4.1 Gudang DIM SKM · 11 Universitas Kristen Petra 4. PEMBAHASAN Gudang yang berada di bawah...
Transcript of 4.1 Gudang DIM SKM · 11 Universitas Kristen Petra 4. PEMBAHASAN Gudang yang berada di bawah...
11 Universitas Kristen Petra
4. PEMBAHASAN
Gudang yang berada di bawah departemen Factory Logistic terdiri dari
gudang flavor, gudang DIM (Direct Material), gudang leaf (tembakau), gudang
clove (cengkeh), gudang spare part, gudang SPP, dan gudang tax stamp. Gudang
SPP, terdiri dari bahan baku dan produk jadi. Gudang yang akan dibahas lebih
lanjut pada bab 4 ini adalah gudang DIM SKM, gudang SPP, gudang leaf, gudang
clove.
4.1 Gudang DIM SKM
Gudang DIM (Direct Material) SKM adalah tempat menyimpan material
selain tembakau untuk proses produksi rokok. Gudang DIM SKM memasok
kebutuhan dari produksi sigaret kretek mesin (SKM) yang berada di SKM 1 dan
SKM 3. Pengeluaran material yang ada di gudang DIM SKM ini menggunakan
sistem FPFO (First Production First Out), artinya material yang memiliki kode
produksi paling lama akan digunakan lebih dulu. Proses pengiriman material dari
DIM SKM menuju SKM 1 dan SKM 3 menggunakan alat transportasi berupa truk
yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Truk internal ini hanya beroperasi di dalam
kawasan PT. Y.
Gambar 4.1 Truk Internal
12 Universitas Kristen Petra
4.1.1 Current State Value Stream Mapping Gudang DIM SKM
Kepala atau asisten gudang yang bertugas di DIM SKM akan
memberikan data tentang material yang ada di dalam DIM SKM kepada supply
planning. Supply planning bertugas untuk memesan material ke supplier membuat
jadwal penerimaan material ke gudang DIM SKM, dan membuat nomor PO,
kemudian akan dikirimkan kepada DIM SKM. Nomor PO nantinya digunakan
untuk mencocokkan nomor PO yang ada di material ketika material datang dari
supplier.
Berikut adalah proses penerimaan material yang berasal dari supplier ke
DIM SKM:
1. Kepala/asisten gudang DIM SKM menerima surat jalan
Sopir truk dari supplier yang datang akan menyerahkan surat jalan kepada
kepala atau asisten. Kepala atau asisten gudang akan mencocokkan nomor PO
yang ada di surat jalan dengan nomor PO yang dibuat oleh supply planning.
Nomor PO di surat jalan dan nomor PO dari supply planning jika sama, maka
material boleh dibongkar di DIM SKM. Waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk melakukan proses ini adalah 57,28 detik.
2. Persiapan unloading
Pengukuran waktu untuk persiapan unloading dimulai ketika sopir truk
membuka truk. Pengukuran waktu selesai ketika truk sudah terbuka dan siap
untuk kegiatan unloading. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk persiapan
unloading sebesar 37,25 detik.
3. Unloading
Proses unloading adalah proses ketika material yang berada di dalam truk
vendor dikeluarkan dari truk tersebut. Pengukuran waktu dimulai ketika
operator forklift mulai mengeluarkan material yang ada di dalam truk. Proses
pengukuran waktu tersebut selesai ketika semua material yang seharusnya
diturunkan sudah selesai diturunkan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
proses unloading adalah sebesar 1384,49 detik.
4. Cek fisik
Kegiatan cek fisik adalah kegiatan ketika kepala gudang atau asisten gudang
memeriksa material yang datang dan menuliskan tanggal kedatangan material
13 Universitas Kristen Petra
di salah satu bagian material itu sendiri. Proses pengukuran waktu dimulai
ketika kepala gudang atau asisten gudang mulai memeriksa material tersebut,
berakhir ketika semua material sudah diperiksa dan sudah ditulis tanggal di
salah satu bagian material tersebut. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan cek fisik adalah 165,49 detik.
5. Receiving di SAP
Proses receiving di SAP adalah proses memasukkan nomor PO, line number,
sampai pembuatan nomor inbound di SAP untuk material yang datang. Nomor
inbound digunakan agar material tersebut dapat masuk secara LES juga.
Pengukuran waktu dilakukan saat kepala gudang atau asisten gudang
membuka sistem SAP dan berhenti ketika semua proses sudah selesai. Waktu
rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini yaitu 284,34 detik.
6. Scan IHQ
Scan IHQ adalah proses scan barcode I, H, dan Q pada label 777 yang ada
pada material yang dikirimkan oleh vendor. Scan ini dilakukan agar material
tersebut dapat masuk pada sistem LES (Logistic Execution System).
Pengukuran waktu dimulai saat operator melakukan scan pada barcode I dan
pengukuran waktu akan berhenti saat scan barcode sudah selesai. Waktu rata-
rata yang diperlukan untuk melakukan scan IHQ sebesar 287, 43 detik.
7. Print label dan labelling
Proses print label dan labelling adalah saat label mulai dicetak dan proses
penempelan label 778 pada material yang datang dari vendor. Pengukuran
waktu dilakukan untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencetak label dan menempelkan label tersebut pada setiap material yang
datang. Waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 612, 82 detik.
8. Racking
Proses racking adalah dimulai ketika operator forklift melakukan scan barcode
material dan barcode rak, serta menata material yang sudah berlabel tersebut
di atas rak yang sudah disediakan. Pengukuran waktu dimulai ketika operator
forklift melakukan scan barcode material dan berakhir ketika semua material
pada kedatangan tersebut sudah diletakkan di atas rak semua. Proses
penerimaan material berakhir ketika proses racking selesai dan material
14 Universitas Kristen Petra
tersebut sudah menjadi inventory gudang DIM SKM secara fisik, serta secara
sistem. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses racking adalah 1671, 92
detik.
Proses yang ada di DIM SKM selain proses penerimaan dan proses
penyimpanan, ada juga proses pengiriman ke SKM (Sigaret Kretek Mesin) 1 dan
SKM (Sigaret Kretek Mesin) 3. Proses pengiriman material diawali dengan proses
pengiriman bon order material dari PPIC koordinator untuk SKM 1 dan SKM 3
ke kepala gudang atau asisten gudang DIM SKM. Pengiriman bon order material
tersebut dilakukan secara online yaitu melalui email. Proses pengiriman yang ada
di DIM SKM adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan barang sesuai Bon Order Material
Proses menyiapkan material ini adalah proses menurunkan material sesuai
dengan bon order material dan meletakkan material tersebut pada staging
area. Proses perhitungan waktu dimulai saat operator forklift mulai menuju ke
rak tempat material diletakkan dan selesai ketika semua material yang tertera
di bon order material telah diletakkan di staging area. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk aktivitas ini adalah 1150,12 detik.
2. Cek ulang dan mendata secara manual
Proses cek ulang dan mendata secara manual adalah sebuah proses saat orang
gudang harus memeriksa dan menulis secara manual di log book DIM SKM.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya idoc error pada sistem LES
dan SAP. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini
sebesar 1039,99 detik.
3. Scan barcode ke tujuan
Proses ini adalah proses scan barcode yang ada di material yang akan dikirim
dan scan barcode tujuan material tersebut dikirim, tujuan pengiriman yang
dimaksud adalah SKM 1 dan SKM 3. Pengukuran waktu dimulai saat proses
scan barcode dimulai dan berakhir saat proses scan sudah selesai semua.
Tujuannya agar material berpindah baik secara fisik maupun SAP. Waktu
yang rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini sebesar 150,43
detik.
15 Universitas Kristen Petra
4. Loading
Proses yang dilakukan berikutnya adalah proses loading. Proses ini adalah
proses saat memasukkan material ke dalam truk untuk dikirim ke SKM 1 atau
SKM 3. Pengukuran waktu dimulai ketika material mulai dimasukkan ke
dalam truk dan berhenti ketika semua material yang akan dikirim sudah
dimasukkan semua ke dalam truk. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini adalah 1051, 87 detik.
5. Persiapan pengiriman
Proses persiapan pengiriman adalah proses menutup pintu truk. Waktu rata-
rata yang dibutuhkan adalah sebesar 67, 11 detik.
6. Kepala/asisten gudang DIM SKM menyerahkan surat jalan ke sopir truk dan
tanda tangan
Waktu yang diukur pada proses ini dimulai dari kepala/asisten gudang DIM
SKM menyerahkan surat jalan ke sopir truk. Pengukuran waktu untuk proses
ini selesai ketika sopir truk selesai menandatangani surat jalan yang diberikan
oleh kepala atau asisten gudang DIM SKM. Waktu rata-rata yang dibutuhkan
sebesar 40,11 detik.
Total waktu rata-rata yang digunakan untuk melakukan aktivitas yang
ada di gudang DIM SKM yaitu proses penerimaan dan pengiriman adalah sebesar
8000,65 detik. Penggolongan antara aktivitas non value added necessary dan non
value added non necessary dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pengelompokan aktivitas
bisa dilihat dalam current state value stream mapping yang ada pada Lampiran
11. Current state mapping berfungsi untuk menggambarkan kondisi awal dari
aktivitas yang ada di gudang DIM SKM. Berdasarkan current state mapping juga
dapat dilihat aktivitas mana yang termasuk non value added necessary dan non
value added non necessary.
16 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Kategori Aktivitas Gudang DIM SKM
No Aktivitas
Kategori Aktivitas
Non value added
necessary (detik)
Non value added
non necessary
(detik)
1 Kepala/asisten gudang DIM
SKM menerima surat jalan 57,28
2 Persiapan Unloading
37,25
3 Unloading 1384,49
4 Cek fisik 165,49
5 Receiving di SAP 284,34
6 Scan IHQ 287,43
7 Print label & labelling 612,82
8 Racking 1671,92
9 Menyiapkan barang sesuai Bon
Order Material 1150,12
10 Cek ulang dan mendata secara
manual 1039,99
11 Scan barcode barang
dengan barcode tujuan 150,43
12 Loading 1051,87
13 Persiapan pengiriman 67,11
14
Kepala/asisten gudang DIM
SKM menyerahkan surat jalan
ke sopir truk dan tanda tangan
40,11
Total 6856,30 1144,35
4.1.2 Identifikasi Waste di Gudang DIM SKM
Kegiatan non value added non necessary yang ada di Tabel 4.1 tidak
dianalisa lebih lanjut meskipun beberapa kegiatan tersebut dapat diperbaiki.
Sebagai contoh, kegiatan Persiapan unloading yang merupakan kegiatan non
value added non neceessary dapat digabungkan dengan kegiatan kepala/asisten
gudang DIM SKM menerima surat jalan, dengan demikian waktu proses dapat
berkurang. Namun, usulan penggabungan seperti ini tidak memberikan dampak
yang signifikan, dan diperlukan usaha yang cukup tinggi untuk melakukannya.
Demikian halnya dengan kegiatan non value added non necessary yang lain.
Selanjutnya, dengan observasi lebih jauh terhadap seluruh proses yang ada,
ditemukan dua waste lain yaitu unnecessary movement dan transportasi.
17 Universitas Kristen Petra
Waste unnecessary movement
Di lantai produksi SKM 1 dan SKM 3 ditemukan material pengembalian dari
SKM 1 dan SKM 3 ke gudang DIM SKM yang tidak jelas alasan
pengembaliannya. Latar belakang adanya waste ini adalah karena ada
pengembalian material dari SKM 1 dan SKM 3 yang tidak teridentifikasi
dengan jelas. Ketidakjelasan identifikasi material tersebut disebabkan karena
tidak ada alur yang jelas di SKM mengenai pengembalian NC material (non
conformity material) sebelum dikirim ke gudang DIM SKM. Berdasarkan
Gambar 4.2 diketahui bahwa dari segi peralatan, pihak SKM belum memiliki
mesin untuk verifikasi ulang NC material yang akan dikembalikan. Metode
yang digunakan pada proses pengembalian juga salah karena tidak ada alur
yang jelas untuk pengembalian NC material. Tidak adanya alur disebabkan
karena tidak ada SOP (Standart Operation Procedure) untuk pengembalian NC
material di SKM.
Gambar 4.2 Fishbone Alasan Tidak Ada Identifikasi yang Jelas
untuk Non Corformity Material
Gambar 4.3 menunjukkan contoh material yang tidak memakai label standar
saat dikembalikan ke gudang DIM SKM. Alur pengembalian non conformity
material yang ada di SKM dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan dapat dilihat
ditemukan non conformity material, maka akan langsung meletakkan di hold
18 Universitas Kristen Petra
area tanpa ada konfirmasi dengan tim material supply. Material yang
diletakkan di hold area seringkali tidak ada keterangan tentang alasan material
tersebut tidak digunakan. Tahap selanjutnya akan diinformasikan kepada QA
tentang non conformity material yag ditemukan. QA akan melakukan verifikasi
non conformity material yang ditemukan, seringkali yang dilakukan adalah
mencoba di mesin untuk memastikan bisa digunakan atau tidak. Non
conformity material yang diduga karena kesalahan vendor, maka akan
dikirimkan ke gudang DIM SKM untuk dikembalikan ke vendor. Non
conformity material yang bukan karena kesalahan vendor akan menjadi waste
produksi. Non conformity material yang menjadi waste produksi itu disebabkan
karena misshandling di lantai produksi dan nantinya akan dihancurkan. QA
akan mengubah status di sistem dari unrestricted menjadi blocked. QA juga
akan mebuat NCR ke vendor, menginformasikan ke gudang DIM SKM.
Langkah berikutnya adalah pihak gudang DIM SKM akan mengeluarkan
material dari gudang ketika akan diambil oleh vendor sesuai dengan PO
(Purchase Order) return. Alur yang seperti itu membuat material yang dikirim
ke gudang DIM SKM tidak dapat teridentifikasi karena label yang ada pada
material seringkali tidak standar. Ditemui material yang tidak teridentifikasi di
hold area SKM 1 dan SKM 3 pada akhir bulan Januari. Data material tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Material Tidak Teridentifikasi di SKM 1 dan SKM 3
No Material Letak
1 Inner frame
SKM 1
2 Inner lyner/ Alufoil
3 Cigarette Paper
4 Wrapping Film
5 Seal Tape
6 Alufoil menthol
7 OPP pack
8 Opp slof
9 Tipping paper
10 Etiket AV
19 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Material Tidak Teridentifikasi di SKM 1 dan SKM 3 (Sambungan)
No Material Letak
11 Inner frame
SKM
3
12 Wrapping film
13 Etiket AM
14 Cigarette Paper
15 Etiket AG
16 Inner lyner/Alufoil
17 Tipping paper
Gambar 4.3 Non Conformity Material dari SKM Berlabel Tidak Standar
20 Universitas Kristen Petra
Start
Verifikasi non conformity material yang
diinformasikan oleh material supply
Mendata non conformity material,
menginformasikan ke QA di DIM SKM
Non conformity
material
oleh vendor?
Mengirimkan non
conformity material ke
DIM warehouse
Ya
Membuat NCR ke vendor, update log
book, menginformasikan ke DIM
Warehouse
Membuat NCR ke vendor, update log
book, menginformasikan ke DIM
Warehouse
Mengeluarkan material dari
gudang ketika akan diambil
vendor
Mengeluarkan material dari
gudang ketika akan diambil
vendor
Tidak
Non conformity
material akibat
misshandling di
lantai produksi
Waste produksi
dan dihancurkan
Mengubah status di sistem dari
unrestricted menjadi blocked dan
verifikasi ulang non conformity material
Non conformity material diletakkan di hold
area tanpa ada konfirmasi dengan tim
material supply dan seringkali tidak ada
keterangan tentang alasan material tersebut
tidak digunakan
End
Gambar 4.4 Alur Pengembalian Non Conformity Material di SKM
Waste transportasi
Latar belakangnya adalah karena jadwal pengiriman truk DIM SKM belum
optimal dan sisa jadwal yang ada ingin dialokasikan untuk pengiriman ke
lokasi lain. Alasan lain karena adanya antrian di pagi hari pada jadwal untuk
tujuan ke SKM 3, disebabkan ada truk yang mengangkut waste dari SKM 3.
Kendala lain adalah adanya keterlambatan truk pada pukul 15:00 saat akan
digunakan oleh gudang Flavor. Tabel 4.3 menunjukkan jadwal operasi truk
21 Universitas Kristen Petra
dari gudang DIM SKM. Total ada sembilan trip yang harus ditempuh oleh
truk gudang DIM SKM dengan tujuan SKM, Laser, dan Flavor. Penjelasan
mengenai trip yang ada adalah satu trip gabungan ke Laser dan ATB, tiga trip
khusus pengiriman dari gudang DIM SKM ke SKM 3, dan tiga trip khusus
pengiriman dari gudang DIM SKM ke SKM 1. Trip lainnya adalah satu trip
digunakan oleh gudang Flavour untuk mengirim ke PP dan SKM 3, trip
terakhir adalah trip gabungan yaitu pengiriman dari gudang DIM SKM ke
SKM 1 dan SKM 3.
Tabel 4.3 Jadwal Truk Gudang DIM SKM
Asal/Jadwal
Tiba 9.00 11.00 13.30 15.00 14.30 19.00 22.00 0.00 2.00
SKM 1
SKM 3
Flavor
Laser
dan
ATB
Identifikasi waste yang ada di gudang DIM SKM ditunjukkan dengan
burst di value stream mapping pada Lampiran 12.
4.1.3 Usulan Perbaikan di Gudang DIM SKM
Mengacu pada permasalahan yang ada, berikut adalah usulan yang
diberikan pada gudang DIM SKM:
Membuat alur baru untuk pengembalian non conformity material di SKM
untuk menanggulangi waste unnecessary movement
Alur baru pengembalian non conformity material digunakan untuk mencegah
adanya non conformity material yang tidak teridentifikasi alasan
pengembaliannya. Gambar 4.5 menunjukkan alur yang baru di SKM mengenai
pengembalian non conformity material. Alur yang baru menjelaskan jika
ditemukan non conformity material, maka akan diinformasikan ke QA,
kemudian QA akan menempelkan label hold pada material tersebut. Non
conformity material yang disebabkan karena run ability, maka harus mencoba
di dua mesin yang berbeda, jika tidak terjadi di dua mesin, maka material
22 Universitas Kristen Petra
digunakan di mesin yang tidak bermasalah. Langkah berikutnya harus
menginvestigasi mesin yang bermasalah. Non conformity material yang tidak
disebabkan karena run ability, maka QA harus melakukan verifikasi untuk
mencari penyebab material tersebut tidak dapat digunakan lagi. Berikutnya
adalah memindahkan material tersebut ke hold area. Non conformity material
yang sudah dicoba di dua mesin yang berbeda dan tetap bermasalah. Langkah
berikutnya adalah mendata batch number dan item code dari non conformity
material, lalu akan mengeluarkan non conformity material dari sistem LES.
QA akan membuat NCR internal sesuai prosedur. Non conformity material
yang bukan karena kesalahan vendor, maka akan menjadi waste produksi. Non
conformity material yang menjadi waste produksi itu disebabkan karena
misshandling di lantai produksi. QA akan melakukan verifikasi ulang pada
non conformity material yang dikirimkan oleh SKM dan mengubah status di
sistem dari unrestricted menjadi blocked. QA juga akan mebuat NCR ke
vendor, menginformasikan ke gudang DIM SKM. Langkah berikutnya adalah
pihak gudang DIM SKM akan mengeluarkan material dari gudang ketika akan
diambil oleh vendor sesuai dengan PO (Purchase Order) return. Perubahan
alur dapat dilihat pada tahap yang sudah ditandai pada Gambar 4.5.
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5 Alur Baru Pengembalian Non Conformity Material di SKM. Proses
baru yang diusulkan berada di dalam garis biru.
Mengurangi jumlah trip dari truk gudang DIM SKM untuk meminimalkan
waste transportasi
Jumlah trip di lapangan sebelum perbaikan sebanyak 9 trip. Untuk
mengurangi jumlah trip langkah pertama yang dilakukan adalah
mengumpulkan data kapasitas produksi dan permintaan material dari gudang
DIM SKM ke SKM 1 dan SKM 3. Tabel 4.4 berisi perincian kapasitas
produksi untuk setiap brand yang ada di SKM 1 dan SKM 3. Langkah
berikutnya adalah mencari total kebutuhan palet setiap hari dengan cara
mengkalikan kapasitas produksi setiap brand dengan total kebutuhan palet per
juta batang untuk setiap brand. Tabel 4.4 juga menunjukkan data total
kebutuhan palet setiap harinya dan digunakan untuk menghitung jumlah trip
24 Universitas Kristen Petra
truk DIM SKM ke SKM 1 dan SKM 3. Dengan memperhitungkan kapasitas
dan kebutuhan palet setiap hari, serta diskusi dengan tim SKM, gudang DIM
SKM, dan manager terkait disusunlah jadwal trial di lapangan (Tabel 4.5).
Setelah dilakukan trial selama 2 minggu usulan jadwal ditetapkan menjadi
jadwal tetap di gudang DIM SKM.
Tabel 4.4 Kapasitas Produksi dan Kebutuhan Palet SKM
No Brand
Total
produksi/juta
batang/hari
Total kebutuhan
palet/hari Keterangan
1 AM 16 33,70 24
SKM 3 2 AM 12 4,64 12
3 AM 16 MTH 5,82 12
4 AV16R 3,15 12
SKM 1 5 AV16MTH 3,23 12
6 DSSM 15,58 12
7 EKSPORT 2,04 12
Tabel 4.5 Jadwal Baru Truk Gudang DIM SKM
Asal/Jadwal
Tiba 08:00 10:00 14:00 15:00 18:00 20:00 23:00 01:00
SKM 1
SKM 3
Flavor
Laser dan
ATB
Future state value stream mapping untuk gudang DIM SKM dapat
dilihat pada Lampiran 13.
4.1.4 Analisa Perbandingan Solusi di Gudang DIM SKM
Analisa perbandingan solusi menjelaskan kondisi sebelum dan setelah
adanya perbaikan dan berikut adalah perbandingan kondisi di Gudang DIM SKM
Membuat alur baru untuk pengembalian non conformity material di SKM
untuk menanggulangi waste unnecessary movement
Ada penurunan data tentang material yang tidak teridentifikasi di bulan
Febuari 2014 jika dibandingkan dengan bulan Januari 2014 diakrenakan sudah
adanya SOP (Standart Operation Procedure) untuk pengembalian NC
25 Universitas Kristen Petra
material di SKM 1 dan SKM 3. Tabel 4.6 menunjukkan material yang tidak
teridentifikasi pada bulan Januari 2014 di SKM 1 dan SKM 3. Tabel 4.7
menunjukkan material yang tidak teridentifikasi di SKM 3. SKM 1 sudah
tidak didapati material yang tidak teridentifikasi.
Tabel 4.6 Material Tidak Teridentifikasi di SKM 1 dan SKM 3
Bulan Januari 2014
No Material Letak
1 Inner frame
SKM 1
2 Inner lyner/ Alufoil
3 Cigarette Paper
4 Wrapping Film
5 Seal Tape
6 Alufoil menthol
7 OPP pack
8 Opp slof
9 Tipping paper
10 Etiket Av
11 Inner frame
SKM 3
12 Wrapping film
13 Etiket AM
14 Cigarette Paper
15 Etiket AM
16 Inner lyner/Alufoil
17 Tipping paper
Tabel 4.7 Material Tidak Teidentifikasi di SKM 3 Bulan Febuari 2014
No Nama Material
1 Inner Frame
2 Alufoil
3 Etiket AM 16
Mengurangi jumlah trip dari truk gudang DIM SKM untuk meminimalkan
waste transportasi
Jumlah trip dari truk gudang DIM SKM setelah perbaikan berkurang, jadwal
yang hilang itu akan digunakan untuk pengiriman yang ada di gudang lain.
Tabel 4.8 menunjukkan jadwal lama, sedangkan Tabel 4.9 menunjukkan
jadwal yang baru. Jadwal baru jika dibandingkan dengan jadwal yang lama
dapat dilihat bahwa trip truk dari DIM SKM berkurang masing-masing satu
26 Universitas Kristen Petra
trip untuk tujuan ke SKM 1 dan SKM 3. Sisa trip ini nantinya akan
dimanfaatkan untuk membantu aktivitas pengiriman dari gudang lain, seperti
memindahkan material dari ATB.
Tabel 4.8 Jadwal Lama Truk Gudang DIM SKM
Asal/Jadwal
Tiba 9.00 11.00 13.30 15.00 14.30 19.00 22.00 0.00 2.00
SKM 1
SKM 3
Flavor
Laser
dan
ATB
Tabel 4.9 Jadwal Baru Truk Gudang DIM SKM
Asal/Jadwal
Tiba 08:00 10:00 14:00 15:00 18:00 20:00 23:00 01:00
SKM 1
SKM 3
Flavor
Laser
dan
ATB
4.2 Gudang SPP
Gudang SPP mempunyai dua jenis gudang yaitu gudang bahan baku dan
gudang hasil produksi. Bahan baku digunakan untuk menyimpan material yang
merupakan bahan baku dari SPP. Gudang bahan baku disimpan di CP 02, SPP 1,
SPP 2, dan Primary. Hasil produksi disimpan di SPP 2 dan Primary. Lokasi
gudang dengan lantai produksi SPP yang berdekatan sehingga hanya
menggunakan alat transportasi berupa forklift untuk kegiatan pengiriman.
27 Universitas Kristen Petra
4.2.1 Current State Value Stream Mapping Gudang Bahan Baku
Kepala atau asisten gudang yang bertugas di gudang bahan baku akan
memberikan data tentang material yang ada di dalam gudang bahan baku kepada
supply planning staff. Supply planning staff bertugas untuk memesan material ke
supplier membuat jadwal penerimaan material ke gudang bahan baku, dan
membuat nomor PO (Purchase Order) yang kemudian akan dikirimkan kepada
gudang bahan baku. Nomor PO nantinya digunakan untuk mencocokkan dengan
nomor PO yang ada di material ketika material datang dari supplier. Material yang
datang dari supplier bisa datang ke beberapa gudang yang ada di SPP yaitu SPP 1,
SPP 2, CP 02, Primary. Proses penerimaan yang akan dibahas lebih rinci adalah
proses penerimaan yang ada di gudang bahan baku SPP 2, karena frekuensi
penerimaan yang paling tinggi adalah di gudang bahan baku SPP 2.
Berikut adalah proses penerimaan material yang berasal dari supplier ke
gudang bahan baku:
1. Kepala/asisten gudang bahan baku SPP menerima surat jalan
Sopir truk dari supplier yang datang akan menyerahkan surat jalan di kantor,
kemudian kepala gudang akan membawa surat jalan tersebut ke gudang,
dimana akan dilakukan proses bongkar. Kepala atau asisten gudang akan
mencocokkan nomor PO yang ada di surat jalan dengan nomor PO yang
dibuat oleh supply planning. Nomor PO di surat jalan dan nomor PO dari
supply planning staff jika sama dan jenis material di surat jalan sesuai dengan
fisik material yang dikirim, maka material boleh dibongkar di gudang bahan
baku. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah
46,28 detik.
2. Persiapan unloading
Pengukuran waktu untuk persiapan unloading dimulai ketika sopir truk
membuka truk sampai truk sudah terbuka dan siap untuk kegiatan unloading.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk persiapan unloading sebesar 125,36
detik.
3. Unloading dan cek fisik
Proses unloading adalah proses ketika material yang berada di dalam truk
vendor dikeluarkan dari truk tersebut. Kegiatan cek fisik adalah kegiatan
28 Universitas Kristen Petra
ketika kepala gudang atau asisten gudang memeriksa material yang datang dan
mencatat item code yang tertera di material untuk proses receiving di SAP
(Good Receipt). Proses pengukuran waktu dimulai ketika material mulai
diturunkan dan diletakkan di staging area dan secara paralel kepala atau
asisten gudang akan mencatat item code tersebut. Pengukuran waktu akan
berhenti ketika semua material sudah dipindahkan dari truk ke staging area
dan semua item code sudah dicatat. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini adalah 455,97 detik.
4. Sopir menunggu surat jalan
Waktu menunggu surat jalan adalah waktu kepala atau asisten gudang harus
mengambil surat jalan kembali di kantor untuk diproses, hal ini dikarenakan
stempel untuk memproses surat jalan berada di kantor. Waktu rata-rata untuk
menunggu adalah 362,73 detik.
5. Memproses surat jalan
Memproses surat jalan adalah proses dimana surat jalan yang datang dari
vendor harus diberi stempel dan ditanda tangan oleh kepala atau asisten
gudang yang menerima pengiriman material dari vendor. Waktu rata-rata yang
digunakan untuk memproses surat jalan sebesar 14,21 detik.
6. Receiving di SAP
Proses receiving di SAP adalah proses memasukkan nomor PO, item code
material dan store location dimana material tersebut disimpan. Receiving di
SAP ini dikenal dengan istilah good receipt, hal ini dilakukan agar semua
material yang datang dapat update secara sistem SAP. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan adalah 446,34 detik.
7. Print label dan labelling
Pengukuran waktu untuk proses dimulai saat label mulai dicetak dan selesai
saat semua label sudah tertempel di semua material yang datang. Waktu rata-
rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 466,65 detik.
8. Penataan
Proses penataan adalah proses memindahkan material dari staging area ke
tempat yang memang digunakan untuk menyimpan material tersebut. Waktu
dimulai ketika material tersebut mulai dipindah dan selesai ketika semua
29 Universitas Kristen Petra
material sudah dipindahkan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini sebesar 316,36 detik dan setelah itu menjadi inventory di
gudang bahan baku.
Proses yang ada di gudang bahan baku SPP selain proses penerimaan dari
vendor dan penyimpanan material, serta proses pengiriman ke lantai produksi
SPP. Proses pengiriman tidak menggunakan alat transportasi berupa truk, hanya
dipindahkan menggunakan forklift. Proses pengiriman yang ada di gudang bahan
baku SPP adalah sebagai berikut:
1. Cek fisik
Proses cek fisik adalah proses memeriksa ulang material yang akan dikirimkan
ke SPP. Aktivitas ini meliputi pencatatan nomor material yang tertera di
material tersebut sebelum material dikirim ke SPP. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan adalah 48,29 detik.
2. Kirim produksi
Kirim produksi adalah proses material dikirim dari gudang bahan baku SPP ke
lantai produksi SPP. Pengiriman ini menggunakan forklift. Waktu rata-rata
yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini adalah 594,42 detik.
3. Good Issue
Good Issue adalah aktivitas memasukkan rincian material yang dikirimkan ke
lantai produksi SPP ke sistem SAP. Hal ini dilakukan agar secara sistem dapat
update sesuai dengan kondisi aktual. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas ini sebesar 394,15 detik.
Total waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 3270,75 detik. Aktivitas
yang ada di gudang bahan baku SPP juga digolongkan menjadi aktivitas non value
added necessary dan non value added non necessary. Penggolongan antara
aktivitas non value added necessary dan non value added non necessary dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
30 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 Kategori Aktivitas Gudang Bahan Baku SPP
No Aktivitas
Kategori Aktivitas
Non value added
necessary (detik)
Non value added non
necessary (detik)
1 Menerima Surat Jalan 46,28
2 Persiapan unloading
125,36
3 Unloading & Cek Fisik 455,97
4 Menunggu surat jalan
362,73
5 Memproses Surat Jalan 14,21
6 Receiving SAP 446,34
7 Print Label & Labelling 466,65
8 Penataan 316,36
9 Cek Fisik 48,29
10 Kirim produksi 594,42
11 Good Issue 394,15
Total 2782,65 488,09
Pengelompokan aktivitas bisa dilihat dalam current state value stream
mapping yang ada pada Lampiran 14. Current state mapping digunakan untuk
menggambarkan kondisi awal dari aktivitas yang ada di gudang bahan baku SPP.
Berdasarkan current state mapping juga dapat dilihat aktivitas mana yang
termasuk non value added necessary dan non value added non necessary.
4.2.2 Identifikasi Waste di Gudang Bahan Baku SPP
Kegiatan non value added non necessary yang ada di Tabel 4.10 tidak
dianalisa lebih lanjut meskipun beberapa kegiatan tersebut dapat diperbaiki.
Sebagai contoh, kegiatan Persiapan unloading yang merupakan kegiatan non
value added non neceessary dapat digabungkan dengan kegiatan menerima surat
jalan, dengan demikian waktu proses dapat berkurang. Namun, usulan
penggabungan seperti ini tidak memberikan dampak yang signifikan dan
diperlukan usaha yang cukup tinggi untuk melakukannya. Demikian halnya
dengan kegiatan non value added non necessary yang lain. Selanjutnya, dengan
observasi lebih jauh terhadap seluruh proses yang ada, ditemukan waste lain yaitu
waiting.
31 Universitas Kristen Petra
Waste waiting
Waste ini disebabkan karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk
mencocokkan material dikarenakan tidak adanya segregasi yang jelas secara
sistem SAP antara SPP Production dengan gudang bahan baku SPP.
Perpindahan material dari gudang bahan baku SPP ke SPP Production tidak
terlihat dari sistem SAP. Hal ini disebabkan dari store location 2011 dari
gudang material akan dikirim ke store location 2011 SPP Production.
Material yang berasal dari store location 2012 dari gudang material akan
dikirim ke store location 2012 SPP Production. Perpindahan store location
yang sama secara sistem sama dan hal itu yang membuat segregasi tidak jelas.
Ilustrasi bisnis proses dari penerimaan material sampai pengiriman ke SPP
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Receiving Raw Material Storage Raw MaterialIssue Raw Material
to SPP Production
Receiving Finish Good
from SPP Production
Storage Finish Good
to Warehouse
Issue Finish Good to
SKM
Reversal material from SPP
Production
Reversal material from Warehouse
(hold, reject, rework)
Reversal material from
Warehouse (hold, reject,
rework)
Factory Logistic Factory LogisticSPP Production
2010
(Primary)
2011
(SPP 1)
2012
(SPP 2)
2013
(Ink)
2014
(CP 2)
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
(SPP 1)
2012
(SPP 2)
2010
(Primary)
2014
(CP 2)
2011
(SPP 1)
2012
(SPP 2)
SL 1
SL 1/ SL 2
Gambar 4.6 Bisnis Proses Gudang SPP
Berdasarkan hasil brainstorming tanggal 21 Febuari 2014 dengan tim dari
gudang SPP didapatkan alasan harus dibuatkan store location baru untuk
gudang SPP, rincian alasan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.7. Store
location baru dibutuhkan karena segregasi yang tidak jelas antara gudang SPP
32 Universitas Kristen Petra
dan SPP Production dalam sistem. Segregasi yang tidak jelas terjadi karena
kontrol material tidak dapat berjalan dengan baik dan kepemilikan material
menjadi tidak jelas. Kontrol material yang tidak jelas disebabkan karena tidak
ada bukti serah terima saat perpindahan material secara sistem (karena store
location sama).
Gambar 4.7 Alasan Pembuatan Store Location Baru
Identifikasi waste yang ada di gudang bahan baku SPP ditunjukkan
dengan burst di value stream mapping pada Lampiran 15.
4.2.3 Usulan Perbaikan di Gudang Bahan Baku SPP
Usulan perbaikan diberikan untuk mengatasi masalah yang ada. Berikut
adalah usulan perbaikan untuk menghilangkan waste yang ada di gudang bahan
baku SPP:
Pembuatan store location baru untuk produksi dalam sistem
Pembuatan store location baru untuk SPP Production yaitu 2016 dan 2017.
Hal ini dilakukan untuk memperjelas segregasi material di wilayah gudang
SPP dan yang di bawah SPP Production. Ilustrasi dari pembuatan store
location baru bisa dilihat pada Gambar 4.8.
33 Universitas Kristen Petra
Receiving Raw
MaterialStorage Raw Material
Issue Raw Material
to SPP Production
Receiving Finish Good
from SPP Production
Storage Finish Good
to Warehouse
Issue Finish Good to
SKM
Reversal material from SPP
Production
Reversal material from Warehouse
(hold, reject, rework)
Reversal material from
Warehouse (hold, reject,
rework)
Factory Logistic Factory LogisticSPP Production
2010
(Primary)
2011
(SPP 1)
2012
(SPP 2)
2013
(Ink)
2014
(CP 2)
2016
2017
2011
2012
2011
2012
2011
(SPP 1)
2012
(SPP 2)
2010
(Primary)
2014
(CP 2)
2016
(SPP 1)
2017
(SPP 2)
SL 1
SL 1/ SL 2
Gambar 4.8 Bisnis Proses dengan Store Location Baru
Future state value stream mapping gudang bahan baku SPP dapat dilihat
pada Lampiran 16.
4.2.4 Analisa Perbandingan Solusi di Gudang Bahan Baku SPP
Tabel 4.11 menunjukkan perbandingan sebelum dibuat store location
yang baru dan setelah dibuatkan store location yang baru dalam sistem.
Pembuatan store location yang baru akan membuat proses pengiriman barang
secara aktual, maupun secara sistem dapat dikontrol dengan baik. Sistem akan
update sehingga memudahkan untuk kontrol pengiriman material.
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11 Perbandingan Kondisi Adanya Store Location Baru
Kondisi Lama Kondisi Baru
Store location gudang dan
produksi menjadi satu
secara sistem
Store location gudang dan
produksi terpisah secara sistem
Segregasi tidak jelas Segregasi jelas
Kepemilikan barang tidak
jelas
Kepemilikan barang jelas
(milik gudang SPP atau SPP
production)
Tidak ada bukti serah
terima saat pengiriman
material secara sistem
Ada bukti serah terima saat
pengiriman material secara
system
Material yang dikirim tidak
dapat dikontrol dengan baik
Material yang dikirim dapat
dikontrol dengan baik
4.2.5 Current State Value Stream Mapping Gudang Hasil Produksi
Penerimaan hasil produksi sebelum masuk gudang hasil produsi dimulai
dari pihak produksi SPP meletakkan hasil produksi SPP di staging area SPP 2.
Rentang waktu di staging area produksi yang terletak di SPP 2 maksimal adalah
satu shift. Langkah berikutnya adalah pihak gudang hasil produksi SPP akan
mengambil dan memasukkan hasil produksi ke gudang hasil produksi SPP.
Berikut adalah langkah-langkah yang akan digunakan untuk pengambilan hasil
produksi dari staging area SPP 2 ke gudang hasil produksi SPP.
1. Penataan
Proses penataan adalah proses memindahkan hasil produksi dari staging area
produksi yang terletak di SPP 2 ke gudang hasil produksi yang terletak di SPP
2. Pengukuran waktu dimulai saat proses pemindahan dimulai dan berakhir
saat semua hasil produksi telah dipindahkan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk melakukan proses ini adalah sebesar 486,34 detik, setelah ditata di
gudang hasil produksi SPP, maka hasil produksi yang dipindah sudah menjadi
inventory gudang hasil produksi SPP.
Proses pengiriman hasil produksi dilakukan dari gudang hasil produksi
SPP ke SKM 1 dan SKM 3. Hasil produksi SPP digunakan untuk packaging
rokok di SKM 1 dan SKM 3. Proses pengiriman dimulai dari koordinator PPIC
SKM mengirimkan bon order material ke kepala atau asisten gudang hasil
produksi SPP, dilanjutkan dengan proses persiapan dan lain-lain. Proses yang
35 Universitas Kristen Petra
dilakukan setelah menerima bon order material dari SKM akan dijelaskan lebih
rinci sebagai berikut:
1. Menyiapkan material
Proses menyiapkan material adalah memindahkan material ke staging area
yang ada di gudang hasil produksi SPP. Pengukuran waktu dimulai saat
petugas forklift mulai memindahkan dan waktu akan berhenti saat semua
material yang dikirim sudah selesai dipindahkan ke staging area. Waktu rata-
rata yang dibutuhkan untuk menyiapkan material adalah 507,57 detik.
2. Scan barcode ke staging area
Proses scan barcode ke staging area adalah proses scanning barcode material
yang akan dikirim dan scanning barcode staging area, dengan melakukan
scan dua barcode tersebut, maka secara sistem SAP material tersbut sudah
dikeluarkan dari gudang hasil produksi SPP. Pengukuran waktu dimulai saat
proses scan dimulai dan berhenti saat semua material yang akan dikirim sudah
melewati proses scan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan
proses ini adalah 370,95 detik.
3. Scan barcode tujuan
Proses ini adalah proses scan barcode yang ada di material yang akan dikirim
dan scan barcode tujuan material tersebut dikirim, tujuan pengiriman yang
dimaksud adalah SKM 1 dan SKM 3. Pengukuran waktu dimulai saat proses
scan barcode dimulai dan berakhir saat proses scan sudah selesai semua.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 171,94
detik.
4. Loading
Proses loading adalah proses memindahkan material hasil produksi dari
staging area gudang hasil produksi SPP yang terletak di SPP 2 ke atas truk
internal. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses ini
adalah 888 detik.
5. Persiapan berangkat
Persiapan berangkat adalah proses menutup truk sampai truk tersebut siap
untuk berangkat. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini
adalah 65,51 detik.
36 Universitas Kristen Petra
6. Kepala/asisten gudang memberikan surat jalan ke sopir truk
Kepala atau asisten gudang akan memberikan surat jalan kepada sopir truk
ketika akan mengirim material ke SKM 1 atau SKM 3. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan saat memberikan surat jalan ke sopir truk dan sopir tanda tangan di
surat jalan tersebut adalah 40,71 detik.
Total waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 2531,03 detik. Aktivitas
yang ada di gudang hasil produksi SPP juga digolongkan menjadi aktivitas non
value added necessary dan non value added non necessary. Penggolongan antara
aktivitas non value added necessary dan non value added non necessary dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Kategori Aktivitas Gudang Hasil Produksi SPP
No Aktivitas
Kategori
Non value
added
necessary
(detik)
Non value
added non
necessary
(detik)
1 Penataan 486,34
2 Menyiapkan material 507,57
3 Scan barcode ke staging area 370,95
4 Scan barcode ke tujuan 171,94
5 Loading 888,00
6 Persiapan berangkat
65,51
7 Kepala/asisten gudang memberikan
surat jalan ke sopir truk 40,71
Total 2465,52 65,51
Pengelompokan aktivitas bisa dilihat dalam current state value stream
mapping yang ada pada Lampiran 17. Current state mapping digunakan untuk
menggambarkan kondisi awal dari aktivitas yang ada di gudang hasil produksi
SPP. Berdasarkan current state mapping juga dapat dilihat aktivitas mana yang
termasuk non value added necessary dan non value added non necessary.
4.2.6 Identifikasi Waste di Gudang Hasil Produksi
Kegiatan non value added non necessary yang ada di Tabel 4.12 tidak
dianalisa lebih lanjut meskipun beberapa kegiatan tersebut dapat diperbaiki.
Sebagai contoh, kegiatan Persiapan berangkat yang merupakan kegiatan non value
37 Universitas Kristen Petra
added non neceessary dapat digabungkan dengan kegiatan loading, dengan
demikian waktu proses dapat berkurang. Namun, usulan penggabungan seperti ini
tidak memberikan dampak yang signifikan, dan diperlukan usaha yang cukup
tinggi untuk melakukannya. Demikian halnya dengan kegiatan non value added
non necessary yang lain. Selanjutnya, dengan observasi lebih jauh terhadap
seluruh proses yang ada, ditemukan dua waste lain yaitu transportasi.
Waste transportasi
Latar belakangnya karena pengiriman untuk SKM 1 dan SKM 3 tidak sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan. Jadwal yang sudah ditentukan total ada
enam pengiriman. Jadwal tersebut lebih rinci adalah dua pengiriman khusus
untuk tujuan ke SKM 1, tiga khusus pengiriman ke SKM 3, dan satu
pengiriman gabungan ke SKM 1 dan SKM 3. Rincian jam untuk jadwal yang
ditentukan dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.13. Pengiriman secara aktual
tidak sesuai dengan jadwal karena hanya dikirim total tiga kali dan jam sampai
di tempat tujuan tidak sesuai dengan jadwal. Pengiriman dari gudang hasil
produksi SPP ke SKM 1 dan SKM 3 dimulai pukul 07:00 dan selesai pukul
17:00. Total pengiriman hanya dua kali untuk ke SKM 3 dan 1 kali untuk ke
SKM 1. Rincian jadwal pengiriman yang sebenarnya di lapangan dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
Tabel 4.13 Jadwal Pengiriman dari Gudang Hasil Produksi SPP
Tujuan/Jadwal
Tiba 08:30 09:30 14:00 15:00 22:00 23:00
SKM 3
SKM 1
Tabel 4.14 Jadwal Pengiriman Aktual Gudang Hasil Produksi SPP
Hal ini menyebabkan antrian pada SKM. Gambar 4.9 menunjukkan antrian
yang terjadi akibat truk datang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah
Tujuan/Jadwal Tiba 08:30 09:30 14:00
SKM 3
SKM 1
38 Universitas Kristen Petra
ditentukan. Truk dari DIM SKM yang seharusnya datang pukul 14:00 tidak
bisa dibongkar karena truk dari gudang hasil produksi SPP datang terlebih
dahulu. Truk dari gudang hasil produksi SPP seharusnya datang pukul 15:00,
namun aktualnya sampai di SKM 3 pukul 13:30.
Gambar 4.9 Antri di SKM 3
Gambar 4.10 menunjukkan alasan tentang ketidaksesuaian kondisi aktual
pengiriman dan jadwal yang tersedia. Aktual pengiriman tidak sesuai jadwal
disebabkan karena truk dari gudang hasil produksi SPP datang lebih cepat dari
jadwal yang ada. Hal itu disebabkan karena gudang hasil produksi SPP tidak
memiliki truk untuk beroperasi di malam hari.
Gambar 4.10 Alasan Perbedaan Pengiriman Aktual dengan Jadwal
Identifikasi waste yang ada di gudang hasil produksi SPP ditunjukkan
dengan burst di value stream mapping pada Lampiran18.
39 Universitas Kristen Petra
4.2.7 Usulan Perbaikan di Gudang Hasil Produksi SPP
Usulan perbaikan yang diberikan untuk menanggulangi waste yang ada
adalah:
Membuat schedule baru untuk pengiriman dari gudang hasil produksi SPP ke
SKM 1 dan SKM 3.
Schedule yang baru dibuat untuk menanggulangi permasalahan jadwal dan
aktual pengiriman yang berbeda di gudang hasil produksi SPP ke SKM 1 dan
SKM 3. Schedule yang baru juga dibuat untuk meningkatkan utilitas dari truk
milik gudang hasil produksi SPP. Jadwal yang baru ini dibuat berdasarkan
hasil diskusi dengan material koordinator untuk SKM 1 dan SKM 3.
Penyusunan schedule yang baru ini juga memperhitungkan buffer yang ada di
staging area di SKM 1 dan SKM 3. Pengiriman pukul 08:30 ke SKM 1
digunakan untuk kegiatan produksi pada shift 2, sedangkan pengiriman pukul
14:00 digunakan untuk kegiatan produksi pada shift 3 dan shift 1. Pengiriman
pukul 09:30 ke SKM 3 digunakan untuk kegiatan produksi pada shift 2,
sedangkan pengiriman pukul 15:00 digunakan untuk kegiatan produksi pada
shift 3 dan shift 1. Tabel 4.15 menunjukkan jadwal baru mengenai permintaan
material dari SKM 1 dan SKM 3 untuk gudang hasil produksi SPP.
Tabel 4.15 Jadwal Baru Pengiriman dari Gudang Hasil Produksi SPP
Tujuan/Jadwal Tiba 8:30 9:30 14:00 15:00
Skm 3
Skm 1
Future state value stream mapping untuk gudang hasil produksi SPP
dapat dilihat pada Lampiran 19.
4.2.8 Analisa Perbandingan Solusi di Gudang Hasil Produksi SPP
Perbandingan dari sebelum dan setelah adanya perbaikan adalah jumlah
pengiriman dari gudang hasil produksi ke SKM 1 dan SKM 3 menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan jumlah pengiriman yang sebelumnya. Jadwal yang
baru juga sudah menjadi jadwal tetap untuk permintaan dari SKM 1 dan SKM 3
ke gudang hasil produksi SPP. Dapat dilihat dari Tabel 4.16 yang sebelumnya ada
40 Universitas Kristen Petra
total enam pengiriman, sedangkan setelah dibuat jadwal yang baru menjadi ada
empat pengiriman. Jadwal yang baru dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.16 Jadwal Pengiriman dari Gudang Hasil Produksi SPP
(Sebelum Perbaikan)
Tabel 4.17 Jadwal Pengiriman dari Gudang Hasil Produksi SPP
(Setelah Perbaikan)
4.3 Gudang Clove
Gudang clove menyimpan enam jenis cengkeh yaitu Manado, CBP 3
(gagang cengkeh), Toil-toli, Bali, Jawa, X1, dan Madagascar. Gudang clove
berfungsi untuk memasok cengkeh ke CP 1. Aktivitas di gudang clove adalah
penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman. Sistem pengeluaran cengkeh di
gudang clove adalah FIFO (First In First Out). Alat transportasi yang digunakan
untuk pengiriman ke CP 1 adalah truk internal, dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Alat Tranportasi ke CP 1
Tujuan/Jadwal
Tiba 08:30 09:30 14:00 15:00 22:00 23:00
Skm 3
Skm 1
Tujuan/Jadwal Tiba 8:30 9:30 14:00 15:00
Skm 3
Skm 1
41 Universitas Kristen Petra
4.3.1 Current State Value Stream Mapping Gudang Clove
Proses penerimaan cengkeh berawal dari team buying clove membuat
perencanaan penerimaan ke supervisor gudang. Supervisor gudang akan memesan
kendaraan ke team transportasi dan memesan tenaga kerja, serta menyiapkan
tempat untuk proses penerimaan kepada administrative assistant. Administrative
assistant akan mengirimkan SPBC (Surat Perintah Bongkar Cengkeh) kepada
kepala atau asisten gudang. Berikut adalah aktivitas yang ada pada proses
penerimaan yaitu:
1. Kepala atau asisten gudang menerima surat jalan
Sopir truk akan memberikan surat jalan kepada kepala atau asisten gudang dan
akan dicocokkan dengan PO (Purchase Order), jika hasilnya cocok maka truk
tersebut dapat dibongkar. Waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 106,08
detik.
2. Penerimaan
Penerimaan adalah proses yang terdiri dari unloading karung cengkeh,
menimbang karung cengkeh, penataan, dan QC. Setiap karung yang
diturunkan dari truk akan ditimbang satu persatu, kemudian akan ditata di
kavling. Proses QC adalah proses pemeriksaan kualitas dari cengkeh yang
datang dan jumlah karung yang diperiksa setiap kedatangan adalah lima
karung. Keempat proses jalan secara paralel. Waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk melakukan proses ini adalah 1872,66 detik.
3. Memasukkan cengkeh dalam karung
Proses memasukkan cengkeh ke dalam karung dilakukan setelah lima karung
cengkeh itu sudah diperiksa kualitasnya oleh QC. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk memasukkan cengkeh ke dalam karung adalah 407,21 detik.
Proses pengiriman cengkeh dimulai dengan PPIC CP yang mengirimkan
nomor STO dan menyerahkan permintaan clove kepada administrative assistant,
selain itu juga melakukan konfirmasi jumlah operation yang akan dikirim kepada
administrative assistant dan asisten gudang. Tahap-tahap selanjutnya dalam
proses pengiriman adalah sebagai berikut:
42 Universitas Kristen Petra
1. Menyiapkan clove untuk dikirim
Proses menyiapkan clove untuk dikirim adalah proses memindahkan cengkeh
dari kavling tempat penyimpanan ke rak besi. Proses ini dilanjutkan dengan
memindahkan rak besi yang berisi cengkeh ke staging area. Waktu rata-rata
yang dibutuhkan adalah 589,08 detik.
2. Loading
Proses loading adalah proses menaikkan rak besi ke dalam truk. Pengukuran
waktu dimulai saat mulai menaikkan rak besi dan berhenti saat semua rak besi
sudah dinaikkan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses ini adalah
434,25 detik.
3. Persiapan kirim
Persiapan kirim adalah proses saat sopir truk menutup truk sebelum berangkat.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 54,85
detik.
4. Asisten gudang memberikan surat jalan ke sopir truk
Surat gudang dibuat secara manual oleh asisten gudang, setelah itu surat jalan
tersebut diberikan kepada sopir truk. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini adalah 91,38 detik. CP 1 akan memberikan konfirmasi
kepada administrative assistant ketika kiriman cengkeh sudah diterima.
Total waktu yang dibutuhkan adalah 3555,49 detik. Aktivitas yang ada
di gudang clove juga digolongkan menjadi aktivitas non value added necessary
dan non value added non necessary. Penggolongan antara aktivitas non value
added necessary dan non value added non necessary dapat dilihat pada Tabel
4.18.
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.18 Kategori Aktivitas Gudang Clove
No Aktivitas
Kategori
Non value added
necessary (detik)
Non value added
non necessary
(detik)
1 Asisten gudang
menerima surat jalan 106,08
2 Penerimaan 1872,66
3 Memasukan cengkeh ke
dalam karung 407,21
4 Menyiapkan clove untuk
dikirim 589,08
5 Loading 434,25
6 Persiapan kirim 54,85
7
Asisten gudang
memberikan surat jalan
ke sopir truk
91,38
Total 3500,64 54,85
Pengelompokan aktivitas bisa dilihat dalam current state value stream
mapping yang ada pada Lampiran 20. Current state mapping digunakan untuk
menggambarkan kondisi awal dari aktivitas yang ada di gudang clove.
Berdasarkan current state mapping juga dapat dilihat aktivitas mana yang
termasuk non value added necessary dan non value added non necessary.
4.3.2 Identifikasi Waste di Gudang Clove
Kegiatan non value added non necessary yang ada di Tabel 4.18 tidak
dianalisa lebih lanjut meskipun beberapa kegiatan tersebut dapat diperbaiki.
Sebagai contoh, kegiatan Persiapan kirim yang merupakan kegiatan non value
added non neceessary dapat digabungkan dengan loading, dengan demikian
waktu proses dapat berkurang. Namun, usulan penggabungan seperti ini tidak
memberikan dampak yang signifikan, dan diperlukan usaha yang cukup tinggi
untuk melakukannya. Demikian halnya dengan kegiatan non value added non
necessary yang lain. Selanjutnya, dengan observasi lebih jauh terhadap seluruh
proses yang ada, ditemukan waste lain yaitu unused employee creativity.
44 Universitas Kristen Petra
Latar belakangnya karena ada dua proses yang seharusnya bisa dilakukan
oleh satu asisten gudang, namun dilakukan dua asisten gudang. Pada proses kirim
terdapat dua asisten gudang yang bertugas. Asisten gudang pertama bertugas
mengawasi saat menyiapkan clove untuk dikirim, sedangkan asisten gudang lain
bertugas mengawasi proses loading ke truk saat mengirim sampai membuat surat
jalan. Proses mengawasi saat menyiapkan clove untuk dikirim artinya pengawasan
saat pekerja borongan yang memindahkan clove dari kavling ke iron rack. Adanya
dua asisten gudang yang bertugas ini menjadi perhatian dari supervisor gudang
clove, karena dirasa seharusnya hanya membutuhkan satu orang.
Identifikasi waste yang ada di gudang clove ditunjukkan dengan burst di
value stream mapping pada Lampiran 21.
4.3.3 Usulan Perbaikan di Gudang Clove
Usulan perbaikan yang diberikan untuk menghilangkan proses yang
berlebihan adalah membuat form monitoring untuk mengurangi jumlah tenaga
kerja yang ada di proses kirim. Form monitoring dibuat agar asisten gudang yang
berada di aktivitas menyiapkan clove untuk dikirim bisa dihilangkan. Asisten
gudang yang bertugas pada proses kirim hanya tersisa satu orang. Format form
monitoring yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Form Monitoring Pengiriman Cengkeh
45 Universitas Kristen Petra
Form itu diisi oleh asisten gudang yang bertugas pada proses kirim,
kemudian diberikan kepada forklift driver untuk diberi tanda centang pada kolom
bale ketika forklift driver sudah memindahkan ke staging area. Form monitoring
yang sudah selesai diberi tanda centang selanjutnya akan diserahkan kepada
asisten gudang yang bertugas di proses kirim. Asisten gudang yang bertugas di
proses kirim akan mengawasi proses saar menyiapkan clove untuk dikirim, namun
tidak berada di gudang clove terus-menerus. Future state value stream mapping
untuk gudang clove dapat dilihat pada Lampiran 22.
4.3.4 Analisa Perbandingan Solusi di Gudang Clove
Adanya optimalisasi pada pembagian pekerjaan, sehingga dapat
mengurangi tenaga kerja yang ada. Tabel 4.19 menunjukkan perbandingan kondisi
sebelum dan setelah menggunakan form monitoring untuk aktivitas persiapan
sampai pengiriman di gudang clove. Kondisi sebelum perbaikan terdapat satu
orang yang bertugas menyiapkan clove dan ada satu orang yang bertugas pada
proses kirim, sedangkan kondisi setelah perbaikan adalah hanya ada satu orang
yang bertugas mulai proses menyiapkan clove sampai proses kirim.
Tabel 4.19 Perbandingan Kondisi Sebelum dan Setelah Perbaikan
Kondisi Sebelum Improvement Kondisi Setelah Improvement
Proses menyiapkan clove : 1 orang Proses menyiapkan clove dan kirim : 1
orang
Proses kirim : 1 orang
4.3.5 Penurunan Waste Bendera Cengkeh
Perbaikan lain yang dilakukan, namun tidak tergambar langsung di VSM
adalah pergantian bendera untuk pengiriman cengkeh ke CP 1. Bendera itu berisi
informasi tentang kode jenis cengkeh, quantity, berat untuk setiap iron rack, lot
number, batch number. Bendera digunakan untuk satu kali pengiriman. Gambar
4.13 menunjukkan bendera yang digunakan saat pengiriman cengkeh ke CP 1.
Warna pada kode cengkeh menjelaskan jenis cengkeh yang dikirim.
46 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.13 Contoh Bendera Cengkeh untuk Pengiriman ke CP 1
(Sebelum Perbaikan)
Rincian biaya untuk menghasilkan bendera seperti Gambar 4.25 adalah sebagai
berikut:
1 minggu = (40 ops x 4lb A4 x Rp. 72,00) + (160 x Rp. 2340,00) = Rp.385.920,00
Setiap satu OPS membutuhkan 16 label yang setara dengan 4 lembar kertas HVS
A4 putih dan dalam satu minggu ada 40 OPS sehingga membutuhkan 160 lembar
kertas HVS A4 putih. Harga 1 rim kertas HVS adalah Rp. 36.000,00 dan harga
per lembar kertas HVS A4 adalah Rp. 72,00. Biaya yang dibutuhkan untuk
mencetak dengan tinta printer berwarna adalah Rp. 2.340,00 per lembar, sehingga
dalam satu minggu membutuhkan biaya Rp. 385.920,00 untuk membuat bendera
tersebut.
Perbaikan yang dilakukan adalah dengan cara mengganti bendera yang
sebelumnya dicetak di kertas HVS A4 putih menjadi HVS A4 warna, sedangkan
untuk tinta printer yang sebelumnya berwarna diganti dengan hitam. Rincian
biaya yang dibutuhkan untuk bendera yang baru adalah sebagai berikut:
1 minggu = (40 ops x 4lb A4 x Rp. 140,00) + (160 x Rp.256,00)
= Rp.63.360,00
Biaya yang dibutuhkan dalam satu minggu adalah Rp. 63.360,00 dan digunakan
untuk empat kali sehinga biaya yang dibutuhkan menjadi Rp. 15.840,00.
Penghematan biaya dari kondisi sebelum dan setelah perbaikan adalah Rp.
370.080,00 per minggu. Gambar 4.14 menunjukkan bendera setelah perbaikan.
Gambar 4.15 menunjukkan berndera yang digunakan sebanyak empat kali.
Bendera akan digunakan untuk empat kali pengiriman. Asisten gudang clove akan
mencoret stempel yang ada, agar tidak bingung untuk membedakan stempel lama
dengan stempel yang baru.
47 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14 Contoh Bendera Cengkeh untuk Pengiriman ke CP 1
(Setelah Perbaikan)
Gambar 4.15 Contoh Bendera Cengkeh yang Digunakan untuk Empat Kali
Pengiriman
4.4 Gudang Leaf
Gudang leaf berfungsi untuk menyimpan berbagai jenis tembakau yang
digunakan untuk memasok kebutuhan tembakau di PP (Primary Processing). Alat
transportasi yang digunakan untuk mengirimkan tembakau dari gudang leaf ke PP
adalah truk. Gudang leaf dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu OTM, lokal, dan
import. Penyimpanan di gudang leaf menggunakan sistem AMU (Annual
Monthly Usage). Sistem AMU adalah sistem yang digunakan dimana setiap
gudang menyimpan berbagai macam jenis tembakau. Sistem ini dilakukan untuk
mengantisipasi jika terjadi kebakaran, maka stock jenis tembakau tertentu tidak
habis.
4.4.1 Current State Value Stream Mapping Gudang Leaf
Proses penerimaan tembakau diawali dari supplier yang mengirimkan
perencanaan pengiriman harian kepada team planning & buying leaf dan
supervisor warehouse. Team planning & buying leaf mengirimkan perencanaan
48 Universitas Kristen Petra
penerimaan bulanan dan PO kepada supervisor warehouse. Supervisor warehouse
akan mengirimkan data alokasi tempat untuk penerimaan tembakau kepada
adiministrative assistant, kemudian adiministrative assistant akan mengirimkan
tiket penerimaan kepada supplier dan kepala atau asisten gudang. Kepala atau
asisten gudang akan mencocokkan tiket penerimaan yang berasal dari
administrative assistant dan yang dibawa oleh sopir. Berikut adalah aktivitas yang
ada pada proses penerimaan yaitu:
1. Kepala atau asisten gudang menerima surat jalan
Sopir akan memberikan surat jalan kepada kepala atau asisten gudang dan
akan dicocokkan dengan PO dan mencocokkan tiket penerimaan, jika hasilnya
cocok maka tersebut dapat dibongkar. Waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah
79,95 detik.
2. Persiapan unloading
Persiapan unloading dimulai saat sopir membuka pintu sampai dengan siap
untuk unloading. Waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 168,18 detik.
3. Unloading
Unloading adalah proses menurunkan kardus tembakau sampai ke dalam
gudang. Pengukuran dimulai saat forklift driver mulai menurunkan kardus dan
berhenti saat semua kardus sudah diturunkan dan dimasukkan di gudang.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan adalah 883,83 detik.
Proses pengiriman diawali dengan PPIC PP mengirimkan permintaan
tembakau kepada administrative assistant, kemudian administrative assistant
akan mengirimkan tiket pengiriman kepada kepala atau asisten gudang. Aktivitas
yang ada di proses pengiriman adalah sebagai berikut:
1. Meyiapkan sesuai permintaan
Menyiapkan sesuai permintaan ini terdiri dari memindahkan material ke
staging area dan scanning label. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini adalah 575,30 detik.
2. Loading
Loading adalah proses ketika menaikkan kardus tembakau ke dalam truk.
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 139,98
detik.
49 Universitas Kristen Petra
3. Persiapan kirim
Persiapan kirim adalah persiapan sopir truk mulai dari menutup truk sampai
siap untuk berangkat. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk melakukan
proses ini adalah 76,08 detik.
4. Kepala atau asisten gudang menyerahkan surat jalan
Kepala atau asisten gudang menyerahkan surat jalan kepada sopir sebagai
pengantar saat mengirimkan tembakau ke PP. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan adalah 55,46 detik. Proses menyiapkan permintaan sampai dengan
membuat surat jalan terjadi beberapa kali karena terkait dengan gudang yang
aktif.
Total waktu rata-ratanyang dibutuhkan adalah 1978,78 detik. Aktivitas
yang ada di gudang leaf juga digolongkan menjadi aktivitas non value added
necessary dan non value added non necessary. Penggolongan antara aktivitas non
value added necessary dan non value added non necessary dapat dilihat pada
Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Kategori Aktivitas Gudang Leaf
No Aktivitas
Kategori
Non value added
necessary (detik)
Non value
added non
necessary
(detik)
1 Kepala/asisten gudang
menerima surat jalan 79,95
2 Persiapan unloading
168,18
3 Unloading 883,83
4 Menyiapkan sesuai
permintaan 575,30
5 Loading 139,98
6 Persiapan kirim
76,08
7 Kepala/asisten gudang
menyerahkan surat jalan 55,46
Total 1734,52 244,26
Pengelompokan aktivitas bisa dilihat dalam current state value stream mapping
yang ada pada Lampiran 23. Current state mapping digunakan untuk
menggambarkan kondisi awal dari aktivitas yang ada di gudang leaf. Berdasarkan
50 Universitas Kristen Petra
current state mapping juga dapat dilihat aktivitas mana yang termasuk non value
added necessary dan non value added non necessary.
4.4.2 Identifikasi Waste di Gudang Leaf
Kegiatan non value added non necessary yang ada di Tabel 4.20 tidak
dianalisa lebih lanjut meskipun beberapa kegiatan tersebut dapat diperbaiki.
Sebagai contoh, kegiatan Persiapan unloading yang merupakan kegiatan non
value added non neceessary dapat digabungkan dengan kegiatan kepala/asisten
gudang menerima surat jalan, dengan demikian waktu proses dapat berkurang.
Namun, usulan penggabungan seperti ini tidak memberikan dampak yang
signifikan, dan diperlukan usaha yang cukup tinggi untuk melakukannya.
Demikian halnya dengan kegiatan non value added non necessary yang lain.
Selanjutnya, dengan observasi lebih jauh terhadap seluruh proses yang ada,
ditemukan waste lain yaitu transportasi.
Pembahasan mengenai transportasi di gudang ini akan fokus pada gudang
leaf yang berisi OTM. Gudang OTM yang termasuk gudang leaf ada total tujuh
gudang yang tersebar di blok A, B, dan C. Blok A dan B terletak di LTS bawah,
sedangkan blok C terletak di LTS atas. Gudang OTM yang berada di LTS atas
berjumlah tiga gudang, sedangkan yang berada di LTS bawah berjumlah empat
gudang. Kondisi sekarang adalah terjadi transportasi bolak-balik dari LTS bawah
ke LTS atas sebelum menuju ke PP. Tabel 4.21 menunjukkan waktu yang
dibutuhkan untuk mengirimkan tembakau dari gudang di LTS bawah menuju LTS
atas dan tujuan akhir PP. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pengiriman ke
PP adalah 728,11 detik.
Tabel 4.21 Waktu Transportasi dari Gudang OTM Bawah ke Gudang OTM Atas
dan PP (Sebelum Perbaikan)
Gudang LTS Bawah-LTS atas-PP Waktu (detik)
A4A-F6C-PP 740,58
B4B-F6C-PP 711,97
C2A-F6C-PP 731,78
Rata-rata Waktu yang Dibutuhkan 728,11
51 Universitas Kristen Petra
Identifikasi waste yang ada di gudang clove ditunjukkan dengan burst di value
stream mapping pada Lampiran 24.
4.4.3 Usulan Perbaikan di Gudang Leaf
Usulan perbaikan untuk mengatasi masalah transportasi adalah
pengelompokan gudang OTM dengan cara memindahkan gudang yang berada di
LTS atas ke LTS bawah. Alasan pemindahan gudang OTM dikarenakan adanya
tranportasi bolak-balik untuk pengiriman OTM ke PP. Transportasi bolak-balik
tersebut terjadi karena letak gudang yang berjauhan, dimana lima gudang terletak
di LTS bawah dan tiga gudang terletak di atas. Letak gudang tersebar disebabkan
karena pengaturan gudang yang kurang efektif. Tabel 4.22 menunjukkan waktu
transportasi dengan tujuan PP setelah gudang OTM yang berada di atas dipindah
ke bawah. Future state value stream mapping untuk gudang leaf dapat dilihat
pada Lampiran 25.
Tabel 4.22 Waktu Transportasi dari Gudang OTM Bawah ke
Gudang OTM Atas dan PP (Setelah Perbaikan)
After Waktu (detik)
B4A-A2B-PP 504,89
A4A-B4B-PP 430,29
C2A-B4B-PP 432,44
Rata-rata Waktu yang Dibutuhkan 455,87
4.4.4 Analisa Perbandingan Solusi untuk di Gudang Leaf
Perbandingan kondisi sebelum dan setelah perbaikan dapat dilihat pada
tabel 4.23 yang menunjukkan waktu transportasi dari LTS bawah ke atas lalu ke
PP dibandingkan dengan dari LTS bawah langsung ke PP. Ada perbedaan waktu
jika dilihat dari waktu transportasi yang dibutuhkan yaitu 272,37 detik atau 4,5
menit per sekali kirim.
52 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.23 Perbandingan Waktu Transportasi Sebelum dan Setelah Gudang OTM
Dipindah
Kondisi
Sebelum Waktu (detik) Kondisi setelah Waktu (detik)
A4A-F6C-PP 740,58 B4A-A2B-PP 504,89
B4B-F6C-PP 711,97 A4A-B4B-PP 430,29
C2A-F6C-PP 731,78 C2A-B4B-PP 432,44
Waktu rata-rata 728,11 Waktu rata-rata 455,87333