Materi - General Anestesi 5

67
GENERAL ANESTESI

description

anst

Transcript of Materi - General Anestesi 5

Page 1: Materi - General Anestesi 5

GENERAL ANESTESI

Page 2: Materi - General Anestesi 5

PENDAHULUAN

• Kata anastesi diperkenalkan oleh oliver Wendell Holmes sebagai keadaan tidak sadar yang sementara karena pemberian obat, bertujuan menghilangkan nyeri pembedahan

• Anestesiologi ialah ilmu yang pada awalnya berprofesi menghilangkan rasa nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama dan sesudah pembedahan

Page 3: Materi - General Anestesi 5

The American Board of Anesthesiology 1898

Kegiatan profesi atau peaktek yang meliputi hal-hal :1. Menilai, merancang, mempersiapkan pasien untuk anestesia2. Membatu pasien menghilangkan nyeri pada saat pembedahan, persalinan

atau pada saat dilakukan tindakan diagnostik-terapeutik3. Memantau dan memperbaiki homeostasis pasien perioperatif dan pada

pasien dalam keadaan kritis4. Mendiagnosis dan mengobati sindroma nyeri5. Mengelola dan mengajarka resusitasi jantung paru (RJP)6. Membuat evaluasi fungsi pernafasan dan mengobati gangguan pernafasan7. Mengajarkan, memberi supervisi dan mengadakan evaluasi tentang

penampilan personil paramedik dalam bidang anestesi, perawatan pernafasan dan perawatan pasien dalam keadaan kritis.

8. Mengadakan penelitian tentang ilmu dasar dan ilmu klinik untuk menjelaskan dan memperbaiki perawatan pasien terutama tentang fungsi fisiologi dan respon terhadap obat.

9. Melibatkan diri dalam administrasi rumah sakit. Pendidikan kedokteran dan fasilitas rawat jalan yang diperlukan untuk implementasi pertanggung jawaban.

Page 4: Materi - General Anestesi 5

Anastesia umum

PENILAIAN DAN PERSIAPAN PRA ANESTESITujuan :

mengurangi angka kesakitan operasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

Page 5: Materi - General Anestesi 5

Penilaian Prabedah

1. Mencocokan identitas pasien dengan dengan gelang dan dokumen pasien

2. Menanyakan kembali hari dan jenis bagian tubuh yang akan dioperasi

3. Anamnesis • Riwayat anestesia sebelumnya (alergi, mual-muntah,

sesak nafas pasca bedah)4. Pemeriksaan Fisik5. pemeriksaan laboratorium6. Kebugaran untuk anastesi

Page 6: Materi - General Anestesi 5

KLASIFIKASI STATUS FISIKKelas IPasien normal yang sehat CONTOH : Pasien bugar dengan hernia

inguinal

Kelas IIPasien dengan penyakit sistemik ringanCONTOH :Hipertensi esensial, diabetes ringan

Kelas IIIPasien dengan penyakit sistemik berat yang tidak melemahkan sehingga aktivitas rutin terbatasCONTOH :Angina, insufisiensi pulmoner sedang sampai berat

Kelas IVPasien dengan penyakit sistemik yang melemahkan dan merupakan ancaman konstan terhadap kehidupanCONTOH :gagal jantung

Kelas VPasien sekarat yang diperkirakan tidak bertahan selama 24 jam dengan atau tanpa operasiCONTOH: Ruptur aneurisma aorta,

Kelas VIMBO

EKasus-ksus emergensi diberi tambahan hurup “E” ke angka.

Page 7: Materi - General Anestesi 5

PREMEDIKASIPemberian obat-obat tertentu sebelum tindakan anestesia , untuk membantu induksi anestesia dengan tujuan melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesi, diantaranya

1. Mengurangi kegelisahan /kecemasan2. Mengurangi sekresi saliva3. Mencegah refleks2 yang tidak diinginkan4. Sebagai bagian dari anestesia := memudahkan induksi anestesia=

mengurangi dosis obat yangdiperlukan untuk anestesia5. Menghasilkan amnesia6. Menghasilkan analgesia7. Mencegah muntah post-operatif

Contoh GOLONGAN SEDATIF: BENZODIAZEPIN (mengurangi kecemasan)Diazepam peroral 10-15 mg beberapa jam sebelum induksi anastesi

Page 8: Materi - General Anestesi 5

Induksi dan Rumatan AnastesiInduksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan.-intravena, -inhalasi, -intramuskular atau -rectal.

Page 9: Materi - General Anestesi 5

Untuk persiapan induksi anestesi kita ingat kata STATICS :

S : Scope Stetoskop, untuk mendengar suara paru dan jantung. laringo-scope. Pilih bilah atau daun yang sesuai dengan usia pasien. lampu harus cukup terang.

T: Tubes Pipa trakea. pilih sesuai usia, usia <> 5 tahun dengan balon.

A: Airway Pipa mulut-faring ( Guedel, orotracheal airway ) atau pipa hidung-faring ( naso-tracheal airway ). pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.

T: Tape Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

I : Introduser Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik ( kabel) yang mudah dibengkokan untuk memandu supaya pipa trachea mudah dimasukan.

C: Conector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.

S: Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainya.

Page 10: Materi - General Anestesi 5

Induksi intravena

Induksi intravena hendaknya dikerjakan dengan hati-hati, pelan-pelan, lembut dan terkendali. Obat induksi disuntikan dalam kecepatan antara 30 - 60 detik.

Selama induksi anestesi, pernapasan pasien, nadi dan tekanan darah harus diawasi dan selalu diberikan oksigen. Induksi cara ini dikerjakan pada pasien yang kooperatif.

Page 11: Materi - General Anestesi 5

Jenis - jenis Obat induksi intravena

1. Tiopental ( tiopenton, pentotal) diberikan sacara intravena dengan kepekatan 2,5% dan dosis antara 3 - 7 mg/kgBB. Keluar vena menyebabkan nyeri. pada anak dan manula digunakan dosis rendah dan dewasa muda sehat dosis tinggi.

2. Propofol ( Recofol, diprivan ) intravena dengan kepekatan 1 % menggunakan dosis 2 - 3 mg/kgBB, suntikan Propofol intavena sering menyebabkan nyeri, sehingga satu menit sebelumnya sering diberikan lidokain 1 mg/kgBB secara intravena.

3. Ketamin ( Katalar ) intravena dengan dosis 1 - 2 mg/kgBB. Pasca anestesia dengan ketamin sering menimbulakan halusinasi, karena itu sebelumnya dianjurkan menggunakan sedatif seperti midazolam ( dormikum ). ketamin tidak dianjurkan pada paien dengan tekanan darah tinggi ( tekanan darah > 160 mmHg. Ketamin menyebabkan pasien tidak sadar, tetapi dengan mata terbuka.

Page 12: Materi - General Anestesi 5

Induksi intramuskular

• Ketamin (ketalar) dosis 5-7mg/kgBB

Page 13: Materi - General Anestesi 5

Induksi inhalasi• Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan ( fluotan ) atau

sevofluran. Cara induksi ini dikerjakan pada bayi atau anak-anak yang belum terpasang jalur vena atau pada orang dewasa yang takut dengan suntik.

• Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2 induksi dimilai dengan aliran O2> 4 liter/menit atau campuran N2O : O2 = 3 : 1 aliran > 4 liter, dimulai dengan halotan 0,5 vol % sampai konsentrasi yang dibutuhkan. Kalau pasien batuk konsentrasi halotan dituurnkan untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan.

Page 14: Materi - General Anestesi 5

Rumatan Anestesia

• Rumatan anestesia dapat dikerjakan dengan secara intravena ( anestesia intravena total ) atau dengan campuran intravena inhalasi.

• Rumatan anestesia biasanya mengacu pada Trias anestesia yaitu Tidur ringan ( hipnotis ) sekedar tidak sadar, analgesia cukup, diusahakan agar pasien selama pembedahan tidak menimbulakan nyeri dan relaksasi otot luruk yang cukup.

• Rumatan anestesi intravena misalnya denganmenggunakan opioid dosis tinggi, fentanil 10 - 50 microgram/ kgBB. Dosis tinggi opioid menyebabkan pasien tidur dengan anlgesia cukup, sehingga tinggal memberikan relaksasi pelumpuh otot

Page 15: Materi - General Anestesi 5

Tatalaksana Jalan Nafas

Hubungan jalan nafas dan dunia luar melalui 2 jalan:

1.Hidung (menuju nasofaring)2.Mulut (menuju orofaring)

Page 16: Materi - General Anestesi 5

Obstruksi jalan nafasTanda :1. Stridor2. Nafas cuping hidung3. Retraksi trakea4. Retraksi toraks

Koreksi :1. Tripel airway manuver2. Pharyngeal airway3. Laryngeal mask airway4. Endotracheal tube

Page 17: Materi - General Anestesi 5

Manuver Tripel Jalan Nafas

1.Kepala ekstensi pada sendi otot atlanto-oksipital2.Mandibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibula3.Mulut dibuka

Page 18: Materi - General Anestesi 5

Jalan nafas faring1. NPA (naso-pharyngeal

airway) Bentuk spt pipa bulat

berlubang tengahnya dibuat dari karet lateks lembut, pemasangan pipa diolesi dengan jelly

2

2.OPA (oro-pharyngeal airway) - Bentuk pipa gepeng lengkung

seperti huruf C berlubang di tengahnya dengan salah satu

ujungnyanbertangkai dengan dinding lebih keras

- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau sungkup laring utk menjaga patensi kedua alat tersebut dari gigitan pasien

Page 19: Materi - General Anestesi 5

Sungkup muka

Page 20: Materi - General Anestesi 5

Laryngeal mask airway

Page 21: Materi - General Anestesi 5

Laringoskopi dan intubasi

Laringoskop :Alat yang digunakan untuk melihat laring secara

langsung supaya dapat memasukan pipa trakea dengan baik dan benar

Page 22: Materi - General Anestesi 5

Indikasi intubasi trakea

a. Mempermudah pemberian anestesia.b. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan kelancaran pernafasan.c. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi isi lambung (pada keadaan tidak sadar, lambung penuh dan tidak ada refleks batuk).d. Mempermudah pengisapan sekret trakheobronchial.e. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama.f. Mengatasi obstruksi laring akut.

Page 23: Materi - General Anestesi 5

Kesulitan intubasi• Leher pendek berotot• Mandibula menonjol• Maksila/gigi depan

menonjol• Uvula tak terlihat

Komplikasi intubasiSelama intubasi• Trauma gigi geligi• Laserasi bibir, gusi laring• Merangsang saraf simpatisSetelah ekstubasiSpasme laringGangguan fonasiEdema glotis-subglotisInfeksi laring, faring, trakea,

Page 24: Materi - General Anestesi 5

Anestesi intravena• Teknik anestesi intravena merupakan suatu teknik

pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti diazepam dan analgetik narkotik.

• Induksi anestesi seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional

• Dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat – obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, Diazepam , Dehidrobenzoperidol, Fentanil, Ketamin dan Propofol.

Page 25: Materi - General Anestesi 5

INDIKASI ANESTESI INTRAVENA

1. Obat induksi anesthesia umum2. Obat tunggal untuk anestesi pembedahan

singkat 3. Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat4. Obat tambahan anestesi regional5. Menghilangkan keadaan patologis akibat

rangsangan SSP (SSP sedasi)

Page 26: Materi - General Anestesi 5

Propofol

Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal dengan nama dagang Diprivan.

Pertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun 1977 sebagai obat induksi.

Propofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien dewasa dan pasien anak – anak usia lebih dari 3 tahun.

Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg)

dosis bolus induksi 2-2,5 mg/kg, rumatan anestesi intravena total 4-12mg/kg/jam, dosis sedasi 0,2mg/kg

Page 27: Materi - General Anestesi 5

Tiopental Pertama kali diperkenalkan tahun 1963. Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium Penthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik).

Dikemas dalam bentuk tepung bubuk warna kuning, berbau belerang. Sebelum digunakan larutkan dalam aquades stedril sampe kepekatan 2,5% (1ml=25mg)

Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-5 mg/kg.

bergantung dosis dan kecepatan suntikan dapat menyebabkan pasien berada dalam keadaan sedasi, hipnosis, anestesia atau depresi nafas

Page 28: Materi - General Anestesi 5

Ketamin Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ.10 Efek muncul dalam 30 – 60 detik setelah pemberian secara I.V dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah 15 – 20 menit. Jika diberikan secara I.M maka efek baru akan muncul setelah 15 menit.

Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak.

Dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 3 – 10 mg/Kgbb I.M dikemas dalam cairan bening kepekatan

Page 29: Materi - General Anestesi 5

Opioid (morfin,petidin,fentanil)

untuk anestesia opioid fentanil digunakan dosis induksi 20-50 mg/kg

Rumatan 0,3-1 mg/kg/menit

Page 30: Materi - General Anestesi 5

Anestesi Inhalasi

Obat – obatan inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah absorpsi yang cepat melalui paru – paru.

Pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan. Obat anestesi inhalasi umumnya digunakan untuk memelihara anestesi.

Page 31: Materi - General Anestesi 5

Anestesi Inhalasi

Obat anestesi inhalasi dapat berbentuk gas dan berbentuk cair yang melalui alat penguap akan diubah menjadi gas. Obat – obatan anestesi yang diberikan secara inhalasi antara lain N2O ( Nitrouse Oxide ), halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan sevofluran.

Page 32: Materi - General Anestesi 5

Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli selama induksi ditentukan oleh :

1. Konsentrasi inspirasi2. Ventilasi alveolar3. Koefisien darah/gas4. Curah jantung / aliran darah paru5. Hubungan ventilasi-perfusi

Eliminasi 1. Sebagian besar gas anestetik dikeluarkan oleh badan lewat paru2. Sebagian dimetabolisir oleh hepar3. Sisa metabolisme yang larut dalam air dikeluarkan melalui ginjal

Page 33: Materi - General Anestesi 5

N2OGas N20 banyak digunakan dalam bidang anestesi sebagai maintenance dari anestesi, dimana gas N2O akan mengurangi kebutuhan gas anestesi lain seperti halothan, isoflurane, dan sevoflurane.

Oleh karena itu, gas N2O merupakan gas yang harus tersedia untuk anestesi meskipun tanpa zat tersebut anestesi masih dapat dilakukan.

Page 34: Materi - General Anestesi 5

N2Ozat dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna biru. Pemberian anestesia dengan N2O harus disertai 02 minimal 25%

bersifat anestetik lemah, namun analgesik kuat sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan

Page 35: Materi - General Anestesi 5

Halotan

Halotan merupakan anestetik golongan hidrokarbon. Halotan menjadi standar bagi anestetik lain yang kini banyak di pakai karena dari zat inilah semua semua itu dikembangkan.Halotan berbentuk cairan tidak berwarna ,berbau enak,tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak meskipun dicamour dengan oksigen.

Page 36: Materi - General Anestesi 5

• Halotan merupakan anestetik yang kuat dengan efek analgesia yang lemah.Induksi dan tahapan anestesia dilalui dengan mulus,dan pasien segera bangun setelah anestetik dihentikan.Halotan diberikan dengan alat khusus dan penetuan kadar harus dapat dilakukan dengan cepat.

• Halotan secara langsung menghambat otot jantung dan otot polos pembuluh darah serta menurunkan aktivitas saraf simpatis.

Page 37: Materi - General Anestesi 5

• Napas spontan rumatan anestesia sekitar 1-2 vol % dan pada napas kendali 0,5-1 vol%

• Pada bedah caesar dibatasi max 1 vol%, karena relaksasi uterus akan menimbulkan perdarahan

Page 38: Materi - General Anestesi 5

Enfluran

• Dimetabolisme 2-8% oleh hepar menjadi produk nonvolatil yg dikeluarkan oleh urin

• Induksi dan pulih lebih cepat daripada halotan dan isofluran

• Efek depresi napas lebih kuat dari halotan dan enfluran lebih iritatif dari halotan

• Efek relaksasi otot lurik lebih baik dari halotan

Page 39: Materi - General Anestesi 5

Isofluran

• Halogensi eter• Menurunkan laju metabolisme otak terhadap oksigen,

tetapi meninggikan aliran darah otak dan TIK• Peninggian aliran darah otak dan TIK dapat dikurangi

dengan teknik hiperventilasi, sehingga isofluran banyak digunakan untuk bedah otak

• Isofluran dengan dosis >1% terhadap uterus hamil relaksasi dan kurang respon jika diantisipasi dengan oksitosin shga dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan

Page 40: Materi - General Anestesi 5

Desfluran

• Dessfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya mirip isofluran.

• Desfluran sangat mudah menguap dibandingkan anestesi volatil lain, sehingga perlu menggunakan vaporizer khusus (TEC-6). Titik didihnya mendekati suhu ruangan (23.5C).

• Potensinya rendah Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan hipertensi Efek depresi napasnya seperti isofluran dan etran

Page 41: Materi - General Anestesi 5

Sevofluran

• Merupakan halogenasi eter• Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan

dengan isofluran• Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas• Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang

menyebabkan aritmia• Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum

ada laporan toksik terhadap hepar• Setelah pemberian dihentikan sevofluran cepat dikeluarkan

oleh badan

Page 42: Materi - General Anestesi 5

Mesin dan peralatan anestesi

Fungsi mesin anestesi ( mesin gas) ialah menyalurkan gas atau campuran gas anestetik yang aman kerangkaian sirkuit anestetik yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa campuran gas dari pasien.

Mesin yang aman dan ideal adalah mesin yang memenuhi persyaratan berikut:

a. Dapat menyalurkan gas anestetik dengan dosis tepatb. Ruang rugi ( dead space ) minimalc. Mengeluarkan CO2 dengan efesiend. Bertekanan rendahe. Kelembaban terjaga dengan baikf. Penggunaannya sangat mudah dan aman

Page 43: Materi - General Anestesi 5

Komponen Dasar Mesin Anestesi

Secara umum mesin anestesi terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan, yaitu :

a. Komponen 11) Sumber gas2) Penunjuk aliran gas ( PAG ) atau

flowmeter3) Dan alat penguap ( vaporizer )4) Oksigen flush control yang dapat

mengalirkan O2 murni 35-37 Liter/menit tanpa melalui meter aliran gas pada keadaan darurat

b. Komponen 2Sirkuit nafas : system

lingkar, system magillc. Komponen 3

A1at yang menghubungkan sirkuit nafas dengan pasien : sungkup muka (face mask), pipa endotrakeal ( ETT )

Page 44: Materi - General Anestesi 5
Page 45: Materi - General Anestesi 5

Sistem atau sirkuit anestesi

• Alat yang bukan saja untuk menghantarkan gas atau uap anestetik dan oksigen ke saluran jalan nafas atas pasien tetapi juga harus sanggup membuang karbondioksida dengan mendorong dan atau dengan mengisapnya dengan kapur barus

Page 46: Materi - General Anestesi 5

• Sirkuit anestesi terdiri umumya terdiri dari :– Sungkup muka, sungkup laring atau pipa trakea– Katup ekspirasi– Pipa ombak, pipa cadang– Kantong cadang– Tempat masuk campuran gas anestetik dan

oksigen

Page 47: Materi - General Anestesi 5

Pelumpuh otot

• Disebut juga sebagai obat blokade neuro-muskular

Page 48: Materi - General Anestesi 5

• Pelumpuh obat depolarisasi bekerjanya seperti asetil-kolin, tetapi di celah saraf otot tidak dirusak oleh kolinesterase, ditandai dengan fasikulasi yang disusul relaksasi otot lurik

• Yang termasuk golongan ini ialah suksinilkolin dan dekametonium

Page 49: Materi - General Anestesi 5

• Pelumpuh otot nondepolarisasi berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak menyebabkan depolarisasi

Page 50: Materi - General Anestesi 5

• Penawar pelumpuh otot mencegah asetilkolin-esterase bekerja

• Yang sering digunakan ialah neostigmin, piridostigmin dan edo[phonium

Page 51: Materi - General Anestesi 5

Ventilator mekanik

• Alat yang menghasilkan tekanan positif secara ritmik untuk mengembangkan paru selama ventilasi artifisial

Page 52: Materi - General Anestesi 5

• Fungsi ventilator umumnya :– Mengembangkan paru selama inspirasi– Dapat mengatur waktu dari inspirasi ke ekspirasi– Mencegah paru untuk menguncup sewaktu

ekspirasi– Dapat menngatur waktu, dari fase ekspirasi ke

fase inspirasi

Page 53: Materi - General Anestesi 5

• Ventilator mekanik yang canggih dilengkapi oleh monitor sebagai berikut :– Pengukur tekanan– Pembatas tekanan untuk mencegah paru dari

barotrauma– Pengaman (alarm) tekanan tinggi dan tekanan

rendah– Pengatue volum paru (spirometer)

Page 54: Materi - General Anestesi 5

• Fase Inspirasi– Semua VM dijalankan oleh gas bertekaan dan

motor listrik• Jika gas dialirkan ke jalan nafas atas, a;iran

udara ke paru dan volume inspirasi ditentukan oleh rumus :– Aliran = perbedaan tekananjalan

nafas-alveolar/resistensi jalan nfas– Volum = kenaikan tekanan dalam alveolar x

komplien

Page 55: Materi - General Anestesi 5

• Fase Perubahan Ekspirasi ke Inspirasi– Ada 4 jenis :• Putaran volum• Putaran waku• Putaran tekanan• Putaran aliran

Page 56: Materi - General Anestesi 5

• Fase Ekspirasi– Paru dibiarkan kuncup sendiri sampai tekanan 1

atmosfir atau setelah tercapai tekanan akhir ekspirasi positif (PEEP, positive and expiraory pressure)

Page 57: Materi - General Anestesi 5

Tatalaksana Nyeri

• Reseptor nyeri ialah ujung-ujug saraf bebas. Nyeri dapat memicu mual muntah melalui peningkatan sirkulasi katekolamin akibat stress

• Mekanisme nyeri– Nyeri timbul setelah menjalani proses transduksi,

transmisi, modulasi dan persepsi

Page 58: Materi - General Anestesi 5

• Tatalaksana penhilang nyeri digunakan analgetik golongan opioid untuk nyeri hebat dan golongan NSAID untuk nyeri sedang dan ringan

• Metode menghilangkan nyeri dapat menggunakan cara sistemis (oral, rektal, transdermal, sublingual, subkutan,intra muskular, inytra vena)

Page 59: Materi - General Anestesi 5

• Opioid– Disebut juga sebagai analgetika narkotika yang

sering digunakan untuk dalam anestesi untuk mengendalika nyeri saat pembedahan dan nyeri paska pembedahan

Page 60: Materi - General Anestesi 5

• Opioid– Digolongkan menjadi :• Agonis, mengaktifkan reseptor. Contoh : morfin,

papaveretum, petidin, fentanil• Antagonis, tidak mengaktifkan resptor dan secara

bersamaan mencegah agonis merangsang reseptor. Contoh : nalokson, naltreson• Agonis-antagonisContoh. Pentasosin, nalbufin, butarfanol

Page 61: Materi - General Anestesi 5

Anestesi inhalasi eter

• Penatalaksanaan Anestesia– Premedikasi• Sulfas atropin atau skopolamin 0,01 mg/kgbb i.m atau

i.v vagolitik, anti sekresi• Droperidol ,05-o,10 mg/kg bb i. Atau i.v. Anti mual

muntah• Opoid, misanya morfin 0,1-0,2 mg/kg bb i.m atau i.v.

Vagomimetik mengibangi simpatoimetik eter

Page 62: Materi - General Anestesi 5

– Induksi• Induksi inhalasi tetes terbuka deng kloretil atau dengan

halotan. Teteskan sedikit demi sedikit pada sungkup muka khusus (Schimmelbuusch) sampai pasien tidur.• Induksi intravena atau intramuskular. Biasanya

digunakan induksi tiopental 3-5 mg/kgbb i.v atau ketamin 1-2 mg/kg bb i.v atau keta,in 5 mg/kgbb i.m• Pemeliharaan

– Pemeliharaan degan tetes terbuka nafas spontan– Untuk memelihara anestesi dapat digunakan EMO– Untuk napas kendali dengan plumpuh otot kadar tr cukup 2-4

vol %

Page 63: Materi - General Anestesi 5

Monitoring Perianestesi

• Tujuan monitoring untuk membantu anestesi mendapatkan informasi fungsi organ vital selama perianestesi, supaya dapat bekerja dengan aman

• Monitoring yang standard yaitu stetoskop, prekordial/esofageal, manset tekanan darah, ekg, oksimeter dan termometer

Page 64: Materi - General Anestesi 5

• Monitoring kardiovaskular– Non invasif (tidak langsung)• Nadi• Tekanan darah• Banyaknya perdarahan

– Invasif• Iasanya digunakan untuk bedah khusus atau keadaan

umum kurang baik dengan menggunakan kanulasi

Page 65: Materi - General Anestesi 5

• Monitoring respirasi– Tanpa alat– Stetoskop– Oksimetri denyut– Kapnometri, untuk mengetahui secara kontinyu

kadar karbondioksida dalam udara inspirasi atau ekspirasi

• Monitoring suhu badan

Page 66: Materi - General Anestesi 5

• Monitoring ginjal– Untuk mengetahui keadaan sirkulasi ginjal. Secara

ruitin digunakan kateter Foley kaert lunak

• Monitoring blokade neuromuskular– Untuk mengetahui apkah relaksasi otot sudah cukup

baik atau sebaliknya setelah anestesi apakah tonus otot sudah kembali normal

• Monitoring SSP

Page 67: Materi - General Anestesi 5

• Monitoring khusus– Monitorirng tambahan yang digunakan untuk

bedah khusus atau bedah mayor seperti bedaah jantung, bedah otak dengan posisi telugkup, duduk, bedah dengan teknik hipotensi atau hipotermi dan bedah pada pasien dengan keadaan umum kurang baik yang disertai oleh kelainan sistemik