Materi Infus

12
Tindakan kanulasi vena perifer (pemasangan infus) banyak dilakukan terutama pada pasien – pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan di ruang operasi. Tindakan ini dilakukan untuk akses terapi cairan dan akses pemberian obat. Selain di ruang operasi, kanulasi vena perifer juga banyak dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD), untuk penanganan keadaan gawat darurat sirkulasi seperti perdarahan karena kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2009, tercatat kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia berjumlah 57.726 kasus dengan total korban 97.798 orang (Direktorat Jendral Perhubungan Darat,2010). Tindakan ini, juga diberikan sebagai akses untuk terapi cairan pada pasien yang mengalami dehidrasi (muntah dan mencret). Keadaan berkurangnya cairan tubuh, merupakan salah satu penyulit di suatu penyakit. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dan tidak cepat diatasi, dapat menyebabkan syok dan kematian. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006), bahwa keterampilan kanulasi vena perifer ini merupakan keterampilan klinis dengan tingkat kemampuan 3. Yaitu seorang lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi dan sebagainya). Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan. Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set (Potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu, serta untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. (Buku Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar Karya Husada. Buku Ketrampilan Dasar Praktik klinik kebidanan Penerbit Salemba Medika. ) Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah ditetapkan, sehingga kejadian

description

Materi Infus I

Transcript of Materi Infus

Page 1: Materi Infus

Tindakan kanulasi vena perifer (pemasangan infus) banyak dilakukan terutama pada pasien – pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan di ruang operasi. Tindakan ini dilakukan untuk akses terapi cairan dan akses pemberian obat. Selain di ruang operasi, kanulasi vena perifer juga banyak dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD), untuk penanganan keadaan gawat darurat sirkulasi seperti perdarahan karena kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2009, tercatat kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia berjumlah 57.726 kasus dengan total korban 97.798 orang (Direktorat Jendral Perhubungan Darat,2010). Tindakan ini, juga diberikan sebagai akses untuk terapi cairan pada pasien yang mengalami dehidrasi (muntah dan mencret). Keadaan berkurangnya cairan tubuh, merupakan salah satu penyulit di suatu penyakit. Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dan tidak cepat diatasi, dapat menyebabkan syok dan kematian. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006), bahwa keterampilan kanulasi vena perifer ini merupakan keterampilan klinis dengan tingkat kemampuan 3. Yaitu seorang lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi dan sebagainya).

Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan cara

memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) melalui transkutan dengan stilet tajam

yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan. Dan yang di maksud

dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan cairan atau obat langsung kedalam

pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set

(Potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi

darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem

pencernaannya terganggu, serta untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan

dari tubuh. (Buku Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar Karya Husada.

Buku Ketrampilan Dasar Praktik klinik kebidanan Penerbit Salemba Medika.)

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan

yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya

infeksi yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu

perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah ditetapkan,

sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan

infus dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).

Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian

sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam

pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan

atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)

Keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah :

Page 2: Materi Infus

1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh

dan komponen darah)

2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan

komponen darah)

3. Fraktur tulang, khususnya di pelvis (panggul) dan paha

4. Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi

5. Diare dan demam

6. Luka bakar luas        

7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung

1. TUJUAN PEMASANGAN INFUS

 

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,

elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan

secara adekuatmelalui oral

2. Memperbaiki keseimbangan asam basa

3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)

6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan

 Jenis- Jenis Cairan Infus

           ASERINGIndikasi:     Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.

Komposisi:Setiap liter asering mengandung:

Page 3: Materi Infus

                     Na 130 mEq

                     K 4 mEq

                     Cl 109 mEq

                     Ca 3 mEq

                     Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:                     Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami

gangguan hati

                     Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik

dibanding RL pada neonatus

                     Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi

dengan isofluran

                     Mempunyai efek vasodilator

                     Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,

           dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk

           edema serebral.

KA-EN 1B             Indikasi:

                     Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus

emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)

                     < 24 jam pasca operasi

                     Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya

             300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak

                     Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3BIndikasi:                     Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan

kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas

                     Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

                     Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

                     Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3Indikasi :                     Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan

Page 4: Materi Infus

kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas

                     Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

                     Mensuplai kalium 20 mEq/L

                     Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4AIndikasi :

                     Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

                     Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai

             kadar konsentrasi kalium serum normal

                     Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

                     Na 30 mEq/L

                     K 0 mEq/L

                     Cl 20 mEq/L

                     Laktat 10 mEq/L

                     Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4BIndikasi:                     Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun

                     Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia

                     Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:                     Na 30 mEq/L

                     K 8 mEq/L

                     Cl 28 mEq/L

                     Laktat 10 mEq/L

                     Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NSIndikasi: Untuk resusitasi

 Kehilangan Na > Cl, misal diare

 Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium     

            (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RLIndikasi:                     Resusitasi

Page 5: Materi Infus

                     Suplai ion bikarbonat

                     Asidosis metabolic

MARTOS-10Indikasi:                     Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik

                     Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres

berat dan defisiensi protein

                     Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam

                     Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN Indikasi:

                     Stres metabolik berat

                     Luka bakar

                     Infeksi berat

                     Kwasiokor

                     Pasca operasi

                     Total Parenteral Nutrition

                     Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600Indikasi:

                     Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI

                     Penderita GI yang dipuasakan

                     Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar,

trauma dan pasca operasi)

                     Stres metabolik sedang

                     Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN GIndikasi:                     Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolikringan

                     Nitrisi dini pasca operasi

                     Tifoid

5. Tujuan pemasangan infus

Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral

Page 6: Materi Infus

Memperbaiki keseimbangan asam basa

Memperbaiki volume komponen-komponen darah

Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

Memonitor tekan Vena Central (CVP)

Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.

6. Pasien yang harus di infus

Pasien seperti apa yang harus dilakukan pemasangan infus? Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena

Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin)

Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena

Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit

Pasien yang mendapatkan tranfusi darah

Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)

Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.

7. Daerah pemasangan infusPemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui

sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.Vena bagian mana saja yang boleh dipasang infus?

Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak).

Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka bakar, lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu), lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit.8. Prinsip pemasangan infusPrinsip pemasangan infusPrinsip pemasangan infus pada pediatric (anak) Karena vena klien sangat rapuh, hindari tempat-tempat yang mudah digerakkan atau digeser dan gunakan alat pelindung sesuai kebutuhan (pasang spalk kalau perlu)

Vena-vena kulit kepala sangat mudah pecah dan memerlukan perlindunga agar tidak mudah mengalami infiltrasi (biasanya digunakan untuk neonatus dan bayi)

Page 7: Materi Infus

Selalu memilih tempat penusukan yang akan menimbulkan pembatasan yang minimal

Prinsip pemasangan infuse pada lansia Pada klien lansia, sedapat mungkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil (24-26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran darah lebih lancar sehingga hemodilusi cairan intravena atau obat-obatan akan meningkat.

Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum (jaringan subkutan lansia hilang). Untuk menstabilkan vena, pasang traksi pada kulit di bawah tempat insersi

Penggunaan sudut 5 – 15 ° saat memasukkan jarum akan sangat bermanfaat karena vena lansia lebih superficial

Pada lansia yang memiliki kulit yang rapuh, cegah terjadinya perobekan kulit dengan meminimalkan jumlah pemakaian plester.

9. Prosedur pemasangan infusAlat yang harus disiapkan: Standar infuse

 Set infuse

Cairan sesuai program medic

 Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai

Pengalas

Torniket

Kapas alcohol

Plester

Gunting

Kasa steril

Betadin

Sarung tangan

Prosedur kerja:  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Cuci tangan

Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse

Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar

Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan

Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar )

Gunakan sarung tangan steril

Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol

Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas

Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena

Page 8: Materi Infus

Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse

Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan

Lakukan fiksasi dengan kasa steril

Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum

Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

 MACAM-MACAM CAIRAN INFUSSaat ini jenis cairan untuk terapi parenteral sudah tersedia banyak sekali dipasaran.

Kondisi  orang sakit membutuhkan cairan yang berbeda sesuai dengan penyakitnya. Cairan sebagai terapi seharusnyalah tepat sehingga dicapai efek yang optimal. Pemberian cairan yang salah bisa memperberat penyakit pasien. Rancangan cairan disesuaikan dengan kondisi patologis (Darmawan, 2007). Sementara itu Leksana (2010) membagi jenis cairan yang sering digunakan dalam pemberian terapi intravena  berdasarkan kelompoknya adalah sebagai berikut: 

      Cairan KristaloidCairan dengan berat molekul rendah ( < 8000 Dalton ) dengan atau tanpa glukosa, mempunyai tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke seluruh ruang ekstraseluler, dan mengandung elektrolit: Ringer lactate, Ringer’s solution, NaCl 0,9%, Tidak mengandung elektrolit: Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-rata memiliki tingkat osmolaritas yang lebih rendah dengan osmolaritas plasma. Contoh cairan tersebut adalah

1.    Normal Saline2.    Ringer Laktat (RL)3.    Dekstrosa4.    Ringer Asetat (RA)

      Cairan KoloidCairan dengan berat molekul tinggi ( > 8000 Dalton ), merupakan larutan yang terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran kapiler, digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya pemberian lebih kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek samping lebih banyak, dan lebih mahal.

Mekanisme secara umum memiliki sifat seperti protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran kapiler dan tetap berada dalam pembuluh darah, bersifat hipertonik dan dapat menarik cairan dari pembuluh darah. Oleh karena itu penggunaannya membutuhkan volume yang sama dengan jumlah volume plasma yang hilang. Digunakan untuk menjaga dan meningkatkan tekanan osmose plasma.Contohnya adalah

1.    Albumin2.    HES (Hydroxyetyl Starches)3.    Dextran

Page 9: Materi Infus

4.    Gelatin

      Cairan KhususCairan ini dipergunakan untuk indikasi khusus atau koreksi. Adapun macam-macamnya adalah sebagai berikut :

1.      MANNITOL2.      ASERING3.      KA-EN 1B4.      KA-EN 3A & KA-EN 3B5.      KA-EN MG36.      KA-EN 4A7.      KA-EN 4B8.      Otsu-NS9.      MARTOS-1010.  AMINOVEL-60011.  PAN-AMIN G12.  TUTOFUSIN OPS

Barbara kozier, 2010. Buku Ajar  Fundamentak Keperawatan : Konsep, Proses,

dan Praktik.Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Masrifatul. 2011. Praktik Kebutuhan Dasar

Manusia. Surabaya.Health  Book.