Materi - General Anestesi

28
ANESTESI UMUM SMF ANESTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

description

hyd

Transcript of Materi - General Anestesi

ANESTESI UMUM  

 

SMF ANESTESI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

PENDAHULUAN Anestesi berasal dari bahasa Yunani an (tidak,

tanpa) dan aesthetes (persepsi, kemampuan untuk merasa).

Kata anestesi diperkenalkan pertama kali oleh Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.

Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu analgetik dan anestesi.Analgetik : obat pereda nyeri tanpa

disertai hilangnya kesadaran. Anestesi : menyebabkan hilangnya

kesadaran.

Anestesi dibagi menjai dua kelompok yaitu : 1. anestesi lokal, yaitu hilang rasa sakit

tanpa disertai hilangnya kesadaran2. anestesi umum, yaitu hilang rasa sakit

disertai hilang kesadaran.

TEORI

Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar dan hilangnya refleks pelindung yang dihasilkan dari satu atau lebih agen anestesi umum. 

Berbagai obat dapat diberikan, dengan tujuan keseluruhan untuk memastikan hipnosis , amnesia ,analgesia , relaksasi otot rangka.

TUJUAN ANESTESI

Anestesi memiliki beberapa tujuan termasuk :

Sedasi : hilangnya kesadaran Analgesia : hilangnya respon terhadap nyeri Muscle relaxant : relaksasi otot rangka

PERSIAPAN UNTUK ANESTESI UMUM

Anamnesis : Apakah pernah mendapat anesthesia sebelumnya.

Pemeriksaan fisik : dilakukan pemeriksaan keadaan gigi-geligi, tindakan buka mulut. Apakah lidah relative besar, leher pendek dan kaku.

Pemeriksaan laboratorium : atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan penyakit yang sedang dicurigai, misalnya pemeriksaan darah (Hb, lekosit, masa perdarahan dan masa pembekuan) dan urinalisis.

MASUKAN ORAL (PUASA)

Refleks laring mengalami penurunan selama anesthesia.

Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada pasien-pasien yang menjalani anesthesia.

Dewasa : 6-8 jam Anak kecil : 4-6 jam Bayi : 3-4 jam.

PREMEDIKASI

Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya : Meredakan kecemasan dan ketakutan Memperlancar induksi anesthesia Meminimalkan jumlah obat anestetik Mengurangi mual muntah pasca bedah Menciptakan amnesia

Sungkup muka : Pemakaian sungkup muka berguna untuk menyalurkan oksigen atau gas anestesi ke pasien.

Endotracheal tube (ETT) : ETT dapat digunakan untuk memberikan gas anestesi secara langsung ke trakea dan memberikan ventilasi dan oksigenasi terkontrol.

Sungkup laring (Laringeal mask airway = LMA) : LMA digunakan untuk menggantikan sungkup muka atau ETT saat pemberian anestesi, untuk membantu ventilasi dan jalur untuk ETT pada pasien dengan jalan nafas sulit.

PERSIAPAN OBAT

SedatifMiloz (Midazolam) : obat induksi tidur jangka pendek.

InduksiPropofol : untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum.

AnalgesikFentanil : analgesik dengan kekuatan 100x morfin.

Pelemah ototAtracurium (Notrixum) : sebagai pelemah otot

TEKNIK ANESTESI UMUM

Induksi anestesi Induksi intravena Induksi intramuskular Induksi inhalasi Induksi per rektal Obat pelemah otot

INDUKSI ANESTESI

Induksi anestesi : Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan.

S : Scope Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringoskop pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

T : Tubes Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan usia > 5 tahun dengan balon (cuffed).

A : Airway Pipa mulut-faring (Guedel,orotracheal airway) dan pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.

T : Tape Plester untuk fiksasi pipa agar tidak terdorong atau tercabut

I : Introducer Mandrin atau stillet untuk memandu agar pipa trakea mudah dimasukkan

C : Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia

S : Suction Penyedot lender dan ludah

Induksi intravenaInduksi intravena agen induksi seperti propofol (recofol, diprivan). Propofol diberikan dengan kepekatan 1% menggunakan dosis 2-3 mg / kgBB. Penggunaan propofol dikaitkan dengan kurang mual dan muntah pasca operasi dan pemulihan terjadi lebih cepat.

Induksi intramuscularKetamin (ketalar) yang dapat diberikan secara intramuscular dengan dosis 5-7 mg/kgBB dan setelah 3-5 menit pasien tidur.

Induksi inhalasiInduksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan (fluotan) atau sevofluran. Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2.Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk.Induksi dengan enfluran (etran), isofluran (foran, aeran) atau desfluran jarang dilakukan, karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.

Induksi per rektalCara ini hanya untuk anak atau bayi menggunakan thiopental atau midazolam.

Pelumpuh ototBertindak melumpuhkan otot, termasuk otot-otot pernapasan. Antara pelemas otot yang dapat digunakan adalah suksinil kolin, atrakurium, vekuronium, pankuronium.

OBAT ANESTESI Analgetik narkotik

a.Morfin Dosis dewasa 8-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB)

intramuskular Obat ini digunakan untuk mengurangi

kecemasan dan ketegangan pasien menjelang pembedahan. Kerugiaan penggunaan morfin, pulih pasca bedah lebih lama. Penyempitan bronkus dapat timbul pada pasien asma. Mual dan muntah pasca bedah ada.

b.Pethidin Dosis 1mg/kg bb dewasa Menekan tekanan darah dan pernafasan, juga

merangsang otot polos.

Barbiturat a.Pentobarbital dan sekobarbital sering digunakan untuk menimbulkan sedasi dan

menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi. Obat ini dapat diberikan secara oral atau intra

muscular. Pada dewasa dosis 100-200mg Pada bayi dan anak-anak dosis 2mg/kg bb. Pasien yang mendapat barbiturat sebagai

premedikasi biasanya bangun lebih cepat daripada bila menggunakan narkotika.

Antikolinergik  Atropin efektif sebagai anti mual dan muntah. Disamping itu efek lainnya adalah melemaskan

tonus otot polos organ-organ dan menurunkan spasme gastrointestinal.

Dosis 0,4-0,6 mg intramuscular bekerja setelah 10-15 menit.

OBAT PENENANG (TRANQUILIZER)

a.Diazepam. Pemberian dosis rendah, bersifat sedatif

sedangkan dosis besar hipnotik. Dosis premedikasi dewasa 10 mg IM atau 5-10

mg oral dengan dosis maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg IV.

b.Midazolam. Midazolam mempunyai awal dan lama kerja lebih

pendek daripada diazepam. Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB,

disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. pada orang tua dan pasien lemah, dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.

OBAT PELUMPUH OTOT

Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuskular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka.

Pada anestesi umum obat ini memudahkan dan mengurangi cedera tindakan laringoskopi dan intubasi trakea, serta memberi relaksasi otot yang dibutuhkan dalam pembedahan dan ventilasi kendali.

OBAT PELUMPUH OTOT

a.PavulonMulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama 30-40 menit. Memiliki efek akumulasi pada pemberian berulang.Dosis awal untuk relaksasi otot 0,08 mg/kgBB intravena pada dewasa.

b.Suksametonium (suksinil kolin)Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit. Dosis intubasi 1-1,5 mg/kgBB intravena.

OBAT ANESTESI INHALASI

a. Dinitrogen monoksida(N2O/gas gelak). N2O merupakan gas yang tidak berwarna, berbau manis,

tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari udara. Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam

kombinasi N2O:O2. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan

dengan perbandingan 20% : 80%, untuk induksi 80% : 20%, dan pemeliharaan 70% : 30%.

b.Halotan Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak,

tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime,dan mudah diuraikan cahaya. Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah.

Dosis induksi 2-4% dan pemeliharaan 0,5-2%.

OBAT ANESTESI INTRAVENA

a. Propofol Propofol digunakan untuk induksi dan

pemeliharaan dalam anastesia umum Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak

berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).

Dosis induksi adalah 2,0-2.5 mg/kg IV, untuk sedasi 25-75 µg/kg/min dengan I.V infuse.

Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal 0,2%.

b.Tiopental Merupakan obat anestesi umum barbiturat

short acting Dapat mencapai otak dengan cepat dan

memiliki onset yang cepat (30-45 detik). Dosis yang banyak atau dengan

menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan hilangnya kesadaran.

Dosis 3-5 mg/kg.

c.Ketamin Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil

sikloheksilamin, merupakan “rapid acting non barbiturate”.

Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah – muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk.

Ketamin diberikan secara I.V atau I.M. Dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara

I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M Dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB

TERIMA KASIH