalankan sistem harus berpedoman pada prosedur-prosedur dan didukung
oleh infrastruktur teknologi seperti software, komputer, dan peralatan pendukung
lainnya. Tanpa itu semua sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik.
Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasarnya untuk
memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem
informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Romney dan Steinbart (2004 : 3), menjelaskan tiga fungsi suatu sistem
informasi akuntansi yaitu :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, san pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-asset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.
Uraian tentang sistem informasi akuntansi di atas terlihat bahwa sistem
informasi akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen.
Informasi merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan
arti bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk
tercetak maupun dalam bentuk digital atau komputer.
Setelah membahas tentang unsur yang terdapat dalam sistem informasi
akuntansi maka selanjutnya akan dibahas mengenai karakteristik dari sistem
informasi akuntansi. Menurut Ali Masjono Mukhtar (1999:9) karakteristik dari
sistem informasi akuntansi yaitu:
1. Merupakan suatu proses yang terorganisir dalam suatu perusahaan 2. Melakukan kegiatan mulai dari mengumpulkan data, mencatat,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis hingga menjadi informasi keuangan yang relevan dan mengkomunikasikannya kepada piha-pihak yang berkepentingan baik intern maupun ekstern
3. Informasi keuangan yang dihasilkan menggambarkan kegiatan operasional dan manajemen perusahaan serta prestasi yang dicapai
4. Merupakan salah satu alat untuk pengawasan.
Di samping memiliki karakteristik sistem informasi akuntansi juga memiliki
tujuan yang akan dicapai. Sistem informasi akuntansi untuk setiap perusahaan akan
berbeda namun umumnya memiliki tujuan yang sama, secara umum tujuan sistem
informasi akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
13
a. Menyediakan informasi akuntansi yang diperlukan oleh pihak intern dan
ekstern, seperti perpajakan, bank atau kreditur, pemerintah dan lembaga-
lembaga lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
b. Menyempurnakan pengawasan melalui organisasi, prosedur-prosedur dan
cara-cara lain untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan.
c. Mengurangi biaya penyelenggaraan administrasi ke tingkat yang lebih rendah
daripada nilai manfaatnya.
d. Menyampaikan informasi yang dibutuhkan ke semua tingkat manajemen,
pemilik, atau pemegang saham secara cepat dan tepat.
Selanjutnya Romney dan Steinbart (2004 : 38) menyatakan “Informasi yang
disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam dua kategori, yaitu laporan
keuangan dan laporan manajerial”.
Laporan keuangan sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengguna luar
perusahaan dalam pengambil keputusan. Laporan manajerial merupakan laporan di
luar laporan keuangan dimana prinsip dan kaitannya masih didalam konteks
akuntansi. Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama
kinerja organisasi dan laporan atas pelaksanaan anggaran.
Fungsi sistem informasi akuntansi yang ketiga adalah menyediakan
pengendalian internal yang memadai. Pengendalian dilakukan agar tujuan sistem
informasi akuntansi dapat tercapai. Adapun tujuan sistem informasi akuntansi
menurut Romney dan Steinbart (2004 : 42), antara lain:
1. Memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai
dengan tujuan manajemen, serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang
berlaku.
3. Menjaga aset-aset organisasional, termasuk data.
Setidaknya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dua model penting,
yaitu menyediakan dokumentasi yang memadai atas seluruh aktivitas bisnis, serta
memastikan pemisahan tugas yang efektif. Dokumen yang memadai atas semua
transaksi bisnis adalah kunci akuntabilitas. Dokumen memungkinkan para manajer
memverifikasi bahwa tanggung jawab yang diberikan telah dilakukan dengan benar.
Pemisahan tugas yang memadai berkenaan dengan pembagian tanggung jawab ke
beberapa pegawai atas bagian-bagian dari sebuah transaksi. Tujuannya adalah
mencegah seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi
bisnis.
Penyusunan sistem informasi akuntansi yang baik sangat penting bagi
perusahaan untuk membantu pencapai tujuannya, maka untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan berbagai pencapaian yang harus diterapkan dan yang akan
disesuaikan pada struktur organisasi, dan kondisi lingkungan perusahaan, yaitu
dengan menciptakan antara lain:
1. Buku pedoman akuntansi yang terdiri dari kode perkiraan, penjelasan debet
kredit, penjelasan setiap perkiraan dan buku-buku harian/catatan yang diperlukan
2. Buku pedoman pembuatan laporan sebagai suatu petunjuk cara pengisian tiap-
tiap jenis laporan
Universitas Sumatera Utara
15
3. Pedoman tata laksana administrasi, merupakan kumpulan dari semua prosedur
dan formulir-formulir dan faktur yang dipakai
4. Memilih metode pelaksanaan, apakah manual (dikerjakan dengan tangan
manusia) atau dengan menggunakan mesin-mesin tertentu, mana yang lebih
efektif dan efisien.
Struktur organisasi tiap perusahaan berbeda karena tiap perusahaan
mempunyai pertimbangan tersendiri dalam merancang struktur organisasi. Hal ini
berhubungan dengan kondisi internal tiap perusahaan. Namun meskipun struktur
organisasi tiap perusahaan berbeda, tapi ada hal utama yang harus dimiliki tiap
perusahaan, yaitu fleksibilitas dalam penyusunan struktur organisasi. Struktur
organisasi yang fleksibel bisa disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang akan
terjadi dimasa depan. Struktur organisasi ini cukup disesuaikan tanpa perlu
mengadakan perubahan yang mendasar, selain itu tiap-tiap struktur organisasi juga
harus menguraikan dan menjelaskan tanggungjawab dan wewenang setiap bagian
agar tidak saling tumpang tindih.
Struktur organisasi berkaitan erat dengan sistem informasi akuntansi tiap
perusahaan. Keterkaitan yang dimaksud adalah:
1. Untuk menciptakan sistem informasi yang baik diperlukan adanya pemisahan
tugas antara fungsi operasi, penyimpanan dan pencatatan. Hal ini diatur dalam
struktur organisasi untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya pengawasan yang
baik, hendaknya struktur organisasi juga dapat memisahkan fungsi-fungsi
operasional, penyimpanan dan pencatatan.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Untuk merancang atau membuat suatu sistem informasi akuntansi untuk suatu
perusahaan, seorang analis sistem harus memperhatikan struktur organisasi,
berdasarkan struktur ini analis dapat melihat bagaimana sebenarnya hubungan
antara bagian di dalam perusahaan dan apa yang dibutuhkan oleh tiap bagian.
Struktur organisasi akan menjadi pola bagaimana informasi mengalir dalam
perusahaan, merupakan hal yang penting bagi akuntan untuk mengerti tentang
struktur dan proses dari suatu organisasi, sehingga dapat secara efektif merancang
suatu sistem untuk menyediakan manajemen dengan fungsi-fungsi yang
dibutuhkan.
Menurut Bodnar (2003:1), sistem informasi akuntansi secara umum dibagi atas
beberapa siklus yaitu:
a. Siklus Pendapatan
b. Siklus Pengeluaran
c. Siklus Produksi
d. Siklus Keuangan
Pemrosesan transaksi perusahaan, dimana sistem-sistem aplikasi dari kejadian-
kejadian itu berkaitan secara logis.
Universitas Sumatera Utara
17
B. Sistem Informasi Akuntansi yang didasarkan atas komputer
Perkembangan teknologi komputer yang telah semakin canggih dalam
mengolah data dengan cepat, tepat, dan tidak mengenal lelah menyebabkan semakin
berkembangnya informasi yang dapat dihasilkan dari akuntansi dan berkembang pula
pemakai-pemakai informasi tersebut. Pengolahan informasi sebenarnya tidaklah
harus dilandaskan pada komputer. Namun seiring dengan perkembangan dunia usaha
yang semakin berkembang dan bersaing, maka semakin terasa pula kebutuhan akan
informasi yang cepat dan tepat.
Komputer adalah alat bantu yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan
ini. Komputer dapat menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya dan tepat
nilainya. Apalagi dengan dipergunakannya model-model kuantitatif yang berisi
perhitungan-perhitungan matematik yang rumit, penggunaan komputer sangat tepat
sekali.
Oleh karena itu penguasaan teknologi komputer harus dimiliki oleh akuntan
supaya dapat dengan tepat menentukan teknologi komputer mana yang dapat
digunakan. Pada masa sekarang ini peranan komputer terasa sangat besar bila kita
benar-benar dapat memanfaatkannya dan sistem informasi sekarang selalu dikaitkan
dengan penggunaan komputer. Sistem informasi yang didasarkan pada komputer
dikenal dengan istilah Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Universitas Sumatera Utara
18
Dibawah ini digambarkan Model dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
didasarkan atas komputer:
Sistem Buku Besar
(General Ledger/GL)
Gambar 2.2 Model Sistem Informasi Akuntansi
Yang didasarkan atas komputer
Siklus pemrosesan data (data processing) dalam sistem informasi akuntansi
yang didasarkan atas komputer terdiri dari empat langkah, yaitu:
1. Masukan (Input Data)
Pada masa sekarang ini, sebagian besar data tentang aktivitas bisnis langsung
dicatat oleh komputer melalui tampilan untuk entry data (computer data entry
screen). Biasanya, tampilan untuk entry data menyimpan nama yang sama
dengan dokumen sumber manual yang digantikannya. Dokumen sumber yang
didesain dengan baik dan tampilan untuk entry data akan memperbaiki
pengendalian dan ketepatan pencatatan data aktivitas bisnis. Pengaturan sistem
agar secara otomatis memberikan nomor urut pada tiap transaksi pada tiap
Storage
Process Output Input
Universitas Sumatera Utara
19
transaksi baru akan menyederhanakan verifikasi bahwa setiap transaksi sudah
dicatat dan tidak ada dokumen yang salah letak. Pada tahapan input data ini,
semua data yang dimasukkan harus akurat, relevan dan efisien agar sistem tidak
keliru memproses data yang diinput dan tidak berulang-ulang memproses data
yang sama sehingga tidak menghasilkan output (keluaran) yang salah.
2. Pemrosesan Data (Data Processing)
Saat data tentang aktivitas bisnis sudah dikumpulkan, langkah berikutnya
biasanya melibatkan proses pembaruan (updating) informasi yang sudah
disimpan sebelumnya tentang sumber daya yang dipengaruhi oleh kegiatan
tersebut dan para pelaku yang terlibat di dalam aktivitas tersebut. Proses
pembaruan secara periodik (sekali sehari atau sekali seminggu) atas data yang
disimpan tentang sumber daya dan pelaku yang terlibat, dinamakan proses batch,
sedangkan proses pembaruan yang dilakukan secara langsung setelah terjadinya
transaksi, dinamakan proses on-line atau real time. Banyak perusahaan yang
beralih ke proses on-line atau real time untuk sebagian besar aplikasinya karena
proses batch memiliki kelemahan yang nyata terlihat bahwa data yang terakhir
dan akurat hanya setelah pembaruan secara batch. Entry data secara on-line lebih
akurat daripada proses pembaruan secara batch, karena sistem dapat menolak
entry data yang tidak lengkap atau salah, dan karena data dimasukkan saat
terjadinya transaksi, maka kesalahan dapat dengan mudah diperbaiki. Proses
real-time memastikan bahwa informasi yang disimpan selalu informasi terkini,
hingga dapat meningkatkan kegunaan informasi dalam pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
20
3. Penyimpanan Data (Data Storage)
Informasi SIA dapat diatur agar dapat diakses dengan mudah dan efisien. Entitas
adalah sesuatu yang disimpan informasinya. Contoh entitas adalah pegawai,
barang persediaan, dan pelanggan. Setiap entitas memiliki atribut, atau
karakteristik khusus yang ahrus disimpan. Komputer menyimpan data dengan
cara mengaturnya dalam bentuk dari unit-unit yang lebih kecil menjadi unit yang
lebih besar, dan lebih bermakna. Nilai data disimpan dalam ruang fisik (physical
space), yang disebut field. Gabungan dari beberapa field yang mengandung data
tentang berbagai atribuk dari entitas yang sama membentuk catatan (record).
Record yang saling berhubungan dikelompokkan untuk membentuk file. Sebagai
contoh, seluruh record piutang pelanggan disimpan di dalam file piutang. File
yang saling berhubungan, dan dikoordinasi dengan file pelanggan, analisis
penjualan, dan file-file terkait lainnya untuk membentuk database pelanggan.
Di SIA, file yang digunakan untuk menyimpan informasi kumulatif tentang
sumber daya dan para pelaku kegiatan dinamakan file ledger (buku besar). File
buku besar (general ledger) memasukkan data dalam bentuk rekapitulasi untuk
tiap akun aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban organisasi. Buku
besar pembantu (subsidiary ledger) mencatat data rinci untuk akun buku besar
yang memiliki banyak sub-akun terpisah. Buku besar pembantu umumnya
dipergunakan untuk piutang, persediaan, aktiva tetap, dan utang.
Universitas Sumatera Utara
21
4. Keluaran (Output)
Terdapat beragam variasi keluaran dari sistem pemrosesan transaksi. Setiap
dokumen yang dihasilkan dari sistem adalah keluaran. Beberapa dokumen dapat
merupakan masukan sekaligus keluaran, misalnya faktur pelanggan adalah
keluaran dari sistem aplikasi untuk memasukkan pesanan penjualan dan juga
merupakan dokumen masukan bagi pelanggan. Keluaran lainnya dari sistem
pemrosesan transaksi adalah neraca saldo, laporan keuangan, laporan operasional,
pembayaran cek, dokumen pengiriman, dan faktur cek (pembayaran kepada
pemasok). Laporan keuangan mengikhtisarkan hasil-hasil pemrosesan transaksi
dan menyajikan hasil-hasil tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan
keuangan. Kualitas dari keluaran (output) suatu sistem pemrosesan transaksi
sangat bergantung kepada kualitas masukan (input data) dan pemrosesan data.
Bila data yang diinput akurat dan relevan serta diproses secara efisien maka
keluaran (output) sistem tersebut pasti kualitasnya baik.
Bagi organisasi yang ingin maju dan bersaing dalam pasar persaingan bisnis
yang sangat ketat, bila tidak menggunakan komputer dalam sistem informasinya,
sementara para pesaingnya menggunakannya, maka informasi yang didapat dari
sistemnya mungkin sudah tidak terpakai lagi (usang) dan tidak tepat waktunya lagi.
Bila keadaan seperti ini dibiarkan terus menerus, maka keberadaan organisasi tersebut
dapat terancam. Dan yang paling banyak membutuhkan informasi yang cepat dan
tepat serta relevan adalah pihak manajemen di dalam organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
22
Sekarang, sistem informasi tidak hanya terlibat dalam aspek finasial saja,
tetapi juga lebih ditekankan kepada aspek manajemen. Tidak hanya informasi-
informasi ekstern yang berupa laporan-laporan keuangan saja yang dihasilkan, tetapi
juga informasi-informasi intern untuk keperluan dukungan perencanaan dan
pengendalian oleh manajemen. Pada saat ini, sistem informasi akuntansi melibatkan
tidak hanya sistem akuntansi keuangan (financial accounting), tetapi juga sistem
akuntansi manajerial (managerial accounting). Jadi, sebenarnya sistem informasi
akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan
lebih menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada
pihak luar.
C. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Pada umumnya pendapatan utama perusahaan berasal dari aktivitas penjualan.
Oleh karena itu penjualan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam
perusahaan. Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan suatu peralatan yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya dalam bidang penjualan
menjadi sebuah informasi. Penjualan dapat dibagi atas tiga jenis yaitu ; penjualan
secara tunai, penjualan secara kredit, dan penjualan secara cicilan. Selanjutnya yang
dibahas hanya penjualan secara tunai dan kredit.
Universitas Sumatera Utara
23
1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Penjualan tunai oleh perusahaan dilaksanakan dengan mewajibkan pembeli
membayar harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
kepada pembeli, setelah uang diterima perusahaan lalu barang diserahkan kepada
pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Menurut
Mulyadi (2001 : 463) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah:
a. Faktur penjualan tunai
b. Pita registrasi kas (Cash Register Tape)
c. Bukti setor bank
d. Rekapitulasi harga pokok penjualan
Keterangan :
a. Faktur penjualan tunai merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
berbagai informasi yang diperluakan oleh manajemen mengenai transaksi
penjualan tunai.
b. Pita register kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas dengan
cara mengoperasikan mesin register kas.
c. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank.
d. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen yang digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu
periode. Bukti memorial juga merupakan dokumen yang digunakan sebagai
dasar pencatatan harga pokok yang dijual selama satu periode.
Universitas Sumatera Utara
24
Transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan dengan menggunakan
catatan akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 468) catatan akuntansi yang digunakan
yaitu :
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal penerimaan kas
c. Jurnal umum
d. Kartu persediaan
e. Kartu gudang
Jurnal penjualan merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh bagian
akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jurnal penerimaan kas
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai
sumber. Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual. Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual, kartu persediaan ini
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan
barang yang disimpan di gudang, sedangkan kartu gudang adalah catatan yang berisi
data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan tunai menurut Mulyadi (2001 : 469) yaitu :
a. Prosedur order penjualan b. Prosedur penerimaan kas c. Prosedur penyerahan barang d. Prosedur pencatatan penjualan tunai e. Prosedur penyetoran kas ke bank f. Prosedur pencatatan penerimaan kas g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Universitas Sumatera Utara
25
Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai
melibatkan beberapa unit atau bagian dalam orhanisasi. Urutan kegiatan yang
sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
1 Bagian order penjualan
Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
a. Menerima order dari pembeli
b. Mengisi faktur penjualan tunai rangkap tiga
2 Bagian kasa (kasir)
Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-1 dan menerima uang dari
pembeli sebesar yang tercantum dalam faktur penjualan tunai tersebut.
b. Mengoperasikan register kas untuk menghasilkan pita register kas.
c. Membubuhkan cap lunas di atas faktur penjualan tunai dan menempelkan
pita register kas pada faktur tersebut.
d. Menyerahkan faktur penjualan tunai dan register kas kepada pembeli
untuk kepentingan pengambilan barang ke bagian pengiriman barang.
e. Mengisi bukti setor bank rangkap 3 dan segera menyetorkan kas yang
diterima dari hasil penjualan tunai ke bank.
f. Bukti setor bank rangkap 3 didistribusikan kepada:
1 Lembar 1 : Diserahkan ke bank bersama dengan kas yang disetor
Universitas Sumatera Utara
26
2 Lembar 2 : Diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal)
3 Lembar 3 : Disimpan sebagai arsip kasir menurut nomor urut.
3 Bagian gudang
Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
a. Menyimpan barang yang dipesan segera setelah menerima faktur
penjualan tunai lembar ke-2 dan menyiapkan barang sebanyak yang
tercantum dalam faktur penjualan tunai.
b. Mencatat kuantitas dan jenis barang yang akan diserahkan ke bagian
pengiriman barang ke dalam kartu gudang.
c. Menyerahkan barang ke bagian pengiriman barang beserta faktur
penjualan tunai lembar ke-2.
4 Bagian Pengiriman
Bagian pengiriman bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-2 bersama dengan barang dari
bagian gudang dan menerima faktur penjualan lembar ke-1 yang
dilampiri pita register kas dari bagian kasir melalui pembeli kemudian
membandingkan kedua faktur tersebut untuk menentukan apakah sudah
dilakukan pembayaran harga barang.
b. Faktur penjualan lembar ke-2 dimasukkan ke dalam barang yang
dibungkus sebagai slip pembungkus dan diserahkan kepada sipembeli.
c. Faktur penjualan tunai lembar ke-1 yang dilampiri dengan pita register
kas diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal).
Universitas Sumatera Utara
27
5 Bagian Akuntansi
Bagian akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :
a. Mencatat transaksi penjualan tunai ke dalam jurnal penjualan berdasarkan
faktur penjualan tunai lembar ke-1.
b. Mengirimkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita register
kas ke bagian kartu persediaan.
c. Menerima bukti setor bank lembar ke-2 dari bagian kasir dan
mencatatnya dalam jurnal penerimaan kas.
d. Mengarsipkan bukti setor bank lembar ke-2 dalam arsip berdasarkan
urutan tanggal setor.
e. Menerima bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga
pokok penjualan dari bagian kartu persediaan dan mencatatnya ke dalam
jurnal umum dan mengarsipkan bukti memorial dengan dilampiri harga
pokok penjualan berdasarkan nomor bukti memorial.
6 Bagian kartu persediaan
Bagian kartu persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
a. Menerima faktur penjualan tunai lembar ke-1 yang dilampiri pita register
kas dari bagian akuntansi.
b. Mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dijual ke dalam
kartu persediaan atas dasar faktur penjualan tunai lembar ke-1.
c. Faktur penjualan tunai lembar ke-1 yang dilampiri dengan pita register
kas diarsipkan menurut nomor urut faktur penjualan tunai.
Universitas Sumatera Utara
28
d. Secara periodik membuat rekapitulasi harga pokok penjualan selama
periode tertentu berdasarkan harga pokok produk yang dijual dalam kartu
persediaan.
e. Membuat bukti memorial sebagai dasar pencatatan pokok produk yang
dijual selama periode berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan.
f. Menyerahkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok
penjualan ke bagian akuntansi.
Bagan arus dokumen sistem akuntansi penjualan tunai di atas disajikan pada
gambar 2.3 di bawah ini:
Gambar 2.3 Pencatatan Pesanan Penjualan Dalam Jurnal Penjualan
Sumber : Mulyadi, 2001.
Peristiwa Ekonomi Penangkapan Peristiwa
Pencatatan Peristiwa
Peristiwa Pelanggan Pesanan
Penjualan Jurnal
Penjualan
Universitas Sumatera Utara
29
2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Penjualan kredit oleh perusahaan dilaksanakan dengan cara mengirimkan
barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu
tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Dalam setiap
penjualan kredit biasanya selalu didahului dengan analisis terhadap kemampuan
pembeli dalam melunasi hutangnya, ini bertujuan untuk menghindari tidak
tertagihnya piutang. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
penjualan kredit menurut Mulyadi (2001:214) adalah:
1. Surat order pengiriman dan tembusannya merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari: a. Surat order pengiriman b. Tembusan kredit (Credit Copy) c. Surat pengakuan (Acknowledgement Copy) d. Surat muat (bill of lading) e. Slip pembungkus (Packing Slip) f. Tembusan gudang (Warehouse Copy) g. Arsip pengendalian pengiriman (Sales order follow-up copy)
2. Faktur penjualan dan tembusannya merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusannya antara lain: a. Fatur penjualan b. Tembusan piutang c. Tembusan jurnal penjualan d. Tembusan analisis e. Tembusan wiraniaga
3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan 4. Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke
dalam jurnal umum. Dalam sistem akuntansi penjualan kredit catatan akuntansi yang digunakan
antara lain yaitu :
Universitas Sumatera Utara
30
1. Jurnal Penjualan adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan.
2. Kartu piutang adalah catatan akuntansi yang merupakan buku pembantu
yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada setiap debiturnya.
3. Kartu persediaan adalah catatan yang dilaksanakan oleh fungsi gudang
untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan
digudang.
4. Kartu gudang adalah catatan yang dilaksanakan oleh fungsi gudang untuk
mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang digunakan untuk
mencatat harga.
5. Jurnal umum adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Mulyadi (2001 : 211) fungsi yang terkait dalam sistem penjualan
kredit yaitu:
1. Fungsi penjualan 2. Fungsi kredit 3. Fungsi gudang 4. Fungsi pengiriman 5. Fungsi penagihan 6. Fungsi Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
31
Keterangan: a. Fungsi Penjualan, bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit order dari pelanggan untuk menambah informasi yang belum ada pada
surat order, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan megisi
surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat
“back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi
order dari pelanggan.
b. Fungsi kredit, fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi
penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman, bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar
suatu order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan, juga bertanggung
jawab untuk menjamin tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada
otorisasi diri yang berwenang.
e. Fungsi Penagihan, bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan
pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
32
f. Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada debitur, serta membuat laporan penjualan.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit menurut Mulyadi
(2001:219) antara lain yaitu:
1. Prosedur order penjualan 2. Prosedur persetujuan kredit 3. Prosedur pengiriman 4. Prosedur penagihan 5. Prosedur pencatatan piutang 6. Prosedur distribusi penjualan 7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam pelaksanaan jaringan yang membentuk sistem penjualan kredit
melibatkan beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Urutan ketiga yang sekaligus
merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur adalah sebagai
berikut:
a. Bagian Order Penjualan
Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1. Menerima order dari pelanggan dan membuat surat order pengiriman rangkap
9 dan faktur rangkap 5, dengan distribusi:
a) Lembar 1 : Tembusan pengiriman ke bagian gudang agar
Disiapkan barang yang akan dikirm.
b) Lembar 2,3,4,5 : Untuk bagian pengiriman.
Universitas Sumatera Utara
33
c) Lembar 6 : Tembusan pemberitahuan kepada pelanggan
Pesanannya sudah diterima dan kapan
Pengiriman dilakukan.
d) Lembar 7 : Tembusan kredit ke bagian kredit untuk
Meminta persetujuan penjualan kredit.
e) Lembar 8,9 : Arsip bagian order penjualan menurut tanggal.
2. Surat order pengiriman lembar ke-7 yang telah diotorisasi diterima dan
diarsipkan menurut abjad.
3. Menerima surat order pengiriman lembar ke-1 dan ke-2 ke bagian pengiriman
setelah barang dikirim dan mencatat tanggal pengiriman dan jumlah yang
dikirim dalam surat order pengiriman tersebut.
4. Mengirimkan surat order pengiriman lembar ke-1 dan 2 ke bagian penagihan.
5. Mencatat tanggal pengiriman pada surat order lembar ke-9.
b. Bagian Kredit
Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1 Menerima surat order pengiriman lembar ke-7 dari bagian order penjualan.
2 Memeriksa status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian
kredit kepada pelanggan.
3 Menyerahkan kembali surat order pengiriman lembar ke-7 kepada bagian
order penjualan setelah diotorisasi.
Universitas Sumatera Utara
34
c. Bagian Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1 Menerima surat order pengiriman lembar ke-1 dari bagian order penjualan
dan segera menyiapkan barang-barang sesuai pesanan yang tercantum dalam
surat order tersebut.
2 Mencatat kuantitas dan jenis barang yang diserahkan ke dalam kartu gudang.
3 Menyerahkan barang ke bagian pengiriman beserta dengan surat order
pengiriman lembar ke-1.
d. Bagian Pengiriman Barang
Bagian pengiriman barnag bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1 Menerima surat order pengiriman lembar ke-1 beserta barang dari bagian
gudang.
2 Menerima surat order lembar ke-2,3,4, dan 5 dari bagian order penjualan
yang didistribusikan kepada:
a) Lembar 1,2 : Diserahkan kembali ke bagian order penjualan
b) Lembar 3 : Diserahkan ke perusahaan angkutan umum beserta
barang.
c) Lembar 4 : Arsip bagian pengiriman menurut nomor.
d) Lembar 5 : Tembusan barang yang ditempel pada pembungkus
barang sebagai slip pembungkus.
Universitas Sumatera Utara
35
e. Bagian Penagihan
Bagian penagihan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas setelah bagian
penagihan menerima surat order pengiriman lembar ke-1 dan 2 dari bagian order
penjualan sebagai pemberitahuan bahwa pengiriman barang telah dilaksanakan
maka bagian ini membuat faktur rangkap 5 dan didistribusikan sebagai berikut:
1 Lembar 1 : Tembusan untuk pelanggan.
2 Lembar 2 : Dikirim ke bagian piutang bersama surat order pengiriman
Lembar ke-1 dan 2.
3 Lembar 3 : Dikirim ke bagian kartu persediaan.
4 Lembar 4 : Dikirim ke bagian akuntansi (jurnal).
5 Lembar 5 : Dikirim kepada Wiraniaga.
f. Bagian Piutang
Bagian piutang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1 Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit ke dalam kartu
piutang berdasarkan faktur lembar ke-2.
2 Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke-2 bersama surat order pengiriman
lembar ke-1 dan 2 menurut nomor urut faktur.
g. Bagian Kartu Persediaan
Bagian kartu persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
Universitas Sumatera Utara
36
1 Menerima faktur penjualan lembar ke-3 dari bagian penagihan.
2 Mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan
berdasarkan faktur lembar ke-3.
3 Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke-3 menurut nomor urut faktur.
4 Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik selama periode
tertentu sesuai dengan data pada kartu persediaan.
5 Membuat bukti memorial berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan dan
bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan
diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal).
h. Bagian Akuntansi (Jurnal)
Bagian akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:
1 Menerima faktur penjualan lembar ke-4 dari bagian penagihan dan mencatat
transaksi penjualan kredit berdasarkan faktur tersebut ke dalam jurnal
penjualan.
2 Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke-4 menurut nomor urutnya.
3 Mencatat bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok
penjualan ke dalam jurnal umum.
4 Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok
penjualan berdasarkan nomor urutnya.
Dalam transaksi penjualan tidak semuanya penjualan berhasil mendatangkan
pendapatan bagi perusahaan, adakalanya pembeli melakukan pengembalian barang
yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi pengembalian barang ini
Universitas Sumatera Utara
37
ditangani perusahaan melalui sistem retur penjualan. Pengembalian barang oleh
pelanggan harus diotorisasi oleh bagian penjualan dan diterima oleh bagian
penerimaan barang di perusahaan. Pada umumnya informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah:
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu.
b. Jumlah piutang setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d. Nama dan alamat pembeli.
e. Kuantitas produk yang dijual .
f. Nama wiraniaga yang dilakukan penjualan.
g. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara